laporan-lkm-go-04

24
LAPORAN PRAKTIKUM GELOMBANG OPTIK LKM 04 “ KARAKTERISTIK RUANG KEDAP BUNYI “ Oleh: 1. Nuriska Ela Safitri (12030654057) 2. Muflihatul Abadiyah (12030654224) 3. Moch. Martha Ayuhans (12030654226)

Upload: muflihatul-abadiyah

Post on 30-Jan-2016

284 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

LAPORAN PRAKTIKUM GELOMBANG OPTIKLKM 04“ KARAKTERISTIK RUANG KEDAP BUNYI

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN-LKM-GO-04

LAPORAN PRAKTIKUM GELOMBANG OPTIK

LKM 04

“ KARAKTERISTIK RUANG KEDAP BUNYI “

Oleh:

1. Nuriska Ela Safitri (12030654057)

2. Muflihatul Abadiyah (12030654224)

3. Moch. Martha Ayuhans (12030654226)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PRODI PENDIDIKAN IPA

2015

Page 2: LAPORAN-LKM-GO-04

KARAKTERISTIK RUANG KEDAP BUNYINuriska Ela Safitri, Muflihatul Abadiyah, Mochamat Martha Ayuhans

Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK

Kami telah melakukan percobaan dengan judul Karakteristik Ruang Kedap Bunyi pada hari Rabu tanggal 14 Mei 2015 di Laboratorium prodi Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unesa. Percobaan ini bertujuan untuk mendiskripsikan hubungan jarak sumber bunyi terhadap kuat lemahnya pantulan bunyi yang dihasilkan serta mendiskripsikan pengaruh tempat sumber bunyi terhadap pantulan bunyi yang dihasilkan.variabel yang digunakan pada percobaan ini adalah, variabel manipulasi berupa jarak sumber terhadap dinding, variabel control yaitu jarak pengamat terhadap dinding dan frekuensi serta nada sumber bunyi, sera variaabel respon yaitu peristiwa bunyi yang dihasilan (gaung atau gema). Adapun prosedur untuk melakukan percobaan ini ialah dengan mengukur sumber bunyi terhadap dinding ruangan yang digunakan percobaan, serta mengukur jarak sumber terhadap pengamat. Setelah itu, sumber bunyi mengeluarkan suatu bunyi dan pengamat mengamati pantulan bunyi yang dihasilkan, hasil tersebut dicatat pada tabel hasil percobaan. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada peristiwa gaung pada ruang musik gedung C12 dan peristiwa gema pada aula SD Lab School Unesa dipengaruhi oleh jarak sumber terhadap dinding.. Semakin jauh jarak tembok dengan sumber suara dan semakin dekat jarak antara sumber dengan pengamat suara yang terdengar akan semakin keras hal tersebut terjadi pada peristiwa gaung. Sedangkan pada peristiwa gema. Semakin jauh jarak tembok dengan sumber suara dan semakin dekat jarak antara sumber dengan pengamat, suara yang terdengar akan semakin lemah. Kedua peristiwa tersebut dipengaruhi oleh bahan penyusun dinding suatu ruangan tersebut.

Kata kunci : Bunyi, Gaung, Gema

Page 3: LAPORAN-LKM-GO-04

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari ilmu fisika, salah satunya adalah

peistiwa pemantulan bunyi, sebagai contoh saat kita mendengarkan pidato saat ada dalam

sebuah gedung, atau contoh lain yaitu, pada saat kita sedang berteriak di suatu lembah

dan terdengar suara kita secara berulang- ulang. Hal tersebut sebenarnya terjadi karena

adanya pemantulan bunyi.

Pemantulan bunyi terjadi karena gelombang bunyi menabrak bidang pantul

kemudian gelombang bunyi tersebut dipantulkan oleh bidang pantul tesebut. Ketika kita

mendengar suara petir, mungkin kita juga akan mendengar suara susulan yang

merupakan gema suara aslinya. Suara susulan ini terjadi akibat adanya bunyi yang

menumbuk dinding penumbuk, kemudian dipantulkan oleh dinding itu. Tidak semua

bunyi yang mengenai dinding pemantul akan dipantulkan. Ada sebagian bunyi tersebut

yang diserap dinding pemantul. Terjadinya penyerapan bunyi tersebut bergantung pada

dinding suatu ruangan. Oleh karenanya, untuk mengetahui karakteristik ruang kedap

bunyi tersebut dilakukan percobaan kerakteristik ruang kedap bunyi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan antara jarak sumber bunyi terhadap kuat lemahnya pantulan

bunyi yang dihasilkan ?

2. Bagaimana hubungan antara tempat sumber bunyi terhadap pantulan bunyi yang

dihasilkan ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari percobaan yang dilakuakn

adalah:

1. Mengetahui hubungan jarak sumber bunyi terhadap kuat lemahnya pantulan bunyi

yang dihasilkan.

2. Mengetahui pengaruh tempat sumber bunyi terhadap pantulan bunyi yang dihasilkan.

Page 4: LAPORAN-LKM-GO-04

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Bunyi

Bunyi adalah energi gelombang yang berasal dari sumber bunyi, yaitu benda yang

bergetar. Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik yang dapat merambat

melalui medium, dan medium perambatannya itu seperti : zat cair, zat padat, dan udara

sehingga dapat didengar. Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal.

Bunyi adalah bahan terpenting dalam musik. Bunyi berasal dari sumber bunyi yang

digetarkan oleh tenaga atau energi. Kemudian getaran tersebut diantarkan atau

dipancarkan keluar. Dan bila getaran ini sampai di telinga kita, barulah kita dapat

mendengarkannya.

B. Syarat Terdengarnya Bunyi

Bunyi disebabkan oleh adanya benda yang bergetar. Misalkan : jika kita berteriak

sambil memegang tenggorokan, maka kita rasakan tenggorokan kita bergetar. Dan pada

contoh lain yaitu senar gitar, senar gitar yang tidak kita petik tidak akan menghasilkan

getaran sehingga kita tidak dapat mendengar bunyi. Dan ketika senar gitar kita petik,

senarnya akan bergetar dan kita akan mendengar bunyi.

Syarat-syarat agar bunyi tersebut bisa didengar yaitu dengan adanya hal-hal berikut

dibawah yaitu :

1. Ada sumber bunyi yang bergetar,

2. Ada zat perantara (medium) yang merambatkan gelombang bunyi dari sumber ke

telinga,

3. Getaran mempunyai frekuensi tertentu (20 Hz – 20.000 Hz),

4. Adanya pendengar (Indra pendengarnya dalam keadaan baik)

C. Sifat-Sifat Gelombang Bunyi

Sifat-sifat bunyi pada dasarnya sama dengan sifat-sifat gelombang longitudinal,

yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), dipadukan (interferensi),

dilenturkan (difraksi) dan dapat diresonansikan.

Adapun sifat-sifat dari gelombang bunyi yaitu :

1. Gelombang bunyi memerlukan medium.

Page 5: LAPORAN-LKM-GO-04

Karena gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik, maka dalam

perambatannya bunyi memerlukan medium. Hal ini dapat dibuktikan saat dua

orang astronout berada jauh dari bumi dan keadaan dalam pesawat dibuat hampa

udara, astronout tersebut tidak dapat bercakap-cakap langsung tetapi menggunakan

alat komunikasi seperti telepon. Meskipun dua orang astronout tersebut berada

dalam satu pesawat.

2. Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal

Karena daerah yang tekanan udaranya bertambah disebut suatu rapatan dan

rapatan ini bergerak menjauh dari pengeras suara pada kecepatan bunyi. Rapatan

ini mirip dengan rapatan-rapatan dengan kumparan dalam gelombang ligitudinal

pada slinki. Setelah menghasilkan rapatan diafragma membalik arah gerakannya

menjadi radial ke dalam. Gerakan diafragma radial ke dalam menghasilkan suatu

daerah yang dikenal sebagai renggangan. Renggangan ini menyebabkan tekanan

udara sedikit lebih kecil daripada tekanan normal. Renggangan ini mirip dengan

daerah pada kumparan-kumparan dalam gelombang longitudinal pada slinki.

Kemudian mengikuti rapatan, renggangan juga merambat menjauh dari pengeras

suara ada kecepatan bunyi. Pusat rapatan menghasilkan tekanan udara paling besar

dan pusat renggangan menghasilkan tekanan udara paling kecil.

3. Gelombang bunyi mengalami pemantulan.

Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan sehingga gelombang

bunyi juga dapat mengalami hal ini. Hukum pemantulan gelombang: sudut datang

= sudut pantul juga berlaku pada gelombang bunyi. Hal ini dapat dibuktikan

bahwa pemantulan bunyi dalam ruang tertutup dapat menimbulkan gaung. Yaitu

sebagian bunyi pantul bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli terdengar

tidak jelas. Untuk menghindari terjadinya gaung maka dalam bioskop, studio radio

dan televisi, dan gedung konser musik dindingnya dilapisi zat peredam suara yang

biasanya terbuat dari kain wol, kapas, gelas, karet, atau besi.

4. Gelombang bunyi mengalami pembiasan

Salah satu sifat gelombang adalah mengalami pembiasan. Peristiwa

pembiasan dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada malam hari bunyi petir

terdengar lebih keras daripada siang hari. Hal ini disebabkan karena pada pada

Page 6: LAPORAN-LKM-GO-04

siang hari udara lapisan atas lebih dingin daripada dilapisan bawah. Karena cepat

rambat bunyi pada suhu dingin lebih kecil daripada suhu panas makakecepatan

bunyi dilapisan udara atas lebih kecil daripada dilapisan bawah, yang berakibat

medium lapisan atas lebih rapat dari medium lapisan bawah. Hal yang sebaliknya

terjadi pada malam hari. Jadi pada siang hari bunyi petir merambat dari lapisan

udara atas kelapisan udara bawah.

5. Gelombang bunyi mengalami pelenturan.

Gelombang bunyi sangat mudah mengalami difraksi karena gelombang bunyi

diudara memiliki panjang gelombang dalam rentang sentimeter sampai beberapa

meter. Seperti yang kita ketahui, bahwa gelombang yang lebih panjang akan lebih

mudah didifraksikan.

Peristiwa difraksi terjadi misalnya saat kita dapat mendengar suara mesin

mobil ditikungan jalan walaupun kita belum melihat mobil tersebut karena

terhalang oleh bangunan tinggi dipinggir tikungan.

6. Gelombang bunyi mengalami perpaduan.

Gelombang bunyi mengalami gejala perpaduan gelombang atau interferensi,

yang dibedakan menjadi dua yaitu interferensi konstruktif atau penguatan bunyi

dan interferensi destruktif atau pelemahan bunyi. Misalnya waktu kita berada

diantara dua buah loud-speaker dengan frekuensi dan amplitudo yang sama atau

hampir sama maka kita akan mendengar bunyi yang keras dan lemah secara

bergantian.

D. Karekteristik bunyi

Adapun karakteristik dari gelombang bunyi itu sendiri, adalah :

1. Nada adalah bunyi yang frekuensinya teratur. Contoh : bunyi alat music

2. Desah adalah bunyi yang frekuensinya tidak teratur. Contoh : bunyi desiran angin

3. Warna bunyi adalah bunyi yang frekuensi-nya sama tetapi terdengar berbeda.

4. Dentum adalah bunyi yang amplitudonya sangat besar dan terdengar mendadak.

Contoh : ledakan bom.

Page 7: LAPORAN-LKM-GO-04

E. Syarat terjadinya pemantulan bunyi.

Gambar 1.1 Pemantulan Bunyi

Sumber : http://mulyawulansari.blogspot.com

Bunyi akan dipantulkan jika mengenai permukaan benda yang keras, seperti

permukaan dinding batu atau semen, besi, kaca, dan seng. Sebaliknya, sebagian besar

bunyi akan diserap jika mengenai permukaan benda yang lunak, misalnya kain, karet,

busa, gabus, karpet, dan wol (benda-benda peredam bunyi).

Jika kita mengucapkan beberapa kata maka beberapa suku kata atau kata antara

bunyi datang dengan bunyi pantul saling merusak, sehingga yang terdengar oleh kita

hanya ssatu suku kata terakhir dari bunyi pantul. Peristiwa ini disebut gaung atau

kerdam. Dalam ruang tertutup seperti bioskop, gedung konser music, untuk mengurangi

gaung, dinding dan langit-langitnya dipasang peredam suara.

F. Hukum Pemantulan Bunyi

Pemantulan bunyi mengikuti suatu aturan hukum pemantulan bunyi sebagai

berikut. “Bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak dalam satu bidang datar.

Sudut datang sama besar dengan sudut pantul”.

Gambar 1.2 Hukum Pemantulan BunyiSumber : Fisikazone.com

Page 8: LAPORAN-LKM-GO-04

Sudut datang adalah sudut antara bunyi datang dengan garis normal. Sudut pantul

adalah sudut antara bunyi pantul dengan garis normal. Garis normal adalah garis tegak

lurus bidang pantul melalui titik jatuh bunyi datang.

Bunyi pantul dapat memperkuat bunyi asli jika jarak dinding pantul tidak jauh dari

sumber bunyi. Misalnya, bunyi kereta api ketika masuk terowongan akan terdengar

semakin kuat. Dari uraian itu dapat disimpulkan bahwa kuat bunyi yang didengar

tergantung pada :

1. amplitudo sumber bunyi;

2. jarak antara sumber bunyi dengan pendengar;

3. resonansi yang terjadi;

4. serta adanya dinding pemantul yang sesuai.

G. Macam-Macam Pemantulan Bunyi

1. Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli

. Suara gurumu di dalam kelas akan lebih keras dibandingkan dengan suara guru olah ragamu di lapangan. Itu dikarenakan suara di dalam ruangan akan dipantulkan oleh dinding-dinding ruangan

2. Gaung atau kerdam

Bunyi pantul yang datangnya hanya sebagian yang bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli menjadi tidak jelas disebut gaung atau kerdam.

Gaung atau kerdam dapat terjadi di gedung bioskop, gedung pertunjukan, gedung pertemuan, studio radio, dan lain-lain. Untuk menghindari terjadinya gaung, pada dinding gedung-gedung tersebut biasanya dilapisi bahan yang dapat meredam bunyi disebut bahan akustik. Misalnya, kain wol, kapas, karton, papan karton, gabus, dan karet busa.

3. Gema

Bunyi pantul dapat terdengar dengan jelas seperti bunyi aslinya karena antara bunyi pantuldengan bunyi asli tidak saling mengganggu. Hal ini dimungkinkan jika jarak antara dinding pemantul dengan sumber bunyi jauh. Karena jarak yang jauh, bunyi akan berjalan menempuh jarak yang jauh. Waktu yang digunakan untuk memantul juga lama. Ketika bunyi asli sudah selesai diucapkan, bunyi pantul mungkin masih di perjalanan. Akibatnya, bunyi pantul terdengar jelas setelah bunyi asli. Bunyi pantul yang terdengar jelas setelah bunyi asli disebut gema. Gema dapat terjadi di lereng-lereng gunung atau di lembah-lembah.

Page 9: LAPORAN-LKM-GO-04

H. Manfaat Bunyi Pantul

1. Pengukuran jarak dengan gema

Dalam satu sekon biasanya dapat diucapkan lima suku kata. Berapa waktu yang diperlukan untuk mengucapkan satu suku kata? Untuk mendapatkan gema dari satu suku kata, bunyi pantul harus datang secepat-cepatnya setelah 1/5 sekon, yaitu setelah suku kata tersebut selesai diucapkan. Dengan demikian, selama 1/5 sekon bunyi telah menempuh jarak dua kali jarak antara sumber bunyi dan dinding pemantul. Jadi, untuk 1 suku kata, jarak dinding pemantul adalah :

Untuk n suku kata, jarak dinding pemantul adalah

Waktu terdengar gema, artinya bunyi telah menempuh jarak tersebut pergi-pulang. Jika jarak d dan waktu yang dibutuhkan t maka kecepatan bunyinya adalah :

2. Pengukuran kedalaman laut dengan pemantulan bunyi

Bagaimana mengukur kedalaman laut? Sebuah sumber getar yang disebut osilator dipasang pada dinding kapal bagian bawah. Di dekat osilator dipasang hidrofon, yaitu alat yang dapat menangkap getaran.

Untuk mengukur kedalaman laut, osilator digetarkan. Getaran ultrasonik yang dihasilkannya diarahkan ke dasar laut. Oleh dasar laut, getaran ini dipantulkan dan diterima hidrofon. Sebuah alat pencatat akan mencatat selang waktu antara getaran dikirim dan getaran pantul yang diterima. Jika cepat rambat bunyi di air laut diketahui maka kedalaman laut dapat dihitung.

Bunyi dapat dipantulkan. Bunyi pantul yang terdengar setelah terdengarnya bunyi asli disebut gema. Bunyi pantul yang sebagian terdengar bersamaaan dengan bunyi asli disebut gaung atau kerdam dari bunyi pantul tersebut.

Page 10: LAPORAN-LKM-GO-04

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat dan bahan

Tabel 1. Alat dan BahanNo. Nama Jumlah1. Ruang aula SD Lab Unesa 1 2. Ruang Musik C12-02-04 1

B. Rancangan Percobaan

C. Variabel percobaan

1. Variabel manipulasi : Jarak

2. Variabel kontrol : Sumber bunyi (suara, dll)

3. Variabel respon : Gema atau gaung

Definisi operasional variabel

1. Variabel manipulasi

a) Jarak yang dimaksud pada percobaan ini adalah jarak yang diukur dari sumber

suara (praktikan) ke tembok.

2. Variabel kontrol

a) Variabel kontrol dari percobaan ini adalah sumber bunyi (suara), dalam hal ini

frekuensi dan nada harus sama.

Gambar 1. Rancangan Percobaan

Page 11: LAPORAN-LKM-GO-04

3. Variabel respon

a) Variabel respon percobaan ini adalah gaung dan gema. Gaung adalah bunyi yang

keluar sebelum bunyi asli, sedangkan gema adalah bunyi yang keluar setelah

bunyi asli.

D. Langkah percobaan

1. Menyiapkan alat yang dibutuhkan, misalnya meteran dan alat tulis.

2. Memposisikan sumber suara pada jarak tertentu dari tembok.

3. Membunyikan suatu nada.

4. Mengulangi percobaan hingga tiga kali dengan jarak yang berbeda.

5. Menuliskan hasil percobaan pada lembar kertas

Page 12: LAPORAN-LKM-GO-04

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

A. Data

Tabel 3.1. Data hasil percobaan karakteristik ruang kedap suara

No Tempat

Jarak (s±1) m

Gaung/ Gema

SpesifikasiTembok dan

Sumber

Sumber dan

Pengamat

1Ruang musik

C12

1 3 Gaung +

2 2 Gaung ++

3 1 Gaung +++

2Aula SD Lab School Unesa

1 3 Gema +++

2 2 Gema ++

3 1 Gema +

B. Analisis

Pada percobaan gelombang dan optik yang berjudul karakteristik ruang kedap

suara didapatkan data percobaan pada ruang musik C12 semua suara yang terdengar

merupakan gaung. Pada jarak 1 meter antara tembok dengan sumber dan jarak 3 meter

antara sumber dengan pengamat, suara terdengar lemah. Pada jarak 2 meter antara

tembok dengan sumber dan jarak 2 meter antara sumber dengan pengamat, suara

terdengar sedikit keras. Pada jarak 3 meter antara tembok dengan sumber dan jarak 1

meter antara sumber dengan pengamat, suara terdengar sangat keras.

Pada aula SD Lab School Unesa semua suara yang terdengar merupakan gema.

Pada jarak 1 meter antara tembok dengan sumber dan jarak 3 meter antara sumber

dengan pengamat, suara terdengar keras. Pada jarak 2 meter antara tembok dengan

sumber dan jarak 2 meter antara sumber dengan pengamat, suara terdengar sedikit keras.

Pada jarak 3 meter antara tembok dengan sumber dan jarak 1 meter antara sumber

dengan pengamat, suara terdengar lemah.

Page 13: LAPORAN-LKM-GO-04

C. Diskusi

Pada percobaan karakteristik ruang kedap suara yang dilakukan di ruang musik

C12, suara yang terdengar merupakan gaung. Gaung adalah suara pantul yang hanya

sebagian bersamaan dengan suara asli sehingga menyebabkan suara asli terdengar tidak

jelas. Pada ruang musik C12, tembok ruangan dilapisi bahan peredam suara sehingga

suara terdengar jelas. Semakin jauh jarak tembok dengan sumber suara dan semakin

dekat jarak antara sumber dengan pengamat, suara yang terdengar akan semakin keras

dan sebaliknya semakin dekat jarak tembok dengan sumber suara maka suara yang

terdengar akan semakin lemah.

Sedangkan pada percobaan karakteristik ruang kedap suara yang dilakukan di

aula SD Lab School Unesa, suara yang terdengar merupakan gema. Gema adalah suara

pantul yang terdengar beberapa saat setelah suara asli. dan akan terjadi jika dinding

pemantul saling berjauhan dan suara pantul ini memerlukan waktu untuk bolak-balik.

Semakin jauh jarak tembok dengan sumber suara dan semakin dekat jarak antara sumber

dengan pengamat, suara yang terdengar akan semakin lemah. Dinding aula merupakan

medium padat yang dapat menjadi pemantul buyi. Ketika jarak dinding aula jauh dari

sumber suara maka suara yang dipantulkan akan datang terlambat sampai ke telinga kita.

Akibatnya, suara pantul tersebut akan terdengar jelas setelah suara asli selesai diucapkan.

D. Pertanyaan Lanjutan

1. Buatlah gambar “Rancangan Perbaikan pada Aula SD Lab Unesa, sehingga

menghasilkan akustik ruang seperti yang Anda inginkan.

Tembok aula

Peredam suara seperti kapas, wool, dan gabus.

Ruangan Aula SD Lab Unesa

Page 14: LAPORAN-LKM-GO-04

2. Apakah pemantulan bunyi pada ruang harus selalu ditiadakan atau direduksi sekecil-

kecilnya? Telusuri sumber pustaka dan/atau internet untuk menjawabnya.

Tergantung besar kecilnya ruangan.

Jika pada ruangan besar terdapat jarak antara sumber bunyi dan dinding pemantul

yang berjauhan, hanya sebagian bunyi pantul yang  terdengar bersamaan dengan

bunyi asli. Peristiwa ini terjadi karena  bunyi pantul harus menempuh jarak yang

lebih jauh sehingga memerlukan waktu yang lebih lama. Adanya selisih waktu antara

bunyi pantul dan bunyi aslinya menimbulkan gaung. Akibatnya, suara asli menjadi

tidak  jelas. Bunyi pantulan ini bersifat merugikan karena dapat menggangu kejelasan

bunyi asli. Untuk menghindari peristiwa ini, gedung-gedung yang mempunyai

ruangan besar seperti aula telah dirancang supaya gaung tersebut tidak terjadi. Upaya

ini dapat dilakukan dengan melapisi dinding dengan bahan yang bersifat tidak

memantulkan bunyi atau dilapisi oleh zat kedap (peredam) suara. Contoh bahan

peredam bunyi adalah gabus, kapas, dan wool. Ruangan yang tidak menghasilkan

gaung sering disebut ruangan yang mempunyai akustik bagus. Selain melapisi

dinding dengan zat kedap suara, struktur bangunannya pun dibuat khusus.

Page 15: LAPORAN-LKM-GO-04

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada

peristiwa gaung pada ruang musik gedung C12 dan peristiwa gema pada aula SD Lab

School Unesa dipengaruhi oleh jarak sumber terhadap dinding.. Semakin jauh jarak

tembok dengan sumber suara dan semakin dekat jarak antara sumber dengan

pengamat suara yang terdengar akan semakin keras hal tersebut terjadi pada peristiwa

gaung. Sedangkan pada peristiwa gema. Semakin jauh jarak tembok dengan sumber

suara dan semakin dekat jarak antara sumber dengan pengamat, suara yang terdengar

akan semakin lemah. Kedua peristiwa tersebut dipengaruhi oleh bahan penyusun

dinding suatu ruangan tersebut.

Agar suatu ruangan tidak terjadi suatu pantulan bunyi yang tidak diinginkan,

maka dinding ruangan tersebut dilapisi oleh zat kedap (peredam) suara. Contoh bahan

peredam bunyi adalah gabus, kapas, dan wool. Ruangan yang tidak menghasilkan

gaung sering disebut ruangan yang mempunyai akustik bagus. Selain melapisi dinding

dengan zat kedap suara, struktur bangunannya pun dibuat khusus.

B. Saran

Pada percobaan ini, dibutuhkan ketelitian yang tinggi untuk mengamati atau

mendengarkan hasil pantulan bunyi dari sumber. Selain itu, praktikan yang digunakan

sebagai sumber pada percobaan, sebaiknya praktikan yang memiliki suara lantang

agar pantulan bunyi dapat didengarkan dengan jelas.

Page 16: LAPORAN-LKM-GO-04

Daftar Pustaka

Giancoli, D.C. 2001. Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Alih bahasa: Yuhilza Hanum. Jakarta:

Erlangga.

Wulansari, Mulya. 2013. Bunyi (Online),

(http://mulyawulansari.blogspot.com/2013/06/bunyi.html , diakses 18 Mei 2015).

Anonim. 2015. Bunyi (Online), (http://fisikazone.com/pemantulan-bunyi-bunyi-pantul/

diakses 18 Mei 2015).

TIM. 2014. Modul Praktikum Gelombang dan Optik. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Page 17: LAPORAN-LKM-GO-04

LAMPIRAN FOTO