laporan kinerja instansi pemerintah (lkjip) tahun...
TRANSCRIPT
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 DINAS PERTANIAN DAN PANGAN
KABUPATEN DEMAK
DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur, marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena
rahmat dan hidayahNya jugalah, maka Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKjIP) Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak Tahun 2018 dapat
terselesaikan.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Tahun 2018 merupakan bentuk
komitmen nyata Dinas Pertanian dan Pangan dalam mengimplementasikan
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagai mana
diamanatkan dalam PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah yang diatur kemudian dalam Peraturan Presiden
Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dan secara teknis diatur dalam Peraturan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah wujud pertanggung
jawaban pejabat publik kepada masyarakat tentang kinerja lembaga pemerintah
selama satu tahun anggaran. Kinerja Dinas Pertanian telah diukur, dievaluasi,
dianalisis dan dijabarkan dalam bentuk LKj IP Dinas Pertanian dan Pangan.
Tujuan penyusunan LKjIP adalah untuk menggambarkan penerapan
Rencana Strategis (Renstra) dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
organisasi di masing-masing perangkat daerah, serta keberhasilan capaian
sasaran saat ini untuk percepatan dalam meningkatkan kulitas capaian kinerja
yang diharapkan pada tahun yang akan datang. Melalui penyusunan LKjIP juga
dapat memberikan gambaran penerapan prinsip-prinsip good governance, yaitu
dalam rangka terwujudnya transparansi dan akuntabilitas di lingkungan
pemerintah.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemampuan
berfikir dan berbuat untuk kemajuan Demak yang kita cintai.
Demak, Januari 2019
KEPALA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KABUPATEN DEMAK Ir. WIBOWO, MM Pembina Utama Muda NIP. 19610412 198608 1 001
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL .....................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Gambaran Umum Organisasi ....................................................... 1
B. Susunan Kepegawaian dan Sarana Prasarana ............................ 1
C. Fungsi Strategis Dinas Pertanian dan Pangan .............................. 2
D. Permasalahan Utama Yang Dihadapi Dinas Pertanian dan
Pangan ........................................................................................... 4
BAB II PERENCANAAN KINERJA .................................................................. 5
A. Perencanaan Strategis ................................................................... 5
B. Perjanjian Kinerja (PK) ................................................................... 8
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2018 ......................................... 10
A. Capaian Kinerja Organisasi ......................................................... 10
B. Realisasi Anggaran ...................................................................... 42
C. Kinerja Lain-lain ........................................................................... 45
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 47
A. Tinjauan Umum Capaian Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan ... 47
B. Strategi Untuk Peningkatan Kinerja di Masa Datang ................... 47
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah aparatur Dinas Pertanian dan Pangan berdasarkan pendidikan.........................................................………….……....…..
2
Tabel 1.2 Jumlah aparatur Dinas Pertanian dan Pangan berdasarkan eselon.................................................................................…….......
2
Tabel 1.3 Sarana dan prasarana Dinas Pertanian dan Pangan…………........ 3
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Kinerja Laporan Kinerja Instansi Pemerintah…. 10
Tabel 3.2 Pengukuran kinerja sasaran 1 ...............................................................….. 11
Tabel 3.3 Perbandingan luas tanam, luas panen dan produksi beberapa komoditas pertanian/perkebunan tahun 2017 & 2018 .....................
17
Tabel 3.4 Luas panen, produktivitas dan produksi jagung tahun 2018 ............ 17
Tabel 3.5 Luas panen, produktivitas dan produksi kacang hijau tahun 2018... 18
Tabel 3.6 Luas panen, produktivitas dan produksi bawang merah tahun 2018 20
Tabel 3.7 Luas panen, produktivitas dan produksi cabe tahun 2018 ............... 21
Tabel 3.8 Luas panen, produktivitas dan produksi tembakau tahun 2018 ....... 23
Tabel 3.9 Populasi ternak per kecamatan tahun 2018 ................................... 25
Tabel 3.10 Populasi Ternak berdasarkan jenisnya tahun 2018 ......................... 26
Tabel 3.11 Pengukuran kinerja sasaran 2….......................................................... 31
Tabel 3.12 Data konsumsi pangan menggunakan standar AKE 2.150 kkal/ kapita/hari .......……………………………………………………..........
32
Tabel 3.13 Data Ketersediaan Pangan di Kabupaten Demak ........................... 34
Tabel 3.14 Data Penguatan Cadangan Pangan ................................................ 36
Tabel 3.15 Penggunaan anggaran berdasarkan sasaran dan program ............ 43
Tabel 3.16 Target dan Realisasi Pendapatan Tahun 2018 ................................ 45
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Capaian Nilai Tukar Petani (NTP) ................................................ 12
Gambar 3.2 Produktivitas padi............................................................................….. 14
Gambar 3.3 Rumah Burung Hantu dan Penggunaan Rice Transplanter ........ 15
Gambar 3.4 Capaian Produksi komoditas Padi, Jagung dan Kacang Hijau.... 16
Gambar 3.5 Pembangunan embung dan long storage .................................... 16
Gambar 3.6 Capaian produksi komoditas bawang merah dan cabe................ 19
Gambar 3.7 Bawang merah dan cabe besar di Kabupaten Demak ................ 20
Gambar 3.8 Produksi tanaman tembakau ........................……………………. 22
Gambar 3.9 Tembakau varietas cerupung dan kegiatan bimbingan teknis peningkatan mutu hasil tembakau................................................
23
Gambar 3.10 Capaian populasi ternak besar dan ternak kecil .. .................….. 24
Gambar 3.11 Capaian populasi unggas ..............................………................... 25
Gambar 3.12 Pemeriksaan hewan kurban dan pemberian bantuan sapi betina produktif .......................................................................................
26
Gambar 3.13 Capaian Skor PPH (Pola Pangan Harapan) ................................ 31
Gambar 3.14 Sosialisasi B2SA dan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) 33
Gambar 3.15 Ketersediaan Pangan Utama/Beras (Ton) ................................... 33
Gambar 3.16 Kegiatan Desa Mandiri Pangan dan Rakor Kerawanan Pangan . 34
Gambar 3.17 Penguatan Cadangan Pangan Daerah (Ton) .............................. 35
Gambar 3.18 Kegiatan Lumbung Pangan Masyarakat ...................................... 36
Gambar 3.19 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan (%) ................ 37
Gambar 3.20 Penerimaan penghargaan dalam Festival Pangan Bermutu dan Aman Konsumsi Tingkat Jawa Tengah .......................................
38
vi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 PENGUKURAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018
LAMPIRAN 2 ANGGARAN DAN REALISASI BELANJA TAHUN 2018
LAMPIRAN 3 PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN (PPS) TAHUN 2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Organisasi
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Demak. Dinas
Pertanian dan Pangan termasuk dalam dinas tipe A yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan bidang pertanian dan urusan pemerintahan bidang
pangan. Fungsi Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak berdasarkan
Peraturan Bupati Demak Nomor 55 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi,
Kedudukan, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pertanian dan Pangan
Kabupaten Demak adalah:
a. Perumusan kebijakan bidang pertanian dan pangan;
b. Pelaksanaan bidang kebijakan pertanian dan pangan;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan bidang pertanian dan
pangan;
d. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
B. Susunan Kepegawaian dan Sarana Prasarana
a. Susunan Kepegawaian
Susunan Organisasi Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak
terdiri dari :
- Kepala Dinas
- Sekretariat
- Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura
- Bidang Perkebunan
- Bidang Prasarana, Sarana dan Penyuluhan
- Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan
- Bidang Ketahanan Pangan
- Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
- Kelompok Jabatan Fungsional
2
Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Pertanian dan Pangan
Kabupaten Demak Tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1.1. Jumlah aparatur Dinas Pertanian dan Pangan berdasarkan pendidikan
Pendidikan Gol. I Gol. II Gol. III Gol. IV Jumlah
Pendidikan Dasar
Pendidikan SLTP
Pendidikan SLTA
Sarjana Muda/DIII
Sarjana
Program S2
Program S3
-
-
-
-
-
-
-
1
-
1
9
3
-
-
-
4
13
48
2
-
-
-
-
-
10
9
-
1
-
6
22
61
11
-
Jumlah - 14 67 19 100
Tabel 1.2. Jumlah aparatur Dinas Pertanian dan Pangan berdasarkan
eselon
Eselon Jumlah
Eselon I
Eselon II
Eselon III
Eselon IV
-
1
6
28
Jumlah 35
b. Sarana dan Prasarana
Gambaran sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak
sampai dengan 31 Desember 2018 dapat dilihat pada Tabel 3.
C. Fungsi Strategis Dinas Pertanian dan Pangan
Dinas Pertanian dan Pangan memiliki fungsi strategis mendukung
pencapaian tujuan pertama pada misi ketiga Bupati dan Wakil Bupati Demak.
3
Tujuan tersebut adalah meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan kelautan menuju kedaulatan pangan.
Mengacu pada tujuan dimaksud, maka terdapat 2 (dua) prioritas sasaran yang
ingin dicapai yaitu:
a. Meningkatnya produktivitas dan produksi pertanian, perkebunan dan
peternakan;
b. Meningkatnya ketersediaan, distribusi, penganeragaman konsumsi dan
keamanan pangan.
Tabel 1.3. Sarana dan prasarana Dinas Pertanian dan Pangan
No. Nama Aset/ Barang Jumlah Nilai (Rp)
1. Tanah 16 3.355.415.000,00
2. Peralatan dan Mesin 2.296 6.022.590.399,83
- Alat-alat Besar 12 116.066.000,00
- Alat-alat Angkutan 49 1.753.059.000,00
- Alat-alat Bengkel dan Alat
Ukur
15 104.468.100,00
- Alat-alat Pertanian/
Peternakan
127 735.707.718,00
- Alat-alat Kantor dan Rumah
Tangga
1.975 2.575.917.291,83
- Alat-alat Studio dan
Komunikasi
70 430.353.965,00
- Alat-alat Kedokteran 4 2.880.000,00
- Alat-alat Laboratorium 44 304.138.325,00
3. Gedung dan Bangunan
(Bangunan Gedung/Kantor)
51 10.742.349.698,00
4. Jalan, Irigasi dan Jembatan 12 343.913.593,00
5. Aset Tetap Lainnya (Buku
Perpustakaan)
313 311.947.500,00
6. Aset Lainnya 0 0
JUMLAH 2.688 20.776.216.190,83
4
D. Permasalahan Utama Yang Dihadapi Dinas Pertanian dan Pangan
Permasalahan atau kendala yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan
guna mencapai kinerja yang telah ditargetkan, diantaranya:
1. Masih adanya kasus kelangkaan pupuk, penggunaan pupuk dan pestisida
anorganik yang belum sesuai anjuran,
2. Masih kurangnya jumlah penangkar benih dan masih kurangnya kesadaran
petani menggunakan benih berlabel,
3. Banyaknya alsintan yang tidak dapat digunakan karena minimnya
pengetahuan petani terhadap penggunaannya dan spesifikasi alsin yang
tidak sesuai kondisi lokasi,
4. Perubahan iklim yang memicu bencana alam, serangan OPT dan ancaman
penyebaran penyakit hewan,
5. Infrastruktur pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan belum
optimal,
6. Terbatasnya pengetahuan, ketrampilan dan sikap petani dalam
pengembangan pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan,
7. Semakin terbatasnya tenaga kerja terampil dan produktif yang mau bekerja
di sektor pertanian,
8. Rendahnya posisi tawar petani di musim panen raya,
9. Masih adanya ancaman penyakit hewan endemik, zoonosis dan food
bourne disease,
10. Belum terpantaunya lalu lintas ternak, bibit ternak, obat hewan dan produk
hewan secara optimal,
11. Laju alih fungsi lahan pertanian ke non sektor pertanian yang sulit
dikendalikan,
12. Potensi daerah rawan pangan di Kabupaten Demak masih tinggi,
diantaranya potensi rawan pangan transien oleh banjir, banjir rob dan angin
barat serta rawan pangan kronis yang diakibatkan kemiskinan.
5
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. Perencanaan Strategis
1. Rencana Strategis (Renstra)
Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian dan
Pangan Kabupaten Demak Tahun 2016 – 2021 ini adalah merupakan
dokumen perencanaan teknis strategis lima tahunan yang akan
dipergunakan sebagai acuan bagi segenap aparat Dinas Pertanian dan
Pangan Kabupaten Demak dalam rangka menjalankan tugas pokok dan
fungsinya sebagai lembaga teknis di Kabupaten Demak. Selain itu, Renstra
juga menjadi dasar evaluasi dan laporan atas kinerja aparat Dinas
Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak selama kurun waktu 5 (lima)
tahun.
Visi Kabupaten Demak Tahun 2016 – 2021 adalah
“TERWUJUDNYA MASYARAKAT DEMAK YANG AGAMIS LEBIH
SEJAHTERA, MANDIRI, MAJU, KOMPETITIF, KONDUSIF,
BERKEPRIBADIAN DAN DEMOKRATIS”. Untuk melaksanakan visi
tersebut, maka misi yang akan dilaksanakan adalah :
1. Menjadikan nilai-nilai agama melekat pada setiap kebijakan
pemerintah dan perilaku masyarakat
2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebihbersih, efektif, efisien,
dan akuntabel
3. Meningkatkan kedaulatan pangan dan ekonomi kerakyatan
berbasis potensi lokal serta mengurangi tingkat pengangguran
4. Mengakselerasikan pembangunan infrastruktur strategis, pembangunan
kewilayahan dan menyerasikan pembangunan antara kota dan desa
5. Meningkatkan pelayanan pendidikan, kesehatan dan perlindungan
sosial sesuai standar
6. Menciptakan keamanan, ketertiban dan lingkungan yang kondusif
7. Mengembangkan kapasitas pemuda, olahraga, seni-budaya,
meningkatkan keberdayaan perempuan, perlindungan anak dan
mengendalikan pertumbuhan penduduk
6
8. Mewujudkan kualitas pelayanan Investasi dan meningkatkan kualitas
pelayanan publik.
9. Mengoptimalkan pengelolaan Sumber Daya Alam berwawasan
lingkungan.
Dinas Pertanian dan Pangan dalam visi misi Bupati Demak tahun
2016 – 2021 turut mendukung misi ketiga yaitu meningkatkan kedaulatan
pangan dan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal serta mengurangi
tingkat pengangguran. Selain itu, Dinas Pertanian dan Pangan juga
mendukung kesuksesan Program Unggulan Bupati terpilih keempat, yaitu
Program Peningkatan daya saing komoditi unggul
Tujuan Dinas Pertanian dan Pangan:
Meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian, perkebunan dan
peternakan menuju kedaulatan pangan
Sasaran Dinas Pertanian dan Pangan:
a. Meningkatnya produktivitas dan produksi pertanian, perkebunan dan
peternakan;
b. Meningkatnya ketersediaan, distribusi, penganeragaman konsumsi dan
keamanan pangan
2. Indikator Kinerja Utama (IKU)
Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian dan Pangan
Kabupaten Demak ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Demak Nomor 11 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Demak 2016-2021 sebagai
berikut :
a. Nilai Tukar Petani
b. Produktivitas padi
c. Produksi pertanian tanaman pangan utama :
- Padi
- Jagung
- Kacang Hijau
d. Skor PPH (Pola Pangan Harapan)
e. Ketersediaan Pangan Utama
f. Penguatan Cadangan Pangan Daerah
7
3. Target Indikator Kinerja Sasaran Strategis
Indikator Kinerja dan target kinerja tahunan dalam dokumen Renstra
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak Tahun 2016-2021 sebagai
berikut :
Tabel 2.1.
Indikator Sasaran Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak
Tahun 2016-2021
Sasaran
Strategis
Indikator
Kinerja
Target
2017 2018 2019 2020 2021
Meningkatnya produktivitas dan produksi pertanian, perkebunan dan peternakan
1. Produktivitas padi (Ku/Ha)
63,22 64,57 65,96 67,37 68,81
2. Produksi pertanian tanaman pangan utama (Ton)
a. Padi 623.477 636.820 650.447 664.367 678.585
b. Jagung 184.685 201.307 219.425 239.173 260.699
c. Kacang hijau
35.590 36.480 37.392 38.326 39.285
3. Produksi komoditas hortikultura (Ton)
a. Bawang Merah
40.230 42.644 45.203 47.915 50.790
b. Cabe 4.625 4.856 5.099 5.354 5.622
4. Produksi komoditas perkebunan (Ton)
a. Tembakau 2.859 2.902 2.945 2.989 3.034
5. Populasi komoditas peternakan (Ekor)
a. Ternak besar
7.606 7.801 8.004 8.215 8.432
b. Ternak kecil
119.093 121.071 123.104 125.162 127.256
c. Unggas 8.396.427 9.138.397 9.953.687 10.849.620 11.834.249
6. Nilai Tukar Petani (angka)
103,30 103,32 103,35 103,37 103,40
Meningkatnya ketersediaan, distribusi, penganeragaman
1. Skor PPH (Pola Pangan Harapan) (skor)
91,86 92,23 92,25 92,28 92,30
8
Sasaran
Strategis
Indikator
Kinerja
Target
2017 2018 2019 2020 2021
konsumsi dan keamanan pangan
2. Ketersediaan pangan Utama (Ton)
370.437 378.365 386.462 394.732 403.180
3. Penguatan Cadangan Pangan Daerah (Ton)
6,40 7,50 10,00 12,50 15,00
4. Pengawasandan Pembinaan Kemanan Pangan (%)
89,09 90,00 90,90 91,80 92,72
B. Perjanjian Kinerja (PK)
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah lembar/dokumen yang
berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan
instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang
disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah
komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi
amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang
serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada
kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk
kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun
sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga
mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya,
sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
Tujuan disusunnya Perjanjian Kinerja adalah:
1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah
untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja
aparatur.
2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur.
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi.
4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi
dan supervisi atas perkembangan/ kemajuan kinerja penerima amanah.
5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.
9
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif,
transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, Kepala Dinas
Pertanian dan Pangan pada Tahun 2018 telah melakukan Perjanjian Kinerja
dengan Bupati Kabupaten Demak untuk mewujudkan target kinerja sesuai
lampiran perjanjian ini.
Guna mewujudkan kinerja yang telah diperjanjikan, maka Dinas
Pertanian dan Pangan telah melaksanakan 17 program 113 kegiatan yang
didukung oleh APBD Kabupaten Demak sebesar Rp. 22.102.696.724,- dan
APBN sebesar Rp. 18.699.748.000,- serta APBD Provinsi Jawa Tengah
sebesar Rp. 300.922.000,-
10
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2018
A. Capaian Kinerja Organisasi
Sebagai tindak lanjut pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
dan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan
tata cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, setiap instansi
pemerintah wajib menyusun Laporan Kinerja yang melaporkan progres kinerja
atas mandat dan sumber daya yang digunakannya.
Pada tahun 2018, Dinas Pertanian dan Pangan telah melaksanakan
seluruh program dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam
rangka melakukan evaluasi keberhasilan atas pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan pada perencanaan jangka
menengah, maka digunakan skala pengukuran seperti pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Skala Pengukuran Kinerja Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
No. Skala Capaian Kinerja Kategori
1 Lebih dari 100% Sangat Baik
2 75 – 100% Baik
3 55 – 74 % Cukup
4 Kurang dari 55 % Kurang
Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kepala Dinas Pertanian dan Pangan
Kabupaten Demak Tahun 2018 dan Rencana Strategis Dinas Pertanian dan
Pangan, terdapat 2 sasaran strategis yang harus diwujudkan. Penjelasan atas
capaian sasaran-sasaran tersebut adalah sebagai berikut:
11
a. Sasaran 1. Meningkatnya produktivitas dan produksi pertanian,
perkebunan dan peternakan
Tabel 3.2. Pengukuran kinerja sasaran 1
Rata-rata capaian indikator kinerja pada sasaran 1 sebesar 111,97%
atau kategori sangat baik. Pencapaian sasaran tersebut didapat melalui 6
(enam) indikator kinerja yang terbagi menjadi 11 (sebelas) pengukuran
indikator kinerja, yaitu:
1. Nilai Tukar Petani (NTP);
1. Nilai Tukar Petani
(NTP) (Angka)
103,32 103,13 99,82 99,74 99,74
2 Produktivitas padi
(Ku/Ha)
64,57 70,88 109,77 101,98 103,01
3 Produksi
pertanian
tanaman pangan
utama (Ton)
a. Padi 636.820 807.191 126,75 103,28 118,95
b. Jagung 201.307 160.136 79,55 110,66 61,43
c. Kacang Hijau 36.480 37.409 102,55 103,07 95,22
4. Produksi
komoditas
hortikultura (Ton)
a. Bawang Merah 42.644 43.277 101,48 132,62 85,21
b. Cabe 4.856 5.180 106,67 91,35 92,14
5 Produksi
komoditas
perkebunan (Ton)
a. Tembakau 2.902 2.314,05 79,74 73,12 76,27
6 Populasi
komoditas
peternakan
(Ekor)
a. Ternak Besar 7.801 8.289 106,26 113,52 97,72
b. Ternak Kecil 121.081 119.434 98,64 106,64 93,85
c. Unggas 9.138.397 20.140.648 220,40 179,15 170,19
111,97 110,47 99,43
Realisasi%
Capaian
% Capaian
Tahun
sebelumnya
% Capaian
terhadap
Target
Akhir
Renstra
(2021)
Rata-rata capaian sasaran 1.1
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Meningkatnya
produktivitas dan
produksi pertanian,
perkebunan dan
peternakan
Target
12
2. Produktivitas Padi;
3. Produksi pertanian tanaman pangan utama (Padi, Jagung, Kacang
Hijau);
4. Produksi komoditas hortikultura (Bawang Merah, Cabe);
5. Produksi komoditas perkebunan (Tembakau);
6. Populasi komoditas peternakan (Ternak, Besar, Ternak Kecil dan
Unggas).
Berdasarkan pengukuran kinerja sebagaimana Tabel 3.2, terdapat 4
(empat) indikator sasaran strategis yang memiliki capaian kinerja di atas
75% dengan kategori baik dan 7 (tujuh) indikator yang melampaui target
yang ditetapkan (di atas 100%) dengan kategori sangat baik.
Nilai Tukar Petani
Realisasi indikator Nilai Tukar Petani (NTP) pada tahun 2018
sebesar 103,13 (angka), tidak memenuhi target tetapi masih lebih besar
dari 100 yang berarti pendapatan petani masih lebih besar daripada
pengeluarannya. Dengan demikian, tingkat kesejahteraan petani pada
tahun 2018 masih baik. Data NTP selama 5 tahun terakhir dsajikan pada
Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Capaian Nilai Tukar Petani (NTP)
Berdasarkan Gambar 3.1 terlihat bahwa Nilai Tukar Petani (NTP)
sempat turun 0,24 poin di tahun 2017, namun masih berada di atas angka
100. Hal ini disebabkan tingkat kenaikan harga hasil pertanian tidak
setinggi kenaikan harga barang-barang konsumsi. Nilai Tukar Petani pada
tahun 2018 mulai meningkat kembali menjadi 103,13. Hal ini diperkirakan
berasal dari naiknya produksi padi yang cukup signifikan sehingga mampu
mendongkrak pendapatan petani.
103,32103,27 103,27
103,03
103,13
102,8
103
103,2
103,4
2014 2015 2016 2017 2018
Angka
13
Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian
indikator peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) antara lain:
1. Terbatasnya pengetahuan, ketrampilan dan sikap petani dalam
pengembangan pertanian tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunan;
2. Semakin terbatasnya tenaga kerja terampil dan produktif yang mau
bekerja di sektor pertanian;
3. Kurangnya permodalan petani;
4. Rendahnya posisi tawar petani di musim panen raya;
5. Rendahnya harga jual hasil pertanian pada saat panen raya;
6. NTP turut dipengaruhi oleh faktor eksternal (seperti harga barang-
barang konsumsi dan harga barang/sarana produksi pertanian) yang
tidak dapat diintervensi program-program Dinas Pertanian dan Pangan
Adapun alternatif solusi yang telah dilakukan untuk lebih
meningkatkan Nilai Tukar Petani adalah melalui :
1. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani;
2. Pemberian bantuan sarana produksi pertanian;
3. Peningkatan infrastruktur pertanian.
4. Pengembangan sistem pemasaran;
5. Pemakaian alsintan saat panen dan pascapanen;
6. Pemberdayaan kelembagaan petani berbasis agribisnis.
Produktivitas Padi
Produktivitas padi dipengaruhi oleh faktor ketersediaan unsur sarana
produksi (lahan, pupuk, benih, air, dsb) dan faktor penerapan teknologi.
Ketersediaan sarana produksi merupakan variabel yang cenderung tetap
dari tahun ke tahun, sehingga angka produktivitas secara tidak langsung
menggambarkan pengaruh penerapan teknologi. Produktivitas padi
mengalami fluktuasi selama 5 (lima) tahun terakhir, namun tetap
menunjukkan tren kenaikan (Gambar 3.2). Pada tahun 2018, produktivitas
padi mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu dari 64,47 kw/ha
menjadi 70,88 kw/ha.
Perubahan yang terjadi di tahun 2018 adalah semakin banyaknya
penggunaan alat dan mesin pertanian. Pada awal musim tanam,
penggunaan mesin pengolahan tanah (traktor roda 2, traktor roda 4 dan
cultivator) dapat mengurangi waktu persiapan lahan sehingga petani dapat
14
memulai fase tanam segera setelah air irigasi dibuka. Kendala tanam dan
panen tidak tepat waktu karena kekurangan tenaga tanam/panen juga
mulai teratasi dengan digunakannya mesin penanam padi (rice
transplanter) dan mesin pemanen padi (combine harvester). Selain
mengurangi penggunaan tenaga manusia, penggunaan combine harvester
juga mengurangi potensi susut hasil karena padi rontok di lahan maupun
selama pengangkutan. Pada tahun 2018, Dinas Pertanian telah
memberikan bantuan traktor roda 2 sebanyak 2 unit (dana APBD
Kabupaten) dan 85 unit (dana APBN), traktor roda 4 sebanyak 6 unit (dana
APBN), 10 unit cultivator (dana APBN), 6 unit rice transplanter (dana
APBN), 10 unit handsprayer (dana APBN), 1 unit alat pemanen padi blower
dan 9 unit combine harvester (dana APBD Kabupaten).
Kendala klasik yang dialami Kabupaten Demak pada sektor
pertanian adalah ketersediaan air. Pasokan air hanya bergantung pada
saluran irigasi dari Kedungombo dan Rawapening serta curah hujan.
Dengan meningkatkan efisiensi penggunaan air, maka produktivitas dapat
ditingkatkan. Efisiensi air dapat tercapai apabila tanam dapat dilaksanakan
sesuai jadwal dan waktu tanam dapat dipercepat sehingga tidak banyak air
yang terbuang. Waktu tanam yang mundur berpotensi pada munculnya
serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).
Gambar 3.2 Produktivitas padi
Perbedaan lain yang terjadi di tahun 2018 adalah penggunaan
metode penghitungan produktivitas (ubinan) yang berbeda. Pada tahun
2018, BPS sebagai lembaga resmi yang melakukan survey penghitungan
produktivitas tanaman pangan, menggunakan Kerangka Sampling Area
(KSA). Metode ini merupakan penyempurnaan dari metode sebelumnya
yang menggunakan Kerangka Sampling Rumah Tangga Petani (RTP).
58,7366,27
61,76 64,4770,88
0
20
40
60
80
Tahun2014
Tahun2015
Tahun2016
Tahun2017
Tahun2018
Kw/Ha
Linear (Kw/Ha)
15
Metode KSA menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG)
dalam penentuan luas lahan dan fase produksi tanaman, sedangkan
metode RTP menggunakan kuesioner dan laporan petugas lapangan.
Penggunaan KSA dipercaya mampu menyajikan data yang lebih objektif
daripada metode sebelumnya.
Gambar 3.3 Rumah Burung Hantu dan Penggunaan Rice Transplanter
Secara ringkas, faktor risiko yang mungkin dihadapi dalam
pencapaian target produktivitas padi adalah:
1. Ketergantungan pasokan air dari irigasi waduk Kedungombo,
Rawapening dan curah hujan;
2. Ancaman perubahan iklim yang berpengaruh pada perubahan waktu
musim penghujan dan serangan OPT;
3. Pengetahuan petani masih belum memadai dalam penerapan teknologi
Tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk mencegah risiko tersebut
adalah:
1. Membangun sumber air atau sumber penampungan air;
2. Memperbaiki fasilitas irigasi;
3. Menstimulasi petani menggunakan alat dan mesin pertanian yang
dapat mempercepat proses pengolahan tanah, penanaman dan
pemanenan;
4. Meningkatkan pengetahuan petani tentang teknik budidaya melalui
penyuluhan, pelatihan, sekolah lapang maupun bimbingan teknis;
5. Menyiapkan strategi-strategi pengendalian OPT seperti penggunaan
agensia hayati, pembangunan rumah burung hantu, spot stop, dsb;
6. Melakukan pendampingan dan bimbingan dalam pengelolaan unit
pelayanan jasa alsintan di tingkat poktan/gapoktan agar manajemen
alsin dapat dioptimalkan.
16
Produksi Pertanian Tanaman Pangan Utama
Gambar 3.4 Capaian Produksi komoditas Padi, Jagung dan Kacang Hijau
Produksi pertanian dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, luas panen dan
produktivitas. Pada tahun 2018, luas panen padi meningkat dari 99.885 ha
menjadi 113.876 ha. Hal ini berakibat pada meningkatnya produksi padi
dari 643.942 ton menjadi 807.191 ton, sehingga capaian target tahun 2018
mencapai 126,75%. Salah satu pendukung kenaikan luas panen yaitu
semakin banyaknya lahan pertanian yang terjangkau saluran irigasi. Pada
tahun 2018, Dinas Pertanian dan Pangan membangun 2 embung, 11 dam
parit, 6 irigasi air dalam, 11 long storage, 2 JITUT dan menyalurkan 74 unit
pompa air. Selain penyediaan sarana pengairan, sosialisasi penggunaan
padi gogo rancah pun dilakukan. Meskipun potensi produktivitas tidak
setinggi padi sawah, tetapi varietas gogo rancah lebih tahan kondisi kering
sehingga cocok diterapkan di beberapa wilayah Demak yang kurang
pasokan air.
Gambar 3.5 Pembangunan embung dan long storage
Kondisi yang berbeda terjadi pada komoditas jagung. Pada tahun
2018, minat petani membudidayakan jagung tidak setinggi tahun 2017
567.745
653.547608.532
643.942
807.191
192.153 167.700 166.876204.372
160.136
34.099 35.330 25.540 36.683 37.409
0
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
2014 2015 2016 2017 2018
Padi
Jagung
Kacang Hijau
17
karena harga komoditas lain lebih menjanjikan, sehingga target produksi
2018 tidak tercapai. Selain itu, stimulus bantuan untuk kedelai juga
dinaikkan demi memenuhi target nasional dan kebutuhan dalam kabupaten
yang masih minus (tabel 3.13), sehingga mengurangi luas lahan jagung.
Luas tanam jagung menurun dari 26.005 ha menjadi 24.569 ha, atau
sebanyak 1.436 ha. Di sisi lain, luas tanam kacang hijau naik 1.030 ha,
kedelai naik 4.982 ha dan tembakau naik 126 ha (Tabel 3.3). Alih
komoditas ini terutama terjadi di Kecamatan Guntur, Sayung, Gajah, Mijen,
Kebonagung, Dempet dan Karangawen. Dari 24.569 ha lahan yang
ditanami jagung, hanya 24.160 ha yang berhasil panen karena sempat
terjadi kekeringan pada subround II dan sebagian lainnya terkena serangan
ulat tongkol.
Tabel 3.3 Perbandingan luas tanam, luas panen dan produksi beberapa
komoditas pertanian/perkebunan tahun 2017 & 2018
Tabel 3.4 Luas panen, produktivitas dan produksi jagung tahun 2018
No KecamatanLuas Panen
(Ha)
Provitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)Keterangan
1 Demak 10 64,01 64
2 Bonang - - -
3 Wonosalam - - -
4 Dempet 31 70,49 217
5 Kebonagung - - -
6 Karangtengah 17 56,56 96
7 Guntur 2.567 68,34 17.544
8 Sayung 584 68,65 4.009
9 Mranggen 10.541 64,25 67.733
10 Karangawen 10.329 67,72 69.947
11 Mijen 40 67,51 269
12 Wedung - - -
13 Gajah 33 63,77 210
14 Karanganyar 8 56,49 45
24.160 66,28 160.134 Jumlah
2017 2018 2017 2018 2017 2018
1 Jagung 26.005 24.569 26.316 24.160 204.372 160.136
2 Kacang Hijau 25.785 26.815 25.977 26.298 36.683 37.550
3 Kedelai 297 5.279 99 1.626 243 3.143
4 Tembakau 2.422 2.548 2.422 2.548 2.091 2.223
Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (ton)No Komoditas
18
Tidak tercapainya target produksi jagung pada tahun 2018 juga
disebabkan oleh kecilnya angka produktivitas. Beberapa sampel ubinan
tahun ini jatuh di lahan jagung unyil yang mempunyai produktivitas di
bawah angka rata-rata jagung hibrida sehingga tidak mencerminkan angka
kabupaten. Metode penghitungan produktivitas tanaman pangan selain padi
masih menggunakan metode lama (kerangka sampel Rumah Tangga
Petani).
Tabel 3.5 Luas panen, produktivitas dan produksi kacang hijau tahun 2018
Berdasarkan tabel 3.5 dapat dilihat bahwa selama tahun 2018
produksi komoditas kacang hijau di Kabupaten Demak sebesar 37.409 ton
dengan luas panen 26.277 Ha dan produktivitas 14,24 Ku/Ha. Angka
produksi kacang hijau memenuhi target renstra yaitu 36.480 ton. Tanaman
kacang hijau diusahakan di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Sayung.
Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian
indikator peningkatan produksi pertanian tanaman pangan utama antara
lain:
1. Masih adanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT);
No. KecamatanLuas Panen
(Ha)
Provitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)Keterangan
1 Demak 1.959 14,32 2.805
2 Bonang 2.280 14,32 3.264
3 Wonosalam 3.487 14,32 4.992
4 Dempet 3.616 14,32 5.186
5 Kebonagung 2.967 13,82 4.101
6 Karangtengah 2.532 14,34 3.629
7 Guntur 2.099 14,29 2.999
8 Sayung - - -
9 Mranggen 81 14,28 115
10 Karangawen 172 12,83 220
11 Mijen 803 14,10 1.131
12 Wedung 426 14,15 603
13 Gajah 2.900 14,30 4.146
14 Karanganyar 2.957 14,27 4.218
26.277 14,24 37.409 Jumlah
19
3718142009
5990553354
43277
4941 3725 7148 4225 5180
0
20000
40000
60000
80000
2014 2015 2016 2017 2018
Bawang Merah
Cabe
2. Terjadinya alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian;
3. Adanya tarik ulur target produksi antar komoditas;
4. Ketidaktepatan plot ubinan yang berbasis sampel Rumah Tangga
Petani sehingga angka produktivitas tidak menunjukkan produktivitas
kabupaten yang sebenarnya (studi kasus pada jagung);
5. Belum memadainya sarana dan prasarana usaha pertanian;
6. Turunnya tingkat kesuburan tanah;
Adapun alternatif solusi untuk meningkatkan produksi pertanian
adalah melalui:
1. Optimasi lahan dan penyiapan strategi pengendalian OPT yang ramah
lingkungan;
2. Mengoptimalkan kegiatan pengendalian alih fungsi lahan;
3. Melakukan penyusunan kembali target tanam yang mengakomodasi
target kabupaten, provinsi maupun nasional;
4. Melakukan rekomendasi zonasi tanam dan pemetaan kawasan;
5. Mengusulkan kepada BPS untuk menggunakan metode ubinan berbasis
kerangka sampel area (KSA);
6. Peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur pertanian (JUT, JITUT,
embung);
7. Menggunakan benih varietas hemat air;
8. Penggunaan pupuk dan pestisida secara bijaksana;
Produksi Komoditas Hortikultura
Gambar 3.6 Capaian produksi komoditas bawang merah dan cabe
Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan
dari Kabupaten Demak. Tabel 3.6 menunjukkan luas panen, produktivitas
dan produksi bawang merah di Kabupaten Demak. Bawang merah ditanam
di 12 kecamatan dari 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Demak.
20
Produksi bawang merah tahun 2018 sebesar 43.159 ton, luas panen 5.232
Ha dan produktivitas 82,49 Ku/Ha.
Tabel 3.6. Luas panen, produktivitas dan produksi bawang merah tahun 2018
Harga bawang merah selama tahun 2014-2016 di tingkat petani
cukup menjanjikan sehingga banyak penambahan luas tanam selama
tahun 2015-2017. Pada tahun 2017 harga bawang merah sempat anjlok
karena panen Demak bersamaan dengan panen raya di Kabupaten Brebes
sehingga terjadi surplus pasokan bawang merah di pasaran. Hal ini
memengaruhi minat petani dalam menanam bawang merah kembali di
tahun 2018. Luas tanam bawang merah berkurang sehingga produksi pun
turut menurun.
Gambar 3.7 Bawang merah dan cabe besar di Kabupaten Demak
No
.Kecamatan
Luas Panen
(Ha)
Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
1 Demak 337 74,17 2.500
2 Bonang 9 78,11 70
3 Wonosalam 38 71,05 270
4 Dempet 317 79,05 2.506
5 Kebonagung 46 88,70 408
6 Karangtengah 1 70,00 7
7 Guntur 6 99,33 60
8 Sayung 1 66,00 7
9 Mranggen - - -
10 Karangawen - - -
11 Mijen 2.913 89,19 25.982
12 Wedung 486 64,49 3.134
13 Gajah 68 92,15 627
14 Karangayar 1.010 76,30 7.707
5.232 82,72 43.277 Jumlah
21
Tabel 3.7 Luas panen, produktivitas dan produksi cabe tahun 2018
Berdasarkan tabel 3.7 dapat diketahui bahwa cabe ditanam di
seluruh kecamatan di Kabupaten Demak kecuali Kecamatan Karangawen.
Produksi kabupaten sebesar 5.180 ton dengan luas panen 794 Ha dan
produktivitas 65,24 Ku/Ha. Pada akhir tahun 2018, panen raya cabe merah
besar sempat mengakibatkan turunnya harga sehingga berpotensi
menimbulkan kerugian bagi petani. Antisipasi yang dilakukan pemerintah
adalah:
1. mengeluarkan himbauan Bupati agar ASN di Kabupaten Demak
membeli cabe dengan harga wajar;
2. menghubungkan petani cabe dengan pabrikan (PT. Indofood dan Lotte
Mart) sehingga terjalin MoU pasokan bahan baku cabe;
3. pengaturan pola tanam dan penerapan praktik budidaya ramah
lingkungan sehingga menekan biaya produksi.
Stimulasi produksi bawang merah dan cabe tahun 2018 dilakukan
dengan membuat demplot bawang merah seluas 55 ha dan demplot cabe
seluas 40 ha. Demplot dikerjakan oleh 7 kelompok tani dengan paket
bantuan berupa benih, pH meter, peralatan pasca panen, alat pengendali
OPT ramah lingkungan, cultivator dan pompa air.
No. KecamatanLuas Panen
(Ha)
Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
1 Demak 41 83,76 343
2 Bonang 8 85,13 68
3 Wonosalam 2 16,00 3
4 Dempet 215 42,28 909
5 Kebonagung 108 44,86 485
6 Karangtengah 23 7,83 18
7 Guntur 1 62,00 6
8 Sayung 6 94,17 57
9 Mranggen 68 36,41 248
10 Karangawen - - -
11 Mijen 212 85,05 1.803
12 Wedung 41 176,63 724
13 Gajah 37 53,86 199
14 Karangayar 32 99,09 317
794 65,24 5.180 Jumlah
22
Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam peningkatan produksi
hortikultura antara lain:
1. Masih adanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT);
2. Pasokan air masih tergantung waduk Kedungombo, Rawapening dan
curah hujan;
3. Kelebihan produksi di panen raya berpotensi menurunkan harga di
tingkat petani;
4. Fluktuasi harga memengaruhi luas tanam pada musim berikutnya;
4. Belum ada teknologi alat pengolah pasca panen skala besar sehingga
mampu meningkatkan nilai jual komoditas.
Adapun alternatif solusi untuk mengatasi kendala di atas adalah
melalui:
1. Optimasi lahan;
2. Mekanisasi di bidang pertanian;
3. Peningkatan infrastruktur pertanian (JITUT, embung, long storage,
irigasi air permukaan);
4. Menjalin kemitraan dengan perusahan pengolahan;
5. Pengaturan pola tanam dan penerapan praktik budidaya ramah
lingkungan sehingga menekan biaya produksi;
6. Mengusahakan pembangunan gudang/pengering untuk bawang
merah/cabe;
7. Mengarahkan pembentukan kelompok tani berbasis korporasi sehingga
dapat memutus rantai distribusi.
Produksi Komoditas Perkebunan
Gambar 3.8 Produksi tanaman tembakau
Gambar 3.8 menunjukkan bahwa produksi tembakau cenderung naik
tiap tahun. Penurunan produksi terjadi pada tahun 2016 karena harga
tembakau sempat anjlok di tahun 2015, sehingga luas tanam pada tahun
1169
1828
734
20902314,05
0
500
1000
1500
2000
2500
Tahun
2014
Tahun
2015
Tahun
2016
Tahun
2017
Tahun
2018
Ton
23
2016 menjadi berkurang. Berkurangnya luas tanam berdampak pada
menurunnya produksi. Selama 2 (dua) tahun terakhir harga komoditas
tembakau telah membaik dan menguntungkan sehingga petani tembakau
kembali bersemangat menanam. Sarana dan prasarana tembakau terus
diperbaiki khususnya untuk petani tembakau di 3 (tiga) kecamatan (Guntur,
Karangawen dan Mranggen) melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
Tembakau (DBHCHT).
Tabel 3.8. Luas panen, produktivitas dan produksi tembakau tahun 2018
Berdasarkan tabel 3.8, produksi komoditas tembakau tahun 2018
mencapai 2.314,05 ton, luas panen 2.548 Ha dengan produktivitas 9,08
ku/ha. Produksi tembakau tercapai 79,74% dari target yang ditetapkan
karena petani masih trauma dengan kejadian anjloknya harga tembakau di
tahun 2015 sehingga lebih memilih mengusahakan komoditas lain yang
lebih rendah risikonya. Meskipun demikian, kualitas tembakau dari
Kabupaten Demak mampu bersaing dengan kabupaten penghasil
tembakau lainnya, terbukti dengan diraihnya Penghargaan Terbaik I
Festival Aroma Tembakau Tingkat Jawa Tengah Tahun 2018 kategori
rajangan kasar varietas cerupung atas nama Kelompok Tani Tlogo Sari
Desa Tlogorejo Kecamatan Karangawen.
Gambar 3.9 Tembakau varietas cerupung dan kegiatan bimbingan teknis peningkatan mutu hasil tembakau
Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian
target peningkatan produksi tanaman perkebunan (tembakau):
No. KecamatanLuas Panen
(Ha)
Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
1 Guntur 248 12,54 310,92
2 Mranggen 490 8,93 437,58
3 Karangawen 1.810 8,65 1.565,56
2.548 9,08 2.314,05 Jumlah
24
1. Masih adanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT);
2. Tingginya fluktuasi harga tembakau;
3. Ancaman perubahan iklim;
4. Mutu/kecocokan antara bibit yang ditanam petani dengan permintaan
pabrikan masih dirasa kurang sesuai sehingga mempengaruhi
terserapnya produksi tembakau petani.
Adapun alternatif solusi untuk meningkatkan produksi dan
produktivitas perkebunan (tembakau) adalah melalui:
1. Optimasi lahan;
2. Perlu koordinasi dengan tiga elemen yaitu petani, pabrikan dan
pemerintah melalui Dinas sebagai penghubung sehingga hasil panen
petani tembakau bisa terserap dengan baik oleh pabrikan dan bisa
saling menguntungkan
3. Melakukan demplot-demplot dan pelatihan-pelatihan kepada petani
tembakau sehingga bisa meningkatkan kualitas tembakau.
Produksi Komoditas Peternakan
Gambar 3.10 Capaian populasi ternak besar dan ternak kecil
Gambar 3.10 menunjukkan bahwa pada tahun 2018 terjadi
penurunan populasi ternak besar dan ternak kecil. Jika ditelisik lebih lanjut,
penurunan populasi terjadi pada ternak kerbau dan ternak kambing,
sedangkan ternak sapi dan domba mengalami kenaikan. Beberapa tahun
terakhir, minat petani peternak telah bergeser dan lebih memilih
membudidayakan sapi dan domba. Hal ini disebabkan berkurangnya lahan
kubangan untuk kerbau dan lahan penggembalaan untuk kambing.
Padahal, permintaan pemotongan untuk kedua jenis ternak tersebut masih
7.051 7.919 8.115 8.634 8.289
117.059 118.659123.998 125.235
119.434
0
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
2014 2015 2016 2017 2018
Ternak Besar
Ternak Kecil
25
sangat tinggi. Tingginya angka pemotongan tidak dibarengi dengan
penambahan ternak baru, sehingga jumlah populasi terus menurun.
Gambar 3.11 Capaian populasi unggas
Populasi unggas konsisten meningkat selama lima tahun terakhir.
Sumbangan terbesar berasal dari ternak ayam broiler. Hal ini disebabkan
oleh semakin mudahnya melakukan usaha kemitraan dengan perusahaan
peternakan. Peningkatan usaha peternakan unggas menyumbang capaian
kinerja sebanyak 220,4% di tahun 2018.
Tabel 3.9 Populasi ternak per kecamatan tahun 2018
Ternak Besar
(Sapi, Kerbau)
Ternak Kecil
(Kambing,
Domba)
Unggas
1 Demak 325 18.145 1.822.573
2 Wonosalam 557 20.963 943.422
3 Dempet 947 14.132 2.088.744
4 Bonang 144 1.776 1.118.053
5 Wedung 315 7.164 391.999
6 Mijen 99 3.100 3.512.355
7 Gajah 592 9.410 692.512
8 Karanganyar 1.088 3.767 1.632.489
9 Karangtengah 164 4.405 788.365
10 Guntur 1.059 8.129 1.114.305
11 Sayung 119 4.498 2.309.514
12 Karangawen 1.784 12.669 1.303.516
13 Mranggen 1.041 3.277 1.486.373
14 Kebonagung 55 7.999 936.428
8.289 119.434 20.140.648 JUMLAH
Populasi (Ekor)
No. Kecamatan
8.684.2859.477.155
11.788.444
15.042.209
20.140.648
0
5.000.000
10.000.000
15.000.000
20.000.000
25.000.000
2014 2015 2016 2017 2018
Unggas
26
Tabel 3.10 Populasi ternak berdasarkan jenisnya tahun 2018
No. Komoditas Populasi (Ekor)
1. Ternak Besar 8.289
- Sapi 5.667
- Kerbau 2.622
2. Ternak Kecil 119.434
- Kambing 42.665
- Domba 76.769
3. Unggas 20.140.648
- Ayam pedaging 19.207.200
- Ayam kampung 565.244
- Itik 229.911
- Angsa + Entok 48.773
- Burung Puyuh 89.520
Gambar 3.12 Pemeriksaan hewan kurban dan pemberian bantuan sapi betina produktif
Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian
indikator peningkatan populasi ternak antara lain :
1. Masih adanya penyakit ternak;
2. Masih adanya pemotongan sapi betina produktif;
3. Berkurangnya lahan kubangan dan areal penggembalaan;
Adapun alternatif solusi untuk mengatasi kendala tersebut adalah
melalui:
1. Mengoptimalkan iSIKHNAS (sistem informasi kesehatan hewan
nasional);
2. Mengembangkan usaha pembibitan ternak;
27
3. Fasilitasi perbaikan perbibitan ternak;
4. Peningkatan jumlah pelayanan Inseminasi Buatan (IB);
5. Penerapan peraturan pemotongan sapi betina produktif;
6. Pemantauan lalu lintas ternak;
Capaian kinerja tahun 2018 pada sasaran strategis 1 apabila
dibandingkan dengan target jangka menengah sebagaimana yang tertuang
dalam RPJMD yaitu 99,43%. Pada akhir pelaksanaan Renstra diharapkan
kekurangan tersebut dapat tercapai. Beberapa faktor yang mendorong
pencapaian target ini diataranya adalah:
a. Penyediaan sarana dan prasarana pertanian tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan dengan memanfaatkan potensi lokal.
b. Pemanfatan teknologi dan mekanisasi pertanian;
c. Pengadaan benih unggul bersertifikat dan bersubsidi yang dibutuhkan
petani dalam budidaya pertanian;
d. Peningkatan populasi peternakan melalui Program Upaya Khusus Sapi
Indukan Wajib Bunting (SIWAB)
f. Optimalisasi Inseminasi Buatan (IB) dan pemeriksaan kebuntingan
(PKB) serta penanganan gangguan reproduksi ternak.
Rata-rata capaian sasaran 1 adalah 111,79% sehingga dapat
dinyatakan penggunaan anggaran telah efektif. Sumber daya keuangan
yang digunakan yang bersumber dari APBD Kabupaten adalah sebesar Rp.
12.893.406.832,- atau 97,57 % dari total pagu sebesar Rp.
13.214.696.724,-. Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber
daya sebesar 14,22%.
Salah satu keberhasilan pencapaian sasaran 1 didukung
pelaksanaan program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, kegiatannya meliputi :
1) Penyediaan Jasa Surat Menyurat
2) Penyediaan Jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
3) Penyediaan Jasa administrasi keuangan
4) Penyediaan alat tulis kantor
5) Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
6) Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
7) Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
8) Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
28
9) Penyediaan makanan dan minuman
10) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
11) Penyediaan jasa pegawai Non PNS
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, kegiatannya
adalah:
1) Pengadaan peralatan gedung kantor
2) Pemeliharaan rutin berkala Gedung kantor
3) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
4) Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
5) Pemeliharaan rutin/berkala Mebelair
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur, kegiatannya adalah:
1) Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, kegiatannya
meliputi:
1) Pendidikan dan pelatihan formal
2) Sosialisasi peraturan perundang-undangan
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja Dan Keuangan, kegiatannya antara lain:
1) Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja
SKPD
2) Monitoring, evaluasi, supervisi dan sinkronisasi pembangunan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian
6. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, dengan
kegiatan antara lain:
1) Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
7.. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
1) Monitoring, evaluasi dan pelaporan
2) Evaluasi, penilaian dan penertiban ternak pemerintah
3) Optimalisasi penyelenggaraan kegiatan Rumah Potong Hewan
(RPH)
4) Pengembangan Budidaya Peternakan
5) Pemgembangan kawasan perbibitan
6) Pemberdayaan masyarakat melalui budidaya sapi potong (DBHCHT)
7) Penguatan layanan usaha peternakan
8. Program Peningkatan Produksi Pertanian Tanaman Pangan Dan
Hortikultura, dengan kegiatan antara lain:
1) Laporan berkala statistik Pertanian
29
2) Perencanaan dan Pengawasan peredaran pupuk dan pestisida
3) Peningkatan produksi komoditas pertanian unggulan berbasis lokal
4) Intensifikasi tanaman padi dan palawija di lahan percontohan
5) Pengembangan Tanaman Obat Keluarga (Toga)
6) Pengembangan Kultur jaringan (Kuljar) pisang
7) Rehabilitasi pengembangan lahan dan perlindungan tanaman
8) Penguatan Upaya Khusus (UPSUS) peningkatan produksi padi,
jagung dan kedelai
9) Pelatihan pembuatan agensia hayati
10) Peningkatan kemampuan lembaga petani
11) Pelatihan dan bimbingan pengoperasian Alat Mesin Pertanian
(Alsintan)
12) Monitoring, evaluasi dan pelaporan
13) Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan
tepat guna
14) Pembangunan jalan usaha tani (JUT) kelompok tani Sido Makmur
desa Karangsono, Mranggen
15) Pembangunan JUT Sedo Kidul Kec. Demak ke sawah Blok Gajah
desa Gajah Kec. Gajah
16) Pembangunan JUT Bedahan dk Kali Tekuk Desa Ngaluran Kec.
Karanganyar
17) Pembangunan JUT blok P.IV Desa Wonoketingal Kec. Karanganyar
18) Pembangunan JITUT blok Kudo Desa Ngaluran Kec. Karanganyar
19) Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan
tepat guna (SILPA DAK)
9. Program Peningkatan Produksi Perkebunan, dengan kegiatan antara
lain:
1) Pengembangan tanaman kelapa
2) Penyediaan prasarana produksi perkebunan (DBHCHT)
3) Penyediaan sarana produksi perkebunan (DBHCHT)
4) Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tembakau (DBHCHT)
5) Monitoring, evaluasi dan pelaporan
10. Program Peningkatan Pemasaran hasil produksi pertanian tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan, dengan kegiatan
antara lain:
1) Optimalisasi penyelenggaraan Kegiatan UPTD Pengolahan Hasil
Pertanian
30
2) Promosi hasil produksi pertanian tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan dan peternakan unggul daerah
3) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
11. Program Pengendalian alih fungsi lahan pertanian pangan ke non
pertanian pangan, kegiatannya adalah:
1) Pembinaan, pengawasan dan penertiban alih fungsi lahan pertanian
2) Penyusunan peta Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B)
Selain dibiayai menggunakan dana APBD II, sasaran 1 juga
didukung pendanaan dari APBN sebesar Rp. 17.320.352.700,- atau
99,12% dari total pagu sebesar Rp. 17.473.538.000,- dengan program
antara lain:
1. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman
Pangan (Dekonsentrasi), dengan kegiatan antara lain:
1) Pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi
2) Pengelolaan produksi tanaman serelia
3) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Tanaman
Pangan
4) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
2. Program Peningkatan Produksi Dan Nilai Tambah Hortikultura
(Dekonsentrasi)
1) Peningkatan Produksi Sayuran dan Tanaman Obat
2) Peningkatan Usaha Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada
Ditjen Hortikultura
3. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian (Dekonsentrasi)
1) Pengelolaan Air Irigasi untuk Pertanian
2) Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alsintan
3) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Prasarana dan Sarana Pertanian
4) Fasilitasi Pupuk dan Pestisida
5) Fasilitasi Pembiayaan Pertanian
4. Program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB)
1) Upaya Khusus Sapi Hidup Wajib Bunting
2) Ganggunan Reproduksi Ternak
31
Dukungan dari APBD Provinsi sebesar Rp. 300.922.000,- yaitu
Program Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah,
dengan kegiatannya antara lain :
1) Pengentasan kemiskinan (Gulkin)
2) Bantuan Alat Fermentasi Pakan dan bantuan Ternak kambing
3) Vaksinasi AI
b. Sasaran 2 Meningkatnya ketersediaan, distribusi, penganeragaman
konsumsi dan keamanan pangan
Tabel 3.11 Pengukuran kinerja sasaran 2
Sasaran 2 memiliki empat indikator yaitu Skor PPH (Pola Pangan
Harapan), Ketersediaan Pangan Utama (Beras), Penguatan Cadangan
Pangan Daerah dan Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan
tercapai. Rata-rata capaian empat indikator tersebut adalah 102,05% dengan
tiga indikator di atas 100% (Tabel 3.11).
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Gambar 3.13 Capaian Skor PPH (Pola Pangan Harapan)
1. Skor PPH (Pola Pangan
Harapan) (Skor)
92,23 88,50 95,96 95,14 95,88
2. Ketersediaan Pangan
Utama (Ton)
378.365 412.544 109,03 102,38 102,32
3. Penguatan Cadangan
Pangan Daerah (Ton)
7,50 7,67 102,20 107,58 51,10
4. Pengawasan dan
Pembinaan Keamanan
Pangan (%)
90,00 90,91 101,01 99,03 98,05
102,05 101,03 86,84
Realisasi%
Capaian
% Capaian
Tahun
sebelumnya
% Capaian
terhadap
Target Akhir
Renstra
(2021)
Rata-rata capaian sasaran 1.2
Meningkatnya
ketersediaan,
distribusi,
penganeragaman
konsumsi dan
keamanan pangan
Sasaran Startegis Indikator Kinerja Target
91,39
87,40
88,50
84,00
86,00
88,00
90,00
92,00
2016 2017 2018
Skor PPH
32
Gambar 3.13 menunjukkan bahwa skor Pola Pangan Harapan tahun
2018 lebih tinggi daripada tahun 2017 tetapi masih lebih rendah dibanding
tahun 2016. Hal ini dikarenakan sejak tahun 2017 terjadi perubahan
penggunaan standar angka kecukupan energi (AKE) semula 2.000
kkal/kapita/hari menjadi 2.150 kkal/kapita/hari. Perbedaan standar ini
membuat grafik skor PPH terlihat menurun. Data konsumsi pangan secara
terperinci dapat dilihat pada tabel 3.12.
Tabel 3.12 Data konsumsi pangan menggunakan standar AKE 2.150
kkal/kapita/hari
No. Kelompok / Jenis
Pangan
Konsumsi Energi
(kkal/kapita/hari)
Skor Pola Pangan
Harapan (PPH)
2016 2017 2018 2016 2017 2018
1 Padi-padian 889,4 759,5 679,3 20,7 17,7 15,8
2 Umbi-umbian 105,0 86,3 99,9 2,4 2,0 2,3
3 Pangan Hewani 250,2 305,4 269,9 23,3 24,0 24,0
4 Minyak dan Lemak 57,7 37,1 159,0 1,3 0,9 3,7
5 Buah/ Biji Berminyak 22,1 16,9 46,7 0,5 0,4 1,0
6 Kacang-kacangan 205,9 212,1 209,7 10,0 10,0 10,0
7 Gula 86,3 109,4 70,3 2,0 2,5 1,6
8 Sayur dan Buah 114,0 161,8 137,6 26,5 30,0 30,0
9 Lain-lain 18,5 24,5 21,1 0 - 0,0
Total 1.749,1 1.713,1 1.693,6 86,8 87,4 88,5
Dari tabel 3.12 diketahui bahwa konsumsi energi masyarakat Demak
masih di bawah AKE dan menurun dari tahun ke tahun. Konsumsi energi
yang masih perlu ditingkatkan berasal dari kelompok karbohidrat (padi-
padian dan umbi-umbian) dan kelompok lemak (minyak dan buah
berminyak), sedangkan bahan pangan yang perlu dikurangi konsumsinya
berasal dari kacang-kacangan. Konsumsi energi dari kelompok karbohidrat
perlu ditambah dari bahan pangan non beras untuk mengurangi
ketergantungan satu jenis bahan pangan pokok.
Keberagaman konsumsi pangan masyarakat Demak semakin
membaik terbukti dari naiknya skor PPH. Kelompok pangan yang telah
sesuai PPH adalah kelompok sayur dan buah serta pangan hewani. Hal ini
menunjukkan bahwa program penganekaragaman konsumsi pangan mulai
berkembang.
Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator
sasaran peningkatan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) antara lain:
33
1. Perubahan standar angka kecukupan kalori/energi dalam penghitungan
PPH;
2. Belum memasyarakatnya konsep Pola Pangan Harapan dan konsumsi
pangan yang Bergizi, Beragam, Seimbang dan Aman (B2SA);
3. Keterbatasan SDM untuk survey dan olah data.
Alternatif solusi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Meningkatkan kampanye dan sosialisasi konsumsi pangan yang
Bergizi, Beragam, Seimbang dan Aman (B2SA) serta peningkatan
optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan melalui pengembangan
kawasan rumah pangan lestari (KRPL);
2. Fasilitasi diklat dan pelatihan bagi petugas survey dan olah data.
Gambar 3.14 Sosialisasi B2SA dan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
Ketersediaan Pangan Utama
Gambar 3.15 Ketersediaan Pangan Utama/Beras (Ton)
Ketersediaan pangan utama diindikasikan dengan produksi beras
kabupaten. Produksi beras dipengaruhi oleh produksi padi dan teknologi
pascapanen. Ketersediaan beras Kabupaten Demak selalu surplus tiap
tahunnya (Tabel 3.13). Hal ini menjadikan Demak sebagai salah satu
kabupaten penyangga pangan Provinsi Jawa Tengah. Surplus juga terjadi
pada komoditas jagung, ubi jalar, kacang hijau, daging, cabai merah dan
356.203
388.304
361.558
379.254
412.544
320.000
340.000
360.000
380.000
400.000
420.000
2014 2015 2016 2017 2018
Beras
34
bawang merah. Produksi bahan pangan lainnya seperti kedelai, kacang
tanah, ubi kayu, telur, susu dan cabai rawit, masih belum memenuhi
kebutuhan dalam kabupaten. Tahun 2018, Dinas Pertanian dan Pangan
berusaha menutup kekurangan kedelai dengan menggenjot produksi
hingga sepuluh kali lipat dari tahun 2017.
Tabel 3.13 Data Ketersediaan Pangan di Kabupaten Demak
No Komoditi Penyediaan (Ton) Surplus/Minus (Ton)
2017 2018 2017 2018
1. Padi 379.253,5 412.544 270.944 303.428
2. Jagung 181.891,1 142.521 180.997 141.609
3. Kedelai 230 2.975 -11.060 -8.432
4. Kacang Tanah 88,20 71 -24,3 -43
5. Kacang Hijau 34.115,2 34.790 33.890 34.562
6. Ubi Kayu 2.905,8 2.588 -4.434 -4.826
7. Ubi Jalar 722,5 2.437 -407 1.296
8. Daging 15.387 20.535 8.204 13.349
9. Telur 3503,4 3.467 -4.222 -4.290
10. Susu 1,3 1 -2.438 -2.194
11. Cabai Merah 3.537,2 4.443 244 1.112
12. Cabai Rawit 572,7 594 -3.550 -3.569
13. Bawang Merah 51.753,3 41.864 48.596 38.670
Peningkatan ketersediaan pangan utama didukung dengan kegiatan
kegiatan UPSUS PAJALE, peningkatan Luas Tambah Tanam, penggunaan
teknologi panen sehingga mengurangi susut hasil serta penanganan pasca
panen. Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target
indikator ketersediaan pangan utama antara lain masih kurangnya produksi
bahan pangan utama strategis seperti kedelai dan telur.
Gambar 3.16 Kegiatan Desa Mandiri Pangan dan Rakor Kerawanan Pangan
35
Alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi kendala
tersebut adalah:
1. Meningkatkan produksi komoditas pangan utama;
2. Meningkatkan kemandirian pangan desa sehingga terwujud desa
berketahanan pangan;
3. Mengkoordinasikan upaya peningkatan produksi pangan dengan
Instansi terkait melalui Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan.
Penguatan Cadangan Pangan Daerah
Indikator ketiga pada sasaran 2 adalah penguatan cadangan pangan
daerah. Cadangan pangan merupakan komponen penting dalam
ketahanan pangan suatu daerah. Jika terjadi kesenjangan antara produksi
pangan dan kebutuhan masyarakat, maka cadangan pangan dapat dilepas.
Cadangan pangan terdiri dari cadangan pangan pemerintah dan cadangan
pangan masyarakat. Indikator yang menjadi pengukuran target sasaran 2
adalah cadangan pangan pemerintah.
Gambar 3.17 Penguatan Cadangan Pangan Daerah (Ton)
Cadangan pangan pemerintah merupakan persediaan pangan yang
dikuasai dan dikelola oleh Pemerintah Daerah. Hal ini merupakan amanat
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 65/permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/
Kota. Pengelolaan cadangan pangan pemerintah Kabupaten Demak diatur
dalam Peraturan Bupati Nomor 20 Tahun 2017 tentang Pengelolaan
Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten Demak. Sampai 31 Desember
6,720
6,890
7,665
6,200
6,400
6,600
6,800
7,000
7,200
7,400
7,600
7,800
2016 2017 2018
Penguatan CadanganPangan
36
2018, cadangan pangan pemerintah Kabupaten Demak tersedia 7.665 Kg.
sebagai Iron Stock.
Ketersediaan cadangan pangan yang dikelola pemerintah masih
sangat sedikit sehingga diperlukan kemandirian masyarakat untuk
mengatur dan mengelola cadangan pangannya. Apabila sewaktu-waktu
terjadi keadaan darurat yang menimbulkan kerawanan pangan, masyarakat
dapat dengan mandiri mengatasi keadaan tersebut. Upaya Dinas Pertanian
dan Pangan untuk menguatkan cadangan pangan adalah dengan
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan cadangan
pangan serta meningkatkan fungsi kelembagaan cadangan pangan
masyarakat dalam penyediaan pangan secara optrimal dan berkelanjutan.
Di samping itu juga untuk mendorong peningkatan Penguatan Cadangan
Pangan Daerah dikembangkan kegiatan tunda jual komoditas pangan
utama oleh masyarakat sebagai antisipasi kerawanan pangan.
Tabel 3.14 Data Penguatan Cadangan Pangan
No Kegiatan 2017 2018 Keterangan
1. Jumlah Desa Mandiri Pangan 10 Desa 13 Desa
2. Jumlah Lumbung Pangan 13 Desa 18 Desa
3. Cadangan Pangan Daerah 6.885 kg 7.665 kg
Dari tabel 3.14 dapat dilihat data penguatan cadangan pangan di
Kabupaten Demak untuk kegiatan Desa Mandiri Pangan (DMP) pada tahun
2017 sebanyak 10 desa meningkat pada tahun 2018 menjadi 13 desa,
sedangkan kegiatan lumbung pangan meningkat yang semula pada tahun
2017 sebanyak 13 Desa menjadi 18 Desa di tahun 2018.
Gambar 3.18 Kegiatan Lumbung Pangan Masyarakat
Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator
Penguatan Cadangan Pangan Daerah yaitu belum meratanya
37
kelembagaan lumbung pangan masyarakat di setiap desa. Adapun
alternatif solusi yang yang dilakukan untuk mencapai target pada tahun
selanjutnya adalah melalui:
1. Memberikan fasilitasi, pembinaan dan pengembangan Desa Mandiri
Pangan dan lumbung pangan di setiap desa.
2. Mengusulkan dan mengupayakan fasilitasi pembangunan Lumbung
Pangan Masyarakat Desa (LPMD) melalui pendanaan APBD Provinsi
maupun APBN.
Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan
Gambar 3.19 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan (%)
Salah satu amanat Pemerintah Daerah lainnya dalam Undang-
Undang Pangan adalah melakukan pengawasan, menjamin terwujudnya
penyelenggaraan Keamanan Pangan di setiap rantai pangan secara
terpadu (ayat 1) dan membina dan mengawasi pelaksanaan penerapan
norma, standar, prosedur, dan kriteria keamanan pangan (ayat 5).
Berdasarkan Gambar 3.18 terlihat adanya peningkatan pengawasan dan
keamanan pangan di masyarakat. Dinas Pertanian dan Pangan
melaksanakan pengawasan dan pembinaan keamanan pangan yang
bertujuan meningkatkan keamanan pangan segar sebagai jaminan
konsumen, serta tersertifikasinya dan pelabelan pangan sehingga
keamanan pangan konsumen lebih terjamin. Kegiatan tersebut pada tahun
2018 berupa sosialisasi keamanan pangan di 14 kecamatan di Kabupaten
Demak (Kelompok Produsen pangan Segar dan Kelompok Pengolah
Pangan), terlaksananya pemantauan pangan segar di pasar Bintoro dan
pasar Buyaran, serta terlaksananya uji jasa Laboratorium untuk komoditas
Belimbing di Desa Tempuran dan Bawang Merah di Desa Mulyorejo
88,23
90,91
86,00
87,00
88,00
89,00
90,00
91,00
92,00
2016 2017 2018
Pengawasan danPembinaan KeamananPangan
38
Kecamatan Demak. Hasil pengujian sampel pangan segar di pasar yaitu
90,91 % sampel aman dikonsumsi.
Kegiatan pengawasan pangan selain melibatkan OPD terkait juga
bekerjasama dengan Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah
(OKKPD) Provinsi Jawa Tengah. Melalui kerja sama tersebut diharapkan
terwujud jaminan mutu dan keamanan pangan yang beredar di Kabupaten
Demak. Kelompok Sido Lancar Kelurahan Betokan yang mewakili
Kabupaten Demak dalam Festival Pangan Bermutu dan Aman Konsumsi
Tahun 2018 meraih Juara Harapan I Kategori PRIMA 3 Tingkat Provinsi
Jawa Tengah (Gambar 3.20).
Gambar 3.20 Penerimaan penghargaan dalam Festival Pangan Bermutu dan Aman Konsumsi Tingkat Jawa Tengah
Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator
pengawasan dan pembinaan keamanan pangan antara lain:
1. Terbatasnya SDM dalam penanganan pangan;
2. Masih rendahnya kesadaran masyarakat (produsen/petani/pedagang/
konsumen) tentang keamanan pangan;
3. Kurangnya monitoring yang terintegrasi antara instansi yang
berwenang;
4. Belum tersedianya laboratorium pengujian mutu dan keamanan pangan.
Alternatif solusi yang dilakukan untuk mencapai target pada tahun
selanjutnya adalah melalui:
1. Penguatan kelembagaan keamanan pangan segar termasuk penguatan
SDM;
2. Pengawasan keamanan pangan segar, termasuk pengambilan sample
keamanan pangan segar;
39
3. Promosi dan sosialisasi keamanan pangan segar;
4. Penguatan koordinasi lintas sektor, baik instansi Pemerintah Daerah
maupun vertikal yang terkait dalam penanganan keamanan pangan
dengan membentuk tim koordinasi jejaring keamanan pangan daerah;
5. Dukungan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam rangka penanganan
mutu dan keamanan pangan baik dari segi aturan maupun sarana
pendukung seperti pembagunan sarana prasarana untuk laboratorium. .
Capaian kinerja tahun 2018 pada sasaran strategis 2 bila
dibandingkan dengan target jangka menengah sebagaimana yang tertuang
dalam RPJMD tercapai 86,84%. Agar pada akhir pelaksanaan Renstra
kekurangan tersebut dapat tercapai, maka perlu memperhatikan beberapa
faktor berikut:
a. Pelaksanaan kegiatan UPSUS PAJALE (Upaya Khusus Peningkatan
Prodksi Padi, Jagung, Kedelai) yang berkorelasi dengan peningkatan
produksi pangan utama sehingga otomatis mempengaruhi peningkatan
ketersediaan pangan utama,
b. Sinergi antara program Pemerintah Kabupaten Demak dengan
Pemerintah Pusat melalui Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa
Tengah dalam mendukung Pengembangan sistem distribusi dan
stabilitas harga pangan serta pengembangan penganekaragaman
konsumsi dan keamanan pangan.
Penggunaan sumber daya keuangan untuk mencapai sasaran 1.2
telah efektif, terbukti dari rata-rata pencapaian indikator sasaran 2
sebanyak 102,05%. Sumber daya keuangan dari APBD Kabupaten
sebesar Rp. 8.888.000.000,- digunakan sebesar Rp. 8.708.591.018,- atau
97,98 %, sehingga terdapat efisiensi sebanyak 4,07% dari Pagu yang
ditentukan.
Keberhasilan pencapaian sasaran 2 diperoleh karena terlaksananya
program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/ Perkebunan, dengan
kegiatan antara lain:
1) Penanganan daerah rawan pangan
2) Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplai Pangan
3) Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan
4) Pemantauan dan Analisis Akses Harga Pangan Pokok Masyarakat
40
5) Pengembangan cadangan pangan daerah
6) Pengembangan desa mandiri pangan
7) Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat
8) Pengembangan Model Distribusi Pangan Yang Efisien
9) Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan
10) Penyuluhan Sumber Pangan Alternatif
11) Rakor Dewan Ketahanan Pangan
2. Peningkatan Kesejahteraan Petani, dengan kegiatannya antara lain :
1) Pelatihan petani dan pelaku agribisnis
2) Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agribisnis
3) Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani
4) Penyuluhan dan Bimbingan Pemanfaatn dan Produktifitas lahan tidur
5) Pendampingan program dan rencana kerja penyuluh pertanian
3.. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/
Perkebunan, dengan kegiatan antara lain :
1) Fasilitasi kerjasama regional/nasional/ internasional penyediaan
hasil produksi pertanian/perkebunan komplementer
2) Promosi atas hasil produksi pertanian/ perkebunan unggul daerah.
4. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan,
dengan kegiatan antara lain:
1) Penelitian dan pengembangan teknologi pertanian/perkebunan tepat
guna
2) Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan
tepat guna
3) Penyuluhan penerapan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna
4) Pelatihan penerapan teknologi pertanian/perkebunan modern
bercocok tanam
5) Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) sawah blok lawan kadam Ds.
Jatisono Kecamatan Gajah
6) Pembangunan JUT sawah Bondo Desa Gajah Kec. Gajah
7) Pembangunan JUT blok Surip Desa Gedang Alas Kec. Gajah
8) Pembangunan JUT blok Kalimati Wetan Desa Gedangalas Kec.
Gajah
9) Pembangunan JUT blok Balong Wetan Desa Wonoketingal Kec.
Karanganyar
10) Pembangunan JUT blok Ketoan Desa Jatirejo Kec. Karanganyar
11) Pembangunan JUT blok Dowo Desa Ngaluran Kec. Karanganyar
41
12) Pembangunan Jalan Usaha Tani antar Desa Surodadi Muteran
Dedungori Kec. Gajah
13) Betonisasi Jalan Pertanian Blok Jemblon Barat Desa Bakung, Mijen
14) Pembangunan JUT dukuh Sayung Wetan Desa Sayung Kec.
Sayung
15) Pembangunan JUT dukuh Bakalan menuju Bogosari Kec. Guntur
16) Pembangunan JUT Mijen Barat Desa Mijen Kec. Kebonagung
17) Pembangunan JUT Sawah Blok Sahdowo Desa Jetak Kec. Wedung
18) Pembangunan Jalan Usaha Tani Desa Jungpasir Kec. Wedung
19) Pembangunan Betonisasi jl usaha tani rt 3 rw 1 desa bango
kec. Demak
20) Pembangunan JITUT Blok Kulon Desa Ngegot Kec. Mijen
21) Pembangunan JUT Blok sawah Kapas Desa Buko Kec. Wedung
22) Pembangunan JUT blok sawah domas Desa Buko Kec. Wedung
23) Pembangunan JUT Blok Tetepan Kelompok Tani Sido Leksono IV
Desa Wonoketingal Kec.Karanganyar
24) Pembangunan JUT Blok Klampis Kelompok Rukun Makaryo Desa
Geneng Kec. Mijen
25) Bantuan combine harvester kelompok tani sri lestari desa wilalung
kec.gajah
26) Bantuan combine harvester kelompok tani sari mukti desa guntur
kec.guntur
27( Pembangunan Jalan Usaha Tani Blok Segogo-Glendong Kelompok
Tani Sido Makmur Desa Berahan Wetan Kec. Wedung
28) Betonisasi Menuju Sawah Lor Kanal (Lanjutan) Desa Ngaluran Kec.
Karanganyar
29) Betonisasi jalan sawah sekeci Desa Berahan Wetan Kecamatan
Wedung
30) Pembangunan JUT Dukuh Bakalan ke Selatan Kelompok Tani
Pangudi Luhur Desa Ngelowetan Kec. Mijen
31) Pembangunan Jalan Usaha Tani Desa Tanjunganyar Kec. Gajah
32) JUT Blok Sawah Pedet dukuh Sadan Berahan Wetan Kec Wedung
33) Pembangunan JUT sawah blok Pogog Piringan Makmur Desa
Kenduren Kec. Wedung
34) Bantuan alat pemotong padi combine harvester kpd kelompok tani
Dadi Mulyo Ds.Dempet Kec.Dempet
42
5. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan
antara lain:
1) Penyuluhan peningkatan produksi pertanian
6. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/ Perkebunan Lapangan,
dengan kegiatan antara lain:
1) Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian
2) Peningkatan kesejahteraan tenaga penyuluh pertanian/perkebunan
Dukungan anggaran juga diperoleh dari APBN sebesar Rp.
1.218.160.000,- atau 99,34 % dari total pagu sebesar Rp. 1.226.210.000,-
melalui program:
1. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat
(Dekonsentrasi), dengan kegiatan antara lain:
1) Pengembangan sistem distribusi dan stabilitas harga pangan
2) Pengembangan penganekaragaman konsumsi dan keamanan
pangan
3) Dukungan manajemen dan teknis lainnya Badan Ketahanan Pangan
B. Realisasi Anggaran
Pelaksanaan program-program Dinas Pertanian dan Pangan
Kabupaten Demak tahun 2018 didukung anggaran sebesar Rp.
41.103.366.724,- Angaran tersebut bersumber dari APBD Kabupaten
sebesar Rp. 32.317.130.724,-; APBN sebesar Rp. 18.699.748.000,-; serta
APBD Provinsi sebesar Rp. 300.922.000,-. Komposisi dana APBD
Kabupaten Demak terdiri dari :
1. Belanja Tidak Langsung Rp.10.214.434.000,-
2. Belanja Langsung sebesar Rp. 22.102.696.724,-
- Belanja Pegawai, sebesar Rp. 923.605.000 ,-
- Belanja Barang dan Jasa, sebesar Rp 19.559.405.724 ,-
- Belanja Modal sebesar Rp 619.686.000 ,-
Komposisi penggunaan anggaran berdasarkan sasaran dan program
ditampilkan pada Tabel 3.15.
43
Tabel 3.15 Penggunaan anggaran berdasarkan sasaran dan program
Sasaran Program Anggaran Realisasi %
Realisasi
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1.253.571.000 1.140.712.745 91,00
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
489.646.000 473.650.183 96,73
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
72.300.000 63.351.750 87,62
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
310.000.000 306.355.000 98,82
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
35.000.000 34.844.000 99,55
Meningkatnya produktivitas dan produksi pertanian, perkebunan dan peternakan
Program Peningkatan Produksi Pertanian tanaman pangan dan hortikultura
7.613.827.724 7.535.727.021 98,97
Program Peningkatan Pemasaran hasil produksi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan
381.400.000 359.623.293 94,29
Program Pengendalian alih fungsi lahan pertanian pangan ke non pertanian pangan
275.000.000 270.100.000 98,22
Program Peningkatan Produksi Perkebunan
1.351.000.000 1.322.250.000 97,87
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
80.000.000 80.000.000 100,00
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
1.352.952.000 1.306.792.840 96,59
Jumah (APBD Kab) 13.214.696.724 12.893.406.832 97,57
Program Peningkatan Produksi , Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan (Dekonsentrasi)
8.682.878.000 8.620.350.400 99,28
Program Peningkatan Produksi Dan Nilai Tambah Hortikultura (Dekonsentrasi)
5.525.000.000 5.422.219.500 98,14
44
Sasaran Program Anggaran Realisasi %
Realisasi
Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian (Dekonsentrasi)
3.058.470.000 3.018.470.000 98,69
Program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB)
207.190.000 196.480.000 94,83
Program dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah (APBD Provinsi)
300.922.000 300.922.000 100,00
Jumlah (APBN + APBD Prov)
17.774.460.000 17.621.274.700 99,14
Meningkatnya ketersediaan, distribusi, penganeragaman konsumsi dan keamanan pangan
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
527.000.000 518.078.080 98,31
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
396.000.000 392.955.000 99,23
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
125.000.000 124.397.238 99,52
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
7.720.000.000 7.553.161.000 97,84
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
20.000.000 20.000.000 100,00
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan
100.000.000 99.999.700 100,00
Jumah (APBD Kab) 8.888.000.000 8.708.591.018 97,98
Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat (APBN-Dekonsentrasi)
1.226.210.000 1.218.160.000 99,34
Jumah (APBN) 1.226.210.000 1.218.160.000 99,34
Jumlah Total (APBD Kab) 22.102.696.724 21.601.997.850 97,73
Jumlah Total (APBN + APBD Prov) 19.000.670.000 18.839.434.700 99,15
Jumlah Total (APBD Kab, APBN, APBD Prov) 41.103.366.724 40.441.432.550 98,39
Dilihat dari sisi penyerapan anggaran belanja langsung APBD
Kabupaten Demak, Tahun 2018 terdapat sisa sebesar Rp. 500.698.874,-
atau 2,27% sedangkan pada Tahun 2017 terdapat sisa sebesar Rp.
45
832.810.950,- atau 4,58%. Hal ini menunjukkan bahwa penyerapan
anggaran belanja tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 2,31%
dibandingkan tahun sebelumnya. Program yang penyerapannya di bawah
90% adalah Program Peningkatan Disiplin Aparatur (Sumber Dana APBD
Kabupaten) dengan penyerapan anggaran 87,62% dikarenakan kegiatan
penyediaan pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
mengalami realisasi kontrak oleh pihak ke-3 di bawah pagu yang
ditetapkan.
C. Kinerja Lain-lain
Pada tahun 2018, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak
mempunyai tugas tambahan menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD)
dengan target sebanyak Rp. 773.850.000,-. Realisasi pendapatan tahun 2018
sebesar Rp. 639.821.910,- atau tercapai sebesar 82,68 % . Rincian target dan
realisasi pendapatan dapat dilihat pada Tabel 3.16.
Tabel 3.16 Target dan Realisasi Pendapatan Tahun 2018
No Jenis
Pendapatan
Target
(Rp)
Realisasi
(Rp) selisih %
1 Pelayanan Rumah Potong Hewan
31.000.000 32.160.000 + 1.160.000 102,10
2 Pendapatan bagi hasil dari BBP
336.000.000 336.041.550 + 41.550 100,01
3 Pendapatan LDM Dempet
379.050.000 244.170.360 - 134.879.640 64,42
4 Pendapatan Hasil Lahan BPP (BIPP)
27.300.000 27.450.000 + 150.000 100,55
Jumlah 773.850.000 639.821.910 -134.028.090 82,68
Capaian Tahun 2017 737.000.000 700.456.500 - 36.543.500 95,04
Selisih
- 60.634.590
Pada tahun 2018 terjadi penurunan realisasi capaian pendapatan
sebesar Rp. 60.634.590,- dibandingkan tahun 2017. Sumber terbesar
penurunan realisasi tersebut berasal dari LDM Dempet yang hanya mampu
mencapai 64,42% dari target pendapatan. Faktor yang mempengaruhi
penurunan realisasi pendapatan LDM Dempet yaitu:
46
a) Masa panen cenderung semakin cepat dengan adanya combine
harvester sedangkan kapasitas mesin giling rendah, sehingga LDM
sering kehabisan stok gabah;
b) Gabah yang diperoleh di luar musim panen harganya lebih mahal;
c) Meningkatnya harga BBM non subsidi,
d) Terbatasnya kapasitas giling dan mesin sudah tua.
Meskipun demikian, terjadi peningkatan kesadaran dan ketaatan
pembayar retribusi daerah dan peningkatan pengendalian dan pengawasan
dalam pemungutan PAD.
47
BAB IV
P E N U T U P
A. Tinjauan Umum Capaian Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak sebagai OPD teknis
yang mempunyai tugas pokok menyusun kebijakan, mengkoordinasikan dan
melaksanakan urusan pemerintah di bidang pertanian mempunyai fungsi
untuk memberikan pelayanan di bidang pertanian pada masyarakat. Agar
pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut berjalan secara optimal maka
diperlukan pengelolaan SDM, sumber dana dan sarana secara efektif dan
efisien mungkin.
Dengan memperhatikan uraian dan beberapa data tersebut di atas,
maka dapat dikatakan bahwa Dinas Pertanian dan Pangan dalam
melaksanakan tugasnya dapat dikatakan berhasil dengan kategori Baik,
karena dari 15 indikator kinerja, 8 diantaranya melebihi target.
a. Hasil Pengukuran Pencapian Sasaran (PPS) dicapai 107,01%, dengan
rincian sebagai berikut :
- Sasaran 1 Meningkatnya produktivitas dan produksi pertanian,
perkebunan dan peternakan 111,97%;
- Sasaran 2 Meningkatnya ketersediaan, distribusi, penganekaragaman
konsumsi dan keamanan pangan 102,05%.
b. Pendapatan kurang dari target yang telah ditetapkan yaitu sebanyak
Rp. 639.821.910,- dari yang ditetapkan sebanyak Rp. 773.850.000,-
(82,68%)
c. Dengan rata-rata PPS di atas 100%, Dinas Pertanian dan Pangan
menggunakan dana sebesar Rp.40.441.432.550,- atau 98,39% dari pagu
yang ditetapkan sebesar (Rp. 41.103.366.724,-) Hal ini berarti terjadi
efisiensi sebesar Rp.661.934.174,- (1,61%).
B. Strategi Untuk Peningkatan Kinerja di Masa Datang
Strategi yang diperlukan guna meningkatkan kinerja Dinas Pertanian
di masa mendatang antara lain :
1. Optimasi lahan;
2. Regulasi tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
3. Peningkatan infrastruktur pertanian (JUT, JITUT, embung, dam parit,
long storage, dsb)
4. Mekanisasi di bidang pertanian;
5. Memasyarakatkan pengendalian hama terpadu melalui Sekolah Lapang
Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT), Sekolah Lapang Pengelolaan
48
Tanaman Terpadu (SLPTT), pembuatan RUBUHA (Rumah Burung
Hantu) dan pencegahan serta pemberantasan penyakit hewan;
6. Memasyarakatkan penggunaan pupuk organik dan pestisida yang
bijaksana;
7. Menjalin kerjasama dengan pihak ketiga untuk mengangkat posisi tawar
petani;
8. Memasyarakatkan teknologi pasca panen;
9. Pengaturan kawasan pertanian;
10. Pengembangan teknologi budidaya dan pakan ternak;
11. Penanganan dan penanggulangan penyebaran penyakit hewan menular
12. Pemberian bantuan pasca bencana untuk penanganan rawan pangan
transien dan pemberdayaan masyarakat untuk penanganan rawan
pangan kronis;
13. Pembentukan lumbung masyarakat melalui program pemerintah maupun
swadaya;
14. Memperbaiki jaringan distribusi dengan memotong rantai pasokan
melalui pemberdayaan gapoktan dan kelompok tani berbasis korporasi;
15. Pelatihan pengolahan pangan alternatif berbasis sumber daya lokal serta
pemberdayaan pekarangan masyarakat untuk penganekaragaman
konsumsi pangan;
16. Sosialisasi tentang pentingnya mengikuti program PRIMA 3, registrasi
PSAT (Pangan Segar Asal Tumbuhan) untuk keamanan pangan produk,
peningkatan nilai tambah serta pemasaran yang lebih luas.
Demikian laporan akuntabilitas kinerja Instansi pemerintah Tahun
2018 untuk Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, semoga dapat
menjadi bahan pertimbangan/evaluasi untuk pelaksanaan kegiatan dan
pencapaian target kinerja yang akan datang
Demak, Januari 2019
KEPALA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KABUPATEN DEMAK
Ir. WIBOWO, MM Pembina Utama Muda
NIP.19610412 198608 1 001