evaluasi program kebun bibit rakyat (kbr) di...

23
EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI DESA BINTAN BUYU KECAMATAN TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI Oleh : ERVAN MURSYAHRIZAL NIM. 120565201118 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

Upload: vuongthu

Post on 30-Jan-2018

236 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI DESA

BINTAN BUYU KECAMATAN TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN

TAHUN 2015

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

ERVAN MURSYAHRIZAL

NIM. 120565201118

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 2: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

2

ABSTRAK

Rehabilitas Hutan dan Lahan (RHL) di lahankritis, lahan kosong dan

lahan tidak produktif merupakan salah satu upaya pemulihan kondisi DAS yang

kritis. Salah satu kegiatan untuk mendukung program rehabilitas hutan dan lahan

dengan pemberdayaan masyarakat adalah pembangunan Kebun Bibit Rakyat

(KBR). KBR dimaksud adalah untuk menyediakan bibit tanaman kayu-kayuan

atau tanaman serbaguna (MPTS) denga ntujuan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Kebun Bibit Rakyat dilaksanakan secara swakelola oleh kelompo

kmasyarakat. Bibit hasil Kebun Bibit Rakyat digunakan untuk merehabilitas hutan

dan lahan kritis serta kegiatan penghijauan lingkungan.

Tujuan peneliti ini ingin menilai dan mengkaji hasil dan dampak dari

kebijakan program KBR yang sudah dilaksanakan. Lokasi penelitian yaitu di Desa

Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode penelitian

yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Teori yang digunakan dalam

penelitian penelitian ini adalah teori James Anderson dalam M. Irfan Islamy

tentang dampak kebijakan yang terdiridari 3 dampak yaitu hasil kebijakan,

dampak kebijakan yang diharapkan, dan dampak kebijakan yang tidak diharapkan.

Kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan teori yang digunakan bahwa

pada tahun 2015 di Desa Bintan Buyu pembangunan KBR sudah berjalan dengan

baik dan telah menghasilkan bibit karet yang sudah unggul bersertifikat dengan

label akan tetapi dalam proses pembuatan dan penanaman KBR yang telah

diberikan tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan sehingga mendesak petani

dalam pekerjaan waktu yang singkat sehingga petani melakukan pembelian

dengan seedling (tunas) yang dibeli langsung di Palembang.

Kata Kunci : Evaluasi Kebijakan, Program KBR, Hasil dan Dampak

Page 3: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

3

ABSTRACT

Forest and Land Rehabilitation (RHL) on degraded land, vacant land and

unproductive land is one attempt recovery of critical watershed. One of the

activities to support forest and land rehabilitation program with community

development is the construction of the People's Garden Seeds (KBR). KBR is

intended to provide a woody plant seeds or plant multipurpose (MPTS) with the

goal of improving the welfare of society. People's Garden Seeds implemented self-

managed by community groups. Nursery seedlings People used to rehabilitate

degraded land and forest and environmental greening activities.

The purpose of this research want to judge and assess the results and

impact of policies that have been implemented KBR program. The research

location is in the village of TelukBintanBintanBuyuBintan District and the

research method used was qualitative research. The theory used in this research

study is the theory of James Anderson in M. IrfanIslamy about the impact of

measures consists of three impacts are the result of the policy, the policy

implications are expected, and the impact of policies are not expected.

The conclusion of this study is based on theories used that in 2015 in the

village of BintanBuyu development KBR has been running well and has produced

rubber seedlings was superior certified by the label but in the process of making

and planting KBR has been given may not run as expected thus urged farmers in

the job a short time so that farmers make a purchase with seedlings (shoots)

purchased directly in Palembang.

Keywords: Evaluation of Policy, Program KBR, Results and Impacts

Page 4: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

1

A. Latar Belakang Masalah

Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu

pada tanah dan atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai,

mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan

bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk

mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.

Perkebunan merupakan salah satu subsektor strategis yang secara ekonomis,

ekologis dan sosial budaya memainkan peranan penting dalam pembangunan

nasional. Sesuai dengan undang-undang nomor 18 tahun 2004 tentang perkebunan

yaitu berfungsi untuk meningkatkan kemakmuran & kesejahteraan rakyat serta

penguatan struktur ekonomi wilayah dan nasional. Salah satu tujuan dari

pembangunan perkebunan adalah untuk meningkatkan produksi dan memperbaiki

mutu hasil, meningkatkan pendapatan, memperbesar nilai ekspor, mendukung

industri, menciptakan dan memperluas kesempatan kerja serta pemerataan

pembangunan.

Perkebunan mempunyai peranan yang cukup penting dan strategis dalam

pembangunan nasional maupun daerah. Komoditi Karet termasuk dalam

komoditas prioritas utama perkebunan dan merupakan komoditas yang terkait

dengan revitalisasi perkebunan. Pembangunan sektor perkebunan di Kabupaten

masih terfokus pada komoditi karet khususnya perkebunan kebun karet rakyat

dengan luas kepemilikan rata rata dibawah 2 Ha disamping beberapa komoditi

lainnya seperti kelapa, cengkeh, kelapa sawit, jambu mete dan lada.

Page 5: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

2

Luas wilayah Kabupaten Bintan 88.038,54 Km2, namun luas daratannya

hanya 2,21 % (1.946,13 Km2) atau 194.613 Ha, sedangkan luas perkebunan

rakyat ± 10.168 Ha dan potensi perkebunan ± 3.164 Ha. Komoditas perkebunan

yang dominan di Kabupaten Bintan yakni Karet, Kelapa, Kelapa Sawit, Cengkeh,

Lada dan Jambu mete.

Komoditi Karet tahun 2013, luas ± 4.322 Ha (± 42,51` %) dengan rincian

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) seluas ± 827 Ha, Tanaman Menghasilkan

(TM) ± 1.685 Ha dan Tanaman Tua Rusak (TTR) seluas ± 1.810 Ha. Potensi

pengembangan perkebunan Karet di wilayah Kabupaten Bintan seluas ± 1.495 Ha.

Produksi Karet sebesar 5.284,32 Ton dalam bentuk Karet Kering dengan

jumlah petani 1.376 KK (http://distanhut.bintankab.go.id/?p=125).

Perkembangan luas areal karet diwilayah Kabupaten Bintan pada tahun

2012 seluas 4.363 dengan jumlah produksi 6.261,48 Ton dalam bentuk karet

kering dengan jumlah petani 1.131 KK. Luas karet tahun 2013 mengalami

penurunan seluas 41 Ha disebabkan banyak tanaman karet yang tua dan rusak di

kecamatan Tambelan. Tahun 2013 peremajaan/perluasan karet dana APBN seluas

100 Ha. Rata-rata kepemilikan lahan 0,25 s/d 3 Ha. Kondisi tanaman karet masih

banyak yang sudah tua dan tidak terpelihara. Peremajaan karet petani yang sudah

tua dan rusak di Kabupaten Bintan diharapkan dapat dilakukan dengan

menggunakan bibit okulasi unggul , baik itu dari dana APBN, APBD I dan APBD

II Bintan sehingga dapat meningkatkan produksi karet petani dan mensejahterakan

perani karet di Kabupaten Bintan (http://distanhut.bintankab.go.id/?p=125).

Page 6: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

3

Dalam rangka meningkatkan jumlah tanaman untuk merehabilitasi hutan

dan lahan (RHL) di lahan kritis, lahan kosong dan lahan tidak produktif di

Kabupaten Bintan maka Dinas Pertanian dan Kehutanan telah melaksanakan

berbagai upaya diantaranya melalui kegiatan pembangunan Kebun Bibit Rakyat

(KBR). KBR dimaksud adalah untuk menyediakan bibit tanaman kayu-kayuan

atau tanaman serbaguna (MPTS) dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat . KBR dilaksanakan secara swakelola oleh kelompok masyarakat

dasar pelaksanaan KBR sebagaimana tercantum pada Peraturan Menteri

Kehutanan Nomor P. 29/Menlhk-setjen/2015 tentang Pedoman Penyelenggaraan

Kebun Bibit Rakyat. Manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan KBR yakni

meningkatkan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, mengurangi tingkat kemiskinan

dan menurunkan emisi karbon.

Kelompok tani pengelola KBR merupakan kumpulan petani hutan dalam

suatu wadah organisasi yang berdasarkan kebersamaan, keserasian, kesamaan

profesi dan kepentingan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang dikuasai

serta berkeinginan untuk bekerja sama dalam rangka meningkatkan produktivitas

usaha tani, kesejateraan anggota dan masyarakat.

Pelaksanaan kegiatan KBR di Desa Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan

Kabupaten Bintan ditujukan untuk menyediakan bibit berkualitas dalam rangka

penangan lahan kritis dan peningkatan ekonomi masyarakat melalui

pemberdayaan kelompok masyarakat setempat oleh pemerintah. Sehingga dalam

kurun waktu lima tahun terakhir ini (tahun 2010 sampai dengan tahun 2015)

kelompok tani yang melaksanakan program KBR di Kecamatan Teluk Bintan

Page 7: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

4

yaitu sebanyak 1 kelompok tani dengan keanggotaan kelompok sebanyak 15

orang.

Pembangunan KBR merupakan salah satu program prioritas Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang dilaksanakan sejak tahun 2010, yang

bertujuan untuk menyediakan bibit yang berkualitas dalam jumlah yang cukup

untuk mendukung program penanaman di areal lahan sasaran Rehabilitas Hutan

dan Lahan di seluruh indonesia. Dasar pelaksanaan kegiatan KBR ini adalah

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 29/Menlhk-

Setjen/2015 atas perubahan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 93/Menhut-

II/2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kebun Bibit Rakyat yang telah dicabut

dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) merupakan unit

pelaksana teknis pengelolaan daerah aliran sungai yang berada di bawah dan

tanggungjawab kepala Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran

Sungai (DAS) dan Perhutanan Sosial. Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan

No. P. 15/Menhut-II/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana

Teknis Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, BPDAS Kahayan mempunyai tugas

yaitu melaksanakan penyusunan rencana, pengembangan kelembagaan dan

evaluasi pengelolaan DAS. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut ditetapkan

rencana strategi yaitu tersedianya data pelaksanaan Rahabilitas Hutan dan Lahan

(RHL).

Surat Perjanjian Kerjasama (SPKS) adalah perjanjian antara kelompok

masyarakat dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang memuat hak dan

Page 8: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

5

kewajiban masing-masing pihak dalam pelaksanaan pembuatan KBR. SPKS

ditandatangani oleh PPK dan Ketua Kelompok.

Pola Pelaksanaan Kebun Bibit Rakyat (KBR) yaitu :

1. Pembuatan KBR dilakukan secara swakelola oleh kelompok masyarakat

dengan mekanisme SPKS.

2. Penanggung jawab pengelola anggaran pembuatan KBR adalah Kuasa Penguna

Anggaran (KPA) pada satuan kerja BPDAS dan PPK pada Dinas

Kabupaten/Kota atau BPDAS.

Sasaran Penggunaan Program Kebun Bibit Rakyat digunakan untuk

kegiatan hutan rakyat, penghijauan lingkungan pada fasilitas umum/fasilitas sosial

(ruang terbuka hijau, turus jalan, kanan kiri sungai, halaman

sekolah/perkantoran/rumah ibadah/ pertokoan/ pasar), penanaman di kawasan

hutan yang telah diarahkan sebagai areal kerja Hutan Kemasyarakatan

(HKm)/Hutan Desa (HD) atau yang telah memiliki Izin Usaha Pemanfaatan Hutan

Kemasyarakatan (IUPHKm) dan Hak Pengelolaan Hutan Desa (HPHD).

Rencana Usulan Kegiatan Kelompok yang selanjutnya disingkat RUKK

adalah rencana pembangunan KBR yang disusun oleh kelompok, antara lain

memuat nama dan alamat kelompok, lokasi, jenis dan jumlah bibit, asal benih,

komponen kegiatan dan rencana pemanfaatan bibit.

Persyaratan calon kelompok Kebun Bibit Rakyat diantaranya :

1. Jumlah anggota paling sedikit 15 (lima belas) orang baik laki-laki maupun

perempuan yang berdomisili di desa/kelurahan setempat, antara petani,

mahasiswa, santri/siswa, maupun anggota organisasi masyarakat lainnya.

Page 9: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

6

2. Terdapat areal hutan/lahan untuk lokasi penanaman bibit KBR ekuivalen

minimal 40 ha.

Penetapan Program KBR adalah kelompok masyarakat dan lokasi KBR

ditetapkan dengan keputusan Kepala BPDAS dan disampaikan kepada kelompok

yang bersangkutan dengan tembusan kepada Dinas Kabupaten/Kota, Dinas

Provinsi yang menangani kehutanan, dan Direktorat Jenderal BPDASPS.

Usulan permintaan pembayaran dari kelompok masyarakat, PPK

melakukan penyaluran dana melalui KPPN setempat dengan mekanisme langsung

(LS) ke rekening kelompok masyarakat pelaksana KBR dengan 3 (tiga) tahap

sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah. Sebagaimana mekanisme penyaluran dana sebagai

berikut:

1. Pembayaran Tahap I sebesar 40% dari keseluruhan dana dilakukan jika

RUKK telah disetujui oleh PPK dan SPKS telah ditandatangani oleh Ketua

Kelompok Masyarakat Pelaksana KBR dan PPK.

2. Pembayaran Tahap II sebesar 30% dari keseluruhan dana dilakukan jika

pembuatan KBR telah mencapai realisasi fisik minimal 30% yaitu telah

tersedia sarana dan prasarana serta benih generatif telah ditabur pada bedeng

tabung atau benih vegetatif telah ditanam ke dalam media semai didalam

polybag/kantong/wadah lainnya. Realisasi fisik ini dibuktikan dengan berita

acara pemeriksaan pekerjaan yang ditanda tangani oleh tim pengawas dan

diketahui oleh Ketua Tim Pelaksana, Ketua Kelompok dan pendamping

Page 10: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

7

3. Pembayaran Tahap III sebesar 30% dari keseluruhan dana dilakukan jika

pembuatan KBR telah mencapai realisasi fisik minimal 60% yaitu semua

bibit, baik generatif maupun vegetatif, dalam jumlah cukup dan sehat, sudah

di dalam polybag/kantong/wadah lainnya. Realisasi fisik ini dibuktikan

dengan berita acara ditandatangani oleh Tim Pengawas dan diketahui oleh

Ketua Tim Pelaksana, Ketua Kelompok dan Pendamping.

Upaya rehabilitasi hutan dan lahan serta upaya menambah jumlah

tanaman di Kabupaten Bintan, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bintan

bekerjasama dengan BPDAS PS sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2013

telah melaksanakan kegiatan KBR sebanyak 66 Kelompok dengan jumlah bantun

sebesar Rp. 4.762.575.000.- yang tersebar di 10 Kecamatan dan hingga sampai

saat ini program KBR tersebut telah menghasilkan bibit tanaman sebanyak

2.300.000 batang dan bibit tersebut telah ditanam di lokasi yang telah ditentukan

sebanya 1.906.619 batang.

Rekapitulasi Kegiatan Kebun Bibit Rakyat di Kabupaten Bintan Tahun 2015

No. Nama

Kelompok

Jumlah

Bibit Dibuat

Jumlah

Ditanam

Prosen Bibit

Yang Hidup (%) Luas (Ha)

1. Tunas Jaya 25.000 23.7800 95.12 25.00

2. Bina Muda 25.000 23.970 95.88 25.00

Sumber : BPDAS Kepulauan Riau, tahun 2015

Penanaman bibit yang sudah siap tanam dapat ditanam pada tahun berjalan

di lokasi sebagaimana ditentukan dalam RUKK dan rancangan penanaman

sedangkan insentif penanaman dibayar pada tahun berikutnyaa. Kemudian

evaluasi hasil penanaman sebagai berikut :

1. Terhadap bibit yang sudah ditanam akan dilakukan evaluasi.

Page 11: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

8

2. Evaluasi hasil penanaman dilakukan sekurang kurangnya 1(satu) bulan setelah

ditanam

3. Evaluasi penanaman dilakukan oleh tim pengawas bersama dengan

pendamping yang hasilnya dituangkan dalam berita acara evaluasi hasil

penanaman

4. Hasil evaluasi penanaman sebagai dasar untuk pembayaran insentif

penanaman

5. PPK melakukan supervisi pelaksanaan evaluasi hasil penanaman bibit KBR

oleh tim pengawas.

Produksi perkebunan rakyat di Kabupaten Bintan masih kurang optimal

hal ini disebabkan beberapa hal diantaranya :

1. Sebagian besar tanaman tua menggunakan bibit karet non unggulan sehingga

produktifitas tanaman rendah.

2. Kondisi tanaman karet masih banyak yang telah tua dan rusak

3. Masih rendahnya sebagian kualitas SDM petani dalam penyadapan dan

pengolahan hasil karet.

4. Kurangnya modal petani untuk perluasan, peremajaan dan pemeliharaan

tanaman perkebunan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan diatas, maka peneliti

tertarik untuk maneliti suatu penelitian yang diambil dengan judul “Evaluasi

Program Kebun Bibit Rakyat (KBR) Di Desa Bintan Buyu Kecamatan Teluk

Bintan Kabupaten Bintan tahun 2015”.

Page 12: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

9

B. Perumusan Masalah

Dari uraian rumusan masalah diatas, maka dalam penelitian ini menarik

sebuah perumusan yakni : “ Bagaimana Hasil Dan Dampak Program Kebun Bibit

Rakyat (KBR) Di Desa Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan

Tahun 2015 ? ”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan ini adalah untuk mengetahui Bagaimana

Hasil Dan Dampak Program Kebun Bibit Rakyat (KBR) Di Desa Bintan Buyu

Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan Tahun 2015.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi

Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani

didaerahnya.

b. Secara akademis untuk memperoleh gelar sarjana pada jurusan Ilmu

Pemerintahan di Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.

c. Sebagai bahan informasi dan penambah wawasan bagi penulis untuk

mengetahui lebih lanjut tentang Evaluasi Program Kebun Bibit Rakyat Di

Desa Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan Tahun 2015.

Page 13: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

10

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Diskriptif Kualitatif. Penelitian deskiptif yaitu berusaha untuk menjelaskan suatu

fenomena secara diskriptif untuk melakukan analisis serta menilai mengenai

fenomena atau gejala tentang Pelaksanaan Program Kebun Bibit Rakyat Oleh

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bintan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan

Kabupaten Bintan. Adapun alasan peneliti mengambil objek penelitian ini yaitu

berdasarkan persentase dari 2 kecamatan di Kabupaten Bintan yang dilakukan

pada tahun 2015 antara Kecamatan Toapaya Utara dan Kecamatan Teluk Bintan

terdapat hasil bibit penanaman yang hidup di Kecamatan Teluk Bintan lebih

rendah bila dibandingkan di Kecamatan Toapaya Utara oleh karena itu peneliti

tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang hasil bantuan fasilitas kepada

masyarakat petani dengan objek penelitian di Kecamatan Teluk Bintan yang

terletak di Desa Bintan Buyu.

3. Informan

Informan adalah orang yang memberikan informasi. Dalam menentukan

jumlah informan peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Menurut

Sugiyono (2012:96) mendefinisikan purposive sampling yaitu teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu. Karena tidak semua masyarakat yang

bergabung dalam Program KBR mengetahui lebih detail tentang Kebun Bibit

Page 14: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

11

Rakyat sehingga dalam penelitian ini peneliti memilih 7 (tujuh) informan yang

terdiri dari sebagai berikut :

Key Informan : Kepala Seksi Rehabilitas Hutan dan Lahan dari Dinas

Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bintan sebagai Penjabat Pembuat Komitmen

Kebun Bibit Rakyat.

Informan terdiri dari 6 orang yakni :

a. BPDAS Kepuluan Riau yaitu sebagai Kuasa Pengguna Anggaran.

b. Staff oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bintan

c. Pedamping oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bintan

d. Ketua Kelompok Tani Tunas Jaya

e. Sekretaris Kelompok Tani Tunas Jaya

f. Anggota Kelompok Tani Tunas Jaya

4. Sumber dan Jenis Data

a. Data Primer, merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari

informan yang telah ditetapkan berdasarkan sampel penelitian. Dalam

penelitian ini mengambil data dari informan berdasarkan pertanyaan

wawancara yang diajukan sesuai dengan permasalahan yang berhubungan

dengan Pelaksanaan Program Kebun Bibit Rakyat Oleh Dinas Pertanian dan

Kehutanan Di Kabupaten Bintan.

b. Data Sekunder, yaitu data pendukung yang melengkapi data primer,yang

diperoleh dari dokumen – dokumen atau laporan tertulis , seperti data tentang

gambaran objek penelitian dan sebagainya. Data sekunder dalam penelitian ini

adalah data dikumpulkan dari Kantor Dinas Pertanian dan Kehutanan

Page 15: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

12

Kabupaten Bintan, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Kepuluan Riau

dan data dari perorangan yang menjalankan program kebun bibit rakyat sesuai

dengan keperluan data untuk penelitian ini. Data sekunder yang dikumpulkan

terdiri dari :

1). Struktur Organisasi Kantor Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

Bintan.

2). Struktur Organisasi Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS)

Kepuluan Riau..

3). Gambaran umum kelompok masyarakat tani Kabupaten Bintan.

5. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data dan informasi dilapangan,

menggunakan teknis dan alat pengumpulan data sebagai berikut:

a. Wawancara merupakan salah satu dari teknik pengumpulan data dengan

melalui wawancara. Dimana dua orang atau lebih secara fisik yang saling

berhadap-hadapan. Dalam penelitian ini akan dilakukan Tanya jawab secara

langsung kepada informan yang dianggap sudah mengetahui secara baik

bagaimana selama ini Pelaksanaan Program Kebun Bibit Rakyat Oleh Dinas

Pertanian Dan Kehutanan Kabupaten Bintan Dan Balai Pengelolaan Daerah

Aliran Sungai (BPDAS) Kepuluan Riau.

b. Observasi, yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

pengamatan secara langsung agar mendapat data yang lengkap dan akurat

mengenai fenomena-fenomena yang terjadi dilapangan.

Page 16: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

13

Menurut Tan dan Alfian (1980) dalam Muslimin (2002): “cara penelitian yang

mengandalkan motode observasi amat penting, terutama jika penelitian

tersebut dilakukan terhadap masyarakat yang masih belum terbiasa untuk

mengutarakan perasaan, gagasan, maupun pengetahuannya”.

Dengan cara observasi partisipasi, penelitian dapat lebih memahami dan

menyelami pola pikir dan pola kehidupan masyarakat yang diteliti. Dalam

penelitian ini akan diobservasi tentang Evaluasi Program Kebun Bibit Rakyat

melalui Dinas Pertanian Dan Kehutanan Kabupaten Bintan.. Dimana akan

diobservasi partisipasi yang menjalankan program tersebut, sumber daya yang

ada, sikap para pelaksana dalam menjalankan program tersebut, kemudian struktur

birokrasi yang ada dalam Program Kebun Bibit Rakyat (KBR) melalui Dinas

Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bintan Dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran

Sungai (BPDAS) Kepuluan Riau.

c. Dokumentasi merupakan pengambilan data berdasarkan atas catatan yang ada

dilokasi penelitian untuk melengkapi data yang digali melalui teknik

pengumpulan data lainnya.

Menurut Arikunto ( 2006;158): “ Dalam melaksanakan Dokumentasi,

menyelidiki benda – benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan

pemerintah, hasil rapat, catatan harian, dan sebagainya “.

Adapun dokumentasi dalam hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan

dokumen – dokumen yang berhubungan dengan penulisan, membuat catatan –

catatan yang ditemui dilapangan serta mengambil beberapa gambar yang

Page 17: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

14

berhubungan dengan peranan pemerintah, alat yang digunakan dalam metode ini

yaitu catatan harian serta kamera yang digunakan untuk mengambil gambar.

E. Teknik Analisa Data

Pada prinsipnya analisis merupakan proses mengolah data dan menyusun

data secara sistematis untuk mempermudah dibaca dan di interpretasikan. Untuk

mewujudkan ini peneliti menggunakan analisis data secara kualitatif. Metode ini

digunakan untuk menjelaskan data yang telah disusun dalam kalimat-kalimat yang

mengandung pengertian dan dapat disimpulkan. Dengan analisis secara kualitatif,

peneliti berharap dapat memberikan penjelasan yang akan mudah untuk dicerna

dan dimengerti oleh masyarakat.

Adapun tahap-tahap analisis adalah dimulai dengan cara, antara lain :

1. Pengumpulan data, peneliti mencatat semua data secara objektif sesuai dengan

hasil observasi dan wawancara dilapangan.

2. Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang telah

dipelajari.

3. Mengadakan reduksi data dengan membuat abstraksi yaitu rangkuman inti,

proses dan pernyataan perlu dijaga sehinggaa tetap berada didalamnya.

4. Menyusun data tersebut kedalam satuan – satuan yang selanjutnya satuan

tersebut dikategorisasikan pada langkah berikutnya.

5. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data.

6. Penyajian data, sekumpulan informasi yang telah tersusun dan memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Page 18: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

15

M. Irfan Islamy (2009:114) berpendapat sebagai suatu teknik penilai yang

objektif, scientific, dan systematic evalution mempunyai kecenderungan semakin

banyak dipakai, karena dengan kemampuan untuk mengumpulkan dan

menganalisa data secara akurat, teknik ini akan mampu menunjukkan hasil dan

dampak kebijakan secara akurat. Hal inilah yang sangat dibutuhkan oleh pembuat

kebijakan dan masyarakat secara luas, karena sengan mengetahui hasil dan

dampak kebijakan tersebut akan dapat dikenali tingkat efektivitas kebijakan –

kebijakan tersebut dan sebagai bahan dan masukkan yang sangat berguna dalam

memperbaiki kebijakan-kebijakan yang telah ada atau perumusan kebijakan –

kebijakan yang baru.

Ada tiga dampak kebijakan menurut (James Anderson dalam M. Irfan

Islamy (2009: 115-116 ) adalah :

1. Hasil Kebijakan

Hasil kebijakan adalah apa-apa yang telah dihasilkan dengan adanya

proses perumusan kebijakan pemerintah. Hasil kebijakan bisa dilihat dari lima

indikatornya, yaitu:

a. Tersalurnya dana KBR

b. KBR tepat sasaran untuk pemanfaatan hutan kemasyarakatan

c. Tepat waktu dalam pelaksanaan KBR

d. Pengajuan usulan (proposal) KBR sesuai dengan ketetapan yang berlaku

1. Dampak kebijakan yang diharapkan

Page 19: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

16

Dampak kebijakan adalah akibat-akibat yang ditimbulkan dengan

dilaksanakannya kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. Dampak kebijakan

yang diharapkan dapat dilihat dari dua indikatornya, yaitu:

a. Meningkatkan kualitas bibit karet yang unggul

b. Penghijauan lingkungan

2. Dampak kebijakan yang tidak diharapkan

3. Dampak kebijakan ini adalah adanya akibat-akibat yang kurang baik dari

kebijakan yang telah ditetapkan. Dampak kebijakan yang tidak diharapkan

dapat dilihat dari indikatornya, yaitu:

a. Mengurangi prakarsa masyarakat untuk menjadi lebih maju,

Menurut Stufflebeam dan Shinkfeild dalam Widoyoko (2009:3)

mendefinisikan evaluasi sebagai :

“Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat

dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the

worrt and merit) dari tujuan yang mencapai, desain, implementasi dan

dampak untuk membanty pertanggung jawaban dan meningkatkan

pemahaman terhadap fenomena”.

Sedangkan evaluasi menurut Stark dan Thomas dalam Widoyoko (2009:4)

adalah:

“Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan,

analisis, dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya”.

Dari beberapa makna evaluasi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai

rancangan, mengumpulkan informasi tentang cara kerja sesuatu selanjutnya

Page 20: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

17

menyajikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan terhadap

implementasi dan efektifitas suatu program dalam pengambilan keputusan.

F. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil kebijakan.

Berdasarkan indikator mengenai hasil kebijakan menurut James Anderson

dalam M. Irfan Islamy (2009:115-116) yaitu tersalurnya dana program KBR yang

diterima untuk oleh kelompok tani sudah diterima dengan baik dengan adanya

ketetapan yang dilakukan berjalan dengan lancar, kemudian program KBR tepat

sasaran untuk pemanfaatan hutan kemasyarakatan sudah sesuai dengan keadaan

daerah yang ada di Desa Bintan Buyu yakni memiliki keadaan lahan yang petani

miliki minimal 25 Ha dan sudah ditanami bibit karet yang mencapai persentase

bibit tanaman yang hidup mencapai 95.12%, kemudian pengajuan proposal yang

diminta oleh masyarakat kelompok petani kepada pemerintah sudah berjalan

dengan baik akan tetapi dalam ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan yang

dilakukan oleh pemerintah kepada petani tidak sesuai dengan ketatapan yang ada

pada aturan yang sudah ditentukan hal ini disebabkan karena pada saat

pengambilan data dalam mengverifikasi administrasi kepada petani terdapat

keterlambatan pemerintah dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana yang sudah

ditentukan sehingga pada saat itu petani mendesak petani pemerintah untuk

pelaksanaan yang dilakukan tidak melalui dengan adanya bibit tanaman

melainkan petani meminta untuk pembelian langsung dengan adanya seedling

(tunas) yang di beli pada saat itu di bulan sembilan yang petani beli di palembang.

2. Dampak kebijakan yang diharapkan

Page 21: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

18

Mengenai dampak kebijakan yang diharapkan dengan indikator

meningkatkan kualitas bibit karet yang unggul yakni dari sebelumnya petani

kurang dalam memproduksi bibit yang berkualitas sekarang sudah petani dapatkan

kualitas yang unggul dari pemerintah sehingga apa yang diharapkan petani sudah

berjalan dengan baik, kemudian mengenai penghijauan lingkungan yang ada di

Desa Bintan Buyu dapat dilihat dengan adanya SK. Menhut Nomor :

76/MenLHK-II/2015 tanggal 06 Maret 2015 mengenai lokasi penanaman KBR

terdapat keterangan titik –titik sumber penanaman yang dilakukan sudah berjalan

sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga dengan adanya titik penanaman yang

dilakukan oleh pemerintah sudah dapat meningkatkan penghijauan lingkungan

yang ada di Desa Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan.

3. Dampak kebijakan yang tidak diharapkan

Dampak kebijakan ini adalah adanya akibat yang kurang baik dari

kebijakan yang telah dijalankan atau dilaksanakan. Mengenai dampak kebijakan

yang tidak diharapkan yaitu adanya akibat-akibat yang kurang baik dari kebijakan

ini terdapat bahwa untuk memajukan petani dalam pengolahan perkebunannya

yang mereka miliki itu kembali kepada petani sendiri sehingga apa yang tidak ada.

G. Kesimpulan

Kebun Bibit Rakyat yang disalurkan untuk Kelompok Tani Tunas Jaya

dengan jumlah 15 orang sudah berjalan dengan baik sesuai dengan ketetapan yang

berlaku, tetapi belum tepat dalam waktu pelaksanaan KBR karna berdasarkan

ketetapan jadwal pelaksanaan KBR yang tidak sesuai pada waktu yang ditentukan

sehingga mendesak petani dalam mempersiapkan pembuatan bedeng tabur dan

Page 22: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

19

naungan pengadaan bahan dan peralatan. Hal ini disebabkan karna keterlambatan

dari BPDAS dalam verifikasi administrasi dan teknis di Desa Bintan Buyu

Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan Tahun 2015.

Pada dasarnya perkebunan karet di Desa Bintan Buyu Kecamatan Teluk

Bintan Kabupaten Bintan menggunakan tanaman karet yang sudah tua, bibit karet

yang tidak unggul sehingga produktifitas tanaman karet di Desa Bintan Buyu

masih rendah. Setelah adanya bantuan yang diberikan pemerintah untuk kelompok

tani, masyarakat petani memproduksi perkebunan melalui bibit yang dibeli dari

penangkar benih resmi yang melaksanakan waralaba dengan balai penelitian karet

yang telah memiliki Tanda Registrasi Usaha Pembenihan (TRUP) yang

bersertifikat dengan label.

Program KBR ini bisa mengurangi prakarsa (pemikiran atau tindakan)

masyarakat petani untuk menjadi lebih maju, bahwa dampak kebijakan yang tidak

diharapkan tidak ada melainkan jika petani ingin memajukan pengolahan hasil

perkebunannya kembali kepada petani itu sendiri.

H. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat memberikan saran

guna masukkan sebagai berikut :

1. Kepada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Kepulauan Riau dan Dinas

Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bintan di harapkan kinerja teknis yang

bekerja dalam pelaksanaan kegiatan perkebunan lebih disiplin selanjutnya

lebih mengutamakan masyarakat petani karena selama ini kegiatan pemerintah

yang memberdayakan petani hanya.

Page 23: EVALUASI PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dan metode

20

2. Kepada masyarakat petani di Desa Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan

Kabupaten Bintan adalah upaya kesadaran bahwa petani dapat memanfaatkan

keadaan lahan demi kelestarian dilingkungan di daerahnya .

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Arikunto, Suharsimi dan Jabar Syafruddin Abdul, 2010, Evaluasi Program

Pendidikan Edisi Kedua, Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, 2013, Prosedur Suara Pendekatan Praktik,Yogyakarta: Rineka

Cipta

Fermana, Surya. 2009, Kebijakan Publik: Sebuah Tinjauan Filosofis,

Yogyakarta Ar-Ruzz Media

Islamy, Irfan, 2009, Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Bumi

Aksara: Jakarta.

Nugroho, Riant D,2004, Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi, dan

Evaluasi, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Pasolong, Harbani, 2010. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta

Suharto Edi,2013, Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung:

Alfabeta

Subarsono, Agus, 2006, Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori dan

Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: ALFABETA

Widodo, Joko, 2006, Analisis Kebijakan Publik Konsep dan Aplikasi Analisis,

Proses Kebijakan Publik, Malang: Bayumedia Publishing

Winarno, Budi, 2014, Kebijakan Publik: Teori , Proses, dan Studi Kasus,

Yogyakarta: CAPS ( Center of Academic Publishing Service )

Widoyoko, Eko Putro, 2009, Evaluasi Program Pembelajaran Panduan

Praktis Bagi Pendidikan Calon Pendidik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

2. Website dan Peraturan Menteri

http://distanhut.bintankab.go.id , di akses tanggal 14/12/2013

Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P. 29/Menlhk-

setjen/2015 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kebun Bibit Rakyat