laporan kunjungan kerja komisi viii dpr ri pada … · 2019-04-09 · dalam rangka pelaksanaan...

17
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR RI PADA MASA RESES KE PROVINSI SULAWESI SELATAN MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2018-2019 1 - 2 NOVEMBER 2018 SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR RI JAKARTA 2018

Upload: duongquynh

Post on 28-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR RI

PADA MASA RESES KE PROVINSI SULAWESI SELATAN

MASA PERSIDANGAN I

TAHUN SIDANG 2018-2019 1 - 2 NOVEMBER 2018

SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR RI JAKARTA 2018

2

DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN 3 BAB II : SOSIAL KEAGAMAAN SULAWESI SELATAN 6 BAB III : HASIL KUNJUNGAN KERJA 9 BAB IV: REKOMENDASI 17 LAMPIRAN-LAMPIRAN

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Umum

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI sesuai ketentuan

peraturan Tata Tertib DPR RI, Komisi VIII DPR RI pada Masa Persidangan I

Tahun Sidang 2018-2019 membentuk Tim Kunjungan Kerja pada masa

reses, yaitu; ke Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sumatera Selatan, dan

Provinsi Daerah Istimewa Sulawesi Selatan.

B. Dasar Kunjungan Kerja

Pelaksanaan kunjungan kerja pada masa reses ke Provinsi Sulawesi

Selatan berdasarkan pada:

1. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20, 20A,

Pasal 21, dan Pasal 23 tentang Tugas DPR RI bidang Legislasi,

Anggaran, dan Pengawasan;

2. Keputusan DPR RI Nomor 01 tahun 2014 tentang Tata Tertib:

a. Pasal 6 dan 7 tentang Wewenang dan Tugas DPR RI;

b. Pasal 58 Ayat (3) tentang Tugas Komisi di bidang Pengawasan;

c. Pasal 59 Ayat (3) huruf (f) tentang Pelaksanaan Kunjungan Kerja

Komisi DPR RI pada masa reses.

C. Maksud dan Tujuan

1. Maksud a. Melakukan komunikasi intensif antara DPR RI khususnya Komisi VIII

DPR RI dengan daerah, baik Pemerintah Daerah mengenai

pelaksanaan pembangunan di bidang Agama, Sosial,

Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Penanggulangan

Bencana dan Pengelolaan Zakat, maupun dengan lembaga-lembaga

kemasyarakatan atau pemangku kepentingan (stakeholders) yang

berkaitan dengan keseluruhan bidang tersebut, seperti: Pimpinan

Agama, LSM, lembaga sosial, dan lainnya.

b. Melaksanakan fungsi Pengawasan atas Pelaksanaan Undang-

undang termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

c. Menggali dan menyerap aspirasi daerah dari unsur Pemerintah

Daerah maupun masyarakat.

4

2. Tujuan Untuk mengumpulkan dan mendapatkan bahan-bahan masukan

berupa data dan kondisi faktual tentang pelaksanaan program

pembangunan secara umum di daerah, dan khususnya pembangunan di

bidang Agama, Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,

Penanggulangan Bencana dan Pengelolaan Zakat.

D. Waktu Pelaksanaan

Kunjungan Kerja pada masa reses ke Provinsi Sulawesi Selatan ini di

laksanakan pada tanggal 1-2 November 2018.

E. Daftar Nama Tim Kunjungan Kerja Reses Ke Provinsi Sulawesi Selatan Kunjungan Kerja ke Provinsi Sulawesi Selatan ini diikuti oleh pimpinan

dan anggota Komisi VIII DPR RI sebagai berikut.

DAFTAR NAMA ANGGOTA KOMISI VIII DPR-RI YANG MELAKUKAN KUNJUNGAN KERJA PADA MASA RESES

KE PROVINSI SULAWESI SELATAN MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2018-2019

TANGGAL 1-2 NOVEMBER 2018

NOMOR N A M A JABATAN FRAKSI DAPIL URU

T ANGG

1. 495 Dr. M. Ali Taher, SH., M.Hum. Ketua/Ketua Tim

PAN Banten III

2. 271 Dr. TB. H. Ace Hasan Syadzily, M.Si.

Wakil Ketua

PG BANTEN I

3. 227 Drs. H. Samsu Niang, M.Pd. Anggota PDIP SULSEL II

4. 256 Dr. H. Deding Ishak, SH, MM. Anggota PG JABAR III

5. 322 Pdt. Elion Numberi Anggota PG PAPUA

6. 375 H. Anda, S.E., M.M. Anggota GER BANTEN I

7. 394 Dra. Hj. Ruskati Ali Baal Anggota GER SULBAR

8. 412 Dwi Astuti Wulandari, B.Com Anggota PD DKI JKT I

9. 443 Ir. H. Nanang Samodra, KA., M.Sc.

Anggota PD NTB

10. 472 Hj. Desy Ratnasari, M.Si., M.Psi. Anggota PAN JABAR IV

11. 70 H. An’im Falachuddin Mahrus Anggota PKB JATIM VI

5

12. 526 H. Achmad Mustaqim, SP., M.M. Anggota PPP JATENG VIII

13. 16 Drs. H. Choirul Muna Chozin Anggota NASDEM

JATENG VI

14. - Mardiyana Sekretariat Komisi VIII DPR RI

15. - Yusup Kamaludin Sekretariat Komisi VIII DPR RI

16. - Harja Saputra, S.Sos. I., M.M. Tenaga Ahli Komisi VIII DPR RI

17. Nanda Ainun Octafiani TV Parlement

F. Jadwal Pertemuan dan Obyek yang ditinjau Adapun jadwal Kunjungan Kerja pada masa reses ke Provinsi Sulawesi

Selatan adalah sebagai berikut.

NO.

HARI/TANGGAL

ACARA

KETERANGAN

1.

Kamis, 1 Nopember 2018

Pkl. 06.05 WIB Anggota Tim Berkumpul di Terminal 3 Ultimate Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Gate 5.

Check-in 1 (satu) jam sebelum keberangkatan

Pkl. 07.05 WIB Take Off dari Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta menuju Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

Dengan Pesawat Garuda GA 642

Pkl. 10.45 WIB Tiba Di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

Penjemputan oleh Protokol Prov. Sulsel

Pkl. 11.00 WIB Menuju MIN 2 Makassar

Pkl. 11.30 – 12.00 WIB

Peninjauan Lapangan di MIN 2 Makassar

Dikoordinasikan oleh Protokol Prov. Sulsel

Pkl. 12.00 – 13.30 WIB

Ishoma

Pkl. 14.00 WIB Peninjauan Logistik BPBD Prov. Sulsel

Dikoordinasikan oleh Protokol Prov. Sulsel

Pkl. 14.00 – 14.30 WIB

Menuju Kantor Gubernur Sulawesi Selatan

Pkl. 14.30 – 16.00 WIB

Pertemuan dengan Gubernur Sulawesi Selatan, Kakanwil Kemenag Prov. Sulsel, Kadinsos Prov. Sulsel, Kepala BPBD Prov. Sulsel, Kepala Dinas

Dikoordinasikan oleh Protokol Prov. Sulsel

6

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Prov. Sulsel, Bazda Prov. Sulsel, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat.

Pkl. 16.00 – 17.00 WIB

Peninjauan lapangan ke Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Prov. Sulsel

Dikoordinasikan oleh Protokol Prov. Sulsel

Pkl. 17.00 WIB Menuju Hotel

Pkl. 19.00 WIB Makan malam

Jumat, 2 Nopember 2018

Pkl. 06.00 WIB Sarapan Pagi di Hotel

Pkl. 08.00 WIB Peninjauan Logistik di Kadinsos Prov. Sulsel dan Program PKH di Kec. Tamalan Rea.

Dikoordinasikan oleh Protokol Prov. Sulsel

Pkl. 09.55 WIB Menuju Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

Dikoordinasikan oleh Protokol Prov. Sulsel

Pkl. 10.55 WIB Take off dari Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin (GA 617)

Pkl. 12.15 WIB Tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng

7

BAB II DEMOGRAFI, SOSIAL DAN KEAGAMAAN

PROVINSI SULAWESI SELATAN

Jumlah Penduduk Miskin

Menurut laporan Data Statistika BPS Provinsi Sulawesi Selatan, merilis

profil kemiskinan Sulawesi Selatan periode bulan Maret 2018. Jumlah

penduduk miskin di Sulawesi Selatan Maret 2018 sebesar 792,63 ribu jiwa,

mengalami penurunan sebesar 20,44 ribu jiwa jika dibandingkan dengan

kondisi Maret 2017. Jika dipersentase, maka penduduk miskin juga turun dari

9,38 persen kondisi Maret 2017 menjadi 9,06 persen pada Maret 2018.

Secara absolut selama periode Maret 2017 – Maret 2018, penduduk

miskin di daerah perkotaan mengalami kenaikan 14,37 ribu jiwa, sedangkan di

daerah perdesaan mengalami penurunan sebesar 34,81 ribu jiwa. Persentase

penduduk miskin di perkotaan naik sebesar 0,13 poin persen, sebaliknya di

perdesaan menurun sebesar 0,35 poin persen.

Komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis

Kemiskinan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, bandeng, gula

pasir, mie instan, tongkol atau tuna atau cakalang, dan kue basah. Untuk

komoditas bukan makanan, kontribusi terbesar terhadap Garis Kemiskinan

adalah biaya perumahan, listrik, bensin, pendidikan, dan perlengkapan mandi.

Komposisi penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan

dari tahun ke tahun tidak ada perbedaan yang signifikan. Pada bulan Maret

2018 sebagian besar (78,81 persen) penduduk miskin berada di daerah

perdesaan, sementara pada bulan Maret 2017 persentasenya 81,11 persen.

peningkatan ekonomi Sulsel yang membaik menjadi salah faktor

penurunan jumlah penduduk miskin di Sulsel. Penduduk miskin pada Maret

2018 menurun tajam.

Dibandingkan dengan provinsi lain di Sulawesi, Sulsel berada di posisi

kedua penduduk miskin terendah setelah Sulawesi Utara. Secara persentase

jumlah penduduk miskin Sulsel 9,06 persen lebih rendah dibanding penduduk

miskin nasional yang mencapai 9,82 persen.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Semakin tinggi kualitas sumber daya manusia di suatu daerah, semakin

produktif angkatan kerja, dan semakin tinggi peluang melahirkan inovasi yang

menjadi kunci pertumbuhan secara berkelanjutan.

8

Kualitas sumber daya manusia di Sulawesi Selatan yang ditunjukkan

melalui nilai IPM yang relatif meningkat, yaitu pada tahun 2018 sebesar 70.34

walaupun masih sedikit di bawah IPM nasional sebesar 70,81. Peningkatan

IPM dari tahun sebelumnya sebesar 0.58.

Angka IPM itu naik 0,83% dibandingkan dengan posisi tahun

sebelumnya yang masih berada pada angka 69,76, dengan kata lain

mengalami peningkatan 0,58 poin dalam kurun waktu setahun.

Dari 34 provinsi di Indonesia, IPM Sulawesi Selatan berada pada

peringkat 14. Status pembangunan manusia di Sulsel pada tahun 2016 masih

pada level sedang, namun pada tahun 2017 status pembangunan Sulsel sudah

masuk pada kelompok level tinggi. Capaian ini tetap membutuhkan perbaikan

terus menerus untuk menciptakan sumber daya manusia yang lebih baik.

Komponen IPM di antaranya Komponen Umur Harapan Hidup (UHH)

untuk aspek kesehatan, lalu aspek pengetahuan atau pendidikan yang diukur

dengan Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS),

serta dimensi hidup layak yang didekati dengan pengeluaran per kapita yang

disesuaikan dan paritas daya beli.

Secara umum, capaian peningkatan komponen tersebut tercermin dari

angka harapan hidup bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga

69,84 tahun, meningkat 0,02 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.

Kemudian anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah

selama 13,28 tahun, meningkat 0,12 tahun dibandingkan pada 2016.

Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah

menempuh pendidikan selama 7,95 tahun di 2017, meningkat 0,20 tahun

dibandingkan tahun sebelumnya.

Selanjutnya untuk pengeluaran per kapita masyarakat telah mencapai

Rp10,49 juta pada 2017, meningkat Rp208.000 dibandingkan tahun

sebelumnya yang diukur dengan acuan harga konstan 2012.

Kesetaraan Gender

Berdasarkan statistik daerah Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2010 yang dihimpun oleh Bappenas bahwa Indeks Keadilan dan Kesetaraan Gender (IKKG) di Provinsi Sulawesi Selatan masih tergolong rendah. IKKG Provinsi Sulsel berada di peringkat 26 dari 33 provinsi. Artinya, berada di urutan ketujuh terendah secara nasional. Indeks kesetaraan gender terendah terutama terjadi pada bidang “perlindungan kekerasan” yang hanya berada di angka 0.019 atau 1.9% serta masih rendahnya “kesehatan reproduksi” yang masih berada di angka 0.097 atau 9.7%.

9

Indeks Rawan Bencana

Provinsi Sulawesi Selatan merupakan daerah yang memiliki indeks rawan bencana tinggi dan menengah. Berdasarkan data BPBD Sulsel diketahui bahwa terdapat 11 kabupaten/kota dari 24 kabupaten/kota di Sulsel yang masuk kategori rawan bencana.

Beberapa kabupaten yang memiliki indeks rawan bencana tinggi adalah: Kabupaten Bantaeng, Luwu, Gowa, Tana Toraja, Pinrang, Wajo Bone, Soppeng, dan Sinjai. Sedangkan yang memiliki indeks rawan bencana menengah adalah daerah: Luwu Utara, Luwu Timur, Bulukumba, Taros dan Takalar.

10

BAB III

KEGIATAN DAN HASIL KUNJUNGAN KERJA

Pertemuan dan Peninjauan di MIN 2 Makassar

Sesuai dengan agenda, tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VIII DPR RI yang

dipimpin oleh Ketua Komisi VIII, Dr. H.M. Ali Taher, SH, M.Hum, melakukan

pertemuan dan peninjauan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Kota

Makassar yang dihadiri juga oleh Pejabat Kanwil, Kankemenag, beserta jajaran

untuk menyerap aspirasi di bidang lembaga pendidikan keagamaan Islam.

Hadir pada acara tersebut juga dari pejabat Kementerian Agama yang diwakili

oleh Direktur Madrasah, mitra dari Kemensos, BPKH, dan BNPB.

Pada pertemuan tersebut, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Selatan

menyampaikan mengenai data faktual dan aspirasi mengenai pengembangan

program pendidikan Islam yang ada di MIN 2 dan MTsN 2 Kota Makassar

sebagai berikut:

1. Gedung MIN 2, MTsN 2, dan MAN 2 berada di suatu kompleks yang

menyatu yang dulunya bekas lahan asrama haji. Luas tanahnya adalah

6000 meter persegi.

2. Ruang Kelas, baik di MIN 2, maupun MTsN 2 dan MAN 2 sangat terbatas.

Tidak sesuai dengan jumlah siswa. Terkait hal tersebut pihak Kepala

Sekolah menyampaikan aspirasi pengadaan Ruang Kelas Baru (RKB).

11

3. Selain keterbatasan Ruang Kelas juga dibutuhkan sarana ruang seni dan

laboratorium terpadu sebagai sarana penunjang kegiatan siswa.

4. Aspirasi terkait RKB dan laboratorium di atas, langsung ditindaklanjuti oleh

Direktur Madrasah, yang akan dialokasikan pada anggaran tahun 2019 dan

2020.

5. Pada sesi tanya jawab, para guru menyampaikan mengenai permasalahan

guru honorer yang sudah mengabdi selama puluhan tahun dan belum

terakomodir dalam formasi CPNS.

6. Pada saat musim hujan, sekolah kerap dilanda banjir dan pengajaran

dihentikan. Hal ini merupakan kendala rutin setiap tahun yang memerlukan

solusi cepat.

7. Fasilitas lain yang dibutuhkan untuk pengembangan madrasah adalah jalan,

gerbang, dan masjid.

8. Status tanah MIN 2, MTsN 2 dan MAN 2 Kota Makassar masih belum jelas.

Hal ini perlu ditindaklanjuti agar tidak ada masalah di kemudian hari.

9. Komisi VIII DPR RI merekomendasikan pada Kanwil Kemenag Provinsi

Sulses untuk menindaklanjuti permasalahan status tanah dan aspirasi yang

terkait dengan tupoksinya.

Peninjauan ke Kantor BPBD Provinsi Sulawesi Selatan

Setelah melakukan pertemuan dengan pihak MIN 2 dan Kanwil

Kemenag Provinsi Sulawesi Selatan, tim Kunjungan Kerja kemudian melakukan

peninjauan ke kantor BPBD Provinsi Sulsel untuk mengecek ketersediaan

logistik bagi penanganan tanggap darurat kebencanaan.

Dari hasil peninjauan, stok yang tersedia masih kurang memadai untuk

menghadapi musim hujan yang segera datang, di mana sering terjadi banjir dan

longsor. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Komisi VIII DPR RI telah

merekomendasikan pada pihak BNPB yang ikut dengan rombongan kunker

untuk menindaklanjuti masalah penyediaan logistik.

Pertemuan dengan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan dan SKPD

Setelah makan siang, tim Kunker Reses Komisi VIII DPR RI lalu

mengadakan pertemuan dengan Gubernur Provinsi Sulses yang diwakili oleh

Plt. Sekretaris Daerah dan para kepala SKPD yang terkait dengan bidang kerja

Komisi VIII, seperti Kepala BPBD, Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kanwil Kemenag, Badan

Zakat, dan lainnya.

12

Dari pertemuan tersebut diperoleh beberapa informasi dan aspirasi

sebagai berikut:

1. Permasalahan di Bidang Keagamaan

a. Tingkat Kerukunan Umat Beragama di Provinsi Sulsel tergolong baik.

Kejadian-kejadian kecil di bidang kerukunan umat beragama memang

ada namun dengan adanya peran Forum Kerukunan Umat Beragama

(FKUB) konflik tersebut dapat diselesaikan secara damai.

b. Daftar tunggu jemaah haji hingga tahun 2018 mencapai 205.950 orang.

Daftar tunggu di Provinsi Sulsel mencapai 25 hingga 30 tahun.

c. Beberapa Kabupaten di Provinsi Sulsel termasuk ranking 1 hingga 7

secara nasional dari segi panjangnya daftar tunggu haji. Hal tersebut

menunjukkan mengenai sangat besarnya minat dari masyarakat untuk

menunaikan ibadah haji.

d. Pengelolaan Keuangan Haji yang dilakukan oleh BPKH belum dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat, sehingga didesak untuk dilakukan secara

transparan dan dapat memberikan nilai manfaat yang lebih baik.

e. RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan yang sedang mulai dibahas

di DPR RI mendapat masukan dan penolakan untuk beberapa pasal,

khususnya dari masyarakat Kristen tentang pengaturan sekolah minggu.

Perlu ditinjau lagi poin-poin terkait hal tersebut.

f. Pada tahun 2019, terdapat anggaran untuk pembangunan Pusat

Layanan Haji. Provinsi Sulawesi Selatan mendapatkan alokasi untuk

13

satu lokasi di 1 kabupaten. Mengingat Provinsi Sulsel untuk minat haji

sangat tinggi yang dibuktikan oleh tingginya daftar tunggu haji, maka

diusulkan untuk dibangun lebih dari 1 lokasi di Sulsel.

g. Pada beberapa hari yang lalu, di Makassar terdapat demo dari 4 asosiasi

Travel Haji dan Umrah terkait kebijakan biometric sebagai syarat untuk

penerbitan visa dan paspor umrah. Hal ini memberatkan calon Jemaah,

khususnya bagi calon Jemaah yang lokasi tinggalnya sangat jauh dari

pusat kota. Untuk itu diusulkan agar biometric tidak menjadi syarat utk

memproses visa dan paspor umrah, tetapi dilakukan pada saat jemaah

mau berangkat.

2. Permasalahan Sosial

a. Pelaksanaan PKH tahun 2018 dengan penyaluran bantuan sebanyak 4

kali setiap tahun, bagi KPM yang eligible yaitu KPM yang mempunyai

komponen pendidikan kesehatan dan kesejahteraan sosial. Dalam

penyaluran bantuan sosial PKH bagi KPM melalui Himbara seperti BRI,

BNI, dan Mandiri.

b. Dalam proses penyaluran bantuan PKH, pendamping memberikan

edukasi dan mendampingi KPM dalam pengambilan dana bansos PKH

dan pendamping juga memediasi anak KPM PKH yang putus sekolah

agar bersekolah dengan baik di pendidikan formal maupun non formal.

c. Sampai dengan bulan Oktober 2018, berdasarkan hasil final closing

tahap ke-3 Tahun 2018 sejumlah 298.360 KPM yang telah menerima

bantuan PKH dengan realisasi anggaran sebesar Rp.150.395.500.000,-.

d. Jumlah anggaran Dana Dekonsentrasi untuk program PKH sebesar

Rp.3.676.625.000, realisasi sampai Oktober sebesar 57.7%, sedangkan

dana sharing dari APBD Provinsi sebesar Rp.194.750.000,- dengan

realisasi sebesar 93.8%.

e. Jumlah SDM PKH sampai tahun 2018 sebanyak 1.201 orang yang

tersebar di 24 Kab/Kota di Sulawesi Selatan.

f. Masih diperlukan perluasan fungsi rehabilitas sosial di panti-panti

dengan dukungan penambahan anggaran agar pelayanan dapat lebih

maksimal.

3. Permasalahan Bencana

a. Potensi bencana alam di Provinsi Sulawesi Selatan adalah kebakaran

pemukiman, banjir, angin puting beliung, dan longsor.

14

b. Gudang stok logistik tersedia di 24 Kab/Kota yang didistribusikan oleh

BPBD Provinsi Sulsel berdasarkan kebutuhan daerah yang

bersangkutan.

c. Pembagian tugas dalam Klaster Nasional penanggulangan bencana

belum maksimal. BPBD selaku koordinator di tingkat daerah belum

maksimal melaksanakan tugas dan fungsinya.

4. Permasalahan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

a. Saat ini Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sudah

berada di bawah wewenang dinas PPA yang awalnya masih berbentukk

badan.

b. Kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak masih banyak

terjadi di Sulsel. Perlu penanganan dan pencegahan yang lebih massif

agar dapat berkurang.

c. Masih terkendala mengenai pembagian kerja dan struktur yang

ditetapkan aturannya oleh pusat.

Pertemuan dan Peninjauan ke Penerima PKH di Kel. Tamalanrea

Pada tanggal 2 November, tim Kunker Komisi VIII DPR RI melakukan

pertemuan dan pemberian bantuan secara simbolis pada penerima PKH di

Kelurahan Tamalanrea didampingi oleh kepala Dinas Sosial Provinsi Sulsel.

15

Pada pertemuan tersebut, pembicara dari Komisi VIII DPR RI adalah Dr. H.

Deding Ishak dan Drs. Samsu Niang. Keduanya dalam sambutan menekankan

agar bantuan PKH dapat dipergunakan secara baik. Adapun untuk para

pendamping PKH harus bersikap netral pada saat tahun politik, jangan sampai

diintervensi oleh kepentingan pihak-pihak tertentu secara politis.

16

BAB IV

REKOMENDASI

Dari hasil kunjungan kerja Komisi VIII DPR RI ke Provinsi Sulawesi

Selatan, berikut ini rekomendasi yang dapat dijadikan sebagai bahan rapat

dengan para mitra kerja di bidang legislasi, anggaran, dan pengawasan sesuai

dengan permasalahan yang ditemukan di lapangan.

A. Bidang Keagamaan

1. Perlu disampaikan pada saat RDP dengan Dirjen PHU Kementerian

Agama RI terkait:

a. Adanya aspirasi dari Provinsi Sulsel mengenai usulan penambahan

lokasi pembangunan Pusat Layanan Haji yang tidak hanya satu

lokasi di tahun 2019.

b. Pencantuman syarat biometric untuk proses visa dan paspor umrah

yang dirasakan sangat memberatkan calon Jemaah umrah.

2. Perlu disampaikan pada saat RDP dengan Dirjen Pendidikan Islam

Kementerian Agama RI terkait aspirasi dan usulan dari Kepala MIN 2,

MTsN 2, dan MAN 2 Kota Makassar mengenai usulan RKB, pengadaan

sarana laboratorium dan ruang seni, masjid sekolah, dan fasilitas

pendukung lain.

3. Selain itu, masalah status tanah MIN 2, MTsN 2 dan MAN 2 Kota

Makassar masih belum jelas. Hal ini perlu ditindaklanjuti agar tidak ada

masalah di kemudian hari.

4. Perlu disampaikan pada saat RDP dengan BPKH mengenai keluhan dari

masyarakat yang menyampaikan mengenai belum dirasakannya

manfaat nyata dari adanya BPKH.

Bidang Sosial

1. Komisi VIII DPR RI perlu terus mendalami mengenai kebijakan verifikasi

dan validasi atau pendataan masyarakat miskin. Hal ini terkait

ketidaksigapan dan keluhan dari masyarakat Sulsel mengenai masalah

pendataan kemiskinan.

17

2. Perlu disampaikan pada saat Raker atau RDP dengan Kementerian

Sosial terkait pengadaan logistik (buffers stock) yang hendaknya

diadakan sesuai dengan kebutuhan daerah.

Bidang Bencana

1. Perlu disampaikan pada saat Raker dengan Kepala BNPB mengenai

belum maksimalnya peran BPBD sebagai koordinator penanggulangan

bencana di daerah, khususnya di Sulsel.

2. Perlu segera melakukan pengiriman logistik menjelang musim hujan. Hal

ini perlu disampaikan pada saat Raker atau RDP dengan BNPB dan

Kementerian Sosial, sehingga pengiriman logistik tidak terlambat yang

dapat menghambat penanggulangan bencana.

Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

1. Perlu disampaikan ke Menteri PPPA mengenai aspirasi dari Dinas PPPA

Sulsel terkait kejelasan struktur kordinasi antara Pusat dan Daerah, juga

mengenai alokasi anggaran untuk Dinas PPPA Sulsel.