laporan magang
TRANSCRIPT
![Page 1: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
DI BANK INDONESIA
HUBUNGAN INTERNASIONAL DALAM
EKONOMI MONETER
Oleh:
Treycia Bunga Darmadi
NIM 070610028
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga
Surabaya
2009
![Page 2: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Memasuki dunia kerja merupakan puncak dari semua jenjang pendidikan yang telah
ditempuh. Hal tersebut juga tentunya membutuhkan kesiapan-kesiapan untuk lebih
memudahkan masa transisi dari masa pendidikan menuju jenjang karier. Magang atau praktek
kerja lapangan merupakan salah satu program yang juga bertujuan untuk mempersiapkan
mahasiswa / anak didik untuk mengenyam pengalaman dan pengetahuan tentang kegiatan
dan suasana di lingkungan kerja.
Dengan adanya pengalaman, akan lebih meningkatkan bargaining power seseorang
tersebut dalam mencari dan menggeluti dunia kerja. Adanya pengalaman, pengetahuan dan
kemampuan adaptive seseorang di lingkungan kerja, menjadi bekal utama untuk meraih
prestasi dan sangat dimungkinkan untuk dapat mengaplikasikan ilmu dan pandangan yang
telah didapatkan selama masa belajar.
Meski berangkat dari disiplin ilmu sosial dan politik, saya sebagai mahasiswa
magang, juga mengharapkan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai perekonomian
Indonesia. Karena memang politik dan ekonomi merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan dan akan selalu bejalan secara beriringan. Bagaimana kebijakan dan perundangan
dibentuk setelah berkaca pada kondisi ekonomi yang ada. Dan bagaimana kebijakan atau
perundangan dibuat untuk ditujukan sebagai regulator ekonomi ke depan. Maka dari
pemikiran tersebut, saya melaksanakan magang di Kantor Bank Indonesia, tepatnya pada
bagian Ekonomi Moneter. Pada bagian tersebut, saya telah mempelajari bagaimana sebuah
kebijakan akan dipertimbangkan setelah memperhatikan gejolak-gejolak perekonomian di
seluruh sector serta tingkat ekspektasi masyarakat terhadap mata uang.
![Page 3: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/3.jpg)
I.2 Tujuan Magang
1) Mempelajari secara lebih mendalam mengenai dinamika perekonomian Indonesia
pada khususnya, dan dunia pada umumnya.
2) Menjadikan ekonomi dan studi internasional sebagai media pembelajaran yang
komprehensif.
3) Memperkaya pengalaman di dunia kerja, terutama yang bergerak langsung pada
sektor ekonomi internasional atau ekonomi yang berkaitan dengan kebijakan
internasional.
4) Setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas Airlangga, diharapkan mahasiswa
dapat memiliki persiapan untuk siap bersaing dalam menghadapi situasi persaingan
lingkungan kerja.
5) Sebagai persyaratan untuk pemenuhan mata kuliah magang jurusan Ilmu Hubungan
Internasional Universitas Airlangga Surabaya.
I.3 Tempat dan Waktu Magang
Pelaksanaan magang telah dilaksanakan di Kantor Bank Indonesia Surabaya, di Jl.
Pahlawan no. 105, Surabaya pada Bagian Ekonomi Moneter, Kelompok Kajian Ekonomi.
Kegiatan magang dilakukan selama sepuluh (10) hari kerja, pada tanggal 13 – 17 April 2009
dan 27 April 2009 sampai dengan 1 Mei 2009.
I.4 Sistematika Penulisan
Penulisan laporan kegiatan magang di bagi menjadi empat bab, yang membicarakan
mengenai bahasan berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang pelaksanan Laporan
![Page 4: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/4.jpg)
Magang, tujuan pelaksanaan magang, waktu dan lokasi
magang, serta sistematika penulisan laporan magang.
Bab II : TINJAUAN UMUM KELEMBAGAAN BANK
INDONESIA
Pada bab ini membahas tentang gambaran umum bank
sentral, sejarah singkat Bank Indonesia, tujuan dan tugas
pokok Bank Indonesia, visi dan misi Bank Indonesia, serta
struktur organisasi Bank Indonesia Surabaya.
Bab III : HUBUNGAN INTERNASIONAL DALAM EKONOMI
MONETER
Bab ini akan membahas mengenai peran hubungan
internasional dalam pemajuan ekonomi dan pelaksanaan
kebijakan moneter dalam melaksanakan fungsi Bank
Indonesia untuk mendapatkan foreign direct investment
(FDI) khususnya di wilayah Jawa Timur.
Bab IV : PENUTUP
![Page 5: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/5.jpg)
BAB II
TINJAUAN UMUM KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
II.1. Bank Sentral Pada Umumnya
Bank Sentral memiliki fungsi dan peranan yang strategis bagi masyarakat pada
umumnya dan pembangunan ekonomi pada khususnya. Hal yang paling mendasar
adalah perannya dalam mencetak dan mengedarkan uang. Bank Sentral merupakan
satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan mata
uang sebagai alat pembayaran yang sah di suatu negara. Dengan peran ini, bank sentral
mempunyai tujuan dan diberi tanggung jawab untuk mencapai dan dan memelihara
kestabilan nilai mata uang. Kepada bank sentral diberikan beberapa wewenang dalam
melakukan tugasnya. Tugas pertama mencakup perumusan dan pelaksanaan kebijakan
moneter untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar dan atau suku bunga dalam
perekonomian agar dapat mendukung pencapaian tujuan kestabilan nilai uang tersebut
dan sekaligus mampu mendorong perekonomian nasional.
Tugas kedua yaitu mengatur dan melaksanakan sistem pembayaran, yang
mencakup sekumpulan kesepakatan, aturan, standar, dan prosedur yang digunakan
dalam mengatur peredaran uang antar pihak dalam melakukan kegiatan ekonomi dan
keuangan dengan menggunakan instrumen pembayarab yang sah. Sistem pembayaran
dapat berlangsung baik secara tunai atau nontunai. Sistem pembayaran tunai
menyangkut percaetakan dan peredaran uang agar jumlah, denominasi, kelayakan,
maupun keamanan uang sebagai alat pembayaran yang sah dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam melaksanakan berbagai aktivitas ekonomi. Sementara pembayaran
nontunai menyangkut peredaran uang yang pada umumnya dalam bentuk giral dan
produk-produk perbankan lainnya.
![Page 6: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/6.jpg)
Tugas ketiga adalah mengatur dan mengawasi perbankan. Peran penting
perbankan terutama terletak pada fungsinya sebagai lembaga kepercayaan dalam
memobilisasi dana masyarakat, dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan alternatif
pembiayaan belanja untuk dunia usaha. Selain itu, peranan vital perbankan yaitu dalam
pelaksanaan kehidupan moneter, karena sebagian besar peredaran uang dalam
perekonomian berlangsung di dunia perbankan. Dengan tugas-tugas dan wewenag
seperti ini, kebijakan yang ditempuh bank sentral berpengaruh langsung terhadap
peredaran uang dan suku bunga dalam perekonomian, operasi dan kesehatan
perbankan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi tidak hanya perkembangan sektor
keuangan tetapi juga pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan kesejahteraan masyarakat
secara keseluruhan.
II.2. Sejarah Singkat Bank Indonesia
Sebelum Indonesia merdeka, Indonesia belum memiliki bank sentral seperti
yang ada pada saat ini. Pada periode tersebut fungsi bank sentral hanya terbatas sebagai
bank sirkulasi. Tugas sebagai bank sirkulasi dilaksanakan oleh De Javasche Bank NV
yang diberi hak untuk mencetak dan mengedarkan uang Gulden Belanda oleh
pemerintah Belanda. Selanjutnya pada tanggal 19 September 1945, pemerintah
Indonesia mengambil keputusan untuk mendirikan suatu bank sirkulasi berbentuk bank
miliki negara. Berkaitan dengan hal tersebut, langkah pertama adalah membentuk
yayasan dengan nama “Pusat Bank Indonesia”. Yayasan tersebut merupakan cikal bakal
berdirinya Bank Negara Indonesia.
Dalam perkembangannya, pada tanggal 6 Desember 1951 dikeluarkan undang-
undang nasionalisasi De Javasche Bank NV. Pada tanggal 1 Juli 1953 dikeluarkan UU
No. 11 Tahun 1953 tentan pokok Bank Indonesia sebagai pengganti Javasche Bank Wet.
![Page 7: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/7.jpg)
Mulai saat itu lahirlah satu bank sentral di Indonesia sebagai bank sentral sebagai bank
sentarl hingga tahub 1968, dengan tugas seperti layaknya bank sentral pada umumnya.
Namun saat itu Bank Indonesia juga masih melaksanakan beberapa fungsi sebagaimana
dilakukan oleh bank komersial. Pada periode tersebut Bank Indonesia masih merupakan
bagian dari pemerintah.
Pada tahun 1968 dengan dikeluarkannya UU No.13 1968, Bank Indonesia tidak
lagi berfungsi ganda, karena fungsinya sebagai bank komersial telah dihapuskan.
Namun demikian, misi Bank Indonesia sebagai agen pembangunan masih melekat,
demikian juga tugas-tugas sebagai kasir pemerintah dan bankers bank. Selanjutnya,
dengan diberlakukannya UU No.23 Tahun 1999, kedudukan Bank Indonesia selaku
Bank Sentral Republik Indonesia telah dipertegas kembali. Dalam kaitan ini, Bank
Indonesia telah mempunyai kedudukan yang independen di luar pemerintah
sebagaimana bank-bank sentarl di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Filipina,
Inggris, Jepang, Jerman, Swiss. Namun, sesuai dengan amandemen UU No. 3 Tahun
2004 ditegaskan bahwa, meskipun Bank Indonesia berkedusukan sebagai lembaga
negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Bank Indonesia
dinilai kinerjanya oleh DPR dan melakukan koordinasi dengan pemerintah dalam
perumusan kebijakan moneternya. Bank Indonesia wajib menyerahkan laporan tahunan
dan triwulanan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenangnya kepada DPR dan
masyarakat luas melalui media massa serta menyampaikan laporan keuangan kepada
BPK dalam rangka memenuhi asas akuntabilitas dan transparansi.
II.3. Tujuan dan Tugas Pokok Bank Indonesia
Tujuan dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral Republik Indonesia
diatur secara jelas dalam UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana
![Page 8: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/8.jpg)
telah diubah dengan UU No.3 Tahun 2004. Tujuan Bank Indonesia ditetapkan sesuai
UU Bank Indonesia mempunyai tiga tugas, yaitu:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. Mengatur dan mengawasi bank
Pelaksanaanketiga tugas di atas mempunyai keterkaitan, dan karenanya harus
dilakukan secara saling mendukung guna tercapainya tujuan Bank Indonesia secara
efektif dan efisien. Tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter dilakukan
Bank Indonesia anatara lain melalui pengendalian jumlah uang yang beredar dan susku
bunga dalam perekonomian. Efektivitas pelaksanaan tugas ini memerlukan dukungan
sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman, dan andal yang merupakan sasaran dari
pelaksanaan tugas mengatur dan mengawasi bank. Selanjutnya, sistem perbankan yang
sehat, selain mendukung kinerja sistem pembayaran, akan mendukung pengendalian
moneter mengingat pelaksanaan kebijakan moneter dan efektivitasnya dalam
mempengaruhi kegiata ekonomi riil dan mencapai stabilitas nilai rupiah, terutama
berlangsung melalui sistem perbankan. Dengan keterkaitan pelaksanaan ketiga tugas
saling mendukung tersebut, maka pencapaian tujuan Bank Indonesia akan berhasil
dengan baik.
Demi melaksanakan tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
tersebut, Bank Indonesia diberi kewenangan penuh untuk menetapkan sasaran-sasaran
moneter yang dapat berupa besaran moneter ekonomi dan keuangan ke depan dengan
memperhatikan sasaran laju inflasi dan untuk melakukan penegendalian moneter
dengan menggunakan berbagai instrumen kebjakan moneter. Pelaksanaan kebijakan
moneter juga tidak dapat dilepaskan dari sistem nilai tukar dan sistem devisa yang
ditetapkan. Karena sejak tahun 1997 sistem nilai tukar yang dianut di Indonesia adalah
![Page 9: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/9.jpg)
sistem nilai tukar mengambang, maka kebijakan nilai tukar yang ditempuh BI berupa
intervensi di pasar valuta asing dimaksudkan agar pergerakan nilai tukar di pasar dapat
berlangsung stabil. Berkaitan dengan sistem devisa, BI diberi kewenangan untuk
melakukan monitoring dan mengeluarkan ketentuan kehati-hatian terhadap lalu lintas
devisa yang masuk dan keluar Indonesia.
Sedangkan dalam mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, BI
melakukan kebijakan-kebijakan yaitu dengan: a) menetapkan penggunaan alat
pembayaran, berupa tunai (uang kertas dan logam) dan nontunai (berbasis warkat,
seperti cek, bilyet giro dan wesel maupun berbasis elektronik, seperti kartu kredit dan
ATM) dan; b) mengatur penyelenggaraan jasa sistem pembayaran dengan
menyelenggarakan sendiri sistem pembayaran atau memberi izin kepada pihak lain
untuk menyelenggarakan jasa sistem pembayaran dengan kewajiban menyampaikan
laporan kegiatannya kepada Bank Indonesia. Selain itu Bank Indonesia berwenang
menyelenggarakan penyelesaian akhir (setelmen) transaksi pembayaran antar bank,
baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.
Tugas Bank Indonesia yang selanjutnya, yaitu mengatur dan mengawasi bank,
penting tidak saja untuk mendukung kelancaran sistem pembayaran, tetapi juga untuk
meningkatkan efektivitas kebijakan moneter dalam mempengaruhi perkembangan
ekonomi dan inflasi. Berdasrkan undang-undang, kewenangan BI dalam mengatur dan
mengawasi bank meliputi : 1) memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan
kegiatan usaha tertentu dari bank; 2) menetapkan peraturan di bidang perbankan; 3)
melakukan pengawasan bank baik secara langsung maupun tidak langsung; dan 4)
mengenakan sanksi terhadap bank sesuai ketentuan perundangan. Keempat
kewenangan tersebut merupakan satu kesatuan dalam mendukung terciptanya sistem
perbankan yang sehat, kuat, dan efisien.
![Page 10: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/10.jpg)
II.4. Visi dan Misi Bank Indonesia
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, sesuaiUU No. 23 Tahun 1999
tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Rumusan tersebut merupakan pedoman bagi Bank Indonesia dalam menetapkan misi
dan visinya. Misi Bank Indonesia sendiri adalah mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabialn moneter dan pengembangan sistem
keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan.
Sedangkan visi Bank Indonesia yaitu menjadi lembaga bank sentral yang dapat
dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis
yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. Visi tersebut
dimaksudkan untuk jangka waktu yang lama dan berjangka panjang, meskipun tanpa
mengurangi adanya peluang untuk melakukan penyesuaian dari waktu ke waktu dalam
rangka mendukung pencapaian misi Bank Indonesia.
II.5. Struktur Organisasi Kantor Bank Indonesia Tingkat Surabaya
Dalam mendukung pelaksanaan kebijakan serta tugas-tugas Bank Indonesia,
maka telah dibentuk kantor Bank Indonesia di berbagai daerah. KBI pada dasarnya
merupakan kepanjangan tangan dalam pelaksanaan tugas-tugas Bank Indonesia dan
melaksanakan hubungan kerja dengan pihak-pihak lain yang terkait. Adapun beberapa
tugas yang dilakukan oleh KBI-KBI termasuk KBI Surabaya yaitu sebagai berikut:
1. Bidang sistem pembayaran meliputi pelaksanaan operasional sistem pembayaran
(tunai dan nontunai) kepada perbankan, pemerintah, dan pihak ketiga di wilayah
kerjanya;
2. Bidang ekonomi dan moneter meliputi pelaksanaan kebijakan ekonomi dan mon-
eter yang telah ditetapkan Kantor Pusat, pengkajian ekonomi regional (KER),
![Page 11: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/11.jpg)
pengkajian efektivitas pelaksanaan kebijaksanaan ekonomi moneter pusat untuk
wilayah propinsi, menyediakan statistik ekonomi, keuangan dan perbankan, serta
memberi masukan kepada pemerintah daerah setempat dalam bidang pembangunan
ekonomi;
3. Bidang perbankan meliputi pelaksanaan pembinaan dan pengawasan bank, perusa-
haan pembiayaan dan pedagang valuta asing yang berkantor pusat di wilayah kerja
KBI, serta berperan aktif dalam menciptakan iklim perbankan yang sehat di
wilayah kerjanya;
4. Bidang manajemen intern meliputi perencanaan operasional kegiatan KBI terma-
suk anggarannya dan mendukung kelancaran pelaksanaan bidang-bidang moneter,
perbankan, dan sistem pembayaran tersebut di atas.
Sebagai wakil Bank Indonesia di daerah, KBI Surabaya diwajibkan untuk
membina hubungan baik dengan pemda, instansi pemerintah lainnya, dan masyarakat
setempat agar dapat memberi masukan dan sekaligus memperoleh informasi yang
diperlukan oleh satuan kerja di kantor pusat maupun di daerah. Dalam bidang Ekonomi
Moneter sendiri, terdapat tiga kelompok bagian yang mempunyai tugas pokok yang
berbeda-beda, yaitu:
1. Kelompok Kajian Ekonomi
Berdasrkan data dan informasi yang kami peroleh, Kelompok Kajian
Ekonomi memiliki sekitar 10 tugas dan produk pokok. Kesepuluh tugas dan
produk pokok tersebut akan kami paparkan sebagai berikut.
Tugas pokok pertama Kelompok Kajian Ekonomi adalah menyusun kajian
ekonomi regional yang mencakup assesmen makro ekonomi daerah dan perkiraan
perkembangan ekonomi dan harga. Dalam hal ini, produk pokoknya adalah berupa
![Page 12: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/12.jpg)
kajian ekonomi yang berguna untuk kepentingan kantor pusat dan stakeholders
daerah, yang mencakup:
Ringkasan eksekutif KER (wilayah dan zona) triwulanan, yang diikuti dengan
ususlan rekomendasi kepada kantor pusat.
Publikasi KER propinsi triwulanan.
Ringkasan eksekutif ekonomi daerah bulanan.
Tugas kedua adalah melakukan penelitian ekonomi daerah yang berbasis
kegiatan lapangan dan studi kepustakaan. Produk pokoknya adalah berupa hasil
penelitian beserta rekomendasi dengan ruang lingkup antara lain:
Potensi tekanan harga dari sisi supply di daerah
Pembiayaan investasi di daerah yang bersumber dari dalam maupun luar
negeri (perbankan, pasar modal, dll) dan peranannya terhadap perekonomian
daerah.
Potensi dan hambatan investasi dalam rangka pengembangan ekonomi daerah,
termasuk kebijakan/peraturan pemerintah pusat dan daerah yang mempen-
garuhi iklim investasi daerah.
Tugas ketiga adalah melakukan kajian ad hoc atas inisiatif KBI ataupun
kerjasama dengan kantor pusat atau stakeholder daerah. Dengan tugas pokoknya
adalah berupa hasil kajian yang sesuai dengan isu terkini di daerah, antara lain:
Potensi dan dampak bencana alam terhadap perekonomian daerah.
Daya serap APBD dan keterkaitannya dengan pertumbuhan ekonomi daerah.
Tugas keempat adalah menyusun rekomendasi kebijakan perekonomian
![Page 13: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/13.jpg)
daerah kepada pemda dan stakeholder lainnya yang didasari oleh hasil penelitian.
Produk pokoknya berupa rekomendasi yang mencakup antara lain:
Pengendalian harga dari sisi produksi dan distribusi, termasuk peraturan
daerah yang mendukung.
Upaya mendorong sektor riil serta perbaikan iklim investasi dan UMKM.
Upaya pengembangan potensi ekonomi daerah.
Tugas kelima adalah menyusun dan melaksanakan program komunikasi
atas hal-hal kajian ekonomi dan penelitian daerah.Produk pokoknya adalah
berupaperencanaan, pelaksanaan, dan program komunikasi kepada:
Pemda, DPD, dan DPRD
Perbankan
Dunia usaha/sektor riil
Perguruan tinggi, dan masyarakat lainnya.
Tugas keenam adalah melakukan diseminasi atas kebijakan moneter,
perbankan, dan sistem pembayaran. Produk pokoknya adalah berupa penyampaian
hasil-hasil kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran, termasuk
kesepakatan perdagangan internasional (WTO, AFTA,MDGs) kepada stakeholder
daerah.
Tugas ketujuh adalah melaksanakan kegiatan kehumasan. Produk pokok
dari tugas ini adalah membuat makalah, pidato, bahan presentasi press release,
tanggapan kepada pihak-pihak ketiga, dan lain sebagainya.
Tugas kedelapan adalah melakuakan monitoring pinjaman luar negeri,
pinjaman daerah, swasta, TSL, serta rekomendasi-rekomendasiberkaitan dengan
![Page 14: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/14.jpg)
transaksi pinjaman-pinjaman yang dilakukan.
Tugas kesembilan adalah melakukan kegiatan fungsi investor relation
program/unit atau sering disingkat IRU. Produk pokok ini adalah membuat
laporan investor relation program yang kemudian disampaikan ke Direktorat
Internasional, antara lain:
Hasil pertemuan dengan stakeholders.
Updating questions & answer.
Laporan koordinasi dengan lembaga rating dan investor.
Memberikan usulan/kegiatan dalam rangka penerbitan obligasi daerah dan
penyusunan prospectus pinjaman.
Pelaksanaan capacity building.
Tugas kesepuluh adalah melakukan koordinasi denagn KBI-KBI di wilayah
koordinasinya dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas kajian ekonomi. Produk
pokok dari tugas ini adalah memastikan terlaksananya koordinasi kegiatan kajian
ekonomi.
2. Kelompok Statistik dan Survei
Berdasarkan data dan informasi yang kami peroleh, Kelompok Statistik dan
Survei ini memiliki sekitar 7 tugas dan produk pokok. Ketujuh tugas dan produk
pokok tersebut akan kami uraikan di bawah ini.
Tugas pokok pertama Kelompok Statistik dan Survei adalah menerima,
memverivikasi, mengirim ke kantor pusat, menatausahakan, dan memberikan
bantuan teknis laporan bank dan non-bank. Produk pokok dari tugas ini adalah
dibuatnya beberapa laporan seperti:
![Page 15: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/15.jpg)
Laporan Bank Umum (LBU)
Laporan Berkala Bank Umum (LBBU)
Laporan BPR (LBPR)
Laporan Keuangan Bulanan dan Kegiatan Usaha Perusahaan Pembiayaan
(LKBPP).
Tugas pokok kedua dari kelompok ini adalah mengumpulkan dan
menyusun data/informasi ekonomi, keuangan perbankan, dan demografi di
wilayah kerja. Sedangkan produk pokoknya adalah data-data statistik seperti
PDRB, APBD, Inflasi, serta kependudukan/ketenagakerjaan.
Tugas pokok ketiga adalah melakukan kegiatan suevei untik kepentingan
kantor pusat dan KBI. Produk pokok dari tugas ini adalah berupa hasil-hasil survei
seperti:
Survey Kegiatan dunia Usaha (SKDU)
Suvey Konsumen (SK)
Survey Penjualan Eceran (SPE)
Survey Harga Properti Residensial (SHPR)
Survey Pemantauan Harga (SPH)
Survey Properti Komersial (SPKom)
Tugas pokok keempat adalah melakukan kegiatan Liasons dalam rangka
pengumpulan data dan informasi dari para pelaku ekonomi, seperti perusahaan,
lembaga riset, pemerintah, perbankan, dan asosiasi. Produk pokoknya adalah
berupa analisis singkat (diary notes) mengenai kunjungan liason, resume analisis
![Page 16: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/16.jpg)
gabungan hasil liason dan database, serta pengiriman informasi liason ke kantor
pusat.
Tugas pokok kelima adalah mengelola dan mengembangkan database
informasi mengenai perekonomian daerah. Produ pokok dari tugas ini adalah
berupa database mengenai perekonomian daerah yang terngkum dalam buku
SEKDA atau Statistik Perekonomian dan Keuangan Daerah.
Tugas pokok keenam adalah melaksanakan tugas sebagai pusat informasi.
Produk pokok dari tugas ini adalah dengan memberi pelayanan informasi data
nasional dan regional yang meliputi:
Ekonomi keuangan
Bisnis dan perbankan
Pinjaman Luar Negeri
Demografi
Sedangkan tugas pokok ketujuh adalah melakukan koordinasi dengan KBI-
KBI di wilayah koordinasinya dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas statistik dan
survey. Produk pokok dari tugas ini adalah dengan terlaksananya koordinasi
kegiatan statistik dan survey.
3. Kelompok Pemberdayaan Sektor Riil dan UMKM
Berdasarkan data dan informasi yang kami peroleh, kelompok
pemberdayaan sektor riil dan UMKM ini memilikisekitar 12 tugas dan produk
pokok. Keduabelas tugas dan produk pokok tersebut akan kami paparkan sebagai
berikut.
![Page 17: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/17.jpg)
Tugas pokok pertama dari kelompok pemberdayaan sektor riil dan UMKM
ini adalah melakukan identifikasi hasil-hasil kajian penelitian/kesepakatan/program
yang potensial dalam pengembangan sektor riil, dan melaksanakan identifikasi
permasalahan secara spesifik yang terjadi pada komoditi, industri, maupun bidang
usaha tertentu. Produk pokok dari tugas ini adalah berupa laporan atas hasil
identifikasi, yang berupa usulan program atau penelitian mengenai
komoditi/industri/bidang usaha yang perlu untuk ditindaklanjuti.
Tugas pokok kedua dari kelompok ini adalah menyusun program
pemberdayaan sektor riil, baik korporasi, BUMN, maupun UMKM, yang
didasarkan atas hasil identifikasi. Produk pokok dari tugas ini adalah berupa
laporan program atau rencana kegiatan pemberdayaan komoditi, bidang usaha,
maupun proyek yang telah disetujui.
Tugas pokok ketiga adalah melaksanakan program pemberdayaan sektor riil
yang telah ditetapkan. Produk pokoknya berupa laporan pelaksanaan program.
Tugas pokok keempat adalah melakukan koordinasi dengan stakeholders
daerah untuk memberikan bantuan teknis dalam bentuk pelatihan kepada
perbankan dan BDSP dalam rangka pemberdayaan sektor riil dan UMKM. Produk
pokok dari tugas ini adalah laporan pelaksanaan pelatihan.
Tugas pokok yang kelima adalah memberikan bantuan teknis dalam bentuk
penyediaan informasi berbasis penelitian serta memfasilitasi proses intermediasi
perbankan dalam rangka pemberdayaan sektor riil dan UMKM. Produk-produk
pokoknya mencakup:
Tersedianya informasi berdasarkan penelitian berupa: Buku Lending Model,
Baseline Economiv Survey, serta hasil-hasil penelitian lainnya.
![Page 18: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/18.jpg)
Terlaksananya forum koordinasi antar instansi terkait dalam rangka pember-
dayaan sektor riil dan UMKM, yang antara lain melalui penyelenggraan semi-
nar, workshop, bazar intermediasi, serta pembentukan task force.
Tugas pokok ysng keenam adalah mengkomunikasikan hasil penelitian
dalam ranga mendorong perbankan dalam pembiayaan UMKM. Produk pokoknya
berupa laporan hasil pelaksanaan komunikasi hasil penelitian.
Tugas pokok yang ketujuh adalah menyediakan data profil UMKM yang
prosesnya dibiayai oleh Lembaga Keuangan, yang ditampilkan melalui website.
Produk pokok dari tugas ini adalah berupa data profil UMKM yang potensial
dibiayai oleh Lembaga Keuangan.
Tugas pokok yang kedelapan adalah melaksanakan pembebanan rekening
khusus dalam rangka bantuan luar negeri. Produk pokok dari tugas ini adalah
berupa terlaksananya surat perintah pemindahan dana bantuan luar negari.
Tugas pokok yang kesembilan adalah menatausahakan Kredit Likuiditas
Bank Indonesia (KLBI), termasuk perhitungan bunga dan laporan-laporan lainnya.
Produk pokok dari tugas ini adalah terlaksananya tata usaha KLBI.
Tugas pokok yang kesepuluh adalah membantu melakukan pengawasan
atas pengelolaan KLBI dan TSL terhadap bank-bank dan laporan-laporan lainnya.
Produk-produk pokok dari tugas ini adalah laporan hasil pengawasan KLBI dan
TSL .
Tugas pokok yang kesebelas adalah melaksanakan pemberian izin,
pengawasan, dan pembinaan serta pengelolaan data informasi mengenai Pedagang
Valuta Asing (PVA) di daerah. Produk pokok dari tugas ini adalah berupa
pemberian izin, pengawasan dan pembinaan, serta pengelolaan data yang terkait
dengan PVA.
![Page 19: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/19.jpg)
Tugas pokok yang keduabelas adalah melakukan koordinasi dengan KBI-
KBI di wilayah koordinasi dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas pemberdayaan
sektor riil, seperti korporasi, BUMN, dan UMKM. Produk pokok dari tugas ini
adalah berupa terlaksananya koordinasi kegiatan pemberdayaan sektor riil, yakni
korporasi, BUMN, dan UMKM.
BAB III
![Page 20: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/20.jpg)
HUBUNGAN INTERNASIONAL DALAM EKONOMI MONETER
Peran hubungan internasional mungkin dirasa tidak terlalu menonjol pada
pelaksanaan kegiatan di Kantor Bank Indonesia Surabaya. Namun semakin modern jaman,
kebutuhan akan kegiatan transaksi dengan outsider semakin mendesak. Maka dari itu,
kemapuan diplomasi dan kemampuan untuk berbahasa asing akan sangat dibutuhkan.
Namun bila menelisk lebih jauh mengenai program kerja di Bank Indonesia, terdapat
satu program yang memang bergerak untuk mengadakan hubungan kemitraan dan
perdagangan dengan Negara lain. Lebih dikhususkan lagi, di Bank Indonesia Surabaya,
memang sedang dirancang program kemitraan dengan Negara lain yang langsung khusus
menanamkan investasinya di Jawa Timur.
Disinilah letak tantangan dari kemampuan berdiplomasi serta perpaduan antara soft
power dan skill dalam mengetahui kecenderungan perkembangan ekonomi serta langkah
stategis apa yang harus dilakukan. Dalam teori hubungan internasional, terdapat pembagian
power menjadi tangible power dan intangible power. Pada dasarnya, Jawa Timur memiliki
keduanya, baik tangible maupun intangible power namun memang untuk mengaktualisasi
dan memaksimalkannya masih sangat terhambat oleh proses birokrasi dan konstelasi politik
yang terjadi.
Kekuatan tangible Jawa Timur bias dilihat pada aspek-aspek seperti perekonomian
yang cenderung stabil dan baik, tingkat konsumsi dan daya saving masyarakatnya yang masih
dapat diandalkan, serta jumlah masyarakat yang massive dapat dijadikan sebuah kekuatan
tersendiri dalam bargaining position dengan investor. Mengapa saya memasukkan jumlah
masyarakat yang massive sebagai salah satu faktor kekuatan, karena dari jumlah masyarakat
yang banyak dapat menjadi sebuah daya tawar untuk sector tenaga kerja baik dalam proses
ekonomi di dalam maupun luar negeri. Di luar negeri, karena masyrakat Jawa Timur
![Page 21: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/21.jpg)
mendominasi jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di banyak Negara dan jumlah pengiriman
remittance yang relative besar ke daerah asal juga akan membawa keuntungan bagi devisa
daerah Jawa Timur maupun Negara. Di dalam negeri, karena seperti China, jumlah penduduk
yang banyak dapat menjadi penawaran tersendiri akan tenaga kerja dan buruh tidak terbatas.
Dengan adanya jumlah buruh yang banyak, pengusaha juga dapat menerapkan upah
minimum yang relative kecil di bandingkan dengan upah yang harus dibayarkan kepada
buruh di kota besar seperti Jakarta. Bagi pengusaha, hal tersebut pastinya akan
diperhitungkan dalam pengkalkulasian keuntungan.
Mungkin sejauh ini, IRU di Jawa Timur belum dapat diaktualisasikan dengan
maksimal. IRU yang sejauh ini berjalan adalah IRU dengan cakupan nasional. Dalam proses
desentralisasi memang seharusnya IRU dapat berjalan secara merata di berbagai daerah yang
memang memiliki potensi. Seperti contoh potensi Unit Kegiatan Menengah (UKM) di
Surabaya yang sangat memiliki peluang usaha hingga menembus pasar internasional. Namun
kendala yang dihadapi adalah selalu terkait dengan dana dan birokrasi (perijinan). Memang
pada kenyataannya, hambatan tersebut menjadikan peluang percepatan ekonomi regional
Jawa Timur menjadi lebih sulit. Seharusnya dalam pemasaran dan permodalan, Bank
Indonesia dapat menggandeng investor asing dalam pengembangannya. Pengembangan
tersebut dapat berupa pendirian sentra yang menampung dan memasarkan hasil UKM,
pendirian lembaga pendanaan dan pelatihan UKM, serta kesepakatan pemasaran hingga ke
Negara tujuan.
Memang dalam era globalisasi ini, persaingan semakin ketat dan semakin kotor.
Semua akan berlomba untuk mendapatkan partner terbaik dan mendapat keuntungan terbesar.
Tidak terkecuali para pelaku ekonomi di Indonesia maupun di Jawa Timur. Namun ada satu
permasalahan yang menjadi hambatan bagi Indonesia dalam usahanya untuk memperbesar
dan memperkuat sendi-sendi Negara, termasuk ekonomi. Indonesia masih selalu di bayang-
![Page 22: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/22.jpg)
bayangi oleh isu-isu dan track record penegakan HAM di Indonesia yang tidak baik. Karena
selama ini, para investor yang akan menanamkan modalnya di Indonesia selalu mengajukan
persyaratan yang luar biasa besar dan terbilang susah untuk dipenuhi, karena salah satunya
adalah pencitraan tentang penegakan HAM di Indonesia yang buruk.
Untuk mengubah persepsi tersebut tentunya tidak semudah yang dibayangkan.
Kembali lagi pada keragaman suku dan budaya, dan relativitas yang dimiliki masing-masing
budaya serta pandangannya terhadap HAM. Memang permasalahan tersebut tidak dapat
diselesaikan hanya dalam satu malam, dan dalam mengubah pandangan masayarakat
terhadap HAM membutuhkan perjuangan dan sosialisasi yang panjang.
Kembali lagi ke permasalahan untuk menggandeng investor dalam pelaksanaan
ekonomi di Indonesia, sebenarnya masalah HAM dapat di-kamuflase-kan dengan
menggunakan dan menonjolkan keunggulan lain yang dimiliki Jawa Timur. Contoh
sederhana, dalam pelaksanaan Pemilu Legislatif pada 5 April yang lalu, di Jawa Timur hal
tersebut berlangsung dengan demokratis dan damai. Tidak ada pergolakan seperti yang terjadi
di daerah lain. Hal ini dapat menunjukkan bahwa konstelasi politik di Jawa Timur relative
lebih stabil dan demokratis. Dan pastinya pendidikan dan pengetahuan masyarakat akan
politik di Jawa Timur juga sudah mencapai tahapan yang baik. Hal tersebut merupakan
sebuah tawaran yang menjanjikan bagi kesuburan usaha dan perkembangan ekonomi.
BAB IV
![Page 23: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/23.jpg)
PENUTUP
Berhubungan dengan IRU yang memang di Bank Indonesia Surabaya masih belum
terlalu diaplikasikan, saya sebagai mahasiswa yang telah menempuh magang di Kantor Bank
Indonesia Surabaya, berusaha untuk memasukkan disiplin ilmu hubungan internasional yang
dipelajari sebagai bagian dari teori dengan realitas ekonomi di lapangan yang telah kurang
lebih didapatkan saat magang. Beberapa masukan untuk Bank Indonesia Surabaya, terkait
dengan pengembangan IRU di Jawa Timur adalah sebagai berikut :
1. Pencitraan Bank Indonesia dengan baik di mata masyarakat agar mendapat
dukungan yang positif pula dalam pelaksanaan kegiatannya.
2. Membantu pelaksanaan dan operasional kegiatan-kegiatan yang berorientasi
pendidikan bagi masyarakat, dalam peningkatan keahlian dan pengetahuan
masyarakat. Mungkin Bank Indonesia Surabaya dapat membentuk sebuah
lembaga atau yayasan yang bergerak di bidang pendidikan yang setara dengan
SMK (sekolah menengah kejuruan) yang didalamnya mendapatkan
pendidikan berupa aplikasi dan perpaduan antara ekonomi dan politik.
Sehingga diharapkan akan memunculkan praktisi yang strategis dalam
pengembangan Jawa Timur.
3. Mungkin terlebih lagi, bahwa Bank Indonesia sebaiknya bekerja sama dengan
Dinas Pariwisata untuk mempergunakan duta sebagai ajang untuk
mempromosikan keunggulan dan tangible power yang dimiliki Jawa Timur,
dari kekayaan alam hingga keramahtamahan masyarakatnya agar dapat
mencitrakan Jawa Timur sebagai wilayah yang positif untuk menjadi lahan
investasi.
Demikian laporan akhir magang ini saya ajukan. Saya ucapkan terima kasih kepada
![Page 24: LAPORAN MAGANG](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081416/5571f41d49795947648f08d9/html5/thumbnails/24.jpg)
Bank Indonesia Surabaya, khususnya bidang Ekonomi Moneter yang telah memberikan
kesempatan untuk melakukan magang, kepada para karyawan seksi KKE, KSS, dan KSRU
atas fasilitas, data dan bimbingan bagi peserta magang. Utamanya kami ucapkan terima kasih
kepada Bapak Tutuk S. H. Cahyono, Bapak Hendik Sudaryanto, dan Bapak Nurkholisoh Ibnu
Aman selaku pendamping dan pengawas mahasiswa selama proses pelaksanaan magang.
Saya mengucapkan maaf jika terdapat ucapan, sikap, maupun perilaku yang kurang
berkenan selama proses pelaksanaan magang. Koreksi juga diharapkan bila terdapat
kesalahan dalam penulisan laporan akhir magang yang diajukan. Demikian laporan ini saya
buat, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca dan instansi Bank Indonesia.