laporan-manajemen-keperawatan
DESCRIPTION
mmmTRANSCRIPT
BAB I
Amar akbar----Just Nursing Boys not anymorehttp://www.nursing.web.id
LAPORAN PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG OBSERVASI JINGGA B-1
RSUD SIDOARJO
OLEH :
1. AMAR AKBAR
2. ARUM TRI KUSUMA
3. CHATERINA JANES P
4. DIA METASARI
5. DIDIK MARDIANTO
6. DEDI KURNIAWAN
7. DWI MUJI SAYOGO
8. EKA DIAN SAFITRI
9. EKA NUR SOEMAH
10. HERNOWO BUDI SETIAWAN
11. NUR ITTIKAFIYAH
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2009Collected by : amar akbar.Skep.Ns
Laporan ini bebas disebarluaskan dan digunakan untuk membantu meringankan tugas profesi manajemen.
Terimakasih kepada teman-teman semua, kalian semua tidak akan pernah kulupakan. Konflict dalam kelompok itu sudah biasa. Tetapi disitulah kedewasaan kita benar2 diuji. Majulah Perawat Indonesia.BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respons yang ada harus bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkret dalam pelaksanaannya. Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan. Hal ini bekaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.
Menurut Gilles (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika Widya Sukmana (1996), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekaryaan melalui orang lain, sedangkan managemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasian, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat.
Berdasarkan pengambilan data pada 22 responden (pasien yang akan KRS, dan telah 3 hari MRS) tanggal 05 oktober 2009 yang dilakukan oleh mahasiswa profesi S1 keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI tentang kepuasa customer terhadap pelayanan rawat inap RSU Daerah Sidoarjo ruang observasi mawar jingga B1 diketahui sebesar 50% (11 klien) menilai sangat puas terhadap pelayanan rumah sakit, 32% (7 klien) menilai puas terhadap pelayanan rumah sakit, 9% (2 klien) cukup puas terhadap pelayanan rumah sakit, 0% tidak puas terhadap pelayanan rumah sakit. Hasil akhir desiminasi ke-2 kelompok A1 dan A2 yang telah melakukan praktek profesi keperawatan menejemen dengan menerapkan MAKP sesuai standart diketahui timbang terima (79% baik, 21% cukup, 0% kurang, 0% tidak baik), ronde keperawatan (71% baik, 22% cukup, 7% kurang, 0% tidak baik), sentralisasi obat (43% baik, 57% cukup, 0% kurang, 0% tidak baik), supervise (79% baik, 14% cukup, 7% kurang, 0% tidak baik), discart planning (79% baik, 21% cukup) dan dokumentasi (79% baik, 21% cukup, 0% kurang, 0% tidak baik). Sedangkan berdasarkan observasi MAKP masih belum terlaksana dengan baik.
Model asuhan keperawatan profesional yang saat ini sedang dilaksanakan ruang Mawar Jingga B1 adalah model asuhan keperawatan profesional dengan metode tim. Kelebihan dari metode ini adalah memungkinkan pelayanan keperawatan menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, serta memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim. Namun kelemahan dari metode ini adalah komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk (Nursalam,2008).
Berdasarkan fenomena tersebut, maka kami mencoba menerapkan kembali MAKP sesuai standar di ruang mawar jingga B1 RSUD Sidoarjo khususnya ruang observasi. MAKP yang nantinya diharapkan dapat diaplikasikan diruangan akan melaksanakan role play yang meliputi supervisi, ronde keperawatan, timbang terima, sentralisasi obat, dan dokumentasi dengan melibatkan perawat ruangan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami prinsip manajemen keperawatan dan model pemberian asuhan keperawatan profesional yang sesuai dengan prinsip MAKP yang dijalankan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa mampu :
1. Menganalisis lingkungan suatu ruang perawatan dan menghitung kebutuhan tenaga keperawatan disuatu ruangan perawatan.
2. Melaksanakan peran sesuai dengan model MAKP yang telah ditentukan.
3. Melakukan supervise keperawatan.
4. Melakukan ronde keperawatan.
5. Melakukan timbang terima keperawatan
6. Melakukan Discharge Planning.
7. Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan menggunakan model problem, intervensi, dan evaluasi.
8. Melakukan penerapan sentralisasi obat
9. Menganalisis tingkat keberhasilan post pelaksanaan MAKP yang diterapkan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.
2. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MAKP yang diaplikasikan di ruang mawar jingga B1.3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekuarangan penerapan model MAKP di ruang mawar jingga B1.
4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan menyusun rencana strategi.
5. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan keperawatan profesional ruang mawar jingga B1.
1.3.2 Bagi Perawat Ruangan
1. Melalui praktek profesi manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-masalah yang ada di ruang mawar jingga B1 yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP.
2. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
3. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
4. Tumbuh dan terbinanya akuntanbilitas dan disiplin diri perawat.
1.3.3 Bagi Pasien dan Keluarga
1. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
2. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.
1.3.4 Bagi institusi dan pendidikan
Sebagai bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan ruangan dengan pelaksanaan model MAKP:Tim.
BAB 2
PENGKAJIAN
Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses manajemen keperawatan yang meliputi pengumpulan data, analisa SWOT, dan identifikasi masalah. 2.1. Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Falsafah RSUD Sidoarjo
2.1.1 VISI
Menjadi RS mandiri dengan pelayanan prima
2.1.2 MISI
Mengupayakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan mandiri melalui pendekatan sumber daya RS
2.1.3 TUJUAN
a. Mewujudkan pelayanan yang bermutu, hemat dan manusiawi sebagai RS rujukan.
b. Terwujudnya SDM RS yang professional, akuntabel, dan berorientasi pelanggan.
c. Terwujudnya sarana dan prasarana RS sesuai standar.d. Terwujudnya pelayanan kesehatan dengan memperhatikan aspek sosial ekonomi.
2.1.4 MOTTO
Kesembuhan anda adalah kebahagiaan kami2.1.5 FALSAFAH RSUD SIDOARJO
Ikhlaskan diri untuk sehat, terawat dan penuh manfaat.
2.2. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan tanggal 5 11 Oktober 2009, meliputi ketenagaan, sarana dan prasarana, BOR (Bed Occuption Rate), MAKP, sumber keuangan dan pemasaran (marketing). Data yang diperoleh, dianalisis dengan analisa SWOT sehingga didapatkan beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu sebagai prioritas masalah.2.2.1 TENAGA DAN PASIEN (M1/MAN)
Analisis ketenagaan, jumlah tenaga keperawata dan non keperawatan, latar belakang pendidikan, status kepegawaian, jabatan, jenis pelatihan yang diikuti, struktur organisasi, kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.a. Struktur Organisasib. Tenaga perawat
Jumlah tenaga keperawatan tingkat pendidikan di Ruang Mawar Jingga B1 RSUD Sidoarjo adalah sebagai berikut.
No.NamaJenis KelaminPendidikanStatus KepegawaianJabatanMasa KerjaPendidikan yang Pernah Diikuti
PNSKontrakVolunter
1.
Puji Andayani, S.KM,S.Kep.Ns
P
S1 Kep
PNS
--
KARU
24 th
PPGD, BLS, ACLS, Manajemen Bangsal dan Mental, ECG, Remunerasi+Accountability, CI, Case Mix, Ina DRG, Rawat Luka Terkini, PBP VIII Bullou Drainage, SP2KP
2.
Sumberwati, Amd.Kep
P
D3 KepPNS
-
-
PERAWAT27 thAKREDITASI, AIDS, Nosokomial/ DALIN, BLS, CI, ECG, Manajemen Bangsal dan Mental, Customer Service, Manajemen Laktasi, IMA
3.Ely Ariastutuik, Amd.Kep
P
D3 KepPNS
-
-
PERAWAT8 th
BLS, Nasofaringeal, ECG, Rawat Luka ECU
4.Dyah Ayu K. Amd Kep
P
D3 KepPNS
-
-
PERAWAT10 th
Nosokomial/ DALIN, BLS, ECG, HIV, Customer Service
5.Miftahul Jannah, Amd.Kep
P
D3 KepPNS
-
V
PERAWAT
6.Cahyo Irawan, Amd.Kep
L
D3 Kep-
-
V
PERAWAT
7.Andriyani, Amd.Kep
P
D3 Kep-
-
V
PERAWAT
8.Latifa Erdiana, S.Kep.Ns
P
S1 Kep-
-
V
PERAWAT
2 th
PPGD, Rawat Luka Terkini
9.Rizki, Amd.Kep
P
D3 Kep-
-
V
PERAWAT
10.Dewi Astutik, Amd.Kep
P
D3 Kep-
-
V
PERAWAT
3,5 thBLS, Rawat Luka Terkini, Nosokomial/ DALIN
11.Dina Agustina, Amd.Kep
P
D3 Kep-
-
V
PERAWAT
3,5 thBLS, DALIN, HIV
12.Terry Indra Kurniawan,Amd.Kep
L
D3 Kep-
-
V
PERAWAT
2 thPPGD, HIV, Rawat Luka Terkini
13.Ika Kurniawati, Amd.KepPD3 Kep-
-
V
PERAWAT
2 thECU, Rawat Luka Terkini
14.Fyrda Nurul LailyPD3 Kep-
-
V
PERAWAT
2 thBLS
c. Tenaga non keperawatan
Tenaga non keperawatan di Ruang Mawar Jingga B1 RSUD Sidoarjo terdiri dari :No.KualifikasiJumlahJenis
1.
2.
3.
4.Tata Usaha (Medical record)
Ahli gizi
Helper
Cleaning service1 orang
1 orang
1 orang
2 orangSMA
d. Tenaga Medis
Tenaga medis di ruang MJB1 RSUD Sidoarjo terdiri dari :
No.KualifikasiJumlah
1Dokter bedah umum4
2Dokter bedah syaraf1
3Dokter urologi1
4Dokter IPD1
5Dokter Jantung1
6Dokter Saraf1
e. Tenaga Mahasiswa Praktek
KualifikasiJumlah
1.
2.S1 Keperawatan Prog.Profesi Ners STIKES Bina Sehat PPNI
Dokter Muda Univ. Wijaya Kusuma11 orang
f. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat
Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Dengan Metode Douglas ( 1984 ).
No.KLASIFIKASI DAN KRITERIA
1Minimal Care (1-2 jam)
1. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti pakaian dan minum.
2. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
3. Observasi Tanda vital setiap shift.
4. Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
5. Persiapan prosedur pengobatan
2Intermediet Care (3-4 jam)
1. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi.
2. Observasi tanda vital tiap 4 jam.
3. Pengobatan lebih dari 1 kali.
4. Pakai foley kateter.
5. Pasang infuse, intake out-put dicatat.
6. Pengobatan perlu prosedur.
3Total Care (5-6 jam)
1. Dibantu segala sesuatunya.
2. Posisi diatur.
3. Observasi tanda vital tiap 2 jam.
4. Pakai NG tube.
5. Terapi intravena, pakai suction.
6. Kondisi gelisah / disorientasi / tidak sadar.
Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang dibutuhkan tergantung pada jumlah klien dan derajat ketergantungan klien. Menurut Douglas (1984) Loverige dan cummings (1996) diklasifikasikan derajat ketergantungan klien dibagi 3 kategori yaitu :
a. Perawat Minimal
: 1-2 jam / 24 jam
b. Perawat Intermediet / Partial: 3-4 jam / 24 jam
c. Perawat Total
: 5-6 jam / 24 jam
Kebutuhan tenaga perawat di ruang Ruang Mawar Jingga B1 dari hasil pengkajian adalah sebagai berikut :
1) Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 5 Oktober 2009 Ruang Mawar Jingga B1
Klasifikasi pasienJumlah
pasienPagiSoreMalam
Total care33x0,36=1,083x0,36=1,083x0,20=0,60
Partial care66x0,27=1,626x0,15=0,906x0,10=0,60
Minimal care88x0,17=1,368x0,14=1,128x0,07=0,56
Total174,063,101,76
Total tenaga perawat
Dinas pagi : 4orang
Dinas siang : 3orang
Dinas malam : 2orang
Jumlah: 9orang
Jumlah perawat lepas dinas per hari :
86x9 =2,77 (dibulatkan menjadi 3)
279
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 5 Oktober 2009 di Ruang Mawar Jingga B1 adalah 9 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 3 orang = 13 orang.
Jadi kebutuhan tenaga belum mencukupi.
Ruang Observasi Mawar JinggaB1
Klasifikasi pasienJumlah
pasienPagiSoreMalam
Total care33x0,36=1,083x0,36=1,083x0,20=0,60
Partial care44x0,27=1,084x0,15=0,604x0,10=0,40
Minimal care66x0,17=1,026x0,14=0,846x0,07=0,42
Total133,182,521,42
Total tenaga perawat
Dinas pagi: 3orang
Dinas siang: 3orang
Dinas malam: 1orang
Jumlah: 7orang
Jumlah perawat lepas dinas per hari :
86x7 =2,16 (dibulatkan menjadi 2)
279
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 5 Oktober 2009 diruang observasi MJB1 adalah 7 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 2 orang = 10 orang.
2) Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 6 Oktober 2009
Ruang Mawar Jingga B1
Klasifikasi pasienJumlah
pasienPagiSoreMalam
Total care88x0,36=2,888x0,36=2,888x0,20=1,60
Partial care33x0,27=0,813x0,15=0,453x0,10=0,30
Minimal care66x0,17=1,026x0,14=0,846x0,07=0,42
Total174,714,172,32
Total tenaga perawat
Dinas pagi: 5orang
Dinas siang: 4orang
Dinas malam: 2orang
Jumlah: 11orang
Jumlah perawat lepas dinas per hari :
86x11 =3,39 (dibulatkan menjadi 3)
279
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 6 Oktober 2009 diRuang Mawar Jingga B1 adalah 11 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 3 orang = 15 orang. Jadi kebutuhan tenaga belum mencukupi.
Ruang Observasi Mawar Jingga B1
Klasifikasi pasienJumlah
pasienPagiSoreMalam
Total care55x0,36=1,805x0,36=1,805x0,20=1,00
Partial care22x0,27=0,542x0,15=0,302x0,10=0,20
Minimal care44x0,17=0,684x0,14=0,564x0,07=0,68
Total113,022,661,88
Total tenaga perawat
Dinas pagi: 3orang
Dinas siang: 3orang
Dinas malam: 2orang
Jumlah: 8orang
Jumlah perawat lepas dinas per hari :
86x8 =2,47 (dibulatkan menjadi 2)
279
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 6 Oktober 2009 diruang Observasi Mawar Jingga B1 adalah 8 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 3 orang = 12 orang.
3) Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 7 Oktober 2009
Ruang Mawar Jingga B1
Klasifikasi pasienJumlah
pasienPagiSoreMalam
Total care44x0,36=1,444x0,36=1,444x0,20=0,80
Partial care77x0,27=1,897x0,15=1,057x0,10=0,70
Minimal care11x0,17=0,171x0,14=0,141x0,07=0,07
Total123,502,631,57
Total tenaga perawat
Dinas pagi: 3orang
Dinas siang: 3orang
Dinas malam: 2orang
Jumlah: 8orang
Jumlah perawat lepas dinas per hari :
86x11 =2,47 (dibulatkan menjadi 2)
279
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 7 Oktober 2009 diruang Mawar Jngga B1 adalah 11 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 2 orang = 14 orang. Jadi kebutuhan tenaga belum mencukupi.
Ruang Observasi Mawar Jingga B1
Klasifikasi pasienJumlah
pasienPagiSoreMalam
Total care44x0,36=1,444x0,36=1,444x0,20=0,80
Partial care33x0,27=0,813x0,15=0,453x0,10=0,30
Minimal care00x0,17=00x0,14=00x0,07=0
Total72,251,891,10
Total tenaga perawat
Dinas pagi: 2orang
Dinas siang: 2orang
Dinas malam: 1orang
Jumlah: 5orang
Jumlah perawat lepas dinas per hari :
86x5 =1,54 (dibulatkan menjadi 2)
279
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 7 Oktober 2009 diruang Observasi Mawar Jingga B1 adalah 5 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 2 orang = 8 orang.
g. Tingkat Kepuasan Klien Terhadap Kinerja Perawat
Pengukuran tingkat kepuasan klien menggunakan kuesioner yang berisi 20 pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dengan skore 3, jawaban kadang-kadang dengan skore 2 dan jawaban tidak dengan skore 1. Selanjutnya tingkat kepuasan klien dikategorikan sebagai berikut :1. Sangat Puas : 81 100 %
2. Puas :61 80%
3. Cukup Puas :41 60 %
4. Kurang Puas :21 - 40 %
5. Tidak Puas :0 - 20 %
Berdasarkan penyebaran angket dari 22 klien pada tanggal 5-6 Oktober 2009 didapatkan hasil bahwa, 50 % (11 klien) dikategorikan sangat puas, 32% (7 klien) puas, 9% (2 klien) cukup puas, 9% (2 klien) kurang puas dan 0% klien tidak puas terhadap pelayanan di Ruang Mawar Jingga B1.
Kepuasan klien di Ruang Observasi Mawar Jingga B1 dari 13 klien didapatkan hasil 54 % (7 klien) dikategorikan sangat puas, 31% (4 klien) puas, 15% (2 klien) cukup puas, 0% kurang puas dan 0% klien tidak puas terhadap pelayanan di Ruang Observasi Mawar Jingga B1.
Jenis Penyakit
Jumlah 10 penyakit terbanyak di Ruang Mawar Jingga B1 selama Bulan September 2009No.Jenis PenyakitJumlah KlienPresentase
1.Cidera Kepala61,95%
2.NIDDM8126,29%
3.Vomiting6320,45%
4.Stroke5216,88%
5.HIL144,55%
6.Combus72,27%
7.Appendiks
165,19%
8.CKD103,25%
9.BPH3912,66%
10.Ca Mammae206,49%
Total 308100%
2.2.2 SARANA PRASARANA (M2-MATERIAL)
a. Lokasi dan denah ruangan
Lokasi penerapan proses managerial keperawatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran managemen keperawatan mahasiswa STIKES BINA SEHAT PPNI (PRODI S1 KEPERAWATAN) MOJOKERTO diruang Mawr Jingga B1 RSUD Sidoarjo dengan uraian sebagai berikut:
1) Timur : Mawar jingga D
2) Barat : Mawar ungu dan kuning
3) Selatan: Taman
4) Utara : Mawar jingga B2
Denah Ruang Mawar Jingga B
Keterangan :
A : Gudang
F : Nure stationK : Gedung baru
B : Nurse station mahasiswa G : R.Karu L : R. Mawar KuningC : Nurse station
H : R.Observasi
D : Ruang tetanus
i : R. combus
E : R Bedah Umum
j : R. Mawar Hijau.b. BOR (Bed Occuption Rate)
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 5 9 Oktober 2009 diruang Mawar Jingga B1 RSUD Sidoarjo didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur adalah 38 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut :
BOR keseluruhan di ruang Mawar Jingga B RSUD Sidoarjo.
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 5 9 Oktober 2009 di dapatkan gambaran kapasitas tempat tidur berdasarkan jumlah pasien ruang MJB1 adalah 38 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut :
Tanggal : 5 Oktober 2009
RUANG MJB1JUMLAH TOTALBED TERPAKAIBED TIDAK TERPAKAI
OBSERVASI13130
BEDAH UMUM17413
COMBUS800
TOTAL381713
Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Mawar Jingga B1 tanggal 5 Oktober 2009:
Jumlah bed : 38 Bed (17 bed terpakai dan 13 bed tidak terpakai)
Dengan BOR MJB1 : 17/38X100%= 44,74%
BOR Ruang Observasi : 13/13x100%= 100%
Tanggal : 6 Oktober 2009
RUANG MJB1JUMLAH TOTALBED TERPAKAIBED TIDAK TERPAKAI
OBSERVASI13112
BEDAH UMUM17611
COMBUS808
TOTAL381721
Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Mawar JinggaB1 tanggal 6 Oktober 2009
Jumlah bed : 38 Bed (17 bed terpakai dan 21 bed tidak terpakai)
Dengan BOR MJB1 : 17/38X100%= 44,74%
BOR Ruang Observasi : 11/13x100%= 84,62%
Tanggal : 7 Oktober 2009RUANG MJB1JUMLAH TOTALBED TERPAKAIBED TIDAK TERPAKAI
OBSERVASI1376
BEDAH UMUM17512
COMBUS808
TOTAL381226
Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Mawar JinggaB1 tanggal 7 Oktober 2009
Jumlah bed : 38 Bed (12 bed ada pasien dan 26 bed kosong)
Dengan BOR MJB1 : 12/38X100%= 31,58 %
BOR Ruang Observasi :5/13x100%=38,46 %
c. Peralatan dan fasilitas
Fasilitas untuk pasien
1) Secara keseluruhan ruang Mawar Jingga B1 memiliki 38 tempat tidur terdiri dari :
Mawar Jingga B1 memiliki 38 tempat tidur dengan rincian :
Ruang bedah umum
: 17 bed
Ruang observasi
: 13 bed
Ruang combusio
: 8 bed
2) Kursi
: 15 buah
3) Bantal
: 38 buah
4) Kipas angin
: 6 buah
5) Kursi roda
: 1 buah
6) Kamar mandi dan wc
: 2 buah
7) Sketsel stenlis
: 2 buah
8) Tempat sampah medis/non: 5/5 buah
9) Tempat cucian
: 3 buah
10) Lampu
: 6 buah
11) Wastafel
: 1 buah
12) Jam dinding besar
: 2 buah
13) Lemari pasien
: 38 buah
14) Lampu emergency
: 2 buah15) Mika observasi
: 38 buah16) Urinal
: 3 buah
Fasilitas untuk petugas kesehatan
1) Letak ruang perawat
: Ditengah ruang pasien
2) Kamar mandi dan wc
: 1 kamar
3) Gudang
: 1 Kamar
4) Ruang Kepalaruangan: 1 kamar
5) Ruang perawat administrasi: 1 kamar
6) Komputer
: 1 buah
7) Telepon
: 1 buah
8) Kipas angin
: 2 buah
9) Kasur
: 2 buah Alat medik
NoNama BarangJumlah Yang TersediaKondisi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.Keperawatan Alat
Ruang Mawar Jingga B1
Tensimeter
Stetoskop
EKG
Temometer
Kursi Roda/ Beranggkat
Slym Saker
WSD
Ambubag putih
Bak instrumen besar
Bak instumen sedang
Gunting perban status
Tromol besar
Tromol panjang kecil
Tromol sedang
Senter
Nabulazer
Urinal/pispot
Bengkok
Baskom
Drassing care
Korentang
Bak injeksi
Kom/tutup
Tabung O2
Troli instrumen
Manometer
Gunting bulu mata
Blas spuit
Standart Infus
Alat ukur BB2
3
1
2
2/2
1
1
1
2
2
1
2
1
2
1
1
3
1
3
2
1
1
1
10
1
5
1
1
11
1Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Alat tenun
1) Selimut dari pav
: 2 buah2) Sprei
: 38 buah3) Korden
: 5 buah4) Perlak B/K
:3/2 buah5) Sarung bantal
: 38 buah6) Stik laken
: 30 buah7) Sarung O2
: 3 buah8) Handuk
: 7 buah9) Taplak meja B/K
: 39 buah10) Skort
: 5 buahAdministrasi Penunjang
1) Buku Injeksi
2) Lembar Observasi
3) Lembar Dokumentasi
4) Buku TTV
5) Buku Timbang Terima
6) SOP (Standart Operasional Prosedur)
7) SAK (Standart Asuhan Keperawatan)
8) SPM (Standart Pelayanan Minimal)
9) Buku Makanan
10) Buku Obat
11) Buku Inventaris
12) Buku Penerimaan Darah
13) Buku Pasien Pulang
14) Buku Registrasi
15) Buku Wajib Baca
16) Buku Rincian pasien pindah
2.2.3 METODE PEMBERIAN ASKEP (M3-METHODE)
Penerapan Model Asuhan Keperawatan
a. Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan (MAKP)Tabel Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) di Ruang MJB1
KriteriaFrekuensiProsentase
Baik1178,57
Cukup321,43
Kurang00
Tidak baik 00
Total14100
Unsur-unsur dalam praktek keperawatan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP). Dalam aplikasinya, RSUD Sidoarjo memiliki visi , misi dan motto sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yang jelas dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan karena jika tidak , bisa terjadi ketimpangan yang justru akan menanbah ketidakjelasan arah pemgembangan manajemen keperawatan di masa depan. Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil dari pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan skilnya secara optimal.
Selain itu RSUD Sidoarjo juga selalu mengadakan pelatihan untuk para perawat guna meningkatkan pengetahuan perawat ruangan tentang manajemen keperawatan serta memberikan kesempatan untuk meningkatkan jenjang pendidikan formal melalui program khusus. Di ruang MJB1 memiliki berbagai administrasi penunjang yang mendukung pemberian MAKP yaitu berupa Standar Asuhan Keperawatan (SAK), Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Bedasarkan hasil observasi tanggal 5 7 Oktober 2009 di dapatkan bahwa model asuhan keperawatan profesional yang di gunakan di ruang MJB1 adalah model Tim, dan telah terdapat tugas, peran dan wewenang yang jelas pada setiap anggota tim, namun pada pelaksanaannya tidak sesuai dengan uraian tugas masing-masing anggota tim, misalnya ketua tim juga melakukan tugas sebagai perawat pelaksana dan tidak menutup kemungkinan masing-masing perawat juga merangkap sebagai tenaga administrasi pada shift sore dan malam. Hal ini disebabkan karena kebutuhan tenaga perawat yang belum mencukupi dengan jumlah ketergantungan pasien yang diketahui melalui perhitungan BOR (Bed Occuption Rate). Penerapan model pelaksanaan manajemen MAKP juga dapat dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan perawat ruangan, di ruang MJB1 terdapat 2 perawat lulusan S1 Keperawatan dan 12 perawat lulusan D3 keperawatan. Berdasarkan penyebaran angket yang telah dilakukan, diketahui bahwa penerapan MAKP diruang MJB1 termasuk kategori baik.b. Dokumentasi Keperawatan
Tabel dokumentasi di Ruang Mawar Jingga B1KriteriaFrekuensiProsentase
Baik1178,57
Cukup321,43
Kurang00
Tidak baik 00
Total14100
Pendokumentasian yang berlaku di ruang Mawar Jingga B1 adalah system SOR (Sources Oriented Record) yaitu system pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya dari dokter, perawat, ahli gizi dll. Berdasarkan hasil observasi pada 17 status pasien, didapatkan pendokumentasian pada 13 status pasien (76%) telah diisi secara lengkap dan benar, sedangkan sisanya yaitu 4 status pasien (24%) pengisian status kurang lengkap dan kurang sesuai dengan kondisi pasien diruangan, yang terbukti dari belum diisinya lembar akep, format pengkajian dan masalah keperawatan yang masih kosong. Pengisian catatan perkembangan perawat (SOAP) kurang jelas, yaitu pada poin assesment dan planning hanya ditulis A: masalah teratasi sebagian dan P: intervensi dilanjutkan. Sedangkan berdasarkan penyebaran angket didapatkan hasil pelaksanaan dokumentasi ruang MJB1 termasuk kategori baik (79%)
c. Timbang TerimaTabel Timbang Terima di Mawar Jingga B1
KriteriaFrekuensiProsentase
Baik1178,57
Cukup321,43
Kurang00
Tidak baik 00
Total14100
Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan informasi keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi penting tentang pasien dalam memberikan asuhan keperawatan sehari-hari dan berkelanjutan. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat tentang keadaan klien saat itu, tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang mungkin muncul, intervensi kolaboratif dan perkembangan klien saat itu ( Nursalam, 2002; 176). Mekanisme laporan dikerjakan ketika pergantian shift sebagai kesatuan proses komunikasi dalam menyampaikan informasi tentang kondisi klien saat itu, sebagai wujud professional perawat dan bentuk tanggung jawab perawat kepada klien (Dowding, 2001 dan Kerr, 2002). Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik. Timbang terima dilakukan di nurse station yang diikuti oleh perawat dari kedua shift dinas, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan langsung kepasien untuk vasidasi data dan memantau kondisi pasien secara langsung.Berdasarkan hasil observasi tanggal 5-7 Oktober 2009, timbang terima di ruang MJB1 dilakukan setiap pergantian shift yang diikuti oleh semua perawat yang bertugas di masing masing shift. Hal itu juga diperkuat dengan hasil kuesioner yang telah disebarkan ,didapatkan hasil 79% perawat melaksanakan timbang terima dengan kategori baik. Beberapa kelemahan pelaksanaan timbang terima di ruang MJB1 adalah kadang-kadang timbang terima dilaksanakan diruang nurse station saja tanpa kunjungan ke pasien. Isi timbang terima meliputi nama dan ruangan pasien,diagnosis medis, kondisi pasien, masalah keperawatan, intervensi yang telah dan belum dilakukan, terapi yang di berikan, dan semua dicatat dalam buku timbang terima, namun belum terdapat format khusus timbang terima yang memudahkan perawat untuk melakukan timbang terima. Selain itu beberapa kekurangan timbang terima adalah saat kunjungan ke pasien, perawat tidak memperkenalkan tim yang akan bertukar dinas. Kegiatan timbang terima yang dilakukan di ruang Mawar JinggaB1 selalu dipimpin oleh kepala ruangan terutama pada pergatian shift malam ke pagi, dan pagi ke siang. Proses timbang terima yang efektif dan terstruktur akan memperkuat status profesional perawat dalam pelayanan kesehatan era modern (Davies and Priestly, 2006).
d. Ronde Keperawatan
Tabel Ronde Keperawatan di Mawar Jingga B1KriteriaFrekuensiProsentase
Baik1071,43
Cukup321,43
Kurang17,14
Tidak baik 00
Total14100
Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli gizi dan melibatkan pasien secara langsung sebagai focus kegiatan. Berdasarkan penyebaran kuesioner didapatkan 100% perawat menjawab bahwa ronde keperawatan belum dilakukan di ruangan MJB1. Namun informasi dari kepala ruangan menyatakan bahwa ronde keperawatan pernah dilakukan hanya pada saat ada mahasiswa praktek managemen keperawatan, sebagai tugas untuk menyelesaikan praktek manajemen keperawatan. Dari data sebelumnya diketahui bahwa 72% pelaksanaan ronde keperawatan di ruang MJB1 termasuk kategori baik.e. Pengelolaan Sentrilisasi Obat
Tabel Sentralisasi Obat di Mawar Jingga B1
KriteriaFrekuensiProsentase
Baik642,86
Cukup857,14
Kurang00
Tidak baik 00
Total14100
Sentralisasi obat adalah pegelolaan obat dengan system menyerahkan seluruh obat pasien sepenuhnya kepada perawat, dengan tujuan peggunaan obat dapat dilakukan secara benar sehingga tidak terjadi pemborosan dan kemungkinan terjadinya kesalahan obat. Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan 100% perawat menjawab bahwa di ruang MJB1 belum dilakukan sentralisasi obat dengan alasan tidak adanya kebijakan dari RSUD Sidorjo untuk melakukan sentralisasi obat, belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk sentralisasi obat, seperti tidak adanya Inform Consent sentralisasi obat, serta tidak adanya format khusus sentralisasi obat.Data yang kami peroleh di ruang MJB1 hanya ada buku penerimaan obat dan lembar observasi Obat. Namun informasi dari kepala ruangan menyatakan bahwa sentralisasi obat pernah dilakukan hanya pada saat ada mahasiswa yang praktek managemen keperawatan, sebagai tugas untuk menyelesaikan praktek manajemen keperawatan. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pelaksanaan sentralisasi obat saat MAKP termasuk kategori baik sebanyak 43%.
f. Supervisi Keperawatan Tabel Supervisi di Mawar Jingga B1
KriteriaFrekuensiprosentase
Baik1178,57
Cukup214,28
Kurang17,14
Tidak baik 00
Total14100
Sebagian besar responden yaitu 11 responden (78,57 %).
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak yang di supervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telaj ditetapkan secara efisien dan efektif (Sudjana, 2004). Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan 100% perawat menjawab bahwa diruang MJ B1 belum dilakukan supevisi keperawatan yang sesuai dengan standart keperawatan. Namun supervisi yang dilakukan di Ruang MJB 1 hanya bersifat tidak langsung sesuai dengan keadaan ruangan dan tidak ada penjadwalan yang rutin tentang kegiatan supervisi sehingga tidak ada pendokumentasian kegiatan yang sudah di supervisi. Diruang MJB1 telah memiliki SAK (Standar Asuhan Keperawatan) dan SOP (Standar Operasional Prosedur), selain itu terdapat tenaga yang berkompeten untuk menjadi supervisor. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pelaksanaan supervisi di ruang MJB1 termasuk kategori baik 79%.g. Discharge Planning
. Tabel Discharge Plannig di Mawar Jingga B1KriteriaFrekuensiProsentase
Baik1178,57
Cukup Baik321,43
Kurang Baik00
Tidak Baik00
Total14100
Sebagian besar responden yaitu 11 responden (78,57%)
Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program keperawatan klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerjasama antar tim kesehatan, klien dan keluarga kien. Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan 79% perawat termasuk kategori baik dalam pelaksanaan discharge planning. Perawat di ruang MJB1 selalu melakukan discharge planning setiap pasien akan pulang akan tetapi ruangan MJB1 belum memiliki format khusus tentang discharge planning.Selain itu isi dari discharge planning belum dilakukan secara optimal karena hanya meliputi pemberian informasi tentang waktu kontrol dan obat yang harus diminum (keteraturan minum obat) dan tidak tersedianya leaflet yang berguna bagi pasien sebelum pasien pulang. Sehingg nanti saat dirumah pasien bisa melihat kembali liflet jika pasien lupa dengan informasi yang diberikan perawat. 2.2.4 PEMBIAYAAN (M4-MONEY)
Sebagian besar sumber pembiayaan ruangan berasal dari rumah sakit yang diperoleh dari APBD Propinsi Jawa Timur. Pembiayaan pasien sebagian besar dari JAMKESMAS, sedangkan sisanya dari ASKES PNS, Jamsostek, Askes swasta dan umum (biaya sendiri).
2.2.5 PEMASARAN (M5-MARKET)
Jumlah pasien berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 5-7 Oktober 2009 didapatkan data presentase kapasitas tempat tidur pasien di Ruang Mawar Jingga B1 RSUD Sidoarjo, yaitu :a. Tanggal 5 Oktober 2009BOR MJB1 : 17/38X100%= 44,74%
BOR Ruang Observasi : 13/13x100%= 100%
b. Tanggal 6 Oktober 2009 BOR MJB1 : 17/38X100%= 44,74%
BOR Ruang Observasi : 11/13x100%= 84,62%
c. Tanggal 7 Oktober 2009
BOR MJB1 : 12/38X100%= 31,58 %
BOR Ruang Observasi :5/13x100%=38,46 %
BOR rata-rata Ruang MJB1 adalah 40,35 %BOR rata-rata Ruang Observasi adalah 74,36 %STANDART KEPERAWATAN MINIMAL
NOJENIS PELAYANANINDIKATORSTANDARTTARGET
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Traksi/Reposisi
Degloving
Open fraktur
Gangren vasikuler
Abses Osteomyelitis
Aff plate/Gaglion
Trepanasi tumor otak superficial
CranioplastyWaktu tunggu operasi
Lama perawatan
Waktu tunggu operasi
Lama waktu perawatan post operasi
Waktu tunggu operasi
Lama perawatan post operasi
Waktu tunggu operasi
Lama perawatan post operasi
Waktu tunggu operasi
Lama perawatan post operasi
Waktu tunggu operasi
Lama perawatan post operasi
Waktu tunggu operasi
Lama perawatan post
operasi
Infeksi pasca operasi
Waktu tunggu operasi
Lama perawatan post operasi
Infeksi pasca operasi
< 3 hari
1-2 hari