laporan kinerja direktorat perbenihan // 03...

57
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 1

Upload: truongque

Post on 02-Mar-2019

249 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 1

Page 2: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 2

I. SUBDIT INDUK

1.1. Produksi Induk di Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Berdasarkan hasil monitoring terhadap pencapaian produksi induk unggul di Unit

Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB)

pencapaian produksi induk unggul untuk komoditas ikan air tawar 16,973 ekor, ikan

air payau 20,090 ekor dan ikan air laut 1,141 ekor dengan rincian dalam Tabel 1:

Tabel 1. Produksi Induk Unggul di UPT

Berdasarkan Tabel 1. sampai dengan Maret Produksi Induk Unggul Tahun 2018

mencapai 38,204 ekor yang dihasilkan dari UPT Lingkup Direktorat Jenderal

Perikanan Budidaya. Apabila disandingkan dengan target komulatif pada bulan Maret

2018 sebesar 38,720 ekor, maka pada bulan Maret tercapai sekitar 98,67%. Adapun

rincian perkomoditas induk dapat dilihat dalam Tabel 2.

Tabel 2. Produksi Induk Unggul UPT DJPB sampai bulan Maret Tahun 2018

Page 3: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 3

1.2. Monitoring Produksi Induk Unggul di UPT dan UPTD

Produksi perikanan budidaya, merupakan tolok ukur terhadap kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Ketersediaan benih merupakan kunci sukses keberhasilan usaha budidaya. Keterkaitan dengan kondisi tersebut maka peranan produksi benih di UPT Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dan dari UPTD Dinas Kelautan Dan Perikanan Propinsi menjadi sangat penting karena selama ini Ketersediaan benih, sangat tergantung pada unit - unit pembenihan milik pemerintah, namun dengan perkembangan teknologi sumber benih juga sudah dapat dikembangkan oleh masyarakat bahkan saat ini sumber benih sudah lebih banyak dipenuhi dari hasil usaha pembenihan skala kecil maupun unit pembenihan skala besar.

Selain ketersediaan benih, keunggulan dari induk unggul sebagai sumber penghasil benih bermutu juga sangat diperlukan, kondisi ini menuntut adanya pemantauan dan evaluasi yang baik, sehingga ketersediaan benih bermutu dari hasil induk yang unggul dapat mendorong dalam peningkatan produksi perikanan budidaya.

1. Tujuan

Monitoring Produksi Benih dan Induk Unggul di UPT, dimaksudkan untuk mengetahui ketersediaan benih yang dihasilkan UPT sebagai penghasil utama benih khususnya untuk bantuan pemerintah juga melakukan pemantauan terhadap induk unggul yang dihasilkan oleh UPT dengan tujuan agar produksi benih dan induk ungguk dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

2. Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan Kegiatan Monitoring Produksi Induk Unggul di UPT dilakukan pada tanggal 27 Februari – 1 Maret di BBBAP Takalar, Tanggal 28 Februari – 2 Maret di BPBL Batam dan Tanggal 14-16 Maret 2018 di BBPBAT Sukabumi.

3. Hasil Monitoring

Berdasarkan hasil Monitoring terhadap Produksi Induk Unggul di BPBAP Takalar, BPBL Lombok dan BBPBAT Sukabumi dapat digambarkan sebagai berikut :

1.2.1. BPBAT Takalar

1) Operasional Pembenihan di BPBAP Takalar

Operasional BPBAP takalar dalam kegiatannya mengembangkan beberapa

komoditas yang dianggap penting dan ekonomis diantaranya adalah pembenihan

udang windu (Penaeus monodon fabs), rajungan (P. pelagicus), kepiting bakau

(Scylla sirata), bandeng (Chanos-chanos), kerapu macan (E. fuscoguttatus), kakap

putih (Lates calcalifer), nila salin ( Orichronus nil aticus ) serta penyediaan bibit

rumput laut (E. cottoni ,Gracillari sp dan Caulerva sp). Untuk kegiatan pembesaran

antara lain pembesaran udang vaname (P. vanamei) dan Bandeng (Chanos-chanos).

Selain itu terdapat kegiatan yang bersifat dukungan terhadap kegiatan produksi yaitu

produksi pakan alami (Fitoplankton dan Zooplantonkton), produksi pakan buatan

serta pengelolaan Laboratorium Uji yang meliputi pengendalian hama penyakit ikan

dan pemantauan kualitas air.

Page 4: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 4

Gambar 1. Prasarana dan Sarana di BPBAP Takalar

2) Keragaan Produksi calon induk

Berdasarkan data yang tersedia di BPBAP Takalar untuk keragaan produksi induk /

calin unggul yang dihasilkan Balai Perikanan Budididaya Air Payau takalar

sebanyak 1.546 ekor sebagai ketersediaan induk PS dan 700 ekor calon

induk yang dihasilkan pada Bulan Januari 2018 dengan rincian sebagai

berikut :

Tabel 3. Ketersediaan Induk dan Produksi Calin BPBAP Takalar Bulan Januari 2018

No Komoditas Satuan Induk Calin Kapasitas

Produksi Keterangan

GPS PS Produksi Bantuan

1 Udang Windu ekor 240 15.000

2 Udang Vaname ekor 50 15.000 Calin 45 -95 gr

3 Bandeng ekor 185 90 calin 2-3 kg/ekor

4 Kepiting Bakau ekor

5 Rajungan ekor 10

6 Kakap ekor 10

7 Kerapu Macan ekor 7

8 Nila Salin ekor 1.054 600

Jumlah 1.546 700

3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara

Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar, dalam menjalankan tugas dan

fungsinya terutama dalam menghasilkan calon induk lebih mengutamakan pada

produksi calon induk udang vaname dan windu, kondisi ini menuntut lebih banyak

prasarana dan sarana yang dibutuhkan untuk memproduksi calon induk. Saat ini

untuk menghasilkan calon induk udang vaname selama tahun 2017 sampai saat ini,

masih melanjutkan kegiatan pengelolaan induk udang Vaname yang sumber

benihnya sebagai calon induk dari BPIUKK Karang asem dengan produktivitas

sampai saat ini seperti terlihat dalam tabel.

Page 5: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 5

Tabel.4. Produktivitas udang Vaname Nusantara

4) Analisa Kapasitas Produksi Calon Induk Udang Vannamei

Dalam menjalankan produksi udang vaname, ketersediaan lahan untuk

menghasilkan calon induk sangat dibutuhkan, adapun analisa kebutuhan yang

dibutuhkan untuk memproduksi calon induk dapat dijbarkan sebagai berikut:

a) Ketersediaan Sarana dan Prasarana

No. Sarana Produksi Jumlah Luasan (m2) Kondisi

1. Petak IPAL 1 1.000 baik

2. Petak Pemeliharaan 3 1.000 baik

b) Sistem Produksi Calin Udang Vaname di Tambak

No. Sistem Produksi Satuan

1. Kisaran Padat Tebar Pemeliharaan 50 - 75 ekor/m^2

2. Lama Pemeliharaan Cut Off I 3 bulan

3. Lama Pemeliharaan Cut Off II 2 bulan

4. Lama Pemeliharaan Cut Off III 2 bulan

5. Seleksi Pemeliharaan Cut Off I 50% SR

6. Seleksi Pemeliharaan Cut Off II 50% SR

7. Seleksi Pemeliharaan Cut Off III 50% SR

c) Sistem Produksi Calin Udang Vaname di Tambak

No. Sistem Produksi / Waktu

Petak A (1000 m2) Petak B (1000 m

2) Petak C (1000 m

2)

1. Januari Petak Emergency Persiapan Persiapan

2. Februari Petak Emergency Tebar 75.000 ekor PL Tebar 75.000 ekor PL

3. Maret Petak Emergency Pemeliharaan Pemeliharaan

4. April Petak Emergency Pemeliharaan Pemeliharaan

5. Mei Persiapan Hasil Cut Off I Cut Off I (30.000 ekor) Cut Off I (30.000 ekor)

6. Juni Pemeliharaan Pemeliharaan Petak Emergency

7. Juli Cut Off II (15.000 ekor) Cut Off II (15.000 ekor) Persiapan Hasil Cut Off II

Kegiatan : Siklus VI / Nopember 2017

Asal Induk : BPPIUUK Karang Asem Bali Betina = 300ekor (Berat Rataan : 41,54 g/ekor) : 17,3 cm/ekor)

Tanggal mulai : 10 Oktober 2017 Jantan = 300ekor (Berat Rataan : 34,65 g/ekor) : 16,1 cm/ekor)

Tanggal Ablasi : 16 Oktober 2017

SAMPLING KAWINLEPAS

TELUR

TIDAK

LEPAS

TIDAK

KAWINJANTAN BETINA JANTAN BETINA

1 Bulan Oktober 2017 1,194 529 493 36 665 44,029,000 22,391,000 51.64 467 416 37 28

2 Bulan Nopember 2017 834 354 339 15 480 33,700,000 23,590,000 7.52 365 384 119 90

3 Bulan Desember 2017 83 15 15 - 68 1,200,000 - - 19 48 2 15

4 Bulan Januari 2018 20 3 2 1 17 - 77 84 8 14

5 Bulan Pebruari 2018 4 - - - - - - - 17 12 4 5

6 Bulan Maret 2018

2,135 901 849 52 1,230 78,929,000 45,981,000 58.26 945 944 170 152

92,967 54,159 58.26

T O T A L

R A T A - R A T A

PRODUKTIVITAS INDUK VANAME NUSANTARA

PADA KEGIATAN PRODUKSI BENIH UDANG VANAME

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR TA.2017/2018

Jumlah awal :

N0 TANGGAL

JUMLAHYANG DIPIJAHKAN (ekor)

JUMLAH TELUR

(Butir)

JUMLAH

NAUPLIUS (ekor)HR (%)

MOLTING (EKOR) MATI (EKOR)

Page 6: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 6

No. Sistem Produksi / Waktu

Petak A (1000 m2) Petak B (1000 m

2) Petak C (1000 m

2)

8. Agustus Petak Emergency Pemeliharaan Pemeliharaan

9. September Persiapan Penampungan Cut Off III (7.500 ekor) Cut Off III (7.500 ekor)

10. Oktober Penampungan Stock Calin Petak Emergency Persiapan

11. November Penampungan Stock Calin Petak Emergency Tebar 75.000 ekor PL

12. Desember Penampungan Stock Calin Petak Emergency Pemeliharaan

Nb. Petak emergency (untuk kondisi darurat yang perlu penanganan kolam baru), Penampungan stock calin (siap distribusi)

Persiapan Hasil Cut Off I dan II (persiapan seleksi hasil Cut Off), Cut Off III (Produk akhir calin UV yang siap pijah)

d) Kapasitas Produksi 1 Tahun

No. Jumlah Produksi Jumlah

1. Calon Induk Siap Pijah 15.000 ekor

2. Calon Induk Untuk Cut Off I 30.000 ekor

1.2.2. BPBL Batam

Data ketersediaan induk dan calon induk Payau dan Laut di UPT BBL Batam

Tabel 5. Data Ketersediaan Induk dan Calin BPBL Batam

No. Komoditas Satuan Induk Calin Kapasitas

Produksi GPS PS Produksi Bantuan

1 U. Windu ekor

2 U. Vaname ekor

3 Bandeng ekor

4 U. Putih/Lokal ekor

5 Kepiting/Rajungan ekor

6 Bawal Bintang ekor 223 50 400

7 Kakap Putih ekor 237 50 100

8 Kerapu ekor 41 37 100

9 Kerapu Hybrid ekor

10 Cobia ekor

11 Abalone ekor

12 Bubara ekor

Total ekor 501 137 600

Keterangan Tabel:

1. Kapasitas produksi adalah kapasitas produksi calon induk (data keseluruhan

calon induk)

2. Calon induk yang diberikan adalah umur 4-6 bulan

3. PS yang dimaksud adalah ketersediaan induk yang ada di UPT untuk produksi

benih

4. GPS yang dimaksud adalah ketersediaan induk yang ada di UPT untuk produksi

calon induk dan benih

5. Ketersediaan untukproduksi induk adalah jumlah induk yang ada bulan tersebut

6. Komoditas yang perlu ditingkatkan produksinya perlu dicatat

Page 7: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 7

Catatan:

Komoditas unggulan yang dikembangkan di Balai Perikanan Budidaya Laut

Batam saat ini ada tiga komoditas yaitu Ikan Bawal Bintang, Kerapu Macan dan

Kakap Putih. Komoditas yang paling berkembang di BBL Batam adalah Ikan

Bawal Bintang. Selain tiga komoditas tersebut terdapat 1 komoditas yaitu ikan

kerapu kertang sebanyak 9 ekor dan 2 komoditas yang rencananya akan

dikembangkan yaitu Ikan Kakap Lobo dan Kerapu Sunu. Tetapi akan

berkoordinasi terlebih dahulu dengan Tim Pusat supaya tidak terjadi double

tupoksi dengan UPT lain. Ada beberapa ketersediaan stok induk selain tiga

komoditas unggulan, diantaranya adalah:

1. Induk Ikan Kakap Lobo GGPS 10 ekor;

2. Induk Ikan Kerapu Kertang GGPS 9 ekor;

3. Calon Induk Ikan Kerapu Sunu GGPS 34 Ekor

Ikan Bawal Bintang Ikan Kerapu Macan

Ikan Kakap Putih

Gambar 2. Komoditas Unggulan BPBL Batam

Gambar 3. Ikan Kerapu Kertang yang diproduksi di BPBL Batam

Page 8: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 8

Ikan Kerapu Sunu Ikan Kakap Lobo

Gambar 4. Kerapu Sunu dan Kakap Lobo akan dikembangakan di BPBL Batam

Kendala yang dihadapi dalam produksi calon induk ikan oleh BPBL Batam

adalah kondisi alam. Dimana ketika musim angin datang maka kondisi perairan

menjadi dingin. Kondisi perairan yang dingin menyebabkan parasit dan jamur

berkembang secara cepat dan menyebabkan kematian pada ikan yang

dibudidaya. Jika kondisi alam baik baik, maka Survival Rate (SR) yang di

hasilkan mencapai 85 %. Jika Kondisi alam tidak bagus maka SR yang

dihasilkan bisa mencapai 0 %. Induk-induk yang sudah dipijahkan akan

dikarantina batau diistirahatkan di karamba, hal ini dilakukan agar induk bisa

recovery dengan kondisi alam.

Gambar 5. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi di BPBL Batam

Page 9: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 9

Untuk produksi calon induk ikan target yang di alokasikan oleh BPBL Batam

sejumlah 6.000 ekor dari komoditas unggulan tersebut. Adapun untuk jumlah

bantuan induk ikan yang didistribusikan sesuai kebutuhan dari usulan calon

penerima. Komoditas bantuan calon induk yang didistribusikan sesuai dengan

target yang ditetapkan untuk BBL Batam di dalam juknis bantuan calon induk

adalah 2.125 ekor. Jika tidak ada usulan calon penerima bantuan yang diajukan

kepada BPBL Batam, maka ketersediaan calon induk yang ada akan digunakan

sendiri dan sebagiannya lagi akandi jual sebagai PNBP.Hal ini dikarenakan agar

menekan jumlah pengeluaran untuk kebutuhan pakan induk.

1.2.3. BBPBAT Sukabumi

Monitoring Produksi Induk Unggul di UPT di Balai Besar Perikanan Budidaya Air

Tawar (BBPBAT) Sukabumi tanggal 14-16 Maret 2018, beberapa hal yang dapat

kami sampaikan sebagai berikut :

Data Induk Great Grant Parent Stock (GGPS) Balai Besar Perikanan Budidaya

Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi sebanyak 792 ekor yang terdiri dari dua

komoditas yaitu Ikan Nila dan Ikan Mas (lampiran 1);

Data Induk Grant Parent Stock (GPS) Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar

(BBPBAT) Sukabumi sebanyak 6.966 ekor yang terdiri dari lima komoditas yaitu

Ikan Nila, Ikan Lele, Ikan Mas, Udang Galah dan Ikan Hias dengan berbagai

ukuran (lampiran 2);

Data Calon Induk dan Induk Parent Stock (PS) Balai Besar Perikanan Budidaya

Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi sebanyak 26.012 ekor yang terdiri dari lima

komoditas yaitu Ikan Nila, Ikan Lele, Ikan Patin, Ikan Baung, Ikan Mas, Udang

Galah, Ikan Lokal (nilem, tawes dan grass carp) dan Ikan Hias dengan berbagai

ukuran (lampiran 3);

Data Calon Induk Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT)

Sukabumi sebanyak 201.909 ekor yang terdiri dari lima komoditas yaitu Ikan

Nila, Ikan Lele, Ikan Patin, Ikan Baung, Ikan Mas, Udang Galah, Ikan Lokal

(nilem dan grass carp) dan Ikan Hias dengan berbagai ukuran (lampiran 4);

Data Realisasi Bantuan Calon Induk sampai dengan bulan februari 2018

sebesar 225 ekor yang terdiri dari calin lele dan katak lembu sedangkan realisasi

bantuan benih sebesar 741.500 ekor terdiri dari benih patin, mas, nila, lele, koi,

udang galah dan baung (lampiran 5);

Beberapa usulan perbaikan ukuran untuk spesifikasi calon induk yang akan

diberikan kepada masyarakat diantaranya untuk ukuran calon induk ikan mas

menjadi ukuran 250 gram, ikan lele menjadi ukuran 500 gram dan ikan patin

menjadi ukuran 500 gram;

Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi mengharapkan revisi

anggaran (refining) lebih cepat dilakukan agar dapat merevisi data Penetapan

Kinerja (PK) yang terdapat di Unit Pelaksana Teknis (UPT) karena PK yang

Page 10: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 10

sekarang masih mengacu pada target benih dan calon induk yang sesuai

dengan DIPA awal sebelum adanya anggaran refining.

Tabel 6. Data Calon Induk BBPBAT Sukabumi

KOMODITAS CALIN

UKURAN VOLUME (Ekor)

JUMLAH (Ekor) 201.909

IKAN NILA 93.160

Sultana 40-60 g 31.920

60-80 g 20.700

80-100 g 19.530

Gesit 40 g 500

Nila Merah 10 g 9000

40-60 g 3000

IKAN GURAME

Gurame > 1 Kg 490

0,7 - 1 Kg 3500

100 g 2500

40 g 1320

IKAN TAMBAKAN

Tambakan 50 g 700

LELE 16.051

Sangkuriang < 500 g 4395

> 500 g 738

> 700 g 3148

300-400 gram 3.031

Afrika 400-500 g 2728

> 700 g 2011

PATIN 5.250

400-500 g 3250

500-600 g 2000

BAUNG 2.000

200 g 2000

IKAN MAS 4.766

Mantap 100-200 g 1147

Cangkringan 100-200 g 1806

200-400 g 345

400-1000 g 419

Rajadanu 400-1000 g 190

Sinyonya 200-400 g 434

400-1000 g 328

Majalaya 400-1000 g 97

UDANG GALAH 5.000

Siratu 10-15 g 5.000

IKAN LOKAL 20.750

Nilem 10-20 g 5000

50-100 g 12000

Grasscarp 100-200 g 3500

Page 11: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 11

KOMODITAS CALIN

UKURAN VOLUME (Ekor)

200-300 g 250

IKAN HIAS 54.932

Koi 50-70 g, 15-20 cm 1.312

100-200 g, 20-30 cm 65

50-70 g, 15-20 cm 22.000

10-15 g, 8-10 cm 3.115

Komet 10-12 cm, 80-100 g 27.000

Manfish 1440

II. SUBDIT PERBENIHAN IKAN AIR TAWAR

2.1. Rekapitulasi Realisasi Bantuan Benih Ikan Air Tawar

Sehubungan dengan program prioritas Bantuan Benih Ditjen Perikanan Budidaya

Tahun Anggaran 2018 pasca refining, UPT lingkup DJPB ditargetkan untuk

memproduksi benih bermutu sebanyak 155 juta ekor yang kemudian akan disalurkan

kepada calon penerima bantuan. Data perkembangan realisasi program bantuan

benih khususnya komoditas ikan air tawar sampai dengan bulan Maret 2018 dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7. Realisasi Bantuan benih komoditas air tawar di UPT Pusat s.d bulan Maret

2018

No. UPT Realisasi Benih (ekor)

1 BBPBAT Sukabumi 741.500

2 BPBAT Sei Gelam 355.000

TOTAL 1.096.500

TARGET 35.987.290

(%) 3,05

Tabel 8. Sebaran realisasi bantuan benih ikan air tawar dari UPT Pusat s.d bulan

Maret 2018

No. Provinsi Kab/Kota Realisasi

Benih (ekor) Jumlah

penerima

Jumlah Total 1.096.500 48

1 Jambi Kab. Muaro Jambi 80.000 3

Kota Jambi 50.000 5

2 Lampung Kab. Lampung Tengah 225.000 9

3 Jawa Barat Kab. Bandung Barat 612.200 28

Kota Banjar 43.000 1

Kab. Sukabumi 86.300 2

Page 12: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 12

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa realisasi bantuan benih pada bulan Maret

2018 berjumlah sebesar 1.096.500 ekor benih (3,05%) telah diberikan kepada 48

penerima dari kelompok masyarakat di 3 provinsi, 6 kab/kota. Komoditas yang

diberikan dapat terlihat pada grafik dimana mayoritas komoditas yang diberikan

adalah ikan patin, mas, lele, dan nila.

Gambar 6. Persentase jenis ikan pada program bantuan benih

komoditas ikan air tawar

2.2. Sertifikasi dan Pembinaan CPIB di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Menyadari pentingnya sistem manajemen mutu dalam unit pembenihan, melalui

kegiatan Standardisasi dan Sertifikasi Cara pembenihan ikan yang baik (CPIB),

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya mendorong para pelaku usaha perbenihan

perikanan untuk menerapkan Sertifikasi CPIB pada setiap unit pembenihan.

Penerapan CPIB dapat menjamin mutu benih yang dihasilkan, memperkecil resiko

kegagalan, meningkatkan produktivitas dan produksi, meningkatkan daya saing

produkdan kepercayaan pelanggan serta memudahkan kelancaran perdagangan.

Kegiatan sertifikasi ini dilakukan untuk memastikan bahwa unit pembenihan telah

melakukan penerapan CPIB atau sistem mutu perbenihan dengan benar dan

konsisten.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada tanggal 14 – 16 Maret 2017 telah

dilakukan kegiatan Sertifikasi CPIB di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada BBI Kab.

Lombok Barat, Pokdakan Sehati, Pokdakan Benih Segar dan BBI Lenek serta

pembinaan CPIB pada kelompok Mina Keramba I.

2.2.1. Hasil Kegiatan Sertifikasi dan Pembinaan

a. Sertifikasi CPIB BBI Kab. Lombok Barat

Nama Unit Pembenihan Ikan : BBI KAB. LOMBOK BARAT

Alamat : DESA GONTORAN KEC. LINGSAR LOMBOK BARAT.

Nila 8%

Mas 36%

Lele 9%

Patin 38%

Gurame 2%

Nilem 0%

Lainnya Tawar 5%

Ikan Hias Tawar

2%

Page 13: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 13

Komoditas : NILA ANJANI

Nama Pimpinan PI : HAYUDIN S.IP

Tanggal : 15 MARET 2018

Jumlah Ketidak sesuaian

1. Kritis : 0

2. Mayor : 7

3. Minor : 0

Uraian Temuan Tindak lanjut

1 Tidak ada bak karantina induk

A.II.2.2 12 Menyediakan bak karantina induk

2 Tidak tersedia peralatan laboratorium sederhana (termometer, pH meter/pH paper, DO Meter, Refraktometer/ Salinometer, mikroskop)

A.II.3.2 20 Menyediakan peralatan laboratorium sederhana (termometer, pH meter/pH paper, DO Meter, Refraktometer/ Salinometer, mikroskop)

3 Tidak dilakukan pengendapan / filtrasi / sterilisasi air, sehingga air tidak layak untuk pemeliharaan induk/benih dan produksi pakan hidup

A.III.1 21 Melakukan pengendapan / filtrasi / sterilisasi air, sehingga air layak untuk pemeliharaan induk/benih dan produksi pakan hidup

4 Tidak dilakukan pengukuran parameter kualitas air (Suhu, pH, DO dan Salinitas)

A.III.2 22 Melakukan pengukuran parameter kualitas air (Suhu, pH, DO dan Salinitas)

5 Tidak dilakukan pengamatan pertumbuhan, sintasan keseragaman dan abnormalitas

A.VI.2 46 Melakukan pengamatan pertumbuhan, sintasan keseragaman dan abnormalitas

6 Tidak ada rekaman pengamatan kesehatan/pertumbuhan ikan

B.II.3.4 76 Melengkapi rekaman pengamatan kesehatan/pertumbuhan ikan

7 Tidak dilakukan sanitasi lingkungan

D.1 102 Melakukan sanitasi lingkungan

Rencana Tanggal Perbaikan 6-Apr-2018

b. Sertifikasi CPIB Pokdakan Sehati

Nama Unit Pembenihan Ikan : Pokdakan Sehati

Alamat : DESA BATU KUMBUNG KEC. LINGSAR

Komoditas : LELE MANDALIKA

Nama Pimpinan PI : SAEPUDIN ZUHRI

Tanggal : 15 MARET 2018

Jumlah Ketidak sesuaian

Page 14: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 14

1. Kritis : 0

2. Mayor : 5

3. Minor : 2

Uraian Temuan Tindak Lanjut

1 Tidak dilakukan

pengamatan pertumbuhan,

sintasan keseragaman dan

abnormalitas secara berkala

A.VI.2 45 Melakukan pengamatan

pertumbuhan, sintasan

keseragaman dan

abnormalitas secara berkala

2 Tidak tersedia SPO

manajemen benih (aklimasi,

pengamatan

pertumbuhan,sintasan,

keseragaman, abnormalitas

dan kesehatan, pemberian

pakan dan obat-obatan,

bahan kimia dan bahan

biologi)

B.II.1.1.b 63 Menyediakan SPO

manajemen benih (aklimasi,

pengamatan

pertumbuhan,sintasan,

keseragaman, abnormalitas

dan kesehatan, pemberian

pakan dan obat-obatan,

bahan kimia dan bahan

biologi)

3 SPO tidak absah dan tidak

mutakhir

B.II.1.2 67 SPO dibuat absah dan

mutakhir

4 Rekaman tidak mutakhir

dan tidak absah

B.II.2.1 69 Rekaman dibuat mutakhir

dan absah

5 Tidak ada rekaman

pembelian/pengadaan

sarana produksi

B.II.3.1 71 Melengkapi rekaman

pembelian/pengadaan

sarana produksi

6 Tidak ada rekaman

pengamatan

kesehatan/pertumbuhan

ikan

B.II.3.4 74 Melengkapi rekaman

pengamatan

kesehatan/pertumbuhan

ikan

7 Tidak ada pengujian

Kadmium (Cd), Timbal (Pb),

Merkuri (Hg), Bakteri e-coli

C.I.2 78 Melakukan pengujian

Kadmium (Cd), Timbal (Pb),

Merkuri (Hg) dan Bakteri E.

coli pada laboratorium

Rencana Tanggal Perbaikan 6-Apr-18

c. Sertifikasi CPIB Pokdakan Benih Segar

Nama Unit Pembenihan Ikan : KELOMPOK PETANI IKAN BENIH SEGAR

Alamat : KEC. LINGSAR, LOMBOK BARAT

Komoditas : LELE MANDALIKA

Nama Pimpinan PI : ABDUL MUHID

Tanggal : 15 MARET 2018

Page 15: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 15

Jumlah Ketidak sesuaian

1. Kritis : 0

2. Mayor : 4

3. Minor : 4

Uraian Temuan Tindak lanjut

1 Tidak ada bak

pengendapan atau filter

atau tandon

A.II.2.1 10 Menyediakan bak

pengendapan atau filter

atau tandon

2 Tidak ada unit pengolah

limbah

A.II.2.8 17 Menyediakan unit

pengolah limbah

3 Tidak tersedia SPO

manajemen benih (aklimasi,

pengamatan

pertumbuhan,sintasan,

keseragaman, abnormalitas

dan kesehatan, pemberian

pakan dan obat-obatan,

bahan kimia dan bahan

biologi)

B.II.1.1.b 63 Menyediakan SPO

manajemen benih

(aklimasi, pengamatan

pertumbuhan,sintasan,

keseragaman, abnormalitas

dan kesehatan, pemberian

pakan dan obat-obatan,

bahan kimia dan bahan

biologi)

4 Tidak tersedia SPO

biosekuriti

B.II.1.1.e 66 Menyediakan SPO

biosekuriti

5 SPO tidak absah dan tidak

mutakhir

B.II.1.2 67 SPO dibuat absah dan

mutakhir

6 Rekaman tidak mutakhir

dan tidak absah

B.II.2.1 69 Rekaman dibuat mutakhir

dan absah

7 Tidak ada pengujian

Kadmium (Cd), Timbal (Pb),

Merkuri (Hg), Bakteri e-coli

C.I.2 78 Melakukan pengujian

Kadmium (Cd), Timbal

(Pb), Merkuri (Hg) dan

Bakteri E. coli pada

laboratorium

8 Tidak melakukan

pengolahan limbah

D.2 92 Melakukan pengolahan

limbah

Rencana Tanggal Perbaikan 6-Apr-18

d. Sertifikasi CPIB BBI Lenek

Nama Unit Pembenihan Ikan : BBI LENEK

Alamat

: DESA LENEK, KEC. AIKMEL LOMBOK

TIMUR

Komoditas : NILA ANJANI

Nama Pimpinan PI : HUSNI WARDI, S.PI

Page 16: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 16

Tanggal : 16 MARET 2018

Jumlah Ketidak sesuaian

1. Kritis : 0

2. Mayor : 7

3. Minor : 3

Uraian Temuan Tindak lanjut

1 Tidak ada ruang

laboratorium

A.II.1.3 7 Menyediakan ruang

laboratorium

2 Tidak tersedia peralatan

laboratorium sederhana

(termometer, pH meter/pH

paper, DO Meter,

Refraktometer/

Salinometer, mikroskop)

A.II.3.2 20 Menyediakan peralatan

laboratorium sederhana

(termometer, pH meter/pH

paper, DO Meter,

Refraktometer/

Salinometer, mikroskop)

3 Tidak dilakukan

pengukuran parameter

kualitas air (Suhu, pH, DO

dan Salinitas)

A.III.2 22 Melakukan pengukuran

parameter kualitas air

(Suhu, pH, DO dan

Salinitas)

4 Tidak dilengkapi SKA

untuk induk lokal berasal

dari anggota jejaring

pemuliaan

A.IV.1.3 25 Melengkapi SKA untuk

induk lokal berasal dari

anggota jejaring pemuliaan

5 SPO tidak absah dan tidak

mutakhir

B.II.1.2 69 SPO dibuat absah dan

mutakhir

6 Rekaman tidak mutakhir

dan tidak absah

B.II.2.1 71 Rekaman dibuat mutakhir

dan absah

7 Tidak ada sterilisasi roda

kendaraan yang masuk ke

unit pembenihan

(pencelupan roda

kendaraan)

C.V.4 97 Diadakan sterilisasi roda

kendaraan yang masuk ke

unit pembenihan

(pencelupan roda

kendaraan)

8 Personil/Karyawan tidak

menggunakan

perlengkapan kerja (sepatu

boot, sarung tangan dll)

C.V.5 98 Personil/Karyawan

menggunakan

perlengkapan kerja (sepatu

boot, sarung tangan dll)

9 Tidak dilakukan sanitasi

lingkungan

D.1 102 Melakukan sanitasi

lingkungan

10 Tidak melakukan

pengolahan limbah

D.2 103 Melakukan pengolahan

limbah

Rencana Tanggal Perbaikan 13-Apr-18

Page 17: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 17

e. Pembinaan CPIB Kelompok Mina Keramba I

Kelompok Mina Keramba I berkedudukan di Dusun Taman Baru, Desa Pengenjek

Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Didirikan pada 16 Desember 2013,

Kelompok Mina Keramba I sampai saat ini memiliki 47 orang anggota dengan

segmen usaha pembenihan ikan, pembesaran ikan, mina padi, pakan mandiri,

pengolahan hasil perikanan, perkebunan dan pertanian, distribusi, P2MKP dan

Koperasi Syari’ah.

Untuk usaha pembenihan dan pembesaran ikan, Kelompok Mina Keramba I memiliki

sarana dan prasarana yang cukup memadai. Kelompok Mina Keramba I memiliki

kolam seluas 7,5 ha kapasitas 375.000 ekor, keramba apung 38 unit kapasitas

38.000 ekor, kolam terpal 3 unit kapasitas 10.000 ekor dan bak bioflok 3 unit

kapasitas 12.000 ekor. Dari kapasitas yang ada, Kelompok Mina Keramba I

memproduksi Nila 125 ton, Mas 10 ton dan lele 15 ton per tahun. Produksi budidaya

dipasarkan di daerah antar kecamatan, antar kabupaten dan sampai ke Pulau

Sumbawa.

Oleh karena hasil benih dan pembesaran tersebar ke berbagai daerah dan dalam

rangka meningkatkan kualitas benih maka Kelompok Mina Keramba I ingin usaha

pembenihannya disertifikasi CPIB. Berikut ini poin – poin hasil pembinaan pada

Kelompok Mina Keramba I:

1. Penerapan CPIB dimulai dengan memahami pedoman CPIB. Persepsi

Kelompok Mina Keramba I akan sulitnya menerapkan CPIB perlu diluruskan.

Persepsi akan mutu bukanlah menuju pada satu titik kesempurnaan melainkan

menuju perbaikan berkelanjutan (tiada berhenti). Maka penerapan CPIB

sebaiknya dilakukan bertahap. Mutu adalah upaya untuk menjadi lebih baik

mengikuti dinamika pasar dan persepsi pelanggan. Tuntutan pasar dan persepsi

pelanggan sifatnya tidak statis tetapi terus berubah secara dinamis sejalan

dengan berbagai perubahan.

2. Tidak direkomendasikan pengunaan induk hasil seleksi sendiri dari Induk yang

tidak jelas asal usulnya. Induk unggul hasil pemuliaan BBIAT Aikmel yaitu Nila

Anjani dapat digunakan karena jelas asal usulnya, diketahui keunggulannya dan

sudah dirilis oleh pemerintah.

3. Biosecurity perlu diterapkan dengan menerapkan prinsip-prinsipnya, yaitu (1)

Membatasi keluar masuk unit dengan 1 pintu (pemagaran) agar menghindari

kontaminasi silang, (2) pengaturan tata letak (3) penyekatan ruang dan wadah

dan (4) desinfeksi wadah dan peralatan.

4. Memperbaiki SPO dan rekaman yang sudah ada kemudian menerapkannya

minimal selama 1 siklus. Selanjutnya Pimpinan Unit atau MPM dapat

mengajukan permohonan sertifikasi CPIB.

2.2.2. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilaian pada Unit pembenihan di Provinsi Nusa Tenggara Barat

pada tanggal 14 – 16 Maret dapat disimpulkan bahwa :

Page 18: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 18

1. Dukungan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat,

Dinas Kabupaten Lombok Barat, Dinas Kabupaten Lombok Timur, dan Dinas

Kabupaten Lombok Tengah dalam penerapan CPIB sudah optimal, namun untuk

mencapai continual improvement (perbaikan berkelanjutan) dalam pelaksanaan

kegiatan di unit pembenihannya serta untuk mendukung akselerasi penerapaan

standar dan sertifikasi CPIB masih perlu dilakukan beberapa upaya terhadap

pemenuhan persyaratan CPIB, diantaranya penyegaran kembali tentang

pedoman CPIB pada unit – unit pembenihan serta dukungan pengadaan sarana

prasarana pembenihan yang sesuai standard CPIB (pakan, induk, dll);

2. Secara umum Pimpinan unit pembenihan mempunyai komitmen yang kuat untuk

melaksanakan penerapan CPIB pada setiap tahapan proses produksi dan

secara kontinu mengkomunikasikan kepada seluruh personil yang terlibat dalam

kegiatan untuk mencapai penerapan CPIB yang lebih baik.

3. Tindak lanjut dari hasil penilaian sertifikasi ke unit pembenihan di atas adalah

tindakan perbaikan dari auditi sesuai dengan kesanggupan auditi untuk

melakukan tindakan perbaikan. Selanjutnya akan dilakukan peninjauan tindakan

perbaikan oleh auditor. Jika hasil tinjauan tindakan perbaikan dinyatakan

“cukup” maka dilanjutkan dengan rapat Tim Teknis untuk menentukan kelulusan

sertifikasi.

2.3. Pembinaan Unit Pembenihan di Kalimantan Selatan

Dalam rangka pembinaan unit pembenihan ikan air tawar sesuai Surat Tugas Nomor

404/DP/ST/III/2018 tanggal 13 Maret 2018, dilaksanakan perjalanan dinas pada

tanggal 14 s.d 17 Maret 2018 ke Provinsi Kalimantan Selatan. Hasil pelaksanaan

kegiatan dilaporkan sebagai berikut :

1. Monitoring dan evaluasi ke lokasi penerima bantuan revitalisasi UPR TA. 2017,

Kelompok UPR Agro Mina Wisata IV, sebagai berikut :

a. Unit pembenihan dan pendederan ikan nila sistem RAS sudah beroperasi dan

pembudidaya masih pada tahap penyesuian dengan sistem RAS.

b. Terjadi banjir besar pada awal Maret 2018, menyebabkan induk ikan nila

yang merupakan paket bantuan hanyut terbawa air.

c. Pengaturan pada outlet dan inlet air dari/ke bak biofilter belum seimbang, inlet

air dari pompa terlalu besar, sehingga air pada bak penampungan melimpah.

Kelompok untuk sementara mengganti pompa dengan yang berkapasitas

lebih kecil.

d. Tandon dengan kapasitas 3 ribu liter dan dudukan terbuat dari kayu, jika diisi

penuh dikuatirkan tidak kuat menahan beratnya, serta peletakan posisi

tandon belum pas.

2. Kunjungan dalam rangka penjajakan pembudidaya untuk ikut serta pada acara

Marine Fisheries Business and Investment (MBFI) pada tanggal 12 April 2018 di

kelompok pembudidaya patin dan Unit Pengolahan Ikan (UPI), laporannya

sebagai berikut :

Page 19: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 19

a. UPR Suhadi, Kec. Cindai Alus, Kab. Banjar

Bapak Suhadi adalah pendeder dan pembudidaya patin, serta ketua APCI

(Asosiasi Perikanan Catfish Indonesia) Prov. Kalimantan Selatan. Tergabung

dengan koperasi INKOPAT BORNEO, namun koperasi belum berjalan dengan

baik. Punya kolam berukuran rata2 : 40 x 50 M dan kedalaman 3 M ditebar benih

50.000 ekor/kolam bisa panen 50 Ton/kolam dengan ukuran panen > 1Kg/ekor

dan masa pemeliharaan 8 bulan. Total kebutuhan benih sekitar 600.000

ekor/tahun. Hasil panen dijual untuk pasar lokal dengan harga Rp. 18.000/Kg.

Lokasi budidaya berada di kawasan minapolitan dan berdekatan dengan UPI

milik Dinas Kabupaten. Bersedia hadir dan menjajaki kerjasama bisnis pada

acara pada acara MBFI.

b. UPR Ruspan - Kec. Cindai Alus, Kab. Banjar

Merupakan pendeder dan pembudidaya patin serta pembenih ikan Haruan, Nila

dan Mas :

budidaya patin : memiliki 4 kolam dengan ukuran 600 – 750 m2 dan

kedalaman 2 meter. Total produksi berkisar 50 Ton/Tahun dan kebutuhan

benih 50.000 Ekor/Tahun dengan lama pemeliharaan rata-rata 7- 8 bulan.

Benih dibeli dari Bogor ukuran 3 – 4 Cm dengan harga Rp. 140,/ekor

kemudian didederkan kembali. Untuk biaya pakan berkerjasama dengan

Pak Firdaus (PT. CP). Apabila pembayaran non tunai, dikenai tambahan

bayaran Rp. 2.500/Zak dalam masa 3 bulan. Hasil panen dijual kembali

kepada PT.CP dengan harga Rp. 15.500 - 16.000,- per Kg selanjutnya

dikirim ke Surabaya.

Pembenihan ikan papuyu : dilakukan 8 siklus/Tahun. Produksi benih 20.000

– 25.000 ekor/bulan dengan ukuran 4-6 cm dengan masa pemeliharaan 45-

50 hari dan dijual seharga Rp. 200,-/ekor.

Pembenihan ikan mas : dilakukan 4 siklus/Tahun, produksi 300.000 –

400.000 ekor/Tahun. Harga jual benih ukuran 3-4 cm sebesar Rp. 125,-.

c. Kunjungan ke Unit Pengolahan Ikan (UPI) berada di Kec. Cindai Alus, Kab.

Banjar, kapasitas 3 ton/Hari baru diresmikan akhir Februari 2018, sekarang di

kontrakkan kepada PT. Satya Trinadi Komira Perkasa (PT STKP). UPI baru

menyerap sekitar 300 Kg/hari, hal ini disebabkan harga beli patin yang tinggi

yaitu Rp.18.000 - Rp. 18.500/Kg. PT STKP berharap adanya kontrak kerja

dengan pembudidaya sehingga ada konsistensi pasokan dan harga ikan patin.

Sementara dalam waktu dekat, Dinas Perikanan Kab. Banjar akan mengadakan

sosialisasi antara pembudidaya dengan UPI agar ada kerjasama.

3. Diskusi dan permasalahan

Hasil diskusi dengan petugas Dinas Kabupaten dan Pembudidaya dapat

disimpulkan sebagai berikut:

Page 20: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 20

Kelompok UPR Agro Mina Wisata IV diminta membuat Berita Acara dan

membuat laporan induk ikan nila yang hanyut, selanjutnya mengajukan

permohonan bantuan ke BPBAT Mandiangin.

Produksi ikan patin tiap hari 30 Ton/Hari untuk kebutuhan pasar lokal

dengan harga Rp. 18.000/Kg dan untuk kebutuhan industri pengolahan

sebanyak 15 Ton/Minggu dengan harga 15.500 -16.000/Kg, dikirim ke

Surabaya kerjasama pembudidaya dengan PT. CP.

Produksi budidaya patin berkisar : 200 – 100 Ton/Ha dengan rata –rata

kedalaman kolam 2 (dua) meter.

Benih umumnya berasal dari Bogor, secara kualitas dan kuantitas

mencukupi.

UPI berharap ada kesepakatan dengan pembudidaya dalam hal harga

sehingga dapat beroperasi normal dan bisa menyerap 3 ton patin/hari.

Limbah dari processing patin belum ada yang menampung, diharap ada

kelompok pakan mandiri yang menampung limbah tersebut sebagai bahan

baku pakan.

Unit pembudidaya patin di Kab. Banjar yang bersertifikasi CBIB baru 2 unit

dan total Prov. Kalsel berjumlah 307 unit (data Desember 2017). Perlu

menjadi perhatian karena sebagian UPI mulai mempersyaratkan.

2.4. Rapat Audiensi dengan Komisi II DPRD Kab. Bangka Barat

Sehubungan penugasan menghadiri undangan rapat dari Direktur Kawasan dan

Kesehatan Ikan (KKI), pada hari Senin Tanggal 5 Maret 2018 perihal sebagaimana

diatas, dengan ini dilaporkan :

1. Rapat dilaksanakan di Ruang Rapat Kerapu GMB IV lt 8 dipimpin oleh Direktur

KKI, dihadiri oleh Rombongan dari Komisi II DPRD dan Kepala Dinas Kelautan

dan Perikanan Bangka Barat serta perwakilan direktorat lingkup DJPB.

2. Rapat diawali dengan perkenalan peserta yang hadir dan dilanjutkan dengan

penyampaian potensi perikanan dan kelautan di Kab Bangka Barat. Potensi

utama daerah ini adalah untuk budidaya laut dan payau yaitu budidaya ikan

kerapu di KJA, kepiting soka serta kekerangan yang dikelola oleh BUMDES.

Tahun 2018 ini rencana pembangunan pabrik kemasan kerang dengan

kapasitas 2 ton/hari.

3. Setelah penyampaian kegiatan prioritas DJPB tahun 2018. dilanjutkan dengan

diskusi. Hasil diskusi dirangkum sebagai berikut :

- Perlu pengujian kandungan logam berat dari laboratorium yang terakreditasi

untuk memastikan kerang yang dihasilkan aman dari cemaran logam berat.

Saat ini produksi kekerangan Indonesia masih ditolak di Uni Eropa.

- Perlu zonasi kawasan budidaya, agar usaha budidaya yang ada saat ini

diharapkan dapat berkelanjutan.

- Tahun 2017, Bangka Barat belum ada permohonan bantuan benih maupun

gerpari, dan dipersilahkan kelompok yang memenuhi persyaratan untuk

mengajukan proposal bantuan untuk tahun 2018/2019.

Page 21: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 21

- Sudah memiliki BBI yaitu BBI Kelapa, dan pernah terkena dampak longsor

beberapa waktu lalu. Tahun 2017 dan 2018 menerima dana DAK, diminta

agar melengkapi laporannya ke bagian program DJPB. BBI agar disiapkan

untuk sertifikasi CPIB serta disarankan agar menetapkan komoditas

prioritas. (karena ikan yang dipelihara mencapai 6 komoditas)

2.5. FGD Marine Fisheries Business and Investment (MFBI)

Sehubungan penugasan untuk menghadiri undangan rapat Sesditjen PDSPKP pada

tanggal 22 Maret 2018 bertempat di RR. Tiram GMB IV lantai 15 perihal

sebagaimana diatas. Pertemuan ini merupakan tindaklanjut dari pertemuan 8 Maret

2018 guna memfasilitasi peluang kerjasama antara pembudidaya, pengolah patin

dan pemasar (horeka dan pasar modern) pada acara MFBI. Rapat dipimpin oleh

Sesditjen PDSPKP dan Direktur Pengolahan dan Bina Mutu, dihadiri oleh pelaku

usaha patin (PT. Central Pertiwi Bahari, PT. Dimas Reiza Perwira, PT. Cahaya Murni

Lestari), APCI, pasar modern (Superindo dan Transmart), horeka (ACS, Fish n Co),

UNIDO, perwakilan Ditjen Budidaya, BKIPM serta perwakilan Direktorat Lingkup

Ditjen PDSPKP, hasil sebagai berikut:

1. Beberapa hal yang dapat diinformasikan terkait peluang pasar patin:

a) Kebutuhan Aero Catering untuk menu berbahan baku patin mencapai 300

ton/bulan, dimana patin menempati urutan ketiga menu favorit bagi

penumpang penerbangan. Kriteria vendor ACS harus memiliki ISO 22000,

memiliki fasilitas yang memadai dan pengiriman tepat waktu serta kuantitas

yang kontinyu.

b) Superindo mensyaratkan bahan baku dari suplier yang memiliki sertifikasi

CBIB, namun ada keluhan pembudidaya kesulitan untuk perpanjangan

sertifikat.

c) Kebutuhan patin Transmart mencapai 30 ton per bulan, saat ini display patin

masih menggunakan merek “dori” karena belum ada instrumen legal untuk

menghapusnya.

d) Fish n Co mensyaratkan patin yang tidak berbau lumpur, ukuran seragam.

e) PT. Dimas Reiza Perwira memproduksi fillet patin 5 ton per hari dengan

sumber bahan baku dari Tulungagung. Saat ini, PT. Dimas Reiza Perwira

bermitra dengan PT. Cahaya Murni Lestari sebagai distributor.

2. Beberapa masukan terkait penyelenggaraan MFBIF :

a) Smartfish-Unido mengusulkan launching SOP Budidaya Patin

b) Penyerahan simbolis kredit dari Bank Jatim kepada pembudidaya patin

c) Promosi patin Indonesia melalui pameran/booth yang diisi oleh pelaku

usaha patin

d) Bazar kuliner berbahan baku patin

e) Ditjen Perikanan Budidaya telah mensosialisasikan rencana

penyelenggaraan MFBIF ke beberapa provinsi sentra patin, perlu disiapkan

undangan resmi

Page 22: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 22

3. Hal yang perlu dikoordinasikan lebih lanjut :

a) Pada tanggal 4 April 2018, UNIDO dan APCI berencana melaksanakan

FGD tentang patin guna membahas keberlanjutan industri patin, sehingga

diharapkan kehadiran dan arahan dari sisi pemerintah selaku pemangku

kebijakan.

b) Terbitnya PP No. 9/2018 perlu dicermati terutama terkait import produk

perikanan.

c) Kebutuhan fillet patin lk 800-1.000 ton/tahun dan produksi nasional

diperkirakan 650 -700 ton/Tahun, perlu diwaspadai masih ada import illegal.

d) Penetapan tanggal pelaksanaan MFBIF yang diusulkan tanggal 12 April

2018.

e) Menindaklanjuti inisiasi kesepakatan bersama antar pelaku pengolahan fillet

patin dengan pelaku pemasaran.

f) Peluncuran Aplikasi Least Cost Formulation (LCF) oleh Menteri Kelautan

dan Perikanan ditandai dengan pemutaran video tentang aplikasi dimaksud

oleh UNIDO

g) Penyempurnaan agenda acara MFBIF.

2.6. Revitalisasi dan Pembinaan Unit Perbenihan Ikan Air Tawar di Kabupaten

Asahan, Sumatera Utara

Desakan gelombang globalisasi perdagangan dunia termasuk bidang perbenihan

perikanan tidak dapat dibendung lagi. Para pelaku usaha perbenihan di Indonesia

harus segera kreatif dan proaktif membenahi dan memperbaiki kinerja manajemen

agar mampu bersaing dalam menghasilkan induk/benih bermutu untuk memenuhi

kebutuhan, persyaratan dan harapan pembudidaya.

Menyadari pentingnya sistem mutu dalam unit pembenihan, melalui kegiatan

bimbingan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya mendorong para pelaku usaha

perbenihan perikanan untuk menerapkan sistem mutu pada setiap unit pembenihan

agar dapat menjamin benih yang dihasilkan, memperkecil risiko kegagalan,

mengurangi pemborosan, meningkatkan daya saing dan kepercayaan pelanggan

serta memudahkan kelancaran perdagangan.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan kegiatan pembinaan untuk

mendorong pelaku usaha perbenihan, sehingga mempunyai komitmen untuk

menerapkan sistem mutu dalam proses produksinya. Berdasarkan hal tersebut, telah

dilakukan perjalanan dinas dalam rangka Pembinaan Unit Perbenihan Ikan Air Tawar

dan Revitalisasi unit pembenihan pada tanggal 07 – 10 Maret 2018 pada unit

pembenihan rakyat yang ada di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.

Kegiatan pembinaan perbenihan bertujuan untuk :

- Mendorong para pelaku usaha perbenihan untuk menerapkan Cara

Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dan sistem mutu perbenihan;

- Mengetahui kemampuan unit pembenihan dalam memenuhi persyaratan

sertifikasi CPIB dan sistem mutu perbenihan.

Output yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan pembinaan perbenihan adalah

pelaku usaha yang telah menerapkan Cara Pembenihan Ikan yang Baik dan unit

Page 23: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 23

pembenihannya dapat disertifikasi sehingga dapat meningkatkan produksi dan benih

yang dihasilkan dapat terjamin mutunya baik komoditas ikan lele maupun air tawar

lainnya.

Kegiatan pembinaan perbenihan dilaksanakan pada tanggal 07 - 10 Maret 2018

berlokasi di ruang pertemuan unit pokdakan revitalisasi UPR thn 2017 kelompok

Kube Lele Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara :

No Nama Kelompok Komoditas Jumlah (Org)

1 Kelompok mekar Jaya Ikan Gurami 2

2 Kelompok Kube lele Ikan Lele 4

3 Kelompok Lestari Ikan Lele 2

4 Kelompok Tunas Baku Ikan Lele 1

5 Kelompok Seikamah Sejahtera Ikan Lele 1

6 Kelompok Karya Sepakat Ikan Lele 1

7 Kelompok Sejahtera ikan lele, nila

dan gurami

1

8 Kelompok Tani Makmur ikan lele, patin ,

gurami

1

9 Kelompok Teratai Jaya Ikan Gurami 1

10 Kelompok Sopo Nyono Ikan Lele 2

11 Kelompok Berkah Ikan Mas 1

12 Kelompok Sehati kerja Ikan Lele 1

13 Kelompok Maju Berkah Ikan Lele 2

14 Kelompok Senteng Ikan Gurami 1

15 Kelompok Dian Ikan Nila 1

Adapun hasil pertemuan pembinaan tersebut adalah :

Komitmen dan keberlanjutan dalam menerapkan Cara Pembenihan Ikan yang

Baik;

Pembentukan sistem/jaringan/asosiasi pembenihan air Tawar seKabupaten

Asahan;

Penggunaan teknologi dalam proses produksi;

Unit pembenihan yg belum menerapkan dan sertifikasi CPIB komitmen dalam

penerapan dan melanjutkan sampai pada sertifikasi CPIB seperti Penggunaan

induk unggul (Surat Keterangan Asal induk), penanganan induk matang gonad

s/d pasca pemijahan, penataan kolam, management air inlet dan outlet,

Pencatatan (jumlah induk, produksi benih, daerah pemasaran), sterilisasi

peralatan dan wadah, penggunaan pakan terdaftar sesuai kebutuhan ikan.

Page 24: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 24

III. SUBDIT PERBENIHAN IKAN AIR PAYAU

3.1 Realisasi Bantuan Benih Ikan Air Payau

Realisasi bantuan benih tahun 2018 s.d bulan Maret sudah mencapai 8.220.500

ekor dengan jumlah bantuan ke pokdakan 8.220.500 ekor dan bantuan untuk

restocking sebanyak 0 ekor benih. Adapun sebaran bantuan benih tersebut sebagai

berikut :

No Nama UPT Jumlah Benih

Pokdakan Restocking

1 BPBAP Situbondo 3.173.000 0

2 BPBAP Takalar 3.547.500 0

3 BPIUUK Karangasem 1.500.000 0

Adapun rekapan bantuan benih untuk pokdakan berdasarkan kelengkapan

administrasi, baik SK maupu BAST adalah sebagai berikut:

No Nama UPT Jumlah Benih Pokdakan

BAST Non BAST

1 BPBAP Situbondo 0 3.173.000

2 BPBAP Takalar 0 3.547.500

3 BPIUUK Karangasem 0 1.500.000

3.2 Rapat Koordinasi

3.2.1 Koordinasi Alternatif Mekanisme Jaminan Kualitas Produk Akuakultur

Sehubungan dengan telah dilaksanakannya Rapat Koordinasi Alternatif Mekanisme

Jaminan Kualitas Produk Akuakultur pada hari Jumat, tanggal 2 Maret 2018 di Ruang

Rapat Vaname terdapat hasil rapat sebagai berikut:

a. Rapat telah dipimpin oleh Direktur Perbenihan dan dihadiri oleh Ketua Asosiasi

Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I);

Komisi Catfish Indonesia (KCI); United National Industrial Development

Organization (UNIDO); Forum Kemunikasi Pembenihan Udang Indonesia

(FKPUI); Badan Standardisasi Nasional (BSN); perwakilan dari Sustainable

Fisheries Partnership; PT Hatfield; Kedutaan Besar Belanda; Direktorat

Pengolahan dan Bina Mutu (Ditjen PDS); PT Charoen Pokpan (CP); Pusat

Standardisasi, Sistem dan Kepatuhan (BKIPM); Biro Hukum dan Organisasi;

Biro Kerjasama dan Humas; Bagian Hukum, DJPB; Direktorat lingkup DJPB.

b. Sustainable Fisheries Partnership menyampaikan mengenai zona manajemen

dalam produksi perikanan budidaya yang berkelanjutan. Zona manajemen dalam

program AIP (Aquaculture Improvement Project) adalah cara untuk menangani

limbah perikanan budidaya dan memastikan dampak kumulatif produksinya

dikelola dengan baik atau diminimalisasi melalui komunikasi dan koordinasi

antara pembudidaya di kawasan tersebut. Aktivitas untuk zonal management

antara lain manajemen dan surveilen untuk mengontrol penyakit, manajemen

sumber air, koordinasi sumber dan stok benih, transparansi dan manajemen

data produksi, konsultasi dan pelaporan secara teratur.

Page 25: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 25

c. Dalam rapat disampaikan bahwa beberapa pembudidaya di daerah menyatakan

bahwa sertifikat CBIB tidak memberikan nilai lebih bagi mereka, sebagai contoh

tidak ada penawaran harga yang lebih tinggi jika pembudidaya memiliki sertifikat

CBIB. (masukan bagi UPI agar menerapkan nilai tambah bagi pembudidaya

yang memiliki sertifikat CBIB sehingga dapat mendorong pembudidaya lain

untuk disertifikasi).

d. Saat ini keberadaan sertifikat CBIB telah diterima oleh UPI dan pasar

internasional, meskipun untuk pelaksanaan surveilen dianggap masih kurang

optimal karena belum dapat dilaksanakan sesuai dengan prosedur waktu yang

ditetapkan.

e. Sertifikat CBIB dibutuhkan oleh Unit Pengolahan Ikan (UPI) untuk penerimaan

produk perikanan yang akan diekspor, namun berdasarkan arahan MKP

meminta agar sertifikasi ditangani oleh pihak swasta dan pemerintah diminta

untuk lebih fokus kepada pembinaan. Terkait dengan hal tersebut maka Subdit

yang menangani sertifikasi dihilangkan dan anggaran untuk melakukan kegiatan

sertifikasi ditiadakan. Namun kesiapan pihak swasta untuk dapat melakukan

terkendala payung hukum yang mengatur belum ditetapkan sehingga masalah

sertifikasi CBIB masih menjadi tanggung jawab Ditjen Perikanan Budidaya

namun secara tugas dan fungsi sudah tidak ada dukungan anggaran;

f. Terkait dengan permasalahan diatas, telah diusulkan alternatif penjaminan mutu

tidak melalui sertifikasi namun melalui mekanisme penguatan inspeksi seperti

yang dilakukan oleh internal negara-negara di Eropa. Inspeksi ini dilakukan

terhadap SOP yang dilaksanakan secara acak baik terhadap farm dan maupun

waktu pelaksanaan. Kegiatan inspeksi ini dilakukan oleh Unit Pengolahan Ikan

(UPI) sebagai Quality Control.

g. Sertifikasi dilakukan berdasarkan permintaan pasar yang bekerjasama dengan

UPI. Sehingga UPI akan melakukan sertifikasi dengan mengadopsi sistem dari

WWF/ASC/GlobalGAP. Sehubungan dengan tugas tersebut, maka setiap UPI

harus memiliki inspektur yang bersertifikat. Inspektur ini dapat memanfaatkan

auditor CBIB di daerah. Hasil inspeksi tersebut berupa kartu hijau yang

mengijinkan produk diterima oleh UPI, kartu kuning yang menyaratkan agar

pembudidaya melakukan tindakan perbaikan jika ingin produknya diterima oleh

UPI dan kartu merah dimana UPI tidak akan menerima produk hasil

pembudidaya tersebut.

h. Tugas pemerintah pusat terkait dengan sistem tersebut adalah mengaudit

proses audit yang dilakukan oleh inspekur. Dengan cara ini maka sesuai

permintaan GSSI bahwa pemerintah sebagai pemilik sistem sertifikasi

melakukan audit terhadap pihak ketiga selaku pelaksana sertifikasi.

i. Untuk mendukung konsep tersebut sebaiknya pembudidaya dikelola dalam satu

kluster dan menerapkan zonal management.

j. Untuk mendukung traceability, sebaiknya UPI menyaratkan pembudidaya yang

menjual produknya ke UPI harus memiliki kartu identitas permbudidaya

(KUSUKA);

Page 26: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 26

k. Dengan konsep tersebut diatas maka sistem jaminan mutu dan keamanan

pangan tersebut kuat terlebih jika didukung adanya monitoring residu yang

secara acak mengambil hasil budidaya di pembudidaya dan di UPI.

l. Jika sistem tersebut dapat berjalan maka biaya sertifikasi akan menjadi murah

atau terjangkau karena pembudidaya tidak perlu melakukan sertifikasi karena

pasar telah menerima sistem jaminan mutu yang ditawarkan oleh UPI.

m. Perlu dilakukan komunikasi antara pembudidaya dengan UPI terkait

ketersediaan dan permintaan produk. Seringkali UPI menyatakan bahwa

terdapat kekosongan produk untuk diolah sedangkan di pembudidaya

menyatakan produk berlimpah dan tidak dapat dipasarkan. Sebaiknya UPI dapat

menyampaikan produk yang diminta oleh pasar ke pembudidaya dan

pembudidaya diharapkan dapat menghasilkan produk sesuai dengan permintaan

UPI.

n. Terkadang pembeli (buyer) di luar negeri menyaratkan UPI untuk mengambil

produk dari pembudidaya yang bersertifikat sesuai permintaan buyer. Biasanya

pembiayaan sertifikasi ini ditanggung bersama antara UPI dengan buyer. Namun

terkadang pembudidaya menjual produknya ke UPI yang lain. Hal ini yang

menyebabkan UPI merasa berat jika biaya sertifikasi diserahkan ke UPI.

o. Berdasarkan hasil rekomendasi hasil audit dari Directorate General for Health

and Food Safety (DG SANTE) tahun lalu disebutkan bahwa sertifikat CBIB telah

memenuhi persyaratan, tidak harus dalam bentuk IndoGAP. IndoGAP

merupakan jembatan atas permintaan negara dengan permintaan buyer dimana

istilah IndoGAP dirasa lebih memiliki nilai jual di pasar internasional

dibandingkan CBIB.

p. Selama ini pemerintah dianggap belum dapat menjamin aspek food safety

perikanan dari hulu. Untuk meningkatkan nilai ekspor sebaiknya bukan hanya

memperhatikan pasar namun sebaiknya memperhatikan aspek food safety di

hulu terlebih dahulu.

q. Pemerintah diharapkan dapat melakukan sertifikasi untuk tambak semi intensif

dan tradisional atau tambak rakyat. Sedangkan untuk tambak intensif, proses

sertifikasi dapat dilakukan sendiri atau bekerjasama dengan UPI.

r. Untuk mendukung LSPro perlu segera didukung adanya auditor yang

independent dan diakui secara dunia internasional.

s. Badan Standardisasi Nasional (BSN) selaku penginisiasi Rancangan Peraturan

Pemerintah (RPP) tentang Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK)

menginformasikan bahwa saat ini RPP telah berada di Sekretariat Negara untuk

mendapatkan persetujuan (paraf) dari Kementerian/Lembaga terkait. Terjadi

keterlambatan dalam proses persetujuan dari Kementerian/Lembaga pada

sebelumnya karena adanya masukan untuk penambahan pasal yang

menyangkut keberpihakan terhadap Usaha Kecil Menengah (UKM) yang

menyebabkan pengulangan proses persetujuan (paraf) oleh Sekretariat Negara

kepada Kementerian/Lembaga terkait;

t. Sehubungan dengan mendesaknya kebutuhan pembentukan Lembaga

Sertifikasi (LSPro) untuk melakukan sertifikasi dibidang CBIB/IndoGAP

Page 27: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 27

sedangkan Peraturan Pemerintah yang memayungi Peraturan Menteri tersebut

saat ini belum disahkan, maka BSN memberikan masukan agar KKP segera

memproses Peraturan Menteri tentang Pembentukan LSPro untuk Sertifikasi

IndoGAP tanpa menunggu Peraturan Pemerintah disahkan.

u. Terkait hal tersebut Ditjen Perikanan Budidaya perlu segera berkoordinasi

dengan Biro Hukum untuk membicarakan masukan dari BSN untuk memproses

Draft Permen KP tentang Pembentukan LSPro.

3.2.2 Rapat Lanjutan Rencana Pembentukan Lembaga Sertifikasi Perikanan

Budidaya

Dalam rapat untuk menindaklanjuti rencana pembentukan Lembaga Sertifikasi (LS)

Independent dibawah Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka kami telah

melaksanakan rapat lanjutan dengan hasil rapat kami laporkan sebagai berikut:

a. Rapat dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2018 di Ruang Rapat Haruan yang

dipimpin oleh Kasubdit Perbenihan Ikan Air Payau dan dihadiri oleh Ir. Maskur

M.Si; Kasubdit Perbenihan Ikan Air Tawar; Kasie. Budidaya Ikan Air Payau dan

Laut (Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya); perwakilan dari auditor

Sertifikasi CPIB dan sekretariat Sertifikasi CPIB.

b. Dasar pembentukan LS mengacu pada PP No 28 tahun 2017 tentang

Pembudidayaan Ikan yaitu untuk pengendalian mutu pembudidayaan ikan.

c. Struktur organisasi lembaga akan ditetapkan melalui Peraturan/Surat Keputusan

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya. Ketetapan ini hanya dapat mengatur

tugas dan fungsi dari lembaga sertifikasi belum dapat mengatur mengenai

pembiayaan yang perlu dilakukan oleh suatu unit pembudidayaan kepada

lembaga sertifikasi.

d. Terkait hal tersebut diatas maka sumber pembiayaan sertifikasi masih harus

ditanggung oleh pemerintah. Pada tahun ini penyediaan anggaran adalah

melalui dana dekonsentrasi (pembudidaya tidak dibebankan biaya sertifikasi).

e. Untuk rencana kedepan, pemerintah diharapkan dapat menanggung biaya

sertifikasi pembudidaya skala kecil dan semi intensif. Sedangkan untuk

pembudidaya skala besar dapat melakukan sertifikasi melalui LS yang

terakreditasi;

f. Susunan anggota Tim Otoritas Kompeten sebaiknya berasal dari perwakilan

masing-masing stakeholder seperti FKPUI, GPMT, AP5I, dan sebagainya.

Sehingga peranan mereka dapat sebagai pengambil keputusan terhadap

permasalahan pengendalian mutu yang ada bukan hanya sekedar memberi

saran/masukan.

g. Untuk penyusunan struktur organisasi disarankan dapat mengundang

perwakilan dari GlobalGAP.

h. Penentapan personil untuk LS sebaiknya dilakukan setelah struktur organisasi

LS terbentuk.

Page 28: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 28

i. Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian antara lain :

Perlu dipastikan adanya nilai tambah dari kebijakan pembentukan LSPro

IndoGAP

Perlu dipastikan ruang lingkup IndoGAP apakah menggunakan konsep

CBIB versi 1 plus yaitu food safety dan traceability atau menggunakan

konsep CBIB versi 2 dengan 4 pilar (food safety, kesehatan dan

kenyamanan ikan, kelestarian lingkungan dan sosial ekonomi).

Perlu memastikan pasar/buyer yang akan menerima produk perikanan

budidaya untuk dapat menentukan ruang lingkup sertifikasi IndoGAP yang

akan dilaksanakan.

3.2.3 Rapat Pembahasan Rancangan Permen KP tentang Usaha Pembudidayaan

Ikan

Sehubungan dengan telah dilaksanakannya Rapat Pembahasan Rancangan Permen

KP tentang Usaha Pembudidayaan Ikan tanggal 8-9 Maret 2018 di Ruang Rapat

Trichodhina, Instalasi Litbang Pengendalian Penyakit Ikan, Depok, Jawa Barat,

terddapat hasil rapat sebagai berikut:

a. Rapat dipimpin oleh Direktur Produksi dan Usaha dan dihadiri oleh Kepala

Bagian Perundang-Undangan-Biro Hukum dan Organisasi KKP;

Kepala Subbagian Perundang-Undangan Bidang Perikanan Budidaya dan PDS-

Biro Hukum dan Organisasi KKP; Kabag. Hukum, Organisasi dan Kerjasama-

DJPB; perwakilan Ditjen Perikanan Tangkap; perwakilan Ditjen PSDKP,

Direktorat Perbenihan; Direktorat Pakan dan Obat Ikan; Direktorat Kawasan dan

Kesehatan Ikan; Staf Bagian Hukum-DJPB dan Subdit Pelayanan Usaha.

b. Beberapa catatan yang menjadi usulan dari Direktorat Perbenihan antara lain:

Untuk mengatasi gini ratio yang lebar serta mempertahankan penataan

ruang dan wilayah sebagai peruntukan usaha pembudidayaan, diharapkan

unit usaha pembudidayaan dapat membuka saham 25 - 40 % yang dapat

dibeli oleh penduduk sekitar dan masyarakat lain. Masalah Gini Ratio yang

diatasi dengan skema Crowd funding seperti ket diatas akan memperkuat

posisi lahan sebagai wilayah budidaya dlm RTRW arena keterlibatan

banyak pihak dan juga dari segi sosial dan keamanan karena penduduk yg

berbatasan langsung telah memiliki saham dalam usaha ini

Ketentuan ini diharapkan dapat diatur dalam Permen tentang Usaha

Pembudidayaan Ikan. Namun disampaikan oleh Biro Hukum dan Organisasi

bahwa terkait dengan investasi terdapat aturan tersendiri yang mengaturnya

sehingga tidak dapat dimasukkan dalam Permen Usaha Pembudidayaan

Ikan. Selain itu jika suatu unit pembudidayaan tidak membuka saham untuk

penduduk sekitar dan masyarakat lain, kita tidak dapat memberikan sanksi

ke mereka;

Pengaturan untuk pembudidaya skala kecil agar membentuk klaster di

wilayah usaha untuk mempermudah pengendalian lingkungan dan penyakit

serta kontrak produksi dengan pengolahan dan pemasaran tidak dapat

diakomodasi dalam pasal karena kita belum dapat memberikan sanksi jika

pembudidaya skala kecil tidak membentuk klaster;

Page 29: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 29

Pembudidaya skala kecil memiliki kelemahan dalam ketelusuran identitas

dan produk sehingga memerlukan suatu alat atau perangkat untuk

membantu ketelusuran tersebut. Dengan memasukkan pemberian kartu

identitas (Kusuka) ketika unit usaha mendapatkan surat ijin usaha perikanan

diharapkan dapat mengatasi permasalahan ini. Hal ini juga akan

mempermudah pembinaan dan mengontrol unit pembudidayaan karena

semua data unit dapat kita akses. Dijelaskan oleh Biro Hukum bahwa

mekanisme permohonan ijin usaha perikanan berbeda dengan mekanisme

permohonan kartu Kusuka sehingga tidak dapat diberikan bersamaan.

Usulan untuk memasukkan penerapan CBIB dalam persyaratan usaha

pembudidayaan tidak dapat diakomodir karena SNI CBIB belum ditetapkan

sebagai SNI wajib sehingga belum dapat diatur sanksinya jika unit

pembenihan tidak menerapkan. Disarankan penerapan CPIB dimasukkan

dalam lampiran perencanaan sebagai persyaratan permohonan ijin usaha

pembudidayaan.

c. Terkait masukan yang tidak dapat diakomodir dalam Rancangan Permen KP

tentang Usaha Pembudidayaan Ikan dapat diatur melalui Surat Keputusan (SK)

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya.

3.2.4 Rapat Pembahasan Penyusunan Skema Sertifikasi IndoGAP oleh LSPro

Berdasarkan surat undangan Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

Nomor 2026/DJPB/TU.330.S4/III/2018 hal Undangan Pembahasan Penyusunan

Skema Sertifikasi LSPro IndoGAP, terdapat hasil diskusi sebagai berikut:

a. Rapat dipimpin oleh Direktur Perbenihan dan dihadiri oleh perwakilan Pusat

Akreditasi dan Lembaga Sertifikasi (BSN); Biro Hukum Organisasi Humas

(BSN); Bagian Perundang-undangan I (Biro Hukum dan Organisasi); Bagian

Hukum, Kerjasama dan Humas (DJPB); Direktorat Perbenihan; Direktorat

Produksi dan Usaha; Direktorat Kawasan dan Kesehatan Ikan; Direktorat Pakan

dan Obat Ikan; Bapak Dwika Herdikiawan; Bapak Maskur.

b. Tujuan dilaksanakan rapat adalah sebagai tindaklanjut persiapan pembentukan

LSPro/LPK Independen untuk melaksanakan sertifikasi IndoGAP.

c. Sertifikasi terhadap proses budidaya (CBIB) sangat diperlukan sebagai

persyaratan penerimaan produk perikanan budidaya oleh Unit Pengolah Ikan

(UPI). Namun kondisi saat ini, pelaksanaan sertifikasi CBIB tidak dapat

dilaksanakan karena tidak adanya bagian yang menangani sertifikasi

(Pemerintah sudah tidak memiliki tugas untuk sertifikasi namun pihak ketiga

(Lembaga Sertifikasi) untuk sertifikasi CBIB belum dapat dibentuk).

d. Terkait kondisi tersebut, AP5I menyampaikan bahwa kondisi ekspor Indonesia

sudah dalam kondisi “lampu kuning” yang jika tidak dilakukan tindakan untuk

mengatasi permasalahan tersebut maka Indonesia tidak akan dapat lagi

melakukan ekspor karena tidak memenuhi persyaratan sertifikasi yang diminta

oleh buyer.

e. BSN menyampaikan bahwa Rancangan PP mengenai Lembaga Penilaian

Kesesuaian (LPK) telah mendapat paraf dari K/L terkait dan posisi saat ini

berada di Kementerian Koordinator Perekonomian.

Page 30: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 30

f. Terdapat salah pengertian dalam mengartikan sertifikasi CPIB dimana yang

disertifikasi unit pembenihan sehingga sertifikat yang diberikan merupakan

jaminan atas proses pembenihan tersebut. Namun seringkali disebutkan istilah

benih yang bersertifikat yang berarti jaminan atas produk.

g. Berdasarkan penjelasan BSN mengenai keinginan AP5I untuk dicantumkan logo

CBIB terhadap produk perikanan yang dihasilkan dari unit pembudidayaan yang

telah menerapkan CBIB atau bersertifikat CBIB hal ini dimungkinkan atau

diperbolehkan. Hal ini seperti yang telah diterapkan di pakan organik dimana

yang disertifikasi sistem/prosesnya namun logo penerapannya dicantumkan di

produk.

h. Penerapan CBIB dapat dibedakan menjadi versi 1 dan versi 2 menyesuaikan

kebutuhan pasar/buyer. Hal ini pernah diterapkan pada Kementerian Lingkungan

Hidup dalam Ecolabeling yaitu versi 1 dan versi 2.

i. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait pelaksanaan CBIB:

versi 1 :

(+) selama ini berjalan dengan versi 1 sehingga lebih mudah

pelaksanaannya

(-) memastikan buyer yang mau menerima dengan kondisi sertifikasi CBIB

versi 1

versi 2 :

(+) daya saing lebih tinggi

(-) peraturan menteri yang mengatur belum ditetapkan

(-) pembudidaya belum siap untuk penerapan

(-) auditor belum siap untuk mengaudit dengan sistem tersebut dalam

waktu dekat sehingga membutuhkan peningkatan kompetensi

j. Di Undang-undang (UU) dan Peraturan Pemerintah (PP) tidak mengatur atau

mengamanatkan agar suatu K/L memiliki LPK atau menunjuk LPK untuk

mensertifikasi, yang dapat dilakukan adalah K/L meregistrasi LPK yang telah

teregistrasi oleh KAN. Terkait dengan hal tersebut maka sebaiknya dalam

Permen diatur agar LPK yang melakukan sertifikasi harus terakreditasi oleh KAN

kemudian meregistrasikan ke K/L yang menangani.

k. Apabila LPK tidak melakukan registrasi ke K/L maka KAN dapat melakukan

tindakan terhadap LPK karena dianggap mal-administrasi.

l. Beberapa ketentuan pengaturan LPK

SNI sukarela

- Jika belum ada LPK yang terakreditasi namun sertifikasi tersebut sangat

dibutuhkan untuk digunakan maka:

BSN dapat menunjuk LPK untuk menyertifikasi

Berdasarkan konsensus maka sertifikasi dilakukan oleh K/L yang

menangani

Page 31: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 31

- Jika sudah ada LPK yang terakreditasi maka K/L meregistrasi LPK tersebut

SNI wajib

LPK yang melakukan sertifikasi harus terakreditasi KAN dan teregistrasi di

K/L yang menangani

m. Apabila LPK independen untuk sertifikasi IndoGAP terbentuk maka perlu

dilakukan revisi terhadap PP 75 tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis

Penerimaan Negara bukan Pajak yang berlaku pada KKP.

n. Pembinaan pemerintah terhadap pembudidaya skala kecil dapat dilakukan

dengan menfasilitasi sertifikasi meskipun dilakukan oleh LPK swasta yaitu

dengan mengalokasikan APBD untuk kegiatan sertifikasi seperti yang telah

dilakukan di Provinsi Jawa Timur.

o. Mekanisme IndoGAP dapat dilakukan dengan LPK independen milik pemerintah

yang telah ada saat ini yaitu LPK Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil

Perikanan (BBP2HP) yang berada di Ditjen Peningkatan Daya Saing Produk

Kelautan dan Perikanan.

3.2.5 Hasil Koordinasi Alternatif LSPro dengan Ditjen PDSPKP

Menindaklanjuti masukan dari Badan Standardisasi Nasional (BSN) tentang alternatif

pelaksanaan sertifikasi IndoGAP melalui LSPro BBP2HP, maka telah diambil

kesimpulan sebagai berikut:

a. Rapat koordinasi dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2018 di ruang Sekretaris

Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan

(PDSPKP) yang dihadiri oleh Seditjen. PDSPKP, perwakilan Balai Besar

Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP), Kasubdit. Perbenihan Ikan Air

Tawar, Kasie Perbenihan Ikan Air Payau Skala Besar, Kasie Perbenihan Ikan Air

Payau Skala Besar, perwakilan auditor CPIB dan CBIB.

b. Tujuan dilaksanakan rapat adalah untuk menjajaki alternatif pelaksanaan

sertifikasi IndoGAP melalui LSPro BBP2HP. Alternatif ini dilakukan untuk

mengakomodir pelaksanaan sertifikasi IndoGAP oleh lembaga independen milik

pemerintah yang dibutuhkan segera untuk memenuhi persyaratan mutu pasar

domestik dan internasional.

c. Beberapa catatan hasil rapat antara lain:

Sesdit PDSPKP pada dasarnya menyetujui apabila Ditjen Perikanan

Budidaya berencana untuk melakukan sertifikasi IndoGAP dibawah LSPro

yang dikelola secara independen oleh Balai Besar Pengujian Penerapan

Hasil Perikanan (BBP2HP) melalui penambahan ruang lingkup sertifikasi di

LSPro BBP2HP.

Terkait dengan hal tersebut perlu dilakukan tinjauan atau kajian hukum

terhadap kemungkinan tersebut dan berdasarkan tugas dan fungsi masing-

masing bagian.

Saat ini LSPro BBP2HP telah memiliki 15 (lima belas) ruang lingkup

sertifikasi untuk produk perikanan. Sertifikasi ini sedikit berbeda dengan

Page 32: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 32

sertifikasi di perikanan budidaya dimana menggunakan ruang lingkup

proses.

BBP2HP meminta jika penambahan ruang lingkup untuk sertifikasi IndoGAP

dapat dilakukan, maka Ditjen Perikanan Budidaya harus berkoordinasi dan

mendukung segala kebutuhan untuk proses akreditasi dan operasional

sertifikasi tersebut. Hal ini disebabkan:

- proses akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dilakukan

terhadap LSPro BBP2HP sehingga memerlukan dukungan data dan

lain-lain sesuai persyaratan akreditasi dimana data tersebut berada di

Ditjen Perikanan Budidaya

- LSPro BBP2HP harus mampu memberikan jaminan terhadap hasil audit

yang dilakukan oleh Ditjen Perikanan Budidaya karena sertifikat yang

dikeluarkan ditanda tangan oleh Kepala Badan/LSPro.

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian antara lain:

- Perlu pembahasan lebih lanjut antara BSN, Biro Hukum KKP, Ditjen

PDSPKP dan Ditjen Perikanan Budidaya terkait kajian hukum dan

pembagian tugas.

- LSPro BBP2HP merupakan LS untuk produk dengan tusi sertifikasi

produk berbeda dengan LS untuk IndoGAP untuk proses.

- Jika diperlukan sebaiknya dilakukan koordinasi lebih lanjut berupa

kunjungan ke LSPro BBP2HP.

3.2.6 Rapat Koordinasi Alternatif Mekanisme Jaminan Kualitas Produk

Pada tanggal 2 Maret 2018 di Ruang Rapat Vannamei telah dilaksanakan rapat

perihal mengenai koordinasi alternative mekanisme jaminan kualitas produk yang

dipimpin oleh Direktur Perbenihan dan dihadiri oleh perwakilan dari Sustainable

Fisheries Partnership, Forum Komunikasi Perbanihan Udang Indonesia (FKPUI),

Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan (AP5I), PT.

Hatfield, Ketua Aquaculture Stewardship Council (ASC), United Nation Industrial

Development Organization (UNIDO), Badan Standarisasi Nasional (BSN), Kedutaan

Besar Belanda, Direktorat Pengolahan Bina Muti – Ditjen PDS, SIKPI, Marketing

Indomaret dan Alfamart, BKIPM, Biro Hukum dan Organisasi - KP, Biro Kerjasama

dan Humas - KP, Direktorat Kawasan dan Kesehatan Ikan, Direktorat Produksi dan

Usaha Budidaya, dan Subbag Hukum. Hasil rapat didapat sebagai berikut:

a. AP5I menyampaikan informasi terkait inspeksi dari Tim Uni Eropa yang

berdampak ancaman penolakan (banned) terhadap produk perikanan Indonesia.

Hal ini terjadi karena produk perikanan Indonesia dianggap belum terjamin

keamanan pangannya (food safety). Oleh karena itu diharapkan peningkatan

kualitas dan keberlanjutan pelaksanaan Sertifikasi CPIB/CBIB sebagai salah

satu proses jaminan mutu produk perikanan budidaya yang telah diakui oleh Uni

Eropa;

b. Pelaksanaan Sertifikasi CPIB/CBIB saat ini kurang optimal karena dalam

pelaksanaannya surveilen belum sesuai dengan standar. Untuk itu diusulkan

penerapan sertifikasi melalui mekanisme inspeksi yang dilakukan oleh Unit

Page 33: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 33

Pengolahan Ikan (UPI) sebagai Quality Control mengacu pada Pedoman

CPIB/CBIB dengan melibatkan peran serta auditor di daerah. Konfirmasi

kesesuaian penerapan CPIB/CBIB dilakukan oleh auditor pusat sebagai Quality

Assurance;

c. Badan Standardisasi Nasional (BSN) menginisiasi Rancangan Peraturan

Pemerintah tentang Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) yang saat ini proses

tersebut telah sampai pada tahap mendapatkan persetujuan dari

Kementerian/Lembaga terkait penambahan klausul Pasal yang menyangkut

keberpihakan terhadap Usaha Kecil Menengah (UKM), yang selanjutnya

dikembalikan ke Sekretariat Negara untuk pengesahan Presiden;

d. Sehubungan dengan Peraturan Pemerintah tentang Lembaga Penilaian

Kesesuaian (LPK) saat ini belum disahkan maka Direktorat Jenderal Perikanan

Budidaya (DJPB) belum dapat menerapkan skema Sertifikasi CPIB/CBIB yang

diusulkan menjadi Sertifikasi Indonesian Good Aquaculture Practices (IndoGAP)

3.2.7 Sosialisasi Bantuan Pemerintah Lingkup DJPB di Kendari

Sehubungan dengan pelaksanaan Forum Bantuan Pemerintah Lingkup DJPB di

Provinsi Sulawesi Tenggara, hasil pertemuan dimaksud sebagai berikut :

a. Kegiatan sosialisasi bantuan pemerintah ini dihadiri oleh peserta dari 15 (lima

belas) Kabupaten/kota dengan narasumber dari Direktorat Teknis Lingkup DJPB

serta dari pihak Asuransi Jasindo;

b. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 06 s/d 07 Maret 2018 di Blitz Hotel, Kota

Kendari;

c. Hasil diskusi dengan peserta pertemuan adalah sebagai berikut:

Kebutuhan induk udang unggul dirasakan cukup mendesak untuk

menghasilkan benih dalam jumlah dan mutu yang lebih memadai. Hal ini

mengingat kebutuhan benih udang maupun ikan bandeng di Provinsi

Sulawesi Tenggara yang cukup besar dan sebagian besar harus didatangkan

dari Sulawesi Selatan, Jawa Timur dan Bali. Terkait dengan hal tersebut,

pemerintah kabupaten/kota mengharapkan adanya bantuan induk unggul dari

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya;

Pabrik pengolah Rumput Laut di Kabupaten Bombana masih kekurangan

suplai bahan baku dari wilayah sekitar karena kebutuhan minimal dalam satu

kali proses produksi adalah sebesar 10 ton. Mengantisipasi kekurangan

rumput laut tersebut, pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Bombana telah berkoordinasi dengan BPBAP Takalar untuk pemenuhan

kebutuhan bibit yang diharapkan merupakan hasil dari perbanyakan bibit

Kultur Jaringan;

Dengan telah selesainya rehabilitasi HSRT di Kabupaten Kolaka maka

kelompok pengelola membutuhkan pendampingan teknis produksi minimal 1

siklus. Hal ini mengingat kelompok hanya berpengalaman dalam pembesaran

naupli atau PL4 menjadi PL 8-10, sedangkan operasional HSRT selanjutnya

termasuk kegiatan pemijahan induk Vaname Nusantara yang di suplai dari

BPBAP Takalar. Terkit dengan hal tersebut maka telah dilakukan koordinasi

Page 34: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 34

dengan BPAP Takalar untuk mengupayakan kebutuhan pendampingan

dimaksud;

Total KJA yang ada dan aktif saat ini di Kabupaten Buton sejumlah 23 unit,

berfungsi menjadi tempat penampungan ikan-ikan kecil komoditas penting

dari hasil tangkapan untuk kemudian dipelihara sekitar 3 s/d 6 bulan,

tergantung ukuran saat tebarnya. Untuk mendukung kegiatan budidaya yang

telah berjalan tersebut, diharapkan bantuan benih ikan kerapu dari DJPB;

Dinas KP di Daerah berharap pembinaan dan pemantauan serta evaluasi

penerapan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) tetap dilaksanakan

secara konsisten karena disamping sebagai sarana pembinaan, para

pembenih sangat mengandalkan lisensi/sertifikat tersebut dalam memasarkan

produk mereka. Dengan demikian upaya penerapan CPIB serta proses

sertifikasinya perlu terus dijalankan tanpa mengabaikan unsur independensi

dan keobyektifannya demi menjaga nilai dari sebuah sertifikat dan

mempertahankan kepercayaan pasar;

3.2.8 Perayaan 40 (Empat Puluh) Tahun FAO di Indonesia

Sehubungan dengan pelaksanaan “Celebrating the 40th years Anniversary of the

FAO Representation and a near 70 years Partnership with Indonesia” di Gedung

Sapta Pesona - Kementerian Pariwisata pada tanggal 15 Maret 2018, hasil dari

pertemuan tersebut adalah :

a. Narasumber pada pertemuan ini antara lain Siti Nurbaya (Menteri Kehutanan

dan Lingkungan Hidup), Mark Smulders (perwakilan FAO di Indonesia), Dr.

Suseno Sukoyo (perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan), Prof.

Sjarifuddin Baharsjah (mantan Menteri Pertanian), dan Prof. Indroyono Soesilo

(mantan Direktur Kelautan dan Perikanan FAO di Roma);

b. Indonesia telah menjalin kerjasama dengan FAO sejak tahun 1949 dan

mendirikan kantor perwakilan tetapnya di Jakarta pada tahun 1979. Selama

tujuh dekade, FAO telah menyelesaikan lebih dari 650 (enam ratus lima puluh)

proyek dan program di seluruh Indonesia dengan mitra-mitra di Indonesia, dan

bantuan teknis lebih dari 1600 (seribu enam ratus) pakar dan konsultan baik dari

Indonesia maupun internasional;

c. Kerjasama FAO dalam mendukung sektor pangan dan pertanian di Indonesia

adalah kemitraan jangka panjang dengan banyak menghadirkan pakar teknis di

sektor pertanian, perikanan dan kehutanan dan juga memfasilitasi keterlibatan

pakar Indonesia melalui kerjasama selatan-selatan. Tidak hanya di wilayah Asia-

Pasifik, tapi juga di seluruh dunia;

d. Proyek kerjasama yang telah dilaksanakan FAO di Indonesia di bidang

perikanan dan kelautan diantaranya adalah : program mina padi di Kabupaten

Sleman dan Limapuluh Kota, memperkenalkan konsep “Blue Growth Initiative”

(polikultur untuk budidaya rumput laut, ikan dan kerang) di Lombok, peningkatan

nilai tambah produk perikanan melalui budidaya rumput laut dan pengolahannya

di Sumba (NTT), dan sebagainya;

e. Kemitraan FAO – Indonesia di masa depan menuju Sustainable Development

Goals (SDGs) pada tahun 2030 akan menghadapi banyak tantangan terkait

Page 35: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 35

kemiskinan pedesaan, perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, urbanisasi dan

kepastian aman pangan sehat yang terjangkau bagi seluruh masyarakat

terutama untuk mengatasi tingginya malnutrisi;

f. Tugas FAO bekerja sama dengan kementerian-kementerian terkait akan terus

berlanjut melalui pertukaran pengetahuan, teknologi dan praktik terkini di bidang

pangan. FAO juga akan membantu memberikan masukan terkait kebijakan yang

dibutuhkan untuk membantu mewujudkan ketahanan pangan dan gizi yang lebih

baik.

3.2.9 Diskusi Rencana Pembentukan Lembaga Sertifikasi Perikanan Budiddaya

Menindaklanjuti arahan Bapak Direktur Jenderal Perikanan Budidaya untuk

membentuk Lembaga Sertifikasi (LS) Independent dibawah Direktorat Jenderal

Perikanan Budidaya pada masa transisi sebelum sertifikasi dilakukan oleh LSPro

dapat dilaksanakan, hasil rapat sebagai berikut:

a. Rapat persiapan awal LS Independent telah dilaksanakan pada tanggal 07 Maret

2018 di ruang rapat Haruan yang dihadiri oleh perwakilan dari Direktorat

Perbenihan dan Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya;

b. Tujuan dilaksanakannya rapat adalah untuk menyusun persiapan pembentukan

lembaga independen yang antara lain membahas usulan struktur organisasi,

personil, rencana kerja dan usulan kebutuhan anggaran LS tersebut;

c. Hasil pembahasan berupa :

Usulan Struktur Organisasi (akan dikonsultasikan dengan Badan

Standarisasi Nasional–BSN) (Lampiran 1)

Rencana jadwal kegiatan (Lampiran 2)

Usulan personil dan struktur organisasi LS Pro Independent (Lampiran 3)

Usulan kebutuhan anggaran sebesar Rp. 218.450.000 (Lampiran 4)

d. Target sertifikasi pada tahun 2018 sebanyak 2.200 unit terdiri dari CPIB 200 unit

dan CBIB 2.000 unit.

3.2.10 Diskusi Lanjutan Rencana Pembentukan Lembaga Sertifikasi Perikanan

Budidaya

Menindaklanjuti rencana pembentukan Lembaga Sertifikasi (LS) Independent

dibawah Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka telah dilaksanakan rapat

lanjutan dengan hasil sebagai berikut:

a. Rapat dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2018 di Ruang Rapat Haruan yang

dipimpin oleh Erigenius P dan dihadiri oleh Ir. Adang Sudjana, Ir. Maskur M.Si,

Debora Prihatmajanti (Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya), Herry Subhan,

Sri Ismaryati, Akbar A., Fatimah Sau, Aditya H.E., dan seluruh staf subdit

Perbenihan Ikan Air Payau;

b. Dasar pembentukan LS Pro mengacu pada PP no 28/ 2017 tentang

Pembudidayaan Ikan. Struktur organisasi lembaga akan ditetapkan melalui SK

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya;

Page 36: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 36

c. Sumber pembiayaan sertifikasi adalah melalui dana dekonsentrasi (tidak ada

pungutan) dengan target penerima sertifikat adalah pembudidaya skala kecil dan

semi intensif;

d. Anggota Tim Otoritas Kompeten sebaiknya dipilih juga perwakilan dari masing-

masing stakeholder seperti FKPUI, GPMT, AP5I, dan sebagainya;

e. Pembentukan LSPro IndoGAP ini diharapkan akan lebih independent,

terakreditasi dan memiliki nilai tambah selain food safety juga traceability

(Aquaculture Improvement Project);

f. Agar dapat mengundang perwakilan dari Global GAP untuk bisa mengarahkan

pembentukan struktur organisasi;

3.3 Sertifikasi dan Pelatihan MPM CPIB

3.3.1 Sertifikasi CPIB di Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan kegiatan Sertifikasi CPIB di Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan

pada tanggal 07-10 Maret 2018. Sertifikasi dilakukan di Kabupaten Bandung pada

Pokdakan Tunas Mina Lestari, Kabupaten Bandung Barat pada UPR Istana Mutiara

dan UPR Sinar Bintang Mandiri, Kabupaten Subang pada CDKPWU Cijengkol,

Kabupaten Sukabumi pada UPTD Balai Benih Ikan Cimaja dan Kota Sukabumi pada

BBI Sukakarya UPT Agribisnis Perikanan Kota Sukabumi, kami sampaikan informasi

terkait hasil sertifikasi yang diaudit sebagai berikut :

A. Pokdakan Tunas Mina Lestari (Ikan Mas)

Pokdakan Tunas Mina Lestari adalah salah satu unit pembenihan yang secara

kontinyu melakukan kegiatan pembenihan ikan mas dan nila yang berlokasi di Jl.

Raya Pacet Km.2 Kp. Cipaku, Desa Pakutandang, Kecamatan Ciparay,

Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan pembenihan ikan mas

mulai operasional tahun 1996 dengan menggunakan induk yang berasal dari

BBPBAT Sukabumi. Deskripsi produk akhir adalah benih berumur 21 hari

dengan ukuran 2-3 cm. Berdasarkan sarana prasarana yang dimiliki, Pokdakan

Tunas Mina Lestari memiliki kapasitas produksi benih ikan mas 800.000 –

1.500.000 ekor/tahun. Produksi riil rata-rata per tahun 900.000 ekor/tahun yang

dihasilkan dari 12-18 siklus produksi dalam setahun dengan harga Rp. 17/ekor.

Wilayah pemasaran meliputi Kabupaten Bandung dan sekitarnya.

Kegiatan pembenihan ikan nila mulai operasional tahun 1996 dengan

menggunakan induk yang berasal dari BBPBAT Sukabumi. Deskripsi produk

akhir adalah benih berumur 30 hari, 60 hari dan 90 hari dengan ukuran 3-5 cm,

5-7 cm, 9-12 cm. Berdasarkan sarana prasarana yang dimiliki, Pokdakan Tunas

Mina Lestari memiliki kapasitas produksi benih ikan nila 500.000 – 700.000

ekor/tahun. Produksi riil rata-rata per tahun 600.000 ekor/tahun yang dihasilkan

dari 10 siklus produksi dalam setahun dengan harga Rp. 150/ekor, Rp.300,-/ekor

dan Rp.500,-/ekor. Wilayah pemasaran meliputi Kabupaten/Kota Bandung dan

Kabupaten Garut.

Page 37: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 37

Manajer Pengendali Mutu (MPM) dalam kegiatan pembenihan di Pokdakan

Tunas Mina Lestari atas nama Hendar Kadarusman, S.Pi dengan No.Register

MPM: 17/MPMCPIB-106/Ditnih DJPB-BPPP Tegal/X/2014.

Gambar 7. Pokdakan Tunas Mina Lestari (Ikan Mas dan Ikan Nila)

Jumlah Ketidak sesuaian

1. Kritis : 0

2. Mayor : 16

3. Minor : 5

Uraian Temuan Acuan / Ref Rencana Tindakan Perbaikan

1 Tidak ada unit pengolah limbah A.II.2.8 17 Menyediakan unit pengolah limbah

2 Tidak dilengkapi SKA untuk induk lokal berasal dari anggota

jejaring pemuliaan

A.IV.1.3 24 Melengkapi SKA untuk induk lokal berasal dari anggota jejaring

pemuliaan

3 Tidak tersedia SPO manajemen induk (karantina induk,

pengamatan pertumbuhan, dan kesehatan, pemberian pakan

dan obat-obatan, bahan kimia dan bahan biologi)

B.II.1.1.a 62 Menyediakan SPO manajemen induk (karantina induk,

pengamatan pertumbuhan, dan kesehatan, pemberian pakan

dan obat-obatan, bahan kimia dan bahan biologi)

4 Tidak tersedia SPO manajemen benih (aklimasi, pengamatan

pertumbuhan,sintasan, keseragaman, abnormalitas dan

kesehatan, pemberian pakan dan obat-obatan, bahan kimia dan

bahan biologi)

B.II.1.1.b 63 Menyediakan SPO manajemen benih (aklimasi, pengamatan

pertumbuhan,sintasan, keseragaman, abnormalitas dan

kesehatan, pemberian pakan dan obat-obatan, bahan kimia dan

bahan biologi)

5 Tidak tersedia SPO manajemen air (treatment, pengamatan

kualitas air untuk induk dan benih)

B.II.1.1.c 64 Menyediakan SPO manajemen air (treatment, pengamatan

kualitas air untuk induk dan benih)

6 Tidak tersedia SPO panen, pengemasan dan distribusi B.II.1.1.d 65 Menyediakan SPO panen, pengemasan dan distribusi

7 Tidak tersedia SPO biosekuriti B.II.1.1.e 66 Menyediakan SPO biosekuriti

8 SPO tidak absah dan tidak mutakhir B.II.1.2 67 SPO dibuat absah dan mutakhir

9 SPO tidak mudah didapatkan B.II.1.3 68 SPO diatur agar mudah didapatkan

10 Rekaman tidak mutakhir dan tidak absah B.II.2.1 69 Rekaman dibuat mutakhir dan absah

11 Rekaman tidak mudah didapatkan B.II.2.2 70 Rekaman diatur agar mudah didapatkan

12 Tidak ada rekaman pembelian/pengadaan sarana produksi B.II.3.1 71 Melengkapi rekaman pembelian/pengadaan sarana produksi

13 Tidak ada rekaman penggunaan pakan,obat-obatan dan bahan

kimia

B.II.3.2 72 Melengkapi rekaman penggunaan pakan,obat-obatan dan bahan

kimia

14 Tidak ada rekaman pengamatan kualitas air secara lengkap B.II.3.3 73 Melengkapi rekaman pengamatan kualitas air

15 Tidak ada rekaman pengamatan kesehatan/pertumbuhan ikan B.II.3.4 74 Melengkapi rekaman pengamatan kesehatan/pertumbuhan ikan

16 Tidak ada rekaman produksi dan distribusi benih B.II.3.5 75 Melengkapi rekaman produksi dan distribusi benih

17 Tidak ada rekaman keluhan dan kepuasan pelanggan B.II.3.6 76 Melengkapi rekaman keluhan dan kepuasan pelanggan

18 Tidak ada pengujian Kadmium (Cd), Timbal (Pb), Merkuri (Hg),

Bakteri e-coli

C.I.2 78 Melakukan pengujian Kadmium (Cd), Timbal (Pb), Merkuri (Hg)

dan Bakteri E. coli pada laboratorium

19 Tidak ada pemagaran unit dengan pembatasan akses masuk

satu pintu

C.IV.2 86 Diadakan pemagaran unit dengan pembatasan akses masuk

satu pintu

20 Sanitasi lingkungan kurang bersih D.1 91 Melakukan sanitasi lingkungan yang lebih bersih

21 Tidak melakukan pengolahan limbah D.2 92 Melakukan pengolahan limbah

Page 38: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 38

B. UPR Istana Mutiara

UPR Istana Mutiara adalah salah satu unit pembenihan yang secara kontinyu

melakukan kegiatan pembenihan ikan lele yang berlokasi di Jalan Tank Blok AA

No 06 RT 09 RW 19 Desa Cilame Kecamatan Ngamprah Badung Barat Jawa

Barat. Kegiatan pembenihan ikan mas mulai operasional tahun 2013 dengan

menggunakan induk yang berasal dari BPPI Sukamandi dan BPAT Cijengkol.

Deskripsi produk akhir adalah benih lele berumur 30 hari dengan ukuran 7 cm.

Berdasarkan sarana prasarana yang dimiliki, UPR Istana Mutiara memiliki

kapasitas produksi benih ikan lele 2.880.000 ekor/tahun. Produksi riil rata-rata

per tahun 2.880.000 ekor/tahun yang dihasilkan dari 12 siklus produksi dalam

setahun dengan harga Rp. 250/ekor. Wilayah pemasaran meliputi Kabupaten

Bandung Barat dan DKI Jakarta.

Manajer Pengendali Mutu (MPM) dalam kegiatan pembenihan di UPR Istana

Mutiara atas nama Didin Ristandi, S.St. dengan No.Register MPM:

05/MPMCPIB-77/Ditnih-DJPB-DKP prop.JaBar/V/2013.

Gambar 8. UPR Istana Mutiara

Jumlah Ketidak sesuaian

1. Kritis : 0

2. Mayor : 5

3. Minor : 4

Uraian Temuan Acuan / Ref Rencana Tindakan Perbaikan

1 Tidak ada ruang mesin A.II.1.3 7 Menyediakan ruang mesin

2 Tidak dilengkapi SKA untuk induk lokal berasal dari anggota

jejaring pemuliaan

A.IV.1.3 24 Melengkapi SKA untuk induk lokal berasal dari anggota jejaring

pemuliaan

3 Tidak ada personel mekanik *) B.I.2.5 58 Melengkapi personel mekanik *)

4 SPO tidak absah dan tidak mutakhir B.II.1.2 67 SPO dibuat absah dan mutakhir

5 Rekaman tidak mutakhir dan tidak absah B.II.2.1 69 Rekaman dibuat mutakhir dan absah

6 Tidak ada rekaman keluhan dan kepuasan pelanggan B.II.3.6 76 Melengkapi rekaman keluhan dan kepuasan pelanggan

7 Tidak ada pengujian Kadmium (Cd), Timbal (Pb), Merkuri (Hg),

Bakteri e-coli

C.I.2 78 Melakukan pengujian Kadmium (Cd), Timbal (Pb), Merkuri (Hg)

dan Bakteri E. coli pada laboratorium

8 Tidak ada pemagaran unit dengan pembatasan akses masuk

satu pintu

C.IV.2 86 Diadakan pemagaran unit dengan pembatasan akses masuk

satu pintu

9 Sanitasi lingkungan kurang bersih D.1 91 Melakukan sanitasi lingkungan yang lebih bersih

Page 39: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 39

C. UPR Sinar Bintang Mandiri

UPR Sinar Bintang Mandiri adalah salah satu unit pembenihan yang secara

kontinyu melakukan kegiatan pembenihan ikan lele yang berlokasi di Jl. Infantri

Blok Lapang, Ds. Cilame, Kec. Ngamprah, Kab. Bandung Barat, Provinsi Jawa

Barat. Kegiatan pembenihan ikan lele mulai operasional tahun 2015 dengan

menggunakan induk yang berasal dari BBPBAT Sukabumi dan BPAT Cijengkol.

Deskripsi produk akhir adalah benih lele berumur 40 hari dengan ukuran 4-6 cm.

Berdasarkan sarana prasarana yang dimiliki, UPR Sinar Bintang Mandiri

memiliki kapasitas produksi benih ikan lele 3.000.000 ekor/tahun. Produksi riil

rata-rata per tahun 3.000.000 ekor/tahun yang dihasilkan dari 10 siklus produksi

dalam setahun dengan harga Rp. 150/ekor. Wilayah pemasaran meliputi

Kabupaten Bandung Barat dan Sumedang.

Manajer Pengendali Mutu (MPM) dalam kegiatan pembenihan di UPR Sinar

Bintang Mandiri atas nama Didin Ristandi, S.St. dengan No.Register MPM:

05/MPMCPIB-77/Ditnih-DJPB-DKP prop.JaBar/V/2013.

Gambar 9. UPR Sinar Bintang Mandiri (Ikan Lele)

Jumlah Ketidak sesuaian

1. Kritis

2. Mayor : 9

3. Minor : 4

Uraian Temuan Acuan / Ref Rencana Tindakan Perbaikan

1 Tidak ada unit pengolah limbah A.II.2.8 17 Menyediakan unit pengolah limbah

2 Tidak tersedia peralatan laboratorium (termometer, pH meter/pH

paper, DO Meter, Refraktometer/ Salinometer (untuk payau laut),

Mikroskop)

A.II.3.2 19 Menyediakan peralatan laboratorium (termometer, pH meter/pH

paper, DO Meter, Refraktometer/ Salinometer (untuk payau laut),

Mikroskop)

3 SPO tidak absah dan tidak mutakhir B.II.1.2 67 SPO dibuat absah dan mutakhir

4 Rekaman tidak mutakhir dan tidak absah B.II.2.1 69 Rekaman dibuat mutakhir dan absah

5 Rekaman tidak mudah didapatkan B.II.2.2 70 Rekaman diatur agar mudah didapatkan

6 Tidak ada rekaman pembelian/pengadaan sarana produksi B.II.3.1 71 Melengkapi rekaman pembelian/pengadaan sarana produksi

7 Tidak ada rekaman penggunaan pakan,obat-obatan dan bahan

kimia

B.II.3.2 72 Melengkapi rekaman penggunaan pakan,obat-obatan dan bahan

kimia

8 Tidak ada rekaman pengamatan kualitas air secara lengkap B.II.3.3 73 Melengkapi rekaman pengamatan kualitas air

9 Tidak ada rekaman pengamatan kesehatan/pertumbuhan ikan B.II.3.4 74 Melengkapi rekaman pengamatan kesehatan/pertumbuhan ikan

10 Tidak ada rekaman produksi dan distribusi benih B.II.3.5 75 Melengkapi rekaman produksi dan distribusi benih

11 Tidak ada rekaman keluhan dan kepuasan pelanggan B.II.3.6 76 Melengkapi rekaman keluhan dan kepuasan pelanggan

12 Tidak ada pengujian Kadmium (Cd), Timbal (Pb), Merkuri (Hg),

Bakteri e-coli

C.I.2 78 Melakukan pengujian Kadmium (Cd), Timbal (Pb), Merkuri (Hg)

dan Bakteri E. coli pada laboratorium

13 Tidak melakukan pengolahan limbah D.2 92 Melakukan pengolahan limbah

Page 40: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 40

D. Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Wilayah Utara (CDKPWU) Cijengkol

CDKPWU Cijengkol adalah salah satu unit pembenihan yang secara kontinyu

melakukan kegiatan pembenihan ikan patin dan lele yang berlokasi di Jl.

Sukamandi - Purwadadi KM.2, Desa Rancabango, Kecamatan Patokbeusi,

Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kegiatan pembenihan ikan patin mulai

operasional tahun 1998 dengan menggunakan induk yang berasal dari BRPI

Sukamandi. Deskripsi produk akhir adalah benih patin berumur 0 hari dan 30

hari dengan ukuran larva dan 1 inchi. Berdasarkan sarana prasarana yang

dimiliki, CDKPWU Cijengkol memiliki kapasitas produksi benih ikan patin

masing-masing sejumlah 192.000.000 ekor larva/tahun dan 9.600.000 ekor

benih 1 inchi/tahun. Produksi riil rata-rata per tahun masing-masing sejumlah

90.000.000 ekor larva dan 8.000.000 ekor benih 1 inchi yang dihasilkan dari 8

siklus produksi dalam setahun dengan harga masing-masing Rp.5,-/ekor (larva)

dan Rp. 85,-/ekor (benih 1 inchi). Wilayah pemasaran meliputi Jawa Barat, DKI

Jakarta, Banten, Sumatera dan Kalimantan.

Kegiatan pembenihan ikan lele mulai operasional tahun 1998 dengan

menggunakan induk yang berasal dari BBPBAT Sukabumi. Deskripsi produk

akhir adalah benih lele berumur 12-90 hari dengan ukuran 1-12 cm.

Berdasarkan sarana prasarana yang dimiliki, CDKPWU Cijengkol memiliki

kapasitas produksi per tahun benih ikan lele masing-masing sejumlah 5.000.000

ekor larva, 4.000.000 ekor benih ukuran 2-3 cm, 3.500.000 ekor benih ukuran 3-

5 cm dan 2.000.000 ekor benih ukuran 5-7 cm. Produksi riil rata-rata per tahun

masing-masing sejumlah 3.000.000 ekor larva, 2.000.000 ekor benih ukuran 2-3

Jumlah Ketidak sesuaian

1. Kritis : 0

2. Mayor : 18

3. Minor : 6

Uraian Temuan Acuan / Ref Rencana Tindakan Perbaikan

1 Tidak ada ruang mesin A.II.1.3 7 Menyediakan ruang mesin

2 Tidak ada ruang penyimpanan peralatan A.II.1.4 8 Menyediakan ruang penyimpanan peralatan

3 Tidak ada ruang penyimpanan pakan, obat ikan, bahan kimia

dan biologik

A.II.1.5 9 Menyediakan ruang penyimpanan pakan, obat ikan, bahan kimia

dan biologik

4 Tidak ada unit pengolah limbah A.II.2.8 17 Menyediakan unit pengolah limbah

5 Tidak tersedia peralatan laboratorium (termometer, pH meter/pH

paper, DO Meter, Refraktometer/ Salinometer (untuk payau laut),

Mikroskop)

A.II.3.2 19 Menyediakan peralatan laboratorium (termometer, pH meter/pH

paper, DO Meter, Refraktometer/ Salinometer (untuk payau laut),

Mikroskop)

6 Tidak dilengkapi SKA untuk induk lokal berasal dari anggota

jejaring pemuliaan

A.IV.1.3 24 Melengkapi SKA untuk induk lokal berasal dari anggota jejaring

pemuliaan

7 Tidak tersedia SPO manajemen induk (karantina induk,

pengamatan pertumbuhan, dan kesehatan, pemberian pakan

dan obat-obatan, bahan kimia dan bahan biologi)

B.II.1.1.a 62 Menyediakan SPO manajemen induk (karantina induk,

pengamatan pertumbuhan, dan kesehatan, pemberian pakan

dan obat-obatan, bahan kimia dan bahan biologi)

8 Tidak tersedia SPO manajemen benih (aklimasi, pengamatan

pertumbuhan,sintasan, keseragaman, abnormalitas dan

kesehatan, pemberian pakan dan obat-obatan, bahan kimia dan

bahan biologi)

B.II.1.1.b 63 Menyediakan SPO manajemen benih (aklimasi, pengamatan

pertumbuhan,sintasan, keseragaman, abnormalitas dan

kesehatan, pemberian pakan dan obat-obatan, bahan kimia dan

bahan biologi)

9 Tidak tersedia SPO manajemen air (treatment, pengamatan

kualitas air untuk induk dan benih)

B.II.1.1.c 64 Menyediakan SPO manajemen air (treatment, pengamatan

kualitas air untuk induk dan benih)

10 Tidak tersedia SPO panen, pengemasan dan distribusi B.II.1.1.d 65 Menyediakan SPO panen, pengemasan dan distribusi

11 Tidak tersedia SPO biosekuriti B.II.1.1.e 66 Menyediakan SPO biosekuriti

12 SPO tidak absah dan tidak mutakhir B.II.1.2 67 SPO dibuat absah dan mutakhir

13 SPO tidak mudah didapatkan B.II.1.3 68 SPO diatur agar mudah didapatkan

14 Rekaman tidak mutakhir dan tidak absah B.II.2.1 69 Rekaman dibuat mutakhir dan absah

15 Rekaman tidak mudah didapatkan B.II.2.2 70 Rekaman diatur agar mudah didapatkan

16 Tidak ada rekaman pembelian/pengadaan sarana produksi B.II.3.1 71 Melengkapi rekaman pembelian/pengadaan sarana produksi

17 Tidak ada rekaman penggunaan pakan,obat-obatan dan bahan

kimia

B.II.3.2 72 Melengkapi rekaman penggunaan pakan,obat-obatan dan bahan

kimia

18 Tidak ada rekaman pengamatan kualitas air secara lengkap B.II.3.3 73 Melengkapi rekaman pengamatan kualitas air

19 Tidak ada rekaman pengamatan kesehatan/pertumbuhan ikan B.II.3.4 74 Melengkapi rekaman pengamatan kesehatan/pertumbuhan ikan

20 Tidak ada rekaman produksi dan distribusi benih B.II.3.5 75 Melengkapi rekaman produksi dan distribusi benih

21 Tidak ada rekaman keluhan dan kepuasan pelanggan B.II.3.6 76 Melengkapi rekaman keluhan dan kepuasan pelanggan

22 Tidak ada pengujian Kadmium (Cd), Timbal (Pb), Merkuri (Hg),

Bakteri e-coli

C.I.2 78 Melakukan pengujian Kadmium (Cd), Timbal (Pb), Merkuri (Hg)

dan Bakteri E. coli pada laboratorium

23 Sanitasi lingkungan kurang bersih D.1 91 Melakukan sanitasi lingkungan yang lebih bersih

24 Tidak melakukan pengolahan limbah D.2 92 Melakukan pengolahan limbah

Page 41: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 41

cm, 1.000.000 ekor benih ukuran 3-5 cm dan 700.000 ekor benih ukuran 5-7 cm

yang dihasilkan dari 6-8 siklus produksi dalam setahun dengan harga Rp. 5,-

/ekor (larva), Rp.30,-/ekor (benih 2-3 cm), Rp.70,-/ekor (benih 3-5 cm) dan

Rp.150,-/ekor (benih 5-7 cm). Wilayah pemasaran meliputi Jawa Barat, DKI

Jakarta, Banten, Sumatera dan Kalimantan.

Manajer Pengendali Mutu (MPM) dalam kegiatan pembenihan di CDKPWU

Cijengkol atas nama Yayan Taryana dengan No.Register MPM: 01/MPMCPIB-

01/Ditnih-DPB/XII/2007.

Gambar 10. CDKPWU Cijengkol (Ikan Patin dan Ikan Lele)

Jumlah Ketidak sesuaian

1. Kritis : 0

2. Mayor : 11

3. Minor : 2

Uraian Temuan Acuan / Ref Rencana Tindakan Perbaikan

1 Tidak ada ruang mesin A.II.1.4 8 Menyediakan ruang mesin

2 Tidak ada ruang penyimpanan peralatan A.II.1.5 9 Menyediakan ruang penyimpanan peralatan

3 Tidak ada personel manajemen Induk*) B.I.2.1 55 Melengkapi personel manajemen Induk*)

4 Tidak ada personel produksi benih B.I.2.2 56 Melengkapi personel produksi benih

5 Tidak ada personel pemeriksaan kualitas air dan kesehatan ikan B.I.2.5 59 Melengkapi personel pemeriksaan kualitas air dan kesehatan

ikan

6 Tidak ada personel mekanik *) B.I.2.6 60 Melengkapi personel mekanik *)

7 SPO tidak absah dan tidak mutakhir B.II.1.2 69 SPO dibuat absah dan mutakhir

8 Tidak ada rekaman pembelian/pengadaan sarana produksi B.II.3.1 73 Melengkapi rekaman pembelian/pengadaan sarana produksi

9 Tidak ada rekaman keluhan dan kepuasan pelanggan B.II.3.6 78 Melengkapi rekaman keluhan dan kepuasan pelanggan

10 Tidak melakukan pengujian bakteri pathogen (coliform) pada

laboratorium yang sudah terakreditasi KAN

C.I.5 83 Melakukan pengujian bakteri pathogen (coliform) pada

laboratorium yang sudah terakreditasi KAN

11 Tidak ada hasil uji Mikro organisme pathogen (coliform) C.II.4 87 Melengkapi hasil uji mikro organisme pathogen (coliform)

12 Tidak ada sterilisasi roda kendaraan yang masuk ke unit

pembenihan (pencelupan roda kendaraan)

C.V.4 97 Diadakan sterilisasi roda kendaraan yang masuk ke unit

pembenihan (pencelupan roda kendaraan)

13 Personil/Karyawan tidak menggunakan perlengkapan kerja

(sepatu boot, sarung tangan dll)

C.V.5 98 Personil/Karyawan menggunakan perlengkapan kerja (sepatu

boot, sarung tangan dll)

Jumlah Ketidak sesuaian

1. Kritis : 0

2. Mayor : 11

3. Minor : 2

Uraian Temuan Acuan / Ref Rencana Tindakan Perbaikan

1 Tidak ada ruang mesin A.II.1.4 8 Menyediakan ruang mesin

2 Tidak ada ruang penyimpanan peralatan A.II.1.5 9 Menyediakan ruang penyimpanan peralatan

3 Tidak ada personel manajemen Induk*) B.I.2.1 55 Melengkapi personel manajemen Induk*)

4 Tidak ada personel produksi benih B.I.2.2 56 Melengkapi personel produksi benih

5 Tidak ada personel pemeriksaan kualitas air dan kesehatan ikan B.I.2.5 59 Melengkapi personel pemeriksaan kualitas air dan kesehatan

ikan

6 Tidak ada personel mekanik *) B.I.2.6 60 Melengkapi personel mekanik *)

7 SPO tidak absah dan tidak mutakhir B.II.1.2 69 SPO dibuat absah dan mutakhir

8 Tidak ada rekaman pembelian/pengadaan sarana produksi B.II.3.1 73 Melengkapi rekaman pembelian/pengadaan sarana produksi

9 Tidak ada rekaman keluhan dan kepuasan pelanggan B.II.3.6 78 Melengkapi rekaman keluhan dan kepuasan pelanggan

10 Tidak melakukan pengujian bakteri pathogen (coliform) pada

laboratorium yang sudah terakreditasi KAN

C.I.5 83 Melakukan pengujian bakteri pathogen (coliform) pada

laboratorium yang sudah terakreditasi KAN

11 Tidak ada hasil uji Mikro organisme pathogen (coliform) C.II.4 87 Melengkapi hasil uji mikro organisme pathogen (coliform)

12 Tidak ada sterilisasi roda kendaraan yang masuk ke unit

pembenihan (pencelupan roda kendaraan)

C.V.4 97 Diadakan sterilisasi roda kendaraan yang masuk ke unit

pembenihan (pencelupan roda kendaraan)

13 Personil/Karyawan tidak menggunakan perlengkapan kerja

(sepatu boot, sarung tangan dll)

C.V.5 98 Personil/Karyawan menggunakan perlengkapan kerja (sepatu

boot, sarung tangan dll)

Page 42: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 42

E. UPTD Balai Benih Ikan Cimaja-Kabupaten Sukabumi

UPTD Balai Benih Ikan Cimaja-Kabupaten Sukabumi adalah salah satu unit

pembenihan yang secara kontinyu melakukan kegiatan pembenihan ikan patin

yang berlokasi di Desa Karangpapak, Kec. Cisolok, Kab. Sukabumi-Jawa Barat.

Kegiatan pembenihan ikan patin mulai operasional tahun 1998 dengan

menggunakan induk yang berasal dari BPBAT Cijengkol. Deskripsi produk akhir

adalah benih patin berumur 2 bulan dengan ukuran 1-2 inch. Berdasarkan

sarana prasarana yang dimiliki, UPTD Balai Benih Ikan Cimaja-Kabupaten

Sukabumi memiliki kapasitas produksi benih ikan patin 1.000.000 ekor/tahun.

Produksi riil rata-rata per tahun 500.000 ekor/tahun yang dihasilkan dari 6 siklus

produksi dalam setahun dengan harga Rp.200,-/ekor. Wilayah pemasaran

meliputi Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Kabupaten Bogor, Kabupaten

Bekasi dan Kabupaten Lebak Banten.

Manajer Pengendali Mutu (MPM) dalam kegiatan pembenihan di UPTD Balai

Benih Ikan Cimaja-Kabupaten Sukabumi atas nama Irsan Lubis, S.Pi. dengan

No.Register MPM: 08/MPMCPIB-129/Ditnih-DJPB-DKP Kab.Sukabumi/V/2016.

Gambar 11. UPTD BBI Cimaja (Ikan Patin)

F. BBI Sukakarya UPT Agribisnis Perikanan – Kota Sukabumi

BBI Sukakarya UPT Agribisnis Perikanan-Kota Sukabumi adalah salah satu unit

pembenihan yang secara kontinyu melakukan kegiatan pembenihan ikan patin

yang berlokasi di Desa Sukakarya, Kec. Warudoyong, Kota Sukabumi, Provinsi

Jumlah Ketidak sesuaian

1. Kritis : 0

2. Mayor : 11

3. Minor : 0

Uraian Temuan Acuan / Ref Rencana Tindakan Perbaikan

1 Tidak ada personel manajemen Induk*) B.I.2.1 55 Melengkapi personel manajemen Induk*)

2 Tidak ada personel mekanik *) B.I.2.6 60 Melengkapi personel mekanik *)

3 Tidak ada rekaman pembelian/pengadaan sarana produksi B.II.3.1 73 Melengkapi rekaman pembelian/pengadaan sarana produksi

4 Tidak melakukan pengujian Kadmium (Cd) pada laboratorium

yang sudah terakreditasi KAN

C.I.2 80 Melakukan pengujian Kadmium (Cd) pada laboratorium yang

sudah terakreditasi KAN

5 Tidak melakukan pengujian Timbal (Pb) pada laboratorium yang

sudah terakreditasi KAN

C.I.3 81 Melakukan pengujian Timbal (Pb) pada laboratorium yang sudah

terakreditasi KAN

6 Tidak melakukan pengujian Merkuri (Hg) pada laboratorium yang

sudah terakreditasi KAN

C.I.4 82 Melakukan pengujian Merkuri (Hg) pada laboratorium yang

sudah terakreditasi KAN

7 Tidak melakukan pengujian bakteri pathogen (coliform) pada

laboratorium yang sudah terakreditasi KAN

C.I.5 83 Melakukan pengujian bakteri pathogen (coliform) pada

laboratorium yang sudah terakreditasi KAN

8 Tidak ada hasil uji Kadmium (Cd) C.II.1 84 Melengkapi hasil uji Kadmium (Cd)

9 Tidak ada hasil uji Timbal (Pb) C.II.2 85 Melengkapi hasil uji Timbal (Pb)

10 Tidak ada hasil uji Merkuri (Hg) C.II.3 86 Melengkapi hasil uji Merkuri (Hg)

11 Tidak ada hasil uji Mikro organisme pathogen (coliform) C.II.4 87 Melengkapi hasil uji mikro organisme pathogen (coliform)

Page 43: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 43

Jawa Barat. Kegiatan pembenihan ikan patin mulai operasional tahun 2008

dengan menggunakan induk yang berasal dari BPBAT Cijengkol. Deskripsi

produk akhir adalah benih patin dengan ukuran 1/2-3/4 inchi. Berdasarkan

sarana prasarana yang dimiliki, BBI Sukakarya UPT Agribisnis Perikanan-Kota

Sukabumi memiliki kapasitas produksi benih ikan patin 500.000 ekor/tahun.

Produksi riil rata-rata per tahun 200.000 ekor/tahun yang dihasilkan dari 3 siklus

produksi dalam setahun dengan harga Rp. 60-80,-/ekor. Wilayah pemasaran

meliputi Kabupaten Sukabumi.

Manajer Pengendali Mutu (MPM) dalam kegiatan pembenihan di BBI Sukakarya

UPT Agribisnis Perikanan-Kota Sukabumi atas nama Teten Sutandi, S.Pi.

dengan No. Register MPM: 13/MPMCPIB-64/Ditnih-DJPB-DKP Prov.Jabar/

VI/2012.

Gambar 12. BBI Sukakarya UPT Agribisnis Perikanan

3.3.2 Sertifikasi CPIB di Provinsi Banten

Berdasarkan rangka Pembinaan Unit Perbenihan Ikan Air Payau (pembinaan dan

sertifikasi) pada tanggal 13 - 16 Maret 2018 pada unit pembenihan rakyat yang ada

di Kabupaten Pandeglang dan Tangerang, Banten dengan Surat Perintah Tugas

Jumlah Ketidak sesuaian

1. Kritis : 0

2. Mayor : 16

3. Minor : 2

Uraian Temuan Acuan / Ref Rencana Tindakan Perbaikan

1 Tidak ada ruang mesin A.II.1.4 8 Menyediakan ruang mesin

2 Tidak ada ruang penyimpanan peralatan A.II.1.5 9 Menyediakan ruang penyimpanan peralatan

3 Tidak ada unit pengolah limbah A.II.2.8 18 Menyediakan unit pengolah limbah

4 Tidak ada personel manajemen Induk*) B.I.2.1 55 Melengkapi personel manajemen Induk*)

5 Tidak ada personel pemasaran benih B.I.2.3 57 Melengkapi personel pemasaran benih

6 Tidak ada personel produksi pakan hidup B.I.2.4 58 Melengkapi personel produksi pakan hidup

7 Tidak ada personel pemeriksaan kualitas air dan kesehatan ikan B.I.2.5 59 Melengkapi personel pemeriksaan kualitas air dan kesehatan

ikan

8 Tidak ada personel mekanik *) B.I.2.6 60 Melengkapi personel mekanik *)

9 Tidak ada personel administrasi B.I.2.7 61 Melengkapi personel administrasi

10 Tidak melakukan pengujian bakteri pathogen (coliform) pada

laboratorium yang sudah terakreditasi KAN

C.I.5 83 Melakukan pengujian bakteri pathogen (coliform) pada

laboratorium yang sudah terakreditasi KAN

11 Tidak ada hasil uji Mikro organisme pathogen (coliform) C.II.4 87 Melengkapi hasil uji mikro organisme pathogen (coliform)

12 Tidak ada sterilisasi roda kendaraan yang masuk ke unit

pembenihan (pencelupan roda kendaraan)

C.V.4 97 Diadakan sterilisasi roda kendaraan yang masuk ke unit

pembenihan (pencelupan roda kendaraan)

13 Personil/Karyawan tidak menggunakan perlengkapan kerja

(sepatu boot, sarung tangan dll)

C.V.5 98 Personil/Karyawan menggunakan perlengkapan kerja (sepatu

boot, sarung tangan dll)

14 Tidak ada disinfeksi terhadap alas kaki pada footbath C.V.6 99 Melengkapi sarana disinfeksi terhadap alas kaki pada footbath

15 Tidak ada sarana pencucian tangan personil/karyawan yang

masuk ke unit pembenihan, kultur pakan alami, dan induk

C.V.7 100 Melengkapi sarana pencucian tangan personil/karyawan yang

masuk ke unit pembenihan, kultur pakan alami, dan induk

16 Tidak ada penerapan desinfeksi wadah, peralatan dan ruangan C.V.8 101 Melengkapi sarana penerapan desinfeksi wadah, peralatan dan

ruangan

17 Tidak dilakukan sanitasi lingkungan D.1 102 Melakukan sanitasi lingkungan

18 Tidak melakukan pengolahan limbah D.2 103 Melakukan pengolahan limbah

Page 44: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 44

Direktur Perbenihan Nomor 401/DP/SPT/III/2018.kami sampaikan informasi terkait

hasil sertifikasi yang diaudit sebagai berikut :

1. PT. Suri Tani Pemuka Carita

PT. Suri Tani Pemuka Carita berlokasi di Jl. Labuan – Carita, Km. 06 Kp.

Pamatang Desa Banjarmasin Kecamatan Carita Kbupaten Pandeglang, Banten.

Pembenihan udang vaname ini memulai operasi pada tahun 2009 dengan

deskripsi produk akhir, yaitu post larva. Asal induk dan alamat unit produksinya

yaitu impor dari hawai dengan produksi riil rata-rata 360.000.000 ekor/ tahun.

Jumlah siklus 12 siklus dan daerah pemasarannya di Jawa Barat, Jawa Tengah,

Lampung dan DIY.

Gambar 13. PT. Suri Tani Pemuka Carita (Udang Vaname)

No Uraian Hasil Pembinaan

1 Pengujian bakteri pathogen

(coliform)

Belum melakukan pengujian bakteri

pathogen (coliform)

2 Hasil uji bakteri pathogen

(coliform)

Belum ada hasil uji bakteri pathogen

(coliform)

3 Bahan kimia, obat ikan dan

bahan biologi terdaftar di KKP

Pengunaan vitamin C belum terdaftar di

KKP

4 Sanitasi lingkungan Sanitasi lingkungan belum maksimal

2. UPR Karya Mitra Abadi

UPR Karya Mitra Abadi berlokasi di Kp. Blok Kelapa Rt.03/02 Desa Serdang

Wetan Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang. Benih lele ukuran 3 – 5 Cm,

dengan induk berasal dari BBPBAT Sukabumi dengan produksi riil rata-rata

5.000.000 ekor/ tahun. Jumlah siklus 10 siklus dan daerah pemasarannya di

Tangerang.

Gambar 14. UPR Karya Mitra Abadi (Ikan Lele)

Page 45: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 45

No Uraian Hasil Pembinaan

1 Teknis - Belum melakukan pengukuran

parameter kualitas air (suhu dan ph)

- Belum melakukan aklimasi benih

disetiap tahapan pemeliharaan benih.

2 Manajemen - Tidak ada SPO Biosecurity

- SPO Manajemen Benih belum lengkap

- SPO tidak absah

- Tidak ada rekaman pembelian sarana

produksi

- Tidak ada rekaman penggunaan pakan

- Tidak ada rekaman pengamatan

kualitas air

- Tidak ada rekaman pengamatan

kesehatan dan pertumbuhan ikan

- Tidak ada rekaman keluhan dan

kepuasan pelanggan

- Rekaman tidak mutakhir dan absah

- Rekaman tidak mudah didapatkan

3 Keamanan Pangan - Belum melakukan uji logam berat dan

bakteri pathogen

- Belum melakukan pemagaran unit

pembenihan dengan pembatasan

akses keluar dan masuk satu pintu

4 Lingkungan - Sanitasi lingkungan belum maksimal

3. UPR Mina Bhakti Lestari

UPR Mina Bhakti Lestari berlokasi di Desa Telagasari Kecamatan Cikupa

Kabupaten Tangerang. Benih lele ukuran 1– 3 Cm, dengan induk berasal dari

BBPBAT Sukabumi dengan produksi riil rata-rata 4.800.000 ekor/ tahun.

Jumlah siklus 12 siklus dan daerah pemasarannya di Tangerang.

Gambar 15. UPR Mina Bhakti Lestari (Ikan Lele)

Page 46: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 46

No Uraian Hasil Pembinaan

1 Teknis - Belum melakukan aklimasi benih disetiap

tahapan pemeliharaan benih

- Belum melakukan pengamatan

pertumbuhan, sintasan, keseragaman dan

abnormalitas

- Belum melakukan pengamatan kesehatan

benih

2 Manajemen - SPO tidak absah

- SOP Manajemen Benih belum lengkap

(Aklimasi, pengamatan pertumbuhan,

sintasan, keseragaman dan abnormalitas)

- Rekaman tidak mutakhir dan absah

- Rekaman tidak mudah didapatkan

- Tidak ada rekaman pembelian sarana

produksi

- Tidak ada rekaman pengamatan kualitas air

- Tidak ada rekaman pengamatan kesehatan

dan pertumbuhan ikan

3 Keamanan Pangan - Belum melakukan uji logam berat dan bakteri

pathogen

- Belum melakukan pemagaran unit

pembenihan dengan pembatasan akses

keluar dan masuk satu pintu

4. UPR Multi

UPR Multi berlokasi di Desa Gajan Barang Kelurahan Bantarpanjang Kecamatan

Tigaraksa Kabupaten Tangerang. Benih lele ukuran 3 – 4 Cm, dengan induk

berasal dari BBPBAT Sukabumi dengan produksi riil rata-rata 2.400.000 ekor/

tahun. Jumlah siklus 12 siklus dan daerah pemasarannya di Tangerang.

Gambar 16. UPR Mina Bhakti Lestari (Ikan Lele)

Page 47: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 47

No Uraian Hasil Pembinaan

1 Teknis - Belum melakukan pengukuran parameter

kualitas air (suhu dan ph)

- Belum melakukan aklimasi benih disetiap

tahapan pemeliharaan benih

2 Manajemen - Tidak ada SPO Biosecurity

- SPO tidak absah

- Rekaman tidak mutakhir dan absah

- Rekaman tidak mudah didapatkan

- Tidak ada rekaman pembelian sarana

produksi

- Tidak ada rekaman penggunaan pakan, obat

ikan, bahan kimia dan bahan biologi

- Tidak ada rekaman pengamatan kualitas air

- Tidak ada rekaman pengamatan kesehatan

dan pertumbuhan ikan

- Tidak ada rekaman produksi dan distribusi

benih

- Tidak ada rekaman keluhan pelanggan

3 Keamanan Pangan - Belum melakukan uji logam berat dan bakteri

pathogen

4 Lingkungan - Sanitasi lingkungan belum maksimal

5. Pokdakan Griyam 998

Data umum Pokdakan Griyam 998 berlokasi di Jl. Anggrek 01/09 Kampung

Onyam Kelurahan Sukabakti Kec. Curug Kabupaten Tangerang. Benih lele

ukuran 7 – 9 Cm, dengan induk berasal dari BBPBAT Sukabumi dengan

produksi riil rata-rata 2.400.000 ekor/ tahun. Jumlah siklus 12 siklus dan daerah

pemasarannya di Tangerang dan sekitarnya

No Uraian Hasil Pembinaan

1 Teknis - Belum melakukan pengukuran parameter

kualitas air (suhu dan ph)

- Belum melakukan aklimasi benih disetiap

tahapan pemeliharaan benih

- Belum melakukan pengamatan

pertumbuhan, sintasan, keseragaman dan

abnormalitas

- Belum melakukan pengamatan kesehatan

benih

2 Manajemen - Tidak ada SPO Biosecurity

- Tidak ada rekaman pembelian sarana

produksi

- Tidak ada rekaman penggunaan pakan, obat

ikan, bahan kimia dan bahan biologi

Page 48: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 48

No Uraian Hasil Pembinaan

- Tidak ada rekaman pengamatan kualitas air

- Tidak ada rekaman pengamatan kesehatan

dan pertumbuhan ikan

- Tidak ada rekaman produksi dan distribusi

benih

- Tidak ada rekaman keluhan pelanggan

3 Keamanan Pangan - Belum melakukan uji logam berat dan bakteri

pathogen

3.3.3 Sertifikasi CPIB di Provinsi Lampung

1. PT. Suri Tani Pemuka unit hatchery Canti

PT. Suri Tani Pemuka berkantor pusat di Jl. Raya mayar, Kelurahan Manyarejo,

Kecamatan Manyar Kabupataen Gresik, sedangkan unit pembeniihannya

terletak di Jl. Raya pesisir way muli, Desa way muli, Kecamatan Raja basa,

Kabupaten lampung selatan unit pembenihan ini mulai beroperasi sejak tahun

2014 dengan komoditas udang vanname. Perusahaan yang berdiri ditanah

seluas 400m2 ini memiliki kapasitas produksi sebanyak 168.000.000 ekor per

tahun dengan produksi per tahunnya sebanyak 12 siklus.

Gambar 17. PT. Suri Tani Pemuka – Unit Hatchery Canti, Kab. Lampung Selatan

Page 49: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 49

2. UPR King of Fish

UPR King of Fish terletak di Jl. Dusun IV RT 19, Desa Bandar Negeri,

Kecamatan Labuhan Maringgai dengan Herry Hermawan sebagai kepala unit

tersebut. UPT tersebut berdiri pada tahun 2008 dengan komoditaas gurame dan

saat ini sedang belajar untuk budidaya udang vanname, induk gurame

menggunakan induk hasil tangkapan alam yang didapat dari purwekorto (tidak

ada SKA) dengan kapasitas produksi 900.000 ekor/tahun.

Gambar 18 . Kunjungan unit pentokolan ikan gurame, King of Fish

Page 50: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 50

3.3.4 Pelatihan MPM CPIB di Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo

Pelatihan MPM merupakan pelatihan manajemen pengendalian mutu yang

dilaksanakan di Kota Agung pada tanggal 6 – 9 Maret 2018 dengan narasumber Ir.

Erigenius Patongloan dan M. Rizky Burhanuddin, S.Pi nomor SPT

317/DP/SPT/II/2018, pelatihan ini diikuti oleh 32 (tiga puluh dua) siswa dengan hasil

29 (dua puluh Sembilan) siswa dengan predikat sangat baik, 2 (dua) siswa dengan

predikat baik, 1 (satu) siswa dengan predikat cukup. Hasil pelatihan sebagai berikut:

Tabel 9. Hasil Evaluasi MPM CPIB Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo

No Nama

Nilai

Praktek Teori Total Mutu

60% 40%

1 I Putu Sukma widiya Utama 50,1 39,6 89,7 A

2 Adinata Surya Pratama 49,5 40 89,5 A

3 Moh. Shouqi Hidayatullah 49,35 40 89,4 A

4 Muhammad Firman Maulana 49,5 39,6 89,1 A

5 Whin Icha Titi Mulyani 49,05 39,8 88,9 A

6 Nurul Khotimatun Khasanah 48,6 40 88,6 A

7 Asri Fajar Fitriani 48,9 39,6 88,5 A

8 Dyan Denalla 49,65 38,8 88,5 A

9 Eko Yulianto Putra 48,45 40 88,5 A

10 Giri Setiawan Bagaskara 49,05 38,8 87,9 A

11 Badar Ardafa 48,6 39,2 87,8 A

12 Luthfi Oktifia Azmi 49,35 38,4 87,8 A

13 Shintia Indah Apsariningsih 48,45 39,2 87,7 A

14 Eko Wahyu Al Alam sampurno 49,05 38 87,1 A

15 Cahyani Eka Prastiti 47,55 39,2 86,8 A

Page 51: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 51

No Nama

Nilai

Praktek Teori Total Mutu

60% 40%

16 Dilla Yulian Alvionita 48 38,8 86,8 A

17 Rindang Riyo Situmeong 48,3 38,4 86,7 A

18 Dewi Novita sari 48,45 37,6 86,1 A

19 Nanda Putri Utami 48,45 37,6 86,1 A

20 Zidni Nur Hakim 48,6 37,2 85,8 A

21 Ega Pradana 49,65 35,8 85,5 A

22 Muhammad Zainul Hasan 47,25 38 85,3 A

23 Nashirotul Mu'minin 48,3 36,8 85,1 A

24 Teguh satriyo Wibowo 48,9 34,4 83,3 A

25 Nur Fitriani Kalimatussakdiah 47,1 36 83,1 A

26 Khusniatus Sajiyah 49,35 33,6 83 A

27 Liko Adi Nurcahyo 49,65 30,8 80,5 A

28 Nia Maharani 48 32 80 A

29 Tri Bagoes wahyu Pamungkas 47,7 32 79,7 A

30 Muhammad Aqim Romadhon 47,85 26,8 74,7 B

31 Rupitalia 48 26,4 74,4 B

32 Wahzir 39,6 20,4 60 C

IV. SUBDIT PERBENIHAN IKAN LAUT

4.1 Realisasi Bantuan Benih Ikan Laut

Tabel 10. Jumlah bantuan benih ikan laut s.d Maret 2018

NO UPT / UPTD Kontrak Kinerja (ekor) Realisasi Benih (Ekor)

Total 9,049,856 52,860

1 BBPBAP Jepara - -

2 BPBAP Situbondo 314,334 20,860

3 BPBAP Ujung Batee 246,438 -

4 BPBAP Takalar - -

5 BBPBL Lampung 3,056,388 -

6 BPBL Ambon 2,475,810 -

7 BPBL Lombok 811,995 -

8 BPBL Batam 1,733,027 32,000

9 BPIUUK Karangasem 411,864 -

4.2 Kajian/Penelitian Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Mengenai Kesempatan

Penyelesaian Pekerjaan Pengadaan Percontohan Instalasi Budidaya Laut

Lepas Pantai (KJA Offshore)

Berdasarkan hasil Kajian/Penelitian PPK (pada hari ini Senin, tanggal Dua Puluh

Enam bulan Maret tahun 2018) memberikan kesempatan penyelesaian

pekerjaan Pengadaan Percontohan KJA Offshore selama 30 hari yaitu hingga

tanggal 30 April 2018, dan kemampuan penyedia dalam hal ini PT. Perikanan

Nusantara (Persero) untuk menyelesaikan pekerjaan, dengan hasil sebagai

berikut:

Page 52: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 52

1. Progres pekerjaan sampai dengan tanggal 25 Maret 2018 yaitu; Kabupaten.

Pangandaran (96%), Kabupaten Karimun Jawa (91%), dan Kota Sabang

(96%);

2. bahwa berdasarkan progres sebagaimana angka (1) tersebut apabila

dilakukan pemutusan kontrak, dapat menyebabkan pekerjaan yg telah

dikerjakan tidak dapat termanfaatkan (mangkrak), sedangkan anggaran

yang dikeluarkan cukup besar, selain itu apabila tidak dilanjutkan akan

menyebabkan tidak tercapai target kinerja/program pengembangan

budidaya ikan lepas pantai;

3. Kendala penyelesaian pekerjaan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

yang cukup ekstrim (seperti kerasnya gelombang, arus, kecepatan angin

dan derasnya hujan) dan keadaan ini sangat sulit diprediksi kapan terjadinya

sehingga sangat memungkinkan terjadinya kecelakaan bagi para pekerjaan

instalasi di laut dan sehingga dapat menghambat kecepatan penyelesaian

pekerjaan;

4. Tenaga ahli, peralatan dan sarana prasarana pendukung lainnya saat ini

sudah tersedia, sehingga pada saat ini hanya menunggu kesempatan waktu

yang tepat dengan cuaca yang mendukung penyelesaian pekerjaan.

5. Kondisi cuaca pada saat ini dan bulan mendatang diprediksi lebih baik

dibandingkan bulan-bulan sebelumnya (Januari s/d Maret 2018) karena saat

ini kondisi cuaca sangat dipengaruhi musim barat yang diharapkan dapat

mendukung penyelesaiannya pekerjaan instalasi tersebut berdasarkan

jadwal yang telah ditentukan;

6. Penyelesaian pekerjaan saat ini oleh penyedia adalah pekerjaan instalasi

berupa perakitan dan pemasangan, sisa pekerjaan ini diprediksi sebesar

berkisar antara 4 – 9 %. Dispensasi / pemberian kesempatan ini diberikan

untuk penyelesaian sisa pekerjaan yaitu instalasi & commissioning

pekerjaan hingga instalasi siap dioperasionalkan untuk kegiatan budidaya;

7. PPK dan penyedia masing-masing memiliki komitmen dan keyakinan untuk

penyelesaian sisa pekerjaan ini hingga 100%;

8. Atas dasar pertimbangan tersebut di atas kami mengusulkan pekerjaan

tersebut diberikan kesempatan waktu penyelesaian pekerjaan kepada

penyedia untuk meyelesaikan sisa pekerjaan sampai dengan rentang waktu

30 hari yaitu sampai dengan tanggal 30 April 2018.

4.3 Perjalanan Dinas Dalam Rangka Operasional KJA Lepas Pantai

Berdasarkan hasil perjalanan dinas dalam rangka Operasional KJA Offshore

pada tanggal 26 – 30 Maret 2018 di Jepara. Beberapa hal yang dapat

disampaikan dalam perkembangan pembangunan KJA Offshore tersebut di

Jepara yang dilaksanakan oleh PT. Perinus adalah sebagai berikut:

a. Penyelesaian pembangunan masih dalam tahap pekerjaan mooring di

Karimunjawa oleh KM. Bawal Putih 3 dan KM. Samara Young dengan

pembagian pekerjaan sebagai berikut:

Page 53: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 53

- Penarikan/towing workboat dan feed barge rencana dilakukan oleh KM.

Bawal Putih 3 serta mengangkut 6 feeding pipe dan 4 jaring/net. Selain

persiapan untuk BBM 10 ribu ton dan freshwater 20 rb liter

direncanakan pada tanggal 29 Maret 2018 oleh KM. Bawal Putih 3

melakukan pemasangan 4 jaring/net tersebut ke cage yang telah

terkirim sejak 2 Maret 2018.

- Secara bersamaan juga direncanakan pengiriman sisa cage sebanyak

4 pasang oleh kapal nelayan ke Karimunjawa dan pemasangannya

dilakukan setelah KM. Bawal Putih 3 menyelesaikan pekerjaan tanggal

24 Maret 2018 tersebut.

b. KM. Samara Young secara bersamaan juga dengan KM. Bawal Putih 3

direncanakan melaksanakan beberapa hal sebagai berikut:

- pemuatan net cleaner dan feeding pipe masing-masing sebanyak 2

buah, 4 jaring/net, 8 top net, 7 jaring/net kecil serta 8 pemberat jaring.

Setelah menyelesaikan pengisian BBM sebanyak 20 ribu ton dan

freshwater sebanyak 25 rb liter direncanakan pada tanggal 29 Maret

2018 akan dilakukan pemasangan jangkar dan buoy (nomor 17),

pemasangan jangkar no. 7 dan 6 dan opsi pemasangan dan perbaikan

buoy no. 2 dan no. 3.

- Pada 31 Maret 2018 direncanakan pemasangan sisa 2 jaring ke cage

yang terkirim oleh kapal nelayan sejak tanggal 10 Maret.

c. Pembuatan Surat Ijin Penggunaan Bendera Kapal untuk Workboat

Barramundi 3 Jepara pada tanggal 25 Maret 2018 ke Kantor Pelayanan

Satu Atap (PTSP) Kementerian Perhubungan, Jakarta. Adapun syarat

dalam pembuatan surat ijin tersebut diantaranya sebagai berikut:

- Surat Permohonan dari Pemilik

- Surat Kuasa jika dikuasakan beserta foto copy KTP Pemberi Kuasa dan

Penerima Kuasa

- Kontrak Pembangunan Kapal

- Invoice

- Builder Certificate

- Berita Acara Serah Terima Kapal

- Pengesahan Gambar

- NPWP

- Anggaran Dasar dan Pengesahan Kemenkumham.

Berkas dokumen tersebut telah disampaikan, namun dapat dilaporkan

bahwa untuk syarat Berita Acara Serah Terima Kapal dan Invoice belum

dapat dipenuhi mengingat sampai saat ini pihak PT. Perinus belum dapat

ditandatangani oleh Direktur Utama. Selain itu syarat yang belum dipenuhi

adalah Invoice dimana sampai saat ini juga belum dipenuhi karena tengah

proses penyelesaian dokumen antara PT. Perinus dengan Aqua Optima

(Sub Kontrak).

d. Pemasangan sackle sebanya 8 buah, namun kekurangan sebanyak 3 buah

sackle tengah diselesaikan oleh PT. Perinus untuk segera dipasang oleh

KM. Samara Young pada 30 Maret 2018.

Page 54: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 54

4.4 Rapat Koordinasi Penebaran Benih KJA Offshore

Berdasarkan hasil Rapat Koordinasi pada tanggal 5 Maret 2018 terkait Rencana

Penebaran Perdana Benih Ikan Kakap Putih di 3 Lokasi Budidaya Ikan Lepas

Pantai (Offshore) di Ruang Rapat Haruan, Direktorat Perbenihan, GMB IV lantai

5, membahas mengenai Rencana Penebaran Perdana Benih Ikan Kakap Putih

di lokasi Budidaya Ikan Lepas Pantai (Offshore) yaitu di Pangandaran oleh

Presiden. Rapat tersebut dihadiri oleh Kepala BBPBL Lampung (Mimid A.

Hamid), perwakilan Kepala BBPBAP Jepara (Akhmad Fairus M. dan Maskar

Jayadi), Kepala BPBAP Ujung Batee (M. Tahang), Kepala BPBL Batam berserta

staf (Toha Tusihadi, Nur Muflich Juniyanto, dan Dwi Martha), dan perwakilan

Kepala BPBAP Situbondo (Manijo) serta 2 orang dari rekanan yaitu CV. Raya

Waru dan PT. Era Global yang terpilih sebagai pemenang lelang pekerjaan

Benih Ikan Kakap Putih.

Untuk lokasi KJA Offshore di Sabang, rencana peresmian akan ditebar 150.000

ekor benih ikan kakap putih pada Upacara bersama Presiden dan MKP sekitar

minggu ke-empat bulan April. Kemudian untuk lokasi KJA Offshore di

Pangandaran, akan ditebar sebanyak 120.000 ekor benih ikan kakap putih dan

peresmian dilaksanakan pada minggu ke-dua bulan Desember dengan agenda

panen raya yang dibuka oleh Presiden* bersama MKP. Untuk lokasi KJA

Offshore di Karimun Jawa - Jepara, peresmian akan dilakukan pada minggu ke-

dua bulan Oktober oleh MKP dengan benih yang akan ditebar sebanyak 120.000

ekor benih ikan kakap putih. Dalam agenda peresmian KJA Offshore di 3 lokasi,

masing-masing akan ditebar dalam 1 lubang cage KJA, dengan target 3 lubang

untuk tahun 2018, kemudian selebihnya akan diambil alih oleh swasta apabila

anggaran pemerintah tidak tersedia.

V. TATA USAHA

5.1. Kepegawaian

5.1.1. Pegawai

Jumlah Pegawai Direktorat Perbenihan bulan Maret 2018 berjumlah 57 (lima

puluh tujuh) orang dengan rincian Pegawai Negeri Sipil (PNS) 47 (tiga puluh

empat) orang dan Honorer 10 (sepuluh) orang.

No Status Golongan Non

Golongan

Jumlah

IV III II I Pria Wanita

1 PNS 9 31 6 1 25 27

2 CPNS

3 Honorer 10 5 5

Jumlah 9 31 6 1 10 57

5.1.2. Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) 2018

1. Pengisian Formulir Sasaran Kinerja Pengawai Pegawai Negeri Sipil Tahun 2017 sebanyak 47 ( empat puluh tujuh) orang dengan rincian sebagai berikut:

Page 55: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 55

Eselon II : 1 Dokumen

Eselon III : 4 Dokumen

Eselon IV : 9 Dokumen

Staf : 33 Dokumen 2. Pengisian Realisasi Sasaran Kinerja Pegawai Bulan Maret 2018 sebanyak

47 ( empat puluh tujuh) orang dengan rincian sebagai berikut:

Eselon II : 1 dokumen

Eselon III : 4 dokumen

Eselon IV : 9 dokumen

Staf : 33 dokumen

5.1.3. Absensi

Rekapitulasi daftar hadir Pegawai Direktorat Perbenihan bulan Maret 2018.

No Unit Kerja Jumlah

Pegawai Kehadiran

/hari

Jumlah Hadir ( Hari)

DL sakit izin cuti TI R TB

1 Tata Usaha 15 236 21 14 5 21 0 0 0

2 Subdit Induk 11 185 31 9 6 0 0 0 0

3 Subdit Perbenihan Ikan Air Tawar

11 146 46 3 4 0 0 0 21

4 Subdit Perbenihan Ikan Air Payau

10 156 41 3 5 0 0 0 0

5 Subdit Perbenihan Ikan Laut

9 112 73 1 0 0 0 0 0

Jumlah 57 935 212 30 20 21 0 0 21

5.1.4. Hak Cuti Pegawai Negeri Sipil

Pegawai Negeri Sipil yang mengambil hak cuti periode Maret 2018 sebanyak 4

(empat) orang.

No Nama Lama Cuti Tempat Ket

1 Marni Manalu 12 Maret s.d 13 Maret 2018

Jln. Cibubur II SMP Negeri 258 Blok Duku Jakarta Timur

Cuti Tahunan No.1875/DJPB/KP.610.S3 /III/2018 Tgl 9 Maret 2018

2 RM. Akbar Ariyanto. S.St.Pi

26 Maret 2018 s.d 09 3 April 2018

Kel.banjit Kec. Pasar Banjit Kab. Waykanan Bandar Lampung

Cuti Tahunan No.2233/DJPB/KP.610.S3/III/ 2018 Tgl. 22 Maret 2018

3 Hj. Yarmiati, A.Md

26 Maret 2018 s.d 29 Maret 2018

Jln. Perdatam Terusan No.8 Rt.03 Rw.05 Ulujami Jakarta Selatan

Cuti Tahunan No. 2235/DJPB/KP.610. S3/III/2018 tgl. 22 Maret 2018

4 Sinur Rosita Simanjuntak

29 Maret 2018 s.d 2 April 2018

Jln. Jeruk No.96 Rt.11 Rw.01 Jagakarsa Jaksel

Cuti Tahunan No.2236/DJPB/KP.610.S3/III/ 2018 Tgl. 22 Maret 2018

5 R. Haryati 27 Maret 2018 s.d 09 3 April 2018

Jln. Akasia Rt.02 Rw.09 No.10 Pondok Melati

Cuti Tahunan No.2234/DJPB/KP.610.S3/III/ 2018 Tgl. 22 Maret 2018

Page 56: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 56

5.2. Persuratan

Persuratan dan arsiparis jumlah memorandum, surat masuk dan surat keluar

lingkup KKP,Dinas dan swasta.

No Jenis Surat Jumlah Keterangan

1 Surat Keluar 38 Lingkup DKP, Dinas dan Swasta

2 Memo 32 Lingkup Ditjen PB

3 Surat Masuk 192 Lingkup DKP, Dinas dan Swasta

Jumlah 262 Lingkup DKP, Dinas dan Swasta

5.3. Bidang Rumah Tangga dan Perlengkapan

Bidang Rumah Tangga dan Perlengkapan :

Pemeliharaan kebersihan di lingkup Direktorat Perbenihan

Menyiapkan kelengkapan pemakaian ruang rapat beserta konsumsinya

5.4. Bidang Keuangan

Realisasi Keuangan pada Satuan Kerja Direktorat Perbenihan sampai dengan

31 Maret 2018 adalah Rp. 857.177.200 atau 2,24% dan realisas fisik 3% dari

Total Pagu Anggaran sebesar Rp. 38.350.000.000. adapun rincian realisasi per

output seperti tabel berikut :

Output Uraian

Kegiatan Pagu Awal Blokir

Pagu Setelah

Blokir

Target Realisasi

Fisik

%

Keuangan Fisik

% Keuangan %

2344 Pengemban

gan Sistem

Perbenihan

38.350.000.000 0 38.350.000.000 3,00 1.150.312.500

-

857.177.200 2,24

2.344.002 Produksi

Induk Unggul

500.000.000 0 500.000.000 12,60 63.000.000 12,50 60.134.200 12,03

2.344.010 Kebun Bibit

Rumput Laut

5.000.000.000 0 5.000.000.000

-

-

-

-

-

2.344.012 Layanan

Ketatausaha

an di

Direktorat

Perbenihan

yang

dilaksanakan

1.150.000.000 0 1.150.000.000 15,00 172.500.000 14,00

157.184.100

13,67

2.344.014 Sentra

Kelautan dan

Perikanan

Terpadu

(SKPT) Rote

Ndao Yang

Mandiri

30.000.000.000 0 30.000.000.000 2,00 600.000.000 1,50 334.228.700 1,11

2.344.017 Benih

Bermutu Ikan

Air Tawar

Yang

didistribusika

n ke

1.368.750.000 0 1.368.750.000 23,00 314.812.500 23,00 305.630.200 22,33

Page 57: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/Lapbul Dit... · 3) Produktivitas induk udang vaname Nusantara Balai Perikanan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN // 03 2018 ● 57

Output Uraian

Kegiatan Pagu Awal Blokir

Pagu Setelah

Blokir

Target Realisasi

Fisik

%

Keuangan Fisik

% Keuangan %

Masyarakat

2.344.018 Benih

Bermutu Ikan

Air Payau

Yang

didistribusika

n ke

Masyarakat

168.750.000 0 168.750.000

-

-

-

-

-

2.344.019 Benih

Bermutu Ikan

Air Laut

Yang

didistribusika

n ke

Masyarakat

162.500.000 0 162.500.000

-

-

-

-

-