laporan kkl non-floristik kel. 8

32
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL) ALAS PURWO EKOLOGI DASAR ANALISIS VEGETASI METODE NON-FLORISTIK Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Ekologi Dasar yang dibimbing oleh Prof. Dr. Hj. Mimien Hieni dan Dr. Hadi Suwono, M.Si Oleh: Kelompok 8/ Offering B-BB Tyagita Rochmah F. (109341417217) Herlina Fitri Astuti (109341417218) Novi Ayu Lestari N. (109341417222) Rizki Yudha Sentika (109341417226) M. Andi Ali Ridho (109341422689) Vera Tamala (209341420909) Khairul Yaum (209341420910)

Upload: ana-inteligentes

Post on 05-Aug-2015

138 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL) ALAS PURWO

EKOLOGI DASAR

ANALISIS VEGETASI METODE NON-FLORISTIK

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Ekologi Dasar

yang dibimbing oleh Prof. Dr. Hj. Mimien Hieni dan Dr. Hadi Suwono, M.Si

Oleh:

Kelompok 8/ Offering B-BB

Tyagita Rochmah F. (109341417217)

Herlina Fitri Astuti (109341417218)

Novi Ayu Lestari N. (109341417222)

Rizki Yudha Sentika (109341417226)

M. Andi Ali Ridho (109341422689)

Vera Tamala (209341420909)

Khairul Yaum (209341420910)

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGIApril 2011

Page 2: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

A. Dasar Teori

Taman Nasional Alas Purwo merupakan taman nasional yang terletak di

kecamatan Tegaldelimo dan kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi,

Jawa Timur, Indonesia. Secara umum tipe hutan di kawasan Taman Nasional Alas

Purwo (TNAP) merupakan hutan dataran rendah. Hutan bambu merupakan

formasi yang dominan ±40% dari luas total hutan yang ada. Sampai saat ini

tercatat sedikitnya 584 jenis tumbuhan yang terdiri dari rumput, herba, semak,

liana, dan pohon. Berdasrkan tipe ekosistemnya, hutan di Taman Nasional Alas

Purwo dapat dikelompokkan menjdi hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau atau

mangrove, hutan alam, hutan tanaman, dan padang penggembalaan.

Tumbuhan khas hutan endemik pada taman nasional ini adalah Sawo

Kecik (Manilkara kauki), dan Bambu Manggong (Giganthochloa manggong).

Tumbuhan lainnya adalah Ketepeng (Terminalia cattapa), Nyamplung

(Callophylum inophylum), kebeh (Barringtonia asiatica), dan 13 jenis bambu.

Kajian komunitas tumbuhan atau vegetasi merupakan bagian kajian

ekologi Tumbuhan. Secara garis besar metode analisis dalam ilmu vegetasi dapat

dikelompokkan dalam dua hal yaitu metode destruktif dan metode non-destruktif.

Untuk metode destruktif, dilakukan guna memahami materi organik yang

dihasilkan, sedangkan untuk metode non-destruktif dibedakan menjadi dua

pendekatan yaitu pendekatan floristik dan non-floristik (Syafei, 1990). Dalam

mengkaji suatu vegetasi dapat dilakukan dengan mengamati penampakan luar

atau gambaran umum dari keberadaan vegetasi tersebut tanpa memperhatikan

jenis-jenis tumbuhan yang menyusun vegetasi. Kegiatan yang demikian ini biasa

dikenal sebagai kajian fisiognomi vegetasi non-floristik. Jadi dalam hal ini

pengetahuan mengenai taksonomi dari jenis-jenis tumbuhan penyusun vegetasi

sangat diperlukan, tetapi penggambaran vegetasi dapat didasarkan dari bentuk

hidup (life-form herba, perdu, dan pohon). Disamping itu kajian vegetasi yang

memperhatikan taksonomi jenis-jenis tumbuhan sebagai komponen penyusun

vegetasi adalah kajian floristic (Rohman, 2001).

Page 3: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

Metode pendekatan non-floristik merupakan salah satu metode analisis,

vegetasi dengan mengamati penampakan luar atau gambaran umum dari vegetasi

atau tumbuhan dengan tanpa memperhatikan taksonominya (Syafei, 1990). Dalam

metode analisis vegetasi non-floristik setiap karakteristik tumbuhan terbagi

menjadi sifat-sifat yang lebih rinci yang dinyatakan melalui simbol, gambar dan

huruf (Syafei, 1990). Karakteristik dan formasi vegetasi akan berbeda jika berada

pada habitat yang berbeda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan

mikroklimat yang berlaku di suatu habitat tertentu. Oleh karena itu pengukuran

faktor lingkungan penting juga dilakukan untuk mengkaji suatu vegetasi yang

hidup di habitat tertentu. Kekhususan bentang alam sangat mempengaruhi tipe-

tipe vegetasi dia atasnya seperti adanya hutan hujan tropika, savana, praire, kaktus

di padang pasir, dan sebagainya (Syafei, 1990). Karakteristik bentang alam juga

mempengaruhi bentuk hidup yang berbeda.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1. Agar mahasiswa dapat menerapkan cara mengkaji vegetasi dengan

menggunakan metode non-floristik.

2. Agar mahasiswa dapat menerapkan analisis vegetasi dengan menggunakan

metode non-floristik.

C. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah

sebagai berikut:

1. Alat

- Roll meter

- Kompas bidik

- Gunting

- Bendera

- Kuadran

- Alat tulis

- Data pengamatan

Page 4: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

2. Bahan

- Tali rafia

- Plastik

- Jenis tanaman yang terdapat dimasing-masing kuadran

D. Prosedur Kerja

Adapun langkah/ prosedur kerja yang kami lakukan pada kegiatan

praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1 Membuat garis lurus sejajar dengan garis pantai sepanjang 500 m

2Berdasarkan garis tersebut, membuat garis transek menuju arah daratan dan masuk ke hutan sepanjang 10 m sebanyak 25 plot

3 Masing-masing garis transek dibuat petak cuplikan /amatan dengan metode kuadrat

4 Pada setiap petak cuplikan dicatat penampakan setiap tumbuhan

5 Pada setiap petak cuplikan dicatat penampakan setiap tumbuhan

6 Mencatat data yang deperoleh.

Page 5: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

E. Data

1. Stasiun 5 (Kelompok 5)

Tabel 1. Hasil Pengamatan Metode Non-Floristik pada Stasiun 5

Plot ke- No Nama spesies Rumus Jumlah

1 1.

2.

Barringtonia asiatica

Oplismenus sp.

T,2,I,D,B,X,T

H,6,B,Z,E,G,L

2

5

2 1. Barringtonia asiatica T,2,I,D,B,X,T 1

3 1.

2.

Oplismenus sp.

Hibiscus tiliaceus

H,6,B,Z,E,G,L

T,4,B,D,B,X,L

10

1

4 1.

2.

Barringtonia asiatica

Callopium ilopilum

T,2,I,D,B,X,T

H,6,B,E,B,F,L

3

3

5 1.

2.

3.

4.

5.

Callopium ilopilum

Tabernaemontana pandacaculi

Hibiscus tiliaceus

Allopilus cobe

Tabernaemontana pandacaculi

H,6,B,E,B,F,L

H,6,B,E,B,X,L

T,4,B,D,B,X,L

T,4,B,E,M,X,L

T,2,B,E,B,X,L

1

2

1

1

1

6 1.

2.

3.

4.

Tabernaemontana pandacaculi

Hibiscus tiliaceus

Hermandia peltata

Pongania epinata

H,6,B,E,B,X,L

T,4,B,D,B,X,L

H,6,I,E,B,X,L

T,2,B,E,V,L

1

1

10

1

7 1.

2.

3.

Tabernaemontana pandacaculi

Pongania epinata

Tabernaemontana pandacaculi

H,6,B,E,B,X,L

T,2,B,E,V,L

T,2,B,E,B,X,L

10

1

5

8 1.

2.

3.

4.

Pongania epinata

Tabernaemontana pandacaculi

Callopium ilopilum

Leea angulata

T,4,B,E,V,L

H,6,B,E,B,X,L

H,6,B,E,B,F,L

H,6,B,E,M,X,L

1

2

4

4

9 1.

2.

3.

Callopium ilopilum

Hibiscus tiliaceus

Allopilus cobe

H,6,B,E,B,F,L

T,4,B,D,B,X,L

H,6,B,E,M,X,L

3

1

1

Page 6: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

10 1.

2.

3.

Callopium ilopilum

Hibiscus tiliaceus

Allopilus cobe

H,6,B,E,B,F,L

T,4,B,D,B,X,L

H,6,B,E,M,X,L

3

1

1

11 1.

2.

3.

4.

Tabernaemontana pandacaculi

Callopium ilopilum

Leea angulata

Hibiscus tiliaceus

T,2,B,E,B,X,L

H,6,B,E,B,F,L

H,6,B,E,M,X,L

T,4,B,D,B,X,L

1

7

1

1

12 1.

2.

Tabernaemontana pandacaculi

Callopium ilopilum

T,2,B,E,B,X,L

H,6,B,E,B,F,L

6

22

13 1.

2.

3.

Tabernaemontana pandacaculi

Tabernaemontana pandacaculi

Callopium ilopilum

T,2,B,E,B,X,L

H,6,B,E,B,X,L

H,6,B,E,B,F,L

5

20

4

14 1. Callopium ilopilum H,6,B,E,B,F,L 5

15 1.

2.

Callopium ilopilum

Leea angulata

H,6,B,E,B,F,L

H,6,B,E,M,X,L

7

2

16 1.

2.

3.

Piper coceba

Firus sephca

Ficus hispida

H,6,B,E,B,Z,L

T,4,B,D,B,X,L

H,6,B,E,B,Z,L

1

1

2

17 1.

2.

Tabernaemontana pandacaculi

Callopium ilopilum

T,4,B,E,B,X,L

T,4,B,E,B,F,L

1

2

18 1.

2.

Tabernaemontana pandacaculi

Callopium ilopilum

T,4,B,E,B,X,L

T,4,B,E,B,F,L

2

2

19 1.

2.

Tabernaemontana pandacaculi

Callopium ilopilum

T,4,B,E,B,X,L

T,4,B,E,B,F,L

4

2

20 1.

2.

Tabernaemontana pandacaculi

Striplus aster

H,6,B,E,B,X,L

S,6,B,E,M,Z,L

5

2

21 1.

2.

Turnera subulata

Pipper cobeba

S,6,P,E,M,Z,L

H,6,P,E,M,Z,L

4

2

22 1.

2.

3.

Tabernaemontana pandacaculi

Tabernaemontana pandacaculi

Pipper cobeba

S,4,B,E,B,X,L

T,2,B,E,B,X,L

H,6,P,E,M,Z,L

11

1

10

Page 7: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

23 1.

2.

Pongania epinata

Tabernaemontana pandacaculi

T,4,B,E,V,L

S,4,B,E,B,X,L

1

10

24 1. Tabernaemontana pandacaculi S,4,B,E,B,X,L 10

25 1.

2.

Tabernaemontana pandacaculi

Tabernaemontana pandacaculi

S,4,B,E,B,X,L

T,2,B,E,B,X,L

10

5

2. Stasiun 6 (Kelompok 6)

Tabel 2. Hasil Pengamatan Metode Non-Floristik pada Stasiun 6

Plot ke- No Nama spesies Rumus Jumlah

1 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Scaifola takada

Tabernaimuntana pandacacui

Alopilus cobe

Poaceae sp. 1

Poaceae sp. 2

Spinifex ilicifolius

Baringtonia aciatica

SL20BEMX

SL10BEMZ

SL25BEBX

HLPEGZ

HL5PEGZ

HL10PEGX

TL7BEBX

22

8

2

80

90

75

8

2 1.

2.

3.

4.

Poaceae sp. 2

Pandanus tektorius

Scaifola takada

Hibiscus tiliacius

HL5PEGZ

HL15BEGZ

SL2BEMX

ST3BEBZ

85

1

1

1

3 1.

2.

3.

4.

5.

Poaceae sp. 2

Lea angulata

Hernandia peltata

Baringtonia aciatica

Hibiscus tiliaceus

HL5PEGZ

SL3PEMZ

HL25BEBZ

TL3BEBX

ST7BEBZ

1

22

1

2

1

4 1.

2.

3.

Tabernaimuntana pandacacui

Hernandia peltata

Kalopilum inopilum

SL10BEMZ

HLBEBZ

SL20BEMZ

4

1

1

5 1.

2.

3.

4.

Alopilus cobe

Alstonia spestabilis

Hernandia peltata

Scaifola takada

L25BEBX

TL7BEMX

HLBEBZ

SL20BEMX

2

4

15

1

Page 8: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

5.

6.

7.

Scaifola takada

Tetrasera scanden

Tabernaimuntana pandacacui

HL5PEGZ

HL10BEMZ

SL10BEMZ

11

1

7

6 1.

2.

3.

4.

Tetrasera scanden

Tabernaimuntana pandacacui

Alstonia spestabilis

Casearia

HL10BEMZ

SL10BEMX

TLBEMX

HL30PEMX

33

1

6

1

7 1.

2.

3.

Alstonia spestabilis

Casearia

Tetrasera scanden

TLBEMX

HL30PEMX

HL10BEMZ

2

2

1

8 1.

2.

3.

4.

Kalopilum inopilum

Vitis

Tabernaimuntana pandacacui

Lea angulata

SL20BEMZ

SL20BEMZ

SL10BEMX

HL15BEMZ

3

1

2

2

9 1.

2.

3.

4.

5.

6.

Alopilus cabe

Tabernaimuntana pandacacui

Vitis

Casearia

Jamur 1

Jamur 2

SL10BEBX

SL10BEMX

SL20BEMZ

ML2TSQ

ML1PSQ

MLPSQ

3

19

2

2

1

2

10 1.

2.

3.

4.

5.

Alstonia spestabilis

Tabernaimuntana pandacacui

Vitis

Alopilus cabe

Lea angulata

TLBEMX

SLBEMX

SLBEMZ

SLBEBX

SLPEMZ

3

28

2

15

1

11 1.

2.

3.

Alopilus cabe

Spe V

Lea angulata

SLBEBX

SM2BEMX

SLPEMZ

12

1

5

12 1. Tabernaimuntana pandacacui SL10BEMZ 44

13 1.

2.

Tabernaimuntana pandacacui

Alstonia spestabilis

SL10BEMZ

TL10BEMX

28

6

14 1.

2.

3.

Tabernaimuntana pandacacui

Alstonia spestabilis

Vitis

SL10BEMZ

TL10BEMX

SL20BEMZ

9

3

2

15 1. Tabernaimuntana pandacacui SL10BEMZ 20

Page 9: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

2.

3.

4.

5.

Vitis

Kalopilum inopilum

Spesies w

Spesies x

SL20BEMZ

SLBEMZ

ML2PSQ

L2PSQ

2

6

17

2

16 1.

2.

Tabernaimuntana pandacacui

Kalopilum inopilum

SL10BEMZ

SL20BEMZ

31

2

17 1.

2.

Lea angulata

Tabernaimuntana pandacacui

HL15BEMZ

SL10BEMZ

1

21

18 1.

2.

Tabernaimuntana pandacacui

Oplousminus Sp

SL10BEMZ

HL2PEG2

17

5

19 1.

2.

3.

4.

5.

Tabernaimuntana pandacacui

Kalopilum inopilum

Poaceae sp. 2

Piper sp

Piper pubeba

SL10BEMZ

SL20BEMZ

HL5PEG2

HL3PEMZ

HL20BEMZ

14

2

9

3

5

20 1.

2.

3.

Tabernaimuntana pandacacui

Clumolaena odorata

Lea angulata

SL10BEMZ

HL20PEMZ

HL15BEMZ

22

1

2

21 1.

2.

3.

4.

Tabernaimuntana pandacacui

Kalopilum inopilum

Clumolaena odorata

Lea angulata

SL10BEMZ

SL20BEMZ

HL20PEMZ

HL15BEMZ

8

2

3

3

22 1.

2.

3.

4.

Turnera subulata

Tabernaimuntana pandacacui

Piper sp

Piper pubeba

HL40BEMZ

SL10BEMZ

HL3PEMZ

HL20BEMZ

5

8

3

8

23 1.

2.

3.

4.

Kalopilum inopilum

Piper pubeba

Tabernaimuntana pandacacui

Vitis

SL20BEMZ

HL20BEMZ

SL10BEMZ

SL20BEMZ

5

7

8

2

24 1.

2.

3.

Piper pubeba

Poaceae sp. 2

Tabernaimuntana pandacacui

HL20BEMZ

HL5PEGZ

SL10BEMZ

54

18

8

Page 10: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

4.

5.

Piper sp

Dou yalis capra

ZL3PEMZ

SL50BEMZ

4

1

25 1.

2.

3.

Kloropolia grandiflora

Piper pubela

Akasia

HL20BEMZ

TM11BEMX

79

36

1

3. Stasiun 7 (Kelompok 7)

Tabel 3. Hasil Pengamatan Metode Non-Floristik pada Stasiun 7

Plot ke- No Spesies Rumus Jumlah

1 1. Spinifex ilisifolius H,M,5,C,D,N,Z 7

2 1. Spinifex ilisifolius H,M,5,C,D,N,Z 7

3 1. Scaevola taccada T,L,4,C,E,B,F 1

4 1. Scaevola taccada T,L,4,C,E,B,F 1

5 1. Mosaendah sp. T,L,4,C,E,M,Z 1

6 1.

2.

3.

Leea angulata

Hibiscus tiliaceus

Tabernae montana

H,L,6,B,E,M,Z

T,L,4,C,E,B,X

H,L,6,B,E,M,F

1

1

4

7 1. Scaevola taccada T,L,4,C,E,B,F 1

8 1. Gimnema H,L,6,B,E,M,Z 1

9 1.

2.

Scaevola taccada

Gimnema

T,L,4,C,E,B,F

H,L,6,B,E,M,Z

1

2

10 1.

2.

Hibiscus tiliaceus

Tabernae montana

T,L,4,C,E,B,X

H,L,6,B,E,M,F

4

4

11 1. Gimnema H,L,6,B,E,M,Z 3

12 1.

2.

Leea angulata

Tabernaemontana pandacaculi

H,L,6,B,E,M,Z

T,2,B,E,B,X,L

5

2

13 1.

2.

3.

Hibiscus tiliaceus

Callopium ilopilum

Gimnema

T,L,4,C,E,B,X

H,L,6,B,E,M,X

H,L,6,B,E,M,Z

2

2

2

14 1. Voakanga grandiflora T,L,4,C,E,M,Z 15

15 1.

2.

Tabernaemontana pandacaculi

Voakanga grandiflora

T,2,B,E,B,X,L

T,L,4,C,E,M,Z

2

7

Page 11: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

3. Pongamea pinata S,M,5,B,E,B,X 1

16 1.

2.

Voakanga grandiflora

Vitis sp.

T,L,4,C,E,M,Z

H,L,6,B,E,M,X

5

1

17 1.

2.

Voakanga grandiflora

Vitis sp.

T,L,4,C,E,M,Z

H,L,6,B,E,M,X

11

5

18 1.

2.

3.

Voakanga grandiflora

Vitis sp.

Piper sp.

T,L,4,C,E,M,Z

H,L,6,B,E,M,X

H,L,7,B,E,M,X

40

3

3

19 1.

2.

3.

4.

Voakanga grandiflora

Pongamea piñata

Vitis sp.

Piper sp.

T,L,4,C,E,M,Z

S,M,5,B,E,B,X

H,L,6,B,E,M,X

H,L,7,B,E,M,X

6

2

1

2

20 1. Voakanga grandiflora T,L,4,C,E,M,Z 22

21 1.

2.

Voakanga grandiflora

Piper cubeba

T,L,4,C,E,M,Z

H,L,7,B,E,M,X

16

2

22 1.

2.

3.

4.

Leea angulata

Voakanga grandiflora

Piper cubeba

Jamur kayu

H,L,6,B,E,M,Z

T,L,4,C,E,M,Z

H,L,7,B,E,M,X

1

22

1

23

23 1.

2.

3.

4.

Leea angulata

Voakanga grandiflora

Piper sp.

Piper cubeba

H,L,6,B,E,M,Z

T,L,4,C,E,M,Z

H,L,7,B,E,M,X

H,L,7,B,E,M,X

13

27

3

8

24 1.

2.

3.

Leea angulata

Voakanga grandiflora

Piper cubeba

H,L,6,B,E,M,Z

T,L,4,C,E,M,Z

H,L,7,B,E,M,X

2

17

6

25 1.

2.

3.

Leea angulata

Voakanga grandiflora

Vitis sp.

H,L,6,B,E,M,Z

T,L,4,C,E,M,Z

H,L,6,B,E,M,X

10

7

3

Page 12: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

4. Stasiun 8 (Kelompok 8)

Tabel 4. Hasil Pengamatan Metode Non-Floristik pada Stasiun 8

Plot ke- No Nama spesies Rumus Jumlah

1 1.

2.

3.

4.

5.

Piper sp

Kalopilum inopilum

Poacee sp. 1

Spinifex iksi folius

Alopilus cobe

TT5BEBX

TT7BEBX

HLPEGZ

HM7IGX

HM7IEGX

11

29

1

40

20

2 1.

2.

Poacee sp. 1

Piper sp

HLPEGZ

TT5BEBX

3

50

3 1.

2.

Piper sp

Poacee sp. 1

TT5CEBX

HLPEGZ

57

3

4 1.

2.

3.

Piper sp

Poacee sp. 1

Voa canga gandiflora

TT5CEBX

HLPEGZ

TT5BEBX

59

1

4

5 1.

2.

3.

4.

Voa canga gandiflora

Poaania pongale

Kalopilum inopilum

Tabernaimuntana pandacacui

TT5BEBX

TT4BEBX

TT7CEBX

TT7BEBX

4

13

28

26

6. 1.

2.

3.

Poaania pongale

Tabernaimuntana pandacacui

Tetrasera scanden

TT2BEBX

TT7BEBX

HL10BEMZ

20

4

9

7. 1.

2.

3.

Tabernaimuntana pandacacui

Voa canga gandiflora

Kalopilum inopilum

TT7BEBX

TT5BEBX

TT7BEBX

6

2

15

8 1.

2.

3.

4.

Tabernaimuntana pandacacui

Voa canga gandiflora

Kalopilum inopilum

Piper sp

TT7BEBX

TT5BEBX

TT7BEBX

HT7BEBX

7

6

17

12

9. 1. Tabernaimuntana pandacacui TT7BEBX 6

Page 13: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

2. Poaania pongale TT2BEBX 4

10. 1.

2.

3.

4.

Kalopilum inopilum

Piper sp

Malphingia sp

Vitis

TT7BEBX

HT7EBX

HT7BEBX

SLBEMZ

15

41

3

8

11 1.

2.

3.

Piper sp

Kalopilum inopilum

Vitis

HT7BEBX

TT7EBX

SLBEMZ

29

26

4

12 1.

2.

3.

4.

Vitis

Piper sp

Aphana meyols

Voacanga gandiflora

SLBEMZ

TH7BETX

TT4BEBX

TT5BEBX

2

51

2

3

13 1.

2.

3.

4.

Tabernaimuntana pandacacui

Piper sp

Voacanga gandiflora

Aphana meyols

TT7EBX

TH7BEBX

TT5BEBX

TT4BEBX

21

36

9

2

14 1.

2.

3.

4.

Piper sp

Tabernaimuntana pandacacui

Voacanga gandiflora

Kalopilum inopilum

TH7BEBX

TT7BEBX

TT5BEBX

TT7BEBX

27

12

4

3

15 1.

2.

Tabernaimuntana pandacacui

Aphana meyols

TT7BEBX

TT4BEBX

39

2

16 1.

2.

3.

Alopilus cobe

Tabernaimuntana pandacacui

Aphana meyols

MH7IEGX

TT7BEBX

TT4BEBX

3

15

5

17 1.

2.

3.

4.

5.

6.

Aphana meyols

Voacanga gandiflora

Tabernaimuntana pandacacui

Piper sp

Piper sp

Vitis

TT4BEBX

TT5BEBX

TT7BEBX

HT7BEBX

HT7BEBX

SLBEMZ

8

31

6

2

32

5

18 1.

2.

3.

Vitis

Voacanga gandiflora

Piper sp

SLBEMZ

TT5BEBX

TH7BEBX

2

44

6

Page 14: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

19 1.

2.

Tabernaimuntana pandacacui

Aphana meyols

TT7BEBX

TT4BEBX

10

2

20 1.

2.

3.

Aphana meyols

Voacanga gandiflora

Tabernaimuntana pandacacui

TT4BEBX

TT5BEBX

TT7BEBX

35

4

15

21 1.

2.

Tabernaimuntana pandacacui

Aphana meyols

TT7BEBX

TT5BEBX

6

2

22 1.

2.

3.

Voacanga gandiflora

Tabernaimuntana pandacacui

Piper sp

TT5BEBX

TT7BEBX

TH7BEBX

31

11

5

23 1.

2.

3

Alopilus cobe

Tabernaimuntana pandacacui

Piper sp

MH7IEGX

TT7BEBX

TH7BEBX

2

9

2

24 1.

2.

Vitis

Tabernaimuntana pandacacui

SLBEMZ

TT7BEBX

2

14

25 1.

2.

Vitis

Tabernaimuntana pandacacui

SLBEMZ

TT7BEBX

4

9

F. Analisis Data

Dari hasil pengamatan yang dilakukan di Taman Nasional Alas Purwo

Banyuwangi, yang diambil adalah 25 plot dengan 4 kali ulangan, yaitu 25 plot

untuk masing-masing stasiun (stasiun 5, stasiun 6, stasiun 7, dan stasiun 8).

1. Stasiun 5 (ulangan pertama)

Pada stasiun 5 yang dianggap sebagai ulangan pertama ditemukan

berbagai jenis tumbuhan dengan persebaran yang berdeda-beda.

Pada plot 1 ditemukan 2 spesies Barringtonia asiatica dan 5 spesies Oplismenus

sp..

Pada plot 2 ditemukan 1 spesies Barringtonia asiatica.

Pada plot 3 ditemukan 10 spesies Oplismenus sp., dan 1 spesies Hibiscus

tiliaceus.

Pada plot 4 ditemukan 3 spesies Barringtonia asiatica dan 3 spesies Callopium

ilopilum.

Page 15: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

Pada plot 5 ditemukan 1 spesies Callopium ilopilum, 2 spesies Tabernaemontana

pandacaculi, 1 spesies Hibiscus tiliaceus, 1 spesies Allopilus cobe, dan 1 spesies

Tabernaemontana pandacaculi yang berupa herba.

Pada plot 6 ditemukan 1 spesies Tabernaemontana pandacaculi, 1 spesies

Hibiscus tiliaceus, 10 spesies Hermandia peltata, dan 1 spesies Pongania epinata

Pada plot 7 ditemukan 10 spesies Tabernaemontana pandacaculi, 1 spesies

Pongania epinata, dan 5 spesies Tabernaemontana pandacaculi yang berupa

pohon.

Pada plot 8 ditemukan 1 spesies Pongania epinata, 2 spesies Tabernaemontana

pandacaculi, 4 spesies Callopium ilopilum, dan 4 spesies Lea angulata.

Pada plot 9 ditemukan Callopium ilopilum, Hibiscus tiliaceus dan Allopilus cobe.

Pada plot 10 ditemukan Callopium ilopilum, Hibiscus tiliaceus, dan Allopilus

cobe.

Pada plot 11 ditemukan Tabernaemontana pandacaculi, Callopium ilopilum,

Leea angulata dan Hibiscus tiliaceus.

Pada plot 12 ditemukan Tabernaemontana pandacaculi dan Callopium ilopilum.

Pada plot 13 ditemukan Tabernaemontana pandacaculi dan Callopium ilopilum.

Pada plot 14 terdapat Callopium ilopilum.

Pada plot 15 ditemukan Callopium ilopilum dan Leea angulata.

Pada plot 16 ditemukan Piper coceba, Firus sephca dan Ficus hispida.

Plot 17 sampai 25 analisisnya dijadikan satu pada stasiun 8 (ulangan kedua).

2. Stasiun 6 (ulangan kedua)

Selanjutnya data pengamatan yang dihasilkan dari stasiun 6 yang dianggap

sebagai ulangan kedua juga menunjukkan persebaran yang berbeda-beda.

Pada plot 1 diperoleh 7 spesies Spinifex ilisifolius.

Pada plot 2 juga menunjukkan data yang sama dengan pada plot 1, yaitu

diperoleh 7 spesies Spinifex ilisifolius.

Pada plot 3 diperoleh 1 spesies Scaevola taccada.

Pada plot 4 juga diperoleh data yang sama seperti pada plot 3 yaitu ditemukan 1

spesies Scaevola taccada.

Pada plot 5 ditemukan 1 spesies Mosaendah sp..

Page 16: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

Pada plot 6 ditemukan 1 spesies Leea angulata, 1 spesies Hibiscus tiliaceus, dan

4 spesies Tabernae Montana.

Pada plot 7 diperoleh 1 spesies Scaevola taccada.

Pada plot 8 diperoleh 1 spesies Gimnema.

Pada plot 9 ditemukan Scaevola taccada dan Gimnema.

Pada plot 10 ditemukan Hibiscus tiliaceus dan Tabernae montana.

Pada plot 11ditemukan Gimnema.

Pada plot 12 ditemukan Leea angulata dan Tabernaemontana pandacaculi.

Pada plot 13 ditemukan Hibiscus tiliaceus, Callopium ilopilum dan Gimnema.

Pada plot 14 ditemukan Voakanga grandiflora.

Pada plot 15 ditemukan Tabernaemontana pandacaculi, Voakanga grandiflora

dan Pongamea pinata.

Pada plot 16 ditemukan Voakanga grandiflora dan Vitis sp.

Plot 17 sampai 25 analisisnya dijadikan satu pada stasiun 8 (ulangan kedua).

3. Stasiun 7 (ulangan ketiga)

Sama seperti pada stasiun-stasiun sebelumnya (stasiun 5 dan stasiun 6),

pada stasiun 7 yang dianggap sebagai ulangan ketiga juga menunjukkan

persebaran jenis-jenis tumbuhan yang beranekaragam.

Pada plot 1 diperoleh 22 spesies Scaifola takada, 8 spesies Tabernaimuntana

pandacacui, 2 spesies Alopilus cobe, 80 spesies Poaceae sp. 1, 90 spesies

Poaceae sp. 2, 75 spesies Spinifex ilicifolius, 8 spesies Baringtonia aciatica.

Pada plot 2 diperoleh 85 spesies Poaceae sp. 2, 1 spesies Pandanus tektorius,

satu spesies Scaifola takada, dan 1 spesies Hibiscus tiliacius.

Pada plot 3 diperoleh 1 spesies Poaceae sp. 2, 22 spesies Lea angulata,satu

spesies Hernandia peltata, 2 spesies Baringtonia aciatica, dan 1 spesies Hibiscus

tiliaceus.

Pada plot 4 ditemukan 4 spesies Tabernaimuntana pandacacui, 1 spesies

Hernandia peltata, dan 1 spesies Kalopilum inopilum.

Pada plot 5 ditemukan 2 spesies Alopilus cobe, 4 spesies Alstonia spestabilis, 15

spesies Hernandia peltata, dan 1 spesies Scaifola takada pohon dan 11 spesies

Page 17: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

Scaifola takada herba, 1 spesies Tetrasera scanden, serta 7 spesies

Tabernaimuntana pandacacui.

Pada plot 6 ditemukan 33 spesies Tetrasera scanden, 1 spesies Tabernaimuntana

pandacacui, 6 spesies Alstonia spestabilis, dan 1 spesies Casearia.

Pada plot 7 ditemukan 2 spesies Alstonia spestabilis, 2 spesies Casearia, dan 1

spesies Tetrasera scanden.

Pada plot 8 ditemukan 3 spesies Kalopilum inopilum, 1 spesies Vitis, 2 spesies

Tabernaimuntana pandacacui, dan 2 spesies Lea angulata.

Pada plot 9 ditemukan Alopilus cabe, Tabernaimuntana pandacacui, Vitis, Casearia.

Dalam plot ini juga ditemukan Jamur 1 dan Jamur 2.

Pada plot 10 ditemukan Alstonia spestabilis, Alopilus cabe, Tabernaimuntana

pandacacui, Vitis,dan Lea angulata.

Pada plot 11 ditemukan Alopilus cabe, Lea angulata dan Spe V yang belum

teridentifikasi.

Pada plot 12 ditemukan Tabernaimuntana pandacacui.

Pada plot 13 ditemukan Tabernaimuntana pandacacui dan Alstonia spestabilis.

Pada plot 14 Tabernaimuntana pandacacui, Alstonia spestabilis dan Vitis.

Pada plot 15 ditemukan Tabernaimuntana pandacacui, Vitis, Kalopilum inopilum, dan

spesies w dan spesies x yang belum teridentifikasi.

Pada plot 16 ditemukan Tabernaimuntana pandacacui dan Kalopilum inopilum.

Plot 17 sampai 25 analisisnya dijadikan satu pada stasiun 8 (ulangan kedua).

4. Stasiun 8 (ulangan keempat)

Pada stasiun 8 yang merupakan ulangan keempat juga menunjukkan

persebaran tumbuhan yang berbeda-beda sama seperti pada stasiun-stasiun

sebelumny

Pada plot 1 terdapat 11 Piper sp., sebanyak 29 spesies Kalopilum inopilum, 1

spesies Poaceae sp 1, 40 spesies Spinex iksi folius, dan sebanyal 20 spesies

Alopilus cobe.

Pada plot 2 ditemukan tumbuhan 3 spesies Poaceae sp 1, dan sebanyak 50

spesies Piper sp.

Page 18: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

Pada plot 3 juga ditemukan tumbuhan yang sama seperti pada plot sebelumnya

yaitu plot 2, ditemukan tumbuhan 3 spesies Poaceae sp 1, dan sebanyak 75

spesies Piper sp.

Pada plot 4 terdapat Piper sp. sebanyak 59 spesies, Poacecae sp. 1 satu spesies,

Voacanga gandiflora sebanyak 4 spesies.

Pada plot 5 terdapat kelima Voacanga gandiflora terdapat 4 spesies, Poaania

pongale sebanyak 13 spesies, Kalopilum inopilum sebanyak 28 spesies,

Tabernaimuntana pandacacui terdapat 26 spesies.

Pada plot 6 terdapat Poaania pongale sebanyak 20 spesies, Tabernaimuntana

pandacacui sebanyak 4 spesies, Tetrasera scanden sebanyak 9 spesies.

Pada plot 7 terdapat Tabernamuntana pandacacui sebanyak 6 spesies, Voacanga

gandiflora 2 spesies dan Kalopilum inopilum sebanytak 15 spesies.

Pada plot 8 terdapat Tabernaimuntana pandacacui sebanyak 7 spesies, Voacanga

gandiflora sebanyak 6 spesies, Kalopilum inopilum sebanyak 17 spesies, dan

Piper sp. sebanyak 12 spesies.

Pada plot 9 ditemukan Tabernaimuntana pandacacui, dan Poaania pongale.

Pada plot 10 ditemukan Kalopilum inopilum, Piper sp, Malphingia sp dan Vitis.

Pada plot 11 ditemukan Piper sp, Kalopilum inopilum, dan Vitis.

Pada plot 12 ditemukan Vitis, Piper sp, Aphana meyo,s dan Voacanga gandiflora.

Pada plot 13 ditemukan Tabernaimuntana pandacacui, Piper sp, Voacanga gandiflora,

dan Aphana meyols.

Pada plot 14 ditemukan Piper sp, Tabernaimuntana pandacacui, Voacanga gandiflora,

dan Kalopilum inopilum.

Pada plot 15 ditemukan Tabernaimuntana pandacacui, dan Aphana meyols.

Pada plot 16 ditemukan Alopilus cobe, Tabernaimuntana pandacacui, dan Aphana

meyols.

Pada plot 17 ditemukan berbagai jenis tumbuhan antara lain Calophylum

inophylum : tumbuhan ini merupakan pohon tinggi berkayu dengan tinggi 2-8

meter. Penutupannya diskontinyu yaitu kurang dari 60% yang selalu hijau,

memiliki bentuk dan ukuran daun medium (kecil) dengan tekstur daun

selerophylle. Tabernae Montana pandacaque : tumbuhan ini merupakan pohon

berkayu dengan ketinggian 8-10 meter. Penutupannya diskontinyu yaitu kurang

dari 60% yang daunnya selalu hijau, memiliki bentuk dan ukuran daun medium

Page 19: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

atau kecil dengan tekstur seperti membrane. Lea angulata tumbuhan ini

merupakan herba dengan ketinggian 0,0-0,1 meter. Penutupannya sangat jarang

yang daunnya selalu hijau, memiliki bentuk dan ukuran daun medium atau kecil

dengan tekstur seperti membrane. Voakanga grandiflora : tumbuhan ini

merupakan pohon tinggi berkayu dengan ukuran rendah. tinggi 2-4 meter.

Penutupannya kontinyu yaitu lebih dari 60% yang selalu hijau, memiliki bentuk

dan ukuran daun medium(kecil) dengan tekstur daun seperti membran. Vitis sp.:

tumbuhan ini merupakan herba dengan ketinggian 0,1-0,5 meter. Penutupannya

diskontinyu yaitu kurang dari 60% yang daunnya selalu hijau, memiliki bentuk

dan ukuran daun medium atau kecil dengan tekstur seperti membrane.

Pada plot 18 ditemukan beberapa spesies, antara lain Calophylum inophylum :

tumbuhan ini merupakan pohon tinggi berkayu dengan tinggi 2-8 meter.

Penutupannya diskontinyu yaitu kurang dari 60% yang selalu hijau, memiliki

bentuk dan ukuran daun medium(kecil) dengan tekstur daun selerophylle.

Tabernae Montana pandacaque : tumbuhan ini merupakan pohon berkayu dengan

ketinggian 8-10 meter. Penutupannya diskontinyu yaitu kurang dari 60% yang

daunnya selalu hijau, memiliki bentuk dan ukuran daun medium atau kecil dengan

tekstur seperti membrane. Selain itu pada plot ini ditemukan juga Voakanga

grandiflora, Vitis sp, Piper sp.

Pada plot 19 ditemukan beberapa tumbuhan antara lain Calophylum

inophylum :tumbuhan ini merupakan pohon tinggi berkayu dengan tinggi 2-8

meter. Penutupannya diskontinyu yaitu kurang dari 60% yang selalu hijau,

memiliki bentuk dan ukuran daun medium(kecil) dengan tekstur daun

selerophylle. Tabernae Montana pandacaque : tumbuhan ini merupakan pohon

berkayu dengan ketinggian 8-10 meter. Penutupannya diskontinyu yaitu kurang

dari 60% yang daunnya selalu hijau, memiliki bentuk dan ukuran daun medium

atau kecil dengan tekstur seperti membrane. v Voakanga grandiflora. Selain itu

ditemukan juga spesies berupa Pongamea piñata Vitis sp Piper sp.

Tabernaimuntana pandacacui, Kalopilum inopilum, Poaceae sp., Piper sp, Piper

pubeba

Pada plot 20 ditemukan spesies berupa Calophylum inophylum: tumbuhan ini

merupakan pohon tinggi berkayu dengan tinggi 2-8 meter. Penutupannya

Page 20: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

diskontinyu yaitu kurang dari 60% yang selalu hijau, memiliki bentuk dan ukuran

daun medium(kecil) dengan tekstur daun selerophylle. Striplus aster: tumbuhan

ini merupakan perdu dengan tinggi 0,1-0,5 meter. Penutupannya sangat jarang

yang selalu hijau, memiliki bentuk dan ukuran daun medium(kecil) dengan tekstur

daun seperti membran. Selain itu juga ditemukan spesies berupa Voakanga

grandiflora, Tabernaimuntana pandacacui, Clumolaena odorata, Lea angulata.

Pada plot 21 ditemukan spesies berupa : Turnera subulata: tumbuhan ini

merupakan perdu dengan tinggi 0,1-0,5 meter. Penutupannya berkelompok yang

selalu hijau, memiliki bentuk dan ukuran daun medium(kecil) dengan tekstur daun

seperti membran. Pipper cobeba: tumbuhan ini merupakan herba dengan tinggi

0,1-0,5 meter. Penutupannya berkelompok yang selalu hijau, memiliki bentuk dan

ukuran daun medium(kecil) dengan tekstur daun seperti membran. Ditemukan

juga Voakanga grandiflora, Kalopilum inopilum, Clumolaena odorata, Lea

angulata.

Pada plot 22 ditemukan spesies dengan spesifikasi yaitu: Tabernae Montana

pandacaque tumbuhan ini merupakan pohon berkayu dengan ketinggian 8-10

meter. Penutupannya diskontinyu yaitu kurang dari 60% yang daunnya selalu

hijau, memiliki bentuk dan ukuran daun medium atau kecil dengan tekstur seperti

membrane. Pipper obeba :tumbuhan ini merupakan herba dengan tinggi 0,1-0,5

meter. Penutupannya berkelompok yang selalu hijau, memiliki bentuk dan ukuran

daun medium(kecil) dengan tekstur daun seperti membran. Ditemukan juga Leea

angulata, Voakanga grandiflora, Piper cubeba.

Pada plot 23 ditemukan berupa: Tabernae Montana pandacaque tumbuhan ini

merupakan pohon berkayu dengan ketinggian 8-10 meter. Penutupannya

diskontinyu yaitu kurang dari 60% yang daunnya selalu hijau, memiliki bentuk

dan ukuran daun medium atau kecil dengan tekstur seperti membrane. Pongania

epinata: tumbuhan ini merupakan pohon berkayu dengan ketinggian 2-4 meter.

Penutupannya sangat jarang yang daunnya selalu hijau, memiliki bentuk dan

ukuran daun majemuk atau kecil dengan tekstur sclerophilicus. Ditemukan juga

tumbuhan yaitu: Leea angulata, Voakanga grandiflora, Piper sp., Piper cubeba,

Kalopilum inopilum.

Page 21: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

Pada plot 24 ditemukan spesies berupa: Tabernae Montana pandacaque

tumbuhan ini merupakan pohon berkayu dengan ketinggian 8-10 meter.

Penutupannya diskontinyu yaitu kurang dari 60% yang daunnya selalu hijau,

memiliki bentuk dan ukuran daun medium atau kecil dengan tekstur seperti

membrane. Selain itu ditemukan juga Leea angulata, Voakanga grandiflora,

Piper cubeba.

Pada plot 25 ditemukan juga spesies berupa: Tabernae Montana pandacaque

tumbuhan ini merupakan pohon berkayu dengan ketinggian 8-10 meter.

Penutupannya diskontinyu yaitu kurang dari 60% yang daunnya selalu hijau,

memiliki bentuk dan ukuran daun medium atau kecil dengan tekstur seperti

membrane. Pada plot ini ditemukan juga spesies berupa Leea angulata, Voakanga

grandiflora, Vitis sp.

G. Pembahasan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di alas purwo dengan

menggunakan metode kuadran 5x5 dapat disimpulkan bahwa vegetasi tumbuhan

dari tepi pantai sampai masuk ke dalam hutan didominasi oleh tumbuhan herba

yang stratifikasinya ............... pengkoveran tumbuhan ini rata-rata kontinyu dan

menurut analisis secara kuantitatif, tumbuhan-tumbuhan yang terdapat di alas

purwo vegetasinya didominasi oleh tumbuhan yang selalu hijau dan memiliki

bentuk daun dan ukuran daun medium serta tekstur yang tipis seperti film.

Menurut Syafei (1990) menyatakan bahwa suatu tumbuhan dapat diklasifikasikan

berdasarkan jenis tertentu, dapat berupa herba, semak, pohon dan perdu

tergantung dari penutupan tumbuhan yang ada pada vegetrasi tersebut.

Penyusun vegetasi ke dua pada alas purwo adalah tumbuhan pohon

berkayu dengan stratifikasi yang tervariasi yaitu antara 10 sampai 25, 0,1-0,5m, 2-

4m, 0-0,1m, 0,5-2m serta memiliki daun yang selalu menghijau sepanjang tahun

dengan bentuk dan ukuran daun medium, tekstur daun tumbuhan yanng

menyususn vegetasi tersebut adalah tipis seperti membrana. Pengkoveran

tumbuhan berkayu pada plot-plot yang ditentukan ini sangat jarang, tidak seperti

tumbuhan herba.

Page 22: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

Menurut Rasosoedasmo (1986), dalam suatu ekosistem tiap bentuk hidup

memiliki karakteristik dan kepentingan tertentu atau khusus sehingga dapat terjadi

adaptasi dari suatu jenis tertentu di lingkungan tersebut. Selain karena faktor-

faktor lingkungan vegetasi yang ada dipengaruhi juga oleh perubahan yang secara

tidak menyeluruh oleh manusia, hewan, bahkan bencana alam. Selain itu Eurusie

(1990) menyatakan bahwa pembentukan suatu tempat dari tumbuhan juga

dipengaruhi oleh angin pada daerah tersebut yang mampu membentuk tumbuhan

dengan bermacam-macam bentuk, seperti herba, semak, pohon, perdu, dll. Angin

sangat berperan dalam proses reproduksi tumbuhan yaitu sebagai alat

penyerbukan atau fektor. Selain itu angin juga membantu pemencaran biji.

Pemencaran biji ini juga dibantu oleh hewan-hewan lain misalnya burung.

Vegetasi yang kami analisis secara kuantitatif tumbuhan tersebut daun

yang seslalu hijau dan berukuran medium, dalam Syafei (1990) bahwa variasi

lingkungan akan membantu suatu gambaran dalam suatu ekosistem tumbuhan,

misalnya stratifikasi suatu tumbuhan akan memberikan perbedaan radiasi dalam

penerimaan suatu faktor lingkungan seperti suhu, permukaan tanah akan berbeda

dengan suhu di udara. Dengan adanya perbedaan ini maka Syafei (1990)

mengemuikakan bahwa adanya hukum toleransi sherfold yang menyatakan bahwa

setiap faktor lingkungan mempunyai kondisi minimum dan maksismum yang

mampu mempengaruhi keadaan tumbuhan.

Dari data ynag diperoleh terdapat perbedaan-[erbedaan tumbuhan. Ada

yang berupa herba, ada juga yang berupa pohon. Menurut Winarno (1997)

menyatakan bahwa faktor lingkungan seperti udara, kelembaban dan juga

makhluk hidup saling memiliki ketergantungan dalam sebuah ekosistem sehingga

tidak ada yang dapat mengubahnya. Jadi kesemua bentuk dalam vegetasi itu akan

saling melakukan interaksi. Sedangkan bentukan profil yang berbeda tersebut

merupakan kenampakan dari bagaimana lingkungan beserta semua yang ada di

sana dapat hidup pada liunmgkungan tersebut yang semua keadaannya tidak dapat

lepas dari faktor lingkunga yang mempengaruhinya dalam keadaan atau kondisi

maksimum dan minimum.

H. Kesimpulan

Page 23: Laporan KKL Non-Floristik Kel. 8

Berdasarkan praktikum kali ini hasil analisis vegetasi dengan

menggunakan metode non-floristik menurut system klasifikasi yang diberikan

oleh Dansereu (1958) dapat diketahui bahwa vegetasi tumbuhan di Alas Purwa

didominasi oleh tumbuhan pohon tinggi berkayu, stratifikasi lebih dari 0,5-2

meter, coverage diskontinyu yaitu kurang dari 60%, berdaun luruh, daun

berbentuk dan berukuran daun lebar dan besar, serta memilikia daun yang

bertekstur seperti membrane.

I. Daftar Pustaka

Eurusi, J, Yanen. 1990. Pengantar ekologi tumbuhan . tropika. Bandung: ITB.Rohman, Fatchur. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang :

FMIPA UM.Rasosoedarmo, R. Soedarman. 1986. Pengantar ekologi. Cv remaja karya ‘

BandungSyafei, E. Surasana. 1990. Pengantar ekologi tumbuhan. Bandung. ITB.Winarno R. dkk. 1997 . lingkungan hidup aba. Malang : YAB Malang.