laporan magang

41
L A P O R A N PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG) JARINGAN KABEL FEEDER PADA INSTALASI OLT (OPTICAL LINE TERMINAL) HINGGA ODC (OPTICAL DISTRIBUTION CABINET) DI KANDATEL SOLO, JAWA TENGAH Diajukan untuk melengkapi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Pada Sekolah Menengah Kejuruan Telekomunikasi Sandhy Putra Banjarbaru Dibuat Oleh: OLYVIA NOVIYANTI NIS : 111764 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TELEKOMUNIKASI SMK TELKOM SANDHY PUTRA BANJARBARU TAHUN 2013

Upload: olyvia-noviyanti

Post on 26-Dec-2015

165 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

telekomukiasi

TRANSCRIPT

Page 1: laporan magang

L A P O R A N PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)

JARINGAN KABEL FEEDER PADA INSTALASI OLT (OPTICAL LINE

TERMINAL) HINGGA ODC (OPTICAL DISTRIBUTION CABINET)

DI KANDATEL SOLO, JAWA TENGAH

Diajukan untuk melengkapi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan

Pada Sekolah Menengah Kejuruan Telekomunikasi Sandhy Putra Banjarbaru

Dibuat Oleh:

OLYVIA NOVIYANTI

NIS : 111764

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TELEKOMUNIKASI SMK TELKOM SANDHY PUTRA BANJARBARU

TAHUN 2013

Page 2: laporan magang

ii

Page 3: laporan magang

iii

Page 4: laporan magang

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan keahadirat ALLAH SWT yang telah

memberikan rahmat , hidayah , dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan

berbagai tahapan dan menyelesaikan laporan hasil kerja industri ini.

Dalam melaksanakan kerja praktek, banyak sekali manfaat yg di peroleh

penulis selama di perusahaan. Disamping medapatkan ilmu dan wawasan tentang

teknologi informasi, penulis dapat membantu perusahaan dengan menerapkan dan

mempraktekan berbagai macam ilmu dan teori yang telah penulis pelajari

Penulis banyak mendapatkan bantuin dari berbagai pihak yang terikat

dengan kegiatan yang telah penulis laksanakan selama kerja industri, yaitu kurang

lebih 3 bulan.

Penulis berusaha membuat sebaik mungkin laporan kerja praktek ini ,

namun penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kerja praktek masih

banyak kesalahan dan kekurangan-kekurangan baik penyusunan kata maupun

kalimat yang sempurna, menyebabkan laporan ini jauh dari sempurna. Untuk itu

penulis dalam kesempatan ini ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-sebasarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan laporan ini.

2. Keluarga besar yang telah mendukung penulis baik secara materil maupun

nonmateril.

3. Bapak Ir. Yanuariadi Kusuma Baskoro, selaku Kepala SMK Telkom Sandhy

Putra Banjarbaru.

4. Bapak Abdul Karim, SH, selaku Ketua Pelaksana Prakerin.

5. Bapak M. Husnul Redho, S.Si , selaku Sekretaris Prakerin.

6. Bapak Ahmad Banin, ST, selaku Pembimbing Prakerin.

Page 5: laporan magang

v

7. Bapak Jarminto, S.Pd dan Bapak Rachman Fachriansyah, A.Md, selaku guru

penguji peserta PSG.

8. Bapak Wibowo P.,selaku SITE Manager Pimpinan PT. Telkom Akses Solo

9. Bapak Sugiyarto, selaku Pembimbing Lapangan.

10. Teman-teman SMK Telkom Sandhy Putra Banjarbaru yang sudah banyak

mendukung penulis khususnya teman-teman yang juga melaksanakan PSG.

11. Semua pihak yang sudah turut membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam membuat laporan ini jauh dari kata sempurna.

Karena itu, agar penulis dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan penulis

sangat mengharapkan kritik dn saran yang membangun dari semua pihak sehingga

penulis dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat

bagi siapapun yang membacanya.

Banjarbaru, september 2013

Penulis

Page 6: laporan magang

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Tujuan ............................................................................................ 2

C. Batasan Masalah ............................................................................. 3

D. Metode ............................................................................................ 4

E. Sistematika Penulisan ..................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 6

A. Serat Optik ...................................................................................... 6

B. Bagian-Bagian Serat Optik ............................................................. 6

1. Inti (core) .................................................................................. 6

2. Selimut Pelindung (cladding) ................................................... 6

3. Jaket (coating) ........................................................................... 7

C. Jenis Serat Optik ............................................................................. 7

1. Single Mode Step Index ........................................................... 7

2. Multi Mode Step Index ............................................................. 7

3. Multi Mode Gradded Index ...................................................... 8

D. FTTH (Fiber To The Home) ............................................................ 8

E. GPON (Gigabite Passive optical Network) ..................................... 9

1. Network Management System (NMS) ..................................... 10

Page 7: laporan magang

vii

2. Optical Line Terminal (OLT) ................................................... 10

3. Optical Distribution Cabinet (ODC) ......................................... 11

4. Optical Distribution Pack (ODP) ............................................... 12

5. Optical Network Temination/Unit (ONT/ONU) ....................... 12

BAB III PERMASALAHAN ............................................................................ 13

A. Konektor yang tidak terpasang sempurna di ODC (Optical

Distribution Cabinet) ...................................................................... 15

B. Masalah dalam penyambungan di OLT (Optical Line Terminal) .. 15

BAB IV PEMECAHAN MASALAH ............................................................. 15

A. Penanganan konektor yang tidak terpasang sempurna di ODC

(Optical Line Terminal) .................................................................. 16

B. Penanganan masalah dalam penyambungan di OLT (Optical Line

Terminal) ........................................................................................ 16

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 19

A. Kesimpulan ..................................................................................... 19

B. Saran ............................................................................................... 20

1. Saran Bagi Tempat Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda .... 20

2. Saran Bagi Pihak Sekolah ......................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... ix

LAMPIRAN ........................................................................................................ x

Page 8: laporan magang

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konfigurasi FTTH .......................................................................... 8

Gambar 2.2 Bagian Belakang OLT .................................................................... 10

Gambar 2.3 Bagian Depan OLT ........................................................................ 10

Gambar 2.4 ODC ............................................................................................... 11

Gambar 4.1 OLS (Optical Laser Source) .......................................................... 17

Gambar 4.2 OPM (Optical Power Meter)........................................................... 18

Gambar 4.3 OTDR (Optical Time Domain Reflectormeter) .............................. 18

Page 9: laporan magang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah teknologi

dan komunikasi. Pada era moderinisasi ini, teknologi mengalami

perkembangan yang sangat pesat khususnya pada bidang teknologi

komunikasi. Oleh karena itu, kita dituntut untuk menguasai teknologi agar kita

tidak mengalami ketertinggalan.

Teknologi telekomunikasi sangat berpengaruh terhadap kehidupan

sehari-hari. Oleh karena itu, mau tidak mau setiap orang harus berhubungan

dengan teknologi telekomunikasi.

Perkembangan kebutuhan tersebut dapat dipenuhi sejalan dengan

kemajuan teknologi dan tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas

tinggi. SMK Telkom Sandhy Putra Banjarbaru merupakan salah satu institusi

pendidikan telekomunikasi yang bertujuan menciptakan siswa-siswinya

menjadi sumber daya manusia yang siap dan berkualitas untuk terjun ke dalam

dunia kerja telekomunikasi.

PT. Telekomunikasi Indonesia merupakan salah satu perusahaan

publik yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi indonesia. Dengan

adanya jasa tersebut, maka masyarakat semakin mudah membangun

komunikasi. PT. Telekomunikasi Indonesia sebagai perusahaan penyedia jasa

telekomunikasi dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan.

Salah satunya dengan cara meningkatkan kualitas dari perangkat

telekomunikasi. Seiring dengan berkembangnya teknologi, PT.

Telekomunikasi Indonesia juga semakin mengembangkan teknologinya guna

memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Salah satunya adalah dengan

menerapkan teknologi terbaru berupa teknologi jaringan optik FTTx yang

dapat dinikmati oleh pelanggan.

Page 10: laporan magang

2

B. Tujuan

1. Tujuan pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda ini dimaksudkan dan

bertujuan untuk :

a. Sebagai studi banding antar teori yang di terima di sekolah

dengan praktek di lapangan yang sesungguhnya.

b. Meningkatkan efesiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga

kerja yang berkualitas profesioanal.

c. Memberikan pengalaman kerja secara langsung di lapangan bagi

siswa.

d. Melatih siswa untuk menghadapi dan memecahkan masalah

dalam pekerjaanya.

e. Meningkatkan dan menambah pengetahuan , keterampilan serta

wawasan bagi siswa dalam dunia pekerjaan, khususnya dalam

bidang pertelekomunikasian.

2. Tujuan Pembuatan Laporan

Pembuatan laporan ini bertujuan untuk :

a. Sebagai salah satu syarat kelengkapan penilaian kegiatan praktek

kerja industri yang dilaksanakan oleh SMK Telkom Sandhy Putra

Banjarbaru

b. Untuk melaporkan secara sistematis sebuah topik bahasan yang

bersumber dari kegiatan yang dilakukan selama kegiatan PSG

berlangsung.

c. Menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi

telekomunikasi.

3. Tujuan Mengambil Judul

a. Teknologi GPON (Gigabyte Passive Optical Network) adalah

salah satu teknologi dari beberapa teknologi sistem komunikasi

serat optik. GPON bermula dari passive optical network (PON)

Page 11: laporan magang

3

yang kemudian berevolusi dan berkembang hingga sampai tahap

sekarang. Prinsip kerja dari GPON itu sendiri ketika data atau

sinyal dikirimkan dari OLT melalui bagian yang bernama splitter.

b. Memberitahukan bagaimana menyambung serat optik di OLT

(Optical Line Terminal) dengan baik dan benar, dan mengecek

konektor yang terapasang pada ODC (Optical Distribution

Cabinet)

C. Batasan Masalah

Dalam melakukan penyusunan laporan kegiatan pendidikan sistem

ganda ini, agar pembahasan menjadi lebih terarah maka penulis akan

membatasi kajian mengenai masalah yang akan dibahas.. Penulis membuat

laporan ini lebih mengarah pada permasalahan yang sering muncul pada

jaringan kabel feeder pada instalasi OLT (Optical Line Terminal) hingga

pengecekan ODC (Optical Distribution Cabinet) yang menggunakan GPON

(Gigabit Passive Optical Network) dan beberapa cara pemecahan masalahnya.

D. Metode

Ada beberapa metode yang digunakan dalam rangka memperoleh

bahan untuk laporan antara lain :

1. Metode interview

Metode wawancara dilaksanakan ketika kegiatan PSG

berlangsung yaitu dengan menanyakan secara langsung kepada

pembimbing lapangan dan pihak-pihak perusahaan atau industri tentang

hal-hal yang belum diketahui ataupun tentang hal-hal yang belum terlalu

dipahami.

2. Metode pustaka

Metode ini dilakukan dengan cara membaca, mengamati dan

memahami beberapa sumber tertulis, baik langsung lewat internet.

Page 12: laporan magang

4

3. Metode Praktek Langsung

Metode ini dilakukan dengan cara mengambil bagian secara langsung

dalam kegiatan-kegiatan.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan yang digunakan penulis adalah sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada BAB I ini berisikan latar belakang diadakannya kegiatan

pendidikan sistem ganda, tujuan pelaksanaan pendidikan sistem ganda ,tujuan

pembuatan laporan kegiatan pendidikan sistem ganda, tujuan mengambil judul,

batasan dalam masalah yang akan dibahas, metode pengumpulan informasi,

serta sistematika penulisan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada BAB II ini berisikan tentang teori yang berkaitan dengan isi pada

inti laporan. Isi landasan teori ini didapatkan dari teori-teori yang didapat oleh

penulis selama menjalani pendidikan di SMK Telkom, dari internet dan di

dapat ketika kegiatan pendidikan sistem ganda berlangsung.

BAB III PERMASALAHAN

Pada BAB III berisikan tentang permasalahan-permasalahan yang

sering terjadi pada jaringan kabel feeder dari instalasi OLT hingga pengecekan

ODC

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

Pada BAB IV berisikan tentang beberapa solusi untuk memecahkan masalah

yang telah disebutkan pada BAB III.

BAB V PENUTUP

Pada BAB V berisikan tentang kesimpulan dari teori yang telah

dijabarkan pada BAB III dan BAB IV. Pada BAB ini disertakan pula saran

bagi sekolah dan saran bagi perusahaan berkaitan dengan palaksanaan kegiatan

PSG.

Page 13: laporan magang

5

DAFTAR PUSTAKA

Pada daftar pustaka, penulis mencantumkan sumber-sumber yang

digunakan untuk penulisan dan kelengkapan dalam isi laporan kegiatan PSG.

LAMPIRAN

Pada lampiran ini penulis memberi tahukan dokumentasi pada saat

melaksanakan PSG.

Page 14: laporan magang

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Serat Optik

Serat optik adalah sejenis kabel dari kaca yang berbahan dasar

campuran silica (SiO2) dan germanium (GeO2). Secara fisik, serat optik

berbentuk sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut serta dapat

digunakan untuk menghantarkan sinar cahaya. Sumber cahaya yang

digunakan biasanya LASER (Light Amplification By Stimulated Emission of

Radiation) atau LED (Light emitting Dioda). Serat optik berdiameter kurang

lebih 120µm. Cahaya di dalam serat optik keluar karena indeks bias dari kaca

lebih besar daripada indeks bias dari udara karena LASER mempunyai

spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi

sehingga bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.

B. Bagian-Bagian Serat Optik

Serat optik memiliki beberapa bagian yaitu core optik, cladding optik,

dan coating optik.

1. Inti (core)

Gelombang cahaya dirambatkan melalui core. Indeks bias pada bagian

pertama ini lebih besar daripada indeks bias pada bagian kedua

(cladding). Inti (core) terbuat dari kaca yang mempunyai diameter yang

bervariasi antara 5-50µm tergantung jenis serat optiknya.

2. Lapisan Selimut (cladding)

Bagian ini berfungsi sebagai pembungkus dan pelindung (core).

Selain itu, cladding juga berfungsi untuk memantulkan atau membiaskan

cahaya yang datang dari core. Hal ini terjadi karena cladding mempunyai

indeks bias lebih kecil dibanding dengan indeks bias pada core.

Terpantul atau terbiaskannya cahaya dipengaruhi oleh sudut datang

Page 15: laporan magang

7

cahaya. Apabila sudut datang sama besar dengan sudut kirim maka

cahaya akan dipantulkan oleh cladding. Tetapi, apabila besar sudut

datang lebih kecil daripada besar sudut terima, maka cahaya akan

dibiaskan oleh cladding. Bagian cladding pun terbuat dari kaca.

3. Jaket (coating)

Coating berfungsi sebagai pelindung core dan pelindung

cladding. Coating terbuat dari bahan plastik elastik. Pada kabel fiber

optik, coating memiliki warna yang mengacu pada BOHCA PMHK UPT

(biru, hijau coklat, abu-abu, putih, merah, hitam, ungu, pink, toska) dan

berfungsi untuk memudahkan proses penyambungan core fiber optik.

C. Jenis Serat Optik

1. Single Mode Step Index

Pada jenis single mode step index baik core maupun cladding nya

dibuat dari bahan silica glass. Ukuran core yang jauh lebih kecil dari

cladding nya dibuat demikian agar rugi-rugi transmisi berkurang akibat

fading.

Single mode step index mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Serat optik single mode step index memiliki diamater core yang

sangat kecil jika dibandingkan dengan cladding nya.

b. Ukuran diameter core antara 8 μm – 12 μm

c. Cahaya hanya merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar dengan

serat sumbu optik.

d. Memiliki redaman yang sangat kecil.

e. Memiliki bandwidth yang lebar.

f. Digunakan untuk transmisi data dengan bit rate tinggi.

2. Multi Mode Step Index

Pada serat optik multi mode step index pulsa disisi terima akan lebih

besar dibandingkan dengan pulsa disisi kirim. Pelebaran pulsa

mengakibatkan adanya perbedaan bit-bit data yang ditransmisiskan. Pada

Page 16: laporan magang

8

jenis multi mode step index ini, diameter core lebih besar diameter

cladding nya. Dampak dari besarnya diameter core menyebabkan rugi-rugi

dispersi waktu transmitter nya besar. Penambahan presentase bahan silica

pada waktu pembuatan tidak terlalu berpengaruh dalam menekan rugi-rugi

dispersi waktu pengiriman. Serat optik multi mode graded index digunakan

dalam transmisi jarak pendek dengan laju data yang rendah dan memiliki

loss yang besar.

3. Multi Mode Graded Index

Pada jenis serat optik multi mode graded index ini core terdiri dari

sejumlah lapisan gelas yang memiliki indeks bias yang berbeda, indeks

bias yang tertinggi terdapat pada pusat core dan berangsur-angsur turun

hingga yang terendah terdapat pada batas antar core-cladding. Akibatnya

dispersi waktu berbagai mode cahaya yang merambat berkurang sehingga

cahaya akan tiba pada waktu yang bersamaan. Gambar dibawah ini

menunjukan perambatan gelombang dalam multi mode graded index.

Multi mode graded index mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Cahaya merambat karena difraksi yang terjadi pada core sehingga

rambatan cahaya sejajar dengan sumbu serat.

b. Dispersi minimum sehingga baik untuk digunakan untuk jarak

menengah.

c. Ukuran diamater core antara 50 μm – 100 μm, lebih kecil dari multi

mode step index dan dibuat dari bahan sillica glass.

C. FTTH (Fiber To The Home)

Gambar 2.1 Konfigurasi FTTH

Page 17: laporan magang

9

Secara umum jaringan FTTH (Fiber to the home) dapat dibagi

menjadi 4 Segmen catuan kabel seperti gambar konfigurasi selain perangkap

Aktif seperti OLT dan ONU/ONT, yaitu sbb:

1. Segmen A : Catuan kabel Feeder

2. Segmen B : Catuan kabel Distribusi

3. Segmen C : Catuan kabel Penanggal / Drop

4. Segmen D : Catuan kabel Rumah/ Gedung

Perkembangan teknologi serat optik saat ini telah dapat menghasilkan

pelemahan (attenuation) kurang dari 20 decibels (dB) / Km. Dengan lebar jalur

(bandwidth) yang besar sehingga kemampuan dalam mentransmisikan data

menjadi lebih banyak dan cepat dibandingkan dengan penggunaan kabel

konvensional. Dengan demikian, serat optik sangat cocok digunakan terutama

dalam aplikasi sistem telekomunikasi. Pada prinsipnya serat optik

memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat didalamnya.

Fiber To The Home (FTTH) merupakan sepenuhnya jaringan optik dari

provider ke pemakai. Multiplex dari sinyal optik dibawa ke splitter sebelum

akhirnya dibagi-bagi ke beberapa ONU / ONT. Terdapat splitter optik dengan

ratio yang berbeda-beda tetapi umumnya menggunakan ratio 1:16 yang artinya

sinyal multiplex dibagi ke-16 rumah yang berbeda-beda.

Passive optical network (PON) dan active optical network (AON) merupakan

aplikasi penggunaan FTTH. Hanya saja pada PON menggunakan passive

splitter dan pada AON menggunakan active splitter. Topologi yang diterapkan

pada PON dan AON adalah point to multipoint yaitu 1 serat optik dibagi

kebeberapa ONT (hingga 1 : 32) menggunakan splitter dengan berpedoman

pada redaman kabel jaringan fiber optik yang tidak lebih dari 0,23 dB.

E. Gigabit Passive Optical Network (GPON)

GPON adalah adalah salah satu teknologi dari beberapa teknologi

sistem komunikasi serat optik. GPON bermula dari passive optical network

(PON) yang kemudian berevolusi dan berkembang hingga sampai tahap

Page 18: laporan magang

10

sekarang. Prinsip kerja dari GPON itu sendiri ketika data atau sinyal

dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi

untuk memungkinkan fiber optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONU,

untuk ONU sendiri akan memberikan data-data dan sinyal yang

diinginkan pelanggan. Pada prinsinya, PON adalah sistem point to multipoint,

yang dimana menggunakan splitter sebagai pembagi jaringannya

Komponen GPON

Konfigurasi network GPON intinya dapat dibagi menjadi 5 bagian :

1. Network Management System (NMS)

NMS merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk

mengontrol dan mengkonfigurasi perangkat GPON. Letak NMS ini

bersamaan di dekat OLT namun beda ruangan. Konfigurasi yang

dapat dilakukan oleh NMS adalah OLT dan ONT. Selain itu NMS

dapat mengatur layanan GPON seperti POTS , VOIP , dan IPTV.

NMS ini menggunakan platform Windows dan bersifat GUI (Graffic

Unit Interface)maupun comment line. NMS memiliki jalur langsung

ke OLT , sehingga NMS dapat memonitoring ONT dari jarak jauh.

2. Optical Line Terminal (OLT)

Gambar 2.2 Bagian belakang OLT Gambar 2.3 Bagian depan OLT

OLT menyediakan interface antara sistem PON dengan penyedia

layanan (service provider) data, video, dan jaringan telepon. Bagian

ini akan membuat link ke system operasi penyedia layanan

melalui Network Management System (NMS).

Page 19: laporan magang

11

3. Optical Distribution Cabinet (ODC)/Rumah Kabel

Gambar 2.4 ODC

ODC (Optical Distribution Cabinet) adalah jaringan optik antara

perangkat OLT sampai perangkat ODC. Letak dari ODC ini adalah

terletak di rumah kabel .ODC menyediakan sarana transmisi optik dari

OLT terhadap pengguna dan sebaliknya. Transmisi ini menggunakan

komponen optik pasif.

ODC menyediakan peralatan transmisi optik antara OLT dan ONT.

Perangkat Interior pada ODC terdiri dari :

a. Konektor

Konektor optik merupakan salah satu perlengkapan kabel serat

optik yang berfungsi sebagai penghubung serat. Dalam operasinya

konektor mengelilingi serat kecil sehingga cahayanya terbawa

secara bersama-sama tepat pada inti dan segaris dengan sumber

cahaya (serat lain). Konektor yang digunakan pada Optical Access

Network dapat dipasang di luar dan di lokasi pelanggan.

b. Splitter

Splitter merupakan komponen pasif yang dapat

memisahkan daya optik dari satu input serat ke dua atau beberapa

output serat. Splitter pada PON dikatakan pasif sebab tidak

memerlukan sumber energi eksternal dan optimasi tidak dilakukan

Page 20: laporan magang

12

terhadap daya yang digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya

berbeda dari node splitter, sehingga cara kerjanya membagi daya

optik sama rata.

Passive Splitter atau splitter merupakan optical fiber

coupler sederhana yang membagi sinyal optik menjadi

beberapa path (multiple path) atau sinyal-sinyal kombinasi dalam

sutu jalur. Selain itu splitter juga dapat berfungsi untuk merutekan

dan mengkombinasikan berbagai sinyal optik. Alat ini sedikitnya

terdiri dari 2 port dan bisa lebih hingga mencapai 32 port.

Berdasarkan ITU G.983.1 BPON Standard direkomendasikan agar

sinyal dapat dibagi untuk 32 pelanggan, namun rasio meningkat

menjadi 64 pelanggan berdasarkan ITU-T G.984 GPON Standard.

4. Optical Distribution Pack

Instalasi atau terminasi yang bagus dari fiber adalah persyaratan

utama untuk menjamin kemampuan transmisi pada kabel fiber

optik, pada implementasi dari suatu jaringan, beberapa jenis DP

yang diperkenalkan. Syarat utama DP adalah :

a. DP dapat di ubah tanpa mengganggu kabel yang sudah

terpasang dengan cara melebihkan kabel fiber optik beberapa

meter.

b. Setiap DP harus punya ruangan untuk memuat splitter.

c. DP harus memiliki akses dari sisi depan.

d. Setiap DP harus memiliki penutup depan untuk melindungi orang

dari cahaya laser yang langsung keluar dari ujung fiber.

5. Optical Network Termination/Unit (ONT/ONU)

ONU menyediakan interface antara jaringan optik dengan

pelanggan. Sinyal optik yang ditransmisikan melalui ODN diubah

oleh ONU menjadi sinyal elektrik yang diperlukan

untuk service pelanggan. Pada arsitektur FTTH, ONU diletakkan di

sisi pelanggan.

Page 21: laporan magang

13

BAB III

PERMASALAHAN

Selama penulis menjadi siswa PRAKERIN di PT.TELKOM Solo banyak

sekali pengalaman yang penulis dapatkan. Tidak hanya teorinya saja yang di

berikan namun prakteknya juga. Sehingga membuat pengalaman dan pengetahuan

penulis tentang jaringan terutama FTTH (Fiber to the home) dengan teknologi

GPON (Gigabit Passive Optical Network) semakin banyak tau.

Awal penulis ikut malam menjalankan praktek di FTTH (Fiber to the

home) ini banyak komponen terdapat di dalamnya setiap komponen nya tersebut

juga banyak terjadi problem atau permasalahan yang terjadi. Seperti biasa penulis

masuk kerja sekitar jam 08.00 WIB, penulis absen dan bergegas ke kantor DIVA

(Divisi Access) di lantai 2 gedung PT. TELKOM Solo. Selanjutnya penulis duduk

dimana yang telah di sediakan pembina penulis untuk bekerja. Tak lama duduk

ternyata salah satu karyawan yang ada di lantai tersebut menawarkan untuk keluar

(kelapangan). Karyawan yang mengajak penulis tersebut bernama Pa Iswanto,

beliau menawarkan tawaran itu kepada penulis. Penulis pun segera mengiyakan

ajakan beliau tersebut. Beliau menyuruh penulis untuk memakai wearpack karena

akan di bawa ke sentral yang suhu ruangannya dingin dan juga akan di bawa

keluar (kelapangan) yang cuacanya lumayan panas.

Begitu sudah siap memakai wearpack penulis pun mengikuti Pa Iswanto

untuk ke sentral terlebih dahulu. Ternyata sentral yang di maksud tidak jauh

hanya bersebrangan dari gedung penulis biasa bekerja. Tepatnya di lantai 2

ternyata sentral itu berada. Beliau pun mempersilahkan penulis untuk masuk ke

ruangan sentral tersebut.

Ketika penulis mulai memasuki ruangan sentral tersebut ternyata sedang

melakukan instalasi di OLT. Pa Iswanto menjelaskan bahwa yang di instalasi itu

adalah OLT (Optical Line Terminal). Beliau menjelaskan bahwa di Solo ini

Page 22: laporan magang

14

sedang dalam pembangunan FTTH (Fiber to the home) dengan teknologi GPON

(Gigabit Passive Optical Network).

Di OLT (Optical Line Terminal) yang sedang di instalasi tersebut Pa

Iswanto menjelaskan cara menyambung serat optik yang baik dan benar. Setelah

beliau menjelaskan penyambungan di OLT (Optical Line Terminal) tersebut,

beliau mengajak untuk keluar (kelapangan) penullis pun bergegas ikut kembali

dengan beliau.

Ketika di jalan sebelum ke lapangan ,beliau mengecek dulu di sebuah

rumah yang di jadikan kantor. Beliau mempersilahkan penulis untuk masuk,

ketika memasuki rumah tersebut banyak sekali gambar jaringan Fiber Optic yang

di tempel di dinding. Dan banyak juga aerial closure yang tertumpuk rapi siap

untuk di pakai.

Setelah Pa Iswanto mengambil sebuah kertas di rumah tersebut , kami pun

bergegas kembali keluar , ternyata beliau mengajak untuk melihat jalur

penggelaran kabel feeder yang sedang di tambatkan atau di tanamkan. Penulis di

jelaskan oleh Pa Iswanto bahwa di Solo ini sedang dalam pembangunan jaringan

Fiber Optic dari sentral hingga ke pelanggan. Dari informasi yang penulis

dapatkan dari Pa Iswanto ini bahwa baru tiga kota besar yang sedang menjalankan

pembangunan jaringan ini yaitu Solo, Jogja, dan Semarang.

Setelah selesai melihat kabel feeder yang di tambatkan atau di tanamkan

tak terasa waktu sudah sore. Pa Iswanto langsung mengantar penulis kembali ke

kantor dan dilanjutkan besok untuk mengecek ODC (Optical Distribution

Cabinet) yang telah di pasang konektor.

Ketika sesampainya di kantor penulis dan Pa Iswanto kembali ke kantor

dan bersiap-siap untuk pulang.

Page 23: laporan magang

15

Adapun masalah-masalah yang sering muncul selama penulis alami

dimulai dari OLT (Optical Line Terminal) hingga ODC (Optical Distribution

Cabinet) adalah disebabkan oleh hal-hal berikut :

A. Konektor yang tidak terpasang sempurna di ODC (Optical Distribution

Cabinet).

B. Masalah dalam penyambungan di OLT (Optical Line Terminal).

Page 24: laporan magang

16

BAB IV

PEMECAHAN MASALAH

Pada bab ini penulis ingin menyampaikan pemecahan masalah yang terjadi

selama Pendidikan Sistem Ganda di TELKOM Solo yang terjadi di BAB III

sebelumnya. Di BAB III pun telah disebutakan tentang beberapa hal masalah yang

tejadi pada OLT (Optical Line Terminal) hingga ODC (Optical Distribution

Cabinet). Di BAB ini juga penulis memberikan saran yang telah di dapat dari Pa

Iswanto untuk menangani semua gangguan atau masalah yang terjadi. Berikut

penulis memberi tahukan pemecahan masalah yang terjadi di BAB III :

A. Penanganan konektor tidak terpasang sempurna di ODC (Optical

Distribution Cabinet)

Kurangnya ketelitian dalam pengerjaan instalasi di ODC (Optical

Distribution Cabinet) membuat hal kecil pun menjadi suatu masalah,

sehingga dalam setiap pengerjaan harus teliti . Masalah ini bisa membuat loss

jaringan menjadi besar sehingga data yang dikirim ke pelanggan otomatis

menjadi terganggu. Untuk membenahi konektor yang belum terpasang

sempurna ini hanya melepasnya kembali dan memasangnya lagi dengan

benar. Dan jika ingin melihat hasil pemasangan konektor bisa dilihat pada

alat ukur OTDR (Optical Time Domain Reflectormeter). Jika hasil redaman

atau loss konektor di bawah 0,5 dB maka hasilnya akan baik.

B. Penanganan masalah dalam penyambungan OLT (Optical Line

Terminal)

Dalam pelaksanaan pengerjaan jaringan ini penyambungan merupakan hal

sangat penting, karena hal ini berperan penting pada total loss jaringan.

Semakin baik dalam penyambungan maka loss yang terjadi semakin kecil,

Page 25: laporan magang

17

begitu juga sebaliknya jika kurang baik maka loss atau bending yang terjadi

akan semakin besar.

Dalam menyambung serat optik di OLT (Optical Line Terminal)

menggunakan metode fusion splicer. Dengan fusion splicer ini dengan cara

memanaskan kedua ujung core sehingga tersambung, dalam penyambungan

ini lah yang biasanya terdapat banyak problem karena jika tidak hati-hati bisa

membuat i semakin besar dan membuat loss jaringan semakin besar pula.

Dengan itu selama penulis melaksanakan kegiatan Pendidikan Sistem Ganda

(PSG) ini mendapat pengalaman tentang penyambungan serat optik yang yg

baik dan benar. Pembina menjelaskan bahwa ketelitian dan kehati-hatian hal

yang paling utama untuk menyambung serat optik di OLT (Optical Line

Terminal) ini.

Hal yang perlu di perhatikan dalam penyambungan yang di jelaskan Pa

Iswanto adalah dalam memotong serat optik dengan stripper dengan posisi

tangan yang benar, dan juga ketika memegang serat optik yang hendak di

sambung harus berhati-hati

Sama halnya seperti penyambungan serat optik seperti biasanya, hanya

saja untuk mengetahui hasilnya baik atau tidak bisa dilakukan pengukuran,

seperti halnya setelah selesai penyambungan di sentral tepatnya di OLT

setelah itu di lakukannya pengukuran dengan OLS (Optical Laser Source),

OPM (Optical Power Meter) atau OTDR (Optical Time Domain

Reflectormeter).

Gambar 4.1 OLS (Optical Laser Source)

Page 26: laporan magang

18

Gambar 4.2 OPM (Optical Power Meter)

Gambar 4.3 OTDR (Optical Time Domain Reflectormeter)

Seperti pengukuran di OLT (Optical Line Terminal) di sentral. Ketika

pembina saya menjelaskan jika setiap pengukuran yang dilakukan harus di

catat , setelah di catat maka hasil nya ketahuan yang mana terjadi

penyambungan yang baik dan tidak. Jika hasil pengukurannya jelek maka

penyambungan bisa di sambung ulang sehingga loss jaringan tetap baik dan

bagus.

Page 27: laporan magang

19

BAB V

PENUTUP

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan puji dan

syukur kehadirat Allah swt , yang mana atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya

penulis dapat menyelesaikan laporan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di Telkom

Solo.

Keberhasilan pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini sangat di

butuhkan oleh para siswa agar bisa mengikuti salah satu syarat untuk menempuh

UAN dan UAS, sehingga dengan di buatnya laporan Pendidikan Sistem Ganda

(PSG) ini di harapkan dapat di jadikan acuan bagi kelancaran pelaksanaan Praktek

Kerja, terutama pada tahap awal kerja dengan paket keahlian yang ada di Dunia

Industri.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membatu dan membimbing dalam menyelesaikan laporan ini baik secara moril

maupun materil. Tidak lupa juga penulis berterimakasih kepada atas

bimbingannya selama melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dan juga

atas di berikannya kesempatan untuk Pendidikan Sistem Ganda (PSG).

Pada akhir laporan ini penulis mencoba membuat suatu kesimpulan dan saran-

saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi pembaca.

A. Kesimpulan

Setelah melaksanakan program praktek kerja industri (PRAKERIN) di

Kantor PT. TELKOM Solo, saya dapat menyimpulkan sebagai berikut :

a. PT.TELKOM selalu berusaha menyediakan berbagai pelayanan jasa

telekomunikasi yang semuanya ditujukan untuk melayani masyarakat

dengan layanan yang mudah, cepat dan memuaskan.

b. Ketelitian saat penyambungan adalah kunci utama dalam sebuah

jaringan.

Page 28: laporan magang

20

c. Semakin kecil total loss maka kualitas jaringan semakin baik.

d. Setelah penyambungan sebaiknya dilakukan pengukuran sehingga

terlihat baik atau tidaknya hasil penyambungan.

e. Memperbaiki secepatnya jika terjadi penyambungan yang tidak baik atau

tidak sempurnal, maksimal loss penyambungan 0,23 dB.

f. Metode pengukuran bisa menggunakan OLS (Optical Laser Source),

OPM (Optical Power Meter) dan OTDR (Optical Time Domain

Reflectormeter).

g. Pemasangan konektor juga berperan penting dalam loss suatu jaringan

maksimal 0,5 dB.

B. Saran

Selama menjadi siswa SMK TELKOM SANDHY PUTRA

BANJARBARU yang menjalani Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di

PT.TELKOM Solo , penulis ingin menyampaikan saran-saran yang semoga

dapat diperhatikan oleh pihak kantor dan pihak sekolah demi peningkatan

PRAKERIN di tahun-tahun yang akan datang.

1. Saran Bagi Tempat Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda

a. Lebih di perhatikan lagi siswa yang melaksanakan PSG, sehingga

siswa yang melaksanakan PSG bisa menambah ilmu lebih banyak.

b. Diharapkan agar lebih perhatian lagi untuk penempatan peserta PSG

sehingga memudahkan peserta untuk mengikuti kegiatan PSG.

2. Saran Bagi Pihak Sekolah

a. Memberikan bimbingan yang lebih aktif kepada siswa-siswi PSG

dalam melaksanakan PSG dan pembuatan laporan.

b. Memiliki peran aktif dalam berkomunikasi dengan pihak perusahaan

yang baik serta aktif mendampingi siswa-siswi PSG.

Page 29: laporan magang

ix

DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Fiber_to_the_Home

2. http://id.wikipedia.org/wiki/Serat_optik

3. Telkom.2007.Dasar Sistem Komunikasi Optik.Bandung: PT. Telekomunikasi

Indonesia

4. Telkom.2007.JARLOKAF: PT. Telekomunikasi Indonesia

5. Telkom.2005.Opical Access Network: PT. Telekomunikasi Indonesia

Page 30: laporan magang

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 31: laporan magang
Page 32: laporan magang
Page 33: laporan magang
Page 34: laporan magang

FOTO DOKUMENTASI

Saat mengukur loss jaringan modem vpn ip BI

Page 35: laporan magang
Page 36: laporan magang
Page 37: laporan magang
Page 38: laporan magang
Page 39: laporan magang
Page 40: laporan magang
Page 41: laporan magang

Fi+;

ii

l:,,;.ia.:: i:

!rJ:

:,i::l:f|1';.1:.r'-',+l.r:-r;

ffi#.j,:i.t}

ii.lj:r:t:i::: t:l

! ji.:r:i.t::i

;::.:.1:i:

:::';,tr'l

,{'\.ffi,:a:.l.J

:;' rial,..i

:an,rg l{,

_* ft::*s.st{,-}Cc,+&t:;Fftffis,{f Sl

lt::$,s,