laporan kinerja program kesehatan masyarakat …
TRANSCRIPT
`
i
LAPORAN KINERJA
PROGRAM KESEHATAN MASYARAKATDINAS KESEHATAN PROVINSI PAPUA
TAHUN 2020
DINAS KESEHATAN PROVINSI PAPUATAHUN 2021
IKHTISAR EKSEKUTIF
Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan
dalam Peraturan Menteri Pedayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi dan
dalam PermenPAN Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka
Dinas kesehatan Provinsi Papua menyusun laporan kinerja sebagai bentuk
pertanggungjawaban kinerja yang telah dilakukan pada tahun 2020.
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 ini disusun
untuk menjadi acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian upaya Kementerian
Kesehatan dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Dengan demikian, Unit Utama dan
Unit Kerja di lingkup Kementerian Kesehatan mempunyai target kinerja yang telah disusun
dan akan dievaluasi pada pertengahan periode (2022) dan akhir periode 5 tahun (2024)
sesuai ketentuan yang berlaku.
Pelaksanaan Dekonsentrasi program dan kegiatan di lingkungan Dinas Kesehatan
Provinsi Papua tahun 2020 mendukung pada Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan tahun 2020-2024 yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 20 TAHUN 2020. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan berbagai kegiatan
yang dilaksanakan melalui Satuan Kerja Dinas Kesehatan. Upaya tersebut melalui
Dana dekonsentrasi dilaksanakan di tiap jenjang pemerintahan mulai dari pemerintah
Provinsi dan Kabupaten dan Puskesmas. Dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun
2020 karena adanya pandemic COVID -19 terjadi ada Reviisi DIPA ke 01 Dengan
Pemotongan Anggaran dan Kegiatan pada tanggal 12 Mei 2020 .
Laporan kinerja disusun berdasarkan capaian kinerja tahun 2020 sebagaimana
yang sudah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja yang terdiri dari Indikator Kerja
Utama (IKU). Sumber data dalam laporan kinerja ini diperoleh dari Laporan rutin yang
disampaikan oleh kabupaten/Kota tahun 2020.
Berdasarkan Perjanjian Kinerja tahun 2020 antara Direktur Jenderal Kesehatan
Masyarakat dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua , maka Dinas Kesehatan
Provinsi Papua melalui 6 kegiatan yaitu Pembinaan Gizi Masyarakat, Pembinaan
Kesehatan Keluarga, Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga, Penyehatan
Lingkungan, Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Dukungan
Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pembinaan
Kesehatan Masyarakat memiliki 22 Indikator Kinerja,
Realisasi anggaran Dekonsentrasi Satker DK-03 Tahun 2020 dilingkup Dinas
Kesehatan Provinsi Papua sebesar 75%. Capaian kinerja penyerapan anggaran
keseluruhan sebesar (data laporan SAI 2020), lebih rendah dari capaian 2019 yang
sebesar 83.31 % Capaian kinerja program yang direpresentasikan melalui 22 Indikator
Kinerja. Keseluruhan indikator kinerja utama program kesehatan masyarakat dilaksanakan
di tingkat Puskesmas dan Tingkat kabupaten. Oleh karena itu alokasi anggaran
tersebut bertujuan untuk memastikan indikator tersebut berjalan sebagaimana mestinya
mulai dari level kebijakan, standar, pedoman dan evaluasi.
Masalah dalam pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran di tahun 2020
berupa terjadinya Pandemi Covid-19 mengakibatkan kegiatan yang sudah direncanakan
ditunda juga terjadi hambatan dikarenakan Keterlambatan penerimaan Surat Keputusan
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan SK Pengelola Keuangan dari Kepala Dinas
Kesehatan terlambat Terbit , adanya revisi ke 01 DIPA dan POK pada bulan Mei 2020,
pengembalian kelebihan transport dan hotel/penginapan peserta ,
Perbaikan ke depan perlu koordinasi lebih baik dengan Subbag Program
Dinas Kesehatan Provinsi Papua dengan harapan penerbitan Surat Keputusan
Pengelola Keuangan Dekonsentrasi dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) tepat
waktu sehingga kegiatan tidak terlambat dilaksanakan. Juga pentingnya
Koordinasi antar penanggung jawab dan pengelola program dalam penyusunan
Rencana Operasional Kegiatan (ROK) terutama dengan Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat dan para Kepala Seksi dilingkungan Bidang kesehatan Masyarakat sehingga
rencana kegiatan yang dibuat dapat terlaksana dengan baik. Proses pengadaan barang
dan jasa perlu dipersiapkan lebih awal agar semua kegiatan dapat dilaksanakan dan
tidak semua pengadaan menumpuk pada akhir tahun.
DAFTAR ISI
IKHTISAR EKSEKUTIF .................................................................................................... iiBAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................1
1.Latar Belakang ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12. Maksud dan Tujuan..............................................................................33. Visi, Misi dan Strategi Organisasi ............................................................. 44. Tugas Pokok dan Fungsi.......................................................................95. Potensi dan Permasalahan ................................................................. 116. Sistematika ................................................................................................... 14
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA.............................................................. 161. Perjanjian Kinerja .............................................................................. 162. Indikator Kinerja Program Kesehatan Masyarakat.....................................16
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA………………………………………………………………….191.. Pengukuran Kinerja,,,,,,,,,, …………………………………………………..192. Pagu dan realisasi Anggaran .………………………………………… .31
BAB IV PENUTUP.………………………………………………………………………..…… 371.Kesimpulan…………………………….……………………………………………. 37
Lampiran :
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penelaahan Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil KepalaDaerah Terpilih Periode 2018-2023…………………… ………………5
Tabel 1.2 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Papua ……… …….10Tabel 2.1 Indikator Kinerja Program Kesehatan Masyarakat sesuai
perjanjian Kinerja Tahun 2020…………………………………… 16Tabel 3.1 Target dan capaian Indikator Program Kesehatan Masyarakat
Provinsi Papua Tahun 2020……………………………………… ..21Tabel 3.2 Pagu DIPA awal dan Revisi Dinas Kesehatan Provinsi Papua
Tahun 2020 ……………………………………………………………32Tabel 3.3 Pagu DIPA Awal dan Revisi Dinas Kesehatan Provinsi Papua
Tahun 2020…………………………………………………………..…34
… .
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dinas Kesehatan Provinsi Papua dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, senantiasa membangun akuntabilitas yang dilakukan
melalui pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang
tepat, jelas dan terukur. Diharapkan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan kesehatan dapat berlangsung dengan bijaksana, transparan,
akuntabel, efektif, dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance
sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme.
Kementerian Kesehatan RI dalam RPJM 2020-2040 telah menentukan
strateginya yang terurai dalam lima point yaitu: 1). Peningkatan Kesehatan ibu
dan anak dan kesehatan reproduksi, 2). Percepatan perbaikan gisi masyarakat,
3).Peningkatan pengendalian penyakit, 4.) Penguatan gerakan masyarakat hidup
sehat (Germas), 5. Peningkatan pelayanan kesehatan dan pengawasan obat dan
makanan .
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis.
Efektivitas dan efisiensi serta pelaksanaan pembangunan kesehatan
sangat dipengaruhi oleh kebijakan dan strategi program, pendekatan
yang tepat serta sasaran yang jelas. Dukungan data dan informasi
kesehatan yang akurat, tepat, dan cepat sangat menentukan dalam
pengambilan keputusan dalam menetapkan arah kebijakan dan strategi
pembangunan kesehatan yang tepat.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu
paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan
nasional: 1) pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif
preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2) penguatan pelayanan
kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan
kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi
berbasis risiko.
Dinas Kesehatan Provinsi Papua mendukung mewujudkan dalam
“Program Indonesia Sehat”. Pertanggungjawaban pelaksanaan kebijakan
dan kewenangan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas tersebut salah satunya
diwujudkan dalam bentuk penyusunan laporan kinerja.
3
Laporan kinerja ini akan memberikan gambaran pencapaian kinerja
Dinas Kesehatan Provinsi Papua dalam Bidang Kesehatan Masyarakat dalam
satu tahun anggaran beserta dengan hasil capaian indikator kinerja dari masing-
masing kegiatan di Bidang Kesehatan Masyarakat di Tahun 2020
2. Maksud dan Tujuan
Penyusunan laporan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Papua
merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja pada tahun 2020 melalui
dana Dekonsentrasi dalam mencapai target dan sasaran program seperti
yang tertuang dalam rencana strategis, dan ditetapkan dalam dokumen
Penetapan Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Papua oleh
pejabat yang bertanggungjawab
2.1 Tujuan
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang dapat menjangkau dan
melayani masyarakat dimanapun diseluruh pelosok Tanah Papua .
2.2 Nilai-nilai
Guna mewujudkan visi dan misi serta rencana strategis pembangunan
kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Papua dengan menganut dan
menjunjung tinggi nilai - nilai yang telah dirumuskan mengacu pada
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan antara lain:
a. Pro Rakyat;
b. Inklusif;
c. Responsif ;
d. Efektif
e. Bersih
3. Visi, Misi dan Strategi Organisasi
3.1 Visi
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut dalam mendukung Visi “PAPUA BANGKIT
MANDIRI SEJAHTERA YANG BERKEADILAN ”, tertuang dalam RPJMD
Provinssi Papua Tanun 2018 – 2023. Visi ini dijabarkan dalam 5 misi .
Misi yang terkait dengan urusan kesehatan adalah misi ke-1
“Memantapkan Kualitas dan Daya Saing SDM” dan misi ke-5
“Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, terdepan, terluar dan
tertentu” selanjutnya visi, misi, sasaran dan indikator disajikan pada
matriks berikut.
5
Tabel.1.1Penelaahan Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih Periode 2018-2023
VISI
PAPUA BANGKIT MANDIRI DAN SEJAHTERA YANG BERKEADILAN
Misi (M1)
MemantapkanKualitas dan DayaSaing SDM
Misi (M5)
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal,terdepan, terluar dan tertentu
Tujuan (T1)
Meningkatkan kualitasSDM yang berdayasaing dan beretika
Tujuan (7)
Meningkatkan pemerataan pembangunan
Sasaran (S4)
Meningkatnya derajatkesehatan masyarakatPapua
Sasaran (S32)
Meningkatnyapercepatanpembangunan wilayah-wilayahperbatasanmenjadihalaman depan negara
Sasaran (S34)
Meningkatnya kapasitasketangguhan daerahdalam upaya pencegahandan kesiapsiagaanbencana
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAERAH
Indikator Kondisi Awal (2018) Kondisi Akhir(2023)
Angka Harapan Hidup 65,86 69,59
Angka Kematian Ibu(AKI)per 100.000 KH
216 (estimasi SUPAS2015)
200
Angka KematianBayi(AKB) per 1.000 KH
24 (estimasiSUPAS2015)
20
Pembangunan Kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari Pembangunan Nasional, karena Kesehatan menyentuh
hampir semua aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, Pembangunan
Kesehatan sangat terkait dan dipengaruhi oleh aspek demografi /
kependudukan, keadaan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat termasuk
tingkat pendidikannya serta keadaan dan pertumbuhan lingkungan fisik
maupun biologi.
Periode 2019-2023 merupakan tahab ketiga dalam pencapaian Visi
jangka panjang Provinsi Papua dari Visi pem bangunan Daerah Jangka
Panjang seperti yang telah dituangkan dalam dokumen Rancangan
RPJPD Provinsi Papua tahun 2005 – 2025. Pembangunan Kesehatan
lebih diarahkan untuk mencapai dan menunjang visi Provinsi Papua yaitu “
PAPUA BANGKIT, MANDIRI DAN SEJAHTERA YANG BERKEADILAN
” , dimana pelaksanaan pembangunan pada tahap ini dilakukan dengan
meningkatkan kemandirian , kemitraan dan keterlibatan Orang Asli Papua
dalam segala bidang pembangunan yang berorientasi pada kemandirian
dan kemapanan lokal yang berbasis keberlanjutan, ketahanan pangan ,
kemampuan daya saing yang di dukung [erlindungan perempuan dan
anak , seta menekankan pada kesetaraan gender dan terwujudnya
lembaga jaminan sosial .
3.2 Misi
Misi Pembangunan 2019 – 2023 merupakan rumusan dari usaha – usaha
yang diperlukan untuk mencapai visi , namun tidak terlepas dari kondisi
tantangan lingkungan global dan domestic pada kurun waktu 2019 -2023
yang mempengaruhinya .
Adapun misi pembangunan daerah Provinsi Papua tahun 2019 – 2023
sebagai berikut :
1. Memantapkan Kualitas dan Daya Saing SDM
2. Memantapkan Rasa Aman, Tentram dan damai serta Kehidupan
Demokrasi memperkuat Bingkai NKRI
3. Penguatan Tata Kelola Pemerintahan
7
4. Penguatan dan Percepatan Perekonomian daerah berbasis Potensi
unggulan Lokal dan Pengembangan Wilayah berbasis Kultural secara
Berkelanjutan
5. Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal , Terdepan, Terluar dan
Tertentu .
Pemerataan pelayanan Kesehatan masih belum dapat mencapai titik
yang optimal meskipun prioritas dan strategi pelayanan kesehatan telah
lama diarahkan ke pegunungan, lembah-lembah, dan kampung-kampung
pada daerah terpencil / pedalaman, namun kendala geografis, transportasi
dan biaya ekonomi tinggi selalu menjadi hambatan dan tantangan yang
memperlambat penjangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
secara maksimal yang berujung pada belum optimalnya pencapaian hasil
pembangunan kesehatan yang diharapkan.
Kondisi nyata dari berbagai aspek yang terjadi khususnya di bidang
kesehatan tercermin dari pencapaian hasil pembangunan di bidang
kesehatan yang telah dilakukan selama berpuluh-puluh tahun. Walaupun
secara obyektif telah memberikan banyak peningkatan dan perubahan
terhadap pencapaian sasaran, peningkatan cakupan pelayanan serta
peningkatan daya dukung pelaksanaan program, secara menyeluruh
peningkatan yang terjadi mampu memberikan impak yang bermakna
terhadap tujuan akhir dari Pembangunan kesehatan.
3.3 Strategi Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Kebijakan pembangunan kesehatan difokuskan pada penguatan
upaya kesehatan dasar (Primary Health Care) yang berkualitas
terutama melalui peningkatan jaminan kesehatan, peningkatan
akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang
didukung dengan penguatan sistem kesehatan dan peningkatan
pembiayaan kesehatan.
Strategi pembangunan Kesehatan Masyarakat tahun 2020
sesuai Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun
2020 – 2024 meliputi:
a. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu,
Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas.
b. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat.
c. Meningkatkan Penyehatan Lingkungan.
d. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat.
3.4 Sasaran Program Dinas Kesehatan Provinsi Papua
Sasaran Program Dinas Kesehatan Provinsi Papua, adalah
meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat.
3.5 Indikator Kinerja
Indikator kinerja Program Kesehatan Masyarakat di Dinas
Kesehatan Provinsi Papua dalam mendukung dekonsentrasi
yaitu:
a. Persentase Ibu bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan (PF)
b. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK).
c. Persentase Kabupaten/kota yang memenuhi kualitas
kesehatan lingkungan
9
4. Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Kesehatan Provinsi Papua terdiri dari Sekretariat dan 4 (empat)
Bidang yang terdiri dari :
a. Sekretariat terdiri dari Sub Bagian Program, Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian dan Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan,
b. Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri dari Seksi Kesehatan Keluarga
dan Gizi, dan Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah
Raga,
c. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tediri dari Seksi Survelens
dan Imunisasi, Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan
Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa.
d. Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari Seksi Pelayanan Kesehatan
Primer dan Tradisional, Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Seksi
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Peningkatan Mutu
e. Bidang Sumberdaya Kesehatan terdiri dari Seksi Kefarmasian, Seksi Alat
Kesehatan dan Seksi Sumberdaya Manusia Kesehatan.
Dinas Kesehatan Provinsi Papua juga memiliki 4 (empat) Unit
Pelaksana Teknis (UPT) yaitu :
a. UPT. Balai Latihan Kesehatan
b. UPT. Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Kesehatan
c. UPT. Balai Laboratorium Kesehatan
d. UPT. Balai Pencegahan dan Pengendalian AIDS,Tuberkulosa dan
Malaria (ATM)
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Papua
sebagaimana bagan struktur berikut :
Tabel.1.2Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Papua
Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional serta
koordinasi dibidang keseahatan keluarga dan gizi masyarakat, promosi
kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja
dan kesehatan olah raga.
11
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Bidang
Kesehatan Masyarakat mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Penyiapan perumusan kebijakan operasional dibidang kesehatan keluarga
dan gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan kesehatan olah raga.
2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional dibidang kesehatan keluarga
dan gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan kesehatan olah raga.
3) Pelaksanaan koordinasi dibidang kesehatan keluarga dan gizi
masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan kesehatan olah raga.
4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi dibidang kesehatan keluarga
dan gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan kesehatan olah raga.
5) Pemantauan evaluasi dan pelaporan dibidang kesehatan keluarga
dan gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan kesehatan olah raga
6) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
5. Potensi dan Permasalahan
Pembangunan Kesehatan di suatu daerah pada umumnya diarahkan pada
kebijakan untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat, upaya kesehatan
masyarakat dan sumber daya kesehatan yang mencakup penyediaan sarana
dan prasarana kesehatan yang berkualitas dan memadahi .
Potensi dan permasalahan pembangunan kesehatan akan menjadi input dalam
menentukan arah kebijakan dan strategi Dinas Kesehatan Papua
Secara umum capaian Angka harapan Hidup (AHH) Provinsi Papua
mengalami kecenderungan yang relative meningkat dari tahun ke tahun hingga
mencapai angka pada tahun 2017 sebesar 65.14 Tahun
Angka kematian ibu (AKI)/Maternal Mortality Rate (MMR) adalah salah
satu indikator hasil pembangunan di bidang kesehatan, semakin rendah AKI
maka pembangunan suatu wilayah mengindikasikan semakin baik pembangunan
di bidang kesehatan. AKI secara nasional cenderung bergerak fluktuatif.
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007
sebesar 228 per 100.000 KLH meningkat menjadi 346 per 100.000 KLH pada
tahun 2010 (Sensus Penduduk 2010), namun menurun menjadi 305 per 100.000
KLH berdasarkan hasil Survei Antar Sensus (SUPAS) pada tahun 2015,
sedangkan AKI Provinsi Papua sebesar
573per 100.000 (SDKI 2012), berdasarkan SUPAS 2015 diestimasikan AKI
Provinsi Papua sebesar 216 per 100.000 KH, lebih rendah dari target RPJMD
2013-2018 yakni sebesar 250 KH.
Angka Kematian Bayi (AKB) nasional (SDKI 2012) sebesar 32 per
1000 KH sedangkan untuk Provinsi Papua sebesar 54 per 1000, sedangkan
pada tahun 2015 AKB nasional turun menjadi 24 per 1000 KH (SUPAS 2015),
untuk Provinsi Papua SUPAS 2015 tidak mengeluarkan angka.
Saat ini akses ibu hamil, bersalin dan nifas terhadap pelayanan
kesehatan belum maksimal, Kondisi ini kemungkinan disebabkan antara lain
karena kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil dan bersalin yang belum
memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya..
Penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan dan hipertensi dalam
kehamilan, selain itu penyebabnya karena infeksi. Penyebab ini dapat
diminimalisir apabila kualitas Antenatal Care dilaksanakan dengan baik,
13
sehingga mampu menskrining kelainan pada ibu hamil sedini mungkin.
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu hamil tidak sehat
antara lain adalah, anemia, ibu hamil yang menderita diabetes, hipertensi,
malaria, TB, HIV, Hepatitis B dan Infeksi Menular Seksual (Siphilis) dan empat
terlalu (terlalu muda <20 tahun, terlalu tua >35 tahun, terlalu dekat jaraknya 2
tahun dan terlalu banyak anaknya > 3 tahun).
Potensi dan tantangan dalam penurunan kematian ibu dan anak adalah
jumlah tenaga kesehatan yang menangani kesehatan ibu khususnya bidan
belum relatif tersebar ke seluruh wilayah, namun kompetensi masih belum
memadai. Peningkatan kesehatan ibu sebelum hamil terutama pada masa
remaja, menjadi faktor penting dalam penurunan AKI dan AKB.
Angka Kematian Ibu menjadi salah satu indikator penting dalam
menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita
yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan
kehamilan atau tidak penanganannnya ( tidak termasuk kecelakaan atau
insedentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas( 42 hari
setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000
Kelahiran Hidup. AKI juga digunakan dalam pemantauan kematian terkait
dengan kehamilan . Indikator ini dipengaruhi oleh status kesehatan secara
umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan.
Sensitifitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya
indicator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan.
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah yang meninggal sebelum
mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1000 Kelahiran hidup pada
tahun yang sama . AKB merupakan indicator yang biasanya digunakan untuk
menentukan derajad kesehatan. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang
dilakukan dalam rangka penurunan AKI.
Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan adalah pelayanan
persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan
kompetensi kebidanan. Tenaga yang dimaksud dokter, dokter spesialis dan
bidan. Upaya pelayanan persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan adanya
hambatan dalam pemenuhan tenaga Kebidanan yang kompeten baik dari
jumlah dan penditribusiannya, Walaupun ada program Jampersal dan
kemitraan bidan dan dukun merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan .
Surveilans Gizi merupakan kegiatan pemantauan perkembangan status
gizi balita yang dilaksanakan setiap tahun secara berkesinambungan untuk
memberikan gambaran tentang kondisi status gizi balita. PSG di Provinsi
Papua dimulai tahun 2014 sampai 2017 , selanjutnyan dengan Eletronik
Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) yang telah
dilakukan pada tahun 2018 dan tahun 2019 .
6. Sistematika
Sistematika penulisan laporan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Papua Bidang
Kesehatan Masyarakat adalah sebagai berikut :
- Ringkasan Eksekutif
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
15
- BAB I
Penjelasan umum organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Papua , Bidang
Kesehatan Masyarakat, penjelasan aspek strategis organisasi serta
permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.
- BAB II
Menjelaskan uraian ringkasan/ ikhtisar perjanjian kinerja Dinas Kesehatan
Masyarakat Bidang Kesehatan masyarakat tahun 2020.
-BAB III
Penyajian capaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Papua untuk setiap pernyataan
kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi, dengan melakukan beberapa hal sebagai berikut:
Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; Membandingkan
realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang
terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi; Analisis penyebab
keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi
yang telah dilakukan; Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; Analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian
pernyataan kinerja dan melakukan analisa realisasi anggaran.
- BAB IV
Penutup, Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi
serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk
meningkatkan kinerjanya.
- LAMPIRAN
- Formulir PK : Pengukuran Kinerja
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Papua telah ditetapkan
dalam dokumen penetapan kinerja yang merupakan suatu dokumen
pernyataan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk
mewujudkan target kinerja tertentu dengan didukung sumber daya yang
tersedia.
Indikator dan target kinerja yang telah ditetapkan menjadi
kesepakatan yang mengikat untuk dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan
sebagai upaya mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada
masyarakat Indonesia. Perjanjian penetapan kinerja tahun 2020 yang
telah ditandatangani bersama oleh Direktur Jenderal Kesehatan
Masyarakat dan Dinas Kesehatan Provinsi Papua pada bulan Desember
2018 berisi Indikator, antara lain:
A. Indikator Kinerja Program Kesehatan Masyarakat DinasKesehatan Provinsi Papua
Tabel 2.1Indikator Kinerja Program Kesehatan Masyarakat sesuai perjanjian
Kinerja Tahun 2020NO
SasaranProgram/Kegiatan
Indikator Kinerja TargetNasional
TargetProvinsi
(2) (3) (4) (5)1 Pembinaan
GiziMasyarakat
1
2
PersentaseKabupaten/Kota yangmelaksanakanSurveilans gizi
Persentase Puskesmasmampu tatalaksanangizi buruk pada Balita
50 %
10 %
40 %
5%
17
3
4
Persentase Ibu hamilKurang Eneri Kronis(KEK)
Persentase Bayi UsiaKurang dari 6 bulanmendapat ASI Ekslusif
16 %
40 %
16 %
40 %
2 PembinaanKesehatanKeluarga
1
2
3
4
5
6
Jumlah Kabupaten/kota yangmenyelenggarakanPelayanan KesehatanIbu dan Bayi baru Lahir
Persentase Persalinandi Fasilitas PelayananKesehatan
Jumlah Kabupaten/kota yangmenyelenggarakanPelayanan KesehatanBalita
Jumlah Kabupaten/kota yangmenyelenggarakanPelayanan KesehatanAnak Usia Sekolah danRemaja
Jumlah Kabupaten/kota yangmenyelenggarakanPelayanan KesehatanUsia Reproduksi
Persentase Kabupaten/kota yangmenyelenggarakanPelayanan KesehatanLanjut Usia
120kab/Kota
87 %
120Kab/Kota
120Kab/kota
120Kab/Kota
45 %
5Kab/Kota
55 %
5Kab/kota
5Kab/Kota
5Kab/Kota
40 %
3 Pembinaan UpayaKesehatan Kerja danOlahraga
1
2
Jumlah Kabupaten /kota yangmenyelenggarakanKesehatan Kerja
JumlahKabupaten/Kota yangmenyelengggarakan
308
308
10
12
Kesehatan Olah Raga
4 PenyehatanLingkungan
1
2
3
4
5
6
PersentaseDesa/Kelurahan StopBuang Air BesarSembarangan (SBS)
Jumlah Kabupaten /Kota Sehat
Persentase Sarana AirMinum yang diawasi/diperiksa kualitas airminum sesuai standard
Jumlah Fasyankes yangmemiliki pengelolaanlimbah Medis sesuaistandard
Persentase TempatPengelolaan Pangan(TPP) yang memenuhiSyarat sesuai Standar
Persentase Tempat danFasilitas Umum (TFU)yang dilakukanpengawasan sesuaistandard
40 %
110
60 %
3600
38 %
55 %
30 %
4
10 %
30
20 %
20 %
5 Promosi Kesehatandan PemberdayaanMasyarakat
1
2
PersentaseKabupaten/Kota yangmenerapkan KebijakanGerakan MasyarakatHidup Sehat
PersentaseKabupaten/Kotamelaksanakanpembinaan PosyanduAktif
30 %
51 %
30 %
51 %
6 Dukungan Manajemendan PelaksanaanTugas Teknis Lainnyapada ProgramPembinaan KesehatanMasyarakat
1 Persentase KinerjaRKAKL pada ProgramPembinaan KesehatanMasyarakat t
80 % 85 %
19
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 PENGUKURAN KINERJAPengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan
tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target melalui indikator
kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui
sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi Papua dalam kurun waktu Januari – Desember 2020.
Pengukuran kinerja dilakukan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam rangka perwujudan visi dan misi Dinas Kesehatan. Sedangkan
pengukuran yang dimaksud merupakan hasil suatu penilaian yang sistematik dan
didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan/sub kegiatan yang dapat
berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, dampak dan manfaat.
Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan membandingkan
realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator,
sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing
indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi
menyangkut masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam
perencanaan program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap
program/kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator,
pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Dinas
Kesehatan Provinsi Papua Tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019.
Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada
pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam
rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen
Indikator Kinerja Umum (IKU) dan Penetapan Perjanjian Kinerja.
Secara tehnis operasional Kinerja kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Papua
tahun 2020 dihitung dalam form pengukuran kinerja tahun 2020, dengan cara
membandingkan hasil pencapaian (realisasi) dengan rencana (target) rincian
pengukuran kinerja perkegiatan disajikan pada formulir pengukuran kinerja
.
3.1.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Perkembangan terbaru membuktikan bahwa manajemen tidak
cukup hanya memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan
dengan efisien. Diperlukan instrumen baru, pemerintahan yang baik (good
governance) untuk memastikan bahwa manajemen berjalan dengan baik. Selain
itu, budaya organisasi turut mempengaruhi penerapan pemerintahan yang baik di
Indonesia. Pengukuran kinerja dalam penyusunan laporan akuntabilitas kinerja
dilakukan dengan cara membandingkan target kinerja sebagaimana telah
ditetapkan dalam penetapan kinerja pada awal tahun anggaran dengan
realisasi kinerja yang telah dicapai pada akhir tahun anggaran.
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas
dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas
penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan
laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan
(disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja
3.1.1, Indikator Kinerja Program
Program Kesehatan Masyarakat adalah salah satu program Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia dengan upaya prioritas untuk menurunkan Angka
21
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Penurunan Stunting.
Dalam mencapai indikator kinerja melalui capaian Ibu bersalin di fasilitas
pelayanan kesehatan (PF); capaian ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK),
capaian Kabupaten/kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan
3.1.2 Capaian Kinerja Program
Capaian Kinerja Program Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi
Papua Tahun 2020 sebagai berikut :
Table 3.1Target dan capaian Indikator Program Kesehatan Masyarakat Provinsi Papua
Tahun 2020NO
SasaranProgram/Kegiatan
Indikator Kinerja TargetNasional
TargetProvinsi
RealisasiProvinsi
(2) (3) (4) (5) (6)1 Pembina
an GiziMasyarakat
1
2
3
4
PersentaseKabupaten/Kota yangmelaksanakanSurveilans gizi
Persentase Puskesmasmampu tatalaksanangizi buruk pada Balita
Persentase Ibu hamilKurang Eneri Kronis(KEK)
Persentase Bayi UsiaKurang dari 6 bulanmendapat ASI Ekslusif
50 %
10 %
16 %
40 %
40 %
5%
16 %
40 %
100 %
1,4 %
15,7 %
69,9 %
2 PembinaanKesehatanKeluarga
1
2
Jumlah Kabupaten/kota yangmenyelenggarakanPelayanan KesehatanIbu dan Bayi baru Lahir
Persentase Persalinandi Fasilitas PelayananKesehatan
120kab/Kota
87 %
5Kab/Kota
55 %
0
44,2 %
3
4
5
6
Jumlah Kabupaten/kota yangmenyelenggarakanPelayanan KesehatanBalita
Jumlah Kabupaten/kota yangmenyelenggarakanPelayanan KesehatanAnak Usia Sekolah danRemaja
Jumlah Kabupaten/kota yangmenyelenggarakanPelayanan KesehatanUsia Reproduksi
Persentase Kabupaten/kota yangmenyelenggarakanPelayanan KesehatanLanjut Usia
120Kab/Kota
120Kab/kota
120Kab/Kota
45 %
5Kab/kota
5Kab/Kota
5Kab/Kota
40 %
0
1
3
3,45
3 PembinaanUpaya KesehatanKerja danOlahraga
1
2
Jumlah Kabupaten /kota yangmenyelenggarakanKesehatan Kerja
JumlahKabupaten/Kota yangmenyelengggarakanKesehatan Olah Raga
308
308
10
12
13
12
4 PenyehatanLingkungan
1
2
3
4
PersentaseDesa/Kelurahan StopBuang Air BesarSembarangan (SBS)
Jumlah Kabupaten /Kota Sehat
Persentase Sarana AirMinum yang diawasi/diperiksa kualitas airminum sesuai standard
Jumlah Fasyankes yangmemiliki pengelolaanlimbah Medis sesuai
40 %
110
60 %
3600
30 %
4
10 %
30
4,2 %
1
41 %
6
23
5
6
standard
Persentase TempatPengelolaan Pangan(TPP) yang memenuhiSyarat sesuai Standar
Persentase Tempat danFasilitas Umum (TFU)yang dilakukanpengawasan sesuaistandard
38 %
55 %
20 %
20 %
48,6 %
61,2 %
5 PromosiKesehatan danPemberdayaanMasyarakat
1
2
PersentaseKabupaten/Kota yangmenerapkan KebijakanGerakan MasyarakatHidup Sehat
PersentaseKabupaten/Kotamelaksanakanpembinaan PosyanduAktif
30 %
51 %
30 %
51 %
48 %
72 %
6 DukunganManajemen danPelaksanaanTugas TeknisLainnya padaProgramPembinaanKesehatanMasyarakat
1 Persentase KinerjaRKAKL pada ProgramPembinaan KesehatanMasyarakat
80 % 85 % 75 %
3.1.3 Analisa Capaian Kinerja
a. Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan Surveilans gizi
Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan Surveilans gizi target 40 %
pada tahun 2020 sedangkan realisasi 100 % . Kabupaten Kota sudah dilatih
surveilans gizi dan melakukan entri ke aplikasi EPPGBM walaupun akses
internet tidak maksimal dan sarana pendukung untuk entri data juga kurang
memadahi
b. Persentase Puskesmas mampu tatalaksanan gizi buruk pada Balita
Capaian Puskesmas Mampu Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita di Provinsi
Papua tidak mencapai target yang telah ditetapkan dimana capaian pada
tahun 2020 sebesar 1,4 % dari target Provinsi Papua 5 % dimana belum
semua puskesmas ada petugas gizi dan petugas semua mengikuti
tatalaksana gizi buruk balita. Indikator ini masih baru di tahun 2020, jadi
masih tahap sosialisasi. Puskesmas yang ditaih tata laksana gizi buruk baru 6
Puskesmas
c. Persentase Ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK)
Cakupan Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) hamper mencapai target dari
yang telah di tetapkan dimana capaian Tahun 2020 sebesat 15,7 % dari target
yang ditetapkan sebesar 16 %, Untuk Bumil KEK mendapatkan Makanan
Tambahan dari penyediaan dari DAK Fisik Stunting Provinsi .
d. Persentase Bayi Usia Kurang dari 6 bulan mendapat ASI Ekslusif
Bayi Usia Kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif telah mencapai target ,
dari target 40 % sedangkan capaian nya mencapai 69,9 %
e. Jumlah Kabupaten /kota yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Ibu
dan Bayi baru Lahir
Capaian Indikator kabupaten/KKota yang menyelengarakan pelayanan
Kesehatan Ibu dan Bayi baru Lahir di Provinsi Papua tidak mencapai target
yang telah ditetapkan dimana capaian pada tahun 2020 belum ada
kabupaten yang masuk dalam indiikator tersebut diatas dari target Provinsi
Papua sebanyak 5 kabupaten dikarenakan :
- Indikator ini baru ada tahun 2020, sehingga masih tahap sosialisasi.
25
- Indikator ini merupakan indikator komposit, dimana bila 1 syarat saja
tidak terpenuhi maka kabupaten/kota dikatakan tidak menyelenggarakan
kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir.
- Puskesmas yang dilatih kegawat daruratan maternal baru 5 puskesmas
- RS PONEK buka 24 jam belum ada di semua kabupaten/Kota
- AMP tidak dilakukanoleh Kabupaten/Kota minimal 4 kali dalam setahun.
- Kelas Ibu Hamil belum ada di minimal 50% jumlah desa di
Kabupaten/Kota
- Kelas Ibu Balita belum ada di minimal 50%jumlah desa di
kabupaten/kota.
- Pandemi
f. Persentase Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Capaian Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan , hampir memenuhi target
yang ditetapkan dimana target tahun 2020 sebesar 55 % sedangkan realisasi
mencapai 44,2 % . belum tercapaiany indikator di atas dikarenakan :
- Masyarakat tinggal jauh dari Fasyankes, sehingga lebih memilih
melahirkan di rumah ditolong oleh tenaga kesehatan.
- Masyarakat masih mencari pertolongan persalinan oleh dukun bersalin
atau keluarga
- Rumah tunggu persalinan belum ada di semua kabupaten/kota
- Transportasi yang sulit ke Fasyankes
- Sistem Rujukan belum berjalan dengan baik
- Pandemi
g. Jumlah Kabupaten /kota yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Balita
Capaian Indikator Kabupaten/ kota yang menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan Balita tidak mencapai target , belum ada kabupaten yang termasuk
dalam indikator diatas dari target 5 kabupaten. Indikator ini belum mencapai
target disebabkan oleh :
- Indikator ini baru ada tahun 2020, sehingga masih tahap sosialisasi.
- Indikator ini merupakan indikator komposit, dimana bila 1 syarat saja tidak
terpenuhi maka kabupaten/kota dikatakan tidak menyelenggarakan
Pelayanan kesehatan Balita.
- Kelas Ibu Balita belum ada di minimal 50%jumlah desa di
kabupaten/kota.
- Belum semua Puskesmas di kabupaten/kota menerapkan MTBS dalam
menangani Balita Sakit
- Belum semua Puskesmas di kabupaten/Kota menerapkan SDIDTK untuk
memantau pertumbuhan dan perkembangan Balita.
- Pandemi
h. Jumlah Kabupaten /kota yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Anak
Usia Sekolah dan Remaja
Indikator Kabupaten/Kota yang menyelengarakan Pelayanan Kesehatan Anak
Usia sekolah dan Remaja belum mencapai target dimana target yang
ditetapkan sebesar 5 kabupaten tetapi capaian baru mencapai 1 kabupaten
saja . hal ini karena :
- Indikator ini baru ada tahun 2020, sehingga masih tahap sosialisasi.
- Indikator ini merupakan indicator komposit.
- Sekolah dari rumah di masa pandemic, sehingga sulit melakukan Trias
UKS
27
- Posyandu Remaja baru sedikit yang terbentuk
i. Jumlah Kabupaten /kota yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Usia
Reproduksi
Indikator Kabupaten Kot yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Usia
Reproduksi pada Tahun 2020 telah ,mencapai 3 Kabupaten dari target
sebesar 5 Kabupaten
Tidak mencapainya target dikarenakan :
- Kabupaten/Kota belum melatih puskesmas untuk melakukan pelayanan
Kespro Calon Pengantin
- Indikator ini masih baru yaitu tahun 2020, jadi baru disosialisasi ke
kabupaten/kota
- Petugas kesehatan (Bidan) tidak kompeten dalam melakukan KB pasca
salin.
- Pandemi
j. Persentase Kabupaten /kota yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
Lanjut Usia
Indikator Kabupaten kota yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Lanjut
Usia tidak mencapai target , dimana Capaian Indikator ini pada tahun 2020
sebesar 3,45 dari target yang diteapkan sebesar 40 %, hal ini dikarenakan :
- Tidak semua kabupaten/Kota menginput laporannya ke aplikasi komdat
Kesmas karena belum paham cara entry dan sulitnya signal internet.
- Menurut laporan lansia yang dikirim secara manual ke pengelola program
lansia provinsi Papua ada 19 kabupaten/kota dari 29 kabupaten/kota
(65,5%) yang melaksanakan pelayanan kesehatan lansia sehingga
seharusnya melebihi target
k. Jumlah Kabupaten / kota yang menyelenggarakan Kesehatan Kerja
Capaian Indikator Kabupaten / kota yang menyelenggarakan Kesehatan Kerja
untuk tahun 2020 telah melebihi target yang di tetapkan , dimana dari target
yang ditetapkan sebesar 10 Kabupatenkota , namun pada tahun 2020 telah
tercapai sebanyak 13 kabupaten/Kota
l. Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelengggarakan Kesehatan Olah Raga
Capaian Indikator dari Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelengggarakan
Kesehatan Olah Raga pada Tahun 2020 , telah sesuai target yang di tetapkan
dimana target nya 12 kabupaten kota sedangkan capaian Tahun 2020 juga 12
Kabupaten Kota
m. Persentase Desa/Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
Indikator Desa/Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) di Provinsi
Papua pada Tahun 2020 target 30 % dan capaian hanya 4,2 % , sehingga
untuk indikator ini tidak mencapai target , belum mencapai target di karenakan :
- Belum semua kabupaten melakukan pemicuan walaupun telah dilakukan
sosialisasi bagi semua kabupaten Kota
- Belum semua kabupaten/kot menyediaan dana untuk kegiatan SBS
- Belum dilakukan verifikasi ODF
- Pandemi
n. Jumlah Kabupaten / Kota Sehat
Indikator tentang Kabupaten / Kota Sehat (KKS) pada tahun 2020 di Provinsi
Papua belum mencapai target. Target yang ditetapkan sebanyak 4 kabupaten
kota namun capaian baru mencapai 1 kota Jayapura.
29
Adapun kabupaten yang telah disosialisasi meliputi kota jayapura, kabupaten
jayapura , Kabupaten Biak Numfor dan Kabupaten Merauke . kendala dari
Kabupaten karena Surat Keputusan belum ada dan dukungan dari lintas
sector belum maksimal .
o. Persentase Sarana Air Minum yang diawasi /diperiksa kualitas air minum sesuai
standard
Indikator Sarana Air Minum yang diawasi /diperiksa kualitas air minum sesuai
standard berdasarkan target Provinsi Papua Tahun 2020 sebesar 10 % namun
capaian telah mencapai 41 % . capaian ini karena dalam pemeriksaan
mendapat dukungan dari provinsi, kabupaten dan kegiatan pengawasan rutin
dilakukan oleh petugas puskesmas .
p. Jumlah Fasyankes yang memiliki pengelolaan limbah Medis sesuai standard
Capaian Indikator Jumlah Fasyankes yang memiliki pengelolaan limbah Medis
sesuai standard Provinsi Papua Tahun 2020 , target 30 Fasyankes sedangkan
capaian baru mencapai 6 Fasyankes yang telah memiliki pengelolaan limbah.
Masih rendahnya fasyankes yang memiliki pengelolaan limbah medis karena
tahun 2020 baru dilakukan sosialisasi indikator tersebut, kesulitan petugas
dalam menginput indikaor tersebut di aplikasi karena jaringan internet terbatas ,
belum semua fasyankes mengolah limbah medis, tidak ada incinerator di
fasyankes tingkat pertama, Belum maksimal dalam koordinasi dengan lintas
sector terkait .
q. Persentase Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) yang memenuhi Syarat sesuai
Standar.
Indikator Pengawasan Tempat-Tempat Umum yang memenuhi syarat
kesehatan pada tahun 2020 berdasarkan target Provinsi Papua adalah 20 %
dan capaian telah mencapai 48,6 % . Capaian melampaui target karena
pemeriksaan dan inpeksi di dukung oleh kabupaten dan provinsi , Pengawasan
rutin dilakukan oleh petugas puskesmas dan telah dilakukan orientasi untuk
penjamah makanan dan koordinasi lancar
r. Persentase Tempat dan Fasilitas Umum (TFU) yang dilakukan pengawasan
sesuai standard.
Indikator Tempat dan Fasilitas Umum (TFU) yang dilakukan pengawasan sesuai
standard pada tahun 2020 berdasarkan target Provinsi Papua adalah 20 % dan
capaian telah mencapai 61,2 % . Capaian melampaui target karena
pemeriksaan dan inpeksi di dukung oleh kabupaten dan provinsi , Pengawasan
rutin dilakukan oleh petugas puskesmas
s. Persentase Kabupaten/Kota yang menerapkan Kebijakan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat
Untuk Capaian Indikator tentang Persentase Kabupaten/Kota yang
menerapkan Kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat pada tahun 2020
target provinsi Papua 30 % dan Capaian telah mencapai 48 %. Capaian
melampaui target yang telah ditetapkan
t. Persentase Kabupaten/Kota melaksanakan pembinaan Posyandu Aktif
Untuk Capaian Indikator tentang Persentase Kabupaten/Kota melaksanakan
pembinaan Posyandu Aktif pada tahun 2020 target provinsi Papua 51 % dan
Capaian telah mencapai 70 %. Capaian melampaui target yang telah
31
ditetapkan .
u. Persentase Kinerja RKAKL pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat
Capaian Kinerja RKAKL pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat
untuk Tahun 2020 sebesar 75 %, sedangkan target 85 % .
Pada tahun 2019 realisasi sebesar 83,0 % .realisasi Tahun 2020 lebih kecil
dari realisasi 2019 .
1.2. Pagu dan Realisasi Anggaran
Anggaran yang sesuai DIPA awal diperjanjikan pada Program Kesehatan
Masyarakat di Dinas Kesehatan Provinsi Papua sebesar Rp. 18.087.487.000,-
Kegiatan DIPA Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dalam pelaksanaannya dalam
periode Januari – desember 2020 telah dilaksanakan Revisi ke-01 DIPA pada
tanggal 12 Mei 2020 . Pagu Anggaran dari 18.087.487.000,- menjadi
1.322.011.000.-
Adapun Pagu per kegiatan sebagai berikut :
Tabel 3.2Pagu DIPA awal dan Revisi
Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tahun 2020
NO KEGIATAN PAGU AWAL PAGU REVISI
2080Program Pembinaan GiziMasyarakat 6.810.000.000 407.421.000
003 Penguatan Intervensi Paket Gizi 100.000.000 0
007Pembinaan dalam peningkatanPengetahuan Gizi Masyarakat 2.360.000.000 359.190.000
504 Peningkatan Surveylance Gizi 4.350.000.000 48.231.000
2089Program Kesehatan Kerja danOlah Raga 862.580.000 91.250.000
036
Pembinaan PemeriksaanKebugaran Jasmani bagi JemaahHaji 53.900.000 32.050.000
042Pelaksanaan Kesehatan Kerja ditempat Kerja 755.680.000 59.200.000
043
Instansi Pemerintah yangmelaksanakan pengukuranKebugaran Jasmani 53.000.000 0
5832 Program Kesehatan Keluarga 4.702.889.000 337.242.000
‘001Pelayanan Kesehatan Ibu danBayi baru Lahir 2.274.787.000 0
002Pelayanan Kesehatan UsiaReproduksi 357.100.000 0
‘004Pelayanan Kesehatan Usiasekolah dan Remaja 613.200.000 0
‘008 Pelayanan Kesehatan Balita 118.994.000 0
015 Pelayanan Kesehatan Lansia 276.074.000 0
016
Pelayanan Kesehatan Ibu danAnak bagi Prov. Papua dan PapuaBarat 1.062.734.000 337.242.000
5833Program Promosi Kesehatandan Pemberdayaan Masyarakat 1.309.793.000 113.230.000
001Kab./Kota yang menerapkanKebijakan Germas 517.793.000 0
002Kampanye Hidup Sehat MelaluiBerbagai Media 400.000.000 113.230.000
009Kab/Kota melaksanakanpembinaan Posyandu Aktif 392.000.000 0
5834Program PenyehatanLingkungan 2.559.860.000 184.115.000
501
Pengawasan TempatPengellolaan Pangan (TPP) yangmemenuhi syarat 768.477.000 0
33
503
Pengawasan Tempat FasilitasUmum ( TFU) yang meneuhisyarat Kesehatan
119.817.000
7.360.000
504Pengawasan Terhadap sarana AirMinum 586.504.000 14.208.000
506Pengawasan Pengelolaan LimbahMedis di Fasyankes 267.048.000 0
507Pembinaan Pelaksabaab Kab/KotaSehat di Provinsi 212.729.000 30.648.000
508Pembinaan Pelaksanaan SanitasiTotal Berbasis Masyarakat (STBM) 605.285.000 131.899.000
2085
Program Dukungan Manajemendan Pelaksanaan Tugas TeknisLainnya pada Program 1.842.365.000 188.753.000
950Layanan Dukungan ManajemenEselon I 1.842.365.000 188.753.000TOTAL 18.087.487.000 1.322.011.000
Tabel 3.3Pagu DIPA Awal dan Revisi Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tahun 2020
NO KEGIATAN PAGU AWAL PAGU REVISI REALISASI
2080Program Pembinaan GiziMasyarakat 6.810.000.000 407.421.000 266.105.100
003 Penguatan Intervensi Paket Gizi 100.000.000 0 0
007Pembinaan dalam peningkatanPengetahuan Gizi Masyarakat 2.360.000.000 359.190.000 246.196.500
504 Peningkatan Surveylance Gizi 4.350.000.000 48.231.000 19.908.600
2089Program Kesehatan Kerja danOlah Raga 862.580.000 91.250.000 84.357.100
036
Pembinaan PemeriksaanKebugaran Jasmani bagiJemaah Haji 53.900.000 32.050.000 30.250.000
042Pelaksanaan Kesehatan Kerja ditempat Kerja 755.680.000 59.200.000 54.107.100
043
Instansi Pemerintah yangmelaksanakan pengukuranKebugaran Jasmani 53.000.000 0 0
5832 Program Kesehatan Keluarga 4.702.889.000 337.242.000 210.084.086
‘001Pelayanan Kesehatan Ibu danBayi baru Lahir 2.274.787.000 0 0
002Pelayanan Kesehatan UsiaReproduksi 357.100.000 0 0
‘004Pelayanan Kesehatan Usiasekolah dan Remaja 613.200.000 0 0
‘008 Pelayanan Kesehatan Balita 118.994.000 0 0
015 Pelayanan Kesehatan Lansia 276.074.000 0 0
016
Pelayanan Kesehatan Ibu danAnak bagi Prov. Papua danPapua Barat 1.062.734.000 337.242.000 210.084.086
5833
Program Promosi Kesehatandan PemberdayaanMasyarakat 1.309.793.000 113.230.000 113.230.000
001Kab./Kota yang menerapkanKebijakan Germas 517.793.000 0 0
002Kampanye Hidup Sehat MelaluiBerbagai Media 400.000.000 113.230.000 113.230.000
009Kab/Kota melaksanakanpembinaan Posyandu Aktif 392.000.000 0 0
5834Program PenyehatanLingkungan 2.559.860.000 184.115.000 140.459.268
35
1.3 Hambatan dalam Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Sejumlah hambatan dapat diidentifikasi sebagai penyebab belum optimalnya
pencapaian kinerja di Dinas Kesehatan Provinsi Papua tahun 2020 yakni :
a. Pandemi Covid -19 dan Pembatasan Kegiatan
b. Terlambatnya Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran dan Pengelola
Keuangan dari gubernur
c. Proses Revisi dan Refocusing Anggaran
d. Jadwal kegiatan terkait dengan pelaksanaan Protokol Kesehatan Ketat dan
Pembatasan aktifitas sehingga kegiatan ada kalanya tidak dapat dihadiri oleh
Nara Sumber atau Peserta dari kabupaten/kota berhalangan hadir, karena
kesulitan dalam mendapat transportasi
501
Pengawasan TempatPengellolaan Pangan (TPP)yang memenuhi syarat 768.477.000 0 0
503
Pengawasan Tempat FasilitasUmum ( TFU) yang meneuhisyarat Kesehatan
119.817.000
7.360.000 7.360.000
504Pengawasan Terhadap saranaAir Minum 586.504.000 14.208.000 8.956.000
506Pengawasan PengelolaanLimbah Medis di Fasyankes 267.048.000 0 0
507Pembinaan PelaksabaabKab/Kota Sehat di Provinsi 212.729.000 30.648.000 24.606.268
508
Pembinaan PelaksanaanSanitasi Total BerbasisMasyarakat (STBM) 605.285.000 131.899.000 99.537.000
2085
Program DukunganManajemen dan PelaksanaanTugas Teknis Lainnya padaProgram 1.842.365.000 188.753.000 178.339.758
950Layanan Dukungan ManajemenEselon I 1.842.365.000 188.753.000 178.339.758
TOTAL 18.087.487.000 1.322.011.000 992.575.312
e. Untuk Pelaksanaan Kegiatan di Kabupaten / Kota terkendala adanya
pembatasan aktifitas di kabupaten sehubungan dengan penanganan pandemic
Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan pada tahun
2020, sesuai dengan perjanjian kinerja, Dinas Kesehatan Provinsi Papua
menerjemahkan tugas dan fungsinya dengan melakukan berbagai strategi
sebagai berikut:
Menyusun perencanaan kegiatan yang mempunyai daya ungkit tinggi
untuk pencapaian dari tujuan dan sasaran
Mengusulkan pengelola keuangan dekonsentrasi lebih awal
Pemanfaatan jaringan Teknologi Informasi dalam koordinasi dengan
kabupaten/kota
Kerja sama tim dan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan dengan baik ;
Pemanfaatan data dan informasi kesehatan (Riskesdas, Rifaskes, dan
lain-lain) untuk perencanaan
Kegiatan dilaksanakan terintegrasi antar bidang baik dengan bidang
pelayanan kesehatan maupun bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit
Meningkatkan Koordinasi antar bidang baik ditingkat provinsi maupun
Kabupaten
37
BAB IVPENUTUP
Kesimpulan
1. Indikator kinerja (IK) Program Kesehatan Masyarakat terdiri atas tiga
indikator di provinsi Papua dengan capaian , yaitu:
a) Persentase Ibu bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan (PF) pada
Tahun 2020 dengan capaian sebesar 44,2 % dari target nasional
87%.
b) Persentase Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) pada Tahun
2020 dengan capaian sebesar 15,7 % dari target nasional 16 %.
c) Persentase Kabupaten/Kota yang memenuhi kualitas kesehatan
lingkungan
Ketiga indikator Kinerja program tersebut dilaksanakan di tingkat
Kabupaten dan Puskesmas Puskesmas, di mana Provinsi berperan
untuk memastikan dan memfasilitasi indikator tersebut berjalan
sebagaimana mestinya melalui dukungan dari tahap perencanaan
(Juknis, Juklak, Pedoman), pelaksanaan (sosialisasi, orientasi,
refreshing) dan monitoring evaluasi sekaligus pembiayaan.
2. Adapun lingkup Indikator Kinerja sesuai dengan Perjanjinan Kinerja
antara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua dengan Dirjen
Kesehatan Masyarakat Kemkes RI pada tahun 2020 terdiri dari 21
( dua puluh satu ) Indikator dengan capaian target sebagai berikut :
a) Persentase Kabupaten Kota yang melaksanakan surveilans gizi
pada tahun 2020 dengan capaian sebesar 100 % dari target
Provinsi Papua 40 %
b) Persentase Puskesmas mampu tatalaksana gizi buruk balita pada
tahun 2020 dengan capaian sebesar 1,4 % dari target Provinsi
Papua 5 %
c) Persentase Ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) pada tahun
2020 dengan capaian sebesar 15,7 % dari target Provinsi Papua
16 %
d) Persentase Bayi Usia Kurang dari 6 bulan mendapat ASI Ekslusif
pada tahun 2020 dengan capaian sebesar 69,9 % dari target
Provinsi Papua 40 %
e) Jumlah Kabupaten kota yang menyelenggarakan pelayanan
Kesehatan Ibu dan Bayi baru lahir pada tahun 2020 dengan
capaian sebesar 0 % dari target Provinsi Papua 5 kab
f) Persentase Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada
tahun 2020 dengan capaian sebesar 44,2 % dari target Provinsi
Papua 55 %
g) Jumlah Kabupaten Kota yang menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan Balita pada tahun 2020 dengan capaian sebesar 0
Kabupaten dari target Provinsi Papua 5 kabupaten
h) Jumlah Kabupaten Kota yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja pada tahun 2020
dengan capaian sebesar 1 Kabupaten dari target Provinsi Papua
5 Kabupaten
i) Jumlah Kabupaten Kota yang menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan Usia Reproduksi pada tahun 2020 dengan capaian
sebesar 3 Kabupaten dari target Provinsi Papua 5 Kabupaten
j) Persentase Kabupaten Kota yang menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan Lanjut Usia pada tahun 2020 dengan capaian sebesar
3,45 % dari target Provinsi Papua 40 %
39
k) Jumlah kabupaten kota yang menyelenggarakan Kesehatan Kerja
pada tahun 2020 dengan capaian sebesar 13 Kabupaten dari
target Provinsi Papua 10 Kabupaten
l) Jumlah Kabupaten Kota yang menyelenggarakan Kesehatan Olah
Raga tahun 2020 dengan capaian sebesar 12 kabupaten dari
target Provinsi Papua 12 Kabupaten
m) Persentase Desa/kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan
(SBS) pada tahun 2020 dengan capaian sebesar 4,2 % dari
target Provinsi Papua 30 %
n) Jumlah Kabupaten/ Kota sehat pada tahun 2020 dengan capaian
sebesar 1 Kota dari target Provinsi Papua 4 kabupaten/Kota
o) Persentase Sarana Air Minum yang diawasi diperiksa kualitas air
minum sesuai standard pada tahun 2020 dengan capaian 41 %
dari target 10 %
p) Jumlah Fasyankes yang memiliki pengelolaan limbah medis
sesuai standard pada tahun 2020 dengan capaian sebesar 6
fasyankes dari target Provinsi Papua 30 Fasyankes
q) Persentase Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) yang memenui
syarat sesuai standard pada tahun 2020 dengan capaian sebesar
48,6 % dari target Provinsi Papua 20 %
r) Persentase Tempat dan Fasilitas Umum (TFU) yang dilakukan
pengawasan sesuai standard pada tahun 2020 dengan capaian
sebesar 61,2 % dari target Provinsi Papua 20%
s) Persentase Kabupaten/Kota yang menerapkan Kebijakan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat pada tahun 2020 dengan capaian
sebesar 48 % dari target Provinsi Papua 30%
t) Persentase Kabupaten Kota yang melaksanakan pembinaan
posyandu aktif pada tahun 2020 dengan capaian sebesar 72 %
dari target Provinsi Papua 51 %
u) Persentase Kinerja RKAKL pada Program pembinaan Kesehatan
Masyarakat pada Tahun 2020 dengan capaian sebesar 75 % dari
target Provinsi Papua 85 %
3. Indikator baru dan indikator komposit belum maksimal dalam
disosialisasikan di tingkat penanggung jawab program di fasilitas
kesehatan tingkat pertama
4. Pandemi menjadi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan
Masyarakat
5. Analisa keberhasilan indikator terutama adalah ketersediaan data,
format laporan rutin, kejelasan mekanisme system pelaporan dan adanya
perubahan Indikator sesuai rentra baru
6. Analisa penghambat, beberapa point yang perlu digaris bawahi adalah
belum adanya sistem pencatatan dan pelaporan terintegrasi satu pintu
dan masih berjalan berdasarkan program masing-masing di
kabupaten/kota, selain Penggantian Pemangku Kepentingan dan
adanya perubahan perangkat organisasi dan pejabatnya dan seringnya
Pengelola program Kabupaten/kota yang cepat mengalami perubahan
berakibat pengelola program yang baru perlu belajar memahami kembali
tiap indikator yang ada..
41
7. Kegiatan DIPA Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dalam pelaksanaannya
dalam periode Januari – desember 2020 telah dilaksanakan dan telah
dilakukan Revisi ke-01 DIPA pada tanggal 12 Mei 2020 . Pagu Anggaran dari
18.087.487.000,- menjadi 1.322.011.000. di karenakan pandemic covid -
LAMPIRAN