laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

51
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan Mahasiswa sebagai insan akademis selama ini hanya terpaku pada proses pembelajaran teoritis dan bukan praktis. Oleh sebab itulah banyak mahasiswa yang ketika akan memasuki dunia kerja diragukan kemampuannya, walaupun dari segi nilai tidak sedikit mahasiswa yang mempunyai predikat cumlaude. Agar tidak terpaku pada proses pembelajaran yang teoritis ini diperlukan suatu metode yang diharapkan akan membawa perubahan pada para mahasiswa. Perubahan tersebut harus dapat memberikan dampak yang terbaik tentunya. Sebagai salah satu contoh tersebut adalah diberlakukannya Kuliah Kerja Lapangan. Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya memiliki program kuliah kerja lapangan (KKL) yang memiliki bobot empat (4) SKS yang digunakan untuk memenuhi standar kelulusan sebagai salah satu mata kuliah wajib pada 1

Upload: ditiya-duparia-mona-timur

Post on 12-Aug-2015

262 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

bidang pertahanan

TRANSCRIPT

Page 1: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kegiatan

Mahasiswa sebagai insan akademis selama ini hanya terpaku pada proses

pembelajaran teoritis dan bukan praktis. Oleh sebab itulah banyak mahasiswa

yang ketika akan memasuki dunia kerja diragukan kemampuannya, walaupun dari

segi nilai tidak sedikit mahasiswa yang mempunyai predikat cumlaude. Agar tidak

terpaku pada proses pembelajaran yang teoritis ini diperlukan suatu metode yang

diharapkan akan membawa perubahan pada para mahasiswa. Perubahan tersebut

harus dapat memberikan dampak yang terbaik tentunya. Sebagai salah satu contoh

tersebut adalah diberlakukannya Kuliah Kerja Lapangan.

Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya memiliki program kuliah kerja

lapangan (KKL) yang memiliki bobot empat (4) SKS yang digunakan untuk

memenuhi standar kelulusan sebagai salah satu mata kuliah wajib pada saat

mahasiswa sudah mencapai 130 SKS. Pada saat ini, penulis membuat laporan

hasil kerja selama KKL di Kementerian Pertahanan RI Direktorat Jenderal

Strategi Pertahanan (STRAHAN) sejak tanggal 9 Juli 2012 sampai 30 Juli 2012.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka alasan dalam pemilihan tempat KKL di

Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan (STRAHAN) dikarenakan membahas

tentang permasalahan internasional yang menyangkut adanya Ancaman terhadap

Pertahanan Negara Indonesia, mengingat bahwa sampai saat ini masih banyak

1

Page 2: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

pihak atau kalangan di tingkat bawah sampai dengan tingkat atas belum

memahami secara benar tentang peran TNI dimana sebagai alat komponen utama

pertahanan Negara, Kegiatan KKL ini juga dilatarbelakangi dari program

kekhususan yang penulis ambil yaitu “Studi Hukum dan Masalah-Masalah

Transnasional, serta dalam rangka pengumpulan data-data atau bahan-bahan untuk

penyusunan skripsi penulis.

1.2. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan KKL ini adalah untuk mencari ilmu pengetahuan

yang baru, mencari pengalaman nyata di dunia kerja, mengimprovisasi diri

mahasiswa, dan mengobservasi kinerja Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan

(STRAHAN) Direktorat Hukum Strategi Pertahanan, Kementerian Pertahanan RI

dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta standarisasi teknis, pemberian

bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perundang-undangan pertahanan negara,

kajian pertahanan, hukum internasional, dan informasi hukum.

Target yang diharapkan tercapai dari kegiatan ini adalah mendapatkan

sesuatu hal-hal yang baru sehingga dapat memperbaiki kelemahan diri mahasiswa

dan membuat diri mahasiswa menjadi individu yang lebih baik dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara.

Selain itu juga, pelaksanaan kegiatan ini juga dapat bermanfaat bagi

mahasiswa. Secara teoritis, pelaksanaan kegiatan di Direktorat Jenderal Strategi

Pertahanan (STRAHAN) Direktorat Hukum Strategi Pertahanan, Kementerian

2

Page 3: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

Pertahanan RI dapat dijadikan sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan

pengalaman kerja, sarana untuk meningkatkan kualitas diri mahasiswa, dan sarana

untuk mendapatkan informasi-informasi permasalahan penegakan Pertahanan

negara baik ditingkat Nasional maupun tingkat Internasional yang actual. Secara

Praktis, selain mendapatkan pengalaman kerja nyata, mahasiswa juga dapat

mendapatkan bahan-bahan untuk tulisan-tulisan penelitian atau skripsi yang

sedang dilaksanakan. Secara akademis, kegiatan ini bertujuan untuk memenuhi

syarat penilaian Kuliah Kerja Lapangan.

1.3. Manfaat Kegiatan

Adapun manfaat dari pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini, antara

lain:

Memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi peserta dalam hal

permasalahan penegakan Pertahanan negara baik ditingkat Nasional

maupun tingkat Internasional di Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan

(STRAHAN) Direktorat Hukum Strategi Pertahanan, Kementerian

Pertahanan RI.

Mengetahui struktur organisasi Kementerian Pertahanan RI.

Memiliki wacana dunia kerja saat ini.

Memenuhi syarat Kuliah Kerja Lapangan.

3

Page 4: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

1.4. Rumusan Kegiatan

Selama pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL), kami mendapatkan

pengalaman kerja serta kesempatan untuk mencari informasi yang dapat kami

jadikan tema ataupun referensi dalam penyusuanan laporan KKL individu

maupun kelompok.

Berdasarkan ketentuan dari Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya kami

dibekali Kartu Kuliah Kerja lapangan yang dapat digunakan untuk mencatat

kegiatan selama Kuliah Kerja Lapangan.

Kuliah Kerja Lapangan di Kementerian Pertahanan Republik Indonesia,

Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan memiliki jadwal program Kuliah Kerja

Lapangan yang ditentukan oleh instansi tersebut, sebagai berikut:

Tanggal 9 Juli 2012, Audience dengan Direktur Kumstrahan.

Tanggal 10-11 Juli 2012, Mempelajari dan membahas Proses

merancang Treaty Produk pertahanan.

Tanggal 12-13 Juli 2012, berada di Subdit Infokum yang

membahas dan membuat abstrak tulisan hukum guna pelaksanaan

dokumentasi subdit infokum.

Tanggal 16-17 Juli 2012, berada di Subdit Telaah Hukum yang

membuat dan membahas isu kajian hukum mengenai ancaman

regulasi seperti permasalahan pemekaran wilayah dan Eksistensi

Perusahaan Multinasional di Indonesia.

4

Page 5: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

Tanggal 18-19 Juli 2012, berada di Subdit jabatan Fungsional yang

membahas isu Kontroversi RUU KAMNAS.

Tanggal 20-30 Juli 2012, kembali ke subdit Kumint yang

membahas berbagai Isu terkait permasalahan Hukum Internasional

5

Page 6: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

1.5. Gambaran Umum dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia

SEJARAH KEMENTERIAN PERTAHANAN

Gambar 1. Gedung Kementerian Pertahanan RI

Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 roda pemerintahan

segera bergerak, antara lain dengan pemindahan kekeuasaan yang di

selenggarakan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Oleh karena itu panitia

Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI, segera menyusun kabinet pertama yaitu

tipe Presidensial dan hasilnya diumumkan pada 19 Agustus 1945. Kabinet

inimemiliki 15 Kementerian serta 5 Kementerian Negara, namun salah satu

jabatan Menteri Negara lalu di tiadakan karena menteri yang bersangkutan yaitu

AA Maramis diangkat menjadi Menteri Keuangan.

6

Page 7: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

Pada kabinet pertama tersebut belum memiliki Menteri Pertahanan, dan 

fungsi Kementerian Pertahanan Negara ada di dalam Kementerian Keamanan

Rakyat, yang dipimpin oleh Menteri Keamana Rakyat, yakni

mantan Sodancho Suprijadi. Sebagaimana diketahui bahwa Suprijadi tidak pernah

menduduki posisi sebagai Menhan dan selanjutnya posisi Menhan digantikan oleh

Sulyadikusumo sebagai Menteri ad interim pada 20 Oktober 1945.

Pada masa kabinet Sjahrir ke-1 yaitu periode 14 November 1945-12

Maret  1946 fungsi pertahanan negara juga masih berada di bawah wewenang

Menteri Keamanan Rakyat, yang     dijabat oleh Mr. Amir Sjarifuddin. Namun

pada kabinet Sjahrir ke-2 periode 12 Maret - 2 Oktober 1946, dibentuk

Kementerian Pertahanan yang dijabat oleh Mr. Amir Sjarifuddin.

Di dalam kabinet ini fungsi pertahanan keamanan mulai ditekankan.Dalam

Perjalanannya, jabatan Menteri Pertahanan sering dijabat rangkap oleh satu orang,

seperti PM Amir Sjarifuddin pada kabinetnya (3 Juli – 11 November 1947), yang

menunjukan betapa pentingnya fungsi pertahanan negara dalam menghadapi 

beragam konflik yang terjadi pada saat itu.

Pada periode Kabinet Hatta ke-1 periode 29 Januari 1948 – 4 Agustus

1949, saat Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI dalam keadaan

darurat akibat tekanan tentara Belanda, Wapres Drs. Moh. Hatta merangkap

sebagai Menteri Pertahanan ad interim. Namun pada 15 Juli 1949 jabatan Menhan

dipegang oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Sri Sultan juga menjabat

Menhan pada masa Kabinet Hatta ke-2 dan Kabinet Republik Indonesia Serikat

7

Page 8: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

hingga 6 September 1950, dan kemudian menjabat lagi pada beberapa kabinet

berikutnya hingga  mundur atas permintaan sendiri pada 2 Juni 1953. Pada

kabinet Pembangunan I di Era Orde Baru, mulai 6 Juni 1968 jabatan Menteri

Pertahanan Keamanan dirangkap Persiden RI Jenderal TNI Soeharto.

Baru kemudian pada kabinet  Pembangunan II periode 28 Maret 1973 – 29

Maret 1978, jabatan Menteri Pertahanan dan Keamanan diemban oleh satu orang,

yakni oleh Jenderal TNI Maraden Panggabean. Selanjutnya pada Kabinet

Pembangunan III periode 28 Maret 1978 – 19 Maret 1983, Menteri Pertahanan

Keamanan merangkap Panglima ABRI diserahkan kepada Jenderal TNI M. Jusuf,

dan pada periode ini lahir UU Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-

ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara RI.

Pada kabinet berikutnya, periode 19 Maret 1983 – 23 Maret 1988 jabatan

Menteri Pertahanan Keamanan RI di pegang oleh Jenderal TNI (Purn) Poniman.

Seterusnya, Menhankam dijabat oleh Jenderal TNI (purn) LB Moerdani mulai

tahun 1988 - 1993. Kemudian tahun1993 - 1998 Presiden Suharto mempercayai

Jenderal TNI (purn) Edi Sudrajat sebagai Menteri Pertahanan Keamanan.

Menjelang detik-detik Reformasi, dimana selanjutnya Presiden RI

Soeharto mengundurkan diri, Jenderal TNI Wiranto memegang jabatan sebagai

Menteri Pertahanan Keamanan RI 14 Maret 1998 - 21 Mei 1998. Saat itu terjadi

pergantian Presiden RI dari Presiden Soeharto kepada Wakil Presiden RI, B.J.

Habibie. Kemudian, pada masa kabinet pertama Era Refromasi 22 Mei 1998 - 29

8

Page 9: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

Oktober 1999 Jenderal TNI Wiranto tetap dipercaya untuk menduduki jabatan

sebagai Menteri Pertahanan Keamanan.

Dalam perjalanannya, dimasa pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid

yang akrab dipanggil Gus Dur, pada 1 Juli 2000 Kepolisian Negara Republik

Indonesia resmi lepas dari Departermen Hankam, dan TNI menjadi lembaga

otonom yang bertangung jawab langsung kepada Presiden RI. Pada era Kabinet

yang dipimpin Gus Dur, pada 1 Juli 2000 Kepolisian Negara Republik Indonesia

resmi dilepas dari Depertermen Hankam dan TNI menjadi lembaga otonom yang

bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI. Pada era Kabinet yang di

pimpim oleh Gus Dur, Jabatan Menteri Pertahanan kembali dipegang oleh

kalangan sipil,berasal dari kalangan akademisi, yaitu Prof. Dr. Juwono Sudarsono

periode 1999-2000, dan  periode 26 Agustus 2000 - 14 Agustus 2001 dijabat

oleh Prof. Dr. Mahfud M.D. Pada era kepemimpinan Megawati Soekarno Putri

mulai 14 Agustus 2001 - 25 Oktober 2004 jabatan Menteri Pertahanan

dipercayakan kepada H. Matori Abdul Djalil.

Pada masa Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I mulai 29 Oktober 2004 - 26

Oktober 2009    di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,

Prof. Dr. Juwono Sudarsono ditempatkan kembali sebagai Menteri Pertahanan RI.

Sejumlah Rancangan Undang-undang (RUU) yang berkaitan dengan masalah

“pertahanan” disusun dan di ajukan ke DPR untuk disahkan menjadi UU, antara

lain RUU Komponen Cadangan, RUU Keamanan Nasional, RUU Rahasia

Negara, RUU Peradilan Milter dan RUU Veteran.

9

Page 10: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

Selanjutnya pada Kabinet Indonesia Bersatu Ke II periode 2009 –

2014 yang kembali berada di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono, jabatan Menhan dipercayakan kepada Prof. Dr. Ir. Purnomo

Yusgiantoro, MA, Msc yang dalam Kabinet Indonesia Bersatu I menjabat sebagai

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral / ESDM dan Letnan Jenderal TNI

Sjafrie Sjamsoeddin, MBA sebagai Wakil Menteri. Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 39 Tahun 2008 tanggal 6 November 2008 tentang Kementerian

Negara, nama Departemen Pertahanan RI pun berubah menjadi Kementerian

Pertahanan Republik Indonesia.

Langkah-langkah dan sasaran kebijakan Kementerian Pertahanan sangat

beragam, sangat tergantung situasi dan kondisi serta Pimpinan Negara saat itu dan

siapa yang dipercaya sebagai Menteri Pertahanan. Yang pasti, Kemhan RI, sejak

era Proklamasi, masa Orde Lama, Orde Baru hingga di Era Reformasi, sekarang

dan ke depan Kemhan senantiasa tetap pada posisi yang sangat strategis dan

berperan penting dalam menjaga keamanan Negara dan keselamatan bangsa, serta

kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.

10

Page 11: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI

Kementerian Pertahanan selanjutnya disebut Kemhan, adalah unsur

pelaksana pemerintah dipimpin oleh Menteri Pertahanan yang selanjutnya disebut

Menhan yang berkedudukan berada di bawah dan bertanggungjawab kepada

Presiden.

Kementerian pertahanan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di

bidang pertahanan dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam

menyelenggarakan pemerintahan negara

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 3,

Kemhan menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang

pertahanan;

b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara menjadi tanggungjawab

Kementerian Pertahanan;

c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian

Pertahanan, dan;

d. pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.        

Kementerian Pertahanan terdiri dari :

Sekretariat Jenderal

Staf Ahli Menteri

Inspektorat Jenderal

Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan

11

Page 12: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

Direktorat Jenderal Perencanaan Pertahanan

Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan

Direktorat Jenderal Kekuatan Pertahanan

Badan Sarana Pertahanan

Badan Penelitian dan Pengembangan

Badan Pendidikan dan Pelatihan

Pusat data dan informasi

Pusat Keuangan

Pusat Komunikasi Publik

Pusat Rehabilitasi Cacat

VISI

Kementerian Pertahanan Republik Indonesia mempunyai visi yaitu:

"Terwujudnya Pertahanan Negara yang Tangguh".

MISI

Guna mewujudkan visi tersebut, Kementerian Pertahanan RI melaksanakan misi

yaitu:

"Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan Wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia  serta Keselamatan Bangsa".

12

Page 13: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

GRAND STRATEGY

 Dalam rangka mengimplementasi misi tersebut Kemhan RI merumuskan Grand

Strategy yaitu :

1. Memberdayakan Wilayah Pertahanan dalam Menghadapi Ancaman.

2. Menerapkan Menajemen Pertahanan yang Terintegrasi.

3. Meningkatkan Kualitas Personel Kementerian Pertahanan/TNI.

4. Mewujudkan Teknologi Pertahanan yang Mutakhir.

5. Menetapkan Kemanunggalan TNI - Rakyat dalam Bela Negara.

13

Page 14: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

PENJELASAN TENTANG LOGO KEMENTRIAN PERTAHANAN

Gambar 2. Logo Kementerian Pertahanan RI

1. Pengertian

Logo yang dimaksud dalam surat keputusan ini adalah huruf / lambang

yang mengandung makna tersendiri atas suku kata atau lebih sebagai

lambang dan merupakan suatu tanda kebanggaan yang menyatakan

Organisasi, Peran, Fungsi dan Tugas di lingkungan Kementrian

Pertahanan.

2. Bentuk, Tata Warna dan Ukuran

Bentuk Logo Departemen Pertahanan berbentuk Bulat dengan tata warna

gambar merupkan kombinasi dari enam warna terdiri atas : Merah, Putih,

Biru Tua, Kuning, hitam dan Hijau dengan ukuran besar lingkaran 7 cm.

Arti / Makna

a. Bentuk bulat dan berwarna biru tua serta didalamnya terdapat

14

Page 15: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

untaian tambang melingkar, gambar Garuda Pancasila, Bendera

Merah Putih, Peta Indonesia, Bintang, Jangkar dan Burung Garuda

melambangkan Bangsa Indonesia yang memproklamirkan

Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 bertekad bulat untuk

membela, mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan serta

kedaulatan negara dan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945, karena aspek pertahanan merupakan faktor

yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup

bernegara.

b. Untaian tambang melingkar mengandung arti bahwa dengan

keutuhan dan jiwa korsa yang kuat dapat terpelihara dan terjaga

dengan sebaik-baiknya oleh suatu Angkatan Perang yang kokoh,

utuh dan jaya.

c. Garuda Pancasila Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia.

d. Bendera Merah Putih adalah Bendera Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

e. Peta Indonesia melambangkan wilayah kedaulatan Negaa Kesatuan

Republik Indonesia yang harus dipertahankan keutuhannya.

f. Bintang bersudut lima melambangkan Ketentaraan Indonesia

Angkatan Darat/TNI AD, dalam filsafat ketimuran melukiskan

"Kesejatian" serta senantiasa menjunjung cita-cita tinggi ialah

15

Page 16: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

Keluhuran Nusa dan Bangsa serta keprajuritan yang sejati dalam

semboyan "Kartika Eka Paksi".

g. Jangkar bagi TNI AL melambangkan kekuatan, ketepatan,

keamanan dan pengharapan dengan menjaga Lautan Indonesia.

TNI AL menjamin kemakmuran dan kesejahteraan dengan

semboyan "Jales Veva Jaya Mahe" berarti "Justru dilautan kita

menang".

h. Burung Garuda melukiskan TNI AU dengan sayap Terbentang

menggambarkan bahwa TNI AU senantiasa waspada dan siap sedia

mempertahankan Dirgantara Indonesia dengan semboyan "Swa

Bhuwana Paksa" yang berarti "Sayap Tanah Air".

Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kemhan RI

SEJARAH

Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kementrian Pertahanan

merupakan salah satu unit organisasi yang dibentuk untuk merespon

perkembangan lingkungan strategis global, regional maupun nasional yaitu

dengan diterbitkan Keputusan Menteri Pertahanan Nomor: Kep/19/M12/2000

tanggal 29 Desember 2000 tentang susunan organisasi dan Tata Kerja Departemen

Pertahanan dengan tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan

standardisasi teknis di bidang penyelenggaraan strategi pertahanan. Sebagai

Dirjen Strahan yang pertama adalah Mayjen TNI Sudrajat, M.P.A.

16

Page 17: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

Dalam perkembangannya pada tahun 2005 Ditjen Strahan mengalami

reorganisasi, berdasarkan Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 01 Tahun 2005.

Dirjen Strahan dalam menjalankan tugas dan fungsinya dibantu oleh Sesditjen

Strahan, Dirkersin, Dirjakstra, Diranlingstra, Dirwilhan, dan kelompok jabatan

fungsional. Sebagai Dirjen Strahan kedua adalah Mayjen TNI Dadi Susanto dan

Mayjen TNI Syarifudin Tipe adalah Dirjen Strahan ketiga.

Pada tahun 2010 sesuai dengan tuntutan organisasi melalui Permenhan

Nomor 16 Tahun 2010 terjadi reorganisasi secara menyeluruh. Ditjen Strahan

yang semula dalam menjalankan tugas dan fungsinya dibantu oleh Sesditjen

Strahan, Dirkersin, Dirjakstra, Diranlingstra, Dirwilhan dan kelompok jabatan

fungsional. Ditambah dua direktur yaitu Direktur Pengerahan dan Direktur

Hukum Strahan. Sebagai Dirjen Strahan keempat adalah Mayjen TNI Puguh

Santoso, ST, Msc.

Tugas dan Fungsi

1. Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan selanjutnya disebut Ditjen Strahan

adalah unsur pelaksana tugas dan fungsi pertahanan yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Menteri.

2. Ditjen Strahan dipimpin oleh Direktur Jenderal Strategi Pertahanan disebut

Dirjen Strahan.   Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan mempunyai tugas

merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang

penyelenggaraan strategi pertahanan negara.

Dalam melaksanakan tugasnya, Ditjen Strahan menyelenggarakan fungsi:

17

Page 18: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

a. Perumusan kebijakan Kementrian di bidang strategi pertahanan negara;

b. Pelaksanaan kebijakan Kementrian di bidang penyelenggaraan strategi

pertahanan negara meliputi perumusan kebijakan strategis, pengerahan

komponen pertahanan, analisa strategis, kerjasama internasional, wilayah

pertahanan, dan hukum strategi pertahanan;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

penyelenggaraan strategi pertahanan negara;

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penyelenggaraan

strategi pertahanan negara; dan

e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan.

Ditjen Strahan terdiri dari:

a. Sekretariat

b. Direktorat Kebijakan Strategi

c. Direktorat Pengerahan

d. Direktorat Analisa Strategi

e. Direktorat Kerjasama Internasional

f. Direktorat Wilayah Pertahanan

g. Direktorat Hukum Strategi Pertahanan

18

Page 19: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

Gambar 3. Struktur Organisasi Pimpinan Dirjen Strategi Pertahanan Kemhan RI

19

Page 20: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

Gambar 4. Struktur Organisasi DitKum Strahan Kemhan RI

1.6. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan

Selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Lapngan ini penulis

melaksanakan praktek kuliah di  Direktorat Hukum Strategi Pertahanan

selanjutnya disebut Direktorat Kumstrahan yang merupakan unsur pelaksana

tugas dan fungsi Direkturat Jenderal Strategi Pertahanan dipimpin oleh Direktur

Hukum Strategi Pertahanan disebut Dir Kumstrahan mempunyai tugas

merumuskan dan melaksanakan kebijakan serta standarisasi teknis, pemberian

20

Page 21: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perundang-undangan pertahanan negara,

kajian pertahanan, hukum internasional, dan informasi hukum.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Kumstrahan menyelenggarakan

fungsi :

a. perumusan kebijakan di bidang Perundang-Undangan;

b. perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang

perundang-undangan, kajian pertahanan, hukum internasional, dan

informasi hukum;

c. pelaksanaan dan evaluasi kebijakan strategi pertahanan di bidang

perundangundangan, kajian pertahanan, hukum internasional dan

informasi hukum;

d. pemberian bimbingan, supervisi dan perijinan di bidang Perundang-

undangan, kajian pertahanan, hukum internasional dan informasi hukum;

dan

e. pelaksanaan administrasi dan kerumahtanggaan Direktorat.

21

Page 22: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

BAB II

Temuan dan analisis

2.1. Optimalisasi Peran TNI dalam Memantapkan Sistem Pertahanan

Republik Indonesia

Kementerian Pertahanan merupakan pelaksana fungsi pemerintah di

bidang pertahanan. Pertahanan Militer adalah pertahanan yang bertumpu pada

Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen utama pertahanan negara.1

Tujuan penyelenggaraan pertahanan negara pada hakekatnya adalah untuk

menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.

Kebijakan Nasional di Bidang Pertahanan yang tertuang dalam Perpres Nomor 5

Tahun 2010 tentang RPJMN 2010 2014, menyatakan bahwa sasaran

pembangunan bidang pertahanan dan keamanan diarahkan untuk terwujudnya

peningkatan kemampuan pertahanan negara dan kondisi keamanan dalam negeri

yang kondusif, sehingga aktivitas masyarakat dan dunia usaha dapat berlangsung

secara aman dan nyaman. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka strategi yang

diterapkan adalah pencapaian Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential

Force/MEF), pemberdayaan industri pertahanan nasional, pencegahan gangguan

keamanan dan pelanggaran hukum di laut, peningkatan rasa aman dan ketertiban

masyarakat, modernisasi deteksi dini keamanan nasional dan peningkatan kualitas

kebijakan keamanan nasional.

1 Lihat Permenhan No 16 Tahun 2010 pasal 1.

22

Page 23: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun

2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI), tugas pokok TNI adalah

menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia

dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

SEJARAH LAHIRNYA TNI

Pertimbangan dan pemanfaatan aspek Teritorial dalam berbagai penugasan

bukanlah barang baru bagi TNI, bukan rekayasa atau buatan TNI yang sekedar

untuk menambah perannya dalam kancah kehidupan berbangsa dan

bernegara.   Terbentuknya laskar rakyat di setiap wilayah karena rakyat memiliki

jiwa dan semangat rela berkorban dan pantang menyerah untuk membebaskan dan

mempertahankan wilayahnya dari kaum penjajah yang waktu itu memiliki

persenjataan jauh lebih kuat. Dalam melaksanakan perlawanan terhadap musuh,

laskar rakyat memanfaatkan wilayahnya seperti kondisi medan yang

menguntungkan untuk pertempuran, jumlah penduduk sebagai pengganda

kekuatan dan daya juang penduduk untuk mempertahankan perlawanannya.  

Perjuangan para laskar rakyat tersebut dilakukan bersama-sama dengan segenap

rakyat hingga tercapainya kemerdekaan Indonesia.

Pada awal berdirinya negara Indonesia, sama sekali tidak mempunyai

kesatuan tentara.    Setelah perlengkapan negara  selesai di bentuk,  maka KNIP

membantu tugas-tugas kenegaraan yang dijalankan oleh Presiden dan kabinetnya. 

23

Page 24: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dibentuk dalam sidang PPKI

tanggal 22 Agustus 1945 dan diumumkan oleh Presiden pada tanggal 23 Agustus

1945 bukanlah tentara sebagai suatu organisasi kemiliteran yang resmi.   Mereka

berasal dari laskar-laskar pejuang yang menyatu dengan rakyat dan memiliki

loyalitas yang tinggi terhadap Indonesia meskipun mereka berasal dari berbagai

etnik, sosial budaya, agama dan ideologi yang berbeda.  

BKR baik di pusat maupun di daerah berada di bawah wewenang KNIP

dan KNI Daerah dan tidak berada di bawah perintah presiden seperti saat ini

presiden sebagai panglima tertinggi angkatan perang.  BKR juga tidak berada di

bawah koordinasi Menteri Pertahanan. BKR hanya disiapkan untuk memelihara

keamanan setempat dengan mendayagunakan kemampuan kewilayahan untuk

menghadapi Sekutu.

Kemudian Presiden dan jajarannya setelah melalui suatu pertimbangan

strategi politik yang matang, dilaksanakan Dekrit Presiden tanggal 5 Oktober

1945, BKR diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan pada tanggal 7

Januari 1946 TKR berganti nama menjadi Tentara Keselamatan Rakyat.  

Kemudian pada 24 Januari 1946, dirubah lagi menjadi Tentara Republik

Indonesia.

Karena masih terdapat putra-putra terbaik bangsa yang tergabung dalam

barisan-barisan bersenjata lainnya selain Tentara Republik Indonesia, maka pada

tanggal 5 Mei 1947 Presiden mengeluarkan keputusan untuk mempersatukan

Tentara Republik Indonesia dengan barisan-barisan bersenjata tersebut menjadi

24

Page 25: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang dilaksanakan peresmiannya pada tanggal

3 Juni 1947.

Fakta sejarah yang diuraikan di atas menggambarkan bahwa fungsi

teritorial telah ada sebelum TNI lahir dan menjadi kekuatan yang diandalkan

untuk memenangkan pertempuran.   Pendayagunaan unsur-unsur geografi,

demografi dan kondisi sosial  terbukti dapat merebut kemerdekaan Indonesia.

SEJARAH PERJUANGAN TNI

Dalam perjalanan sejarah panjang perjuangan bangsa, TNI tidak sekalipun

TNI berjuang sendiri tetapi selalu bersama-sama dengan rakyat dalam satu

kekuatan yang utuh dan bersifat kewilayahan.    Hal ini dapat dilihat dalam

perjalanan sejarah perjuangannya dalam mempertahankan kemerdekaan yang baru

saja diproklamasikan sudah harus menghadapi berbagai serangan Sekutu/Belanda

yang berusaha menjajah kembali Indonesia.  

Kedatangan kembali Sekutu/Belanda mendapat perlawanan kekuatan TNI

bersama rakyat, seperti pertempuran di Semarang (1945), Ambarawa (1945),

Surabaya (1945), Bandung Lautan Api (1946), Medan Area (1947), Palembang

(1947), Margarana (1946), Menado (1946), Sanga-Sanga (1947), Agresi Militer

Belanda I (1947), Agresi Militer Belanda II (1948), dan Serangan Umum 1 Maret

1949 sehingga bangsa Indonesia mampu mempertahankan pengakuan atas

kemerdekaan dan kedaulatan pada tanggal 27 Desember 1949. Perjuangan ini

25

Page 26: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

berhasil berkat adanya hubungan yang erat TNI-Rakyat atau dengan istilah

kemanunggalan TNI-Rakyat. 

Walaupun pada saat menghadapi agresi militer Belanda Il, Pemerintah RI

yang saat itu berpusat di Yogyakarta telah menyerah, namun Panglima Besar

Jenderal Sudirman tetap melanjutkan perjuangannya yang bersifat semesta

bercirikan kerakyatan, kesemestaan, dan kewilayahan, melalui bergerilya karena

berpegang teguh pada prinsip kepentingan negara dan bangsa.

Demikian juga pada saat TNI menghadapi permasalahan dalam negeri

seperti penumpasan terhadap PKI di Madiun 1948 dan G-30-S/PKI 1965,

terhadap pemberontakan DI/Til di Jawa Barat, Aceh, Sulawesi Selatan, terhadap

PRRI di Sumatra Barat, Permesta di Menado, Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan,

PGRS/Paraku di Kalimantan Barat, RMS di Ambon, GPLHT di Aceh, Dewan

Ganda di Sumatra Selatan, dan OPM di Irian.  Keberhasilan dalam melaksanakan

perjuangan ini karena dilaksanakan bersama-sama dengan rakyat dan

mendayagunakan kemampuan kewilayahan menjadi kekuatan yang utuh untuk

menyelamatkan kehidupan berbangsa dan bernegara serta berpegang teguh pada

prinsip demi kepentingan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hubungan yang erat antara TNI dengan rakyat dan peningkatan

kemampuan wilayah untuk mendukung berbagai tugas dalam menegakkan

kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Kesatuan Republik

Indonesia tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah

26

Page 27: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara,

dilaksanakan melalui fungsi Teritorial TNI, sedangkan TNIAD melalui

Pembinaan Teritorial (Binter), TNIAL melalui Pembinaan Potensi Kemaritiman

(Binpotmar) dan TNIAU melalui Pembinaan Potensi Kedirgantaraan

(Binpotdirga).

OPTIMALISASI PERAN TNI

Sesain Peran TNI selalu mendasari atas amanah dalam peraturan

perundangan-undangan dan doktrin-doktrin, sebagai arah pelaksanaan Peran TNI

secara proporsional dan profesional. Pada dasarnya Peran TNI akan selalu

bersumber pada latar belakang sejarah dan nilai-nilai budaya yang mengkristal

menjadi falsafah atau dasar dan ideologi Pancasila serta konstitusi UUD 1945.

Mengacu pada landasan tersebut, pada prinsipnya TNI akan selalu

berkiprah dalam mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara,

yakni kedaulatan  negara yang harus tetap tegak, keutuhan wilayah NKRI yang

harus tetap terjaga serta keselamatan bangsa dan segenap tumpah darah

Indonesia yang harus tetap terjamin. Sehingga konsep untuk mempertahankannya

dengan mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi dan kekuatan nasional

yang bersifat semesta, berdasarkan kesadaran akan hak dan kewajiban setiap

warga negara2 serta keyakinan pada kekuatan sendiri dalam upaya bela negara.

Wujud implementasi peran TNI secara nyata telah ditunjukkan dengan

keberhasilan dalam melaksanakan berbagai langkah-langkah reformasi internal

2 Lihat pasal 27 UUD 1945

27

Page 28: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

TNI yang telah diaktualisasikan terus menerus sesuai dinamikan perkembangan

reformasi nasional, dengan mengedepankan cara pandang bahwa (1) apapun yang

dilakukan TNI senantiasa dalam rangka pemberdayaan institusi fungsional, (2)

TNI merupakan bagian dari sistem nasional, (3) apapun yang dilakukan TNI

senantiasa dilakukan bersama komponen bangsa lainnya, TNI tidak berpretensi

untuk dapat menyelesaikan semua permasalahan bangsa, (4) segenap peran dan

tugas TNI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dilakukan atas kebijakan

dan keputusan politik.

Berangkat dari cara pandang tersebut, maka TNI dalam menjalankan tugas

OMSP (Opersai Militer Selain Perang) melakukan antara lain memberdayakan

wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan

sistem pertahanan semesta, membantu tugas pemerintah         di daerah,

membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian

bantuan kemanusiaan, serta membantu pencarian dan pertolongan dalam

kecelakaan (search and rescue)3. Penjabaran tugas tersebut menggambarkan

adanya kewajiban TNI  membantu pemerintah dalam hal keikut sertaan

membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.

TNI menyadari bahwa kemajuan pembangunan yang dialami oleh bangsa

Indonesia telah menempatkan bangsa Indonesia dalam keadaan yang lebih baik,

dalam mencegah dan mengeliminasi permasalahan Nasional serta mewujudkan

kehidupan berbangsa dan bernegara dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat,

melalui berbagai kebijakan pemerintah dalam membuat program dan kegiatan

3 Lihat Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, Pasal 7 (2) b.

28

Page 29: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

pembangunan yang dilakukan secara konsisten, terpadu dan bersifat lintas sektoral

dengan mempertimbangkan kesesuaian tata ruang wilayah, sistem hukum dan

kelembagaan yang handal, serta koordinasi dan kerja sama yang solid antara

Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dengan satuan

kerja perangkat Daerah.  

Namun demikian, untuk mendapatkan hasil pembangunan yang lebih

optimal, maka masih diperlukan upaya sinergitas oleh seluruh unsur Pemerintah

termasuk didalamnya TNI  pada tataran pelaksanaan program pembangunan,

khususnya yang  menyentuh masyarakat pada daerah terisolir khususnya daerah

rawan, pulau terdepan dan pada daerah perbatasan darat antar negara yang

merupakan beranda terdepan NKRI.   

Keinginan optimalnya hasil program pembangunan, sejalan dengan adanya

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2010 tentang Percepatan

Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional, khususnya percepatan program

Reformasi birokrasi dan tata kelola, pendidikan, kesehatan, penanggulangan

kemiskinan, ketahanan pangan, infrastruktur, iklim investasi dan iklim usaha,

energi, lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, daerah tertinggal, terdepan,

terluar dan pascakonflik, kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi, dan

prioritas lainnya di bidang politik, hukum, keamanan, perekonomian serta

kesejahteraan rakyat.

Berangkat dari Instruksi Presiden tersebut, TNI sebagai salah satu 

komponen bangsa yang memiliki jatidiri sebagai Tentara Rakyat, Tentara

29

Page 30: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

Pejuang, Tentara Nasional dan Tentara Profesional dapat berperan sebagai perekat

persatuan dan kesatuan bangsa.  Dimasa damai TNI tidak saja sebagai kekuatan

pertahanan yang dipersiapkan untuk menghadapi ancaman militer yang

membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap

bangsa Indonesia, tetapi juga sebagai kekuatan untuk membantu pemerintah

didalam proses pembangunan nasional yang pada akhirnya dapat menumbuhkan

kepekaan masyarakat terhadap berbagai kepentingan pertahanan dan keamanan.

Oleh karena itu, dalam rangka memberikan konstribusi yang optimal

kepada bangsa dan negara, maka kekuatan, kemampuan serta fasilitas yang

dimiliki TNI perlu didayagunakan melalui “Optimalisasi Peran TNI” yang

implementasinya diwujudkan dalam bentuk kerja sama dengan

Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Kem/LPNK) terkait dalam

rangka membantu kelancaran pembangunan nasional dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara.

Keterkaitan peran TNI dengan program pembangunan dalam proses

pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara, dapat terlihat dari hakekat

pemberian kewenangan otonomi daerah yang bertujuan memberikan keleluasaan

(discretionary power) kepada daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan

daerah, sehingga tujuan ini mengandung makna adanya perubahan kepada

kehidupan pemerintah daerah yang lebih mengutamakan kepentingan peningkatan

kesejahteraan rakyat secara keseluruhan.   Selain itu juga adanya keinginan untuk

30

Page 31: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

mewujudkan terciptanya kehidupan berpemerintahan, bermasyarakat dan

bernegara yang memiliki nilai-nilai good governance yang memunculkan nilai

demokrasi dan sikap keterbukaan, kejujuran, keadilan, berorientasi kepada

kepentingan rakyat dan bangsa, serta bertanggung jawab (akuntable) kepada

rakyat.

Implementasi Peran TNI dalam membantu pemerintah dalam

melaksanakan pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara, dilakukan

melalui kegiatan Pembinaan Teritorial dengan metode yaitu Bakti TNI yang

merupakan pendayagunaan kemampuan TNI terhadap obyek yang bersifat fisik,

dan Pembinaan Ketahanan Wilayah (Bintahwil) dalam rangka membangun

kesadaran berbangsa dan bernegara, serta Komunikasi Sosial (Komsos) dalam

obyek membina kesadaran mental spiritual sebagai wujud pembinaan kehidupan

berbangsa dan bernegara.

Dengan demikian, hasil keluaran atas pelaksanaan Pembinaan Teritorial

tersebut adalah semata-mata untuk kepentingan membangun kepekaan komponen

bangsa dalam mewujudkan Ketahanan Nasional, baik untuk mewujudkan

kesejahteraan masyarakat dan terjaminnya penyiapan pertahanan dan keamanan

negara, sehingga kita perlu mengoptimalkan peran bersama antara

Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian dengan TNI serta komponen

bangsa lainnya, dengan mengedepankan koordinasi secara intensif dan

berkesinambungan tanpa mengedepankan kepentingan sektoral.  

31

Page 32: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

Maka dari itu keikut sertaan TNI membantu pemerintah dalam percepatan

pembangunan pada hakekatnya adalah merupakan partisipasi aktif TNI dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara sekaligus konstribusi TNI dalam

pembangunan nasional, dan dilaksanakan dalam bentuk bantuan personel, sarana

maupun prasarana, maupun teknis terbatas sesuai kemampuan dan batas

kemampuan TNI yang disesuaikan dengan program kerja Kementerian yang

dilaksanakan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut serta tidak bersifat

intervensi terhadap pemerintah,  semua kegiatan didasarkan atas hasil kesepakatan

dan kesepahaman bersama yang dituangkan dalam bentuk MoU dengan leading

sektor Kementerian terkait.

32

Page 33: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

BAB III

Kesimpulan dan Saran

3.1. Kesimpulan

Optimalisasi Peran TNI merupakan wujud nyata partisipasi aktif TNI

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sekaligus sebagai konstribusi TNI

dalam pembangunan nasional. Adapun bentuk bantuan yang dilaksanakan oleh

TNI antara lain bantuan personel, sarana maupun prasarana sesuai kemampuan

dan batas kemampuan yang dimiliki TNI. Kesiapan bantuan prajurit TNI

disesuaikan dengan program Kementerian terutama kemampuan teknis yang

diperlukan dalam kerja sama tersebut.

Selain itu, Optimalisasi Peran TNI tidak bersifat intervensi terhadap

program pemerintah/ pemerintah daerah, melainkan bersifat membantu

Kementerian/ LPNK/Pemda berdasarkan kesepakatan kerja sama dan

kesepahaman bersama. Untuk menjamin keharmonisan dalam bekerja sama

membangun bangsa dan bernegara perlu disampaikan pemahaman-pemahaman

yang sifatnya sangat mendasar dari Optimalisasi Peran TNI dalam membangun

bangsa dan bernegara

33

Page 34: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

3.2. SARAN

Berdasarkan yang telah diuraikan di atas, menjadi atensi kita bersama

bahwa tantangan ke depan yang dihadapi bangsa dan negara akan semakin

kompleks, oleh karena itu keberhasilan mewujudkan TNI sebagai komponen

utama pertahanan negara yang tangguh, dengan tingkat soliditas yang kuat,

memiliki jati diri sebagai prajurit TNI, dilengkapi dengan Alutsista yang cukup

memadai dan dibanggakan oleh bangsa Indonesia, serta mampu melaksanakan

tugas pokok dan tugas-tugas lainnya, sangat tergantung dari dukungan seluruh

komponen bangsa.

34

Page 35: laporan kkl unsri fh bidang pertahanan

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Sejarah TNI, Sejarah TNI 1945, Peranan TNI AD, Bandung: Sejarah TNI

AD, 1979.

Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008. Copyright © 2008, Departemen

Pertahanan Republik Indonesia ISBN 978-979-8878-04-6

Peraturan Menteri Pertahanan RI No. 16 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementrian Pertahanan RI

Undang-Undang RI No. 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia

http://kemhan.go.id/kemhan/

http://strahan.kemhan.go.id/web/

35