laporan kinerja pemerintah kabupaten bintan tahun 2016 ini...
TRANSCRIPT
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya maka laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan Tahun 2016
dapat terselesaikan.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan
pemerintah yang bersih dan bebas KKN menyebutkan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus di pertanggungjawabkan kepada
masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara. Hal ini menyiratkan
bahwa wujud akuntabilitas dari penyelenggara pemerintah adalah mempertanggung
jawabkan hasil akhir dan manfaat dari suatu program dan kegiatan yang dapat
dirasakan oleh masyarakat.
Bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat bukan sekedar menyatakan
bahwa program dan kegiatan telah terlaksana, namun yang terpenting adalah apakah
program dan kegiatan pemerintah telah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat
serta dampak yang mampu membawa perubahan bagi kesejahteraan masyarakat.
Bentuk pertanggungjawaban inilah yang disebut dengan akuntabilitas kinerja.
Akuntabilitas kinerja pada dasarnya merupakan perwujudan kewajiban suatu
penyelenggara pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan mapupun
kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran periodik
yang diukur dengan seperangkat indikator kinerja non-keuangan ( performance
Indicator ). Tujuan utama akuntabilitas kinerja adalah meningkatkan akuntabilitas
publik instansi pemerintah dan meningkatkan efesiensi, efektifitas dan produktivitas
kinerja organisasi pemerintah serta meminimalkan peluang tercipta korupsi,kolusi dan
nepotisme.
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan tahun 2016 ini di susun berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 54 tahun 2014. Laporan ini merupakan media pertanggungjawaban
keberhasilan dan kegagalan Kabupaten Bintan dalam mencapai sasaran –sasaran yang
telah di tetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD)
Tahun 2016-2021, dalam upaya memenuhi Visi “Terwujudnya Kabupaten Bintan yang
Madani dan Sejahtera Melalui Pencapaian Bintan Gemilang 2025 (Gerakan
Melangkah Maju di Bidang Kelautan, Pariwisata, dan Kebudayaan)”
Menuju Kabupaten Bintan yang Madani dan Sejahtera Melalui Pencapaian
Bintan Gemilang 2025 (Gerakan Melangkah Maju di Bidang Kelautan, Pariwisata, dan
Kebudayaan)” telah memasuki tahun ke 1 (pertama). Dalam rentang waktu tersebut
telah banyak capaian strategis yang berhasil kita lakukan dengan semangat dan kerja
keras. Untuk itu saya menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya terhadap
segenap tingkatan Aparatur Negara/ Birokrasi yang telah melakukan berbagai langkah
dan terobosan untuk kemajuan serta peningkatan kualitas pelayanan kepada
masyarakat Bintan.
Akhirnya saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada Tim penyusun dan seluruh Organisasi Perangkat
Daerah yang telah turut membantu dalam penyusunan Laporan ini. Semoga laporan
ini bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Seri Bentan, Maret 2017
BUPATI BINTAN
H. APRI SUJADI,S.Sos
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ .. 1- 1
B. Pembentukan Pemerintahan Provinsi, Kabupaten dan Kota................ 1- 2
C. Kondisi Geografi dan Demografis Wilayah....................................... . 1- 3
D. Kondisi Umum Pemerintahan Kabupaten Bintan.............................. . 1-30
1. Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bintan........................ 1-30
2. Sumber daya Aparatur Pemerintah Kabupaten Bintan................... 1-35
E. Aspek Strategis .............................. .................................................... 1-35
II. PERENCANAAN KINERJA
A. Visi, Misi Jangka Panjang.............................................................. .... 2-42
B. Visi, Misi, Tujuan dan sasaran Jangka Menengah............................. .. 2-43
C. Perjanjian Kinerja........................................................................ ...... 2-50
III. AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi.......................................................... 3-60
B. Realisasi Anggaran...................................................................... 3-213
IV. PENUTUP...................................................................... 4-233
Lampiran
1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
2. Pengukuran Kinerja Tahun 2016
3. Perjanjian Kinerja Tahun 2017
4. Rencana Aksi DaerahTahun 2016
5. Rencana Aksi Daerah Tahun 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 1
AA.. LLAATTAARR BBEELLAAKKAANNGG
Terselenggaranya tata pemerintah yang baik (Good Governance) merupakan
prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan
dan cita-cita Bangsa dan Negara. Dalam rangka itu, diperlukan pengembangan dan
penerapan sistem pertanggung jawaban, yang tepat, jelas, dan nyata sehingga
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya
guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari KKN
Dalam rangka perwujudan pertanggung jawaban pemerintah menuju Good
Governance dan Clean Government itulah maka jajaran pemerintah Kabupaten
Bintan berusaha menyajikan LAKIP untuk kegiatan Tahun 2015. LAKIP ini disusun
didasarkan atas Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Negara
Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Biokrasi No. 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviatas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Sistem penyelenggaraan pemerintah merupakan unsur penting dalam suatu
negara. Oleh karena itu, penyelanggaraan pemerintah yang baik (good
governance) merupakan tuntunan reformasi sehingga menjadi amanat yang harus
dilaksanakan, terutama oleh aparatur sebagai penyelenggaraan pemerintah. Upaya
menciptakan pemerintah yang baik tersebut tercermin dalam Ketetapan MPR RI
Nomor xi/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas
korupsi, kolusi dan nepotisme, merupakan kenyataan kehendak rakyat untuk
mewujudkan perubahan di segala bidang pembangunan nasional sesuai dengan
iklim reformasi yang menyentuh seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tindak lanjut dari ketetapan MPR tersebut ,di tetapkan Undang-Undang
nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 2
korupsi, kolusi dan nepotisme, pada tanggal 3 dinyatakan bahwa asas-asas umum
penyelenggaraan negara meliputi asas kepastian hukum, asas tertib
penyelenggaraan ,asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas
asas professionalisme dan asas akuntabilitas. Asas akuntabilitas adalah asas yang
menentukan bahwa setiap kegiatan dan akhir kegiatan penyelengaraan negara
harus dapat dipertanggung jawabkan oleh masyarakat dan rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan media
pertanggungjawaban yang berisi informasi mengenai kinerja instansi pemerintah
dan bermanfaat untuk mendorong instansi pemerintah untuk melaksanakan tugas
umum pemerintah dan membangun secara baik dan benar (Good Governance)
yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, kebijakan
yang transparan, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat,
menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara
efektif, efisien dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya,
menjadikan masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan
dalam rangka meningkatkan kinerja instansi pemerintah, serta terpeliharanya
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
BB.. PPEEMMBBEENNTTUUKKAANN PPRROOVVIINNSSII,, KKAABBUUPPAATTEENN DDAANN KKOOTTAA
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2001 tanggal 21 Juni 2001
tentang pembentukan Kota otonom Tanjungpinang telah terjadi peningkatan status
kota Administratif Tanjungpinang menjadi Kota Tanjungpinang. Peningkatan status
ini telah mengakibatkan ibukota Kabupaten Bintan semula berada di Kota
Tanjungpinang harus berpindah ke Desa Bintan Buyu, Kecamatan Teluk Bintan.
Pemindahan ini berdasarkan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Bintan Nomor 75/KPTS/ DPRD/2003 tanggal 8 Oktober 2003 tentang
penentuan Desa Bintan Buyu sebagai Lokasi Ibukota Kabupaten yang baru dan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2004 tentang Pemindahan Ibukota
Kabupaten Bintan dari Wilayah Kota Tanjungpinang ke Bandar Seri Bentan di
Wilayah Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 3
Selanjutnya, berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang
Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau telah ditetapkan Kota Tanjungpinang
sebagai Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Dengan demikian, terdapat tiga
pemerintahan dalam Kota Tanjungpinang. Kondisi ini tentu perlu disikapi
khususnya oleh Pemerintah Kabupaten Bintan yang saat ini masih ada beberapa
SKPD yang berada di Kota Tanjungpinang, sedangkan sebahagian besar SKPD dan
Kantor Bupati telah berada di Bintan Buyu.
CC.. KKOONNDDIISSII GGEEOOGGRRAAFFIISS DDAANN DDEEMMOOGGRRAAFFIISS WWIILLAAYYAAHH
1. KONDISI GEOGRAFIS
1.1. Batas Administrasi
Kabupaten Bintan secara geografis terletak antara 0 o 06’17”-134’52” Lintang
Utara dan 104o12’47” Bujur Timur di sebelah Barat-108
o 02’27” Bujur Timur di
sebelah Timur, dengan batas-batas sebagai berikut :
✓ Sebelah Utara : Kabupaten Natuna, Anambas dan Malaysia.
✓ Sebelah Selatan : Kabupaten Lingga.
✓ Sebelah Barat : Kota Batam dan Kota Tanjungpinang.
✓ Sebelah Timur : Provinsi Kalimantan Barat
Gambar I.1 : Peta Administratif Kabupaten Bintan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 4
1.2.Luas Wilayah
Secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten Bintan seluruhnya mencapai
87.717,84 Km2, luas daratannya hanya 1,50 persen atau sebesar 1.319,51 Km2 saja
dan luas lautnya 86.398,33 Km2 (98,50 persen). Kecamatan terluas daratannya
adalah Kecamatan Gunung Kijang dengan luas 503,12 Km2 dan Kecamatan terkecil
adalah Tambelan yaitu 169,42 Km2.Kabupaten Bintan saat ini terdiri dari 240 buah
pulau besar dan kecil. Hanya 49 buah diantaranya yang sudah dihuni, sedangkan
sisanya walaupun belum berpenghuni sebagian sudah dimanfaatkan untuk kegiatan
pertanian, khususnya usaha perkebunan. Dilihat dari topografinya, pulau-pulau di
Kabupaten Bintan sangat bervariasi. Umumnya dibentuk oleh perbukitan rendah
membundar yang dikelilingi oleh daerah rawa-rawa.
1.3. Topografi
Wilayah Kabupaten Bintan merupakan bagian dari paparan kontinental yang
terkenal dengan nama Paparan kontinental yang dibebut Paparan Sunda. Morfologi
pulau Bintan tidak memiliki perbedaan ketinggian yang menyolok yaitu antara 0-
350 meter dari muka laut. Penonjolan puncak-puncak bukit antara lain Gunung
Bintan 348 meter, Gunung Bintan Kecil 196 meter. Bukit-bukit lainnya merupakan
bukit-bukit dengan ketinggian dibawah 100 meter. Bukit-bukit tersebut merupakan
daerah hulu-hulu sungai yang sebagian besar mengalir kearah Utara dan Selatan
dengan pola sub paralel, sedangkan pola anak-anak sungainya berpola sub radial.
Sungai-sungai itu umumnya pendek-pendek, dangkal dan tidak lebar. Pada
umumnya wilayah Kabupaten Bintan beriklim tropis. Pada tahun 2013di wilayah
Kabupaten Bintan temperatur rata-rata terendah sebesar 24 derajat celcius dan
tertinggi rata-ratasebesar 30derajat celcius dengan kelembaban nisbi rata-rata
tercatat sekitar 72-96 persen. Kecepatan arah angin rata-rata 18km/jam dengan
arah angin cenderung ke Timur Laut.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 5
2. GAMBARAN DEMOGRAFIS
2.1. Jumlah Penduduk
Penduduk Kabupaten Bintan berdasarkan estimasi Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Bintan tahun 2015 berjumlah sebesar 153.020 jiwa terdiri dari
39.079 rumah tangga (KK). Jumlah penduduk laki-laki sebesar 78.824 jiwa
(51,51%) dan penduduk perempuan sebesar 74.196 jiwa (48,49%).
Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan perempuan (sex ratio)
sebesar 106,24. Artinya setiap 100 perempuan berbanding dengan 106
penduduk laki-laki, jumlah penduduk laki-laki 3,02% lebih banyak
dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Persentase ini tidak mengalami
peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya. Kecamatan yang terpadat
penduduknya masih tercatat kecamatan Bintan Timur dengan jumlah
penduduk tertinggi 41.607 jiwa (27,19%), sedangkan yang terendah adalah
dikecamatan Mantang sebanyak 4,168 jiwa (2,75%).
Tabel I.1 : Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan di Kabupaten Bintan Tahun 2015
Kecamatan
Laki-laki Perempuan Jumlah
Teluk Bintan 4.871 4.327 9.198
Bintan Utara 11.363 11.381 22.744
Teluk Sebong 9.506 8.435 17.941
Seri Kuala Lobam 8.601 10.398 18.999
Bintan Timur 21.564 20.043 41.607
Gunung Kijang 7.285 6.084 13.369
Mantang 2.297 1.929 4.226
Bintan Pesisir 4.590 3.821 8.411
Toapaya 6.127 5.295 11.422
Tambelan 2.620 2.483 5.103
KABUPATEN BINTAN 78.824 74.196 153.020
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 6
Tabel I.2 : Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Dependency Rasio di Kabupaten
Bintan, Tahun 2014-2015
No Kelompok
Umur
Tahun
2014 2015*
1. 0-4 16.350 16.518
2. 5-9 16.566 16.769
3. 10-14 14.085 14.291
4. 15-19 10.159 10.301
5. 20-24 10.595 10.684
6. 25-29 15.235 15.373
7. 30-34 16.022 16.178
8. 35-39 13.914 14.068
9. 40-44 11.141 11.282
10. 45-49 8.437 8.570
11. 50-54 5.944 6.050
12. 55-59 4.419 4.503
13. 60-64 3.270 3.336
14. 65-69 2.288 2.339
15. 70-74 1.442 1.473
16 75+ 1.256 1.285
Jumlah 151.123 153.020
Dependency Rasio 52,44 52,49
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, 2016
* : Angka Sangat Sementara
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bintan Laju
Pertumbuhan Penduduk (LPP) di Kabupaten Bintan dari tahun ke tahun
menunjukkan angka yang fluktuatif. LPP rata-rata tahun 2010 - 2014 adalah
sebesar 1.63 per tahun, sedangkan pada tahun 2015 LPP Kabupaten Bintan
diestimasi 1,26% menurun dibanding tahun 2014 yaitu 1,34% yang
diperkirakan berbanding lurus dengan meningkatnya capaian kegiatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 7
program Keluarga Berencana di Kabupaten Bintan. Pertumbuhan penduduk
merupakan faktor yang dinamis dimana pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Bintan yang berada diatas 6% pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2015
disinyalir menimbulkan daya tarik investasi yang pada akhirnya berkontribusi
cukup besar pada bertambahnya migrasi penduduk dari daerah lain ke
Kabupaten Bintan untuk mencari pekerjaan.
Angka beban ketergantungan (Dependency Ratio) atau perbandingan
antara penduduk yang belum produktif ataupun yang sudah tidak produktif
lagi (usia 0-14 tahun ditambah penduduk usia 65 tahun ke atas) dibagi dengan
penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun). Dependency Ratio Kabupaten
Bintan pada tahun 2014 mencapai 52.44 dan terus menunjukkan peningkatan
pada tahun 2015 yang diestimasi 52,49. Artinya bahwa pada tahun 2015,
untuk setiap 100 penduduk usia produktif di Kabupaten Bintan menanggung
sekitar 52 penduduk usia belum/tidak produktif.
2.2. Angka Kerja dan Ketenagakerjaan
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bintan berdasarkan persentase
Penduduk Berumur 15 Tahun keatas yang bekerja Menurut Lapangan
Pekerjaan Kabupaten Bintan, Mata pencaharian penduduk Kabupaten Bintan
pada tahun 2015 diestimasi masih di dominasi sektor pertanian yang
didalamnya termasuk sub sektor perikanan, walaupun sektor pertanian masih
menempati urutan pertama dalam mata pencaharian penduduk, akan tetapi
dibandingkan tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,52%; sedangkan
pada beberapa sektor lainnya terjadi pergeseran struktur mata pencaharian
penduduk Kabupaten Bintan. Pada urutan kedua yaitu sektor perdagangan,
rumah makan dan hotel terus mengalami perkembangan yang positif dimana
pada tahun 2014 hanya menempati urutan ketiga dengan persentase 19.01%
sedangkan pada tahun 2015 menjadi 23,36%; hal ini disebabkan karena
berkembangnya sektor kepariwisataan di Kabupaten Bintan sehingga terjadi
pergeseran mata pencaharian penduduk Kabupaten Bintan khususnya sektor
pariwisata. Pada tahun 2015 sektor jasa kemasyarakatan, social dan
perorangan mengelami penurunan dari tahun 2014 sebesar 1,79% dari
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 8
19,28% menjadi 21,07% pada tahun 2015. Sektor industri pengolahan
mengalami peningkatan dari tahun 2014 yaitu 12,28% menjadi 17,96% pada
tahun 2015 sehingga menempati urutan ke empat.
Tabel I.3 : Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun keatas yang bekerja Menurut Lapangan
Pekerjaan Kabupaten Bintan
No Mata Pencaharian
Penduduk 2014 2015*
1. Pertanian 25,32 24,80
2. Pertambangan dan
Penggalian 1,02 1,48
3. Industri pengolahan 12,28 17,96
4. Listrik, Gas dan Air 1,47 0,26
5. Bangunan 8,09 6,00
6. Perdagangan, Rumah
Makan dan Hotel 19,01 23,36
7. Angkutan, Pegudangan dan
Komunikasi 6,59 4,53
8. Keuangan, Asuransi dan
Usaha Persewaan 5,15 2,33
9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial
dan Perorangan 21,07 19,28
10. Lainnya - -
Jumlah 100,00 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, 2016
* : Angka Sangat Sementara
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bintan Penduduk Usia
Kerja pada tahun 2014 yaitu 104.312 orang meningkat pada tahun 2015
yaitu 105.699 orang. Sementara itu Angkatan Kerja menunjukkan
penurunan dari tahun 2014 yaitu 67.749 orang menjadi 66.145 orang pada
tahun 2015. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan
perbandingan antara angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. TPAK di
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 9
Kabupaten Bintan mengalami penurunan dari 64,95% pada tahun 2014
menjadi 62,83%. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten
Bintan disetimasi mengalami penurunan dari tahun 2014 yaitu 8,12%
menjadi 6,88%.
Tabel I.4 : Perkembangan Ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan Tahun 2014-2015
No Uraian 2014 2015
1. Penduduk Usia Kerja
(orang)
104.312 105.699
2. Angkatan Kerja 67.749 66.415
3. Bekerja 62.247 61.843
4. Mencari Pekerjaan 5.502 4.572
5. Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (%)
64,95 62,83
6. Tingkat Pengangguran
Terbuka (%)
8,12 6,88
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, 2016
* : Angka Sangat Sementara
2.3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Untuk mengukur kualitas sumberdaya manusia digunakan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan indeks komposit yang
mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang paling mendasar dilihat
dari kulitas fisik dan non fisik yang meliputi indeks pendidikan, indeks
kesehatan, dan indeks ekonomi. IPM merupakan indikator penting untuk
mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia
(masyarakat/penduduk) serta merupakan data strategis karena selain sebagai
ukuran kinerja pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salahsatu alokator
penentuan Dana Alokasi Umum (DAU). Pada tahun 2014 BPS Indonesia
mengubah metodologi perhitungan IPM, hal ini dikarenakan beberapa
indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam perhitungan IPM. Angka
melek huruf sudah tidak relevan dalam mengukur pendidikan secara utuh
karena tidak menggambarkan kualitas pendidikan. Selain itu, karena angka
melek huruf di sebagian besar daerah sudah tinggi sehingga tidak dapat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 10
membedakan tingkat pendidikan antar daerah dengan baik. Selain itu PDB
perkapita tidak dapat menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu
wilayah; secara teknis penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam
perhitungan IPM menggambarkan bahwa capaian yang rendah pada suatu
dimensi dapat ditutupi oleh capaian tinggi dari dimensi yang lain. Dengan
perhitungan IPM metode baru maka indikator yang digunakan lebih tepat dan
dapat membedakan dengan baik. Dengan adanya data rata-rata lama sekolah
dan angka harapan lama sekolah bisa didapatkan gambaran yang lebih
relevan dalam pendidikan dan perubahan yang terjadi, PNB menggantikan
PDB juga lebih menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah.
Pada tahun 2015 IPM Kabupaten Bintan diestimasi 72,01 poin meningkat dari
tahun 2014 yaitu 71,65 poin. Angka 72,01 berdasarkan klasifikasi BPS
Indonesia berarti Kabupaten Bintan memiliki nilai IPM tinggi diatas 70,00.
Tabel I.5 : Perkembangan IPM Kabupaten Bintan Tahun 2014-2015
No Tahun IPM
1 2014 71,65
2 2015* 72,01
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2016
*: Angka Sangat Sementara
Walaupun IPM di Kabupaten Bintan sudah tergolong tinggi, namun
Kabupaten Bintan masih berpotensi untuk meningkatkan angka IPM melalui
berbagai usaha secara simultan, baik melalui pendekatan sektoral pendidikan,
kesehatan dan ekonomi, maupun secara terintegrasi melalui anggaran
pemerintah, swadaya masyarakat dan partisipasi dunia usaha, atau kemitraan
antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan capaian IPM menjadi sangat tinggi.
2.4. Pendidikan
Tolok ukur bidang pendidikan adalah indikator mutu pendidikan yang dapat
dilihat dari tingginya angka partisipasi. Angka partisipasi tersebut terdiri atas
angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM). Angka
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 11
partisipasi kasar (APK) adalah proporsi anak sekolah pada suatu jenjang
tertentu terhadap penduduk pada kelompok usia tertentu atau dengan kata
lain APK tinggi menunjukkan tingginya tingkat partisipasi sekolah tanpa
memperhatikan ketepatan usia sekolah pada jenjang pendidikannya. Nilai
APK yang tinggi menunjukkan bahwa ada penduduk yang sekolah belum
mencukupi umur yang seharusnya. Hal ini juga dapat menunjukkan bahwa
wilayah tersebut mampu menampung penduduk usia sekolah lebih dari target
yang sesungguhnya. Sedangkan angka partisipasi murni (APM) adalah
proporsi penduduk pada kelompok umur jenjang pendidikan tertentu yang
masih bersekolah terhadap penduduk pada kelompok umur tersebut, dengan
kata lain APM menunjukkan seberapa banyak penduduk usia sekolah yang
sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai jenjang pendidikannya.
Dari hasil evaluasi kinerja Wajib Belajar Dikdas 9 tahun serta
berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bintan diketahui
bahwa tahun 2014 Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan SD yaitu
98,70% meningkat menjadi 98,98% pada tahun 2015. Artinya pada tahun
2014 ada sebanyak 98,98% penduduk yang berusia 7-12 tahun telah
tertampung di SD. Sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk pendidikan
SD pada tahun 2014 yaitu 107,16 meningkat menjadi 107,52%. Hal ini
membuktikan bahwa jumlah murid SD yang dapat ditampung pada sekolah-
sekolah SD yang ada sudah melebihi jumlah penduduk usia sekolah, namun
demikian masih banyak murid SD yang berumur kurang atau melebihi usia 7-
12 tahun yang mengikuti pendidikan SD.
Untuk APK jenjang SMP/MTs tahun 2014 adalah 95,31% sedangkan
pada tahun 2015 yaitu 95,70%. Untuk APM SMP/MTs pada tahun 2014 yaitu
87,17% sedangkan 2015 yaitu 87,97%. Untuk APK jenjang SMA tahun 2014
yaitu 86,65% sedangkan pada tahun 2015 mencapai 86,97% sedangkan APM
jenjang SMA pada tahun 2014 menunjukkan angka 76,10% sedangkan pada
tahun 2015 mencapai 76,53%.
Jika dilihat berdasarkan komponennya peningkatan capaian angka IPM
Kabupaten Bintan dewasa ini merupakan kontribusi terbesar dari Indeks
Pendidikan yang semakin baik. Menurut data BPS tahun 2014 capaian Indeks
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 12
Pendidikan sebesar 60,4 poin dengan harapan lama sekolah 11,80 tahun
diestimasi meningkat menjadi 61,2 poin dengan harapan lama sekolah 11,97 di
tahun 2015. Rata-rata lama sekolah bagi penduduk usia diatas 25 tahun di
Kabupaten Bintan pada tahun 2014 yaitu 8,30 tahun dan meningkat pada
tahun 2015 menjadi 8,36 hal ini menunjukkan penurunan angka drop out
yang cukup signifikan dari tahun ke tahun sehingga mampu menunjang
pencapaian rata-rata lama sekolah yang terus mengalami peningkatan.
Tabel I.6 : Perkembangan Harapan Lama Sekolah dan Indeks Pendidikan di
Kabupaten Bintan Tahun 2014-2015
No Tahun Harapan lama sekolah
(tahun)
Indeks
Pendidikan
1. 2014 11,80 60,4
2. 2015* 11,97 61,2
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, 2016
*: Angka Sangat Sementara
Berbagai pencapaian di bidang pendidikan tersebut dilakukan melalui
berbagai kebijakan diantaranya dengan meneruskan implementasi kebijakan
penyelenggaraan Bantuan Operasonal Sekolah (BOS) maupun Bantuan
Operasional Sekolah Daerah (BOSDA), pengalokasian Bantuan Operasional
Manajemen Mutu (BOMM), pemerataan pendidikan melalui bantuan kepada
siswa SMA/SMK kurang mampu, serta melakukan pembangunan dan
revitalisasi gedung-gedung sekolah sebagai upaya meningkatkan partisipasi
murid secara berkelanjutan. Selain itu pemerintah daerah Kabupaten Bintan
juga memberikan perhatian penting terhadap guru melalui peningkatan
kualitas serta kesejahteraan guru.
2.5. Kesehatan
Pencapaian Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Bintan pada tahun 2014
adalah 69,91 tahun dan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bintan
AHH diestimasi meningkat menjadi 69,99 tahun pada tahun 2015.
Pemerintah Kabupaten Bintan terus berupaya secara komprehensif serta telah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 13
melakukan koordinasi lintas sektoral secara intensif dalam rangka
mewujudkan perbaikan bidang kesehatan dengan capaian utama Angka
Harapan Hidup (AHH) dan Indeks Kesehatan (IK). Angka Harapan Hidup
(AHH) dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain Anak Lahir Hidup (ALH)
dan Anak Masih Hidup (AMH). Pemerintah Kabupaten Bintan masih berusaha
keras untuk menekan Angka Kematian Bayi maupun Angka Kematian Ibu saat
melahirkan setiap tahunnya dalam rangka membantu mendorong Angka
Harapan Hidup. Angka Harapan Hidup diyakini memiliki hubungan
berbanding terbalik terhadap kemiskinan. Peningkatan Angka Harapan Hidup
dipercaya mampu menekan bahkan mengurangi angka kemiskinan. Intervensi
pemerintah melalui berbagai kebijakan untuk memperbaiki kondisi kesehatan
diharapkan mampu berdampak pada meningkatnya produktivitas golongan
miskin, kesehatan yang lebih baik dan meningkatkan daya kerja, mengurangi
hari tidak bekerja dan menaikkan output energi. Terkait dengan usaha
peningkatan pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin,
Pemerintah Kabupaten Bintan sangat proaktif dalam mendukung
implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional. Perkembangan positif ini sangat
mempengaruhi angka Indeks Kesehatan (IK) Kabupaten Bintan. Indeks
Kesehatan Kabupaten Bintan pada tahun 2014 adalah 76,8 poin diestimasi
meningkat menjadi 76,9 poin.
Tabel I.7 : Perkembangan Angka Harapan Hidup dan Indeks Kesehatan di Kabupaten
Bintan Tahun 2014-2015
No Tahun Angka Harapan Hidup Indeks Kesehatan
1. 2014 69,91 0,768
2. 2015* 69,99 0,769
Sumber : BPS Kabupaten Kabupaten Bintan, 2016
*: Data Sangat Sementara
Sebagai tahap awal pada tahun 2015 ini program Jamkesda Bintan
secara bertahap akan terintegrasi dengan Jaminan Kesehatan Nasional yang
menggunakan data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
KBS Kesehatan. Proses pengintegrasian tersebut akan terus dilakukan khususnya
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 14
bagi masyarakat miskin yang belum menjadi anggota BPJS Kesehatan dan bagi
masyarakat miskin yang belum menjadi anggota BPJS namun memiliki Kartu
Bintan Sejahtera masih tetap dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Selanjutnya, bagi masyarakat miskin yang belum menjadi anggota BPJS
maupun yang tidak memiliki KBS Kesehatan diberikan kesempatan untuk
menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang diterbitkan oleh
Desa/Kelurahan untuk dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang berlaku
selama 3 bulan. Selain mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan, Pemerintah
Kabupaten Bintan juga memberikan bantuan transportasi, akomodasi dan
konsumsi bagi masyarakat miskin yang menjadi peserta BPJS PBI maupun yang
menggunakan KBS dan SKTM yang dirujuk ke luar daerah Kabupaten Bintan.
Berkaitan dengan itu pula, Pemerintah Kabupaten Bintan telah
menyiapkan 2 unit rumah singgah untuk memfasilitasi pasien yang dirujuk ke
Jakarta dan Kalimantan Barat untuk pasien dari Kecamatan Tambelan. Selain
itu, telah dilakukan kerja sama dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,
Rumah Sakit Kanker Darmais, Rumah Sakit Jantung Harapan Kita dan Rumah
Sakit Islam Cempaka Putih di Jakarta. Sedangkan di Kalimantan Barat dilakukan
kerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Aziz Singkawang.
2.6. Daya Beli
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bintan pencapaian
daya beli (Purchasing Power Parity) masyarakat Kabupaten Bintan yang
diukur dengan pendapatan riil perkapita/tahun menunjukkan adanya
peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 pendapatan riil perkapita
mencapai sebesar Rp13.477.450,- meningkat menjadi sebesar Rp13.596.240,-
pada tahun 2015. Demikian pula dengan Indeks Daya Beli penduduk
Kabupaten Bintan yang terus mengalami peningkatan, dari 79,3 poin pada
tahun 2014 meningkat menjadi 79,5 pada tahun 2015. Peningkatan Indeks
Daya Beli tidak terlepas dari pengaruh kinerja makro dan mikro ekonomi. Hal
ini tercermin dari besaran pencapaian pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang
cukup terkendali.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 15
Tabel I.8 : Pendapatan Riil Perkapita dan Indeks Daya Beli Masyarakat Kabupaten
Bintan,Tahun 2014-2015
No Tahun
Pendapatan Riil Perkapita
(Ribu Rp)
Indeks Daya Beli
1 2014 13.477,45 0,793
2 2015* 13.596,24 0,795
Sumber : BPS Kabupaten Kabupaten Bintan, 2016
*: Data Sangat Sementara
Pada umumnya indikator-indikator IPM berkembang secara steady,
kecuali indeks daya beli. Indeks Daya Beli berkaitan langsung dengan
pendapatan penduduk, yang dipengaruhi oleh kinerja perekonomian.
Perekonomian yang kondusif akan memungkinkan terciptanya iklim
ekonomi yang prospektif. Iklim perekonomian yang kondusif diharapkan
akan membuka kesempatan kerja sehingga mampu meningkatkan
pendapatannya yang pada gilirannya akan meningkatkan daya beli
masyarakat. Tingkat kondusiftias perekonomian sangat sensitif terhadap
perkembangan perkembangan harga (inflasi). Inflasi tinggi akan dapat
memberi dampak secara langsung menurunkan daya beli masyarakat.
Pengendalian laju inflasi dipercaya akan sangat berdampak dalam menjaga
dan menumbuhkan daya beli masyarakat. Mengantisipasi kebijakan makro
ekonomi nasional yang mungkin mengalami perubahan-perubahan yang
dapat mempengaruhi daya beli masyarakat maka pemerintah daerah
Kabupaten Bintan telah melaksanakan program Peningkatan Ketahanan
Masyarakat, serta program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan
Kemiskinan, dan program lainnya sehingga kebutuhan dasar masyarakat
terutama masyarakat miskin dan tertinggal dapat terpenuhi dalam rangka
mendukung peningkatan daya beli masyarakat Kabupaten Bintan.
2.7. Penanggulangan Kemiskinan
Pemerintah Kabupaten Bintan sangat komitmen untuk mempercepat
pembangunan manusia dan memberantas kemiskinan seperti yang telah
dicanangkan melalui deklarasi milenium atau yang lebih dikenal dengan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 16
Millenium Development Goals (MDGs).
Dari 8 tujuan MDGs yang disepakati kewajiban pemerintah daerah
hanya memiliki 7 tujuan MDGs yakni menanggulangi kemiskinan dan
kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan
gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak,
meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit
menular lainnya dan memastikan kelestarian lingkungan hidup. Sedangkan
pencapaian tujuan membangun kemitraan global untuk pembangunan
dilaksanakan oleh pemerintah pusat. Pencapaian target MDGs tersebut
telah diimplementasikan dengan cara mengintegrasikannya ke dalam
program dan kegiatan yang telah direncanakan dan tetapkan bersama sesuai
dengan dokumen perencanaan pembangunan daerah.
Dari berbagai upaya pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan,
pemerintahan dan sosial kemasyarakatan telah menunjukkan manfaat
(outcome) yang menggembirakan, adanya penurunan jumlah penduduk
miskin dari 9.273 jiwa atau sebesar 6,09% tahun 2014 diestimasi menjadi
6,00% atau sebesar 9.198 jiwa pada tahun 2015.
Tabel I.9 : Proporsi Penduduk Miskin Terhadap Jumlah Penduduk Kabupaten Bintan, Tahun
2004-2015
Tahun
Jumlah
Penduduk (Jiwa)
Laju
Pertumbuhan
Penduduk (%)
Jumlah
Penduduk
Miskin (Jiwa)
Persentase
Penduduk Miskin
2014 151.123 1,34 9.273 6,09
2015 153.020 1,26 9.198 6,00
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2016
*: Data Sangat Sementara
Selanjutnya Pemerintah Kabupaten Bintan bersama Provinsi Kepulauan
Riau maupaun Pemerintah Pusat terus berupaya menekan angka kemiskinan
melalui program-program percepatan penanggulangan kemiskinan yang
dilakukan dengan (1) Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin; (2)
Meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin; (3)
Mengembangkan dan menjamin keberlanjutan Usaha Mikro dan Kecil; (4)
Mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 17
3. SUMBER DAYA ALAM
3.1. Kawasan Permukiman
Kawasan pemukiman berupa kawasan yang didominasi oleh lingkungan
hunian dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan
prasarana sarana lingkungan dan tempat kerja yang memberikan pelayanan dan
kesempatan kerja terbatas untuk mendukung fungsi perumahan tersebut. Lahan
permukiman ini menyebar di tiap desa dengan pola linier mengikuti jaringan jalan
atau di daerah pantai dengan tingkat kepadatan yang rendah. Beberapa
permukiman yang mempunyai kepadatan tinggi berada di pusat ibukota Kecamatan
Bintan Timur (Kijang) dan Ibukota Kecamatan Bintan Utara (Tanjunguban).
3.2. Kawasan Perkebunan
Pemanfaatan lahan untuk perkebunan berupa tanaman kelapa dan karet.
Jenis perkebunan dengan luasan penggunaan cukup besar tersebar di wilayah
Kecamatan Toapaya, Gunung Kijang, Bintan Timur dan Bintan Pesisir.
3.3. Kawasan Pertanian
Kawasan pertanian yang ada di Kabupaten Bintan meliputi : Kawasan
Tanaman Pangan Lahan Kering, yaitu kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman
pangan lahan kering untuk tanaman palawija, holtikultura, atau tanaman pangan;
Kawasan Perikanan Darat, yaitu kawasan yang diperuntukkan bagi perikanan, baik
berupa pertambakan/kolam maupun perairan darat lainnya; serta Kawasan
Perikanan Air Payau dan Laut, yaitu kawasan yang diperuntukkan untuk kegiatan
perikanan air payau dan laut baik dalam bentuk budidaya maupun penangkapan.
Jenis pemanfaatan lahan untuk kegiatan pertanian di Kabupaten Bintan didominasi
kawasan pertanian berupa pertanian lahan kering untuk tanaman palawija,
holtikultura dan tanaman pangan. Lahan pertanian ini tersebar hampir di seluruh
Kecamatan yang ada di Kabupaten Bintan.
3.4. Kawasan Hutan
Jenis pemanfaatan untuk hutan di Kabupaten Bintan dapat dibedakan
menjadi pemanfaatan untuk hutan lebat/belukar, hutan lindung dan hutan
mangrove (bakau). Di Kabupaten Bintan terdapat hutan lindung yaitu Kawasan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 18
Hutan Jago di Kecamatan Bintan Utara, Kawasan Hutan Gunung Bintan Kecil di
Kecamatan Teluk Sebong, Kawasan Hutan Gunung Bintan di Kecamatan Teluk
Bintan, Kawasan Hutan Sei Pulai dan Gunung Lengkuas di Kecamatan Bintan Timur,
dan Kawasan Hutan Gunung Kijang di Kecamatan Gunung Kijang.
3.5. Kawasan Pariwisata
Jenis pemanfaatan pariwisata adalah kawasan yang diperuntukkan bagi
kegiatan pariwisata. Beberapa kawasan pariwisata yang ada saat ini tersebar di
Kecamatan Teluk Sebong, yaitu Kawasan Wisata Terpadu Lagoi dan Kecamatan
Gunung Kijang, yaitu Kawasan Wisata Pantai Trikora.
3.6. Kawasan Pertambangan
Jenis pemanfaatan pertambangan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi
pertambangan, baik wilayah yang sedang maupun yang akan segera dilakukan
kegiatan pertambangan. Jenis galian tambang yang ada di Kabupaten Bintan adalah
bauksit, granit, dan pasir darat. Jenis pemanfaatan lahan pertambangan ini terbagi
dua, yaitu lahan tambang yang masih aktif dan lahan pasca tambang. Dominasi
sebaran lahan tambang dan pasca tambang bauksit berada di Kijang (Kecamatan
Bintan Timur), sedangkan tambang pasir darat berada di Busung (Kecamatan Seri
Kuala Lobam), Kecamatan Teluk Bintan, serta Kecamatan Gunung Kijang.
3.7. Kawasan Industri
Jenis pemanfaatan industri adalah Kawasan yang diperuntukkan bagi
industri, berupa tempat pemusatan kegiatan industri. Dominasi sebaran kawasan
industri ini berada di Lobam (Kecamatan Seri Kuala Lobam), Galang Batang
(Kecamatan Gunung Kijang), dan Industri Maritim (Kecamatan Bintan Timur).
3.8. Kawasan Pemerintahan
Kawasan pemerintahan adalah kawasan yang diperuntukkan sebagai pusat
pemerintahan. Kawasan pemerintahan sementara Kabupaten Bintan saat ini terletak
di Kijang dan merupakan kawasan milik PT. Aneka Tambang. Saat ini sudah
disiapkan satu kawasan yang berfungsi sebagai ibukota baru Kabupaten Bintan serta
pusat pemerintahan, yaitu Bandar Seri Bentan yang terletak di Kecamatan Teluk
Bintan. Sejak tahun 2008, pusat pemerintahan ini telah mulai dibangun secara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 19
bertahap, karena dengan keluarnya Undang Undang Nomor 5 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Kota Tanjungpinang maka Kabupaten Bintan harus memindahkan
kawasan ibukota kabupaten dan pusat pemerintahan.
3.9 Pemanfaatan Lahan di Gugusan Pulau Tambelan
Perkebunan adalah salah satu potensi yang terdapat di Kecamatan
Tambelan, beberapa jenis hasil perkebunan merupakan hasil khas dari Kecamatan
Tambelan. Kebiasaan berkebun di ladang pulau-pulau ini telah dilakukan oleh
warga Tambelan sejak kurun waktu yang lama. Pada tahun 60-an, hasil perkebunan
Tambelan mampu menembus pasar ekspor ke Singapura. Komoditi kopra dan karet
merupakan komoditi unggulan yang dihasilkan oleh Kecamatan Tambelan waktu
itu. Kegiatan ekspor ini tidak berlangsung lama, hanya dalam kurun waktu kurang
lebih 10 tahun, pasar ekspor kopra dan karet mulai melemah.
Proses eksploitasi pada waktu 10 tahun tersebut tanpa adanya peremajaan
lahan dan tanaman adalah pemicu lemahnya pasar. Kualitas komoditi pun mulai
menurun dan harganya pun turun drastis. Selain itu, pembukaan lahan baru untuk
perkebunan juga kurang memperhatikan lingkungan, penebangan liar dan
pembakaran adalah cara tercepat untuk membuka lahan baru. Kurangnya
pengetahuan dalam hal berkebun dan bercocok tanam juga sangat
berpengaruhterhadap menurunnya kualitas komoditi kopra dan karet. Penduduk
Tambelan awalnya merupakan nelayan, sehingga perubahan dari nelayan menjadi
petani ini membawa dampak terhadap pengolahan lahan. Kebiasaan nelayan yang
langsung memanen ikan tanpa harus menyebar benih di laut (tanpa harus
menunggu waktu yang lama) sangat berbeda dengan pola petani yang harus
menyemai bibit, menanam, merawat dan baru memanen yang membutuhkan
waktu yang lama. Perubahan kebiasaan yang drastis ini menyebabkan pengolahan
lahan yang salah, dan untuk mendapatkan hasil yang cepat, perusakan kadang
dilakukan baik sengaja maupun tidak sengaja. Karena waktu yang diperlukan dalam
proses perkebunan, akhirnya penduduk Tambelan banyak yang kurang melirik
sektor ini namun tidak mau meninggalkannya. Akhirnya, lahan yang ada tetap
ditanami dengan tanaman seperti cengkih, kopra, karet dan mangga serta tanaman-
tanaman buah-buahan yang lain. Kebun-kebun tersebut tidak dirawat dan dibiarkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 20
begitu saja, ketika saat berbuah atau saat tiba waktu panen, pemilik kebun tersebut
mendatangi kebun mereka masing-masing untuk memanen hasil perkebunan. Para
petani kebun ini memiliki rumah kebun dan mereka biasanya menetap di kebun
untuk memanen hasil kebun 3-7 hari bahkan hingga 1 bulan. Setelah proses panen
selesai dan hasil panen telah habis, masyarakat kemudian meninggalkan pulau-
pulau tersebut dan kembali bekerja sebagai nelayan. Kebiasaan ini menyebabkan
hasil yang diperoleh kurang maksimal karena tanaman tidak mendapat perawatan
yang benar. Hutan mangrove banyak ditemui di sepanjang pantai Teluk Tambelan,
namun sebagian telah mangalami kerusakan karena keperluan manusia yang
menggunakan daerah tersebut untuk keperluan permukiman. Hampir semua
kampung (desa) yang ada di pulau Tambelan sebagian besar rumahnya berada di
daerah pesisir. Penggunaan lahan di Pulau Tambelan sebagian besar merupakan
kawasan lindung laut untuk melindungi terumbu karang, kemudian kawasan hutan
produksi konversi, kawasan lindung dan sebagian kecil merupakan kawasan
permukiman.
4. PERKEMBANGAN EKONOMI
Salah satu indikator kinerja pembangunan suatu daerah diukur melalui
indikator-indikator makro ekonomi yang secara umum telah diakui dan
diberlakukan. Pencapaian perekonomian suatu daerah merupakan gambaran dari
prestasi pemerintahan daerah dalam memanfaatkan potensi yang ada di daerah
tersebut, serta prestasi dalam mengatasi kendala-kendala yang ada di daerah.
Indikator pencapaian pembangunan ekonomi yang secara umum diakui adalah:
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan
tingkat inflasi. Sektor yang memiliki kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bintan tidak terlepas dari potensi yang dimiliki
oleh Kabupaten Bintan yaitu Industri, Pariwisata dan Pertanian, dengan uraian
sebagai berikut :
4.1. Potensi Unggulan Daerah
Salah satu stimulan peningkatan potensi unggulan daerah Kabupaten Bintan
adalah dengan ditetapkannya Kabupaten Bintan sebagai salah satu Kawasan
Free Trade Zone. Pembentukan Free Trade Zone di Kabupaten Bintan berdasar
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 21
pada Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2007 tentang Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Adapun daerah yang termasuk dalam
Free Trade Zone Bintan adalah kawasan Bintan Utara dengan liputan wilayah
hampir setengah Pulau Bintan. Terdapat 5 lokasi lain yang berupa enclave yaitu
kawasan Anak Lobam, kawasan Maritim Bintan Timur, kawasan galang Batang,
kawasan Galang Batang, kawasan Senggarang dan kawasan Industri Dompak
Barat. Dengan adanya pemekaran wilayah, maka Kota Tanjungpinang menjadi
suatu wilayah administratif yang berdiri sendiri. Dalam hal ini kawasan
Senggarang dan kawasan industri Dompak Barat termasuk ke dalam Free Trade
Zone Bintan wilayah kota Tanjungpinang. Kawasan Industri Lobam termasuk
dalam lingkup Kawasan Bintan Bagian Utara.
Free Trade Zone Bintan dengan luas 62.017,20 Ha tersebut saat ini 23.000 Ha
merupakan kawasan wisata internasional Lagoi yang dikelola sendiri oleh
Penanam Modal Asing dengan core wisata pantai dan golf. Sedangkan seluas
4.000 Ha merupakan kawasan industri Lobam.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang kawasan Batam, Bintan dan Karimun maka kawasan Free Trade Zone
Batam Bintan Karimun mecakup 26 Kecamatan yang 7 kecamatan diantaranya
termasuk sebagian wilayah Kabupaten Bintan. Adapun Strukutur Ruang
Kawasan Free Trade Zone Bintan terdiri dari sistem pusat kegiatan (PK) Primer
yaitu:
1. Pusat Kegiatan Berorientasi Ekspor, yaitu kawasan industri Galang Batang
Kecamatan Gunung Kijang, Kawasan Industri Lobam di Kecamatan Seri
Kuala Lobam, Kawasan Maritim Bintan Timur di Kecamatan Bintan Timur.
Fungsi utama Pusat Kegiatan Berorientasi Ekspor ini adalah pengembangan
industri skala besar. Sedangkan fungsi pendukungnya sebagai simpul
transportasi, pemukiman karyawan, perdagangan dan jasa lokal.
2. Pusat Kegiatan Pariwisata Mancanegara dan Domestik, yaitu Kawasan
Wisata Internasional Lagoi di Kecamatan Teluk Sebong, Kawasan Wisata
Penghujan-Kuala Sempang di Kecamatan Seri Kuala Lobam, Kawasan
Wisata Trikora di Kecamatan Gunung Kijang, dan Kawasan Wisata Sakera
di Kecamatan Bintan Utara. Fungsi utama Pusat Kegiatan Pariwisata
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 22
Mancanegara dan Domestik ini adalah pengembangan kepariwisataan.
Sedangkan fungsi pendukungnya sebagai pemukiman dan simpul
transportasi penumpang.
3. Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa, yaitu Pusat Kegiatan Perdagangan
dan Jasa Bandar Seri Bentan di Kecamatan Teluk Bintan, dan Pusat
Kegiatan Perdagangan dan jasa tanjung Uban di Kecamatan Bintan Utara.
Fungsi utama Pusat Kegiatan Perdagangan dan jasa ini adalah perdagangan
dan jasa internasional. Sedangkan fungsi pendukungnya adalah
pemukiman, simpul transportasi penumpang dan wisata belanja.
4. Pusat Kegiatan Transportasi Laut, yakni pelabuhan Bandar Seri Udana dan
Pelabuhan Tanjung Uban di Kecamatan Bintan Utara, Pelabuhan Bandar
Seri Bentan di Kecamatan teluk Bintan, dan Pelabuhan Kijang di Kecamatan
Bintan Timur. Fungsi Utama Pusat Kegiatan Transportasi Laut ini adalah
pertransportasian. Sedangkan fungsi pendukungnya adalah pelayanan
perpindahan penumpng dan barang.
5. Pusat Kegiatan Pertahanan dan Keamanan Negara, yakni Mentigi di
Kecamatan Bintan Utara, Gunung Bintan Kecil di Kecamatan Teluk Sebong,
dan Tanjung Berakit dan Tanjung Sading di Kecamatan Teluk Sebong.
Fungsi utama Pusat Kegiatan Kegiatan Pertahanan dan Keamanan Negara
ini adalah pertahanan dan keamanan negara. Sedangkan fungsi
pendukungnya adalah menjaaga kedaulatan KNRI yang meliputi
pertahanan dan keamanan laut serta udara.
6. Pusat Kegiatan Kesehatan, Kawasan Bandar Seri Bentan di Kecamataan
Teluk Bintan, dan Kawasan Perkotaan Tanjung Uban dan Kawasan Seri
Kuala Lobam di Kecamatan Bintan Utara. Fungsi utama Pusat Kegiatan
Kesehatan ini adalah pelayanan kesehatan berkualitas internasional.
Sedangkan fungsi pendukungnya penyediaan pelayanan perkotaan.
Kabupaten Bintan masih mengandalkan sektor industri pengolahan
masih sebagai penyumbang PDRB terbesar pada 5 tahun terakhir dengan
kontribusi mencapai 50% lebih. Spill over effect pembangunan Singapura dan
Malaysia yang merupakan kutub utama pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 23
telah berimbas pada perkembangan Industri di Kabupaten Bintan sebagai
pendukung sektor industri Singapura. Sedangkan Sektor Pariwisata sebagai
penyumbang PDRB terbesar ke dua setelah sektor industri pengolahan
merupakan penyumbang Pendapatan Asli Daerah terbesar di Kabupaten Bintan
dalam 5 tahun terakhir. Kontribusi sektor Pariwisata (Pajak Hotel Restoran dan
Hiburan) terus mengalami peningkatan, pada tahun 2010 mencapai Rp63,2
Miliar dan terus meningkat sampai pada tahun 2014 mencapai Rp93,6 Miliar
dengan rata-rata kontribusi sebesar 54,64% dari total PAD Kabupaten Bintan
pada tahun 2010-2014. Investasi di Kabupaten Bintan juga menunjukkan
peningkatan, pada tahun 2010 nilai investasi PMA US$744.94 juta dengan total
121 perusahaan sedangkan nilai investasi PMDN Rp67,06 miliar dengan total 8
perusahaan terus meningkat hingga tahun 2014 nilai investasi PMA US$916.74
juta dengan total 174 perusahaan sedangkan nilai investasi PMDN Rp1,457
trilyun,- dengan total 17 perusahaan. Potensi unggulan daerah yang
menunjukkan tren peningkatan yang sangat signifikan juga terdapat pada sektor
pertanian pada sentra produksi komoditastanaman pangan dan hortikultura
unggulan antara lain padi, sayuran, buah naga, salak dan lain sebagainya. Jenis-
jenis tanaman perkebunan seperti karet, kelapa, dan cengkeh dapat dijumpai
disemua kecamatan dengan luas yang bervariasi. Disisi lain terdapatnya potensi
kelautan dan perikanan yang sangat besar untuk kegiatan perikanan tangkap
maupun budidaya juga merupakan andalan untuk dapat dikembangkan di
Kabupaten Bintan.
4.2. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Bintan, PDRB Kabupaten Bintan pada tahun 2014 atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2010 tercatat sebesar Rp12,40 trilyun,- diestimasi meningkat menjadi
Rp11,65 trilyun,- yang diukur dari tujuh belas sektor lapangan usaha yaitu:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 24
Tabel I.10: Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2014-2015
Lapangan Usaha 2014 2015*
Sektor Primer 2,661,828.80 2,788,208.46
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 712,504.96 766,191.01
2 Pertambangan dan Penggalian 1,949,323.84 2,022,017.46
Sektor Sekunder 6,081,361.34 6,483,546.31
3 Industri Pengolahan 4,362,139.71 4,597,373.08
4 Pengadaan Listrik dan Gas 15,155.91 15,586.05
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7,029.38
7,306.09
6 Konstruksi 1,697,036.34 1,863,281.09
Sektor Tersier 2,907,221.52 3,133,259.63
7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,028,784.86
1,129,985.97
8 Transportasi dan Pergudangan 241,850.83 262,818.42
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 563,777.25 613,644.81
10 Informasi dan Komunikasi 164,481.27 171,139.20
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 179,674.48 184,485.47
12 Real Estate 127,019.76 133,127.99
13 Jasa Perusahaan 112.28 113.10
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 257,405.99
274,469.16
15 Jasa Pendidikan 212,798.10 225,275.81
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 107,636.63 113,266.07
17 Jasa lainnya 23,680.06 24,933.63
PDRB BERLAKU 11,650,411.66 12,405,014.41
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2016 *: Data Sangat Sementara
Sektor-sektor yang memiliki nilai kontribusi besar terhadap PDRB adalah
sektor Industri Pengolahan sebesar 37,18%, sektor konstruksi 15,68%, sektor
Pertambangan dan Penggalian sebesar 15,18%, sektor Perdagangan Besar dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 25
Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 9,01% serta Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum sebesar 6,29%. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.11 : Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bintan
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, Tahun
2014-2015
Lapangan Usaha 2014 2015*
Sektor Primer 21.49 20.89
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5.73 5.71
2 Pertambangan dan Penggalian 15.76 15.18
Sektor Sekunder 52.60 53.01
3 Industri Pengolahan 37.15 37.18
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0.11 0.10
5
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Daur Ulang 0.06 0.05
6 Konstruksi 15.30 15.68
Sektor Tersier 25.91 26.10
7
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 8.80 9.01
8 Transportasi dan Pergudangan 2.09 2.16
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.24 6.29
10 Informasi dan Komunikasi 1.17 1.10
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 1.42 1.36
12 Real Estate 1.04 1.03
13 Jasa Perusahaan 0.00 0.00
14
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 2.30 2.31
15 Jasa Pendidikan 1.78 1.78
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.87 0.86
17 Jasa lainnya 0.20 0.20
PDRB BERLAKU 100.00 100.00
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2016
*: Data Sangat Sementara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 26
Untuk memperlihatkan pertumbuhan PDRB secara riil digunakan PDRB Harga
Konstan. PDRB Harga Konstan ini merepresentasikan pertumbuhan ekonomi
tanpa dipengaruhi oleh masalah perubahan harga atau inflasi yang terjadi atas
barang dan jasa yang diproduksi karena menggunakan harga dasar yang
konstan yakni harga dasar tahun tertentu yang dipilih yaitu tahun 2010. Laju
Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang diukur dari kenaikan PDRB (Produk
Domestik Regional Bruto) berdasarkan harga konstan pada tahun 2015
mengalami perlambatan dari tahun 2014. Pada tahun 2014 LPE Kabupaten
Bintan adalah 8,46% mengalami perlambatan pada tahun 2015 menjadi
6,48%. Penurunan LPE di Kabupten Bintan pada tahun 2015 disinyalir imbas
dari kondisi makro perekonomian di tingkat regional, nasional serta dunia
masih labil dan fluktuatif, pelarangan ekspor bahan mentah pertambangan
menurunkan aktifitas pertambangan yang turut berimbas pada pertumbuhan
sektor Pertambangan dan Penggalian. Fluktuasi harga Bahan Bakar Minyak
yang ditetapkan pemerintah berdasarkan harga pasar memberikan dampak
pada ketidakpastian harga pasar, kenaikan Tarif Dasar Listrik, isu stabilitas
ekonomi nasional melalui paket-paket kebijakan yang diambil ditingkat pusat
yaitu menurunnya dana bagi hasil yang ditransfer pemerintah pusat yang
menyebabkan turunnya belanja publik. Selain itu bencana nasional kabut asap
turut memberikan dampak pada jumlah wisatawan serta lama tinggal
wisatawan yang pada gilirannya akumulasi dari keseluruhan isu tersebut turut
mempengaruhi Laju Pertumbuhan Ekonomi sepanjang Tahun 2015.
Tabel 1.12 : Laju Pertumbuhan Persektor Kabupaten Bintan Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2014-2015
Lapangan Usaha 2014 2015*
Sektor Primer 8.08 4.75
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 10.74 7.53
2 Pertambangan dan Penggalian 7.13 3.73
Sektor Sekunder 8.33 6.61
3 Industri Pengolahan 7.80 5.39
4 Pengadaan Listrik dan Gas 5.06 2.84
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 27
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
5.97 3.94
6 Konstruksi 9.74 9.80
Sektor Tersier 9.08 7.78
7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
10.62 9.84
8 Transportasi dan Pergudangan 9.04 8.67
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 11.92 8.85
10 Informasi dan Komunikasi 5.87 4.05
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 3.14 2.68
12 Real Estate 6.39 4.81
13 Jasa Perusahaan -0.28 0.73
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
7.92 6.63
15 Jasa Pendidikan 6.26 5.86
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6.85 5.23
17 Jasa lainnya 12.71 5.29
PDRB BERLAKU 8.46 6.48
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2016
*: Data Sangat Sementara
4.3. Tingkat Kestabilan Harga (Inflasi)
Tingkat kestabilan harga (inflasi) juga merupakan salah satu ukuran kinerja
perekonomian Pemerintah Daerah dalam mengendalikan gejolak harga
terutama untuk komoditi yang strategis yang diukur dengan mengukur Indeks
Harga Konsumen (IHK).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 28
Tabel I.13: Laju Inflasi (IHK) Kabupaten Bintan (berdasarkan IHK Kota Tanjungpinang) Tahun
Dasar 2007, Tahun 2014-2015
No Kebutuhan Pokok 2014 2015*
1. Bahan Makanan 6,18 5,65
2. Makanan Jadi 5,97 6,76
3. Perumahan 7,77 1,24
4. Sandang 6,92 5,73
5. Kesehatan 3,51 3,52
6. Pendidikan 7,14 1,48
7. Transport 12,40 -6,21
IHK 7,49 2,46
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015
*: Data Sangat Sementara
IHK Kabupaten Bintan mengacu pada IHK Kota Tanjungpinang dimana
secara umum pada tahun 2014 IHK Kota Tanjungpinang mengalami
penurunan dari tahun 2014 yaitu dari 7,49% menurun menjadi 2,46%. Dari
tujuh komponen pembentuk inflasi lima diantaranya mengalami penurunan
pada tahun 2015 yaitu komponen bahan makanan, perumahan, sandang,
pendidikan dan transportasi. Komponen transportasi mengalami penurunan
yang sangat signifikan yaitu -18,61%, hal ini diakibatkan oleh penyesuaian
harga tariff transportasi karena penurunan harga Bahan Bakar Minyak selain
itu komponen perumahan mengalami penurunan -6,53% serta pendidikan -
5,66%. Sedangkan komponen yang mengalami kenaikan pada tahun 2015
adalah makanan jadi meningkat 0,79% serta kesehatan mengalami kenaikan
0,01%. Hal ini merupakan salah satu bukti nyata kinerja Pemerintah dan
Pemerintah Daerah dalam usaha pengendalian harga pasar dalam rangka
menjaga daya beli masyarakat.
4.4. PDRB per Kapita
Indikator kinerja lain yang terkait dengan besaran Produk Domestik
Regional Bruto adalah PDRB perkapita. Angka PDRB perkapita Kabupaten
Bintan memperlihatkan rata-rata pendapatan yang diterima oleh masing-masing
penduduk dan dapat merepresentasikan tingkat kesejahteraan masyarakat di
Kabupaten Bintan dapat dilihat pada tabel berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 29
Tabel I.14 : Pendapatan Regional dan Angka Perkapita Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga Konstan
Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2013-2014
NO RINCIAN
TAHUN
2013 2014
1. Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Pasar (Juta
Rupiah)
3.745.747,08 3.965.373,24
2. Penyusutan Barang Modal (Juta
Rupiah)
168.597,57 178.483,04
3. Produk Domestik Regional Netto
Atas Dasar Harga Pasar (Juta
Rupiah)
3.577.149,51 3.786.890,20
4. Pajak Tak Langsung Netto (Juta
Rupiah)
221.388,26 223.819,98
5. Produk Domestik Regional Netto
Atas Dasar Harga Faktor (Juta
Rupiah)
3.355.761,25 3.563.070,22
7. Per Kapita Produk Domestik
Regional Bruto (Juta Rupiah)
25.119.012,10 26.239.376,12
8. Per Kapita Pendapatan Regional
(Juta Rupiah)
22.503.763,74 23.577.286,20
Sumber:BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015
Tabel I.15 : Pendapatan Regional dan Angka Perkapita Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2013-2014
NO RINCIAN
TAHUN
2013 2014
1. Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Pasar (Juta
Rupiah)
5.822.931,36 6.274.389,20
2. Penyusutan Barang Modal (Milyar
Rupiah)
262.092,47 282.412,77
3. Produk Domestik Regional Netto
Atas Dasar Harga Pasar (Juta
Rupiah)
5.560.838,89 5.991.976,44
4. Pajak Tak Langsung Netto (Milyar
Rupiah)
344.157,95 354.149,18
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 30
5. Produk Domestik Regional Netto
Atas Dasar Harga Faktor (Juta
Rupiah)
5.216.680,93 5.637.827,26
7. Per Kapita Produk Domestik
Regional Bruto (Juta Rupiah)
39.048.627,65 41.518.426,74
8. Per Kapita Pendapatan Regional
(Juta Rupiah)
34.983.107,12 37.306.215,86
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2014
Selama ini Produk Domestik Regional Bruto pendapatan per kapita
masih tetap dipakai sebagai salah satu tolok ukur kemajuan pembangunan
suatu daerah. PDRB per kapita merupakan PDRB atas dasar harga berlaku
dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Selang lima tahun terakhir
ini PDRB per kapita Kabupaten Bintan atas dasar harga berlaku mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2013 ini mencapai Rp34,98 juta
sampai pada tahun 2014 menjadi Rp37,30 Juta
DD.. KKOONNDDIISSII UUMMUUMM KKAABBUUPPAATTEENN BBIINNTTAANN
Dalam kondisi umum Kabupaten Bintan akan diuraikan mengenai kondisi
Kabupaten Bintan sebagai penyelenggara pemerintah.
1. Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bintan
Sebagai pelaksanaan ketentuan Undang-Undang nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah pasal 14 bahwa urusan wajib menjadi kewenangan
pemerintah daerah kabupaten/kota ,yaitu :
a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan
b. Perencanaan,pemanfaatan,dan pengawasan tata ruang
c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat
d. Penyediaan sarana dan prasarana umum
e. Penanganan bidang kesehatan
f. Penyelenggaraan bidang pendidikan
g. Penanggulangan masalah sosial
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 31
h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan
i. Fasilitas pengembangan koperasi,usaha kecil,dan menengah
j. Pengendalian lingkungan hidup
k. Pelayanan pertanahan
l. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil
m. Pelayanan administrasi umum pemerintah
n. Pelayanan administrasi penanaman modal
o. Penyelenggaraan pelayanan dasr lainnya,dan
p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
Sedangkan urusan pemerintah kabupaten/kota yang bersifat pilihan meliputi
urusan pemerintah yang secara nyata ada berpotensi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi ,ciri khas ,dan potensi ungulan
daerah yang bersangkutan.Berdasarkan pasal 3 Peraturan Pemerintah nomor 3
tahun 2007 tentang laporan penyelenggaraan pemerintah daerah kepada
pemerintah, laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan informasi laporan penyelenggaraan
pemerintah daerah kepada masyarakat disebutkan bahwa urusan wajib yang
dilaksanakan meliputi : pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, pekerjaaan
umum, penataan ruang Perencanaan pembangunan, perumahan, kepemudaan dan
olahraga, penanaman modal, koperasi, usaha kecil dan menengah, kependudukan
dan catatan sipil, ketanagakerjaan, ketahanan pangan, pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, perhubungan,
komunikasi dan informatika, pertanahan, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri,
otonomi daerah, kepegawaian dan persandian, pemberdayaan masyarakat dan
desa, sosial, kebudayaan, statistik, kearsipan dan perpustakaan.
Sedangkan berdasarkan pasal 3 ayat (3) Peraturan Pemerintah 3 tahun 2007
dinyatakan bahwa yang termasuk dalam urusan pilihan meliputi : kelautan dan
perikanan, pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral, pariwisata,
industri perdagangan dan keimigrasian.
Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang nomor : 32 tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah dan undang-undang nomor : 33 tahun 2004 tentang
pertimbangan keuangan pusat dan daerah, Kabupaten Bintan menetapkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 32
organisasi, kewenangan dan tugas-tugas kepala daerah yang terdiri dari sekretariat
daerah, sekretariat DPRD, badan perencanaan pembangunan daerah, inspektorat
daerah, dinas daerah, kantor daerah dan pemerintah kecamatan.
Struktur organisasi dari Sekretariat, Lembaga Teknis Daerah, Dinas, Badan
dan Kantor di Kabupaten Bintan adalah sebagai berikut :
1.1 Sekrtariat Daerah
Susunan organisasi Sekretariat Daerah sesuai dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Bintan nomor 7 tahun 2016, terdiri dari:
1) Sekertariat daerah
2) Asisten,terdiri dari :
a. Asisten administrasi pemerintah
b. Asisten administrasi perekonomian dan pembangunan
c. Asisten administrasi umum
d. Staf ahli
3) Bagian terdiri dari :
a. Bagian pemerintahan
b. Bagian Pertanahan
c. Bagian hukum
d. Bagian administrasi perekonomian
e. Bagian Pembangunan
f. Bagian kesejahteraan sosial
g. Bagian organisasi
h. Bagian Komunikasi Informasi
i. Bagian protokol
j. Bagian umum
k. Bagian Wilayah Perbatasan
Masing-masing bagian membawahi beberapa sub bagian.
1.2. Sekertariat DPRD
Susunan organisasi sekretariat DPRD terdiri dari :
1) Sekretaris DPRD
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 33
2) Bagian Umum
3) Bagian perundang undangan dan persidangan
4) Bgian penyelenggaraan penganggaran dan pengawasan
Masing-masing point 2 s/d 5 membawahi beberapa subbag.
1.3. Lembaga Teknis Daerah
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bintan nomor 7 tahun 2016 dan
tentang pembentukan Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah
daerah Kabupaten Bintan terdiri dari badan dan kantor yang merupakan unsur
penunjang pemerintah daerah, yang terdiri, yaitu:
1) Inspektor daerah
2) Dinas Pendidikan
3) Dinas Kesehatan
4) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
5) Dinas Pemberdayaan Perempuan,Perlindungan Anak,Pengendalian Penduduk
dan KB
6) Satuan Polisi Pamong Praja
7) Dinas Koperasi,Usaha mikro,Perindustrian dan Perdagangan.
8) Dinas Pariwisata
9) Dinas Perikanan
10) Dinas Lingkungan Hidup
11) Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja
12) Dinas Ketahanan Pangan
13) Dinas Kebudayaan,kepemudaan dan Olahraga
14) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
15) Dinas Sosial
16) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
17) Dinas Perhubungan
18) Dinas Pertanian
19) Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
20) Dinas Perumaham Rakyat dan Kawasan Permukiman
21) Badan Perencana Penelitian dan Pengembangan Daerah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 34
22) Badan Kepegawaian,Pendidikan dan Pelatihan Daerah
23) Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah.
24) Badan Pengelola Keuangan dan aset Daerah
25) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
26) Badan Penanggulangan Bencana Daerah
27) Kecamatan Bintan Timur
28) Kecamatan Bintan Utara
29) Kecamatan Gunung Kijang
30) Kecamatan Teluk Bintan
31) Kecamatan Teluk Sebong
32) Kecamatan Toapaya
33) Kecamatan Bintan Pesisir
34) Kecamatan Mantang
35) Kecamatan Seri Kuala Lobam
36) Kecamatan Tambelan
1.4. Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD )
Sesuai Perda No.7 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi dan tata
kerja Rumah Sakit Umum DaerahKabupaten Bintan teriri dari
(1) Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bintan.
Susunan organisasi RSUD pada umumnya adalah sebagai berikut :
1. Direktur
2. Bagian Tata Usaha
3. Satuan Pengendali Internal
4. Komite Medik
5. Kelompok Jabatan Fungsional
6. Pelayanan Medik dan Keperawatan.
7. Penunjang medik dan non medik.
8. Instalasi
Dengan komposisi perangkat daerah diatas, diharapkan dapat mendukung
dan melaksanakan serta mensukseskan visi,Misi Kabupaten Bintan.
2. Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kabupaten Bintan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 35
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Pemerintah
Kabupaten Bintan didukung oleh Sumber Daya Aparatur yang cukup memadai, hal
ini dapat dilihat dari jumlah PNS yang berada di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bintan yang berjumlah 3709 orang, dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini :
TABEL 1.16
SUMBER DAYA APARATUR PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN
Tahun 2016
NO PENDIDIKAN JUMLAH
1 S2 156
2 S1 1.565
4 D.III 381
5 D.II 490
6 D.1 48
7 SMA 940
8 SMP 83
9 SD 46
JUMLAH TOTAL 3.709
EE.. AASSPPEEKK SSTTRRAATTEEGGIISS
Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program yang
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Satu startegi dapat terhubung dengan
pencapaian satu sasaran, dalam hal beberapa sasaran bersifat inheren dengan satu
tema, satu strategi dapat dapat dirumuskan untuk mencapai gabungan beberapa
sasaran tersebut.
Aspek strategis merupakan gambaran kondisi yang dihadapi oleh
pemerintah Kabupaten Bintan saat ini dalam perencanaan pembangunan karena
dampaknya Yang signifikan bagi daerah atau masyarakat di masa datang. Oleh
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 36
karena itu ,akan dapat diperoleh gambaran secara utuh mengenai apa yang ada
yang dikaitkan dengan upaya pencapaian visi dan misi Kabupaten Bintan yang
merupakan amanah masyarakat .dengan bertitik tolak dari kondisi yang ada,maka
diidentifikasikan secara strategis ke depan melalui program lima tahun sebagaimana
dirumuskan dalam tujuan dan sasaran tahunan dalam upaya berkesinambungan
dalam rangka mewujudkan visi dan misi. Karakteristik suatu isu strategis adalah
kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak,
bersifat kelembangan /keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan
datang. Faktor penting lain yang perlu diperhatikan dalam merumuskan isu-isu
strategis adalah telaahan terhadap visi, misi dan program kepala daerah terpilih
agar rumusan isu yang dihasilkan selaras dengan cita-cita dan harapan masyarakat
terhadap kepala daerah terpilih serta kebijakan pemerintah dalam jangka
menengah.
Berdasarkan analisis situasi yang terjadi, baik situasi internal maupun
eksternal maka diperoleh isu-isu strategis yang mempengaruhi pembangunan
daerah di Kabupaten Bintan sebagai berikut :
1. ISU EKONOMI
a. Pengembangan Kawasan PerdaganganBebas dan Pelabuhan Bebas
b. Pengembangan Kawasan Minopolitan
c. Peningkatan Pariwisata
d. Peningkatan Aksesibilitas ke Pulau-pulau kecil
e. Pengembangan infrastruktur jalan,terminal,pelabuhan dan lapangan
udara bersakala internasional.
2. ISU SOSIAL MASYARAKAT
a. Pemerataan Penduduk dan Peningkatan Pelayanan Dasar
b. Sinkronisasi Kebijakan/aturan
3. ISU LINGKUNGAN
a. Kecenderungan Kawasan Lindung untuk budidaya
b. Peningkatan Kualitas Lingkungan
c. Pengolahan Sampah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 37
d. Peningkatan Kualitas Air Baku
4. ISU ISU KUNCI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI KAB. BINTAN
a. Aspek Ekonomi
b. Aspek Sosial
c. Aspek Lingkungan
5. ISU PENGEMBANGAN WILAYAH BERDASARKAN RENCANA TATA RUANG
Dalam menentukan isu strategis dan visi,misi serta arah kebijakan
pembangunan perlu dipertimbangkan perwilayahan pembangunan secara
keruangan dan pusat kegiatan yang direncanakan sesuai dengan RTRW
Kabupaten Bintan.
FF.. SSTTRRUUKKTTUURR OORRGGAANNIISSAASSII
Sejalan dengan pelaksanaan undang-undang nomor : 32 tahun 2004 tentang
pemerintah daerah dan Undang-Undang nomor : 33 tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan pusat dan daerah, Kabupaten Bintan menetapkan
organisasi, kewenangan dan tugas-tugas kepala daerah yang terdiri dari Sekretariat
Daerah, Sekretariat DPRD, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,Inspektorat
Daerah, Dinas Daerah, Kantor Daerah dan Pemerintah Kecamatan .
Sekrtariat Daerah
Susunan organisasi Sekretariat Daerah sesuai dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Bintan nomor 7 tahun 2016, terdiri dari:
1. Sekertariat daerah
Asisten,terdiri dari :
a) Asisten administrasi pemerintah
b) Asisten administrasi perekonomian dan pembangunan
c) Asisten administrasi umum
d) Staf ahli
1. Bagian terdiri dari :
a) Bagian pemerintahan
b) Bagian Pertanahan
c) Bagian hukum
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 38
d) Bagian administrasi perekonomian
e) Bagian Pembangunan
f) Bagian kesejahteraan sosial
g) Bagian organisasi
h) Bagian Komunikasi Informasi
i) Bagian protokol
j) Bagian umum
k) Bagian Wilayah Perbatasan
Masing-masing bagian membawahi beberapa sub bagian.
1.2. Sekertariat DPRD
Susunan organisasi sekretariat DPRD terdiri dari :
a) Sekretaris DPRD
b) Bagian Umum
c) Bagian perundang undangan dan persidangan
d) Bgian penyelenggaraan penganggaran dan pengawasan
Masing-masing point 2 s/d 5 membawahi beberapa subbag.
1.3. Lembaga Teknis Daerah
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bintan nomor 7 tahun 2016 dan
tentang pembentukan Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah
daerah Kabupaten Bintan terdiri dari badan dan kantor yang merupakan unsur
penunjang pemerintah daerah, yang terdiri, yaitu:
1. Inspektor daerah
2. Dinas Pendidikan
3. Dinas Kesehatan
4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
5. Dinas Pemberdayaan Perempuan,Perlindungan Anak,Pengendalian Penduduk
dan KB
6. Satuan Polisi Pamong Praja
7. Dinas Koperasi,Usaha mikro,Perindustrian dan Perdagangan.
8. Dinas Pariwisata
9. Dinas Perikanan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 39
10. Dinas Lingkungan Hidup
11. Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja
12. Dinas Ketahanan Pangan
13. Dinas Kebudayaan,kepemudaan dan Olahraga
14. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
15. Dinas Sosial
16. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
17. Dinas Perhubungan
18. Dinas Pertanian
19. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
20. Dinas Perumaham Rakyat dan Kawasan Permukiman
21. Badan Perencana Penelitian dan Pengembangan Daerah
22. Badan Kepegawaian,Pendidikan dan Pelatihan Daerah
23. Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah.
24. Badan Pengelola Keuangan dan aset Daerah
25. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
26. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
27. Kecamatan Bintan Timur
28. Kecamatan Bintan Utara
29. Kecamatan Gunung Kijang
30. Kecamatan Teluk Bintan
31. Kecamatan Teluk Sebong
32. Kecamatan Toapaya
33. Kecamatan Bintan Pesisir
34. Kecamatan Mantang
35. Kecamatan Seri Kuala Lobam
36. Kecamatan Tambelan
GG.. SSIISSTTEEMMAATTIIKKAA PPEENNYYAAJJIIAANN
Pada dasarnya Laporan akuntabilitas kinerja ini memberikan penjelasan
mengenai pencapaian kinerja pemerintah Kabupaten Bintan selama tahun 2016.
Capaian kinerja (performance results) Tahun 2016 tersebut di perbandingkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 40
dengan penetapan kinerja (performance agreement) Tahun 2015 sebagai tolak ukur
keberhasilan tahunan organisasi.
Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan
memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi
perbaikan kinerja di masa datang. Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas
kinerja Instansi pemerintah (LAKIP) pemerintah kabupaten Bintan tahun 2015
berpedoman pada peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi,dengan penekanan
kepada aspek strategis organisasi serta isu-isu stategis organisasi.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Pada Bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang
bersangkutan.
Bab III AKUNTABILITAS KINERJA
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja organisasi.
A. Capaian Kinerja Organisasi
B. Realisasi Anggaran
Bab IV PENUTUP
Pada Bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi
serta langkah dimasa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk
meningkatkan kinerjanya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 1 - 41
Lampiran :
1). Perjanjian Kinerja
2).Lain-lain yang dianggap perlu
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 2 - 42
AA.. VVIISSII DDAANN MMIISSII JJAANNGGKKAA PPAANNJJAANNGG
Visi Jangka Panjang
isi pembangunan Kabupaten Bintan yang akan dicapai dalam dua puluh tahun
mendatang (RPJP 2005-2020) adalah :
“BINTAN GEMILANG 2025”
GERAKAN MELANGKAH MAJU DI BIDANG KELAUTAN, PARIWISATA DAN
KEBUDAYAAN
Penjabaran pernyataan Visi di atas adalah sebagai berikut :
a) Gemilang 2025 Memiliki arti “Gerakan Melangkah Maju”, gerakan yang
dimaksud merupakan gerakan pembangunan yang
dilakukan secara terencana dan bertahap untuk lebih maju
yang melibatkan secara aktif seluruh pihak diKabupaten
Bintan dengan jangka waktu target capaian sampai tahun
2025.
b) Kelautan Segala hal yang berkaitan dengan wilayah laut dan pantai,
dengan mengoptimalkan seluruh kegiatan yang terkait
dengan industri maritim, dimulai dari perikanan, marine
industries, pelabuhan dan transportasi laut, mengingat
kelautan sebagai core daerah,dengan luasan kabupaten
Bintan 98,5% terdiri dari wilayah laut;
c) Pariwisata : Segala hal yang berhubungan dengan kegiatan wisata atau
perjalanan untuk rekreasi, dalam skala industri dan
kerakyatan dengan berfokus pad ekowisata;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 2 - 43
d) Kebudayaan : Merupakan kegiatan melestarikan dan memajukan seluruh
hasil kegiatan dan penciptaan akal budi masyarakat
seperti kesenian, dan adat istiadat dengan bersandar pada
Budaya Melayu.
Tujuan akhir dari pencanangan visi daerah tersebut adalah mewujudkan
masyarakat Bintan Yang Sejahtera. Sejahtera dalam hal ini memiliki dimensi lahir
maupun batin, dimana Sejahtera Lahir diartikan terpenuhi segala kebutuhan lahiriah
dan kehidupan ekonomi masyarakat, terpenuhi sandang, pangan, papan,
pendidikan dan kesehatan. Sedangkan Sejahtera Batin diartikan terpenuhi
kebutuhan rohaniah masyarakat dengan berlandaskan kehidupan beragama dan
budaya. Dari sisi pembangunan untuk mencapai masyarakat sejahtera, perlu
pengembangan kegiatan ekonomi sesuai potensi dan keunggulan kabupaten Bintan,
yaitu sektor kelautan dan pariwisata sebagai core dan sekaligus sebagai driver
activity. Pembangunan yang dilaksanakan diharapkan mampu membawa dampak
kemajuan daerah yang berkelanjutan, mampu tumbuh dan berkembang yang
modern tetapi tetap peduli terhadap keberlanjutan sumber daya unggulan daerah
dan pelestarian lingkungan.
Misi Jangka Panjang
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ditempuh melalui empat misi pembangunan
daerah sebagai berikut :
1. Mewujudkan pendidikan berkualitas, berdaya saing, dan akuntabel yang
didukung oleh sumberdaya pendidikan yang handal;
2. Mewujudkan budaya adiluhung yang didukung dengan konsep,
pengetahuan budaya, pelestarian dan pengembangan hasil budaya, serta
nilai-nilai budaya secara berkesinambungan;
3. Mewujudkan kepariwisataan yang kreatif dan inovatif;
4. Mewujudkan sosiokultural dan sosioekonomi yang inovatif, berbasis pada
kearifan budaya lokal, ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan,
kemandirian, dan kesejahteraan rakyat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 2 - 44
BB.. VVIISSII,, MMIISSII,, TTUUJJUUAANN DDAANN SSAASSAARRAANN JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH
1. VISI
Pembangunan yang dilaksanakan oleh setiap daerah pada setiap tahun
anggaran seyogyanya berdasarkan hasil evaluasi pembangunan pada tahun
anggaran sebelumnya. Dari hasil evaluasi tersebut dapat di identifikasi permasalahan
yang selanjutnya dijadikan bahan untuk perencanaan pelaksanaan pembangunan
pada tahun anggaran berikutnya.
Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin
dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang. Visi juga harus menjawab permasalahan
pembangunan daerah dan/atau isu strategis yang harus diselesaikan dalam jangka
menengah serta sejalan dengan visi dan arah pembangunan jangka panjang daerah.
Kabupaten Bintan yang lebih sejahtera adalah cita-cita dan harapan bersama
dengan tekad melakukan sejumlah perubahanperubahan mendasar untuk
mempersiapkan pondasi yang kuat bagi pembangunan Kabupaten Bintan pada
periode 2016-2021, guna menyongsong terwujudnya Kabupaten Bintan Gemilang
pada 2025. Dengan mempertimbangkan kondisi daerah, permasalahan
pembangunan, tantangan yang dihadapi serta isu-isu strategis,dirumuskan visi, misi,
tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah daerah maka Visi Kabupaten
Bintan tahun 2016-2021 adalah :
Terwujudnya Kabupaten Bintan yang Madani dan Sejahtera
Melalui Pencapaian Bintan Gemilang 2025 (Gerakan Melangkah Maju
di Bidang Kelautan, Pariwisata, dan Kebudayaan)”
Adapun penjelasan visi tersebut berdasarkan kata kunci adalah sebagai
berikut :
Madani :
1. Masyarakat yang beradab dan agamis
2. menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
3. masyarakat yang demokratis
4. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
5. Program-program pembangunan berbasis masyarakat
Madani merupakan perwujudan dari masyarakat yang beradab,menjunjung tinggi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 2 - 45
nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan
Teknologi. Sebuah masyarakat demokratis dimana
para anggotanya menyadari akan hak-hak dan kewajibannya dalam menyuarakan
pendapat dan mewujudkan kepentingan-kepentingannya;dimana pemerintahannya
memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi kreatifitas warga negara untuk
mewujudkan program-program pembangunan di wilayahnya. Namun demikian,
masyarakat madani bukanlah masyarakat yang sekali jadi, yang hampa udara, taken
for granted. Masyarakat madani adalah konsep yang dibentuk dari poses sejarah
yang panjang dan perjuangan yang terus menerus.
Sejahtera :
1. Kesehatan
2. Pendidikan
3. Daya beli
Kesejahteraan yang ingin diwujudkan merupakan kesejahteraan yang berbasis pada
ketahanan keluarga dan Iingkungan sebagai dasar pengokohan sosial. Masyarakat
sejahtera tidak hanya dalam konteks lahiriah dan materi saja, melainkan juga
sejahtera jiwa dan batiniah. Kesejahteraan dalam artinya yang sejati adalah
keseimbangan hidup yang merupakan buah dari kemampuan seseorang untuk
memenuhi tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya, meliputi ruhani, akal, dan jasad.
Kesatuan elemen ini diharapkan mampu saling berinteraksi dalam melahirkan masa
depan yang cerah, adil dan makmur. Keterpaduan antara sejahtera lahiriah dan
batiniah adalah manifestasi dari sejahtera yang paripurna. Kesejahteraan yang
seperti inilah yang akan membentuk kepecayaan diri yang tinggi pada masyarakat
Kabupaten Bintan untuk mencapai kualitas kehidupan yang semakin baik, hingga
menjadi teladan bagi daerah lainnya.
2. MISI
Visi yang telah ditetapkan harus didukung dan dijabarkan melalui misi sehingga
visi tersebut dapat tercapai sesuai harapan. Misi adalah pernyataan mengenai
langkah-langkah yang akan dilakukan dimasa datang, hal tersebut mengandung
arti bahwa pernyataan misi memperlihatkan tugas utama yang harus dilakukan
/ diemban organisasi dalam mencapai tujuan organisasi untuk kurun waktu
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 2 - 46
tertentu. Pernyataan misi menunjukkan dengan jelas arti penting eksistensi
organisasi, karena misi mewakili alasan dasar untuk berdirinya organisasi, apa
yang ingin dicapai organisasi dan bidang kegiatan utama dari organisasi yang
bersangkutan. Pernyataan misi mengandung pernyataan yang mencerminkan
pandangan organisasi tentang kemampuan dirinya. Pernyataan misi merupakan
hal yang sangat penting untuk mengarahkan kegiatan pemerintah kabupaten
Bintan untuk lebih eksis dan dapat mengikuti efek global otonomi daerah
Sejalan dengan hal tersebut, maka misi Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan,
dalam periode 2016-2021. Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan
tersebut maka ditentukan 8 (delapan) Misi pembangunan 2016-2021 yang akan
dicapai
yaitu:
1. Mewujudkan Kabupaten Bintan sebagai daerah tujuan investasi yang
berdaya saing dengan mengoptimalkan potensi ekonomi lokal terutama di
bidang pariwisata dan kelautan.
2. Mewujudkan pelayanan infrastruktur daerah yang berkualitas, terintegrasi
dan merata.
3. Mewujudkan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik
4. (good governance) dan demokratis sebagai langkah melayani masyarakat
dengan sepenuh hati.
5. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan serta kualitas SDM
6. agar bisa bersaing dalam kompetisi global.
7. Mewujudkan pembangunan karakter masyarakat yang religius dan
8. berbudaya Melayu sebagai landasan pembangunan masyarakat.
9. Mengoptimalkan pemberdayaan masayarakat, Mewujudkan
10. Kesejahteraan Sosial dan pengarusutamaan gender dalam berbagai
11. aspek pembangunan.
12. 7. Memberdayakan pemuda sebagai pelopor pembangunan di Kabupaten
13. Bintan
14. 8. Mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan kualitas
15. pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 2 - 47
3. Tujuan
Penetapan tujuan dan sasaran di dasarkan pada faktor-faktor kunci keberhasilan
yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi. Tujuan dan sasaran dirumuskan
dalam bentuk yang lebih tepat dan terarah dalam rangka mencapai visi dan misi
Pemerintah Kabupaten Bintan. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi
dari pernyataan misi dan tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan
dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Sedangkan sasaran
adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh
organisasi pemerintah dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulanan, atau
bulanan. Sasaran diusahakan dalam bentuk kuantitatif sehingga dapat diukur.
Sasaran ditetapkan dengan maksud agar perjalanan atau proses kegiatan dalam
mencapai tujuan dapat berlangsung secara fokus, efektif, dan efisien. Tujuan nya
adalah :
1. Terciptanya iklim yang kondusif bagi penanaman modal untuk kegiatan
pembangunan di wilayah Kabupaten Bintan.
2. Mengoptimalkan Potensi ekonomi lokal terutama di bidang Pariwisata dan
Kelautan.
3. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterhubungan antar wilayah
dan antar pulau untuk mendukung pertumbuhan wilayah secara merata.
4. Meningkatkan sarana prasarana pengairan untuk mengurangi resiko bencana.
5. Meningkatkan Pemerataan sarana dan prasara wilayah perbatasan.
6. Mewujudkan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik ( good
governance ) dan demokratis.
7. Meningkatkan kinerja perencanaan pembangunan.
8. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
9. Meningkatkan kesadaran masyarakat dan aparatur terhadap hukum dan
wawasan kebangsaan.
10. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar berpendidikan, berprestasi
dan berdaya saing.
11. Meningkatkan derajat kesehatan masyaratakt yang tinggi dengan pelayanan
yang terjangkau dan berkualitas.
12. Meningkatkan calon tenaga kerja yang terampil dan berdaya saing serta
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 2 - 48
terpenuhi hak dan perlindungannya.
13. Melestarikan Nilai nilai dan seni budaya melayu.
14. Peningkatan kualitas kehidupan beragama bagi seluruh lapisan masyarakat
Bintan.
15. Meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan.
16. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan Desa
17. Meningkatkan peran generasi muda dan prestasi olahraga
18. Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan dan
peternakan guna memenuhi kebutuhan masyarakat.
19. Meningkatkan ketahanan pangan masyarakat secara merata di seluruh desa
dan kelurahan.
20. Meningkatkankualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan.
4.Sasaran
1. Meningkatnya realisasi investasi dan pelayanan perizinan.
2. Meningkatnya tingkat kepatuhan masyarakat terhadap PERDA penataan
ruang.
3. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara.
4. Meningkatnya pengembangan usaha dan industri pariwisata melalui
kemitraan dan pembinaan BUMD.
5. Meningkatnya jumlah produksi perikanan
6. Berkembangnya industri pengolahan dan terjaganya stabilitas harga
kebutuhan pokok.
7. Terhubungnya pusat –pusat kegiatan dan pusat produksi (konektivitas )antar
pulau.
8. Pengembangan dan pemantapan jaringan dan prasarana transportasi.
9. Meningkatnya kapasitas dan fungsi sanitasi,air bersih/minum.
10. Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman dan perumahan dikawasan
perkotaan dan perdesaan.
11. Meningkatnya pengembangan dan pengelolaan jaringan pengairan
12. Meratanya pembangunan sarana dan prasarana di wilayah perbatasan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 2 - 49
13. Meningkatnya kemampuan profesionalitas dan etos kerja aparatur
pemerintah
14. Meningkatnya akuntabilitas dan kinerja pemerintah daerah.
15. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset Pemerintah Daerah.
16. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan
17. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah dan kapasitas
pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah.
18. Meningkatnya kualitas pelayanan publik.
19. Meningkatnya kesadaran dan ketaatan masyarakat dalam penerapan produk
hukum.
20. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam kehidupan politik dan wawasan
kebangsaan.
21. Meningkatnya keluasan dan kemerataan akses PAUD bermutu.
22. Meningkatnya angka partisipasi murni dan angka partisipasi kasar
(SD/MI/SLB/Paket A dan SMP/MTS/Paket B)
23. Meningkatnya angka melek huruf di dorong dengan meningkatnya
ketersediaan, keterjangkauan kualitas,kesetaraan dan kapasitas pendidikan.
24. Meningkatnya kompetensi guru dan tenaga kependidikan yang berdampak
pada kualitas hasil belajar siswa.
25. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu, anak dan lansia serta
pengendalian penyakit menular dan tidak menular.
26. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumberdaya kesehatan serta
ketersediaan obat dan alat kesehatan.
27. Meningkatnya cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin
serta pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada masyarakat.
28. Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang
berkualitas dan sejahtera.
29. Meningkatnya kualitas daya saing dan penempatan tenaga kerja, serta
perlindungan terhadap tenaga kerja.
30. Meningkatnya perlindungan pengembangan lembaga ketenagakerjaan.
31. Meningkatnya kelestarian nilai-nilai dan seni budaya melayu sebagai
kekayaan budaya daerah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 2 - 50
32. Terwujudnya toleransi antar umat beragama.
33. Terwujudnya pemahamam dan pengalaman agama sesuai dengan agama
dan keyakinan masing –masing.
34. Meningkatnya kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan serta
perlindungan terhadap perempuan dan anak.
35. Meningkatnya kesejahteraan sosial masyarakat.
36. Menurunnya persentase penduduk miskin.
37. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengembangan.
38. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
39. Meningkatnya pengelolaan pembangunan oleh pemerintah Desa.
40. Meningkatnya pemberdayaan generasi muda dan olahraga.
41. Meningkatnya jumlah produksi dan produktivitas pertanian dan perkebunan.
42. Meningkatnya jumlah produksi dan produktivitas peternakan.
43. Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan yang beragam,
bergizi,berimbang dan aman serta terjangkau bagi masyarakat di seluruh
wilayah.
44. Meningkatnya kebersihan lingkungan serta upaya meningkatkan kualitas
lingkungan hidup secara berkelanjutan.
45. Meningkatnya luas ruang terbuka hijau yang dikelola.
CC.. PPEERRJJAANNJJIIAANN KKIINNEERRJJAA
Perjanjian kinerja adalah lembar /dokumen yang berisikan penugasan dari
pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah
untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan
kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu
berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja
yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun yang
bersangkutan, tetapi termasuk kinerja ( outcome ) yang seharusnya terwujud akibat
kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang
diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun
sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 2 - 51
Adapun tujuan penyusunan perjanjian kinerja adalah :
1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk
meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur.
2. Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur.
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi
4. Sebagai dasar pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan
supervisi atas perkembangan /kemajuan kinerja penerima amanah.
5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.
Pemerintah Kabupaten Bintan juga telah menetapkan indikator kinerja
utama (IKU) secara berjenjang,sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam
mencapai sasaran strategis organisasi.penetapan IKU telah mengacu pada rencana
pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) kabupaten 2016-2021. Indikator
kinerja utama ditetapkan dengan memilih indikator-indikator kinerja yang ada
dalam RPJMD Kabupaten Bintan tahun 2016-2021 yang memiliki fokus pada
prespektif stakeholder, sedangkan yang fokusnya pada internal bussines proses
(peningkatan kapasitas internal organisasi) tidak dijadikan sebagai indikator kinerja
utama. Indikator kinerja utama pemerintah Kabupaten Bintan yang akan digunakan
untuk periode waktu tahun 2016-2021 sesuai periode RPJMD telah ditetapkan
dengan keputusan Bupati Bintan nomor 5 Tahun 2016 yang direvisi melalui
Peraturan Bupati No 31 Tahun 2014.
Tabel 2.1
INDIKATOR KINERJA UTAMA ( IKU ) TINGKAT KABUPATEN
TAHUN 2016-2021
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KNERJA UTAMA
1 Meningkatnya kualitas daya
saing dan penempatan tenaga
kerja,serta perlindungan
terhadap tenaga kerja
Tingkat Pengangguran terbuka
Persentase tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan berbasis kompetensi
2 Meningkatnya perlindungan
pengembangan lembaga
ketenagakerjaan
Persentase kasus perselisihan pengusaha
pekerja yang terselesaikan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 2 - 52
3 Meningkatnya keluasan dan
pemerataan Akses PAUD
bermutu
Akses PAUD 0-6 Tahun
Rasio Guru Murid PAUD
4 Meningkatnya Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar (SD/MI/SLB/Paket A dan SMP/Mts/Paket B
Angka Partisipasi Kasar ( APK)
SD/MI/SLB/Paket A
Angka Partisipasi Kasar ( APK)
SMP/MTs/Paket B
Angka Partisipasi Murni ( APM)
SD/MI/Paket A
Angka Partisipas iMurni ( APM)
SMP/MTS/Paket B
Angka rata-rata lama sekolah (RLS
Angka Melek Huruf ( AMH)
5 Meningkatnya Status Kesehatan dan gizi ibu,anak dan lansia serta pengendalian penyakit menular dan tidak menular
Persentase Puskesmas yang
Menyelenggarakan kesehatan kerja dasar
Angka kelangsungan Hidup bayi
Persentase balita gizi buruk
Persentase Persalinan oleh tenaga
Kesehatan (PF)
Jumlah Kasus Kematian Ibu
Jumlah Kasus Kematian Bayi
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia
Lanjut
Persentase Penurunan Kasus penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD31)
Persentase tempat umum yang
memenuhi syarat kesehatan
Jumlah Kecamatan endemis Filariasis
berhasil menurunkan angka mikrofilaria
menjadi < 1%
Persentase Kecamatan dengan IR DBD <
49 per 100.000 penduduk
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 2 - 53
Persentase Kecamatan dengan angka
keberhasilan pengobatan TB Paru BTA
Positif (sucsess rate) minimal 85%
Persentase angka kasus HIV yang diobati
6 Meningkatnya Kualitas dan
Kuantitas sumber daya
kesehatan serta ketersediaan
obat dan alat kesehatan
Persentase kesediaan obat dan vaksin
puskesmas
7 Meningkatnya cakupan jaminan
pemeliharaan kesehatan
keluarga miskin serta
pemberdayaan dan promosi
kesehatan kepada masyarakat
Persentase Desa siaga aktif
8 Pengembangan dan
pemantapan jaringan dan
prasarana transportasi
Panjang jalan yang dibangun dan
ditingkatkan.
9 Meningkatnya
pengembangan dan
pengelolaan jaringan
pengairan
Persentase drainase jalan yang terbangun
10 Meningkatnya luas ruang
terbuka hijau yang dikelola Luas Ruang Terbuka Hijau yang dikelola
11 Meningkatnya kapasitas dan
fungsi sanitasi air bersih
/minum
Persentase Rumah Tangga (RT) yang
menggunakan air bersih
12 Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan dan
aset pemerintah daerah
Target Pendapatan dan Pendapatan Asli
Daerah
Persentase Keakuratan data neraca aset
13 Meningkatnya kesadaran dan
ketaatan masyarakat dalam
penerapan produk hukum
Cakupan Penegakan Perda dan Perkada
Rasio Petugas Linmas
14 Menurunnya persentase
penduduk miskin Persentase penduduk miskin
15 Meningkatnya penanganan
terhadap penyandang masalah
kesejahteraan social
Persentase penanganan penyandang masalah
16 Meningkatnya kesetaraan dan
keadilan gender dalam
pembangunan serta
perlindungan terhadap
perempuan dan anak
Indeks Pembangunan Gender
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 2 - 54
Penyelesaian pengaduan perlindungan
perempuan dan anak dari tindak
kekerasan
17 Meningkatnya ketersediaan,
distribusi dan konsumsi pangan
yang beragam, bergizi
berimbang dan aman serta
terjangkau bagi masyarakat di
seluruh wilayah.
Persentase Ketersediaan Pangan
Masyarakat
18 Meningkatnya kebersihan
lingkungan serta upaya
meningkatkan kualitas
lingkungan secara berkelanjutan
Persentase penanganan sampah
Persentase sampah yang dikelola
19 Meningkatnya kualitas
pelayanan publik
Persentase penduduk ber KTP-el dari
jumlah penduduk wajib KTP-el
Persentase bayi berakte kelahiran per
Bayi Lahir
Persentase Taman Bacaan/Perputakaan
Kelurahan,Desa dan Sekolah yang aktif.
20 Meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam
pembangunan
Persentase Partisipasi Masyarakat dalam
program pembangunan
21 Terkendalinya pertumbuhan
penduduk serta meningkatnya
keluarga yang berkualitas dan
sejahtera
Cakupan peserta KB aktif
22 Terhubungnya pusat-pusat
kegiatan dan pusat produksi
(konektivitas) antar pulau
Jumlah Pulau yang tercakupi jaringan
Transportasi
23 Berkembangnya industri
pengolahan dan terjaganya
stabilitas harga kebutuhan
pokok
Persentase Ketersediaan Barang
kebutuhan pokokbagi masyarakat
Persentase Koperasi aktif
Persentase IKM bersertifikasi mutu
produk
24 Meningkatnya realisasi investasi
dan pelayanan perizinan
Jumlah nilai investasi perusahaan
berskala nasional (PMA/PMDN) juta USD
Lama proses perijinan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 2 - 55
25 Meningkatnya pemberdayaan
generasi muda dan olah raga
Persentase organisasi kepemudaan yang
aktif
Jumlah Prestasi olahraga yang diraih
26 Meningkatnya kelestarian nilai-
nilai dan seni budaya melayu
sebagai kekayaan budaya
daerah
Jumlah grup kesenian (yang dibina)
Jumlah cagar budaya yang dilindungi
dan dipelihara
27 Meningkatnya Jumlah Produksi
Perikanan
Produksi perikanan budidaya
28 Meningkatnya Jumlah
Kunjungan wisatawan nusantara
dan mancanegara
Meningkatnya jumlah Desa wisata
Meningkatnya jumlah kunjungan
wisatawan
29 Meningkatnya jumlah produksi
dan produktivitas pertanian dan
perkebunan
Capaian produksi tanaman sayuran (Ton)
Dengan adanya penetapan Indikator kinerja Kabupaten Bintan di tetapkan
Perjanjian Kinerja Kabupaten Bintan Tahun 2016 sebagai berikut :
Perjanjian Kinerja dipergunakan sebagai acuan bagi setiap instansi
pemerintah dalam menyusun dokumen perjanjian kinerja dan laporan akuntabilitas
kinerja instansi . Dokumen Perjanjian Kinerja /perjajnian antara atasan dan
bawahan untuk mewujudkan target kinerja berdasarkan pada sumber daya yang
dimiliki oleh instansi.
Adapun Tabel Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan Tahun 2016
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2
PERJANJIAN KINERJA TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2016
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KNERJA TARGET
1 Meningkatnya kualitas daya
saing dan penempatan tenaga
kerja,serta perlindungan
terhadap tenaga kerja
Tingkat Pengangguran terbuka
6,7%
Persentase tenaga kerja yang
mendapatkan pelatihan berbasis
kompetensi
70
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 2 - 56
2 Meningkatnya perlindungan
pengembangan lembaga
ketenagakerjaan
Persentase kasus perselisihan
pengusaha pekerja yang
terselesaikan
70%
3 Meningkatnya keluasan dan
pemerataan Akses PAUD
bermutu
Akses PAUD 0-6 Tahun
57,73%
Rasio Guru Murid PAUD 1:08
4 Meningkatnya Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar (SD/MI/SLB/Paket A dan SMP/Mts/Paket B
Angka Partisipasi Kasar ( APK)
SD/MI/SLB/Paket A
104,79%
Angka Partisipasi Kasar ( APK)
SMP/MTs/Paket B
122,7%
Angka Partisipasi Murni ( APM)
SD/MI/Paket A
95,21%
Angka Partisipas iMurni ( APM)
SMP/MTS/Paket B
77,3%
Angka rata-rata lama sekolah
(RLS
9 tahun
Angka Melek Huruf ( AMH) 99,63%
5 Meningkatnya Status Kesehatan dan gizi ibu,anak dan lansia serta pengendalian penyakit menular dan tidak menular
Persentase Puskesmas yang
Menyelenggarakan kesehatan
kerja dasar 0
Angka kelangsungan Hidup
bayi
990
Persentase balita gizi buruk 0,35%
Persentase Persalinan oleh
tenaga Kesehatan (PF)
98 %
Jumlah Kasus Kematian Ibu <7
Jumlah Kasus Kematian Bayi
7%
Cakupan Pelayanan Kesehatan
Usia Lanjut
72%
Persentase Penurunan Kasus
penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD31)
35%
Persentase tempat umum yang
memenuhi syarat kesehatan
82%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 2 - 57
Jumlah Kecamatan endemis
Filariasis berhasil menurunkan
angka mikrofilaria menjadi <
1%
2
Persentase Kecamatan dengan
IR DBD < 49 per 100.000
penduduk
33
Persentase Kecamatan dengan
angka keberhasilan pengobatan
TB Paru BTA Positif (sucsess
rate) minimal 85%
33
Persentase angka kasus HIV
yang diobati 81
6 Meningkatnya Kualitas dan
Kuantitas sumber daya
kesehatan serta
ketersediaan obat dan alat
kesehatan
Persentase kesediaan obat dan
vaksin puskesmas 70%
7 Meningkatnya cakupan
jaminan pemeliharaan
kesehatan keluarga miskin
serta pemberdayaan dan
promosi kesehatan kepada
masyarakat
Persentase Desa siaga aktif
100%
8 Pengembangan dan
pemantapan jaringan dan
prasarana transportasi
Panjang jalan yang dibangun
dan ditingkatkan.
29,095
9 Meningkatnya
pengembangan dan
pengelolaan jaringan
pengairan
Persentase drainase jalan yang
terbangun
8,662%
10 Meningkatnya luas ruang
terbuka hijau yang dikelola Luas Ruang Terbuka Hijau yang
dikelola
218,000 M2
11 Meningkatnya kapasitas
dan fungsi sanitasi air
bersih /minum
Persentase Rumah Tangga (RT)
yang menggunakan air bersih
73,02%
12 Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan dan
aset pemerintah daerah
Target Pendapatan dan
Pendapatan Asli Daerah
875/171
Milyar
Persentase Keakuratan data
neraca aset
70%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 2 - 58
13 Meningkatnya kesadaran dan
ketaatan masyarakat dalam
penerapan produk hukum
Cakupan Penegakan Perda dan
Perkada
19,64
Rasio Petugas Linmas
95,73%
14 Menurunnya persentase
penduduk miskin Persentase penduduk miskin
6%
15 Meningkatnya penanganan
terhadap penyandang
masalah kesejahteraan social
Persentase penanganan
penyandang masalah
40,28%
16 Meningkatnya kesetaraan dan
keadilan gender dalam
pembangunan serta
perlindungan terhadap
perempuan dan anak
Indeks Pembangunan Gender
60,9%
Penyelesaian pengaduan
perlindungan perempuan dan
anak dari tindak kekerasan
100%
17 Meningkatnya ketersediaan,
distribusi dan konsumsi
pangan yang beragam,
bergizi berimbang dan aman
serta terjangkau bagi
masyarakat di seluruh
wilayah.
Persentase Ketersediaan
Pangan Masyarakat
100%
18 Meningkatnya kebersihan
lingkungan serta upaya
meningkatkan kualitas
lingkungan secara
berkelanjutan
Persentase penanganan sampah
50%
Persentase sampah yang
dikelola
30%
19 Meningkatnya kualitas
pelayanan publik
Persentase penduduk ber KTP-
el dari jumlah penduduk wajib
KTP-el
93%
Persentase bayi berakte
kelahiran per Bayi Lahir
77%
Persentase Taman
Bacaan/Perputakaan
Kelurahan,Desa dan Sekolah
yang aktif.
20%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 2 - 59
20 Meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam
pembangunan
Persentase Partisipasi
Masyarakat dalam program
pembangunan
55%
21 Terkendalinya pertumbuhan
penduduk serta
meningkatnya keluarga yang
berkualitas dan sejahtera
Cakupan peserta KB aktif
77,8%
22 Terhubungnya pusat-pusat
kegiatan dan pusat produksi
(konektivitas) antar pulau
Jumlah Pulau yang tercakupi
jaringan Transportasi
8 Pulau
23 Berkembangnya industri
pengolahan dan terjaganya
stabilitas harga kebutuhan
pokok
Persentase Ketersediaan Barang
kebutuhan pokokbagi
masyarakat
100%
Persentase Koperasi aktif
55%
Persentase IKM bersertifikasi
mutu produk
45%
24 Meningkatnya realisasi
investasi dan pelayanan
perizinan
Jumlah nilai investasi
perusahaan berskala nasional
(PMA/PMDN) juta USD
1,251
Lama proses perijinan
3-14 hari
25 Meningkatnya pemberdayaan
generasi muda dan olah raga
Persentase organisasi
kepemudaan yang aktif
60%
Jumlah Prestasi olahraga yang
diraih
33%
26 Meningkatnya kelestarian
nilai-nilai dan seni budaya
melayu sebagai kekayaan
budaya daerah
Jumlah grup kesenian (yang
dibina)
35 Grup
Jumlah cagar budaya yang
dilindungi dan dipelihara
14 cagar 27 Meningkatnya Jumlah
Produksi Perikanan
Produksi perikanan budidaya 1798,43 ton
28 Meningkatnya Jumlah
Kunjungan wisatawan
nusantara dan mancanegara
Meningkatnya jumlah Desa
wisata
5
Meningkatnya jumlah
kunjungan wisatawan
550.000 wisatawan
29 Meningkatnya jumlah
produksi dan produktivitas
pertanian dan perkebunan
Capaian produksi tanaman
sayuran (Ton)
20400on
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 2 - 60
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 60
60
`
Kewajiban untuk menjawab dari perorangan badan hukum atau pimpinan
kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam
melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima
pelaporan akuntabilitas pemberi amanah adalah akuntabilitas kinerja. Pemerintah
Kabupaten Bintan selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban
membuat sajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan yang
dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja dan tata
cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah.Laporan tersebut memberikan
gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dan masing-masing
kelompok indikator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian sasaran dari
masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD
2016-2021 maupun RKPD Tahun 2016, sesuai ketentuan tersebut. Pengukuran
kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan
misi dan visi instansi pemerintah.
AA.. CCAAPPAAIIAANN KKIINNEERRJJAA OORRGGAANNIISSAASSII
Pengukuran tingkat capaian Kabupaten Bintan Tahun 2016 dilakukan dengan
cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah
ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tahun 2016 dengan
realisasinya . Tingkat capaian kinerja Kabupaten Bintan Tahun 2016 berdasarkan
hasil pengukurannya sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 61
61
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya kualitas daya saing dan penempatan tenaga kerja,serta
perlindungan terhadap tenaga kerja
Indikator kinerja Target Realisasi %
Tingkat Pengangguran terbuka 6,7% 6,98% 100%
Persentase tenaga kerja yang
mendapatkan pelatihan berbasis
kompetensi
70 68% 75%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya perlindungan pengembangan lembaga ketenagakerjaan
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase kasus perselisihan
pengusaha pekerja yang terselesaikan
70% 70% 100%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya keluasan dan pemerataan Akses PAUD bermutu
Indikator kinerja Target Realisasi %
Akses PAUD 0-6 Tahun 57,73% 25,92% 44,90%
Rasio Guru Murid PAUD 1:08 1:8 100%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar (SD/MI/SLB/Paket A dan SMP/Mts/Paket B)
Indikator kinerja Target Realisasi %
Angka Partisipasi Kasar ( APK)
SD/MI/SLB/Paket A
104,79% 96.1 100.93
Angka Partisipasi Kasar ( APK)
SMP/MTs/Paket B
122,7%
108.81 103.84
Angka Partisipasi Murni ( APM)
SD/MI/Paket A
95,21% 89.11 115.28
Angka Partisipas iMurni ( APM)
SMP/MTS/Paket B
77,3% 115.8 94.38
Angka rata-rata lama sekolah (RLS 9 tahun 8.28 92.00
Angka Melek Huruf ( AMH) 99,63% 98.09 98.45
SASARAN STRATEGIS
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 62
62
Meningkatnya Status Kesehatan dan gizi ibu,anak dan lansia serta pengendalian penyakit menular dan tidak menular. Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase Puskesmas yang
Menyelenggarakan kesehatan kerja
dasar
0 6,67 106
Angka kelangsungan Hidup bayi 990 975
98,5
Persentase balita gizi buruk 0,35% 0,21 100
Persentase Persalinan oleh tenaga
Kesehatan (PF)
98 % 99,2 101
Jumlah Kasus Kematian Ibu <7 4 100
Jumlah Kasus Kematian Bayi 7%
25 100
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia
Lanjut
72%
72,06 100
Persentase Penurunan Kasus penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD31)
35%
43,4 124
Persentase tempat umum yang
memenuhi syarat kesehatan
82%
85 104
Jumlah Kecamatan endemis Filariasis
berhasil menurunkan angka
mikrofilaria menjadi < 1%
2 2 100
Persentase Kecamatan dengan IR DBD
< 49 per 100.000 penduduk 33 50 152
Persentase Kecamatan dengan angka
keberhasilan pengobatan TB Paru
BTA Positif (sucsess rate) minimal
85%
33 50 152
Persentase angka kasus HIV yang
diobati 81 67 82,7
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas sumber daya kesehatan serta
ketersediaan obat dan alat kesehatan
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase kesediaan obat dan vaksin
puskesmas 70%
70,04%
101%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin
serta pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada masyarakat
Indikator kinerja Target Realisasi %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 63
63
Persentase Desa siaga aktif 100%
100% 100%
SASARAN STRATEGIS
Pengembangan dan pemantapan jaringan dan prasarana transportasi
Indikator kinerja Target Realisasi %
Panjang jalan yang dibangun dan
ditingkatkan.
29,095
38,270KM 131,53%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya pengembangan dan pengelolaan jaringan pengairan
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase drainase jalan yang
terbangun
8,662%
8,27% 95,47%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya luas ruang terbuka hijau yang dikelola
Indikator kinerja Target Realisasi %
Luas Ruang Terbuka Hijau yang
dikelola
218,000 M2
218,000 100%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya kapasitas dan fungsi sanitasi air bersih /minum
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase Rumah Tangga (RT) yang
menggunakan air bersih
73,02%
74,18% 101,59%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset pemerintah daerah
Indikator kinerja Target Realisasi %
Target Pendapatan dan Pendapatan
Asli Daerah
875/171
Milyar
1.039/197M 115%
Persentase Keakuratan data neraca
aset
70% 70%
100%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya kesadaran dan ketaatan masyarakat dalam penerapan produk hukum
Indikator kinerja Target Realisasi %
Cakupan Penegakan Perda dan Perkada
19,64 90,63% 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 64
64
Rasio Petugas Linmas 95,73% 95,89% 100%
SASARAN STRATEGIS
Menurunnya persentase penduduk miskin
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase penduduk miskin 6% 6% 100%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya penanganan terhadap penyandang masalah kesejahteraan social
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase penanganan penyandang masalah
40,28% 22,0%
54,61%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan serta perlindungan terhadap perempuan dan
anak Indikator kinerja Target Realisasi %
Indeks Pembangunan Gender 60,9% 92,41% 100%
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan
100%
100% 100%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan yang beragam, bergizi berimbang dan aman serta
terjangkau bagi masyarakat di seluruh wilayah. Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase Ketersediaan Pangan Masyarakat
100% 100% 100%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya kebersihan lingkungan serta upaya meningkatkan kualitas lingkungan secara berkelanjutan
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase penanganan sampah 50% 89% 178%
Persentase sampah yang dikelola 30% 60% 200%
SASARAN STRATEGIS
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 65
65
Meningkatnya kualitas pelayanan publik
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase penduduk ber KTP-el dari jumlah penduduk wajib KTP-el
93% 97% 104,30%
Persentase bayi berakte kelahiran per Bayi Lahir
77% 42% 54,54%
Persentase Taman Bacaan/Perputakaan Kelurahan,Desa dan Sekolah yang aktif.
20%
20% 100%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase Partisipasi Masyarakat dalam program pembangunan
55% 76,68% 139,41%
SASARAN STRATEGIS
Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera
Indikator kinerja Target Realisasi %
Cakupan peserta KB aktif 77,8% 82% 105,39%
SASARAN STRATEGIS
Terhubungnya pusat-pusat kegiatan dan pusat produksi (konektivitas) antar pulau
Indikator kinerja Target Realisasi %
Jumlah Pulau yang tercakupi jaringan Transportasi
8 Pulau 8 pulau 100%
SASARAN STRATEGIS
Berkembangnya industri pengolahan dan terjaganya stabilitas harga kebutuhan pokok
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase Ketersediaan Barang kebutuhan pokokbagi masyarakat
100% 100% 100%
Persentase Koperasi aktif 55% 55% 100%
Persentase IKM bersertifikasi mutu produk
45% 0 0%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya realisasi investasi dan pelayanan perizinan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 66
66
Indikator kinerja Target Realisasi %
Jumlah nilai investasi perusahaan berskala nasional (PMA/PMDN) juta USD
1,251
962.04us 76,90%
Lama proses perijinan 3-14 hari 3-14 hari 100%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya pemberdayaan generasi muda dan olah raga
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase organisasi kepemudaan yang aktif
60% 60% 100%
Jumlah Prestasi olahraga yang diraih 33% 33% 100%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya kelestarian nilai-nilai dan seni budaya melayu sebagai kekayaan budaya daerah
Indikator kinerja Target Realisasi %
Jumlah grup kesenian (yang dibina) 35 Grup 35 100%
Jumlah cagar budaya yang dilindungi dan dipelihara
14 cagar 14
100%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya Jumlah Kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara
Indikator kinerja Target Realisasi %
Meningkatnya jumlah Desa wisata 5 4 desa 80,00%
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan
550.000 wisatawan
574.337
wisatawan 104,42%
Meningkatnya Jumlah Produksi Perikanan
Produksi perikanan budidaya 1798,43 ton 1512,60 ton 84,10
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya jumlah produksi dan produktivitas pertanian dan perkebunan
Indikator kinerja Target Realisasi %
Capaian produksi tanaman sayuran (Ton)
20400 ton 20.571 100,83%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 67
67
BB.. EEvvaalluuaassii ddaann AAnnaalliissiiss PPeennccaappaaiiaann IInnddiikkaattoorr SSaassaarraann
Capaian Indikator sasaran terhadap Indikator Kinerja utama (IKU)
Kabupaten Bintan yang dituangkan didalam Perjanjian Kinerja Kabupaten 2016
selama Tahun 2016 cukup variatif, ada sasaran yang menunjukkan persentase
capaian cukup tinggi dan ada sasaran yang menunjukkan presentase capaian sangat
rendah.
Secara umum Pemerintah Kabupaten Bintan telah dapat melaksanakan tugas
dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD
Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021. Sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD
Kabupaten Bintan tahun 2016-2021 berjumlah 45 (empat puluh lima) sasaran
sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bintan.
Berikut ini pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai yang
membanding antara target dan realisasi pada indikator sasaran beserta evaluasi dan
analisis capaiannya.
SASARAN STRATEGIS . Meningkatnya kualitas daya saing dan
penempatan tenaga kerja,serta perlindungan terhadap tenaga kerja
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi
2015
Realisasi
2016
%
Tingkat Pengangguran terbuka 6,7% 6,74% 6,98% 100%
Persentase tenaga kerja yang
mendapatkan pelatihan berbasis
kompetensi
68%
68%
75%
110%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Tingkat Pengangguran Terbuka
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Bintan pada tahun 2015 tercatat jumlah penduduk Kabupaten
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 68
68
Bintan sebanyak 140.267 jiwa.
Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Bintan Timur (40.684
jiwa), sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Tambelan (4.142
jiwa).
Persentase penduduk Kabupaten Bintan berdasarkan pendidikan pada tahun
2015 tercatat sebagai berikut:
Pra Sekolah
TidakTamat SD
:
:
29,26%
18,75%
SD sederajad : 16,56%
SMP sederajad : 11,53%
SMA sederajad
DII/DIII
:
:
21,31%
1,93%
Perguruan tinggi : 1,66%
Berbicara tentang ketenagakerjaan, hal ini sangat ditentukan oleh
ketersediaan perusahaan atau lembaga yang akan menampung tenaga kerja, kualitas
dan kuantitas tenaga kerja, serta lembaga yang mengurus tenaga kerja tersebut.
Pada tahun 2015 jumlah perusahaan yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Bintan menurut Undang-undang No. 7 tahun 1981 dan sesuai dengan
laporan Pemenakertrans No. 09 Tahun 2011 tercatat sebanyak 170 Perusahaan
terdiri dari Perusahaan Kecil sebanyak 83 perusahaan, Perusahaan Sedang sebanyak
53 Perusahaan dan Perusahaan Besar 34 Perusahaan. Perusahaan PMA tercatat
sebanyak 39 perusahaan, PMDN sebanyak 13 perusahaan, Perusahaan Gabungan
(joint venture) 3 perusahaan dan perusahaan swasta 115 perusahaan. Keseluruhan
perusahaan tersebut pada umumnya tersebar di 3 lokasi yakni di Kawasan Berikat
Lobam, Lagoi, dan di luar Kawasan tersebut. Jumlah tenaga kerja diperusahaan
tersebut tercatat sebanyak 16.471 orang, yang terdiri dari TKI 16.208 orang dan
TKA 263 orang.
Persentase pencari kerja yang ditempatkan terealisasi sebesar 32,40% hanya
tercapai sebesar 64,8% dari target yang ditentukan, angka ini diambil dari
pembuatan kartu pencari kerja (Ak1). Tingkat partisipasi angkatan kerja tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 69
69
melebihi target yang ditentukan, realisasinya sebesar 82,77% dari jumlah
penduduk usia kerja. Untuk Tahun 2016 Realisasi tingkat pengangguran terbuka
hampir memenuhi target yang ditentukan yaitu 6,98% artinya dari 79.881 jumlah
angkatan kerja terdapat 6,98% jumlah penganggur (5.579 orang), sedangkan rasio
penduduk yang bekerja hampir 100% dari target yang ditentukan yaitu sebesar
0,93 , hal ini mengindikasikan bahwa jumlah penduduk yang bekerja (74.302)
semakin banyak sebesar 93% dari jumlah angkatan kerja.
Indikator Tingkat pengangguran terbuka dipengaruhi oleh jumlah
penganggur dan jumlah angkatan kerja. Semakin kecilnya tingkat pengangguran
terbuka mengindikasikan semakin rendahnya angka pengangguran. Angkatan kerja
yang mendaftarkan dirinya ke Dinas Tenga Kerja melalui Bidang Penempatan
Tenaga Kerja yang menggunakan pelaporan AK I cenderung menurun, Hal ini
disebabkan lowongan kerja disektor formal menurun sedangkan sektor informal
meningkat sangat signifikan dan tenaga kerja tersebut tidak mendaftarkan dirinya.
Sehingga hal ini berpengaruh positif terhadap angka pengangguran terbuka.
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi
Percepatan peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui penerapan
pelatihan berbasis kompetensi pada kegiatan-kegiatan pelatihan berbasis
kompetensi mengacu pada kualifikasi. Hal ini dapat dilakukan lintas SKPD
Tahun 2016 tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi
dapat terealisasi 30 orang dari kegiatan pelatihan satuan pengamanan dengan
pendaftar 40 orang, sehingga realisasi persentase tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan berbasis kompetensi mencapai 75 %. Persentase capaian tenaga kerja
yang mendapat pelatihan sudah mencapai 100%.
Realisasi Persentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis
kewirausahaan sebesar 100%, realisasi ini lebih besar dari target yang telah
ditetapkan.. Realisasi ini diambil dari beberapa kegiatan pelatihan berbasis
kewirausahaan yang dilaksanakan di Dinas perindustrian, perdagangan dan
koperasi.
Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Tenaga Kerja melakukan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 70
70
kegiatan yang dapat meningkatkan sasaran Strategis Meningkatnya kualitas daya
saing dan penempatan tenaga kerja,serta perlindungan terhadap tenaga kerja
Yaitu :
Penyuluhan Perlindungan Waktu Kerja Waktu Istirahat kepada 70 (tujuh
puluh) orang pekerja/pengusaha, pada Program Perlindungan Tenaga Kerja
dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan. Penyuluhan
dilaksanakan di 2 (dua) kecamatan yaitu kecamatan Gunung Kijang dan
Kecamatan Teluk Sebong, yang mana setiap kecamatan jumlah peserta 35
(tiga puluh lima) orang.
Penyuluhan tentang Pencegahan Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja
kepada 70 (tujuh puluh) orang pekerja dan pengusaha meliputi wilayah
kerja Kecamatan Teluk Sebong sebanyak 35 Orang dan Kecamatan Gunung
Kijang sebanyak 35 Orang, pada Program Perlindungan Tenaga Kerja dan
Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan.
Pemeriksaan Terpadu Norma Kerja Umum dan K3 terealisasi sebanyak 64
(Enam Puluh Empat) perusahaan, pada Program Perlindungan Tenaga Kerja
dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan.
Penyuluhan Hubungan Industrial kepada 80 (delapan puluh) orang
pekerja/pengusaha, pada Program Pengembangan Hubungan Industrial dan
Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Penyuluhan ini dilaksanakan pada
2 (dua) lokasi di 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Seri Kuala Lobam dan
Kecamatan Bintan Timur, yang mana setiap lokasi jumlah yang di beri
penyuluhan sebanyak 40 (empat puluh) orang.
Bimtek Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama kepada 80
(delapan puluh) orang pekerja/pengusaha, pada Program Pengembangan
Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Bimtek
ini dilaksanakan pada 2 (dua) lokasi di 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan
Gunung Kijang dan Kecamatan Teluk Sebong, yang mana setiap lokasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 71
71
jumlah yang dibimbing sebanyak 40 (empat puluh) orang.
Kebijakan Pengupahan dan Pengembangan Sistem Pengupahan dengan pihak
pengusaha dan serikat pekerja , pada Program Pengembangan Hubungan
Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Output dari
kegiatan ini adalah Terlaksananya Tugas dan Fungsi Dewan Pengupahan
dalam merumuskan Upah Minimum Kabupaten (UMK) dalam bentuk 1
(satu) dokumen .
Pembinaan Lembaga Kerja Sama (LKS) Bipartit, pada Program
Pengembangan hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga
Kerja. Output kegiatan ini terlaksananya pembinaan lembaga kerja sama
Bipartit. Pembinaan dilakukan pada 25 perusahaan
Rapat Koordinasi Kebijakan Lembaga Kerja Sama Tripartit, pada Program
Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga
Kerja. Output kegiatan ini dalam bentuk 1 (satu) dokumen.
Penyediaan Fasilitas Serikat Pekerja, pada Program Pengembangan
Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Output
kegiatan ini adalah terlaksananya koordinasi dengan 5 (lima) serikat pekerja.
Peningkatan Kapasitas Data Ketenagakerjaan, pada Program Penempatan
dan Perluasan Kesempatan Kerja. Penyusunan data ketenagakerjaan tersebut
melibatkan 10 (sepuluh) orang petugas pendata yang tersebar di 10 (sepuluh)
wilayah kecamatan Kabupaten Bintan. Outputnya berupa 20 (dua puluh)
buku ketenagakerjaan.
Peyebarluasan informasi Bursa Tenaga Kerja, pada Program Penempatan dan
Perluasan Kesempatan Kerja. Output kegiatan ini adalah tersedianya
Pelayanan Informasi Pasar Kerja untuk 50 (lima puluh) orang , yaitu siswa
SLTA semester terakhir yang merupakan calon tenaga kerja di SMK Negeri 2
Bintan Kecamatan Bintan Timur.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 72
72
Pendayagunaan Tenaga Kerja Sarjana, pada Program Penempatan dan
Perluasan Kesempatan Kerja. Output kegiatan ini adalah tersedianya tenaga
kerja sukarela di pedesaan sebanyak 48 (empat puluh delapan) orang,
TKS tersebut tersebar di 25 (dua puluh lima) desa yang berada di wilayah
Kabupaten Bintan.
Pelatihan Keterampilan Satuan Pengamanan, pada Program Peningkatan
Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja. Output kegiatan ini adalah
terlaksananya pelatihan satuan pengaman untuk 30 (tiga puluh) orang.
DENGAN DEMIKIAN SASARA STRATEGIS MENINGKATNYA KUALITAS
DAYA SAING DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA,SERTA PERLINDUNGAN
TERHADAP TENAGA KERJA UNTUK TAHUN 2016 TERCAPAI.
SASARAN STRATEGIS . Meningkatnya perlindungan pengembangan
lembaga ketenagakerjaan
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi
2015
Realisasi 2016 %
Persentase kasus perselisihan
pengusaha pekerja yang
terselesaikan
70% 92,6%
100,00% 100,0
0%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase Kasus perselisihan pengusaha pekerja yang terselesaikan
Isu Strategis Ketenagakerjaan yang berkembang di Kabupaten Bintan
antara lain adalah :
Tenaga kerja lokal kurang kompetitif
Masih banyaknya perselisihan hubungan industrial yang belum dapat
diselesaikan secara Bipartit.
Anggota Dewan Pengupahan belum solid dalam penetapan Nilai Kebutuhan
Hidup Layak (KHL) maupun Nilau Upah Minimum Kabupaten (UMK).
Masih adanya perusahaan belum melaksanakan aturan ketenagakerjaan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 73
73
Kurang kompetitifnya tenaga kerja lokal dalam mendapatkan/menciptakan
kesempatan kerja disebabkan oleh kurangnya kompetensi/keterampilan yang
dimiliki. Secara umum hal ini dilihat dari masih tingginya tingkat pengangguran,
yaitu 6,74% (4.587 orang). Apabila mereka memiliki kompetensi/keterampilan
yang memadai, tentunya mereka dapat mengisi kesempatan kerja yang dibutuhkan
perusahaan atau menciptakan kesempatan kerja sendiri.
Masih banyaknya kasus perselisihan / persengketaan yang terjadi antara
pengusaha dengan karyawannya yang belum dapat diselesaikan secara Bipartit
disebabkan antara lain karena masih rendahnya pengetahuan dan tingkat
pemahaman karyawan terhadap peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan
dan belum maksimalnya penyuluhan atau pembinaan yang dilakukan oleh Dinas
Tenaga Kerja dan pihak terkait lainnya kepada karyawan dan perusahaan. Hal ini
dapat dilihat dari masih banyaknya kasus perselisihan yang masuk ke Dinas Tenaga
Kerja Kabupaten Bintan yang harus dimediasi namun mengalami penurunan dari
tahun sebelumnya.
Tabel 3.1.
Penyelesaian PHI dan PHK di Kabupaten Bintan Tahun 2011-2016
No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Penyelesaian Hubungan Industrial (PHI)
a. Jumlah Perselisihan Hubungan Kerja
(PHI) (kasus) 8 41 22 20 27
18
b. Jumlah Tenaga Kerja (org) 828 558 434 42 112 772
c. Diselesaikan Tk. Perantara (kasus) 7 25 13 16 20 9
d. Jumlah Tenaga Kerja (org) 822 531 409 30 45 757
e. Diteruskan ke PHI (Kasus/PHI) 3 8 8 4 5 9
f. Jumlah Tenaga Kerja (org) 698 27 18 12 34 15
2 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
a. Jumlah PHK (kasus) 8 8 14 15 22 15
b. Jumlah Tenaga Kerja (org) 828 546 402 32 112 772
c. Diselesaikan Tk. Perantara (kasus) 7 7 9 11 16 8
d. Jumlah Tenaga Kerja (org) 822 523 379 21 45 757
e. Diteruskan ke PHI (kasus/PHI) 3 3 4 4 4 7
f. Jumlah Tenaga Kerja (org) 698 23 16 11 34 15
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bintan, Tahun 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 74
74
Pada tahun 2016 jumlah kasus perselisihan atau persengketaan yang masuk
ke Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bintan tercatat sebanyak 18 kasus yang
melibatkan 772 tenaga kerja, 9 kasus yang melibatkan 757 tenaga kerja dapat
diselesaikan dengan tanda bukti Perjanjian Bersama (PB) dan 8 kasus yang
melibatkan 15 tenaga kerja diselesaikan dengan anjuran, 1 kasus dilanjutkan ke
Pengadilan Hubungan Industrial (PHI).
Jumlah kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tercatat sebanyak 15 kasus
yang melibatkan 772 tenaga kerja, 8 kasus yang melibatkan 757 tenaga kerja dapat
diselesaikan dengan tanda bukti Perjanjian Bersama (PB) dan 6 kasus yang
melibatkan 15 tenaga kerja diselesaikan dengan anjuran, 1 kasus dilanjutkan ke
Pengadilan Hubungan Industrial (PHI).
Masih adanya perusahaan yang belum melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan ketenagakerjaan disebabkan antara lain kurangnya intensitas
pemeriksaan Norma Umum dan Norma K3 yang dilakukan oleh pihak Dinas
Tenaga Kerja terhadap perusahaan, sehingga perusahaan kurang menerapkan
aturan ketenagakerjaan dan berakibat pada adanya tuntutan karyawan atas hak
normatifnya dan masih adanya kecelakaan kerja.
Pada tahun 2016 jumlah perusahaan yang diperiksa tercatat 64 perusahaan
dari 170 perusahaan yang ada. Pelanggaran Norma Kerja tercatat 3 perusahaan dan
pelanggaran terhadap Norma K3 tercatat 4 perusahaan. Jumlah kecelakaan yang
terjadi tercatat 71 kasus, cidera ringan 71 kasus, cidera berat 0 kasus, dan meningga
0 kasus.
Di Bandingkan Tahun 2015 Capaian persentase kasus perselisihan pengusaha
pekerja setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 capaiannya
sebesar 92,6%, angka ini kurang sedikit dari target yang telah ditentukan yaitu
sebesar 100%. Hal ini dikarenakan dari 27 kasus yang masuk dapat diselesaikan 25
kasus baik di tingkat perantara maupun Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) , 2
kasus lagi belum terselesaikan karena masuk pada akhir Desember 2015.
Jumlah perusahaan pada tabel 3.8 adalah jumlah perusahaan yang melapor
ke Dinas Tenaga Kerja sesuai dengan Undang-undang nomor 7 tahun 1981 tentang
Wajib Lapor Perusahaan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 75
75
Grafik 3.1.
Jumlah Kasus di Kabupaten Bintan
Penyelesaian PHI dan PHK di Kabupaten Bintan dari tahun 2011 – 2015 dapat
dilihat pada tabel 3.8.
Grafik 3.4.
Perbandingan UMP dengan UMK Bintan Tahun 2011-2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 76
76
Grafik 3.2
Jumlah kasus PHK yang terjadi di Kabupaten Bintan
Grafik 3.7
Norma Kerja
Pemerintah Kabupaten Bintan selalu menciptakan hubungan industrial yang
harmonis, dinamis dan berkeadilan antara pelaku produksi melalui lembaga
ketenagakerjaan, agar terciptanya ketenangan bekerja dan berusaha. Pembentukan
lembaga ketenagakerjaan (LKS Bipartit/Dewan Pengupahan) adalah forum
komunikasi dan konsultasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan
industrial di satu perusahaan yang anggotanya terdiri dari unsur pengusaha dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 77
77
unsur pekerja. Dinas Tenaga Kerja sebagai instansi penanggungjawab berperan
melakukan pembinaan yang meliputi :
1) Melakukan pembinaan meliputi :
- Sosialisasi kepada pengusaha dan Pekerja dalam rangka pembentukan LKS
Bipartit.
- Memberikan bimbingan dalam rangka pembentukan dan pengembangan LKS
Bipartit.
2) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban pembentukan LKS
Bipartit bagi perusahaan yang mempekerjakan 50 (lima puluh) orang atau lebih
(UU No. 13 Tahun 2013 Pasal 106).
3) Menerima permohonan dan memberikan bukti pencatatan pembentukan LKS
Bipartit (Permenakertrans No. 32 Tahun 2008)
Pemerintah Kabupaten Bintan juga melaksanakan kebijakan berkaitan
dengan Dewan Pengupahan diwujudkan melalui Surat Keputusan Bupati Bintan No.
477/X/2013. tanggal 16 Oktober 2013. Tugas Dewan Pengupahan Kabupaten
adalah :
a. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati dalam rangka :
- Pengusulan Upah Minimum Kabupaten dan / atau Upah Minimum Sektoral
Kabupaten (UMSK)
- Penerapan sistem pengupahan di tingkat Kabupaten.
b. Menyiapkan bahan perumusan pengembangan sistem pengupahan Kabupaten.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang terjadi di bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan antara
lain adalah :
1. Permasalahan
Permasalahan yang terjadi di bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan antara
lain adalah :
1. Kwalifikasi keterampilan calon tenaga kerja belum memenuhi kwalifikasi
keterampilan yang dibutuhkan oleh penyedia kesempatan kerja.
2. Masih kurang harmonisnya hubungan industrial, karena kurangnya komunikasi
dan koordinasi antara pihak perusahaan dengan pekerja, sehingga terjadinya
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 78
78
perselisihan dan memungkinkan terjadinya unjuk rasa/mogok kerja.
3. Tingkat kompetensi dan daya saing tenaga kerja masih rendah.
4. Minimnya tenaga mediator yang khusus menangani perselisihan hubungan
industrial, yang ada sekarang hanya 2 orang sedangkan yang dibutuhkan 4
orang.
5. Tidak tersedianya tenaga khusus spesialis Keselamatan Kerja (K3),sedangkan
yang dibutuhkan sebanyak 3 (tiga) orang.
6. Tidak tersedianya tenaga teknis pengantar kerja, sedangkan yang dibutuhkan
sebanyak 2 orang.
2 Solusi
Dari 6 (lima) permasalahan ketenagakerjaan sebagaimana yang telah dijelaskan
di atas, maka ada beberapa solusi / usaha yang perlu dilakukan dalam
pemecahan masalah tersebut, yaitu:
1. Pemenuhan kesempatan kerja yang dilakukan melalui pelatihan berbasis
kompetensi, pelatihan berbasis masyarakat dan pelatihan berbasis
kewirausahaan. Peningkatan akses terhadap informasi pasar kerja
2. Meningkatkan pemahaman hubungan industrial yang harmonis dan dinamis
antara karyawan dan pengusaha dengan cara melaksanakan penyuluhan
perundang - undangan ketenagakerjaan.
3. (a) Meningkatkan pelatihan keterampilan yang berbasis kompetensi bagi para
pencari kerja, agar dapat lebih bersaing di dunia kerja, serta upaya penyediaan
sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan yang dikhususkan bagi pencari
kerja (b) Meningkatkan pelaksanaan penempatan kerja yang lebih difokuskan
pada pencarian lowongan kerja. (c) Memotivasi terbentuknya usaha mandiri
dalam rangka membuka kesempatan kerja di sektor informal.
4. Mengusulkan pegawai untuk mengikuti diklat mediator yang dilakukan oleh
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI sebanyak 2 orang yang
tugasnya adalah menangani tentang perselisihan.
DENGAN DEMIKIAN SASARAN STRATEGIS RPJMD MENINGKATNYA
PERLINDUNGAN PENGEMBANGAN LEMBAGA KETENAGAKERJAAN TELAH
TERCAPAI DENGAN BISA DISELESAIKANNYA KASUS PERSELISIHAN PENGUSAHA
PEKERJA YANG TERSELESAIKAN.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 79
79
SASARAN STRATEGIS .
Meningkatnya keluasan dan pemerataan Akses PAUD
bermutu
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi
2015
Realisasi 2016 %
APK PAUD 0-6 Tahun 57,73 56,74%
25,92% 44,90
%
Rasio Guru Murid PAUD 1:8 1:9 1:8 100%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Berdasarkan data dari Direktorat Pembinaan TK dan SD, pada tahun 2006
sebagian besar pendidikan anak usia dini (PAUD) diselenggarakan oleh masyarakat
(Swasta) yakni sekitar 98,7%. Sedangkan masalah utamanya adalah angka
partisipasi kasar (APK) PAUD/TK baru mencapai 26,68%. Selain itu, masalah yang
timbul dalam penyelenggaraan PAUD adalah “ekspektasi” masyarakat yang terlalu
tinggi terhadap aspek kemampuan kognitif siswa, padahal PAUD adalah pendidikan
yang berusaha mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak usia dini,
sehingga ia siap melaksanakan pendidikan di jenjang yang formal. Hal itu
menunjukan bahwa pengembangan PAUD harus lebih ditingkatkan agar tujuan
pendidikan secara umum dapat dicapai. Oleh karena itu peran serta masyarakat
harus dipertahankan dan peran pemerintah dalam membina dan mengembangkan
berbagai kebijakan tentang PAUD harus dioptimalkan.
Kajian terhadap keberadaan PAUD dalam sistem pendidikan nasional perlu
banyak dilakukan, baik kajian terhadap aspek-aspek filosofisnya maupun aspek-
aspek teknis, berupa kuirkulum maupun proses pembelajaran PAUD di lapangan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 80
80
Melalui hal tersebut diharapkan pengembangan PAUD dapat lebih meningkat, demi
menunjang tercapainya tujuan pendidikan, yakni mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Depdiknas, 2007).
Sasaran Meningkatnya keluasan dan pemerataan Akses PAUD bermutu
Pemerintah Kabupaten dapat di capai melalui Pencapaian Kinerja Program
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak-Kanak
Sasaran Indiator
Kinerja
2015 2016 Capaian (%)
Target Realisasi Target Realisasi
Meningkatnya Angka
Partisipasi Kasar PAUD
APK
PAUD 35 56,74 57,73 25.92 44.90
Rasio guru
murid
PAUD
1 : 9 1 : 9 1 : 8 1 : 8 100
Jumlah lembag
a PAUD yang terakreditasi
17 20 28 140
Berdasarkan kondisi tabel 3.2 diatas, dapat diketahui prosentase jumlah
Pencapaian kinerja program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tahun 2014
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2013 sebesar
43,31% menjadi 57,89% pada tahun 2014 atau meningkat 14,58%. Sedangkan
pada tahun 2015 terjadi penurunan mencapai 1,15% yaitu pada tahun 2014 sebesar
57,89% dan pada tahun 2015 hanya sebesar 56,74. Pada tahun 2016 target APK PAUD
0-6 Tahun sebesar 57.73 persen, untuk capain kinerja Dinas Pendidikan Kabupten Bintan
pada indikator ini sebesar 25.92 persen. Angka APK PAUD 0-6 tahun ini diperoleh dari
perbandingan antara jumlah seluruh siswa pada jenjang PAUD (TK/RA/PAUD) 6.100 siswa
dengan jumlah penduduk 0-6 tahun sebanyak 23.531 orang. (data penduduk dari BPS
masih estimasi)
Untuk Tahun 2016 APK PAUD terealisasi 25,92% atau capaiannya 44,90%
Penurunan kinerja tersebut disebabkan oleh berkurangnya anak usia 1 – 6 tahun
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 81
81
yang mengikuti program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) baik jenjang Formal
(TK), maupun Nonformal (KB,TPA,SPS) dan yang lebih memilih bersekolah di
lingkungan Kota Tanjungpinang dari total seluruh penduduk anak usia tersebut di
lingkungan Kabupaten Bintan. Dengan demikian Upaya Pemerintah Kabupaten
Bintan melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan harus
lebih bekerja keras untuk meningkatkan jumlah layanan PAUD formal maupun
nonformal dengan memperluas akses layanan PAUD, sosialisasi ke masyarakat juga
semakin ditingkatkan dengan menggalakkan PAUD di masyarakat luas. Sedangkan
dalam hal peningkatan mutu pendidik pemerintah berupaya menyelenggarakan
orientasi teknis pembelajaran PAUD. Namun untuk Rasio guru murid PAUD masih
belum memenuhi , dengan mengalami penurunan dari tahun 2013 sebesar 1:9
menjadi 1:13 pada tahun 2014, sedangkan pada tahun 2015 terjadi peningkatan
yang signifikan dari 1 : 13 mencapai 1 : 9, Untuk Tahun 2016 target 1:8 terealisasi
1;8 capainnya 100% dari peningkatan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
rombongan belajar dan tenaga pendidik PAUD baik formal maupun nonformal
telah tercukupi untuk melayani peserta didik tersebut.
SASARAN STRATEGIS .
Meningkatnya Angka Partisipasi Murni dan Angka
Partisipasi Kasar (SD/MI/SLB/Paket A dan
SMP/Mts/Paket B)
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi
2015
Realisasi 2016 %
Angka Partisipasi Kasar ( APK)
SD/MI/SLB/Paket A
104,79
% 102,75
96.1 100.9
3
Angka Partisipasi Kasar ( APK)
SMP/MTs/Paket B
122,7%
100,50 108.81 103.8
4
Angka Partisipasi Murni ( APM)
SD/MI/Paket A
95,21% 94,68 89.11
115.2
8
Angka Partisipas iMurni ( APM)
SMP/MTS/Paket B
77,3% 76,95 115.8 94.38
Angka rata-rata lama sekolah (RLS 9 tahun 8,28 8.28 92.00
Angka Melek Huruf ( AMH) 99,63% 90,08 98.09 98.45
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 82
82
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Misi ini dilaksanakan untuk SASARAN STRATEGIS MENINGKATNYA ANGKA
PARTISIPASI MURNI DAN ANGKA PARTISIPASI KASAR (SD/MI/SLB/PAKET A DAN
SMP/MTS/PAKET B). Dapat di Capai melalui Progam Pendidikan Dasar Wajib
Belajar Sembilan Tahun yang meliputi indikator:
1. Pada tahun capaian kinerja untuk indikator APM SD/MI/SLB/Paket A 96.10
persen. Angka ini didapat dari perbandingan antara jumlah siswa usia 7-12
tahun sebesar 18.296 siswa dengan jumlah penduduk bintan usia 7-12 tahun
sebesar 19.039 orang. Ini berarti masih ada sekitar 743 orang usia 7-12 yang
masih belum mengenyam jenjang pendidikan setara Sekolah Dasar. Namun
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 83
83
capaian ini sudah melawati target RPJM yang sudah ditetapkan. Untuk
perkembangan angka APM SD/MI/SLB/Paket A 5 tahun terakhir dapat dilihat
pada garfik berikut. (data penduduk dari BPS masih estimasi)
2. Pada tahun capaian kinerja untuk indikator APK SD/MI/SLB/Paket A adalah
108.81 persen. Angka ini dihitung dari perbandingan antara jumlah keseluruhan
di jenjang SD sebanyak 19.907 siswa dengan jumlah penduduk usia 7-12 tahun
sebanyak 19.039 orang. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa masih
banyak anak usia dibawah 7 tahun dan diatas 12 tahun yang sudah atau masih
bersekeloah di jenjang SD yaitu sebanyak 868 siswa. Untuk perkembangan APK
SD/MI/SLB/Paket A 5 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut. (data
penduduk dari BPS masih estimasi)
3. Pada tahun 2016 capaian kinerja untuk indikator APM SMP/MTs/Paket-B 89.11
persen. Angka ini didapat dari perbandingan antara jumlah siswa usia 13-15
tahun sebesar 6.760 siswa dengan jumlah penduduk bintan usia 13-15 tahun
sebesar 7.586 orang. Ini berarti masih ada sekitar 826 orang usia 13-15 tahun
yang masih belum mengenyam jenjang pendidikan setara Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama. Namun capaian ini sudah melawati target RPJM yang sudah
ditetapkan. Untuk perkembangan angka APM SMP/MTs/Paket-B 5 tahun
terakhir dapat dilihat pada garfik berikut. (data penduduk dari BPS masih
estimasi)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 84
84
1. Pada tahun capaian kinerja untuk indikator APK SMP/MTs/Paket-B adalah
115.58 persen. Angka ini dihitung dari perbandingan antara jumlah
keseluruhan di jenjang SMP/MTs/Paket-B sebanyak 7.813 siswa dengan
jumlah penduduk usia 13-15 tahun sebanyak 7.586 orang. Dari hasil
perhitungan dapat diketahui bahwa masih banyak anak usia dibawah 13
tahun dan diatas 15 tahun yang sudah atau masih bersekeloah di jenjang
SLTP yaitu sebanyak 227 siswa. Untuk perkembangan APK SMP/MTs/Paket-B
5 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut. (data penduduk dari BPS
masih estimasi)
Grafik 5.3 : Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs 2011-2016
2. Angka Putus Sekolah SD/SMP, capa ian untuk ind ika tor in i adalah
0 .13%. Angka in i sudah meleb ih i ta rget dar i yang
d i te tapkan sebesar 0.2%. in i menunjukkan anak putus
seko lah untuk jenjang SD/SMP d i Kabupaten B intan sudah
semakin kec i l , dar i da ta yang d ih i tung terca ta t 14 s i swa
Sekolah Dasar yang putus seko lah dar i to ta l jumlah s i swa
17.348, dan 16 s i swa Sekolah Menengah Per tama yang
putus dar i to ta l jumlah s i swa 6 .102.
3. Pada tahun 2016 target Rasio APM perempuan laki-laki di SD sebesar 99.7
persen, untuk capain kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 85
85
adalah, 100.78 persen. Angka ini dihitung dari perbandinang
antara APM anak perempuan sebesar 96.48 persen dengan APM
anak laki-laki 95.74 persen pada jenjang SD. Angka ini
menunjukkan jumlah anak perempuan usia 7-12 tahun lebih
banyak yang bersekolah pada jenjang SD daripada anak laki -laki
usia 7-12 tahun. (data penduduk dari BPS masih estimasi)
4. Pada tahun 2016 target Rasio APM perempuan laki-laki di SMP sebesar
100.78 persen, untuk capain kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten
Bintan adalah, 106.65 persen. Angka ini dihitung dari
perbandinang antara APM anak perempuan sebesar 92.13 persen
dengan APM anak laki-laki 86.39 persen pada jenjang SMP. Angka
ini menunjukkan jumlah anak perempuan usia 13-15 tahun lebih
banyak yang bersekolah pada jenjang SMP daripada anak laki-laki
usia 13-15 tahun. (data penduduk dari BPS masih estimasi)
5. Pada tahun 2016 target Angka Rata-rata Lama Sekolah sebesar 9 tahun,
untuk capaian kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan adalah 8.28
tahun sama dengan capaian pada tahun 2015. Ini berarti bahwa rata-rata
anak-anak di Kabupaten Bintan sudah menamatkan SD dan melanjutkan ke
jenjang SLTP. (masih data lama, data BPS masih proses perhitungan)
6. Pada tahun 2016 target Angka Melek Huruf (AMH) sebesar 99.63 persen,
untuk capaian kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan adalah 98.09
persen sama dengan capaian pada tahun 2015. Angka Melek Huruf ini
adalah persentase usia 15-44 tahun yang dapat membaca dan menulis. Dari
persentase diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk usia 15-44 tahun
sebesar 78.779 orang dan yang dapat membaca dan menulis sebanyak
77.274 orang namun masih ada sekitar 1.505 orang atau 1.54 persen yang
masih belum dapat membaca dan menulis. (masih data lama, data BPS
masih proses perhitungan)
Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Pendidikan mempunyai misi
untuk kemajuan pendidikan di Kabupaten Bintan yaitu :
1. Mewujudkan Pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini yang bermutu dan
merata disetiap Kecamatan;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 86
86
2. Melaksanakan Percepatan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
melalui Jalur formal dan non formal;
3. Mewujudkan Penyelenggaraan Pendidikan Menengah Yang Bermutu dan
Berstandar Nasional disetiap Kecamatan;
4. Mewujudkan Pemerataan Kesempatan dan Peningkatan Mutu
Penyelenggaraan program pendidikan non formal;
5. Meningkatkan Mutu Pendidikan, Tenaga Pendidik dan Kependidikan serta
Menerapkan Pendidikan Karakter;
6. Meningkatkan Pemberdayaan dan pembinaan pemuda dan olahraga
prestasi serta olahraga tradisional;
7. Meningkatkan Pelaksanaan Manajemen Pelayanan Pendidikan baik secara
Kualitas maupun Kuantitas.
Untuk SASARAN STRATEGIS MENINGKATNYA ANGKA PARTISIPASI
MURNI DAN ANGKA PARTISIPASI KASAR (SD/MI/SLB/PAKET A DAN
SMP/MTS/PAKET B) tercapai tersebut menunjukkan bahwa kinerja pembangunan
pendidikan jenjang pendidikan dasar di Kabupaten Bintan telah memenuhi target
berjalan dengan efektif dan efisien selaras dengan keberhasilan percepatan
penuntasan Wajib Belajar (Wajar) Pendidikan Dasar di Kabupaten Bintan tersebut
didukung oleh kegiatan : (a) penguatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar 9 Tahun; (b) Penyediaan dana BOS Daerah untuk SD/MI dan SMP/MTs, dan
penyediaan perlengkapan sekolah bagi siswa kurang mampu dalam rangka
mewujudkan sekolah murah dalam bentuk bantuan keuangan bagi sekolah SD/MI
dan SMP/MTs.
Permasalahan
Masih kurangnya untuk beberapa Sekolah Dasar di Kabupaten dan
masih banyaknya ruang belajar yang rusak berat, sedang maupun
ringan.
Masih kurangnya Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang memiliki
ruang perpustakaan, ruang laboratorium IPA yang merupakan syarat
utama Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan
Ketersediaan meja dan kursi baik siswa maupun guru pada jenjang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 87
87
Sekolah Dasar masih sangat minim, begitu juga dengan kebutuhan
MCK.
Ketersediaan bahan bacaan perpustakaan dan buku referensi masih
sangat minim.
Solusi
Perlu penambahan ruang kelas baru, ruang perpustakaan,
laboratorium IPA, ruang pertemuan dan gudang.
Perlu penambahan meja dan kursi siswa beserta guru, serta
penambahan dan perbaikan MCK.
Perlu adanya penambahan bahan bacaan perpustakaan untuk guru
dan siswa begitu juga buku referensi untuk guru.
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Angka Melek Huruf ( AMH)
Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Pendidikan berusaha Untuk
meningkatkan indikator kinerja Angka Melek Huruf ( AMH ) yang dilakukan
melaui Program Kejar Paket. Program ini merupakan salah satu program penting
dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan yaitu untuk meningkatnya Angka Melek
Huruf usia 15-44 tahun. Untuk capaian indikator kinerja pada dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 3.3
Pencapaian Kinerja
Program Pendidikan Non Formal
Tahun 2016
Indiator
Kinerja
2015 2016
Capaian Realisasi Target Realisasi
Angka Melek
Huruf (AMH) 98,09 99.63 98.09 98.45
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 88
88
Pada tahun 2016 target Angka Melek Huruf (AMH) sebesar 99.63 persen,
untuk capaian kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan adalah 98.09 persen
sama dengan capaian pada tahun 2015. Angka Melek Huruf ini adalah persentase
usia 15-44 tahun yang dapat membaca dan menulis. Dari persentase diatas dapat
dilihat bahwa jumlah penduduk usia 15-44 tahun sebesar 78.779 orang dan yang
dapat membaca dan menulis sebanyak 77.274 orang namun masih ada sekitar
1.505 orang atau 1.54 persen yang masih belum dapat membaca dan menulis.
Permasalahan
Kurangnya pengembangan Life Skill untuk warga belajar agar kualitas
lulusan dari Paket A,B dan C setara dengan sekolah Formal.
Tidak adanya tutor tetap yang memiliki latar belakang pendidikan
keguruan khususnya pada matapelajaran IPA dan Bahasa Inggris.
Usaha peningkatan kemampuan tutor yang tidak merata.
Belum tersedianya ruang belajar oleh sebagian besar Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM)
Jumlah modul dan bahan ajar yang sangat minim.
Solusi
Perlu diadakannya kegiatan Life Skill untuk mendukung kecakapan dan
kemampuan individu agar lebih kompetitif.
Melakukan perekrutan tenaga tutor tetap yang memiliki latar belakang yang
sesuai dengan disiplin ilmu dan diberikan insentif oleh Pemerintah Daerah.
Peningkatan kemampuan tutor melalui Kegiatan Pelatihan Kompetensi Tutor
Paket bagi yang belum pernah mengikuti.
Penekanan kepada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang
menerima bantuan dari dana APBN untuk menyediakan ruang belajar yang
memadai.
Penambahan modul dan bahan ajar sebagai bahan pengayaan materi dalam
proses pembelajaran.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 89
89
SASARAN STRATEGIS .
Meningkatnya Status Kesehatan dan gizi ibu,anak dan lansia serta
pengendalian penyakit menular dan tidak menular
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi
2015
Realisasi 2016 %
Persentase Puskesmas yang
Menyelenggarakan kesehatan kerja
dasar
0 0 6,67 106
Angka kelangsungan Hidup bayi 990
975
98,5
Persentase balita gizi buruk 0,35% 0,21 100
Persentase Persalinan oleh tenaga
Kesehatan (PF)
98 % 99,2 101
Jumlah Kasus Kematian Ibu <7 4 100
Jumlah Kasus Kematian Bayi 7%
25 100
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia
Lanjut
72%
72,06 100
Persentase Penurunan Kasus
penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD31)
35%
43,4 124
Persentase tempat umum yang
memenuhi syarat kesehatan
82%
85 104
Jumlah Kecamatan endemis
Filariasis berhasil menurunkan
angka mikrofilaria menjadi < 1%
2 2 100
Persentase Kecamatan dengan IR
DBD < 49 per 100.000 penduduk 33 50 152
Persentase Kecamatan dengan
angka keberhasilan pengobatan TB
Paru BTA Positif (sucsess rate)
minimal 85%
33 50 152
Persentase angka kasus HIV yang
diobati 81 67 82,7
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Berdasarkan tabel diatas, sebagian besar realisasi target telah tercapai seperti
Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar (106%),
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 90
90
Persentase Balita gizi buruk (100%), Kasus kematian bayi (100%), Persentase
persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF) (101%), Jumlah Kasus kematian ibu
(100%), Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut (100%), Persentase penurunan
kasus penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) tertentu (124%),
Jumlah Kecamatan dengan API < 1 per 1000 penduduk (100%), Jumlah Kecamatan
endemis Filariasis berhasil menurunkan angka mikrofilaria menjadi < 1% (100%),
Persentase Kecamatan dengan IR DBD < 49 per 100.000 penduduk (152%),
Persentase angka kasus HIV yang diobati (102%), Persentase Kecamatan yang 50%
Puskesmasnya melakukan pemeriksaan dan tatalaksana Pneumonia melalui program
MTBS (113%), Jumlah Desa/ Kelurahan yang melaksanakan STBM (100%),
Persentase tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan (104%), Persentase
penduduk yang melaksanakan STOP BABS (103%).
Terdapat juga beberapa indikator yang belum tercapai target perdasarkan
persentase perhitungan antara lain, Angka kelangsungan hidup Bayi (AKHB)
(98,5%), hal tersebut terjadi dikarenakan di tahun 2016 di Kabupaten Bintan masih
terdapat 25 kasus kematian bayi, walaupun angka kematian bayi tersebut sudah
dibawah target Nasional, namun dengan jumlah penduduk Bintan yang masih
sedikit tentunya sangat berdampak pada Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB).
Persentase persalinan oleh tenaga kesehatan (PN) (89,7%), pada tahun 2016
persentase persalinan oleh nakes hanya mencapai 95,1% dari target 96,4%, hal
tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat persalinan yang dilakukan oleh selain
tenaga kesehatan, seperti Dukun bersalin. Persentase sinyal kewaspadaan dini yang
direspon (96,8%) data tersebut menunjukkan bahwa masih ada beberapa
puskesmas yang tidak disiplin tepat waktu mengirim laporan melalui SMS,
menyangkut 23 penyakit yang masuk kedalam SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini
Respon). Persentase Kecamatan dengan angka keberhasilan pengobatan TB Paru
BTA Positif (sucsess rate) minimal 85% (82,7%) hal ini terjadi karena keberhasilan
pengobatan TB Paru BTA Posistif dipengaruhi tempat fasilitas pelayanan dimana
seorang pasien itu berobat, dikarenakan banyak pasien yang menjalani pengobatan
di RS dan di beberapa Puskesmas tertentu saja sehingga angka pengobatan TB di
kecamatan dimana tempat fasilitas pelayanan itu berada otomatis menjadi tinggi,
sehingga bila terdapat saja beberapa pasien yang tidak berhasil atau gagal dalam
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 91
91
pengobatan berdampak pada persentase keberhasilan pengobatan TB Paru.
Persentase Penurunan prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun (0%) hal ini terjadi
dikarenakan sampai saat laporan ini dibuat, hasil survei prevalensi merokok pada
usia ≤ 18 tahun yang dilaksanakan oleh puskesmas dengan leading sektor seksi
Promosi Kesehatan belum kami terima. Jumlah Desa/ Kelurahan yang
menyelenggarakan tatanan kawasan sehat (88,9%), di tahun 2016 dari 9 Desa/
Kelurahan yang menjadi target penyelenggaraan tatanan kawasan sehat hanya baru
8 Desa/ Kelurahan yang telah berhasil atau telah mendapat hasil penilaian yang
dilakukan oleh Kementrian Kesehatan RI, penilaian selanjutnya akan dilaksanakan
pada tahun 2017.
Upaya Pencapaian SASARAN STRATEGIS MENINGKATNYA STATUS
KESEHATAN DAN GIZI IBU,ANAK DAN LANSIA SERTA PENGENDALIAN
PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR Pemerintah Kabupaten Bintan
melalui Dinas kesehatan adalah dengan prioritas pada kelompok sasarannya yaitu
masyarakat/keluarga miskin, kelompok rentan (bayi, balita, ibu hamil, usila),
keluarga (Pasangan Usia Subur/PUS) dan masyarakat di daerah terpencil, dengan
sasaran programnya sebagai berikut :
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu, anak dan lansia serta
pengendalian penyakit menular dan tidak menular.
2. Meningkatnya Kualaitas dan kuantitas sumber daya kesehatan serta
ketersediaan obat dan alat kesehatan.
3. Meningkatnya cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga
miskin serta pemberdayaan kesehatan kepada masyarakat.
Dari tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka langkah selanjutnya
adalah menetapkan bagaimana hal tersebut akan dicapai (bagaimana). Adapun cara
mencapai tujuan dan sasaran meliputi penetapan kebijakan, program dan kegiatan.
Kebijakan merupakan ketentuan yang telah disepakati pihak terkait yang
ditetapkan oleh pihak yang berwenang untuk dijadikan pedoman dan petunjuk
bagi setiap kegiatan aparatur Pemerintah dan masyarakat agar tercapai kelancaran
dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran, tujuan, misi dan visi, sedangkan
program merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang
dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 92
92
Sebagaimana telah disebutkan kebijakan merupakan ketentuan yang telah
disepakati pihak terkait yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang untuk
dijadikan pedoman dan petunjuk bagi setiap kegiatan aparatur Pemerintah dan
masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai
sasaran, tujuan, misi dan visi Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, adapun kebijakan
yang telah ditetapkan tersebut, meliputi ;
1. Meningkatkan Pembinaan Upaya Kesehatan masyarakat dan bina gizi
dan anak.
2. Peningkatan usaha pelayanan kesehatan lansia
3. Peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta
usaha penyehatan lingkungan.
4. Meningkatkan standarisasi pelayanan kesehatan melalui peningkatan
SDM kesehatan dan melengkapi ketersediaan data dan informasi
kesehatan.
5. Meningkatkan Akses dan Mutu Sediaan farmasi, alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan.
6. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan dasar dan Rujukan bagi Peserta
JKN dengan mempermudah pengurusan administrasi.
7. Meningkatkan Pelaksanaan pemberdayaan dan promosisi kesehatan
kedapada masyarakat.
Untuk mencapai dan mewujudkan visi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten
Bintan pada akhir tahun 2021, dan sesuai dengan misi yang telah ditetapkan, maka
dalam periode 2016-2021 akan ditempuh beberapa alternatif strategi yang
dikonsolidasikan menjadi 4 (empat) strategi yang saling kait mengkait dan saling
mendukung secara sinergis sebagai berikut:
1. Peningkatan Upaya Kesehatan masyarakat melalui Puskesmas serta
melaksanakan bina gizi dan kesehatan bagi ibu dan anak.
2. Peningkatan akses pelayanan kesehatan dasar, kefarmasian dan pengawasan
obat dan makanan melalui jaringan SIK online.
3. Peningkatan pelayanan kesehatan penduduk miskin.
4. Peningkatan pemberdayaan desa/ kelurahan dan CSR dari perusahaan untuk
program kesehatan serta promosi kesehatan kepada masyarakat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 93
93
SASARAN STRATEGIS .
Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas sumber daya kesehatan
serta ketersediaan obat dan alat kesehatan
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi
2015
Realisasi 2016 %
Persentase kesediaan obat dan
vaksin puskesmas
70%
70,04%
101%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase kesediaan obat dan vaksin puskesmas
Untuk meningkatkan pelaksanaan pelayanan kesehatan, pemerataan
pelayanan kesehatan dan meningkatkan kinerja Dinas Pemerintah Kabupaten
Bintan melalui dinas Kesehatan Kabupaten Bintan dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat untuk sasaran strategis MENINGKATNYA KUALITAS DAN
KUANTITAS SUMBER DAYA KESEHATAN SERTA KETERSEDIAAN OBAT DAN
ALAT KESEHATAN. Ada beberapa indikator yang membawa keberhasilan untuk
indikator diatas yaitu :
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1.
Jumlah Kecamatan yang
memiliki 1 Puskesmas yang
tersertifikasi akreditasi
1 1 100
2.
Jumlah Puskesmas yang
minimal memiliki 5 jenis
Tenaga kesehatan
5 7 140
3.
Jumlah Puskesmas yang
memiliki Jaringan SIK
Online
5 8 160
4. Persentase kesediaan obat
dan vaksin di Puskesmas. 70 70,4 101
5.
Persentase Puskesmas yang
melaksanakan pelayanan
kefarmasian sesuai standar
13 13 100
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 94
94
Berdasarkan sasaran kinerja Meningkatnya Kualitas dan kuantitas sumber
daya kesehatan serta ketersediaan obat dan alat kesehatan, seluruh indikator
kinerja telah mencapai target yang ditetapkan pada tahun 2016, yaitu Jumlah
Kecamatan yang memiliki 1 Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi (100%) yang
direncanakan pada tahun 2017 akan menarget 2 Puskesmas lagi yang
terakreditasi, Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis Tenaga kesehatan
(140%) walaupun pada tahun 2016 ini mampu memenuhi target yang telah
ditetapkan namun di tahun mendatang hal ini perlu menjadi perhatian penting
dikarenakan selain target kinerja yang terus meningkat ditambah proses
penerimaan tenaga kesehatan untuk tenaga-tenaga khusus yang masuk kedalam
5 tenaga kesehatan wajib yang sulit sekali di dapat. Jumlah Puskesmas yang
memiliki Jaringan SIK Online (160%) hampir setengah dari jumlah puskesmas
yang ada di Kabupaten Bintan telah memiliki sarana prasarana SIK, namun
secara global program ini belum berjalan maksimal dikarenakan letak geografis
kabupaten Bintan yang luas dan kepulauan sehingga butuh biaya yang sangat
besar untuk memaksimalkan program SIK tersebut. Persentase kesediaan obat
dan vaksin di Puskesmas (101%) dan Persentase Puskesmas yang melaksanakan
pelayanan kefarmasian sesuai standar (100%) secara keseluruhan kebutuhan
obat-obatan dan pelaksanaan pelayanan kefarmasian telah berjalan dengan
baik.
Permasalahan
Pemerintah Kabupaten Bintan telah menetapkan penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Dasar Gratis di Puskesmas dan Rawat Inap kelas III RSUD
Bintan, tentunya hal ini akan sangat mempengaruhi ketersedian obat dan vaksin jika
tidak diperhatikan dengan seksama.
Solusi
Penambahan Stok ketersediaan obat dan vaksin
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 95
95
SASARAN STRATEGIS .
Meningkatnya cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan
keluarga miskin serta pemberdayaan dan promosi kesehatan
kepada masyarakat
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi
2015
Realisasi 2016 %
Persentase Desa siaga aktif 100% 100% 100% 100%
Desa siaga merupakan strategi baru pembangunan kesehatan. Desa siaga lahir
sebagai respon pemerintah terhadap masalah kesehatan di Indonesia yang tak
kunjung selesai. Tingginya angka kematian ibu dan bayi, munculnya kembali
berbagai penyakit lama seperti tuberkulosis paru, merebaknya berbagai penyakit
baru yang bersifat pandemik seperti SARS, HIV/AIDS dan flu burung serta belum
hilangnya penyakit endemis seperti diare dan demam berdarah merupakan masalah
utama kesehatan di Indonesia. Bencana alam yang sering menimpa bangsa
Indonesia seperti gunung meletus, tsunami, gempa bumi, banjir, tanah longsor dan
kecelakaan massal menambah kompleksitas masalah kesehatan di Indonesia.
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara
mandiri.
Desa yang dimaksud di sini dapat berarti Kelurahan atau negeri atau istilah-
istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adapt-istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu
untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 96
96
masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan KLB, kejadian bencana, kecelakaan, dan lain-lain,
dengan memanfaatkan potensi setempat, secara gotong-royong.
Tujuan Desa Siaga
Tujuan dari dibentuknya Desa Siaga adalah:
1. Mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa.
2. Menyiapsiagakan masyarakat untuk menghadapi masalah-masalah yang
berhubungan dengan kesehatan masyarakat.
3. Memandirikan masyarakat dalam mengembangkan perilaku hidup bersih
dan sehat.
3 Sasaran dan Kriteria Pengembangan Desa Siaga
1. Sasaran
Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan Desa Siaga
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Semua individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu
melaksanakan hidup sehat, serta perduli dan tanggap terhadap permasalahan
kesehatan di wilayah desanya.
2. Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu dan
keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan
perilaku tersebut, seperti tokoh masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh
perempuan dan pemuda; kader; serta petugas kesehatan.
3. Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, peraturan
perundang-undangan, dana, tenaga, sarana, dan lain-lain, seperti Kepala
Desa, Camat, para pejabat terkait, swasta, para donatur, dan pemangku
kepentingan lainnya.
2. Kriteria
Sebuah desa telah menjadi Desa Siaga apabila desa tersebut memiliki
sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Dalam Desa Siaga
Pengertian Poskendes
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 97
97
Poskesdes adalah upaya UKBM yang dibentuk di desa dalam rangka
mendekatkan / menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
desa.
Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang merupakan
pertemuan antara upaya-upaya masyarakat dan dukungan pemerintah.
Pelayanannya meliputi upaya-upaya promotif, preventif, dan kuratif yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan
kader atau tenaga sukarela lainnya.
Kegiatan Poskendes
Poskesdes diharapkan dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat desa, sekurang-kurangnya:
1. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit
menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, dan faktor-faktor
resikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang beresiko.
2. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor resikonya (termasuk kurang
gizi).
3. Kesiapsiagaan dan penanggualangan bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan.
4. Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya.
5. Kegiatan-kegiatan lain, yaitu promosi kesehatan untuk peningkatan keluarga
sadar gizi, peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), penyehatan
lingkungan, dan lain-lain, merupakan kegiatan pengembangan.
Poskesdes juga diharapkan sebagai pusat pengembangan atau revitalisasi
berbagai UKBM lain yang dibutuhkan masyarakat desa (misalnya Warung
Obat Desa, Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga dan lain-lain).
Dengan demikian, Poskesdes sekaligus berperan sebagai coordinator dan
UKBM-UKBM tersebu
Desa siaga merupakan salah satu bentuk reorientasi pelayanan kesehatan dari
sebelumnya bersifat sentralistik dan top down menjadi lebih partisipatif dan bottom
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 98
98
up. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
564/MENKES/SK/VI II/2006, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa
siaga, desa siaga merupakan desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber
daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Desa
siaga adalah suatu konsep peran serta dan pemberdayaan masyarakat di tingkat
desa, disertai dengan pengembangan kesiagaan dan kesiapan masyarakat untuk
memelihara kesehatannya secara mandiri.
Desa yang dimaksud di sini dapat berarti kelurahan atau nagari atau istilah-
istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah,
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asalusul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Depkes, 2007).
Konsep desa siaga adalah membangun suatu sistem di suatu desa yang
bertanggung jawab memelihara kesehatan masyarakat itu sendiri, di bawah
bimbingan dan interaksi dengan seorang bidan dan 2 orang kader desa. Di samping
itu, juga dilibatkan berbagai pengurus desa untuk mendorong peran serta
masyarakat dalam program kesehatan seperti imunisasi dan posyandu (Depkes
2009).
Persentase desa siaga aktif di Kabupaten Bintan selama Tahun 2016 mencapai
100%,untuk Tahun 2015 juga telah mencapai 100% menunjukkan bahwa semua
desa/kelurahan mampu dalam memberikan jaminan kehidupan masyarakat untuk
memperoleh jaminan layanan kesehatan yang memadai. Untuk Sasaran Strategis
MENINGKATNYA CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
KELUARGA MISKIN SERTA PEMBERDAYAAN DAN PROMOSI KESEHATAN
KEPADA MASYARAKAT telah tercapai dengan adanya desa yang telah menjadi
Desa Siaga yang telah memiliki sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).
Keberadaan Desa Siaga menjadi salah satu upaya untuk mewujudkan kehidupan
masyarakat melalui pelayanan dasar kesehatan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 99
99
SASARAN STRATEGIS .
Pengembangan dan pemantapan jaringan dan prasarana
transportasi
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Panjang jalan yang dibangun dan
ditingkatkan.
29,095
KM
10,73K
M 38,270 KM 131,5
3%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Panjang jalan yang dibangun dan ditingkatkan
Pembangunan Jalan bertujuan tersedianya prasarana jalan, menambah
kapasitas jalan dan jembatan serta memperlancar arus transportasi darat.
Panjang jalan aspal yang dibangun dan ditingkatkan,pada tahun 2015 telah tercapai
10,73KM % pada tahun 2016 ditargetkan panjang jalan aspal 29,095 Km, sedangkan yang
terealisasi pada tahun 2016 panjang jalan aspal yang dibangun dan ditingkatkan 38,270 Km
Dengan begitu SASARAN STRATEGIS PENGEMBANGAN DAN PEMANTAPAN
JARINGAN DAN PRASARANA TRANSPORTASI TELAH TERCAPAI.
Pemerintah Kabupaten Bintan terus berupaya melakukan peningkatan
Kuantitas Dan Kualitas Jaringan Jalan, Jembatan, Dan Drainase, dengan
menetapkan beberapa program untuk memudahkan dalam mencapai Sasaran
Strategis yang telah di tetapkan. Program pembangunan disesuaikan dengan
program yang ada pada RPJM Daerah Kabupaten Bintan tahun 2016 – 2021.
Adapun program dan kegiatan yang akan dilaksanakan Pemerintah Kabupaten
Bintan melalui Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bintan adalah sebagai berikut:
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan, terdiri dari 10 Kegiatan :
a. Pembangunan Jalan : bertujuan tersedianya prasarana jalan, menambah
kapasitas jalan dan jembatan serta memperlancar arus transportasi
darat, dianggarkan tahun 2016 s.d tahun 2021 selama 5 tahun;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 100
100
b. Pembangunan Prasarana Transportasi Pedesaan (DAK - REGULER) :
bertujuan tersedianya prasarana jalan, menambah kapasitas jalan dan
jembatan serta memperlancar arus transportasi darat, dianggarkan
tahun 2016 s.d tahun 2021 selama 5 tahun;
c. Pembangunan Prasarana Transportasi Pedesaan (DAK - AFFIRMASI) :
bertujuan tersedianya prasarana jalan, menambah kapasitas jalan dan
jembatan serta memperlancar arus transportasi darat, dianggarkan
tahun 2016 s.d tahun 2021 selama 5 tahun;
d. Penunjang Pengelolaan Kegiatan Prasarana Transportasi Pedesaan
(DAK) : bertujuan tersedianya operasional Penunjang Kegiatan
Prasarana Transportasi Pedesaan (DAK), dianggarkan tahun 2016 s.d
tahun 2021 selama 5 tahun;
e. Pembangunan Infrastruktur Jalan (DAK - AFFIRMASI) : bertujuan
tersedianya prasarana jalan, menambah kapasitas jalan serta
memperlancar arus transportasi darat, dianggarkan tahun 2016 s.d
tahun 2021 selama 5 tahun;
f. Penunjang Pengelolaan Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Jalan
(DAK) : bertujuan tersedianya operasional Pengelolaan Kegiatan
Infrastruktur Jalan (DAK), dianggarkan tahun 2016 s.d tahun 2021
selama 5 tahun;
g. Pembangunan Infrastruktur Jalan (DAK - IPD) : bertujuan tersedianya
prasarana jalan, menambah kapasitas jalan serta memperlancar arus
transportasi darat, dianggarkan tahun 2016 s.d tahun 2021 selama 5
tahun;
h. Penunjang Pengelolaan Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Jalan
(DAK - IPD) : bertujuan tersedianya operasional Pengelolaan Kegiatan
Infrastruktur Jalan (DAK - IPD), dianggarkan tahun 2016 s.d tahun 2021
selama 5 tahun;
i. Pembangunan Jalan dan Jembatan (DAK - TAMBAHAN) : bertujuan
tersedianya prasarana jalan, menambah kapasitas jalan dan jembatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 101
101
serta memperlancar arus transportasi darat, dianggarkan tahun 2016 s.d
tahun 2021 selama 5 tahun;
j. Penunjang Pengelolaan Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan
(DAK - TAMBAHAN) bertujuan tersedianya penunjang pengelolaan
Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan (DAK-TAMBAHAN),
dianggarkan tahun 2016 s.d tahun 2021 selama 5 tahun.
SASARAN STRATEGIS .
Meningkatnya pengembangan dan pengelolaan jaringan
pengairan
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Persentase drainase jalan yang
terbangun
8,662%
12 % 8,27 95,47
%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase drainase jalan yang terbangun
Persentase drainase jalan yang terbangun, target tahun 2016 adalah
8,662%, sedangkan persentase realisasi drainase yang terbangun tahun 2016 adalah
8,27%. Tidak tercapainya target 2016 di karenakan Pemerintah Kabupaten Bintan
mengalami defisit anggaran belanja sehingga mengharuskan SKPD melakukan
rasionalisasi terhadap anggaran yang telah disusun. Untuk Tahun 2015 Persentase
drainase jalan yang terbangun 12%
Persentase drainase jalan yang terbangun dapat terlaksana dengan
terbangunnya drainasae jalan yang , untuk tahun 2016 terbangun 4919 Meter,
sedangkan realisasi panjang drainase jalan tahun 2016 adalah 2125 Meter.
SASARAN STRATEGIS MENINGKATNYA PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN
JARINGAN PENGAIRAN UNTUK TAHUN 2016 TERCAPAI. Melaui progam yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 102
102
ada di Dinas Pekerjaan Umum melalui Program Pembangunan Drainase dan
Gorong-gorong Jalan, terdiri dari 2 Kegiatan :
a. Pembangunan dan Perbaikan Saluran Drainase Jalan : bertujuan
tersedianya saluran drainase di kiri kanan jalan dapat memperlancar
aliran air dan menghindari kerusakan jalan akibat genangan air,
dianggarkan dari tahun 2016 s.d tahun 2021;
b. Pembangunan Duiker, Box Culvert dan Gorong - Gorong Jalan :
bertujuan tersedianya box culvert sehingga dapat memperlancar aliran
air dan menghindari kerusakan jalan akibat genangan air, dianggarkan
dari tahun 2016 .s.d tahun 2021.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan
1. Masalah Pembebasan lahan untuk pembangunan Jalan
2. Kurangnya Anggaran untuk Pembangunan Jalan
3. Kondisi cuaca yang menyebabkan target fisik dilapangan mengalami
keterlambatan.
Solusi
1. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait ( Bagian
Agraria/pertanahan, Kecamatan )
2. Usulan Penambahan Anggaran pada APBD, APBD Provinsi dan APBN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 103
103
SASARAN STRATEGIS .
Meningkatnya luas ruang terbuka hijau yang dikelola
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Luas Ruang Terbuka Hijau yang
dikelola
218,000
M2
192.801
m2
218.000 m2 100%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Luas Ruang Terbuka Hijau yang dikelola
Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah bagian penting dari ekosistem
perkotaan. RTH adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas
dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur di
mana dalam pengggunaannya lebih bersifat terbuka. RTH meliputi taman
kota, taman wisata alam, taman rekreasi, taman lingkungan pemukiman,
taman gedung perkantoran dan gedung komersial, lapangan olah raga,
pemakaman umum, sepadan sungai, pantai dan kawasan jalur hijau.
Untuk sarana ruang terbuka hijau di Kabupaten Bintan yang dikelola
oleh pemerintah daerah terdiri dari 3 (tiga) Taman umum besar yang berada
di Kijang Kota seluas 7, 4 ha, Taman Sakera seluas 2 ha dan Taman Seri Kuala
Lobam seluas 3 ha. Serta beberapa taman kecil berupa pulau-pulau jalan yang
tersebar di kecamatan Kabupaten Bintan, Ruang Terbuka Hijau juga berada di
fasilitas sosial dan fasilitas umum diantaranya taman dan parkir gedung olah
raga, taman mesjid raya dan lapangan olah raga. Agregat / hasil yang telah
dicapai pada TA 2016 dan 5 (lima) tahun terakhir adalah:
Tabel 3.4 Luas ruang terbuka hijau yang dikelola
No. Tahun Indeks
1 2016 218.000 m2
2 2015 192.801 m2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 104
104
3 2014 191.351 m2
4 2013 186.126 m2
5 2012 129.865 m2
Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dikelola oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Bintan sampai dengan tahun 2016 adalah:
1. Taman Kota Sakera (Kp. Bugis) Kec. Bintan Utara : 20.200 M2
2. Taman Kota Sekilo Kecamatan Seri Kuala Lobam : 30.000 M2
3. Taman Kota Kijang Kota Kec. Bintan Timur : 74.000 M2
4. Pulau-pulau jalan di Kabupaten Bintan : 21.890 M2
5. Taman Lain-lain : 71.910 M2
Sehingga total luas RTH yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Bintan adalah sebesar 218.000 M2. Dengan demikian persentase luas RTH yang
dikelola terhadap luas yang ditargetkan di renstra SKPD tahun 2016 (218.000 M2)
yaitu sebesar 133,89 persen. Terjadi peningkatan dari luas RTH di tahun 2016
disebabkan oleh adanya penambahan pembangunan pulau-pulau jalan di beberapa
lokasi di Kabupaten Bintan.
Tabel 3.5 Rasio tempat pemakaman umum per 1000 penduduk
No. Tahun Indeks
1 2016 115
2 2015 115
3 2014 115
4 2013 120
5 2012 70,32
Sementara ini pemakaman umum yang ada di Kabupaten Bintan ada beberapa
pemakaman yang berada di 7 Kecamatan, namun sampai saat ini belum dikelola oleh
pemerintah daerah dengan total luas makam 996.823 M2. Telah terjadi penurunan
daya dukung lahan pemakaman TPU karena adanya pertumbuhan jumlah penduduk
dan meningkatnya jumlah penggunaaan lahan pemakaman di setiap tahunnya,
sedangkan lahan pemakaman tetap. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sangat dibutuhkan adanya penambahan lahan pemakaman di Kabupaten Bintan.
untuk SASARAN STRATEGIS RPJMD MENINGKATNYA LUAS RUANG
TERBUKA HIJAU YANG DIKELOLA DAPAT TERCAPAI DI TAHUN 2016.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 105
105
SASARAN STRATEGIS .
Meningkatnya kapasitas dan fungsi sanitasi air bersih
/minum
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Persentase Rumah Tangga (RT)
yang menggunakan air bersih
73,02%
- 74,18% 101,59%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih
Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih pada Tahun
2016 dari target 73,02 % terealisasi 74,18% atau capainnya 101,59%. Persentase
Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih,. Untuk meningkatkan rumah
tangga yang menggunakan air bersih Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas
Pekerjaan Umum Program Pengembangan Kinerja Air Minum dan Air Limbah
melakukan:
- Jumlah Sambungan Rumah (SR) Perdesaan yang terpasang, pada tahun 2016
ditargetkan 654 Sambungan Rumah sedangkan jumlah realisasi Sambungan
Rumah yang menggunakan air bersih di Perdesaan tahun 2016 adalah 624
Sambungan Rumah. Target tidak tercapai disebabkan defisit anggaran
Pemerintah Kabupaten Bintan serta adanya rasionalisasi Dana Alokasi Khusus
dari Pemerintah Pusat.
- Jumlah Sambungan Rumah (SR) Perkotaan yang terpasang, pada tahun 2016
ditargetkan 177 Sambungan Rumah sedangkan jumlah realisasi Sambungan
Rumah di Perkotaan yang menggunakan air bersih tahun 2016 adalah 187
Sambungan Rumah. Target tercapai.
Untuk mencapai persentase rumah tangga ( RT ) yang menggunakan air bersih
dilakukan melalui Program Pengembangan Kinerja Air Minum dan Air Limbah,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 106
106
terdiri dari 14 Kegiatan :
a. Pembangunan SPAM Perdesaan : bertujuan tersedianya sarana air
minum bagi masyarakat perdesaan, dianggarkan dari tahun 2016 s.d
tahun 2021;
b. Penunjang Pengelolaan UPT Air Bersih Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Bintan : bertujuan terkelolanya Sarana dan Prasarana
SPAM Pedesaan dan Perkotaan di Kab. Bintan, dianggarkan dari tahun
2016 s.d tahun 2021;
c. Pembangunan dan Peningkatan SPAM IKK dan Perkotaan : bertujuan
tersedianya sarana air minum bagi masyarakat perkotaan, dianggarkan
dari tahun 2016 s.d tahun 2021;
d. Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur Sanitasi (DAK -
REGULER) : bertujuan tersedianya Infrastruktur Sanitasi Bagi
Masyarakat Perdesaan, dianggarkan dari tahun 2016 s.d tahun 2021;
e. Pembangunan Infrastruktur Air Minum (DAK - REGULER) : bertujuan
tersedianya Pembangunan Infrastruktur Air Minum (DAK - REGULER),
dianggarkan dari tahun 2016 s.d tahun 2021;
f. Pembangunan Infrastruktur Air Minum (DAK - AFFIRMASI) :
bertujuan tersedianya Pembangunan Infrastruktur Air Minum (DAK -
AFFIRMASI), dianggarkan dari tahun 2016 s.d tahun 2021;
g. Penunjang Pengelolaan Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Air
Minum (DAK) : bertujuan tersedianya Operasional Penunjang
Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Air Minum (DAK), dianggarkan
dari tahun 2016 s.d tahun 2021;
h. Pembangunan Infrastruktur Air Minum (DAK - IPD) : bertujuan
Tersedianya Infrastruktur Air Minum Bagi Masyarakat Perdesaan,
dianggarkan dari tahun 2016 s.d tahun 2021;
i. Penunjang Pengelolaan Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Air
Minum (DAK - IPD) : bertujuan tersedianya operasional Penunjang
Kegiatan Pembangunan Air Minum (DAK - IPD), dianggarkan dari
tahun 2016 s.d tahun 2021;
j. Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur Sanitasi (DAK -
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 107
107
AFFIRMASI) : bertujuan tersedianya Infrastruktur Sanitasi bagi
Masyarakat Perdesaan, dianggarkan dari tahun 2016 s.d tahun 2021;
k. Penunjang Pengelolaan Kegiatan Pembangunan dan Pengembangan
Infrastruktur Sanitasi (DAK) : bertujuan tersedianya operasional
Pengelolaan Kegiatan Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur
Sanitasi (DAK), dianggarkan dari tahun 2016 s.d tahun 2021;
l. Pembangunan Infrastruktur Sanitasi (DAK - IPD) : bertujuan
tersedianya Infrastruktur Sanitasi Bagi MBR dan Umum, dianggarkan
dari tahun 2016 s.d tahun 2021;
m. Penunjang Pengelolaan Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Sanitasi
(DAK - IPD) : bertujuan Tersedianya Operasional Pengelolaan
Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Sanitasi (Publik), dianggarkan
dari tahun 2016 s.d tahun 2021;
n. Penunjang Pengelolaan Instalasi Air Limbah : bertujuan terkelolanya
Sarana dan Prasarana Infrastruktur Sanitasi (IPAL, SEPTIC TANK
KOMUNAL), dianggarkan dari tahun 2016 s.d tahun 2021.
UNTUK SASARAN STRATEGIS RPJMD MENINGKATNYA KAPASITAS DAN
FUNGSI SANITASI AIR BERSIH /MINUM DAPAT TERCAPAI DI TAHUN 2016.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 108
108
SASARAN STRATEGIS .
Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset
pemerintah daerah
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Persentase keakuratan data neraca
aset
70%
- 70% 100%
Target Pendapatan dan
Pendapatan Asli Daerah
875/171
Milyar 1.039/197M 115%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase keakuratan data neraca aset
Meningkatkan pengelolaan barang milik daerah berupa aset yang berhasil
guna dan berdaya guna dapat meningkatkan sasaran STRATEGIS MENINGKATNYA
KUALITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET PEMERINTAH DAERAH yang
dapat dilakukan melalui :
a. Sistem perencanaan kebutuhan barang yang efektif dan efisien.
b. Penatausahaan dan pelaporan barang yang tertib;
c. Inventarisasi asset yang berkelanjutan guna tersedianya data asset yang valid, akurat
dan dapat dipertanggungjawabkan;
d. Optimalisasi pemanfaatan asset guna menunjang program pembangunan dan
meningkatkan pendapatan
Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Bidang Asset melaksanakan
Pengelolaan Keuangan Daerah di Bidang Asset, Untuk melaksanakan tugasnya
Bidang Asset mempunyai fungsi sbb :
Penyelenggaraan koordinasi, perencanaan kebutuhan dan pengadaan
barang dan jasa.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 109
109
Penyelenggaraan koordinasi inventarisasi dan pelaporan asset.
Penyelenggaraan koordinasi pemeliharaan dan penghapusan asset.
Pelaporan penyelenggaraan perencanaan kebutuhan dan pengadaan
inventarisasi serta penghapusan asset serta penatausahaan asset.
Untuk mengelola Aset Daerah ada tiga hal yang dilakukan pemerintah
Kabupaten Bintan yaitu :
1. Menghitung persentase keakuratan data neraca aset
2. Penghapusan barang milik daerah yang tidak digunakan lagi oleh
organisasi perangkat daerah.
3. Aset Daerah yang dilengkapi dengan dokumen kepemilikan serta secara
fisik memiliki prasarana pengamanan aset yang jelas.
Pada Tahun 2016 Persentase keakuratan data neraca aset realisasi mencapai
70% sesuai target yang di tetapkan, hal ini diperoleh dari Rekonsiliasi kepada SKPD
sehingga didapatkan nilai perolehan yang fixed. Untuk menunjang indikator ini
dilaksanakan kegiatan Verifikasi dan Pelaporan Sistem Informasi Manajemen Daerah
(SIMDA) Barang Milik Daerah. Untuk Persentase penghapusan barang
milik daerah yang tidak digunakan lagi oleh SKPD realisasi mencapai 35% , adapun
persentase diperoleh dari usulan penghapusan yang diusulkan dari SKPD berupa
nilai aset dibagi dengan penghapusan yang sudah dilaksanakan sesuai dengan SK
penghapusan. Kemudian Barang Milik Daerah yang dilengkapi dengan Dokumen
Kepemilikan serta secara Fisik memiliki Prasarana Pengamanan Aset yang jelas.
Target Pendapatan dan Pendapatan Asli Daerah
Target Pendapatan dan Pendapatan Asli Daerah Tahun 2016 realisasinya
mencapai 1.039T/197M dari target 875M/171M yang telah ditetapkan, sehingga
realisasi Pendapatan Asli Daerah melebihi dari target yaitu sebesar 26M atau 115 %.
Guna memenuhi pencapaian target penerimaan pendapatan daerah, tidak
terlepas dari serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2016, baik
itu menyangkut upaya intensifikasi maupun ekstensifikasi dan beberapa kegiatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 110
110
lainnya, diantaranya:
1. Melaksanakan penataan pengelolaan maupun potensi komponen
pendapatan;
2. Pendataan pada tempat-tempat usaha wajib pajak untuk meyakini
omzet yang dilaporkan oleh Wajib Pajak;
3. Melaksanakan pendataaan administrasi pajak dan retribusi daerah;
4. Pembinaan wajib pajak yang meliputi cara pengisisan SPTPD yang
baik dan benar, kewajiban membayar pajak secara periodik,
perhitungan omzet yang kena pajak;
5. Pemeriksaan wajib pajak pada wajib pajak yang menghitung sendiri
(MPS) dan dilakukan secara rutin;
6. Sosialisasi peraturan perpajakan daerah;
7. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap administrasi
pengelolaan pungutan PBB sektor pedesaan dan perkotaan;
8. Melakukan monitoring atas pendapatan daerah secara periodik
untuk dilakukan evaluasi dan merumuskan rencana tindaknya;
9. Melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Pusat maupun
Propinsi dalam rangka perolehan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan
Dana Alokasi Umum (DAU);
10. Melaksanakan rekonsiliasi dengan Pemerintah Pusat maupun
Propinsi tentang penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi
Hasil Bukan Pajak;
11. Melaksanakan koordinasi dengan instansi yang terkait agar kegiatan
operasional dapat berlangsung dengan efektif baik secara horizontal
maupun vertikal antar level pemerintahan serta kalangan profesi
yang memiliki pengaruh terhadap upaya peningkatan penerimaan
daerah;
Target dan Realisasi Pendapatan Daerah
Sebagaimana yang tertera dalam Kebijakan Umum Anggaran tahun 2016
terdapat peningkatan pendapatan daerah sebesar 11,89% dari tahun anggaran yang
lalu. Peningkatan tersebut terdiri dari gabungan atas peningkatan pendapatan asli
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 111
111
daerah sebesar 4,64%, dana perimbangan mengalami peningkatan sebesar 32,70%
dan lain -lain pendapatan daerah yang sah mengalami penurunan sebesar -
43.14% dibandingkan target penerimaan tahun 2015.
Adapun target penerimaan daerah tahun 2015 dan tahun 2016 dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 3.6 : Target Penerimaan Daerah Tahun 2015-2016
NO KOMPONEN
TARGET
%
2015 2016
1
Pendapatan Asli
Daerah 176.628.479.855,00 184.817.770.453,00
104,64
Pajak Daerah 135.368.000.000,00 146.773.823.382,00 108,43
Retribusi Daerah 9.442.000.000,00 9.992.000.000,00 105,83
Hasil Perusahaan
Daerah dan Hasil
Pengelolaan
Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
10.888.801.932,00 10.692.052.842,00
98,19
Lain-lain PAD yang
Sah 20.929.677.923,00 17.359.894.229,00
82,94
2 Dana Perimbangan 528.653.805.619,00 701.536.541.636,00 132,70
Bagi Hasil Pajak dan
Bukan Pajak 173.897.638.619,00 105.142.149.624,00
60,46
Dana Alokasi Umum 290.035.577.000,00 417.255.952.412,00 143,86
Dana Alokasi Khusus 64.720.590.000,00 179.138.439.600,00 276,79
3
Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah 176.651.988.622,00 100.448.445.719,00
56,86
Jumlah
881.934.274.136,00 986.802.757.808,00
111,89
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Bintan, Tahun 2016
Jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan daerah tahun 2015, maka
realisasi pendapatan daerah tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 33,15%.
Realisasi tersebut terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD) mengalami kenaikan
sebesar 6,27%, dana perimbangan mengalami peningkatan sebesar 45.72%, dan
lain-lain pendapatan daerah yang sah mengalami peningkatan sebesar 20,11%.
Adapun Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2015 dan 2016
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 112
112
Tabel 3.7 : Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2015-2016
(dalam rupiah)
NO KOMPONEN
REALISASI
%
2015 2016
1
Pendapatan Asli
Daerah 185.523.317.169,12 197.155.920.187,78 106,27
Pajak Daerah 137.520.270.491,77 155.011.140.937,06 112,72
Retribusi Daerah 9.081.792.543,00 10.106.267.431,00 111,28
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
13.411.204.438,00 10.692.052.842,00 79,72
Lain-lain PAD yang
Sah 25.510.049.696,35 21.346.458.977,72 83,68
2 Dana Perimbangan 497.680.184.131,00 725.210.317.432,00 145,72
Bagi Hasil Pajak dan
Bukan Pajak 142.922.557.131,00 128.286.424.582,00 89,76
Dana Alokasi Umum 290.035.577.000,00 449.835.609.000,00 155,10
Dana Alokasi Khusus 64.722.050.000,00 147.088.283.850,00 227,26
3
Lain-lain
Pendapatan Daerah
yang Sah
97.455.866.381,00 117.052.186.058,00 120,11
Jumlah 780.659.367.681,12 1.039.418.423.677,78 133,15
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Bintan, Tahun 2016
Untuk mengetahui penerimaan pendapatan asli daerah yang diperoleh melalui
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.8 : Realisasi pendapatan asli daerah pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) tahun 2016 (dalam rupiah)
NO SKPD
PENDAPATAN ASLI DAERAH SELISIH
TARGET REALISASI LEBIH/(KURANG)
1 DPPKD 174.975.770.453,00 187.084.065.996,78 12.108.295.543,78
2
DINAS
KESEHATAN 250.000.000,00 186.280.500,00 (63.719.500,00)
3 BPMPD 5.950.000.000,00 6.332.746.741,00 382.746.741,00
4
DINAS
PERHUBUNGAN 3.542.000.000,00 3.346.411.950,00 (195.588.050,00)
5
DINAS
PEKERJAAN
UMUM
100.000.000,00 202.840.000,00 102.840.000,00
6 BAPPEDA - 3.575.000,00 3.575.000,00
Total
184.817.770.453,00 197.155.920.187,78 12.338.149.734,78
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Bintan, Tahun 2016
Dengan melihat tabel di atas Sasaran MENINGKATNYA KUALITAS
PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET PEMERINTAH DAERAH dapat
tercapai untuk Tahun 2016.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 113
113
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan
1. Untuk Kegiatan Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun sedikit
mengalami kendala dalam penyampaian laporan keuangan
diantaranya adalah sistem aplikasi SIMDA akuntansi akrual dan aset
mengalami update versinya sehingga informasi yang diberikan
angkatnya belum fix ( tetap ),
2. Adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia nomor
19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengeloaan Barang Milik Daerah,
yang berimplikasi pada administrasi pengeloaan Barang Daerah
mengalami perubahan sehinga perlu dilakukan perbaikan Peraturan
Daerah / Peraturan Bupati tentang Barang Milik Daerah
3. Masih kurangnya kesadaran dari SKPD untuk mengelola anggaran
dengan baik, sehingga terjadi penumpukan berkas pencairan di akhir
tahun.
4. Masih belum optimalnya peran Sumber Daya Manusia Aparatur Sipil
Negara dalam menyikapi perkembangan kompentensi terutama
dalam ilmu dan teknologi dimana Aparatur Sipil Negara dituntut
memiliki profesionalisme, memiliki wawasan global, dan mampu
berperan demi kemajuan daerah dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Solusi
1. Diharapkan seringnya melaksanakan singkronisasi dan koordinasi
kepada SKPD tentang perkembangan sistem terutama penggunaan
aplikasi versi terbaru serta pro aktif Bendahara SKPD.
2. Hendaknya Aparatur Sipil Negara Tanggap dan Cepat dalam
menghadapi perubahan peraturan perundangan – undangan yang
terjadi, dijabarkan dan disesuaikan dengan peraturan daerah agar
menjadi acuan dan Pedoman dalam pelaksanaan pembangunan
daerah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 114
114
3. Melakukan sosialisasi tentang tata cara pencairan dan tertib
pelaksanaan anggaran yaitu pencairan, penyerapan sesuai dengan
schedule yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pelaksanaan
Anggaran ( DPA ) masing-masing SKPD.
4. Dilakukan Peningkatan Kompentensi Aparatur Sipil Negara antara
lain :
- Menyiapkan seseorang pada suatu saat mampu diserahi tugas
yang sesuai.
- Memperbaiki kondisi seseorang yang merasa sedang ada
kekurangan pada dirinya diharapkan mampu mengemban tugas
sebagaimana mestinya.
- Mempersiapkan seseorang untuk diberi tugas tertentu yang lebih
berat dari tugas yang sedang dikerjakan
- Melengkapi seseorang dengan hal-hal yang mungkin timbul
disekitar tugasnya, baik yang langsung maupun yang tidak
langsung berpengaruh terhadap pelaksanaan tugasnya.
- Menyesuaikan seseorang kepada tugas yang mengalami
perubahan
- Menambah keyakinan dan percaya dari kepada seseorang
bahwa dia adalah orang yang sesuai dengan tugas yang sedang
diembannya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 115
115
SASARAN STRATEGIS .
Meningkatnya kesadaran dan ketaatan masyarakat dalam
penerapan produk hukum
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Cakupan Penegakan Perda dan
Perkada
19,64
- 90,63% 100%
Rasio Petugas Linmas
95,73%
95,89
100%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Cakupan Penegakan Peraturan Daerah dan Perkada
Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah merupakan sumber hukum
masyarakat di daerah yang mengatur tentang tata cara dalam menjalankan
kehidupan sosial masyarakat dan pemerintah daerah dalam menjalankan fungsi
pelayanan. Dengan tegaknya peraturan maka akan tercapai kepastian hukum bagi
setiap warga masyarakat sehingga suasana kehidupan yang saling menghargai,
toleransi dan saling menjaga kerukunan diharapkan dapat terwujud.
Ketentraman, keamanan dan ketertiban umum merupakan kebutuhan
masyarakat Kabupaten Bintan dan ini adalah salah satu tanggung jawab Satuan
Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan untuk menjamin terkendalinya suasana yang
kondusif secara merata dan menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Bintan dalam
arti bahwa tercapainya rasa aman, tentram, dan tertib dalam kehidupan
masyarakat.
Cakupan Penegakan Perda dan Perkada Tahun 2016 sebesar 90,63 yang
berarti telah melewati target yang direncanakan sebesar 19,64. Pencapaian ini
didapat dari angka jumlah pelanggaran Perda/Perkada yang diselesaikan yakni 29
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 116
116
berbanding dengan jumlah pelanggaran Perda/Perkada yang dilaporkan/dipantau
dan terjadi di wilayah Kabupaten Bintan yakni sebanyak 32.
Tabel.3.9
DATA PELANGGARAN PERDA DI KABUPATEN BINTAN TAHUN 2016
No
Peraturan Daerah / Peraturan Bupati
Jumlah BAP
Jumlah Tersangka
Keterangan
1 PERDA No. 5 Tahun 2011 Tentang Restribusi Perizinan Tertentu
11 11 Pembinaan (9), dan penghentian keg (2)
2 PERDA No. 6 Tahun 2011 Tentang Pengawasan dan pengendalian Minuman Beralkohol.
3 3 Pembinaan (1), dan penghentian keg (2)
3 PERDA No. 11 tahun 2011 Tentang Perubahan PERDA No. 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah
1 1 Penghentian kegiatan.
4 PERDA No. 1 Tahun 2012 tentang Izin Pengolahan Pertambangan Mineral
1 1 Penghentian kegiatan.
5 PERDA No. 2 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kab.Bintan Tahun 2011-2031
5 5 Penghentian kegiatan.
6 PERDA No. 1 Tahun 2013 Tentang Bangunan Gedung
1 1 Penghentian Pembangunan.
7 PERDA No. 6 Tahun 2016 Tentang Ketertiban Umum
10 10 Pembinaan
Jumlah 32 32
Sumber data :Satpol Pp Kabupaten Bintan, Tahun 2016
Untuk mendukung pencapaian ini program dan kegiatan yang dilakukan
Pemerintah Kabupaten Bintan adalah :
I. Program Penegakan Peraturan Daerah dan Pengembangan Kapasitas Pol
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 117
117
PP.
Program ini dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Bintan melalui 3 (tiga) kegiatan dengan alokasi anggaran sebesar Rp
559.300.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp 530.031.700,- atau
94,77%. Capaian program ini adalah meningkatnya penegakan Peraturan
Daerah dan pengembangan kapasitas Polisi Pamong Praja.
1. Kegiatan Pengawasan Pelaksanaan Peraturan Daerah dan Peraturan
Bupati.
Pengawasan Pelaksanaan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati
dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan dengan
alokasi anggaran sebesar Rp 306.000.000,- dan realisasi anggaran sebesar
Rp 277.020.100,- atau 90,53%. Output kegiatan ini adalah terlaksana-nya
pengawasan pelaksanaan Perda. Kegiatan pengawasan dilakukan terhadap
aktivitas masyarakat perorangan maupun badan usaha terkait dengan
ketaatan mereka dalam memenuhi ketentuan Peraturan Daerah maupun
Peraturan Bupati, antara lain legislasi perizinan, lokasi usaha, maupun
dampak usaha terhadap masyarakat lain. Pengawasan dilakukan dengan
cara patroli menggunakan kendaraan dinas dengan sasaran pada tempat
usaha dan tempat umum, dengan membentuk kelompok kerja yang
melibatkan anggota Satpol PP dan aparat/petugas instansi terkait seperti
petugas kecamatan, dan petugas pada dinas/instansi teknis.
2. Kegiatan Pembinaan Jasmani dan Profesionalisme Aparatur.
Pembinaan Jasmani dan Profesionalisme Aparatur dilaksanakan oleh
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan dengan alokasi anggaran
sebesar Rp 142.800.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp
142.585.000,- atau 99,85%. Output kegiatan ini adalah terlaksananya
pembinaan jasmani aparatur Satpol PP Kabupaten Bintan. Pembinaan
bertujuan untuk melatih fisik/jasmani para anggota Satpol PP agar mampu
menghadapi gangguan pada berbagai situasi, baik secara perorangan
maupun berkelompok sehingga lebih profesional dan sesuai dengan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 118
118
protap yang ditentukan dalam menangani dan berhadapan dengan
kelompok masyarakat dalam rangka menjalankan tugas-tugas di lapangan.
Bentuk latihan antara lain mencakup baris berbaris, pencak silat, dan
penanganan demo, dengan lokasi di wilayah pusat pemerintahan
Kabupaten Bintan di Bandar Seri Bentan.
3. Pelatihan KORSIK.
Pelatihan Korsik dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Bintan dengan alokasi anggaran sebesar Rp 110.500.000,- dan realisasi
anggaran sebesar Rp 110.426.600,- atau 99,93%. Output kegiatan ini
adalah terlaksananya pelatihan Korsik yang terdiri dari 1 grup sebanyak 20
orang. Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan para
anggota Satpol PP yang terlibat pada Korsik sehingga lebih terlatih sebagai
pengiring musik pada upacara resmi yang diadakan oleh pemerintah
daerah. Keikutsertaan Korsik pada upacara resmi Tahun 2016 antara lain
pada upacara peringatan hari Kemerdekaan RI.
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Rasio Petugas Linmas
Tercipta dan terpeliharanya ketentraman dan ketertiban tidak semata
berdasarkan hasil kerja keras Pemerintah Kabupaten Bintan melaui Polisi Pamong
Praja, tetapi sangat dipengaruhi oleh kontribusi positif dan partisipasi masyarakat.
Masyarakat juga sangat menentukan dalam upaya menciptakan dan memelihara
ketentraman dan ketertiban, oleh karena itu dalam upaya menumbuhkan dan
meningkatkan partisipasi masyarakat, diupayakan optimalisasi pemberdayaan
petugas Linmas dan Poskamling.
Rasio Petugas Linmas pada tahun 2016 adalah 95,89 atau telah mencapai
target yang direncanakan yakni sebesar 95,73 dimana angka pencapaian rasio ini
didapat dengan perbandingan jumlah anggota Linmas di Kabupaten Bintan
sejumlah 584 orang dengan jumlah RT se Kabupaten Bintan yakni sebanyak 609
RT. Target ideal dari perbandingan ini adalah 100% yang bermakna akan terdapat
1 petugas/RT. Untuk Tahun 2015 rasio petugas Linmas sudah mencapai 418,8%.Di
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 119
119
samping itu adanya pos kamling yang aktif juga membantu untuk ketentraman dan
ketertiban masyarakat pada Tahun 2016 terdapat 229 poskamling yang tersebar di
Kelurahan/Desa se Kabupaten Bintan, dan dari jumlah poskamling tersebut terdapat
sebanyak 208 poskamling yang aktif atau sekitar 90,83 % dari jumlah yang ada,
dan sisanya adalah poskamling yang belum aktif atau belum difungsikan
sebagaimana mestinya.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan
1. Masih adanya peristiwa ganguan keamanan ketentraman dan ketertiban,
terkadang masih bersifat SARA, anarkis dan separatis, gangguan dimaksud lebih
dominan yang bersifat demonstrasi/ unjuk rasa atau penyampaian aspirasi.
Solusi
1. Satpol PP berperan mendukung tugas Polri dengan mengedepankan
pendekatan persuasif sehingga demonstrasi/unjuk rasa berjalan damai dan tidak
ada kendala dalam penanggulangannya.
Sasaran Strategis MENINGKATNYA KESADARAN DAN KETAATAN
MASYARAKAT DALAM PENERAPAN PRODUK HUKUM Untuk Tahun 2016
dapat tercapai
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 120
120
SASARAN STRATEGIS .
Menurunnya persentase penduduk miskin
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Persentase penduduk miskin 6% 6% 6% 100%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase penduduk miskin
Kemiskinan secara asal penyebabnya terbagi menjadi 2 macam. Pertama
adalah kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh adanya faktor-
faktor adat atau budaya suatu daerah tertentu yang membelenggu seseorang atau
sekelompok masyarakat tertentu sehingga membuatnya tetap melekat dengan
kemiskinan. Kemiskinan seperti ini bisa dihilangkan atau bisa dikurangi dengan
mengabaikan faktor-faktor yang menghalanginya untuk melakukan perubahan ke
arah tingkat kehidupan yang lebih baik. Kedua adalah kemiskinan struktural yaitu
kemiskinan yang terjadi sebagai akibat ketidakberdayaan seseorang atau
sekelompok masyarakat tertentu terhadap sistem atau tatanan sosial yang tidak
adil, karenanya mereka berada pada posisi tawar yang sangat lemah dan tidak
memiliki akses untuk mengembangkan dan membebaskan diri mereka sendiri dari
perangkap kemiskinan atau dengan perkataan lain “seseorang atau sekelompok
masyarakat menjadi miskin karena mereka miskin”.
Penanggulangan kemiskinan secara sinergis dan sistematis harus dilakukan agar
seluruh masyarakat mampu menikmati kehidupan yang layak dan bermartabat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 121
121
Sejalan dengan hal tersebut Pemerintah Kabupaten Bintan terus berupaya untuk
meningkatkan tarap hidup masyarakat agar keluar dari garis kemiskinan.
Berdasarkan data statistik, tahun 2014 persentase Penduduk di atas garis kemiskinan
Kabupaten Bintan sebesar 93,68 persen, terjadi kenaikan sebesar 0,95 persen dari
kondisi awal tahun 2010 yaitu 92,73.
Tabel.3.10. Persentase Penduduk diatas Garis Kemiskinan
N0 Tahun Target Capaian
1 2011 93,00 93,96
2 2012 93,50 93,96
3 2013 94,00 93,80
4 2014 94,50 93,68
5 2015 94,00 94,00
Sumber Dinas sosial Kabupaten Bintan
Tabel 3.11 Persentase Penduduk miskin
N0 Tahun Target Capaian
1 2016 6,00 6,00 (estimasi sementara data
masih di BPS)
Sumber Dinas sosial Kabupaten Bintan Tahun 2016
Berdasarkan Tabel diatas Persentase penduduk diatas garis kemiskinan dapat
dilihat ditabel atas untuk Tahun 2014 dari target 94,50 tercapai 93,68% atau
capaiannya 99,13 %, tabel diatas menunjukkan bahwa penduduk yang diatas garis
kemiskinan meningkat hal ini disebabkan karena penduduk yang miskin di
Kabupaten Bintan menjadi 6,32 % . Untuk Tahun 2015 Persentase penduduk diatas
garis kemiskinan meningkat menjadi 94 %, Untuk Tahun 2016 persentase penduduk
miskin angka estimasi semntara dan ini menunjukkan bahwa penduduk diatas garis
kemiskinan meningkat dan penduduk yang miskin hanya tinggal 6 % SASARAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 122
122
STRATEGIS MENURUNNYA PERSENTASE PENDUDUK MISKIN TARGET YAITU 6,00
% ( 100% - 94,00 %)Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Sosial Kabupaten
Bintan melaksanakan misi untuk Penduduk di Kabupaten Bintan
Hal ini menunjukkan bahwa program-program penanggulangan kemiskinan
yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bintan dinilai mampu menurunkan
persentase Penduduk miskin. Untuk Tahun 2016 Program yang dilaksanakan
Kabupaten Bintan melalui Dinas Sosial yaitu :
a. Program Pemberdayaan Sosial
b. Program Penanggulangan Kemiskinan
c. Program Rehabilitasi Sosial
d. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
Pada tahun 2016 jumlah keluarga miskin yang ditangani oleh Dinas Sosial
mencapai 3.068 Keluarga Miskin atau Keluarga Penerima Manfaat melalui kegiatan
Pemberdayaan Fakir Miskin, Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni, Bantuan
Stimulan Perumahan Swadaya dan Pengembangan Program Keluarga Harapan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 123
123
SASARAN STRATEGIS .
Meningkatnya penanganan terhadap penyandang masalah
kesejahteraan sosial
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Persentase penanganan
penyandang masalah kesejahteraan
Sosial
40,28%
22,00% 54,61%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) merupakan orang-orang
yang tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya baik untuk dirinya sendiri, keluarga
maupun untuk masyarakat. Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 ada
22 jenis PMKS yang harus dilayani, tetapi yang ada di Kabupaten Bintan hanya
sebagian kecil saja, seperti tertera dalam table 3.12 dibawah ini :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 124
124
Daftar Jumlah dan Jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) Di Kabupaten Bintan Tahun 2016
Jenis PMKS
N
o
Kecamatan Penyand
ang
Disabilita
s
(org)
Tuna
Susila
(org)
Lanj
ut
Usia
(org
)
Bekas
Napi
(org)
Kelg.
Miski
n
(KK)
ABH
,
AM
PK
Kor
ban
Benc
ana
OD
HA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Teluk Bintan
Bintan Pesisir
Teluk Sebong
Bintan Timur
Bintan Utara
Toapaya
Seri Kuala
Lobam
Mantang
Gunung
Kijang
Tambelan
52
49
59
65
43
38
39
17
47
62
54
69
3
1
458
442
744
1050
764
349
530
286
506
602
Jumlah 481 123 424 4 5.731
Sumber : Dinas Sosioal
Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kabupaten Bintan
pada Tahun 2016 adalah 8.704 orang. Dari keseluruhan jumlah PMKS tersebut
tidak semuanya dapat ditangani melalui pemberian bantuan, tetapi ada yang harus
melalui rehabilitasi, perlindungan atau jaminan sosial. Jumlah PMKS di luar keluarga
miskin di Kabupaten Bintan Tahun 2016 adalah 2.772 jiwa, yang ditangani atau
diberi pelayanan dan rehabilitasi social adalah sebanyak 612 orang atau (22%). Jika
dibandingkan Tahun 2015 jumlah PMKS cenderung meningkat. Hal disebabkan
bertambahnya jumlah lanjut usia di Basis Data Terpadu Tahun 2015, bertambahnya
jumlah anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) dan anak yang memerlukan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 125
125
perlindungan khusus (AMPK). Jika dibandingkan dengan kekhususan program
ini,maka anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan ini relatifkecil, sehingga
jangkauan pelayanan menjadi terbatas. Kendala lainnya adalah sumber daya
manusia untuk menangani program ini masih terbatas.
Yang dimaksud dengan masyarakat pada indicator ini selain yang termasuk
dalam PMKS juga mereka yang tidak termasuk PMKS tetapi rawan untuk masuk
kategori PMKS, misalnya adalah para pekerja sector informal atau buruh pabrik
yang dikontrak oleh perusahaan, penghuni panti, penyandang psikotis, penyandang
disabilitas berat, lanjut usia dengan kriteria tertentu, rumah tangga sangat miskin,
masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana dan konflik.
Sifat bantuannya berupa uang tunai untuk kategori PMKS dan pembayaran
premi asuransi kepada masyarakat yang rawan PMKS. Sebagian besar kegiatan ini
bersumber dari Kementerian Sosial RI. Pada tahun 2016 APBD Kabupaten Bintan
mengalokasikan bantuan untuk Anak Dengan Disabilitas sebanyak 12 orang melalui
Forum Komunikasi Keluarga Anak dengan Disabilitas (FKKDAK). Pada tahun 2016
Kementerian Sosial juga mengalokasikan penambahan Keluarga Penerima Manfaat
Program Keluarga Harapan di 9 kecamatan se Kabupaten Bintan, sehingga jumlah
peserta PKH menjadi 2.257 KSM atau 8.165 jiwa. Begitu juga penerima bantuan
logistic masa tanggap darurat bencana. Pada tahun 2016 tercacat 42kali kejadian
bencana di Kabupaen Bintan dengan jumlah korban 1.589 jiwa. Hal inilah yang
mempengaruhi persentase penerima bantuan jaminan social bertambah dari target
6,88% realisasi sebesar 14,33%.
SASARAN STRATEGIS MENINGKATNYA PENANGANAN TERHADAP
PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL tahun 2016 dapat tercapai
dengan adanya proritas dari Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Sosial
yang melaksanakan:
1) Pemberdayaan Sosial
2) Penanggulangan Kemiskinan
3) Rehabilitasi Sosial
4) Perlindungan dan Jaminan Sosial
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 126
126
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan
1. Data Penyandang masalah Kesejahteraan Sosial ( PMKS ) yang tidak lengkap
dan akurat sehingga menyulitkan dalam menyusun perencanaan program
dan kegiatan.
2. Pemuktahiran data PMKS khususnya RTSM dilaksanakan oleh BPS dalam
rentang waktu yang lama sehingga kondisi awal pendataan dengan saat
penyerahan bantuan sudah tidak sinkron lagi, khususnya pada data RTSM
yang menjadi sasaran kegiatanProgram Keluarga Harapan. Hal ini menjadi
salah satu penyebab banyaknya RTSM yang memenuhi syarat untuk menjadi
peserta PKH di Kabupaten Bintan.
3. Semakin kompleksnya permasalahan kesejahteraan social baik kualitas
maupun kuantitas sehingga menyulitkan dalam penangannya karena
petunjuk teknis belum ada, seperti penanganan orang yang mengalami
gangguan jiwa/mental penertiban lokalisasi WTS dan juga untuk pengelolaan
bantuan hibah yang diterima oleh masyarakat baik melalui KUBE maupun
langsung.
4. Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap bantuan yang diterima dari
pemerintah membuat masyarakat cenderung menjadi manja dan malas
sehingga setiap bantuan yang diterima tidak dimanfaatkan secara maksimal.
5. Kurang maksimalnya pendampingan yang dilakukan oleh para pendamping
sehingga sangat mempengaruhi persepsi dan pengelolaan dana bantuan yang
diterima.
6. Pembangunan kesejahteraan social masih dititik beratkan pada penanganan
masyarakat miskin , sehingga alokasi dana untuk penyandang masalah
kesejahteraan social yang lain sangat kecil dan pemanfaatan potensi sumber
kesejahteraan sosial belum optimal.
7. Anggaran yang terbatas menyulitkan untuk melaksanakan pembinaan secara
kontiniu karena kondisi geografis daerah pada umumnya terpencar dan
harus ditempuh dengan menggunakan transportasi laut dengan biaya relatif
tinggi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 127
127
Solusi
1. Melakukan pemuktahiran data dengan melibatkan potensi sumber
kesejahteraan sosial yang ada dan menyusun Rencana Kegiatan untuk
pemuktahiran data secara keseluruhan pada Tahun 2015.
2. Memberdayakan potensi dan sumber kesejahteraan yang ada dimasyarakat
untuk ikut berperan serta dalam menangani permasalahan sosial yang ada
dilingkungannya dengan melibatkan mereka dalam berbagai aktivitas
penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Bintan maupun Lembaga pelayanan sosial yang ada di Kabupaten
Bintan.
3. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia potensi dan sumber
kesejahteraan sosial melalui pemberian bimbingan teknis dan pelatihan
sehingga mampu menjadi mitra Dinas Sosial di wilayahnya masing-masing.
4. Mengembalikan fungsi pelayanan sosial kepada hakikatnya semula bahwa
yaitu “ Help People To Help Them Self” sehingga masyarakat sasaran
kegiatan tidak tergantung kepada bantuan yang diberikan oleh Pemerintah.
5. Menyusun rencana kegiatan yang sasarannya adalah potensi dan sumber
kesejahteraan sosial sehingga PSKS yang ada di Kabupaten Bintan bisa
optimal dalam menjalankan tugas dan perannannya
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 128
128
SASARAN STRATEGIS .
Meningkatnya kesetaraan dan keadilan gender
dalam pembangunan serta
perlindungan terhadap perempuan dan anak
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Indeks Pembangunan Gender 60,9% 92,41%
Penyelesaian Pengaduan
Perlindungan Perempuan dan Anak
dari Tindakan Kekerasan
100 %
100% 100%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indeks Pembangunan Gender
IPG merupakan indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan
manusia yang sama seperti IPM yaitu di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi
dengan memperhatikan ketimpangan gender. IPG digunakan untuk mengukur
pencapaian dalam dimensi yang sama dan menggunakan indikator yang sama
dengan IPM, namun lebih diarahkan untuk mengungkapkan ketimpangan antara
laki-laki dan perempuan. IPG dapat digunakan untuk mengetahui kesenjangan
pembangunan manusia antara laki-laki
dan perempuan. Kesetaraan gender terjadi apabila nilai IPM sama dengan IPG.
Indeks Pembangunan Gender
No. Tahun Target Capaian
2015 (kondisi
awal) - 60,9
1 2016 60,9 92,41
2 2017 - -
3 2018 -
-
4 2019 - -
5 2020 - -
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 129
129
Indeks Pembangunan Gender (IPG) pada tahun 2016 adalah sebesar 92,41 dari
target 60,9 atau meningkat sebesar 151,74 dari tahun sebelumnya sehingga dapat
dikatakan pelaksanaan keadilan gender di Kabupaten Bintan telah berjalan dengan
baik melalui sosialisasi dan pembinaan yang dilakukan kepada masyarakat baik
lingkungan kerja, sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Secara umum peranan perempuan dalam pengambilan keputusan di Kabupaten
Bintan yang diukur melalui IDG memperlihatkan perkembangan yang semakin
membaik. Pada tahun 2016, IDG di Kabupaten Bintan mencapai 92,41%, kemudian
sejalan dengan berbagai kebijakan pembangunan yang dilaksanakan IPG meningkat
hingga menjadi 92,41%, pada tahun 2016. Ini menunjukkan peranan perempuan
dalam pengambilan keputusan pada tahun 2015 sebesar 60,11 persen dari peranan
yang dijalankan laki-laki, kemudian meningkat menjadi 92,41%,persen pada tahun
2016. Cara Perhitungan IInnddeekkss PPeemmbbaanngguunnaann GGeennddeerr ddeennggaann mmeenngghhiittuunngg
ppeerrsseennttaassee % Perempuan di parlemen, pegawai-pegawai senior, manajer, dan
pekerja profesional dan teknis.Semakin besar perbedaan jender dalam
pembangunan ham, semakin rendah pula ipj/gdi di negara tersebut dibandingkan
dengan nilai ipm/hdi-nya. Untuk sasaran Strategis MENINGKATNYA KESETARAAN
DAN KEADILAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN SERTA PERLINDUNGAN
TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK tercapai di Tahun 2016.
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindakan
Kekerasan
Pria dan wanita harus mempunyai hak yang sama dalam memperoleh, merubah
dan mempertahankan nasionalitas. Pria dan wanita harus memiliki hak yang sama
baik mengenai jumlah anak yang dikehendaki, maupun sesudah perceraian,
pemeliharaan dan perwalian atas anak.
Perjuangan emansipasi wanita setelah kemerdekaan, telah dituangkan dalam
beraneka bentuk, baik berupa perundang-undangan maupun yuris prudensi
Mahkamah Agung dan hal ini membuktikan bahwa kedudukan kaum wanita di
mata hukum Indonesia ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat dan positif.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 130
130
Berdasarkan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, secara hukum kaum wanita di
Indonesia mempunyai kedudukan yang sama dengan kaum pria. Di Indonesia tidak
ada Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang khusus untuk dikenakan kepada
anak-anak yang melakukan perbuatan pidana. Ini berarti bahwa terhadap seorang
anak yang melakukan perbuatan pidana, dikenakan pula sanksi dari Kitab Undang-
undang Hukum Pidana (KUHP) yang berlaku bagi orang dewasa. Akan tetapi
mengenai penerapannya dibedakan antara anak yang belum dewasa (cukup umur)
dari orang orang dewasa.
Nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah kebijakan perlindungan anak dan wanita
adalah adanya Prinsip-prinsip HAM yang mutlak diperlukan dalam memberi
perlindungan kepada perempuan dan anak, agar pemerintah, aparat hukum dan
masyarakat dapat bersama-sama menjamin dan menghormati hak-hak dasar
perempuan dan anak korban kekerasan, eksploitasi dan perdagangan manusia.
Bahwa lahirnya undang-undang nomor 23 tahun 2004 tentang penghapusan
kekerasan dalam rumah tangga dan undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak pada intinya mengharapkan agar tindakan kekerasan
pada rumah tangga yang sebagaian korbannya adalah perempuan dan anak-anak
dapat berkurang. "Sehingga keutuhan dalam rumah tangga dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dapat terwujud. Sehingga jaminan bahwa
setiap warga negara berhak mendapatkan pelindungan rasa aman dan bebas dari
segala bentuk kekerasan,"
Dalam undang-undang ini disebutkan kalau setiap orang berhak atas
perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan harta benda yang
berada dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
ancaman dan Ketakutan Selain itu, undang-undang ini merupakan wujud keseriusan
pemerintah dalam memberikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak serta
salah satu bentuk komitmen internasional.
Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Badan Pemberdayaan Perempuan dan
KB untuk penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindak
kekerasan telah menyelesaikan dan menangani 100%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 131
131
Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari
Tindakan Kekerasan
No. Tahun Target Capaian
2015 (kondisi
awal)
- 100 %
1 2016 100 % 100%
2 2017 - -
3 2018 -
-
4 2019 - -
5 2020 - -
Persentase penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari
tindakan kekerasan pada tahun 2016 adalah sebesar 100% dari target 100% karena
Koordinasi cukup baik dengan SKPD terkait ( Kepolisian, Dinas Sosial, Dinas
Kesehatan, KPPAI) dalam menangani tindak kekerasan terhadap perempuan dan
anak, dan sudah terbentuknya Perlindungan AnakTerpadu Berbasis Masyarakat.
Selain Indikator diatas yang mendukung SASARAN STRATEGIS PENYELESAIAN
PENGADUAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAKAN
KEKERASAN yaitu Jumlah Kasus Kekerasan pada Anak dan jumlah kasus yang
dilakukan anak.
Jumlah Kasus Kekerasan pada Anak
No. Tahun Target Capaian
2015 (kondisi awal) - 26
1 2016 24 76
2 2017 - -
3 2018 -
-
4 2019 - -
5 2020 - -
Jumlah kasus kekerasan pada anak pada tahun 2016 adalah sebesar 76 dari target 24
atau meningkat sebesar 292,30 % dari tahun sebelumnya karena dari beberapa kasus yang
terjadi pelakunya adalah orang terdekat( Orang tua, pasangan, paman).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 132
132
Jumlah Kasus Kejahatan yang Dilakukan oleh Anak
No. Tahun Target Capaian
2015 (kondisi awal) - 26
1 2016 24 33
2 2017 - -
3 2018 -
-
4 2019 - -
5 2020 - -
Jumlah kasus kejahatan yang dilakukan oleh anak pada tahun 2016 adalah
sebesar 33 dari target 24 atau meningkat sebesar 126,92 % dari tahun sebelumnya karena
semakin tingginya perkembangan teknologi, penggunaan internet yang tidak terkontrol
oleh orang tua, serta faktor ekonomi keluarga. UNTUK SASARAN STRATEGIS
PENYELESAIAN PENGADUAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI
TINDAKAN KEKERASAN dapat tercapai 100% . Hal ini dilakukan melalui program
Adapun program prioritas yang terkait dengan misi tersebut diatas adalah :
1. Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
2. Program Perlindungan Anak
3. Program Peningkatan Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat dalam
Pembangunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 133
133
SASARAN STRATEGIS .
Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan
konsumsi pangan yang beragam, bergizi berimbang
dan aman serta terjangkau bagi masyarakat
di seluruh wilayah.
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Persentase Ketersediaan Pangan
Masyarakat
100%
100% 100% 100%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase Ketersediaan Pangan Masyarakat
Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah
tangga yang tercermin dari ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah, maupun
mutunya, aman, merata dan terjangkau. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996
yang dirubah menjadi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
mengamanatkan bahwa Pemerintah bersama masyarakat mewujudkan ketahanan
pangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Upaya mewujudkan ketahahan pangan harus
bertumpu pada sumberdaya pangan lokal yang mengandung keragaman antar
daerah dan harus dihindari sejauh mungkin ketergantungan pada pemasukan
pangan.
Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, maka seluruh sektor harus
berperan secara aktif dan berkoordinasi secara rapi dengan Pemerintah Pusat,
Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/ Kota, Pemerintah Desa dan
masyarakat untuk meningkatkan dan mewujudkan ketahahan pangan nasional.
Oleh karena ketahanan pangan tercermin pada ketersediaan pangan secara nyata,
maka harus secara jelas dapat diketahui oleh masyarakat mengenai penyediaan
pangan. Untuk mewujudkan penyediaan pangan tersebut, perlu dilakukan
1.pengembangan sistem produksi,
2.efesiensi sistem usaha pangan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 134
134
3.teknologi produksi pangan,
4.sarana dan prasarana produksi pangan dan
5. memperhatikan dan mengembangkan lahan produksi. Oleh karena itu salah satu
faktor keberhasilan dalam mewujudkan ketahanan pangan mulai dari pra panen,
pasca panen dan distribusi/pemasaran melalui penyelenggaraan penyuluhan dalam
upaya memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha meningkatkan semangat,
wawasan, kecerdasan, ketrampilan serta ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
membentuk kepribadian yang mandiri.
Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Sebagai salah satu lembaga teknis yang
bertanggungjawab terhadap proses dan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten
Bintan, khususnya dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan,
kehutanan dan ketahanan pangan, BPPKP Kabupaten Bintan dituntut untuk lebih
mengoptimalkan pemanfaatan dan pengelolaan potensi sumberdaya alam yang
dimiliki termasuk potensi sumberdaya manusia. Untuk itu dalam kompleksitas
dinamika kehidupan kita dituntut untuk mempersiapkan seluruh komponen yang
ada agar memiliki kesadaran dan tanggungjawab untuk mengantisipasi
permasalahan (kasus) dalam menghadapi berbagai tantangan yang timbul. Instansi
Pemerintah yang didalamnya termasuk BPPKP Kabupaten Bintan harus mampu
melaksanakan tugas sebagai salah satu komponen sistem penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan berwibawa melalui peningkatan kinerja dalam
mewujudkan Good Governance.
Peluang untuk pengembangan penyuluhan pertanian, perikanan,
kehutanan serta peningkatan mutu ketahanan pangan di Kabupaten Bintan cukup
menjanjikan jika dikelola secara optimal dengan memperhatikan potensi-potensi
yang ada serta dipadukan dengan sistem perkembangan informasi dan teknologi.
Jenis komoditi pertanian di Kabupaten Bintan adalah sebagai berikut:
Luas Potensi Lahan Pertanian seluas 12.756,70 Ha terdiri dari Tanaman Padi 1.050
Ha, Palawija 573,70 Ha, Sayur-sayuran 3.841 dan Buah-buahan 7.292. Sedangkan
luas yang sudah diusahakan seluas 6.803 Ha (+ 53 % dari potensi lahan) yang
terdiri dari Tanaman Padi 40 Ha, Jagung 275 Ha, ubi kayu 234 Ha, ubi jalar 122
Ha, ubi talas 39 Ha, kacang tanah 56 Ha,sayur-sayuran 2.908 Ha, buah-buahan
3.129 Ha.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 135
135
Luas hutan di wilayah Kabupaten Bintan adalah sebagai berikut :
1. Hutan lindung Gunung Lengkuas seluas : 1.071,80 Ha
2. Hutan lindung Sei Pulai seluas : 441,20 Ha
3. Hutan lindung Gunung Kijang seluas : 760,00 Ha
4. Hutan lindung Bintan Kecil seluas : 308,00 Ha
5. Hutan lindung Bintan Besar seluas : 280,00 Ha
6. Hutan lindung Sei Jago seluas : 1.629,60 Ha
7. Catchment Area seluas : 37.000,00 Ha
(Hutan Produksi 12.950 Ha, hutan konversi 21.750 Ha, hutan Lindung
2.300 Ha)
8. Hutan Mangrove ( Bakau ) : 14.402 Ha
Disamping itu juga terdapat beberapa kawasan DAS (Daerah Aliran Sungai)
di Pulau Bintan. DAS Jago dan DAS Gesek merupakan DAS utama Di Pulau Bintan.
Saat ini jumlah kelompok tani di Kabupaten Bintan yang menjadi binaan
penyuluh pertanian sebanyak 301 kelompok tani dan nelayan serta kelompok
wanita tani dengan jumlah anggota 2.314 orang petani.
Kegiatan budidaya perikanan di Kabupaten Bintan baru pada tahap semi
intensif dan merupakan kegiatan budidaya rakyat karena belum dilakukan dalam
skala industri atau perusahaan. Namun demikian sudah banyak komoditi yang
dihasilkan untuk pasar ekspor ke Singapura dan Hongkong.
Saat ini jumlah rumah tangga perikanan sejumlah 12.926 KK yang
terdiri dari Rumah Tangga Penangkapan 10.909 KK, Rumah Tangga Budidaya Laut
902 KK, Rumah Tangga Budidaya air payau tidak ada, Rumah Tangga Budidaya Air
Tawar 1.115 KK. Sedangkan potensi lahan budidaya perikanan sejumlah 25.175,74
Ha terdiri dari budidaya laut (keramba) 16.978 Ha,budidaya laut (rumput laut)
7.820,41 Ha, budidaya air tawar 377,33 Ha.
Jumlah luas hutan lindung di Kabupaten Bintan yang sudah
ditetapkan dengan SK Menteri Kehutanan yang harus di jaga kelestarianya adalah
seluas 41.490,6 ha terdiri dari : HL. Sungai Pulai seluas 441,20 ha; HL Gunung
Lengkuas seluas 1.071,80 ha; HL Gunung Kijang seluas 760 ha; HL Sungai Jago
seluas 1.629,60 ha; HL Gunung Bintan Besar seluas 282 ha; HL Gunung Bintan Kecil
seluas 308 ha; Cathment Area seluas 37.000 ha. Selain itu di Kabupaten Bintan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 136
136
mempunyai hutan mangrove seluas 14.402 ha yang kondisinya memprihatinkan
disebabkan peralihan fungsi oleh kegiatan masyarakat.
Untuk mengembangkan potensi dibidang pertanian, perikanan dan
kehutanan harus didukung oleh adanya tenaga penyuluh. Pada saat ini di
Kabupaten Bintan baru mempunyai 12 orang Penyuluh fungsional Pertanian PNS, 1
Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) , dan 2 orang
Penyelia Mitra Tani (PMT) dan 6 orang Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak
(PPTK). Dari jumlah tersebut masih kurang apabila dibandingkan wilayah Desa
binaan yang ada di Kabupaten Bintan berjumlah 51 desa/ kelurahan. Disamping itu
di Kabupaten Bintan juga belum mempunyai tenaga penyuluh bidang Kehutanan.
Persentase ketersediaan pangan masyarakat ( terutama sembilan pokok
kebutuhan) Pemerintah Kabupaten Bintan yang ditargetkan dalam tahun 2015
adalah 100 % dan Pada Tahun 2016 terealisasi 100% pada realitasnya sudah
tercukupi atau tercapai. Ini disebabkan tingkat kebutuhan dan suplai dari BULOG
setiap tahunnya terhadap ketersediaan pangan utama terutama sembilan bahan
makanan pokok (sembako) di semua desa sudah tercapai, yaitu : beras, gula,minyak
goreng, garam, cabai,tepung,bawang merah, daging dan telur. Ketersediaan Pangan
Utama, target yang dicanangkan 1.805 kg/pdd/th capaiannya 1.817 kg/pdd/th.
Ketersediaan pangan utama terutama padi-padian (padi, beras, jagung, tepung-
tepungan ) dan makanan berpati (ubi kayu, ubi jalar) . Ketersediaan dari produksi
daerah, suplai BULOG, Impor dan Perubahan Stock.
Dengan adanya ketersediaan pangan 100 % di kabupaten Bintan maka
akan mengurangi jumlah Jumlah Lokasi Rawan Pangan (Desa Rentan Pangan) yang
ditargetkan dalam sasaran strategis adalah adanya penurunan jumlah lokasi rentan
pangan dalam kurun waktu lima tahun RPJMD. Sasaran yang ditargetkan dalam
tahun 2016 adalah tinggal 9 desa rentan pangan dari 25 desa rentan pangan tahun
2011 .Realisasinya adalah tinggal 9 desa yang masih rentan pangan (7 desa 1
kelurahan di Kecamatan Tambelan dan 1 desa Mapur) sejalan adanya program desa
mandiri pangan atau capaiannya sesuai RPJMD adalah 100 %. SASARAN
STRATEGIS MENINGKATNYA KETERSEDIAAN, DISTRIBUSI DAN KONSUMSI
PANGAN YANG BERAGAM, BERGIZI BERIMBANG DAN AMAN SERTA
TERJANGKAU BAGI MASYARAKAT DI SELURUH WILAYAH dapat tercapai.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 137
137
SASARAN STRATEGIS .
Meningkatnya kebersihan lingkungan serta upaya
meningkatkan kualitas lingkungan secara berkelanjutan
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Persentase penanganan sampah 50% 89% 178
Persentase sampah yang dikelola 30% 60% 200%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase penanganan Sampah
Persentase Sampah yang dikelola
Sasaran Strategis MENINGKATNYA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SERTA
UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN SECARA BERKELANJUTAN
Bertujuan untuk meningkatkan daya dukung lingkungan hidup dengan cara
pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan akan mendukung eksistensi manusia di
tempat yang dimukiminya juga untuk mendukung seluruh kehidupan komunitas di
dalam eksosistem. Dengan kata lain, agar fungsi lingkungan hidup yangdiperlukan
untuk kesejahteraan manusia dalam kondisi ekosistemyang seimbang. Pengelolaan
lingkungan hidup antara lain meliputi kegiatan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan,pemulihan, pengawasan, dan pengendalian
lingkungan.
Caramengatasi antara lain dengan:
1. Memberi pemahaman pada seluruh lapisan masyarakat tentangpentingnya
menjaga kelestarian lingkungan hidup dan bahayapencemaran.
2. Menangani limbah agar tidak menjadi bahan pencemar dengancara daur ulang.
3. Memproses limbah sebelum dibuang ke lingkungan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 138
138
4. Pengolahan limbah bertujuan meniadakan, menetralkan bahanbahanberbahaya.
5. Penguraian oleh mikroorganisme.
Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Kebersihan melaui Program
Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Rencana pengembangan sistem
persampahan di Kabupaten Bintan diarahkan dikelola secara terpadu antara
pemerintah dan masyarakat. Partisipasi masyarakat terutama diarahkan untuk
membuat bak-bak sampah baik yang dilakukan secara individual maupun secara
kelompok, dan pengangkutan sampah dari bak-bak sampah melalui gerobak
sampah yang disediakan ke lokasi tempat pembuangan sementara (TPS). Dalam hal
ini pengadaan bak amrol dan penempatannya juga dapat diperhitungkan sebagai
Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Rencana pelayanan pengelolaan sampah
tersebut untuk melayani sampah-sampah dari rumah tangga, kawasan komersil
seperti pasar dan pertokoan, perkantoran, serta pusat pemerintahan.
Sedangkan sistem pengolahan persampahan untuk daerah-daerah yang
belum terjangkau oleh sistem pelayanan ini, diarahkan penanganannya dilakukan
melalui pengolahan secara individu atau secara komunal setempat, melalui cara
pengomposan maupun melakukan 3R (reduce, reuse, recycle) dengan
menggunakan sistem Bank Sampah. Dengan sistem pengelolaan persampahan
seperti ini diharapkan dapat dihindari terjadinya masalah-masalah lingkungan
seperti pencemaran lingkungan, timbulnya genangan, gangguan estetika dan
penyebaran penyakit.
Beberapa program yang akan dikembangkan dalam pengembangan
sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Bintan, yaitu:
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di masing-masing Kecamatan
di Kabupaten Bintan.
Pendataan Bank Sampah yang telah dikembangkan oleh instansi terkait.
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) adalah tempat untuk memproses
dan mengembalikan sampah ke media lingksungan secara aman bagi
manusia dan lingkungan, dan telah dioperasikan seluas 5 hektar di
Kecamatan Bintan Timur sedangkan 5 Hektar untuk wilayah Kecamatan
Bagian Utara.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 139
139
Tabel 3.14 Persentase penanganan sampah
No. Tahun Indeks
1 2016 89 %
2 2015 88 %
3 2014 86,8 %
4 2013 86,2 %
5 2012 4,3 %
Penanganan sampah di Kabupaten Bintan ditandai dengan pelayanan
pengangkutan sampah dari seluruh TPS di Kabupaten Bintan untuk dibawa ke TPA
Sei Enam untuk Kecamatan Bintan Timur dan TPA/lahan pertanian milik warga
yang terdekat untuk Kabupaten Bintan wilayah utara. Penanganan sampah di
Kabupaten Bintan masih belum mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun
2015 ke tahun 2016 yaitu sekitar 89 % dari jumlah timbulan sampah masyarakat di
Kabupaten Bintan. Penanganan sampah belum sepenuhnya sesuai dengan target di r
karena beberapa hal antara lain:
1. Kurangnya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan dan
kebersihan seperti TPS permanen, TPST, Rumah Kompos dan TPA.
2. Sulitnya mendapatkan lahan atau lokasi guna ditempatkan TPS permanen
atau amrol dan TPA dikarenakan kurangnya pemahaman dan kepedulian
masyarakat terhadap pentingnya sarana dan prasarana tersebut dalam
pengelolaan persampahan yang aman terhadap lingkungan.
3. Banyak lahan-lahan kosong yang dijadikan tempat pembuangan sampah
oleh masyarakat di Kabupaten Bintan.
4. Budaya masyakarat di Kabupaten Bintan yang masih membakar sampah
dan menimbun sampah di lingkungan rumah masing-masing dikarenakan
jarak yang jauh dengan TPS.
Tabel 3.15 Persentase sampah yang dikelola
No. Tahun Indeks
1 2016 60%
2 2015 50 %
3 2014 45 %
4 2013 36,14 %
5 2012 21 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 140
140
Persentase sampah yang dikelola oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan
Pemakaman Kabupaten Bintan ditandai dengan jumlah sampah yang masuk ke TPA
sebagai sarana prasarana pengelolaan persampahan yang dimiliki oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Bintan dibandingkan sampah yang ditimbulkan atau dihasilkan
oleh masyarakat di Kabupaten Bintan. Dengan demikian sampah yang dapat
dikelola oleh DKPP Kabupaten Bintan pada tahun 2016 belum berbeda jauh
terhadap pengelolaan sampah di tahun 2015 yaitu hanya sebesar 60 %.
Tabel 3.16 Persentase volume pengurangan sampah melalui 3R
No. Tahun Indeks
1 2016 20%
2 2015 14 %
3 2014 12 %
4 2013 4 %
5 2012 4 %
Persentase volume pengurangan sampah melalui 3R ditandai dengan
banyaknya jumlah sampah yang sudah dikelola oleh masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat dan pembentukan kelompok masyarakat yang peduli
terhadap lingkungan khususnya terhadap sampah.
Pemberdayaan masyarakat terhadap kelompok masyarakat yang peduli
lingkungan tersebut dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan.
Oleh karena itu Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Bintan
hanya melakukan pendataan sekunder terhadap data yang dihasilkan dari hasil
pembinaan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan
tersebut.
Adapun kelompok masyarakat yang peduli lingkungan hidup di Kabupaten
Bintan telah dibentuk sebanyak 6 kelompok yaitu Kecamatan Bintan Timur,
Kecamatan Toapaya, Kecamatan Gunung Kijang, Kecamatan Mantang, Kecamatan
Tambelan dan Kecamatan Bintan Utara. Dan dimasing-masing Kelompok
Masyarakat terdapat bagian khusus yang menangani persampahan melalui sistem
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 141
141
3R yang dikenal dengan Bank Sampah. Bank Sampah yang telah aktif melakukan
aktifitas pengelolaan sampah yaitu di Kecamatan Gunung Kijang dan Kecamatan
Bintan Timur sebanyak ±14 unit. Dari keseluruhan Bank Sampah yang ada di
Kabupaten Bintan diperoleh data sekunder jumlah sampah yang dikelola oleh
masyarakat adalah sebanyak sekitar 21.000 Kg (21 ton) selama setahun. Bila
dibandingkan dengan jumlah timbulan sampah, maka diperoleh persentase volume
pengurangan sampah melalui 3R di Kabupaten Bintan sekitar 20 %.
Tabel 3.17 Rasio Tempat Pembuangan Sampah Persatuan Penduduk
No. Tahun Indeks
1 2016 124
2 2015 117
3 2014 62
4 2013 57
5 2012 57
6 2011 53
Kabupaten Bintan memiliki luas areal daratan 1.319,51 km2 dengan
sepuluh kecamatan. Persampahan manjadi salah satu masalah utama dikarenakan
belum adanya suatu sistem pengelolaan yang terpadu. Adapun sarana dan
prasarana persampahan yang telah disediakan Dinas Kebersihan Pertamanan dan
Pemakaman Kabupaten Bintan, antara lain : TPS (Tempat Pembuangan Sementara)
sejumlah 66 unit ( 35 unit berada di Kijang Kec. Bintan Timur, 5 unit berada di
Kawal Kec. Gunung Kijang, 12 unit berada di Tanjung Uban Kec. Bintan Utara, 2
unit berada di Kec. Teluk Bintan, 2 unit berada di Kec. Teluk Sebong, dan 3 unit
berada di Kec. Seri Kuala Lobam, 3 unit di Kel. Sei. Lekop dan 4 unit di Kelurahan
Kijang Kota di Kecamatan Bintan Timur). Truk pengangkut sampah (terdiri atas
Dump truck sampah sejumlah 20 unit, Motor kaisar sampah sejumlah 12 unit,
sampan sampah sejumlah 1 unit), Gerobak sampah, dan sarana pendukung lain
untuk pengelolaan sampah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 142
142
Menurut hasil perhitungan terhadap jumlah timbulan sampah maka
diperoleh jumlah TPS yang dibutuhkan di Kabupaten Bintan adalah sebanyak 124
unit, namun sampai dengan tahun 2016 hanya terdapat 66 unit TPS (termasuk
amrol) di Kabupaten Bintan. Bila dibandingkan dengan jumlah TPS pada tahun
2015 terjadi peningkatan beberapa unit dikarenakan adanya penambahan
pengadaan TPS permanen dan bak amrol di Kabupaten Bintan.
Permasalahn dan Solusi
Permasalahan
1. Kendala yang dialami dalam pengelolaan sampah, antara lain:
2. Kurangnya armada pengangkutan sampah sehingga terdapat
wilayah – wilayah kecamatan di Kabupaten Bintan yang masih belum
terlayani dalam hal pengangkutan sampahnya.
3. Belum adanya TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) sampah di Kabupaten Bintan
wilayah utara yang meliputi Kecamatan Teluk Sebong, Kecamatan Seri Kuala
Lobam dan Kecamatan Bintan Utara.
4. Kurangnya proses pemilahan sampah di tingkat masyarakat.
5. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat terhadap fungsi dan keberadaan
Bank Sampah di Kabupaten Bintan sehingga banyak masyarakat yang belum
mengerti tentang arti pentingnya 3R didalam kehidupan sehari-hari dan
lingkungan sekitar.
6. Kurangnya dukungan anggaran karena adanya keterbatasan kemampuan
anggaran daerah Kabupaten Bintan dalam mendukung operasional Bank
Sampah.
7. Kurangnya peran serta masyarakat dalam menangani sampah.
8. Adanya keterbatasan anggaran pemerintah daerah Kabupaten Bintan dalam
penganggaran TPS.
9. Adanya penolakan masyarakat terhadap lokasi penempatan TPS maupun
amrol yang direncanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan
sehingga sangat sulit bagi pemerintah daerah untuk mencari lokasi
penempatan TPS tersebut.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 143
143
Solusi
1. Dengan semakin meningkatnya beban kerja OPD dan kebutuhan yang tinggi
terhadap peningkatan kinerja OPD, maka dianggap perlu untuk dilakukan
penambahan staf di Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman
Kabupaten Bintan.
2. Perlunya penambahan Anngaran untuk Operasioanl bagi penganggaran TPS.
3. Diharapkan perlunya pendekatan dengan masyarakat untuk merelakan
lahannya bagi TPS.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 144
144
SASARAN STRATEGIS .
Meningkatnya kualitas pelayanan publik
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Persentase penduduk ber KTP-el
dari jumlah penduduk wajib KTP-el
93%
97% 104,30%
Persentase bayi berakte kelahiran
per Bayi Lahir
77%
42% 54,54%
Persentase Taman
Bacaan/Perputakaan
Kelurahan,Desa dan Sekolah yang
aktif.
20%
20% 100%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase penduduk ber KTP-el dari jumlah penduduk wajib KTP-el
Persentase bayi berakte kelahiran per bayi lahir
Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Bintan adalah unsur pelaksanaan Pemerintahan Daerah di bidang
Kependudukan dan Pencatatan Sipil sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Bintan Nomor 7 Tahun 2016 tanggal 25 November 2016 tentang Pembentukan
dan susunan perangkat daerah .Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Bintan mempunyai tugas pokok adalah melaksanakan urusan otonomi
daerah di bidang kependudukan dan pencatatan sipil.
Fungsi
Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Bintan mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang kependudukan dan pencatatan sipil;
2. Penyelenggara pelayanan umum kependudukan dan pencatatan sipil;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 145
145
3. Pembinaan pelaksanaan tugas kependudukan dan pencatatan sipil;
4. Pelaksanaan urusan tata usaha;
Persentase penduduk ber KTP-el dari jumlah penduduk wajib KTP-el untuk
Tahun 2016 terealisasi 97 % dari Targe 93% persentase ini didapat melalui
program Implementasi sistem administrasi kependudukan ( membangun,up dating
dan pemeliharaan dengan tujuan terbangunnya sistem informasi administrasi
kependudukan di Kecamatan ,kelurahan/Desa, serta terlaksananya tertibnya
administrasi kependudukan dan tersediannya informasi dan data kependudukan
yang akurat dan terpadu. Kegiatan Penerapan KTP el (Elektrik), dilaksanakan oleh
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dengan alokasi anggaran Rp. 44.178.800,-
dengan realisasi anggaran sebesar Rp.43.685.010,- atau (99%). Hasil dari kegiatan
ini adalah adalah penerapan KTP el lanjutan dari program nasional sehingga
terwujudnya kepemilikan bagi penduduk Kabupaten Bintan. Hasil sasaran
pelaksanaan penerapan KTP-el terekam tercatat 96.292 jiwa dari wajib KTP-el
sebanyak 99.169 jiwa (97.10%), selisih dari penduduk yang belum memiliki
sebanyak 2.877 jiwa. Dimana penduduk yang belum memiliki KTP-el tersebut
adalah penduduk pemohon pemula memasuki usia wajib KTP el, penduduk
pendatang yang belum melakukan perekaman KTP el di daerah asal dan penduduk
Bintan yang sudah tidak berdomisili di Kabupaten Bintan. Kemudian Pemerintah
Kabupaten Bintan melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil melakukan
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Publik dengan alokasi anggaran Rp. 166.774.800,-
dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 165.411.500,- atau (99%). Hasil dari kegiatan
ini adalah, peningkatan kepemilikan akta kelahiran. Capaian pelaksanaannya yang
mana penerbitan akta kelahiran tahun 2016 tercatat sebanyak 3.545 jiwa,
sedangkan dari jumlah kelahiran penduduk di Kabupaten Bintan sebanyak 3.077
jiwa yang bersumber dari data Dinas Kesehatan. Hasil penerbitan memiliki akta
kelahiran <60 hari sebanyak 1.286 jiwa (42%) dari jumlah kelahiran, untuk
kepemilikan Akta Kelahiran >60 hari (keterlambatan) sebanyak 2.259 jiwa.
Perolehan Akta Kelahiran bagi bayi lahir pada tahun 2016 pada bulan November
+ Desember 2016 dilaporkan pada bulan januari dan pebruari tahun 2017 yang
masuk dalam <60 Hari, namun tidak termasuk jumlah bayi lahir pada bulan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 146
146
November dan Desember 2016 yang belum melaporkan dalam <60 hari.
Selanjutnya untuk jumlah penerbitan berakta kematian umum di tahun 2016
sebanyak 165 jiwa dari jumlah penduduk yang meninggal pada tahun 2016
sebanyak 242 jiwa (68%), sedangkan penerbitan akta kematian terlambat sebanyak
408 jiwa, maka jumlah penerbitan akta kematian keseluruhan berjumlah 573 jiwa
di tahun 2016. Untuk Persentase penduduk yang belum memiliki dokumen
perkawinan ( non muslim) sebanyak 59.919 jiwa dari jumlah penduduk kawin
sebanyak 67.666 jiwa (11%). Jadi dari pelaksanaan kegiatan ini pada tahun 2017
perlu adanya koordinasi antar OPD Kabupaten Bintan yang terkait dalam
pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap pemahaman arti pentingnya
kepemilikan dokumen kependudukan kepada Masyarakat sehingga dapat
digunakan sebagaimana mestinya. Untuk memberi kesadaran masyarakat untuk
pengurusan dokumen Pemerintah Kabupaten Bintan melakukan Kegiatan
Pengawasan dokumen kependudukan dan pecatatan sipil melalui penerapan Siak
dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dengan alokasi anggaran
Rp. 53.385.800,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 53.282.500,- atau (99%).
Hasil dari kegiatan ini adalah terlaksananya pengawasan dokumen kependudukan
yang telah di verifikasi secara akuran dan validasi bagi penduduk Kabupaten Bintan,
sehingga terciptanya dan tertatanya dokumen tertib administrasi kependudukan. .
Dari hasil pengawasan masih terdapat data ganda sebanyak 92 jiwa . dari data
ganda sebanyak 92 jiwa tersebut telah dilakukan tindak lanjut ke dirjen
kependudukan dan pencatatan sipil kementerian dalam negeri untuk dilakukan
pembersihan sebanyak 55 jiwa. Oeleh karena itu kegiatan ini diharapkan terus
diharapkan dalam upaya penertiban dokumen administrasi kependudukan bagi
Masyarakat Kabupaten Bintan yang valid dan akurat.
Permasalahan dan Solusi
1. Permasalahan
a. Belum berfungsi maksimalnya Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK). Seperti proses pelayanan pencatatan sipil belum sepenuhnya
menggunakan program tersebut.
b. Faktor masih rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 147
147
tentang arti pentingnya dokumen kependudukan.
c. Masih kurang aparatur dalam pelayanana administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
d. Penduduk pendatang dari luar Kabupaten/Kota masih tidak memiliki akta
lahir.
2. Solusi
a. Mengingat pentingnya dokumen kependudukan bagi Masyarakat dalam
pengurusan administrasi maka perlu dilakukan himbauan secara terkoordinasi
dengan Instansi terkait melalui informasi elektronik dan sosialisasi yang
menekankan pentingnya memiliki dokumen kependudukan bagi Masyarakat
Kabupaten Bintan.
b. Peningkatan anggaran program kegiatan, baik itu sarana dan prasarana
pendukung dalam penertiban Administrasi kependudukan dan pencatatan
sipil yang berbasis tehnologi sesuai dengan persaingan global yang
berkembang.
c. Perlu upaya meningkatkan kerjasama dalam koordinasi dan persepsi
terhadap penanganan kependudukan dan pencatatan sipil bagi aparatur
pemerintah baik pusat, propinsi kabupaten/kota lainya, masyarakat, tokoh
dan kepemudaan.
d. Tersedianya aparatur SDM pemerintah yang mempunyai kualitas dan
inovatif dalam perencanaan pembangunan di bidang kependudukan dan
pencatatan sipil sehingga dapat bersaing dengan daerah-daerah lainya.
e. Mengingat pentingnya dokumen kependudukan, perlu adanya Informasi
berbasis tehnologi maupun media public, himbauan, sosialisasi dan
koordinasi melalui instansi pemerintah yang terkait di Kabupaten Bintan.
f. Pentingnya pengawasan melalui kegiatan yustisi yang mampu dalam
memotivasi mempercepat kepemilikan dokumen kependudukan dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 148
148
pencatatan sipil, sehingga Masyarakat Kabupaten Bintan benar-benar sadar
akan arti pentingnya dokumen kependudukan dalam hak-haknya sebagai
warga Negara Indonesia yang baik.
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase Taman Bacaan/Perputakaan Kelurahan,Desa dan Sekolah
yang aktif.
Bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai perpustakaan, karena
perpustakaan merupakan salah satu pusat informasi, ilmu pengetahuan, penelitian
bagi masyarakat dan sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan
ilmu pengetahuan bagi semua lapisan masyarakat dimana posisi perpustakaan
dalam upaya menunjang kecerdasan kehidupan masyarakat yang sangat strategis,
mengingat fungsinya melayani masyarakat untuk memperoleh meningkatkan ilmu
pengetahuan dengan mudah dan sesederhana.
Upaya Pemerintah Kabupaten Bintan Untuk menunjang kegiatan dan
pelayanan di Kantor Perpustakaan dan Arsip perlu adanya pengadaan sarana dan
prasarana khususnya bidang daya tarik masyarakat untuk membaca serta sarana
penunjang lainnya, antara lain pengadaan buku-buku perpustakaan untuk
menambah koleksi bahan-bahan pustaka dan diimplementasikan diwilayah
Kecamatan, Kelurahan/Desa perlu adanya Perpustakaan Keliling dan Perpustakaan
Apung. Untuk menunjang minat baca kepada anak-anak, perlu didirikan ruang baca
khusus anak-anak semaksimal mungkin untuk mencapai daya tarik dalam usaha
gemar membaca.
Bahwa dalam rangka menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan
terpercaya, menjamin perlindungan kepentingan negara dan hak-hak keperdataan
rakyat, serta mendinamiskan sistem kearsipan, diperlukan penyelengaraan kearsipan
yang sesuai dengan prinsip, kaidah, dan standar kearsipan sebagaimana dibutuhkan
oleh sistem penyelenggaraan kearsipan nasional yang andal.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 43 Tahun 2009
tentang kearsipan pasal 6 Ayat 3 mengamanatkan Penyelenggaraan kearsipan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 149
149
kabupaten/kota menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota dan
dilaksanakan oleh lembaga kearsipan kabupaten/kota.
Persentase Taman Bacaan/Perpustakaan Kelurahan,Desa dan Sekolah yang
aktif untuk Tahun 2016 yang aktiff terealisasi 100 artinya dari target 20 % Taman
Bacaan/Perpustakaan Kelurahan,Desa dan Sekolah yang aktif terealisasi 20%.
Perkembangan Jumlah Taman Bacaan/Perpustakaan Kelurahan dan Desa dari
Tahun 2010 s.d. 2016 :
No. Tahun Indeks
1 2016 35
2 2015 35
3 2014 35
4 2013 35
5 2012 36
6 2011 31
7 2010 25
Permasalahan dan Solusi
Perpustakaan dan Arsip adalah salah satu urusan wajib yang harus diselenggarakan
oleh Pemerintah daerah sebagaimana amanat peraturan perundangan.
Perpustakaan dalam ruang lingkup turut mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai
salah satu pilar pendidikan yang membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang
berkarakter dan berakhlakul kharimah. Kearsipan merupakan urusan wajib
pemerintahan yang mempunyai lingkup tugas menyediakan arsip sebagai bahan
pertanggungjawaban pemerintahan secara cepat tepat dan akurat . Kantor
Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Bintan dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi kelembagaan masih terdapat beberapa kendala/permasalahan :
1. Program Penyelenggaraan Kearsipan :
- Belum mempunyai depo arsip yang representatif sebagai tempat
penyimpanan arsip statis Pemerintah Kabupaten Bintan.
- Belum bertambahnya SDM kearsipan di satuan kerja.
- Belum masuknya program kearsipan dalam anggaran satuan kerja
- Belum adanya reward dan punishment terhadap penyelenggara kerasipan
di lingkungan satuan kerja.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 150
150
Solusi :
- Mengusulkan kepada Tim TPAD untuk membuat pengadaan bangunan
Depo Arsip kabupaten maupun di setiap OPD.
- Perlu secara intens sosialisasi dan meningkatkan koordinasi dengan OPD
tentang pentingnya peran arsip baik berupa BIMTEK ataupun Rapat
koordinasi.
- Pengusulan kepada BKD membuat analis kebutuhan Arsiparis di setiap
OPD dan di lembaga kearsipan daerah Kabupaten Bintan.
- Mengusulkan dan Menyarankan kepada TPAD dan OPD untuk
menambah anggaran peralatan kearsipan.
- Perlu adanya bentuk penghargaan kepada pengelola arsip yang sudah
melaksanakan pengelolaan arsip dengan baik.
2. Program Pengembangan Perpustakaan
- Belum mempunyai Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten yang
Representatif.
- Belum adanya SDM Perpustakaan yang handal.
- MengusulkanKepada Tim TPAD pengadaan Gedung pelayanan
perpustakaan daerah yang representatif.
- Mengusulkan kepada BKD pengadaan tenaga pustaka/pustakawan .
- Mengusulkan kepada Tim TPAD untuk memberi tambahan anggaran
kepada sekolah dan pemerintah desa/kelurahan untuk pengelolaan
perpustakaan.
Sasaran Strategis MENINGKATNYA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK dapat tercapai
dengan terealisasinya Persentase penduduk ber KTP-el dari jumlah penduduk wajib
KTP-el 97%, Persentase bayi berakte kelahiran per Bayi Lahir 42%, dan Persentase
Taman Bacaan/Perputakaan Kelurahan,Desa dan Sekolah yang aktif 100%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 151
151
Sasaran Sttategis Meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam pembangunan
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Persentase Partisipasi Masyarakat
dalam program pembangunan
55%
50% 76,68% 139,41%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase Partisipasi Masyarakat dalam program pembangunan
Dalam kaitannya dengan partisipasi masyarakat sebagai salah satu faktor
pendukung keberhasilan program-program pembangunan, maka dapat dipastikan
bahwa parrtisipasi masyarakat akan dapat diperoleh jika program-program dalam
pembangunan memang benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat tersebut..
Selanjutnya dapat dipastikan pula bahwa tujuan pembangunan itu akan tercapai
pula. Partisipasi masyarakat diartikan sebagai kesediaan untuk membantu
berhasilnya setiap program pembangunan sesuai kemampuan setiap orang tanpa
berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri. dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa yang dimaksud partisipasi adalah merupakan peran serta masyarakat baik
dalam merencanakan, melaksanakan, mempertanggungjawabkan maupun dalam
menerima hasil-hasil pembangunan. Partisipasi masyrakat dapat dianggap sebagai
tolok ukur dalam menilai apakah proyek yang bersangkutan merupakan proyek
pembangunan desa atau bukan. ada beberapa bentuk partisipasi, sebagai berikut:
1. Partisipasi dalam/melalui kontak dengan pihak lain sebagai salah satu
titik awal perubahan sosial;
2. Partisipasi dalam memperhatikan/menyerap dan memberi tanggapan
Persentase Partisipasi Masyarakat Dalam Program Pembangunan di
Kabupaten Bintan dapat di lIhat pada Tabel dibawah ini
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 152
152
Tabel 3.18. Persentase Partisipasi Masyarakat dalam Program
Pembangunan
No. Tahun Target Capaian
2015 (kondisi
awal) - 50%
1 2016 55% 76,68%
2 2017 - -
3 2018 - -
4 2019 - -
5 2020 - -
Persentase Partisipasi Masyarakat dalam Program Pembangunan pada
tahun 2016 adalah sebesar 76,68% dari target 55% atau sebesar 139,42 % dari
target tahun 2016. Terjadinya kenaikan persentase partisipasi masyarakat dalam
program pembangunan dari Tahun 2015 capaian 50 %, disebabkan dalam
pelaksanaan ada berapa indikator yang menentukan terjadi kenaikan tingkat
partisipasi masyarakat desa diantaranya :
a. Jumlah kehadiran masyarakat desa dalam setiap musyawarah desa
dari undangan yang disebar kehadirannya di atas 70%.
b. Jumlah inisiatif penyampaian usulan program dan kegiatan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat cukup banyak dan
variatif (tidak terfokus pada pembangunan fisik saja) .
c. Keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan yang dilakukan secara
swakelola cukup banyak ,bahkan ada swadaya masyarakat/ gotong
royong dalam bentuk tenaga, material bahan untuk mendukung
kegiatan tersebut di beberapa desa .
d. Partisipasi masyarakat terhadap Tentara Manunggal Masuk Desa juga
tinggi.
e. Partisipasi dalam teknologi tepat guna setiap tahun ada dari sekolah
sekolah .
f. Dan partisipasi dalam kegiatan lomba desa
Dari 6 hal tersebut diatas , maka nilai Sasaran Strategis PARTISIPASI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 153
153
MASYARAKAT DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN dapat tercapai hal ini
diupayakan Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Program Peningkatan
Pemberdayaan Dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan melalui :
- Pemenuhan Kebutuhan Pokok Keluarga Miskin (RASKIN)
- Lomba Desa dan Kelurahan
- Pembinaan Kelembagaan Teknologi Tepat Guna
- Pembinaan Monitoring dan Evaluasi Dana Desa
- Penyusunan Kebijaksanaan Teknis Dana Desa
- Pelatihan Penatausahaan Keuangan Desa
- Taman Bacaan/Perputakaan Kelurahan,Desa dan Sekolah yang aktif 100%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 154
154
Terkendalinya pertumbuhan penduduk
serta meningkatnya keluarga yang
berkualitas dan sejahtera
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Cakupan peserta KB aktif 77,8%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Cakupan peserta KB aktif
Cakupan peserta KB aktif Adalah cakupan peserta KB yang baru dan lama
yang masih aktif menggunakan alat dan obat kontrasepsi (alokon) dibandingkan
dengan jumlah pasangan usia subur disustu wilayah kerja pada waktu tertentu.
Dengan menghitung jumlah peserta KB aktif. Cakupan Peserta KB aktif di
Kabupaten Bintan dapat dilihat pada tabel dibawah
Tabel 4.19 Cakupan Peserta KB Aktif
No. Tahun Target Capaian
2015 (kondisi
awal)
- 77,1 %
1 2016 77,8 % 82 %
2 2017 - -
3 2018 -
-
4 2019 - -
5 2020 - -
Untuk meningkatkan Cakupan peserta KB aktif di Kabupaten Bintan dapat
dilakukan melalui Kegiatan peningkatan kemampuan keluarga melalui pembinaan
Program Keluarga Berencana dengan cakupan peserta KB aktif sebesar 77.8% yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 155
155
kemudian terealisasi sebesar 82% sehingga pada tahun 2016 pencapaian program
ini melebihi target dengan perolehan 105.40%, hasil ini diperoleh dari dukungan
seluruh pihak, berikut uraian pendukung capaian:
1. Memaksimalkan Peran PLKB disetiap kecamatan melalui pemantauan
laporan bulanan ONLINE F1KB
2. Memberikan pendampingan pencatatan pelaporan F2KB secara
ONLINE kepada bidan pemegang program KB.
3. Penambahan jumlah kelompok Bina Keluarga Balita (BKB), Bina
Keluarga Remaja(BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL) dan usaha
peningkatan pendapan keluarga sejahtera uppks) yang berfungsi
sebagai wadah penyuluhan keluarga tentang pentingnya KB / alat
kontrasepsi.
4. Mempertahankan keikutsertaan berkb bagi keluarga sasaran
Prasejahtera, maupun Sejahtera 1.
Dengan tercapainya Cakupan peserta KB aktif yang melebihi target maka
dapat menekan Angka Pertumbuhan Penduduk
Tabel 3.20 Angka Pertumbuhan Penduduk
No. Tahun Target Capaian
2015 (kondisi
awal)
- 2,3 %
1 2016 2,01 % 2,3 %
2 2017 - -
3 2018 -
-
4 2019 - -
5 2020 - -
Dilakukan melalui Kegiatan peningkatan kemampuan keluarga melalui
pembinaan program keluarga berencana dengan angka pertumbuhan penduduk
sebesar 2.01 orang/keluarga yang kemuadian terealisasi sebesar 2.3 orang/keluarga
sehingga pada tahun 2016 pencapaian program ini 114.43 %, besaran realisasi dari
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 156
156
target yang telah di tetapkan merupakan hasil dari pelaksanaan program yang telah
dilaksanakan baik secara administratif maupun kegiatan lapangan, berikut uraian
kegiatan :
1. Pemberian insentif kepada kader setiap bulan sebesar Rp.100.000,-
yang diterima setiap 3 bulan sekali yang bertujuan memicu semangat
masyarakat dalam menjaga program KB.
2. Pendataan survei secara berkala melalui laporan bulanan dan tahunan
guna mengukur keberhasilan program Keluarga Berencana.
3. Penambahan jumlah Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB), Bina
Keluarga Remaja(BKR), Bina Keluarga Lansia(BKL) Dan Usaha
Peningkatan Pendapan Keluarga Sejahtera UPPKS) yang berfungsi
sebagai wadah penyuluhan keluarga tentang pentingnya KB.
Dengan adanya cakupan Peserta KB yang aktif yang dapat menekan pertumbuhan
penduduk kemudian pemerintah Kabupaten Bintan melayani dengan kader catur
bina keluarga .
Tabel 3.21 Jumlah keluarga yang terlayani oleh kader Catur Bina
No. Tahun Target Capaian
2015 (kondisi
awal)
- 578 %
1 2016 589 % 4.488 %
2 2017 - -
3 2018 -
-
4 2019 - -
5 2020 - -
Melalui Kegiatan peningkatan ketahanan dan pemberdayaan keluarga
menuju keluarga berkualitas mandiri dengan indikator jumlah keluarga yang
terlayani oleh kader Catur Bina sebesar 589 keluarga yang kemuadian terrealisasi
sebesar 4.488 keluarga, sehingga pada tahun 2016 pencapaian program ini
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 157
157
menyentuh angka 761.97%, besaran realisasi dari target yang telah di tetapkan
merupakan hasil dari pelaksanaan program yang telah dilaksanakan baik secara
administratif maupun kegiatan lapangan, berikut uraian kegiatan :
1. Memaksimalkan peran PLKB disetiap kecamatan melalui pemantauan
laporan bulanan ONLINE F1KB
2. Memberikan pendampingan pencatatan pelaporan F2KB secara
ONLINE kepada bidan pemegang program KB.
3. Penambahan jumlah kelompok Bina Keluarga Balita (BKB), Bina
Keluarga Remaja(BKR), Bina Keluarga Lansia(BKL) Dan Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang berfungsi
sebagai wadah penyuluhan keluarga tentang pentingnya KB
4. Memberikan bantuan kepada kelompok binaan seperti APE ( Alat
Permaian Edukatif ) kepada kelompok-kelompok Bina Keluarga Balita
(BKB)
5. Memberikan pengetahuan melalui majalah serta buku-buku materi
bagi Kader Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja(BKR),
Bina Keluarga Lansia(BKL) Dan Usaha Peningkatan Pendapan Keluarga
Sejahtera (UPPKS).
6. Memberikan motivasi bagi seluruh kader Bina Keluarga Balita (BKB),
Bina Keluarga Remaja(BKR), Bina Keluarga Lansia(BKL) Dan Usaha
Peningkatan Pendapan Keluarga Sejahtera (UPPKS) dengan mengikuti
perlombaan tingkat kecamatan, kabupaten, tingkat provinsi maupun
tingkat nasional.
7. Pendataan survei secara berkala melalui laporan bulanan dan tahunan
guna mengukur keberhasilan program Keluarga Berencana.
8. Pemberian insentif kepada kader setiap bulan sebesar Rp.100.000,-
yang diterima setiap 3 bulan sekali yang bertujuan memicu semangat
masyarakat dalam menjaga program KB.
9. Penyuluhan kegiatan Catur Bina di Setiap Kecamatan se-Kabupaten
Bintan.
Permasalahan dan Solusi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 158
158
Permasalahan
1. Terputusnya Kiriman Obat/Alkon dari BKKBN Provinsi dan BKKBN Pusat
pada Pertengahan Tahun 2016.
2. Efisiensi anggaran pada Perwakilan BKKBN provinsi Kepualauan Riau
terhadap Bantuan Oprasional Lapangan / Oprasional Laporan Bulanan yang
berdampak pada Kualitas Laporan itu sendiri.
3. Realisasi Undang-Undang Nomor: 23 Tahun 2014 yang berdampak pada
terhambatnya kinerja PLKB karena Status, wewenang serta tanggub jawab di
Alihkan Kepemerintah Pusat.
4. Masih minimnya Oprasional PLKB di lapangan untuk mobilisasi kegiatan
antar Desa.
5. Perlunya administrasi yang tepat terhadap klaim pelayanan yang telah
dilakukan Bidan CTU ke BKKBN Provinsi Kepulauan Riau.
6. Letak geografis Kabupaten bintan terdiri dari kepulauan yang di kelilingi
lautan sehingga menghambat arus kegiatan ke Pulau-Pulau Terluar/Terpencil.
7. Penyebaran penduduk yang tidak merata di Pulau-Pulau Terluar/Terpencil.
8. Letak geografis Kabupaten bintan terdiri dari kepulauan yang di kelilingi
lautan sehingga menghambat arus kegiatan ke pulau-pulau terluar/terpencil.
9. Penyebaran penduduk yang tidak merata di pulau-pulau terluar/terpencil.
10. Efisiensi anggaran pada Perwakilan BKKBN provinsi Kepualauan Riau
terhadap Bantuan Oprasional Lapangan / Oprasional Laporan Bulanan yang
berdampak pada Kualitas Laporan itu sendiri.
11. Realisasi Undang-Undang Nomor: 23 Tahun 2014 yang berdampak pada
terhambatnya kinerja PLKB karena Status, wewenang serta tanggub jawab di
Alihkan Kepemerintah Pusat.
12. Masih minimnya Oprasional PLKB di lapangan untuk mobilisasi kegiatan
antar Desa.
Solusi
1. Menguatkan kordinasi BKKBN-RI, BKKBN Provinsi Kepulauan Riau dengan
SKPD-KB Kabupaten Bintan Dalam Berbagai Kegiatan Realisasi Program
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 159
159
Keluarga Berencana & Pelayanan Terpadu.
2. Mengaktifkan SubPPKBD yang ada di Desa-Desa Seluruh Kabupaten Bintan.
3. Terus meningkatkan Kualitas Penganggaran, Pemetaan , Pencataan,
Pelaporan serta Pemantauan Berkala.
4. Menguatkan kordinasi BKKBN-RI, BKKBN Provinsi Kepulauan Riau dengan
SKPD-KB Kabupaten Bintan dalam berbagai kegiatan realisasi program
keluarga berencana & pelayanan terpadu.
5. Mengaktifkan sub PPKBD yang ada di desa-desa seluruh kabupaten bintan.
6. Terus meningkatkan kualitas penganggaran, pemetaan , pencataan,
pelaporan serta pemantauan berkala.
7. Menguatkan kordinasi BKKBN-RI, BKKBN Provinsi Kepulauan Riau dengan
SKPD-KB Kabupaten Bintan Dalam Berbagai Kegiatan Realisasi Program
Keluarga Berencana & Pelayanan Terpadu.
8. Mengaktifkan SubPPKBD yang ada di Desa-Desa Seluruh Kabupaten Bintan.
9. Terus meningkatkan Kualitas Penganggaran, Pemetaan , Pencataan,
Pelaporan serta Pemantauan Berkala.
Sasaran Strategis TERKENDALINYA PERTUMBUHAN PENDUDUK SERTA
MENINGKATNYA KELUARGA YANG BERKUALITAS DAN SEJAHTERA dapat
tercapai di Tahun 2016 dengan tercapainya Cakupan persentase KB aktif dengan
capaian 82% dari target 77% yang dapat menekan pertumbuhan penduduk dari
target 2,01% menjadi 2,3%,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 160
160
Terhubungnya pusat-pusat kegiatan
dan pusat produksi (konektivitas)
antar pulau
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Jumlah Pulau yang tercakupi
jaringan Transportasi
8 Pulau 8
pulau
8 Pulau 100%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Jumlah Pulau yang tercakupi jaringan Transportasi
Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas perhubungan Kabupaten Bintan
mempunyai sasaran strategis terhubungnya pusat-pusat kegiatan dan pusat produksi
(konektivitas ) antar pulau dengan terciptanya keterpaduan moda transportasi
darat, laut maupun pos telekomunikasi dan kebandarudaraa guna memperlancar
arus manusia dan barang ketempat tujuan. Agar tercakupinya jaringan transportasi
antar pulau Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas perhubungan melalui
Program Peningkatan pelayanan Angkutan melalui Meningkatkan Fungsi dan
Optimalisasi Pelayanan angkutan/transportasi kepulau pulau yang berpenghuni
Sasaran tersebut diatas dituangkan dalam Program Peningkatan Pelayanan
Angkutan. Untuk Jumlah Pulau yang tercakupi Jaringan Transportasi Jumlah Pulau
yang tercakupi Jaringan Transportasi pada tahun 2016 ditargetkan sebanyak 8 pulau
dan pencapaian pada tahun 2016 sebanyak 8 pulau. Adapun pulau-pulau yang
telah tercakupi jaringan transportasi adalah :
Pulau yang tercakupi jaringan Transportasi
1 Pulau Mapur
2 Pulau Numbing
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 161
161
3 Pulau Pangkil
4 Pulau Mantang Besar
5 Pulau Kelong
6 Pulau Tambelan
7 Pulau Air Glubi
8 Pulau Dendun
Selain transportasi antar pulau Pemerintah Kabupaten Bintan juga melayani
pelayanan pas kecil hal ini dilakukan Untuk membantu memudahkan nelayan
dalam pengurusan dokumen kapal terutama PAS KECIL dan Dinas Perhubungan
Kabupaten Bintan bekerjasama untuk memfasilitasi pengurusan Pas Kecil tersebut.
Dinas Perhubungan Kabupaten Bintan melayani pelayanan pas kecil bagi
kapal/pompong dibawah 7 GT tahun 2016 di targetkan sebanyak 1.000
kapal/pompon dan pencapaian pada tahun 2016 sebanyak 1.002 kapal/pompon,
Adapun Pas Kecik kapal/pompon yang diberikan/diterbitkan adalah sebagai berikut
a. Kecamatan Bintan Pesisir berjumlah 145 kapal/pompong
b. Kecamatan Gunung Kijang berjumlah 43 kapal/pompon
c. Kecamatan Toapaya berjumlah 3 kapal/pompon
d. Kecamatan Teluk Sebong berjumlah 94 kapal/pompon
e. Kecamatan Teluk Bintan berjumlah 43 kapal/pompon
f. Kecamatan Bintan Utara berjumlah 48 kapal/pompon
g. Kecamatan Mantang sebanyak 137 kapal/pompon
h. Kecamatan Seri Kuala Lobam berjumlah 26 kapal/pompon
i. Kecamatan Tambelan berjumlah 231 kapal/pompon
j. Lain-lain berjumlah 90 kapal/pompon
Dengan Lancarnya jaringan transportasi antar pulau Pemerintah Kabupaten
Bintan juga Meningkatkan pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan guna
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 162
162
pengembangan wilayah dan ekonomi masyarakat Kabupaten Bintan melalui
Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan dengan membangun.
1. Membangun Terminal
Jumlah Terminal yang terbangun di Kabupaten Bintan ditargetkan tahun 2016
sebanyak 1 terminal dan pencapaian pada tahun 2016 sebanyak 1, sehingga
capaian kinerja kegiatan tersebut diatas adalah 100% (sangat baik)
Adapun Terminal dimaksud adalah Terminal Seri Tri Buana yang terletak di
Simpang Lagoi Kecamatan Teluk Sebong.
2. Membangun Pelabuhan Penyeberangan (ASDP)
Jumlah Pelabuhan Penyeberangan (ASDP) yang terbangun di Kabupaten
ditargetkan tahun 2016 sebanyak 2 Pelabuhan ASDP dan pencapaian pada
tahun 2016 sebanyak 2 Pelabuhan ASDP, yaitu pelabuhan :
- Bulang Linggi Kec. Bintan Utara
- Kecamatan Tambelan
Sasaran Strategis TERHUBUNGNYA PUSAT-PUSAT KEGIATAN DAN PUSAT
PRODUKSI (KONEKTIVITAS) ANTAR PULAU dapat tercapai dengan adanya
Jaringan transportasi antar pulau.
Permasalahan
a. Kurang kecakapan dan kehandalan sarana dan prasarana transportasi
darat, laut, pos telekomunikasi dan kebandaraudaraan.
b. Kurangnya kemampuan pegawai untuk selalu tanggap terhadap setiap
permasalahan yang timbul dalam bidang tugasnya dan mencari jalan
pemecahannya.
c. Kurangnya keikutsertaan (kemitraan) pelaku ekonomi/swasta
dalampembangunan bidang transportasi darat, laut, pos
telekomunikasi dan kebandarudaraan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 163
163
Solusi
a. Meningkatkan pelayanan pos telekomunikasi dan
kebandarudaraan yang cepat dan handal sesuai keinginan dan
kebutuhan masyarakat sampai kedaerah-daerah terpencill atau
pelosok-pelosok, dengan senantiasa menambah kehandalan
sarana dan prasarana tranportasi darat, laut dan udara.
a. Memberikan kemudahan kepada Pegawai untuk mengikuti
diklat/pelatihan sesuai dengan bidang.
b. Menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi masyarakat yang
bergerak dalam bidang penyediaan jasa pelayanan angkutan.
c. Memberikan kemudahan bagi kemitraan dalam ikut serta dalam
pembangunan bidang transportasi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 164
164
Berkembangnya industri pengolahan dan
terjaganya stabilitas harga kebutuhan pokok
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Persentase Ketersediaan barang
kebutuhan pokok bagi masyarakat
100%
100% 100% 100%
Persentase Koperasi aktif 55% 85,70 55% 55%
Persentase IKM bersertifikasi mutu
produk
45%
- - 0%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase Ketersediaan barang kebutuhan pokok bagi masyarakat
Persentase Ketersediaan barang kebutuhan pokok bagi masyarakat sangat
diperlukan bagi masyarakat.
Uraian
Target Tahun
2016
Realisasi Tahun
2016
%
Pencapaian
Kinerja
Persentase ketersediaan
barang kebutuhan
pokok bagi masyarakat
100 100 100
Total 100 100 100
Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Koperasi dan UKM dan Perindag
memenuhi ketersediaan barang kebutuhan pokok bagi masyarat untuk tahun 2016
di targetkan 100% dapat tercapai sesuai target yang direncanakan yaitu 100%. Hal
ini didukung dengan adanya kegiatan monitoring dan pengamanan barang
kebutuhan pokok pada tahun 2016 di Kecamatan –Kecamatan.
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 165
165
Persentase Koperasi aktif
Persensentase Koperasi aktif pada tahun anggaran 2016 tercapai dimana
jumlah koperasi aktif sebesar 123 unit koperasi dari 223 unit koperasi. Walaupun
jumlah koperasi berkurang satu unit ini dikarenakan ada satu koperasi yang
dibubarkan pada tahun 2016.
Tabel 3.22. JUMLAH KOPERASI DI KABUPATEN BINTAN TAHUN 2016
NO JENIS KOP AKTIF TIDAK AKTIF
ANGGOTA/ ORANG
MODAL
SENDIRI
RP.JUTA
MODAL LUAR RP.JUTA
VOLUME USAHA
S H U RP.JUTA
1 KPRI 24 3 3.250 21.782 6.183 22.879 4.062
2 KUD 2 6 450 850 462 109 15
3 KSU 31 10 810 1.268 347 956 214
4 KOPANTREN 1 1 46 145 2 169 9
5 SEKUNDER 1 0 27 0 0 0 0
6 KOP. LAINNYA 117 27 8.356 17.324 4.372 12.216 1.976
Total 123 100 12.939 41.369 11.366 36.329 6.276
Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bintan Tahun
2016
Pemerintah Kabupaten Bintan masih berusaha semaksimal dan optimal
mungkin untuk menekan jumlah ini denganpembinaan dan pelatihan perkoperasian
dengan program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitifnya
serta program pemberdayaan koperasi. Untuk Tahun 2015 persentase koperasi aktif
85,70 % sedangkan Tahun 2016 terealisasi 55% dengan capaian 100%.
Ini dikarenakan usaha Pemerintah Kabupaten Bintan masih berusaha
semaksimal dan optimal mungkin untuk menekan jumlah ini dengan pembinaan
dan pelatihan perkoperasian dengan program pengembangan kewirausahaan dan
keunggulan kompetitifnya serta program pemberdayaan koperasi. Sesuai dengan
mandat yang diterima Pemerintah Kabupaten Bintan di Bidang Koperasi dan UKM
yaitu :
Meningkatkan peranan koperasi sebagai pelaku ekonomi kerakyatan yang
bertumpu kepada mekanisme pasar yang berkeadilan, berbasis sumber daya alam
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 166
166
(sda) dan sumber daya manusia (sdm) yang produktif;
Menumbuh kembangkan usaha kecil menengah melalui industri kecil
dan dagang kecil dalam rangka menciptakan lapangan usaha dan
kesempatan kerja sejalan dengan asas ekonomi kerakyatan;
Meningkatkan sumber daya manusia (sdm) industri yang merupakan
pelaku usaha yang berdaya saing;
Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat tentang hak dan
kewajiban konsumen/ pelaku usaha;
Meningkatkan kinerja aparatur koperasi, ukm, perindustrian dan
perdagangan dalam pelayanan kepada masyarakat.
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase IKM bersertifikasi mutu produk
. Industri Kecil adalah kegiatan ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha
Besar. Jumlah Industri Kecil Menengah di Kabupaten Bintan dapat dilihat di Tabel
Berikut
DATA TABEL3.23 IKM AKTIF KABUPATEN BINTAN TAHUN 2016
No. Kecamatan Jumlah Industri Nilai Investasi
(Rp.)
Jumlah Tenaga
Kerja
1 Teluk Bintan 28 32,340,000 90
2 Seri Kuala Lobam 50 75,460,000 118
3 Bintan Utara 59
21,836,000 215
4 Teluk Sebong 22
32,436,000 80
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 167
167
5 Bintan Timur 83
718,750,000 272
6 Bintan Pesisir 18 63,602,000 67
7 Mantang 30 106,722,000 62
8 Gunung Kijang 46 245,784,000 192
9 Toapaya 23
69,818,400 155
10 Tambelan 12
58,282,000 24
2016 371 1,971,000,000 1275
Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bintan
Tahun 2016
Dari data tabel diatas untuk Jumlah IKM Aktif pada akhir tahun 2016
sebanyak 371 unit jumlah industri Sedangkan untuk persentase IKM bersertifikasi
mutu produk belum dapat dipenuhi dikarenakan defisit anggaransehingga
Persentase IKM bersertifikasi mutu produk untuk Tahun 2016 belum tercapai.
Sasaran Strategis BERKEMBANGNYA INDUSTRI PENGOLAHAN DAN
TERJAGANYA STABILITAS HARGA KEBUTUHAN POKOK belum tercapai
sepenuhnya untuk Tahun 2016 untuk ketersediaan kebutuhan pokok tercapai, dan
koperasi yang aktif tercapai untuk jumlah industri yang dapat mengembangkan
industri pengolahan tercapai hanya Persentase Industri Kecil Menengah yang
bersertifikasi mutu belum tercapai.
Permasalahan dan Solusi
1. Permasalahan:
a. Hampir semua proposal permohonan yang diajukan justru mengabaikan
prosedur yang berlaku, diantaranya tidak adanya rekomendasi dari intansi
terkait;
b. Terjadinya dilapangan adalah perubahan data misalnya adanya kelompok
anggota yang telah pindah namun data yang diverifikasi belum begitu
maksimal.
2. Solusi:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 168
168
a. Dianjurkan kepada TIM Verifikasi bantuan sosial, harus betul-betul
menyeleksi untuk calon penerima bantuan terutama data yang menyangkut
tentang identitas koperasi dan kelompok.
b. Untuk meningkat akuntabilitas pelaksanaan pemberdayaan koperasi dan
kelompok yang menerima bantuan sosial perlu dilakukan kegiatan
monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala dan berjenjang sesuai
dengan tahapan kegiatan pengembangan usaha koperasi dan kelompok.
Permasalahan :
a. Kelompok yang sudah terbentuk rata-rata masih kekurangan modal
b. Kurangnya pengetahuan kelompok dalam mengelola keuangan, pamasaran
maupun kualitas dari produksi yang mereka hasilkan.
Solusi :
a. Perlu adanya dukungan untuk mendapatkan permodalan serta akses
pemasaaran.
b. Adanya pelatihan pembukuan keuangan/ akuntansi, pelatihan tentang
peningkatan mutu dan informasi pasar
Permasalahan :
a. Dana yang dikucurkan oleh pemerintah digunakan oleh koperasi/UKM untuk
kegiatan yang cukup beragam, tidak semuanya Koperasi/UKM menggunakan
dana sesuai tujuan program bantuan Pemerintah dan rencana awal
Koperasi/UKM bersangkutan.
b. Modal bukanlah satu-satunya faktor penghabat berkembangnya Koperasi/UKM,
faktor-faktor lain yang juga menjadi penghambat berkembangnya
Koperasi/UKM penerima bantuan adalah kualitas SDM, seleksi, perencanaan,
pengawasan serta kebijakan Pemerintah.
c. Semua Koperasi/UKM yang mendapatkan bantuan dana, khususnya pinjaman
dari Pemerintah ternyata belum mengembalikan dana tersebut secara total,
meski sudah ada yang mencicil, namun cicilan tersebut masih relatif kecil
dibandingkan dengan dana yang dipinjamkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 169
169
Solusi:
a. Pemerintah melakukan pembinaan berkesinambung agar koperasi/ UKM bisa
mengembangkan usahanya sesuai dengan tujuan Pemerintah. Bentuk
pembinaan yang dilakuak antara lain melalui pembinaan managemen,
adminstrasi, kelembagaan, dan kewirausahaan terutama kepada koperasi/ UKM
yang belum berhasil meningkatkan kinerjannya.
b. Perlu memperhatikan kondisi koperasi/UKM yang akan diberikan bantuan dan
memilah-milah jenis bantuan sesuai dengan kebutuhan koperasi/UKM
dilapangan. Pola Top Down sudah tidak lagi diterapkan. Tidak Semua
Koperasi/UKM membutuhkan bantuan yang sama. Oleh Karena itu, perlu
dilakukan iventarisasi kebutuhan koperasi/UKM. Dengan demikian, diharapkan
bantuan yang diberikan bisa tepat Sasaran.
c. Diharapkan juga harus memilah koperasi/ UKM yang perlu dibantu, tidak
semua koperasi/ UKM harus dibantu. Sebagai contoh, koperasi/ UKM yang
sudah maju dan memiliki managemen yang sudah baik lagi Dibantu secara
finansial. Koperasi/ UKM seperti ini harus di dorong untuk mentranfer
pengetahuan dan pengalamannya kepada koperasi yang belum maju.
Meningkatnya realisasi investasi dan pelayanan perizinan
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Jumlah nilai investasi perusahaan
berskala nasional (PMA/PMDN)
juta USD
1,251
962.04 US$ 76,90%
%
Lama proses perijinan
3-14 hari 3-14
hari
3-14 hari 100%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 170
170
Jumlah nilai investasi perusahaan berskala nasional (PMA/PMDN) juta
USD
Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Badan Penanaman Modal dan
Promosi Daerah Kabupaten dituntut untuk mampu memecahkan berbagai
permasalahan dan tantangan di daerah, dalam melayani/memenuhi kebutuhan
masyarakat serta memajukan daerah melalui peningkatan kinerjanya. hal ini
bertujuan untuk membuka dan mendorong peluang investasi di Kabupaten Bintan.
Dalam rangka pemenuhan atas tuntutan itu, maka diperlukan pengembangan dan
penetapan sistem serta prosedur kerja yang cepat, tepat, jelas dan nyata serta dapat
dipertanggungjawabkan sehingga penyelenggaraan tugas-tugas pada Badan
Penanaman Modal dan Promosi Daerah Kabupaten Bintan harus bisa berlangsung
secara berdayaguna dan berhasil guna. Hal ini dilakukan melalui
a) Penumbuhan Iklim ekonomi dan peningkatan investasi.
Semua kebijakan pembangunan daerah yang sedang dan atau akan
diselenggarakan harus mewujudkan pengembangan ekonomi
kerakyatan, penguatan unit-unit usaha dan lembaga-lembaga ekonomi.
Untuk mewujudkan pemulihan ekonomi dan peningkatan investasi
terlebih dahulu harus memiliki wawasan penumbuhan iklim usaha yang
kondusif artinya program pembangunan daerah harus memiliki
kontribusi positif terhadap tumbuhnya penanaman modal (investasi).
Kebijaksanaan diarahkan terlebih dahulu mengatasi masalah kesempatan
kerja dan peluang usaha dengan kebijakan ini diharapkan dapat
meningkatkan pertumbuhan iklim usaha investasi di berbagai sektor
maka percepatan pertumbuhan ekonomi akan berjalan, semakin
berkembang, dan ini akan berpengaruh kepada masyarakat, juga dengan
terciptanya lapangan usaha dan lapangan kerja yang sejalan dengan asas
ekonomi kerakyatan.
Pengembangan wilayah yang strategis dan berpotensi bagi penciptaan
ekonomi juga perlu diwujudkan dalam kebijakan ini, artinya potensi
daerah Kabupaten Bintan harus dapat dimanfaatkan dipersiapkan untuk
mencari komoditas dan produk unggulan daerah, sehingga dapat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 171
171
meningkatkan pendapatan masyarakat yang ditandai dengan tersedianya
peluang usaha dan kesempatan kerja, melalui promosi dan investasi serta
dapat membangun citra Kabupaten Bintan sebagai daerah tujuan
investor yang menarik, aman dan nyaman.
b) Peningkatan Arus Informasi dan Pelayanan Kepada Pelaku Usaha /
investor dengan potensi sumber daya daerah.
Strategi ini dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan pembinaan
terhadap peningkatan kualitas pelayanan, pelaku usaha, investor dan
masyarakat secara efektif dan efisien dalam pelayanan perizinan dan
pengelolaan aktifitas melalui penyederhanaan system dan prosedur
melalui pelayanan satu pintu.
c) Kebijakan peningkatan Kualitas Aparatur , Sarana dan Prasarana
Adalah sangat berperan dalam rangka penciptakan suasana yang
kondusif untuk bekerja bagi jajaran Badan Penanaman Modal dan
Promosi Daerah Kabupaten Bintan yang selanjutnya dapat meningkatkan
kinerja mewujudkan Misi.
Tabel 3.24
PERKEMBANGAN PMA DAN PMDN S/D TAHUN 2016
TAHUN 2015
N
o
Status Jumlah
Investasi ( US$/Rp ) Tenaga
Kerja Rencana Realisasi
1 PMA (US$) 199 1,483 962.04 US$
TKI :
11.631
TKA : 164
2
PMDN
(Milyar Rp)
61 334.39
Rp.
475.257.923.6
85
TKI : 3.048
TKA : -
Pada tahun-tahun sebelumnya perkembangan investasi di Kawasan Bintan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 172
172
sudah memberikan konstribusi terhadap perkembangan tingkat perekonomian
masyarakat baik lapisan bawah maupun menengah. Sementara itu, dalam rangka
meningkatkan perkembangan kawasan tersebut maka dibentuklah Kepres Nomor
19 tahun 2013 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bintan Bebas
agar Bintan dapat diterapkan menjadi kawasan investasi kondusif dan menarik.
Untuk tahun 2016 ini perkembangan pada pertumbuhan investasi di
Kabupaten cukup mengembirakan dengan munculnya pusat pertumbuhan investasi
baru bidang pariwisata di wilayah Trikora Kecamatan gunung Kijang yang pada
awalnya hanyalah merupakan kawasan pariwisata masyarakat lokal/ setempat
dengan sarana/prasarana yang memadai. Dengan demikian, adanya peningkatan
pada perkembangan investasi yakni pada masuknya Perusahaan Modal Asing
(PMA) dan Perusahaan Modal Dalam Negeri (PMDN) di wilayah Kabupaten
Bintan selama 5 tahun terakhir sebanyak 199 PMA dan 61 PMDN, sehingga total
keseluruhan perusahaan hingga Desember 2016 adalah 199 PMA dan 61 PMDN.
(Lihat Tabel 6).
Dengan adanya perkembangan PMA dan PMDN di Kabupaten Bintan dapat
meningkatkan jumlah investor dan nilai investasi yang masuk di Kabupaten Bintan
makan Jumlah nilai investasi perusahaan berskala nasional (PMA/PMDN) juta USD
untuk Tahun 2016 tercapai dengan nilai investasi 962.04 US$. Untuk
Meningkatkan jumlah investor dan nilai investasi yang masuk di Kabupaten Bintan
dapat juga dilakukan melalui kegiatan Pameran / Expo dalam negeri Tahun 2016
yaitu :
1. Pameran MTQ di Tanjungpinang
2. Pameran Apkasi di Bandung
3. Pameran Publikasi di Kijang Kecamatan Bintan Timur.
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Lama proses perijinan
Lama Proses Perizinan adalah jangka waktu lamanya pembuatan perizinan.
Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Badan Penanaman Modal dan Promosi daerah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 173
173
Meningkatkan kualitas pelayanan penanaman modal perizinan investasi dan perizinan non
investasi yang berorientasi pada peningkatan daya saing dilakukan adalah melakukan
pelayanan perizinan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dengan memberikan
pelayanan terhadap 74 jenis layanan perizinan dan Non perizinan sesuai dengan PERBUP
No. 5 Tahun 2016 Tentang Pelimpahan Wewenang Perizinan dan Non Perizinan pada
Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah Kabupaten Bintan Sebagai Penyelenggara
Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Untuk Tahun 2016 jenis layanan perizinan yang dilakukan
kurun waktu Januari sampai dengan Desember adalah sebanyak 33 jenis perizinan dengan
jumlah izin yang dikeluarkan sebanyak 1.156 jumlah izin.
Pencapaian ini ini dilakukan melalui kegiatan peningkatan kualitas pelayanan
perizinan investasi dan Kegiatan Optimalisasi Peran Badan Pengusahaan Kawasan Wilayah
Bintan Kabupaten Bintan dan Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap
Pelayanan Perizinan. Berikut tabel jenis perizinan dan jumlah yang telah dikeluarkan oleh
Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2016.
Tabel 3.25
TABEL JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN SERTA JUMLAH YANG
DIKELUARKAN OLEH BPMPD TAHUN 2016
NO JENIS PERIZINAN JUMLAH YANG
DIKELUARKAN
1 Izin Prinsip Penanaman Modal 19
2 Izin Usaha untuk berbagai sektor Usaha -
3 Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal -
4 Izin Usaha Perluasan untuk berbagai sektor usaha -
5 Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal 3
6 Izin Usaha Usaha Perubahan untuk berbagai sektor
usaha
-
7 Izin Prinsip Penggabungan Perusahaan Penanaman
Modal
-
8 Izin Usaha Penggabungan Perusahaan Penanaman
Modal untuk berbagai sektor usaha
-
9 Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ) 49
10 Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi ( SIUJK ) 32
11 Izin Undang - Undang Gangguan ( HO ) 210
12 Izin Usaha Ketenaga Listrikan -
13 Izin Penggalian
14 Izin Timbun
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 174
174
15 Izin Pemanfaatan Air (SIPA)
16 Jasa Penyalur BBM
17 Izin Pangkalan Gas
18 Izin Penimbunan BBM -
19 Izin Usaha Kawasan Industri 1
20 Izin Perluasan Kawasan Industri -
21 Tanda Daftar Industri ( TDI ) -
22 Tanda Daftar Perusahaan ( TDP ) 215
23 Tanda Daftar Gudang ( TDG ) 17
24 Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP ) 154
25 Surat Izin Tempat Usaha ( SITU ) 44
26 Izin Tempat Usaha – Minuman Beralkohol 17
27 Tanda Daftar Usaha Daya Tarik Wisata
28 Tanda Daftar Usaha Kawasan Pariwisata -
29 Tanda Daftar Usaha Jasa Transportasi Wisata -
30 Tanda Daftar Usaha Jasa Perjalanan Wisata 1
31 Tanda Daftar Usaha Jasa Makanan dan Minuman -
32 Tanda Daftar Usaha Penyediaan Akomodasi 17
33
Tanda Daftar Usaha Penyelenggara Kegiatan
hiburan dan Rekreasi
-
34 Tanda Daftar Usaha Penyelenggara pertemuan,
perjalanan insentif, konferensi dan pameran
-
35 Tanda Daftar Usaha Jasa Informasi Pariwisata -
36 Tanda Daftar Usaha Jasa Konsultan Pariwisata -
37 Tanda Daftar Usaha Jasa Pramuwisata -
38 Tanda Daftar Usaha Wisata Tirta -
39 Tanda Daftar Usaha SPA -
40 Izin Memperkerjakan Tenaga Asing ( IMTA)
Perpanjangan
101
41 Izin Lembaga Pelatihan Kerja/Kursus
42 Izin Operasional Rumah Sakit Tipe D 4
43 Izin Klinik 1
44 Izin Praktek Bidan 62
45 Izin Praktek Perawat 108
46 Izin Tukang Gigi
47 Izin Operasional Pemberantasan Hama
48 Izin Apotek 12
49 Izin Toko Obat 1
50 Izin Optik 1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 175
175
51 Izin Pengobat Tradisional 16
52 Izin Air Minum Dalam Kemasan
53 Izin air minum isi ulang 5
54 Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (
P-IRT )
20
55 Keterangan Sertifikasi Laik Sehat (tempat
pengelolahan makanan,minuman/jasa
boga,restoran dan rumah makan )
18
56 Izin Pangkalan Gas 13
57 Izin Trayek Angkutan Darat --
58 Izin Operasi Angkutan Darat -
59 Izin Usaha Pelayaran (SIUPP) -
60 Izin Operasi Perusahaan non Pelayaran (
SIOPNP )
-
61 Izin Usaha Perusahaan Pelayaran Rakyat (SIUPPER) -
62 Izin Kerja Refraksionis Optisen 1
63 Izin Usaha Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) -
64 Surat Izin Usaha Tally -
65 Surat Izin Usaha Depo Peti Kemas -
66 Penata Anastesi 1
67 Izin Praktek Dokter Hewan -
68 Izin Klinik Hewan -
69 Sertifikat Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga(PKRT)
5
70 Izin Perkebunan 1
71 Izin Usaha Perkebunan -
72 Persetujuan Prinsip -
73 Izin Lokasi (IL) 6
74 Izin Usaha Mikro Obat Tradisional 1
JUMLAH 1.156
Sasaran Strategis MENINGKATNYA REALISASI INVESTASI DAN PELAYANAN
PERIZINAN dapat tercapai dengan adanya perkembangan PMA dan PMDN di
Kabupaten Bintan dan adanya pelayanan perizinan di Kabupaten Bintan yang
dilakukan secara pelayanan terpadu satu pintu sehingga dapat meningkatkan
investasi dan dan pelayanan perizinan di Kabupaten Bintan.
Permasalahan dan solusi
Permasalahan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 176
176
1. Masih adanya tim teknis perizinan yang masih duduk di OPD masing masing
sehingga membuat proses pelayanan agak terhambat.
Solusi
1. Agar tim teknis yang masih duduk di OPD bergabung ke PTSP sehingga
memudahkan pelayanan.
Meningkatnya pemberdayaan generasi
muda dan olah raga
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Persentase organisasi kepemudaan
yang aktif
60% 50
60% 100%
Jumlah Prestasi Olah Raga Yang
diraih
33% 43
33% 100%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase organisasi kepemudaan yang aktif
Pemuda adalah warga negara Indonesia yang Pemuda adalah warga negara
Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan memasuki periode
penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia berusia 16 (enam belas)
sampai 30(tiga puluh) tahun.
Dalam masa Pembangunan sekarang peran strategis organisasi kepemudaan
yang aktif sangat diharapkan sebagai :
1. Organisasi kepemudaan yang dapat memainkan peran strategis
sebagai mitra Pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan
pembangunan nasional serta mengantisipasi dan menanggulangi
perubahan dan perkembangan global;
2. Organisasi Kepemudaan dapat menempa pemuda bersikap sensitif
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 177
177
dan menjadi wahana memperkuat empati sosial serta memiliki
kepedulian terhadap masalah-masalah nasional dan internasional;
3. Organisasi Kepemudaan menjadi kawah candradimuka untuk
menempa para pemuda sebagai kader-kader pemimpin bangsa pada
masa kini dan masa yang akan datang;
4. Organisasi Kepemudaan menjadi sarana konglomerasi pemikiran,
gagasan dalam upaya mencapai kemajuan bangsa;
5. Organisasi Kepemudaan dapat memanfaatkan KNPI sebagai wadah
berhimpun agar menjadi ujung tombak dalam pembangunan
kepemudaan untuk menciptakan pemuda yang maju yakni pemuda
yang berkarakter, berkapasitas, dan berdaya saing.
Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Pendidikan pemuda olahraga
melalui program peningkatan peran serta kepemudaan mampu meningkatkan
peran serta organisasi kepemudaan yang aktif dari tagret 2016 sebanyak 60 %
terealisasi 60% capainnya 100% dibandingkan tahun 2015 sebanyak 50% untuk
Tahun 2016 persentase kepemudaan yang aktif naik 10%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Jumlah Prestasi Olah Raga Yang diraih
Olahraga prestasi adalah kegiatan olahraga yang dilakukan dan dikelola secara
profesional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang
olahraga. Atlit yang menekuni salahsatu cabang olahraga tertentu untuk meraih
prestasi, dari mulai tingkat daerah, nasional , serta internasional, mempunyai syarat
memiliki tingkat kebugaran dan harus memiliki keterampilan pada salahsatu cabang
olahraga yang ditekuninya tentunya diatas rata-rata non atlet.
Didalam undang-undang no 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional
Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan
olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi
untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 178
178
keolahragaan. olahraga prestasi dapat didapatkan dengan persiapan yang
matang.agar tercapai akhir yang memuaskan. Prestasi berasal dari bahasa Belanda
yang artinya hasil dari usaha yang telah dekerjakan. dari pengertian prestasi
tersebut, maka pengertian prestasi diri, adalah hasil dari usaha yang dilakukan
seseorang. prestasi dapat dicapai dengan mengandalkan kemampuan intelektual,
emosional, dan spiritual. serta ketahanan diri dalam menghadapi situasi segala aspek
kehudupan. Kerakter orang yang berprestasi adalah mencintai pekerjaan, memiliki
inisiatif dan kreatif\, pantang menyerah, serta menjalankan tugas dengan sungguh-
sungguh. Kerakter-kerakter tersebut menunjukan bahwa untuk meraih prestasi
tertentu, dibutuhnya, kerja keras .yang sangat optimah sehingga tujuan
prestasinya bisa terlaksana.
Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Pemuda Olahraga terus
melakukan pembinaan terhadap pemuda olahraga agar terus berlatih hal ini
dilakukan melalui program pembinaan dan dan pemasyarakatan olahraga, dengan
program ini sangat membantu prestasi para olahragawan. Untuk Tahun 2016
Jumlah Prestasi Olah Raga Yang diraih sebesar 33 medali, dan realisasi untuk
indikator ini 33 medali atau capaian kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan
adalah 100 persen. Dibanding pada tahun 2015 Jumlah Prestasi Olah Raga Yang
diraih sedikit menurun sebanyak 10 medali, hal ini disebabkan pada partisipasi
POPDA Tingkat Provinsi tahun 2016 Kabupaten Bintan mengurangi jumlah atlit
yang dikirim pada cabang-cabang prioritas disebabkan karena keterbatas anggaran.
Untuk SASARAN STRATEGIS MENINGKATNYA PEMBERDAYAAN GENERASI
MUDA DAN OLAGRAGA dapat tercapai dengan adanya partisipasi kepemudaan
yang aktif dan olahragawan yang berprestasi.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahn
1. Jumlah Organisasi Kepemudaan semakin banyak tetapi tidak diimbangi
dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai, Lebih cenderung
berorientasi kepada kepentingan politik dari pada sosial kemasyarakatan,
Belum mampu mandiri dan masih tergantung kepada pihak lain;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 179
179
2. Belum mampu memainkan peran secara maksimal dalam merespons
persoalan sosial kemasyarakatan;
3. Amanat AD/ART organisasi tidak dapat dijalankan secara konsisten, sehingga
AD/ART hanya berfungsi sebagai acuan formal tapi tak mampu digunakan
sebagai alat pemicu untuk mencapai tujuan organisasi..
4. Kurangnya anggaran untuk olahragawan yang akan mengikuti POPDA
Solusi
1. Diharapkan Organisasi Kepemudaan dapat memainkan peran strategis sebagai
mitra Pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan nasional
serta mengantisipasi dan menanggulangi perubahan dan perkembangan global;
2. Diharapkan Organisasi Kepemudaan dapat menempa pemuda bersikap sensitif
dan menjadi wahana memperkuat empati sosial serta memiliki kepedulian
terhadap masalah-masalah nasional dan internasional;
3. Di harapkan Organisasi Kepemudaan untuk tempat menempa para pemuda
sebagai kader-kader pemimpin bangsa pada masa kini dan masa yang akan
datang;
4. Perlunya penambahan anggaran untuk Olahragawan yang berpretasi agar lebih
bisa bersaing lagi.
Meningkatnya kelestarian nilai-nilai dan
seni budaya melayu sebagai kekayaan budaya daerah
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Jumlah grup kesenian (yang dibina) 35 Grup 50 60% 100%
Jumlah cagar budaya yang
dilindungi dan dipelihara
14 cagar 43
33% 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 180
180
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Jumlah grup kesenian (yang dibina)
Jumlah Prestasi Olah Raga Yang diraih
Sasaran Strategis Meningkatnya kelestarian nilai-nilai dan seni budaya melayu
sebagai kekayaan budaya daerah adalah salahsatu sasaran strategis Pemerintah
Kabupaten Bintan dalam melestarikan budaya dan kesenian di Kabupaten Bintan
seuntuk Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai, kekayaan dan keragaman
budaya untuk meningkatkan potensi daerah diberbagai bidang serta
Mengembangkan dan merevitalisasi Nilai-nilai dan peninggalan sejarah sebagai
identitas bangsa
seni adalah barang/atau karya dari sebuah kegiatan, sedangkan Budaya adalah
cara hidup suatu bangsa atau umat yang tidak lagi dilihat sebagai pancaran ilmu dan
pemikiran yang tinggi dan murni dari sesuatu bangsa untuk mengatur kehidupan
berasaskan peradaban. Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Memberdayakan Lembaga –lembaga Adat terutama adat melayu
untuk melestarikan nilai-nilai budaya melayu dalam kehidupan masyarakat
Indikator Jumlah Grup Kesenian Yang Di Bina Tahun 2016 tercapai sebesar 35
Sanggar, Indikator ini Sama dari tahun sebelumnya yaitu Tahun 2015 adapun
Rincian Data tersebut Sebagai Berikut :
Tabel 3.26 Data Sanggar Yang Di Bina
No Nama Sanggar Lokasi Budaya
1 Sri Bintan Bintan Timur Tari Kreasi
2 Kreasi Guru Bintan Timur Tari Kreasi
3 Bujang dan Dara Bintan Timur
4 Sirih Delima Bintan Timur
5 Bintan Pelangi Bintan Timur
6 Dangkong Bintan Timur Tari Dangkong
7 Makyong Keke Bintan Timur Teater Makyong
8 Makyong Seinam Bintan Timur Teater Makyong
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 181
181
9 Bahtera Bintan Timur Tarian,Berzanji,Hadra
h
10 Bengkel Seni Bintan
Buana
Bintan Timur Orkestra Melayu
11 Mutiara Bintan Sri Koala Lobam Tari Kreasi
12 Sri Bintan Buana Sri Koala Lobam Tari Kreasi
13 Kemilau Sri Koala Lobam Tari Kreasi
14 Melayu Asli Sri Kuala Lobam Gazal
15 Nurur Hilal Sri Kuala Lobam Hadrah
16 Sanggar Seni Diknas Bintan Utara Tari Melayu dan
Daerah
17 Laksamana Bintan Utara Tari Melayu dan
Daerah
18 Sang Nila Utama Bintan Utara Tari Kreasi
19 Bentang Budaya Bintan Utara Tari Melayu dan
Daerah
20 Alang Babega Bintan Utara Tari Kreasi
21 Guang Mung Long
She Duan
Bintan Utara Barongsai
22 Reog Lancang
Kuning
Bintan Utara Reog
23 Sri Penolak Tambelan Tari Kreasi
24 Sinar Melayu Tambelan Tari Kreasi
25 Tambelan Bertuah Tambelan Tari Kreasi
26 Madani Toapaya
27 Tepak Sirih Toapaya
28 Tuah Bestari Bintan Pesisir
29 Gelora Teluk Sebong
30 Bungsu Sakti Mantang
31 Makyong Mantang Mantang Teater Makyong
32 Hari Kelana Gunung Kijang Kuda Kepang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 182
182
33 Kreda Budaya Gunung Kijang Reog Ponorogo
34 M.T.Attaqwa Gunung Kijang Kompang
35 Dang Merdu Teluk Bintan
Sedangkan Indikator Jumlah Cagar Budaya Yang Dilindungi dann Dipelihara Tahun
2016 tercapai sebesar 14 Cagar Budaya, Indikator ini Sama dari tahun sebelumnya
tahun 2015 adapun Rincian Data tersebut Sebagai Berikut Tabel. 3.27
No Nama Cagar Budaya Jumlah Ket
1. Makam Tok Uke 1
2. Makam Keramat Bukit Batu 1
3. Makam Ahmad Syah 1
4. Kota Kara 1
5. Situs Bukit Kerang 1
6. Komplek Makam Muayat Syah 1
7. 8 buah keramik peninggalan
kapal tengelam
8
Dalam penyelenggaraan Urusan Kebudayaan adapun program-program yang
dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan pada Tahun 2016
yaitu :
1. Program Pengembangan Nilai-nilai Budaya, Seni dan Film
Program ini dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Bintan dengan Alokasi anggaran sebesar Rp. 80.000.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 79.244.300,- Outcome program ini adalah terlaksananya pelestarian
dan pengembangan nilai-nilai seni dan budaya Program ini menitik beratkan
kepada
1). Pelaksanaan Pagelaran, Fetival dan Parade seni dan budaya
2). Pembinaan sanggar dengan pemberian bantuan
3). Pemberian Penghargaan Kepada Pelaku seni dan Budaya . Program
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 183
183
Pelaksanaan Kegiatan Pelestarian Adat Istiadat Bintan ini dilaksanakan
dengan Alokasi anggaran sebesar Rp. 80.000.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 79.244.300,- atau 99,06 %. Outputnya adalah Terlaksanaya
Keduri melayu dan Malam Penganugrahan Seni dan Budaya Laksamana
Bintan.
2. Program Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata
Program ini dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Bintan dengan Alokasi anggaran sebesar Rp. 706.000.000,- dan realisasi
anggaran sebesar Rp. 703.370.800,- atau 99,63% Outcome program ini
adalah terlaksananya Pembinaan kepada Pelaku Seni, Budaya dan Pariwisata
Program ini menitik beratkan kepada 1). Menampilkan Seni da Budaya di
beberapa Kecamatan 2). Pelaksanaan Rakor Kegiatan Seni dan Budaya. 3.
Pelatihan seni, Budaya dan Pariwisata.a. Program Pelaksanaan Kegiatan
Pengembangan Seni dan Budaya Bintan ini dilaksanakan dengan Alokasi
anggaran sebesar Rp. 706.000.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.
703.370.800,- atau 99,63%. Outputnya adalah Terlaksanaya 5 kali Kegiatan
Panggung Seni dan Budaya Bintan, 2 Kali Pagelaran Wayang Kulit, 1 Kali Rakor
Budaya
3. Program Kesejahteraan, Kepurbakalaan da Permuseuman
Program ini dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Bintan dengan Alokasi anggaran sebesar Rp. 249.360.000,- dan realisasi
anggaran sebesar Rp. 245.836.042,- atau 98,59% Outcome program ini
adalah terlaksananya Pelestarian, pelindungan dan Pengembangan nilai
sejarah dan warisan budaya. Program ini menitik beratkan kepada 1).
Melestarikan dan melindungi benda, situs dan Kawasan Cagar Budaya 2).
Mengali nilai-nilai warisan Budaya dengan melakukan penelitian dan kajian.
3). Pengembangan Musium Bahari. . Program Pelaksanaan Kegiatan
Pengembangan Musium Bahari Bintan ini dilaksanakan dengan Alokasi
anggaran sebesar Rp. 249.360.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.
245.836.042,- atau 98,59%. Outputnya adalah Tersedianya Fasilitas
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 184
184
Perlindungan Pengembangan Benda dan Warisan Budaya yang ada di
Kabupaten Bintan (Musium Bahari Bintan).
Sasaran Strategis MENINGKATNYA KELESTARIAN NILAI-NILAI DAN SENI
BUDAYA MELAYU SEBAGAI KEKAYAAN BUDAYA DAERAH dapat tercapai dengan
terpeliharanya kesenian dan kebudayaan di Kabupaten Bintan.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan
1. Masih kurangnya sistim Pengamanan Gedung yang ada di Musium Bahari,
mengginat terdapat benda-benda sejarah yang berharga seperti Keramik
peninggalan Dinasti Ming.
2.Perlu Pelatihan Khusus Bagi Penjaga musium agar mampu melakukan
pelayanan dengan baik.
3. Perlu Kegiatan Pelatihan dan Bimtek untuk pelaku seni dan budaya agar
lebih meningkatkan kualitas maupun kuantitas Pelaku seni dan Budaya
4.Perlu di lakukan Wadah baik untuk pembinaan maupun Kompetisi yang
lebih luas tak hanya untuk seni tari saja tetapi untuk seni lain seperti Seni
Sastra puisi, Pantun, dan seni drama yang selama ini belum penah
diadakan.
5. Masih Belum meratanya perkembangan Kesenian di Kabupaten Bintan.
Solusi
1. Memperkuat sistem pengamanan Gedung yang ada di Musium Bahari, terhadap
benda benda sejarah.
2. Meningkatkan SDM penjaga musium agar menambah pelayanan terbaik.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 185
185
Meningkatnya Jumlah Produksi Perikanan
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Produksi perikanan budidaya 1,798,43
Ton
1.693,
63
1.512,60 ton 84,10%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Produksi perikanan budidaya
Pada tahun 2016 jumlah produksi perikanan yang berasal dari budidaya
(ikan konsumsi) sebesar 1.512,60 ton dari target 1.798,43 ton, dan produksi
penangkapan sebesar 52.313,80 ton dari target sebesar 51.870,00 ton. Sedangkan
untuk produk olahan hasil perikanan sebesar 1.758,73 ton mengalami peningkatan
yang cukup tinggi dari target sebesar 235,61 ton. Peningkatan ini merupakan
akumulasi dari produk olahan yang sebelumnya tidak masuk dalam pendataan
seperti ikan bilis/kering, ikan asin, kerupuk ikan dan kerupuk atom, yang
merupakan hasil dari 4 kelompok pengolah sentra hasil perikanan di Kabupaten
Bintan.
Dilihat dari volume ekspor komoditas perikanan sebesar 4.064 ton dari target
2.740 ton dengan nilai sebesar Rp. 77.740.123.000,- terdiri dari 12 jenis komoditas
perikanan yang diekspor seperti ikan segar, ikan hidup, ikan gabus, lobster, kerapu,
bawal bintang dan bilis kering. Capaian tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Bintan
sebesar 77,77 kg/kapita/tahun melebihi konsumsi ikan tingkat Provinsi Kepulauan
Riau sebesar 59,66 kg/kapita/tahun, dan 35 kg/kapita/tahun di tingkat Nasional.
Sepanjang tahun 2016 telah dilakukan pembinaan dan pelayanan usaha
perikanan dengan diterbitkannya 149 izin di bidang perikanan yang terdiri dari
TPKP sebanyak 145 dan 4 izin budidaya/SIUP pengumpul perikanan.
Untuk Sasaran Strategis MENINGKATNYA JUMLAH PRODUKSI PERIKANAN
dapat tercapai dengan adanya produksi perikanan budi daya yang mencapai
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 186
186
84,10%. Sedangkan untuk volume dan nilai produksi perikanan tangkap dan nilai
produksi perikanan tangkap di Kabupaten Bintan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.28
Volume dan Nilai Produksi Perikanan Tangkap di Kabupaten Bintan Tahun
No Kecamatan Hasil produksi Tngkap (Ton)
Volume (Ton) Nilai (Rp)
1 Bintan Utara 1.574 23.616.000.000
2 Teluk Sebong 2.137 32.058.000.000
3 Teluk Bintan 6.694 100.416.000.000
4 Gunung Kijang 4.031 60.462.000.000
5 Bintan Timur 12.883 193.248.000.000
6 Tambelan 4.556 68.346.000.000
7 Toapaya 0 0
8 Bintan Pesisir 11.449 171.738.000.000
9 Mantang 5.639 84.588.000.000
10 Seri Kuala Lobam 1.324 19.866.000.000
2014 50.289 754.338.000.000
2013 49.339 740.088.000.000
2012 41.228 618.420.000.000
Pertumbuhan (%) 16,44 % 16,44 %
Sumber Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bintan, tahun 2016
Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Perikanan dan Kelautan berupaya
untuk meningkatkan jumlah produksi perikanan melalui program dan kegiatan
sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan
Tujuan program adalah meningkatkan jaminan mutu dan keamanan
hasil perikanan, nilai tambah produk perikanan, investasi, serta distribusi
dan akses pemasaran hasil perikanan, dengan sasaran peningkatan volume
dan nilai ekspor hasil perikanan serta peningkatan volume produk olahan.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang akan
dilaksanakan adalah:
a) Pengembangan usaha industri pengolahan hasil perikanan
b) Pengembangan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan
c) Penguatan dan pengembangan pemasaran dalam negeri hasil
perikanan
d) Penguatan dan pengembangan pemasaran luar negeri hasil perikanan
e) Penguatan dan pengembangan sistem usaha dan investasi perikanan
f) Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
bidang pengolahan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 187
187
g) Pendamping DAK bidang perikanan pengolahan
h) Operasional DAK bidang perikanan pengolahan
2. Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap
Tujuan program adalah meningkatkan produktivitas perikanan
tangkap dengan sasaran peningkatan hasil tangkapan dalam setiap upaya
tangkap. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang akan
dilaksanakan adalah :
a) Pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap
b) Pembinaan dan pengembangan kapal perikanan, alat penangkap ikan,
dan pengawakan kapal perikanan
c) Pengembangan pembangunan dan pengelolaan pelabuhan perikanan
d) Pelayanan usaha perikanan tangkap yang efisien, tertib dan
berkelanjutan
e) Pengembangan usaha penangkapan ikan dan pemberdayaan nelayan
skala kecil
f) Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
bidang tangkap
g) Pendamping DAK bidang perikanan tangkap
h) Operasional DAK bidang perikanan tangkap
3. Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Budidaya
Tujuan program adalah meningkatnya produksi perikanan budidaya,
dengan sasaran program peningkatan produksi perikanan budidaya
(volume dan nilai). Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan
yang akan dilaksanakan adalah:
a) Pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya
b) Pengembangan sistem produksi pembudidayaan ikan
c) Pengembangan sistem perbenihan ikan
d) Pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan pembudidayaan
ikan
e) Pengembangan sistem usaha pembudidayaan ikan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 188
188
f) Pengembangan sistem prasarana dan sarana pembudidayaan ikan
g) Pengawalan dan penerapan teknologi terapan adaptif perikanan
budidaya
h) Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
bidang budidaya
i) Pendamping DAK bidang perikanan budidaya
j) Operasional DAK bidang perikanan budidaya
4. Program Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan.
Tujuan program adalah meningkatnya ketaatan dan ketertiban dalam
pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan dengan sasaran perairan
Indonesia bebas Illegal, Unreported & Unregulated (IUU) fishing serta
kegiatan yang merusak sumberdaya kelautan dan perikanan. Untuk
mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:
a) Peningkatan operasional pengawasan sumberdaya perikanan
b) Peningkatan operasional pengawasan sumberdaya kelautan
c) Peningkatan operasional dan pemeliharaan kapal pengawas
d) Pengembangan sarana dan prasarana pengawasan dan pemantauan
kapal perikanan
e) Penyelesaian tindak pidana kelautan dan perikanan
f) Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
bidang pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan dan
perikanan
g) Pendamping DAK bidang pengawasan dan pengendalian sumberdaya
kelautan dan perikanan
h) Operasional DAK bidang pengawasan dan pengendalian sumberdaya
kelautan dan perikanan
Diharapkan melalui program dan kegiatan diatas dapat meningkatkan
Produksi Perikanan dan pendapatan perkapita nelayan dan meningkatkan
kontribusi perikanan terhadap PDRB semakin meningkat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 189
189
Permasalahan dan Solusi
Dalam pelaksanaan urusan pilihan ini permasalahan yang dihadapi
dalam implementasi pembangunan sub sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten
Bintan, yaitu :
Struktur armada penangkapan yang masih pincang, dimana sekitar 90%
masih merupakan nelayan tradisional. Untuk itu perlu dilakukan
restrukturisasi armada penangkapan; akselerasi pengembangan perikanan
tangkap, rasionalisasi usaha perikanan tangkap, pengembangan sarana dan
prasarana penangkapan ikan.
Belum adanya dukungan permodalan yang memadai untuk pengembangan
subsektor perikanan dan lemahnya penguasaan pasar (market intelligence)
hal ini ditandai menurunnya pendapatan masyarakat nelayan.
Adanya ketimpangan pemanfaatan stock ikan antara kawasan Pantai Barat
yang sudah “over fishing” dibandingkan dengan Kawasan Pantai Timur dan
Utara Bintan yang pemanfaatannya belum optimal, termasuk kawasan ZEE
laut Cina Selatan yang masih sedikit disentuh oleh nelayan Bintan.
Suhubungan dengan itu dilakukan alih usaha nelayan ke usaha budidaya KJA
(Kerapu).
Terbatasnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana penangkapan, seperti:
prasarana TPI/PPI dan sarana alat penangkapan ikan. Solusi pemecahan
masalahnya dilakukan pembangunan PPI/TPI secara bertahap melalui
penyempurnaan sarana dan prasarana. Sebagai tahap awal telah dilakukan
studi kelayakan pelabuhan dan rencana rinci pembangunan pelabuhan
perikanan dan pengembangan alat tangkap.
Masih rendahnya kualitas SDM pembudidaya maupun petugas/aparat dalam
upaya mengoptimalkan pemanfaatan dan pengembangan sumber daya
kelautan dan perikanan yang cukup melimpah. Untuk mengatasi hal tersebut
dilakukan diklat teknis dan manajerial bagi para pembudidaya serta aparatur
perikanan.
Terbatasnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana usaha budidaya ikan
seperti: saluran budidaya air tawar dan budidaya ikan di laut. Solusi
pemecahan masalahnya dilakukan pembangunan BBI/UPR melalui tahap
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 190
190
awal detil dokumen dan penyempurnaan sarana dan prasarana.
Masih rendahnya kualitas input produksi, seperti: induk dan benih, pakan,
maupun peralatan teknis budidaya. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan
perbaikan kualitas induk dan benih melalui rekayasa teknologi (pemuliaan)
dengan melakukan koodinasi dengan BBI Batam.
Serangan wabah penyakit ikan (seperti KHV, White Spot) yang masih sulit
dideteksi pemunculannya serta keterbatasan dalam upaya
penanggulangannya. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan
pengembangan dan pengadaan vaksin, obat-obatan, pengembangan
Laboratorium Hama Penyakit Ikan
Usaha kelautan dan perikanan masih dianggap beresiko dan kurang
menguntungkan, sehingga kurang mendapatkan dukungan permodalan
usaha yang memadai. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka telah
dicanangkan GERAKAN NELAYAN BINTAN MENABUNG dimana DKP
didampingi oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bintan kedepan akan
diberikan kredit bunga rendah melalui Kredit Usaha Rakyat Kelautan
Perikanan (KUR-KP), Pemberdayaan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) dan
Subsidi Benih.
Meningkatnya Jumlah Kunjungan wisatawan
nusantara dan mancanegara
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Meningkatnya jumlah desa wisata 5 Desa 0 4 80%
Meningkatnya kunjungan
wisatawan
550.000
Wisataw
an
493.49
5 574.337 104,42%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 191
191
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Meningkatnya jumlah desa wisata
Meningkatnya kunjungan wisatawan
Untuk mencapai Sasaran Strategis Meningkatnya Jumlah Kunjungan
wisatawan nusantara dan mancanegara dengan Mengembangkan destinasi
pariwisata Bintan yang aman, nyaman, menarik dan mudah dicapai berdasarkan
keunggulan produk wisata yang berkualitas dan berkelanjutan serta mendorong
percepatan pembangunan wilayah setempat dan Mengembangkan pemasaran
pariwisata Bintan yang terpadu, sinergis, efektif, dan efisien juga untuk
meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bintan
Indikator Meningkatnya jumlah Objek Wisata Tahun 2016 tercapai
sebesar 29 Objek Wisata, Masih Banyak daerah yang memiliki potensi sebagai
Objek Wisata namun di Tahu 2016 ini Dinas Pariwisata menetapkan 29 Objek yang
layak untuk dikembangkan sebagai Objek Wisata di Kabupaten Bintan, Indikator ini
meningkat dari tahun sebelumnya 20 Objek wisata. Adapun 29 Indikator tersebut
Sebagai Berikut :
TABEL3.29 OBJEK WISATA PER KECAMATAN
KECAMATAN OBJEK WISATA JENIS OBJEK
WISATA
Teluk Sebong Kawasan Terpadu Wisata
Lagoi
Khusus
Desa Wisata Sebong Pereh Budaya
Pantai Sakera Alam-Bahari
Pantai
Desa Wisata Sri Bintan Budaya
Desa Wisata Pengudang Budaya
Desa Wisata Berakit Budaya
Tour Mangrove Sei Kecil Alam-Hutan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 192
192
Teluk Bintan Gunung Bintan Alam-Pegunungan
Hutan Mangrove Alam Hutan
Gunung Kijang Pantai Trikora Alam-Bahari
Pantai
Perkampungan Nelayan
Kawal
Budaya
Hutan Mangrove Kawal Alam-Hutan
Tanjung Pesona Khusus
Bukit Kerang Budaya
Bintan Timur Air Terjun Lengkuas Alam-Air Terjun
Kota Tua Kijang Budaya
Mini Zoo Khusus
Tambelan Teluk Abik Alam-Bahari
Taman Laut Alam-Bahari
Pulau Bungin Alam-Bahari
Bintan Pesisir Pulau Mapur Alam-Bahari
Pulau Nikoi Alam-Bahari
Pulau Mangkil Alam-Bahari
Toapaya Perkebunan Buah Naga Khusus-Agrowisata
Kebun Nenas Khusus-Agrowisata
Bintan Utara Pantai Sakera Alam-Bahari
Pantai
Pantai Sungai Lepah Alam-Bahari
Pantai
Mantang Kesenian Makyong Budaya
Seri Kuala
Lobam
Kuliner Mangrove Budaya
Untuk Indikator Meningkatnya Jumlah Desa Wisata sebesar 4 Desa Wisata,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 193
193
Indikator ini Meningkat Tahun 2015 yaitu 0. Pemberdayaan Masyarakat dengan
mengembangkan Desa wisata merupakan salah satu Skala Prioritas Dinas Pariwisata
dalam membangun Pariwisata berbasis Masyarakat, jumlah keseluruhan yang
dibentuk oleh dinas ada 15 Desa Wisata yang di rencanakan dan di Tahun ini ada 4
Desa Wisata yang siap untuk kembangkan di Tahun 2016 adapun data tersebut
sebagai berikut Tabel 3.30 :
No Nama Desa Wisata Jenis Wisata Ket
1 Desa Wisata Sebong
Pereh
Budaya Teluk Sebong
2 Desa Wisata Sri Bintan Alam-Bahari
Pantai
Teluk Sebong
3 Desa Wisata
Pengudang
Budaya Teluk Sebong
4 Desa Wisata Berakit Budaya Teluk Sebong
Sumber Data : Dispar Kab. Bintan Tahun 2017
Dengan adanya Objek Wisata dan Desa wisata di Kabupaten Bintan maka
Indikator Meingkatnya Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Bintan meningkat
sebesar 574,337 Atau 116 %, ini mengalami Peningkatan Adapun secara
rincinnya dijelaskan pada Tabel 3.31 berikut :
No Wisatawann Tahun 2015 Tahun 2016
1 Mancanegara 312.979 305.474
2 Nusantara 180.516 268.863
Total 493.495 574.337
Sumber Data : BPS, BRC, Imigrasi Diolah Oleh Diparbud Kab. Bintan Tahun 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 194
194
Dan Rata-rata Lama Tinggal Wisatawan sebersar 2,6 hari,
No Lama Tinggal Hari %
1 2015 2,6 100%
2 2016 2,6 100%
Sumber Data : Disspar Tahun 2017
Dengan lamanya wisatawan tinggal lama di Kabupaten Bintan maka menambah
Pendapatan Asli Daerah dari Sektor Pariwisata Jumlah PAD dari Sektor Pariwisata,
sebesar Rp. 99.355.538.041,94 Atau 51,4 % dari Total PAD Kabupaten Bintan
sebesar Rp. 194.288.632.843,08,- , Adapun Data per 21 Desember 2016 secara
rincinnya dijelaskan pada Tabel 3.32 berikut :
No Jenis
Pendapatan
Target
Tahun 2016
(Rp)
Realisasi
Tahun 2016
(Rp)
1 Pajak Hotel 67.859.000.000 69.880.941.763,66 102,98%
2 Pajak Restoran 28.341.000.000 27.537.524.328,40 97,16 %
3 Pajak Hiburan 1.937.823.382 1.937.071.949,88 99,96 %
4
Total 98.137.823.382 99.355.538.041,94 105,12 %
Sumber Data : DPKKD Kab. Bintan Tahun 2017
Sasaran Strategis MENINGKATNYA JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN
NUSANTARA DAN MANCANEGARA dapat tercapai dengan tersedianya objek
wisata yang dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah PAD
dari sektor pariwisata. Dengan menyelenggarakan Urusan Pariwisata adapun
program-program yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Bintan pada Tahun 2016 yaitu :
1. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Program ini dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Bintan dengan Alokasi anggaran sebesar Rp. 5.676.179.021,- dan realisasi
anggaran sebesar Rp. 5.534.480.636,- atau 97,50% Outcome program ini
adalah Peningkatan Informasi Pasar Pariwisata, Mempublikasikan dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 195
195
Mempromosikan potensi pariwisata yang dimiliki ke dalam dan luar negeri
sehingga mampu meningkatkan kunjungan wisatawan baik nusantara dan
mancanegara.
Program ini menitik beratkan kepada 1). Melakukan Promosi Wisata 2).
Penyediaa Materi Promosi. 3). Pelaksanaan Event Pariwisata
a. Program Pelaksanaan
o Kegiatan Peningkatan Promosi Pariwisata Dalam Negeri
Pameran/epo) ini dilaksanakan dengan Alokasi anggaran sebesar Rp.
163.631.200,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 152.017.160,- atau
92,90%. Outputnya adalah Terlaksananya Pameran Dalam negeri
dibeberapa kota.
o Kegiatan Penyediaan Materi Promosi Wisata ini dilaksanakan dengan
Alokasi anggaran sebesar Rp. 239.584.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 238.940.600,- atau 99,73%. Outputnya adalah
Tersedianya Materi Promosi seperti Tas, Map, Pamplet. Baleho dan
Spaduk.
o Kegiatan Partisipasi Kegiatan Parade Tari Provinsi Kepulauan Riau ini
dilaksanakan dengan Alokasi anggaran sebesar Rp. 145.700.000,- dan
realisasi anggaran sebesar Rp. 144.772.500,- atau 99,36%.
Outputnya adalah Terselenggaranya Partisipasi Tim Tari Kabupaten
Bintan pada Parade Tari Provinsi Kepulauan Riau.
o Kegiatan Partisipasi Penyusunan Buku Higlight Pariwisata ini
dilaksanakan dengan Alokasi anggaran sebesar Rp. 245.600.000,- dan
realisasi anggaran sebesar Rp. 234.575.500,- atau 95,51%.
Outputnya adalah Terselenggaranya Partisipasi Tim Tari Kabupaten
Bintan pada Parade Tari Provinsi Kepulauan Riau.
o Kegiatan Penyelenggaraan Event Pariwisata (Tour De Bintan) ini
dilaksanakan dengan Alokasi anggaran sebesar Rp. 1.729.800.000,-
dan realisasi anggaran sebesar Rp. 1.713.102.000,- atau 99,03%.
Outputnya adalah Terselenggaranya Event Pariwisata Tour De Bintan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 196
196
.
o Kegiatan Penyelenggaraan Sail Indonesia (Sail Kalimata) ini
dilaksanakan dengan Alokasi anggaran sebesar Rp.250.000.000,- dan
realisasi anggaran sebesar Rp. 246.836.745,- atau 98,73%.
Outputnya adalah Terselenggaranya Dukungan atas Kegiatan Sail
Indonesia (Sail Kalimata) yang menjadikan Pulau Bintan sebagai Eksis
Point terakhir pada acara tersebut.
o Kegiatan Wisataan Perdana ini dilaksanakan dengan Alokasi anggaran
sebesar Rp.150.000.000,- dan realisasi anggaran sebesar
Rp. 144.897.200,- atau 96,60%. Outputnya adalah Terselenggaranya
Kegiatan Penyambutan Wisatawan Perdana sebagai bentuk Apresiasi
Pemerintah Daerah terhadap Wisatawan yang datang pertama ke
Kabupate Bintan melalui dengan harapan akan memberikan efek
positif terhadap Kunjungan Wisatawan.
o Kegiatan Pengembangan Galery Promosi Bintan ini dilaksanakan
dengan Alokasi anggaran sebesar Rp.230.053.821,- dan realisasi
anggaran sebesar Rp. 168.634.581,- atau 73,30%. Outputnya adalah
Terselenggaranya Kegiatan Galery Promosi Bintan sebagai Promosi
dan etalase Kepariwisataan Bintan di Kawasan Pariwisata Eklusif
Lagoi.
o Kegiatan Partisipasi Mengikuti Kepri Karnaval ini dilaksanakan dengan
Alokasi anggaran sebesar Rp.217.400.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 215.150.300,- atau 98,97%. Outputnya adalah
Terselenggaranya Kegiatan Partisipasi Mengikuti Kepri Karnaval
sebagai wadah Kreatifitas Designer dalam mengkreasikan Potesi Seni
dan Budaya yang dimiliki untuk meningkatkan branding
Kepariwisataan Kepulauan Riau.
o Kegiatan Penyelenggaraan Event Ironman Bintan ini dilaksanakan
dengan Alokasi anggaran sebesar Rp. 969.840.000,- dan realisasi
anggaran sebesar Rp. 961.184.900,- atau 99,11%. Outputnya adalah
Terselenggaranya Kegiatan Event Pariwisata Ironman Bintan yang
merupakan salah satu Event Internasional dalam meningkatkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 197
197
Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Domestik.
o Kegiatan Festival Tari ini dilaksanakan dengan Alokasi anggaran
sebesar Rp.236.450.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.
235.303.000,- atau 99,51%. Outputnya adalah Terselenggaranya
Kegiatan Festival Tari Bintan yang merupakan Wadah Kompetisi
dalam menali Kreativitas Pelaku seni tari dalam Mengembankan Seni
tari di Kabupaten Bintan selain itu juga dapat di jadikan atraksi
budaya dalam meningkatkan daya tarik wisata Budaya Kabupaten
Bintan.
o Kegiatan Pentas Kesenian Rakyat ini dilaksanakan dengan Alokasi
anggaran sebesar Rp. 136.160.000,- dan realisasi anggaran sebesar
Rp. 132.943.300,- atau 97,64%. Outputnya adalah Terselenggaranya
Kegiatan Pentas Kesenian Rakyat yang merupakan Peyelengaraan
Atraksi dan juga mempromosikan kekayaan Seni dan Budaya Bintan
sebagai salah satu daya tarik wisata Budaya Kabupaten Bintan.
o Kegiatan Partisipasi Mengikuti Pawai Budaya ini dilaksanakan dengan
Alokasi anggaran sebesar Rp. 381.960.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 380.142.850,- atau 99,52%. Outputnya adalah
Terselenggaranya Kegiatan Partisipasi Mengikuti Pawai Budaya adalah
partisipasi kabupaten Bintan dalam mengikuti pawai taqruf yan
diselenggarakan oleh provinsi Kepri dan juga sebagai langkah
mempromosikan potensi seni dan budaya yang miliki Kabupaten
Bintan.
o Kegiatan Penyelenggaraan Event Pariwisata (Moonrunner) ini
dilaksanakan dengan Alokasi anggaran sebesar Rp. 330.000.000,- dan
realisasi anggaran sebesar Rp. 322.158.500,- atau 97,62%.
Outputnya adalah Terselenggaranya Event Pariwisata (Moonrunner)
merupakan salah satu event pariwisata unggulan yang di kembangkan
untuk menarik pangsa pasar wisata minat khusus Marathon yang telah
memiliki komunitas internasional dibeberapa negara Tetangga seperti
Singapura, Malaysia, Korea, Japan dan Thailan.
o Kegiatan Penyelenggaraan Event Pariwisata (Spartan Bintan) ini
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 198
198
dilaksanakan dengan Alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,- dan
realisasi anggaran sebesar Rp. 243.821.500,- atau 97,53%.
Outputnya adalah Terselenggaranya Event Pariwisata (Spartan Bintan)
merupakan salah satu event pariwisata Perdana yang dilaksanakan
berdasarkan trand baru dimana event ini akan mengait wisatawan
minat khusus gemar akan olah raga yang menantang dan memiliki
resiko tinggi.
b. Permasalahan
- Perlunya Meningkatkan Kerjasama yang intensif terhadap Instansi Vertikal
seperti Imigrasi, Bea Cukai dan Polisi dalam memberikan pelayanan terhadap
Wisatawan Khususnya pada pintu masuk Pelabuhan.
2. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Program ini dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Bintan dengan Alokasi anggaran sebesar Rp. 140.155.000,- dan realisasi
anggaran sebesar Rp. 139.781.700,- atau 99,73%. Outcome program ini
adalah Pelayanan Pemerintah dalam meningkatkan Kualitas dan kuantitas
Sarana Maupun Prasarana serta Objek dan Dayatarik Pariwisata.
Program ini menitik beratkan kepada 1). Menata Kawasan Objek Pariwisata
2). Penyediakan Fasilitas Objek Pariwisata. 3). Memelihara, Merawat dan
Mengamankan Sarana dan Prasarana Pariwisata Daerah
a. Program Pelaksanaan
Kegiatan Pemeliharaa Objek/Kawasan Pariwisata ini dilaksanakan dengan
Alokasi anggaran sebesar Rp. 140.155.000,- dan realisasi anggaran sebesar
Rp. 139.781.700,- atau 99,73%. Outputnya adalah Tersedianya Fasilitas
Perlindungan Pengembangan Benda dan Warisan Budaya yang ada di
Kabupaten Bintan (Musium Bahari Bintan).
b. Permasalahan
- Masih kurangnya sistim Pengamanan Gedung yang ada di Musium Bahari,
menggingat terdapat benda-benda sejarah yang berharga seperti Keramik
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 199
199
peninggalan Dinasti Ming yang diserahkan dari Kejaksaan negeri .
- Perlu Pelatihan Khusus Bagi Penjaga musium agar mampu melakukan
pelayanan dengan baik.
3. Program Peningkatan Informasi Pasar Pariwisata
Program ini dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Bintan dengan Alokasi anggaran sebesar Rp. 60.000.000,- dan realisasi
anggaran sebesar Rp. 57.231.800,- atau 95,39%. Outcome program ini
adalah Peningkatan Informasi Kepariwisataan Bintan Kepada wisatawan
Domestik dan Mancanegara .
Program ini menitik beratkan kepada 1). Informasi Potensi Objek dan Daya
Tarik Wisata Pariwisata 2). Kalender Event Pariwisata Bintan.
a. Program Pelaksanaan
Kegiatan Pemeliharaa Web Site ini dilaksanakan dengan Alokasi anggaran
sebesar Rp. 60.000.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 57.231.800,-
atau 95,39%. Outputnya adalah Tersedianya Fasilitas Informasi yang
update secara eletronik (Web Site).
Permasalahan
Kurangnya Kerjasama yang intensif terhadap Instansi Vertikal seperti Imigrasi,
Bea Cukai dan Polisi dalam memberikan pelayanan terhadap Wisatawan
Khususnya pada pintu masuk Pelabuhan.
Solusi
Perlunya Meningkatkan Kerjasama yang intensif terhadap Instansi Vertikal
seperti Imigrasi, Bea Cukai dan Polisi dalam memberikan pelayanan terhadap
Wisatawan Khususnya pada pintu masuk Pelabuhan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 200
200
Meningkatnya jumlah produksi dan
produktivitas pertanian dan perkebunan
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisa
si 2015
Realisasi 2016 %
Capaian produksi tanaman sayuran
(Ton)
20400
ton
20571 100,83%
Jumlah Luas Pengembangan areal
produktif tanaman perkebunan
dan Produksi
52/4250
14/4390.96 26,96%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Capaian produksi tanaman sayuran (Ton)
Pada kondisi awal tahun 2015, jumlah tanaman perkebunan yang
dilaksanakan pengendalian, pengawasan dan perlindungan adalah sebanyak 2.568
Batang. Pada tahun 2016 ditargetkan sebanyak 500 Batang dan capaian target yang
terealisasi 2.570 Batang (514%). capaian yang melampaui target ini diakibatkan
karena adanya serangan penyakit jamur akar putih pada tanaman karet, hama
kumbang nyiur dan kumbang janur pada tanaman kelapa, jamur buah dan penyakit
busuk pangkal batang pada tanaman Kakao. Serangan hama dan penyakit ini
belum dapat ditangani karena adanya pemangkasan anggaran sehingga pengadaan
pupuk dan obat-obatan tidak dapat dilaksanakan.
Capaian Produksi Tanaman Pangan
Pada tahun 2015 atau pada kondisi kinerja awal, capaian produksi
tanaman pangan sebesar 6.253 Ton. Target produksi tanaman pangan
yang ditetapkan pada tahun 2016 sebesar 6.300 Ton. Pada tahun 2016
capaian produksi tanaman pangan sebesar 6.492 Ton. Hal tersebut
dapat diartikan bahwa target peningkatan produksi tanaman pangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 201
201
dapat terealisasi 100%
Peningkatan produksi tersebut disebabkan peningkatan usaha tani
tanaman pangan di masyarakat. Peningkatan produksi tanaman
pangan dapat tergambar dari tabel 3.34dibawah ini :
No Komoditas
Luas
Tanam
(Ha)
Luas Panen
(Ha)
Jumlah
Produksi
(Ton)
1 Jagung 279 264 312
2 Kedelai 0 0 0
3 Ubi Kayu 234 140 4.927,9
4 Ubi Jalar 103 63 693
5 Kacang Tanah 40 31 375,1
6 Kacang Hijau 0 0 0
7 Talas 25 16 184
Tahun 2016 681 514 6.492
Tahun 2015 681 507 6.253,1
Capaian Produksi Tanaman Sayuran
Pada tahun 2015 atau pada kondisi kinerja awal, capaian produksi
tanaman sayuran sebesar 19.248 Ton. luas penanaman ± 1.574 Ha,
luas panen ± 1557 Ha, dan jumlah produksi ± 19.248 Ton. Komoditi
sayur- sayuran yang dominan di Kabupaten Bintan seperti : kangkung,
bayam, sawi, kacang panjang, buncis, dan lain – lain. Target produksi
tanaman sayuran yang ditetapkan pada tahun 2016 sebesar 20.400
Ton. Pada tahun 2016 capaian produksi tanaman sayuran sebesar
20.571 Ton. Hal tersebut dapat diartikan bahwa target peningkatan
produksi tanaman sayuran dapat terealisasi. Peningkatan produksi
tanaman sayuran dapat tergambar dari tabel3.35 dibawah ini :
No Komoditas Luas Tanam
(Ha)
Luas Panen
(Ha)
Jumlah
Produksi
(Kw)
1 Bawang Merah 3 4 2.5
2 Bawang Daun 16 15 136,8
3 Sawi 251 239 2.892,7
4 Kacang Panjang 208 199 1.252,3
5 Cabe Keriting 193 193 842,3
6 Cabe Rawit 72 56 75,5
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 202
202
7 Buncis 47 56 269,5
8 Ketimun 167 180 2.976
9 Tomat 6 5 30,2
10 Terung 65 65 510,5
11 Kangkung 242 242 1.946,4
12 Bayam 193 193 724
13 Paria 36 36 3.600
14 Gambas 35 35 2.800
15 Jeruk Kasturi 11 11 860
16 Semangka 65 63 1.652,5
Tahun 2016 1.610 1.593 20.571
Tahun 2015 1.574 1557 19.248,3
Capaian Produksi tanaman Buah-buahan
Pada tahun 2015 atau pada kondisi kinerja awal, capaian produksi tanaman
buah-buahan sebesar 18.506 Ton. Target produksi tanaman buah-buahan
yang ditetapkan pada tahun 2016 sebesar 12.000 Ton. Pada tahun 2016
capaian produksi tanaman buah-buahan sebesar 12.016,6 Ton. Dalam hal ini
memang terjadi penurunan jumlah produksi tanaman buah- buahan dari
tahun 2015 ke tahun 2016, hal tersebut disebabkan karena tingginya curah
hujan diwilayah Kabupaten Bintan yang menyebabkan tingginya kerontokan
bakal buah. Tetapi apabila melihat target yang telah ditetapkan jumlah
produksi tersebut masih dapat terealisasi 100%. Peningkatan produksi
tanaman buah-buahan dapat tergambar dari tabel 3.36 dibawah ini :
No Komoditas Luas Tanam
(Ha)
Luas Panen
(Ha)
Jumlah
Produksi
(Ton)
1 Alpukat 46 14 33
2 Belimbing 10 10 105
3 Duku/Langsat 27 10 34
4 Durian 253 186 420
5 Jambu Biji 24 13 67
6 Jambu Air 64 23 71.1
7 Jeruk Siam 28 15 120
8 Jeruk Besar 4 1 10
9 Mangga 123 63 630
10 Manggis 63 17 34
11 Nangka/Cempedak 553 132 1.473
12 Nanas 79 31 1.554
13 Pepaya 135 89 1.500
14 Pisang 273 68 2.060,1
15 Rambutan 315 110 617,4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 203
203
16 Salak 101 61 808,2
17 Sawo 87 37 95,5
18 Markisa 3 1 6
19 Sirsak 34 12 80,8
20 Sukun 174 38 100,5
21 Melinjo 94 34 257
22 Petai 116 66 340
23 Jengkol 214 118 1.500
Tahun 2016 3.120 1.413 12.016,6
Tahun 2015 3.120 1.413 18.506,4
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Jumlah Luas Pengembangan areal produktif tanaman perkebunan dan
Produksi
Pada tahun 2015 atau pada kondisi kinerja awal, capaian produksi Komoditi
unggulan perkebunan sebesar 121.647,84 Ton, di targetkan pada tahun 2016
sebesar 52 hektar dan 4.250 Ton dan capaian pada tahun 2016 sebesar 14 hektar
dan 4.390,96 Ton atau sebesar 103,31%. Capaian prestasi yang melampaui target
ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah investasi dan pembangunan
sektor perkebunan berjalan sangat baik dan kondusif. Bahkan beberapa kelompok
tani masyarakat dan perusahaan melakukan pembukaan lahan perkebunan baru.
Selain itu, pertambahan luas Tanaman Menghasilkan (TM) dari komoditi kelapa
sawit, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar Swasta (PT. Tirta Madu)
dan perkebunan karet pada PT. Numbing yang melaksanakan kegiatan
perkebunannya di pulau tersendiri, yakni Pulau Mapur, Kecamatan Bintan Pesisir
dan PT. Pulau Bintan Djaya juga meningkat.
Gambar. Pengembangan Komoditi Perkebunan Karet di Bintan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 204
204
Di samping itu, Dalam upaya optimalisasi pembangunan perkebunan dan
untuk meminimalisir segala kelemahan yang dimiliki oleh petani dalam
meningkatkan pendapatan petani maka Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten
Bintan pada Tahun anggaran 2015 telah melaksanakan kegiatan pembangunan
pertanian diantaranya : 1). Perluasan areal dengan menggunakan jenis bibit unggul
PB.260 produksi Kebun Entrys Kabupaten Bintan 2). Bantuan penberantasan hama
dan penyakit tanaman. 3). Meningkatkan keterampilan petani dalam penyadapan
dan perlindungan tanaman, 4). Optimalisasi lahan karet dengan melakukan pola
Poli Kulktur dengan tanaman lainnya.
Jumlah Tanaman Perkebunan yang dihasilkan di Kebun Bibit Perkebunan
Kabupaten
Pada tahun 2015 atau pada kondisi kinerja awal jumlah bibit karet unggul
PB. 260 yang dihasilkan oleh Kebun Entrys Kabupaten Bintan adalah sebanyak
38.000 Batang, pada tahun 2016 ditargetkan bibit karet unggul yang dihasilkan
sebanyak 20.000 Batang dan terealiasasi sebanyak 10.500 Batang (52,5%).
Rendahnya realisasi ini disebabkan karena adanya pemangkasan anggaran biaya
operasional kebun entrys.
Pembinaan Usaha Perkebunan
Pada kondisi awal tahun 2015, belum ada data valid mengenai pembinaan
usaha perkebunan dan pada tahun 2016 belum ditargetkan, namun demikian
kegiatan pembinaan usaha perkebunan tetap dilaksanakan dan disejalankan dengan
kegiatan perkebunan yang lainnya atau sekitar 500 Ha.
Jumlah tanaman perkebunan yang dilaksanakan pengendalian, pengawasan
dan perlindungan
Pada kondisi awal tahun 2015, jumlah tanaman perkebunan yang
dilaksanakan pengendalian, pengawasan dan perlindungan adalah sebanyak 2.568
Batang. Pada tahun 2016 ditargetkan sebanyak 500 Batang dan capaian target yang
terealisasi 2.570 Batang (514%). capaian yang melampaui target ini diakibatkan
karena adanya serangan penyakit jamur akar putih pada tanaman karet, hama
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 205
205
kumbang nyiur dan kumbang janur pada tanaman kelapa, jamur buah dan penyakit
busuk pangkal batang pada tanaman Kakao. Serangan hama dan penyakit ini
belum dapat ditangani karena adanya pemangkasan anggaran sehingga pengadaan
pupuk dan obat-obatan tidak dapat dilaksanakan.
Sasaran Strategis MENINGKATNYA JUMLAH PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
PERTANIAN DAN DAPAT TERCAPAI UNTUK TAHUN 2016 dengan pencapaian
diatas.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan
1. belum ada data valid mengenai pembinaan usaha perkebunan dan pada tahun
2016 belum ditargetkan,
Solusi
1.namun demikian kegiatan pembinaan usaha perkebunan tetap dilaksanakan dan
disejalankan dengan kegiatan perkebunan yang lainnya atau sekitar 500 Ha.
BB.. RREEAALLIISSAASSII AANNGGGGAARRAANN
Implementasi kebijakan pengelolaan keuangan daerah pada tahun 2016,
disesuaikan dengan Arah Kebijakan Umum Kabupaten Bintan yaitu meningkatkan
efektifitas dan optimalitas pengelolaan keuangan daerah. Realisasi kebijakan
tersebut dilakukan melalui program peningkatan dan pengembangan pengelolaan
keuangan daerah, program intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber
pendapatan asli daerah, program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas
pemerintah daerah, program peningkatan pengembangan sistem perencanaan,
pelaporan dan capaian kinerja, dan program peningkatan kapasitas sumber daya
aparatur.
Dalam hal penyusunan APBD Tahun Anggaran 2016 senantiasa dianut sistem
kehati-hatian dalam mengalokasikan dana. Kehati-hatian ini senantiasa dijaga agar
program-program yang telah direncanakan tetap terpadu.
APBD Perubahan Kabupaten Bintan Tahun 2016 dapat digambarkan sebagai
berikut:
1. Pendapatan Rp.1.039.418.423.677,78
2. Belanja Rp. 917.815.017.993,00
Defisit Rp 121.603.405.684,78
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 206
206
3. Pembiayaan
a. Penerimaan Pembiayaan Rp. 16.830.008.474,98
b. Pengeluaran Pembiayaan Rp. -
Rp. 16.830.008.474,98
A. Pengelolaan Pendapatan Daerah
1. Intenfikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Guna memenuhi pencapaian target penerimaan pendapatan daerah,
tidak terlepas dari serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan pada
tahun 2016, baik itu menyangkut upaya intensifikasi maupun ekstensifikasi
dan beberapa kegiatan lainnya, diantaranya:
1. Melaksanakan penataan pengelolaan maupun potensi komponen
pendapatan;
2. Pendataan pada tempat-tempat usaha wajib pajak untuk meyakini
omzet yang dilaporkan oleh Wajib Pajak;
3. Melaksanakan pendataaan administrasi pajak dan retribusi daerah;
4. Pembinaan wajib pajak yang meliputi cara pengisisan SPTPD yang
baik dan benar, kewajiban membayar pajak secara periodik,
perhitungan omzet yang kena pajak;
5. Pemeriksaan wajib pajak pada wajib pajak yang menghitung sendiri
(MPS) dan dilakukan secara rutin;
6. Sosialisasi peraturan perpajakan daerah;
7. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap administrasi
pengelolaan pungutan PBB sektor pedesaan dan perkotaan;
8. Melakukan monitoring atas pendapatan daerah secara periodik
untuk dilakukan evaluasi dan merumuskan rencana tindaknya;
9. Melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Pusat maupun
Propinsi dalam rangka perolehan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan
Dana Alokasi Umum (DAU);
10. Melaksanakan rekonsiliasi dengan Pemerintah Pusat maupun
Propinsi tentang penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi
Hasil Bukan Pajak;
11. Melaksanakan koordinasi dengan instansi yang terkait agar kegiatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 207
207
operasional dapat berlangsung dengan efektif baik secara horizontal
maupun vertikal antar level pemerintahan serta kalangan profesi yang
memiliki pengaruh terhadap upaya peningkatan penerimaan daerah;
2. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah
Sebagaimana yang tertera dalam Kebijakan Umum Anggaran tahun
2016 terdapat peningkatan pendapatan daerah sebesar 11,89% dari tahun
anggaran yang lalu. Peningkatan tersebut terdiri dari gabungan atas
peningkatan pendapatan asli daerah sebesar 4,64%, dana perimbangan
mengalami peningkatan sebesar 32,70% dan lain -lain pendapatan daerah
yang sah mengalami penurunan sebesar -43.14% dibandingkan
target penerimaan tahun 2015.
Adapun target penerimaan daerah tahun 2015 dan tahun 2016 dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.37 : Target Penerimaan Daerah Tahun 2015-2016
NO KOMPONEN
TARGET
%
2015 2016
1
Pendapatan Asli
Daerah 176.628.479.855,00 184.817.770.453,00
104,64
Pajak Daerah 135.368.000.000,00 146.773.823.382,00 108,43
Retribusi Daerah 9.442.000.000,00 9.992.000.000,00 105,83
Hasil Perusahaan
Daerah dan Hasil
Pengelolaan
Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
10.888.801.932,00 10.692.052.842,00
98,19
Lain-lain PAD yang
Sah 20.929.677.923,00 17.359.894.229,00
82,94
2 Dana Perimbangan 528.653.805.619,00 701.536.541.636,00 132,70
Bagi Hasil Pajak dan
Bukan Pajak 173.897.638.619,00 105.142.149.624,00
60,46
Dana Alokasi Umum 290.035.577.000,00 417.255.952.412,00 143,86
Dana Alokasi Khusus 64.720.590.000,00 179.138.439.600,00 276,79
3
Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah 176.651.988.622,00 100.448.445.719,00
56,86
Jumlah
881.934.274.136,00 986.802.757.808,00
111,89
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Bintan, Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 208
208
Jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan daerah tahun 2015, maka
realisasi pendapatan daerah tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar
33,15%. Realisasi tersebut terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD)
mengalami kenaikan sebesar 6,27%, dana perimbangan mengalami
peningkatan sebesar 45.72%, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah
mengalami peningkatan sebesar 20,11%. Adapun Realisasi Pendapatan
Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2015 dan 2016 dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 3.38 : Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2015-
2016 (dalam rupiah)
NO KOMPONEN
REALISASI
%
2015 2016
1
Pendapatan Asli
Daerah 185.523.317.169,12 197.155.920.187,78 106,27
Pajak Daerah 137.520.270.491,77 155.011.140.937,06 112,72
Retribusi Daerah 9.081.792.543,00 10.106.267.431,00 111,28
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
13.411.204.438,00 10.692.052.842,00 79,72
Lain-lain PAD yang
Sah 25.510.049.696,35 21.346.458.977,72 83,68
2 Dana Perimbangan 497.680.184.131,00 725.210.317.432,00 145,72
Bagi Hasil Pajak dan
Bukan Pajak 142.922.557.131,00 128.286.424.582,00 89,76
Dana Alokasi Umum 290.035.577.000,00 449.835.609.000,00 155,10
Dana Alokasi Khusus 64.722.050.000,00 147.088.283.850,00 227,26
3
Lain-lain
Pendapatan Daerah
yang Sah
97.455.866.381,00 117.052.186.058,00 120,11
Jumlah 780.659.367.681,12 1.039.418.423.677,78 133,15
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Bintan, Tahun 2016
Untuk mengetahui penerimaan pendapatan asli daerah yang
diperoleh melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 209
209
Tabel 3.39 : Realisasi pendapatan asli daerah pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) tahun 2016 (dalam rupiah)
NO SKPD
PENDAPATAN ASLI DAERAH SELISIH
TARGET REALISASI LEBIH/(KURANG)
1 DPPKD 174.975.770.453,00 187.084.065.996,78 12.108.295.543,78
2
DINAS
KESEHATAN 250.000.000,00 186.280.500,00 (63.719.500,00)
3 BPMPD 5.950.000.000,00 6.332.746.741,00 382.746.741,00
4
DINAS
PERHUBUNGAN 3.542.000.000,00 3.346.411.950,00 (195.588.050,00)
5
DINAS
PEKERJAAN
UMUM
100.000.000,00 202.840.000,00 102.840.000,00
6 BAPPEDA - 3.575.000,00 3.575.000,00
Total
184.817.770.453,00 197.155.920.187,78 12.338.149.734,78
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Bintan, Tahun 2016
Dengan melihat tabel di atas dapat diketahui bahwa perolehan paling
tinggi baik jumlah rupiah maupun prosentase pencapaian target adalah
perolehan dari pendapatan yang dikelola oleh DPPKD, yang meliputi
pajak daerah, retribusi daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang
sah.
3. Pemasalahan dan Solusi
Permasalahan-permasalahan pendapatan daerah yang dihadapi
Pemerintah Kabupaten Bintan pada saat ini antara lain sebagai berikut:
1. Belum tersedianya secara keseluruhan prosedur hukum yang mengatur
tentang pajak daerah dan retribusi daerah.
2. Terdapat beberapa jenis pungutan pada sektor retribusi daerah yang
belum dapat diberdayakan, hal ini disebabkan tidak tersediaanya
sarana dan prasarana pelayanan kepada masyarakat.
3. Tidak terkosentrasinya wajib pajak dan wajib retribusi yang
disebabkan karena letak geografis Kabupaten Bintan yang cukup luas,
sehingga terdapat hambatan dalam mensosialisasikan Perda-Perda
pungutan oleh dinas dan instansi tekait, sehingga berakibat pada
kurangnya kesadaran wajib pajak dan wajib retribusi untuk
melaksanakan kewajibannya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 210
210
Adapun solusi untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut, serta
untuk tetap menjaga konsistensi dalam pemenuhan target penerimaan
yang telah ditetapkan, maka dilakukan beberapa upaya sebagai berikut:
1. Menyiapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pelaksanaan
pungutan pajak daerah dan retribusi daerah.
2. Melaksanakan koordinasi secara intensif dengan dinas dan instansi
terkait dalam rangka penggalian potensi pendapatan daerah.
3. Melakukan pembenahan dan pengembangan internal kelembagaan
secara terus menerus dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
4. Melakukan Sosialisasi Peraturan Daerah dan Petunjuk Pelaksanaan/
Petunjuk Teknis pelaksanaan pungutan pajak daerah dan retribusi
daerah secara intensif.
B. Pengelolaan Belanja Daerah
1. Kebijakan Umum Pengelolaan Belanja Daerah
Kebijakan Umum Belanja Daerah diprioritaskan untuk menunjang
efektivas pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing satuan kerja
perangkat daerah serta untuk memenuhi kebutuhan anggaran sesuai
dengan prioritas yang ditetapkan.
Dengan mempertimbangkan keberhasilan pembangunan yang telah
dicapai pada tahun sebelumnya serta permasalahan dan tantangan yang
akan dihadapi, maka pada tahun 2016 kebijakan yang dilaksanakan
melalui peningkatan belanja prioritas untuk:
1. peningkatkan aksesabilitas pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat
miskin dan masyarakat berpendapatan rendah;
2. pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat usaha
ekonomi lemah seperti pedagang, usaha kecil dan menengah, petani,
serta nelayan;
3. pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, sanitasi, air
bersih, serta listrik di wilayah kantong-kantong kemiskinan, desa-desa
dan pulau terpencil;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 211
211
4. peningkatan kapasitas, kompetensi, dan kinerja aparatur pemerintah
daerah khususnya dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa;
Keempat prioritas di atas menjadi sasaran utama dalam pembangunan
Kabupaten Bintan tahun 2016. Disamping prioritas tersebut pemerintah
daerah juga memperhatikan beberapa prioritas yang perlu menjadi
perhatian daerah sejalan dengan prioritas nasional, prioritas dimaksud
adalah:
a. penanggulangan kemiskinan;
b. Peningkatan ketahanan pangan;
c. perbaikan iklim investasi dan iklim usaha;
d. peningkatan kualitas lingkungan hidup dan penanggulangan
bencana;
e. pembangunan daerah tertinggal, terluar, terdepan dan pasca
konflik;
f. Pengembangan kebudayaan, kualitas dan inovasi teknologi;
Berbagai prioritas tersebut merupakan upaya untuk mengarahkan
program dan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun
anggaran 2016 dalam rangka pencapaian visi, misi tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan didalam RPJMD tahun 2011-2015 serta RKPD tahun
2016 yang selanjutnya diformulasikan kedalam Kebijakan Umum APBD.
Penggunaan anggaran dilaksanakan secara efektif dan efisien serta
harus memuat target pencapaian kinerja yang terukur dalam rangka
peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka
mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan
pemerintah daerah, pengelolaan keuangan daerah diselenggarakan secara
profesional, partisipatif, transparan dan akuntabel sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Salah satu upaya untuk mewujudkan pengelolaan keuangan yang
partisipatif, transparan dan akuntabel dalam pengelolaan keuangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 212
212
daerah telah ditetapkan arah dan kebijakan umum anggaran pendapatan
dan belanja daerah. Arah dan kebijakan umum belanja daerah adalah
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi belanja daerah dalam rangka
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah.
Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah dari sisi perencanaan belanja,
ditunjukan dari alokasi belanja berdasarkan bidang urusan pemerintahan
maupun kelompok belanja.
Tabel 3.40 : Alokasi anggaran belanja berdasarkan urusan Pemerintahan
Daerah Tahun 2016
URAIAN
TAHUN 2016
ANGGARAN (Rp) %
URUSAN WAJIB 966.087.734.231,00 96,60
PENDIDIKAN 227.172.155.388,00 22,72
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga 222.540.478.388,00
Dinas Pekerjaan Umum 4.631.677.000,00
KESEHATAN 112.993.198.955 11,30
Dinas Kesehatan 89.165.744.633,00
Rumah Sakit Umum Daerah 23.337.804.322,00
Dinas Pekerjaan Umum 489.650.000,00
PEKERJAAN UMUM 172.470.431.036,00 17,25
Dinas Pekerjaan Umum 172.470.431.036,00
PERUMAHAN RAKYAT 20.874.741.600,00 2,09
Dinas Pekerjaan Umum 20.874.741.600,00
PERENCANAAN PEMBANGUNAN 14.437.568.575,00 1,44
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 14.437.568.575,00
PERHUBUNGAN 12.294.712.041,00 1,23
Dinas Perhubungan 12.294.712.041,00
LINGKUNGAN HIDUP 26.791.917.602,00 2,68
Badan Lingkungan Hidup 6.007.666.997,00
Dinas Kebersihan, Pertamanan dan
Pemakaman 20.784.250.605,00
KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL 5.505.398.790,00 0,55
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 5.505.398.790,00
KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA
SEJAHTERA 452.356.570,00 0,05
Badan Pemberdayaan Masyarakat,
Perempuan dan Keluarga Berencana 452.356.570,00
SOSIAL 7.837.659.916,00 0,78
Dinas Sosial 7.837.659.916,00
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK 1.508.619.900,00 0,15
Badan Pemberdayaan Masyarakat,
Perempuan dan Keluarga Berencana 1.508.619.900,00
KETENAGAKERJAAN 6.704.451.111,00 0,67
Dinas Tenaga Kerja 6.704.451.111,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 213
213
KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN
MENENGAH 6.624.158.032,00 0,66
Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan
Perdagangan 6.624.158.032,00
PENANAMAN MODAL 6.299.936.286,00 0,63
Badan Penanaman Modal dan Promosi
Daerah 6.299.936.286,00
KEBUDAYAAN 7.014.574.900,00
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 7.014.574.900,00
KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM
NEGERI 27.561.284.957,00 2,76
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 4.950.946.646,00
Satuan Polisi Pamong Praja 15.031.666.450,00
Badan Penanggulangan Bencana Daerah 7.578.671.861,00
PEMUDA DAN OLAHRAGA 995.765.800,00 0,10
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga 995.765.800,00
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN
UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN
DAERAH, PERANGKAT DAERAH,
KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
291.980.496.503,00 29,20
DPRD 7.987.671.000,00
Kepala Daerah dan Wakil 796.550.000,00
Sekretariat Daerah 58.831.251.077,00
Sekretariat DPRD 22.254.187.548,00
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan
Daerah 138.929.823.843,00
Badan Kepegawaian Daerah 10.256.319.004,00
Inspektorat Daerah 6.074.473.456,00
Kecamatan Bintan Timur 7.641.257.550,00
Kecamatan Gunung Kijang 4.663.012.150,00
Kecamatan Teluk Bintan 4.277.597.850,00
Kecamatan Bintan Utara 6.998.446.650,00
Kecamatan Teluk Sebong 4.282.667.550,00
Kecamatan Tambelan 3.422.045.450,00
Kecamatan Seri Kuala Lobam 4.316.869.100,00
Kecamatan Toapaya 4.678.919.800,00
Kecamatan Bintan Pesisir 3.028.263.125,00
Kecamatan Mantang 3.541.141.350,00
KETAHANAN PANGAN 6.877.050.104,00 0,69
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan
Pangan 6.877.050.104,00
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA 7.365.935.765,00
Badan Pemberdayaan Masyarakat,
Perempuan dan Keluarga Berencana 7.365.935.765,00
KEARSIPAN 2.325.320.400,00 0,23
Kantor Perpustakaan dan Arsip 2.325.320.400,00
URUSAN PILIHAN 33.990.203.694,00 3,40
PERTANIAN 7.576.313.128,00 0,76
Dinas Pertanian dan Kehutanan 7.576.313.128,00
KEHUTANAN 1.437.995.500,00 0,14
Dinas Pertanian dan Kehutanan 1.437.995.500,00
ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 7.868.782.633,00 0,79
Dinas Pertambangan dan Energi 7.868.782.633,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 214
214
PARIWISATA 5.876.334.021,00 0,59
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 5.876.334.021,00
KELAUTAN DAN PERIKANAN 10.247.978.412,00 1,02
Dinas Kelautan dan Perikanan 10.247.978.412,00
PERDAGANGAN 982.800.000,00 0,10
Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan
Perdagangan 982.800.000,00
JUMLAH 1.000.077.937.925,00 100,00
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Bintan, Tahun 2016
Pengalokasian Belanja Daerah Tahun 2016 terdiri atas:
a. Kebijakan Belanja Tidak Langsung
Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak terkait langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja tidak langsung
dianggarkan untuk membiayai belanja pegawai, subsidi, hibah,
bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak
terduga.
Pengalokasian belanja pegawai mengalami peningkatan, kebijakan ini
lebih disebabkan karena penambahan jumlah pegawai dan perhatian
pemerintah daerah untuk mengoptimalkan kinerja pegawai dengan
memberikan insentif ataupun tambahan penghasilan atas beban
kerjanya.
Terhadap komponen belanja bunga tidak dialokasikan anggaran
tersebut pada tahun 2016, sedangkan untuk bantuan sosial dan hibah
pemerintah daerah mengambil kebijakan tetap mengalokasikan
anggarannya hal ini diupayakan guna memberikan perhatian kepada
masyarakat kurang mampu atas beban ekonomi yang terus bertambah
akibat kenaikan harga-harga serta perbaikan strata sosial dalam
masyarakat.
Untuk belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa pada tahun
2016 juga mengalami peningkatan hal ini diupayakan guna membantu
proses demokratisasi dan otonomi pemerintahan desa yang mana
pada tahun yang bersangkutan sebagian desa mengalami pergantian
kepemimpinannya dan telah mulai dilaksanakan Anggaran dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 215
215
Pendapatan Belanja Desa (APBDesa). Sedangkan pada belanja tidak
terduga pemerintah daerah tetap mengalokasikan anggaran sesuai
dengan kondisi dan pengembalian pendapatan tahun-tahun
sebelumnya.
b. Kebijakan Belanja Langsung
Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja langsung
dianggarkan untuk belanja pegawai dalam bentuk honoraium/upah
kerja, belanja barang dan jasa dan belanja modal.
Tabel 3.41 : Prosentase Alokasi Anggaran Belanja berdasarkan bagian belanja
APBD tahun 2016
URAIAN
PERSENTASE TERHADAP TOTAL
% Belanja Tidak
Langsung Belanja Langsung
Pendidikan 188.371.132.625,00 38.801.022.763,00 22,72
Kesehatan 46.092.920.350,00 66.900.278.605,00 11,30
Pekerjaan Umum 5.965.721.325,00 166.504.709.711,00 17,25
Perumahan Rakyat 0,00 20.874.741.600,00 2,09
Perencanaan Pembangunan 4.672.745.750,00 9.764.822.825,00 1,44
Perhubungan 4.966.455.750,00 7.328.256.291,00 1,23
Lingkungan Hidup 5.791.395.150,00 21.000.522.452,00 2.68
Kependudukan dan Catatan Sipil 3.351085.200,00 2.154.313.590,00 0,55
Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
0,00 1.508.619.900,00 0,15
Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera
0,00 452.356.570,00 0,05
Sosial 2.125.237.950,00 5.712.421.966,00 0,78
Ketenagakerjaan 3.012.757.100,00 3.691.694.011,00 0,67
Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah
3.829.097.200,00 2.795.060.832,00 0,66
Penanaman Modal 3.098.020.875,00 3.201.915.411,00 0,63
Kebudayaan 3.374.600.900,00 3.639.974.000,00 0,70
Kepemudaan dan Olahraga 0,00 995.765.800,00 0,10
Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri
19.579.228.875,00 7.982.056.082,00 2,76
Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Adm Keuda, Perangkat
Daereah, Kepegawaian
176.011.041.039,00 115.969.455.194,00 29,20
Ketahanan Pangan 3.978.118.375,00 2.898.931.729,00 0,69
Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa
2.827.541.950,00 4.538.393.815,00 0,74
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 216
216
URAIAN PERSENTASE TERHADAP TOTAL %
Kearsipan 1.134.991.100,00 1.190.329.300,00 0,23
Pertanian 4.683.463.000,00 2.892.850.128,00 0,76
Kehutanan 0,00 1.437.995.500,00 0,14
Energi dan Sumber Daya Mineral 2.959.881.800,00 4.908.900.833,00 0,79
Pariwisata 0,00 5.876.334.021,00 0,59
Kelautan dan Perikanan 5.054.314.600,00 5.193.663.812,00 1,02
Perdagangan 0,00 982.800.000,00 0,10
Jumlah 490.879.751.184,00 509.198.186.741,00 100,00
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bintan, Tahun
2016
Alokasi tersebut di atas dapat dilihat dari kebijakan belanja dari urusan
pemerintahan daerah dan satuan kerja perangkat daerah yang dituangkan
dalam program dan kegiatan.
Tabel 3.42 : Kebijakan program dan kegiatan belanja APBD tahun 2016
berdasarkan urusan wajib dan urusan pilihan
KODE
URAIAN
1. Urusan Wajib
1.01. Pendidikan
1.01.01. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
15. Program Pendidikan Anak Usia Dini
16. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
17. Program Pendidikan Menengah
20. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
22. Program Pelayanan Kepemudaan
23. Program Penyediaan dan Pemberdayaan Sekolah dan Prasarana
Pendidikan Lain
24. Program Pembentukan Sekolah Menengah Kejuruan/Pendidikan
Tinggi Penunjang Sektor – Sektor Unggulan
25. Program Kejar Paket
29. Program Pembinaan dan Pengembangan Olahraga
1.02. Kesehatan
1.02.01. Dinas Kesehatan
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 217
217
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
16. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
19. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
20. Program Peningkatan Gizi dan Kesehatan Keluarga
33. Program Pengendalian Penyakit
34. Program Penyehatan Lingkungan
35. Program Peningkatan Jangkauan Pelayanan Kesehatan
36. Program Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan bagi
Masyarakat Miskin
37. Program Kefarmasian dan alat kesehatan
38. Program Pengawasan dan Pembinaan Peredaran sediaan farmasi
dan Makanan
39. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan
40. Program Manajemen Kesehatan
1.02.02 Rumah Sakit Umum Daerah
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
05. Program Peningkatan Kapastas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
16. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
35. Program Peningkatan Jangkauan Pelayanan Kesehatan
37. Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
40. Program Manajemen Kesehatan
1.03.
1.03.01 Dinas Pekerjaan Umum
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
15. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
18. Program Rehabilitasi / Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
21. Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman
22. Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Perumahan dan
Pemukiman
23. Program Penyediaan dan Pemberdayaan Sekolah dan Prasarana
Pendidikan Lain
27. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air
Limbah
28. Program Pengendalian Banjir
32. Program Pembangunan Drainase dan Gorong – gorong Jalan
33. Program Peningkatan Kapasitas Bidang Kepekerjaan Umum
34. Program Pembangunan dan Peningkatan Prasarana dan Sarana
Umum/Sosial
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 218
218
35. Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana
Pemerintah
37. Program Peningkatan Perencanaan Teknis
1.06. Perencanaan Pembangunan
1.06.01. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
15. Program Pengembangan Data/Informasi
21. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
22. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
28. Program Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
31. Program Inventarisasi Sumber Daya Alam
32. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Bawahan
35. Program Perencanaan Tata Ruang
36. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
1.07. Perhubungan
1.07.01. Dinas Perhubungan
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
17. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
18. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
21. Program Peningkatan Perencanaan Teknis dan Kebijakan Bidang
Perhubungan
23. Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas
25. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pos dan
Telekomunikasi
1.08. Lingkungan Hidup
1.08.01. Badan Lingkungan Hidup
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
15. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
16. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Hidup
19. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup
26. Program Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
27. Program Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 219
219
1.08.04. Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan Pemakaman
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
15. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
25. Program Peningkatan Prasarana Penerangan Jalan Umum
31. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
1.10. Kependudukan dan Catatan Sipil
1.10.01. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
15. Program Penataan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan
Sipil
17. Program Pengawasan Administrasi Kependudukan dan Catatan
Sipil
1.13. Sosial
1.13.01. Dinas Sosial
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
16. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
22. Program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan
23. Program Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan
Kesejahteraan sosial
24. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
29. Program Mitigasi Bencana
1.14. Tenaga Kerja
1.14.01. Dinas Tenaga Kerja
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
16. Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja
17. Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem
Pengawasan Ketenagakerjaan
18. Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 220
220
19. Program Peningkatan Kompetensi dan Produktifitas Tenaga Kerja
1.15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
1.15.01. Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
16. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan
Kompetitif KUKM
20. Program Pengembangan dan Pengamanan Perdagangan Dalam
Negeri
20. Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah
21. Program Pemberdayaan Koperasi dan UMKM
22. Program Peningkatan Wirausaha dan UKM
1.16. Penanaman Modal
1.16.01. Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
15. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama investasi
16. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
19. Program Pengawasan dan Pengendalian Investasi
20. Program Pelayanan Perizinan Non Investasi
1.17. Kebudayaan
1.17.01. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
15. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
16. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
19. Program Pengembangan Nilai-nilai Budaya, Seni dan perfilman
20. Program Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan
Pariwisata
21. Program Kesejahteraan, Kepurbakalaan dan Permuseuman
23. Program Peningkatan Informasi Pasar Pariwisata
1.19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negri
1.19.01. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 221
221
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
17. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
26. Program Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik
27. Program Peningkatan Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
1.19.03. Satuan Polisi Pamong Praja
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
16. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak
Kriminal
24. Program Penegakkan Peraturan Daerah dan Pengembangan
Kapasitas Polisi Pamong Praja
25. Program Pembinaan Potensi Ketahanan dan Perlindungan
Masyarakat
1.19.04 Badan Penanggulangan Bencana Daerah
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
32. Program Penanggulangan Bencana
33. Program Mitigasi Bencana
1.20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Perangkat
Daerah, Kepegawaian
1.20.03. Sekretariat DPRD
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
15. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Daerah
26. Program Penataan Peraturan Perundang - Undangan
1.20.04. Sekretaris Daerah
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 222
222
18. Program Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan
kabupaten/kota
26. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
52. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
63. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Publik dan
Keprotokolan
69. Program Peningkatan Pengetahuan Keagamaan
70. Program Penataan, Ketatalaksanaan dan Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan Daerah
76. Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah
77. Program Penataan dan Pembinaan Pemerintahan Umum dan
Daerah Bawahan
78. Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomia
80. Program Peningkatan Administrasi Pembangunan Daerah
81. Program Peningkatan Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
83. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Masyarakat
1.20.05. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
17. Program Peningkatan dan Pengembangan pengelolaan Keuangan
Daerah
18. Program Pembinaan dan Fasilitas Pengelolaan Keuangan
Kabupaten/Kota
39. Program Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan Keuangan
Daerah
57. Program Manajemen Aset Daerah
1.20.06 Badan Kepegawaian Daerah
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
28. Program Pendidikan Kedinasan
30. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
50. Program Peningkatan Administrasi dan Mutasi Kepegawaian
Daerah
1.20.07. Inspektorat Daerah
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
20. Program Pengawasan dan Pengendalian Internal dan eksternal
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 223
223
51. Program Pembinaan dan Pengawasan serta Peningkatan
Akuntabilitas Pembangunan Daerah
52. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
1.20.09. Kecamatan Bintan Timur
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
53. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan
54. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan
1.20.10. Kecamatan Gunung Kijang
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
53. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan
54. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan
1.20.11. Kecamatan Teluk Bintan
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
53. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan
54. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan
1.20.12. Kecamatan Bintan Utara
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
53. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan
54. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan
1.20.13. Kecamatan Teluk Sebong
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
53. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 224
224
54. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan
1.20.14. Kecamatan Tambelan
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
53. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan
54. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan
1.20.15. Kecamatan Sri Kuala Lobam
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
53. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan
54. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan
1.20.16. Kecamatan Toapaya
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
53. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan
54. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan
1.20.17. Kecamatan Bintan Pesisir
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
53. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan
54. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan
1.20.18. Kecamatan Mantang
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
53. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan
54. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan
1.21 Ketahanan Pangan
1.21.01 Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 225
225
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
08. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat
09. Program Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani
10. Program Pengembangan dan Penyuluhan Petani dan Nelayan
11. Program Peningkatan Penerapan Teknologi, Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan
1.22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1.22.01. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga
Berencana
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
15. Program Keluarga Berencana
17. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun
Desa
20. Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
25. Program Ketahanan Pemberdayaan Keluarga
1.24. Kearsipan
1.24.01. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
20. Program Penyelenggaraan Kearsipan Daerah
21. Program Pengembangan Perpustakaan
2. Urusan Pilihan
2.01. Pertanian
2.01.01. Dinas Pertanian dan Kehutanan
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
21. Program Konservasi, Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan
Hutan
21. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
22. Program Inventarisasi dan Pemetaan Sumber Daya Hutan
22. Program Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
25. Program Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu Produk
Tanaman Holtikultura Berkelanjutan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 226
226
26. Program Peningkatan Penyediaaan Pangan Hewani Yang Aman,
Sehat Utuh dan Halal
27. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian
28. Program Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu Produk
Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
32. Program Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung Daerah Aliran
Sungai (DAS)
2.03. Energi dan Sumber Daya Mineral
2.03.01. Dinas Pertambangan dan Energi
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
17. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan
18. Program Pembinaan Usaha Pertambangan Umum dan Sumber
Daya Mineral
19. Program Pembinaan dan Pengawasan Distribusi Bahan Bakar dan
Gas Bumi
2.05. Kelautan dan Perikanan
2.05.01. Dinas Kelautan dan Perikanan
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
15. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
21. Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap
29. Program Peningkatan daya saing produk perikanan
31. Program Pengelolaan sumber daya laut , pesisir dan pulau-pulau
kecil
33. Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Budi Daya
34. Program Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bintan,
Tahun 2016
Tabel 3.6 : Anggaran belanja pelayanan dasar tahun 2016
URAIAN TAHUN 2016 %
Pendidikan 227.172.155.388,00 22,72
Dinas Pendidikan 222.540.478.388,00
Dinas Pekerjaan Umum 4.631.677.000,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 227
227
Kesehatan 112.993.198.955,00 11,30
Dinas Kesehatan 89.165.744.633,00
RSUD 23.337.804.322,00
Dinas Pekerjaan Umum 489.650.000,00
Pekerjaan Umum 172.470.431.036,00 17,25
Dinas Pekerjaan Umum 172.470.431.036,00
Perumahan 20.874.741.600,00 2,09
Dinas Pekerjaan Umum 20.874.741.600,00
Lingkungan Hidup 26.791.917.602,00 2,68
Badan Lingkungan Hidup 6.007.666.997,00
Dinas Kebersihan, Pertamanan dan
Pemakaman 20.784.250.605,00
Kependudukan dan Catatan Sipil 5.505.398.790,00 0,55
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 5.505.398.790,00
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 452.356.570,00 0,05
Badan Pemberdayaan Masyarakat,
Perempuan dan KB 452.356.570,00
Sosial 7.837.659.916,00 0,78
Dinas Sosial 7.837.659.916,00
Ketenagakerjaan 6.704.451.111,00 0,67
Dinas Tenaga Kerja 6.704.451.111,00
Koperasi dan Usaha Kecil 6.624.158.032,00 0,66
Dinas Koperasi, UKM dan Perindag 6.624.158.032,00
Pemuda dan Olahraga 995.765.800,00 0,10
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga 995.765.800,00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 27.561.284.957,00 2,76
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Perlindungan Masyarakat 4.950.946.646,00
Kantor Satpol PP 15.031.666.450,00
Badan Penanggulangan Bencana Daerah 7.578.671.861,00
JUMLAH 615.983.519.757,00 61,61
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Bintan, Tahun 2016
Dari program kegiatan tersebut diketahui bahwa program yang
termasuk pelayanan dasar Pemerintah Kabupaten Bintan tahun 2016
penganggarannya telah mencapai 61,61% dari total anggaran.
2. Target dan Realisasi Belanja Daerah
Target anggaran belanja daerah tahun anggaran 2016
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bintan
Nomor 6 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2016 dan Peraturan Daerah Nomor 6
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 228
228
Tahun 2016 tentang Perubahan Anggaran dan Pendapatan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2016, bahwa belanja daerah sebesar Rp.
1.000.077.937.925,00 mengalami penurunan sebesar 0,36% dari
tahun sebelumnya. Sedangkan dari sisi realisasi belanja berdasarkan
laporan realisasi anggaran 2016 (unaudited) adalah sebesar Rp.
916.869.651.162,00. Dengan demikian perbandingan antara target
anggaran belanja dan realisasi belanja menunjukkan penyerapan
APBD tahun anggaran 2016 sebesar 91,68%.
Tabel 3.43 : Anggaran dan Realisasi belanja APBD tahun 2016 (dalam
rupiah)
No Uraian Anggaran Setelah
Perubahan Realisasi %
5 BELANJA
DAERAH
5.1 Belanja Tidak
Langsung 490,879,751,184.00 448,703,500,525.00 91.41
5.1.1 Belanja Pegawai 401,838,919,850.00 370,910,947,748.00 92.30
5.1.3 Belanja Subsidi 0 0 0.00
5.1.4 Belanja Hibah 8,294,720,000.00 7,367,920,000.00 88.83
5.1.5 Belanja Bantuan
Sosial 6,219,900,000.00 3,431,893,281.00
55.18
5.1.7 Belanja Bantuan
Keuangan kepada
Propinsi/
Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan
Desa
72,526,211,334.00 66,647,921,196.00
91.89
5.1.8 Belanja tidak
terduga 2,000,000,000.00 344,818,300.00
17.24
5.2 Belanja Langsung 509,198,186,741.00 468,166,150,637.00 91.94
5.2.1 Belanja Pegawai 87,493,672,733.00 76,831,093,618.00 87.81
5.2.2 Belanja Barang
dan Jasa 199,769,864,649.00 179,993,183,471.00
90.10
5.2.3 Belanja Modal 221,934,649,359.00 211,341,873,548.00 95.23
Jumlah Belanja 1,000,077,937,925.00 916,869,651,162.00 91.68
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bintan, Tahun
2016
3. Pemasalahan dan Solusi
Kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam kebijakan umum APBD
diharapkan tetap konsisten dengan kebijakan yang ditetapkan dalam
rangka untuk menyelesaikan permasalahan dan tantangan yang ada dan
senantiasa dinamis dalam rangka mengakomodir dinamika masyarakat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 229
229
serta dapat dipertanggungjawabkan penggunaanya.
Sedangkan permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan belanja
daerah tahun anggaran 2016 adalah:
1. Dengan diberlakukannya pengelolaan keuangan yang terdesentralisasi
di setiap SKPD maka dituntut kesiapan sumber daya manusia untuk
melaksanakan anggaran pada setiap SKPD.
2. Regulasi atau peraturan dari pusat yang satu sama lainnya saling tidak
sinkron akan dapat menimbulkan pemahaman yang multitafsir
terutama dengan aparat pemeriksa. Solusi yang ditempuh adalah
dengan senantiasa melakukan koordinasi dan konsultasi dengan
pemerintah pusat dan dilakukannya pendampingan oleh pihak
berkompeten.
3. Sistem dan prosedur yang dilaksanakan di Pemerintah Kabupaten
Bintan masih perlu perbaikan-perbaikan untuk masa yang akan datang
terhadap pengelolaan keuangan baik dari segi perencanaan,
penatausahaan maupun pelaporan. Kondisi ini mengingat masih
kurangnya kemampuan sumber daya manusia dalam hal pengelolaan
keuangan daerah.
Dari permasalahan yang dikemukakan di atas, solusinya yang dapat
diberikan adalah:
1. Penatausahaan penyediaan informasi sebagai bahan dasar
perencanaan anggaran belanja dengan meningkatkan pendataan dan
kemampuan penyusunan database.
2. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam hal
pengelolaan keuangan daerah dengan pelaksanaan asistensi,
bimbingan teknis, pendidikan dan latihan, workshop dan sosialisasi
berkaitan dengan penganggaran.
3. Meningkatkan koordinasi dalam bentuk forum diskusi dan studi
banding dengan daerah lain untuk berbagi pengalaman dalam hal
pengelolaan keuangan daerah.
4. Penyempurnaan peraturan dan regulasi daerah tentang tata
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 230
230
pengelolaan keuangan daerah.
C. Pengelolaan Pembiayaan Daerah
1. Kebijakan Umum Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran
berikutnya. Anggaran pembiayaan neto yang merupakan selisih antara
penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan, dimaksud untuk
menutupi selisih antara anggaran pendapatan daerah dan anggaran
belanja daerah.
Arah kebijakan umum pembiayaan daerah tahun 2014 dimaksudkan
untuk menutupi defisit angggaran dan membiayai program yang
direncanakan pada tahun 2016 melalui peningkatan manajemen
pembiayaan daerah yang mengarah pada akurasi, efektifitas, efesiensi dan
akuntabilitas, serta digunakan untuk penyertaan modal dalam usaha-usaha
produktif yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan kesempatan
berusaha sehingga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian
masyarakat.
2. Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah
Realisasi SILPA merupakan sisa lebih perhitungan anggaran tahun 2016
sebesar Rp. 16.830.008.474,98,00 (setelah audit/audited).
Tabel 3.44 : Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun 2016 (dalam rupiah)
NO
URAIAN ANGGARAN REALISASI
6 PEMBIAYAAN DAERAH
6.1 Penerimaan Pembiayaan
6.1.1
Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun Anggaran
Sebelumnya (SiLPA)
13.275.180.117,00 16.830.008.474,98
6.1.2 Pencairan Dana Cadangan - -
6.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan - -
6.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah - -
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 231
231
6.1.5 Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman - -
6.1.6 Penerimaan Piutang Daerah - -
Jumlah Penerimaan
Pembiayaan 13.275.180.117,00 16.830.008.474,98
6.2 Pengeluaran Pembiayaan - -
6.2.1 Pembentukan Dana Cadangan - -
6.2.2 Penyertaan Modal (Investasi)
Pemerintah Daerah - -
6.2.2 Penyertaan Modal (Investasi)
Pemerintah Daerah - -
6.2.3 Pembayaran Pokok Utang - -
6.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah - -
Jumlah Pengeluaran
Pembiayaan - -
Pembiayaan Neto 13.275.180.117,00 16.830.008.474,98
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bintan,
Tahun 2016
3. Permasalahan dan Solusi
Dibandingkan dengan realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun
2015 sebesar Rp. 16.830.008.474,98 maka SILPA tahun 2016 mengalami
peningkatan sebesar 693,74% atau menjadi Rp.133.587.734.970,30
(unaudited). Peningkatan jumlah SILPA tersebut disebabkan karna
pencapaian over target PAD 106,68%, bagi hasil pajak dan bukan pajak
yang mencapai 122,01% dan dana bagi hasil pajak dari provinsi yang
mencapai 123,32%. Disamping itu penyerapan belanja tahun 2016 hanya
mencapai 91,68%. Dari SILPA tersebut digunakan untuk menutup defisit
belanja atas pendapatan pada APBD murni tahun anggaran 2016 yang
mencapai Rp. 77.475.967.754,00 dan selanjutnya dan menambah belanja
pada APBD Perubahan 2017.
Solusi atas permasalahan pembiayaan tersebut akan dilakukan
optimalisasi penggunaan dana dan sebagai bahan pengkajian yang lebih
lanjut berkaitan dengan penggunaan SILPA yang tidak hanya untuk
menutupi defisit anggaran namun juga dapat dimanfaatkan untuk
peningkatan manajamen kas/investasi jangka pendek maupun investasi
jangka panjang bagi kepentingan pembangunan Kabupaten Bintan.
Sebagai gambaran, optimalisasi penggunaan SILPA berupa Manajemen
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 3 - 232
232
Kas yaitu menempatkan sebagian dana Kas Daerah ke beberapa Bank
dalam simpanan deposito bulanan. Pada tahun 2016 pendapatan berupa
deposito tersebut mancapai Rp. 9.562.484.165,84 atau mencapai
136,61% dari targetnya sebesar Rp. 7.000.000.000,00.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 4 - 233
233
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan adalah merupakan
perwujudan suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau kegagalan visi, misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan
sasaran secara periodic ( berdasarkan tahun anggaran) atau bias juga dikatakan
bahwa LAKIP merupakan perwujudan akuntabilitas seseorang atau pimpinan
kolektif Lembaga/Instansi kepada pihak-pihak yang memberikan mandat.
AA.. KKEESSIIMMPPUULLAANN
1) Pemerintah Kabupaten Bintan dalam melaksanakan amanahnya
berlandaskan pada tujuan, sasaran dan program kerja yang ditetapkan
baik dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Tahun 2016-2021, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), dan
Penetapan Kinerja/Kontrak Kinerja Bupati Bintan Tahun 2016.
2) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah
Kabupaten Bintan Tahun 2016 ini menyajikan berbagai keberhasilan
maupun kegagalan capaian strategis yang ditunjukkan oleh Pemerintah
Kabupaten Bintan pada Tahun anggaran 2016. Berbagai capaian strategis
tersebut tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Sasaran, maupun
analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.
3) Hasil capaian kinerja sasaran yang ditetapkan secara umum dapat
memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Meskipun demikian, berbagai pencapaian target indikator kinerja
Pemerintah Kabupaten Bintan memberikan gambaran bahwa keberhasilan
secara keseluruhan sangat ditentukan oleh komitmen, keterlibatan dan
dukungan aktif segenap komponen aparatur negara, masyarakat, dunia
usaha dan civil society sebagai bagian integral dari pembaharuan sistem
administrasi negara.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 4 - 234
234
BB.. PPEERRMMAASSAALLAAHHAANN
Permasalahn atau kendala yang dihadapi dalam penyusunan LAKIP
Pemerintah Kabupaten Bintan adalah :
1. Sebagian besar instansi Pemerintah Kabupaten Bintan sudah memahami cara
penyusunan Laporan Kinerja,karena keterbatasan waktu dan kurangnya
penyampaian data oleh SKPD menghambat pengumpulan data dan
penyusunan menjadi terlambat.
2. Belum adanya standar yang valid dan akurat sebagai acuan kinerja kegiatan
kegiatan dan sasaran-sasaran yang dilaksanakan mengakibatkan indicator
kinerja dan satuan pengukurannya sering kali bias dan sulit ditelusuri, antara
lain satuan pengukuran kinerja outcame masih menggunakan persentase
sehingga data tersebut akan tergantung dengan data lain dan sifat
(uncontrollable) yang tentunya indicator kinerjanya yang bias dan semu.
CC.. SSAARRAANN
1) Diperlukan komitmen dan dukungan semua pihak untuk memperteguh
pelaksanaan pembangunan sehingga tidak hanya menjadi wacana dan
pergulatan pemikiran semata-mata, namun benar-benar dapat
diaplikasikan dalam penyelenggaraan sistem pemerintahan yang baik.
2) Agar pelaksanaan program dan kegiatan dapat dilaksanakan secara
optimal sesuai dengan target indikator kinerja yang telah ditetapkan,
maka optimalisasi mekanisme manajemen internal organisasi di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Bintan akan ditingkatkan untuk secara
pro aktif memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan berbagai kegiatan
yang dilaksanakan.
3) Upaya koordinasi dan peningkatan kerjasama dengan berbagai instansi
terkait akan dilakukan dengan lebih intensif, mengingat berbagai
pencapaian target indikator yang telah ditetapkan hanya dapat
dilakukan dengan melibatkan satuan kerja perangkat daerah dan dunia
usaha.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016
Bab 4 - 235
235
4) Agar implementasi Sistem AKIP benar-benar efektif, perlu segera
direalisasikan sinergitas antara laporan kinerja dan laporan keuangan
sebagai satu kesatuan, sehingga realisasi anggaran yang digunakan untuk
melakukan kegiatan berbanding lurus dengan out put maupun out
comes kegiatan yang bersangkutan. Dengan sinergitas tersebut, kinerja
organisasi dari setiap satuan kerja perangkat daerah yang dibiayai oleh
APBD benar-benar terukur, bermanfaat dan akuntabel.
5) Menjadikan SAKIP sebagai ukuran kinerja organisasi pemerintah secara
nyata dan akuntabel, dengan menerapkan fungsi reward and
punishment yang tegas dan ketat.