laporan magang delly 5 ac bener

100
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini yang ditandai dengan berbagai macam perubahan dalam aspek kehidupan manusia, terutama perubahan pada perkembangan dibidang informasi teknologi yang sangat berkembang pesat dari tahun ke tahun. Perkembangan dibidang ini bertujuan untuk meningkatkan sistem penggajian yang efektif dan efisien, baik pada suatu perusahaan maupun pada pemerintahan. Untuk melaksanakan sistem penggajian tersebut suatu perusahaan dan pemerintahan sangat memerlukan suatu program dalam pengelolaan gaji karyawan/pegawai yang lebih efektif untuk menjaga kelacaran operasi suatu perusahaan dan pemerintahan tersebut. Oleh karena itu, pemerintah memerlukan suatu sistem informasi yang tangguh dan dapat diandalkan, sehingga manajemen dituntut untuk menggunakan sumber daya manusia (SDM) yang mampu mendukung tercapainya tujuan yang telah ditetapkan pemerintah. Salah satu faktor untuk mencapai tujuan tersebut yaitu tenaga kerja. Tanpa tenaga, pikiran dan kerja sama dari para

Upload: dellydianapika123455

Post on 18-Jan-2016

81 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi sekarang ini yang ditandai dengan berbagai macam

perubahan dalam aspek kehidupan manusia, terutama perubahan pada

perkembangan dibidang informasi teknologi yang sangat berkembang pesat dari

tahun ke tahun. Perkembangan dibidang ini bertujuan untuk meningkatkan sistem

penggajian yang efektif dan efisien, baik pada suatu perusahaan maupun pada

pemerintahan. Untuk melaksanakan sistem penggajian tersebut suatu perusahaan

dan pemerintahan sangat memerlukan suatu program dalam pengelolaan gaji

karyawan/pegawai yang lebih efektif untuk menjaga kelacaran operasi suatu

perusahaan dan pemerintahan tersebut.

Oleh karena itu, pemerintah memerlukan suatu sistem informasi yang

tangguh dan dapat diandalkan, sehingga manajemen dituntut untuk menggunakan

sumber daya manusia (SDM) yang mampu mendukung tercapainya tujuan yang

telah ditetapkan pemerintah. Salah satu faktor untuk mencapai tujuan tersebut yaitu

tenaga kerja. Tanpa tenaga, pikiran dan kerja sama dari para pegawai maka

kegiatan pemerintah tidak akan dapat terlaksana dengan baik. Untuk itu, maka

pemerintah harus dapat merekrut pegawai yang profesional dan berusaha untuk

memotivasi kerja para pegawainya. Salah satu cara meningkatkan motivasi kerja

pegawai yaitu dengan memberikan suatu penghargaan atas prestasi yang

disumbangkanya kepada pemerintah dan melakukan pembayaran gaji. Besar

kecilnya gaji tidak terlepas dari tinggi atau rendahnya pangkat (golongan atau

jabatan) maupun lamanya masa bekerja. Dalam melaksanakan hal tersebut,

pemerintah dituntut untuk menciptakan suatu pengelolaan gaji yang baik dan

membuat suatu kebijakan serta prosedur yang tepat dalam pendistribusian gaji pada

para pegawai, sehingga diperlukan sistem akuntansi yang sesuai dengan kondisi

pemerintah tersebut.

Page 2: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

2

Salah satu unit instansi  pemerintahan yang ada di kantor Pemerintahan

Provinsi Sumatera Selatan yaitu Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi

Sumatera Selatan yang melakukan aktivitas pembinaan jalan, pembangunan

infrastruktur dan pembangunan jembatan, yang dituntut untuk maju dan

berkembang. Dalam penggajiannya harus dilaksanakan melalui prosedur yang

benar dengan tujuan agar lebih efektif dan efisien, untuk itu diperlukan prosedur

penggajian yang terbaik dan terpadu. Prosedur penggajian tersebut harus disusun

sedemikian rupa agar data yang diperlukan dapat diproses dengan cepat dan jumlah

yang benar dapat dibayarkan kepada setiap tenaga kerja.

Prosedur penggajian pada Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera

Selatan menggunakan prosedur terkomputerisasi melalui program SIMDA (Sistem

Informasi Manajemen Daerah). SIMDA adalah sebuah aplikasi yang dibuat dan

dikembangkan oleh Tim Aplikasi BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan) dengan tujuan membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan

keuangannya. Dengan menggunakan SIMDA akan membuat pembuat daftar gaji

pada Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan lebih mudah dalam

pengelolaan gaji pegawai.

Kebijakan gaji Pegawai Negeri Sipil secara umum diatur dengan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia nomor 11 tahun 2003. Jumlah gaji tersebut adalah

jumlah kotor, karena belum dikurangi dengan potongan-potongan dan setiap

pegawai tidak sama dalam menerima gaji tersebut tergantung pada jabatan dan

lamanya masa kerja pegawai tersebut bekerja. Selain gaji, instansi biasanya

memberikan berbagai macam kompensasi berupa tunjangan, seperti : tunjangan

pangan, tujangan istri, tunjangan anak dan tunjangan-tunjangan lainnya. Dengan

adanya komponen yang harus dibayarkan kepada para pegawai, maka pemerintah

memerlukan prosedur penggajian yang baik dan sesuai dengan petunjuk

pelaksanaan yang ada dalam instansi.

Page 3: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

3

Berdasarkan uraian di atas, maka laporan kerja praktek disusun dengan

judul “TINJAUAN ATAS PROSEDUR AKUNTANSI PENGGAJIAN

PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PADA DINAS PEKERJAAN UMUM

BINA MARGA PROVINSI SUMATERA SELATAN”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba merumuskan

permasalahan yaitu : “Bagaimana Prosedur Akuntansi Penggajian Pegawai Negeri

Sipil (PNS) pada Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan?”

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Agar dalam penulisan laporan magang ini lebih terarah dan sesuai dengan

perumusan masalah, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan hanya tentang

Prosedur Akuntansi Penggajian Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Dinas Pekerjaan

Umum Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan sesuai dengan Peraturan Pemerintah

No. 58 tahun 2006 dan Permendagri No. 33 tahun 2011 tentang Penatausahaan

Keuangan Daerah.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan

1.4.1 Tujuan Penulisan mengetahui pelaksanaan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan dari

penulisan laporan kerja praktek ini yaitu untuk mengetahui pelaksanaan Prosedur

Akuntansi Penggajian Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Dinas PU Bina Marga

Provinsi Sumatera Selatan.

1.4.2 Manfaat Penulisan

Berdasarkan tujuan penulisan, maka manfaat yang dapat diperoleh dari

penulisan laporan kerja praktek ini adalah:

1. Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan sebagai

sumbangsi saran bagi Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi

Sumatera Selatan untuk lebih meningkatkan kualitas prosedur penggajian

Page 4: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

4

pegawai negeri sipil yang telah diterapkan.

2. Sebagai referensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya untuk

mahasiswa jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya dalam

melakukan penelitian tentang prosedur penggajian pegawai negeri sipil di

masa yang akan datang.

1.5 Metodelogi Penulisan

1.5.1 Objek Penulisan

Objek penulisan laporan kerja praktek ini didapat dari Dinas Pekerjaan

Umum Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan yang beralamat di Jalan Ade Irma

Nasution No. 10 Palembang.

1.5.2 Jenis Data

Untuk mempermudah dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, maka

digunakan jenis data dan metode pengambilan data, agar pembahasan yang

dilakukan menjadi terarah serta objektif sehingga sasaran yang diinginkan dapat

tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Dalam penyusunan laporan kerja praktek

ini, penulis menggunakan dua sumber data yang menurut Anwar Sanusi (2013:104)

yaitu antara lain:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh

peneliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak

lain.

Jenis data yang digunakan penulis dalam laporan kerja praktek ini adalah

data sekunder yaitu berupa struktur organisasi perusahaan, prosedur penggajian

pegawai dan lain-lain.

Page 5: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

5

1.5.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang objektif, relevan serta lengkap guna

mendukung analisis terhadap permasalahan yang akan dibahas, maka

diperlukan metode atau teknik pengumpulan data. Adapun jenis teknik

pengumpulan data menurut Anwar Sanusi (2013:105) adalah :

1. Cara survei

Cara servei merupakan cara pengumpulan data dimana peneliti atau

pengumpul data mengajukan pertanyaan atau pertanyaan kepada responden

dalam bentuk lisan maupun secara tertulis. Cara survey terbagi menjadi dua

bagian, yaitu :

1) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan

pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Pada saat mengajukan

pertanyaan, peneliti dapat berbicara berhadapan langsung dengan

responden atau bisa juga melalui alat komunikasi misalnya telepon.

2) Kuesioner

Kuesioner yaitu pengumpulan data yang tidak perlu kehadiran peneliti,

namun cukup diwakili oleh daftar pertanyaan atau kuesioner yang sudah

disusun secara cermat terlebih dahulu.

2. Cara observasi

Observasi merupakan cara pengumpulan data melalui proses pencatatan

prilaku subjek (orang), objek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa

adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti.

3. Cara dokumentasi

Cara dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder

dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan.

Page 6: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

6

Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam laporan kerja

praktek ini adalah cara survei dan observasi berupa wawancara yaitu mengadakan

komunikasi langsung atau tanya jawab dengan pegawai Dinas PU Bina Marga

Provinsi Sumatera Selatan, serta cara dokumentasi berupa struktur organisasi dan

referensi-referensi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas penulis.

Page 7: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

7

BAB 2

GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah Singkat Dinas PU Bina Marga

Pada mulanya Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga ini sesuai dengan surat

keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 651/ KPTS/XII/1984 pada tanggal 18

September 1984 hanya merupakan sub Dinas Pekerjaan Umum Sumatera Selatan,

tetapi karena semakin meningkatnya volume pekerjaan yang harus dikelola dan

dilaksanakan serta adanya tantangan kemajuan teknologi dan globalisasi politik,

ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan dan keamanan rakyat yang menghendaki

pembangunan di segala bidang, dalam hal ini pemerintah mengambil kebijaksanaan

mangadakan reorganisasi baik administrasi maupun teknis dalam rangka ikut serta

memperdayakan sumber daya manusia ke sektor-sektor dan unit terkecil untuk

menjangkau dan menyebarluaskan pemerataan pembangunan di segala pelosok daerah

bahkan ke desa-desa terpencil dan langkah yang diambil adalah menjadikan Bina

Marga yang semula hanya sub bagian menjadi sebuah Dinas.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2000, Dinas Pekerjaan Umum

Provinsi Sumatera Selatan melakukan Pemekaran yang dibagi menjadi tiga dinas, yaitu

:

1. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan

2. Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Provinsi Sumatera Selatan

3. Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Sumatera Selatan

Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga diatur dengan Peraturan Daerah

Tingkat I Sumatera Selatan Nomor 9 Tahun 1995 tangggal 1 Maret 1995. Dengan

adanya peraturan ini maka Bina Marga yang semula hanya sub bagian yang tunduk

Page 8: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

8

dan bertanggung jawab kepada kepala Dinas, sekarang menjadi Kepala Dinas yang

bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Sumatera Selatan.

2.2 Visi dan Misi Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan

2.2.1 Visi Dinas PU Bina Marga

“Terciptanya jaringan jalan yang handal berdaya guna dan berhasil guna

dalam meningkatkan kebutuhan masyarakat”.

2.2.2 Misi Dinas PU Bina Marga

1. Meningkatkan peran pemerintah dalam tugas pengaturan melalui perumusan

kebijakan umum maupun penyiapan peraturan perundang-undangan

dibidang jalan.

2. Meningkatkan peran pemerintah dalam pembinaan memalui penyiapan

pedoman dan standar teknis serta mendorong profesionalisme.

3. Meningkatkan pembangunan jalan yang secara optimal melayani sector-

sektor produksi prioritas untuk kesejahteraan masyarakat dengan melibatkan

semaksimal mungkin semua pelaku pembangunan baik aparat pemerintah

pada setiap tingkatan termasuk dunia usaha maupun perorangan.

4. Meningkatkan kualitas pengawasan seluruh proses Penyelenggaraan

Prasarana Dasar Pekerjaan Umum (PSD PU) dibidang jalan termasuk fungsi

dan manfaat.

5. Mendorong partisipasi dunia usaha maupun partisipasi dalam perluasan

jaringan jalan.

2.3 Tujuan Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan

Tujuan dinas PU Bina Marga yaitu:

1. Tersedianya kebijakan publik dibidang jalan.

2. Terwujudnya sistem jaringan jalan yang terpadu.

3. Tersedianya sistem penanganan jalan yang terpadu.

4. Tersedianya sistem peningkatan pengetahuan dan kemampuan karyawan.

Page 9: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

9

5. Terwujudnya kompetisi karyawan Dinas PU Bina Marga dalam pelaksanaan

dan pengawasan jalan.

6. Tersedianya sistem jenjang karir akuntabel yang professional .

7. Terwujudnya kesejahteraan karyawan Dinas PU Bina Marga yang manusia.

8. Tersedianya sistem penelitian mengenai kontruksi dan bahan jalan.

9. Terwujudnya sejumlah kontraktor dan konsutan professional yang handal.

2.4 Arti Lambang Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumsel secara

keseluruhan

Gambar 2.1 Lambang Dinas PU Bina Marga

Sumber : Dinas PU Bina Marga Sumatera Selatan

Keterangan :

1) Lambang Departemen PU berlukiskan Baling-baling dengan ketentuan seperti

tercantum pada gambar.

2) Warna dasar lambang adalah kuning (kuning kunyit).

3) Warna baling-baling adalah biru kehitam-hitaman

Page 10: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

10

Arti Simbolis Lambang Dinas Pekerjaan Umum

1. Baling-baling

Menggambarkan “Dinamika”.

Berdaun 3 yang merupakan segitiga berdiri tegak lurus menggambarkan

stabilitas.

Secara keseluruhan menggambarkan “Dinamika yang Stabil” dan

“Stabilitas yang Dinamis”.

Baling-baling Departemen PU terdiri dari :

a) Bagian Daun Baling-Baling Yang Mengarah Keatas yaitu Melambangkan

“Penciptaan Ruang”.

b) Bagian Lengkungnya Dari Daun Baling-Baling yaitu Memberikan

perlindungan untuk ruang kerja tempat tinggal bagi manusia.

c) Bagian Daun Baling-Baling Yang Mengarah Ke Kiri Dengan Bagian

Lengkungnya Yang Telungkup yaitu Menggambarkan penguasaan bumi dan

alam serta kemakmuran rakyat.

d) Bagian Daun Baling- Baling Yang Mengarah Ke Kanan Dengan Bagian

Lengkungnya Yang Terlentang yaitu Menggambarkan usaha pengendalian

dan Penyaluran untuk dimanfaatkan bagi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat.

Baling-Baling dengan 3 daun ini menggambarkan :

1) Tiga unsur kekaryaan Departemen Pekerjaan Umum. Tirta, Wisma (Cipta) dan

Marga.

2) Trilogi Departemen Pekerjaan Umum, Bekerja keras, Bergerak cepat, Bertindak

tepat.

2 Warna

a) Warna kuning sebagai warna dasar melambangkan keagungan yang

mengandung arti KeTuhanan Yang Maha Esa, Kedewasaan dan

Kemakmuran.

Page 11: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

11

b) Warna biru kehitam-hitaman mengandung arti Keadilan Sosial, Keteguhan

hati, Kesetiaan pada tugas dan ketegasan dalam bertindak.

c) Warna yang berbentuk dari warna dasar dan likisan baling-baling

membentuk huruf-huruf P.U.

3 Lambang PU

Menggambarkan fungsi dan peranan Departemen Pekerjaan Umum dalam

pembangunan dan Pembinaan prasarana guna memanfaatkan bumi dan air serta

kekayaan alam bagi kemakmuran rakyat, berlandaskan Pancasila.

2.5 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas Dinas PU Bina Marga

Provinsi Sumatera Selatan

2.5.1 Struktur Organisasi

Instansi pemerintah agar dapat melaksanakan kegiatan yang efektif, efisien

dan transparan dibutuhkan suatu organisasi yang teratur dalam suatu sistem

mekanisme fungsional kerja yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan

kinerjanya. Untuk menjelaskan konteks di atas, terlebih dahulu perlu diketahui

definisi dari struktur organisasi yang dimaksud. Struktur Organisasi adalah susunan

dan hubungan antar bagian yang menangani operasional dan masalah yang

berkaitan dengan kegiatan Pemerintahan yang bertujuan agar masing-masing

bagian mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung jawab pada bidangnya

masing-masing.

Struktur organisasi sangat penting karena dengan struktur organisasi ini

dapat dilihat dengan jelas hubungan bagian satu dengan bagian yang lain, sehingga

tercipta suatu koordinasi yang baik dalam suatu instansi. Struktur organisasi pada

Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan di pimpin oleh seorang Kepala

Dinas yang dibantu oleh Sekretaris yang membawahi beberapa kepala subbagian

dan Kabid. Berikut ini adalah struktur organisasi Dinas PU Bina Marga Provinsi

Sumatera Selatan :

Page 12: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

12

Gambar 2.2

Struktur Organisasi Dinas PU Bina Marga

Provinsi Sumatera Selatan

PE

RA

TU

RA

N D

AE

RA

H P

RO

VIN

SI

SU

MA

TE

RA

SE

LA

TA

NN

omor

: 8

Tah

un

200

8T

enta

ng

: O

rgan

isas

i dan

Tat

a K

erja

Din

as D

aera

h P

rov.

S

um

sel

(

Lem

bar

an D

aera

h T

ahu

n 2

008

Nom

or 2

Ser

i D)

Page 13: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

13

2.5.2 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Dari struktur organisasi yang ada, berikut adalah uraian secara umum

mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian. Instansi

Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan dalam menjalankan aktivitasnya

mengadakan pembagian tugas kepada msing-masing pegawai mulai dari tingkat

yang paling bawah sampai tingkat yang atas.

1. Kepala Dinas

Mempunyai tugas kewenangan disentralisasi dan tugas dekonsentrasi

dibidang prasarana wilayah bina marga. Untuk melaksanakan tugas

kewenangannya kepala dinas mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Perumusan kebijakan teknis pembangunan dan pengelolaan,

pembinaan umum,pemberian bimbingan serta perizinan dibidang

kebinamargaan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh

Gubernur.

b. Pengawasan dan pengendalian teknis dibidang Bina Marga sesuai

dengan kebijakan yang ditetapkan Gubernur.

c. Pembinaan dan bimbingan terhadap Dinas Lingkungan Prasarana

wilayah Kabupaten/Kota yang bersifat teknis fungsional dibidang

Bina Marga.

d. Pengelolaan Tata Usaha Dinas

e. Pengelolaan dan Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2. Sekretariat Dinas

Bertugas melaksanakan urusan umum, program, pelaporan,

perlengkapan, hukum, organisasi, tatalaksana, hubungan masyarakat,

kepegawaian, pendidikan dan keuangan. Untuk melaksanakan tugasnya.

Sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut:

Page 14: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

14

a. Pelaksanaan dan pengkoordinasian urusan Tata Usaha, Rumah

Tangga, Perlengkapan, Hukum, Organisasi dan tatalaksana serta

hubungan masyarakat.

b. Pelaksanaan urusan kepegawaian, Pendidikan dan Latihan.

c. Pelaksanaan urusan tata usaha keuangan.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesiau dengan tugas

dan fungsinya.

Sekretariat Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan membawahi

beberapa subbagian antara lain sebagai berikut:

1) Sub bagian Umum dan Program

a. Melaksanaankan urusan surat menyurat, kearsipan, ekspedisi,

penggadaan rumah tangga, administrasi perjalanan dinas, perlengkapan

dan pemeliharaan kantor.

b. Melaksanakan pembuatan pelaporan Dinas

c. Melaksanakan inventarisasi rumah tangga dinas, hubungan masyarakat,

hukum dan tata usaha urusan dinas.

d. Menghimpun dan menyusun program penanganan jalan dan jembatan.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

2) Sub bagian kepegawaian

a. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian.

b. Melaksanakan pembinaan sumber daya manusia.

c. Melaksanakan pendidikan dan latihan serta tatalaksana kedinasan.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Page 15: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

15

3) Sub Bagian Keuangan

a. Menyusun rencana anggaran rutin pembukuan dan pengurusan

keuangan untuk keperluan dinas.

b. Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan dan

penyelesaian keuangan dinas.

c. Melaksanakan Administrasi Keuangan Dinas.

d. Memberikan saran pertimbangan yang berkaitan dengan keuangan.

e. Menyusun pertanggungjawaban laporan keuangan dan verifikasi dinas.

f. Melaksanakan tugas lain yang deberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

3. Kepala Bidang Pembinaan Teknik

Bertugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pekerjaan Umum Bina

Marga dalam bidang pembinaan teknik untuk melaksanakan tugasnya, kepala

bidang pembinaan teknik mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan pembinaan teknik, perencanaan umum, perencanaan teknis,

survey dan leger jalan.

b. Pelaksanaan pembinaan teknik dan pengendalian teknik sesuai dengan

peraturan standar teknik maupun peraturan perundangan-undangan yang

berlaku.

c. Pemberian rekomendasi perizinan pemanfaatan jalan dan jembatan.

d. Pelaksanaan penyiapan dokumen teknik untuk penyelenggaraan jalan

dan jembatan.

e. Pelaksanaan pekerja survei, investigasi, penelitian, analisa dampak

lingkungan dan studi kelayakan.

f. Penyiapan data untuk bahan penyusunan dokumen rencana kerja dan

anggaran tahunan.

g. Penyiapan desain teknik jalan dan jembatan.

h. Penghimpunan, penerimaan, pemuktahiran dan penyimpanan data

rencana kerja dan perencanaan teknik serta pelaksanaan kegiatan tata

teknis.

Page 16: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

16

i. Penatausahaan kepegawaian dilingkungan bidang pembinaan teknik.

j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Kepala Bidang pembinaan teknik membawahi, antara lain :

1) Kepala Seksi pembinaan teknik, mempunyai tugas:

a. Melaksanakan pengkajian norma standar, pedoman, manual, petunjuk

pelaksanaan, petunjuk teknik dan dokumen teknik.

b. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian teknik.

c. Memberikan rekomendasi perizinan memanfaatan jalan dan jembatan sesuai

standar yang berlaku.

d. Menyiapkan perencanaan teknik jalan dan jembatan.

e. Membuat estimasi biaya penyelenggaraan jalan dan jembatan.

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

2) Kepala Seksi survei dan Leger jalan, mempunyai tugas:

a. Melaksanakan survei jalan dan jembatan

b. Meneliti kondisi jalan dan jembatan

c. Melaksanakan, Mengumpulkan dan memuktahirkan data jalan dan

jembatan .

d. Menyiapkan data jalan dan jembatan.

e. Menyiapkan pembebasan lahan untuk pembangunan jalan dan jembatan.

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

3) Kepala Seksi penyiapan dokumen teknik, mempunyai tugas:

a. Menyiapkan dokumen rencana kerja dan anggaran tahunan.

b. Menganalisa dan mengevaluasi jaringan,status dan fungsi jembatan.

c. Menyiapkan dokumen teknik untuk penanganan dan jembatan.

Page 17: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

17

d. Melaksanakan studi kelayakan dan analisa dampak lingkungan terhadap

rencana pembangunan jalan dan jembatan.

e. Melaksanakan tata teknik dan penatausahaan kepegawaian dilingkungan

bidang pembinaan teknik.

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

4. Kepala Bidang Bina pelaksanaan Wilayah I

Bertugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pekerjaan Umum Bina

Marga dalam pelaksanaan dan pengawasan pembangunan,

peningkatan/pemeliharaan jalan dan jembatan dalam wilayah kerja kota

Prabumulih, Kab Muara Enim, Kab Lahat, Kota Pagar Alam, Kab Empat

Lawang, Kab Musi Rawas serta Kota Lubuk Linggau. Untuk melaksanakan

tugasnya Bidang Bina Marga pelaksanaan Wilayah I mempunyai tugas:

a. Pengendalian pelaksanaan pada Bidang Bina Pelaksanaan Wilayah I

b. Pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengawasan pembangunan,

peningkatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan dalam bidang Bina

Marga pelaksanaan Wilayah I.

c. Pelaksanaan evaluasi dan administrasi pelaporan kegiatan pembangunan,

peningkatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan dalam bidang Bina

pelaksanaan Wilayah I

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesiau dengan tugas

dan fungsinya.

5. Kepala Bidang Bina Wilayah II

Bertugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pekerjaan Umun Bina

Marga dalam pelaksanaan dan pengawasan pembangunan,

peningkatan/pemeliharaan jalan dan jembatan dalam wilayah kerja Kota

Palembang, Kab Ogan Ilir, Kab OKI, Kab OKU, Kab OKUT, Kab OKUS, Kab

Page 18: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

18

MUBA,dan Kab Banyuasin. Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Bina

pelaksanaan Wilayah II mempunyai fungsi:

a. Pengendalian Bidang pelaksanaan Wilayah II

b. Pelaksanaan dan pemeliharaan jalan dan jembatan dalam bidang Bina

pelaksanaan Wilayah II.

c. Pelaksanaan evaluasi dan administrasi pelaporan kegiatan

pembangunan,peningkatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan

dibidang Bina Pelaksanaan Wilayah II.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

6 Kepala Bidang pengujian dan peralatan

Bertugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pekerjaan Umum Bina

Marga dalam bidang pengujian teknik, peralatan dan perbekalan. Untuk

melaksanakan tugasnya bidang pengujian dan peralatan mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan pengujian teknik bidang jalan dan jembatan

b. Pelaksanaan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pemeliharaan

perawatan dan inventarisasi peralatan dan pembekalan.

c. Pelaksanaan kegiatan administrasi bidang pengujian dan peralatan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai denga tugas dan

fungsinya.

7 Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Merupakan unsur pelaksana sebagian kegiatan teknis operasioanl dan

atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja 1 (satu) atau

beberapa kecamatan, akan diatur tersendiri dalam Peraturan Bupati.

8 Kelompok Jabatan Fungsional

Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Perdagangan dan

Pengelolaan Pasar sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok Jabatan

Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga ahli dalam jenjang jabatan fungsional

Page 19: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

19

yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan keahliannya. Kelompok

Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior selaku

ketua kelompok yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala

Dinas.

2.6 Struktur Organisasi SubBagian Keuangan

Berikut ini adalah struktur organisasi subbagian keuangan pada Dinas PU

Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan, yaitu :

Gambar 2.3

Struktur Organisasi Subbag Keuangan Dinas PU Bina Marga

Provinsi Sumatera Selatan

Pembagian tugas pada subbagian keuangan pada Dinas PU Bina Marga

Provinsi Sumatera Selatan, yaitu :

Page 20: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

20

1. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD)

PPK-SKPD bertugas sebagai berikut :

1) Meneliti kelengkapan surat permintaan pembayaran (SPP) langsung atau

SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh bendahara

pengeluaran dan diketahui/ disetujui oleh PPTK.

2) Meneliti kelengkapan SPP uang persediaan (SPP-UP), SPP ganti uang

(SPP-GU), SPP tambah uang (SPP-TU) dan SPP-LS gaji dan tunjangan

PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran.

3) Melakukan verifikasi SPP

4) Menyiapkan surat perintah membayar (SPM)

2. Bendahara Pengeluaran

Bendahara pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima,

menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan

uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada

SKPD. Dengan demikian tugas bendahara pengeluaran adalah menerima,

menyimpan, membayarkan menatausahakan dan mempertanggungjawabkan

pengeluaran yang dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD. Dalam

melaksanakan tugasnya, bendahara pengeluaran

3. Pembuat Daftar Gaji

Pembuat Daftar Gaji melaksanakan tugas sebagai berikut:

1) Melakukan pembayaran gaji pegawai sesuai daftar gaji.

2) Melakukan pembukuan kedalam buku Kas Umum semua penerimaan yang

menurut Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

3) Menyetor ke kas Negara seluruh penerimaan Negara dalam batas waktu yang

telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

4. Pembukuan SIMDA

Page 21: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

21

Bertugas melakukan pencatatan atas pengeluaran-pengeluaran seperti biaya

belanja pegawai dan belanja non pegawai.

5. Staf SPM

Bertugas membuat Surat Permintaan Membayar (SPM) untuk ditandatangani oleh Pengguna Anggaran.

6. Staf verifikasi

Bertugas memverifikasi kesahihan dokumen yang diterima dari pihak yang

bersangkutan guna untuk penerbitan dokumen yang diperlukan.

7. Staf pelaporan

Staf pelaporan bertugas sebagai berikut :

1) Melakukan koordinasi dan rekonsiliasi guna penyusunan laporan keuangan

pemerintah.

2) Merumuskan dan menyusun laporan keuangan pemerintah.

3) Merumuskan dan melaksankan kebijakan sistem akuntansi pemerintahan.

8. Staf pajak

Bertugas melakukan perhitungan atas surat setoran pajak PPh 21 dari

masing-masing pegawai, menghitung besarnya setoran pajak PPh 21 dari

keseluruhan pegawai, menghitung pajak pertambahan nilai atas barang,

menghitung pajak PPh 23 atas sewa rumah dinas pegawai serta menghitung

pajak atas jasa konstruksi.

2.7 Jumlah Pegawai

Page 22: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

22

Jumlah Pegawai di Dinas PU Bin Marga Provinsi Sumatera Selatan pada

bulan September 2014 sejumlah 408 pegawai.

Tabel 2.1Jumlah PNS dan Keluarga di Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera

Selatan berjumlah 1.245 jiwa

No. Gol. Pegawai Istri/Suami Anak Jumlah1 IV 32 27 43 1022 III 285 221 858 8613 II 87 71 111 2704 I 4 3 5 12

Jumlah 408 322 511 1.245

Sumber : Data Kepegawaian Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumsel

bulan September 2014.

2.8 Pelaksanaan Prosedur penggajian pegawai di Dinas PU Bina Marga

Provinsi Sumatera Selatan

Berdasarkan hasil Kerja Praktek di Dinas PU Bina Marga Provinsi

Sumatera Selatan mengetahui bahwa dalam pelaksanaan Prosedur Penggajian PNS

Di Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan yaitu:

1. Penjadwalan pembayaran pelaksanaan program dan kegiatan yang dimuat

dalam DPA-SKPD dan anggaran kas

2. Input data gaji ke Program Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA)

3. Penggajuaan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS)

4. Penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS)

5. Penerbitan Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM)

2.8.1 Penjadwalan pembayaran pelaksanaan program dan kegiatan yang

Page 23: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

23

dimuat dalam DPA-SKPD dan anggaran kas

1. PPK-SKPD atas nama Kuasa Pengguna Anggaran membuat

penjadwalan pembayaran pelaksanaan program dan kegiatan yang dimuat

dalam DPA-SKPD dan anggaran kas.

2. Kemudian DPA-SKPD dan anggaran kas tersebut ditandatangani oleh

Kuasa Pengguna Anggaran lalu diajukan ke kuasa BUD oleh PPK-SKPD

atas nama Kuasa Pengguna Anggaran/Kepala SKPD.

2.8.2 Input data gaji ke Program Aplikasi Sistem Informasi Manajemen

Daerah (SIMDA)

1. Pembuat Daftar Gaji menginput daftar gaji pegawai berdasarkan Surat

Penyediaan Dana (SPD) yang diterbitkan oleh Kuasa BUD, serta dicocokan

dengan Surat-surat keputusan (jika ada perubahan) menggunakan program

aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) yang menghasilkan

output daftar gaji dan rekapitulasi daftar gaji. Beserta membuat Surat

Setorah Pajak (SSP) PPh pasal 21 dari masing-masing pegawai yang

dibantu oleh staff pajak.

2. Daftar gaji, rekapitulasi daftar gaji dan Surat Setorah Pajak (SSP) PPh pasal

21 diajukan ke Bendahara Pengeluaran untuk penggajuan Surat Permintaan

Pembayaran (SPP).

2.8.3 Penggajuaan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS)

1. Bendahara Pengeluaran meneliti daftar gaji, rekapitulasi daftar gaji dan

Surat Setorah Pajak (SSP) PPh pasal 21 dari Pembuat Daftar Gaji yang

diterima dari Pembuat Daftar Gaji,

2. Jika dokumen yang diajukan Pembuat Daftar Gaji tersebut lengkap maka

Bendahara Pengeluaran membuat Surat Permintaan Pembayaran Langsung

(SPP-LS). SPP-LS tersebut ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran dan

diajukan ke PPK-SKPD beserta dokumen lampirannya.

Page 24: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

24

SPP-LS yang dibuat Bendahara Pengeluaran sebanyak 3 rangkap, yang

berisi:

a. Surat Pengantar SPP-LS

b. Ringkaasan SPP-LS

c. Rincian SPP-LS

3. Jika tidak lengkap semua dokumen tersebut dikembalikan ke Pembuat

Daftar Gaji untuk dilengkapi.

2.8.4 Penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS)

1. PPK-SKPD meneliti SPP-LS dan dokumen lampirannya yang diterima dari

Bendahara Pengeluaran, lalu mencatat SPP-LS ke register SPP.

2. Jika SPP-LS dan dokumen lampirannya tidak lengkap maka dikembalikan

ke Bendahara Pengeluaran untuk dilengkapi.

3. Jika sudah lengkap, PPK-SKPD menyiapkan Surat Perintah Membayar

langsung (SPM-LS) sebanyak 3 rangkap, yaitu:

a. lembar 1 dan 2 dikirim ke Kuasa Pengguna Anggaran dan Kepala

SKPD/Pengguna Anggaran.

b. lembar 3 sebagai arsip PPK-SKPD.

2.8.5 Penerbitan Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM)

Kuasa Pengguna anggaran menerima SPM-LS rangkap 1 dan 2 beserta

dokumen lampirannya dari PPK-SKPD lalu menyiapkan SPTJM sebanyak 3

lembar.

Page 25: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

25

BAB 3

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Prosedur

Menurut Mulyadi (2009:5) prosedur adalah suatu kegiatan klerikal,

biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu department atau lebih, yang

dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

terjadi berulang-ulang. Menurut Zaki Baridwan (2009:30) prosedur merupakan

suatu urutan-urutan kegiatan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang

dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang

seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sedang terjadi.

Dari beberapa definisi menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa pengertian prosedur adalah serangkaian kegiatan klerikal yang tersusun dan

melibatkan beberapa orang dalam satu atau lebih departemen dalam suatu

perusahaan untuk melakukan kegiatan yang terjadi berulang-ulang.

3.2 Sistem dan Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah mendefinisikan sistem akuntansi

pengeluaran merupakan:

Sistem akuntansi pengeluaran kas merupakan sistem yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pengeluaran kas. Penatausahaan pengeluaran kas merupakan serangkaian proses kegiatan menerima, menyimpan, menyetor, membayar, menyerahkan dan mempertanggungjawabkan pengeluaran uang yang berada dalam pengelolaan keuangan SKPKD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan/atau SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah).

Page 26: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

26

Berdasarkan di dalam keputusan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri

Nomor SE.900/316/BPKAD tentang materi pedoman sistem dan prosedur

penatausahaan akuntansi, pelaporan dan pertanggungjawaban serta berdasarkan

Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

yang diubah dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007 mengelompokkan:

Sistem dan prosedur akuntansi pengeluaran kas terdiri atas 4 sub sistem

yaitu:

1. Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas-Pembebanan Uang Persediaan (UP).

2. Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas-Pembebanan Ganti Uang Persediaan

(GU).

3. Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas-Pembebanan Tambahan Uang

Persediaan (TU).

4. Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas-Pembebanan Langsung (LS)

Prosedur Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas, terdiri antara lain sebagai

berikut:

1) Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)

2) Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

3) Penerbitan Surat Permintaan Membayar (SPM)

4) Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

5) Penerbitan Surat Pertanggungjawaban (SPJ)

6) Penerbitan Nota Permintaan Dana (NPD)

3.2.1 Surat Penyediaan Dana (SPD)

SPD adalah Surat Penyediaan Dana, yang dibuat oleh BUD (Bendahara

Umum Daerah) dalam rangka manajemen kas daerah. SPD digunakan untuk

menyediakan dana bagi tiap-tiap SKPD dalam waktu tertentu. Informasi dalam

SPD menunjukkan secara jelas alokasi tiap kegiatan.

Page 27: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

27

SPD yang diterbitkan terdiri atas 3 lembar, terdiri atas:

1. Lembar 1 diterima oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu-SKPD,

2. Lembar 2 diterima oleh Bendahara Pengeluaran-SKPD,

3. Lembar 3 sebagai arsip PPKD selaku BUD,

3.2.1.1 Pihak Terkait

1. Kuasa BUD

Dalam kegiatan ini, kuasa BUD mempunyai tugas:

a. Menganalisa DPA-SKPD yang ada di database

b. Menganalisa anggaran kas pemerintah khususnya data per SKPD

c. Menyiapkan draft SPD

d. Mendistribusikan SPD kepada para pengguna anggaran

2. PPKD

Dalam kegiatan ini, PPKD mempunyai tugas:

a. Meneliti draft SPD yang diajukan kuasa BUD

b. Melakukan otorisasi SPD

3.2.2 Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

Berdasarkan SPD atau dokumen lain atau yang dipersamakan dengan SPD,

bendahara pengeluaran mengajukan SPP (Surat Perintah Pembayaran) kepada

pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui Pejabat Penatausahaan

Keuangan SKPD (PPK-SKPD).

SPP memiliki 4 jenis yang terdiri dari:

1) SPP Uang Persediaan (SPP-UP)

Dipergunakan untuk mengisi uang persediaan (UP) tiap-tiap SKPD.

Pengajuan SPP-UP hanya dilakukan sekali dalam setahun, selanjutnya

untuk mengisi saldo uang persediaan akan menggunakan SPP-GU.

2) SPP Ganti Uang (SPP-GU)

Page 28: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

28

Dipergunakan untuk mengganti UP yang sudah terpakai. Diajukan ketika

UP habis.

3) SPP Tambahan Uang (SPP-TU)

Dipergunakan hanya untuk memintakan tambahan uang, apabila terjadi

pengeluaran yang sedemikian rupa sehingga saldo UP tidak akan cukup

untuk membiayainya. Jumlah dana yang dimintakan dalam SPP-TU ini

harus dipertanggungjawabkan tersendiri dan bila tidak habis, harus

disetorkan kembali. Pengajuan SPP UP, GU, dan TU dilampiri dengan

daftar rincian rencana penggunaan dana sampai dengan jenis belanja.

4) SPP Langsung (SPP-LS)

Dipergunakan untuk pembayaran langsung kepada pihak ketiga dengan

jumlah yang telah ditetapkan.

SPP-LS dikelompokkan menjadi:

a) SPP-LS Gaji dan Tunjangan

b) SPP-LS Barang dan Jasa

c) SPP-LS Belanja Bunga, Hibah, Bantuan dan Tak Terduga, serta

pengeluaran pembiayaan.

Mekanisme atas pengeluaran-pengeluaran belanja bunga, subsidi, hibah,

bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan pengeluaran pembiayaan

dapat dilakukan oleh bendahara pengeluaran SKPKD dengan menerbitkan SPP-LS

yang diajukan kepada PPKD melalui PPK-SKPKD.

SPP UP,TU dan LS yang diajukan dibuat rangkap 3:

1. Lembar 1 dan 2 untuk Bendahara Pengeluaran yang akan diteruskan

ke PPK-SKPD dan PPKD, setelah ditandatangani oleh Bendahara

Pengeluaran.

2. Lembar 3 diarsip oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu.

Sedangkan SPP-GU yang diajukan dibuat rangkap 2 yang dua-

duanya diserahkan ke Bendahara Pengeluaran.

Page 29: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

29

3.2.2.1 Pihak Terkait

1. Bendahara Pengeluaran

Dalam kegiatan ini, Bendahara Pengeluaran mempunyai tugas:

a. Mempersiapkan dokumen SPP beserta lampiran-lampirannya

b. Mengajukan SPP kepada PPK-SKPD

2. PPK-SKPD (Pejabat Pengelola Keuangan-SKPD)

Dalam kegiatan ini, PPK-SKPD mempunyai tugas:

a. Menguji kelengkapan dan kebenaran SPP yang diajukan Bendahara

Pengeluaran.

3. PPTK (Pejabat Pengelola Teknik Kegiatan)

Dalam kegiatan ini, PPTK mempunyai tugas:

a. Mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan dalam

pengajuan SPP-LS.

3.2.3 Surat Perintah Membayar (SPM)

Proses penerbitan SPM adalah tahapan penting dalam penatausahaan

pengeluaran yang merupakan tahap lanjutan dari proses pengajuan SPP. Sebagai

tahap lanjutan, SPM juga dibedakan menjadi 4 (empat) sesuai dengan jenis SPPnya,

yaitu SPM-UP, SPM-GU, SPM-TU dan SPM-LS.

SPM dapat diterbitkan jika:

1. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang tersedia.

2. Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Waktu pelaksanaan penerbitan SPM:

1. Diterbitkan paling lambat 2 (dua) hari sejak SPP diterima.

2. Apabila ditolak, dikembalikan paling lambat 1 (satu) hari sejak diterima

SPP.

SPM yang diajukan dibuat rangkap 3, antara lain:

Page 30: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

30

1. Lembar 1 dan 2 untuk Kepala SKPD/Pengguna Anggaran yang diteruskan

ke PPKD dan PPK SKPD, setelah ditandatangani oleh Kepala

SKPD/Pengguna Anggaran.

2. Lembar 3 diarsip oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu.

3.2.3.1 Pihak Terkait

1. PPK-SKPD

Dalam kegiatan ini, PPK-SKPD memiliki tugas sebagai berikut:

a. Menguji SPP beserta kelengkapannya,

b. Membuat rancangan SPM atas SPP yang telah diuji kelengkapan dan

kebenarannya dan mengajukannya ke Pengguna Anggaran,

c. Menerbitkan Surat Penolakan SPM bila SPP yang diajukan oleh

Bendahara SKPD tidak lengkap,

d. Membuat Register SPM.

2. Pengguna Anggaran

Dalam kegiatan ini, Pengguna Anggaran memiliki tugas sebagai berikut:

a. Mengotorisasi dan menerbitkan SPM,

b. Mengotorisasi Surat Penolakan SPM yang diterbitkan PP-SKPD bila

SPP yang diajukan bendahara SKPD tidak lengkap.

3.2.4 Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah surat yang dipergunakan

untuk mencairkan dana lewat bank yang ditunjuk setelah SPM diterima oleh BUD.

SP2D adalah spesifik, artinya satu SP2D hanya dibuat untuk satu SPM saja.

Waktu pelaksanaan penerbitan SP2D:

a. Diterbitkan paling lambat 2 hari sejak SPM diterima.

b. Apabila ditolak, dikembalikan paling lambat 1 hari sejak diterima SPM.

Penerbitan SP2D terdiri atas 5 lembar yang terdiri atas:

Page 31: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

31

a. Lembar 1 dikirim ke bank.

b. Lembar 2 diarsip oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu.

c. Lembar 3 diarsip oleh fungsi akuntansi SKPKD.

d. Lembar 4 diarsip oleh fungsi akuntansi PPK-SKPD.

e. Lembar 5 diarsip oleh PPKD.

3.2.4.1 Pihak Terkait

1. Kuasa BUD

Dalam kegiatan ini, Kuasa BUD memiliki tugas sebagai berikut:

a. Melakukan pengujian atas kebenaran dan kelengkapan SPM.

b. Mencetak SP2D.

c. Mengirimkan SP2D kepada bank.

d. Membuat dokumen :

1) Register SP2D,

2) Register surat penolakan penerbitan SP2D, dan

3) Buku kas penerimaan dan pengeluaran.

2. Pengguna Anggaran

Dalam kegiatan ini, Pengguna Anggaran memiliki tugas:

a. Menandatangani SPM.

3. Bendahara Pengeluaran SKPKD

Dalam kegiatan ini, Bendahara Pengeluaran SKPKD memiliki tugas:

a. Mencatat SP2D pada dokumen penatausahaan yang terdiri atas:

BKU Pengeluaran

Buku Pembantu Simpanan Bank

Buku Pembantu Pajak

Buku Pembantu Panjar

Buku Rekapitulasi Pengeluaran Perincian Objek

3.2.5 Surat pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ)

Page 32: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

32

Bendahara pengeluaran secara administrative wajib melakukan untuk

mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yaitu uang persediaan/ganti uang

persediaan/tambah uang persediaan (UP/GU/TU) kepada kepala SKPD melalui

PPK-SKPD paling lambat 10 bulan berikutnya.

Dokumen yang digunakan oleh PPK-SKPD dalam menatausahakan

pertanggungjawaban pengeluaran mencakup:

Register penerimaan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ),

Register pengesahan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ),

Surat penolakan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ),

Register penolakan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ),

Register penutupan kas.

Bendahara pengeluaran pembantu pembuatan laporan pertanggungjawaban

(SPJ) UP, TU dan LS rangkap 3:

a. Lembar 3 diarsip oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu,

b. Lembar 1 dan 2 bersama SPP GU lembar 1 dan 2 dikirim ke Bendahara

Pengeluaran-SKPD. Sedangkan pada mekanisme GU, SPJ dibuat rangkap 2

yang keduanya diserahkan ke bendahara pengeluaran.

3.2.5.1 Pihak terkait

1. Bendahara Pengeluaran

Dalam kegiatan ini, Bendahara Pengeluaran memiliki tugas:

a. Menguji kebenaran dan kelengkapan dokumen pertanggungjawaban

b. Melakukan pencatatan bukti-bukti pembelanjaan dana dari

UP/GU/TU dan LS pada dokumen Buku Pengeluaran, Buku

Pembantu Simpanan/Bank, Buku Pembantu Pajak, Buku Pembantu

Panjar, dan Buku Pembantu Pengeluaran per Objek.

c. Melakukan rekapitulasi pengeluaran dan mencatatnya dalam SPJ

yang akan diserahkan ke Pengguna Anggaran (melalui PPK-SKPD)

untuk disahkan.

Page 33: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

33

2. PPK-SKPD

Dalam kegiatan ini, PPK-SKPD memiliki tugas:

a. Meneliti kelengkapan dokumen pertanggungjawaban dan keabsahan

bukti-bukti pengeluaran yang dilampirkan,

b. Menguji kebenaran perhitungan atas pengeluaran per rincian obyek

yang tercantum dalam ringkasan per rincian obyek,

c. Menghitung pengenaan PPN/PPh atas beban pengeluaran per rincian

obyek

d. Menguji kebenaran sesuai dengan SPM dan SP2D yang diterbitkan

periode berikutnya.

e. Meregister SPJ pengeluaran yang disampaikan oleh Bendahara

Pengeluaran dalam buku register penerimaan SPJ pengeluaran,

meregister SPJ pengeluaran yang telah disahkan oleh Pengguna

Anggaran ke dalam buku register pengesahan SPJ pengeluaran, dan

meregister SPJ pengeluaran yang telah ditolak oleh Pengguna

Anggaran ke dalam buku register penolakan SPJ pengeluaran.

3. Pengguna Anggaran

Dalam kegiatan ini, Pengguna Anggaran memiliki tugas:

1. Menyetujui atau menolak SPJ pengeluaran yang diajukan oleh

Bendahara Pengeluaran.

3.2.6 Nota Permintaan Dana (NPD)

Nota Permintaan Dana (NPD) adalah nota yang digunakan untuk

mencairkan dana melalui bendahara pengeluaran atau bendahara pengeluaran

pembantu. Pada mekanisme ini tidak terdapat surat pertanggungjawaban (SPJ),

tetapi hanya menunjukkan nota atau kwitansi sebagai bukti pertanggungjawaban.

Pihak yang terkait dalam Prosedur Penerbitan Nota Permintaan Dana adalah

Bendahara Pengeluaran Pembantu.

Dokumen yang digunakan adalah Nota Permintaan Dana (NPD). Catatan

Page 34: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

34

yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan Nota Permintaan Dana adalah:

1. Buku Kas Umum Pengeluaran

2. Buku Pembantu Pengeluaran Per Rincian Objek

3. Buku Pembantu Kas Tunai

4. Buku Pembantu Simpanan/Bank

5. Buku Pembantu Panjar

6. Buku Pembantu Pajak

3.3 Prosedur-prosedur dalam Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas

3.3.1 Prosedur Uang Persediaan (UP)

Prosedur Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Pembebanan UP, terdiri

atas:

Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)

Prosedur pengajuan SPD-UP secara rinci adalah :

1) Setelah penetapan anggaran kas, PPKD dalam rangka manajemen kas

menerbitkan SPD.

2) SPD disiapkan oleh kuasa BUD untuk ditandatangani oleh PPKD

3) Pengeluaran kas atas beban APBD dilakukan berdasarkan SPD atau

dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD

Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

Prosedur pengajuan SPP-UP secara rinci adalah:

1) Berdasarkan SPD atau yang dipersamakan dengan SPD, Bendahara

Pengeluaran Pembantu membuat kemudian mengajukan SPP-UP kepada

Bendahara Pengeluaran.

2) Bendahara Pengeluaran kemudian mencocokkan SPP-UP dari Bendahara

Pengeluaran Pembantu dengan SPD untuk kemudian ditandatangani dan

diserahkan kepada PPK-SKPD.

3) Catatan yang digunakan dalam prosedur penerbitan SPP-UP adalah:

Register SPP-UP, yaitu daftar SPP-UP yang telah diotorisasi oleh

Bendahara Pengeluaran. Register SPP-UP diselenggarakan oleh

Page 35: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

35

Bendahara Pengeluaran Pembantu–Pencatat Dokumen

4) Kelengkapan dokumen SPP-UP terdiri atas:

a. Surat Pengantar SPP-UP,

b. Ringkasan SPP-UP,

c. Rincian SPP-UP,

d. Salinan SPD,

e. Draft surat pernyataan penggunan anggaran/ Kuasa Pengguna

Anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak

dipergunakan untuk keperluan lain selain uang persediaan,

f. Lampiran lain yang diperlukan;

5) Bendahara pengeluaran mencatat SPP-UP yang diajukan ke dalam

register SPP-UP.

Penerbitan Surat Permintaan Membayar (SPM)

Berikut ini merupakan uraian kegiatan Prosedur Penerbitan SPM-UP secara

rinci meliputi :

a. PPK-SKPD atas nama PA/KPA menerima SPP-UP yang diajukan oleh

Bendahara Pengeluaran.

b. PPK-SKPD mencatat SPP-UP yang diterima ke dalam register SPP-UP.

c. PPK-SKPD atas nama Kepala SKPD/Pengguna Anggaran meneliti

kelengkapan dokumen SPP-UP.

d. Catatan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-UP adalah:

Register SPP-UP

Register Penerbitan SPM-UP

Register Penolakan SPP-UP

e. Jika kelengkapan dokumen SPP-UP dinyatakan lengkap dan sah, PPK-

SKPD menyiapkan SPM-UP untuk ditandatangani oleh Kepala

SKPD/Pengguna Anggaran.

f. Jika kelengkapan dokumen SPP-UP dinyatakan tidak lengkap dan sah,

maka PPK-SKPD menolak untuk menerbitkan SPM-UP dan

selanjutnya mengembalikan SPP-UP kepada bendahara pengeluaran

Page 36: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

36

untuk dilengkapi dan diperbaiki.

g. Kepala SKPD/Pengguna Anggaran melalui PPK-SKPD

mengembalikan SPP-UP paling lambat satu hari kerja terhitung sejak

diterimanya pengajuan SPP-UP yang bersangkutan.

h. PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-UP ke dalam register penerbitan

SPM-UP.

i. PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-UP ke dalam register

penolakan SPP-UP.

Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

Berikut ini merupakan Prosedur Penerbitan SP2D-UP secara rinci:

a. PPKD menerima SPM-UP yang diajukan oleh Kepala SKPD/Pengguna

Anggaran.

b. PPKD mencatat SPM-UP yang diterima ke dalam register SPM-UP.

c. PPKD meneliti kelengkapan dokumen SPM-UP.

d. Catatan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SP2D-UP adalah :

Register SPM-UP

Register Penerbitan SP2D-UP

Register Penolakan SP2D-UP

e. Jika kelengkapan dokumen SPM-UP dinyatakan lengkap dan sah, PPKD

menyiapkan SP2D-UP untuk diterbitkan SP2D-UP.

f. Jika kelengkapan dokumen SPM-UP dinyatakan tidak lengkap dan sah,

maka PPKD menolak untuk menerbitkan SP2D-UP dan selanjutnya

mengembalikan SPM-UP kepada PPK-SKPD untuk dilengkapi dan

diperbaiki.

g. PPKD mengembalikan SPM-UP paling lambat satu hari kerja terhitung

sejak diterimanya pengajuan SPM-UP yang bersangkutan.

h. PPKD mencatat penerbitan SP2D-UP ke dalam register penerbitan

SP2D-UP.

i. PPKD mencatat penolakan penerbitan SP2D-UP ke dalam register

penolakan SPM-UP.

Page 37: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

37

Penerbitan Surat Pertanggungjawaban (SPJ)

Prosedur laporan pertanggungjawaban secara rinci adalah:

1) Oleh Bendahara Pengeluaran–SKPD, SPJ-UP ditandatangani dan

diserahkan ke PPK-SKPD.

2) PPK-SKPD memverifikasi kesahihan bukti SPJ-UP, lembar pertama

kemudian dikirim ke Kepala SKPD/Pengguna Anggaran sedangkan lembar

ke dua dikirim ke fungsi akuntansi SKPD.

3) Setelah ke Kepala SKPD/Pengguna Anggaran SPJ-UP kemudian dikirim ke

PPKD untuk diverifikasi dan dikirim ke fungsi akuntansi SKPKD.

3.3.2 Prosedur Ganti Uang (GU)

Prosedur Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Pembebanan GU, terdiri

atas:

Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)

Lanjutan prosedur UP

Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

Prosedur pertanggungjawaban dan pengajuan SPP-GU secara rinci adalah:

1 Bersamaan dengan membuat SPJ-UP, Bendahara Pengeluaran

Pembantu juga membuat Surat Permintaan Pembayaran-Ganti Uang

(SPP-GU) dan kemudian menyerahkannya kepada Bendahara

Pengeluaran.

2 Bendahara Pengeluaran kemudian menandatangani SPP-GU dan

menyerahkannya ke PPK-SKPD.

3 Kelengkapan dokumen SPP-GU terdiri atas:

a. Surat Pengantar SPP-GU,

b. Ringkasan SPP-GU,

c. Rincian penggunaan SP2D-UP/GU yang lalu,

d. Bukti transaksi yang sah dan lengkap,

e. Salinan SPD,

Page 38: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

38

f. Draft surat pernyataan penggunan anggaran/ Kuasa Pengguna

Anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak

dipergunakan untuk keperluan lain selain ganti uang persediaan,

g. Lampiran lain yang diperlukan.

Penerbitan Surat Permintaan Membayar (SPM)

Prosedur Penerbitan SPM-GU secara rinci meliputi :

1. PPK-SKPD atas nama Kepala SKPD/Pengguna Anggaran menerima

SPP-GU dan SPJ yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran.

2. PPK-SKPD mencatat SPP-GU yang diterima ke dalam register SPP-GU.

3. PPK-SKPD atas nama Kepala SKPD/Pengguna Anggaran memverifikasi

kesahihan bukti SPJ dan meneliti kelengkapan dokumen SPP-GU.

4. Jika kelengkapan dokumen SPP-GU dinyatakan lengkap dan sahih, PPK-

SKPD menyiapkan SPM-GU untuk ditandatangani oleh Kepala

SKPD/Pengguna Anggaran.

5. Jika kelengkapan dokumen SPP-GU dinyatakan tidak lengkap dan sahih,

maka PPK-SKPD menolak untuk menerbitkan SPM-GU dan selanjutnya

mengembalikan SPP-GU kepada bendahara pengeluaran untuk

dilengkapi dan diperbaiki.

6. Penerbitan SPM-GU paling lambat dua hari kerja terhitung sejak

diterimanya pengajuan SPP-GU yang dinyatakan lengkap dan sah.

7. Kepala SKPD/Pengguna Anggaran melalui PPK-SKPD mengembalikan

SPP-GU paling lambat satu hari kerja terhitung sejak diterimanya

pengajuan SPP-GU yang bersangkutan.

8. PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-GU ke dalam register penerbitan

SPM-GU.

9. PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-GU ke dalam register

penolakan SPP-GU.

Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

Prosedur Penerbitan SP2D-GU secara rinci:

1 PPKD menerima SPP-GU, SPJ-UP, dan SPM-GU yang diajukan oleh

Page 39: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

39

PPK-SKPD.

2 PPKD mencatat SPM-GU yang diterima ke dalam register SPM-GU.

3 PPKD memverifikasi kesesuaian anggaran dan meneliti kelengkapan

dokumen SPM-GU.

4 Jika kelengkapan dokumen SPM-GU dinyatakan lengkap dan sah,

PPKD menyiapkan SP2D-GU untuk diterbitkan SP2D-GU.

5 Jika kelengkapan dokumen SPM-GU dinyatakan tidak lengkap dan sah,

maka PPKD menolak untuk menerbitkan SP2D-GU dan selanjutnya

mengembalikan SPM-GU kepada PPK-SKPD untuk dilengkapi dan

diperbaiki.

6 Penerbitan SP2D-GU paling lambat dua hari kerja terhitung sejak

diterimanya pengajuan SP2D-GU yang dinyatakan lengkap dan sah.

7 Pengembalian SPM-GU paling lambat satu hari kerja terhitung sejak

diterimanya pengajuan SPM-GU yang bersangkutan.

8 PPKD mencatat penerbitan SP2D-GU ke dalam register penerbitan

SP2D-GU.

9 PPKD mencatat penolakan penerbitan SP2D- UP ke dalam register

penolakan SPM-GU. 10 PPKD menyerahkan SPJ UP kepada Fungsi

Akuntansi SKPKD.

11 PPKD menyerahkan SPM-GU kepada Bendahara Pengeluaran

Pembantu

Penerbitan Surat Pertanggungjawaban (SPJ)

Prosedur laporan pertanggungjawaban secara rinci adalah:

1 Bendahara Pengeluaran Pembantu SKPD membuat SPJ GU rangkap 2

yang diajukan ke Bendahara Pengeluaran SKPD.

2 SPJ GU dan SPP GU ini dijadikan dasar pengajuan pencairan dana.

3.3.3 Prosedur Tambahan Uang (TU)

Prosedur Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Pembebanan TU, terdiri

atas:

Page 40: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

40

Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)

Prosedur pengajuan SPD-TU secara rinci adalah :

1) Setelah penetapan anggaran kas, PPKD dalam rangka manajemen kas

menerbitkan SPD.

2) SPD disiapkan oleh kuasa BUD untuk ditandatangani oleh PPKD

3) Pengeluaran kas atas beban APBD dilakukan berdasarkan SPD atau

dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD

Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

Prosedur pengajuan SPP-TU secara rinci adalah:

1) Berdasarkan SPD atau yang dipersamakan dengan SPD, Bendahara

Pengeluaran Pembantu dengan persetujuan PPTK mengajukan SPP-TU

kepada Bendahara Pengeluaran.

2) Bendahara Pengeluaran kemudian mencocokkan SPP-TU dari Bendahara

Pengeluaran Pembantu dengan SPD untuk kemudian ditandatangani dan

diserahkan kepada PPK-SKPD.

3) Catatan yang digunakan dalam prosedur penerbitan SPP-TU adalah:

Register SPP-TU, merupakan daftar SPP-TU yang telah diotorisasi oleh

Bendahara Pengeluaran

4) Kelengkapan dokumen SPP-TU terdiri atas:

a. Surat Pengantar SPP-TU;

b. Ringkasan SPP-TU;

c. Rincian SPP-TU;

d. Salinan SPD;

e. Draft surat pernyataan penggunan anggaran/Kuasa Pengguna

Anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak

dipergunakan untuk keperluan lain selain uang persediaan/ganti uang

persediaan/tambahan uang persediaan;

f. Harus ada surat keterangan yang memuat penjelasan keperluan

pengisian tambahan uang persediaan;

g. Lampiran lain yang diperlukan.

Page 41: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

41

5) Bendahara pengeluaran mencatat SPP-TU yang diajukan ke dalam

register SPP-TU.

Penerbitan Surat Permintaan Membayar (SPM)

Berikut ini merupakan uraian kegiatan Prosedur Penerbitan SPM-TU secara

rinci meliputi :

1) PPK-SKPD atas nama Kepala SKPD/Pengguna Anggaran menerima

SPP-TU yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran.

2) PPK-SKPD mencatat SPP-TU yang diterima ke dalam register SPP- TU.

3) PPK-SKPD atas nama Kepala SKPD/Pengguna Anggaran meneliti

kelengkapan dokumen SPP-TU.

4) Jika kelengkapan dokumen SPP-TU dinyatakan lengkap dan sah, PPK-

SKPD menyiapkan SPM-TU untuk ditandatangani oleh Kepala

SKPD/Pengguna Anggaran.

5) Catatan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-TU adalah:

a. Register SPP-TU,

b. Register Penerbitan SPM-TU

c. Register Penolakan SPP-TU

6) Jika kelengkapan dokumen SPP- TU dinyatakan tidak lengkap dan sah,

maka PPK-SKPD menolak untuk menerbitkan SPM-TU dan selanjutnya

mengembalikan SPP-TU kepada bendahara pengeluaran untuk

dilengkapi dan diperbaiki.

7) Penerbitan SPM-TU paling lambat dua hari kerja terhitung sejak

diterimanya pengajuan SPP- TU yang dinyatakan lengkap dan sah.

8) Kepala SKPD/Pengguna Anggaran melalui PPK-SKPD mengembalikan

SPP- TU paling lambat satu hari kerja terhitung sejak diterimanya

pengajuan SPP- TU yang bersangkutan.

9) PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM- TU ke dalam register penerbitan

SPM- TU.

10) PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM- TU ke dalam register

Page 42: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

42

penolakan SPP- TU.

Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

Berikut ini merupakan Prosedur Penerbitan SP2D- TU secara rinci:

1) PPKD menerima SPM-TU yang diajukan oleh Kepala SKPD/Pengguna

Anggaran.

2) PPKD mencatat SPM-TU yang diterima ke dalam register SPM-UP.

3) PPKD meneliti kelengkapan dokumen SPM-TU.

4) Catatan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SP2D-TU adalah:

1. Register SPM-TU

2. Register Penerbitan SP2D-TU

3. Register Penolakan SP2D-TU

4. Jika kelengkapan dokumen SPM-TU dinyatakan lengkap dan sah,

PPKD menyiapkan SP2D-TU untuk diterbitkan SP2D- TU.

5. Jika kelengkapan dokumen SPM- TU dinyatakan tidak lengkap dan

sah, maka PPKD menolak untuk menerbitkan SP2D-TU dan

selanjutnya mengembalikan SPM- TU kepada PPK-SKPD untuk

dilengkapi dan diperbaiki.

6. Penerbitan SP2D-TU paling lambat dua hari kerja terhitung sejak

diterimanya pengajuan SP2D- TU yang dinyatakan lengkap dan sah.

7. Pengembalian SPM- TU paling lambat satu hari kerja terhitung sejak

diterimanya pengajuan SPM- TU yang bersangkutan.

8. PPKD mencatat penerbitan SP2D- TU ke dalam register penerbitan

SP2D- TU.

9. PPKD mencatat penolakan penerbitan SP2D-TU ke dalam register

penolakan SPM- TU.

Penerbitan Surat Pertanggungjawaban (SPJ)

Prosedur laporan pertanggungjawaban secara rinci adalah:

1) Bendahara pengeluaran pembantu membuat surat pertanggungjawaban

Page 43: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

43

(SPJ).

2) SPJ lembar 2 dan 3 dari bendahara pengeluaran pembantu diajukan ke

bendahara pengeluaran untuk dicatat, direkap di BKU dan

ditandatangani.

3) Setelah ditandatangani oleh bendahara pengeluaran, SPJ 2 dan 3 diajukan

ke PPK-SKPD untuk diverifikasi kesahihannya dan kelengkapannya.

4) Jika kelengkapan dokumen SPJ dinyatakan lengkap dan sah, maka

diajukan ke PPKD dan fungsi akutansi PPK- SKPD lalu ke fungsi

akuntansi SKPD untuk diverifikasi kesesuaian dengan anggaran dan

kelengkapannya serta dicatat dalam jurnal.

5) Jika kelengkapan dokumen SPJ dinyatakan tidak lengkap, maka

dikembalikan ke PPK-SKPD untuk dibuat register penolakan SPJ.

Prosedur Pencatatan Akuntansi

Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Akuntansi Pengeluaran

Kas Tambahan Uang adalah Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Bendahara

Pengeluaran SKPD.

Prosedur Pencatatan Akuntansi Pengeluaran Kas-TU diuraikan sebagai

berikut:

1. Fungsi Akuntansi-SKPKD menerima berkas SPJ lembar kedua dari

PPKD. Fungsi Akuntansi-SKPKD mencatat SPJ ke Jurnal Pengeluaran

Kas per tanggal pengesahan SPJ yang telah diotorisasi dan melakukan

peringkasan transaksi-transaksi (posting) dari Jurnal Pengeluaran Kas ke

Buku Besar. Fungsi Akuntansi-SKPKD juga mencatat mencatat

transaksi-transaksi ke dalam buku pembantu yang berisi rincian item

buku besar setiap rekening yang dianggap perlu (dalam rincian obyek

belanja).

2. Fungsi Akuntansi-SKPD menerima berkas SPJ lembar ke 3 dari PPK-

SKPD. Fungsi Akuntansi-SKPD mencatat berkas-berkas tersebut ke

dalam buku Jurnal Pengeluaran Kas per tanggal pengesahan yang telah

Page 44: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

44

diotorisasi oleh Kuasa BUD. Fungsi Akuntansi SKPD menerima SPJ

lembar ke-3 dari PPK-SKPD kemudian mencatat ke dalam buku jurnal

umum per tanggal pengesahan SPJ. Fungsi Akuntansi SKPD melakukan

peringkasan transaksi-transaksi (posting) dari Jurnal Pengeluaran Kas ke

dan Jurnal Umum ke Buku Besar. Fungsi Akuntansi-SKPD juga

mencatat mencatat transaksi-transaksi ke dalam buku pembantu yang

berisi rincian item buku besar setiap rekening yang dianggap perlu

(dalam rincian obyek belanja).

3.3.4 Prosedur Nota Permintaan Dana (NPD)

Uraian Kegiatan Prosedur Penerbitan Nota Permintaan Dana secara rinci

meliputi :

a. PPTK mengajukan 2 lembar Nota Permintaan Dana (NPD) untuk

melaksanakan kegiatan kepada Pengguna Anggaran atau Kuasa

Pengguna Anggaran.

b. Pengguna Anggaran meneliti dan menyetujui NPD.

c. NPD yang telah disetujui diberikan kepada PPTK untuk diarsip dan

kepada Bendahara Pengeluaran Pembantu bersama dengan jumlah uang.

d. Dalam waktu satu hari, PPTK harus mengembalikan sisa uang yang

digunakan beserta bukti (nota/ kuitansi) untuk dipertanggungjawabkan

kepada Bendahara Pengeluaran Pembantu.

e. Berdasarkan bukti (nota/ kuitansi) dari PPTK, Bendahara Pengeluaran

Pembantu meneliti dan mencatatnya ke BKU Pengeluaran, Buku

Pembantu Pengeluaran per Rincian Objek, Buku Pembantu Kas Tunai,

Buku Pembantu Simpanan/ Bank, Buku Pembantu Panjar, dan Buku

Pembantu Pajak.

f. Bendahara Pengeluaran Pembantu menyiapkan SPJ (kwitansi).

3.3.5 Prosedur Langsung (LS)

Prosedur sub sistem akuntansi pengeluaran kas- pembebanan langsung (LS),

meliputi:

Page 45: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

45

Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)

Prosedur pengajuan SPD-LS secara rinci adalah :

1) Setelah penetapan anggaran kas, PPKD dalam rangka manajemen kas

menerbitkan SPD.

2) SPD disiapkan oleh kuasa BUD untuk ditandatangani oleh PPKD.

3) Pengeluaran kas atas beban APBD dilakukan berdasarkan SPD atau

dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD.

Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

Berikut ini merupakan Deskripsi Prosedur Pengajuan SPP-LS :

a) Berdasarkan SPD atau yang dipersamakan dengan SPD, Bendahara

Pengeluaran Pembantu, atas usulan PPTK membuat SPP-LS

Pembayaran Gaji dan Tunjangan atau Pengadaan Barang dan Jasa untuk

kemudian diajukan kepada Bendahara Pengeluaran.

b) Bendahara Pengeluaran membandingkan SPP-LS Pembayaran Gaji dan

Tunjangan atau Pengadaan Barang dan Jasa yang diterima dari

Bendahara Pengeluaran Pembantu untuk kemudian ditandatangani dan

diajukan kepada PPK-SKPD.

c) Kelengkapan dokumen SPP-LS pembayaran gaji dan tunjangan terdiri

atas:

1) Surat Pengantar SPP-LS,

2) Ringkasan SPP-LS,

3) Rincian SPP-LS dan

4) Lampiran SPP-LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan yang mencakup:

a. Pembayaran gaji induk,

b. Gaji susulan,

c. Kekurangan gaji,

d. Gaji terusan,

e. Uang duka wafat/tewas yang dilengkapi dengan daftar gaji

induk/gaji susulan/ kekurangan gaji/uang duka wafat,

Page 46: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

46

f. SK CPNS,

g. SK PNS,

h. SK Kenaikan Pangkat,

i. SK Jabatan,

j. Kenaikan gaji berkala,

k. Surat Pernyataan Pelantikan,

l. Surat Pernyataan masih menduduki jabatan,

m. Surat Pernyataan melaksanakan tugas,

n. Daftar Keluarga (KP4),

o. Fotocopy surat nikah,

p. Fotocopy akte kelahiran,

q. SKPP,

r. Daftar potongan sewa rumah dinas,

s. Surat keterangan masih sekolah/ kuliah,

t. Surat pindah,

u. Surat kematian,

v. SSP PPh pasal 21, dan

w. Kelengkapan tersebut digunakan sesuai peruntukkannya

d) Kelengkapan dokumen SPP-LS pengadaan barang dan jasa terdiri atas:

1) Surat Pengantar SPP-LS,

2) Ringkasan SPP-LS,

3) Rincian SPP-LS dan

4) Lampiran SPP-LS Pengadaan Barang dan Jasa mencakup:

a. Salinan SPD,

b. Salinan Surat Rekomendasi dari SKPD teknis terkait,

c. SSP disertai faktur pajak (PPN dan PPh) yang telah

ditandatangani wajib pajak,

d. Surat Pernyataan Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna

Anggaran mengenai penetapan rekanan,

e. Surat perjanjian kerjasama/ kontrak antara pihak ketiga dengan

Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran yang

Page 47: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

47

mencantumkan nomor rekening pihak ketiga,

f. Berita acara penyelesaian pekerjaan,

g. Berita acara serah terima barang dan jasa,

h. Berita acara pembayaran,

i. Kwitansi bermeterai, nota/ faktur yang ditandatangani pihak

ketiga dan PPTK serta disetujui oleh Pengguna

Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran,

j. Dokumen lain yang disyaratkan untuk kontrak-kontrak yang

dananya sebagian atau seluruhnya bersumber dari penerusan

pinjaman/ hibah luar negeri,

k. Berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh pihak

ketiga/ rekanan serta unsur panitia pemeriksaan barang berikut

lampiran daftar barang yang diperiksa,

l. Surat angkutan atau konosemen apabila pengadaan barang

dilaksanakan di luar wilayah kerja,

m. Surat pemberitahuan potongan denda keterlambatan pekerjaan

dari PPTK apabila pekerjaan mengalami keterlambatan,

n. Dokumentasi tingkat kemajuan/ penyelesaian pekerjaan,

o. Potongan jamsostek,

p. Khusus untuk pekerjaan konsultan yang perhitungan harganya

menggunakan biaya personil; berita acara prestasi kemajuan

pekerjaan dilampiri dengan bukti kehadiran dari tenaga

konsultan sesuai pentahapan waktu pekerjaan dan bukti

penyewaan/ pembelian alat penunjang serta bukti pengeluaran

lainnya berdasarkan rincian dalam surat penawaran.

q. Kelengkapan tersebut digunakan sesuai peruntukkannya.

e) Kelengkapan dokumen SPP-LS Belanja Pengeluaran PPKD terdiri atas:

1) Surat Pengantar SPP-LS Belanja Pengeluaran PPKD

2) Ringkasan SPP-LS Belanja Pengeluaran PPKD

Page 48: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

48

3) Rincian Penggunaan Dana SPP-LS Belanja Pengeluaran PPKD

4) Lampiran SPP-LS Belanja Pengeluaran PPKD yang mencakup:

a Salinan SPD

b Rincian belanja LS PPKD kepada pihak ketiga

5) Bendahara pengeluaran pembantu mencatat SPP-LS yang diajukan

ke dalam register SPP-LS.

Penerbitan Surat Permintaan Membayar (SPM)

Berikut ini merupakan Deskripsi Prosedur Penerbitan SPM-LS:

a. PPK-SKPD menerima SPP-LS yang diajukan oleh Bendahara

Pengeluaran.

b. PPK-SKPD mencatat SPP-LS yang diterima ke dalam register SPP-LS.

c. PPK-SKPD memverifikasi kesahihan bukti & meneliti kelengkapan

dokumen SPP-LS.

d. Jika kelengkapan dokumen SPP-LS dinyatakan lengkap dan sahih, PPK-

SKPD menyiapkan SPM-LS untuk ditandatangani oleh Kepala

SKPD/Pengguna Anggaran.

e. Jika kelengkapan dokumen SPP-LS dinyatakan tidak lengkap dan sahih,

maka PPK-SKPD menolak untuk menerbitkan SPM-LS dan selanjutnya

mengembalikan SPP-LS kepada bendahara pengeluaran untuk dilengkapi

dan diperbaiki.

f. Pengembalian SPP-LS paling lambat satu hari kerja terhitung sejak

diterimanya pengajuan SPP-LS yang bersangkutan.

g. PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-LS ke dalam register penerbitan

SPM-LS.

h. PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-LS ke dalam register

penolakan SPP-LS Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).

Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

Prosedur Penerbitan SP2D-LS secara rinci adalah:

1. PPKD menerima SPM-LS yang diajukan oleh Kepala SKPD/Pengguna

Page 49: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

49

Anggaran.

2. PPKD mencatat SPM-LS yang diterima ke dalam register SPM-LS.

3. PPKD memverifikasi kesesuaian anggaran dan meneliti kelengkapan

dokumen SPM-LS.

4. Jika kelengkapan dokumen SPM-LS dinyatakan lengkap dan sah, PPKD

menyiapkan SP2D-LS untuk diterbitkan SP2D-LS.

5. Jika kelengkapan dokumen SPM-LS dinyatakan tidak lengkap dan sah,

maka PPKD menolak untuk menerbitkan SP2D-LS dan selanjutnya

mengembalikan SPM-LS kepada PPK-SKPD untuk dilengkapi dan

diperbaiki.

6. Pengembalian SPM-LS paling lambat satu hari kerja terhitung sejak

diterimanya pengajuan SPM-LS yang bersangkutan.

7. PPKD mencatat penerbitan SP2D-LS ke dalam register penerbitan SP2D-

LS.

8. PPKD mencatat penolakan penerbitan SP2D-LS ke dalam register

penolakan SPM-LS.

Prosedur Pencatatan Akuntansi

Prosedur Pencatatan Akuntansi Pengeluaran Kas-Mekanisme Pembebanan

Langsung (LS) secara rinci adalah sebagai berikut:

a) Fungsi Akuntansi-SKPKD menerima berkas SP2D-LS lembar 3 dari

PPKD. Fungsi Akuntansi-SKPKD mencatat SP2D-LS ke jurnal

pengeluaran kas per tanggal pengesahan SP2D- LS yang telah

diotorisasi oleh PPKD dan melakukan peringkasan transaksi-transaksi

(posting) dari jurnal pengeluaran kas ke buku besar. Fungsi Akuntansi-

SKPKD juga mencatat mencatat transaksi-transaksi ke dalam buku

pembantu yang berisi rincian item buku besar setiap rekening yang

dianggap perlu (dalam rincian obyek belanja).

b) Fungsi Akuntansi-PPK SKPD menerima berkas SP2D-LS lembar ke 4

dari PPKD. Fungsi Akuntansi-PPK SKPD mencatat SP2D-LS

Page 50: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

50

pembayaran gaji dan tunjangan ke dalam buku jurnal pengeluaran kas

dan SP2D-LS pengadaan barang dan jasa ke dalam buku jurnal umum

per tanggal pengesahan SP2D-LS yang telah diotorisasi oleh PPKD dan

melakukan peringkasan transaksi-transaksi (posting) dari jurnal

pengeluaran kas ke dan jurnal umum ke buku besar. Fungsi Akuntansi-

PPK SKPD juga mencatat mencatat transaksi-transaksi ke dalam buku

pembantu yang berisi rincian item buku besar setiap rekening yang

dianggap perlu (dalam rincian objek belanja).

3.4 Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) adalah serangkaian prosedur

mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan

pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang

dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.

SAPD sekurang-kurangnya meliputi prosedur akuntansi penerimaan kas,

prosedur akuntansi pengeluaran kas, prosedur akuntansi asset tetap/barang milik

daerah dan prosedur akuntansi selain kas,Seperti halnya SAPP,SAPD juga terdiri

dari dua subsistem sebagai berikut:

1. Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah (SAPD)

2. Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

3.4.1 Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)

SAPD ini dilaksanakan oleh PPKD. PPKD akan mencatat transaksi-

transaksi yang dilakukan oleh level pemerintah daerah seperti pendapatan dana

perimbangan, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil,

bantuan keuangan, belanja tidak terduga, transaksi-transaksi pembiayaan,

pencatatan investasi serta hutang jangka panjang. Sistem Akuntansi Pemerintahan

Daerah dapat juga disebut Sistem Akuntansi PPKD.

Page 51: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

51

3.4.2 Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Sistem Akuntansi SKPD dilakukan oleh pejabat penatausahaan keuangan

PPK-SKPD. Transaksi-transaksi yang terjadi dilingkungan satuan kerja harus

dicatat dan dilaporkan oleh PKK-SKPD.

BAB 4

PEMBAHASAN

Page 52: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

52

Setiap perusahaan dan instansi pasti memiliki berbagai jenis kegiatan, salah

satunya sistem akuntansi pengeluaran kas atas gaji pegawai yang mengatur bagian-

bagian yang terlibat, dokumen-dokumen dan catatan akuntansi yang digunakan

serta sub prosedur dalam sistem pengeluaran kas tersebut. Dengan adanya sistem

dan pelaksanaan sistem dengan baik, maka akan mengurangi tingkat kesalahan dan

kecurangan dalam pelaksanaannya. Sehubungan dengan data yang diperoleh

penulis dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan, maka

pada bab ini penulis akan membahas mengenai penerapan pelaksanaan prosedur

akuntansi penggajian pegawai negeri sipil pada Dinas Pekerjaan Umum Bina

Marga Provinsi Sumatera Selatan.

4.1 Bagian-bagian yang terlibat dalam Prosedur Penggajian PNS pada

Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan

Dalam pelaksanaan Prosedur Penggajian PNS Dinas PU Bina Marga pada

Provinsi Sumatera Selatan melibatkan 11 (Sebelas) bagian, yaitu :

1. Fungsi Kuasa BUD

Dalam kegiatan ini Kuasa BUD bertugas untuk :

a) Menerbitkan Surat Penyediaan Dana (SPD) setelah PPK-SKPD

membuat anggaran kas dan DPA atas Nama Kuasa Pengguna

Anggaran/Pengguna Anggaran.

2. Fungsi Pengelola Penatausaha Keuangan Daerah (PPKD)

Dalam kegiatan ini PPKD bertugas untuk mengotorisasi draft SPM lalu

menerbitkandan SP2D dan mencairkan dana gaji pegawai dengan bukti

SP2D yang sudah di validasi oleh pihak bank maka gaji pegawai sudah di

transfer.

3. Fungsi Bagian Kepegawaian

Dalam kegiatan ini bagian kepegawaian mempunyai tugas yaitu :

Bertanggung jawab untuk memutuskan penempatan pegawai baru, membuat

dokumen perubahan gaji seperti kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala,

golongan gaji, mutasi gaji pegawai dan lain-lain.

Page 53: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

53

4. Fungsi Pembuat Daftar Gaji

Bertugas untuk meneliti dokumen perubahan gaji pegawai yang

diterima dari Fungsi Bagian Kepegawaian dengan daftar gaji bulan

sebelumnya lalu menginput gaji pegawai menggunakan aplikasi Sistem

Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) sehingga menghasilkan output

daftar gaji dan rekap daftar gaji pegawai. Kemudian daftar gaji dan rekap

daftar gaji pegawai tersebut diajukan ke Fungsi Bendahara Pengeluaran

5. Fungsi Bendahara Pengeluaran

Dalam kegiatan ini, Bendahara Pengeluaran mempunyai tugas sebagai

berikut :

a. Menandatangani gaji dan rekap daftar gaji pegawai yang diterima dari

Fungsi Pembuat Daftar Gaji lalu mempersiapkan Surat Permintaan

Pembayaran langsung (SPP-LS) dan Surat Setoran Pajak (SSP) PPh

pasal 21 yang dibantu oleh staf pajak.

b. Mengajukan SPP-LS dan lampirannya kepada PPK-SKPD.

6. Fungsi Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah

(PPK-SKPD)

Dalam kegiatan ini, PPK-SKPD mempunyai tugas:

a. Mencatat SPD dari Kuasa BUD sebagai register SPD lalu mengirim

SPD tersebut ke bendahara pengeluaran.

b. Menguji kelengkapan dan kebenaran SPP-LS yang diajukan oleh

bendahara Pengeluaran. Setelah SPP lengkap dan benar, maka membuat

Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS).

7. Fungsi Sekretaris (Kuasa Pengguna Anggaran)

Bertugas untuk menandatangani daftar gaji dan rekap daftar gaji

yang dibuat oleh pembuat daftar gaji, serta meneliti kelengkapan dari SPM-

LS beserta lampirannya, bila sudah lengkap maka sekretaris Menerbitkan

Surat Pertanggung Jawaban Mutlak (SPTJM) atas transaksi pembayaran

gaji pegawai.

8. Fungsi Kepala SKPD (Pengguna Anggaran)

Page 54: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

54

Kepala SKPD bertugas untuk menandatangani SPM-LS yang dibuat

oleh PPK-SKPD atas nama Kepala SKPD dan menyetujui atas semua

lampiran-lampirannya.

9. Fungsi pihak Bank

Pihak bank bertugas untuk memvalidasi Surat Perintah Pencairan Dana

Langsung (SP2D-LS) dan mentransfer gaji ke rekening masing-masing

pegawai.

10. Fungsi akuntansi SKPD

Mencatat SP2D-LS yang telah divalidasi dari bank ke jurnal dan posting ke

buku besar.

11. Fungsi akuntansi SKPKD

Mencatat SP2D-LS rangkap ke 5 ke jurnal dan posting ke buku besar.

Berdasarkan data yang diperoleh pada Dinas PU Bina Marga Provinsi

Sumatera Selatan tersebut terlihat bahwa pelaksanaan tugas di Dinas PU Bina

Marga Provinsi Sumatera Selatan sudah baik dan sesuai dengan Permendagri No.

13 tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, hal ini terlihat dari

pemisahan fungsi yang jelas yaitu fungsi pembuatan daftar gaji dan rekapitulasi

pegawai dilaksanakan oleh bagian Pembuat daftar gaji, fungsi pembuatan surat-

surat keputusan pegawai dilaksanakan oleh bagian kepegawaian, fungsi pembuat

Surat Perintah Pembayaran (SPP) dilaksanakan oleh Bendahara Pengeluaran, fungsi

penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) dilaksanakan oleh PPK-SKPD dan

fungsi penerbitan Surat Pertanggungjawaban Mutlak dilaksanakan oleh Kuasa

Pengguna Anggaran.

4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam Prosedur Penggajian PNS

Pada Dinas PU Bina Marga

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam Prosedur Penggajian PNS Pada

Dinas PU Bina Marga, yaitu :

Page 55: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

55

1. Surat Penyediaan Dana (SPD)

SPD adalah dokumen yang dibuat dan di sahkan oleh Bendahara

Umum Daerah (BUD) dalam rangka manajemen kas daerah. SPD

digunakan untuk menyediakan dana bagi tiap-tiap SKPD dalam waktu

tertentu.

2. Dokumen yang digunakan sebagai pendukung perubahan gaji PNS

a) Surat keputusan kenaikan gaji berkala

b) Surat keputusan kenaikan pangkat

c) Surat keterangan perubahan keluarga

d) Surat keputusan pengangkatan dalam jabatan struktural dan jabatan

fungsional.

e) Surat pernyataan melaksanakan tugas dalam jabatan structural maupun

fungsional.

3. Daftar Gaji

Dokumen ini berisikan jumlah gaji bruto serta tunjangan-tunjangan

dan potongan-potongan untuk pegawai.

4. Rekap Daftar Gaji

Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji yamg

merupakan output dari aplikasi SIMDA setelah pembuat daftar gaji

mengelola daftar gaji pegawai. Dokumen ini berisi rincian besarnya gaji

beserta potongan yang menjadi beban setiap pegawai.

5. Surat Setoran Pajak (SSP)

SSP (Surat Setoran Pajak) adalah formulir yang digunakan untuk

mencatat penyetoran pajak ke Kas Negara.

6. Surat Permintaan Pembayaran langsung (SPP-LS)

SPP Langsung (SPP-LS) adalah dokumen yang diajukan oleh

bendahara pengeluaran untuk permintaan pembayaran Iangsung kepada

pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja

Iainnya dan pembayaran gaji dengan jumlah, penerima, peruntukan dan

Page 56: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

56

waktu pembayaran tertentu yang dokumennya disiapkan oleh PPTK.

Dokumen ini berisi tentang rincian gaji yang akan diterima oleh Pegawai

Negeri Sipil (PNS) serta berfungsi sebagai rekap daftar gaji PNS dan

sebagai bukti pembayaran gaji bagi instansi.

7. Surat Pertanggung Jawaban Mutlak (SPTJM)

Surat Pertanggung Jawaban Mutlak dibuat sebagai laporan bahwa

penggajian Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sudah dilakukan sesuai

dengan prosedur yang berkala. Jika dikemudian hari pembayaran gaji

pegawai mengalami kelebihan maka akan pejabat yang berwenang

bertangung jawab untuk menyetorkan kelebihannya ke kas daerah.

8. Surat Perintah Membayar langsung (SPM-LS).SPM-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna

anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban

pengeluaran DPA-SKPD kepada pihak ketiga.

9. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

SP2D adalah surat yang digunakan untuk mencairkan dana lewat

bank yang ditunjuk setelah SPM diterima oleh BUD. Surat Perintah

Pencairan Dana (SP2D) ini sah apabila telah ditandatangani dan distempel

oleh BUD / pejabat yang berwenang.

Dokumen yang digunakan Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan

sudah sesuai dengan dokumen yang terlampir dalam Permendagri No. 13 tahun

2006, hal ini dapat dilihat dari penggunaan dokumen seperti Surat Penyediaan Dana

(SPD), Surat Perintah Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM), Surat

Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM) dan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

serta kelengkapan dokumen gaji dan perubahan gaji.

4.3 Catatan yang digunakan digunakan dalam Prosedur Penggajian PNS

Pada Dinas PU Bina Marga Sumatera Selatan

Catatan yang digunakan dalam prosedur ini yaitu :

1. Register SPD

Page 57: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

57

Catatan ini digunakan untuk mencatat pengajuan surat permohonan

penerbitan SPD.

2. Register SPP-LS

Catatan ini digunakan untuk mencatat pengajuan SPP-LS yang diterima

dari Bendahara Pengeluaran untuk menerbitkan SPM-LS.

3. Register penolakan SPP-LS

Catatan ini digunakan untuk mencatat penolakan SPP-LS yang diterima

dari Bendahara Pengeluaran karena lampirannya belum lengkap.

4. Register SPM-LS

Catatan ini digunakan untuk mencatat pengajuan SPM yang masuk dari

SKPD disampaikan oleh PPK-SKPD atau Bendahara Pengeluaran.

5. Register penolakan SPM-LS

Catatan ini digunakan untuk mencatat penolakan SPM-LS yang diterima

dari PPK-SKPD karena lampirannya belum lengkap.

6. Register SP2D

Catatan ini digunakan untuk mencatat konsep draft SP2D yang telah benar

kesesuaian dokumen setelah diteliti oleh staf peneliti konsep draft SP2D.

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai catatan akuntansi yang digunakan

dalam prosedur penggajian pada Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan sudah

sesuai dengan catatan akuntansi yang terlampir dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006

atas sistem pengeluaran kas pembebanan langsung atas gaji dan tunjangan, maka dapat

diketahui bahwa Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan telah melakukan

pencatatan akuntansi dengan baik, sehingga menghasilkan laporan keuangan yang baik

dan memberikan informasi keuangan secara tepat dan akurat.

4.4 Prosedur Penggajian PNS Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumsel

Flowchart Prosedur Penggajian Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas PU Bina

Marga Provinsi Sumatera Selatan

BUD/Kuasa BUD

Page 58: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

58

Gambar 4.1 Prosedur Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)

Kepala Subbagian Kepegawaian

Mulai

Menerbitkan SPD

Register SPD T1

32

1 SPD

2

Mulai

Sumber: Diolah oleh Peneliti

Page 59: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

59

Gambar 4.2 Surat Keputusan (SK) atas perubahan gaji pegawai

Pembuat Daftar Gaji

Membuat SK-SK pegawai

2 SPD

T1

1 SK-SK

1 1 12

Page 60: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

60

Gambar 4.3 Prosedur Pencetakan Daftar Gaji Dan Rekap Daftar Gaji Pegawai

Bendahara Pengeluaran

T

1 SK-SK

1 SPD

Membuat Daftar Gaji induk menggunakan

1 SPD

1 SK-SK

DG

RDG

Mencetak daftar gaji dan rekap daftar gaji pegawai

3

1 SK-SK

32

2 SPD

4 SP2D

Register SP2D

T

Keterangan:

SPD = Surat Penyediaan Dana

SK-SK = Surat keputusan-Surat Keputusan

DG = Daftar Gaji

RDG = Rekap Daftar Gaji

Page 61: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

61

Gambar 4.4 prosedur penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP-LS)

PPK-SKPD

Oleh Staf Pajak

DG

RDG

membuat SPP lalu ditandatangani

T

2 SPD

1 SK-SK

DG

RDG

SSP PPh 21

4

1 SK-SK

4

2

1 SPP -LS

Membuat SSP PPh pasal 21 pegawai

Keterangan :

SSP : Surat Setoran Pajak

SPP-LS : Surat Permintaan Pembayaran langsung

SPM-LS : Surat Perintah Membayar Langsung

Page 62: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

62

Kuasa Pengguna Anggaran

DG

RDG

SSP PPh 21

2

1 SPP-LS

Meneliti kesahihan lampiran dan

Lengkap dan sah

Tidak

Ya

Mengembalikan ke Bendahara Pengeluaran

Register Penolakan SPPMenyiapkan

SPM

T

1 SK-SK

DG

RDG

SSP PPh 21

2

1 SPP-LS

3

2

1 SPM-LS

Register SPP

Register SPM

5

1 SK-SK

5

Gambar 4.5 penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS)

Page 63: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

63

Gambar 4.6 Penerbitan Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM)

Kepala SKPD/Pengguna Anggaran

DG

RDG

SSP PPh 21

1 SPP-LS

2

1 SPM-LS

Meneliti dan membuat

1 SK-SK

DG

RDG

SSP PPh 21

1 SPP-LS

2

1 SPM-LS

3

2

1 SPTJM

6

1 SK-SK

6

T

9

1 SP2D-LS

Page 64: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

64

Gambar 4.6 lanjutan Penerbitan Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM)

PPKD

Meneliti SPM dan menandatangani

DG

RDG

SSP PPh 21

1 SPP-LS

2

1 SPM-LS

2

1 SPTJM

1 SK-SK

DG

RDG

SSP PPh 21

1 SPP-LS

2

1 SPM-LS

2

1 SPTJM

T

7

1 SK-SK

7

10

Page 65: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

65

Bank

Meneliti kesesuaian anggaran dan kelengkapan SPM

DGRDG

SSP PPh 21

1 SPP-LS

2

1 SPM-LS

1 SPTJM

T

Lengkap

Tidak

Ya

MenyiapkanSP2D

Register SPM

Mengembalikan ke PPK-SKPD

Register Penolakan SPM-LS

4

3

2 SP2D

8 9 12

1 SP2D

8

Register Penerbitan SP2D

1 SP2D-LS

Gambar 4.7 Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

11

Page 66: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

66

Gambar 4.8 Prosedur penggajian yang ditransfer oleh pihak Bank

Fungsi Akuntansi SKPD Fungsi Akuntansi SKPKD

T

Transfer ke rekening PNS

Uang

PNS

10 11

Page 67: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

67

Gambar 4.9 Pencatatan Akuntansi

BAB 5

PENUTUP

2 SP2D

Mencatat ke jurnal dan posting

Jurnal

Buku Besar

Selesai

3SP2D

Mencatat ke jurnal dan posting

Jurnal

Buku Besar

Selesai

TT

Page 68: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

68

Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai prosedur akuntansi

pengggajian pegawai negeri sipil (PNS) pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga

Provinsi Sumatera Selatan yang telah dijelaskan pada bab 3 dan bab 4, maka pada

bab ini akan disampaikan kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan

prosedur akuntansi pengggajian pegawai negeri sipil (PNS) pada Dinas Pekerjaan

Umum Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan tinjauan mengenai prosedur akuntansi pengggajian

pegawai negeri sipil (PNS) pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi

Sumatera Selatan dengan cara membandingkan Permendagri No. 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta dengan memperhatikan

prosedur akuntansi penggajian yang dilaksanakan dalam instansi, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa:

1. Bagian-bagian yang terlibat dalam prosedur akuntansi penggajian PNS pada

Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan sudah sesuai

dengan Permendagri No. 13 Tahun 2006 serta sudah melaksanakan

fungsinya masing-masing.

2. Dokumen yang digunakan juga sudah sesuai dengan dokumen yang

terlampir dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006, hal ini dapat dilihat

bahwa dokumen tersebut diberi nomor, tanggal, kode sesuai jenis dokumen

dan dibubuhkan cap Dinas serta di otorisasi dan adanya tanda tangan oleh

pihak yang bersangkutan.

3. Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur ini sudah menggunakan

catatan akuntansi yang terlampir dalam Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah yaitu Permendagri No. 13 Tahun 2006, sehingga Pencatatan

akuntansi penggajiannya sudah baik.

5.2 Saran

Page 69: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

69

Dalam pembuatan laporan kerja praktek ini, penulis memberikan beberapa

saran yang mungkin dapat berguna bagi instansi :

1. Diharapkan di masa yang akan datang Dinas PU Bina Marga Provinsi

Sumatera Selatan dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan atas penggajian

pegawainya agar lebih efektif .

2. Dalam pencatatan arsip dokumen masuk dan dokumen keluar, harus lebih di

tingkatkan dari manual ke elektronik dengan dukungan aplikasi komputer

untuk pencatatan arsipnya, sehingga memudahkan dalam melakukan

pemeriksaan atas dokumen yang masuk dan dokumen yang keluar

berdasarkan nama dokumen atau tanggal pengarsipan.

DAFTAR PUSTAKA

Sanusi, Anwar. 2013. Metodelogi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat

Page 70: Laporan Magang Delly 5 AC Bener

70

Mulyadi. 2009. Sistem Akuntansi. Cetakan Keempat. Jakarta: PT. Salemba Empat.

Baridwan, Zaki. 2009. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan metode.

Yogyakarta: BPFE

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor SE.900/316/BAKD tentang Pedoman

Sistem dan Prosedur Penatausahaan Akuntansi Pelaporan dan

Pertanggungjawaban.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta: Departemen Dalam Negeri

Republik Indonesia.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta: Departemen Dalam Negeri

Republik Indonesia.

http://www.pu.go.id