laporan metabolisme kbh tutorial 4
TRANSCRIPT
Pingsan Saat Kegiatan PK2
Seorang mahasiswa baru (maba) pingsan ketika mengikuti kegiatan PK2, dan segera
dibawa ke tempat yang teduh. Kadar gula darahnya 24 mg/dl (normalnya >70 mg/dl). Ketika
mulai sadar, maba tersebut segera diberi teh manis hangat. Setelah itu dia dapat bercerita
bahwa tadi malam kurang tidur karena banyak tugas yang harus dikerjakan dan tadi pagi
tidak sempat sarapan.
Teh manis dapat sedikit memulihkan energi karena mengandung gula yang dapat
segera diabsorpsi dan dimetabolisme menghasilkan energi. Proses pembangkitan energi
dari gula antara lain melibatkan proses glikolisis, siklus Krebs, rantai respirasi dan fosforilasi
oksidatif.
Skenario I
1.1 LATAR BELAKANG
Metabolisme adalah proses pengolahan (pembentukan dan penguraian) zat zat yang
diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya . metabolisme juga dapat
diartikan sebagai proses pengolahan (pembentukan dan penguraian katabolisme dan
anabolisme)
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon , hydrogen dan
oksigen . Sebagai salah satu jenis zat gizi , fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di
dalam tubuh . Tiap satu gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4
kkal dan energy hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan
oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas , kontraksi jantung
aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja .
Secara sederhana karbohidrat dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu karbohidrat
sederhana dan karbohidrat kompleks dan bedasarkan responnya terhadap glukosa darah di
dalam tubuh , karbohidrat juga dapat dibedakan berdasarkan nilai tetapan indeks glicemiknya
(glycemic index)
Contoh dari karbohidrat sederhana adalah monosakarida seperti glukosa , fruktosa , dan
galaktosa ataujuga disakarida seperti sukrosa dan laktosa . jenis jenis karbohidrat sederhana ini
dapat ditemui terkandung didalam produk pangan seperti madu, buah-buahan dan susu .
sedangkan contoh dari karbohidrat kompeks adalah pati (starch) glikogen (simpaman energy
dalam tubuh), selulosa, serat (fiber) atau dalam konsumsi sehari-hari karbohidrat kompleks
dapat ditemui terkandung didalam produk pangan seperti , nasi , kentang , jagung , singkong ,
ubi , pasta , roti dan sebagainya
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
BAB III
PEMBAHASAN
Manusia terdiri dari gabungan sel yang melakukan metabolisme untuk kelangsungan
hidupnya . dalam metabolisme sel dbutuhkan energi, energi tersebut diperoleh dari pemecahan
nutrisi dari makanan. sebagaian besar reaksi kimia dalam sel berkaitan dengan pembuatan
energi dalam makanan yang tersedia untuk berbagai sistem fisiologis sel. contohnya energi
dibutuhkan untuk aktivitas otot , sekresi kelenjar , mempertahankan potensial membran pada
saraf dan serabut otot , pembentukan zat dalam sel, absorpsi makanan dari saluran pencernaan
dan berbagai fungsi lainnya .
- Reaksi berpasangan
Semua zat makanan berenergi (karbohidrat,lemak dan protein) dapat dioksidasi didalam
sel, dan selama proses ini berlangsung sejumlah sejumlah energi dibebaskan. makanan
yang sama ini juga dapat dibakar dengan oksigen murni diluar tubuh dalam api yang
sebenarnya, yang akan membebaskan sejumlah besar energi ; namun , dalam hal ini ,
energy dilepaskan secara tiba-tiba dan seluruhnya dalam bentuk panas. energy yang
diperlukan oleh proses fisiologis sel bukan berbentuk panas tetapi sebagai energi untuk
menimbulkan pergerakan mekanik, misalnya untuk fungsi otot, untuk memekatkan zat
zat terlarut dalam sekresi kelenjar, dan untuk mempengaruhi fungsi lainnya. untuk
menyedikan energi tersebut, reaksi kimia harus “berpasangan” dengan sistem yang
bertanggung jawab terhadap fungsi fungsi fisiologi ini . hal ini dicapai melalui enzim sel
khusus dan sistem pemindahan energi .
- “energy bebas”
Jumlah energy yang dibebaskan oleh oksidasi makanan yang lengkap disebut energy
bebas dari oksidasi makanan, dan ini biasanya dinyatakan dalam simbol ΔG . Energi
bebas biasanya dinyatakan dalam kalori per mol zat . contohnya, jumlah energi yang
dibebaskan oleh oksidasi lengkap dari 1 mol (180 gram) glukosa adalah 686.000 kalori .
ADP+PI ATP
Peran Adenosin Trifosfat (ATP) dalam Metabolisme
Adenosin Trifosfat (ATP) adalah suatu rantai penghubung esensial antara fungsi
penggunaan energi dan fungsi penghasil energi didalam tubuh. Oleh sebab itu ATP disebut
energy currency of the body. Dan ATP dapat diperoleh dan digunakan berulang-ulang. Energi
yang berasal dari oksidasi karbohidrat, protein, dan lemak digunakan untuk mengubah
adenosine difosfat (ADP) menjadi ATP, yang selanjutnya digunakan oleh berbagai reaksi tubuh
yang diperlukan untuk (1) transport akrif molekul melalu membrane sel; (2) kontraksi otot dan
kerja mekanik; (3) berbagai reaksi sintetik yang menghasilkan hormon, membran sel, dan
banyak molekul esensial lainnya di tubuh; (4) konduksi impuls saraf; (5) pertumbuhan dan
pembelahan sel; dan (6) banyak fungsi fisiologis lainnya yang diperlukan untuk
mempertahankan dan meneruskan kehidupan.
ATP adalah suatu senyawa kimia yang labil yang terdapat dalam semua sel. ATP adalah
kombinasi adenine, ribosa, dan 3 radikal fosfat. 2 radikal fosfat yang terakhir dihubungkan
dengan sisa molekul oleh ikatan energi tinggi, yang dinyatakan dengan simbol.
Jumlah energi bebas dalam masing-masing ikatan berenergi tinggi permol ATP adalah
sekitar 7300 kalori pada keadaan standard an kira-kira 12000 kalori pada keadaan temperatur
Produksi energy- Protein- Karbohidrat- lemak
Penggunaan energi- Transport aktif electron- Kontraksi otot- Sintesis molekul - Pembelahan dan
pertumbuhan sel
dan konsentrasi reaktan yang biasa didalam tubuh. Oleh karena itu didalam tubuh, pemindahan
masing-masing 2 radikal fosfat yang terakhir akan membebaskan energi sekitar 12000 kalori.
Setelah kehilangan 1 radikal fosfat dari ATP, senyawa tersebut menjadi ADP, dan setelah radikal
fosfat yang kedua hilang, menjadi adenosin monofosfat (AMP). Interkonversi diantara ATP, ADP,
AMP adalah sebagai berikut:
ATP
ATP terdapat di mana-mana dalam sitoplasma dan nukleoplasma semua sel, dan pada
dasarnya semua mekanisme fisiologis yang membutuhkan energi untu bekerja, memperoleh
energinya lagsung dari ATP (atau senyawa berenergi tinggi lain yang sejenis – guanosin trifosfat
[GTP]). Selanjutnya, makanan dalam sel dioksidasi secara bertahap, dan energi yang dibebaskan
dipakai untuk membentuk ATP yang baru, sehingga suplai zat ini selalu dipertahankan; semua
pemindahan energi ini terjadi melalui reaksi yang berpasangan.
Peran Utama Glukosa dalam metabolisme kerbohidrat
Produk akhir pencernaan karbohidrat dalam saluran pencernaan hampir seluruhnya
dalam bentuk glukosa, fruktosa, dan galaktosa dengan glukosa, yang mewakili rata-rata sekitar
80 persen dari produk-produk akhir tersebut. Setelah adsorpsi dari saluran pencernaan , banyak
fruktosa dan hampir semua gaaktosa diubah secara cepat menjadi glukosa di semua galaktosa
yang terdapat dalam sirkulasi darah. Glukosa kemudian menjadi jalur umum akhir untuk
mentranspor hampir semua karbohidrat ke sel jaringan.
Didalam sel hati, tersedia enzim yang sesuai untuk meningkatkan interkonversi antar
monosakarida-glukosa, fruktosa dan galaktosa . dinamika reaksi berlangsung sedemikian rupa
sehingga bila hati melepaskan monosakarida kembali ke dalam darah, produk akhirnya hampir
seluruhnya berupa glukosa. Alasannya bahwa sel hati mengandung sejumlah besar glukosa
fosfatase. Oleh karena itu, glukosa-6-fosfatase dapat dipecah menjadi glukosa dan fosfat, dan
glukosa selanjutnya dapat ditranspor kembali melalui membran sel hati ke dalam darah.
Sekali lagi ditekankan bahwa lebih dari 95 persen dari seluruh monosakarida yang
beredar dalam darah biasanya merupakan produk perubahan akhir, yaitu glukosa.
{ADP + PO3}-12000 kal
+ 12000 kal
-12000 kal
+ 12000 kal
Transpor Glukosa melalui membran sel
Sebelum glukosa dapat-dipakai oleh sel-sel jaringan tubuh, glukosa harus ditranspor
melalui membran sel jaringan masuk ke dalam sitoplasma sel . akan tetapi, glukosa tidak dapt berdifusi
melalui pori-pori sel membran dengan mudah sebab berat molekul maksimum partikel yang dapat
berdifusi dengan mudah adalah sekitar 100, dan glukosa mempunyai berat molekul 180. Namun,
glukosa dapat masuk ke dalam sel dengan derajat kemudahan yang rasional melalui membran dengan
mekanisme difusi terfasilitasi. Mekanisme dasarnya adalah sebagai berikut. Molekul yang berpenetrasi
melalui matriks lipid adalah sejumlah besar molekul protein pembawa (carrier) yang dapat berikatan
dengan glukosa. Dalam bentuk ikatan ini, glukosa dapat diangkut oleh pembawa dari satu sisi membran
ke sisi lainnya dan kemudian dibebaskan. Oleh karena itu, jika konsentrasi glukosa lebih besar pada satu
sisi membran daripada sisi lainnya, lebih banyak glukosa akan diangkut dari daerah berkonsentrasi tinggi
ke daerah berkonsentrasi rendah dan bukan dari sisi yang berlawanan .
Transpor glukosa melalui membran sebagian besar sel jaringan cukup berbeda dari
transpor yang terjadi melalui membran saluran pencernaan atau melalui epitel tubulus ginjal. Didua
tempat tersebut tadi, glukosa diangkut oleh mekanisme ko-transpor aktif natrium glukosa, yaitu
transpor aktif natrium menyediakan energi untuk mengabsorpsi glukosa melawan perbedaan
konsentrasi. Mekanisme ko-transpor natrium hanya berfungsi disel epitel tertentu yang secara khusus
disesuaikan untuk absorbsi aktif glukosa. Pada membran sel yang lain, glukosa diangkut hanya dari
konsentrasi yang lebih tinggi menuju ke konsentrasi yang lebih rendah oleh difusi terfasilitasi, yang
dimungkinkan oleh ikatan khusus dari protein pembawa glukosa dimembran.
Insulin meningkatkan difusi glukosa terfasilitasi
Kecepatan pengangkutan glukosa dan kcepatan pengangkutan beberapa mono sakarida
lainnya sangat di tingkatkan oleh insulin. Bila sejumlah besar insulin disekresi oleh pankreas, kecepatan
pengangkutan glukosa ke dalam sebagian besar sel meningkat sampai 10 kali atau lebih dibandingkan
dengan kecepatan pengangkutan tanpa adanya sekresi insulin. Sebaliknya, jumlah glukosa yang dapat
berdifusi ke dalam sebagian besar sel tubuh tanpa adanya insulin, terlalu sedikit untuk menyediakan
sejumlah glukosa yang dibutuhkan untuk metabolisme energi pada keadaan normal, dengan
pengecualian di sel hati dan sel otak. Secara praktis, kecepatan pemakaian karbohidrat oleh sebagian
besar sel diatur oleh kecepatan sekresi insulin dari pankreas.
Fosforilasi Glukosa
Segera setelah masuk ke dalam sel, glukosa bergabung dengan radikal fosfat yang sesuai
dengan reaksi berikut:
Glukosa glukokinase atau heksokinase
+ATP> Glukosa-6-fosfat
Fosforilasi ini ditingkatkan terutama oleh enzim glukonase di dalam hati dan oleh
heksokinase di dalam sebagian besar sel yang lain. Fosforilasi glukosa hampir seluruhnya irreversible
kecuali di sel hati, sel epitel tubulus ginjal, dan sel epitel usus; di dalam sel-sel tersebut, suatu enzim
yang lain, glukosa fosfatase, juga tersedia, dan bila enzim ini diaktifkan, reaksi dapat berjalan dalam arah
yang berkebalikan. Di sebagian besar jaringan tubuh, fosforilasi bekerja untuk menangkap glukosa di
dalam sel. Artinya, karena glukosa berikatan secara cepat dengan fosfat, glukosa tidak akan berdifusi
keluar, kecuali dari sel-sel khusus, terutama sel-sel hati, yang memiliki enzim fosfatase.
Penyimpanan Glikogen di Hati dan Otot
Setelah di absorbsi ke dalam sel, glukosa dapat segera dipakai untuk melepaskan energi
ke sel atau dapat disimpan dalam bentuk glikogen, yang merupakan polimer besar glukosa.
Semua sel tubuh mempunyai kemampuan untuk menyimpan paling sedikit beberapa
glikogen, tetapi sel-sel tertentu dapat menyimpan dalam jumlah yang besar, terutama sel hati, yang
dapat menyimpan glikogen sebanyak 5-8% dari beratnya, dan sel-sel otot, yang dapat menyimpan
glikogen sebanyak 1-3%. Molekul glikogen dapat dipolimerisasi dan polimernya bisa mencapai hampir
semua berat molekul, dengan berat molekul rata-rata 5 juta atau lebih besar; kebanyakan glikogen
mengendap dalam bentuk granula padat.
Konversi dari monosakarida menjadi senyawa presipitat dengan berat molekul tinggi
(glikogen) memungkinkan tersimpannya karbohidrat dalam jumlah besar tanpa mengubah tekanan
osmotik cairan intrasel secara bermakna. Konsentrasi yang tinggi dari monosakarida yang mudah larut
dengan berat molekul rendah akan sangat mengganggu hubungan osmotik antara cairan intrasel dan
ekstrasel.
Glikogenesis - proses pembentukan glikogen
Glukosa-6-fosfat dapat diubah menjadi glukosa-1-fosfat: yang kemudian diubah menjadi
glikogen. Beberapa enzim khusus dibutuhkan untuk mendapatkan perubahan ini. Dan setiap
monosakarida yang dapat diubah menjadi glukosa dapat masuk lebih kecil meliputi asam laktat, gliserol,
asam piruvat, asam amino, deaminasi, dapat juga diubah menjadi glukosa atau senyawa yang hampir
serupa dan kemudian diubah menjadi glikogen.
Membran Sel
Glikogen
Glukosadarah
Uridin difosfat glukosa(fosforilase)
Glukosa-1-fosfat
Glukosa-6-fosfat(glukokinase)
(fosfatase)
Glikolisis
Glukosa
Pemindahan Glikogen yang Disimpan – GlikogenolisisGlikogenolisis berarti pemecahan glikogen yang disimpan sel untuk membentuk kembali glukosa
di dalam sel. Glukosa kemudian dapat digunakan untuk menyediakan energi. Glikogenolisis tidak dapat terjadi melalui pembalikan reaksi kimia yang sama yang dipakai untuk membentuk glikogen; sebagai gantinya, setiap molekul glukosa yang berurutan pada masing-masing cabang polimer glikogen dilepaskan melalui proses fosforilasi, yang dikatalisis oleh enzim fosforilase.
Pada keadaan istirahat, fosforilase terdapat dalam bentuk tidak aktif, sehingga glikogen tetap dapat disimpan. Bila pembentukan glukosa dari glikogen diperlukan kembali, fosforilase harus diaktifkan terlebih dahulu. Hal ini dapat dicapai dalam beberapa cara, meliputi 2 cara berikut ini.
Aktivasi Fosforilase oleh Epinefrin atau oleh Glukagon. Dua hormon epinefrin dan glukagon, dapat mengaktifkan fosforilase dan dengan demikian menimbulkan glikogenolisis secara cepat. Pengaruh pertama dari masing-masing hormon ini adalah meningkatkan pembentukan siklik AMP kedalam sel, yang kemudian memicu suatu rangkaian reaksi kimia yang mengaktifkan fosforilase.
Epinefrin dilepaskan oleh medula adrenal ketika sistem saraf simpatis dirangsang. Oleh karena itu, salah satu fungsi sistem saraf simpatis adalah meningkatkan penyediaan glukosa untuk metabolisme energi secara cepat. Fungsi epinefrin ini terjadi secara nyata baik di dalam sel hati maupun otot, sehingga turut berperan bersama pengaruh lain dari rangsangan simpatis, guna menyiapkan tubuh untuk bekerja.
Glukogen adalah hormon yang disekresi oleh sel alfa pankreas apabila kadar gula darah turun sangat rendah. Glukagon merangsang pembentukan siklik AMP terutama di sel hati, dan hal ini selanjutnya meningkatkan pengubahan glikogen hati menjadi glukosa dan melepaskannya ke dalam darah, sehingga meningkatkan kadar gula darah.