laporan kunjungan kerja komisi viii dpr ri ke … · bab i pendahuluan a. umum dalam rangka...
TRANSCRIPT
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR RI
KE PROVINSI BALI
RESES MASA PERSIDANGAN V 2017-2018 30-31 JULI 2018
SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR RI JAKARTA 2018
DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN BAB II : GEOGRAFI, SOSIAL KEAGAMAAN PROVINSI BALI BAB III : LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA BAB IV : REKKOMENDASI PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Umum
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI, sesuai ketentuan
peraturan Tata Tertib DPR RI, maka Komisi VIII DPR RI pada Masa
Persidangan III Tahun Sidang 2017-2018 membentuk Tim Kunjungan Kerja
pada masa reses salah satunya ke Provinsi Bali.
B. Dasar Kunjungan Kerja
Pelaksanaan kunjungan kerja pada masa reses ke Provinsi Bali
berdasarkan pada: 1. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20, 20A,
Pasal 21, dan Pasal 23 tentang Tugas DPR RI bidang Legislasi, Anggaran, dan Pengawasan;
2. Keputusan DPR RI Nomor 01 tahun 2014 tentang Tata Tertib: a. Pasal 6 dan 7 tentang Wewenang dan Tugas DPR RI; b. Pasal 58 Ayat (3) tentang Tugas Komisi di bidang Pengawasan; c. Pasal 59 Ayat (3) huruf (f) tentang Pelaksanaan Kunjungan Kerja Komisi
DPR RI pada masa reses.
C. Maksud dan Tujuan
1. Maksud a. Melakukan komunikasi intensif antara DPR RI khususnya Komisi VIII DPR
RI dengan daerah, baik Pemerintah Daerah mengenai pelaksanaan
pembangunan di bidang Agama, Sosial, Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak, Penanggulangan Bencana dan Pengelolaan Zakat,
maupun dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan atau pemangku
kepentingan (stakeholders) yang berkaitan dengan keseluruhan bidang
tersebut, seperti: Pimpinan Agama, NGO, kelompok penyandang
disabilitas, lembaga sosial, dan lainnya.
b. Melaksanakan fungsi Pengawasan atas Pelaksanaan Undang-undang
termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
c. Menggali dan menyerap aspirasi daerah dari unsur Pemerintah Daerah
maupun masyarakat.
2. Tujuan Untuk mengumpulkan dan mendapatkan bahan-bahan masukan
berupa data dan kondisi faktual tentang pelaksanaan program pembangunan secara umum di daerah, dan khususnya pembangunan di bidang Agama, Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Penanggulangan Bencana dan Pengelolaan Zakat.
D. Waktu Pelaksanaan
Kunjungan Kerja reses masa sidang IV tahun 2017-218 Komisi VIII DPR RI ke Provinsi Bali ini dilaksanakan pada tanggal 30 April 2018.
E. Daftar Nama Tim Kunjungan Kerja Reses Ke Provinsi Bali Kunjungan Kerja ke Provinsi Bali ini diikuti oleh pimpinan dan anggota
Komisi VIII DPR RI sebagai berikut.
NO N A M A JABATAN FRAKSI DAPIL
1. Dr.IR.H.D SODIK
MUDJAHID,M.Sc
WAKIL KETUA
/KETUA TIM GERINDRA JABAR I
2. H.ISKAN QOLBA LUBIS,MA WAKIL KETUA PKS SUMUT II
3. DRA..I GUSTI AGUNG PUTRI
ASTRID, MA ANGGOTA PDIP BALI
4. ENDANG MARIA ASTUTI, S.Ag,
SH,MH ANGGOTA PG
JATENG
IV
5. DRA.HJ. WENNY HARYANTO,SH ANGGOTA PG JABAR VI
6.
RAHAYU SARASWATI
DJOJOHADIKUSUMO ANGGOTA GERINDRA
JATENG
IV
7. H. SYOFWATILLAH MOHZAIB ANGGOTA PD SUMSEL I
8. Drs. BISRI ROMLY, MM ANGGOTA PKB JATENG X
9. HJ.EI NURUL KHOTIMAH ANGGOTA PKS BANTEN I
10.
H. ACHMAD MUSTAQIM,SP.MM ANGGOTA PPP JATENG
VIII
F. Jadwal Pertemuan dan Obyek yang ditinjau Adapun jadwal Kunjungan Kerja reses masa sidang V tahun 2017-218
Komisi VIII DPR RI ke Provinsi Bali tanggal 30-31 Juli 2018 adalah sebagai berikut:
NO
PUKUL
A C A R A
KET
SENIN, 30 JULI 2018
1. 06.05
WIB
Tim Kunker sudah berada di Terminal III Gate 5 Bandara Soekarno – Hata Cengkareng
07.05 Pesawat Garuda take off menuju Bali dengan GA 438
08.40 Tiba di Bandar Udara istirahat dilanjutkan dengan ke Peninjauan
10.10 Peninjauan Bidang BNPB ke Kantor BPBD
12.00 Ishoma
13.00 Pertemuan dengan Gubernur Bali, Anggota DPRD Bali, Kadinsos Bali, Kakanwil Kemenag Bali, Kepala BPBD Prov Bali, Kepala Dinas Pemberdayaan dan Perempuan dan Perlindungan Anak Prov Bali, Kapolda Bali, Bazda, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat
Kantor
Gubernur
15.00 Peninjauan Lapangan Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, ke Sekolah Ramah Anak, SMP Dwijendra Jl. Kamboja No.17 Kangin Puri Kangin Denpasar Utara
16.00 Peninjauan Bidang Agama ke Institut Hindu Dharma Negeri, Jl. Ratna 51 Tatasan Kaja Denpasar
SELASA, 31 JULI 2018
07.00 Sarapan Pagi
09.00 Peninjauan Bidang Sosial ke Institusi Penerima Wajib Lapor/IPWL Yayasan Kasih Kita Jl. Moh Yamin IX No.9 A Renon Denpasar
12.00 Take off menuju Jakarta dengan GA 407
13.45 Tiba di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng, Jakarta
BAB II
GEOGRAFI, SOSIAL, BUDAYA KEAGAMAAN PROVINSI BALI
A. Profil Singkat
Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dikenal dengan sebutan
pulau dewata, bali terletak diantara pulau jawa dan pulau Lombok. Pulau bali
adalah bagian dari kepuluauan sunda kecil sepanjang 153 KM dan selebar 112
KM, sekitar 3,2 KM dari pulau jawa secara astronomis pulau bali terletak pada
posisi titik koordinat 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang
membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain. Batas wilayah
utara ditandai dengan laut Bali, batas wilayah selatan berhadapan langsung
dengan samudera hindia, sebelah barat berbatasan dengan selat bali yang
menghubungkan dengan pulau jawa sedangkan batas timur berhadapan langsung
dengan selat Lombok.
Nama Resmi : Provinsi Bali
Ibukota : Denpasar
Luas Wilayah : 5.780,06 Km2
Jumlah Penduduk : 4.165.115 Jiwa
Suku Bangsa : Bali
Wilayah Administrasi : Kab.: 8, Kota : 1, Kec.: 57, Kel.: 80, Desa : 636
Layaknya daerah-daerah lainnya di berbagai belahan dunia, Bali juga tentunya
memiliki bahasa yang digunakan untuk saling berkomunikasi diantara sesama
masyarakatnya, maupun antara masyarakat sekitar dengan wisatawan yang
datang dari berbagai belahan dunia. Masyarakat Bali meskipun mendiami suatu
wilayah yang sama namun memiliki tingkat keragaman bahasa dan budaya yang
multikulturalistik. Mendatangi Bali seolah melihat wajah Indonesia mini dalam satu
pulau.
Keberadaan sekte-sekte di Bali yang beragam memberikan implikasi keberagaman
dalam tata-bahasa juga. Penduduk Bali ialah objek yang sangat menarik untuk
dijadikan pembahasan. Pemakaian bahasa Bali dan bahasa Indonesia merupakan
yang dominan meskipun dikarenakan semakin derasnya kunjungan wisatawan
asing yang berkunjung yang tentunya membawa bahasanya sendiri, terutama
bahasa Inggris menjadikan warga Bali diharuskan pula untuk bisa berbahasa
internasional tersebut.
Bahasa Bali merupakan bahasa yang paling luas digunakan oleh masyarakat Bali.
Meski demikian, tak dipungkiri bahwa di Bali ada komunitas dwi bahkan tribahasa
dalam masyarakatnya, atau masyarakat yang menggunakan lebih dari satu
bahkan dua bahasa dalam percakapannya. Jadi, sangat jelas bahwa diantara
mereka menggunakan versi bahasa Bali yang lebih dari satu namun satu sama
lainnya bisa saling memahami dan mengerti.
B. Daftar Kabupaten dan Kota di Provinsi Bali
Daftar luas wilayah 9 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bali yang terdiri dari 8
kabupaten dan 1 kota pada tahun 2015 berdasarkan data yang dipublikasikan oleh
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia adalah sebagai berikut:
No Kode Kabupaten/Kota Luas
(km2) %
1 51.01 Kabupaten Jembrana 841.80 14.564%
2 51.02 Kabupaten Tabanan 1,013.88 17.541%
3 51.03 Kabupaten Badung 418.62 7.242%
4 51.04 Kabupaten Gianyar 368.00 6.367%
5 51.05 Kabupaten Klungkung 315.00 5.450%
6 51.06 Kabupaten Bangli 490.71 8.489%
7 51.07 Kabupaten Karangasem 839.54 14.525%
8 51.08 Kabupaten Buleleng 1,364.73 23.611%
9 51.71 Kota Denpasar 127.78 2.211%
Total 5,780.06 100 %
C. APBD dan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pada APBD 2018, pendapatan daerah yang bersumber dari pendapatan asli
daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah
sebesar Rp5,950 triliun lebih, mengalami penurunan sebesar Rp272,089 miliar
lebih atau 4,3 persen dibandingkan dengan pendapatan daerah tahun 2017
sebesar Rp6,222 Triliun lebih.
Rinciannya, pendapatan daerah yang bersumber dari PAD ditargetkan sebesar
Rp3,317 Triliun Lebih, yang terdiri dari pendapatan yang bersumber dari pajak
daerah Rp2,954 Triliun Lebih, retribusi daerah Rp46,138 Miliar Lebih, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp139,099 Miliar Lebih,
dan lain-lain PAD yang sah sebesar Rp177,964 Miliar Lebih. Dibandingkan dengan
APBD 2017, target PAD tahun 2018 meningkat sebesar Rp67,224 Miliar Lebih atau
2,06 persen.
Pendapatan daerah yang bersumber dari dana perimbangan ditargetkan sebesar
Rp2,586 Triliun Lebih, yang meliputi dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak
sebesar Rp215,442 Miliar Lebih, dana alojasi umum (DAU) Rp1,268 Triliun lebih,
dan dana alokasi khusus (DAK) Rp1,102 Triliun Lebih. DAK ini terdiri atas DAK
Non Fisik Rp1,030 Triliun Lebih dan DAK Fisik Rp71,803 Miliar Lebih. Dibandingkan
dengan APBD 2017, dana perimbangan tahun 2018 menurun Rp87,127 Miliar
Lebih atau 3,25 persen.
Adapun pendapatan daerah yang bersumber dari lain-lain pendapatan daerah
yang sah sebesar Rp46,390 Miliar Lebih, menurun Rp252,186 Miliar dibandingakan
tahun 2017. Penurunan yang cukup besar ini disebabkan adanya perubahan
kebijakan Pemkab Badung terkait bantuan keuangan khusus (BKK) untuk enam
kabupaten lainnya di Bali, yang pada tahun 2017 sebesar Rp286 Miliar lebih. Pada
tahun-tahun sebelumnya, BKK untuk enam kabupaten yang bersumber dari PHR
Kabupaten Badung disalurkan melalui Pemprov Bali. Kini, Pemkab Badung
menyalurkan langsung ke enam kabupaten tersebut.
Belanja daerah sebesar Rp 6,633 Triliun Lebih, yang terdiri atas belanja tidak
langsung Rp4,721 Triliun Lebih dan belanja langsung Rp1,911 Triliun Lebih.
Belanja daerah tahun 2018 ini menurun Rp20,4 Miliar Lebih atau 0,30 persen dari
tahun 2017 sebesar Rp 6,654 Triliun Lebih. Prioritas anggaran untuk memenuhi
kebutuhan wajib sesuai yang diamanatkan Peraturan Perundang-undangan,
antara lain alokasi anggaran untuk fungsi pendidikan sebesar 30,42 persen dari
total belanja daerah atau sebesar Rp1,987 Triliun Lebih, dan alokasi anggaran
untuk fungsi kesehatan sebesar Rp11,22 persen dari total belanja daerah atau
sebesar Rp 632,043 Miliar Lebih.
Memerhatikan besarnya pendapatan daerah dan belanja daerah, ABPD tahun
2018 mengalami defisit Rp 683,232 Miliar Lebih atau 11,48 persen. Defisit itu akan
ditutup dengan pembiayaan daerah yang bersumber dari sisa lebih perhitungan
(Silpa) APBD 2017.
D. Jumlah Penduduk Miskin
Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di
bawah Garis Kemiskinan) pada bulan Maret 2018 di Bali mencapai 171,76 ribu
orang (4,01 persen), turun sebesar 4,72 ribu orang dibandingkan dengan
penduduk miskin pada September 2017 yang berjumlah 176,48 ribu orang (4,14
persen).
Selama periode September 2017 – Maret 2018, persentase penduduk miskin di
daerah perkotaan dan perdesaan mengalami penurunan. Persentase penduduk
miskin di daerah perkotaan pada September 2017 3,46 persen, turun menjadi
3,32 persen pada Maret 2018. Demikian juga persentase penduduk miskin di
daerah perdesaan turun dari 5,42 persen pada September 2017 menjadi 5,38
persen pada Maret 2018.
Selama periode September 2017 – Maret 2018, Garis Kemiskinan naik sebesar
5,09 persen, yaitu dari Rp 364.064,- per kapita per bulan pada September 2017
menjadi Rp 382.598,- per kapita per bulan pada Maret 2018.
Pada periode September 2017 – Maret 2018, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami kenaikan. Indeks Kedalaman
Kemiskinan pada September 2017 tercatat sebesar 0,551 dan pada Maret 2018
naik menjadi 0,685. Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan mengalami
kenaikan dari 0,120 pada September 2017 menjadi 0,178 pada Maret 2018.
E. Agama
Kabupaten/Kota
Regency Islam Katolik Protestan Hindu Budha Konghucu Jumlah
Jembrana 69 608 2 890 1 865 186 319 756 2 261 638
Tabanan 26 070 2 691 1 195 389 125 1 533 14 420 913
Badung 96 166 18 396 10 234 414 863 2 475 32 543 332
Gianyar 18 834 1 692 667 447 225 799 28 469 777
Klungkung 7 794 372 138 161 589 430 0 170 543
Bangli 2 185 197 56 212 325 113 1 215 353
Karangasem 16 221 398 197 379 113 334 1 396 487
Buleleng 57 467 3 132 916 557 532 3 127 97 624 125
Denpasar 225 899 34 686 16 129 499 192 11 589 252 788 589
Bali 520 244 64 454 31 397 3 247 283 21 156 427 3 890 757
Penduduk Provinsi Bali Menurut Agama yang Dianut Hasil Sensus Penduduk 2010
Agama/Religion
F. Indeks Pembangunan Manusia
Progres pembangunan manusia pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Bali. Pada tahun 2016, IPM Provinsi Bali telah mencapai 73,65. Angka ini meningkat sebesar 0,38 poin dibandingkan dengan IPM Provinsi Bali pada tahun 2015 yang sebesar 73,27.
Pada tahun 2016, pembangunan manusia di Provinsi Bali masih berstatus “TINGGI”, masih sama dengan statusnya pada tahun 2015. IPM Provinsi Bali pada tahun 2016 tumbuh sebesar 0,52 persen dibandingkan tahun 2015.
Selama periode 2015 hingga 2016, komponen pembentuk IPM juga mengalami peningkatan. Di tahun 2016 bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 71,41 tahun, meningkat 0,06 tahun dibandingkan tahun 2015. Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 13,04 tahun, meningkat 0,07 dan untuk penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,36 tahun, meningkat 0,10 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai Rp. 13,28 juta rupiah pada tahun 2016, atau mengalami peningkatan sebesar Rp 201 ribu rupiah dibandingkan tahun 2015.
Kabupaten/Kota
Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Kab. Jembrana 66.7 67.53 67.94 68.39 68.67 69.66 70.38 70.72
Kab. Tabanan 70.68 71.35 71.69 72.31 72.68 73.54 74.19 74.86
Kab. Badung 75.84 76.66 77.26 77.63 77.98 78.86 79.8 80.54
Kab. Gianyar 71.45 72.5 73.36 74 74.29 75.03 75.7 76.09
Kab. Klungkung 66.01 67.01 67.64 68.08 68.3 68.98 69.31 70.13
Kab. Bangli 63.43 63.87 64.53 65.47 65.75 66.24 67.03 68.24
Kab. Karangasem 60.58 61.6 62.95 63.7 64.01 64.68 65.23 65.57
Kab. Buleleng 66.98 67.73 68.29 68.83 69.19 70.03 70.65 71.11
Kota Denpasar 79.19 79.77 80.45 81.32 81.65 82.24 82.58 83.01
Provinsi Bali 70.1 70.87 71.62 72.09 72.48 73.27 73.65 74.3
F. Indeks kebahagiaan
Indeks Kebahagiaan Provinsi Bali tahun 2017 berdasarkan hasil Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) sebesar 72,48 pada skala 0-100. Indeks Kebahagiaan Provinsi Bali tahun 2017 merupakan indeks komposit yang disusun oleh tiga dimensi, yaitu kepuasan hidup (Life Satisfaction), perasaan (Affect), dan makna hidup (Eudaimonia). Kontribusi masing-masing dimensi terhadap Indeks Kebahagiaan Indonesia adalah Kepuasan Hidup 34,80 persen, Perasaan (Affect) 31,18 persen, dan Makna Hidup (Eudaimonia) 34,02 persen. Nilai indeks masing-masing dimensi Indeks Kebahagiaan adalah sebagai berikut: yaitu: (1) Indeks Dimensi Kepuasan Hidup sebesar 72,40; (2) Indeks Dimensi Perasaan (Affect) sebesar 71,71; dan (3) Indeks Dimensi Makna Hidup (Eudaimonia) sebesar 73,27. Seluruh indeks dimensi diukur pada skala 0-100.
Indeks Kebahagiaan dan Indeks Dimensi Menurut Karakteristik Provinsi Bali, 2017
Karakteristik Indeks
Kebahagiaan
Penyusun Indeks Kebahagiaan
Indeks Dimensi Kepuasan Hidup
Indeks Dimen
si Perasa
an (Affect
)
Indeks Dimensi Makna Hidup
(Eudaimonia)
Personal
Sosial
Total
Klasifikasi Wilayah:
Perkotaan 74.04 70.66 776.72
73.64
73.47 74.96
Perdesaan 69.22 63.91 775.81
69.79
68.01 69.73
Jenis Kelamin:
Laki-Laki 73.12 68.74 76.7
2 72.7
3 72.11 74.45
Perempuan 71.67 68.15 75.8
1 71.9
8 71.20 71.78
Status
Perkawinan:
Belum Menikah 73.30 70.48 75.1
3 72.8
0 71.26 75.67
Menikah 72.81 68.76 76.6
5 72.7
0 72.26 73.43
Cerai Hidup 69.84 65.09 73.8
9 69.4
9 68.75 71.20
Cerai Mati 68.00 63.51 74.1
2 68.8
1 66.03 68.97
Kelompok Umur:
≤ 24 Tahun 72.37 69.01 75.1
9 72.1
0 69.87 74.93
25-40 Tahun 73.26 69.56 76.4
8 73.0
2 72.18 74.49
41-64 Tahun 72.34 68.26 76.3
9 72.3
2 71.69 72.96
≥ 65 Tahun 70.38 65.22 76.0
8 70.6
5 71.32 69.25
Kedudukan Dalam Rumah Tangga:
Kepala Rumah Tangga
72.53 68.17 76.2
7 72.2
2 71.48 73.82
Pasangan Kepala Rumah Tangga
72.37 69.08 76.4
1 72.7
4 72.16 72.20
Banyaknya Anggota Rumah Tangga:
1 Orang 72.70 69.91 74.8
9 72.4
0 71.56 74.03
2 Orang 71.00 65.66 75.2
3 70.4
5 70.98 71.57
3 Orang 71.25 66.47 76.0
1 71.2
4 70.68 71.79
4 Orang 73.44 70.19 77.0
7 73.6
3 72.56 74.06
5 Orang atau Lebih
73.18 69.32 77.0
5 73.1
9 72.09 74.17
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan:
Tidak pernah sekolah
66.04 58.72 75.5
7 67.1
4 64.77 66.07
Tidak tamat SD/sederajat
69.26 63.42 75.0
7 69.2
5 69.56 69.00
SD sederajat 69.70 65.45 75.0
6 70.2
5 68.98 69.79
SMP sederajat 71.42 66.18 76.0
8 71.1
3 70.86 72.23
SMA sederajat 74.17 70.82 77.0
3 73.9
2 72.85 75.64
Diploma I, II, III
77.02 74.35 76.6
2 75.4
8 77.28 78.36
Diploma IV/S1 78.41 77.98 78.4
0 78.1
9 77.66 79.31
S2, S3 81.73 82.38 77.5
1 79.9
4 80.52 84.68
Pendapatan Rumah Tangga:
Hingga Rp 1.800.000
65.66 58.44 74.5
3 66.4
9 63.20 67.06
Rp 1.800.001 - Rp 3.000.000
70.32 65.52 76.5
9 71.0
6 68.99 70.79
Rp 3.000.001 - Rp 4.800.000
72.92 68.64 75.4
9 72.0
7 72.79 73.91
Rp 4.800.001 - Rp 7.200.000
75.53 72.95 77.3
5 75.1
5 75.50 75.96
Lebih Dari Rp. 7.200.000
78.24 77.55 78.0
2 77.7
9 77.94 78.97
Bali 72.48 65,98 68.4
8 76.3
2 72.40 71.71
Sumber: BPS Provinsi Bali Source: BPS-Statistics of Bali Province
G. Perlindungan Anak
Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Bali mengungkapkan, sebanyak 253 anak di Bali berhadapan dengan hukum sepanjang 2017, baik sebagai korban maupun pelaku tindak pidana kejahatan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 116 anak sebagai korban kejahatan, 42 orang di antaranya menjadi korban kekerasan seksual. Adapun anak yang menjadi pelaku kejahatan sebanyak 137 orang. Didominasi pelaku pencurian sebanyak 68 anak dan terlibat geng motor 32 anak. Hingga Desember 2017, kasus anak yang berhadapan dengan hukum baik sebagai korban maupun pelaku berjumlah 253 kasus. 137 atau 54 persennya menempatkan anak sebagai korban. Sepanjang tahun 2017 terdapat 142 kasus dan 90 persennya adalah kasus KDRT. Paling banyak menyebabkan kekerasan psikis pada seorang istri yang dilakukan oleh suaminya. Selain KDRT, kasus-kasus yang ditemui di desa-desa di Bali adalah banyaknya perempuan yang dicerai, namun status perceraiannya tidak jelas. Perceraian mereka hanya secara adat tanpa melalui proses perceraian secara formal. Ketidakjelasan ini membuat nasib para perempuan tersebut terkatung-katung.
H. Indeks Rawan Bencana
Provinsi Bali yang terletak di sebelah timur Pulau Jawa, merupakan bagian dari kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km. Posisinya yang langsung berhadapan dengan Samudera Indonesia di bagian selatan, memiliki beberapa gunung api aktif, kawasan hutan, tentunya memiliki potensi bencana. Kejadian bencana alam berupa gempa bumi yang terjadi pada kurun waktu Oktober 2011 membuktikan bahwa Provinsi Bali memiliki tingkat potensi bencana yang tinggi. Belum lagi dengan posisinya sebagai pulau yang rawan akan abrasi dan potensi terjadinya tsunami, kepadatan penduduk yang tinggi di Kota Denpasar dan sekitarnya menjadikan kerentanan Provinsi Bali semakin meningkat dalam menghadapi bencana. Kerentanan ini juga semakin bertambah mengingat Bali juga merupakan tujuan wisata yang sangat diminati sampai pada tingkat mancanegara. Kondisi alam Provinsi Bali sangat rentan terhadap bencana alam. Berbagai bencana pernah menerpa Bali seperti gempa bumi, letusan gunung api, banjir, longsor, kekeringan, dan angin kencang. Hasil kajian identifikasi potensi bencana alam di Bali yang dilakukan BAPPEDA Provinsi Bali dan PPLH Universitas Udayana pada tahun 2006 (dimuat dalam dokumen Penyusunan Dokumen Managemen Mitigasi Bencana) menemukan daerah yang berpotensi tinggi terkena gempa sebesar 85.443,86 ha dan tsunami 14.286,06 ha, angin kencang 151.835,49 ha, kekeringan 12.947,12 ha, banjir 17.495,82 ha, tanah longsor 85.121,55 ha. Selain itu juga Bali memiliki dua gunung api aktif, yakni Gunung Agung dan Gunung Batur yang memiliki potensi letusan dan bencana turunannya, baik berupa aliran lava, hujan abu, longsor, dan sebagainya.
Selain kondisi alam dan sosial budaya yang rawan, ada beberapa permasalahan lain yang mempengaruhi pelaksanaan penaggulangan bencana yaitu: 1. Penanggulangan bencana yang masih menitikberatkan kepada kegiatan tanggap darurat saja 2. Masih bertumpu pada peran dan kemampuan pemerintah daerah 3. Belum adanya koordinasi yang efektif baik antar unit/institusi Pemerintah Pusat, antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, dan koordinasi antar pemangku kepentingan lainnya seperti bandan usaha swasta, lembaga swadaya masyarakat (LSM), Perguruan Tinggi, Organisasi kemasyarakatan, media massa dan masyarakat.
BAB III
HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR RI KE PROPINSI BALI
MASA PERSIDANGAN V TAHUN SIDANG 2017-2018
TANGGAL 30 - 31 JULI 2018
A. Senin 30 Juli 2018 jam 10.00 – 11.30 (Pertemuan dengan BPBD Bali)
Tim kunker komisi VIII DPR RI yang dipimpin oleh Dr.IR.H.D SODIK MUDJAHID,M.Sc mengunjungi kantor BPBD Bali di Jl. DI Panjaitan No 6 Niti Mandala Renon Denpasar disambut langsung oleh PLT Kepala Pelaksana BPBD Bali
Bapak Dewa Putu Mantera SH, MH
Dalam pertemuan tersebut kepala rombongan menyampaikan beberapa maksud dan tujuan antara lain:
1. Alokasi anggaran untuk BPBD Provinsi Bali 2. Bagaimana perkembangan atau status Gunung Agung 3. Tantangan dan permasalahan apa saja yang dihadapi oleh BPBD Bali
Anggota komisi VIII juga menyampaikan beberapa pertanyaan yang terkait dengan kinerja BPBD Provinsi Bali yang berkaitan dengan penyerapan anggaran dan penanganan pengungsi dampak dari erupsi Gunung Agung.
PLT Kepala pelaksana BPBD Provinsi Bali menjawab seluruh pertanyaan dari tim Kunjungan Kerja Komisi VIII dengan menyampaikan paparan yang secara umum menyampaikan bahwa BPBD Bali telah melakukan penggunaan anggaran dan melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan kinerja dan kesiapsiagaan terhadap bencana. Secara khusus disampaikan bahwa penanganan pengungsi terdampak erupsi gunung agung telah berjalan dengan baik dengan melibatkan berbagai pihak, yaitu relawan daerah dan pemanfaatan penggalangan dana CSR.
Komisi VIII DPR RI selanjutnya melakukan peninjauan sarana dan prasarana di kantor BPDB Provinsi Bali dalam rangka mengetahui kesiapsiagaan sarana pendukung dalam menghadapi bencana di Provinsi Bali.
Dalam kunjungan tersebut kepala BPBD Bali juga menyampaikan bahwa sebagian sumberdaya yang dimiliki oleh Kantor BPBD diperbantukan untuk membantu tim dari BPBD Provinsi NTB yang sedang menjalankan tugas penangan gempa di Lombok Timur yang baru saja terjadi sehari sebelumnya.
B. Senin 30 Juli 2018 jam 13.00 - 15.00 (Pertemuan dengan Mitra Kerja
Komisi VIII DPR RI Provinsi Bali)
Setelah melakukan pertemuan dengan jajaran BPBD Provinsi Bali, selanjutnya tim kunker Komisi VIII DPR RI melanjutkan pertemuan dengan pemerintah Provinsi Bali di kantor Gubernur Provinsi bali dengan seluruh mitra kerja Komisi VIII DPR RI di wilayah provinsi Bali. Dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh:
- Tim kunker Komisi VIII DPR-RI;
- ASDA I Provinsi Bali; Dr.Drs. Ida Bagus Kade Subhiksu, MM
- Tavip Joko Prahoro (Direktur Penanganan Pengungsi BNPB)
- Drs. Ida Bagus Gede Subawa, Msi (Direktur Pendidikan Hindu, Bimas Hindu Kementerian Agama RI)
- Nurul Huda, M.Ag (Direktorat Pendidikan Agama Islam Dirjen Pendis Kementerian Agama RI)
- Khamim (a.n Bina KUA & Keluarga Sakinah BIMAS Islam Kemenag RI)
- Drs H. Jaja Jaelani (BAZNAS Pusat)
- Abas Basuni (Kasubdit Pemulihan Korban Penyalah-gunaan NAPZA Kementerian Sosial RI)
- Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bali: Bapak I Nyoman Lastra, S.Pd, M.Ag
- Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali; Drs I Nyoman Wenten
- Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali; Dewa Made Indra
- Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali; Niluh Putu Praharsini, SH
- H. Ismoyo (BAZNAS Provinsi Bali):
- Tokoh Masyarakat, dan LSM
Ketua rombongan Kunjungan kerja Komisi VIII DPR RI yang dipimpin oleh Dr.IR.H.D SODIK MUDJAHID,M.Sc secara umum mengajukan pertanyaan pokok kepada seluruh mitra kerja komisi VIII DPR RI di Provinsi Bali:
1. Apa saja kebijakan, program dan kegiatan yang telah dilakukan Pemerintah
Provinsi Bali terkait dengan Bidang Agama, Sosial, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak, Penanggulangan Bencana, serta
Pengelolaan Zakat dan Wakaf;
2. Berapa anggaran yang dialokasikan dan Bagaimana penyerapan anggaran
yang sudah dilaksanakan; dan
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi di lapangan
serta apa langkah-langkah penyelesaiannya.
Secara garis besar pertemuan tersebut bertujuan untuk menggali informasi,
Mendengar secara langsung situasi, kondisi, pencapaian program dan berbagai
masalah terkait implementasi program pemerintah di daerah. Dari pertemuan
dengan ASDA I Provinsi Bali beserta para SKPD Provinsi Bali diperoleh beberapa
informasi dan aspirasi sebagai berikut:
1. Kondisi Objektif Pembangunan di Provinsi Bali
a. Bali merupakan daerah yang sangat penting bagi negara Indonesia karena
menjadi sorotan dunia internasional yang akan berpengaruh terhadap
pembangunan berbagai sektor di negara Indonesia.
b. Kondisi sosial masyarakat dan alam di Provinsi Bali sangat berpengaruh
dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat bali yang sebagian besar
mengandalkan sektor pariwisata.
c. Pada APBD 2018, pendapatan daerah yang bersumber dari pendapatan asli
daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang
sah sebesar Rp5,950 triliun lebih, mengalami penurunan sebesar
Rp272,089 miliar lebih atau 4,3 persen dibandingkan dengan pendapatan
daerah tahun 2017 sebesar Rp6,222 Triliun lebih
d. Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per
bulan di bawah Garis Kemiskinan) pada bulan Maret 2018 di Bali mencapai
171,76 ribu orang (4,01 persen), turun sebesar 4,72 ribu orang
dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2017 yang
berjumlah 176,48 ribu orang (4,14 persen).
e. Mengharapkan dukungan Komisi VIII untuk bersama-sama memajukan
kehidupan masyarakat, khususnya dalam pembangunan bidang
keagamaan, sosial, penanggulangan bencana, pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak.
2. Kondisi Objektif Bidang Keagamaan di Provinsi Bali
a. Secara nasional, Islam adalah agama yang memiliki pemeluk terbesar di
Indonesia, namun di Provinsi Bali, Hindu adalah agama yang dipeluk secara
mayoritas di Provinsi Bali dan menjadi pusat perkembangan peradaban dan
pengamalan di Negara Indonesia.
b. Pembangunan keagamaan dan sosial mutlak diperlukan dukungan
pembangunan ekonomi yang kuat. Dan, itu semua dicanangkan melalui
program memajukan pendidikan. Karena dengan pendidikan, masyarakat
akan semakin civilized dan educated.
c. Dalam rangka mengembangkan khasanah keilmuan pendidikan agama
Hindu, kementerian Agama RI mendukung berdirinya Perguruan Tinggi
Agama Hindu Negeri yang melalui proses yang panjang telah berdiri Institut
Hindu Dharma Negeri (IHDN), untuk selanjutnya diupayakan
peningkatannya menjad universitas.
d. Kerukunan umat beragama di Bali harus selalu dibina. permasalah etnik,
agama, dan faktor-faktor SARA lainnya harus dicegah untuk menjaga
toleransi dan keamanan di Bali, salah satu contoh penting adalah pada
waktu perayaan hari raya nyepi yang membutuhkan kesadaran dan
kerjasama dari berbagai Suku, Agama, ras dan antar golongan yang
berbeda-beda.
e. FKUB Provinsi Bali perlu melakukan koordinasi dan kinerja dengan berbagai
elemen masyarakat atau ormas yang lain untuk meningkatkan persatuan
dan mencegah terjadinya potensi konflik SARA.
f. Haji, zakat dan perwakafan merupakan salah satu bidang keagamaan yang
harus mendapat perhatian tersendiri di provinsi Bali, mengingat kondisi
sosial keagamaannya berbeda dengan daerah yang lain.
3. Kondisi Objektif Bidang Sosial Provinsi Bali
a. Kemiskinan terus mengalami penurunan yang disebabkan oleh semakin
tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi di provinsi Bali. Selama periode
September 2017 – Maret 2018, persentase penduduk miskin di daerah
perkotaan dan perdesaan mengalami penurunan. Persentase penduduk
miskin di daerah perkotaan pada September 2017 3,46 persen, turun
menjadi 3,32 persen pada Maret 2018. Demikian juga persentase penduduk
miskin di daerah perdesaan turun dari 5,42 persen pada September 2017
menjadi 5,38 persen pada Maret 2018.
b. Program prioritas tahun 2018 yang dilaksanakan oleh pemerintah Provinsi
Bali di Bidang Sosial adalah program bedah rumah dan pengembangan
sarana dan prasarana pemukiman
c. Pendekatan dalam memecahkan masalah sosial di daerah, khususnya di
Provinsi Bali, harus berdasarkan “masalah lokal” bukan semata-mata
berdasarkan nasional.
d. Masih terdapat penyandang masalah kesejahteraan social (PMKS) yang
belum sepenuhnya tertangani dikarenakan keterbatasan anggaran.
e. Institusi Pengguna Wajib lapor (IPWL) swadaya/mandiri di provinsi Bali
sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah agar perannya sebagai
pendamping penyalah guna zat adiktif bisa berjalan lebih efektif.
4. Kondisi Objektif Bidang Penanggulangan Bencana
a. Provinsi Bali saat ini terus memantau perkembangan erupsi Gunung Agung
yang peningkatan aktifitas erupsi gunung agung sebelumnya berdampak
pada masyarakat untuk mengungsi dari titik rawan erupsi.
b. Provinsi Bali juga meningkatkan kewaspadaan dan kesiap siagaan akan
munculnya gempa bumi yang sebelumnya sudah terjadi di wilayah terdekat
yaitu provinsi NTB yang dampak social ekonominya sangat besar.
c. Terkait bencana alam, tidak bisa lagi dikendalikan dari Jakarta tetapi
pendekatannya harus berdasarkan penguatan wilayah.
d. Produk peraturan daerah yang mengatur bencana masih sangat minim.
e. Jenis bencana di provinsi Bali adalah seperti gempa bumi, letusan gunung
api, banjir, longsor, kekeringan, dan angin kencang.
5. Kondisi Objektif Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
a. Dukungan sarana dan prasarana dinas Pemberdayaan perempuan dan
Perlindungan Anak (DP3A) di provinsi Bali masih sangat minim, terutama
untuk fasilitas Rumah aman dan rumah singgah bagi perempuan dan anak
korban kekerasan.
b. Di tahun 2018 provinsi bali mendapat predikat Provinsi pengerak Kabupaten
atau Kota Layak Anak dengan meraih 18 anugrah KLA di 8 Kabupaten/Kota
di Bali.
c. Pemerintah Provinsi Bali membentuk Komisi Penyelenggara Perlindungan
Anak (KPPAD) yang berbeda dengan Komisi Perlindungan anak Indonesia
Daerah (KPAID), mengingat penganggaran KPPAD berasal dari APBD
berbeda dengan KPAID yang anggarannya bersumber dari pemerintah
Pusat.
d. Secara khusus pemerintah Provinsi Bali memiliki peraturan daerah yang
berkaitan dengan perlindungan anak, yaitu Perda No 6 Tahun 2014 tentang
Perlindungan Anak.
e. Pemerintah Provinsi Bali telah mengembangkan sekolah ramah anak untuk
meminimalisir tindak kekerasan di dunia pendidikan wilayah propinsi Bali.
f. Jumlah kasus Anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) mengalami
penurunan dari tahun 2016 sebanyak 168 kasus menjadi 124 di tahun
2017.
C. Senin 30 Juli 2018 jam 15.30 – 17.00 (Pertemuan di IHDN)
Untuk efisiensi dan efektifitas waktu dan peninjauan, tim kunjungan kerja Komisi VIII DPR RI dibagi menjadi 2 tim dengan obyek kunjungan Institut
Hindu Dharma Negeri (IHDN) dan Sekolah Ramah Anak SMP Dwijendra.
Pertemuan Komisi VIII DPR RI dengan pihak Rektorat dan civitas akademika Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Provinsi Bali dihadiri oleh:
- Drs. Ida Bagus Gede Subawa, Msi (Direktur Pendidikan Hindu, Bimas Hindu Kementerian Agama RI)
- Ditjend Bimas Hindu Prof Drs I Ketut Widnya, MA.,M.Phil., Ph.D
- Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bali: I Nyoman Lastra, S.Pd, M.Ag
- Rektor Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Bali; Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si
- Civitas akademika Institut Hindu Darma Negeri IHDN
Dalam pertemuan yang diselingi pentas seni budaya tari bali, dapat diperoleh informasi dan aspirasi sebagai berikut:
- Lulusan IHDN adalah SDM yang berada di garis depan untuk pemenuhan tenaga penyuluh agama Hindu di Provinsi Bali.
- Semakin meningkatnya persaingan global dan kebutuhan akan sarjana yang berkompeten dan berdaya saing, IHDN Denpasar bermaksud meningkatkan kapasitasnya menjadi universitas.
- Dukungan sarana dan prasarana menjadi kendala klasik dalam pengembangan perluasan kampus.
- Masih minimnya pendukung SDM di bidang tenaga pengajar untuk peningkatan mutu dan kualitas proses belajar di IHDN
- Perhatian dari pemerintah pusat masih sangat minim, sesuai dengan pernyataan Rektor IHDN yang menyampaikan bahwa semenjak IHDN berdiri, peninjauan baru dilakukan oleh Komisi VIII DPR RI yang hadir secara langsung di IHDN mewakili institusi pusat.
D. Senin 30 Juli 2018 jam 15.30 – 17.00 (Pertemuan di Sekolah Ramah
Anak SMP Dwijendra)
Komisi VIII DPR RI dalam kunjungannya ke sekolah Ramah Anak SMP Dwijendra,
Selain melakukan dialog, tim kunjungan kerja komisi VIII juga meninjau sarana
dan prasarana di sekolah ramah anak SMP Dwijendra disertai selingan
pementasan kreatifitas siswa siswi dan para guru dalam bentuk tarian tradisional
dan modern, hasil karya seni cenderamata, acapella, dan siaran langsung on air
radio yang dimiliki oleh SMP Dwijendra.
beberapa hal yang menjadi perhatian adalah:
- SMP Dwijendra adalah sekolah negeri dibawah dinas pendidikan Provinsi
Bali yang mengembangkan sekolah dengan pendekatan ramah anak.
- Pendekatan secara emosional antara pengurus, para guru, dan siswa
menjadi kontrol dalam beretika untuk senantiasa menjaga sopan santun.
- Tidak diberlakukan hukuman fisik bagi siswa-siswi yang melakukan
pelanggaran.
- Sistem sekolah ramah anak tersebut terbukti mampu menaikkan semangat
kreatifitas dan prestasi siswa di dunia akademik.
E. Selasa 31 Juli 2018 jam 8.30 – 10.00 (Pertemuan di IPWL Yayasan Kasih
Kita)
Kunjungan kerja Komisi VIII DPR RI ke Provinsi Bali pada reses masa persidangan V tahun sidang 2017-2018 diakhiri dengan peninjauan rumah rehabilitasi bagi penyandang penyalah guna Narkoba di Yayasan Kasih Kita.
Pada pertemuan tersebut tim kunker Komisi VIII DPR RI disambut oleh:
- Kasubdit Pemulihan Korban Penyalah-gunaan NAPZA Kementerian Sosial RI : Abas Basuni
- Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali; Drs I Nyoman Wenten
- Direktur Yayasan Kasih Kita; Ibu Yanti Surahman
- Pengurus Yayasan Kasih Kita dan warga binaan Yayasan Kasih Kita
Hal-hal yang dapat diperoleh dari hasil peninjauan tersebut adalah:
- Yayasan kasih kita adalah lembaga yang diinisiasi oleh masyarakat secara mandiri untuk membantu pendampingan dan rehabilitasi bagi penyalah guna Narkoba.
- Yayasan kasih Kita juga bekerjasama dan berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Bali terkait pembinaan/rehabilitasi penghuni Panti.
- Dukungan bantuan anggaran dari dinas sosial masih sangat minim dan jauh dari standar jika dibandingkan dengan kebutuhan operasional penanganan rehabilitasi di yayasan kasih Ibu.
- Jumlah IPWL di Indonesia yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah berjumlah 3 IPWL, sedangkan yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat berjumlah 164 IPWL tersebar di seluruh Indonesia.
- Rasio jumlah IPWL dibandingkan dengan penyalahguna Narkoba di Indonesia, jumlahnya masih timpang, mengingat jumlah pengguna narkoba selalu meningkat tiap tahunnya.
BAB IV
REKOMENDASI
Dari berbagai aspirasi yang diperoleh pada hasil kunjungan kerja reses
masa persidangan V tahun sidang 2017-2018 ke Provinsi Bali, dapat
direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bidang Pengawasan:
a. Kementerian Sosial RI dan BNPB perlu membangun sistematika
pelaporan bantuan yang berasal dari masyarakat dalam penanganan
bencana, mengingat dana CSR untuk bantuan pada bencana di daerah
masih bersifat personal dan belum tersusun dengan baik sistematika
pelaporannya.
b. Kementerian Agama RI, khususnya Ditjen Bimas Hindu perlu lebih
meningkatkan koordinasi dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan
dan Ristek RI terkait perkembangan perguruan tinggi di Indonesia, lebih
khusus mengenai mengenai blueprint pengembangan status IHDN
menjadi Universitas Hindu Negeri di Bali
c. Kementerian Sosial RI perlu memberikan perhatian khusus kepada
IPWL yang tersebar dan dikelola secara mandiri oleh masyarakat guna
meningkatkan efektifitas peran masyarakat dalam membantu
pemerintah merehabilitasi para penyalah guna Narkoba.
d. Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
(KPPPA) RI perlu mengevaluasi keberadaan KPAID yang bersifat
terpusat, mengingat pemerintah Provinsi Bali lebih memilih membentuk
Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak (KPPAD) daripada membentuk
KPAID.
e. Perlu disampaikan pada RDP dengan Dirjen Bimas Islam mengenai
usulan pembentukan FKUB sampai ke tingkat kecamatan dengan
prioritas daerah kecamatan yang memiliki keragaman pemeluk agama.
f. Perlu dipertanyakan pada Bimas Hindu Kemenag RI mengenai masalah
kurangnya jumlah penyuluh agama Hindu di Bali, mengingat Bali adalah
sentral pemeluk agama Hindu terbesar di Negara Indonesia.
2. Bidang Anggaran:
a. Perlu disampaikan pada pembahasan RAPBN berikutnya mengenai
usulan tambahan anggaran pada Kementerian Pemberdayaan
perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), mengingat banyak
ditemukan minimnya sarana dan prasarana di dinas daerah, terutama
rumah aman bagi korban kasus kekerasan terhadap perempuan dan
anak di berbagai daerah.
b. Perlu disampaikan pada pembahasan RAPBN berikutnya mengenai
usulan tambahan anggaran pada Direktorat Pemulihan Korban
Penyalah-gunaan NAPZA Kementerian Sosial RI untuk dukungan
program rehabilitasi pengguna Narkotika yang dialokasikan untuk
Institut Pengguna Wajib Lapor (IPWL) mengingat jumlah penyalah guna
Narkoba terus meningkat dan keberadaan IPWL menjadi sebuah
kebutuhan yang sangat penting.
3. Bidang Legislasi
Pemerintah daerah perlu didorong untuk menerbitkan peraturan-peraturan daerah yang berkaitan dengan kebencanaan dan perlindungan Perempuan dan anak. PENUTUP
Demikian hasil laporan kunjungan kerja Komisi VIII DPR RI ke Provinsi Bali Reses Masa Persidangan V Tahun 2017-2018 pada tanggal 30-31 juli 2018. Untuk selanjutnya hasil kunjungan kerja tersebut dapat digunakan oleh Komisi VIII DPR RI sebagai bahan pembahasan pada Rapat Kerja dengan Pemerintah dalam rangka merumuskan kebijakan yang perlu diambil dan ditindaklanjuti.
Pimpinan Komisi VIII DPR RI
Ketua Tim,
Dr. IR .H.D SODIK MUDJAHID, M.Sc
Lampiran-Lampiran
Pertemuan Komisi VIII DPR RI dengan seluruh mitra kerja wilayah Provinsi
Bali di Kantor Gubernur Provinsi Bali (30/07/18)
Penyerahan Bantuan secara simbolik oleh ketua Tim Kunker Komisi VIII
DPR RI kepada perwakilan Mitra Kerja Wilayah Provinsi Bali (30/07/18)
Suasana penyambutan Pimpinan Komisi VIII DPR RI bersama Tim Kunker
di Sekolah Ramah Anak SMP Dwijendra Denpasar (30/07/18)
Pimpinan bersama anggota Komisi VIII DPR RI Melakukan siaran &
wawancara on air di Radio Komunitas SMP Dwijendra (30/07/18)
Komisi VIII DPR RI mendengarkan paparan dari Kepala Pelaksana BPBD
Provinsi Bali beserta jajarannya (30/07/18)
Anggota Komisi VIII DPR RI menyampaikan pertanyaan terkait paparan
dari BPBD Provinsi Bali (30/07/18)
Anggota Komisi VIII DPR RI melakukan peninjauan ke IPWL Yayasan Kasih
Kita (31/07/18)
Pimpinan Komisi VIII DPR RI membantu yayasan Kasih kita sebagai calon
penerima Bansos Usaha Ekonomi Produktif di tahun 2018 (31/07/18)
Komisi VIII DPR RI melakukan peninjauan ke kampus Institut Hindu Dharma
Negeri (IHDN) diterima oleh Rektor IHDN dan Ditjend Bimas Hindu Kemenag
RI (30/07/18)
Civitas Akademika Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) turut hadir dan
berdialog dengan Komisi VIII DPR RI (30/07/18)