laporan kinerja instansi pemerintah lkjipe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian...

69
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS PERTANIAN DAN PANGAN TAHUN 2018 PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL DINAS PERTANIAN DAN PANGAN TAHUN 2019

Upload: votu

Post on 30-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(LKjIP) DINAS PERTANIAN DAN PANGAN

TAHUN 2018

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL DINAS PERTANIAN DAN PANGAN

TAHUN 2019

Page 2: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja

Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

ii

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa karena atas

Rahmat dan Karunia-Nya, Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan

Pangan Tahun 2018 dapat diselesaikan untuk memenuhi

ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean

governance) yang didukung manajemen kinerja yang akuntabel

sudah merupakan tekad pimpinan instansi pemerintah baik di

tingkat pusat maupun di daerah. Sejalan dengan era globalisasi

yang banyak membawa perubahan yang strategis, memberi

pengaruh kepada masyarakat yang semakin kritis dengan berbagai tuntutan, terutama

kepada para pengelola negara untuk menjalankan tugasnya secara bertanggung jawab,

bersih transparan, dan akuntabel.

Akuntabilitas kinerja merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama

dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan evaluasi

kinerja yang baik untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil bisa optimal serta

cara-cara yang digunakan untuk mencapainya.

Akuntabilitas dalam bentuk laporan dapat mengekspresikan pencapaian tujuan

melalui pengelolaan sumber daya suatu organisasi karena pencapaian suatu tujuan

merupakan salah satu ukuran kinerja individu maupun unit organisasi yang akan terlihat

jelas pada pencapaian sasaran.

Tujuan dan sasaran tersebut dapat dilihat dalam rencana stratejik organisasi,

rencana kinerja, dan program kerja tahunan, dengan tetap berpegang pada Rencana

Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja).

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan merupakan wujud

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi PD dalam pengelolaan sumber

daya dan kebijakan yang telah digariskan, dan kebijakan operasional dalam rangka

pencapaian tujuan Dinas Pertanian dan Pangan, yaitu Meningkatkan produksi tanaman

pangan, peternakan, hortikultura dan perkebunan; peningkatan ketahanan pangan;

menngkatkan nilai tambah produk pertanian, dan pengelolaan kualitas sumber daya

pertanian yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis PD Tahun 2016 - 2021.

Laporan kinerja ini juga sebagai umpan balik untuk melakukan perbaikan dalam

perencanaan, terutama sebagai input bagi pengelolaan dan penataan serta peningkatan

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan prima kepada masyarakat.

Laporan ini diharapkan juga dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan

evaluasi yang objektif atas penyelenggaraan pemerintahan oleh stakeholders yang berhak

dan berkepentingan dalam menilai kinerja dan pertanggungjawaban Kepala PD.

Wonosari, Februari 2019

KEPALA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN,

Ttd.

Ir. BAMBANG WISNU BROTO

Page 3: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja

Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

iii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018 merupakan bentuk

pertanggungjawaban atas pengelolaan sumberdaya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

sebagai konsekuensi pelaksanaan manajemen kinerja dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan.

LKjIP ini merupakan capaian kinerja (performance results) sesuai dengan rencana

kinerja (performance plan) yang merupakan penjabaran tahunan dari renstra Dinas

Pertanian dan Pangan tahun 2016 – 2021 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati

Gunungkidul Nomor 132 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati

Gunungkidul Nomor 34 Tahun 2016 tentang Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun

2016-2021

LKjIP ini disusun dengan melakukan analisis dan mengumpulkan bukti untuk

menjawab pertanyaan, sejauhmana sasaran pembangunan yang ditunjukkan dengan

keberhasilan pencapaian indikator kinerja utama (IKU) Dinas Pertanian dan Pangan yang

telah dicanangkan pada tahun 2018 telah berhasil dicapai.

Dari 8 (delapan) IKU PD tahun 2018, kinerja yang dicapai menunjukkan bahwa, 8

(delapan) IKU dapat tercapai dengan kategori sangat berhasil. Keberhasilan capaian IKU

PD Dinas Pertanian dan Pangan merupakan hasil dari upaya-upaya Dinas Pertanian dan

Pangan, juga berkat dukungan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat baik swasta

maupun masyarakat pada umumnya yang berkepentingan secara integral dan sinergi

dalam memenuhi program-program Dinas Pertanian dan Pangan pada tahun 2018.

Beberapa indikator sasaran yang belum dapat memenuhi target kinerja, karena ada

beberapa hambatan kendala yang apabila tidak segera diantisipasi dapat berpengaruh

pada capaian sasaran yang akan datang.

Untuk mengoptimalkan capaian sasaran dan mengantisipasi perubahan yang akan

terjadi pada masa mendatang perlu ada langkah kebijakan teknis/operasional untuk

memantapkan kebijakan agar tujuan dapat terlaksana sehingga misi Dinas Pertanian dan

Pangan dapat dilaksanakan/dicapai sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan yang telah

ditetapkan, yaitu :

1. Meningkatkan produksi tanaman pangan, peternakan, hortikultura dan

perkebunan

2. Peningkatan ketahanan pangan

3. Meningkatkan nilai tambah produk pertanian

4. Pengelolaan kualitas sumber daya pertanian

Page 4: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja

Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

iv

Adapun langkah-langkah kebijakan teknis/operasional yang diupayakan yaitu:

1. Peningkatan produksi tanaman padi, palawija, sayuran, buah-buahan,

tanaman hias, tanaman obat dan tanaman perkebunan.

2. Peningkatan populasi sapi potong, kambing dan ayam buras

3. Pengembangan lumbung cadangan pangan dan desa mandiri pangan

4. Distribusi dan harga bahan pangan.

5. Peningkatan nilai tambah produk pangan, peternakan, hortikultura dan

perkebunan.

6. Mewujudkan sentra agribisnis komoditas unggulan

7. Tersedianya akses permodalan bagi petani

8. Penumbuhan, pengembangan dan evaluasi klasifikasi kelompok usaha

pertanian

9. Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian

Prasyarat keberhasilan implementasi kebijakan, program, dan kegiatan masa

depan adalah meningkatkan aparatur yang profesional serta dapat dipercaya masyarakat

melalui penataan SDM aparatur yang berkesinambungan berdasarkan kualifikasi dan

kompetensi jabatan sesuai dengan beban kerja masing-masing Perangkat Daerah serta

adanya perilaku kinerja aparatur yang dapat bekerja ”tuntas” berdasarkan norma hukum,

etika birokrasi pemerintah, dan berbasiskan manajemen kinerja sehingga bebas dari

KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Hal ini akan memantapkan dan memperkuat

modal sosial dengan ciri adanya kepercayaan (trust) masyarakat pada pemerintah.

Page 5: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja

Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… ii

RINGKASAN EKSEKUTIF …………………………………………………. iii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… v

BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………. 1

A. Latar Belakang ……………………………..………………

B. Tugas Pokok dan Struktur Organisasi ……..……………..

C. Permasalahan Utama (Strategic Issued).................................

1

2

5

BAB II : PERENCANAAN KINERJA …..........................................… 7

A. Rencana Strategis PD Tahun 2016 – 2021 ...........................

B. Rencana Kinerja 2018 ...................………………………..

C. Perjanjian Kinerja 2018 ..................………………………

7

14

15

BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA ……………………………… 19

A. Capaian Kinerja Organisasi ………………………………..

B. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2018..................

C. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja................................

D. Realisasi Anggaran ......................................………………..

19

20

23

57

BAB IV : PENUTUP ……………………………………………………… 59

LAMPIRAN 61

Page 6: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

1

A. Latar Belakang

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis,

transparan, akuntabel, efisien, dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja instansi

pemerintah menjadi kunci dalam proses penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Upaya ini juga selaras dengan tujuan perbaikan pelayanan publik sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun

2015.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor

29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah,

setiap PD wajib menyampaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)

kepada Bupati sebagai perwujudan kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi

organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat

pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir tahun anggaran.

LKj IP dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan

tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan yang

dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah berdasarkan perencanaan strategis

yang ditetapkan. LKj IP juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai kinerja, dan

alat pendorong terwujudnya good governance serta berfungsi sebagai media

pertanggungjawaban kepada publik.

Bertitik tolak dari Renstra Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2016-2021

dan Rencana Kinerja Tahun 2018, maka LKj IP Dinas Pertanian dan Pangan yang

disusun merupakan realisasi hasil kegiatan tahun 2018 dan menyajikan laporan

kemajuan penyelenggaraan pemerintahan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan

kepada Bupati Gunungkidul.

BAB

I

PENDAHULUAN

Page 7: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

2

B. Tugas Pokok dan Struktur Organisasi

Dinas Pertanian dan Pangan dibentukan berdasarkan Peraturan Daerah

Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul yang ditindaklanjuti dengan Peraturan

Bupati Gunungkidul Nomor 60 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan Pangan.

1. Tugas Pokok

1. Tugas Pokok

Dinas Pertanian dan Pangan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan

rumah tangga Pemerintah Daerah di bidang pertanian dan pangan

2. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana di atas Dinas Pertanian dan Pangan

membunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan umum di bidang pertanian dan pangan;

b. perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian dan pangan;

c. penyusunan rencana kinerja dan perjanjian kinerja di bidang pertanian dan

pangan;

d. pembinaan di bidang pertanian dan pangan

e. pembinaan peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan, dan peternakan;

f. pembinaan dan fasilitasi pascapanen, pengolahan, mutu, dan pemasaran

hasil pertanian;

g. pembinaan dan pengembangan usaha tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan, dan peternakan;

h. pemberian rekomendasi teknis usaha di bidang pertanian dan pangan;

i. penataan prasarana pertanian;

j. pelaksanaan perlindungan tanaman;

k. pembinaan perbibitan dan perbenihan pertanian;

l. pengawasan mutu dan peredaran benih tanaman, benih/bibit ternak dan

hijauan pakan ternak;

m. pengelolaan sarana dan prasarana pertanian dan pangan;

n. pengawasan standar mutu alat, mesin, pupuk, dan pestisida pertanian;

o. penyelenggaraan penyuluhan pertanian;

p. koordinasi penyediaan infrastruktur dan pendukung di bidang ketahanan

pangan;

q. pembinaan peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang

ketahanan pangan;

Page 8: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

3

r. pengelolaan dan pengembangan statistik dan sistem informasi pertanian

dan pangan;

s. pengelolaan sistem informasi penyuluhan pertanian dan pangan;

t. pengembangan kerja sama dan kemitraan penyuluhan pertanian dan

pangan;

u. penyelenggaraan sistem pengendalian intern di bidang pertanian dan

pangan;

v. penyusunan dan penerapan norma, standar, pedoman, dan petunjuk

operasional di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,

peternakan dan ketahanan pangan;

w. pengelolaan Unit Pelaksana Teknis;

2. Struktur Organisasi

Organisasi Dinas Pertanian dan Pangan terdiri dari :

1. Unsur Pimpinan : Kepala Dinas

2. Unsur Pembantu Pimpinan : Sekretariat yang terdiri dari:

A. Sub Bagian Umum

B. Sub Bagian Keuangan

C. Sub Bagian Perencanaan

3. Unsur Pelaksana, yakni:

A. Bidang Tanaman Pangan, terdiri dari:

1. Seksi Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan;

2. Seksi Produksi Tanaman Pangan;

3. Seksi Perlindungan Tanaman Pangan;

B. Bidang Perkebunan dan Hortikultura, terdiri dari:

1. Seksi Sarana dan Prasarana Perkebunan dan Hortikultura;

2. Seksi Produksi Perkebunan dan Hortikultura;

3. Seksi Perlindungan Perkebunan dan Hortikultura;

C. Bidang Peternakan terdiri dari:

1. Seksi Sarana dan Prasarana Peternakan;

2. Seksi Perbibitan dan Produksi Ternak;

3. Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner;

D. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil, terdiri dari:

1. Seksi Pengolahan;

2. Seksi Bina Mutu;

3. Seksi Pemasaran;

E. Bidang Penyuluhan, terdiri dari:

1. Seksi Kelembagaan;

2. Seksi Ketenagaan;

3. Seksi Programa;

Page 9: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

4

F. Bidang Ketahanan Pangan, terdiri dari:

1. Seksi Ketersediaan dan Distribusi Pangan;

2. Seksi Penganekaragaman Konsumsi Pangan;

3. Seksi Keamanan Pangan;

G. Unit Pelaksana Teknis; dan

H. Kelompok Jabatan fungsional.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi tersebut, didukung

sumberdaya manusia yang memadai dengan jumlah pegawai sebanyak 208 orang

pada Tahun 2018. Adapun jabatan struktural di lingkungan Dinas Pertanian dan

Pangan sebanyak 45 jabatan, terdiri dari eselon II.b = 1 jabatan, eselon III = 7

jabatan, eselon IV = 37 jabatan. Sedangkan jumlah Pegawai Negeri Sipil non

eselon sebanyak 171 orang.

Gambar 1.1

Sumber : Subbagian Umum Dinas Pertanian dan Pangan, 2018

Sedangkan komposisi pegawai Dinas Pertanian dan Pangan berdasarkan

Golongan Ruang adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Komposisi Pegawai

No. Golongan/Ruang Tahun 2018

1 I/a – I/d 2

2 II/a – II/d 39

3 III/a – III/d 133

4 IV/a – IV/e 34

Jumlah 208

Sumber : Subbagian Umum Dinas Pertanian dan Pangan, 2018

Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Eselon Akhir Tahun 2018

Page 10: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

5

Gambar 1.2

Sumber : Subbagian Umum Dinas Pertanian dan Pangan, 2018

C. Permasalahan Utama (Strategic Issued)

Tinjauan dan identifikasi permasalahan bertujuan untuk memahami

kondisi Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul dengan memetakan

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki untuk diterjemahkan menjadi potensi modal

pembangunan serta mengenali dan memahami kelemahan/kekurangan agar dapat

dieliminir dampaknya. Permasalahan pembangunan di Dinas Pertanian dan Pangan

dengan 2 kewenangan yang dimiliki meliputi permasalahan ketahanan pangan dan

pertanian.

Ketahanan Pangan

a. Ketersediaan dan cadangan pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan

di tingkat perseorangan/individu masih kurang;

b. Belum optimalnya pemantauan distribusi, harga, dan akses pangan masyarakat;

c. Keamanan dan keanekaragaman konsumsi pangan melalui pengembangan pangan

lokal masih kurang;

d. Masih adanya desa rawan pangan;

e. Kuantitas dan kualitas tenaga penyuluh pertanian belum maksimal

Pertanian

a. Belum terwujudnya penyaluran dan pemenuhan kebutuhan pupuk bagi petani

secara optimal;

b. Belum efektifnya kebijakan pengendalian alih fungsi lahan pertanian;

Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Pangkat dan Golongan

Pada Akhir Tahun 2018

Page 11: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

6

c. Agribisnis pertanian yang didukung pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan

nilai tambah dan daya saing produk pertanian melalui pola pertanian

berkelanjutan dan ramah lingkungan masih kurang optimal;

d. Kualitas sumber daya manusia dan kelembagaan pertanian untuk meningkatkan

kesejahteraan petani masih kurang;

e. Produksi, produktifitas dan mutu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan

peternakan dalam rangka berkontribusi pada pencapaian swasembada pangan

nasional belum mengalami peningkatan yang signifikan.

Page 12: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

7

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Gunungkidul merupakan alat perencanaan pembangunan jangka menengah yang menjadi

tolok ukur kinerja daerah dalam melaksanakan amanat yang telah diberikan oleh

masyarakat Kabupaten Gunungkidul. Selanjutnya RPJMD tersebut dijabarkan dalam

Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD) sebagai dokumen teknis operasional.

A. Rencana Strategis PD Tahun 2016 - 2021

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Pangan ditetapkan dengan Peraturan

Bupati Gunungkidul Nomor 132 Tahun 2017 Tanggal 29 Desember 2017 tentang

Perubahan Atas Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 34 Tahun 2016 Tentang

Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun 2016-2021. Dokumen tersebut

merupakan alat perencanaan pembangunan jangka menengah yang menjadi tolok

ukur kinerja Dinas Pertanian dan Pangan dalam melaksanakan amanat yang telah

diberikan oleh masyarakat.

Tujuan dan Sasaran

Tujuan pembangunan Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2016-2021,

dirumuskan sebagai berikut:

1. Meningkatkan produksi tanaman pangan, peternakan, hortikultura dan

perkebunan

dengan sasaran:

Tercapainya peningkatan produksi tanaman padi, palawija, sayuran, buah-

buahan, tanaman hias, tanaman obat dan tanaman perkebunan.

Tercapainya peningkatan populasi sapi potong, kambing dan ayam buras.

2. Peningkatan ketahanan pangan

dengan sasaran:

Terwujudnya pengembangan lumbung cadangan pangan dan desa mandiri

pangan

Distribusi dan harga bahan pangan.

3. Meningkatkan nilai tambah produk pertanian,

dengan sasaran:

Terwujudnya peningkatan nilai tambah produk pangan, peternakan,

hortikultura dan perkebunan.

Terwujudnya sentra agribisnis komoditas unggulan

BAB

II PERENCANAAN KINERJA

Page 13: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

8

Tersedianya akses permodalan bagi petani.

4. Pengelolaan kualitas sumber daya pertanian,

dengan sasaran:

Penumbuhan, pengembangan dan evaluasi klasifikasi kelompok usaha

pertanian

Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian

Selanjutnya Dinas Pertanian dan Pangan menjabarkan dalam sasaran-

sasaran strategis yang akan dicapai secara tahunan selama periode Renstra. Sasaran

strategis dan indikator kinerja sebagai alat ukur keberhasilan sasaran strategis

selama tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Sasaran strategis dan indikator kinerja

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

1 Produksi Tanaman Pangan

Meningkat

Tingkat produksi komoditas unggulan

tanaman pangan

Padi

Jagung

Kedelai

Ubi Kayu

2 Produksi hasil perkebunan

dan hortikultura unggulan

meningkat

Tingkat produksi hasil perkebunan dan

hortikultura unggulan:

Kakao

Mete

Tembakau

Kelapa (butir)

Bawang Merah

Cabe

3 Produksi komoditas

peternakan ungglan

meningkat

Jumlah Populasi ternak dan Produksi

daging dan telur

Sapi Potong

Kambing

Ayam Buras

Produksi daging

Produksi telur

4 Ketersediaan, distribusi, dan

konsumsi pangan meningkat

Pertumbuhan Ketersediaan, distribusi, dan

konsumsi pangan:

Ketersediaan pangan (beras)

Harga pangan yang terjangkau dan

terkendali

Beras IR I

Beras IR II

Jagung Pipil Kering

Page 14: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

9

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Kedelai Lokal

Nilai PPH (Pola Pangan Harapan)

Nilai NBM (Neraca Bahan Makanan)

5 Kesejahteraan masyarakat

petani meningkat

Pendapatan per capita sektor pertanian

(PDRB sektor pertanian:Jumlah penduduk

di sektor pertanian)

Pendapatan sektor pertanian

padi

jagung

kedelai

kakao

kelapa

mete

tembakau

bawang merah

cabe besar

Hasil pengiriman ternak (sapi, kambing,

DOC)

Hasil ternak daging sapi, kambing, dan

ayam

Jumlah kelompok tani yang telah

menerapkan Agribisnis terpadu

6 Kepuasan masyarakat

terhadap penyelenggaraan

pelayanan publik meningkat

Indeks Kepuasan Masyarakat Perangkat

Daerah

7 Akuntabilitas pengelolaan

keuangan meningkat

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu:

1. laporan bulanan

2. laporan semesteran

3. laporan tahunan

8 Kesesuaian program dalam

dokumen perencanaan daerah

Persentase kesesuaian Program dalam

Rencana Kerja (Renja) PD terhadap

Program dalam Rencana Kerja

Pembangunan Daerah (RKPD) dan

Program dalam Renstra PD terhadap

Program dalam RPJMD

Dinas Pertanian dan Pangan telah menetapkan Indikator Kinerja Utama

dengan Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 270/KPTS/2017 tentang Indikator

Kinerja Utama Dinas Pertanian dan Pangan. Adapun Indikator Kinerja Utama

Dinas Pertanian dan Pangan adalah sebagai berikut:

Page 15: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

10

Tabel 2.2

Indikator Kinerja Utama

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Utama

Alasan/Penjelasan/

Formulasi

1 Produksi Tanaman

Pangan Meningkat

Tingkat produksi

komoditas unggulan

tanaman pangan

(produktivitas dikalikan luas

panen) terhadap komoditas

unggulan tanaman pangan yaitu

padi, jagung, kedelai dan ubi

kayu

Padi

Jagung

Kedelai

Ubi Kayu

2 Produksi hasil

perkebunan dan

hortikultura unggulan

meningkat

Tingkat produksi hasil

perkebunan dan

hortikultura unggulan:

(produktivitas dikalikan luas

panen) terhadap komoditas

unggulan tanaman perkebunan

dan hortikultra seperti kakao,

mete, tembakau, kelapa, bawang

merah dan cabe

Kakao

Mete

Tembakau

Kelapa (butir)

Bawang Merah

Cabe

3 Produksi komoditas

peternakan ungglan

meningkat

Jumlah Populasi ternak Hasil Pendataan

Sapi Potong

Kambing

Ayam Buras

Produksi daging Rumus Produksi Daging

PD = Ko x St

Ko = berat karkas dengan edible

offal

St = Jumlah pemotongan

Produksi telur Rumus Produksi Telur

PT = Po x p x% Betina produktif

P = parameter produksi telur

% Betina Produktif = ayam

petelur (70%), ayam buras

(34,4%), itik (66,45%)

4 Ketersediaan,

distribusi, dan

konsumsi pangan

meningkat

Pertumbuhan

Ketersediaan, distribusi,

dan konsumsi pangan:

1. Hasil konversi produksi padi

ke beras

Rumus = ∑ produksi padi x

62,7%

Page 16: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

11

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Utama

Alasan/Penjelasan/

Formulasi

2. Ketersediaan pangan beras

dengan melihat konsumsi

beras masyarakat berdasar

PPH tahun 2016 =81,7 yang

diasumsikan turun 3 poit

setiap tahunnya dikalikan

jumlah penduduk

Rumus = ketersediaan beras –

(PPH berlaku) x jumlah

penduduk

Ketersediaan pangan

(beras)

1. Hasil konversi produksi padi

ke beras

Rumus = ∑ produksi padi x

62,7%

2. Ketersediaan pangan beras

dengan melihat konsumsi

beras masyarakat berdasar

PPH tahun 2016 =81,7 yang

diasumsikan turun 3 poit

setiap tahunnya dikalikan

jumlah penduduk

Rumus = ketersediaan beras –

(PPH berlaku) x jumlah

penduduk

Harga pangan yang

terjangkau dan

terkendali

Harga pangan yang terjangkau

terdiri dari IR I, IR II, jagung

pipil kering, kedelai lokal

Beras IR I

Beras IR II

Jagung Pipil Kering

Kedelai Lokal

Nilai PPH (Pola Pangan

Harapan)

Hasil analisis servey konsumsi

pangan

Nilai NBM (Neraca

Bahan Makanan)

Hasil analisis servey peredaran

pangan

5 Kesejahteraan

masyarakat petani

meningkat

Pendapatan per capita

sektor pertanian (PDRB

sektor pertanian:Jumlah

penduduk di sektor

pertanian)

Pendapatan sektor pertanian yang

terdiri dari padi, jagung, kedelai,

kakao, kelapa, mete, tembakau,

bawang merah, cabe besar,

pengiriman ternak keluar, hasil

ternak (daging sapi, kambing,

ayam, dan telur)

Page 17: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

12

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Utama

Alasan/Penjelasan/

Formulasi

Pendapatan sektor

pertanian

padi

jagung

kedelai

kakao

kelapa

mete

tembakau

bawang merah

cabe besar

Hasil pengiriman ternak

(sapi, kambing, DOC)

Hasil ternak daging sapi,

kambing, dan ayam

Jumlah kelompok tani

yang telah menerapkan

Agribisnis terpadu

Menunjukkan jumlah kelompok

tani yang telah menerapkan

Agribisnis terpadu

Berdasarkan IKU Dinas Pertanian dan Pangan tersebut kemudian

ditindaklanjuti dengan menetapkan Indikator Kinerja Program dengan Keputusan

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Nomor 68/KPTS/2017 tanggal 21 Desember

2017 tentang Indikator Kinerja Program di Lingkungan Dinas Pertanian dan

Pangan. Selain indikator kinerja program yang memuat penjelasan indikator kinerja

utama di atas ditambah dengan indikator kinerja program yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.3

Indikator Kinerja Program

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Program

Alasan/Penjelasan/

Formulasi

1 Kepuasan masyarakat

terhadap

penyelenggaraan

pelayanan publik

meningkat

Indeks Kepuasan

Masyarakat Perangkat

Daerah

Total dari nilai

persepsi per unsur

Total unsur yang

terisi

x Nilai

penimbang

Dimana bobot nilai rata-rata

tertimbang = Jumlah bobot

dibagi jumlah unsur = 1 dibagi

14 = 0,071

Untuk memudahkan interprestasi

terhadap penilaian IKM antara

25-100, maka hasil penilaian

Page 18: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

13

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Program

Alasan/Penjelasan/

Formulasi tersebut dikonversikan dengan

nilai dasar 25 dengan rumus:

IKM Unit Pelayanan x 25

Tipologi data: Non komulatif

2 Akuntabilitas

pengelolaan

keuangan meningkat

Persentase laporan

keuangan disusun tepat

waktu:

1. laporan bulanan

2. laporan semesteran

3. laporan tahunan

∑ laporan keuangan

disusun tepat waktu

∑ laporan keuangan

disusun

x 100%

Tipologi data: Non komulatif

3 Kesesuaian program

dalam dokumen

perencanaan daerah

Persentase kesesuaian

Program dalam Rencana

Kerja (Renja) PD

terhadap Program dalam

Rencana Kerja

Pembangunan Daerah

(RKPD)

∑ Program dalam

Rencana Kerja (Renja)

PD yang sama dengan

RKPD

∑ Program dalam

Rencana Kerja

Pembangunan Daerah

(RKPD)

x 100%

Persentase kesesuaian

Program dalam Renstra

PD terhadap Program

dalam RPJMD

∑ Program dalam

Renstra PD yang sama

dengan RPJMD

∑ Program dalam

RPJMD

x 100%

Tipologi data: Non komulatif

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

∑ realisasi pemenuhan

administrasi

perkantoran

∑ administrasi

perkantoran yang

dibutuhkan

x 100%

Tipologi data: Non komulatif

Persentase pemenuhan

kebutuhan sarana dan

prasarana aparatur

∑ realisasi pemenuhan

sarana dan prasarana

∑ sarana dan prasarana

yang direncanakan

x 100%

Tipologi data: Non komulatif

Page 19: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

14

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Program

Alasan/Penjelasan/

Formulasi

Persentase Aparatur

Sipil Negara taat aturan ∑ ASN PD yang taat

aturan

∑ ASN PD

x 100%

Tipologi data: Non komulatif

3. Program-program

Untuk mencapai sasaran strategis PD dengan melaksanakan program

prioritas yaitu:

1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

2. Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan

3. Program Peningkatan Produksi Perkebunan Dan Hortikultura

4. Program Peningkatan Produksi Peternakan

5. Program Peningkatan Kualitas Penyuluhan

6. Program Peningkatan Agribisnis Pertanian

Sedangkan program-program penunjang atau pendukung pencapaian

sasaran strategis adalah:

1. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

2. Program Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan Perangkat Daerah

3. Program Peningkatan Kualitas Perencanaan

4. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

5. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran

6. Program Peningkatan Ketatalaksanaan dan Kapasitas Aparatur

B. RENCANA KINERJA 2018

Perencanaan kinerja adalah aktivitas analisis dan pengambilan keputusan di

depan untuk menetapkan tingkat kinerja yang diinginkan di masa yang akan datang

tentang tingkat capaian kinerja yang diinginkan serta target (quantitative objectives)

apa yang harus dicapai dihubungkan dengan tingkat pelaksanaan program/kegiatan.

Perencanaan Kinerja merupakan bentuk komitmen pencapaian kinerja yang

menjabarkan rencana kegiatan dan target kinerja tahunan organisasi.

Untuk operasionalisasi perencanaan jangka menengah tersebut Dinas

Pertanian dan Pangan menyusun perencanaan kinerja tahunan yang disusun dalam

bentuk Rencana Kerja Dinas Pertanian dan Pangan. Dengan diterbitkannya

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka perlu

menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang secara substantif tidak jauh

berbeda dengan Renja.

Page 20: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

15

Rencana Kinerja Tahunan 2018 mencerminkan rencana kegiatan, program,

dan sasaran tahunan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2016-2021. Pada dasarnya

RKT 2018 menguraikan target kinerja yang hendak dicapai Dinas Pertanian dan

Pangan selama tahun 2018. Target kinerja merepresentasikan nilai kuantitatif yang

harus dicapai selama tahun 2018 dari semua indikator kinerja yang melekat pada

tingkat kegiatan maupun sasaran tahunan. Target kinerja pada tingkat sasaran akan

dijadikan tolok ukur dalam mengukur keberhasilan organisasi di dalam upaya

pencapaian tujuannya.

Target sasaran untuk Tahun 2018 merupakan target tahun kedua dari

Renstra PD 2016-2021 dan Rencana Kinerja Tahunan 2018 memuat sasaran

strategis, indikator kinerja, dan target yang akan dicapai, yaitu sebagai berikut:

C. PERJANJIAN KINERJA 2018

Perjanjian Kinerja Tahun 2018 merupakan suatu dokumen kontrak kinerja

antara Kepala PD dengan Bupati Gunungkidul untuk mewujudkan target kinerja

tahun kedua dari Renstra PD Tahun 2016-2021 berdasarkan pada sumber daya yang

dimiliki oleh PD. Perjanjian Kinerja Tahun 2018 mencerminkan rencana kegiatan,

program, dan sasaran tahunan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan

dalam Rencana Strategis PD Tahun 2016-2021. Pada dasarnya perjanjian kinerja

Tahun 2018 menguraikan target kinerja yang hendak dicapai PD selama Tahun

2018. Target kinerja merepresentasikan nilai kuantitatif yang harus dicapai selama

Tahun 2018 dari semua indikator kinerja yang melekat pada tingkat kegiatan

maupun sasaran tahunan. Target kinerja pada tingkat sasaran akan dijadikan tolok

ukur dalam mengukur keberhasilan organisasi di dalam upaya pencapaian

tujuannya.

Dokumen Perjanjian Kinerja PD Tahun 2018 disusun setelah diterimanya

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Nomor 16/DPA/2018 dan diubah seiring

dengan pergeseran DPA atau DPPA Nomor 85/DPPA/2018 Perubahan Perjanjian

Kinerja PD Tahun 2018 sebagai berikut:

Tabel 2.4

Indikator Kinerja Program

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target

1 Produksi Tanaman

Pangan Meningkat

Tingkat produksi

komoditas unggulan

tanaman pangan

Padi ton 290.817

Jagung ton 206.500

Kedelai ton 6.000

Ubi Kayu ton 878.510

Page 21: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

16

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target

2 Produksi hasil

perkebunan dan

hortikultura unggulan

meningkat

Tingkat produksi hasil

perkebun

an dan hortikultu

ra unggulan:

Kakao Kg 364.000

Mete Kg 548.191

Tembakau Kg 468.157

Kelapa (butir) butir 21.732.480

Bawang Merah ton 463,60

Cabe ton 480,08

3 Produksi komoditas

peternakan unggulan

meningkat

Jumlah Populasi ternak

dan Produksi daging dan

telur

Sapi Potong Ekor 150.361

Kambing Ekor 186.163

Ayam Buras Ekor 1.161.610

Produksi daging Kg 4.604.618

Produksi telur Kg 3.383.837

4 Ketersediaan, distribusi,

dan konsumsi pangan

meningkat

Pertumbuhan

Ketersediaan, distribusi,

dan konsumsi pangan:

Ketersediaan pangan

(beras)

ton 123.169,00

Harga pangan yang

terjangkau dan terkendali

Beras IR I Rp 10.500

Beras IR II Rp 9.550

Jagung Pipil Kering Rp 5.100

Kedelai Lokal Rp 8.100

Nilai PPH (Pola Pangan

Harapan)

indeks 85,8

Nilai NBM (Neraca Bahan

Makanan)

indeks 88

5 Kesejahteraan masyarakat

petani meningkat

Pendapatan per capita

sektor pertanian (PDRB

sektor pertanian:Jumlah

penduduk di sektor

pertanian)

Page 22: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

17

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target

Pendapat

an sektor pertanian

(dalam

juta)

padi Rp/ha 20,46

jagung Rp/ha 16,52

kedelai Rp/ha 8,37

kakao Rp/ha 24,26

kelapa Rp/ha 63,50

mete Rp/ha 20,00

tembakau Rp/ha 66,15

bawang merah Rp/ha 151,20

cabe besar Rp/ha 63,50

Hasil pengiriman ternak

(sapi, kambing, DOC)

Rp/tahun 32.953

Hasil ternak/ daging sapi,

kambing,ayam dan telur

Rp/tahun 249.569

Jumlah kelompok tani

yang telah menerap

kan Agribisnis terpadu

Kelom

pok

110

6 Kepuasan masyarakat

terhadap penyelenggaraan

pelayanan publik

meningkat

Indeks Kepuasan

Masyarakat Perangkat

Daerah

indeks 77,75

7 Akuntabilitas pengelolaan

keuangan meningkat

Persentase laporan

keuangan disusun tepat

waktu:

1. laporan bulanan

2. laporan semesteran

3. laporan tahunan

persen 100,00

8 Kesesuaian program

dalam dokumen

perencanaan daerah

Persentase kesesuaian

Program dalam Rencana

Kerja (Renja) PD terhadap

Program dalam Rencana

Kerja Pembangunan

Daerah (RKPD) dan

Program dalam Renstra

PD terhadap Program

dalam RPJMD

persen 100,00

Page 23: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

18

Tabel 2.5

Alokasi Anggaran Per Program

N0. Program Anggaran Keterangan

1. Program Peningkatan Produksi Tanaman

Pangan

3.241.471.500,00 APBD/

DAK

2. Program Peningkatan Kualitas Penyuluhan 2.057.062.500,00 APBD

3. Program Peningkatan Produksi

Perkebunan dan Hortikultura

2.761.509.500,00 APBD

4. Program Peningkatan Produksi Peternakan 1.440.883.260,00 APBD

5. Program Agribisnis Pertanian 416.733.500,00 APBD

6. Program Peningkatan Ketahanan Pangan 927.530.000,00 APBD

/PIWK

Page 24: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

19

A. Capaian Kinerja Organisasi

Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari

pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/kegiatan yang sudah

direncanakan. Esensi dari manajemen pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi

untuk mendorong perubahan, di mana program/kegiatan dan sumber daya anggaran

adalah alat yang dipakai untuk mencapai rumusan perubahan, baik pada level keluaran,

hasil maupun dampak.

Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip good governance di mana salah satu

pilarnya, yaitu akuntabilitas, yang akan menunjukkan sejauhmana sebuah instansi

pemerintahan telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan layanan publik

yang langsung bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Karena itulah, pengendalian dan

pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan

akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah dicapai. Pijakan yang

dipergunakan adalah sistem akuntabilitas kinerja ini adalah berpedoman kepada

Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah. Dalam regulasi ini, antara lain juga mengatur tentang kriteria yang

dipergunakan dalam penilaian kinerja organisasi pemerintah.

Pengukuran Kinerja

Kerangka Pengukuran kinerja di Dinas Pertanian dan Pangan dilakukan dengan mengacu

pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja,

dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun pengukuran

kinerja tersebut dengan rumus sebagai berikut:

a. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin

rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, digunakan rumus:

BAB

III

Realisasi

Capaian indikator kinerja = X 100% Rencana

AKUNTABILITAS KINERJA

Page 25: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

20

b. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau

semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus:

Atau

Penilaian capaian kinerja untuk setiap indikator kinerja sasaran menggunakan

interprestasi penilaian dengan pengukuran dengan skala ordinal yaitu:

Tabel 3.1

Pengukuran dengan Skala Ordinal

Skala Ordinal Predikat/Kategori

85 ≤ X Sangat Berhasil

70 ≤ X < 85 Berhasil

55 ≤ X < 70 Cukup Berhasil

X < 55 Tidak Berhasil

Untuk capaian masing-masing indikator kinerja sasaran disimpulkan berdasarkan

“Metode Rata-Rata Data Kelompok”. Penyimpulan capaian sasaran nilai mean setiap

kategori ditetapkan sebagai berikut :

Penyimpulan pada tingkat sasaran dilakukan dengan mengalikan jumlah indikator untuk

setiap kategori (sangat berhasil, berhasil, cukup berhasil dan tidak berhasil) yang ada di

setiap kelompok sasaran dengan nilai mean (rata-rata) skala ordinal dari setiap kategori,

dibagi dengan jumlah indikator yang ada di kelompok sasaran tersebut.

B. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2018

Capaian dan Evaluasi Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian dan Pangan

Tahun 2018 tidak hanya menganalisis perbandingan antara target dengan realisasi

kinerja, namun secara sistematis juga mencari akar permasalahan atas pencapaian kinerja

yang belum memenuhi harapan, mengkaitkan satu pencapaian kinerja dengan pencapaian

Rencana - (Realisasi - Rencana) Capaian indikator kinerja = X 100% Rencana

(2x Rencana) – Realisasi

Capaian indikator = X 100%

Rencana

Rencana

Rencana

Jumlah indikator untuk setiap kategori x nilai mean setiap kategori

Capaian sasaran = X 100%

Jumlah indikator kinerja sasaran

Page 26: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

21

kinerja lainnya serta membandingkan pencapaian kinerja tahun 2018 dengan kinerja

tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya perbaikan kinerja Dinas

Pertanian dan Pangan sehingga peningkatan kinerja secara berkesinambungan dapat

terwujud.

Pengukuran target dari sasaran strategis yang telah ditetapkan adalah dilakukan

dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja, yang selanjutnya

akan dipergunakan untuk mengukur kinerja Dinas Pertanian dan Pangan tahun 2018.

Pencapaian IKU tahun 2018 secara ringkas ditunjukkan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Capaian Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

No. Sasaran

Strategis Indikator Kinerja

Realisasi

Tahun

2017

Tahun 2018 Target

Akhir

Renstra

(2021)

Capaian

s/d 2018

terhadap

2021 (%) Target Realisasi

Capaian

Kinerja

(%)

1 Kesejahteraan

masyarakat

petani

meningkat

pendapatan per

capita sektor

pertanian (PDRB

sektor pertanian:

Jumlah penduduk di

sektor pertanian)

Pendapatan sektor

pertanian

Padi 21,56 20,46 24,74 120,92 20,77 119,11

Jagung 16,54 16,52 17,24 104,36 16,75 102,93

Kedelai 8,3 8,37 8,1 96,77 8,5 95,29

Kakao 24,00 24,26 22,7 93,57 28,08 80,84

Kelapa 34,41 63,5 37,79 59,51 67,14 56,29

Mete (biji) 22,5 20,00 27,75 138,75 23,15 119,87

Tembakau 45,00 66,15 74,22 112,20 76,58 96,92

Bawang merah 168,98 151,2 79,8 52,78 175,03 45,59

Cabe besar 63,3 63,5 50,14 78,96 67,14 74,68

Hasil pengiriman

ternak (sapi,

kambing, DOC)

85393 32953 77596 235,47 34.667 223,83

Hasil ternak /daging

sapi, kambing ayam

dan telur

243.401 243.267 262.915 108,08 270.683 97,13

Jumlah kelompok

tani yang telah

menerapkan

Agribisnis terpadu

107 110 110 100,00 117 94,02

2

Ketersediaan,

distribusi, dan

konsumsi

pangan

Pertumbuhan

Ketersediaan,

distribusi, dan

konsumsi pangan:

184.761,77

Page 27: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

22

No. Sasaran

Strategis Indikator Kinerja

Realisasi

Tahun

2017

Tahun 2018 Target

Akhir

Renstra

(2021)

Capaian

s/d 2018

terhadap

2021 (%) Target Realisasi

Capaian

Kinerja

(%)

meningkat

1) Ketersediaan

Pangan (Beras) 124.476 123.169 116.782 94,81 125.111 93,34

2) Harga pangan

yang terjangkau dan

terkendali

Beras IR I 10.765 10.500 11.912 113,45 10.815 110,14

Beras IR II 8.816 9.550 9.770 102,30 9.810 99,59

Jagung Pipil Kering 5.578 5.100 5.496 107,76 5.250 104,69

Kedelai Lokal 10.586 8.100 9.820 121,23 8.400 116,90

3) Nilai PPH (Pola

Pangan Harapan) 81,5 85,8 84,6 98,60 89,2 94,84

4) Nilai NBM

(Neraca Bahan

Makanan)

83,6 88 81,4 92,50 91 89,45

3

Produksi

Tanaman

Pangan

Meningkat

Tingkat produksi

komoditas unggulan

tanaman pangan :

Padi 293.381 290.817 298.454 102,63 291.962 102,22

Jagung 206.208 206.500 225.801 109,35 209.500 107,78

Kedelai 3.947 6.000 5.945 99,08 7.500 79,27

Ubi Kayu 924.751 878.510 788.750 89,78 885.110 89,11

4 Produksi

hasil

perkebunan

dan

hortikultura

unggulan

meningkat

Tingkat produksi

hasil perkebunan

dan hortikultura

unggulan:

Kakao 706.354 364.000 653.059 179,41 520.000 125,59

Mete 525.720 548.191 688.428 125,58 634.600 108,48

Tembakau 775.937 468.157 374.717 80,04 541.950 69,14

Kelapa 64.810.960 21.732.480 57.059.313 262,55 25.158.062 226,80

Bawang Merah 740 463,6 694 149,70 484,78 143,16

Cabe 672,7 480,08 539,1 112,29 502,01 107,39

5 Produksi

komoditas

peternakan

unggulan

meningkat

Jumlah Populasi

ternak dan Produksi

daging dan telur

Sapi Potong 151.573 150.361 152.663 101,53 152.526 100,09

Kambing 182.854 186.163 186.638 100,26 197.557 94,47

Ayam Buras 1.169.676 1.161.610 1.231.568 106,02 1.196.808 102,90

Page 28: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

23

No. Sasaran

Strategis Indikator Kinerja

Realisasi

Tahun

2017

Tahun 2018 Target

Akhir

Renstra

(2021)

Capaian

s/d 2018

terhadap

2021 (%) Target Realisasi

Capaian

Kinerja

(%)

Produksi daging 4.620.276 4.604.618 5.589.573 121,39 4.618.751 121,02

Produksi telur 2.661.431 3.383.837 3.566.477 105,40 3.385.232 105,35

Dinas Pertanian dan Pangan memiliki 5 (lima) sasaran strategis dengan 11

(sebelas) indikator kinerja sebagai standar kinerja tahun 2018. Untuk mencapai indikator

kinerja tersebut, maka Dinas Pertanian dan Pangan menjabarkan ke dalam 6 (enam)

kegiatan pilihan pertanian dan pangan beserta anggarannya yang dilakukan pada tahun

2018, yaitu:

1 Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Rp 3.241.471.500

2 Program Peningkatan Kualitas Penyuluhan Rp 2.057.062.500

3 Program Peningkatan Produksi Perkebunan Dan Hortikultura Rp 2.761.509.500

4 Program Peningkatan Produksi Peternakan Rp 1.440.883.260

5 Program Peningkatan Agribisnis Pertanian Rp 416.733.500

6 Program Peningkatan Ketahanan Pangan Rp 927.530.000

C. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Evaluasi akuntabilitas kinerja melihat sejauh mana target kinerja tahun berjalan

dapat direalisasikan melalui pengukuran kinerja dengan membandingkan realisasi

terhadap target kinerja. Evaluasi akuntabilitas kinerja diukur untuk setiap indikator

kinerja sasaran program, membandingkan kinerja tahun 2018 dengan kinerja tahun 2017.

Pengukuran kinerja juga dilakukan terhadap pencapaian kinerja jangka menengah seperti

tertuang dalam Renstra Dinas Pertanian dan Pangan 2016-2021 serta membandingkan

dengan standar propinsi untuk indikator kinerja sasaran program yang memiliki standar

propinsi. Selain itu, evaluasi akuntabilitas kinerja juga menganalisis akar permasalahan

yang menyebabkan kinerja menurun, efisiensi penggunaan sumberdaya serta analisis

program/kegiatan yang menunjang keberhasilan atau berkontribusi terhadap penurunan

kinerja Dinas Pertanian dan Pangan tahun 2018. Hasil evaluasi evaluasi dan analisis

capaian kinerja yang menjelaskan capaian kinerja per sasaran strategis sebagai berikut:

Sasaran 1 “Kesejahteraan masyarakat petani meningkat”

Peranan sektor pertanian sangat penting dalam memberikan kontribusi yang

besar dalam pembangunan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan petani. Peranan

Page 29: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

24

sektor pertanian adalah sebagai sumber penghasil bahan kebutuhan pokok, sandang dan

papan, dan menyediakan lapangan kerja. Kesejahteraan petani tergantung pada tingkat

pendapatan petani dan keuntungan yang didapat dari sektor pertanian itu sendiri, karene

sektor pertanian merupakan andalan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

petani dan juga dapat menjadi basis dalam mengembangkan kegiatan ekonomi melalui

pengembangan usaha berbasis pertanian yaitu agribisnis dan agroindustri.

Kesejahteraan petani merupakan sasaran akhir yang akan dicapai. Hal ini

didasarkan pada fakta bahwa petani merupakan pelaku utama dalam pembangunan

pertanian, sudah seharusnya mendapatkan hak yang sepadan dengan curahan waktu,

tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan untuk bekerja di bidang pertanian. Tingkat

kesejahteraan petani salah satunya diukur melalui pendapatan dari sektor pertanian baik

hasil produksi tanaman pangan, perkebunan/hortikultura maupun peternakan serta

kelembagaan petani.

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 2 (dua) indikator sasaran yang

dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.3

Evaluasi Pencapaian Sasaran 1

Pengukuran Kinerja

No. Indikator

Kinerja Satuan

Realisasi

Tahun

2017

Tahun 2018 Target

Akhir

Renstra

(2021)

Capaian

s/d 2018

terhadap

2021 (%) Target

(Rp)

Realisasi

(Rp)

Capaian

Kinerja (%) Kategori

1 pendapatan

per capita

sektor

pertanian

(PDRB sektor

pertanian:

Jumlah

penduduk di

sektor

pertanian)

Pendapatan

sektor

pertanian

(dalam

juta)

Padi Rp/ha 21,56 20,46 24,74 120,92 Sangat berhasil 20,77 119,11

Jagung Rp/ha 16,54 16,52 17,24 104,36 Sangat berhasil 16,75 102,93

Kedelai Rp/ha 8,3 8,37 8,1 96,77 Sangat berhasil 8,5 95,29

Kakao Rp/ha 24 24,26 22,7 93,57 Sangat berhasil 28,08 80,84

Kelapa Rp/ha 34,41 63,5 37,79 59,51 Cukup berhasil 67,14 56,29

Mete Rp/ha 22,5 20 27,75 138,75 Sangat Berhasil 23,15 119,87

Tembakau Rp/ha 45 66,15 74,22 112,20 Sangat Berhasil 76,58 96,92

Bawang

merah Rp/ha 168,98 151,2 79,8 52,78 Tidak berhasil 175,03 45,59

Cabe besar Rp/ha 63,3 63,5 50,14 78,96 Berhasil 67,14 74,68

Hasil

pengiriman

ternak (sapi,

kambing,

Rp (ekor)

85393 32.953 77596 235,47 Sangat berhasil 34.267 226,45

Page 30: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

25

No. Indikator

Kinerja Satuan

Realisasi

Tahun

2017

Tahun 2018 Target

Akhir

Renstra

(2021)

Capaian

s/d 2018

terhadap

2021 (%) Target

(Rp)

Realisasi

(Rp)

Capaian

Kinerja (%) Kategori

DOC)

Hasil ternak

/daging sapi,

kambing

ayam dan

telur

Rp (kg) 243.401 249.568 262.915 105,35 Sangat berhasil 270.683 97,13

2 Jumlah

kelompok tani

yang telah

menerapkan

Agribisnis

terpadu

Kelomp

ok 107 110 110 100,00 Sangat berhasil 117 94,02

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 120,45 Sangat berhasil 111,59

Pada tahun 2018, capaian produksi 12 indikator kinerja 120,45%. Jika

dibandingkan dengan target sampai dengan berakhirnya Rencana Strategis (RENSTRA)

target 2021 Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2016-2021, maka capaian sampai dengan

tahun 2018 telah mencapai 111,59%. Capaian indikator pendapatan sektor pertanian yang telah melebihi target RENSTRA adalah komoditi padi (120,92%), jagung

(104,36%), mete (138,75%), Tembakau (112,20%), Hasil pengiriman ternak (235,47%),

dan hasil ternak (daging dan telur) (105,35%). Sedangkan capaian pendapatan sektor

pertanian yang telah mendekati target RENSTRA adalah komoditi kedelai (96,77%),

kakao (93,57%). Lebih lanjut untuk capaian pendapatan sektor pertanian yang masih

kurang dari target adalah bawang merah (52,78%), kelapa (59,51%) dan cabe besar

(78,96%). Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja

indikator pendapatan sektor pertanian yang telah melebihi target RENSTRA masuk

kategori sangat berhasil, untuk capaian pendapatan sektor pertanian yang telah

mendekati target RENSTRA masuk dalam kategori berhasil dan cukup berhasil,

sedangkan yang masuk dalam kategori tidak berhasil adalah capaian pendapatan sektor

pertanian yang masih jauh dari target.

Indikator kesejahteraan masyarakat petani meningkat tersebut menunjukan ada

realisasi pendapatan yang naik dan ada yang turun bila dibandingkan tahun 2017. Untuk

realisasi pendapatan tahun 2018 yang mengalami peningkatan bila dibandingkan realisasi

pendapatan tahun 2017 terdapat pada indikator : komoditas padi (3,18 juta), jagung (0,7

juta), Kelapa ( 3,38 juta), mete (5,25 juta), tembakau (29,22 juta), dan hasil ternak

(daging dan telur) (19.514 juta). Sedangkan untuk angka realisasi tahun 2018 dengan

realisasi pendapatan menurun terdapat pada indikator komoditas kedelai (-0,2 juta);

kakao (-1,3 juta); bawang merah (-89, 18 juta); cabe besar (-13,16 juta) dan hasil

pengiriman ternak (-77,97 juta).

Produksi padi mengalami peningkatan dari target karena adanya program Upsus

padi dari program pemerintah untuk mencapai swasembada pangan sehingga pada tahun

2018 banyak digelontorkan bantuan benih padi (baik hibrida maupun non hibrida),

Page 31: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

26

bantuan alsintan, dan pembinaan rutin dikelompok. Hal inilah yang menyebabkan

terjadinya peningkatan produktivitas secara signifikan, sehingga meningkatkan nilai

sektor pendapatan pertanian pada komoditas padi sebesar 3,18 juta.

Tanaman jagung masih menjadi pilihan petani karena lebih tahan serangan hama

dan tidak terlalu butuh pengairan tinggi dibanding padi. Peningkatan provitas dari

komoditas jagung tahun 2018 dibandingkan tahun 2017 sebesar 3,52 juga mempengaruhi

nilai pendapatan petani. Selain itu adanya bantuan benih jagung bermutu tinggi sehingga

meningkatkan produksi jagung, dan meningkatkan nilai sektor pendapatan pertanian

pada komoditas jagung sebesar 0,7 juta bila dibandingkan tahun 2017.

Peningkatan pendapatan petani dari komoditas kelapa tahun 2018 dalam kategori

cukup berhasil. Tidak tercapainya target karena bila dibandingkan tahun 2017 jumlah

luas tanaman menghasilkan dari komoditas kelapa menurun 2.825,45 ha. Untuk

mendukung peningkatan produksi dilakukan kegiatan seperti penggunaan benih unggul

bermutu, peremajaan pada kelapa, rehabilitasi pada kelapa, pengendalian OPT dan SL-

PHT dan pemberdayaan petani yang secara tidak langsung membina petani untuk secara

swadaya mengimplementasikan teknik-teknik budidaya tanaman yang benar untuk

meningkatkan produktivitas tanaman.

Mete merupakan salah satu komoditas yang dikembangkan yang merupakan

spesifik lokasi dan sesuai agrosistem di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Dengan luasan

tanaman menghasilkan yang menurun dibandingkan dengan tahun 2017 dimana hanya

ada 4.452,4 ha tetapi provitas dari komoditas mete meningkat dari 0,19 kw/ha menjadi

4,83 kw/ha sehingga peningkatan pendapatan untuk komoditas mete juga naik 5,25 juta

dibandingkan tahun 2017.

Peningkatan nilai sektor pendapatan pertanian pada komoditas tembakau sebesar

22,92 juta. Dengan jumlah produksi yang lebih rendah di tahun 2017, tetapi harga di

tahun 2018 lebih baik sehingga peningkatan pendapatan petani juga meningkat.

Kenaikan produksi tembakau tidak terlepas dari keberhasilan dalam memilih kegiatan-

kegiatan prioritas yang dapat menstimulasi peningkatan produksi tembakau melalui

penerapan IPTEK yang didukung dengan sistem penyuluhan, pengawalan,

pendampingan yang intensif dan keterkaitan dengan pengembangan sehingga teknologi

mudah diakses. Dengan adanya dukungan tersebut, kwalitas dari tembakau juga baik dan

harga juga tinggi.

Untuk komoditas seperti kedelai, bawang merah dan cabe besar penurunan nilai

sektor pendapatan dikarenakan penurunan harga jual. Selain karena adanya panen raya

juga karena panjangnya rantai penjualan. Terjadinya puncak panen menyebabkan

produksi bawang merah semakin bertambah. Hal ini merugikan petani karena bawang

merah tidak semuanya terserap di pasar. Turunnya hanga cabai merah di luar perkiraan,

karena terjadi ketika musim hujan, tetapi stok melimpah karena panen raya.

Jumlah permintaan akan daging sapi setiap tahun berfluktuasi karena adanya hari-

hari besar keagamaan dan adat. Jumlah permintaan meningkat drastis pada hari-hari

besar seperti idulfitri, natal, tahun baru, pesta adat dan lain-lain. Menjelang hari-hari

besar tersebut, utamanya idul-fitri dan idul-adha, para pedagang ternak sudah

Page 32: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

27

mengumpulkan stok sapi dalam jumlah besar. Jumlah pemotongan sapi menjelang hari

besar keagamaan meningkat dari hari-hari biasa. Pengiriman ternak keluar antar

kabupaten ataupun antar propinsi dalam jumlah besar juga sudah terjadi 1-3 bulan

sebelumnya. Harga daging sapi selalu naik pada hari raya idul-ftri, dan tidak pernah

turun setelah itu walaupun permintaan sudah kembali normal. Penurunan jumlah

pendapatan sektor pertanian pada indikator pengiriman ternak keluar daerah di

karenakan adanya penurunan jumlah ternak yang dikirim keluar daerah. Sesuai hasil

SKKH selama tahun 2018, jumlah pengiriman unggas komersil tahun 2018, 6.074.845

ekor, turun 202.945 ekor bila dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 6.277.790 ekor.

Untuk pengiriman ternak besar tahun 2018 2.451 ekor meningkat 169 ekor bila

dinadingkan tahun 2017. Sedangkan untuk pengiriman ternak kecil (kambing/domba)

juga turun sebesar 4.702 ekor di tahun 2018 dibandingkan pengiriman ternak kecil tahun

2017 yang sebanyak 11.449 ekor. Dari SKKH tersebut diperoleh bahwa dengan target

pengiriman ternak keluar yang sebesar 32.953 ekor untuk unggas komersil, ternak besar

dan ternak kecil dapat dicapai realisasi sebesar 77.595 ekor. Walaupun bila dibandingkan

tahun 2017 ada penurunan pendapatan pertanian dari pengiriman ternak sebesar 7.797

juta.

Dalam rangka meningkatkan produksi, berbagai fasilitasi untuk kelompok binaan

diberikan mulai dari sarana pra panen sampai pascapanen. Hal ini sebagai langkah untuk

mengoptimalkan produksi yang dapat dicapai. Sarana pascapanen sangat diperlukan

untuk menekan susut hasil pada saat panen sampai penyimpanan dan juga menjaga agar

hasil produksi tidak tercecer secara signifikan sampai ke konsumen dengan tetap

memastikan kualitas produk yang sesuai aturan standar. Untuk mendorong nilai tambah

produksi hasil pertanian, kelompok terus didorong untuk mengembangkan unit

pengolahan hasil (UPH) terutama untuk komoditi strategis pertanian. Proses pengolahan

ini sangat penting dilakukan sehingga tercipta peningkatan pendapatan bagi petani

(poktan/gapoktan). Alokasi unit pengolahan yang dialokasikan selama tahun 2018

sebanyak 6 unit. Alokasi unit pengolahan hasil ini diharapkan dapat menyediakan

kebutuhan dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini,

pengembangan UPH memerlukan proses bertahap secara konsisten dengan

memperhatikan standar yang lebih baik dan pola pemasaran yang intensif dengan

berbagai kalangan termasuk konsumen langsung.

Tabel 3.4

Alokasi Sarana Unit Pengolahan Hasil Pertanian Tahun 2018

No Nama Kelompok Alamat Jenis sarana UPH Produk Yang

Dihasilkan 1 KT. Mount Vera Jeruk legi, katongan,

nglipar

Press cup, hand sealer,

alat pengolah makanan

Minuman aloe vera

2 KT. Barokah Saban, karangwuni,

rongkop

Mesin pengaduk

dodol, penepung,

pemarut kelapa

Jenang dodol

Page 33: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

28

No Nama Kelompok Alamat Jenis sarana UPH Produk Yang

Dihasilkan 3 KT. Tembakau Sido

Dadi

Banyumeneng II,

Giriharjo, panggang

Mesin perajang

tembakau

Tembakau rajangan

4 KT. Tembakau Sinar

Harapan

Nglegok. Giritirto,

purwosari

Mesin perajang

tembakau

Tembakau rajangan

5 KT. Melati Indah Karang, gedangsari Spiner, mesin

pencampur bumbu

Criping pisang salut

6 TTP Nglanggeran Nglanggeran, patuk Alat cetak permen

coklat

Permen coklat

Peningkatan pendapatan petani dipengaruhi oleh peningkatan produksi komoditas

pertanian dan kestabilan harga dari komoditas pertanian tersebut. Semakin tinggi

produksi yang dihasilkan dan didukung dengan harga tinggi yang diterima petani, maka

pendapatan petani akan semakin tinggi pula. Pembinaan kelompok yang secara langsung

ditujukan dalam rangka pemberdayaan petani melalui pembinaan kelompok agar dapat

berkembang menjadi kelompok yang menerapkan agribisnis terpadu serta dapat

meningkatkan pendapatan juga dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain : a. Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan/peternakan unggul daerah

b. Peningkatan Mutu dan Penanganan Pasca Panen Hasil Produksi Pertanian Perkebunan

dan Peternakan c. Fasilitasi Temu Usaha Pelaku Pasar Produk Pertanian

Realisasi kegiatan berupa keikutsertaan kelompok-kelompok binaan maupun

produknya dalam even-even promosi, penyelenggaraan lomba produk unggulan,

pelatihan peningkatan kualitas pascapanen produk pertanian, serta diselenggarakanya

pertemuan pelaku usaha komoditas pertanian unggulan

Gambar 3.1 Koperasi dan UMKM Expo 15-19 Agustus 2018, Grand City Surabaya

Beberapa faktor yang mendorong peningkatan pemasaran hasil pertanian

diantaranya adalah meningkatnya kualitas produk pertanian yang dihasilkan dengan

adanya pelatihan pelatihan dan pengolahan hasil berdasarkan SOP pengolahan yang baik,

serta semakin banyak kelompok tani/ gapoktan dan lain-lain yang mengikuti pameran,

lomba-lomba dan promosi pemasaran hasil pertanian di lokal Kabupaten Gunungkidul

maupun di luar Gunungkidul sehingga produk pertanian Kabupaten Gunungkidul

semakin dikenal. Selain itu dilaksanakan juga target sukses dengan melakukan kegiatan

peningkatan produksi pangan utama, diversifikasi pangan, meningkatkan akses

Page 34: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

29

pemanfaatan pangan dan gizi, konsumsi pangan lokal, dan meningkatkan kualitas

sumberdaya insani petani.

Dalam memberikan jaminan mutu pangan, upaya fasilitasi register atau

pendaftaran P-IRT terhadap produk pertanian yang dihasilkan juga dilakukan. Jumlah

pelaku usaha di seluruh Kabupaten Gunungkidul sekitar 1.000 orang, dan mereka masih

memproses produknya dengan sederhana. Agar hasil nyata dari sosialisasi dan pelatihan

P-IRT signifikan, fasilitasi dan bimtek secara intensif perlu untuk memperoleh serifikat

P-IRT. Selama Tahun 2018 jumlah pelatihan P-IRT dilakukan pada 30 orang pelaku

usaha olahan terpilih se Kabupaten Gunungkidul. 16 orang dinyatakan lulus dan

mendapat sertifikat (No. Reg) P-IRT dan 14 orang tidak lulus dengan catatan harus

memperbaiki sanitasi serta kebersihan lingkungan kerjanya.

Capaian kinerja program kualitas penyuluhan sebesar rata-rata 100% yang masuk

ketegori sangat berhasil. Selama tahun 2018, keberhasilan penambahan kelompok yang

menerapkan agribisnis terpadu mencapai target 100% yang ditetapkan sebanyak 110

kelompok. Kelompok yang telah berada di kelas kelompok utama ini diharapkan dapat

menerapkan kegiatan agribisnisnya untuk meningkatkan kesejahteraam seluruh anggota

kelompoknya dan masyarakat di sekitarnya.

Materi penyuluhan dipublikasikan melalui berbagai bentuk, diataranya melalui

media audio visual seperti radio, dan melalui video penyuluhan. Jumlah peningkatan

kapasitas SDM penyuluh diukur melalui peningkatan kompetensi SDM penyuluh

pertanian. Pada thun 2018 terdapat 14 orang penyuluh pertanian yang diangkat dari

THL-TBPP menjadi CPNS Penyuluh pertanian. Peningkatan kapasitas SDM Petani

dilaksanakan melalui pelatihan – pelatihan,

magang, dan kunjungan lapang guna

meningktakan kompetensi anggota kelompok

tani.

Penghargaan Abdibaktitani UKPP (Unit

Kerja Pelayanan Publik) berprestasi Bidang

Pertanian Tahun 2017 diterima Dinas Pertanian

dan Pangan di Auditorium Gedung D, Kementerian Pertanian pada tanggal 23 Februari

2018.

Terkait penghargaan Adhibaktitani,

Kementerian Pertanian melakukan penilaian

berdasarkan 14 indikator seperti: moto layanan,

standar layanan, pengakuan kemanfaatan dari

masyarakat, serta dukungan terhadap

pembangunan sektor petanian. Sesuai

mekanisme yang berlaku selama ini, Dinas

Pertanian dan Pangan melalui Bidang

Penyuluhan sudah dinilai secara berjenjang oleh unit kerja pembina, dan terakhir bagi

unit kerja yang memenuhi syarat melakukan ekspose dihadapan Tim Penilai

Page 35: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

30

Kementerian Pertanian. Penghargaan Abdibaktitani yang diterima Dinas Pertanian dan

Pangan Kabupaten Gunungkidul berupa 1 (satu) Plakat.

Untuk mencapai target sasaran tersebut dilaksanakan program prioritas yaitu

Program Peningkatan Kualitas Penyuluhan dan Program Peningkatan Agribisnis

Pertanian pada kegiatan Pembinaan Mutu Hasil Pertanian dan kegiatan Pengolahan Hasil

Pertanian, yang menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.5

Anggaran dan Realisasi Program Sasaran 1

No. Nama Program Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Capaian

(%) Selisih (Rp.)

Efisiensi

(%)

1. Program kualitas

penyuluhan

2.057.062.500 1.995.005.100 96,98 62.057.400 3,02

2. Program peningkatan

agribisnis pertanian

265.600.000 259.161.000 97,58 6.439.000 2,42

Jumlah 2.322.662.500,00 2.254.166.100,00 97,05 68.496.400,00 2,95

Dalam melaksanakan program kualitas penyuluhan tersebut dianggarkan

sebesar Rp2.057.062.500,00 dalam realisasinya menyerap anggaran sebesar

Rp1.995.005.100,00 (96,98%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar

Rp62.057.400,00 (3,02%). Sedangkan untuk program kedua yang mendukung

pencapaian indikator pendapatan sektor pertanian didukung oleh program peningkatan

agribisnis pertanian pada kegiatan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil

pertanian dengan anggaran sebesar Rp265.600.000,00 dalam realisasinya menyerap

anggaran sebesar Rp 259.161.000,00 (97,05%) sehingga terdapat efisiensi anggaran

sebesar Rp6.439.000,00 (2,95%).

Permasalahan:

1. Produk pertanian memiliki sifat dan karakteristik tidak tahan lama, bulky,

perishable, mudah rusak

2. Nilai ekonomis produknya tergantung pada tingkat kesegarannya sehingga perlu

penanganan panen dan pascapanen yang baik

3. Penumbuhan dan pengembangan kelompok tani

4. Penanganan proses produksi relatif kurang berkembang terutama di area penanganan

panen dan proses berikutnya

5. Pelaku usaha hasil pertanian belum terintegrasi dengan proses usaha yang

memberikan nilai tambah bagi pelaku usaha tersebut dan kurang memanfaatkan

kekuatan pola kelembagaan kelompok tani/gabungan kelompok tani

6. Pelaku usaha hasil pertanian masih banyak yang belum memiliki ketertarikan untuk

mengembangkan produk dengan jati diri sendiri atau sering menjual tanpa identitas

mereka sendiri.

7. Rantai pemasaran yang cukup panjangan dari lahan produksi ke konsumen

menjadikan ketidakefisienan. Harga yang tinggi di tingkat konsumen cenderung

tidak mendorong peningkatan harga di tingkat petani.

Page 36: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

31

Solusi:

1. Pengolahan produk segar juga merupakan upaya untuk menjaga kualitas poduk agar

dapat bertahan lebih lama dan menambah nilai tambah dan daya saing

2. Dalam upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian, pada tahun

2018 melakukan upaya dalam bentuk bantuan fasilitasi dan bimtek pengolahan

hasil pertanian

3. Pengawalan dan pendampingan oleh penyuluh di lokasi sentra produksi pangan

berupa pendampingan proses pembelajaran dalam bentuk kursus tani dalam rangka

meningkatkan kemampuan kelompok tani menerapkan teknologi

4. Penguatan kelembagaan usaha, kemitraan serta kewirausahaan agribisnis

Sasaran 2 “Ketersediaan, Distribusi dan Konsumsi Pangan Meningkat”

Untuk mewujudkan ketahanan pangan yang kuat dan berkesinambungan,

berdasarkan Undang-Undang Pangan Nomor 18 tahun 2012 tentang pangan, maka

implementasi pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan dengan memperhatikan 3

(tiga) komponen utama yang harus dipenuhi, yaitu: (1) Ketersediaan pangan yang cukup

dan merata; (2) Keterjangkauan pangan yang efektif dan efisien; serta (3) Konsumsi

pangan yang beragam dan bergizi seimbang. Ketiga komponen tersebut dapat

diwujudkan sampai tingkat rumah tangga, apabila: (1) Memanfaatkan potensi

sumberdaya lokal yang beragam untuk peningkatan ketersediaan pangan; (2)

Melaksanakan diversifikasi pangan untuk mendorong konsumsi pangan masyarakat yang

beragam, bergizi seimbang, dan aman; (3) Menjamin pasokan pangan ke seluruh wilayah

dan terjangkau oleh masyarakat; (4) Memanfaatkan pasar pangan internasional secara

bijaksana bagi pemenuhan konsumen yang beragam; serta (5) Memberikan jaminan bagi

masyarakat miskin di perkotaan dan perdesaan dalam mengakses pangan yang bersifat

pokok.

Target dari sasaran strategis ini adalah kestabilan harga dan distribusi pangan.

Rasio yang digunakan disini adalah jumlah produksi padi, ketersediaan beras, PPH serta

jumlah penduduk dengan kurun waktu 1 tahun yaitu 2018. Perkembangan harga

komoditas pertanian ditingkat produsen maupun konsumen perlu dimonitor setiap saat

mengingat komoditas tersebut sangat strategis.

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 4 (empat) indikator sasaran yang

dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Page 37: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

32

Tabel 3.6

Evaluasi Pencapaian Sasaran 2

Pengukuran Kinerja

No. Indikator

Kinerja Satuan

Realisasi

Tahun

2017

Tahun 2018 Target

Akhir

Renstra

(2021)

Capaian

s/d 2018

terhadap

2021 (%) Target Realisasi

Capaia

n

Kinerj

a (%)

Kategori

1 Pertumbuhan

Ketersediaan,

distribusi, dan

konsumsi

pangan:

184.761,77

Ketersediaan

Pangan

(Beras)

Ton 124.476 123.169 116.782 94,81 Sangat berhasil 125.111 93,34

2 Harga pangan

yang

terjangkau

dan terkendali

Beras IR I Rp 10.765 10.500 11.912 113,45 Sangat berhasil 10.815 110,14

Beras IR II Rp 8.816 9.550 9.770 102,30 Sangat berhasil 9.810 99,59

Jagung Pipil

Kering Rp 5.578 5.100 5.496 107,76 Sangat berhasil 5.250 104,69

Kedelai Lokal Rp 10.586 8.100 9.820 121,23 Sangat berhasil 8.400 116,90

3 Nilai PPH

(Pola Pangan

Harapan)

Indeks 81,5 85,8 84,6 98,60 Sangat berhasil 89,2 94,84

4 Nilai NBM

(Neraca

Bahan

Makanan)

Indeks 83,6 88 81,4 92,50 Sangat berhasil 91 89,45

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 98,31 Sangat berhasil 96,48

Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja sebesar

rata-rata 98,31% yang masuk kategori sangat berhasil. Sasaran kedua ketersediaan,

distribusi, dan konsumsi pangan pada indikator pertama ketersediaan pangan (beras)

meningkat 3.484 ton dibandingkan realisasi tahun 2017, yang berarti konsumsi energi

yang ideal telah mulai diimbangi dengan peningkatan konsumsi umbi-umbian dan

sumber karbohidrat lainnya. Sedangkan untuk indikator kedua berupa harga pangan yang

terjangkau dan terkendali menunjukkan peningkatan harga pada beras IR I (Rp1.147)

maupun IR II (Rp954). Sedangkan penurunan terjadi pada komoditas jagung pipil kering

(Rp82) dan kedelai lokal (Rp766). Angka realisasi pada indikator ketiga dan keempat

bila dibandingkan tahun 2017 ini dengan realisasi pada tahun 2018 menurun pada

capaian indeks PPH (0,10) dan NBM (2).

Meskipun tren konsumsi umbi-umbian mengalami peningkatan, namun

konsumsi beras masih mendominasi kontribusi energi dari pangan sumber karbohidrat.

Hal ini menyebabkan jumlah agregat kebutuhan konsumsi beras masyarakat masih

tinggi. Kondisi ini menunjukkan konsumsi energi penduduk masih belum memenuhi

Page 38: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

33

kaidah gizi seimbang yang dianjurkan. Untuk itu, di masa mendatang pola konsumsi

pangan masyarakat diarahkan pada pola konsumsi pangan Beragam, Bergizi, Seimbang,

dan Aman. Pemenuhan pangan yang cukup dan berkualitas secara terus menerus

diupayakan, antara lain melalui peningkatan produksi pangan, menjaga stabilitas pasokan

dan harga pangan pokok, mengembangkan pemanfaatan lahan pekarangan dan

diversifikasi pangan, serta peningkatan pengetahuan tentang pangan dan gizi kepada

masyarakat.

Tingkat ketersediaan pangan selain dilihat dari kecukupan gizinya, baik energi

dan protein, juga dinilai dari sisi keberagaman ketersediaan gizi berdasarkan Pola

Pangan Harapan (PPH). PPH tingkat ketersediaan dihitung berdasarkan ketersediaan

energi Neraca Bahan Makanan (NBM). Keberagaman ketersediaan pangan akan

mendukung pencapaian keberagaman konsumsi pangan sehingga dapat dicapai sasaran

konsumsi pangan yang diharapkan.

Gambar 3.2. Kegiatan Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan

Beras sebagai salah satu komoditas pangan strategis ketersediaan pangannya

sangat penting terutama untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk dan kebutuhan

lainnya seperti seperti untuk industri. Penghitungan ketersediaan beras ini berkaitan

dengan : jumlah penduduk, jumlah produksi beras (hasil konversi dari padi ke beras), dan

tingkat konsumsi.

Selain ketersediaan pangan (beras) kegiatan untuk menguatkan indikator

Pertumbuhan Ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan adalah dengan melakukan

penguatan cadangan pangan. Cadangan Pangan Masyarakat adalah cadangan pangan

yang dikelola masyarakat atau rumah tangga, termasuk petani, koperasi, pedagang, dan

industri rumah tangga, dan lumbung pangan masyarakat yang merupakan lembaga yang

dibentuk oleh masyarakat desa/kota yang bertujuan untuk pengembangan penyediaan

cadangan pangan dengan sistem tunda jual, penyimpanan, pendistribusian, pengolahan

dan perdagangan bahan pangan yang dikelola secara kelompok.

Pada tahun 2018 disediakan dana sebesar Rp 50.000.000,- atau sekitar 5,5 Ton

untuk cadangan pangan masyarakat. Beras tersebut disimpan di UD Tani Asih, Siyono,

Logandeng, Playen. Pengadaan dilakukan dengan pihak ke 3 menggunakan MoU yang

diperbaharui untuk jumlah cadangan berasnya. Cadangan pangan Kabupaten

Gunungkidul dimanfaatkan untuk tiga aspek kebutuhan yaitu pada saat darurat,

kerawanan pasca bencana, dan stabilitas harga.

Page 39: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

34

Pola pangan harapan adalah susunan beragam pangan yang didasarkan pada

sumbangan energi dari kelompok pangan utama baik secara absolut maupun dari suatu

pola ketersediaan atau konsumsi pangan. Skor PPh menunjukkan keberagaman konsumsi

pangan masyarakat, dimana semakin beragam, semakin tinggi pula skor PPH nya. Nilai

maksimal untuk skor PPH ideal adalah 100.

Tabel 3.7

Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Gunungkidul Tahun 2018

No. Kelompok Bahan Pangan Energi

(Kalori)* % AKG Bobot

Skor

Riil

Skor

PPH**

Skor

Maks

1. Padi-padian 907 42,2 0,5 21,1 21,1 25,0

2. Umbi-umbian 116 5,4 0,5 2,7 2,5 2,5

3. Pangan Hewani 178 8,3 2,0 16,5 16,5 24,0

4. Minyak dan Lemak 186 8,6 0,5 4,3 4,3 5,0

5. Buah/biji berminyak 77 3,6 0,5 1,8 1,0 1,0

6. Kacang-kacangan 173 8,0 2,0 16,0 10,0 10,0

7. Gula 85 3,9 0,5 2,0 2,0 2,5

8. Sayuran dan buah 104 4,8 5,0 24,2 24,2 30,0

9. Lain-lain 7 0,3 - - - -

Jumlah 1.833 85,2 81,7 100,0

Dari hasil penghitungan skor Pola Pangan Harapan (PPH) di Kabupaten

Gunungkidul tahun 2018 ini dapat dilihat bahwa ada beberapa komponen pangan yang

tingkat konsumsinya masih berada di bawah skor ideal (maksimal), utamanya untuk

kelompok padi-padian, pangan hewani, minyak dan lemak, gula serta sayuran dan buah.

Kelompok pangan hewani dikonsumsi masyarakat utamanya sebagai komponen

lauk. Dengan harga yang relatif mahal dibandingkan dengan kelompok pangan yang lain,

dan belum seluruhnya mampu untuk mengakses kelompok pangan ini dalam jumlah

yang cukup, maka capaian skor untuk kelompok pangan ini hanya tercapai 16,5 dari skor

maksimal yang ideal yaitu 24 atau hanya sekitar 66.75% dari capaian skor ideal.

Cakupan ketersediaan energi per kapita mencerminkan jumlah energi dalam

satuan kkal yang tersedia setiap hari bagi setiap penduduk di Kabupaten Gunungkidul.

Ketersediaan energi ini diperoleh sebagai hasil atas analisa Neraca Bahan Makanan

(NBM), yang merupakan jumlah seluruh bahan pangan sumber kalori, hasil produksi

domestik, dikurangi jumlah yang dikeluarkan dari Kabupaten Gunungkidul, ditambah

jumlah pasokan dari luar Kabupaten Gunungkidul. Berdasarkan perhitungan NBM,

diperoleh bahwa ketersediaan energi untuk tahun 2018 adalah sebesar 3.093

kkal/kap/hari dan ketersediaan protein sebesar 91,50 gram/kap/hari.

Target sempel bahan pangan yang diuji sebanyak 23 sampel dan berhasil

dilakukan pengujian terhadap seluruh target. Setelah dilakukan uji terhadap sampel,

sempel yang aman untuk dikonsumsi sebanyak 19 sampel. Katagori sempel aman adalah

sempel yang tidak kadaluarsa dan tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya.

Page 40: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

35

Pengambilan sample bahan pangan segar berupa sayuran dan buah-buahan di pasar

tradisional dan ditingkat produsan/petani. Uji laboratorium bahan pangan segar

dilakukan di Laboratorium Kesehatan DIY untuk mengetahui cemaran kandungan

pestisida yang ada sayuran dan buah-buahan.sampel yang diambil dalam keadaan aman

untuk di konsumsi, menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan isu keamanan

pangan telah makin baik. Usaha lain yang telah dilakukan selain dengan sosialisasi ke

sekolah – sekolah tentang keamanan pangan adalah dengan leaflet-leaflet keamanan

pangan sebagai sumber informasi mengenai kemanan pangan.

Hasil pemetaan kerawanan pangan di Kabupaten Gunungkidul tahun 2018

terdapat 2 (dua) desa rawan pangan yang disebabkan karena ketersediaan dan akses

pangan (= nihil), yaitu Desa Tegalrejo dan Desa Watugajah Kecamatan Gedangsari.

Dalam kegiatan penanganan kerawanan pangan Dinas Pertanian dan Pangan

Kabupaten Gunungkidul memberikan fasilitasi pembangunan fisik lumbung,pengisian

cadangan pangan dan penguatan kelembagaan Lumbung Pangan Masyarakat. Upaya

kelembagaan pangan pedesaan melalui pendekatan pemberdayaan kelembagaan lumbung

pangan masyarakat dilakukan karena dipandang cukup efektif dalam mendukung

ketahanan pangan di daerah khususnya pedesaan.

Melalui kelembagaan lumbung pangan diharapkan beberapa kegiatan pasca

panen dapat dilakukan, tidak hanya menampung hasil pertanian sebagai cadangan

pangan, tetapi juga untuk meningkatkan kwalitas bahan pangan dan mengolah serta

memasarkan produk pada saat dikehendaki (fungsi tunda jual), sehingga lembaga yang

bersangkutan bisa memperoleh nilai tambah bagi anggotanya.

Pada Tahun 2018 ini ada 3 kelompok Lumbung Pangan Masyarakat yang

dibantu pembangunan gudang lumbung yaitu di kelompok LPM Moro Jodo, Grogol,

Paliyan; LPM Ngudi Mulyo, Kenteng, Paliyan dan LPM Tani Manunggal, Melikan,

Rongkop.

Dari hasil evaluasi sasaran 2 terlihat bahwa capaian kinerja program

peningkatan ketahanan pangan sebesar rata-rata 109,52% yang masuk ketegori sangat

berhasil. Di Kabupaten Gunungkidul, pemantauan telah secara rutin dilaksanakan,

terutama pada komoditas beras (sebagai makanan pokok sebagian besar penduduk

Gunungkidul), jagung pipilan, kedelai, minyak goreng, bawang merah, telur ayam ras,

gula pasir, daging ayam, daging sapi, dan cabai. Pantauan dilaksanakan oleh enumerator

harga di tingkat produsen sampai dengan tingkat konsumen di beberapa titik pantau.

Dengan pola produksi yang mengikuti musim, maka harga produk pertanian

akan berfluktuasi. Pada saat panen raya, khususnya di daerah-daerah sentra, produksi

melimpah melebihi kebutuhan konsumsi sehingga harga cenderung turun sampai tingkat

yang kurang menguntungkan petani. Sebaliknya pada saat pasokan berkurang harga

cenderung meningkat sehingga dapat memberatkan konsumen. Berbagai upaya telah

dilaksanakan oleh pemerintah dalam upaya stabilisasi harga di tingkat petani sebagai

salah satu upaya perlindungan petani melalui kebijakan penetapan Harga Pembelian

Pemerintah (HPP).

Page 41: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

36

Dalam melaksanakan program peningkatan ketahanan pangan tersebut

dianggarkan sebesar Rp927.530.000,00 dalam realisasinya menyerap anggaran sebesar

Rp913.884.400,00 (98,53%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar

Rp13.645.600,00 (1,47%). Sedangkan untuk program kedua yang mendukung

pencapaian indikator pendapatan sektor pertanian didukung oleh program peningkatan

agribisnis pertanian pada kegiatan pemasaran hasil produksi pertanian dengan anggaran

sebesar Rp151.133.500,00 dalam realisasinya menyerap anggaran sebesar

Rp144.733.000,00,00 (95,77%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar

Rp6.400.000,00 (4,23%), yang dirinci sebagai berikut: yang dirinci sebagai berikut:

Tabel 3.8

Anggaran dan Realisasi Program Sasaran 2

No. Nama Program Anggaran

(Rp.)

Realisasi

(Rp.)

Capaian

(%) Selisih (Rp.)

Efisiensi

(%)

1. Program peningkatan

ketahanan pangan

927.530.000 913.884.400 98,53 13.645.600 1,47

2. Program peningkatan

agribisnis pertanian

151.133.500 144.733.000 95,77 6.400.500 4,23

Jumlah 1.078.663.500 1.058.617.400 98,14 20.046.100 1,86

Permasalahan:

1. Masih rendahnya daya beli masyarakat

2. Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pola pangan beragam

dan bergizi seimbang

Solusi:

1. Pemberdayaan pemanfaatan pekarangan

2. kampanye dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai penganekaragaman pangan

Sasaran 3

“Produksi Tanaman Pangan Meningkat”

Dalam mewujudkan kedaulatan pangan saat ini difokuskan pada pencapaian

swasembada pangan Komoditas tanaman pangan yang menjaddi fokus adalah, yaitu

padi, jagung, kedelai dan ubi kayu. Padi (beras) masih dianggap sebagai komoditas

strategis yang dominan disebabkan beras merupakan makanan pokok sebagian besar

masyarakat. Jagung dan ubi kayu merupakan pangan alternatif bagi masyarakat dan

dimanfaatkan untuk bahan olahan beberapa produk pangan lokal. Selain itu jagung juga

merupakan bahan baku pakan ternak. Kedelai merupakan produk pertanian strategis yang

digunakan untuk berbagai produk pangan maupun olahan (tahu/tempe).

Page 42: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

37

Capaian sasaran 3 tersebut diukur berdasarkan 1 (satu) indikator sasaran yang

dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.9

Evaluasi Pencapaian Sasaran 3

Pengukuran Kinerja

No. Indikator

Kinerja Satuan

Realisasi

Tahun

2017

Tahun 2018 Target

Akhir

Renstr

a

(2021)

Capaian

s/d 2018

terhadap

2021 (%) Target Realisasi

Capaian

Kinerja

(%)

Kategori

1 Tingkat produksi komoditas

unggulan tanaman pangan

184.761,77

Padi Ton 293.381 290.817 298.454 102,63 Sangat berhasil 291.962 102,22

Jagung Ton 206.208 206.500 225.801 109,35 Sangat berhasil 209.500 107,78

Kedelai Ton 3.947 6.000 5.945 99,08 Sangat berhasil 7.500 79,27

Ubi Kayu Ton 924.751 878.510 788.750 89,78 Sangat berhasil 885.110 89,11

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 95,45 Sangat berhasil 94,61

Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja sebesar rata-

rata 95,45% yang masuk kategori sangat berhasil. Sasaran ketiga tingkat produksi

komoditas unggulan tanaman pangan pada indikator memuat capaian produksi dari padi

yang meningkat sebesar 5.073 ton, jagung 19.593 ton dan kedelai 1.998 ton. Sedangkan

untuk capaian target ubi kayu mengalami penurunan produksi sebesar 136.001 ton bila

dibandingkan capaian tahun 2017.

Peningkatan produksi padi tahun 2018 ini disebabkan meningkatnya luas panen

dibanding tahun 2017, akibat dari upaya khusus yang dilakukan Kementerian Pertanian

dan pengawalan yang intensif sampai tingkat lapang. Peningkatan produksi padi tidak

terlepas dari peran produktivitas dan luas panen.

Kebijakan pengadaan dengan pola penunjukan langsung telah berdampak pada

penyaluran benih dan pupuk dapat tepat waktu/musim. Kebijakan bantuan benih tidak di

lokasi existing telah berdampak pada luas tambah tanam. Perbaikan jaringan irigasi

pertanian telah berhasil meningkatkan Indek Pertanaman (IP). Penggunaan alsintan oleh

petani telah mempercepat waktu olah tanam, tanam, panen dan pasca panen,

meningkatkan efisiensi biaya serta mengurangi kehilangan hasil (losses).

Page 43: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

38

Gambar 3.3. Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Pangan

Padi (beras) masih dianggap sebagai komoditas strategis yang dominan karena

beras merupakan makanan pokok bagi masyarakat. Jagung merupakan pangan alternatif

bagi masyarakat. Selain itu jagung juga merupakan bahan baku pakan ternak. Kedelai

merupakan produk pertanian strategis yang digunakan untuk berbagai produk pangan

maupun olahan (tahu/tempe). Begitu juga ubi kayu, selain merupakan pangan alternatife

juga digunakan untuk berbagai produk pangan olahan seperti patilo, gaplek, tiwul. Bila

dilihat dari aspek ketahanan pangan, kondisi pangan strategis adalah sangat baik. Hal ini

ditunjukan dari capaian kinerja pangan strategis yang meningkat signifikan dibandingkan

tahun 2017. Keragaan capaian produksi komoditas pangan strategis disampaikan sebagai

berikut :

Kenaikan produksi padi terjadi karena kenaikan luas

tanam/luas panen dan produktivitas. Dalam kurun

waktu 5 tahun produksi padi menunjukkan

peningkatan yang signifikan. Produksi padi

mengalami peningkatan dari target karena adanya

program Upsus Pajale.

Beberapa kegiatan telah dilaksanakan dalam rangka

meningkatkan kualitas produksi padi, diantaranya dengan : 1) pangadaan obat – obatan /

pestisida untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit tanaman,2) Penggunaan

benih unggul dan pengelolaan budidaya tanaman yang baik, 3) Adanya pelatihan dan

bintek bagi petani untuk meningkatkan budidaya yang baik, 4) Peningkatan sarana irigasi

pertanian, 5) Fasilitasi PSP, 6) Peningkatan Sarana dan Prasarana Usaha Pertanian (DAK

Pertanian) dan 7) Fasilitasi verifikasi LP2B.

Page 44: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

39

Prosentase peningkatan produksi jagung

dapat dicapai melebihi target. Target produksi

jagung tahun 2018 sebesar 225.801 ton

dengan realisasi sebesar 109,35% atau

225,801 ton Hal ini disebabkan karena : Petani

lebih memilih menanam jagung karena lebih

tahan serangan hama dan memandang bahwa

tahun 2018 musim / iklim lebih tepat untuk

jagung. Selain itu jagung tidak terlalu butuh

pengairan tinggi dibanding padi dan bantuan benih jagung bermutu tinggi sehingga

meningkatkan produksi jagung. Seperti program pemerintah terhadap padi, untuk jagung,

peningkatan produksi yang sangat signifikan tersebut juga merupakan dampak dari

program UPSUS melalui pengembangan jagung.

Produksi kedelai memiliki pola yang sama

dengan luas panen, yang menunjukkan bahwa

penurunan produksi dipengaruhi oleh

penurunan luas panen. Penyebab utama

penurunan luas panen ini adalah penurunan

areal tanam yang disebabkan oleh kurangnya

gairah petani menanam kedelai karena harga

kedelai ditingkat petani relatif rendah dan

meningkatnya volume impor kedelai dengan harga yang murah. Petani juga tidak berani

menanggung resiko menanam kedelai di musim penghujan karena kelembaban yang

tinggi kurang mendukung untuk tanaman kedelei selain itu juga kurang memberikan

keuntungan sehingga menyebabkan petani enggan menanam kedelai. Rekomendasi

sebagai rencana aksi tindak lanjut perbaikan kinerja peningkatan produksi kedelai yang

ditawarkan tahun yang akan datang antara lain : mengalokasikan bantuan saprodi

budidaya kedelai, peningkatan perlindungan dari serangan OPT, peningkatan fasilitasi

sarana pasca panen kedelai serta penguatan agroekosistem oleh para penyuluh dan

diharapkan petani melakukan monitoring dan evaluasi pertanaman sejak dini guna

mengantisipasi gangguan dan kerusakan akibat hama dan penyakit.

Penurunan produksi ubikayu

disebabkan karena majunya musim kemarau

pada 2018 ini. Sejak Mei 2018 lalu hujan sudah

menghilang, sehingga berdampak pada proses

produksi ubikayu. Apalagi fisik tanaman dinilai

kecil-kecil sehingga buahnya juga tidak

maksimal. Dampak dari penurunan produksi

ubikayu, maka penjualan gaplek di pasaran juga

lesu. Harganya pada saat ini bisa mencapai Rp 2.000/kilogram (kg) yang tahun lalu

hanya Rp 1.000/kg.

Page 45: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

40

Upaya untuk peningkatan produktifitas ubi kayu sebagai upaya tindak lanjut diantaranya

dengan penggunaan benih unggul, ubikayu diusahakan secara tumpang sari dengan

komoditas lain, umur panen ubi kayu tergantung harga pasar jika harga murah maka

umur panen panjang, pemanenan menunggu harga tinggi untuk meningkatkan daya saing

daerah.

Kegiatan pendukung lainnya yang telah dilakukan adalah dengan memberikan

bantuan premi asuransi usaha tanaman padi sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 56/Kpts/SR.230/B/06/2016. Adanya Keputusan Gubernur DI

Yogyakarta Nomor 88/Kep/2017 tentang pengembangan kawasan tanaman pangan,

hortikultura dan peternakan Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan banyak dukungan

kegiatan dari DI Yogyakarta dan Pusat untuk tanaman pangan padi, jagung, kedelai dan

ubi kayu. Maka diharapkan untuk tahun kedepan peningkatan produksi dan produktivitas

pertanian dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan.

Berdasar data yang ada, peningkatan produksi, jumlah sarana prasaranan,

alokasi pupuk dan benih dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini:

Tabel 3.10

Produksi Padi dan Palawija Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017 – 2018

No Komoditas Produksi (ton)

2017 2018* Naik/Turun (%)

1. Padi 293.381 298.454 1,73

2. Jagung 206.208 230.206 11,64

3. Kedelai 3.947 6.053 53,36

4. Kacang tanah 71.496 71.857 0,50

5. Kacang hijau 109 139 27,53

6. Ubikayu 924.751 784.750 -15,14

7. Ubijalar 683 149 -78,81

8. Sorghum 31 23 -25,81

Dalam rangka peningkatan produksi dan produktifitas tanaman pangan pada

tahun 2018 juga telah dilaksanakan penyaluran pupuk bersubsidi. Sasaran kegiatan

adalah diterapkannya pemupukan berimbang spesifik lokasi di tingkat petani, untuk

mendukung peningkatan produktivitas dan produksi serta memperbaiki kualitas hasil

komoditas pertanian. Pupuk yang disubsidi adalah Urea, ZA, SP-36, NPK dan pupuk

organik. Untuk alokasi pupuk bersubsidi dan alokasi sarana dan prasarana untuk sektor

pertanian tahun anggaran 2018 juga telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul Nomor 70/KPTS/2018, seperti

yang tertera pada table di bawah ini:

Page 46: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

41

Tabel 3.11

Alokasi Pupuk Kabupaten Gunungkidul Tahun 2018

No kecamatan urea NPK SP-36 ZA Pupuk Organik

1 Panggang 364,00 187,00 19,00 19,00 -

2 Purwosari 255,00 162,00 32,00 62,00 9,00

3 Paliyan 532,00 365,00 22,00 33,00 15,00

4 Saptosari 701,00 231,00 3,00 2,00 -

5 Tepus 656,00 182,00 29,00 1,00 -

6 Tanjungsari 505,00 196,00 16,00 9,00 7,00

7 Rongkop 523,00 202,00 54,00 - -

8 Girisubo 566,00 197,00 73,00 - -

9 Semanu 784,00 532,90 69,00 27,00 16,00

10 Ponjong 1.032,00 625,00 104,00 61,00 21,00

11 Karangmojo 604,00 523,00 72,00 61,00 53,00

12 Wonosari 579,00 476,00 66,00 73,00 4,00

13 Playen 558,00 491,00 17,00 20,00 9,00

14 Patuk 193,00 426,00 33,00 113,00 42,00

15 Gedangsari 603,00 302,00 63,00 93,00 11,00

16 Nglipar 619,00 395,00 73,00 49,00 49,00

17 Ngawen 748,00 464,00 58,15 178,00 17,00

18 Semin 1.048,00 469,00 80,00 189,00 24,00

Jumlah 10.870,00 6.425,90 883,15 990,00 277,00

Pelaksanaan kegiatan DAK tahun 2018 masih fokus pada pembangunan

infrastruktur pemanfaatan sumber sumber air, pembangunan/perbaikan jalan pertanian

serta pembangunan/perbaikan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) dan penyediaan sarana

pendukung BPP, sehingga kegiatan DAK bidang pertanian dapat mendorong

peningkatan produksi pertanian.

Gambar 3.4. Kegiatan DAK Untuk Peningkatan Produksi Tanaman Pangan

Pada Tahun 2018 Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mendapatkan alokasi

Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian sebesar Rp. 3.912.000.000,- (tiga milyar

sembilan ratus dua belas juta rupiah). Realisasi penyaluran DAK Bidang Pertanian tahun

2018 di Kabupaten Gunungkidul sebesar Rp 3.882.756.000,- (tiga milyar delapan ratus

Page 47: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

42

delapan puluh dua juta tujuh ratus lima puluh enam ribu rupiah) atau 97,15 % dari pagu

anggaran. Pekerjaaan tersebut telah dilaksanakan dan diserah terimakan.

Untuk pembangunan DAK Pertanian yang menyangkut masyarakat digunakan

model Swakelola. Swakelola adalah kegiatan pengadaan barang/jasa dimana

pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai

penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain, dan atau kelompok masyarakat.

Tabel 3.12

Alokasi Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air Tahun 2018

NO NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA BANTUAN/ HIBAH

1. KT Hargo Busono Sidorejo, Beji,Ngawen Pembanguan Dam Parit

2. KT Sri Makmur Slingi, Umbulrejo, Ponjong Pembanguan Dam Parit

3. KT Ngupadi Koyo Sawur, Sawahan, Ponjong Pembanguan Dam Parit

4. KT Karya Tani II Wareng I, Wareng, Wonosari Pembanguan Dam Parit

5. KT Eko Martani Praon, Pulutan, Wonosari Pembanguan Dam Parit

6. KT Argodadi Glampong, Pengkol, Nglipar Pembanguan Dam Parit

7. KT Slamet Manunggal Kembang Nglegi, Patuk Pembanguan Dam Parit

8. KT Rukun Santosa Semoyo, Patuk Pembanguan Dam Parit

9. KT Sido Makmur Kranggan, Ngeposari, Semanu Pembanguan Dam Parit

10. KT Ngudi Lestari Salam, Salam, Patuk Pembanguan Dam Parit

11. KT Ngudi Rejeki Blembeman I, Natah, Nglipar Pembanguan Dam Parit

12. KT Gembuk Kernen, Ngunul, Playen Pembanguan Dam Parit

13. KT Rukun Ngipak, Ngipak, Karangmojo Pembanguan Dam Parit

14. P3A Tirto Guna Karangtengah, Wonosari Pembanguan Dam Parit

15. KT Sido Mulyo Karangasem, Bulurejo, Semin Pembangunan Sumur Dangkal

16. KT Amrih Makmur Tahunan, Bulurejo, Semin Pembangunan Sumur Dangkal

Dalam melaksanakan program peningkatan produksi tanaman pangan tersebut

dianggarkan sebesar Rp3.241.471.500,00 dalam realisasinya menyerap anggaran sebesar

Rp3.199.462.500,00 (98,70%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar

Rp42.009.000,00 (1,30%).

Tabel 3.13

Anggaran dan Realisasi Program Sasaran 3

No. Nama Program Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Capaian

(%)

Selisih

(Rp.)

Efisiensi

(%)

1. Program peningkatan

produksi tanaman

pangan

3.241.471.500 3.199.462.500 98,70 42.009.000 1,30

Jumlah 3.241.471.500 3.199.462.500 98,70 42.009.000 1,30

Permasalahan:

1. Kondisi lahan pertanian di Kabupaten Gunugkidul yang umumnya marginal dengan

produktivitas yang rendah

Page 48: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

43

2. SDM petani yang umumnya berusia lanjut sehingga menghambat dalam adopsi

tekhnologi untuk peningkatan produksi dan produktivitas pertanian

3. Adanya organisme pengganggu tanaman yang menyerang tanaman pangan dan

hortikultura

4. Infrastruktur di bidang pertanian yang perlu ditingkatkan

Solusi :

1. Pendampingan secara intensif kepada kelompok tani untuk menerapkan tekhnologi

tepat guna untuk meningkatkan produksi pertanian

2. Mengubah sistem pertanian tradisional menjadi pertanian yang modern berbasis

mekanisasi pertanian agar sistem usaha tani lebih efisien

3. Menerapkan sistem pemupukan berimbang dan optimalisasi tumpangsari

Sasaran 4 “Produksi hasil perkebunan dan hortikultura unggulan meningkat”

Pembangunan perkebunan pada dasarnya dilaksanakan oleh masyarakat dan dunia

usaha sedangkan fungsi pemerintah lebih bersifat fasilitator, pembinaan dan

pendampingan. Terwujudnya peran masyarakat pekebun dan dunia usaha pada

pembangunan perkebunan yang sinergis di semua tingkatan perlu didorong maksimal.

Untuk itu ditempuh upaya terencana melalui konsultasi, koordinasi dan pengembangan

kerja sama. Selain lahan dan air, dalam aspek budidaya ketersediaan benih unggul dan

sarana produksi bermutu merupakan sautu hal yang sangat fundamental.

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 1 (satu) indikator sasaran yang

dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.14

Evaluasi Pencapaian Sasaran 4

Pengukuran Kinerja

No Indikator

Kinerja Satuan

Realisasi

Tahun

2017

Tahun 2018 Target

Akhir

Renstra

(2021)

Capaian

s/d 2018

terhadap

2021 (%) Target Realisasi

Capaian

Kinerja

(%)

Kategori

1 Tingkat

produksi hasil perkebunan dan

hortikultura

unggulan:

Kakao Kg 318.000 364.000 653.059 179,41 Sangat berhasil 520.000 125,59

Mete Kg 522.087 548.191 688.428 125,58 Sangat berhasil 634.600 108,48

Tembakau Kg 445.864 468.157 374.717 80,04 Berhasil 541.950 69,14

Page 49: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

44

No Indikator

Kinerja Satuan

Realisasi

Tahun

2017

Tahun 2018 Target

Akhir

Renstra

(2021)

Capaian

s/d 2018

terhadap

2021 (%) Target Realisasi

Capaian

Kinerja

(%)

Kategori

Kelapa Butir 20.697.600 21.732.480 57.059.313 262,55 Sangat berhasil 25.158.062 226,80

Bawang

Merah Ton 740 463,6 694 149,70 Sangat berhasil 484,75 143,17

Cabe Ton 673 480,08 539,1 112,29 Sangat berhasil 502,01 107,39

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 254,29 Sangat berhasil 218,86

Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja sebesar rata-

rata 254,29% yang masuk kategori sangat berhasil. Sasaran keempat produksi hasil

perkebunan dan hortikultura unggulan meningkat menunjukkan semua komoditas

unggulan dari kakao, mete, tembakau, kelapa, bawang merah, dan cabe melampaui dari

target yang telah ditetapkan untuk tahun 2018 kecuali untuk tembakau hanya 80,04%.

Pengembangan komoditas yang memiliki manfaat dan fungsi strategis seperti

pada kelapa, kakao, jambu mete, dan tembakau untuk komoditas perkebunan. Lahan

yang menjadi sasaran adalah lahan eksisting dan bukaan baru yang sesuai dengan

potensi, kebutuhan dan kesiapan daerah. Persyaratan dapat dikembangkan adalah

memiliki kelayakan secara ekonomi, bio-fisik/agro-ekosistem, sosial, pasar, dan

dikembangkan secara berkelanjutan.

Upaya-upaya yang ditempuh dalam pengembangan komoditas unggulan

melalui peningkatan produksi dan produktivitas dengan kegiatan rehabilitasi,

intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh penyediaan benih

bermutu, pemberdayaan petani dan penguatan kelembagaan, pembangunan dan

pemeliharaan kebun sumber benih, penanganan pasca panen, pembinaan usaha dan

perlindungan perkebunan serta pemberian pelayanan berkualitas. Pada akhirnya

dihasilkan budidaya perkebu akselera perkebunan yang baik seperti yang

ditetapkan yaitu 1) kondisi peningkatan produktivitas tanaman, 2) penerapan budidaya

yang baik 3) penerapan budidaya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, 4)

mewujudkan 7 (tujuh) Gema Revitalisasi (lahan, perbenihan/perbibitan, infrastruktur

pertanian, SDM petani, permodalan petani, kelembagaan petani, dan teknologi serta

industri hilir), 5) mendorong sistem pertanian polikultur, terpadu dan terintegrasi.

Upaya-upaya yang ditempuh dalam pengembangan komoditas unggulan

melalui peningkatan produksi dan produktivitas dengan kegiatan rehabilitasi,

intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh penyediaan benih

bermutu, pemberdayaan petani dan penguatan kelembagaan, pembangunan dan

pemeliharaan kebun sumber benih, penanganan pasca panen, pembinaan usaha dan

perlindungan perkebunan serta pemberian pelayanan berkualitas. Pada akhirnya

dihasilkan budidaya Hingga saat ini produksi kakao mencapai 653.059 kg yang menurun

53.295 kg dibanding produksi tahun 2017. Penurunan ini juga terjadi karena

berkurangnya luasan tanaman menghasilkan dari 8.485,94 ha menjadi 5660,45 ha.

Tanaman perkebunan mete meningkat produksinya di tahun 2018 sebesar 162.708 kg

Page 50: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

45

dibandingkan produksi di tahun 2017. Penurunan beberapa komoditas di perkebunan dan

hortikultura terjadi pada komoditas tembakau sebesar dibanding tahun 2017 sebesar -

401.220 kg, bawang merah -46 ton (7%) dan cabe – 134 ton (25%) dibandingkan tahun

2017.

Produksi kakao dalam lima tahun terakhir ini mengalami fluktuasi. Luas areal

kakao menjadi faktor utama produksi kakao. Meskipun dengan adanya kegiatan

pengembangan kawasan kakao dan teknologi yang dikembangkan bila tidak didukung

dengan luasan areal tanaman menghasilkan untuk kakao, maka peningkatan produksi

tidak bisa stabil.

Produksi tembakau juga mengalami fluktuasi selama lima tahun terakhir.

keterbatasan modal, teknik pertanian tradisional yang tidak efisien, kurangnya dukungan

teknis dan infrastruktur pertanian, serta minimnya akses pasar secara langsung oleh

petani sehingga keuntungan berkurang. Kunci utama meningkatkan produktivitas

tembakau adalah meningkatkan sumber daya manusia, jaringan kemitraan bisnis, dan

peningkatan daya saing. Salah satunya melalui program kemitraan dengan petani

tembakau. Kerjasama yang telah dibangun dengan mitra didukung dana DBHCHT (Dana

Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau) yang telah mendukung kegiatan baik dari segi

budidaya, pelatihan sampai dengan proses pengolahannya.

Jambu mete merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup

tinggi, harganya cukup stabil dan prospek pasarnya baik. Penyebab fluktuasi produksi

jambu mete disebabkan oleh ketidakterpaduan dan tidak adanya pola sinergisme dalam

pengelolaan tanaman dan lahan serta keberadaan dan kinerja usahatani tidak didukung

oleh keberadaan dan kinerja usaha-usaha terkait, baik di segmen rantai hulu yakni bidang

usaha pengadaan dan penyaluran sarana dan prasaran usahatani; atau di segmen rantai

hilir, yakni bidang usaha pengolahan dan pemasaran hasil usahatani; maupun di segmen

rantai sisi, yakni bidang usaha jasa fasilitator, misalnya usaha pembiayaan dan

infrastruktur penunjang.

Fluktuasi produksi kelapa sangat dimungkinkan mendapat pengaruh dari luas areal

kelapa yang berkurang/bertambah atau dari jumlah tanaman yang menghasilkan.

Pengembangan kawasan kelapa yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan

produksi kelapa di tahun-tahun mendatang. Kegiatan untuk meningkatkan produksi

kelapa antara lain: Peremajaan Tanaman Kelapa, pendampingan, dan pengawalan,

pelatihan penumbuhan kelompok petani kelapa, serta pemberdayaan kelembagaan.

Luas perkebunan kelapa di Kabupaten Gunungkidul di akhir tahun 2017 mencapai

8.552,23 Ha. Dari segi produksi, capaian tahun 2018 ini sebesar 57.059.313 butir

meningkat bila dibandingkan tahun 2017 sebanyak 64.815.560 butir kelapa atau

meningkat sebesar 36.361.713 butir (64%). Berikut data peningkatan produksi, jumlah

sarana prasarana, alokasi pupuk dan benih pada tabel-tabel di bawah ini:

Page 51: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

46

Tabel 3.15

Produksi Tanaman Perkebunan dan hortikultura

No Komoditas Produksi (ton)

keterangan 2017 2018

1. Jambu Mete 525,72 688,43 Biji Kering

2. Kakao 706,35 653,059 Glondong

3. Tembakau 337,187 374,717 Rajangan kering

4. Kelapa 162.038,91 114.118,62 Butir

5. Kapas - 5,003 Serat Berbiji

Tabel 3.16

Produksi Tanaman Buah dan Sayur

No Komoditas Panen (Ha) Produktivitas

(ku/ha)

Jumlah

Produksi (Ku)

1. Bawang Merah 116 59,74 6.930

2. Bawang Putih 0 0 0

3. Bawang Daun 0 0 0

4. Kentang 0 0 0

5. Kubis 0 0 0

6. Kembang Kol 0 0 0

7. Petsai/Sawi 57 14,81 844

8. Wortel 0 0 0

9. Lobak 0 0 0

10. Kacang Merah 2 5,5 11

11. Kacang Panjang 25 14,40 360

12. Cabai Besar 135 23,32 3.148

13. Cabai Rawit 93 19,97 1.857

14. Paprika 0 0 0

15. Jamur*)

100 3,00 300

16. Tomat 7 24,00 168

17. Terung 44 28,11 1.237

18. Buncis 0 0 0

19. Ketimun 12 42,67 512

20. Kangkung 51 12,04 614

21. Bayam 38 7,11 270

22. Melon 15 35,87 538

23. Semangka 3 17,67 53

Tabel 3.17

Alokasi Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air, Pupuk, OPT Tahun 2018

NO NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA BANTUAN/ HIBAH

1 Maju Lancar Karangmojo 2 Karangmojo Karangmojo Cultivator Tembakau

2 Sido Makmur Kalangan II Ngipak Karangmojo Cultivator Hortikultura

3 Tunas Tani Mandiri Karangduwet I Karangmojo Karangmojo Cultivator Hortikultura

4 Timbul Makmur Munggur Ngawis Karangmojo Cultivator Tembakau

5 Rukun II Ngipak Ngipak Karangmojo Cultivator Hortikultura

Page 52: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

47

NO NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA BANTUAN/ HIBAH

6 Sari Tirto Mulyo B2 Simo II Genjahan Ponjong Cultivator Hortikultura

7 Sido Dadi Sawahan Sawahan Ponjong Cultivator Hortikultura

8 Sri Rejeki Bedil Kulon Rejosari Semin Cultivator Hortikultura

9 Amrih Makmur Tahunan Bulurejo Semin Cultivator Hortikultura

10 Ngudi Rejeki Pabregan Sumberejo Semin Cultivator Tembakau

11 Ngudi Makmur Randusari Watusigar Ngawen Cultivator Tembakau

12 Manunggal Tekat Sabrang Watusigar Ngawen Cultivator Tembakau

13 Podomoro Gojo Kedungpoh Nglipar Cultivator Hortikultura

14 Redjo Mulyo Karangsari Nglanggeran Patuk Cultivator Hortikultura

15 Rukun Agawe Makmur Beji Beji Patuk Cultivator Hortikultura

16 Ngudi Rejeki Bandung Bandung Playen Cultivator Hortikultura

17 Ngudi Lestari II Wiyoko Tengah Plembutan Playen Cultivator Hortikultura

18 Margo Subur Kedungdowo Wetan Pampang Paliyan Cultivator Tembakau

19 Sumbersari Jamburejo Sodo Paliyan Cultivator Tembakau

20 Seneng Makmur Seneng Siraman Wonosari Cultivator Hortikultura

21 Guyub Blimbing Karangrejek Wonosari Cultivator Hortikultura

22 Mudho Widodo Wareng IV Wareng Wonosari Cultivator Tembakau

23 Handini Subur Wareng III Wareng Wonosari Cultivator Hortikultura

24 Guyub Rukun Wareng II Wareng Wonosari Cultivator Hortikultura

25 Karso Tani Ngelak Pacarejo Semanu Cultivator Hortikultura

26 Boga Tani Dengok Lor Pacarejo Semanu Cultivator Hortikultura

27 Dadi Subur Tunggaknonggo Ngeposari Semanu Cultivator Hortikultura

28 Tukul Pambudi Watubelah Kemadang Tanjungsari Cultivator Hortikultura

29 Sido Makmur Susukan Giritirto Purwosari Cultivator Tembakau

30 Sinar Harapan Nglegok Giritirto Purwosari Cultivator Tembakau

31 Ngudi Makmur Petoyan Giritirto Purwosari Cultivator Tembakau

32 Sido Maju Sumur Giripurwo Purwosari Cultivator Tembakau

33 Klp Ngudi Raharjo Dawung Bunder, Patuk Bibit Lada, Pupuk NPK

34 Klp Sari Mulyo Pijenan, Tambakromo, Ponjong Bibit Lada, Pupuk NPK

35 Klp Subur Makmur Gedangan II, Karangmojo Bibit Lada, Pupuk NPK

36 Klp Pamor Kepil,Putat,Patuk Pupuk Organik, NPK

(intensifikasi kakao)

37 Klp Murih Agung Karangwetan II Karangmojo Pupuk Organik, NPK

(intensifikasi kakao)

38 Klp Subur Kenteng, Ngalang, Gedangsari Pupuk Organik, NPK

(intensifikasi kakao)

39 Klp Ngudi Lestari Banaran 9 Banaran Playen Pupuk Organik, NPK

(intensifikasi kakao)

40 Klp Hargo Mulyo Karangsari Nglanggeran, Patuk Pupuk Organik, NPK

(intensifikasi kakao)

41 Klp Mugo Dadi Nglanggeran Wetan, Patuk Pupuk Organik, NPK

(intensifikasi kakao)

42 Klp Sido Muncul Nglanggeran Kulon, Patuk Pupuk Organik, NPK

(intensifikasi kakao)

43 Klp Ngudi Makmur Gunung Butak Nglanggeran, Patuk Pupuk Organik, NPK

(intensifikasi kakao)

44 Klp Margo Dadi Doga, Nglanggeran, Patuk Pupuk Organik, NPK

(intensifikasi kakao)

Page 53: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

48

NO NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA BANTUAN/ HIBAH

45 Klp SAE Kalilalang, Kalitekuk,semin Pupuk Organik, NPK

(intensifikasi mete)

46 Klp Tebu Asri Sambirejo, Ngawen Jalan Produksi

47 Klp Tebu Wungu

Makmur Sumber Wungu, Tepus Jalan Produksi

48 Klp Budi Makmur Giritirto, Purwosari Pengembangan Sumber Air

49 Sido Mulyo I Monggol, Saptosari Pompa Air

50 Sido Makmur I Kepek Saptosari Pompa Air

51 Sido Makmur 2 Planjan, Saptosari Pompa Air

52 KT Marsudi Tani Blimbing, Umbulrejo, Ponjong Metabolit sekunder

53 KT Hargo Mulyo Karangsari, Nglanggeran, Patuk Metabolit sekunder

54 KT Ngudi Makmur Gunung Butak,Nglanggeran, Patuk Metabolit sekunder

55 KT Sido Muncul Nglanggeran Kulon, Nglanggeran, Patuk Metabolit sekunder

Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja program

peningkatan produksi perrkebunan telah masuk ketegori sangat berhasil. Dalam

melaksanakan program peningkatan ketahanan pangan tersebut dianggarkan sebesar

Rp2.761.509.500,00 dalam realisasinya menyerap anggaran sebesar Rp2.504.346.948,00

(90,69%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp257.162.522,00 (7,02%), yang

dirinci sebagai berikut: yang dirinci sebagai berikut:

Tabel 3.18

Anggaran dan Realisasi Program Sasaran 4

No. Nama Program Anggaran

(Rp.) Realisasi (Rp.)

Capaian

(%) Selisih (Rp.)

Efisiensi

(%)

1. Program peningkatan

produksi perkebunan

dan hortikultura

2.761.509.500 2.504.346.948 90,69 257.162.552 9,31

Jumlah 2.761.509.500 2.504.346.948 90,69 257.162.552 9,31

Permasalahan:

1. Belum adanya kontinyuitas produksi perkebunan

2. Masih terbatasnya penggunaan bibit unggul

3. Makin berkurangnya areal tanam

4. Pelaku usaha di bidang perrkebunan masih kurang memahami jaminan mutu dan

keamanan pangan

5. Terbatasnya penyuluh perkebunan.

Solusi:

1. Melakukan penataan pola tanam

2. Mendorong petani menggunakan bibit unggul,

3. Mendorong pemberdayaan kelembagaan petani

Page 54: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

49

4. Pelayanan teknis (pembinaan/pendampingan) dalam budidaya dan pengolahan hasil

industry kehutanan dan perkebunan

5. Meningkatkan kemitraan dengan dunia usaha dalam rangka pemassaran hasil

perkebunan/hortikultura

6. Meningkatkan dukungan penyuluh perkebunan.

Sasaran 5

“Produksi Komoditas Peternakan Meningkat”

Pengembangan peternakan berbasis pada potensi sumberdaya terutama

sumberdaya pakan ternak dengan pengarustamaan pada upaya pengintegrasian antara

komoditas pertanian dan peternakan. Sektor usaha pertanian diharapkan mampu

menyediakan sumber pakan bagi ternak dan sebaliknya sektor usaha peternakan mampu

menjadi faktor pendukung usahatani tanaman yang lebih efisien dan ramah lingkungan

Pembangunan sub sektor peternakan pada dasarnya diarahkan untuk meningkatkan

populasi maupun produksi ternak dan hasil ikutannya, yang pada gilirannya diharapkan

dapat mendongkrak pendapatan petani ternak, mendorong diversifikasi pangan dan

perbaikan mutu gizi masyarakat serta mengembangkan pasar untuk mencapai kedaulatan

pangan. Pengembangan peternakan ini meliputi efisiensi dan efektivitas pelayanan teknis

seperti Inseminasi Buatan (IB), Kesehatan Hewan, Kesehatan Massyarakat Veteriner

(Kesmavet) pakan, bibit dan pelayanan ekonomis seperti pasar, tempat pemotongan

hewan (TPH), tempat pemotongan unggas (TPU), perkreditan/permodalan, sarana dan

tenaga.

Target meningkatnya produksi komoditas unggulan peternakan merupakan

kegiatan peningkatan produksi ternak terutama produksi daging dan telur. Produksi

daging terutama diperoleh dari hasil pemotongan ternak besar, ternak kecil dan unggas.

Sedangkan produksi telur dihitung dari jumlah populasi ternak unggas dan jumlah

persentase betina produktif.

Capaian sasaran 5 tersebut diukur berdasarkan 1 (satu) indikator sasaran yang

dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Page 55: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

50

Tabel 3.19

Evaluasi Pencapaian Sasaran 5

Pengukuran Kinerja

No Indikator

Kinerja Satuan

Realisasi

Tahun

2017

Tahun 2018 Target

Akhir

Renstra

(2021)

Capaian

s/d 2018

terhadap

2021 (%) Target Realisasi

Capaian

Kinerja

(%)

Kategori

1

Jumlah Populasi

ternak dan

Produksi telur dan daging

Sapi Potong Ekor 151.573 150.361 152.663 101,53 Sangat berhasil 152.526 100,09

Kambing Ekor 182.854 186.163 186.638 100,26 Sangat berhasil 197.557 94,47

Ayam Buras Ekor 1.169.676 1.161.610 1.231.568 106,02 Sangat berhasil 1.196.808 102,90

Produksi daging Kg 4.620.276 4.664.211 5.589.573 119,84 Sangat berhasil 4.618.751 121,02

Produksi telur Kg 2.661.431 3.451.487 3.566.477 103,33 Sangat berhasil 3.385.232 105,35

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 113,07 Sangat berhasil 112,31

Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja sebesar

rata-rata 113,07% yang masuk kategori sangat berhasil. Sasaran kelima tingkat

produksi komoditas peternakan unggulan meningkat pada indikator memuat capaian

target populasi dari sapi potong 152.663 ekor atau naik sebesar 1.090 ekor. Capaian

kambing 182.854 ekor dan ayam buras 1.169,676 ekor.

Meningkatnya produksi ternak tentunya juga dipengaruhi jumlah populasi

ternak yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Naik turunnya populasi ternak seperti sapi

potong, kambing, domba, dan unggas juga

dipengaruhi beberapa faktor, seperti jumlah

kelahiran ternak, kematian ternak, pemotongan

ternak , serta jumlah ternak masuk dan ternak

keluar. Sedangkan kegiatan yang berhubungan

langsung dengan tingkat populasi ini adalah

pemotongan ternak dan Inseminasi Buatan.

Tahun 2018, program pemerintah

UPSUS SIWAB juga dilaksanakan. Upaya

Khusus sapi indukan wajib bunting adalah salah

satu program yang dicanangkan Kementerian

Pertanian untuk mengakselerasi percepatan target

pemenuhan populasi sapi potong dalam negeri.

Program tersebut dituangkan dalam peraturan

Menteri Pertanian No. 48/ Permentan/ PK. 210/

10/2016 tentang Upaya Khusus Percepatan

Page 56: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

51

Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting yang ditanda tangani Menteri Pertanian

pada tanggal 3 Oktober 2016. Oleh karena itu, UPSUS SIWAB akan memaksimalkan

potensi sapi indukan di dalam negeri untuk dapat terus menghasilkan pedet.

Program utama dalam program UPSUS SIWAB ini yaitu peningkatan populasi

melalui Inseminasi Buatan (IB). Program utama tersebut merupakan upaya penerapan

sistem manjemen reproduksi yang baik meliputi: pemeriksaan status reproduksi dan

gangrep (gangguan reproduksi), pelayanan IB dan kawin alam, pemenuhan semen beku

dan N2 Cair, pengendalian betina produktif, dan pemenuhan hijauan pakan ternak dan

konsentrat. Kegiatan ini terintegrasi menggunakan pendekatan peran aktif masyarakat

dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya peternakan untuk mencapai

kebuntingan 3 juta ekor dari 4 juta akseptor sapi/kerbau pada tahun 2018.

Tabel 3.20

Capaian UPSUS SIWAB 2018

Target Realisasi

Inseminasi

Buatan

(Akseptor)

Kebuntingan

(ekor)

Kelahiran

(ekor)

Inseminasi

Buatan

(Akseptor)

Kebuntingan

(ekor)

Kelahiran

(ekor)

45.000 31.500 26.000 53.281 8.686 11.986

Program Upsus Siwab ini memiliki tujuan mewujudkan komitmen pemerintah

dalam mengejar swasembada daging sapi yang ditargetkan tercapai pada 2026 dan

mewujudkan Indonesia yang mandiri dalam pemenuhan pangan asal hewan, dan

sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak rakyat.

Untuk produksi daging kenaikan 1.09 ton. Dan produksi telur menurun dari

capaian 2017 sebesar 905 ton. Untuk produksi telur yang cenderung menurun

dikarenakan kecenderungan pemeliharaan unggas petelur menurun beralih ke unggas

pedaging, karena pakan lebih murah bila dibandingkan dengan pakan unggas petelur.

Sedangkan kegiatan lainnya untuk mendukung peningkatan populasi adalah

dengan melaksanakan kegiatan penanganan gangguan reproduksi dan kegiatan perbibitan

sapi. Untuk kegiatan perbibitan, pelaksanaan kegiatan berdasakan Keputusan menteri

Pertanian Republik Indonesia Nomor 43/Kpts/PD.410/1/2015 yang telah menetapkan

Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu kawasan sapi potong nasional. Kegiatan

pendukung lainnya adalah dengan memberikan bantuan premi asuransi usaha ternak sapi

sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

56/Kpts/SR.230/B/06/2016. Populasi di Kabupaten Gunungkidul, yang mendukung

jumlah produksi daging dan telur di sajikan dalam tabel di bawah ini:

Page 57: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

52

Tabel 3.21

Produksi Peternakan Tahun 2018

No. Uraian Populasi (ekor)

Naik/Turun (%) 2017 2018

1. Sapi Potong 151.573 152.663 0,72

2. Sapi Perah 2 3 50

3. Kerbau 3 0 -100

4. Kuda 16 12 -25

5. Kambing 182.479 186.638 2,28

6. Domba 11.989 11.617 -3,10

7. Babi 62 375 504,84

8. Ayam Buras 1.169.676 1.231.568 5,29

9. Ayam Ras Petelur 299.452 298.100 -0,45

10. Ayam Ras Pedaging 1.562.700 1.626.260 4,07

11. Itik 6.461 6.096 -5,65

12. Burung Puyuh 382.389 376.780 -1,47

Data pemotongan sapi potong tahun 2018 untuk pemotongan tercatat yang

diperoleh adalah sebesar 6.311 ekor dan pemotongan di luar TPH sebesar 446 ekor.

Sedangkan untuk ternak kambing ada sekitar 23.567 ekor yang dipotong di TPH dan

29.400 ekor yang dipotong di luar TPH. Tempat pemotongan hewan yang ada di

Kabupaten Gunungkidul untuk TPH ternak besar khususnya sapi ada 15 TPH.

Sedangkan untuk tempat pemotongan ternak kecil khususnya kambing ada 38

TPH. Untuk unggas tempat pemotongan yang beroperasi di Kabupaten Gunungkidul ada

sekitar 151 TPU. Pemotongan unggas meliputi pemotongan ayam buras, ayam petelur,

ayam pedaging dan itik. Untuk tahun 2018 hanya 4 komoditas unggas yang di

unggulkan.

Hasil pemotongan selama tahun 2018 diperoleh bahwa pemotongan buras

sebesar 2.919.357 ekor, ayam petelur 440.471 ekor, ayam pedaging 2.154.225 ekor dan

itik 6.106 ekor.

Pemotongan ternak selain yang dilakukan di TPH dan luar TPH juga termasuk

pemotongan hewan qurban. Untuk pemotongan hewan qurban pada tahun 2018 tercatat

sapi sebesar 3.415 ekor, kambing 16.243 ekor , dan domba 239 ekor.

Pencapaian dan realisasi dari produksi ternak tahun 2018 dihitung dari realisasi

pemotongan dan menunjukkan hasil yang positif. Angka produksi ternak daging dan

telur sudah melebihi target yang ditetapkan, dengan pencapaian sebesar 119,84%%

untuk produksi daging dan 103,336% untuk produksi telur. Pencapaian ini menunjukkan

kinerja yang sangat baik untuk sasaran kelima ini. Sedangkan bila dilihat dalam

kaitannya dengan target kinerja yang ditetapkan oleh provinsi DI Yogyakarta,

pencapaian jumlah produksi daging telah mencapai 104,26% dan pencapaian jumlah

produksi telur baru mencapai 97,66%.

Page 58: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

53

Pengiriman ternak keluar baik ternak besar dan ternak kecil telah dilengkapi

dengan SKKH. Hasil pendataan diperoleh bahwa selama tahun 2017, terjadi pengiriman

ternak sapi sebesar 2.283 ekor dan kambing sebesar 11.449 ekor.

Kondisi pencapaian angka produksi ternak yang positif menunjukkan hasil dari

program/kegiatan yang telah dilakukan, yang menggambarkan bukan hanya peran dari

pemerintah. Capaian ini juga menunjukkan kontribusi penting dari pihak non pemerintah

seperti swasta dan kontribusi dari kelompok ternak yang ada di Kabupaten Gunungkidul.

Pencapaian target sasaran tersebut didukung selain oleh masih banyaknya

masyarakat yang mengandalkan sektor pertanian dan peternakan sebagai mata

pencaharian utama, juga didukung oleh masih tersedianya lahan untuk bertani dan

beternak. Kebutuhan kelompok ternak atau masyarakat yang memang mengharapkan

adanya tekhnologi baru untuk kelancaran usaha peternakan mereka serta sudah

terbukanya peluang kerja sama dengan pihak swasta sebagai plasma semakin membuka

peluang usaha peternakan yang lebih luas di Kabupaten Gunungkidul.

Peran petugas di tingkat kecamatan melalui UPT Puskeswan juga sangat besar.

Mulai dari kegiatan pemeriksaan kesehatan ternak, pelayanan IB, kegiatan sosialisasi

hingga praktek pembuatan pakan dan pupuk.

Dalam melaksanakan program peningkatan produksi peternakan tersebut dianggarkan

sebesar Rp1.440.883.260,00 dalam realisasinya menyerap anggaran sebesar

Rp1.386.078.993,00 (96,20%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar

Rp54.804.267,00 (3,80%), yang dirinci sebagai berikut:

Tabel 3.22

Anggaran dan Realisasi Program Sasaran 5

No. Nama Program Anggaran

(Rp.) Realisasi (Rp.)

Capaian

(%) Selisih (Rp.)

Efisiensi

(%)

1. Program peningkatan

produksi peternakan 1.440.883.260 1.386.078.993 96,20 54.804.267 3,80

Jumlah 1.440.883.260 1.386.078.993 96,20 54.804.267 3,80

Permasalahan:

1. Pola usaha peternakan masih dengan pola tradisional;

2. Sumber permodalan yang tersedia tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh

peternak

3. Penerapan tekhnologi peternakan masih terbatas

Solusi :

1. Pendampingan secara intensif kepada kelompok ternak untuk menerapkan tekhnologi

tepat guna untuk meningkatkan produksi peternakannya

2. Optimalisasi permodalan

3. Menumbuhkembangkan minat pemuda untuk bekerja dan berwirausaha di bidang

peternakan

Page 59: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

54

Disamping mencapai indikator kinerja utama yang didukung oleh program

prioritas, di setiap Perangkat Daerah juga melaksanakan program-program penunjang

atau pendukung untuk mencapai sasaran strategis yang dilaksanakan oleh setiap

Perangkat Daerah yaitu:

Sasaran 6 “Kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik meningkat”

Untuk mencapai target sasaran kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan

pelayanan publik meningkat dilaksanakan program Peningkatan Kualitas Pelayanan

Publik. Indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja Perangkat Daerah tahun 2017

menjadi capaian tahun dasar, karena Dinas Pertanian dan Pangan mulai dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul yang

ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 60 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan

Pangan. Sehingga capaian untuk indikator Indeks Kepuasan Masyarakat diperolah

capaian yaitu dari 80,58 Indeks kepuasan masyarakat tahun 2018 ditargetkan sebesar

77,75 sehingga realisasi kinerjanya mencapai 103,64% masuk kategori sangat berhasil.

Untuk mengetahui capaian program selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 3.23

Rencana dan Realisasi Capaian Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

No Indikator Kinerja

Program

Realisasi

Tahun

2017

Tahun 2018 Target

Akhir

Renstra

(2021)

Capaian

s/d 2018

terhadap

2021 (%)

Target Realisasi

Capaian

Kinerja

(%)

Kategori

1 Indeks Kepuasan

Masyarakat

Perangkat Daerah

79,10 77,75 80,58 103,64 Sangat

berhasil 80 100,75

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 103,64

Page 60: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

55

Sasaran 7

“Akuntabilitas pengelolaan keuangan meningkat”

Untuk mencapai target sasaran Akuntabilitas pengelolaan keuangan meningkat

dilaksanakan program Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan Perangkat Daerah.

Persentase laporan keuangan disusun tepat waktu baik bulanan, semesteran, dan tahunan

tahun 2018 sama dengan tahun 2017 yaitu dari 100,00. Persentase laporan keuangan

disusun tepat waktu baik bulanan, semesteran, dan tahunan tahun 2018 ditargetkan

sebesar 100,00% terealisasi sebesar 100,00% sehingga realisasi kinerjanya mencapai

100,00% masuk kategori sangat berhasil. Untuk mengetahui capaian program

selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 3.24

Rencana dan Realisasi Capaian Program Peningkatan Kualitas Pelaporan

Keuangan Perangkat Daerah

No. Indikator Kinerja

Program

Realisasi

Tahun

2017

Tahun 2018 Target

Akhir

Renstra

(2021)

Capaian

s/d 2018

terhadap

2021 (%) Target Realisasi

Capaian

Kinerja

(%)

Kategori

1 Persentase laporan

keuangan disusun tepat

waktu:

1. laporan bulanan

2. laporan semesteran

3. laporan tahunan

100,00 100,00 100,00 100,00 Sangat

berhasil

100,00 100,00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 100,00

Sasaran 8

“Kesesuaian program dalam dokumen perencanaan daerah”

Untuk mencapai target sasaran Kesesuaian program dalam dokumen perencanaan

daerah dilaksanakan program Peningkatan kualitas perencanaan. Persentase kesesuaian

Program dalam Rencana Kerja (Renja) PD terhadap Program dalam Rencana Kerja

Pembangunan Daerah (RKPD) dan Renstra PD terhadap Program dalam RPJMD tahun

Page 61: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

56

2018 sama dengan tahun 2017 yaitu dari 100,00. Persentase kesesuaian Program dalam

Rencana Kerja (Renja) PD terhadap Program dalam Rencana Kerja Pembangunan

Daerah (RKPD) dan Renstra PD terhadap Program dalam RPJMD tahun 2018

ditargetkan sebesar 100,00% terealisasi sebesar 100,00% sehingga realisasi kinerjanya

mencapai 100,00% masuk kategori sangat berhasil. Untuk mengetahui capaian program

selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 3.25

Rencana dan Realisasi Capaian Program Peningkatan Kualitas Perencanaan

No. Indikator Kinerja

Program

Realisasi

Tahun

2017

Tahun 2018 Target

Akhir

Renstra

(2021)

Capaian

s/d 2018

terhadap

2021 (%) Target Realisasi

Capaian

Kinerja

(%)

Kategori

1 Persentase

kesesuaian Program

dalam Rencana

Kerja (Renja) PD

terhadap Program

dalam Rencana

Kerja Pembangunan

Daerah (RKPD) dan

Renstra PD

terhadap Program

dalam RPJMD

100,00 100,00 100,00 100,00 Sangat

berhasil

100,00 100,00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 100,00

Selain ketiga program di atas, juga dilaksanakan program yang mendukung

pencapaian seluruh sasaran yaitu Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program

Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran, dan Program Peningkatan

Ketatalaksanaan dan Kapasitas Aparatur.

Dalam melaksanakan keenam program tersebut dianggarkan sebesar

Rp3.223.574.400,00 dalam realisasinya hanya menyerap anggaran sebesar

Rp3.105.942.944,00 (96,35%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar

Rp117.631.456,00 (3,65%), yang dirinci sebagai berikut:

Tabel 3.26

Anggaran dan Realisasi Program Sasaran 8

No. Nama Program Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Capaian

(%) Selisih (Rp.)

Efisiensi

(%) 1. Program Pelayanan

Administrasi

Perkantoran

1.677.469.400 1.570.404.969 93,62 107.064.431 6,38

2. Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana

Perkantoran

1.241.255.000 1.235.451.375 99,53 5.803.625 0,47

Page 62: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

57

No. Nama Program Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Capaian

(%) Selisih (Rp.)

Efisiensi

(%) 3. Program Peningkatan

Ketatalaksanaan dan

Kapasitas Aparatur

62.750.000 60.401.900 96,26 2.348.100 3,74

4. Program Peningkatan

Kualitas Pelaporan

Keuangan Perangkat

Daerah

80.725.000 80.590.800 99,83 134.200 0,17

5. Program Peningkatan

Kualitas Perencanaan 157.875.000 155.593.900 98,56 2.281.100 1,44

6. Program Peningkatan

Kualitas Pelayanan

Publik

3.500.000 3.500.000 100 0 0

Jumlah 3.223.574.400 3.105.942.944 96,35 117.631.456 3,65

Permasalahan:

1. Berkurangnya pegawai /personil karena adanya mutasi/alih tugas/pensiun,

2. Ketersediaan, pengolahan, dan penyajian arsip belum maksimal

Solusi:

1. Pemutakhiran database kepegawaian

2. Pelatihan kearsipan

D. Realisasi Anggaran

Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2018 sebesar 96,02% dari

total anggaran yang dialokasikan. Realisasi anggaran untuk program/kegiatan utama

sebesar 95,92%, sedangkan realisasi untuk program/kegiatan pendukung sebesar

96,35%. Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran terbesar

pada program/kegiatan di sasaran akuntabilitas pengelolaan keuangan meningkat

(99,83%). Sedangkan penyerapan terendah pada program/kegiatan di sasaran keempat,

pada indikator produksi hasil perkebunan dan hortikultura unggulan meningkat

(90,69%).

Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2018 yang dialokasikan untuk

membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran pembangunan disajikan tabel

3.22 di bawah ini.

Page 63: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

58

Tabel 3.27

Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2018

No. Nama Program Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Capaian

(%)

Selisih

(Rp.)

Efisiensi

(%) 1 Kesejahteraan

masyarakat petani

meningkat

2.322.662.500 2.254.166.100 97,05 68.496.400 2,95

2 Ketersediaan,

Distribusi, dan

Konsumsi Pangan

Meningkat

1.078.663.500 1.058.617.400 98,14 20.046.100 1,86

3 Produksi

Tanaman Pangan

Meningkat

3.241.471.500 3.199.462.500 98,70 42.009.000 1,30

4 Produksi hasil

perkebunan dan

hortikultura

unggulan

meningkat

2.761.509.500 2.504.346.948 90,69 257.162.552 9,31

5 Produksi

Komoditas

Peternakan

Meningkat

1.440.883.260 1.386.078.993 96,20 54.804.267 3,80

6 Kepuasan

masyarakat

terhadap

penyelenggaraan

pelayanan publik

meningkat

2.984.974.400 2.869.758.244 96,14 115.216.156 3,86

7 Akuntabilitas

pengelolaan

keuangan

meningkat

80.725.000 80.590.800 99,83 134.200 0,17

8 Kesesuaian

program dalam

dokumen

perencanaan

daerah

157.875.000 155.593.900 98,56 2.281.100 1,44

Jumlah belanja langsung

urusan 10.845.190.260 10.402.671.941 95,92 442.518.319 4,08

Jumlah belanja

pendukung 3.223.574.400 3.105.942.944 96,35 117.631.456 3,65

total belanja langsung 14.068.764.660 13.508.614.885 96,02 560.149.775 3,98

Sumber data Laporan Keuangan Subbagian Perencanaan dan Keuangan, Tahun 2018

Page 64: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja

Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

59

LKj IP menggambarkan penekanan pada manajemen pembangunan berbasis

kinerja dan perbaikan pelayanan publik, dimana setiap PD melakukan pengukuran dan

pelaporan atas kinerja institusi dengan menggunakan indikator yang jelas dan terukur.

Bagi PD, LKj IP menjadi bagian dari upaya pertanggungjawaban dan mendorong

akuntabilitas publik. Sedangkan bagi publik sendiri, LKj IP akan menjadi ukuran akan

penilaian dan juga keterlibatan publik untuk menilai kualitas kinerja pelayanan dan

mendorong tata kelola pemerintahan yang baik.

LKj IP PD sebagai konsekuensi pelaksanaan manajemen kinerja merupakan wujud

dukungan pertanggungjawaban sistem administrasi yang menunjukkan kemampuan

menjamin kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi yang makin andal,

profesional, efisien, efektif, dan tanggap terhadap aspirasi rakyat serta dinamika

perubahan lingkungan strategis.

Pengukuran-pengukuran kinerja telah dilakukan dan dikuatkan dengan data

pendukung yang mengurai bukan hanya pencapaian tahun 2018, namun juga melihat

trend pencapaiannya dari tahun ke tahun, dan kontribusinya untuk pencapaian target

akhir Renstra. Secara umum, nampak bahwa kinerja Dinas Pertanian dan Pangan pada

tahun 2018 adalah sangat baik, karena dari 8 (delapan) sasaran yang ditetapkan dapat

tercapai dengan kategori sangat berhasil.

Dari evaluasi dan analisis atas pencapaian sasaran dan IKU yang sudah diuraikan

dalam Bab III, terlihat bahwa kerja keras telah dilakukan Dinas Pertanian dan Pangan

untuk memastikan pencapaian kinerja sebagai prioritas dalam pembangunan. Namun

demikian, beberapa tantangan perlu menjadi fokus bagi perbaikan kinerja ke depan.

Pertama, walaupun beberapa IKU telah mencapai target yang sangat baik, persoalan-

persoalan di masyarakat belum sepenuhnya bisa dijawab dengan baik pula. Tantangan-

tantangan ini terutama nampak dalam kondisi terkait dengan persoalan dimana petani

seringkali dalam posisi tawar yang lemah dan harus berhadapan dengan industri

pangan skala besar yang lebih bersifat padat modal dan padat teknologi Kedua, pentingnya koordinasi dan sinergi antar pemangku kepentingan dalam

pencapaian sasaran, tanpa koordinasi dan sinergi yang dibangun dengan sungguh-

sungguh dan berpijak pada pengakuan dan penghargaan akan kontribusi berbagai pihak

ini, upaya-upaya mencapai sasaran dan indikator kinerja akan menjadi lebih sulit untuk

dicapai.

Ketiga, sebagai bagian dari perbaikan kinerja PD yang menjadi tujuan dari

penyusunan LKj IP, hasil evaluasi capaian kinerja ini juga penting dipergunakan oleh

instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk perbaikan perencanaan

dan pelaksanaan program/kegiatan di tahun yang akan datang. Beberapa permasalahan

PENUTUP BAB

IV

Page 65: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Laporan Kinerja

Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018

60

dan solusi yang sudah dirumuskan akan menjadi tidak punya makna jika hanya berhenti

menjadi laporan saja, namun harus ada rencana dan upaya konkret untuk menerapkannya

dalam siklus perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Hal ini akan menjadikan LKj

IP benar-benar menjadi bagian dari sistem monitoring dan evaluasi untuk pijakan

peningkatan kinerja pemerintahan dan perbaikan layanan publik yang semakin baik.

Page 66: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan

Lampiran

Page 67: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan
Page 68: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan
Page 69: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIPe-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2019/123_dinas pertanian dan... · Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian Prasyarat keberhasilan