laporan magang

45
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan tambang batubara dengan wilayah konsesi pertambangan mencakup sekitar 118.400 ha. di tiga lokasi penambangan: Lati, Binungan, dan Sambarata. Wilayah operasi yang luas tentu kegiatan eksplorasi dan operasional perusahaan tidak bisa dilakukan oleh PT Berau Coal sendiri, sehingga membutuhkan tenaga dari luar ( outsourcing). Pada saat ini ada 189 mitra kerja yang sedang bekerja sama dengan PT Berau Coal, untuk itu diperlukan kerjasama dan perjanjian kontrak demi terwujudnya keselamatan, kesehatan kerja dan kelestarian lingkungan sesuai dengan janji BeGeMS. Sehingga, perlu adanya pengendalian kontraktor khususnya yang terkait K3, tentunya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan perundangan yang menjadi pedoman dalam keselamatan kontraktor ada dua sisi, yaitu perlindungan keselamatan kerja dan hubungan perburuhan atau ketenagakerjaan. Perlindungan keselamatan kerja mengacu pada undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, dalam undang-undang ini ditetapkan mengenai kewajiban pengusaha, kewajiban dan hak tenaga kerja serta syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi oleh organisasi. Pada Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja lampiran 1 Bab kedua pasal 11 ayat 2 (a) “Tindakan pengendalian meliputi pengendalian terhadap kegiatan, produk barang dan jasa yang dapat menimbulkan risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja sekurang-kurangnya mencakup pengendalian

Upload: rifky-setya-harwin

Post on 18-Jan-2016

131 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Contractor Safety Management Systems

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Magang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan tambang batubara dengan wilayah konsesi pertambangan

mencakup sekitar 118.400 ha. di tiga lokasi penambangan: Lati, Binungan, dan

Sambarata. Wilayah operasi yang luas tentu kegiatan eksplorasi dan

operasional perusahaan tidak bisa dilakukan oleh PT Berau Coal sendiri,

sehingga membutuhkan tenaga dari luar (outsourcing). Pada saat ini ada 189

mitra kerja yang sedang bekerja sama dengan PT Berau Coal, untuk itu

diperlukan kerjasama dan perjanjian kontrak demi terwujudnya keselamatan,

kesehatan kerja dan kelestarian lingkungan sesuai dengan janji BeGeMS.

Sehingga, perlu adanya pengendalian kontraktor khususnya yang terkait K3,

tentunya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Peraturan perundangan yang menjadi pedoman dalam keselamatan

kontraktor ada dua sisi, yaitu perlindungan keselamatan kerja dan hubungan

perburuhan atau ketenagakerjaan. Perlindungan keselamatan kerja mengacu

pada undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, dalam

undang-undang ini ditetapkan mengenai kewajiban pengusaha, kewajiban dan

hak tenaga kerja serta syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi oleh

organisasi. Pada Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan

Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja lampiran 1 Bab kedua

pasal 11 ayat 2 (a) “Tindakan pengendalian meliputi pengendalian terhadap

kegiatan, produk barang dan jasa yang dapat menimbulkan risiko kecelakaan

dan penyakit akibat kerja sekurang-kurangnya mencakup pengendalian

Page 2: Laporan Magang

2

terhadap bahan, peralatan, lingkungan kerja, cara kerja, sifat pekerjaan, dan

proses kerja.”

Perlindungan terhadap hubungan perburuhan atau ketenagakerjaan

diatur dalam undang – undang No. 13 Tahun 2003, pasal 86 menyebutkan

bahwa setiap organisasi wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan

kerja untuk melindungi keselamatan tenaga kerja. Pada pasal 87 mewajibkan

setiap organisasi melaksanakan sistem manajemen K3 yang terintegrasi

dengan manajemen organisasi lainnya.

Pada perundangan keselamatan kerja, setiap pengusaha bertanggung

jawab menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerjanya,

tanpa memandang yang bersangkutan pekerja perusahaan, kontraktor, tamu

atau pihak lainnya. Asas ini melihat bahwa tanggung jawab keselamatan

disuatu tempat kerja berada di tangan pengelola. Oleh karena itu, pengelola

juga bertanggung jawab menjamin keselamatan tenaga termasuk jaminan

kecelakaan kerja. Jika tenaga kerja mengalami kecelakaan, tanggung jawab

dari segi ketenagakerjaan berada di tangan perusahaannya.

Kontraktor sebagai mitra kerja yang akan bekerja di lingkungan

perusahaan, dalam bekerjasama harus dinilai kesiapannya untuk melaksanakan

pekerjaan secara menyeluruh terutama masalah K3, karena kelalaian

kontraktor bisa menjadikan kecelakaan kerja yang akan menimbulkan

kerugian dan merusak kinerja K3 perusahaan. Tenaga kerja kontraktor sangat

rawan mengalami kecelakaan kerja karena beberapa faktor sebagai berikut:

Tenaga kerja kontraktor khususnya untuk pekerjaan kasar merupakan

tenaga kerja berpendidikan rendah. Faktor tersebut mempengaruhi

Page 3: Laporan Magang

3

pengetahuan dan kebutuhan akan K3 yang relatif kurang. Tenaga kerja dengan

pengetahuan K3 relatif kurang akan melakukan tindakan tidak aman dan

menciptakan kondisi tidak aman dalam bekerja.

Pada umumnya tenaga kontraktor berada atau bersinggungan langsung

dengan pekerjaan. Tenaga kontraktor yang paling sering terkena pajanan

bahaya di tempat kerja. Tenaga kerja perusahaan kebanyakan hanya bersifat

memantau dan mengawasi tenaga kerja kontraktor. Oleh karena itu, tenaga

kerja kontraktor lebih rentan terhadap bahaya dan terjadinya kecelakaan.

Kepedulian kontraktor khususnya kontraktor kecil akan keselamatan

pekerjaannya masih relatif kurang. Kontraktor kecil dengan kemampuan

terbatas belum mampu memenuhi kebutuhan keselamatan. Untuk itu

perusahaan harus membuat kesepakatan supaya kontraktor kecil menjamin

keselamatan operasinya.

Kontraktor selalu berupaya menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat

karena dikejar jadwal atau target penyelesaian pekerjaan. Penyelesaian

pekerjaan dengan cepat terkadang mengabaikan keselamatan. Jika

keselamatan terabaikan maka peluang terjadinya kecelakaan kerja tinggi.

Masalah yang ada pada kontraktor terkait K3L harus dikurangi sebisa

mungkin ditiadakan, untuk itu perlu adanya Contractor Safety Management

System (CSMS) sebagai sistem pengelolaan aspek keselamatan, kesehatan

kerja (K3) untuk kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaannya. Penerapan

CSMS sendiri bila tidak berjalan dengan baik menimbulkan rendahnya

kesadaran akan pentingnya penerapan K3 di lingkungan kerja. Efek jangka

panjang yang timbul adalah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja,

Page 4: Laporan Magang

4

pencemaran lingkungan dan kerugian-kerugian besar lainnya seperti kerusakan

alat, menurunnya produksi dan citra perusahaan, serta adanya perbaikan sistem

manajemen kembali.

Pedoman Contractor HSE Management System menurut OGP (Oil and

Gas Producers) dirancang untuk peningkatan kinerja K3L E & P Industry

(Exploration & Production). Dalam aplikasinya pedoman ini mengatur

sistematika dalam pengendalian kontraktor yang tidak terbatas pada E & P

Industry (Exploration & Production), akan tetapi bisa diterapkan juga dalam

industri pertambangan umum karena dalam peruntukkannya sebagai pedoman

saat proses pengendalian kontraktor. Serta, pedoman ini dibuat mengacu pada

penerapan sistem manajemen K3L berdasarkan ; ISO 9001, Sistem

Manajemen Mutu ; ISO 14001, Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup ;

OHSAS 18001, Sistem Manajemen K3. Pedoman ini akan membantu

perusahaan menerapkan sistem manajemen K3L khususnya dalam mengatur

pengendalian operasional kontraktor PT. Berau Coal yang mengacu pada, ISO

14001 dan OHSAS 18001.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari kegiatan Magang adalah mempelajari implementasi

pelaksanaan CSMS PT. Berau Coal dengan teori CSMS OGP (Oil and Gas

Producers)

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Melakukan penilaian dokumen seleksi K3L PT. Berau Coal.

b. Melakukan verifikasi lapangan seleksi K3L PT. Berau Coal.

Page 5: Laporan Magang

5

c. Melakukan pemantauan & pemeriksaan kegiatan operasional di site

Lati PT. Berau Coal.

d. Melakukan evaluasi kinerja K3L kontraktor PT. Berau Coal.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat bagi mahasiswa

Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta memberikan

banyak pembelajaran praktis kepada mahasiswa dalam hal penerapan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di industri

pertambangan batubara serta meningkatkan kompetensi mahasiswa di dunia

kerja.

1.3.2 Manfaat bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Sebagai upaya link and match antara dunia akademis dan dunia kerja

dalam mempererat kerjasama antara PT. Berau Coal dengan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

1.3.3 Manfaat bagi PT. Berau Coal

Turut memberikan kontribusi terkait penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja melalui analisis dan rekomendasi selama

proses magang berlangsung

Page 6: Laporan Magang

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 CSMS (Contractor Safety Management Systems)

Contractor Safety Management System (CSMS) merupakan serangkaian

kegiatan atau program kerja yang menjadi bagian dalam sistem manajemen

kesehatan dan keselamatan kerja. Seluruh kegiatan mengenai kesehatan,

keselamatan bagi industri, pekerja dan lingkungan kerja diatur dalam suatu

rantaian yang saling terikat.

CSMS sedikit berbeda dengan SMK3 pada umumnya, karena pada

pekerjaan kontrak ada batasan waktu, sehingga perlu ada proses ataupun

tahapan mulai dari pemilihan kontraktor sampai penutupan kontrak. CSMS

memiliki pengertian yaitu sistem manajemen untuk mengelola kontraktor dan

sub kontraktor yang bekerja dilingkungan perusahaan agar memperhatikan

aspek K3L dan menjaga pelaksanaan K3L tersebut didalam proses kerja agar

terhindar dari potensi kecelakaan dan risiko yang dapat merugikan perusahaan.

Tujuan adanya CSMS di PT Berau Coal ini sebagai berikut.

1. Untuk memastikan Kontraktor/Subkontraktor mengikuti Sistem

Manajemen K3L PT Berau Coal (BeGeMS).

2. Memonitor HSE Performance kontraktor pada saat melakukan pekerjaan.

3. Melakukan evaluasi HSE Performance kontraktor.

2.1.1 Dasar Hukum Pelaksanaan SMK3 Kontraktor/CSMS Menurut

Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012

Berikut ini akan dijelaskan lampiran 1 dari PP No. 50 Tahun 2012

tentang penerapan SMK3 yang berisi pedoman penerapan SMK3 di

Page 7: Laporan Magang

7

Indonesia. Penjelasan – penjelasan berikut dapat dijadikan dasar hukum

pentingnya memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan kerja

kontraktor di suatu perusahaan. Bab kedua pasal 11 ayat 2 (a) “Tindakan

pengendalian meliputi pengendalian terhadap kegiatan, produk barang

dan jasa yang dapat menimbulkan risiko kecelakaan dan penyakit akibat

kerja sekurang-kurangnya mencakup pengendalian terhadap bahan,

peralatan, lingkungan kerja, cara kerja, sifat pekerjaan, dan proses kerja.”

2.1.2 Dasar Hukum Pelaksanaan SMK3 Kontraktor/CSMS Menurut

International Labour Organization (ILO)

Bab ”Perencanaan dan Implementasi” dalam dokumen guideline on

Occupational Safety Management System yaitu pada poin nomor 14

mengenai kontrak tentang penyusunan dan perawatan perencanaan

prosedur persyaratan K3 bagi kontraktor dan para pekerjanya. Prosedur

perencanaan untuk kontraktor dalam bekerja di site, harus memenuhi

ketentuan sebagai berikut:

1. Melakukan evaluasi K3 dalam memilih kontraktor.

2. Mengkomunikasikan pencegahan dan pengendalian bahaya dengan

kontraktor.

3. Perencanaan dalam pelaporan cidera akibat kerja, gangguan

kesehatan, penyakit dan insiden selama kontraktor bekerja.

4. Menyediakan lingkungan kerja yang aman, serta pelatihan dan

pengenalan lingkungan kepada kontraktor.

5. Memantau performa K3 dari aktivitas kontraktor secara teratur di

tempat kerja.

Page 8: Laporan Magang

8

6. Memastikan bahwa prosedur K3 di tempat kerja dan perencanaan

diikuti oleh para kontraktor

2.2 Program Contractor Safety Management System Menurut OGP (Oil and

Gas Producers)

Gambar 2.1 Flow Chart Contractor Safety Management System

Page 9: Laporan Magang

9

2.2.1 Planning

Pada tahap perencanaan kegiatan yang akan dilakukan adalah penilaian

risiko, lingkup pekerjaan kontrak dan memastikan hal tersebut ada dalam

rencana kontrak dan penentuan kontraktor. Model kontrak akan ditentukan

oleh sifat dan ukuran dari pekerjaan, tingkat risiko dan kinerja K3L

kontraktor.

a. Ruang lingkup pekerjaan

Deskripsi ruang lingkup pekerjaan yang akan dilelangkan dengan

didukung oleh dokumentasi dalam bentuk spesifikasi desain, standar,

gambar, dll. Dokumentasi dapat dijadikan alat untuk kontraktor

mengetahui kebutuhan dari ruang lingkup kerja yang dilelangkan. Klien

dapat menentukan beberapa aspek K3L yang harus ditangani seperti:

1) Konteks pekerjaan

2) Waktu dan durasi kegiatan

3) Peraturan dan perundangan K3L yang berlaku

4) Bahan dan peralatan

5) Kegiatan logistik, dll

b. Risk assessment

Identifikasi bahaya dan penilaian risiko K3L berguna bagi kontraktor dan

klien dalam melindungi personil, aset, reputasi dan lingkungan. Kontraktor

sebagai pihak eksekutor di lapangan perlu mengetahui bahaya dan risiko

dari pekerjaan, kemudian dapat mengevaluasi kemungkinan dan

konsekuensi negatif dari insiden sebelum mengajukan penawaran.

Page 10: Laporan Magang

10

Pelaksanaan penilaian risiko harus dilaksanakan secara sistematis dengan

pertimbangan sebagai berikut:

1) Tenaga kerja dan/atau masyarakat

2) Lingkungan

3) Aset

4) Reputasi

Gambar 2.2 Risk Assessment Matrix

c. Model kontrak

Penentuan tanggung jawab pengelolaan K3L antara klien dan kontraktor

termuat dalam model kontrak yang telah disepakati bersama. Tanggung jawab

pengelolaan K3L memiliki tiga model yang berbeda, adapun penjelasannya

sebagai berikut.

Model 1: Kontraktor menyediakan tenaga kerja, proses dan alat untuk

pelaksanaan kontrak di bawah pengawasan, instruksi dari Sistem Manajemen

Page 11: Laporan Magang

11

K3L klien. Kontraktor memiliki SMK3L hanya untuk memberikan jaminan

bahwa tenaga kerja bertanggung jawab memenuhi peraturan dan standar yang

berlaku, serta memastikan proses, alat, bahan dan peralatan yang digunakan

kontraktor telah aman dan sesuai kontrak.

Model 2: Semua aspek mengenai tanggung jawab K3L dijalankan oleh

kontraktor sebagai pemberi petunjuk, pengawas, dan pengelola SMK3L.

Klien hanya bertanggung jawab, untuk memastikan pengelolaan manajemen

K3L telah dijalankan oleh kontraktor.

Model 3: Kontraktor menerapkan K3L sendiri, yang tidak memiliki

keterikatan dan kewajiban melaporkan hasil kinerja SMK3L dan insiden ke

klien. Namun, klien masih memiliki wewenang dalam melakukan pengarahan

terhadap pengelolaan SMK3L kontraktornya sesuai perjanjian.

d. Jadwal kontrak

Jadwal kontrak dibuat untuk menentukan waktu perjanjian dan pelaksanaan

kontrak yang harus dipenuhi oleh klien dan kontraktor. Penentuan waktu

dalam jadwal juga memperhitungkan fase tertentu yang mungkin

memerlukan waktu lebih karena memerlukan penekanan khusus.

2.2.2 HSE capability assessment

Penilaian kemampuan K3L dilihat dari pengalaman dan kemampuan

menyelesaikan pekerjaan sebelumnya dengan melihat kinerja aspek K3L dan

kemampuan menimalkan risiko terjadinya insiden. Tahapan ini klien

membuat daftar kontraktor yang akan diundang untuk mengajukan

penawaran. Dalam hal ini kontraktor juga harus melakukan proses

Page 12: Laporan Magang

12

penyaringan yang sama dengan teknik penilaian kemampuan K3L pada

subkontraktor.

a. Capability Assessment Protocol

Penilaian kemampuan K3L berdasarkan cara kontraktor mengelola risiko

dan kinerja K3L kontraktor. Kinerja K3L bisa dinilai dari hasil temuan

audit dan inspeksi kontraktor pada pekerjaan sebelumnya.

b. From capability assessment to tender list

Pada fase ini memilih kontraktor yang masuk dalam tender list, sesuai hasil

penilaian kemampuan K3L dan kuota kontraktor yang ikut proses tender.

Bagi kontraktor yang tidak termasuk dalam tender list, maka klien harus

menginformasikan tindakan perbaikan yang harus dilakukan, agar

dijadikan acuan untuk pekerjaan yang akan datang.

2.2.3 Tender and award

Kontraktor yang dinyatakan lolos penilaian kemampuan K3L harus

memenuhi persyaratan minimum untuk mengelola aspek K3L dalam kontrak.

Tujuan dari tahap ini adalah untuk memilih pemenang tender dengan menilai

cara pemenuhan persyaratan dan rencana K3L. Adapun yang menjadi kriteria

persyaratan sebagai berikut.

a. Penilaian Kemampuan K3L kontraktor.

b. Kemampuan kontraktor untuk mengelola risiko, berdasarkan rencana

K3L.

c. Tindakan perbaikan untuk memperbaiki temuan penilaian kemampuan

mengelola K3L.

Page 13: Laporan Magang

13

Pemenang tender dan klien melakukan meeting membahas kesepakatan

rencana K3L. Selain itu, peserta tender yang gagal, diberikan hasil penilaian

kemampuan sebagai feedback untuk tindakan perbaikan.

2.2.4 Pre-mobilisation

Tujuan dari tahap ini, untuk memastikan bahwa perjanjian dan persyaratan

rencana K3L dipahami sebelum pelaksanaan kontrak dan setiap tindakan

perbaikan yang harus dipenuhi akan selesai sebelum mobilisasi. Beberapa

kegiatan pra-mobilisasi seperti tinjauan, meeting dan audit akan digunakan

sebagai bahan verifikasi pemenuhan persyaratan dan perjanjian rencana K3L,

berikut elemen yang diverifikasi:

a. Peralatan dan lokasi yang akan digunakan untuk pekerjaan

b. Peralatan K3L

c. Sistem komunikasi dan prosedur

d. Sistem perlindungan lingkungan

e. Sistem keamanan personil dan site

f. Identifikasi bahaya terhadap kesehatan, fasilitas medis.

g. Hasil audit menjadi bahan rekomendasi untuk memperbarui rencana K3L.

2.2.5 Mobilisation

Pada tahap mobilisasi ada beberapa kegiatan utama seperti berikut:

a. Mobilisasi karyawan dan peralatan.

b. Review rencana K3L dan penyelesaian item tindakan.

c. Komunikasi, peran dan tanggung jawab kontraktor.

d. Pelaksanaan induksi, orientasi dan pelatihan pada tenaga kerja kontraktor

yang berkaitan dengan rencana K3L.

Page 14: Laporan Magang

14

e. Melakukan audit mobilisasi K3L, jika diperlukan.

Selama fase mobilisasi, audit atau review terhadap rencana K3L dilakukan

untuk melihat ketercapaian tujuan. Jika hasil audit mengindikasikan masalah

yang cukup serius, dapat meninjau ulang baik syarat, ketentuan kontrak dan

rencana K3L. Jika didapatkan ketidaksesuaian, maka tindakan yang diambil

bisa menunda eksekusi sampai perjanjian kontrak dipenuhi atau pemutusan

kontrak.

2.2.6 Execution

Tujuan tahap ini adalah untuk memastikan bahwa kontrak dilakukan sesuai

dengan rencana K3L, peran dan tanggung jawab dipahami dan dipatuhi sesuai

perjanjian. Persyaratan K3L tambahan selama pelaksanaan kontrak harus

dipenuhi dan rencana K3L diperbarui sesuai kondisi dan situasi. Selama

aktivitas berlangsung klien melaksanakan audit dan inspeksi K3L, untuk

memantau kesesuaian, kepatuhan dan kinerja terhadap persyaratan kontrak

kontraktor. Adapun yang dipantau kesesuaian kepatuhan dan kinerja, sebagai

berikut:

a. Komitmen K3L Kontraktor.

b. Kepatuhan terhadap klausul kontrak dan rencana K3L.

c. Adanya sistem pengendalian K3L kontraktor internal.

d. Pemantauan proses kerja, dan pemeriksaan peralatan & perlengkapan kerja

kontraktor.

e. Pelaksanaan dan partisipasi latihan tanggap darurat.

f. Kepatuhan pelaporan insiden, hasil investigasi.

Page 15: Laporan Magang

15

2.2.7 Demobilisation

Demobilisasi merupakan proses pemulihan dari aktivitas pekerjaan yang ada

sebelumnya. Kondisi berbahaya karena tenaga kerja meninggalkan tempat

kerja dan seluruh fasilitas dinonaktifkan, sehingga harus dilakukan penilaian

ulang bahaya dan risiko baru untuk dikendalikan. Memastikan tanggung

jawab demobilisasi seperti Tanggap darurat, Restorasi Site dan re-

instatement, Pengelolaan dan pembuangan limbah tetap dilakukan kontraktor

sampai akhir kontrak.

2.2.8 Final evaluation and close-out

Tahap evaluasi bersama antara kontraktor dan klien untuk memberikan

feedback yang akan dijadikan acuan untuk pekerjaan yang akan datang.

Evaluasi berdasarkan kinerja K3L yang diverifikasi secara berkala sepanjang

kontrak dengan laporan akhir sebagai hasil evaluasi. Untuk perbaikan kedua

belah pihak antara klien dan kontraktor, perlu adanya evaluasi sesuai peran

dan tanggung jawab masing-masing dari tahap planning sampai final

evalution dan close-out.

Page 16: Laporan Magang

16

BAB III

METODE KEGIATAN MAGANG

3.1 Lokasi dan Waktu Magang

3.1.1 Lokasi Magang

Kegiatan Magang dilakukan di Lati Mine Operation dan Head

Office PT Berau Coal, Jalan Pemuda Tanjung Redeb, Berau.

3.1.2 Waktu Magang

Kegiatan berada dalam bimbingan Departmen Internal Compliance

yang dilaksanakan kurang lebih selama delapan minggu dimulai pada

tanggal 10 Februari – 10 April 2014. Jam kerja selama kegiatan Magang

adalah dimulai pukul 07.30 WITA – 17.00 WITA. Waktu kerja yang

berlaku selama menjadi peserta Magang Department Internal Compliance

PT Berau Coal adalah hari Senin sampai hari Jumat.

3.2 Metode Pelaksanaan Magang

3.2.1 Rincian Kegiatan Magang

Jadwal dan kegiatan Magang adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Magang

Kegiatan Minggu ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

Pengenalan PT. Berau Coal

Mempelajari SMK3L PT. Berau Coal

Mempelajari teori dan literature

CSMS

Mempelajari prosedur pengendalian

kontraktor

Mempelajari Jenis Pekerjaan yang wajib seleksi K3L

Ikut serta melakukan penilaian

dokumen seleksi K3L secara langsung

Ikut serta melakukan verifikasi

lapangan seleksi K3L secara langsung

Page 17: Laporan Magang

17

Ikut serta melakukan pemantauan &

pemeriksaan kegiatan operasional

secara langsung

Evaluasi kinerja K3L kontraktor

Penyusunan laporan magang

3.2.2 Jenis Kegiatan Magang

Jenis kegiatan Magang yang dilakukan antara lain:

1) Mempelajari Contractor Safety Management System yang ada di PT

Berau Coal dan teori Contractor HSE Management System menurut OGP

(Oil and Gas Procedures)

2) Melakukan dan menganalisis penilaian dokumen seleksi K3L secara

langsung, yang diajukan kontraktor untuk PT Berau Coal.

3) Melakukan verifikasi lapangan seleksi K3L secara langsung kontraktor

PT. Berau Coal.

4) Melakukan dan menganalisis kegiatan pemantauan & pemeriksaan

kegiatan operasional secara langsung kontraktor PT. Berau Coal.

5) Melakukan evaluasi kinerja K3L kontraktor PT. Berau Coal.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Data Primer

Data primer diambil dengan melakukan wawancara langsung

kepada pihak yang terkait Contractor Safety Management System PT. Berau

Coal agar dapat memberikan gambaran konkret yang ada di lapangan guna

mendukung hasil observasi dan wawancara.

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder yang dikumpulkan dalam kegiatan ini berupa data

mengenai profil perusahaan, pedoman SMK3L, prosedur pengendalian

kontraktor beserta dokumen yang menyertainya, kebijakan pengadaan

Page 18: Laporan Magang

18

barang dan jasa, serta dokumen yang menjadi acuan dalam penilaian kinerja

K3L kontraktor.

3.4 Penyajian Data

Data yang didapatkan akan disajikan dalam bentuk yang sistematis

yang diuraikan secara deskriptif melalui penulisan laporan magang serta

penjelasan secara lisan dalam bentuk seminar magang yang diikuti oleh

beberapa pihak terkait.

Page 19: Laporan Magang

19

BAB IV

HASIL

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Lokasi PT. Berau Coal

Secara geografis, wilayah kontrak kerja PT. Berau Coal berada pada

posisi 117007’44,52” BT - 117038’26,46 BT dan 01052’26,74” LU –

02025’09,78” LU. PT. Daerah konsesi PT. Berau Coal seluas 118.400 Ha,

meliputi hampir seluruh wilayah Kabupaten Berau di Kalimantan Timur PT.

Berau Coal, untuk saat ini memiliki tiga lokasi. Adapun tiga lokasi

penambangan dan produksi, sebagai berikut :

1. Site Lati, berproduksi sejak tahun 1993 berada di wilayah Desa

Sembakungan, Kecamatan Gunung Tabur. Lati area berjarak 35 km dari

arah timur kota Tanjung Redeb, yang sebagian wilayahnya berada di tepi

Sungai Lati arah hilir. Dapat dicapai dengan menggunakan transportasi

air selama ± 30 menit dan darat selama ± 60 menit.

2. Site Binungan, berproduksi sejak tahun 1995 berada di wilayah Desa

Pegat Bukur Kecamatan Sambaliung. Lokasi ini dapat dicapai lewat

sungai dan jalan darat dari kota Tanjung Redeb, dengan menggunakan

jalan air dapat ditempuh selama ± 45 menit dan dengan jalan darat selama

± 1.5 jam yang berjarak 30 km dari kota Tanjung Redeb. Area stockpile

selain di Binungan juga ada di Suaran yang berjarak 30 km yang

merupakan area stockpile dari batubara binungan yang akan di kapalkan

(barging).

Page 20: Laporan Magang

20

3. Site Sambarata, merupakan area tambang terletak di kecamatan gunung

tabur yaitu di mulai produksinya pada tahun 2001. Lokasi ini dicapai

melalui jalur Sungai Segah dan jalan darat.

4.2 Kebijakan dan Komitmen Perusahaan Terhadap K3L

Kebijakan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan sebagai operator

pertambangan batubara nasional, PT Berau Coal bertanggung jawab dalam

mengelola keselamatan, kesehatan kerja, pelestarian lingkungan hidup dan

sumber daya alam. Untuk mencapai komitmen ini maka PT Berau Coal

senantiasa:

a. Melakukan upaya pencegahan kecelakaan, pencemaran atau penurunan

kualitas lingkungan hidup dan penyakit akibat kerja.

b. Melakukan upaya konservasi sumber daya alam dan keanekaragaman

hayati.

c. Memenuhi peraturan/perundang-undangan dan persyaratan/ketentuan

keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup lain yang terkait dengan

perusahaan.

d. Konsisten dalam menjalankan siklus Plan-Do Check-Action (PDCA) dari

BeGeMS sebagai perbaikan yang berkelanjutan (Continous Improvement)

di setiap area kerja.

Untuk mewujudkan tekad diatas, maka manajemen menetapkan sasaran

spesifik sebagai berikut.

a. Melakukan pengendalian terhadap dampak dan risiko keselamatan,

kesehatan kerja dan lingkungan hidup, sesuai waktu dan target yang telah

diprioritaskan.

Page 21: Laporan Magang

21

b. Konsistensi pada semua jajaran manajemen dalam mempercepat

tumbuhnya budaya kerja yang berwawasan keselamatan, kesehatan kerja

dan lingkungan hidup, dengan penerapan reward dan punishment yang

memadai.

c. Berupaya menjaga cedera fatal “nihil” dan mengurangi insiden berakibat

“Kerusakan Harta Benda.”

d. Mengharapkan semua pihak yang terlibat untuk melaporkan semua jenis

insiden.

e. Menciptakan dan memelihara tempat kerja yang bersih dan sehat (house

keeping) diseluruh area kerja.

f. Melakukan kerjasama atau pembinaan ke seluruh kontraktor dan pemasok

guna meningkatkan kinerja keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan

hidup diseluruh operasinya.

g. Memfasilitasi dan mendukung penggunaan bahan/material yang ramah

lingkungan.

h. Berupaya melakukan efisiensi penggunaan energi, sumber daya air, serta

sumber daya lain untuk kegiatan operasional.

i. Berupaya mengurangi timbulan limbah cair, emisi udara, limbah padat serta

limbah B3 mulai dari sumber hingga titik keluar.

j. Memfasilitasi dan mendukung pemanfaatan kembali limbah cair, emisi

udara, limbah padat serta limbah B3 dari hasil kegiatan operasional

penambangan.

k. Berupaya dan berkontribusi dalam konservasi keanekaragaman hayati

akibat kegiatan operasional penambangan.

Page 22: Laporan Magang

22

4.3 Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan lingkungan PT.

Berau Coal

1. Perencanaan, Elemen ini meliputi:

a. Penilaian Resiko K3L.

b. Identifikasi Peraturan, Perundang-Undangan K3L serta persyaratan lain.

c. Penetapan Tujuan, Sasaran & Program K3L.

2. Implementasi & Operasi, Elemen ini mengatur proses implementasi dan

operasi SMK3L serta tata caranya. Hal ini meliputi:

a. Sumber Daya, Peran,Tanggung Jawab, Akuntabilitas dan Wewenang.

b. Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian.

c. Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi.

d. Dokumentasi.dan Pengendalian Dokumen

e. Tata Cara

f. Aset

g. Pengendalian Operasi.

h. Kesiagaan dan Tanggap Darurat.

3. Pemeriksaan & Pemantauan, Elemen ini digunakan untuk memastikan

bahwa sistem berjalan serta aspek K3L pada area kerja dipantau dan diukur.

Elemen ini meliputi:

a. Pemantauan dan Pengukuran Kinerja.

b. Evaluasi Kesesuaian.

c. Penyelidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan

Pencegahan.

d. Pengendalian Catatan.

Page 23: Laporan Magang

23

e. Audit Internal.

4. Tinjauan Manajemen

Elemen ini digunakan untuk melakukan tinjauan secara berkala terhadap

implementasi BeGeMS dan memastikan kecukupan, kecocokan dan

keefektifan BeGeMS terhadap kegiatan operasi perusahaan.

4.4 Hasil Kegiatan Magang

Contractor safety management systems (CSMS) PT. Berau Coal telah

diatur dalam prosedur pengendalian kontraktor. Pengendalian kontraktor yang

dilakukan PT. Berau Coal, untuk memastikan kontraktor/subkontraktor

mengikuti Sistem Manajemen K3L PT Berau Coal (BeGeMS), memonitor dan

melakukan evaluasi terhadap kinerja K3L kontraktor.

4.4.1 Perencanaan

1. Ruang lingkup pekerjaan

Ruang lingkup pekerjaan jasa konstruksi dan non-konstruksi dengan

kegiatan utama Perusahaan, perencanaan teknis dan spesifikasinya

ditetapkan perusahaan serta proses pelaksanaannya diawasi oleh

Perusahaan. Deskripsi ruang lingkup pekerjaan, seperti spesifikasi desain,

standar, dan gambar ada pada dokumen gambar teknis dan Bill of quantity.

Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kontraktor sesuai dengan

spesifikasi ini meliputi inspeksi, pengiriman material ke lokasi proyek,

semua peralatan pendukung untuk pekerjaan tersebut, konstruksi dan serah

terima pekerjaan. Pekerjaan tersebut harus dikerjakan sesuai dengan:

a. Kondisi eksisting, jadwal operasional PT Berau Coal, persyaratan,

jadwal dan gambar yang terdapat didalam spesifikasi.

Page 24: Laporan Magang

24

b. Penawaran kontraktor yang telah disetujui.

c. Apabila ada perbedaan dan/atau modifikasi harus disetujui oleh pihak

PT Berau Coal.

d. Aspek keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan.

2. Risk Assessment

Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko dari pekerjaan yang

akan ditawarkan kepada kontraktor. Tingkat risiko dapat diketahui dengan

cara mencocokkan jenis pekerjaan pada form “Daftar Jenis Pekerjaan

Yang Wajib Seleksi K3L”. Jenis pekerjaan yang termasuk berisiko sedang

dan tinggi, maka calon kontraktor wajib seleksi K3L. Apabila jenis

pekerjaan tidak ada dalam form “Daftar Jenis Pekerjaan Yang Wajib

Seleksi K3L”, akan dilakukan verifikasi jenis pekerjaan yang wajib seleksi

K3L sesuai konsekuensi yang bisa berpengaruh buruk pada manusia, aset,

reputasi dan lingkungan.

Persyaratan K3L telah dibuat Department In Charge berdasarkan penilaian

risiko sebagai identifikasi persyaratan K3L sesuai dengan lingkup

pekerjaan yang diberikan. Department In Charge meminta arahan dan

masukan kepada OHS Department & Environment Department dalam

membuat persyaratan K3L. Persyaratan K3L ini diberikan kepada

Procurement Dept.

3. Model kontrak

PT Berau Coal dalam pengendalian kontraktor bertanggung jawab dalam

melakukan pengawasan dan instruksi sesuai sistem manajemen K3L yang

diterapkannya. Kontraktor berkewajiban memiliki sistem manajemen K3L

Page 25: Laporan Magang

25

sendiri untuk menjamin bahwa tenaga kerja telah memenuhi peraturan dan

standar yang berlaku. Proses, alat, bahan dan peralatan yang digunakan

harus sesuai yang telah ditentukan oleh PT Berau Coal.

4. Jadwal kontrak

Jadwal kontrak sebagai penentuan waktu dalam pengadaan barang dan jasa

diatur oleh project department. Penentuan waktu untuk proses pekerjaan

akan disepakati bersama dengan kontraktor sebagai penyelenggara

pekerjaan yang mungkin ada fase tertentu yang memerlukan waktu lebih.

Jadwal kontrak meliputi nama pekerjaan, durasi waktu, waktu start/finish

pekerjaan, dan persentase pemenuhan pekerjaan.

4.4.2 HSE Capability Assessment

1. Capability Assessment Protocol

Pelaksanaan penilaian kemampuan K3L kontraktor pada PT Berau Coal,

masuk dalam tahap seleksi K3L. Calon kontraktor dengan pekerjaan risiko

sedang dan tinggi, wajib ikut seleksi K3L. Proses seleksi K3L dengan cara

penilaian kemampuan dan kinerja K3L berdasarkan dokumen seleksi K3L

yang diajukan oleh calon kontraktor. Dokumen seleksi K3L akan dinilai

sesuai kelengkapan dan validitas data yang diberikan. Pertanyaan yang

tidak relevan dengan jenis pekerjaan termasuk Not Applicable (N/A).

2. From Capability Assessment to Tender List

Calon kontraktor yang dapat mencukupi nilai minimum yang

dipersyaratkan pada penilaian dokumen seleksi K3L dapat memasuki

tahap pemilihan dan kontrak secara langsung. Apabila ditemukan

ketidaksesuaian antara dokumen seleksi K3L dengan keadaan sebenarnya,

Page 26: Laporan Magang

26

maka dilakukan verifikasi lapangan yang akan ditetapkan oleh

Procurement Department dan Department In Charge, dengan

pertimbangan sebagai berikut.

a. Nilai dalam Daftar Pertanyaan K3L tinggi, namun catatan kinerja K3L

rendah.

b. Nilai dalam Daftar Pertanyaan K3L rendah, namun catatan kinerja K3L

tinggi.

c. Data yang diperlukan masih kurang.

Verifikasi lapangan akan diatur oleh procurement department dengan tim

verifikasi dari procurement department, OHS dan/atau Environment

department, Internal Compliance department, DIC/User department, dan

department terkait. Jika hasil verifikasi lapangan dengan penilaian

dokumen seleksi K3L ditemukan gap, maka procurement department

melakukan penyesuaian berdasarkan kondisi di lapangan.

4.4.3 Tender and Award

Pada tahap pemilihan dan kontrak calon kontraktor diharuskan membuat

rencana K3L sebagai salah satu syarat mengikuti tender dan memenuhi

persyaratan K3L. Procurement division dan tim teknis berwenang untuk

menentukan kontraktor yang akan diundang untuk tahap tender. Apabila

calon kontraktor tidak memenuhi persyaratan K3L secara keseluruhan,

namun calon kontraktor tersebut mengikuti tahap tender calon kontraktor itu

harus mendapatkan persetujuan dari procurement Department dan DIC.

Pemilihan kontraktor berdasarkan aspek legal, aspek K3L, aspek teknis dan

aspek finansial.

Page 27: Laporan Magang

27

Perjanjian kontrak sesuai dengan formulir rencana K3L kontraktor yang telah

diisi dan ditandatangani oleh kedua belah pihak. PT Berau Coal sebagai

pengguna barang/jasa mempunyai tanggung jawab mengawasi dan

memastikan kontraktor bekerja sesuai sistem manajemen K3L yang

ditetapkan. Kontraktor sebagai penyedia barang/jasa bertanggung jawab atas

proses, alat, bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai yang telah

ditentukan oleh PT Berau Coal.

4.4.4 Pre-Mobilisation

Pada tahap pra mobilisasi kegiatannya meliputi pembahasan program

mobilisasi dan persyaratan surat ijin operasi yang harus dipenuhi oleh

kontraktor sebelum masuk daerah operasi PT. Berau Coal. Program

mobilisasi kontraktor harus diserahkan dalam waktu 15 hari setelah rapat pra

pelaksanaan beserta jadwal kemajuan pelaksanaan kepada PT Berau Coal

untuk dimintakan. Surat ijin operasi harus didapatkan sebelum kegiatan

operasi dilaksanakan, untuk subkontraktor yang bekerja lebih dari satu

perusahaan dapat mengajukan ijin operasional secara mandiri dan memiliki

satu ijin operasional. Serta, semua peralatan kontraktor harus memiliki surat

kelayakan operasi dengan melakukan commissioning sebelum pekerjaan

dimulai.

4.4.5 Mobilisation

Pemantauan pelaksanaan pra pekerjaan menjadi tanggung jawab Department

In Charge bersama OHS department dan Environment department Kegiatan

mobilisasi harus menjadi tanggung jawab dan dikomunikasikan oleh Project

leader kepada PT Berau Coal. Tenaga kerja kontraktor yang baru akan

Page 28: Laporan Magang

28

melaksanakan pekerjaan di PT. Berau Coal harus mendapatkan ID Card yang

ditandatangani oleh KTT. ID Card bisa didapatkan, jika tenaga kerja sudah

memperoleh induksi K3L. Tenaga kerja akan mendapatkan pelatihan

mengenai aspek K3L dan bagi pekerja dengan risiko tinggi seperti confine

space, bekerja pada ketinggian dll. Akan mendapatkan pelatihan khusus dari

ER & HSE Training department

4.4.6 Execution

Setiap Department in charge (DIC) berkewajiban melakukan pengawasan dan

pemantauan terhadap setiap kegiatan operasi kontraktor, agar tetap mematuhi

ketentuan mengenai aspek K3L PT. Berau Coal. OHS department dan

Environment department melakukan inspeksi/pemeriksaan, pembinaan,

konsultasi terhadap kontraktor atas kegiatan operasional sesuai persyaratan

LK3. Audit akan dilakukan oleh Tim Auditor, untuk meninjau efektivitas

sistem manajemen K3L kontraktor. Compliance Assessment sebagai leading

indicator untuk mengetahui kepatuhan tanggung jawab kontraktor PT Berau

Coal punya kewajiban memantau kegiatan operasi secara berkala untuk

memastikan setiap pekerjaan selalu dalam kondisi aman dan tidak merusak

lingkungan. Kontraktor menindaklanjuti dan melaporkan semua tindakan

perbaikan dari temuan ketidaksesuaian, insiden, kecelakaan, saran dan hasil

pertemuan K3L.

4.4.7 De-Mobilisation

PT Berau Coal belum mengatur secara khusus mengenai proses pemulihan

dari aktivitas pekerjaan yang ada sebelumnya. Tanggung jawab kontraktor

secara umum, yaitu berkewajiban melakukan pemantauan kegiatan operasi

Page 29: Laporan Magang

29

secara berkala, untuk memastikan itu semua selalu berada dalam kondisi

aman dan tidak merusak lingkungan. Kontraktor harus membersihkan semua

peralatan, material, bangunan dan fasilitas lainnya yang tidak diperlukan oleh

PT Berau Coal dan meninggalkan lokasi kerja dalam keadaan bersih.

4.4.8 Final Evaluation and Close-out

Pekerjaan yang sudah selesai harus dilakukan commissioning dari hasil

pekerjaan tersebut. Laporan evaluasi untuk mengukur kinerja kontraktor

dilakukan sebelum masa kerja kontraktor berakhir menggunakan form

evaluasi kinerja K3L kontraktor. Proses evaluasi kinerja K3L kontraktor

harus dilakukan maksimal satu bulan sebelum masa pekerjaan selesai.

Page 30: Laporan Magang

30

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Perencanaan

5.1.1 Ruang Lingkup Pekerjaan

Deskripsi ruang lingkup telah dibuat oleh User department sebagai

pendukung untuk kontraktor mengerjakan pekerjaan sesuai yang

diharapkan. Spesifikasi desain dan gambar ditawarkan ke kontraktor

didukung dengan ukuran, bentuk, volume dll. Standar pekerjaan mengacu

kepada kode, standar, dan spesifikasi seperti Standar Indonesia (SNI),

Standar Australia (AS), British Standard (BS), Standar Amerika (ACI,

ASTM, AASHTO, AWS, dsb.), Standar Jepang (JIS). PT Berau Coal

menentukan beberapa aspek K3L yang harus dipenuhi seperti:

1) Waktu dan durasi kegiatan

Durasi kegiatan ada pada dokumen Term of Reference, yang berisi nama

kegiatan, durasi waktu, tanggal start & finish dan persentase penyelesain

kegiatan tersebut.

2) Peraturan dan perundangan K3L yang berlaku

Peraturan mengenai K3L PT Berau Coal mengacu pada Kep Men

Pertambangan & Energi No.555.K/26/M.PE/1995 dan peraturan lain

yang mengatur kegiatan operasional terkait.

3) Bahan dan peralatan

Semua material dan/atau peralatan yang diadakan atau digunakan untuk

proyek ini kecuali untuk alat atau material bantu konstruksi:

a. Harus dalam keadaan baru, dalam keadaan baik.

Page 31: Laporan Magang

31

b. Harus mempunyai kualitas yang baik, dibuat sesuai dengan standar

yang berlaku, sesuai untuk penggunaan di daerah tambang batubara

yang beriklim tropis, berdebu.

c. Harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari PT Berau Coal

sebelum difabrikasi, dibuat dan/atau dipesan.

4) Kegiatan logistik

Kontraktor harus mentaati semua peraturan tentang kegiatan logistik

yang dilakukannya sesuai peraturan yang ada di PT Berau Coal. Kegiatan

logistik kontraktor bisa menggunakan fasilitas PT Berau Coal dengan

ketentuan apabila fasilitas tersebut rusak maka kontraktor bertanggung

jawab atas setiap kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan pelaksanaan

pekerjaan.

5.1.2 Risk assessment

Tahapan proses pengendalian kontraktor PT. Berau Coal, dimulai

dengan verifikasi jenis pekerjaan yang wajib seleksi K3L sesuai pekerjaan

yang dikerjakan dengan pertimbangan risiko sebelum pengendalian

diterapkan. Pekerjaan yang wajib seleksi K3L, tertera pada formulir daftar

jenis pekerjaan yang wajib seleksi K3L dengan tingkat risiko sedang

(Medium) dan tinggi (High). Jenis pekerjaan dengan tingkat risiko rendah

maka calon kontraktor tanpa proses seleksi K3L. Apabila jenis pekerjaan

tidak ada dalam form “Daftar Jenis Pekerjaan Yang Wajib Seleksi K3L”,

akan dilakukan verifikasi jenis pekerjaan yang wajib seleksi K3L sesuai

konsekuensi yang bisa berpengaruh buruk pada manusia, aset, reputasi dan

lingkungan.

Page 32: Laporan Magang

32

Gambar 5.1 Form Verifikasi Jenis Pekerjaan yang Wajib Seleksi K3L

Verifikasi jenis pekerjaan yang wajib seleksi K3L sebagai berikut :

1. Lokasi Kerja

Lokasi kerja mempengaruhi risiko atau potensi dampak negatif

K3L(Laut/perairan, ruangan tertutup, sekitar bahan/peralatan mudah

berbahaya, ketinggian, bawah air)

2. Material/peralatan

Risiko dan bahaya dari material/peralatan terhadap penggunanya yang

bisa menyebabkan insiden.

3. Kegiatan/proses

Setiap kegiatan/proses pekerjaan berpotensi menimbulkan dampak

negatif pada aspek K3L dalam skala yang berbeda.

Page 33: Laporan Magang

33

5.1.3 Model kontrak

Model kontrak yang diterapkan PT Berau Coal dalam menentukan

tanggung jawab mengenai pengelolaan K3L. Kontraktor Kontraktor harus

memiliki sistem manajemen K3L untuk kegiatan operasinya. Penerapan

sistem manajemen K3L kontraktor mengikuti prosedur, standar dan

instruksi dari PT Berau Coal. Untuk memastikan itu semua diterapkan oleh

kontraktor, maka PT Berau Coal berkewajiban melakukan pengawasan.

Pengawasan yang dilakukan oleh PT Berau Coal yakni Audit K3L, Inspeksi

LK3 dan Compliance Assessment. Berbeda untuk kontraktor yang berfungsi

sebagai labour supply, tidak diwajibkan untuk memiliki sistem manajemen

K3L.

5.1.4 Jadwal kontrak

Hal ini telah diatur dalam prosedur pengadaan barang dan jasa, untuk

memberikan waktu kepada kontraktor terkait pelaksanaan tender dan

pekerjaan. Durasi waktu yang diberikan harus menjadi perhatian untuk

dipenuhi, apabila terjadi perubahan harus dengan persetujuan oleh pejabat

berwenang dan penyedia barang/jasa. Contoh jadwal kontrak sebagai

berikut:

Tabel 5.1 Jadwal kontrak

No Task Name Duration Start Finish %

1 Planning

2 Desain perencanaan

3 Verifikasi desain

4 Proposal

5 Pembuatan proposal

6 Persetujuan proposal

7 Proses WO dan Tender

8 Pembuatan WO dan Tender

9 Draf kontrak dan approval

Page 34: Laporan Magang

34

10 Proses persiapan pekerjaan

11 Mobilisasi

12 Pembersihan lokasi

13 Proses Pekerjaan

14 Eksekusi pekerjaan

15 Final inspection

16 Finish (Hand Over)

Berikut penjelasan mengenai bagian dalam jadwal kontrak:

a. Planning

User department membuat rencana pekerjaan dari spesifikasi desain,

gambar dan ketentuan lain yang dapat mendukung proses pekerjaan bagi

kontraktor.

b. Proposal

Calon kontraktor membuat proposal yang akan diperiksa oleh user

department untuk mendapatkan persetujuan.

c. Proses persiapan pekerjaan

Kontraktor pemenang tender melakukan mobilisasi peralatan, tenaga

kerja, dan perlengkapan yang lain untuk mendukung proses pekerjaan.

d. Proses pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan bagi kontraktor, PT Berau Coal sebagai pengguna

melakukan pemantauan dan pemeriksaan untuk memastikan perjanjian

kontrak.

e. Final inspection

Pemeriksaan lapangan memastikan kesesuaian hasil pekerjaan dengan

proposal pekerjaan yang telah disepakati bersama.

f. Finish (Hand Over)

Serah terima hasil pekerjaan dari tangan kontraktor ke PT Berau Coal.

Page 35: Laporan Magang

35

5.2 HSE capability assessment

1. Capability Assessment Protocol

Penilaian kemampuan K3L kontraktor yang dilaksanakan oleh PT

Berau Coal dengan mempersyaratkan kontraktor mengisi dokumen seleksi

K3L. Dokumen seleksi K3L yang harus diisi untuk semua jenis pekerjaan

yang wajib seleksi K3L. Calon kontraktor mengirimkan kembali Formulir

daftar pertanyaan K3L untuk kontraktor yang telah diisi beserta bukti

kepada Procurement department Internal compliance department

melakukan penilaian pemenuhan terhadap formulir pertanyaan seleksi K3L

dengan bukti yang diberikan.

Penilaian dokumen seleksi K3L yang salah satu elemennya menilai

pengelolaan risiko dan kinerja K3L selama ini ketika kontraktor melakukan

pekerjaannya. Namun, akan lebih baik jika penilaian berdasarkan

pengelolaan risiko dari kondisi sebenarnya. Risiko akan bisa ditekan

serendah mungkin, supaya tidak terjadi kecelakaan kerja dan kerusakan

lingkungan.

2. From capability assessment to tender list

Calon kontraktor yang bisa memenuhi nilai sesuai tingkat risiko

pekerjaan berdasarkan penilaian dokumen seleksi K3L, maka lolos tahap

seleksi K3L. Jumlah nilai dari hasil penilaian dokumen seleksi K3L menjadi

syarat ikut tahap penawaran. Syarat keberterimaan seleksi K3L dengan

memenuhi nilai minimum sesuai tingkat risiko, berikut standar nilainya.

a. Pekerjaan dengan risiko Medium (Sedang), minimal nilainya adalah 60.

b. Pekerjaan dengan risiko High (Tinggi), minimal nilainya adalah 70.

Page 36: Laporan Magang

36

Untuk calon kontraktor yang gugur, akan dikembalikan dokumen

seleksi K3L yang sudah dinilai. Dokumen seleksi K3L sebaiknya terdapat

alasan dari setiap elemen yang belum terpenuhi, sebagai acuan untuk

tindakan perbaikan. Adanya tindakan perbaikan dimaksudkan untuk

menjadi acuan kontraktor yang gugur pada pekerjaan yang akan datang.

5.3 Tender and award

Setelah hasil seleksi K3L dilanjutkan dengan proses pemilihan dan

penunjukan kontraktor serta pembuatan perjanjian kontrak. Calon kontraktor

diharuskan untuk membuat rencana K3L sesuai yang telah diatur dalam

formulir rencana K3L kontraktor dan memenuhi persyaratan K3L yang telah

dibuat oleh User department. Pemilihan kontraktor dalam aspek K3L

berdasarkan rencana K3L dan nilai dari hasil penilaian dokumen seleksi K3L.

Aspek tersebut akan menjadi sorotan Procurement division dan tim teknis

dalam menentukan pemenang tender, beserta aspek legal, aspek teknis dan

aspek finansial akan dipertimbangkan dalam memilih kontraktor. Berikut

perjanjian kontrak secara umum mengenai K3L yang wajib ditaati kontraktor:

1. Bertanggung jawab melindungi seluruh karyawan, pelanggan, sub

kontraktor dan tamunya terhadap keselamatan dan kesehatan mereka selama

berada ditempat kerja.

2. Melindungi lingkungan dari kerusakan yang diakibatkan dari kegiatan yang

dilaksanakan selama project berlangsung.

3. Memenuhi persyaratan PT Berau Coal dan taat pada peraturan dan

perundangan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Page 37: Laporan Magang

37

5.4 Pre-mobilisation

Tahapan pra pelaksanaan pekerjaan mencakup pembahasan program

mobilisasi yang akan dilakukan antara pihak PT Berau Coal dan kontraktor

pemenang tender. Beberapa kegiatan pra pelaksanaan seperti, pengajuan surat

ijin operasi, surat kelayakan operasi, rapat pra pelaksanaan beserta jadwal

kemajuan pelaksanaan pekerjaan. Pengajuan surat ijin operasi harus

melengkapi dokumen serta beberapa bukti bahwa kontraktor telah layak untuk

bekerja di wilayah operasi PT Berau Coal tentunya dengan bertanggung jawab

atas K3L. Pimpinan kontraktor atau department In Charge PT berau Coal

mengajukan ijin operasi kontraktor/Subkontraktor/Labour supply kepada KTT

dengan melengkapi persyaratan berikut:

a. Formulir Permohonan Ijin Operasi

b. Company Profile Perusahaan;

c. IUJP/SKT

d. Hasil penilaian K3L dalam sertifikat prakualifikasi SMK3L;

e. Penilaian risiko pekerjaan

f. Struktur organisasi (SO) kontraktor/sub kontraktor/LS dalam SO

kontraktor/DIC PT. Berau Coal;

g. Struktur organisasi kontraktor/sub kontraktor/LS untuk jobsite PT. Berau

Coal;

h. Daftar alat yang digunakan di jobsite PT Berau Coal;

i. Kesiapan sarana perawatan/perbaikan (workshop);

j. Sarana/program pencegahan pencemaran lingkungan.

Page 38: Laporan Magang

38

k. Kompetensi pengawas operasi (minimal setingkat POP/AK3 umum), jika

tidak terpenuhi melampirkan rencana pemenuhannya dalam waktu 3(tiga)

bulan.

l. Rencana K3L tersusun dan ditandatangani.

Surat kelayakan operasi peralatan, equipment, kendaraan, unit, power

system, transportasi air, dan infrastruktur, akan dilakukan proses

commissioning sebelum pekerjaan dimulai. Setiap pengujian dan

commissioning harus dilakukan oleh personil yang berkompeten dan dibuatkan

berita acara pengujian dan commissioning yang ditandatangani bersama oleh

perwakilan dari kontraktor dan perwakilan dari PT Berau Coal. Setiap material

yang mengalami kegagalan pengujian harus diganti dengan peralatan yang lain

dan lolos pengujian. Penggantian/perbaikan peralatan tersebut menjadi

tanggung jawab dari kontraktor. Jika peralatan dan fasilitas tersebut laik pakai,

maka akan mendapatkan SKO (Surat Kelayakan Operasi) dan stiker lulus

commissioning yang dikeluarkan oleh KTT/WKTT.

Setelah pemenuhan dari pihak kontraktor sebaiknya PT Berau Coal

melakukan audit untuk memastikan semuanya telah dipenuhi. Audit akan

digunakan sebagai bahan verifikasi pemenuhan persyaratan dan perjanjian

rencana K3L. Hasil audit akan dijadikan bahan rekomendasi untuk

memperbaharui rencana K3L kontraktor.

5.4 Mobilisation

Tahapan mobilisasi untuk memastikan semua telah siap sebelum

pekerjaan dimulai, seperti komunikasi dan tanggung jawab kontraktor.

Komunikasi harus selalu dijaga dengan baik dalam melaksanakan pekerjaan

Page 39: Laporan Magang

39

sesuai perjanjian kontrak dan semua komunikasi antara PT Berau Coal dengan

kontraktor disampaikan melalui Project Leader. Tanggung jawab secara umum

kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dan memenuhi kewajiban

sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian, dengan sebagai berikut:

a. Memiliki kompetensi, kelayakan dan standar kerja yang baik serta itikad

baik;

b. Menggunakan standar keterampilan, kesungguhan dan kehati-hatian yang

wajar;

c. Berdasarkan prinsip Good Industry Practice;

Kegiatan mobilisasi tenaga kerja ke wilayah operasi PT Berau Coal harus

mempunyai izin dari KTT. Tenaga kerja yang akan bekerja di PT Berau Coal

harus mendapatkan induksi K3L untuk memperoleh ID Card sebagai tanda

sudah mendapatkan izin masuk/mobilisasi. Untuk mendukung berjalannya

K3L PT Berau Coal membekali tenaga kerja kontraktor dengan memberikan

pelatihan, untuk mendapatkan paspor simak K3L.

Rencana K3L sebelum pekerjaan dimulai seharusnya dilakukan audit

untuk melihat pemenuhannya. Hasil audit akan menjadi acuan kesiapan

kontraktor dalam menjalankan kegiatan operasinya. Apabila kontraktor belum

siap menjalankan kegiatan operasinya, maka izin untuk kegiatan operasinya

bisa dipending terlebih dahulu sampai kontraktor siap.

5.5 Execution

Tahapan ini merupakan kegiatan untuk melakukan pemantauan dan

pemeriksaan kegiatan operasional kontraktor. Sesuai ketentuan pada prosedur

pengendalian kontraktor, dan untuk memastikan bahwa tanggung jawab

Page 40: Laporan Magang

40

kontraktor telah dilaksanakan. Pemantauan dan pemeriksaan yang dilakukan

oleh PT. Berau Coal yaitu, inpeksi LK3, Internal Audit K3L dan Compliance

assessment.

Inspeksi LK3 adalah kegiatan untuk melakukan pemeriksaan terhadap

suatu alat/instalasi/unit/kendaraan/area kerja untuk memastikan suatu

alat/instalasi/unit/kendaraan/area kerja dalam kondisi baik, aman dan

memenuhi persyaratan LK3. Temuan inspeksi K3L harus dilakukan tindakan

perbaikan oleh penanggung jawab area/personil. Apabila Tindakan perbaikan

tidak diindahkan, maka penanggung area/personil akan mendapatkan sanksi

dari wakil manajemen PT Berau Coal.

Internal Audit K3L adalah audit yang dilakukan untuk menentukan

keefektifan/kecukupan dari penerapan Sistem Manajemen K3L dalam kegiatan

operasi PT Berau Coal dan Kontraktor. Tim auditor menggunakan Form

checklist audit untuk melakukan audit terhadap penerapan Sistem Manajemen

K3L kontraktor. Temuan audit dimasukkan dalam formulir bukti register

tindakan perbaikan dan pencegahan, tentunya untuk diperbaiki oleh kontraktor

yang bersangkutan.

Compliance Assessment adalah penilaian yang dilakukan untuk

menentukan keefektifan/kecukupan dari penerapan Sistem Manajemen

BeGeMS dalam kegiatan operasi PT Berau Coal dan Kontraktor. Penilaian

yang dilakukan dengan melihat kecukupan bukti dokumen, interview

pelaksana, dan observasi pelaksanaan sistem manajemen BeGeMS. Temuan

ketidaksesuaian dalam waktu dua minggu kontraktor harus menemukan akar

permasalahan, membuat rencana tindakan perbaikan dan pencegahan.

Page 41: Laporan Magang

41

5.6 Demobilisation

Tanggung jawab demobilisasi kontraktor untuk menjamin kebersihan

lokasi pekerjaan dengan mengatur penempatan lokasi bahan bangunan dan

alat-alat kerja serta daerah kerja, sehingga kelancaran pekerjaan tidak

terlambat. Kontraktor wajib untuk melaksanakan pembersihan dari puing-

puing ataupun sisa pekerjaan yang tidak terpakai dengan mengangkut dan

mengeluarkan dari lokasi luar proyek. Setelah proyek selesai dan sebelum

dilakukan serah terima, kontraktor wajib membersihkan seluruh daerah kerja

dari segala macam sisa bangunan, bekas bongkaran, bangunan-bangunan

sementara dan ganti semua bagian sistem permanen yang aus atau rusak,

tinggalkan pekerjaan dalam kondisi terbaik.

Kegiatan demobilisasi yang bisa menghadirkan bahaya dan risiko baru di

area kerja. Perlu dilakukan Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk

Control sebagai bentuk tanggung jawab kontraktor atas aktivitas pekerjaan

yang dilakukan sebelumnya. Selain itu, kegiatan tersebut untuk memastikan

area kerja dalam kondisi aman dan menghindari kejadian yang tidak diinginkan

terjadi.

5.7 Final evaluation and close-out

Pada saat pekerjaan telah mencapai tingkat penyelesaian 100% (seratus

persen), maka wajib dilakukan uji commissioning dengan mempertimbangkan

aspek kesesuaian spesifikasi pekerjaan dan K3L. Jika hasil uji commissioning

tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan dan K3L yang telah ditentukan di

dalam Perjanjian/Kontrak, maka Penyedia Barang/Jasa wajib melakukan

perbaikan pekerjaan.

Page 42: Laporan Magang

42

Evaluasi kinerja kontraktor dengan mengacu formulir evaluasi kinerja

K3L kontraktor. Tim evaluasi kinerja adalah DIC, Internal compliance

department, OHS department dan Enviro department Laporan evaluasi Kinerja

Kontraktor diserahkan kepada Procurement Department atau Dept terkait

sebagai dasar evaluasi Daftar Rekanan, rekomendasi pemilihan kontraktor, dan

rekomendasi pemberian penghargaan dan penalti. Untuk perbaikan kedua

belah pihak antara PT Berau Coal dan kontraktor, perlu adanya evaluasi sesuai

peran dan tanggung jawab masing-masing. Evaluasi peran dan tanggung jawab

dimaksudkan untuk memberikan kejelasan dari beberapa hal tersebut yang

sudah maupun belum terpenuhi, jika belum harus menjadi perhatian dalam

perbaikan kinerja K3L pada pekerjaan masa yang akan datang.

Page 43: Laporan Magang

43

BAB V

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Persentase pemenuhan CSMS Menurut OGP (Oil and Gas Procedures)

yang sudah terpenuhi sebesar 75 % dan yang belum terpenuhi sebesar 25 %,

berikut penjelasan secara rincinya:

1. Kriteria CSMS Menurut OGP (Oil and Gas Procedures) yang sudah

terpenuhi, sebagai berikut:

a. Deskripsi ruang lingkup pekerjaan

b. Informasi mengenai konteks pekerjaan

c. Opsi kontrak dalam menentukan pemegang tanggung jawab K3L.

d. Persyaratan K3L berdasarkan penilaian risiko

e. Jadwal kontrak sudah mencakup mengenai due date dan durasi waktu

kontrak

f. Penilaian kemampuan K3L kontraktor sudah berdasarkan pengelolaan

risiko dan kinerja K3L.

g. Calon kontraktor yang masuk tender list berdasarkan hasil penilaian

kemampuan K3L kontraktor

h. Calon kontraktor yang tidak masuk tender list telah diberikan feedback.

i. Penentuan pemenang tender berdasarkan persyaratan dan rencana K3L,

serta aspek lain yang menyertai.

j. Meeting membahas kesepakatan dan implementasi aspek K3L telah

dilakukan dalam kick of meeting.

Page 44: Laporan Magang

44

k. Perjanjian kontrak dan rencana K3L telah disepakati dan

dikomunikasikan antara kedua belah pihak.

l. Peralatan dan fasilitas yang akan dimobilisasikan sudah dipastikan dalam

kondisi aman dan layak (commissioning).

m. PT. Berau Coal telah membuat kesepakatan dalam komunikasi, peran

dan tanggung jawab kontraktornya.

n. Tenaga kerja kontraktor telah mendapatkan induksi dan pelatihan.

o. Audit dan inspeksi K3L terhadap kesesuaian kontrak aspek K3L telah

dilakukan

p. Pemantauan kepatuhan dan kinerja telah dilakukan dalam compliance

assessment.

q. Tanggung jawab kegiatan De-mobilisation telah menjadi kewajiban

kontraktor.

2. Kriteria CSMS Menurut OGP (Oil and Gas Procedures) yang belum

terpenuhi, sebagai berikut:

a. Audit belum dilakukan untuk melihat kesiapan kontraktor menjalankan

kegiatan operasinya.

b. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko baru dari kegiatan de-

mobilisastion.

c. Evaluasi kinerjaa K3L belum sesuai peran dan tanggung jawab antara

PT. Berau Coal dan kontraktornya.

6.2 Saran

1. Demobilisasi terkait kegiatan pemulihan dari aktivitas pekerjaan

sebelumnya, seharusnya menjadi tanggung jawab penuh kontraktor.

Page 45: Laporan Magang

45

Beberapa kegiatan demobilisasi seperti, identifikasi bahaya dan penilaian

risiko karena tenaga kerja meninggalkan lokasi kerja dan seluruh fasilitas

dinonaktifkan. Adanya identifikasi bahaya dan penilaian risiko dalam

kegiatan demobilisasi, untuk mewujudkan keselamatan, kesehatan kerja

dan kelestarian lingkungan.

2. Laporan evaluasi sebaiknya berdasarkan peran dan tanggung jawab antara

PT Berau Coal dan kontraktor. Evaluasi sesuai dengan peran dan tanggung

jawab, supaya ada perbaikan terarah untuk kedua belah pihak. Perbaikan

yang terarah akan membuat penerapan sistem manajemen K3L kontraktor

dan PT Berau Coal lebih efektif dari sebelumnya.