laporan kinerja 2018 direktorat jenderal kerja sama asean
TRANSCRIPT
Laporan Kinerja 2018Direktorat JenderalKerja Sama ASEAN
Kementerian Luar Negeri
Jakarta, 31 Januari 2019Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN
Jose Tavares
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
rahmatNya, sehingga penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Jenderal
Kerja Sama ASEAN (Ditjen KSA) Tahun 2018 dapat diselesaikan dengan
baik dan tepat waktu. Laporan Kinerja ini merupakan bentuk
akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang diamanatkan kepada
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN atas penggunan anggaran.
Penyusunan Laporan Kinerja Ditjen KSA Tahun 2018 mengacu pada
Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pemberdayaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja Ditjen Kerja Sama ASEAN Tahun 2018 memuat
capaian, evaluasi dan analisis terhadap pengukuran kinerja untuk setiap
sasaran strategis atau hasil program/kegiatan dan langkah perbaikan ke
depan. Sasaran strategis yang disepakati dalam Perjanjian Kinerja tahun
2018 dapat dicapai dengan baik.
Semoga Laporan Kinerja ini dapat bermanfaat sebagai bagian dari upaya
perbaikan yang berkelanjutan untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja
Ditjen Kerja Sama ASEAN di masa yang akan datang.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada
semua pihak atas tenaga, waktu dan piirannya sehingga Laporan Kinerja
ini dapat disusun dengan baik dan tepat waktu.
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Ringkasan Eksekutif
I Pendahuluan 1
II Perencanaan Kinerja 2
III Akuntabilitas Kinerja 3
Capaian Sasaran Strategis (S-1)
Kepemimpinan Indonesia yang Berpengaruh dalam Kerja
Sama ASEAN
5
Capaian Sasaran Strategis (B-1) Diplomasi Maritim dan
Politik Keamanan yang kuat dalam Kerja Sama ASEAN
8
Capaian Sasaran Strategis (B-2) Diplomasi Ekonomi, Sosial
dan Budaya yang kuat dalam Kerja Sama ASEAN
11
Capaian Sasaran Strategis (C-1) Dukungan dan komitmen
nasional yang tinggi terhadap kebijakan luar negeri terkait
kesepakatan ASEAN
14
Capaian Sasaran Strategis (L-1) Sumber Daya Manusia
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN yang kompeten
17
Capaian Sasaran Strategis (L-2) Tata kelola organisasi di
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN yang baik
18
Capaian Sasaran Strategis (L-3) Sarana dan Prasarana di
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN yang Memadai
23
Capaian Sasaran Strategis (L-4) Pengelolaan Anggaran yang
Optimal dan Akuntabel di Direktorat Jenderal Kerja Sama
ASEAN
24
IV Penutup 27
Lampiran
Ringkasan EksekutifSecara keseluruhan tingkat capaian kinerja pada Direktorat Jenderal Kerja Sama
ASEAN pada tahun 2018 mencapai 105.89%. Capaian ini merupakan peningkatan
dari capaian pada tahun 2017 yang sebesar 103.89%. Capaian Ditjen KSA pada
tahun 2018 diukur melalui sepuluh IKU, yaitu :
Stakeholder
Perspective
Internal
Business
Process
Perspective
98,48%92%
107,05%
100%85%
117,65%
97,31%92%
105,77%
97,32%92%
105,78%
S1. Kepemimpinan Indonesia yang
Berpengaruh dalam Kerja Sama ASEAN
S1.1 Persentase rekomendasi dan prakarsa
Indonesia yang diterima dalam pertemuan
tingkat tinggi dan tingkat Menteri ASEAN
C1. Dukungan dan komitmen nasional yang
tinggi atas kebijakan luar negeri dan
kesepakatan Kerja Sama ASEAN
C1.1 Persentase saran kebijakan yang
disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan
Kerja Sama ASEAN di dalam negeri
B1. Diplomasi Maritim dan Politik Keamanan yang
kuat dalam Kerja Sama ASEAN
B1.1 Persentase rekomendasi dan
prakarsa di bidang Maritim dan Politik
Keamanan yang diterima dalam
pertemuan Kerja Sama ASEAN
B2. Diplomasi Ekonomi, Sosial dan Budaya yang
kuat dalam Kerja Sama ASEAN
B2.1 Persentase rekomendasi dan
prakarsa di bidang Ekonomi, Sosial
dan Budaya yang diterima dalam
pertemuan Kerja Sama ASEAN
Customer
Perspective
RealisasiTarget Capaian
RealisasiTarget Capaian
RealisasiTarget Capaian
RealisasiTarget Capaian
80Learning &
Growth
Perspecive
83,33%75%
111,11%
100% 100%
99,5%100%
99,5%
L1. Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal
Kerja Sama ASEAN yang kompeten
L1.1 Persentase pejabat di Direktorat
Jenderal Kerja Sama ASEAN yang
telah memenuhi standar kompetensi
jabatan
L2. Tata kelola organisasi di Direktorat Jenderal
Kerja Sama ASEAN yang baik
L2.1 Nilai Reformasi Birokrasi
Kemenlu
L3. Sarana dan Prasarana di Direktorat Jenderal
Kerja Sama ASEAN yang Memadai
L3.1 Persentase sarana dan prasarana
yang dipenuhi sesuai dengan rencana
L4. Pengelolaan Anggaran yang Optimal dan
Akuntabel di Direktorat Jenderal Kerja Sama
ASEAN
L4.1 Persentase realisasi anggaran dan
realisasi kinerja di Direktorat Jenderal
Kerja Sama ASEAN
L2.2 Nilai evaluasi AKIP Direktorat
Jenderal Kerja Sama ASEAN
L2.3 Indeks engagement pegawai di
Direktorat Jenderal Kerja Sama
ASEAN
97,66%
78,13
4
86,00%
3,44
100%
RealisasiTarget Capaian
RealisasiTarget Capaian
RealisasiTarget Capaian
RealisasiTarget Capaian
90 77,44
RealisasiTarget Capaian
86,04%
RealisasiTarget Capaian
Di sisi lain, walau memperoleh anggaran yang lebih besar, Ditjen KSA
justru berhasil meningkatkan realisasi anggaran di tahun 2018 hingga
99,5%. Prestasi dalam realisasi anggaran ini membawa Ditjen KSA
memperoleh penghargaan dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi DKI Jakarta.
2017 2018
Rp. 59.830.021.000.-Rp. 58.685.315.000,-
99.5%. 97.29%.
103,89% 105,89%
Capaian
Kinerja
Anggaran
Realisasi
Anggaran
Pada tahun 2018, jumlah anggaran yang dialokasikan untuk Ditjen KSA
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2017.
Peningkatan pada anggaran ini memiliki dampak positif, yaitu dengan
meningkatnya persentase capaian kinerja.
I Pendahuluan
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN (Ditjen KSA) merupakan Unit
Organisasi di lingkungan Kementerian Luar Negeri yang mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penyelenggaraan hubungan luar negeri dan politik luar negeri pada lingkup
kerja sama ASEAN, serta sekaligus sebagai Sekretariat Nasional ASEAN–
Indonesia.
Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN adalah sebagai
berikut :
1
Isu-isu strategis yang dihadapi oleh Ditjen KSA selama tahun 2018 antara lain
adalah terkait konsep Indo-Pasifik yang diajukan oleh Indonesia, Isu Laut
China Selatan, Korean Peninsula, Regional Comprehensive Economic
Partnersip (RCEP), perlindungan buruh migran di luar negeri, isu asap lintas
batas (Transboundary Haze), hingga penguatan Sekretariat Nasional ASEAN.
II Perencanaan Kinerja
“Menjadi Pemimpin Diplomasi dalam pelaksanaan Kerja Sama ASEAN untuk kepentingan nasional”
1. Meningkatkan rekomendasi dan prakarsa Indonesia dalam pelaksanaan kerja sama ASEAN di bidang politik-keamanan, ekonomi dan sosial budaya serta hubungan eksternal ASEAN
2. Mendorong implementasi saran kebijakan oleh pemangku kepentingan nasional untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN
3. Memperkuat organisasi, manajemen, dan kualitas sumber daya manusia di lingkungan DitjenKerja Sama ASEAN
“Kepemimpinan Indonesia yang berpengaruh dalam kerja sama ASEAN”
1. Kepemimpinan Indonesia di ASEAN yang meningkat.2. Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kesepakatan ASEAN
“Peningkatan Hubungan dan Politik Luar Negeri Melalui Kerja Sama ASEAN”
1. Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam setiap pertemuan2. Persentase masyarakat yang memahami integrasi Masyarakat ASEAN3. Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN di tingkat
nasional
Rp. 59.098.302.000,-
Rencana Strategis Ditjen KSA Tahun 2015-2019 telah ditetapkan melalui Keputusan
Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Nomor SK. 018/KP/05/2015/05, dengan
ringkasan sebagai berikut :
VISI DITJEN KSA
MISI DITJEN KSA
TUJUAN DITJEN KSA
SASARAN STRATEGIS DITJEN KSA
PROGRAM DITJEN KSA
INDIKATOR KINERJA UTAMA DITJEN KSA
ANGGARAN DITJEN KSA
2
III Akuntabilitas KinerjaDalam rangka menjamin akuntabilitas kinerja, Ditjen KSA telah
mentapkan Perjanjian Kinerja tahun 2018 yaitu sebagai berikut:
S1. Kepemimpinan Indonesia
yang Berpengaruh dalam Kerja
Sama ASEAN
S1.1 Persentase rekomendasi dan prakarsa
Indonesia yang diterima dalam pertemuan
tingkat tinggi dan tingkat Menteri ASEAN
Target :
92%
Stakeholder
Perspective
Customer
Perspective
Internal
Business
Process
Perspective
Learning &
Growth
Perspecive
C1. Dukungan dan komitmen
nasional yang tinggi atas kebijakan
luar negeri dan kesepakatan Kerja
Sama ASEAN
C1.1 Persentase saran kebijakan yang
disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan
Kerja Sama ASEAN di dalam negeri
Target :
85%
B1. Diplomasi Maritim dan Politik
Keamanan yang kuat dalam Kerja
Sama ASEAN
B1.1 Persentase rekomendasi dan
prakarsa di bidang Maritim dan Politik
Keamanan yang diterima dalam
pertemuan Kerja Sama ASEAN
Target :
92%
B2. Diplomasi Ekonomi, Sosial
dan Budaya yang kuat dalam
Kerja Sama ASEAN
B2.1 Persentase rekomendasi dan
prakarsa di bidang Ekonomi, Sosial dan
Budaya yang diterima dalam pertemuan
Kerja Sama ASEAN
Target :
92%
L1. Sumber Daya Manusia
Direktorat Jenderal Kerja Sama
ASEAN yang kompeten
L1.1 Persentase pejabat di Direktorat
Jenderal Kerja Sama ASEAN yang telah
memenuhi standar kompetensi jabatan
Target :
75%
L2. Tata kelola organisasi di
Direktorat Jenderal Kerja Sama
ASEAN yang baik
L2.1 Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu Target :
90
L2.2 Nilai evaluasi AKIP Direktorat
Jenderal Kerja Sama ASEAN
Target :
80
L2.3 Indeks engagement pegawai di
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN
Target :
4 (skala 5)
L3. Sarana dan Prasarana di
Direktorat Jenderal Kerja Sama
ASEAN yang Memadai
L3.1 Persentase sarana dan prasarana
yang dipenuhi sesuai dengan rencana
Target :
100%
L4. Pengelolaan Anggaran yang
Optimal dan Akuntabel di
Direktorat Jenderal Kerja Sama
ASEAN
L4.1 Persentase realisasi anggaran dan
realisasi kinerja di Direktorat Jenderal
Kerja Sama ASEAN
Target :
100%
3
Peta Anggaran Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN 2018 dalam Rupiah
Kerja Sama
Politik
Keamanan
ASEAN
Kerja Sama
Ekonomi
ASEAN
Kerja Sama
Sosial Budaya
ASEAN
Kerja Sama
Eksterrnal
ASEAN
Setditjen
Kerja Sama
ASEAN
5.198.311.000,-
4.984.863.000,-
34.920.648.000,-
9.182.282.000,-
4.812.198.000,-59.098.302.000
*) Total Anggaran Saat Penandatanganan Perjanjian Kinerja 2018
Rp. 59.098.302.000,-; anggaran ini mengalami revisi sehingga total
anggaran pada 31 Desember 2018 sebesar Rp. 59.830.021.000.-
Ditjen Kerja Sama ASEAN
4
Capaian Sasaran Strategis (S-1) Kepemimpinan Indonesia yang Berpengaruh
dalam Kerja Sama ASEAN
Wujud Kepemimpinan Indonesia di ASEAN, diukur melalui S1.1
“Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima
dalam pertemuan tingkat tinggi dan tingkat Menteri ASEAN”.
Persentase Rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam pertemuantingkat tinggi dan tingkat Menteri ASEAN
Kerja Sama Politik
Keamanan ASEAN
Kerja Sama Ekonomi
ASEAN
Kerja Sama Sosial
Budaya ASEANKerja Sama
Eksterrnal ASEAN
RealisasiTarget Capaian
98,48%92%
107,05%
Perbandingan antara Target, Realisasi dan Capaian
130/132
98,48%
23/2592%
12/12100%
8/8100%
87/87100%
Direktorat Jenderal
Kerja Sama ASEAN
IKU S1.1 merupakan
IKU baru yang
merupakan perubahan
dari IKU sebelumnya
yaitu : Persentase
rekomendasi dan
prakarsa Indonesia
yang diterima dalam
setiap pertemuan
Kerja Sama ASEAN
5
Beberapa catatan penting dan hasil dari inisiatif Indonesia di
pertemuan tingkat tinggi dan tingkat Menteri ASEAN adalah sebagai
berikut :
1. Negara-negara anggota ASEAN menyambut positif konsep Indo-
Pasifik yang dikembangkan asas prinsip keterbukaan, inklusif,
transparansi, persahabatan, kerja sama, serta sentralitas ASEAN
pada KTT ASEAN – India dan pada KTT ke-13 East Asia
Summit.
2. Disepakatinya dan disahkannya Single draft CoC Negotiating Text
Laut China Selatan pada pertemuan ASEAN Post Ministerial
Conferences (PMC) Plus One with China sebagai pengembangan
dan implementasi Framework of CoC.
3. Dikeluarkannya Foreign Ministers’ Statement on the Development
in the Korean Peninsula dan Surat Bersama terkait Final
Document GNB pada ASEAN Foreign Ministers’ Meeting (AMM).
4. ASEAN sepakat mengirim needs assessment team melalui AHA
Center ke Myanmar untuk identifikasi kerja sama fasilitasi
pemulangan pengungsi ke Rakhine State pada sesi Pleno KTT-33
ASEAN.
5. Disepakatinya target penyelesaian RCEP dapat dicapai pada
putaran perundingan tahun 2019 pada pertemuan Tingkat Tinggi
Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
6
Presiden Jokowi saat berbincang dalam forum EAS di Singapura
Analisa Keberhasilan:
1. Sentralitas dan kesatuan ASEAN masih terjaga untuk isu-isu utama
sehingga memudahkan proses pencapaian target Indonesia.
2. Pendekatan Indonesia yang luwes dan lebih mengutamakan
kepentingan regional dinilai lebih tulus dan tidak memiliki agenda
tersembunyi lainnya.
7
Solusi atas kendala yang dihadapi :
1. Melalui pendekatan yang lebih luwes meski bertahap dan terkesan
lambat, Indonesia bisa memastikan capaian selamaa 2018 untuk
kepentingan yang lebih strategis dan memiliki dampak jangka
panjang.
2. Indonesia selalu mengupayakan solusi kreatif melalui mekanisme
yang terkadang informal namun dapat diterima oleh seluruh negara
anggota ASEAN serta mitra eksternal ASEAN.
Analisa atas kendala yang dihadapi :
1. Rancangan resolusi terkait krisis kemanusiaan di Rakhine State
yang diusulkan Indonesia pada ASEAN Inter Parliamentary
Assembly ditolak oleh delegasi Parlemen Myanmar akibat negosiasi
yang deadlock.
2. Rekomendasi parlemen Indonesia untuk menggolkan resolusi
mengenai Amandemen Statuta AIPA yang berisi perubahan sistem
pengambilan keputusan di AIPA dari sistem konsensus menjadi
sistem voting, ditolak dan tidak mendapatkan dukungan dari
delegasi parlemen negara anggota ASEAN lainnya.
3. Kepentingan Indonesia yang bertolak belakang dengan
kepentingan beberapa Negara Anggota ASEAN lainnya, sehingga
proses untuk negosiasi membutuhkan waktu dan strategi ekstra.
4. Proposal yang memiliki implikasi anggaran/komitmen pendanaan
bersama sulit diterima oleh sebagian negara anggota ASEAN.
5. Sistem pemerintahaan dan Sosial budaya negara asean yang
berbeda sering menjadi penghambat bagi penerapan prinsip-prinsip
Hak Asasi Manusia yang lebih terbuka, inklusif, dan terdapat
jaminan perlindungan bagi kelompok rentang
Wujud diplomasi maritime dan politik kemanan yang kuat, diukur
melalui Indikator Kinerja Utama (B1.1) “Persentase rekomendasi
dan prakarsa di bidang maritim dan politik keamanan yang
diterima dalam pertemuan Kerja Sama ASEAN.”.
Persentase rekomendasi dan prakarsa di bidang maritime dan politik keamananyang diterima dalam pertemuan Kerja Sama ASEAN.
Kerja Sama Politik
Keamanan ASEAN
Kerja Sama Ekonomi
ASEAN
Kerja Sama
Eksternal ASEAN
Perbandingan antara Target, Realisasi dan Capaian
134/13897,10%
3/3 44/45100% 97,78%
181/18697,31%
Direktorat Jenderal
Kerja Sama ASEAN
Capaian Sasaran Strategis (B-1) Diplomasi Maritim dan Politik Keamanan yang kuat dalam Kerja
Sama ASEAN
RealisasiTarget Capaian
97,19%92%105,64%97,31% 105,77%
2017 2018 2017 2018
8
Beberapa catatan penting dan hasil dari inisiatif Indonesia di
pertemuan tingkat tinggi dan tingkat Menteri ASEAN adalah sebagai
berikut :
1. Terkait isu maritiim, tercapai kesepakatan ASEAN untuk
melanjutkan inisiatif Indo-Pacific Indonesia sebagai “ASEAN
concept” dan diharapkan dapat dihasilkan Stand Alone ASEAN
Leaders’ statement on ASEAN’s Collective Outlook on Indo-
Pacific pada 2019. Selain itu juga telah dicapai kesepakatan atas
Single Draft CoC Negotiating Text Laut China Selatan.
2. Pada Februari 2018, telah dilaksanakan penandatanganan Host
Country Agreement antara Pemerintah Republik Indonesia dan
ASEAN Institute for Peace and Reconciliation (AIPR) dalam
rangka implementasi Peta Jalan ASEAN 2025.
3. Indonesia berkomitmen membangun gedung Sekretariat ASEAN
baru dan direncanakan gedung tersebut akan beroperasi penuh
pada pertengahan tahun 2019.
4. Sudah tercapai penyusunan dan pembahasan ASEAN Plan of
Action (PoA) to Prevent and Counter the Rise of Radicalisation
and Violent Extremism 2018-2025, sehingga dapat diadopsi di
Pertemuan 12th AMMTC, November 2018.
5. Indonesia terus mendorong kawasan Asia Tenggara menjadi
kawasan bebas senjata nuklir, dalam keketuaan bersama dengan
Korea Selatan – Jepang dalam ARF ISM on Non-Proliferation and
Disarmament (ARF ISM on NPD) 2018.
9
Penandatanganan Host Country Agreement antara Pemerintah Republik Indonesia dengan ASEAN Institute for Peace and Reconciliation (AIPR)
Analisa Keberhasilan:
1. Semakin intensifnya lobi Indonesia kepada negara mitra wicaara
yang memiliki kepentingan yang sama dengan Indonesia terutama
unutk isu maritim seperti Marine Plastic Debris.
2. Semakin baiknya dukungan yang diberikan kementerian/lembaga
terkait dalam mendukung penyusunan kertas posisi Delegasi RI.
3. Adanya rasa kepemiikan bersama dari pemangku kepentingan
terkait di Indoneisa karena telah ditunjang oleh Kebijakan
Kemaritiman Indonesia yang memberikan rujukan dan rambu-
rambu bagi Delegasi RI.
10
Solusi atas kendala yang dihadapi :
1. Menjaga kesatuan dan sentralitas ASEAN, terutama dalam isu-isu
krusial dan melibatkan pihak eksternal, termasuk diantaranya
dalam perundingan terkait laut Cina Selatan
2. Melakukan konsultasi secara intens dan informal guna
menjembatani seluruh kepentingan negara anggota asean dan mitra
wicara lainnya.
3. Melakukan pendekatan kepada AMS agar dapat saling terbuka dan
saling memahami kepentingan serta posisi masing-masing.
Analisa atas kendala yang dihadapi :
1. Ketidakhadiran delegasi Kementerian/Lembaga fokal point yang
memahami hal teknis dalam Pertemuan ASEAN menjadi kendala
dalam memperjuangkan kepentingan Indonesia secara optimal.
2. Adanya divergensi kepentingan dan penolakan negara anggota
ASEAN dalam isu-isu sensitif diantarnya terkait Laut Cina Selatan,
berakibat pada kompleksitas perundingan.
3. Kurangnya minat sebagian negara anggota ASEAN pada
rekomendasi yang diusulkan dikarenakan tidak adanya kepentingan
nasional negara-negara tersebut terhadap isu yang diangkat.
4. Isu cross-cutting antara maritim dan kejahatan lintas batas negara
meskipun menjadi perhatian seluruh negara di Kawasan masih
dianggap tidak dapat dikaitkan dengan kejahatan, sehingga
penindakan hukum di laut belum bisa diterapkan.
Wujud diplomasi Ekonomi, Sosial, dan Budaya yang kuat, diukur
melalui Indikator Kinerja Utama (B2.1) “Persentase rekomendasi
dan prakarsa di bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya yang
diterima dalam pertemuan Kerja Sama ASEAN”.
Persentase rekomendasi dan prakarsa di bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya yang diterima dalam pertemuan Kerja Sama ASEAN
Kerja Sama Ekonomi
ASEAN
Kerja Sama Sosial
Budaya ASEANKerja Sama
Eksterrnal ASEAN
Realisasi Capaian
Capaian Sasaran Strategis (B-2) Diplomasi Ekonomi, Sosial dan Budaya yang kuat dalam
Kerja Sama ASEAN
Perbandingan antara Target, Realisasi dan Capaian
51/52 32/33 26/2798,08% 96,97% 96,30%
109/11297,32%
Direktorat Jenderal
Kerja Sama ASEAN
Target Capaian
99,22%92%107,85%
97,32% 105,78%
2017 2018 2017 2018
11
Beberapa catatan penting dan hasil dari inisiatif Indonesia di
pertemuan tingkat tinggi dan tingkat Menteri ASEAN adalah sebagai
berikut :
1. Disepakati pada WG on Recovery dan ASEAN Workshop on
Resilient Recovery, untuk mengadakan pelatihan recovery
planning, back to back dengan pelaksanaan ASEAN Regional
Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX)
2018 pada November 2018 di Jawa Barat.
2. Inisiatif konsep Food Safety Emergency Response Plan, ASEAN
Concensus on the Protection and Promotion of the Rights of
Migrant Workers disetujui dalam ASEAN Health Cluster Meeting.
3. Diterimanya usulan untuk pengembangan “green meeting
guidelines” dengan tujuan menghemat sumber daya alam pada
10th Meeting of ASEAN Working Group on Environmental
Education and Related Meetings, Vietnam, Juli 2018.
4. Indonesia kembali menyelenggarakan ASEAN Youth Interfaith
Camp (AYIC) 2018 dan mengusulkan dengan sistem rotasi tuan
rumah setelah AYIC 2018.
5. Pada Pertemuan ASEAN Labour Minister Meeting (ALMM)
mengenai implementasi Action Plan dan Self-Assesment Tools dari
ASEAN Consensus, Indonesia mendorong diwujudkannya
berbagai program kegiatan dan mengusulkan dikembangkannya
inisiatif baru guna implementasi. Indonesia menyampaikan
rencana kegiatan Education Access for the Children of Migrant
Workers dan pre-Departure Orientation untuk segera dilaksanakan
dalam kurun waktu 2018-2025.
12
ASEAN Youth Interfaith Camp 2018
Analisa Keberhasilan:
1. Semakin berkembangnya kerja sama sosial budaya terutama people-
to-people contacts antara sesama Negara anggota ASEAN maupun
dengan negara mitra di kawasan.
2. Isu-isu terkait sosial budaya menjadi kepentingan bersama AMS
dan negara mitra dalam upaya meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan di kawasan.
13
Solusi atas kendala yang dihadapi :
1. Optimalisasi pelaksanaan kegiatan berdasarkan prioritas dan
urgensi serta efisiensi pengiriman pengiriman pejabat sebagai
peserta pada beberapa sidang/ pertemuan sidang
2. Meningkatkan persiapan dalam hal administrasi dan substansi
sedini mungkin dan melakukan koordinasi intensif dengan
Kementerian/Lembaga focal point.
3. Walaupun anggaran 2018 turun dibandingkan 2017 dapat
mempertahankan capaian pada tahun 2018 ini melalui peningkatan
koordinasi antar berbagai lembaga dan mengoptimalkan
keberadaan Pusat Studi ASEAN (PSA) di daerah-daerah..
Analisa atas kendala yang dihadapi :
1. Singapura senantiasa mempertahankan peran ASEAN Specialised
Meteorological Centre yang bertentangan dengan ASEAN
Agreement on Transboundary Haze Pollution (AATHP) dan Term
of Reference ASEAN Senior Officials on the Environment (TOR
ASOEN);
2. Klaim Singapura tersebut bertentangan dengan ASEAN
Agreement on Transboundary Haze Pollution (AATHP) dan Term
of Reference ASEAN Senior Officials on the Environment (TOR
ASOEN) serta menyebabkan terhambatnya: (i) Pendirian ASEAN
Coordinating Centre for Transboundary Haze Pollution Control
(ACCTHPC) di Indonesia dan (ii) Penyelesaian work plan
lingkungan hidup ASEAN sejak 2016:
3. Kerja sama bidang lingkungan hidup mencakup berbagai isu
sehingga muncul inisiatif sporadis yang tidak terkoordinasi di luar
badan sektoral lingkungan hidup
Wujud Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi diukur melalui
(C1.1) “Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk
pelaksanaan kesepakatan Kerja Sama ASEAN di dalam negeri”.
Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan Kerja Sama ASEAN di dalam negeri
Kerja Sama
Politik
Keamanan
ASEAN
Kerja Sama
Ekonomi
ASEAN
Kerja Sama
Sosial Budaya
ASEAN
Kerja Sama
Eksterrnal
ASEAN
RealisasiTarget Capaian
100%85%117,65%
Capaian Sasaran Strategis (C-1) Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi terhadap
kebijakan luar negeri terkait kesepakatan ASEAN
Perbandingan antara Target, Realisasi dan Capaian
Setditjen
Kerja Sama
ASEAN
72/72100%
Direktorat Jenderal
Kerja Sama ASEAN
32/32100%
18/18100%
10/10100%
10/10100%
2/2100%
100% 117,65%
2017 2018 2017 2018
14
Beberapa catatan penting dan hasil dari inisiatif Indonesia di
pertemuan tingkat tinggi dan tingkat Menteri ASEAN adalah sebagai
berikut :
1. Disepakatinya argument Indonesia untuk menolak klausul usulan
dalam Single Draft COC Negotiating Text yang mewajibkan
pembuatan guidelines dan mekanisme di tingkat nasional untuk
operasionalisasi element to exercise self-restraint in the South
China Sea. Usulan ini dinilai terlalu dini diajukan dan berpotensi
membuat pembahasan terlalu melebar.
2. “Kampanye” Budaya Pencegahan atau “Upstream Policies” yang
digaungkan para Pemimpin ASEAN melalui ASEAN Declaration
on Culture of Prevention for a Peaceful, Inclusive, Resilient,
Healthy and Harmonious Society (COP). Penyelenggaran ASEAN
Youth Interfaith Conference (AYIC) 2018 di 3 kota yaitu Jakarta,
Jogyakarta dan Bali dari 28 Oktober-4 November 2018.
3. Konsultasi Publik mengenai perlindungan dan pemajuan hak-hak
PMI pada 3-4 Desember 2018 di Kota Malang, Jawa Timur sebagai
tindak lanjut atas disepakatinya ASEAN Consensus on the
Protection and Promotion of the Rights of Migrant Workers dan
Rencana Aksi Implementasi dari ASEAN Consensus.
4. Penyelenggaraan Konferensi Pusat Studi ASEAN (PSA) ke-3 di
Yogyakarta yang untuk pertama kalinya menghadirkan seluruh
K/L dan Lembaga di bawah 3 Pilar Kerja Sama ASEAN, anggota
Setnas ASEAN-Indonesia, perwakilan pihak swasta, dan ASEAN
University Network (AUN).
15
Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN membuka acara Konferensi Pusat Studi ASEAN
Analisa Keberhasilan:
1. Langkah-langkah yang telah dilaksanakan oleh Ditjen Kerja Sama
ASEAN dalam upaya mengatasi kendala yang dihadapi terbukti
efektif. Hal ini ditunjukkan dengan tercapainya seluruh target yang
telah ditetapkan pada Perjanjian Kinerja Tahun 2018.
16
Solusi atas kendala yang dihadapi :
1. Guna mengatasainya, beruapaya memperkuat peran setnas
ASEAN dalam melakukan diseminasi informasi, menyusun
direktori, dan menyleenggarakan rapat koordinasi secara rutin.
2. Selain itu guna mendorong dan memperkuat rasa kepemilikan atas
ASEAN, maka program aktivitas yang bersifat koordinatif dan
membangun kapasitas SDM melalui bimtek persidangan diadakan
secara rutin bekerja sama dengan universitas / PSA.
3. Terus melakukan langkah2 implementasi kesepakatan ASEAN
yang telah tercapai dengan menyusun program yang konkrit,
tangible, dan berdampak langsung kepada masyarakat.
Analisa atas kendala yang dihadapi :
1. Belum optimalnya rasa kepemilikan instansi teknis dan pemangku
kepentingan nasional lainnya terhadap ASEAN yang berdampak
kepada kurang siapnya instansi tersebut dalam memajukan
kepentingan RI.
2. Masih belum optimalnya koordinasi antar pemangku kepentingan
nasional dalam proses pertukaran informasi dan perumusan posisi
nasional terhadap berbagai isu.
3. Masih belum optimalnya wadah koordinasi antar pemangku
kepentingan nasional di pilar-pilar ASEAN.
Indikator Kinerja ini diukur atas
(L1.1) “Persentase pejabat di
Direktorat Jenderal Kerja
Sama ASEAN yang telah
memenuhi standar
kompetensi jabatan”.
Pengukuran IKU dilakukan
dengan melihat Jabatan Pimpinan
Tinggi pratama dan Madya yang
dipilih menggunakan prosesi
selesi JPT.
Capaian Sasaran Strategis (L-1) Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN
yang kompeten
RealisasiTarget Capaian
83,33%75%
111,11%
RealisasiTarget Capaian
83,34%87,5%
95,24%
2017
2018
Pada IKU ini,
terjadi
peningkatan dari
capaian tahun
2017 sebesar
95,24% ,
menjadi
111,11% pada
tahun 2018
17
(L2.1) “Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu”
Capaian Sasaran Strategis (L-2) Tata kelola organisasi di Direktorat Jenderal Kerja Sama
ASEAN yang baik
RealisasiTarget Capaian
76,449084,93%
RealisasiTarget Capaian
77,448586,04%
2017
2018
Analisa Capaian :
1. Pada IKU ini, terjadi penurunan dari capaian tahun 2017 sebesar
86,04% , menjadi 84,93% pada tahun 2018
2. Penurunan ini antara lain disebabkan oleh kurangnya kesadaran
dari selruh pihak di Kemeniteran Luar Negeri dalam penerapan
reformasi birokrasi.
Nilai Reformasi Birokrasi merupakan parameter untuk mengukur
tingkat good governance dan perubahan penyelenggaraan pemerintahan di
Kementerian Luar Negeri.
18
Analisa atas kendala yang dihadapi :
1. Kesadaran, pemahaman dan keterlibatan pegawai atas isu-isu RB
masih minim.
2. Tidak berkesinambungnya pelaksanaan Program RB dikarenakan
rotasi pegawai yang tinggi.
3. Cakupan kerja yang luas dan struktur organisasi yang unik di
Kemlu (memiliki 132 satker Perwakilan) menjadi hambatan
tersendiri
19
Langkah Kedepan atas kendala yang dihadapi :
1. Melakukan penelaahan dan evaluasi atas pelaksanaan Agen
Perubahan dalam membangun budaya perubahan positif.
2. Meningkatkan partisipasi jajaran pimpinan dalam reformasi
birokrasi agar dapat menjadi role model perubahan positif mental
aparatur dan budaya kerja di Kemenlu.
3. Mengagendekan koordinasi rutin dengan seluruh tim RB, satuan
kerja di Kemenlu, serta dengan KemenPANRB guna
menyelaraskan visi.
4. Mengagendakan berbagai pendidikan, pelatihan, dan bimbingan
teknis dalam rangka meningkatkan integritas serta profesionalisme.
5. Membentuk 1 Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM)
dan 6 Wilayah Bebas Korupsi (WBK) baru pada tahun 2019
Solusi atas kendala yang dihadapi :
1. Memperkuat konsultasi, komunikasi, dan koordinasi dengan
KemenPANRB untuk mejamin bahwa upaya implementasi
reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Luar Negeri telah
sesuai dengan kebijakan nasional.
2. Memperkuat koordinasi dan konsolidasi internal secara lebih
intensif dengan mengagendakan rapat rutin khususnya koordinasi
Tim RB Kemenlu dan Agen Perubahan Kemenlu.
(L2.2) “Nilai evaluasi AKIP Direktorat Jenderal Kerja Sama
ASEAN”.
RealisasiTarget Capaian
78,138097.66%
76,38 95,48%
2017 2018 2017 2018
Analisa atas kendala yang dihadapi :
1. Penyusunan dokumen AKIP antara Satker dengan SAKIP
Kementerian Luar Negeri belum terintegrasi.
2. Rumusan indikator yang digunakan dalam mengukur target dan
capaian kinerja masih pada tingkatan kegiatan (output)
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah
perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
Nilai AKIP Ditjen KSA sebesar 78,13 berada dalam kategori “BB”
dengan range nilai >70-80 dengan arti “Sangat Baik”. Hal ini
menandakan bahwa Ditjen KSA telah akuntabel, berkinerja baik, dan
memiliki sistem manajemen kinerja yang andal.
Perbandingan antara Target, Realisasi dan Capaian
20
(L2.3) “Indeks engagement pegawai di Direktorat Jenderal Kerja
Sama ASEAN”.
RealisasiTarget Capaian
3,444
97,66%
RealisasiTarget Capaian
3,553
118,33%
2017
2018
Pada IKU ini,
terjadi
penurunan dari
capaian tahun
2017 sebesar
118,33% ,
menjadi 97,66%
pada tahun 2018
Indeks Engagement Pegawai menunjukkan tingkat keterikatan
(engagement) pegawai terhadap organisasi kementerian dan satuan kerja
dan merupakan cerminan dari tingkat kepuasan dan komitmen pegawai.
Indeks engagement yang tinggi akan mengindikasikan tingkat
pemahaman dan kepedulian yang tinggi terhadap pencapaian visi, misi
dan tujuan organisasi dalam proses pekerjaannya.
21
Analisa atas Capaian dan kendala yang dihadapi:
1. Rendahnya Indeks Engagement Pegawai di lingkungan Ditjen KSA
antara lain disebabkan oleh empat faktor, yaitu Kepempimpinan &
manajemen yang kurang, insentif dan job security yang rendah,
ketidakpuasan terkait promosi & Career Development serta rendahnya
partispasi dalam diklat.
2. Salah satu kendala yang dialami di Ditjen Kerja Sama ASEAN
adalah kurangnya sumber daya manusia sehingga menyebabkan
pejabat/staf ditempatkan pada posisi yang tidak seharusnya.
Beberapa staf di Ditjen KSA tidak memiliki rumah jabatan yang
sesuai.
22
Solusi dan langkah kedepan dalam mengatasi kendala yang
dihadapai:
1. Menindaklanjuti hasil survey engagement pegawai yang telah
dilakukan oleh PT ARA secara serius dengan cara memastikan
terjadinya konsultasi dua arah dengan seluruh pegawai di Ditjen
Kerja Sama ASEAN.
2. Berdasarkan hasil evaluasi dari survey engagement pegawai yang
dilakukan oleh PT ARA, beberapa hal yang perlu segera diperbaiki
antara lain :
• Jumlah pekerjaan yang dibebankan pada individu
• Jobdesc yang saling tumpang tindih dan tidak jelas
• Perubahan kebijakan di satuan kerja yang terlalu cepat
• Kurangnya kepemimpinan dan keberanian dalam
mengambil momentum
• Ketidakpuasan atas pola karir, mutasi dan metode promosi
yang dianggap tidak berdasarkan prestasi kerja
• Kurangnya objektifitas dan feedback dalam pengembangan
karir
Indikator Kinerja
Utama ini diukur
melalui IKU (L3.1)
“Persentase sarana
dan prasarana yang
dipenuhi sesuai
dengan rencana”.
Capaian Sasaran Strategis (L-3) Sarana dan Prasarana di Direktorat Jenderal Kerja Sama
ASEAN yang Memadai
RealisasiTarget Capaian
100%100% 100%
Selama tahun 2018, Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN
dapat memenuhi target 100% yang telah ditetapkan pada
tahun sebelumnya untuk IKU yang baru ada di tahun 2018 ini.
Hal ini dikarenakan tidak ada kendala yang signifikan dalam
penyelesaian Sasaran Strategis ini.
Perbandingan antara Target, Realisasi dan Capaian
23
Capaian Strategis ini diukur melalui Indeks Kinerja Utama (L4.1)
“Persentase realisasi anggaran dan realisasi kinerja di Direktorat
Jenderal Kerja Sama ASEAN”.
Capaian Sasaran Strategis (L-4) Pengelolaan Anggaran yang Optimal dan Akuntabel di
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN
RealisasiTarget Capaian
99.5%100% 99.5%
Perbandingan antara Target, Realisasi dan Capaian
24
Realisasi anggaran pada tahun 2018 yang baik dari Dijten Kerja
Sama ASEAN ini merupakan sebuah prestasi tersendiri. Bahkan Ditjen
Kerja Sama ASEAN dinobatkan sebagai satuan kerja yang meraih nilai
tertinggi dalam Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) tahun
2018 Kategori Besar Lingkup Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta.
Penghargaan ini diberikan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta.
Selain itu Dijten KSA juga mendapatkan penghargaan dalam rangka
Apresiasi Satker Terbaik Atas Kinerja Pengelolaan Keuangan Lingkup
KPPN Jakarta I Tahun 2018 dari Kantor Pelayanan Perbendeharaan
Negara Jakarta I.
25
Kerja Sama Politik Keamanan ASEAN
Kerja Sama Ekonomi ASEAN
Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN
Kerja Sama Eksterrnal ASEAN
Setditjen Kerja Sama ASEAN
Persentase Realisasi anggaran di setiap unit Eselon II Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN
99,3%
99,99%
99,96%
99,94%
99,64%
Target 100%
Pemberian apresiasi atas realisasi anggaranDirektorat Jenderal Kerja Sama ASEAN Tahun 2018
Pada tahun 2018 Direktorat
Jenderal Kerja Sama ASEAN
meperoleh anggaran sebesar Rp.
59.098.302.000 yang kemudian di
revisi menjadi Rp. 59.830.021.000.
Terhitung hingga akhir Desember
2018, Ditjen KSA berhasil
melakukan realisasi sebesar Rp.
59.418.417.058 atau 99,50% dari
total anggaran sehingga sisa
anggaran hanya sebesar Rp.
411,603,942.
Analisis Efisiensi Sumber Daya :
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN telah melakukan
upaya-upaya optimalisasi dan efisiensi sumber daya dengan
memaksimalkan sumber daya yang ada untuk mendukung
kinerja organisasi yang lebih baik.
Dengan terbitnya Permenlu No. 04 Tahun 2018 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Kinerja Kementerian Luar
Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia, Direktorat
Jenderal Kerja Sama ASEAN dapat melaksanakan tugas dan
fungsinya berdasarkan sistem manajemen kinerja berbasis
balanced scorecard yang lebih terukur dan terarah.
Perbandingan Realisasi Anggaran per Tahun
94.65%89.92%
87.69%
97.29%
99.50%
2014 2015 2016 2017 2018
26
IV PENUTUP
Ditjen KS ASEAN memainkan salah satu peran utama
sebagai pelaksana kebijakan luar negeri Indonesia dalam
kerangka kerja sama ASEAN. Kepemimpinan Indonesia di
ASEAN memiliki peran sentral untuk meningkatkan dan
mempertahankan kohesivitas dan sentralitas ASEAN.
Kepemimpinan Indonesia di ASEAN memperoleh
pengakuan dari para pihak di luar Ditjen Kerja Sama ASEAN
baik di Indonesia maupun di tingkat internasional.
Di dalam negeri, Ditjen KS ASEAN sebagai koordinator
Setnas ASEAN-Indonesia terus melakukan peningkatan
pemahaman masyarakat di berbagai wilayah Indonesia
terhadap pembentukan Masyarakat ASEAN. Ditjen KS
ASEAN bekerja sama dengan pemangku kepentingan lainnya
melakukan kegiatan untuk membumikan Masyarakat ASEAN
sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
Indonesia.
Banyaknya pemangku kepentingan di dalam negeri yang perlu
dilibatkan untuk menjamin kesepakatan ASEAN dapat
ditindaklanjuti menjadi tantangan tersendiri bagi Ditjen KS
ASEAN. Sebagai langkah perbaikan, pada Tahun 2018 Ditjen
KSA telah mempersiapkan penyusunan Perpres Tentang
Kelembagaan Setnas ASEAN-Indonesia sebagai Revisi atas
Keppres 23 Tahun 2012 tentang Susunan Setnas Indonesia
yang direncanakan akan selesai pada Tahun Anggaran 2019.
Penyusunan Perpres ini telah diusulkan menjadi Proyek
Prioritas Nasional TA 2019 dan diharapkan dapat
meningkatkan kinerja lintas kementerian dalam kerangka
Setnas ASEAN-Indonesia.
27
2018
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN
Icon by Roundicons from www.flaticon.com