laporan osfis eza
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
BAB I
TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan praktikum ini, praktikan dihadarapkan dapat :
1. Menentukan harga salinitas berdasarkan konduktivitas air laut.
2. Menghitung densitas berdasarkan kedalaman, suhu dan salinitas.
3. Membuat grafik berupa kurva temperature, salinitas dan densitas terhadap
kedalaman serta mampu mengintepretasikan jenis lapisan.
4. Membuat kontur temperature, salinitas dan densitas serta mencoba
menginterpretasikannya.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Temperatur
2.3.1 Distribusi Temperatur secara vertical
Temperatur adalah salah satu parameter kualitas perairan.
Distribusi temperature secara vertical dapat dibedakan menjadi tiga
lapisan, yaitu :
1. Lapisan homogen (mixed layer) adalah lapisan yang berada di
kedalaman 10 – 500 m dari permukaan air laut. Lapisan ini
terbentuk akibat pengaruh angin dan gelombang laut pada lapisan
atas sehingga terbentuk suatu lapisan yang homogen akibat
teraduk-aduk
2. Lapisan Thermocline adalah lapisan yang berada di kedalaman
500 – 1000 m dari permukaan air laut. Pada lapisan thermokline ini
penurunan suhu atau temperature sangat cepat sekali.
3. Lapisan dalam (deep layer) adalah lapisan yang berada di
kedalaman >1000 m. Pada lapisan dalam (deep layer) ini
temperature atau suhu perairan mulai turun perlahan lahan dan
stabil.
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi ketiga lapisan ini
diantaranya adalah :
2
a. Posisi geografis suatu perairan : posisi geografis sangat menentukan temperature suatu perairan dikarenakan apabila semakin dekat dengan wilayah kutub temperature laut akan semakin rendah sebaliknya apabila posisi geografis perairan tersebut lebih dekat dengan garis katulistiwa maka suhu perairan tersebut akan cenderung bersuhu lebih tinggi disbanding wilayah subtropics dan kutub.
b. Waktu, berkaitan dengan musim : musim sangat mempengaruhi temperature suatu perairan dikarenakan suhu diatas permukaan air laut akan mempengaruhi pula suhu di dalam pemukaan air laut
(Eka Djunarsjah, 2005)
2.3.2 Distribusi Temperatur secara Horisontal
Distribusi temperature di muka bumi ini sangatlah bervariasi
karena pemanasan yang tidak merata di permukaan bumi. Hal ini yang
menyebabkan daerah tropis memiliki air laut yang lebih hangat , di
bandingkan daerah lintang tinggi yang jarang terkenas panas matahari.
Secara horizontal, suhu permukaan air laut berada adalah -2 c sampai
30 c, perbedaan suhu secara horizontal ini dikontrol oleh pembetukan
es di daerah kutub.
a. Faktor – faktor yang dapat mrmpengaruhi suhu secara horizontal
adalah : Pemanasan yang tidak merata di muka bumi : di daerah
tropis menerima banyak sinar matahari dari pada daerah yang
berada di daerah lintang tinggi hal ini menyebabkan temperature
perairan di daerah tropis lebih tinggi dibandingkan wilayah perairan
lainnya.
b. Posisi geografis suatu perairan : Temperatur di perairan tropis
umumnya lebih tinggi dibandingkan perairan subtropics dan kutub
c. Faktor penyebaran arus seperti :
- Gerakan air: arus dan turbulensi.
-.Distribusi massa daratan yang tidak sama dikedua belahan bumi
(Modul oseanografi fisis, 2010)
3
2.2 Salinitas
2.2.1 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Salinitas
Salinitas adalah jumlah total material terlarut (yang dinyatakan
dalam gram) yang terkandung dalam 1kg air laut,satuan salinitas .
Terdapat beberapa fkctor yang mempengaruhi salinitas di laut
diantaranya adalah :
a. Evaporasi (Penguapan) di permukaan laut
b. Hujan (Tingkat Pretisipasi)
c. Mencair atau membekunya es kutub
d. Aliran sungai menuju laut
(Eka Djunarsjah, 2005)
2.2.2 Distribusi Salinitas secara Vertikal
Persebaran atau distribusi salinitas secara vertical dapat
dibedakan menjadi tiga zona yaitu mixed layer (homohalin), haloklin dan
deep.
mixed layer : zona ini berada di kedalaman antara 50 -100 m
dibawah permukaan air laut. Pada zona ini tingkat salinitasnya
seragam( homogen
Haloklin : Pada zona ini salinitas air laut dapat berubah dengan
sangat cepat sesuai tingkat kedalaman perairan.
Deep layer : zona ini berada di kedalaman 600 – 1000 m dibawah
permukaan air laut. Pada zona ini salinitasnya bernilai minimum dan
turun secara perlahan.
4
Distribusi vertikal salinitas berkaitan dengan perbedaan radiasi
matahari yang diterima suatu daerah di permukaan bumi, juga
dipengaruhi oleh distribusi suhu dan densitas
Pretisipasi yang tinggi dapat mengurangi konsentrasi salinitas di
suatu perairan, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan
salinitas yang cepat terhadap kedalaman
(Modul oseanografi fisis, 2010)
2.3.3 Distribusi Salinitas Secara Horisontal
Distribusi salinitas secara horizontal menunjukkan harga yang
rendah (tropis) dan lintang (kutub) dan harga di lintang menengah.
Variasi salinitas di lintang ini sangat ditentukan oleh perbedaan
penguapan dan presipitasi, demikian juga di lintang tinggi sehingga
salinitasnya rendah. Di lintang menengah, penguapan jauh lebih besar
dibandingkan tingkat presitipasi sehingga membuat salinitas di daerah
ini tinggi. Di daerah kutub terdapat banyak hujan salju dan pencairan es
yang menyebabkan salinitas di daerah ini kurang Terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi salinitas di antaranya adalah :
a. Penguapan (evaporasi) di permukaan laut
b. Curah hujan (pretisipasi)
Semakin tinggi tingkat evaporasi terhadap pretisipasi mengakibatkan
salinitas akan naik dan begitu pula sebaliknya
(Eka Djunarsjah, 2005)
2.3 Densitas
2.3.1 Distribusi Densitas secara vertikal
Densitas adalah jumlah massa air per satu satuan volume.
Densitas merupakan fungsi dari kedalaman laut, serta dipengaruhi juga
oleh salinitas temperature dan tekanan. Densitas rata-rata di permukaan
laut berkisar antara 1,02 - 1,07 gr/cm3 dan akan bertambah sesuai
dengan bertambahnya salinitas dan tekanan serta akan berkurang
mengikuti kenaikan temperatur temperature.
Distribusi densitas secara vertical dapat dibedakan menjadi tiga
zona yaitu :
Mixed layer : lapisan ini berada di kedalaman < 100 m dan biasanya
densitas pada lapisan ini rendah dibandingkan lapisan dibawahnya.
5
Pikokline : lapisan ini berada di kedalaman 500 m – 1000 m . di
daerah ini densitas air laut bertambah dengan cepat karena faktor
penurunan suhu dan naiknya tekanan
Deep layer : lapisan ini berada dikedalaman 1000 m – dasar pada
lapisan ini densitasnya meningkat karena air pada lapisan ini
meningkat dengan lambat dan stabil.
Faktor – faktor yang menyebabkan variasi densitas di sebuah perairan
adalah :
Evaporasi di permukaan laut.
Di kedalaman <100 m perairan dipengaruhi oleh gelombang dan
angin sehingga menyebabkan tingkat densitas di kedalaman ini
bersifat homogeny.
Perubahan suhu dan salinitas mengakibatkan perubahan salinitas di
sebuah perairan
(modul oseanografi fisis,2010)2.3.2 Distribusi Densitas Secara Horizontal
Faktor – faktor yang mempengaruhi perbedaan salinitas secara
horizontal adalah :
Evaporasi : penyebaran densitas disebabkan oleh evaporasi karena
sebagian besar permukaan laut yang terkena paparan langsung dari
matahari maka menyebabkan suhu meningkat dan akan merubah
nilai densitasnya.
Angin dan gelombang : densitas dipengaruhi oleh angin dan
gelombang karena angin dan gelombang dapat menyebabkan proses
6
pengadukan di sebuah perairan berlangsung sehingga membuat nilai
salinitasnya menjadi homogen
(Eka Djunarsjah, 2005)
7
BAB III
DATA DAN PENGOLAHAN DATA MANUAL
3.2 Pengolahan Data Manual
3.2.1 Stasiun 13
1. Langkah pertama kita cari tekanan dengan rumus
P=1025×9,8×depth×10−4
P=1025×9,8×69,71×10−4=¿ 70,0237
2. Kemudian kita cari σ0, rumus sebagai berikut
σ 0=0,093+(0,8149×salinity )−(0,000482×salinity2 )+(0,0000068×salinity3)
σ 0=0,093+(0,8149×35,1425 )−(0,000482×35,14252 )+(0,0000068×35,14253 ) = 28,24448111
3. Lalu dengan apendiks kita cari nilai D
σ0
T
28 28,24448 29
25 4.76 4.82
25,2109 X D Y
30 6.37 6.44
x=(25,2109−25 )× (6,37−4.76 )
(30−25 )+4.76=¿4.8279098
y=(25,2109−25 )×(6.44−4.82)
(30−25)+4.82=¿4,8883316
8
D=(28.24448−29 )×(4.8279098−4.8883316)
(28−29)+4.8883316=¿
4,842681788
4. Kita cari nilai σt1 dengan cara σ0 – D = 28,24448111-
4,842682=23,4018
5. Lalu kita cari ΣT=−(T−3,98)2
503,57×
(T+283)(T+67,26)
ΣT=−(25,2109−3,98)2
503,57×
(25,2109+283)(25,2109+67,26)
=¿ - 2,98346
6. Kemudian kita cari nilai AT dengan rumus berikut
AT=T ¿)) X 10−3
AT=25,2109 (4,7867−(0,09815×25,2109 )+(0,000843×25,21092) )X 10−3 ¿0,075646
7. Setelah AT kita cari nilai BT, dengan rumus
BT=T (18,03−(0,0,8164×T )+(0,0166×T2 ))X 10−6
BT=25,2109 (18,03−(0,0,8164×25,2109 )+(0,0166×25,21092 )) X 10−6
¿0,000201652
8. Setelah itu kita cari nilai σ T2 dengan cara
σ T 2=ΣT+(σ 0+0,1324 )׿
σT 2=−2.98346+ (28,2444811+0,1324 ) X ¿ = 23,4076777
9. Selanjutnya kita cari nilai Δs,t
Δs , t=0,02736−(10−3×σ t 1)(1−(10¿¿−3×σ t 1))¿
Δs , t=0,02736−(10−3×23.4018)(1−(10¿¿−3×23.4018))¿
= 0,004053
9
10. Kita cari nilai dengan interpolasi apendiks 4 lalu kali dengan10−5
S
P
35 35,1425 36
0 0 0
70,0237 X δs.p y
100 0 0,2
x=(70,0237−0 )× (0−0 )
(100−0 )+0=0
y=(70,0237−0 )× (0,2−0 )
(100−0)+0=¿0,140047
δs.p¿(35.1425−36 )×(0−0,14047)
(35−36)+0,140047=¿0,02
δs.p×10−5 = 0,0000002
11. Dengan interpolasi apendiks 5 kita cari nilai δt.p lalu kali dengan
10−5
T
P
25 25,2109 30
0 0 0
70,0237 X δt.p y
100 3.9 4,2
10
x=(70,0237−0 )× (3,9−0 )
(100−0 )+0=¿ 2,73092411
y=(70,0237−0 )× (4,2−0 )
(100−0 )+0=¿ 2,94099519
δ t . p=(25.2109−30 )×(2,73092411−2,94099519)
(25−30)+2.94099519=¿
2.73092
δ t . p×10−5= 0,0000273092
12. Nilai δ kita dapatkan dengan rumusδ=Δs , t+δs . p+δt . p
δ=0,004053+0 ,0000002+¿0,0000273092
¿0,004080558
13. Lalu kita cari nilai ɑ35,0 , p=97264−(0,44×P)
105
ɑ35,0 , p=97264−(0,44×70,0237)
105=¿0,972332
14. Cari ɑ s , t , p=ɑ35,0 , p+δ
ɑ s , t , p=0,972332+0.004080558= 0,976412454
15. Langkah berikutnya ps , t , p=1÷ɑs , t , p
ps , t , p=1÷0,976412454=¿1,024157
16. Langkah akhir kita mencari nilai σs,t,p dengan rumusnya
σs ,t , p=( ps ,t , p−1)×103
σs ,t , p=(1,024157−1 )×103=¿ 24,15736
11
3.2.2 Stasiun 14
1. Langkah pertama kita cari tekanan dengan rumus
P=1025×9,8×dept h×10−4
P=1025×9,8×104,71×10−4=¿ 105,1812
2. Kemudian kita cari σ0, rumus sebagai berikut
σ 0=0,093+(0,8149×salinity)−(0,000482×salinity2)+(0,0000068×salinity3)
σ 0=0,093+(0,8149×35,3135 )−(0,000482×35,31352 )+(0,0000068×35,31353 )
= 28,38235
3. Lalu dengan apendiks kita cari nilai D
σ0
T
28 28,38235 29
20 3,34 3,39
22,8087 X D Y
25 4,76 4,82
12
x=(22,8087−20 )× (4,76−3,34 )
(25−20 )+3,34=¿4,137671
y=(22,8087−20 )×(4,82−3,39)
(25−20)+3,39=¿4,193288
D=(28.38235−29 )×(4,137671−4,193288)
(28−29)=¿4.158936
4. Kita cari nilai σt1 dengan cara σ0 – D = 28,38235 - 4,1589636171 =
28.38235
5. Lalu kita cari ΣT=−(T−3,98)2
503,57×
(T+283)(T+67,26)
ΣT=−(22,8087−3,98)2
503,57×
(22,8087+283)(22,8087+67,26)
=¿ - 2,39032
6. Kemudian kita cari nilai AT dengan rumus berikut
AT=T ¿)) X 10−3
AT=22,8087 (4,7867− (0,09815×22,8087 )+(0,000843×22,80872 ))X 10−3
¿0,070965
7. Setelah AT kita cari nilai BT, dengan rumus
BT=T (18,03−(0,0,8164×T )+(0,0166×T2 ))X 10−6
BT=22,8087 (18,03− (0,0,8164×22,8087 )+ (0,0166×22,80872 ))X 10−6
¿0,000183
8. Setelah itu kita cari nilai σ T2 dengan cara
σ T 2=ΣT+(σ 0+0,1324 )׿σT 2=−2.39032+(28,38235+0,1324 ) X ¿
X (28,38235−0,1334 ) = 24,24868
9. Selanjutnya kita cari nilai Δs,t
13
Δs , t=0,02736−(10−3×σ t 1)(1−(10¿¿−3×σ t 1))¿
Δs , t=0,02736−(10−3×28.38235)(1−(10¿¿−3×28.38235))¿
= -0,00105
‘
10. Kita cari nilai dengan interpolasi apendiks 4 lalu kali dengan10−5
S
P
35 35,3635 36
100 0 0,2
105,1812 X δs.p y
200 0 0,3
x=(105,1812−100 )× (0+0 )
(200−100 )+0=0
y=(105,1812−100 )× (0,3−0,2 )
(200−100)+0,2=¿ 0,205181
14
δs.p¿(35.3635−36 )×(0−0,205181)
(35−36)+0.205181=0,0643
δs.p×10−5 = 0,000000643
11. Dengan interpolasi apendiks 5 kita cari nilai δt.p lalu kali dengan
10−5
T
P
20 22,8087 25
100 3,5 3,9
105,1812 X δt.p y
200 7 7,8
x=(105,1812−100 )× (7−3,5 )
(200−100 )+3,5=¿ 3,681342
y=(105,1812−100 )× (7,8−3,9 )
(200−100 )+3,9=¿ 4.102067
δ t . p=(22.8087−25 )×(3,681342−4.102067)
(20−25)+4.102067=¿ 3,68134
δ t . p×10−5= 0,0000368134
12. Nilai δ kita dapatkan dengan rumus
δ=Δs , t+δs . p+δt . p
δ=−0,00105+0,000000643+¿ 0,0000368134
¿-0.00105
13. Lalu kita cari nilai ɑ35,0 , p=97264−(0,44×P)
105
ɑ35,0 , p=97264−(0,44×105,1812)
105=¿ 0.972177
15
14. Cari ɑ s , t , p=ɑ35,0 , p+δ
ɑ s , t , p=0,972177−0,00105= 0.972177
15. Langkah berikutnya ps , t , p=1÷ɑs , t , p
ps , t , p=1÷0,972177=¿1,029694
16. Langkah akhir kita mencari nilai σs,t,p dengan rumusnya
σs ,t , p=( ps ,t , p−1)×103
σs ,t , p=(1.029694−1 )×103=¿ 29.69385
3.2.3 Stasiun 7
1. Langkah pertama kita cari tekanan dengan rumus
P=1025×9,8×dept h×10−4
P=1025×9,8×99,71×10−4=¿ 100.1587
2. Kemudian kita cari σ0, rumus sebagai berikut
σ 0=0,093+(0,8149×salinity)−(0,000482×salinity2)+(0,0000068×salinity3)
σ 0=0,093+(0,8149×35,2251 )−(0,000482×35,22512 )+(0,0000068×35,22513 )
= 28,3110762
3. Lalu dengan apendiks kita cari nilai D
σ0
T
28 28,3110762 29
16
20 3,34 3,39
24,5895 X D Y
25 4,76 4,82
x=(24,5895−20 )× (4,76−3,34 )
(25−20 )+3,34=¿4,643418
y=(24,5895−20 )×(4,82−3,39)
(25−20)+3,39=¿4,702597
D=(2928,3110762−29 )×(4,643418−4,702597)
(28−29)+4,702597=¿
4,661827
4. Kita cari nilai σt1 dengan cara σ0 – D = 28,3110762 - 4,661827 =
23,64924902
5. Lalu kita cari ΣT=−(T−3,98)2
503,57×
(T +283)(T +67,26)
ΣT=−(24,5895−3,98)2
503,57×
(24,5895+283)(24,5895+67,26)
=¿ -2,8246834
6. Kemudian kita cari nilai AT dengan rumus berikut
AT=T ¿)) X 10−3
AT=24,5895 (4,7867−(0,09815×24,5895 )+(0,000843×24,58952 ))X 10−3
¿0,074456881
7. Setelah AT kita cari nilai BT, dengan rumus
17
BT=T (18,03−(0,0,8164×T )+(0,0166×T2 ))X 10−6
BT=24,5895 (18,03−(0,0,8164×24,5895 )+(0,0166×24,58952 ))X 10−6
¿0.000196525
8. Setelah itu kita cari nilai σ T2 dengan cara
σ T 2=ΣT+(σ 0+0,1324 )׿
σT 2=¿-2,8246834 + (28.311076 + 0,1324) x (1- 0,074456881
+¿0,000196525x(28,311076 – 0,1334) = 23.65849
9. Selanjutnya kita cari nilai Δs,t
Δs , t=0,02736−(10−3×σ t 1)(1−(10¿¿−3×σ t 1))¿
Δs , t=0,02736−(10−3 x23.64924902)(1−(10¿¿−3×23,64924902))¿
= 0,003800633
10. Kita cari nilai dengan interpolasi apendiks 4 lalu kali dengan10−5
S
P
35 35,2251 36
100 0 0.2
100.1587 X δs.p Y
200 0 0,3
x=(100.1587−100 )× (0−0 )
(200−100 )+0=0
18
y=(100.1587−0 )× (0,3−.20 )
(200−100)+0.2=¿ 0,200159
δs.p¿(35,2609−36 )×(0−0 ,200159)
(35−36)−0.200159=0,045055722
δs.p×10−5 = 0,000000451
Dengan interpolasi apendiks 5 kita cari nilai δt.p lalu kali dengan10−5
T
P
20 24,5895 25
100 3.5 3.9
100.1587 X δt.p Y
200 7 7.8
x=(100.1587−100 )× (7−3.5 )
(200−100 )+3.5=¿ 3,505554
y=(100.1587−100 )× (7−3.5 )
(200−100 )+3.5=¿ 3,906189
δ t . p=(24,5895−25 )×(3,505554−3,906189)
(20−25)+3,906189=¿
3,50555
δ t . p×10−5= 0,0000350555
11. Nilai δ kita dapatkan dengan rumusδ=Δs , t+δs . p+δt . p
δ=0,00380063+0,000000451+¿0,0000350555
¿0,003836139
19
12. Lalu kita cari nilai ɑ35,0 , p=97264−(0,44×P)
105
ɑ35,0 , p=97264−(0,44×100.1587)
105=¿ 0,976035441
13. Cari ɑ s , t , p=ɑ35,0 , p+δ
ɑ s , t , p=0,976035441+0,003836139= 0.976035441
14. Langkah berikutnya ps , t , p=1÷ɑs , t , p
ps , t , p=1÷0.976035441=¿ 1,024553
15. Langkah akhir kita mencari nilai σs,t,p dengan rumusnya
σs ,t , p=( ps ,t , p−1)×103
σs ,t , p=(1,024553−1 )×103=¿ 24,55296
3.2.4 Stasiun 6
1. Langkah pertama kita cari tekanan dengan rumus
P=1025×9,8×dept h×10−4
P=1025×9,8×81,71×10−4=¿ 82,077695
2. Kemudian kita cari σ0, rumus sebagai berikut
20
σ 0=0,093+(0,8149×salinity )−(0,000482×salinity2 )+(0,0000068×salinity3)
σ 0=0,093+(0,8149×35.1394 )− (0,000482×35,18942 )+(0,0000068×35,18943 )
= 28,24198184
3. Lalu dengan apendiks kita cari nilai D
σ0
T
28 28,24198 29
20 3,34 3,39
24,1767 X D Y
25 4,76 4,82
x=(24,1767−20 )× (4,76−3,34 )
(25−20 )+3,34=¿ 4,5261828
y=(24,1767−20 )×(4,82−3,39)
(25−20)+3,39=¿ 4,5845362
D=(28,24198−20 )×(4,5261828−4.5845362)
(28−29)+4.5845362=¿ 4,540303263
4. Kita cari nilai σt1 dengan cara σ0 – D = 28,24198 - 4,540303 =
23,70168
5. Lalu kita cari ΣT=−(T−3,98)2
503,57×
(T+283)(T+67,26)
ΣT=−(24.1767−3,98)2
503,57×
(24.1767+283)(24.1767+67,26)
=¿ - 2,72125
21
6. Kemudian kita cari nilai AT dengan rumus berikut
AT=T ¿)) X 10−3
AT=24,1767 (4,7867− (0,09815×24,1767 )+(0,000843×24,17672 ))X 10−3
¿0,073659
7. Setelah AT kita cari nilai BT, dengan rumus
BT=T (18,03−(0,0,8164×T )+(0,0166×T2 ))X 10−6
BT=24,1767 (18,03− (0,0,8164×24,1767 )+ (0,0166×24,17672 ))X 10−6
¿0,000193
8. Setelah itu kita cari nilai σ T2 dengan cara
σ T 2=ΣT+(σ 0+0,1324 )׿
σT 2=−2,72125 + (28,24798+ 0,1324) x (1- 0,073659
+0,000193x(28,24798 – 0,1334) = 23,71726
9. Selanjutnya kita cari nilai Δs,t
Δs , t=0,02736−(10−3×σ t 1)(1−(10¿¿−3×σ t 1))¿
Δs , t=0,02736−(10−3 x23,70168)(1−(10¿¿−3×23,70168))¿
= 0,003747
10. Kita cari nilai dengan interpolasi apendiks 4 lalu kali dengan10−5
S
P
35 35,1394 36
22
0 0 0
82,0777 X δs.p Y
100 0 0,2
x=(82.0777−0 )× (0−0 )
(100−0 )+0=0
y=(82.0777−0 )× (0,2−0 )
(100−o)+0=¿ 0,164155
δs.p¿(35.1394−36 )×(0−0,164155)
(35−36)−0.164155=¿0,022883261
δs.p×10−5 = 0,00000229
11. Dengan interpolasi apendiks 5 kita cari nilai δt.p lalu kali dengan
10−5
T
P
20 24,1767 25
0 0 0
82,0777 X δt.p y
100 3,5 3,9
x=(82.0777−0 )× (3,5−0 )
(100−0 )+0=¿ 2,872719
y=(82.0777−0 )× (3,9−0 )
(100−0 )+0=¿ 3,20103
23
δ t . p=(24.1767−25 )×(3.20103−2 .872719)
(20−25)+2,872719=¿2.872719
δ t . p×10−5= 0,0000287272
12. Nilai δ kita dapatkan dengan rumusδ=Δs , t+δs . p+δt . p
δ=0,003747+¿0,00000229
+¿ 0,0000287272¿0,003776091
13. Lalu kita cari nilai ɑ35,0 , p=97264−(0,44×P)
105
ɑ35,0 , p=97264−(0,44×82.0777)
105=¿ 0,972279
14. Cari ɑ s , t , p=ɑ35,0 , p+δ
ɑ s , t , p=0,972279+0,003776091= 0,976054949
15. Langkah berikutnya ps , t , p=1÷ɑs , t , p
ps , t , p=1÷0,976054949=¿ 1,024532
16. Langkah akhir kita mencari nilai σs,t,p dengan rumusnya
σs ,t , p=( ps ,t , p−1)×103
σs ,t , p=(1,024532−1 )×103=¿ 24,53248
3.2 Pengolahan Data Excel
24
3.2.1 Stasiun 13
25
3.2.2 Stasiun 14
26
27
3.2.3 Stasiun 7
28
29
3.2.4 Stasiun 4
30
31
32
BAB IV
33
ANALISA
4.1 Analisa Tiap Stasiun
4.1.1 Stasiun 13
Pada stasiun ini dilakukan pengukuran parameter perairan yaitu
kedalaman, salinitas dan temperature . dari ketiga data tersebut kita
dapat mencari beberapa parameter lain seperti anomali densitas, faktor
densitas, dll dengan cara perhitungan manual seperti yang sudah
dilakukan dalam praktikum ini. Berdasarkan hasil perhitungan pada
stasiun 13 ini dapat dilihat dari tabel bahwa semakin dalam suatu
perairan maka temperaturnya akan menurun, salinitas akan meningkat
bila semakin dalam, namum dalam kedalaman 69,71 m dibawah
permukaan salinitasnya terlihat akan mencapai kestabilan. Namun pada
kedalaman tersebut temperature Nampak mulai menurun cepat.
Densitas semakin dalam perairan maka densitasnya akan meningkat
pula. Lalu dari hasil perhitungan faktor densitas dapat terlihat penurunan
faktor densitas menurun dengan stabil dari permukaan hingga ke
kedalaman. namun ada beberapa data yang berlawanan mungkin hal ini
disebabkan oleh kesalahan perhitungan atau kesalahan pencatatan
data. Berdasarkan data stasiun nilai temperature tertinggi adalah
28,6337 dan yang terendah adalah 11.1959 , nilai salinitas terendah
adalah 33,2961 dan yang tertinggi adalah 35,2925. nilai faktor densitas
tertinggi adalah 29,17032 dan yang terendah 21,23171.
4.1.2 Stasiun 14
Pengukuran parameter dilakukan di stasiun ini. Berdasarkan
perhitungan manual nilai temperature terendah adalah 8,2639 dan yang
tertinggi adalah 28,7809 , nilai salinitas terendah adalah 32,153 dan
yang tertinggi adalah 35,3175.nilai faktor densitas tertinggi adalah
31,55136 dan yang terendah 26,49048. Berdasarkan hasil perhitungan
pada stasiun 14 ini dapat dilihat dari tabel bahwa semakin dalam suatu
perairan maka temperaturnya akan menurun, salinitas akan meningkat
bila semakin dalam, namum dalam kedalaman 104,71 m terlihat sebagai
akhir dari level haloklin karena dibawah kedalaman ini penurunan
salinitas cenderung homogen . pada kedalaman yang sama temperature
34
menurun drastis , hal ini dapat dilihat di grafik dan menunjukkan telah
berada di level termoklin karena penurunan temperature yang cepat.
Faktor densitas di stasiun ini terlihat berbeda dari stasiun 13, baru
terlihat naik secara stabil pada kedalaman 121.71 semakin dalam
perairan maka densitasnya akan meningkat pula namun ada beberapa
data yang berlawanan mungkin hal ini disebabkan oleh kesalahan
perhitungan atau kesalahan pencatatan data.
4.1.3 Stasiun 7
Pada stasiun ini dilakukan perhitungan terhadap Temperatur,
salinitas dan densitas serta kedalaman. Berdasarkan hasil perhitungan
pada stasiun 7 ini dapat dilihat dari tabel bahwa semakin dalam suatu
perairan maka temperaturnya akan menurun, salinitas akan meningkat
bila semakin dalam, namum dalam kedalaman 115,71 m dibawah
permukaan salinitasnya terlihat menuju kearah termoklin karena terlihat
data selanjutnya menunjukkan penurunan suhu yang drastis . Begitu
pula dengan densitas semakin dalam perairan maka densitasnya akan
meningkat pula namun ada beberapa data yang berlawanan mungkin
hal ini disebabkan oleh kesalahan perhitungan atau kesalahan
pencatatan data. Berdasarkan perhitungan manual nilai temperature
terendah adalah 9,3772 dan yang tertinggi adalah 28,5587 , nilai
salinitas terendah adalah 33,8002 dan yang tertinggi adalah
35,3071.nilai faktor densitas tertinggi adalah 30.17658 dan yang
terendah 21,40537.
4.1.4 Stasiun 6
Pada stasiun ini dilakukan beberapa pengukuran parameter
perairan di antaranya kedalaman, salinitas dan temperature dari ketiga
parameter di atas kita dapat mencari beberapa parameter lain seperti
kedalaman, salinitas, expansi air laut, dll dengan cara perhitungan
manual seperti yang sudah dilakukan dalam praktikum ini. Berdasarkan
hasil perhitungan pada stasiun 6 ini dapat dilihat dari tabel bahwa
semakin dalam suatu perairan maka temperaturnya akan menurun,
salinitas akan meningkat bila semakin dalam, namum dalam kedalaman
146,76 m dibawah permukaan salinitasnya berubah secara perlahan
35
atau dapat dikatakan stabil. Begitu juga dengan tekanan semakin dalam
tekanan maka nilainya akan bertambah pula. Begitu pula dengan
densitas semakin dalam perairan maka densitasnya akan meningkat
pula namun ada beberapa data yang berlawanan mungkin hal ini
disebabkan oleh kesalahan perhitungan atau kesalahan pencatatan
data. Berdasarkan perhitungan manual nilai temperature terendah
adalah 10,4993 dan yang tertinggi adalah 28,1829 , nilai salinitas
terendah adalah 34,4218 dan yang tertinggi adalah 35.2945.nilai faktor
densitas tertinggi adalah 29,60495 dan yang terendah 22,2806
4.2 Sebaran Stasiun
Berdasarkan data keempat stasiun yang telah diolah yaitu
stasiun 13, 14, 7, 6 memiliki nilai temperature yang hampir sama di
permukaan air yaitu ± 28C. hal ini terjadi mungkin karena keempat
stasiun ini berada pada tempat yang tidak terlalu jauh atau berdekatan
dan intensitas matahari yang masuk ke stasiun ini hampir sama
sehingga membuat persebaran temperatur pada keempat stasiun ini
cenderung seragam.
Berdasarkan data yang diolah keempat stasiun memiliki nilai
salinitas yang hampir sama yaitu berada di kisaran ±35‰, namun nilai
salinitas yang sama ini tidak berada pada permukaan air tetapi nilai
salinitas yang hampir sama ini di temukan berada di kedalaman <100 M.
mungkin hal ini disebabkan oleh pengaruh angin yang berhembus dan
gelombang sehingga mengakibatkan pengadukan salinitas di keempat
stasiun ini sehingga menyebabkan nilai salinitas yang sama (homogen).
Berdasarkan data yang telah diolah dari keempat stasiun
dapat dilihat bahwa keempat stasiun ini memiliki nilai yang berbeda –
beda mungkin hal ini disebabkan evaporasi yang tak sama dari stasiun
yang satu dengan stasiun yang lain, pengadukan air oleh arus dan
gelombang, berbedanya kondisi morfologi dari stasiun yang satu dengan
stasiun yang lain, dll.
4.3 Analisa grafik
4.1 Grafik Temperatur VS kedalaman
36
10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 300
50100150200250300350400
T vs H
T vs H
Grafik T vs H Stasiun 13
5 10 15 20 25 300
100
200
300
400
500
600
T vs H
T vs H
Grafik T vs H stasiun 14
37
5 10 15 20 25 300
50100150200250300350400450500
T vs H
T vs H
Grafik T vs H Stasiun 7
5 10 15 20 25 300
50100150200250300350400450
T vs H
T vs H
Grafik T vs H stasiun 6
Keempat grafik menunjukkan gambaran yang seragam. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin dalam suatu perairan maka temperaturnya
akan semakin menurun jadi besarnya temperature di pengaruhi oleh
kedalaman suatu perairan.
38
4.2 Grafik Salinitas vs Kedalaman
33 33.5 34 34.5 35 35.50
50
100
150
200
250
300
350
400
S vs H
S vs H
Grafik S vs H Stasiun 13
31.5 32 32.5 33 33.5 34 34.5 35 35.5 360
100
200
300
400
500
600
S vs H
S vs H
Grafik S vs H stasiun 14
39
33.6 33.8 34 34.2 34.4 34.6 34.8 35 35.2 35.40
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
S vs H
S vs H
Grafik S vs H stasiun 7
34.2 34.4 34.6 34.8 35 35.2 35.40
50
100
150
200
250
300
350
400
450
S vs H
S vs H
Grafik S vs H stasiun 6
Berdasarkan keempat grafik diatas yang diperoleh dari perhitungan
keempat stasiun terlihat bahwa salinitas mengalami penurunan secara
cepat pada kedalaman 50 – 125 dan terlihat menurun dengan stabil
pada 125 sampai dengan 400 dan dapat disimpulkan bahwa semakin
dalam suatu perairan maka salinitasnya akan meningkat namun ada
kalanya suatu salinitas itu bernilai konstan atau mengalami perubahan
yang tidak terlalu drastis( yaitu pada kedalaman 125 kebawah ).
40
4.3 Grafik faktor Densitas vs Kedalaman
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 300
50
100
150
200
250
300
350
400
σs,t,p vs H
σs,t,p vs H
Grafik D vs H stasiun 13
26 27 28 29 30 31 320
100
200
300
400
500
600
σs,t,p vs H
σs,t,p vs H
Grafik D vs H stasiun 14
41
20 22 24 26 28 30 320
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
σs,t,p vs H
σs,t,p vs H
Grafik D vs H stasiun 7
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 310
50
100
150
200
250
300
350
400
450
σs,t,p vs H
σs,t,p vs H
Grafik D vs H stasiun 6
Terlihat pada keempat grafik menunjukkan faktor densitas naik seiring
bertambahnya kedalaman perairan, namun terlihat pada stasiun 14 terlihat
penurunan drastis pada kedalaman rendah, hal ini mungkin disebabkan daerah
ini tegak lurus dengan pantai atau terjadi kesalah pengukuran data karena
gangguan dari luar. namun dapat disimpulkan bahwa semakin dalam suatu
42
perairan maka faktor densitasnya akan semakin tinggi hal ini dikarenakan suhu
yang semakin rendah dan tekanan yang semakin tinggi.
4.4 Analisa kontur
4.4.1 Kontur Tempratur
Berdasarkan kontur pada peta sebaran temperature kedalaman 200 m
tidaklah terlalu jauh perbedaanya sehingga menyebabkan terdapat satu
puncak dan satu lembah
4.4.2 Kontur Salinitas
Berdasarkan kontur salinitas yang telah dibuat persebaran salinitas
pada kedalaman 200 m tidaklah terlalu jauh bahkan hanya berselisih
sedikit sehingga menyebabkan kontur terlihat rumit namun persebaran
salinitas pada kedalaman ini merata.
4.4.3 Kontur Densitas
Dengan melihat kontur densitas yang telah dibuat pada persebaran
salinitas pada kedalaman 200 m . kontur terlihat rumit karena selisihnya
nilai yang terlalu dekat .
43
BAB V
KESIMPULAN
1. Temperatur adalah salah satu parameter oseanografi yang mengukur derajat
panas yang dapat berubah seiring ruang dan waktu dimana penyebarannya
dipengaruhi oleh gerakan air .
2. Temperature berbanding terbalik dengan kedalaman, semakin dalam suatu
perairan maka nilai temperaturnya semakin menurun.
3. Densitas dan salinitas berbanding lurus terhadap kedalaman, semakin dalam
maka nilai dari keduanya akan semakin bertambah.
4. Faktor yang mempengaruhi suhu di permukaan air salah satunya curah hujan
yang menimbulkan proses presipitasi(penurunan suhu permukaan) dan
evaporasi(meningkatnya suhu permukaan).
5. Salinitas berbanding lurus dengan kedalaman, semakin dalam suatu perairan
maka salinitasnya pun semakin tinggi.
6. Faktor yang mempengaruhi salinitas air laut diantarnya aliran air sungai dan
run-off, tingkat pretisipasi dan evaporasi.
7. Nilai dari suatu densitas air laut bergantung terhadap salinitas, suhu,
tekanan, dan kedalaman. Semakin dalam suatu perairan, memiliki salinitas
tinggi, suhu rendah dan tekanan yang tinggi maka densitasnya akan tinggi.
8. Ketiga parameter tersebut (suhu, salinitas, dan suhu) juga dipengaruhi oleh
topografi dari wilayahnya serta aktivitas aktivitas lainnya yang berada di dekat
pantai yang dapat mempengaruhi.
9. Kecendrungan grafik pada setiap stasiun yang terlihat sama menandakan
pada keempat titik ini memiliki nilai kualitas perairan yang homogen antar
stasiun
DAFTAR PUSTAKA
44
(Eka Djunarsjah, 2005) http://sudomo-gis.com
/Tulisan/Hidrografi_SifatFisikAirLaut.pdf
Modul oseanografi fisis , 2010
(http://id.wikipedia.org)
45