laporan monitoring dan evaluasi program ......2 utama sebagaimana tertuang dalam peraturan presiden...
TRANSCRIPT
-
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI
PROGRAM REFORMASI BIROKRASI
SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL
TRIWULAN III TAHUN 2019
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional, sebagai lembaga
pemerintah yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Presiden dengan tugas membantu Presiden dalam Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional menyelenggarakan pembinaan ketahanan nasional guna menjamin
pencapaian tujuan dan kepentingan nasional Indonesia berdasar Keputusan
Presiden Nomor 101 Tahun 1999 tanggal 31 Agustus 1999 tentang Dewan
Ketahanan Nasional dan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional,
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan reformasi birokrasi seperti instansi
pemerintah lainnya.
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional dimaksudkan untuk melaksanakan amanat Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-
2025, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(PermenPANRB) Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi
Birokrasi Instansi Pemerintah, Permen-PANRB Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road
Map Reformasi Birokrasi 2015-2019, untuk mewujudkan birokrasi Sekretariat
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional yang bersih dan akuntabel, birokrasi yang
efektif dan efisien, dan birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas guna
terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Pada tahun 2019, kegiatan Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal
Dewan Ketahanan Nasional dilaksanakan sesuai dengan Instruksi Sekretaris
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 01 Tahun 2019 tentang Aksi Reformasi
Birokrasi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2019 dan Tindak
Lanjut Rekomendasi Hasil Evaluasi Tahun 2018. Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional telah mencapai sejumlah perkembangan terkait program
Reformasi Birokrasi yang mencakup bidang-bidang: (1) Manajemen Perubahan; (2)
Penataan Peraturan Perundang-Undangan; (3) Penataan dan Penguatan
Organisasi; (4) Penataan Tata Laksana; (5) Penataan Sistem Manajemen SDM; (6)
Penguatan Pengawasan; (7) Penguatan Akuntabilitas Kinerja; dan (8) Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik. Pencapaian tersebut tertuang dalam laporan monitoring
dan evaluasi triwulan I dan triwulan II Tahun 2019.
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional terus melanjutkan
perolehan capaian yang di dapat dari tahun-tahun sebelumnya. Sebagai wujud
komitmen dari Pimpinan beserta seluruh jajaran Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional untuk menyukseskan program Reformasi Birokrasi, sejumlah
upaya telah dilakukan dengan memedomani ketentuan yang sudah ditetapkan
secara nasional. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang telah
menetapkan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan menjadi prioritas
-
2
utama sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 -2019.
Melalui kegiatan monitoring dan evaluasi yang terencana dengan baik serta
pelaksanaannya yang tertib, kontinyu dan konsisten, telah diperoleh gambaran
yang obyektif dan lengkap tentang pencapaian target dari keseluruhan program
Reformasi Birokrasi di Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional selama
triwulan III Tahun 2019.
B. Dasar Hukum
Untuk mengetahui bagaimana kemajuan perkembangan pelaksanaan
delapan program Reformasi Birokrasi tersebut di atas dihadapkan pada target-target
yang telah ditetapkan, kelompok program monitoring dan evaluasi Sekretariat
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional menggunakan dasar aturan sebagai berikut:
1. Peraturan Presiden RI Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010-2025;
2. Keputusan Presiden RI Nomor 101 Tahun 1999 Tanggal 31 Agustus 1999
tentang Dewan Ketahanan Nasional dan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional;
3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi;
4. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map
Reformasi Birokrasi Tahun 2015-2019;
5. Surat Keputusan Sesjen Wantannas Nomor: Kep-37/I/2012 Tanggal 2 Januari
2012 tentang Reformasi Birokrasi;
6. Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor
1.1101.30013101 Tahun 2000 tentang Organisasi, Tugas, dan Tata Kerja
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional;
7. Peraturan Sesjen Wantannas Nomor 13 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor
1.1101.30013101 Tahun 2000 tentang Organisasi, Tugas, dan Tata Kerja
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional;
8. Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 60 Tahun
2019 tentang Tim Pengarah dan Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi dan Zona
Integritas Di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun
2019;
9. Instruksi Sesjen Wantannas Nomor 01 Tahun 2019 tentang Aksi Reformasi
Birokrasi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2019 dan
Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Evaluasi Tahun 2018 Sekretariat Jenderal
Dewan Ketahanan Nasional;
-
3
10. Surat pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (SP-DIPA) Petikan Revisi
ke-3 Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun Anggaran 2019
Nomor: SP DIPA- 052.01.1.427975/2019 tanggal 28 Juni 2019.
C. Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari pembuatan laporan monitoring dan evaluasi triwulan III Tahun
2019 ini adalah untuk melaporkan perkembangan kemajuan delapan program
Reformasi Birokrasi di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional, agar dapat dijadikan bahan masukan dan pertimbangan selanjutnya, baik
bagi masing-masing unit kerja di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional dalam melanjutkan pelaksanaan program Reformasi Birokrasi,
maupun bagi pimpinan nasional dalam menentukan kebijakan tekait program
reformasi nasional. Sedangkan sasaran penyusunan laporan ini:
1. Teridentifikasinya kegiatan dan dokumen pendukung sebagai bukti
(evidence) pelaksanaan Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional triwulan II tahun 2019;
2. Teridentifikasinya capaian sasaran dan program pelaksanaan Reformasi
Birokrasi di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
triwulan II tahun 2019 sesuai dengan Road Map Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi Tahun 2015-2019;
3. Teridentifikasinya permasalahan yang dihadapi dan upaya perbaikan
pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional tahap berikutnya.
D. Ruang Lingkup dan Sistematika Penulisan
Ruang lingkup Laporan Monitoring dan Evaluasi ini meliputi hasil pemantauan
dan analisisnya terhadap pelaksanaan program Reformasi Birokrasi di Sekretariat
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional selama triwulan III Tahun 2019. Penyajian hasil
pemantauan dan evaluasi dalam laporan ini diharapkan dapat menggambarkan tingkat
pencapaian sesuai rencana masing-masing bidang yang telah ditetapkan dalam road
map program Reformasi Birokrasi di Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional. Laporan monitoring dan evaluasi ini disusun dengan tata urut sebagai
berikut:
1. Bab I Pendahuluan.
2. Bab II Perencanaan Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional.
3. Bab III Capaian Pelaksanaan Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional.
4. Bab IV Penutup.
-
4
BAB II
PERENCANAAN REFORMASI BIROKRASI
SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL
A. Profil Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional adalah Lembaga Pemerintah Non
Kementerian (LPNK) yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Presiden selaku Ketua Wantannas. Dewan Ketahanan Nasional
mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan pembinaan
ketahanan nasional guna menjamin pencapaian tujuan dan kepentingan nasional
Indonesia.
1. Tugas dan Fungsi
Peran, tugas dan fungsi Setjen Wantannas adalah berdasarkan pada
Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 1999 tanggal 31 Agustus 1999
tentang Dewan Ketahanan Nasional dan Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional. Setjen Wantanas adalah Lembaga Pemerintahan Non
Kementerian (LPNK) yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden selaku Ketua Wantannas, dan berperan dalam pembinaan
ketahanan nasional untuk menjamin pencapaian tujuan dan kepentingan
nasional Indonesia. Dalam menjalankan peran tersebut, Setjen Wantannas
mempunyai tugas merumuskan rancangan kebijakan dan strategi nasional
dalam rangka pembinaan ketahanan nasional untuk menjamin pencapaian
tujuan dan kepentingan nasional Indonesia. Dalam menyelenggarakan
tugas, Setjen Wantannas mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Perumusan rancangan ketetapan kebijakan dan strategi nasional dalam
rangka pembinaan ketahanan nasional;
2) Perumusan rancangan ketetapan kebijakan dan strategi nasional dalam
rangka menjamin keselamatan bangsa dan negara dari ancaman
terhadap kedaulatan, persatuan-kesatuan serta kelangsungan hidup
bangsa dan negara;
3) Penyusunan perkiraan risiko pembangunan nasional yang dihadapi
dalam kurun waktu tertentu dan rancangan ketetapan kebijakan dan
strategi nasional dalam rangka merehabilitasi akibat risiko
pembangunan.
Dilihat dari fungsinya, Setjen Wantannas dalam menjalankan tugas
utamanya secara garis besar memiliki 3 inti kegiatan atau pilar lembaga
Setjen Wantannas, yaitu:
1) Menetapkan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka menjamin
keselamatan bangsa dan negara dari ancaman terhadap kedaulatan,
2) Menyusun perkiraan risiko pembangunan nasional yang dihadapi dalam
kurun waktu tertentu dan
-
5
3) Menetapkan ketetapan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka
merehabilitasi akibat risiko pembangunan.
Tugas dan fungsi tersebut melekat pada “Ke-Setjenan” Dewan Ketahanan
Nasional sebagai lembaga yang sangat strategis dalam hal menjamin
keselamatan bangsa dan negara dari ancaman terhadap kedaulatan.
Dengan Luas wilayah darat Indonesia yang mencapai 1.922.570 km²
merupakan salah satu faktor utama dalam menjaga menjamin keselamatan
bangsa dan negara dari ancaman terhadap kedaulatan bangsa. Hal ini
menjadikan tugas Setjen Dewan Ketahanan Nasional sebagai tantangan
dalam merumuskan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka
pembinaan ketahanan nasional dan menetapkan kebijakan dan strategi
nasional dalam rangka menjamin keselamatan bangsa dan negara dari
ancaman terhadap kedaulatan, persatuan-kesatuan dan kelangsungan
hidup Bangsa dan Negara serta perkiraan risiko pembangunan nasional
yang akan dihadapi dalam kurun waktu tertentu dan kebijakan dan strategi
merehabilitasi akibat risiko pembangunan tersebut. Setjen Wantannas
melakukan fungsi pembinaan ketahanan nasional secara komprehensif.
Mengingat wilayah negara berbentuk kepulauan yang tentu saja terdapat
banyak pintu masuk bagi berbagai ancaman terhadap kedaulatan bangsa
Indonesia, menjadi tantangan tersendiri bagi Setjen Wantannas untuk
melakukan revitalisasi tehadap kinerjanya dalam menyiapkan kebijakan
strategis untuk menjaga keselamatan bangsa dan negara dari ancaman
terhadap kedaulatan, persatuan kesatuan dan kelangsungan hidup bangsa
dan negara.
2. Struktur Organisasi
Gambaran singkat struktur organisasi Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional, dapat dilihat pada Gambar Struktur Organisasi
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional berikut.
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
-
6
A. Perencanaan Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional Tahun 2019
1. Saran Penyempurnaan (Area of Improvement) Hasil Evaluasi
Dalam rangka mengetahui capaian pelaksanaan reformasi birokrasi
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional yang sesuai dengan
rencana, secara berkala dilakukan monev internal dan eksternal. Hasil (nilai)
monev eksternal disampaikan Kementerian PANRB kepada Sekretaris
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional dengan surat nomor:
B/162/M.RB.06/2018 tanggal 31 Desember 2018, Sekretariat Sekretariat
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional mendapat nilai indeks reformasi
birokrasi yakni 65,17 dengan predikat “B”.
Dari monev eksternal dihasilkan nilai dan saran penyempurnaan pada Area
of Improvement (AoI) yang dijadikan acuan dalam penyusunan rencana aksi
kerja pelaksanaan reformasi birokrasi tahap berikutnya. Adapun AoI hasil
pelaksanaan evaluasi, sebagai berikut:
Tabel 2.1
Tindak Lanjut Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2018
No. Area
Perubahan
Area of Improvement
(AoI)
Tindak Lanjut
1. Manajemen
Perubahan
Mengimplementasikan
pelaksanaan
Reformasi Birokrasi
kepada seluruh unit
kerja tidak hanya
sebatas kelompok kerja
Reformasi Birokrasi
instansi saja, tetapi
kepada pegawai di
seluruh unit kerja
secara nyata dan
menyeluruh sehingga
persepsi pegawai
terhadap pelakasanaan
Reformasi Birokrasi
akan semakin terlihat
nyata dan membaik
a. Pembangunan Portal
Reformasi Birokrasi
dengan
menampilkan secara
berkala kegiatan
pembangunan RB di
Setjen Wantannas
b. Pengembangan
sistem monitoring
dan evaluasi secara
berkala pelaksanaan
pembangunan
Reformasi Birokrasi
di Setjen Wantannas
Mengupayakan
konsistensi
pelaksanaan
Reformasi Birokrasi
melalui peran
pemimpin sebagai role
model dan penguatan
a.Melaksanakan
penguatan
kepemimpinan
melalui diklat
kepemimpinan dan
latihan dasar (latsar)
untuk para Calon
-
7
agen perubahan
secara terus menerus
sehingga perubahan
terlihat nyata pada
seluruh pegawai
dengan menetapkan
target terukur dan
menambah jumlah
agen perubahan untuk
menggerakan
organisasi dalam
melakukan perubahan
serta melakukan
monitoring secara
berkala
Pegawai Negeri Sipil
(CPNS)
a. Penetapan lulusan
diklat kepemimpinan
sebagai Agent of
Change
b. Penyusunan
laporan monitoring
pelaksanaan
penguatan agen
perubahan secara
berkala
Dalam rangka
mempercepat
perbaikan budaya
kerja, perlu melakukan
evaluasi atas
kemajuan kinerja
“agen perubahan”
serta mengidentifikasi
langkah – langkah
perbaikan yang
diperlukan agar
perbaikan budaya dan
perubahan mind set
aparatur terlihat nyata
dalam keseharian
bekerja dengan
menyusun rencana
tindak berdasarkan
nilai organisasi,
perubahan apa yang
ingin dicapai dan
rencana tindak
lanjutnya
a. Mengadakan
pelatihan sebagai
role model dalam
perubahan
b. Pembentukan agent
of change secara
formal dan sesuai
ukuran organisasi
2.
Penguatan
Sistem
Manajemen
SDM Aparatur
Menerapkan
manajemen SDM
berbasis merit sistem
sesuai dengan UU
ASN nomor 5 Tahun
2014 dan PP nomor 11
Tahun 2017 tentang
a. Menerapkan
manajemen SDM
berbasis merit sistem
sesuai dengan UU
ASN nomor 5 tahun
2014 dan PP nomor
11 tahun 2017
-
8
manajemen PNS.
Dengan ditetapkannya
PP nomor 49 tahun
2018 tentang Pegawai
Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja
(PPPK) mempertegas
larangan untuk
mengangkat tenaga
honorer di lingkungan
Setjen Wantannas
tentang manajemen
PNS
b. Melaksanakan PP
nomor 49 tahun 2018
tentang Pegawai
Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja
(PPPK) dan
mempertegas
larangan untuk
mengangkat tenaga
honorer di lingkungan
Setjen Wantannas
3.
Penguatan
Akuntabilitas
Kinerja
Menyempurnakan
rumusan ukuran
kinerja secara
berjenjang serta
melaksanakan
pemantauan dan
pengukuran kinerja
secara elektronik
diseluruh level
organisasi secara
berkala, melakukan
penyelarasan antara
kinerja yang akan
dicapai dengan
anggaran riil yang
diperlukan dalam
melaksanakan
kegiatan terhadap
hasil / kinerja tersebut,
serta melakukan
perbaikan atas hasil
pemantauan capaian
kinerja melalui
perencanaan kinerja
untuk tahun berikutnya
a. Penetapan pedoman
pengelolaan kinerja
yang meliputi kinerja
organisasi dan
kinerja pegawai
b. Penetapan Sasaran
Strategis dan
Indikator Kinerja
Utama pada semua
level eselon sampai
individu
c. Melaksanakan
monitoring dan
evaluasi atas
pencapaian kinerja
individu secara
berkala
4. Penguatan
Pengawasan
Melanjutkan evaluasi
atas penanganan
gratifikasi,
implementasi
kebijakan whistle
blowing system,
penanganan benturan
a. Pelaksanaan
evaluasi atas
penanganan
gratifikasi,
implementasi
kebijakan whistle
blowing system,
-
9
kepentingan,
pembangunan unit
kerja sebagai zona
integritas, secara
berkala dan
menindaklanjuti hasil
evaluasi tersebut
penanganan benturan
kepentingan,
pembangunan unit
kerja sebagai zona
integritas, secara
berkala
b. Pelaksanaan
tindaklanjut hasil
evaluasi atas
penanganan
gratifikasi,
implementasi
kebijakan whistle
blowing system,
penanganan
benturan
kepentingan,
pembangunan unit
kerja sebagai zona
integritas
Membangun unit kerja
sebagai zona integritas
secara lebih intensif
serta memonitoring
dan evaluasi secara
berkala, sehingga
berhasil memperoleh
predikat WBK/WBBM
serta memberikan
sanksi/penghargaan
(reward/punishment)
bagi pelaksana
layanan
a. Penetapan tim
pelaksana Zona
Integritas
b. Laporan evaluasi
sebagaimana
dijelaskan dalam
Peraturan MenPAN
dan RB nomor 52
tahun 2014 Tentang
Pedoman
Pembanguanan Zona
Integritas atas
Penetapan Unit Kerja
sebagai pelaksana
Zona Integritas
5.
Peningkatan
Kualitas
Pelayanan
Publik
Menginstruksikan
kepada seluruh unit
layanan untuk
melakukan survei
kepuasan pemangku
kepentingan terhadap
pelayanan dan
menindaklanjuti hasil
survei tersebut secara
konsisten
a. Melakukan survei
kepuasan pemangku
kepentingan terhadap
pelayanan
b. Menindaklanjuti hasil
survei tersebut
secara konsisten
-
10
2. Rencana Kerja (Work Plan) Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2019
Gambaran singkat rencana kerja Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal
Dewan Ketahanan Nasional atas 8 (delapan) program sebagaimana
ditetapkan dalam Instruksi Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
Nomor 01 Tahun 2019 tentang Aksi Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal
Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2019 dan Tindak Lanjut Rekomendasi
Hasil Evaluasi Tahun 2018, sebagai berikut:
Rencana Kerja Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional Tahun 2019
No. AREA PERUBAHAN
PROGRAM DAN KEGIATAN
PENGUNGKIT (PROSES)
I Manajemen Perubahan
A.
Meningkatnya komitmen pimpinan dan pegawai instansi
pemerintah dalam melakukan Reformasi Birokrasi
B.
Terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja instansi
pemerintah
C.
Menurunnya risiko kegagalan yang disebabkan
kemungkinan timbulnya resistensi terhadap perubahan
Kegiatan
1. Tim Reformasi Birokrasi telah dibentuk
2.
Pelaksanaan sosialisasi dan internalisasi Road Map
Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional
3. Pemantauan dan evaluasi Reformasi Birokrasi (PMPRB)
4. Perubahan pola pikir dan budaya kerja
II Penataan Peraturan Perundang – undangan
A.
Menurunnya tumpang tindih dan disharmonisasi peraturan
perundang-undangan yang dikeluarkan oleh istansi
pemerintah
B.
meningkatnya efektivitas pengelolaan peraturan
perundang-undangan instansi pemerintah
Kegiatan
1. Pengharmonisasian peraturan internal yang ada
2.
Pembentukan sistem pengendalian penyusunan peraturan
perundang – undangan
III Penataan dan Penguatan Organisasi
A.
Menurunnya tumpang tindih tugas pokok dan fungsi
internal
instansi pemerintah
-
11
B.
Meningkatnya kapasitas instansi pemerintah dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi
Kegiatan
1.
Pelaksanaan evaluasi jabatan satuan kerja dan unit kerja
yang ada
2.
Pemantauan dan evaluasi Kelembagaan Pemerintah
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
IV Penataan Tatalaksana
A.
Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam
proses penyelenggaraan manajemen pemerintahan di
instansi pemerintah
B.
Meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen
pemerintahan di instansi pemerintah
C. Meningkatnya kinerja di instansi pemerintah
Kegiatan
1.
Penyusunan, penjabaran, dan pelaksanaan evaluasi peta
proses bisnis dan Standar Operasional Prosedur (SOP)
2. Implementasi dan penyusunan sistem dan prosedur kerja
3. Penyusunan dan pengembangan E-Government
4. Penyempurnaan keterbukaan Informasi Publik (PPID)
V Pentaan Sistem Manajemen SDM Aparatur
A.
Meningkatnya ketaatan terhadap pengelolaan SDM aparatur
pada masing – masing instansi pemerintah
B.
Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
SDM aparatur pada masing – masing instansi pemerintah
C.
Meningkatnya disiplin SDM aparatur pada masing – masing
instansi pemerintah
D.
Meningkatnya efektivitas manajemen SDM aparatur pada
masing – masing instansi pemerintah
E.
Meningkatnya profesionalisme SDM aparatur pada masing
– masing instansi pemerintah
Kegiatan
1.
Penyusunan perencanaan kebutuhan pegawai sesuai
dengan kebutuhan organisasi
2.
Penerimaan pegawai dengan proses yang transparan,
objektif, akuntabel dan bebas KKN
3. Pengembangan pegawai berbasis kompetensi
4. Promosi jabatan dilakukan secara terbuka
5. Penetapan Kinerja Individu
6. Penegakkan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku pegawai
7. Penyempurnaan evaluasi jabatan
8. Pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian
VI Penguatan Akuntabilitas
-
12
A. Meningkatnya kinerja instansi pemerintah
B. Meningkatnya akuntabilitas instansi pemerintah
Kegiatan
1. Peningkatan keterlibatan pimpinan
2. Pengelolaan akuntabilitas kinerja
VII Penguatan Pengawasan
A.
Meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan keuangan
negara oleh masing-masing instansi pemerintah
B.
Meningkatnya efektivitas pengelolaan keuangan negara
pada masing – masing instansi pemerintah
C.
Meningkatnya status opini BPK terhadap pengelolaan
keuangan negara pada masing – masing instansi
pemerintah
D.
Menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang pada
masing – masing instansi pemerintah
Kegiatan
1. Pembangunan Zona Integritas
2. Penanganan Gratifikasi
3.
Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
(SPIP)
4. Penanganan pengaduan masyarakat
5. Pelaksanaan Whistle-blowing system
6. Penanganan benturan kepentingan
7.
Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
(APIP)
VIII Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
A. Meningkatnya kualitas pelayanan publik (lebih cepat, lebih
murah, lebih aman, dan lebih mudah dijangkau) pada
instansi pemerintah
B. Meningkatnya jumlah unit pelayanan yang memperoleh
standardisasi pelayanan internasional pada instansi
pemerintah
C. Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pelayanan publik oleh masing – masing
instansi pemerintah
Kegiatan
1.
Penyusunan, penetapan dan pelaksanaan reviu Standar
Pelayanan (SP) dan SOP
2. Pelaksanaan dan pengembangan budaya pelayanan prima
3. Pengelolaan pengaduan pelayanan
4. Penilaian kepuasan terhadap pelayanan
5. Pemanfaatan teknologi informasi
-
13
BAB III
CAPAIAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN REFORMASI BIROKRASI
SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL
TRIWULAN III - TAHUN 2019
A. Capaian Pelaksanaan RB Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
Berdasarkan hasil Monev Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Tahun 2019 Triwulan
III, diperoleh gambaran capaian pelaksanaan program dan kegiatan Reformasi
Birokrasi Tahun 2019 Triwulan III, sebagai berikut:
1. Manajemen Perubahan
• Pencapaian Hasil
a. Pembentukan Tim Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, dalam hal ini
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional telah melakukan:
1) Pembentukan Tim Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Zona
Integritas, melalui Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional Nomor 60 Tahun 2019 Tentang Tim Pengarah Dan Tim
Pelaksana Reformasi Birokrasi Dan Zona Integritas Di Lingkungan
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2019.
b. Road Map Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional, dengan melakukan:
1) Penyusunan Road Map dan ditetapkan sebagai dokumen formal,
melalui Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Road Map Reformasi Birokrasi Di
Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional.
2) Sosialisasi dan internalisasi Road Map Reformasi Birokrasi Di
Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional kepada
anggota organisasi, melalui media:
a) Website (https://ortala.dkn.go.id/);
b) Surat Undangan Rapat Nomor: Und-25/Sesjen/04/2019 Tentang
Sosialisasi Aksi Reformasi Birokrasi Setjen Wantannas tahun
2019 dan tindak lanjut Rekomendasi Hasil Evaluasi Tahun 2018
di Lingkungan Setjen Wantannas, tertanggal 26 April 2019;
c) Sosialisasi Reformasi Birokrasi kepada seluruh Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional.
c. Pemantauan dan Evaluasi Reformasi Birokrasi, dalam hal ini Sekretariat
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional melaksanakan:
1) Perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan kegiatan terkait
PMPRB, diantaranya:
a) Instruksi Sesjen Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Aksi Reformasi
Birokrasi Setjen Wantannas Tahun 2019 dan Tindak Lanjut
Rekomendasi Hasil Evaluasi Tahun 2018;
-
14
b) Pembentukan Tim Asesor Penilaian Mandiri Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi (PMPRB) melalui Surat Perintah Nomor:
Sprin-116/Sesjen/02/2019.
2) Pelaksanaan rapat “Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi (PMPRB)” yang dilaksanakan tanggal 07 – 09 Mei 2018 di
ruang rapat dejiandra lantai 4 melalui Surat Tugas Nomor: ST-
404/Sesjen/05/2018, yang dihadiri oleh seluruh Tim Review dan Tim
Asesor Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB).
3) Pelaksanaan rapat “Pengisian Penilaian Mandiri Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi (PMPRB)” yang dilaksanakan tanggal 22 dan 23
Mei 2018 di ruang rapat dejiandra lantai 4 melalui Surat Perintah
Nomor: Sprin-119/Sesjen/05/2018, yang dihadiri oleh seluruh Tim
Pelaksana Reformasi Birokrasi.
4) Pelaksanaan rapat “Pelatihan Penilaian Mandiri Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi (PMPRB)” yang dilaksanakan tanggal 07 – 09 Mei
2019 di ruang rapat NKRI melalui Surat Perintah Nomor: Sprin-
290/Sesjen/05/2019, yang dihadiri oleh seluruh Tim Review dan Tim
Asesor Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB).
5) Pelaksanaan rapat “Pengisian Penilaian Mandiri Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi (PMPRB)” yang dilaksanakan tanggal 22 dan 23
Mei 2019 di ruang rapat NKRI melalui Surat Perintah Nomor: Sprin-
318/Sesjen/05/2019, yang dihadiri oleh seluruh Tim Pelaksana
Reformasi Birokrasi.
6) Koordinator assessor telah melakukan reviu terhadap seluruh kertas
kerja sebelum menyusun kertas kerja instansi dan mayoritas
koordinator assessor mencapai konsensus dan seluruh kriteria
dibahas sebagaimana tertuang tentang laporan hasil review lembar
kerja evaluasi RB TA 2019.
d. Perubahan pola pikir dan budaya kerja, diantaranya dengan melakukan:
1) Seluruh jajaran pimpinan tertinggi terlibat secara aktif dan
berkelanjutan dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi, melalui
Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 28
Tahun 2019 Tentang Tim Pengarah dan Tim Pelaksana Reformasi
Birokrasi Di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional.
2) Pembentukan Agent of Change dan pelaksanaan pelatihan sebagai
role model, melalui Keputusan Sekretaris jenderal Dewan Ketahanan
Nasional Nomor 29 Tahun 2018 Tentang Penunjukan Agen
Perubahan Dalam Rangka Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di
Lingkungan Setjen Wantannas.
• Evaluasi
a. Peran agent of change sebagai penggerak perubahan di lingkungan
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional perlu secara berkala
diberikan pelatihan.
-
15
b. Melakukan sosialisasi dan internalisasi secara berkala mengenai
Reformasi Birokrasi di seluruh unit organisasi Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional melalui televisi di unit masing – masing.
• Rencana aksi kedepan
a. Memaksimalkan peran agent of change sebagai penggerak perubahan di
lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional.
b. Melakukan sosialisasi dan internalisasi program Reformasi Birokrasi
secara berkala.
2. Penataan Peraturan Perundang – undangan
• Pencapaian Hasil
a. Harmonisasi
1) Identifikasi, analisis, dan pemetaan terhadap seluruh peraturan
perundang-undangan yang tidak harmonis/sinkron telah dilakukan
sebagaimana tertuang dalam Laporan Evaluasi semester I tahun
2019.
2) Revisi atas peraturan perundang-undangan yang tidak
harmonis/sinkron telah selesai dilakukan dengan diterbitkannya
Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional sebagai
berikut:
a) Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor
8 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Sekretaris
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 02 Tahun 2017
Tentang Penataan Sistem Tunjangan Kinerja Kepada Pegawai
Negeri Di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional;
b) Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
Nomor 64 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Keputusan
Sekretaris Jenderal Dewan Ketahan Nasional Nomor 143 Tahun
2017 Tentang Penyelenggara Negara Di Lingkungan Sekretariat
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Yang Wajib Menyampaikan
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN);
c) Draf Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
Tentang Perubahan Atas Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional Nomor 33 Tahun 2016 Tentang Tata Cara
Penyusunan Peraturan Perundang – Undangan Di Lingkungan
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional.
b. Sistem pengendalian penyusunan peraturan perundang-undangan dalam
pelaksanaan sistem pengendalian Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional berdasar pada pedoman yang telah ditetapkan, yaitu:
SOP Nomor: SOP-09/BIRO UMUM/06/2018 tentang prosedur
pelaksanaan pengajuan peraturan internal. Selanjutnya pelaksanaan
tersebut dikuatkan dengan berdasar Peraturan Sekretaris Jenderal
-
16
Dewan Ketahanan Nasional Nomor 33 Tahun 2016 Tentang Tata Cara
Penyusunan Peraturan Perundang – Undangan Di Lingkungan
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional.
• Evaluasi
a. Pelaksanaan identifikasi dan pemetaan terhadap keselarasan peraturan
perundang-undangan yang tekait dengan organisasi Sekretariat Jenderal
Dewan Ketahanan Nasional harus terus dilakukan monitoring dan
evaluasi agar sesuai dengan tugas dan fungsi unit masing – masing serta
visi dan misi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional;
b. Melakukan pemutakhiran Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional Tentang Perubahan Atas Peraturan Sekretaris
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 33 Tahun 2016 Tentang Tata
Cara Penyusunan Peraturan Perundang – Undangan Di Lingkungan
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional.
• Rencana aksi kedepan
a. Melakukan monitoring dan evaluasi penataan sistem pengendalian
penyusunan peraturan perundang-undangan secara berkala;
b. Menyelesaikan draf Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional Tentang Perubahan Atas Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional Nomor 33 Tahun 2016 Tentang Tata Cara
Penyusunan Peraturan Perundang – Undangan Di Lingkungan
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional.
3. Penataan dan Penguatan Organisasi
• Pencapaian hasil
a. Pelaksanaan evaluasi tugas dan fungsi organisasi dan tata kerja
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional, melalui:
1) Evaluasi untuk menilai ketepatan fungsi dan ketepatan ukuran
organisasi kepada seluruh unit organisasi telah dilakukan
sebagaimana tertuang dalam Laporan Evaluasi Kelembagaan
Pemerintah Setjen Wantannas Tahun 2018;
2) Adanya aturan tentang pengukuran jenjang karir dalam organisasi
Setjen Wantannas dengan diterbitkannya Peraturan Sekretaris
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional No. 1 Tahun 2018 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional No. 77 Tahun 2013 Tentang Penetapan
Peringkat Jabatan di lingkungan Setjen Wantannas;
3) Evaluasi yang menganalisis kemungkinan duplikasi fungsi kepada
seluruh unit kerja, menganalisis satuan organisasi yang berbeda
tujuan namun ditempatkan dalam satu kelompok kepada seluruh unit
kerja, menganalisis kemungkinan adanya pejabat yang melapor
kepada lebih dari seorang atasan kepada seluruh unit kerja,
kesesuaian struktur organisasi dengan mandat kepada seluruh unit
-
17
kerja, menganalisis kemungkinan tumpang tindih fungsi dengan
instansi lain, serta menganalisis kemampuan struktur organisasi untuk
adaptif terhadap perubahan lingkungan strategis telah dilakukan yang
tertuang dalam Laporan Evaluasi Kelembagaan Pemerintah Setjen
Wantannas Tahun 2018 dan Laporan Evaluasi Kelembagaan
Pemerintah Setjen Wantannas Tahun 2018.
c. Penataan
Seluruh hasil evaluasi telah ditindaklanjuti dengan mengajukan
perubahan organisasi sebagaimana tertuang dalam Peraturan Sekretaris
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional No. 13 Tahun 2016 Tentang
Perubahan Atas Keputusan Sesjen Wantannas Nomor: 1.1101.3001301
Tahun 2000 Tentang Organisasi, Tugas, dan Tata Kerja Setjen
Wantannas yang ditindaklanjuti dengan penyusunan Rancangan
Peraturan Presiden Revitalisasi Dewan Ketahanan Nasional.
• Evaluasi
a. Perubahan organisasi belum dilaksanakan secara keseluruhan dan masih
mencakup unit Ke-Biro-an;
b. Rancangan Peraturan Presiden terkait Revitalisasi Dewan Ketahanan
Nasional masih belum rampung;
c. Perubahan struktur Wantannas sedang dalam proses pengajuan,
Perubahan struktur tersebut dilakukan dalam rangka penyesuaian
terhadap rumpun kelembagaan dan mengakomodir fungsi tambahan
Setjen Wantannas sebagai pembina program bela negara sedang dalam
proses pengajuan.
• Rencana aksi ke depan
a. Melanjutkan proses penataan kelembagaan agar sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. Melakukan evaluasi efektivitas dan efisiensi organisasi dalam
menghasilkan kinerja.
3 Penataan Tatalaksana
• Pencapaian hasil
a. Proses bisnis dan prosedur operasional tetap (SOP)
1) Seluruh unit organisasi telah memiliki peta proses bisnis yang sesuai
dengan tugas dan fungsi sebagaimana tertuang dalam Keputusan
Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor: Skep-
79/Sesjen/XII/2011 Tentang Mekanisme dan Prosedur Kerja Setjen
Wantannas;
2) Seluruh peta proses bisnis telah dijabarkan dalam SOP sebagaimana
tertuang dalam Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional No. Kep-36/Sesjen/IV/2014 Tentang Penetapan Dokumen
Standar Prosedur Administrasi Pemerintahan (SOP-AP) dilingkungan
Setjen Wantannas Tahun 2014;
-
18
3) Seluruh unit organisasi telah menerapkan prosedur operasional tetap
(SOP) sebagaimana tertuang dalam Laporan Penerapan dan
Evaluasi SOP Setjen Wantannas Semester I tahun 2019;
4) Terdapat evaluasi terhadap efisiensi dan efektivitas peta proses bisnis
dan SOP secara berkala dan seluruh hasilnya telah ditindaklanjuti
sebagaimana tertuang dalam Laporan Penataan Tata Laksana Setjen
Wantannas tahun 2018.
b. E-Government
1) Rencana pengembangan e-government di lingkungan instansi sudah
dituangkan dalam Grand Design Pengembangan Sistem Keamanan
Informasi Setjen Wantannas Tahun 2017-2019;
2) Implementasi pengembangan e-government secara terintegrasi di
lingkungan internal dalam rangka mendukung proses Reformasi
Birokrasi dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat (misal: website untuk penyediaan informasi kepada
masyarakat, sistem pengaduan) sudah dilakukan sebagaimana
terlihat dalam website www.wantannas.go.id;
www.perencanaan.dkn.go.id; www.belneg.dkn.go.id; dan
www.ortala.dkn.go.id.
c. Keterbukaan Informasi Publik
1) Kebijakan pimpinan tentang keterbukaan informasi publik (identifikasi
informasi yang dapat diketahui oleh publik dan mekanisme
penyampaian) telah ada sebagaimana tertuang dalam Uji
Konsekuensi Informasi tentang tata cara pelayanan informasi publik
di lingkungan Setjen Wantannas;
2) Kebijakan keterbukaan informasi publik telah diterapkan dimana
seluruh informasi publik telah dapat diakses sebagaiman terlihat
dalam screenshot: https://www.dkn.go.id/ppid/;
3) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan keterbukaan
informasi publik dilakukan secara berkala sebagaimana tertuang
dalam Laporan Evaluasi PPID Setjen Wantannas Semester I tahun
2019;
4) Tersusunnya draf Kepses tentang Standar Prosedur Layanan
Informasi Dan Dokumentasi Di Lingkungan Sekretariat Jenderal
Dewan Ketahanan Nasional.
• Evaluasi
1) Sudah memiliki aplikasi e-government yang terintegrasi dalam aplikasi e-
sinergi;
2) Tindak lanjut hasil Evaluasi SOP Setjen Wantannas masih belum
dilaksanakan secara optimal;
3) Belum adanya peraturan yang mengatur tentang standar pelayanan
informasi dan dokumentasi.
• Rencana aksi ke depan
http://www.wantannas.go.id/http://www.belneg.dkn.go.id/http://www.ortala.dkn.go.id/https://www.dkn.go.id/ppid/
-
19
1) Meningkatkan evaluasi terhadap SOP yang ada sehingga mampu
meningkatkan efektivitas dan mengidentifikasi resiko;
2) Mengintegrasikan dan mengoptimalkan seluruh aplikasi serta sistem yang
ada;
3) Mensahkan draf Kepses tentang Standar Prosedur Layanan Informasi
Dan Dokumentasi Di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional.
4. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
• Pencapaian hasil
c. Perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi
1) Analisis jabatan dan analisis beban kerja serta perhitungan formasi
jabatan yang menunjang kinerja utama instansi telah dilakukan
kepada seluruh jabatan sebagaimana tertuang dalam Persesjen No.
01 tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Sesjen
Wantannnas Nomor 77 Tahun 2013 Tentang Penetapan Peringkat
Jabatan di Lingkungan Setjen Wantannas serta dapat dilihat dalam
print screen aplikasi e-formasi. menpan.go.id dan lampiran ABK dan
informasi faktor jabatan;
2) Perhitungan kebutuhan pegawai dan rencana redistribusi pegawai
dan proyeksi kebutuhan 5 tahun, telah dilakukan kepada seluruh unit
organisasi sebagaimana tertuang dalam dokumen rencana kebutuhan
pengembangan kompetensi.
d. Proses penerimaan pegawai transparan, objektif, akuntabel dan bebas
KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)
Proses seleksi pegawai telah dilakukan secara transparan, objektif, adil,
akuntabel dan bebas KKN mulai dari pengumuman penerimaan,
pendaftaran, persyaratan administrasi dan kompetensi yang memberikan
kesempatan luas kepada masyarakat, pengumuman hasil seleksi
diinformasikan dan disebarluaskan secara terbuka melalui berbagai
media (misal: website, jejaring sosial, dsb) yang dapat diakses melalui
aplikasi SIMKA Kepegawaian (screenshot aplikasi SIMKA kepegawaian)
serta dapat diakses melalui website Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional (https://www.wantannas.go.id/cpns/).
e. Pengembangan pegawai berbasis kompetensi
1) Tersusunnya draf Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional Tentang Standar Kompetensi Jabatan dan draf Standar
Kompetensi Jabatan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional;
2) Telah dilakukan pengembangan berbasis kompetensi kepada seluruh
pegawai sesuai dengan rencana dan kebutuhan pengembangan
kompetensi sebagaimana tertuang dalam Laporan Peningkatan
Kompetensi SDM;
-
20
3) Telah dilakukan monitoring dan evaluasi pengembangan pegawai
berbasis kompetensi secara berkala sebagaiman tertuang dalam
Laporan Monitoring dan Evaluasi Peningkatan Kompetensi.
f. Promosi jabatan dilakukan secara terbuka
Kebijakan promosi terbuka telah ditetapkan sebagaimana tertuang dalam
Persesjen nomor 20 tahun 2017 Tentang Tata Cara Pengisian Jabatan
Pimpinan Tinggi Secara Terbuka di lingkungan Setjen Wantannas dan
surat Sesjen Wantannas perihal pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi
Madya. Selain itu, Persesjen nomor 20 tahun 2017 Tentang Tata Cara
Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Secara Terbuka di Lingkungan Setjen
Wantannas dan Surat Sesjen Wantannas perihal Pengisian Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya juga mempertegas bahwa Setjen Wantannas
telah berupaya melakukan pengisian jabatan pimpinan tinggi (utama,
madya dan pratama) melalui promosi terbuka secara nasional, dilakukan
secara kompetitif dan obyektif oleh panitia seleksi yang independen, serta
setiap tahapan seleksi diumumkan secara terbuka yang dapat diakses
melalui website Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
(https://www.wantannas.go.id/).
g. Penetapan kinerja individu
1) Penerapan penetapan kinerja individu telah dilakukan terhadap
seluruh pegawai, seluruh pegawai telah melakukan penilaian kinerja
individu yang terkait dengan kinerja organisasi, seluruh pegawai telah
memiliki ukuran kinerja individu yang sesuai dengan indikator kinerja
individu diatasnya, Pengukuran kinerja individu telah dilakukan secara
bulanan yang dituangkan dalam aplikasi BKN E-lapkin-asn.bkn.go.id
dengan SKP masing–masing pegawai;
2) Capaian kinerja individu telah dijadikan dasar untuk pemberian
tunjangan kinerja kepada seluruh pegawai sebagaimana tertuang
dalam Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
Nomor 08 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Sekretaris
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 02 tahun 2017 Tentang
Penataan Sistem Tunjangan Kinerja Kepada Pegawai Di Lingkungan
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional.
h. Penegakan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku pegawai
1) Aturan disiplin/kode etik/kode perilaku instansi telah ditetapkan dan
diimplementasikan kepada seluruh unit organisasi sebagaimana
tertuang dalam Kepsesjen Nomor: Per-57/Sesjen/VI/2012 Tentang
Kode Etik Pegawai Setjen Wantannas;
2) Selain itu, pemberian sanksi dan imbalan (reward) kepada seluruh unit
organisasi telah dilaksanakan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 08 Tahun
2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional Nomor 02 tahun 2017 Tentang Penataan Sistem
Tunjangan Kinerja Kepada Pegawai Di Lingkungan Sekretariat
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional.
-
21
i. Pelaksanaan evaluasi jabatan
Informasi faktor jabatan telah disusun sebagaimana tertuang dalam
Persesjen nomor 1 tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Sesjen Wantannnas Nomor 77 Tahun 2013 Tentang Penetapan Peringkat
Jabatan di Lingkungan Setjen Wantannas. Selain itu, Persesjen tersebut
juga menetapkan peta jabatan dan kelas jabatan seluruh unit organisasi.
j. Sistem Informasi Kepegawaian
Sistem informasi kepegawaian telah dibangun sesuai kebutuhan, dan
dapat diakses oleh pegawai melalui aplikasi SIMKA Kepegawaian
(screenshot aplikasi kepegawaian SIMKA). Sistem Informasi
Kepegawaian terus dimutakhirkan dan dipergunakan sebagai pendukung
pengambilan kebijakan manajemen SDM.
• Evaluasi
a. Monitoring dan evaluasi atas pengembangan pegawai berbasis
kompetensi secara berkala sudah cukup efektif namun masih perlu
diintensifkan pelaksanaannya;
b. Karena terkait dengan pembinaan personil dari organisasi induknya,
kebijakan promosi jabatan secara terbuka belum dapat sepenuhnya
dilaksanakan.
• Rencana aksi ke depan
a. Meningkatkan penataan SDM sehingga dapat menerapkan sistem merit
dalam pengisian jabatan;
b. Melanjutkan monitoring dan evaluasi pengembangan pegawai berbasis
kompetensi secara berkala;
c. Meningkatkan koordinasi dengan K/L lain dalam pengisian jabatan
pimpinan tinggi (utama, madya dan pratama).
5. Penguatan Pengawasan
• Pencapaian hasil
a. Gratifikasi
1) Telah terdapat kebijakan penanganan gratifikasi sebagaimana
tertuang dalam Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional Nomor 40 Tahun 2018 tentang Tim Pengawasan Internal di
Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional dan
Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 02
Tahun 2019 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi Sekretariat
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional;
2) Telah terdapat pembentukan tim UPG (Unit Pengendalian Gratifikasi)
yang tertuang dalam Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional Nomor 37 Tahun 2019 Tentang Pembentukan
Tim UPG. Tim UPG melaporkan secara berkala praktik gratifikasi
sebagaimana tertuang dalam UPG Setjen Wantannas Tentang
Laporan Semester 1 UPG 2019. Selain itu, juga dilakukan evaluasi
dan tindaklanjut atas kebijakan penanganan gratifikasi sebagaimana
tertuang dalam Laporan Semester 1 UPG 2019;
-
22
3) Telah dilakukan public campaign untuk menyosialisasikan tentang
Gerakan anti gratifikasi baik melalui media offline maupun online
seperti banner, stiker, website, buku, majalah, dll.
b. Penerapan SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah)
1) Telah terdapat peraturan Pimpinan organisasi tentang SPIP
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional Nomor 13 Tahun 2019 Tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Di
Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional;
2) Telah terdapat penilaian SPIP yang tertuang dalam Berita Acara Hasil
Quality Asurance (QA) Penilaian Mandiri Maturitas Penyelengaraan
SPIP pada Setjen Wantannas.
c. Pengaduan Masyarakat
1) Telah ditetapkan kebijakan tentang penanganan pengaduan
sebagaimana tertuang dalam Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional Nomor 53 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas
Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 34
Tahun 2018 Tentang Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional;
2) Penanganan pengaduan masyarakat dimonitoring dan dievaluasi
secara berkala serta hasil evaluasi atas penanganan pengaduan
masyarakat telah ditindaklanjuti sebagaimana tertuang dalam
pengelolaan informasi evaluasi kegiatan PPID di bidang pengelolaan
informasi tentang evaluasi kegiatan PPID.
d. Whistle-Blowing System
1) Whistle Blowing System telah diimplementasikan sebagaimana
tertuang dalam Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional Nomor 05 Tahun 2018 Tentang Tata Cara Penanganan
Pelaporan Dugaan Pelanggaran Melalui Whistle Blowing System Di
Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional dan
Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 50
Tahun 2018 Tentang Pembentukan Tim Whistle Blowing System
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional;
2) Whistle Blowing System monitoring, dievaluasi telah ditindaklanjuti
sebagaimana tertuang dalam laporan pelaksanaan Whistle Blowing
System dan laporan evaluasi Whistle Blowing System secara berkala.
e. Penanganan Benturan Kepentingan
1) Terdapat peraturan/kebijakan Penanganan Benturan Kepentingan
sebagaimana tertuang dalam Persesjen No. 46 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Benturan Kepentingan di Lingkungan Setjen Wantannas.
f. Pembangunan Zona Integritas
1) Telah ditetapkan unit yang akan dikembangkan menjadi Zona
Integritas dituangkan dalam Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional Nomor 06 Tahun 2019 Tentang Penetapan
Calon Unit Kerja WBK;
-
23
2) Telah dilakukan monitoring dan evaluasi Zona integritas secara
berkala.
g. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
1) Telah ada Laporan Kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan
Kapabilitas APIP Pada Sekretariat Jendral Dewan Ketahanan
Nasional Nomor LBINAPIP-190/D201/2019.
• Evaluasi
a. Karena masih terdapat keterbatasan SDM, penilaian risiko atas organisasi
belum dapat dilakukan secara menyeluruh;
b. Belum maksimalnya kegiatan identifikasi dan pengendalian untuk
meminimalisir risiko;
c. Penanganan benturan kepentingan belum tersosialisasikan keseluruh unit
karena belum ada badan yang menangani secara khusus.
• Rencana aksi ke depan
d. Terus meningkatkan kapabilitas APIP;
e. Sosialisasikan penanganan benturan kepentingan keseluruh unit;
f. Menetapkan unit kerja “menuju WBK/WBBM”.
6. Penguatan Akuntabilitas Kinerja
• Pencapaian hasil
a. Keterlibatan Pimpinan
Penyusunan dan penetapan Renstra Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional Tahun 2015 – 2019 tercantum dalam Peraturan
Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 01 Tahun 2015
Tentang Renstra Setjen Wantannas dan Perjanjian Kinerja melibatkan
jajaran Pimpinan di lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional baik dalam Tim Penyusun Renstra dan PK maupun dalam
pembahasan di rapat koordinasi.
b. Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja
1) Telah ada Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
Nomor 84/Sesjen/XII/2013 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Di
Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional;
2) Seluruh unit organisasi berupaya meningkatkan kapasitas SDM yang
menangani akuntabilitas kinerja yang dibuktikan dengan adanya Sprin
Diklat Teknis pegawai Setjen Wantannas.
• Evaluasi
Pimpinan memonitor secara langsung dalam pencapaian kinerja Sekretariat
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional tertuang dalam laporan periodik per
triwulan.
• Rencana aksi ke depan
Melakukan penyempunaan sistem monitoring per triwulan berdasarkan
Perjanjian Kinerja di tiap level organisasi.
-
24
7. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
• Pencapaian hasil
a. Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional telah memberikan
pelayanan sesuai standar pelayanan yang tertuang dalam Maklumat
Pelayanan dan Standar Pelayanan Unit Kerja Di Lingkungan Sekretariat
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional yang di tetapkan dengan Keputusan
Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor: Kep-
52/Sesjen/VIII/2013.
b. Telah terdapat SOP bagi pelaksanaan standar pelayanan pada seluruh
jenis pelayanan yang ditetapkan melalui Kepsesjen Nomor: Kep-
38/Sesjen/V/2014 Tentang Standar Operasional Prosedur Tata Cara
Pelayanan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Sekretariat
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional.
c. Budaya Pelayanan Prima, Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional melakukan:
1) Pelaksanaan pemberian reward/punishment bagi pelaksana layanan
sesuai ketentuan yang berlaku di Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional yang tertuang dalam Keputusan Sekretaris
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor: Kep-90/Sesjen/IX/2015
Tentang Sistem Penghargaan dan Sanksi (Reward and Punishment)
Bagi Pelaksana Layanan dan Kompensasi Bagi Penerima Layanan Di
Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional;
2) Terdapat bukti inovasi pelayanan yang diciptakan dan bermanfaat
bagi penerima pelayanan sebagaimana tertuang dalam Road Map
Pembangunan Sistem Informasi Keamanan Nasional Yang Integratif
Tahun 2015-2019.
d. Pengelolaan Pengaduan, Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional melakukan:
1) Pengaduan pelayanan tersebut ditindaklanjuti secara komprehensif
sesuai dengan SOP Nomor: 01/SOP/Rodangmas/IV/2014 Tentang
Tindak Lanjut Pengaduan Layanan;
2) Untuk menjamin terlaksananya tindaklanjut pengaduan pelayanan,
terdapat unit yang mengelola pengaduan pelayanan yang ditetapkan
melalui Kepsesjen Nomor: Kep-48/Sesjen/04/2016 Tentang Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi Setjen Wantannas.
e. Penilaian Kepuasan Terhadap Pelayanan, Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional melakukan:
1) Survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan dilakukan secara
berkala sebagaimana tertuang dalam Laporan Hasil Survei Indeks
Kepuasan Masyarakat. Hasil survei kepuasan masyarakat tersebut
dapat diakses secara terbuka melalui website PPID Setjen
Wantannas (screenshot website PPID Setjen Wantannas);
2) Seluruh hasil survei kepuasan masyarakat tersebut telah
ditindaklanjuti sebagaimana tertuang tentang dalam laporan tindak
lanjut hasil survei indeks kepuasan masyarakat.
-
25
f. Pemanfaatan Teknologi Informasi, Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional melakukan:
Seluruh pelayanan telah menerapkan teknologi informasi dalam
memberikan pelayanan sebagaimana tertuang dalam Grand Design
Sistem Infomasi Keamanan Nasional Setjen Wantannas 2017-2019 dan
Road Map Pembangunan Sistem Informasi Keamanan Nasional Yang
Integratif Tahun 2015-2019.
• Evaluasi
1) Review dan perbaikan atas standar pelayanan telah dilakukan secara
berkala, namun belum optimal;
2) Sudah terdapat sistem sanksi/reward bagi pelaksana layanan serta
pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak
sesuai standar.
• Rencana aksi ke depan
1) Mendorong peningkatan pemanfaatan Teknologi Informasi dalam
pemberian layanan;
2) Meningkatkan kapasitas SDM yang terkait layanan dalam rangka
mewujudkan pelayanan prima;
3) Menggunakan hasil survei kepuasan stakeholder sebagai masukan
untuk perbaikan layanan.
-
26
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil monitoring dan evaluasi pada triwulan III tahun 2019 yang dilakukan
terhadap pencapaian program Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional menyangkut pelaksanaan delapan program RB sebagaimana
telah diuraikan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kegiatan delapan program reformasi birokrasi telah berjalan
melalui perwujudan dalam rencana aksi kegiatan tahun 2019 dan tindak lanjut
tahun 2018, sehingga target sasaran pertahunnya telah menjadi cukup jelas.
2. Pencapaian target-target sasaran berdasarkan perencanaan delapan program
Reformasi Birokrasi masih perlu perbaikan mengingat tingkat pencapaian
sasaran yang belum optimal.
3. Masih diperlukan rencana aksi lanjutan untuk memenuhi target-target yang telah
ditetapkan dalam perencanaan delapan program Reformasi Birokrasi untuk
peningkatan kinerja organisasi.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas dapat disampaikan saran sebagai berikut :
1. Inventarisasi dan pengumpulan dokumen perlu ditingkatkan sebagai bukti
otentik dari pencapaian target yang telah dilaksanakan dalam delapan program
Reformasi Birokrasi.
2. Perlunya koordinasi antar unit kerja agar tercipta kerjasama yang baik dari
seluruh unit kerja baik kedeputian maupun kebiroan untuk menyiapkan eviden
sebagai bukti dari pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
Jakarta, 2 Oktober 2019
Kepala Biro Perencanaan, Organisasi,
dan Keuangan,
Selaku Wakil Ketua Tim RB,
Sukur, M.Si (Han)
Marsekal Pertama TNI