laporan kinerja 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua...

205
LAPORAN KINERJA 2017 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU republik indonesia

Upload: others

Post on 22-Jan-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

L A P O R A N K I N E R J A2 0 1 7

D E W A N K E H O R M A T A N P E NY E L E N G G A R A P E M I L Ur e p u b l i k i n d o n e s i a

Page 2: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 7

Page 3: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

DAFTAR ISI

KERANGKA HUKUM DKPP_______x

TUGAS DAN WEWENANG DKPP_______x

PROFIL KETUA DAN ANGGOTA DKPP

_______x

SAMBUTAN KETUA DKPP_______x

BAB IPENDAHULUAN_______1 1.1. Latar Belakang_______51.2. Maksud, Tujuan dan Target_______7 1.3. Ruang Lingkup_______8

BAB II KELEMBAGAAN DKPP_______11

2.1. Pelantikan Anggota DKPP peridoe

2017-2022_______17 2.2. Konsolidasi Internal_______18

2.3. Arah Kebijakan_______342 . 4 . P e n a t a a n P e l a k s a n a a n

Tugas_______35

BAB IIIPENANGANAN PENGADUAN

PERKARA KODE ETIK

PENYELENGGARA PEMILU_______393.1. S u b j e k Pe n a n g a n a n Pe r k a r a

DKPP_______433.2. Wilayah Penanganan Pengaduan

P e l a n g g a r a n K o d e E t i k

Penyelenggara Pemilu_______44

3.3. Verifikasi Administrasi dan Materiel

Pengaduan_______453.4. P r o s e d u r d a n T e m p a t

Pengaduan_______463.5. Rekapitulasi Pengaduan_______52

BAB IVPERSIDANGAN KODE ETIK

PENYELENGGARA PEMILU_______75 4.1. Panggilan Para Pihak_______80

4.2. Persidangan_______804.3. Perbandingan Teradu Penyelenggara

Pemilu_______1084.4. Teradi Jajaran KPU_______1104.5. Teradu Jajaran Bawaslu_______112

BAB VPENCEGAHAN

PELANGGARAN KODE ETIK

PENYELENGGARA PEMILU

MELALUI KEGIATAN

PUBLIKASI DAN

SOSIALISASI _______115

5.1. Urgensi Program Sosialisasi dan

Publikasi dalam Rangka Mendukung

Pencegahan Pelanggaran Kode Etik

B a g i P e n y e l e n g g a r a

Pemilu_______119

5.2. K e g i a t a n - k e g i a t a n P r o g r a m

Sosialisasi dan Publikasi_______121

5.3. Kegiatan Sosialisasi dan Peningkatan

Kapasitas_______139

5.4. Monitoring dan Evaluasi Putusan

DKPP di Pengadilan Tata Usaha

Negara_______149

BAB VIANALISA, EVALUASI DAN PROYEKSI

PELAKSANAAN PENEGAKKAN

KODE ETIK PENYELENGGARA

PEMILU MENGHADAPI

PILKADA 2018

DAN PEMILU 2019_______163

6.1. Analisa Kinerja Penegakan Kode Etik

P e n y e l e n g g a r a P e m i l u Ta h u n

2017_______167

6.2. E v a l u a s i K i n e r j a Ke l e m b a g a a n

DKPP_______1686.3. Proyeksi Penegakkan Kode Etik

Penyelenggara Pemilu Menjelang

Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu

Nasional 2019_______172

BAB VIIKEKUATAN, KELEMAHAN,

PELUANG

DAN ANCAMAN/HAMBATAN_______1777.1. Kekuatan (Strength) _______1837.2. K e l e m a h a n ( W e a k n e s s )

_______1857.3. P e l u a n g ( O p p o r t u n i t i e s )

_______1867.4. Ancaman/Hambatan (Threats)

_______188

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN8.1. Kesimpulan_______191Saran_______191

DAFTAR TABEL

Tabel II-1 Pokok-pokok Penjelasan Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017_______20

Tabel II-2 Pokok-pokok Penjelasan Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017_______22

Tabel II-3

Pokok-pokok Penjelasan Peraturan DKPP

Tentang Tim Pemeriksa Daerah_______28

Tabel II-4

Pokok-pokok Penjelasan Peraturan DKPP

Tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku

D e w a n K e h o r m a t a n Pe n y e l e n g g a r a

Pemilu_______31Tabel III-1

Wilayah Penanganan Pengaduan Pelanggaran

Kode Etik Penyelenggara Pemilu_______45Tabel III-2

Rekapitulasi Pengaduan Tahun 2012-2017

Berdasarkan Tahun_______52Tabel III-3

Rekapitulasi Pengaduan Tahun 2012-2017

Berdasarkan Bulan_______54Tabel III-4

Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Wilayah

Pengaduan_______55Tabel III-5

Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Jenis

Pengaduan_______57

Tabel III-6

Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Unsur

Pengadu_______58Tabel III-7

Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Unsur

Teradu_______60Tabel III-8

Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Verifikasi

Administrasi Dan Materiel_______61

Tabel III-9

Re k a p i t u l a s i Pe n g a d u a n B e r d a s a r k a n

Provinsi_______62

Tabel III-10

Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Periode

Anggota DKPP_______65Tabel III-11

Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Unsur

Page 4: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Pengadu_______67Tabel III-12

Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Unsur

Teradu_______69Tabel III-13

Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Sebaran

Provinsi_______71

Tabel III-14

Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Verifikasi

Administrasi dan Materiel_______73

Tabel IV-1

Sidang Pemeriksaan dan Sidang Pembacaan

Putusan Menurut Bulan Persidangan DKPP Tahun

2017_______81Tabel IV-2

Sidang DKPP Menurut Jenis Sidang Tahun

2017_______84Tabel IV-3

Perkara Diputus dan Putuasan Menurut Bulan

Sidang DKPP Tahun 2017_______86Tabel IV-4

Rekapitulasi Penanganan Perkara Kode Etik DKPP

Tahun 2017_______87Tabel IV-5

Te r a d u M e n u r u t A m a r P u t u s a n Ta h u n

2017_______90Tabel IV-6

Te r a d u M e n u r u t J e n i s K e l a m i n Ta h u n

2017_______93Tabel IV-7

M o d u s - M o d u s Pe l a n g g a r a n K o d e E t i k

Penyelenggara Pemilu_______95

Tabel IV-8

Teradu Menurut Trends Pelanggaran Kode Etik

Penyelenggara Pemilu Tahun 2017_______97Tabel IV-9 Teradu Menurut Jenis Pemilu Tahun

2017_______100

Tabel IV-10

Teradu Menurut Putusan dan Ketetapan

Berdasarkan Provinsi Tahun 2017_______102Tabel IV-11

Teradu Menurut Tingkatan Penyelenggara Pemilu

Tahun 2017_______106Tabel IV-12

Rekapitulasi Putusan Terhadap Penyelenggara

P e m i l u B e r d a s a r k a n L e m b a g a Ta h u n

2017_______108Tabel IV-13

Rekapitulasi Putusan Terhadap Jajaran KPU Tahun

2017_______110Tabel IV-14

R e k a p i t u l a s i P u t u s a n Te r h a d a p J a j a r a n

Bawaslu_______112Tabel V-1 R e k a p i t u l a s i P e m b e r i t a a n d i W e b s i t e

DKPP_______125Tabel V-2

Spesifikasi teknis Newsletter DKPP_______136Tabel V-3

Rubrikasi dalam Newsletter DKPP_______137Tabel V-4

Perkara di PTUN mengenai tindaklanjut Putusan

DKPP_______151Tabel V-5

Perkara Naik pada Tingkat Kasasi_______155

Tabel V-6

J u m l a h G u g a t a n B e r d a s a r k a n W i l a y a h

Tergugat_______158Gugatan Terhadap Keputusan TUN sebagai

Tindaklanjut Putusan DKPP_______160

@ Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang

Pengutipan, Pengalihbahasaan dan Penggandaan (copy) Isi Buku ini,

Diperkenankan dengan Menyebutkan Sumbernya

L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 7

Page 5: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Tugas danWewenang DKPP

Tugas DKPP(Pasal 159 ayat (1)UU 7/2017)

Wewenang DKPP(Pasal 159 ayat (2) UU 7/2017)

Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu

Kerangka HukumDKPPDewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu

Page 6: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

D K P P R IDewan Kehormatan Penyelenggara PemiluRepublik Indonesia

P r o f i lK e t u a d a n A n g g o t a

Page 7: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

DR. HARJONO, S.H., MCLKETUA DKPP RI

DUA kali sudah

Dr. Harjono, SH., MCL menggantikan Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. MH. Pertama, pada 24 Maret 2009, Harjono disumpah menjadi Hakim Konstitusi karena Prof. Jimly mundur pada 6 Oktober 2008. Lalu pada 12 Juni 2017, setelah dilantik Presiden Joko Widodo sebagai anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum, Harjono dipilih oleh para koleganya menjadi ketua lembaga tersebut, posisi yang sebelumnya dijabat Prof. Jimly. “Saya bersyukur karena ini warisan Pak Jimly. Biasanya Pak Jimly memberikan warisan yang baik,” kata Harjono.

Kesederhanaan dan rendah hati memang menjadi cerminan keseharian

Harjono. Bagi putra Nganjuk, Jawa Timur yang lahir pada 31 Maret 1958 tersebut, kesederhanaan menjadi pangkal kearifan sekaligus menjadi kunci menjaga komitmen dan konsistensi. Ketika dilantik sebagai hakim konstitusi, doa yang pertama kali diucapkan adalah, “Ya Allah, kuatkanlah mental hamba-Mu.”

Pengalaman hidup agaknya membuat Harjono mengerti betul arti kesederhanaan. Setelah Mengalami kesulitan ekonomi saat SMA, anak pertama dari sembilan bersaudara buah pernikahan Adi Soedarmo dan Soewarni ini harus ikut pamannya

yang bertugas di Pusat Pendidikan Peralatan TNI Angkatan Darat di Cimahi, Jawa Barat. Harjono bahkan rela berjualan sayur untuk menambah uang sakunya.

Dia lalu pindah ke SMAN 5 Surabaya dan tinggal di rumah berdinding anyaman bambu dan beralas tanah. Melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Airlangga, tempat yang sama saat dia mendapat gelar doktor, Harjono rajin membaca diktat stensilan karena tak sanggup membeli buku. “Saya juga bekerja sambilan sebagai penghitung barang bangunan,” katanya.Toh kegigihannya membuahkan hasil. Dia meraih predikat mahasiswa teladan se-

Airlangga. Kemampuan intelektualnya diakui oleh pihak kampus sehingga dia diangkat menjadi asisten dosen berstatus calon pegawai negeri sipil meskipun kuliahnya belum usai. Harjono dipercaya mengajar mata kuliah hukum tata pemerintahan. Mantan anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia ini bahkan berhasil meraih beasiswa kuliah master di Southern Metodist University, Dallas, Texas, Amerika. Di sana dia menempuh program Master of Comparative Law bersama Bagir Manan yang kelak memimpin Mahkamah Agung.

Pada Pemilihan Umum 1999, suami dari Siti Soendari ini terpilih sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai utusan daerah Jawa Timur. Sebenarnya, Harjono bisa saja melenggang ke Senayan karena politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Soetjipto, mengajaknya menjadi calon legislator. Tapi Harjono tak mau meninggalkan pekerjaannya sebagai dosen di Airlangga.Pengalaman ayah empat anak ini di bidang hukum tak terhitung lagi. Tak hanya mengajar, Harjono pernah menjadi anggota kehormatan Pusat Studi HAM Airlangga, anggota Konsorsium Reformasi Hukum Nasional, tim ahli Redaksi Umum Harian Surabaya Post, dan tim ahli Departemen Kehakiman dalam Penyusunan RUU-

Kewarganegaraaan serta tim ahli perancang Peraturan Daerah Kota Surabaya. [***]

Dia juga terlibat dalam empat tahap perubahan Undang-Undang Dasar 1945 sejak 1999-2002. Sejumlah rumusan pasal konstitusi merupakan hasil pemikirannya. Seperti pasal yang

mengatur syarat calon presiden dan wakil presiden, serta klausul pembahasan rancangan undang-undang oleh DPR dan presiden. Yang paling fundamental adalah rumusan di pasal 1 ayat 2 yang menghapus superioritas MPR sebagai lembaga tertinggi negara: “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.” Periode 2003-2008, Harjono menjadi hakim konstitusi dan pernah menjabat Wakil Ketua MK.

Harjono memahami Dewan Kehormatan

Penyelenggara Pemilu ikut bertanggung

jawab menghasilkan pemilu yang

berkualitas. Caranya, menjaga penegakan

kode etik penyelenggara pemilu. Dia

berjanji lembaganya akan tegas menindak

personel Komisi Pemilihan Umum

maupun Badan Pengawas Pemilu yang

terbukti melanggar kode etik. Termasuk,

memberhentikan penyelenggara yang

lancung. “Sanksi yang kami berikan bukan

karena penyelenggara tak bekerja, tapi

karena sudah tak memenuhi syarat

menjadi penyelenggara yang jujur dan

adil,” kata Harjono.

Page 8: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

PROF. DR. MUHAMMAD, SIP, M.SI.Anggota DKPP RI

BAGI Profesor Dr. Muhammad, SIP, M.Si, pemilu yang berintegritas menjadi salah satu ukuran utama demokrasi suatu negara. Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia periode 2012-2017 ini meyakini, pemilu yang berintegritas salah satunya ditentukan oleh penyelenggara pemilu yang juga berintegritas.Menurut Muhammad, selalu ada potensi penyelenggara pemilu melenceng dari tugas dan kewajibannya serta memihak peserta pemilu. “Bagaimanapun, penyelenggara pemilu adalah manusia biasa. Ada sisi baik dan potensi jahat pada diri mereka,” katanya suatu kali.Toh Muhammad menilai tak perlu ada kekhawatiran

berlebihan terhadap integritas penyelenggara pemilu. Sebabnya, ada lembaga Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu yang menegakkan kode etik bagi para anggota Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu hingga ke level bawah. “DKPP tidak akan segan menjatuhkan sanksi pemecatan untuk anggota Bawaslu serta KPU dan jajarannya yang terbukti melanggar kode etik,” katanya.Doktor Ilmu Politik yang tamat dari Universitas Airlangga, Surabaya, ini

berpendapat, integritas penyelenggara pemilu juga harus didukung oleh regulasi yang jelas dan tegas, peserta pemilu yang kompeten, serta birokrasi yang netral. Sayangnya, kata Muhammad, aturan pemilu di Indonesia kerap abu-abu sehingga berpotensi menimbulkan berbagai persoalan.Dia mencontohkan, para peserta pemilu kerap menggunakan istilah “sosialisasi” untuk menghindari tudingan kampanye di luar aturan. “Regulasi pemilu itu harus tegas dan

jelas, hitam-putih, tidak boleh abu-abu. Harusnya ke depan pemerintah dan DPR selaku pembuat undang-undang bisa memperbaiki hal ini,” kata Muhammad.Lahir di Makassar, 17 September 1971, suami dari Lubena Umar Alahaddad ini memang menaruh perhatian pada pemilu yang berintegritas. Kiprahnya di bidang politik dan terutama pemilu, sudah berjalan lama. Dia menjabat Ketua Jurusan Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan Universitas Hasanuddin, Makassar, periode 2010-2012. Muhammad menjabat Ketua Panitia Pengawas Pemilu Provinsi Sulawesi Selatan pada Pemilihan Umum 2009. Tiga tahun kemudian, Komisi II DPR memilihnya sebagai komisioner Bawaslu RI dengan suara terbanyak.Usianya masih 43 tahun saat Universitas Hasanuddin mengukuhkan gelar guru besar kepada Muhammad pada 28 Februari 2015. Kala itu, Muhammad membacakan pidato ilmiah berjudul “Mewujudkan Akuntabilitas Pemilihan Umum yang Berkualitas dan Berintegrasi melalui Transformasi Sistem

Pemilihan Umum”. Sejumlah tokoh seperti Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, dan Ketua Partai Persatuan Pembangunan Muhammad Romahurmuziy ikut menghadiri pengukuhan tersebut.

Muhammad juga pernah mendapat penghargaan Satyalancana Karya Satya X yang menandai kesetiaannya menjadi pegawai negeri sipil. Empat hari menjelang peringatan kemerdekaan Indonesia ke-70, Presiden Joko Widodo menganugerahi Muhammad Tanda Kehormatan Bintang Penegak Demokrasi di Istana Presiden. Penghargaan itu diberikan bagi mereka yang dianggap berjasa di bidang sosial, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta bidang lain yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. “Di manapun saya bertugas, saya akan coba memberikan yang terbaik,” kata Muhammad.

Page 9: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

PROF. DR. TEGUH PRASETYO, S.H., M.Si.Anggota DKPP RI

DEWAN Kehormatan Penyelenggara Pemilu bagi Profesor Dr. Teguh Prasetyo, SH., M.Si., bukan hanya menjadi lembaga yang mengawasi penegakan kode etik terhadap personel Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu beserta jajarannya. Guru Besar Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang telah menerbitkan karya berupa 31 buah buku ini menginginkan DKPP juga bisa menjadi pusat kajian yang memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Salah satu caranya, dengan menyiapkan informasi menyeluruh di situs resmi DKPP.“Website harus dibuat selengkap mungkin, ada tracking terkait dengan

kasus,” kata Teguh Prasetyo. Memang, situs resmi DKPP menjadi salah satu sarana yang paling mendekatkan lembaga itu dengan masyarakat. Tak cukup hanya lengkap, situs juga harus menarik perhatian pembacanya.Terpilih menjadi satu dari tiga komisioner DKPP hasil uji kelayakan dan kepatutan di Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat, Teguh meyakini DKPP bisa memberi contoh ihwal proses peradilan yang cepat, murah, tapi

juga tetap menjaga asas peradilan. Dosen yang malang melintang mengajar di berbagai kota seperti Salatiga, Medan, Balikpapan, Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya ini menilai DKPP sebagai lembaga yang mulai bekerja menjelang Pemilihan Kepala Daerah 2012 dan Pemilihan Umum 2014 memiliki landasan kuat untuk menjadi lembaga penegak kode etik sekaligus pusat kajian.Bukan perkara yang mudah untuk menjadi pusat kajian. Apalagi, sumber daya manusia yang dimiliki

DKPP masih sangat terbatas. Total hanya 65 personel baik organik maupun non-organik berkantor di DKPP. Tapi Teguh optimistis DKPP bisa menjalankan fungsi tersebut. “Staf meski Cuma sedikit tapi lebih mudah dikembangkan karena modalnya sudah bagus,” begitu keyakinan Teguh.Latar belakang sebagai akademisi memang membuat Teguh kerap berpikir bagaimana hukum bisa tetap terjaga, adil, dan sekaligus bermartabat. Teguh—beragama Kristen tapi tak segan menempuh program doktoral di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta—kemudian mencoba mengembangkan konsep keadilan yang bermartabat. “Dalam bahasa Inggrisnya, dignified justice, yaitu keadilan yang memanusiakan manusia,” Teguh menjelaskan.Konsep ini berulang kali disosialisasikan Teguh, bahkan hingga ke luar negeri. Berbagai tulisan soal keadilan bermartabat—mengacu pada sila

kedua Pancasila, “kemanusiaan yang adil dan beradab”—dimuat di tujuh jurnal internasional. Dia pun diundang oleh Fakultas Hukum Vrije Universiteit Amsterdam, Belanda, salah satu kampus papan atas di sana. Tiga guru besar beserta para mahasiswa program master dan doktor di Vrije mengikuti kuliahnya.Teguh menilai konsep keadilan bermartabat juga bisa diterapkan oleh DKPP. Caranya, dengan mengambil posisi yang strategis dan pas terhadap para teradu ketika berperkara. “DKPP harus bisa memberikan porsi yang seadilnya dan seutuhnya. Itulah yang harus kita gagas dan perjuangkan,” katanya.

Peran DKPP tersebut, kata Teguh,

bakal lebih lancar dengan dukungan

para staf. Dia mendukung setiap

kegiatan yang bertujuan

meningkatkan kapasitas staf DKPP.

“Tanpamu, aku tak bisa berbuat

apa-apa,” ujar Teguh.

Page 10: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

DR. H. ALFITRA SALAMM, APUAnggota DKPP RI

PUTUSAN Dewan

Kehormatan

Penyelenggara Pemilu

dipandang Dr. H. Alfitra

Salamm, APU, bukan

hanya sebagai sanksi

atau rehabilitasi. Alfitra

menilai sanksi yang

diberikan kepada jajaran

Komisi Pemilihan Umum

dan Badan Pengawas

Pemilihan Umum

sebagai penyelenggara

pemilu harus bisa

menjadi pelajaran. “Agar

kesalahan-kesalahan itu

tidak terulang lagi,” ujar

mantan Sekretaris

Kementerian Pemuda

dan Olahraga ini.Menurut dia, persoalan dugaan pelanggaran kode etik oleh penyelenggara pemilu di suatu daerah sangat

mungkin terjadi juga di tempat lain. Maka sanksi bukan hanya menjadi pelajaran bagi mereka yang disidang di DKPP, melainkan pelajaran pula bagi penyelenggara lain. Sangat baik jika penyelenggara pemilu di semua daerah mencermati keputusan DKPP. “Penyelenggara pemilu bisa mencegah pelanggaran serupa terjadi di daerahnya,” katanya lagi.Alfitra menilai semua sidang yang digelar DKPP sangat strategis sebagai bahan pembelajaran. Karena itu, dia berharap putusan

sidang bisa disosialisasikan kepada seluruh penyelenggara pemilu hingga lapisan terbawah. Lahir di Rengat, Riau, pada 18 Maret 1959, Alfitra terpilih sebagai anggota DKPP melalui jalur uji kelayakan dan kepatutan di Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat. Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Squash Indonesia dan Ketua Umum Badan Pembina Korps Pegawai Republik Indonesia ini menamatkan jurusan hubungan internasional di Universitas Gadjah Mada pada 1982. Alfitra meraih

gelar doktor ilmu politik dari University Kebangsaan Malaysia pada 1997.Karirnya sebagai birokrat banyak dihabiskan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pada 2002, Alfitra mendapat gelar Ahli Peneliti Utama. Pada 2008-20010, dia menjabat Staf Khusus dan Staf Ahli Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal. Pada 2010, Alfitra dipercaya menjadi Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga. Empat tahun kemudian, dia menjadi orang nomor dua di Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan menjadi Sekretaris Jenderal.Tepat pada 2013, setelah 30 tahun malang melintang sebagai birokrat, Alfitra dianugerahi penghargaan Satyalancana Karya Satya XXX. Alfitra sadar betul, kinerja DKPP sangat ditunjang oleh peran Sekretariat. Ketua Umum Badan Pembina Korps Pegawai Republik Indonesia ini menilai jajaran staf ikut menguatkan peran DKPP sebagai penjaga kode etik penyelenggara pemilu. “Secara umum pelayanan DKPP sudah baik. Jika dinilai, skornya kira-kira 8,5 sampai 9,” kata Alfitra.Yang menjadi perhatian Alfitra adalah bagaimana DKPP bisa bekerja lebih cepat lagi. Salah satunya

dengan meningkatkan pengaduan online dan lebih dekat lagi dengan masyarakat. Alfitra percaya melalui sosialisasi kesadaran para penyelenggara pemilu dapat ditingkatkan agar mereka tidak melakukan tindakan-tindakan yang melanggar kode etik sehingga proses penyelenggaraan Pilkada tetap berkualitas dan kepercayaan publik terhadap proses serta hasil Pilkada pun tetap terjaga. “Semakin sedikit pengaduan, maka proses penyelenggaraan pemilu di tanah air bisa dinilai berintegritas dan berkualitas,” tegasnya. [***]

Page 11: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

IDA BUDHIATI, S.H., M.H.Anggota DKPP RI

IDA Budhiati, SH., MH.,

menjadi anggota Dewan

Kehormatan Penyelenggara

Pemilu paling senior. Bukan

dari segi usia, karena umur

perempuan asal Semarang

itu pada 23 November lalu

baru 46 tahun. Melainkan

dari masa jabatan di DKPP,

Ida menjabat sejak 2012

atau saat kepemimpinan

Profesor Jimly Asshiddiqie.

Kala itu dia merupakan

perwakilan Komisi

Pemilihan Umum, dan

sekarang perwakilan

masyarakat yang dipilih

pemerintah.Ikut mengadili berbagai kasus dugaan pelanggaran kode etik oleh penyelenggara pemilu, peraih master hukum dari Universitas Diponegoro Semarang itu ikut berperan

dalam menentukan nasib personel KPU dan Bawaslu dari pusat hingga daerah. Sejak DKPP dibentuk pada 2012 hingga akhir Oktober 2017, DKPP sudah menyidangkan 9o3 perkara. Hasilnya, 449 penyelenggara pemilu diberhentikan tetap, 1968 direhabilitasi dan 45 orang diberhentikan sementara.Menurut Ida, pemberian sanksi itu bukan merupakan prestasi DKPP. Justru, lebih menunjukkan perlunya perbaikan mekanisme seleksi oleh penyelenggara pemilu. Terutama, di

tingkat kabupaten dan kota. “Data menunjukkan, yang paling banyak diadukan itu di level kabupaten atau kota,” katanya.Dia mencontohkan, ada 17 pengaduan terhadap penyelenggara pemilu di Tolikara, Papua. Tapi, DKPP tidak sembarangan menjatuhkan sanksi. Tiadanya bukti pelanggaran membuat DKPP tak memberi sanksi ke penyelenggara pemilu tersebut. Lain waktu, DKPP terpaksa memberhentikan

penyelenggara pemilu di Jayapura, Papua. Tak lama setelah penyelenggara baru terpilih, DKPP juga memberi sanksi pemecatan karena penyelenggara yang baru terbukti melanggar kode etik.Mantan anggota KPU Jawa Tengah itu menilai pengaduan dugaan pelanggaran kode etik bisa dihindari jika penyelenggara pemilu mampu bekerja dengan penuh integritas. “Integritas itu berarti bekerja secara profesional, mandiri, cermat, teliti, jujur, dan adil,” katanya.Banyaknya pengaduan, ujar Ida, menunjukkan adanya krisis kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara pemilu. Karena itu, penyelenggara pemilu perlu membangun kepercayaan masyarakat sehingga hasil pemilu bisa diterima dengan lapang dada. Selama ini, pengaduan DKPP dilakukan setelah seluruh upaya hukum, seperti sengketa ke Mahkamah Konstitusi, tidak berhasil.Kandidat doktor hukum dari Universitas Diponegoro dengan promotor mantan Ketua MK Mohammad Mahfud Md. itu menilai Pemilihan Umum 2019 bakal memberi tantangan lebih untuk penyelenggara pemilu dan juga DKPP. Tantangan itu berbeda dibandingkan pemilu sebelumnya. Sebabnya, penyelenggara juga menghadapi Pilkada Serentak 2018, dan ada desain baru

penyelenggaraan pemilu legislatif serta pemilu presiden secara serentak.

“Jadi aspek regulasinya tentu

banyak berubah, demikian juga

tata kelola manajemen

penyelenggaraan pemilunya,”

ujar perempuan yang cukup

lama menggeluti profesi

sebagai pengacara publik ini.

Toh Ida berulang kali

menyampaikan agar para

penyelenggara pemilu tak perlu

cemas. Yang terpenting,

mereka tetap cermat dan teliti

dalam mengambil keputusan.

Termasuk, terbuka terhadap

publik dan siap memberi

penjelasan atas apa yang

dikerjakan.Tantangan serupa juga berlaku untuk DKPP. Ida menilai bakal ada banyak laporan menjelang akhir tahun karena tahapan pilkada dimulai pada Juni 2017. “Kita semua harus bergerak cepat,” katanya. [***]

Page 12: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

HASYIM ASY’ARI, S.H., M.Si., Ph.D.Anggota DKPP RI

DI antara tujuh anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, Hasyim Asy'ari, SH., M.Si., Ph.D., merupakan yang termuda. Tapi pengalaman laki-lakikelahiran Pati, Jawa Tengah, 3 Maret 1973 itu dalam pemilu tidak kalah dari yang senior. Pada 1998, misalnya, Hasyim terlibat di Komite Independen Pemantau Pemilu Kabupaten Kudus dengan menjadi sekretaris presidium untuk mengawasi Pemilihan Umum 1999. Empat tahun kemudian, Hasyim menjadi anggota KPU Jawa Tengah.

Lepas itu, peraih gelar

Ph.D bidang Sosiologi

Politik di Department of

Anthropology and Sociology, Faculty

of Arts and Social Sciences, University

of Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia ini

menjadi technical consultant on

elections and electoral reform pada

cluster democratic governance,

Partnership for Governance Reform in

Indonesia. Hasyim pun beberapa kali

masuk tim seleksi calon anggota

panwaslu kabupaten dan Bawaslu

Provinsi Jawa Tengah.

Karier kepemiluan Hasyim berlanjut ke

Jakarta pada 29 Agustus 2016.

Berperingkat nomor delapan dalam

seleksi calon anggota KPU, Hasyim

dilantik oleh Presiden Joko Widodo

untuk menggantikan Ketua KPU

Husni Kamil Manik. Tugas berat

langsung dihadapinya: bersama

komisioner lain menyiapkan

pelaksanaan Pilkada Serentak 2017.

“Saya mengikuti ritme di internal

KPU yang sudah berjalan untuk

mempersiapkan koordinasi

penyelenggaraan Pilkada 2017,”

katanya seusai dilantik Presiden. Tak

sampai setahun setelah dilantik,

pada 11 April 2017, Hasyim kembali

ke Istana untuk kembali ditahbiskan

sebagai anggota KPU periode 2017-

2022. Dua bulan kemudian, tepatnya

pada 12 Juni 2017, Hasyim lagi-lagi

dilantik Presiden Joko Widodo, kali itu

menjadi anggota DKPP dari unsur

KPU. Jadilah dalam setahun, tiga kali

dia dilantik Presiden.

Dosen di program master dan

doktoral Universitas Diponegoro

Semarang serta Sekolah Tinggi Ilmu

Kepolisian menyadari, menjadi ini

penyelenggara pemilu berarti harus

bekerja keras, bahkan harus siap tidur

di kantor. Tugas penyelenggara itu

meliputi tahapan pra-pemilu, pemilu,

dan pascapemilu. Semua dimulai dari

perencanaan, pelaksanaan, dan

pengelolaan data pemilu

serta evaluasi

penyelenggaraan.

“Penyelenggara pemilu tidak

pernah tidur karena juga

harus menyelenggarakan

p ,” katanya.emilihan umum

Hasyim agaknya tak sulit

bekerja keras karena sejak

kecil terbiasa dengan hidup

penuh kedisiplinan. Saat di

SMPN 1 Kudus dan SMAN 1

Kudus, dia menjabat ketua

OSIS. Dia bahkan menjadi

anggota Paskibra Provinsi

Jawa Tengah pada 1989.

Hasyim pun aktif di banyak

organisasi seperti lembaga

kampus, Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia

(PMII), dan Gerakan Pemuda

Anshor Jawa Tengah.

Tulisannya pun muncul di

banyak media nasional, jurnal,

dan buku.

Sebagai anggota DKPP, Hasyim

kerap mengingatkan

penyelenggara pemilu di

daerah supaya tetap menjaga

kode etik. Bahkan hingga

urusan remeh seperti ngopi

dengan pihak di luar KPU atau

Bawaslu. “Kalau ada koordinasi

dengan peserta pemilu, lebih

baik diadakan di kantor

ketimbang di luar sambil ngopi

bareng. Bisa menimbulkan

prasangka,” katanya. [***]

Page 13: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

DR. RATNA DEWI PETTALOLO, S.H., M.H.Anggota DKPP RI

Dr. Ratna Dewi Pettalolo, SH., MH., adalah srikandi di Badan Pengawas Pemilihan Umum RI. Keterpilihannya di Bawaslu menunjukkan perempuan kelahiran Palu, Sulawesi Tengah, 10 Juni 1967 itu sebagai petarung gigih. Dia satu-satunya perempuan di lembaga itu. Ratna pun menjadi satu-satunya wakil dari bagian timur Indonesia. Bukan bermodal nekat, Ratna Dewi Pettalolo memiliki pengalaman dalam mengawasi pemilihan umum. Karirnya sebagai pengawas pemilu tak pernah putus sejak 2009. Semua dimulai ketika dia mengajar mata kuliah hukum

pemilu dan demokrasi di Universitas Tadulako pada 2005. Ketertarikannya pada persoalan pemilu dan demokrasi mendorong dia mengikuti seleksi pemilihan anggota Panwaslu Kota Palu pada 2008. Ratna terpilih, bahkan memimpin Panwaslu Kota Palu untuk mengawasi Pemilu 2009.Setahun kemudian, peraih gelar master dan doktor hukum dari Universitas Hasanuddin Makassar itu juga menjabat Ketua Panwaslu

untuk memilih Wali Kota Palu. Pada 2011, Ratna menjadi anggota Panwaslu Gubernur Sulawesi Tengah. Lalu, dia menjabat Ketua Bawaslu Provinsi Sulawesi Tengah periode 2012-2017. Tak hanya menjabat, Ratna juga mendapat penghargaan pengawas pemilu terbaik Provinsi Sulawesi Tengah pada 2009 dan Bawaslu Award 2015.Dengan pengalamannya itu, Ratna bertekad mengikuti penjaringan calon anggota Badan Pengawas Pemilu. Istri dari Sofyan Farid Lembah,

perwakilan Ombudsman Sulawesi Tengah, ini pun rela menipiskan dompetnya untuk pergi ke Jakarta. Saat menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat, Ratna mengkritisi soal praktik politik uang yang marak dilakukan peserta pemilu.“Saya berkomitmen memberantas politik uang, misalnya dengan mendiskualifikasi calon yang melakukan pelanggaran tersebut,” katanya. Agaknya sikap tegas Ratna ini membuat dia dipilih oleh Komisi II. Dia bahkan meraih suara terbanyak dengan jumlah 54. Ratna pun kemudian menjadi perwakilan Bawaslu di Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu. “Saya siap mengawasi penegakan kode etik penyelenggara pemilu,” ujarnya.Dosen yang menjadi lektor di Fakultas Hukum Universitas

Tadulako ini bertekad meningkatkan pengawasan pemilu menjadi lebih efektif. Caranya adalah dengan menata regulasi Bawaslu supaya selaras dengan sistem pemilu. Dia juga ingin meningkatkan kualitas sumber daya pengawas pemilu di seluruh daerah agar tetap profesional dan independen. Maka, bimbingan teknis pengawasan tahapan pemilu harus gencar dilaksanakan.Ratna percaya, peningkatan kualitas itu juga bakal meningkatkan kepatuhan para pengawas pemilu mulai tingkat pusat hingga petugas lapangan terhadap kode etik. Dengan demikian, potensi pengaduan pengawas pemilu ke DKPP pun bisa berkurang. “Kalau sampai ada yang melanggar kode etik, saya tetap akan bersikap keras terhadap pengawas,” kata Ratna. [***]

Page 14: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

SAMBUTANKETUA DEWAN KEHORMATAN

PENYELENGGERA PEMILU

Page 15: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 16: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 17: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 18: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 19: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 5

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LatarbelakangPemilihan umum di Indonesia diatur secara khusus

dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Satu Naskah1 (UUD 19452), Bab VIIB Pasal 22E, berbunyi: (1) Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali; (2) Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; (3) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik; (4) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah adalah

1  Risalah Rapat Paripurna ke-5 Sidang Tahunan MPR Tahun 2002 sebagai Naskah Perbantuan dan Kompilasi tanpa ada opini, Sekretariat Jenderal MPR RI, 2015 2  UUD 1945 yang dimaksud telah mengalami 4 kali amandemen dalam kurun tahun 1999 – 2002, yaitu; 19 Oktober 1999; 18 Agustus 2000; 10 November 2001; dan 10 Agustus 2002. Implikasinya, desain sistem politik Indonesia mengalami perubahan signifikan. Perubahan mendasar terkait dengan Pemilu dimulai dari Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung dalam amandemen ketiga dan keempat UUD 1945. Perubahan selanjutnya adalah terkait Pilkada langsung yang pengaturannya juga berubah-ubah, yaitu; (1) melalui UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. (2) UU Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. (3) Pilkada kembali diubah dalam UU Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Page 20: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 20176

perorangan; (5) Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri; (6) Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum diatur dengan UU.

Terkait Pasal 22E butir (6) UUD 1945, UU terakhir yang mengatur pemilihan umum adalah UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Undang-Undang ini disahkan dalam Sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada tanggal 20 Juni 2017 dan ditandatangani Presiden RI Joko Widodo (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 No. 182) pada tanggal 16 Agustus 2017.

Sejak UU Nomor 7 Tahun 2017 diberlakukan, UU terkait Pemilu sebelumnya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, yaitu; UU No. 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, UU No. 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, UU No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyar, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, serta beberapa pasal terkait Pemilu pada UU No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, yaitu; Pasal 57 dan Pasal 60 ayat (1), ayat (2), serta ayat (4).

Dalam UU Nomor 7 Tahun 2017 diatur mengenai tugas DKPP yaitu meliputi (1) menerima pengaduan dan/atau laporan dugaan adanya pelanggaran kode etik oleh Penyelenggara Pemilu, dan (2) melakukan penyelidikan dan verifikasi, serta pemeriksaan atas pengaduan dan/atau laporan dugaan adanya pelanggaran kode etik oleh Penyelenggara Pemilu. Sedangkan pada ketentuan Pasal 155 ayat (2) diatur mengenai cakupan objek pemeriksaan DKPP yang hanya menjangkau penyelenggara Pemilu di tingkat pusat sampai kabupaten/kota.

Sebagai bagian dari lembaga negara yang menjalankan amanat undang-undang, DKPP terikat pada kewajiban untuk menerapkan asas-asas pemerintahan yang baik dalam pelaksanaan tugasnya, termasuk dalam hal transparansi dan akuntabilitas. Dalam rangka itu maka DKPP merangkum kinerjanya selama tahun 2017 dalam laporan yang dinamakan Laporan Kinerja DKPP Tahun 2017 ini.

Page 21: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 7

1.1.1. Peran DKPP dalam Penyelenggaraan Pemilu Ketentuan Pasal 1 ayat (7) UU Nomor 7 Tahun 2017

menyatakan bahwa penyelenggara Pemilu adalah lembaga yang menyelenggarakan Pemilu yang terdiri atas Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu sebagai satu kesatuan fungsi Penyelenggaraan Pemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah secara langsung oleh rakyat.

Tiga lembaga Penyelenggara Pemilu sebagai satu kesatuan fungsi tapi dibentuk dengan tugas, kewenangan, dan kewajiban yang berbeda. Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat KPU adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri dalam melaksanakan Pemilu (Pasal 1 ayat (8)), Badan Pengawas Pemilu yang selanjutnya disebut Bawaslu adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (Pasal 1 ayat (17)), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu yang selanjutnya disingkat DKPP adalah lembaga yang bertugas menangani pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu.

1.2. Maksud, Tujuan, dan Target 1.2.1. Maksud Laporan Kinerja DKPP Tahun 2017 ini dimaksudkan sebagai laporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi DKPP sebagai instansi pemerintah yang bertugas menerima dan menangani pengaduan dugaan pelanggaran kode etik atau sebagai peradilan kode etik bagi penyelenggara pemilu yang di-release setiap akhir tahun

1.2.2. Tujuan Penyusunan buku Laporan Kinerja DKPP Tahun 2017 ini bertujuan:

a. Menyampaikan informasi kinerja DKPP sebagai pengemban amanat undang-undang dalam

Page 22: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 20178

penegakan kode etik penyelenggara Pemilu dalam satu tahun mata anggaran;

b. Menyediakan data yang kredibel untuk digunakan sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi perbaikan kinerja kelembagaan; dan

c. Mendukung penguatan demokrasi elektoral di Indonesia melalui penyediaan bahan analisa berbasis data.

1.2.3. TargetTarget dari penyusunan Laporan Kinerja DKPP tahun

2017 adalah sebagai berikut:a. Terpeliharanya kemandirian, integritas, dan

kredibilitas penyelenggara Pemilu;b. Terimplementasikannya penerapan asas-asas

pemerintahan yang baik (good governance) dalam setiap pelaksanaan tugas kelembagaan penyelenggara Pemilu;

c. Tersampaikannya hasil kinerja DKPP sepanjang tahun 2017 kepada stakeholders dan masyarakat umum.

1.3. Ruang Lingkup Buku Laporan Kinerja DKPP tahun 2017 ini memuat 6

(enam) bab: Bab pertama, memuat Pendahuluan dengan rincian

latar belakang, maksud, tujuan, dan target penyusunan Laporan Kinerja DKPP tahun 2017.

Bab kedua, tentang transformasi kelembagaan DKPP dilihat dari perspektif legal dan strategi DKPP dalam menyikapi dinamika perubahan lingkungan baik yang bersumber dari internal maupun eksternal organisasi.

Bab ketiga, memuat data kinerja pengaduan dan/atau laporan dugaan pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu sepanjang tahun 2017.

Bab keempat, memuat data kinerja persidangan kode etik penyelenggara Pemilu sejak Januari sampai dengan

Page 23: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 9

Desember 2017.Bab kelima, berisi kegiatan bidang umum yaitu

kegiatan publikasi, sosialsasi dan kegiatan monitoring dan evaluasi DKPP..

Bab keenam, memuat analisa data kinerja tahun 2017. Berdasarkan analisa tersebut, dilakukan evaluasi dan proyeksi mengenai penyelenggaraan Pemilu baik di tingkat lokal yaitu Pilkada Serentak tahun 2018 maupun nasional yang mencakup Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019.

Bab ketujuh, memuat uraian dan analisis SWOT, meliputi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan hambatan (threats).

Bab kedelapan, memuat penutup yang berisi simpulan dan saran rekomendasi.

Page 24: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 25: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 26: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 27: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 28: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 29: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 15

BAB IIKELEMBAGAAN DKPP

Seiring dengan perubahan regulasi kepemiluan, kelembagaan DKPP melakukan sejumlah penyesuaian. Sejalan dengan pemberlakuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, meski tidak terlalu signifikan, tugas dan wewenang DKPP turut mengalami perubahan. Untuk memeroleh gambaran utuh mengenai transformasi kelembagaan penegak kode etik penyelenggara Pemilu sejak diinisiasi hingga ke dalam bentuknya yang sekarang yakni DKPP, berikut akan dipaparkan mengenai sejarah terbentuknya lembaga penegak kode etik penyelenggara Pemilu di Indonesia.

Sebelum DKPP dibentuk, telah berdiri lembaga dengan tugas dan fungsi yang sama dengannya bernama Dewan Kehormatan Komisi Pemilihan Umum (DK-KPU). Lembaga ini dibentuk berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum dan bersifat ad-hoc. Dalam ketentuan Pasal 111, Pasal 112, dan Pasal 113 dinyatakan bahwa DK-KPU dibentuk untuk memeriksa pengaduan dan/atau laporan adanya dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh anggota KPU dan anggota KPU Provinsi. Untuk pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh anggota KPU Kabupaten/Kota, dibentuk DK-KPU Provinsi. Sedangkan untuk pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh anggota Bawaslu, dibentuk DK-Bawaslu.

Page 30: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201716

Seiring kompleksitas perkara pelanggaran kode etik oleh penyelenggara Pemilu, DK-KPU lalu berubah nama menjadi Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Berbeda dari DK-KPU yang bersifat ad hoc, DKPP bersifat permanen dengan tugas dan wewenang sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 111 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

Berdasarkan Ketentuan Pasal 111 ayat (3) Undang-Undang a quo, DKPP memiliki tugas menerima pengaduan dan/atau laporan dugaan adanya pelanggaran kode etik oleh Penyelenggara Pemilu, melakukan penyelidikan dan verifikasi, serta pemeriksaan atas pengaduan dan/atau laporan dugaan adanya pelanggaran kode etik oleh Penyelenggara Pemilu, menetapkan putusan, dan menyampaikan putusan kepada pihak-pihak terkait untuk ditindaklanjuti. Untuk melaksanakan tugasnya tersebut DKPP diberi kewenangan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 111 ayat (4) UU Nomor 15 Tahun 2011 yaitu memanggil Penyelenggara Pemilu yang diduga melakukan pelanggaran kode etik untuk memberikan penjelasan dan pembelaan, memanggil pelapor, saksi, dan/atau pihak-pihak lain yang terkait untuk dimintai keterangan, termasuk untuk dimintai dokumen atau bukti lain, dan memberikan sanksi kepada Penyelenggara Pemilu yang terbukti melanggar kode etik.

Memerhatikan dinamika yang terjadi sepanjang pelaksanaan tugas DKPP periode 2012-2017, dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dilakukan perubahan antara lain pada bagian uraian tugas DKPP dan penambahan ketentuan mengenai kewajiban DKPP.

Dalam ketentuan Pasal 159 ayat (1) disebutkan bahwa tugas DKPP meliputi (1) menerima pengaduan dan/atau laporan dugaan adanya pelanggaran kode etik oleh Penyelenggara Pemilu, dan (2) melakukan penyelidikan dan verifikasi, serta pemeriksaan atas pengaduan dan/atau laporan dugaan adanya pelanggaran kode etik oleh Penyelenggara Pemilu. Sedangkan pada ketentuan Pasal 155 ayat (2) diatur mengenai

Page 31: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 17

cakupan objek pemeriksaan DKPP yang hanya menjangkau penyelenggara Pemilu di tingkat pusat sampai kabupaten/kota.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 juga mengatur tentang kewajiban DKPP yang sebelumnya tidak tercantum dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011. Dalam ketentuan Pasal 159 ayat (3) disebutkan bahwa DKPP berkewajiban (a) menerapkan prinsip menjaga keadilan, kemandirian, imparsialitas, dan transparansi; (b) menegakkan kaidah atau norma etika yang berlaku bagi Penyelenggara Pemilu; (c) bersikap netral, pasif, dan tidak memanfaatkan kasus yang timbul untuk popularitas pribadi; dan (d) menyampaikan putusan kepada pihak terkait untuk ditindaklanjuti.

2.1. Pelantikan Anggota DKPP periode 2017-2022

Tahun 2017 merupakan momentum pergantian pimpinan DKPP. Persis pada tanggal 12 Juni 2017 masa tugas Anggota DKPP periode 2012-2017 berakhir, sementara pada saat yang sama masa tugas Anggota DKPP periode 2017-2022 dimulai. Dari 7 (tujuh) Anggota DKPP periode 2012-2017, hanya terdapat 1 (satu) orang yaitu Ida Budhiati, S.H., M.H. yang melanjutkan pengabdiannya untuk periode yang kedua. Bedanya, jika pada periode 2012-2017 ia berasal dari unsur KPU maka pada periode 2017-2022 Ida Budhiati berasal dari tokoh masyarakat yang diusulkan oleh Presiden.

Komposisi keanggotaan DKPP tidak mengalami perubahan yakni berjumlah 7 (tujuh) orang, terdiri atas 5 (lima) orang tokoh masyarakat yang masing-masing diusulkan oleh DPR sebanyak 3 (tiga) orang dan diusulkan oleh Presiden sebanyak 2 (dua) orang, dan masing-masing 1 (satu) orang dari unsur KPU dan Bawaslu.

Bersama Ida Budhiati dari tokoh masyarakat yang diusulkan oleh Presiden adalah Dr. Harjono, S.H., M.CL. Jika Ida Budhiati memiliki pengalaman sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) maka Harjono dikenal sebagai sosok

Page 32: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201718

akademisi yang pernah menjabat sebagai hakim Mahkamah Konstitusi (MK) dan Ketua Tim Seleksi Anggota KPU dan Bawaslu Republik Indonesia pada tahun 2017.

Sementara itu, 3 (tiga) anggota DKPP dari tokoh masyarakat yang diusulkan oleh DPR adalah Prof. Dr. Teguh Prasetyo, S.H., M.Si, Dr. Alftra Salamm, APU, dan Prof. Dr. Muhammad, S.IP, M.Si. Teguh Prasetyo merupakan Guru Besar Ilmu Hukum dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, sedangkan Alfitra Salamm dikenal sebagai peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Adapun Muhammad sebelumnya adalah Ketua Bawaslu Republik Indonesia masa bakti 2012-2017.

Anggota DKPP lainnya dari unsur penyelenggara Pemilu adalah Hasyim Asy’arie, S.H.,M.Si, Ph.D sebagai ex-officio dari unsur KPU dan Dr. Ratna Dewi Pettalolo dari unsur Bawaslu. Keduanya dilantik menjadi Anggota DKPP oleh Presiden berdasarkan ketentuan Pasal 109 ayat (4) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu.

2.2. Konsolidasi Internal

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan wewenang DKPP sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, Anggota DKPP periode 2017-2022 langsung melakukan konsolidasi segera setelah dilantik. Konsolidasi yang dilakukan mencakup aspek sumber daya manusia dan program.

Pada hari yang sama dengan tanggal pelantikan yakni 11 Juni 2017, para anggota DKPP bersepakat untuk memilih Dr. Harjono, S.H., MCL sebagai Ketua. Tak lama berselang, Ketua dan Anggota DKPP mengambil inisiatif untuk mengadakan pertemuan dengan jajaran kesekretariatan. Selain bertujuan untuk perkenalan, pertemuan tersebut juga dimaksudkan sebagai media sosialisasi visi dan misi yang akan menjadi pedoman bagi gerak kelembagaan selama 5 (lima) tahun ke depan yakni sejak Juni 2017 sampai dengan Juni 2022.

Page 33: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 19

Menyikapi perubahan regulasi kepemiluan yang juga menyasar lembaga DKPP, pimpinan DKPP bersama sekretariat melakukan review terhadap program dan kegiatan yang telah disusun untuk tahun 2017. Berdasarkan hasil review disepakati untuk menambahkan beberapa program dan kegiatan pada satu sisi sekaligus pada sisi yang lain menghapus sejumlah program dan kegiatan yang dinilai kurang akomodatif terhadap kebutuhan konsolidasi kelembagaan. Selain itu, juga ditetapkan program dan kegiatan prioritas demi menghadapi dinamika lingkungan eksternal, khususnya yang terkait dengan regulasi kepemiluan.

Langkah kebijakan yang diambil antara lain menetapkan penyusunan regulasi baik dalam rangka perubahan terhadap peraturan yang ada maupun inisiatif peraturan baru sebagai program prioritas. Regulasi yang disusun meliputi (1) Peraturan tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Penyelenggara Pemilu, (2) Peraturan tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilu, (3) Peraturan tentang Tim Pemeriksa Daerah, dan (4) Peraturan tentang Kode Perilaku Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu. Di samping itu, DKPP juga menyusun rancangan struktur organisasi kesekretariatan agar sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

Berikut ini adalah pokok-pokok substansi yang termuat dalam peraturan-peraturan tersebut.

Page 34: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201720

2.2.1. Pokok-pokok dan Penjelasan Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Penyelenggara Pemilihan Umum

Penetapan : 25 September 2017Diundangkan : 28 September 2017

Tabel II-1Pokok-pokok Penjelasan Peraturan DKPP Nomor 2

Tahun 2017

No Topik Pokok-Pokok Penjelasan

1. Dasar Hukum 1. UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

2. UU No. 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU No. 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang-Undang

3. UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum

2. Asas Berdasarkan Asas Pemilu yaitu, Pasal 4 “Pemilu dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil”.

3. Landasan a. Pancasila dan UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia No. VI/MPR/2001tentang Etika Kehidupan Berbangsa;

c. sumpah/janji Anggota sebagai Penyelenggara Pemilu;

d. asas Pemilu; dan e. prinsip Penyelenggara Pemilu.

Page 35: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 21

4. Prinsip Menjaga Integritas dengan bersifat: a. jujur: tanpa adanya kepentingan pribadi,

kelompok, atau golongan; b. mandiri: bebas atau menolak campur tangan

dan pengaruh siapapun yang mempunyai kepentingan atas perbuatan, tindakan, keputusan dan/atau putusan yang diambil;

c. adil: menempatkan segala sesuatu sesuai hak dan kewajibannya;

d. akuntabel: melaksanakan tugas, wewenang dan kewajiban dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menjaga Profesionalitas dengan bersifat:a. berkepastian hukum: melaksanakan tugas,

fungsi dan wewenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. aksesibilitas: kemudahan yang disediakan bagi penyandang disabilitas guna mewujudkan kesamaan kesempatan;

c. tertib: melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, keteraturan, keserasian, dan keseimbangan;

d. terbuka: memberikan akses informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat sesuai kaedah keterbukaan informasi publik;

e. proporsional: menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum untuk mewujudkan keadilan;

f. profesional: memahami tugas, wewenang dan kewajiban dengan didukung keahlian atas dasar pengetahuan, keterampilan, dan wawasan luas;

g. efektif: Pemilu dilaksanakan sesuai rencana tahapan dengan tepat waktu;

a. efisien: memanfaatkan sumberdaya, sarana, dan prasarana dalam penyelenggaraan Pemilu sesuai prosedur dan tepat sasaran;

b. kepentingan umum: mendahulukan kepentingan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif

Page 36: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201722

5. Sanksi 1. teguran tertulis; a. peringatan; atau b. peringatan keras.

2. pemberhentian sementara;atau 3. pemberhentian tetap;

a. pemberhentian tetap dari jabatan ketua;

b. pemberhentian tetap sebagai anggota

1.1.2. Peraturan DKPP Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum

Penetapan : 6 Oktober 2017Diundangkan : 9 Oktober 2017

Tabel II-2

Pokok-pokok Penjelasan Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017

No Topik Pokok-Pokok Penjelasan

1. Dasar Hukum 1. UU No. 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU No. 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi UU

2. UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 No. 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 6109);

3. Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum No. 2 Tahun 2017 tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Penyelenggara Pemilihan Umum

Page 37: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 23

2 Prinsip Persidangan

(1) Persidangan kode etik diselenggarakan dengan prinsip cepat, terbuka, dan sederhana.

(2) (2) Pengaduan dan/atau Laporan serta persidangan dugaan pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu tidak dipungut biaya.

3 Pengaduan/Laporan

Pengaduan dan/atau Laporan dugaan pelanggaran kode etik yang dapat diajukan kepada DKPP berupa:

(1) Pengaduan dan/atau Laporan yang diajukan oleh;

a. Penyelenggara Pemilu; b. Peserta Pemilu; c. tim kampanye; d. masyarakat; dan/atau e. pemilih.

(2) Rekomendasi DPR, disampaikan oleh DPR kepada DKPP sesuai dengan Peraturan tata Tertib DPR.

4 Teradu/Terlapor

1. Teradu yang dilaporkan langsung kepada DKPP atau Bawaslu adalah; a) anggota KPU; b. anggota Bawaslu; c. anggota KPU Provinsi atau KIP Aceh; d. anggota Bawaslu Provinsi; e. anggota KPU Kabupaten/Kota atau KIP Kabupaten/Kota; f. anggota Bawaslu Kabupaten/Kota; g. anggota PPLN; h. anggota Panwaslu LN; atau i. anggota KPPSLN, Pengaduan dan/atau Laporan diajukan langsung kepada DKPP atau Bawaslu.

2. Teradu yang diajukan langsung kepada DKPP atau Bawaslu Kabupaten/Kota adalah: a. anggota PPK; b. anggota Panwaslu Kecamatan; c. anggota PPS; d. anggota Panwaslu Kelurahan/Desa; e. anggota KPPS; atau f. Pengawas Tempat Pemungutan Suara, Pengaduan dan/atau Laporan diajukan langsung kepada DKPP atau Bawaslu Kabupaten/Kota

Page 38: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201724

Jadual Sidang (1) Jadwal sidang paling lama 2 (dua) Hari setelah Pengaduan dan/atau Laporan dinyatakan memenuhi syarat verifikasi materiel dan dicatat dalam buku registrasi perkara.

(2) Penetapan Hari sidang diberitahukan kepada Pengadu dan/atau Pelapor dan diumumkan kepada masyarakat.

(3) Dalam hal Pengaduan dan/atau Laporan dinyatakan sidang, Pengadu dan/atau Pelapor wajib menyerahkan dokumen Pengaduan dan/atau Laporan sebanyak 8 (delapan) rangkap disertai dokumen Pengaduan dan/atau Laporan dalam format digital yang disimpan secara elektronik dalam media penyimpanan berupa disket, cakram padat (compact disk) atau yang serupa dengan itu.

(4) Dalam hal Pengadu dan/atau Pelapor belum menyerahkan dokumen Pengaduan dan/atau Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), DKPP menunda pelaksanaan sidang.

Page 39: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 25

Pelaksanaan Persidangan

(1) Persidangan dilaksanakan oleh Ketua dan Anggota DKPP.

(2) Dalam hal tertentu persidangan dapat dilaksanakan secara panel oleh 2 (dua) orang anggota DKPP.

(3) Anggota DKPP yang berasal dari unsur KPU atau Bawaslu menjadi Teradu dan/atau Terlapor, anggota yang bersangkutan tidak dapat menjadi Majelis.

(4) Anggota DKPP dari unsur KPU atau Bawaslu dapat digantikan oleh anggota KPU atau anggota Bawaslu lainnya yang ditunjuk oleh KPU atau Bawaslu.

(5) Dalam hal Ketua dan seluruh anggota KPU menjadi Teradu dan/atau Terlapor, pemeriksaan dilakukan oleh anggota DKPP tanpa melibatkan unsur KPU.

(6) Dalam hal Ketua dan seluruh anggota Bawaslu menjadi Teradu dan/atau Terlapor, pemeriksaan dilakukan oleh anggota DKPP tanpa melibatkan unsur Bawaslu.

(7) Dalam hal Ketua dan seluruh anggota KPU serta Ketua dan seluruh Anggota Bawaslu menjadi Teradu dan/atau Terlapor, pemeriksaan dilakukan oleh anggota DKPP tanpa melibatkan unsur KPU dan Bawaslu.

(8) Sidang DKPP dipimpin oleh Ketua Majelis/Ketua Tim Pemeriksa.

(9) Dalam hal sidang dilaksanakan oleh TPD, Tim Pemeriksa dipimpin oleh anggota DKPP.

(10) Majelis/Tim Pemeriksa sidang tidak dapat mengajukan pertanyaan di luar pokok aduan yang diajukan dalam pokok perkara.

Page 40: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201726

Sidang Pemeriksaan di Daerah

(1) DKPP dapat menugaskan TPD untuk memeriksa pemberhentian anggota PPK, anggota Panwaslu Kecamatan, anggota PPS, anggota Panwaslu Kelurahan/Desa, anggota KPPS, Pengawas TPS yang dilaporkan oleh KPU Kabupaten/Kota atau KIP Kabupaten/Kota atau Bawaslu Kabupaten/Kota kepada DKPP.

(2) TPD diangkat selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kebutuhan.

(3) TPD terdiri atas: a. 1 (satu) orang unsur anggota

DKPP; b. 1 (satu) orang unsur anggota KPU

Provinsi;c. 1 (satu) orang unsur anggota

Bawaslu Provinsi; dan d. 1 (satu) orang unsur masyarakat

yang berasal dari akademisi, tokoh masyarakat, atau praktisi yang memiliki pengetahuan kepemiluan dan etika, berdomisili di wilayah kerja TPD.

(4) Dalam hal TPD dari unsur KPU Provinsi atau KIP Aceh dan/atau Bawaslu Provinsi sebagai Teradu, TPD dari unsur KPU Provinsi atau KIP Aceh dan/atau Bawaslu Provinsi tidak dapat menjadi Pemeriksa.

(5) Dalam hal TPD dari unsur KPU Provinsi atau KIP Aceh dan/atau Bawaslu Provinsi menjadi Teradu, KPU Provinsi atau KIP Aceh dan/atau Bawaslu Provinsi mengajukan pengganti.

(6) Dalam hal Ketua dan seluruh anggota KPU Provinsi atau KIP Aceh menjadi Teradu, pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik dilakukan oleh TPD tanpa melibatkan unsur KPU Provinsi atau KIP Aceh.

(7) Dalam hal Ketua dan seluruh anggota Bawaslu Provinsi menjadi Teradu, pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik dilakukan oleh TPD tanpa melibatkan unsur Bawaslu Provinsi.

Page 41: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 27

Sidang Putusan

(1) Rapat Pleno penetapan putusan dilakukan paling lama 10 (sepuluh) Hari setelah sidang pemeriksaan dinyatakan ditutup, dilakukan secara tertutup yang dihadiri oleh 7 (tujuh) orang anggota DKPP, kecuali dalam keadaan tertentu dihadiri paling sedikit 5 (lima) orang anggota DKPP.

(2) Sidang pembacaan putusan dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) Hari sejak Rapat Pleno penetapan putusan.

(3) Putusan DKPP bersifat final dan mengikat, dak karena itu Penyelenggara Pemilu wajib melaksanakan putusan DKPP paling lama 7 (tujuh) Hari terhitung sejak putusan dibacakan.

Page 42: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201728

1.1.3. Rancangan Peraturan DKPP No 5 Tahun 2017 Tentang Tim Pemeriksa Daerah

Penetapan : 30 November 2017Diundangkan : 7 Desember 2017

Tabel II-3Pokok-pokok Penjelasan Peraturan DKPP Tentang

Tim Pemeriksa Daerah

No. Topik Pokok-Pokok Penjelasan

1. Dasar Hukum 1. UU No. 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU No. 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi UU;

2. UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum 3. Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara

Pemilihan Umum No. 2 Tahun 2017 Tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum.

4. Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum No. 3 Tahun 2017 Tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum.

5. Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum No.… Tahun 2017 Tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu.

Tujuan Tim Pemeriksa Daerah dibentuk untuk membantu pelaksanaan tugas DKPP dalam memeriksa dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu di daerah

Kedudukan Tim Pemeriksa Daerah berkedudukan di Ibukota Provinsi.

Page 43: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 29

Keanggotaan (1) Tim Pemeriksa Daerah terdiri atas :a. 1 (satu) orang anggota DKPP;b. 1 (satu) orang anggota KPU Provinsi/KIP

Aceh;c. 1 (satu) orang anggota Bawaslu Provinsi;

dand. 1 (satu) orang unsur masyarakat

yang berasal dari akademisi, tokoh masyarakat, atau praktisi yang memiliki pengetahuan kepemiluan dan etika, berdomisili di wilayah kerja Tim Pemeriksa Daerah.

(2) Tim Pemeriksa Daerah dari unsur KPU Provinsi atau KIP Aceh, unsur Bawaslu Provinsi, dan Unsur Masyarakat bertugas selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.

(3) Keanggotaan Tim Pemeriksa Daerah terdiri atas seorang ketua merangkap anggota dan anggota.

(4) Ketua Tim Pemeriksa Daerah dijabat oleh Anggota DKPP.

Tugas Memeriksa dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu di Daerah. Dalam menjalankan tugasnya Tim Pemeriksa Daerah wajib untuk: a. menghadiri Rapat Tim Pemeriksa; b. melaksanakan sidang pemeriksaan; danc. membuat Resume Hasil sidang pemeriksaan.

Page 44: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201730

Syarat TPD a. warga negara Indonesia; b. berusia paling rendah 45 (empat puluh lima)

tahun; c. setia kepada Pancasila sebagai dasar Negara,

UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945;

d. mempunyai etika, moral, integritas, pribadi yang kuat, jujur, dan adil;

e. tidak menjadi anggota partai politik, sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 5 (lima) tahun;

f. mampu secara jasmani dan rohani; g. memiliki kompetensi di bidang kepemiluan

dan etika; h. berpendidikan paling rendah magister atau

Strata 2 (S2); dan i. tidak pernah dipidana penjara berdasarkan

putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

j. Sidang Pemeriksaan di Daerah

(1) Sidang Pemeriksaan dipimpin oleh Ketua Tim Pemeriksa.

(2) Tim Pemeriksa dipimpin oleh anggota DKPP.(3) Tim Pemeriksa menyampaikan hasil sidang

pemeriksaan berupa resume kepada DKPP.(4) Sidang pemeriksaan dapat dibuka kembali

berdasarkan keputusan Rapat Pleno DKPP.(5) Dalam hal Tim Pemeriksa Daerah berasal dari

unsur teradu, maka tidak dapat menjadi Tim Pemeriksa

Page 45: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 31

1.1.4. Rancangan Peraturan DKPP No 4Tahun 2017 Tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu

Penetapan : 30 November 2017Diundangkan : 7 Desember 2017

Tabel II-4Pokok-pokok Penjelasan Peraturan DKPP Tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Dewan Kehormatan Penyelenggara

Pemilu

Page 46: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201732

Page 47: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 33

Page 48: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201734

2.3. Arah Kebijakan

Mencermati dinamika baik yang terjadi pada lingkungan internal maupun eksternal, DKPP telah menetapkan arah kebijakan yang akan menjadi pedoman dalam mendukung tugas pokok dan fungsi utama DKPP yaitu memeriksa dan memutus dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu.

Arah kebijakan DKPP periode 2017-2022 mencakup 3 (tiga) hal, yaitu (1) memerkuat peran DKPP dalam upaya pencegahan terjadinya pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu, (2) meningkatkan transparansi dan akuntabilitas kelembagaan melalui pemanfaatan teknologi informasi, dan (3) meneguhkan integritas DKPP melalui penerapan Pedoman Perilaku yang diperuntukkan bagi kalangan internal.

DKPP meyakini bahwa peran penindakan yang menjadi tugas utama DKPP hanya akan berhasil dengan optimal jika didukung oleh peran pencegahan yang dilakukan secara simultan. Berdasarkan pengalaman, sejumlah pelanggaran yang dilakukan oleh para penyelenggara Pemilu tidak hanya terjadi karena kesengajaan tetapi juga disebabkan oleh ketidaktahuan mengenai ketentuan tentang kode etik penyelenggara Pemilu. Selain itu, penyelenggara Pemilu juga belum mempunyai informasi yang cukup mengenai bentuk-bentuk tindakan apa saja yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran kode etik. Akibatnya, jumlah pengaduan dan/atau laporan yang masuk ke DKPP tidak mengalami penurunan secara signifikan. Bahkan, angkanya meningkat seiring adanya perhelatan Pemilu baik yang berada pada level nasional maupun lokal.

Peran pencegahan DKPP akan diperkuat melalui sosialisasi, baik yang dilakukan secara tatap muka maupun melalui media sosial dan media massa. Sosialisasi secara tatap muka juga akan mengambil bentuk yang bervariasi, antara lain melalui seminar, pelatihan, workshop, dan semacamnya. Selain variatif dalam bentuk, kegiatan sosialisasi juga dilakukan secara tematik. Materi sosialisasi disesuaikan dengan objek

Page 49: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 35

yang menjadi sasaran, yaitu penyelenggara Pemilu, perguruan tinggi, generasi muda, dan masyarakat umum.

Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, DKPP akan memanfaatkan teknologi informasi supaya publik dapat mengakses dan mendapatkan layanan informasi secara cepat dan mudah. Aplikasi Sistem Informasi Peradilan Etika Penyelenggara Pemilu (SIPEPP) yang telah dibangun akan terus dikembangkan sesuai kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Sebagai pendukung atas aplikasi tersebut, DKPP juga telah mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Data Verifikasi Materiel Pengaduan (Sidasimadu). Kebijakan ini diambil demi memberikan pelayanan yang terbaik bagi publik khususnya mereka yang berkepentingan langsung dengan layanan yang disediakan oleh DKPP.

Inisiatif kebijakan baru lainnya yang diambil oleh DKPP periode 2017-2022 adalah menyusun dan menerapkan peraturan mengenai kode perilaku yang bersifat internal. Peraturan ini diharapkan bisa menjaga kepercayaan publik terhadap integritas DKPP sekaligus menyediakan jalan dan jawaban manakala muncul keraguan dan kecurigaan, baik terhadap kualitas integritas pimpinan maupun jajaran kesekretariatan.

2.4. Penataan Pelaksanaan Tugas

Pemberlakukan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum tidak hanya berkonsekuensi terhadap rumusan tugas dan kewajiban DKPP tetapi juga pada keberadaan Tim Pemeriksa Daerah dan Sekretariat.

Tim Pemeriksa Daerah yang sebelumnya hanya dibentuk melalui Keputusan Ketua DKPP, kini dipertegas keberadaannya. Selain pengakuan atas eksistensi kelembagaan, Tim Pemeriksa Daerah juga mendapatkan ‘limpahan’ wewenang dari DKPP untuk memeriksa dan memutus pelanggaran kode etik yang

Page 50: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201736

dilakukan oleh penyelenggara Pemilu yang bertugas pada level kecamatan ke bawah. Dalam ketentuan Pasal 459 ayat (3) dinyatakan, “Tim pemeriksa daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kewenangan memeriksa dan dapat memutus pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh PPK, PPS, KPPS, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Desa/ Kelurahan, dan Pengawas TPS”. Berikutnya, pada Pasal 164 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) disebutkan bahwa DKPP dapat membentuk tim pemeriksa daerah di setiap provinsi yang bersifat ad hoc dengan jumlah 4 (empat) orang. Ketentuan mengenai tugas, fungsi, wewenang, dan tata kerja tim pemeriksa daerah diatur dengan Peraturan DKPP. Menindaklanjuti ketentuan ini, DKPP telah menyusun peraturan mengenai pelaksanaan tugas dan kewajiban Tim Pemeriksa Daerah.

Konsekuensi perubahan regulasi pada kesekretariatan DKPP terletak pada statusnya. Jika Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum mengatur kesekretariatan DKPP melekat pada kesekretariatan jenderal Bawaslu, maka Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 menyatakan bahwa sekretariat DKPP berdiri sendiri, terpisah dari Bawaslu. Dalam ketentuan Pasal 162 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 dinyatakan, “untuk mendukung kelancaran tugas dan wewenang DKPP, dibentuk sekretariat DKPP”. Berikutnya, pada Pasal 163 juga ditentukan bahwa sekretariat DKPP dipimpin oleh seorang sekretaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Dalam Negeri dan bertanggung jawab kepada Ketua DKPP. Mengadaptasi ketentuan ini, DKPP telah menyusun rancangan peraturan mengenai Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) sekretariat DKPP.

Page 51: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 52: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 53: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 54: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 55: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 56: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 57: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 43

BAB IIIPENANGANAN PENGADUAN DUGAAN PELANGGARAN

KODE ETIK PENYELENGGARA PEMILU

3.1. Penanganan Pengaduan di DKPPPengaduan dan/atau laporan dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu, sesuai ketentuan Pasal 458 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 jo Pasal 4 ayat (2) Peraturan DKPP Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilu, dapat diajukan oleh;

1) Penyelenggara Pemilu,2) Peserta Pemilu, 3) Tim kampanye, 4) Masyarakat, dan/atau 5) pemilih. Selain lima unsur di atas, pengajuan adanya dugaan

pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu juga dapat diajukan melalui rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pengajuan melalui rekomendasi DPR tersebut harus disampaikan dengan mematuhi Peraturan Tata Tertib DPR.

Sementara itu, para pihak yang dapat menjadi Teradu dan/atau Terlapor dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu adalah:

1) Anggota KPU, Anggota KPU Provinsi, Anggota KPU Kab/Kota, Anggota KIP Aceh, Anggpta KIP Kab/Kota, Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan

Page 58: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201744

(PPK), Anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS), Anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN), Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN);

2) Anggota Bawaslu, Anggota Bawaslu Provinsi, Anggota Bawaslu Kab/Kota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Desa/Kelurahan, dan Pengawas TPS, dan Anggota Panwaslu Luar Negeri;

3) Jajaran Sekretariat KPU dan Sekretariat Bawaslu.

3.2. Wilayah Penanganan Pengaduan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu

Dalam rangka efektivitas penanganan pengaduan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu di seluruh wilayah Indonesia, DKPP telah membagi penanganan dalam dua wilayah. Pembagian dua wilayah ini, sebenarnya masih cukup berat mengingat jangkauan antar wilayah yang sangat luas dan keberadaan DKPP yang hanya berkantor di ibu kota negara. Pembagian wilayah penanganan pengaduan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 59: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 45

Tabel III-1Wilayah Penanganan Pengaduan

Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara PemiluNo Wilayah Provinsi

1. Wilayah Pengaduan I

Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, dan Bali

2. Wilayah Pengaduan II

Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.

3.3. Verifikasi Administrasi dan Materiel PengaduanBerdasarkan ketentuan UU No. 7 Tahun 2017, Pasal

458 ayat menyatakan DKPP melakukan verifikasi dan penelitian administrasi terhadap pengaduan tentang dugaan adanya pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu yang diajukan secara tertulis dan dilengkapi dengan identitas pengadu kepada DKPP. Jadi, tidak seluruh pengaduan yang diterima DKPP langsung diangkat dalam suatu sidang atau berakhir di persidangan. Berkas pengaduan harus ditangani melalui mekanisme penelitian yang disebut Verifikasi Administrasi dan Verifikasi Materiel terlebih dahulu.

3.3.1.Verifikasi AdministrasiDalam verifikasi administrasi, setiap berkas pengaduan

akan dicek untuk menentukan apakah memenuhi syarat-syarat administrasi, meliputi (a) kelengkapan identitas lengkap Pengadu dan Teradu; (b) alasan pengaduan diajukan; (c) permohonan kepada DKPP untuk memeriksa dan memutus

Page 60: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201746

perkara yang diadukan; (d) uraian yang ringkas dan jelas mengenai tindakan, perbuatan, dan sikap Teradu; dan/atau (e) waktu perbuatan dimaksud dilakukan; (e) tempat perbuatan tersebut dilakukan; (f) lingkup perbuatan apa saja yang dilakukan atau disangkakan kepada Teradu; dan (g) bagaimana atau dengan cara apa perbuatan tersebut dilakukan.

3.3.2. Verifikasi MaterielVerifikasi Materiil merupakan langkah berikutnya

setelah berkas pengaduan dinyatakan memenuhi dari verifikasi administrasi, sekurang-kurangnya memeriksa: (a) Konstruksi perbuatan yang dilakukan sehingga diadukan; (b) Unsur-unsur perbuatan yang dilakukan, apakah memenuhi kualifikasi pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu?; (c) Apakah perbuatan yang diadukan tersebut memiliki kaitan dengan tempat (locus), waktu (tempus), dan perbuatan dilakukan (focus); (d) keterkaitan antara konstruksi perbuatan yang diadukan/disangkakan didukung bukti-bukti yang memadai dengan minimal terpenuhinya 2 (dua) alat bukti; dan (e) Relevansi antara perbuatan dengan setidaknya 2 (dua) alat bukti. Titik tekan (stressing) dalam Verifikasi Materiil ini adalah substansi dan materi keterpenuhan berkas yang diajukan pengadu.

Dari hasil verifikasi materiil yang dilakukan, DKPP menetapkan suatu pengaduan dengan 3 (tiga) kemungkinan, yakni dinyatakan laik sidang, dinyatakan ditolak (dismissal), atau dinyatakan Belum Memenuhi Syarat (BMS). Hal ini menunjukkan bahwa tidak seluruh pengaduan yang telah lolos atau memenuhi syarat formal maka dapat disidangkan.

3.4 Prosedur dan Tempat Pengajuan Pengaduan Pergantian undang-undang, khususnya yang berkaitan dengan penanganan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu, telah mengubah beberapa prosedur dan tempat dalam pengajuan pengaduan. Salah satu perubahan adalah adanya tugas dan wewenang baru bagi Bawaslu Kabupaten/Kota dalam menerima pengaduan dan memeriksa laporan dugaan

Page 61: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 47

pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh anggota dan jajaran pengawas Pemilu tingkat kecamatan sampai TPS. Begitu pun, bagi KPU Kabupaten/Kota yang memiliki kewenangan memeriksa anggota dan jajaran petugas pemilunya di tingkat kecamatan sampai TPS. Seperti diketahui, sebelum adanya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, semua pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu dari tingkat pusat, petugas luar negeri, dan sampai tingkat TPS penanganannya oleh DKPP. Dengan adanya perubahan ini, DKPP telah melakukan penyesuaian yang diatur dalam Peraturan DKPP Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Beberapa pasal dalam peraturan tersebut telah mengatur bagaimana prosedur pengaduan, di mana pengaduan disampaikan berdasarkan tingkatan penyelenggara Pemilu, dan lain sebagainya. Di bawah ini adalah infografis yang dapat dijadikan sebagai panduan terkait prosedur dan tempat pengajuan pengaduan.

Page 62: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201748

3.5 Rekapitulasi Pengaduan Bagian ini secara khusus membahas tentang

penanganan pengaduan dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu yang dilaksanakan oleh Bagian Administrasi Pengaduan DKPP. Penanganan pengaduan oleh bagian ini dimulai dari penerimaan pengaduan, registrasi, verifikasi administrasi, verifikasi materiel, sampai penyerahan berkas pengaduan ke Bagian Administrasi Persidangan. Data yang direkapitulasi dan ditampilkan dalam tabel-tabel di bawah meliputi tiga klasifikasi.

Klasifikasi pertama adalah data pengaduan secara keseluruhan dari tahun 2012-5 Desember 2017. Kedua, data keseluruhan khusus pada tahun 2017. Seperti diketahui, pada tahun 2017 mengalami transisi atau pergantian anggota dari anggota DKPP periode 2012-2017 ke anggota DKPP periode 2017-2022. Data yang ditampilkan pada klasifikasi kedua merupakan data pengaduan yang diterima sepanjang tahun 2017 dari 1 Januari 2017 – 5 Desember 2017 atau merupakan sebagian data penanganan pengaduan oleh anggota DKPP periode 2012-2017 dan sebagian data penanganan pengaduan oleh anggota DKPP periode 2012-2022 . Sedangkan klasifikasi data ketiga merupakan data pengaduan khusus yang ditangani oleh anggota DKPP periode 2017-2022, dari tanggal 13 Juni 2017-5 Desember 2017.

3.5.1. Rekapitulasi Pengaduan Per Tahun 2012-2017

Tabel III-2Rekapitulasi Pengaduan Tahun 2012-2017 Berdasarkan Tahun

No TahunJumlah

Pengaduan1. 2012 992. 2013 6063. 2014 8794. 2015 478

Page 63: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 49

No TahunJumlah

Pengaduan5. 2016 3236. 2017 275

Total 2.660Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017

Grafik 3-1Rekapitulasi Pengaduan Tahun 2012-2017

Berdasarkan Tahun

Tabel ini perlu ditampilkan untuk melihat perkembangan pengaduan di DKPP dari awal berdiri pada 12 Juni 2012 sampai dengan laporan ini di buat berdasarkan olah data per 5 Desember 2017. Tabel di atas menunjukkan, pengaduan yang masuk ke DKPP sejak berdiri tahun 2012 sampai tahun 2017 atau sepanjang lima setengah tahun keberadaan DKPP, telah mencapai 2.660 pengaduan. Jumlah pengaduan terbanyak berada pada tahun 2014, yakni 879 pengaduan. Tahun 2014

Page 64: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201750

diketahui sebagai tahun politik, karena pada tahun itu terselenggara dua Pemilu nasional, yakni Pemilu Legislatif 2014 dan Pemilu Presiden-Wakil Presiden 2014. Di samping itu, beberapa pengaduan yang diterima pada tahun 2014 masih ada yang berkaitan dengan pelaksanaan Pemilukada di beberapa daerah. Tahun 2015, 2016, dan 2017, pengaduan yang masuk ke DKPP lebih banyak berkaitan dengan penyelenggaraan Pilkada serentak 2015 dan 2017.

Tabel III-3Rekapitulasi Pengaduan Tahun 2012-2017

Berdasarkan Bulan

No Bulan 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Januari 0 38 38 19 122 29

2 Feb 0 26 23 12 29 39

3 Maret 0 20 36 15 23 93

4 April 0 18 111 16 10 22

5 Mei 0 56 334 7 5 10

6 Juni 3 57 147 20 13 4

7 Juli 12 59 74 15 7 5

8 Agustus 7 99 35 53 8 16

9 September 21 71 43 80 12 14

10 Oktober 13 62 18 59 32 12

11 November 24 62 14 60 41 31

12 Desember 19 38 6 122 21 0

Total 99 606 879 478 323 275

Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017

Pasca penyelenggaraan Pemilu Nasional Tahun 2014 yang datanya telah dapat dibaca pada tabel sebelumnya, yang menarik dari tabel di atas ini adalah ketika mengamati data-data pengaduan di tahun 2015 sampai tahun 2017. Tahun 2017 ini terdapat satu agenda politik nasional yakni penyelenggaraan

Page 65: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 51

pemilihan kepala daerah serentak tahap kedua di 101 daerah. Sebelumnya Pilkada serentak tahap pertama dilaksanakan pada tahun 2015. Jika melihat tabel di atas, khususnya berkaitan dengan penyelenggaraan dua Pilkada serentak, sepintas terlihat jumlah pengaduan pada tahun 2017 mengalami tren penurunan. Akan tetapi jika dicermati, penurunan tersebut disebabkan karena jumlah daerah yang menyelenggarakan Pilkada pada tahun 2017 memang lebih sedikit dibanding tahun 2015. Tahun 2015 ada 269 Pilkada, sedangkan tahun 2017 terdapat 101 Pilkada.

Pengaduan terkait Pilkada 2017 tersebut telah masuk ke DKPP sejak bulan-bulan pertengahan tahun 2016, karena tahapan Pilkada 2017 telah berjalan. Kemudian di tahun 2017, pengaduan masuk lagi pada saat sebelum pelaksanaan Pilkada pada 15 Februari 2017 dan beberapa bulan setelah, sekitar bulan Juli. Untuk bulan Juli sampai Desember 2017, pengaduan yang masuk ke DKPP sudah jarang yang berkaitan dengan Pilkada. Pada bulan-bulan ini pengaduan yang masuk lebih banyak berkaitan dengan tahap persiapan Pilkada serentak tahun 2018, khususnya berkaitan dengan pembentukan atau seleksi anggota pengawas Pemilu baik untuk Bawaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu Kecamatan.

3.5.2. Rekapitulasi Pengaduan Per Tahun 2017 (13 Juni-5 Desember 2017)

Tabel III-4Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Wilayah Pengaduan

I II E130 145 275

47,27 % 52,73% 100%

Page 66: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201752

Grafik 3-2Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Wilayah Pengaduan

Data yang ditampilkan dalam tabel di atas merupakan data pengaduan berdasarkan wilayah penanganan pengaduan per 1 Januari 2017-5 Desember 2017. Terlihat perbandingan jumlah pengaduan kode etik penyelenggara Pemilu ke DKPP berdasarkan pembagian wilayah (Wilayah I dan Wilayah II) tidak ada perbedaan yang mencolok. Perbedaan yang mencolok akan terlihat pada sebaran asal pengaduan berdasarkan provinsi. Terkait sebaran pengaduan berdasarkan provinsi dapat dilihat di tabel Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Provinsi. Sebagai informasi, Wilayah Pengaduan I meliputi Pulau Jawa, Pulau Bali, dan Pulau Sumatera. Sedangkan Wilayah Pengaduan II meliputi Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Pulau Maluku, Pulau NTB, Pulau NTT, dan Pulau Papua.

Page 67: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 53

Tabel III-5Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Jenis Pengaduan

No Asal Pengaduan E1. Pengaduan Langsung 1712. Terusan Bawaslu 343. Melalui Surat (Pos/E-mail) 70

Total 275Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017

Grafik 3-3Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Jenis Pengaduan

Page 68: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201754

Pengaduan kode etik penyelenggara Pemilu ke DKPP dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu pengaduan langsung ke kantor DKPP di Jakarta, melalui Bawaslu Provinsi, dan melalui surat baik pos maupun elektronik. Dari tabel di atas, dari 275 pengaduan pada 2017, Pengadu lebih banyak mengadukan dengan datang langsung ke kantor DKPP di Jakarta sebanyak 171 pengaduan. Yang kedua, pengaduan melalui surat: pos/email sebanyak 70 pengaduan. Dan terakhir, sebanyak 34 pengaduan disampaikan melalui Bawaslu Provinsi.

Tabel III-6Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Unsur Pengadu

No Pengadu E1. Peserta Pemilu/Paslon 652. Tim Kampanye 323. Masyarakat/Pemilih 1324. Partai Politik 65. Penyelenggara Pemilu 40

Total 275Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017

Page 69: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 55

Grafik 3-4Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Unsur Pengadu

Pengaduan ke DKPP dapat dilakukan oleh peserta Pemilu/pasangan calon, tim kampaye, masyarakat/pemilih, partai politik, penyelenggara Pemilu, dan rekomendasi DPR. Dari tabel di atas diketahui, pengaduan terbanyak pada 2017 berasal dari masyarakat/pemilih sebanyak 132 pengaduan. Posisi kedua disampaikan oleh peserta Pemilu khususnya yang mengatasnamakan pasangan calon sebanyak 65 pengaduan. Pengaduan dari penyelenggara Pemilu, baik dari jajaran KPU maupun Bawaslu juga terbilang cukup banyak yakni 40 pengaduan. Di tahun ini terlihat tidak ada pengaduan yang berasal dari rekomendasi DPR.

Page 70: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201756

Tabel III-7Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Unsur Teradu

KPU Bawaslu

RI 15 24 RI

Provinsi 122 88 ProvinsiKabupaten/

Kota578 261 Kabupaten/Kota

Kelurahan/Distrik

98 55 Kecamatan

PPS 199 0 PPL

KPPS 53 0 Pengawas LN

PPLN/KPPSLN 0 4 Sekretariat

Sekretariat 4 12 Lain-lain

1.069 432

Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017

Grafik 3-5Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Unsur Teradu

Page 71: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 57

Menurut ketentuan peraturan perundang-undangan, yang dapat diadukan ke DKPP adalah para penyelenggara Pemilu dari jajaran anggota KPU dan jajaran anggota Bawaslu dari tingkat pusat sampai tingkat TPS. Sepanjang 2017, jumlah total Teradu sebanyak 1.501 orang. Dari tabel data tersebut diketahui, jajaran anggota KPU jauh lebih banyak diadukan dibandingkan dari jajaran anggota Bawaslu: 1.069 berbanding 432. Teradu terbanyak didominasi oleh penyelenggara Pemilu tingkat Kabupaten/Kota.Hal ini karena pada 2017, pokok pengaduan terbanyak berkaitan dengan penyelenggaraan Pilkada 2017, khususnya Pilkada Bupati dan Wakil Bupati/Walikota dan Wakil Walikota.

Tabel III-8Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Verifikasi Administrasi Dan Materiel

Ver. Administrasi

E Ver. Materiel E

Lengkap 219Sidang 118

BMS 25Dismiss 75

Tidak memenuhi syarat

administrasi56 218

275

Setiap pengaduan yang disampaikan ke DKPP tidak secara otomatis akan disidangkan. Setiap pengaduan yang diputuskan memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat untuk disidangkan harus dilakukan dua proses verifikasi yakni verifikasi administrasi dan verifikasi materiel. Verifikasi dilakukan untuk menentukan kelengkapan formal pengaduan seperti identitas pengadu dan teradu, pokok pengaduan, dan alat bukti. Sedangkan verifikasi materiel dilakukan untuk meneliti dan menentukan apakah seluruh kelengkapan pengaduan dan materi pengaduan apakah memenuhi unsur pelanggaran kode

Page 72: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201758

etik atau tidak. Dari 275 pengaduan pada tahun 2017, sebanyak 118 pengaduan diputuskan naik sidang, 25 pengaduan Belum Memenuhi Syarat (BMS), dan 75 pengaduan diputuskan tidak memenuhi unsur pelanggaran kode etik (dismiss). Terdapat 1 (satu) pengaduan tidak diverifikasi materiil karena pengaduan tersebut dicabut dengan Berita Acara No. 10/BA.PGD/DKPP/III/2017.

Tabel III-9Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Provinsi

No Provinsi E %

Papua 43 15,6%Aceh 36 13,1%Sulawesi Tenggara 31 11,3%Maluku 14 5,1%Sumatera Utara 12 4,4%JawaTimur 12 4,4%DKI Jakarta 11 4,0%Lampung 8 2,9%Jawa Barat 8 2,9%Sulawesi Utara 8 2,9%Sumatera Selatan 7 2,5%Sulawesi Tengah 7 2,5%Gorontalo 7 2,5%Maluku Utara 6 2,2%Papua Barat 6 2,2%Pusat 6 2,2%Riau 5 1,8%Banten 5 1,8%Nusa Tenggara Timur 5 1,8%

Page 73: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 59

Sulawesi Barat 5 1,8%Jambi 4 1,5%DI Yogyakarta 4 1,5%Kalimantan Selatan 4 1,5%Sumatera Barat 3 1,1%Bengkulu 3 1,1%Kalimantan Tengah 3 1,1%Kep. Bangka Belitung 2 0,7%Jawa Tengah 2 0,7%Nusa Tenggara Barat 2 0,7%Kalimantan Barat 2 0,7%Sulawesi Selatan 2 0,7%Kep. Riau 1 0,4%Bali 1 0,4%Kalimantan Timur 0 0%Kalimantan Utara 0 0%

Total 275 100% Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017

Page 74: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201760

Grafik 3-6Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Provinsi

Penyelenggaraan Pilkada di 101 daerah pada tahun 2017 hampir semua provinsi terdapat daerahnya yang melaksanakan Pilkada. Hanya dua provinsi yang daerahnya tidak ada Pilkada yakni Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Sedangkan provinsi yang daerahnya banyak melaksanakan Pilkada adalah Provinsi Aceh, Provinsi Papua, dan Provinsi Sulawesi Tenggara. Banyaknya daerah yang menyelenggarakan Pilkada, kalau melihat pada tabel data di atas, memiliki pengaruh besar pada jumlah pengaduan para penyelenggara Pemilu ke DKPP. Papua dengan 11 Kab/Kota yang menyelenggarakan Pilkada menempati posisi teratas jumlah pengaduan, sebesar 43 pengaduan atau 15,6% dari total pengaduan di 2017. Posisi kedua ditempati oleh Provinsi Aceh yang pada 2017 terdapat 20 Pilkada Kab/Kota dan 1 Pilkada Gubernur. Jumlah pengaduan dari Aceh sebanyak 36 pengaduan atau 13,1%. Posisi ketiga ditempati Provinsi

Page 75: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 61

Sulawesi Tenggara yakni sebanyak 31 pengaduan atau 11,3%. Sedangkan dua provinsi yang daerahnya tidak ada Pilkada, yakni Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, pada 2017 ini tidak ada pengaduan yang masuk.

3.5.3. Rekapitulasi Pengaduan Masa Tugas Anggota DKPP Periode 2017-2022

Tanggal terbentuknya DKPP, yakni pada 12 Juni 2012 selain digunakan untuk menandai hari lahir DKPP, juga sebagai acuan masa jabatan para anggotanya. Masa jabatan Anggota DKPP sendiri sesuai undang-undang adalah selama lima tahun. Per 12 Juni 2017, masa jabatan anggota DKPP periode pertama atau periode 2012-2017 telah berakhir dan diganti dengan anggota DKPP periode kedua atau periode 2017-2022. Ini artinya pada tahun 2017 terdapat masa transisi dari anggota lama ke anggota baru. Namun begitu, prinsip kerja lembaga DKPP adalah adanya kesinambungan sehingga sangat dimungkinkan terdapat tugas anggota lama akan diselesaikan oleh anggota baru. Termasuk dalam hal ini adalah berkaitan dengan penanganan pengaduan. Tabel-tabel di bawah akan memperlihatkan data pengaduan yang diterima dan ditindaklanjuti oleh DKPP, khususnya oleh Bagian Administrasi Pengaduan DKPP, untuk masa tugas anggota DKPP periode 2017-2022 per 13 Juni 2017-5 Desember 2017.

Tabel III-10Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Periode Anggota DKPP

Periode E %

1 Januari - 12 Juni 195 71%

13 Juni - 5 Desember 80 29%

Total 275 100%

Page 76: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201762

Grafik 3-7Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Periode

Anggota DKPP

Page 77: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 63

Tabel di atas menunjukkan, pengaduan per 1 Januari 2017-12 Juni 2017 merupakan pengaduan yang ditangani oleh anggota DKPP periode 2012-2017 dengan jumlah sebanyak 195 pengaduan atau 71%. Sedangkan pengaduan per 13 Juni 2017-5 Desember 2017 merupakan pengaduan yang ditangani oleh anggota DKPP periode 2017-2022 sebanyak 80 pengaduan atau 29%. Banyaknya pengaduan yang masuk sebelum Juni 2017 sangat dipengaruhi oleh penyelenggaraan Pilkada serentak 2017 yang dilaksanakan pada 15 Februari 2017. Sedangkan latar belakang pengaduan yang masuk setelah Juni 2017 dipengaruhi oleh adanya seleksi anggota pengawas Pemilu mulai dari tingkat Provinsi sampai kecamatan.

Tabel III-11Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Unsur Pengadu

No Unsur Pengadu E %

1. Peserta Pemilu/Paslon 7 24%

2. Tim Kampanye 2 11,3%

3. Masyarakat/Pemilih 60 48%

4. Partai Politik 1 2,2%

5. Penyelenggara Pemilu 10 14,5%

Total 80 100%Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017

Page 78: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201764

Grafik 3-8Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Unsur Pengadu

Page 79: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 65

Pengaduan yang masuk sejak anggota DKPP periode 2017-2022 bertugas secara keseluruhan berjumlah 80 pengaduan dari total sebanyak 275 pengaduan pada 2017. Pengaduan terbanyak berasal dari masyakarat/pemilih sebanyak 60 pengaduan dan paling sedikit dari partai politik, hanya 1 pengaduan. Jumlah sebanyak 80 pengaduan ini jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya sebanyak 195 pengaduan, terlihat terpaut sangat jauh perbedaannya. Dari data pengaduan DKPP, perbedaan ini dipengaruhi oleh adanya penyelenggaraan Pilkada serentak 2017 yang pengaduannya banyak masuk di bulan-bulan awal 2017. Sedangkan pengaduan setelah 13 Juni 2017 atau setelah pelantikan anggota DKPP periode 2017-2022 sampai akhir bulan 2017 didominasi oleh pengaduan yang berkaitan dengan tahapan persiapan Pilkada serentak 2018, khususnya tahap pembentukan atau seleksi jajaran pengawas Pemilu dari Bawaslu Provinsi, Kabupaten/Kota, sampai Kecamatan.

Tabel III-12Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Unsur Teradu

KPU Bawaslu

RI 1 22 RI

Provinsi 59 40 Provinsi

Kabupaten/Kota 66 61 Kabupaten/KotaKelurahan/

Distrik0 0 Kecamatan

PPS 0 0 PPL

KPPS 0 0 Pengawas LN

PPLN/KPPSLN 0 3 Sekretariat

Sekretariat 0 8 Lain-lain

126 134

Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017

Page 80: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201766

Grafik 3-9Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Unsur Teradu

Sepanjang 2017, jumlah total Teradu seperti telah ditampilkan di tabel 3.7. sebanyak 1.501 orang. Dari tabel data tersebut diketahui, jajaran anggota KPU jauh lebih banyak diadukan dibandingkan dari jajaran anggota Bawaslu: 1.069 berbanding 432. Teradu terbanyak didominasi oleh penyelenggara Pemilu tingkat Kabupaten/Kota. Hal ini karena pada 2017, pokok pengaduan terbanyak berkaitan dengan penyelenggaraan Pilkada 2017, khususnya Pilkada Bupati dan Wakil Bupati/Walikota dan Wakil Walikota. Sedangkan data Teradu sejak masa tugas anggota DKPP periode 2017-2022 sebanyak 360 orang. Dari segi asal lembaga Teradu, ada beberapa perbedaan dengan periode sebelumnya. Perbedaan tersebut di antaranya dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah Teradu yang berasal dari jajaran pengawas Pemilu.

Page 81: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 67

Jika pada bulan sebelumnya jumlah Teradu dari jajaran KPU jauh lebih banyak, maka pada periode sekarang justru jajaran Bawaslu lebih banyak yang menjadi teradu, yakni jajaran KPU sebanyak 126 orang dan jajaran Bawaslu sebanyak 134 orang. Tren pengaduan kepada jajaran Bawaslu tersebut seperti disebut sebelumnya karena adanya pembentukan atau seleksi anggota pengawas Pemilu dari tingkat provinsi sampai kecamatan.

Tabel III-13Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Sebaran Provinsi

No Provinsi E %

1 Jawa Timur 12 15,0%2 Papua 10 12,5%3 Sumatera Utara 9 11,3%4 Aceh 7 8,8%5 Jawa Barat 7 8,8%6 Sulawesi Tenggara 5 6,3%7 Sumatera Selatan 4 5%8 Lampung 3 3,8%9 Pusat 3 3,8%10 Banten 2 2,5%11 Nusa Tenggara Barat 2 2,5%12 Kalimantan Tengah 2 2,5%13 Sulawesi Utara 2 2,5%14 Sulawesi Selatan 2 2,5%15 Maluku 2 2,5%16 Jambi 1 1,3%17 Bengkulu 1 1,3%

Page 82: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201768

18 DKI Jakarta 1 1,3%19 Bali 1 1,3%20 Kalimantan Selatan 1 1,3%21 Sulawesi Tengah 1 1,3%22 Maluku Utara 1 1,3%23 Papua Barat 1 1,3%24 Sumatera Barat 0 0%25 Riau 0 0%26 Kep. Bangka Belitung 0 0%27 Kep. Riau 0 0%28 Jawa Tengah 0 0%29 DI Yogyakarta 0 0%30 Nusa Tenggara Timur 0 0%31 Kalimantan Barat 0 0%32 Kalimantan Timur 0 0%33 Kalimantan Utara 0 0%34 Gorontalo 0 0%35 Sulawesi Barat 0 0%

Total 80 100% Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017

Page 83: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 69

Grafik 3-10Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Sebaran Provinsi

Pada data 2017 secara keseluruhan, seperti dalam tabel sebelumnya, diketahui Provinsi Papua sebagai daerah dengan pengaduan terbanyak. Sedangkan dalam data pasca-Juni 2017, seperti pada tabel di atas terjadi perubahan jumlah pengaduan berdasarkan wilayah. Dari 80 pengaduan yang masuk, tingkat pengaduan terbanyak berasal dari Jawa Timur sebanyak 12 pengaduan. Provinsi Papua berada di tingkat kedua sebanyak 10 pengaduan, di bawahnya ditempati Sumatera Utara sebanyak 9 pengaduan. Pengaduan di bulan-bulan ini sebagian besar berkaitan adanya pelaksanaan seleksi jajaran pengawas Pemilu.

Page 84: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201770

Tabel III-14Rekapitulasi Pengaduan Berdasarkan Verifikasi

Administrasi dan Materiel

Ver. Administrasi

E Ver. Materiil

E

Lengkap 45

Sidang 32

BMS 6

Dismiss 7Tidak

memenuhi syarat

administrasi

35 45

80

Tabel di atas menunjukkan, dari 80 pengaduan yang masuk ke DKPP mulai 13 Juni-5 Desember 2017, sebanyak 45 pengaduan telah dianggap lengkap secara administrasi dan 35 pengaduan tidak memenuhi syarat administrasi. Ke-45 pengaduan yang dinyatakan lengkap kemudian dilakukan verifikasi materiel dengan hasil akhir sebanyak 32 pengaduan diputuskan naik sidang, 6 pengaduan Belum Memenuhi Syarat (BMS), 7 pengaduan diputuskan tidak memenuhi unsur pelanggaran kode etik (dismiss). Sedangkan sebanyak 35 pengaduan yang dinyatakan tidak memenuhi syarat administrasi tidak dilanjutkan ke proses verifikasi materiel.

Page 85: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 86: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 87: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 88: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 89: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 75

BAB IVPERSIDANGAN KODE ETIK PENYELENGGARA PEMILU

idang adalah inti dari mekanisme penyelesaian perkara pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu. Mekanisme ini memiliki tujuan untuk memeriksa, mengadili, dan memutus dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilu. Bab IV ini memuat uraian persidangan di DKPP.

Page 90: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201776

4.1. Panggilan Para PihakPersidangan hanya dapat dilakukan terhadap pengaduan

yang dinyatakan memenuhi syarat baik formil maupun materiil. Setelah dicatat dalam Buku Registrasi Perkara dan diberi Nomor Perkara, Bagian Persidangan menetapkan jadwal sidang. Berdasarkan jadwal tersebut, para pihak dipanggil untuk hadir memberikan keterangan dalam persidangan. Surat panggilan disampaikan kepada para pihak sekurang-kurangnya 5 (lima) hari sebelum tanggal pelaksanaan sidang. Sekretariat DKPP memastikan surat panggilan disampaikan kepada para pihak secara patut, informasi diberikan secara lengkap, dan konfirmasi kehadiran para pihak diperoleh secara jelas.

4.2. PersidanganSelama tahun 2017, DKPP telah memeriksa dan

memutus sebanyak 118 perkara. Tidak menutup kemungkinan dalam 1 (satu) perkara, DKPP menyidangkan lebih dari 1 (satu) kali sidang pemeriksaan. Hal ini umum terjadi karena dalam persidangan yang pertama belum cukup membuktikan apakah teradu dinyatakan melanggar kode etik atau tidak, sehingga perlu digelar sidang lanjutan. Angka tertinggi terjadi pada bulan April 2017. Pada Bulan April DKPP bersidang sebanyak 39 kali, menyusul kemudian pada bulan Mei sebanyak 35 kali dan bulan Maret sebanyak 29 kali sidang. Berikutnya DKPP telah menggelar sidang pembacaan putusan sebanyak 14 kali pada tahun 2017.

Untuk mengetahui gambaran jumlah sidang DKPP sepanjang tahun 2017, silahkan periksa tabel di bawah ini, sebagai berikut:

Page 91: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 77

Tabel IV-1Sidang Pemeriksaan dan Sidang Pembacaan Putusan

Menurut Bulan Persidangan DKPP Tahun 2017

No Bulan Sidang Pemeriksaan

Sidang Putusan Jumlah

1. Januari 16 3 19

2. Februari 6 1 7

3. Maret 29 1 30

4. April 39 2 41

5. Mei 35 2 37

6. Juni 0 2 2

7. Juli 2 0 2

8. Agustus 5 1 6

9. September 9 0 9

10. Oktober 9 1 10

11. November 8 1 6

12. Desember 7 0 7

Jumlah 165 14 179

Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sidang pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik oleh penyelenggara Pemilu tertinggi sepanjang 2017 terjadi pada periode Januari-Juni 2017, yakni sebanyak 125 kali sidang pemeriksaan. Tingginya jumlah sidang pemeriksaan DKPP pada periode ini dipengaruhi oleh tahapan Pilkada dari mulai pemungutan suara, rekapitulasi hasil suara hingga penetapan pasangan calon terpilih. Tahapan pemungutan dan pasca pemungutan ini merupakan masa-masa krusial utamanya bagi para calon peserta Pilkada. Pada tahapan inilah ditentukan apakah calon peserta dapat dinyatakan memenangkan pilkada atau tidak.

Page 92: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201778

Karena krusialnya itu, banyak pihak yang merasa dirugikan oleh sikap maupun keputusan penyelenggara Pemilu kemudian melaporkan dugaan tindak pelanggaran tersebut kepada DKPP. Tentu saja sepanjang dapat dikonstruksi dan masih berada dalam kerangka penegakkan kode etik penyelenggara Pemilu yang menjadi kewenangan DKPP.

Grafik 4-1Sidang Pemeriksaan dan Sidang Pembacaan Putusan

Menurut Bulan Persidangan DKPP Tahun 2017

Page 93: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 79

4.2.1. Jenis SidangPada garis besarnya terdapat 3 (tiga) jenis sidang

yang dikenal di lingkungan DKPP, yakni sidang reguler, sidang jarak jauh melalui sarana dan prasarana video conference yang difasilitasi oleh Mabes Polri dan jajaran Polda se-Indonesia, Kejaksaan Agung (Kejagung) dan jajaran Kejaksaan Tinggi, dan Bawaslu RI dan Bawaslu Provinsi serta sidang setempat yang dilakukan di Kantor KPU maupun Bawaslu Provinsi se-Tanah Air serta Lembaga Pemerintahan Lainnya.

Sidang Reguler adalah sidang yang digelar secara tatap muka antar-pihak di Ruang Sidang DKPP, dengan panel paling kurang terdiri atas 2 (dua) orang anggota DKPP dengan seorang di antaranya menjadi Ketua Majelis Sidang. Sedangkan Sidang Jarak Jauh Melalui Video Conference adalah sidang yang digelar secara jarak jauh melalui sarana dan prasarana video conference baik yang difasilitasi Mabes Polri dan jajaran Polda maupun Kejaksaan Agung dan jajaran Kejaksaan Tinggi, serta Bawaslu dan Bawaslu Provinsi. Adapun Sidang Setempat adalah sidang yang dikoordinasi secara teknik dengan mengutus 2 (dua) orang staf Bawaslu Provinsi yang diperbantukan sebagai staf DKPP di daerah. Dalam sidang ini DKPP telah membentuk dan melibatkan Tim Pemeriksa di Daerah (TPD) di setiap provinsi, terdiri atas seorang anggota unsur KPU provinsi, seorang anggota unsur Bawaslu provinsi, dan 2 (dua) tokoh masyarakat, serta dengan seorang anggota DKPP menjadi Ketua Majelis. Dengan demikian, dalam setiap persidangan akan terdapat 5 (lima) panel majelis sidang.

Berikut adalah proporsi sidang DKPP berdasarkan jenisnya, sebagai berikut:

Page 94: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201780

Tabel IV-2Sidang DKPP Menurut Jenis Sidang Tahun 2017

No Jenis Sidang Jenis Sub Sidang Jumlah

1. Sidang Reguler Sidang Di DKPP 29

2.

Sidang Jarak Jauh

Vidcon Pusdalsis Mabes Polri 1

3. Vdicon Daskrimti Kejagung 0

4. Vidcon R. Sidang DKPP 13

5. Vidcon R.Sidang KPU 0

6.

Sidang Setempat

Bawaslu Provinsi 92

7. KPU Provinsi 3

8. Sidang Di Mapolda 14

9. Sidang Di Kejati 7

10. Lembaga Pemerintah Lainnya 6

Jumlah 165

Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa persidangan DKPP sepanjang 2017 paling banyak dilakukan secara setempat baik di Bawaslu Provinsi, KPU Provinsi, Polda setempat atau Kejati setempat serta lembaga Pemerintahan lainnya yakni berjumlah 122 kali sidang. Sedangkan sidang yang dilakukan secara reguler di ruang sidang DKPP hanya dilakukan sebanyak 29 kali ditambah sidang putusan sebanyak 14 kali. Angka ini sejalan dengan fakta bahwa perkara yang diperiksa DKPP pada 2017 didominasi oleh dugaan pelanggaran kode etik oleh penyelenggara Pemilu yang memiliki kaitan dengan pelaksanaan tahapan Pilkada, khususnya di tingkat kabupaten/kota. Sesuai dengan komitmen DKPP untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para pencari keadilan, maka DKPP berusaha memberikan kemudahan kepada para pencari keadilan di tingkat kabupaten/kota dengan cara memberikan akses dan kemudahan kepada para pencari keadilan. Mekanisme sidang setempat merupakan salah satu inovasi DKPP yang dilandasi oleh semangat memberikan kemudahan kepada para pencari keadilan tersebut, karena dengannya para

Page 95: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 81

pihak tidak harus datang ke Jakarta dan mengeluarkan biaya ekstra untuk mengikuti proses pemeriksaan oleh DKPP. Untuk melihat gambaran visualnya bisa dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 4-2Sidang DKPP Menurut Jenis Sidang Tahun 2017

4.2.2. Hasil-Hasil PersidanganProduk akhir dari rangkaian sidang pemeriksaan

dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu oleh DKPP adalah Putusan. Putusan diambil melalui Rapat Pleno anggota DKPP. Rapat Pleno pengambilan keputusan hanya dapat dilakukan terhadap perkara yang pemeriksaannya telah dinilai cukup dan dinyatakan selesai oleh Majelis Pemeriksa. Keputusan akhir terhadap suatu perkara dapat diambil secara musyawarah mufakat atau pemungutan suara (voting) manakala tidak memungkinkan tercapainya mufakat. Anggota DKPP yang tidak sependapat (dissenting opinion) dengan

Page 96: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201782

keputusan akhir terhadap suatu perkara dapat mencantumkan pendapatnya yang berbeda tersebut di dalam Putusan.

Satu dokumen Putusan dapat memuat lebih dari satu nomor perkara. Oleh karena itu, perbedaan jumlah perkara dengan jumlah dokumen putusan merupakan keniscayaan dan hampir tak bisa dihindarkan. Berikut adalah jumlah dokumen Putusan sepanjang tahun 2017:

Tabel IV-3Perkara Diputus dan Putusan Menurut

Bulan Sidang DKPP Tahun 2017

No Bulan Perkara Diputus Putusan

1.Januari 2 2

2.Februari 5 5

3.Maret 5 5

4.April 23 20

5.Mei 33 26

6.Juni 32 22

7.Juli 0 0

8.Agustus 5 3

9.September 0 0

10.Oktober 7 7

11.November 6 6

12.Desember 0

Jumlah 118 96

Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terhadap 118 perkara yang telah diputus, DKPP telah memutus perkara tersebut dan mengeluarkan hasilnya dalam bentuk dokumen Putusan sebanyak 96 buah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 26 Putusan di antaranya dibacakan pada Mei 2017. Terbanyak berikutnya adalah pada Juni 2017 (22 Putusan), disusul berikutnya pada April 2017 (20 Putusan).

Page 97: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 83

Untuk melihat gambaran secara umum penanganan perkara yang telah dilaksanakan oleh DKPP, berikut ini adalah tabel rekapitulasi penanganan perkara kode etik penyelenggara Pemilu sepanjang tahun 2017:

Tabel IV-4Rekapitulasi Penanganan Perkara Kode Etik DKPP Tahun 2017

Perkara diregistrasi

Perkara Sidang

Perkara diputus

Perkara Diperiksa Putusan Amar

Putusan Ketetapan Jumlah Teradu

134Perkara

134Perkara

118 Perkara

16Perkara

96Putusan

488 Orang 5 Orang 493

Orang

Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017

Merujuk tabel di atas diperoleh informasi bahwa sepanjang 2017 DKPP telah memutus sebanyak 118 perkara dari 134 perkara yang telah diregistrasi dan disidangkan. 118 perkara tersebut termuat dalam 109 buah dokumen Putusan maupun Ketetapan. Dalam 96 dokumen Putusan maupun dokumen Ketetapan tersebut tercatat sebanyak 493 orang penyelenggara Pemilu yang pernah dilaporkan atas dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu telah diputus oleh DKPP. Hingga saat ini masih ada 16 perkara yang masih diperiksa oleh DKPP

Berikut ini adalah kondisi yang menentukan apakah produk akhir suatu perkara berbentuk Putusan ataukah berupa Ketetapan, antara lain: 1. Terhadap penyelenggara Pemilu yang memenuhi syarat

menjadi Teradu maka hasil pemeriksaan oleh DKPP diterbitkan dalam bentuk Putusan;

2. Terhadap penyelenggara Pemilu yang memenuhi syarat menjadi Teradu dan telah diperiksa melalui mekanisme sidang pemeriksaan maka DKPP dapat memberikan putusan berupa rehabilitasi apabila pengaduan Pengadu tidak terbukti, ataupun sanksi berupa peringatan, pemberhentian sementara atau pemberhentian tetap apabila pegaduan Pengadu terbukti;

3. Terhadap penyelenggara Pemilu yang tidak lagi memenuhi

Page 98: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201784

syarat menjadi Teradu maka DKPP menetapkan keputusan dalam bentuk Ketetapan;

4. Terhadap pengaduan yang pernah diperiksa dan diputus oleh DKPP maka DKPP menetapkan keputusan dalam bentuk Ketetapan;

Berdasarkan catatan, sepanjang tahun 2017 DKPP telah memeriksa sebanyak 493 orang penyelenggara Pemilu yang diduga melakukan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu. Berdasarkan hasil pemeriksaan, DKPP kemudian mengeluarkan Putusan dan Ketetapan dengan proporsi variasi Putusan sebagaimana tampak pada tabel di bawah ini:

4.2.3. Sifat Putusan DKPP Putusan DKPP bersifat final dan mengikat (final and binding). Pada tahun 2013, sifat putusan yang diatur sejak DKPP masih menggunakan UU No. 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu ini, pernah di-judicial review di Mahkamah Konstitusi (MK) oleh kelompok masyarakat sipil. Hasilnya, melalui Putusan MK No. 31/PUU-XI/2013, MK memutuskan bahwa sifat final dan mengikat dari putusan DKPP haruslah dimaknai final dan mengikat bagi Presiden, KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, maupun Bawaslu dalam melaksanakan putusan DKPP.

Page 99: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 85

Pada UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, “Sifat putusan DKPP yang final dan mengikat” juga tidak berubah (Pasal 458 ayat (10). Adapun proses pengambilan keputusan, diatur dalam Pasal 458 ayat (10 – 12), yaitu; (10) DKPP menetapkan putusan setelah melakukan penelitian

dan/atau verifikasi terhadap pengaduan tersebut, mendengarkan pembelaan dan keterangan saksi, serta mempertimbangkan bukti lainnya.

(11) Putusan DKPP berupa sanksi atau rehabilitasi diambil dalam rapat pleno DKPP.

(12) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (11) dapat berupa teguran tertulis, pemberhentian sementara, atau pemberhentian tetap untuk Penyelenggara Pemilu.

(13) Putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (10) bersifat final dan mengikat.

(14) Penyelenggara Pemilu wajib melaksanakan putusan DKPP.

Page 100: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201786

Tabel IV-5Teradu Menurut Amar Putusan Tahun 2017

No Amar Putusan Jumlah Teradu Persentase

1. Rehabilitasi 276 55,98%

2.Peringatan/ Teguran 135 27,38%

3.Pemberhentian Sementara 19 3,85%

4.Pemberhentian Tetap 50 10,14%

5.Pemberhentian Dari Jabatan Ketua 8 1,62%

6. Ketetapan 5 1,01%

Total 493 100%Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017

Page 101: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 87

Tabel di atas menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2017 penyelenggara Pemilu yang direhabilitasi atau dipulihkan nama baiknya lebih banyak dibandingkan yang diberikan sanksi. Sebanyak 276 (55,98%) orang teradu direhabilitasi karena Pengadu tidak dapat membuktikan kebenaran dalilnya, 135 (27,38%) orang diberi peringatan, 19 (3,85%) orang diberhentikan sementara, 50 (10,14%) orang diberhentikan tetap dan 8 (1,62%) orang diberhentikan dari jabatan Ketua. Sementara 5 (1,01%) orang diberi ketetapan karena sudah tidak memenuhi syarat sebagai teradu untuk diputus.

Selengkapnya periksa grafik di bawah ini:

Grafik 4-3Komposisi Amar Putusan DKPP Tahun 2017

Page 102: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201788

Berdasarkan grafik di atas diperoleh informasi bahwa lebih dari separuh jumlah penyelenggara Pemilu yang diadukan tidak terbukti melanggar kode etik penyelenggara Pemilu, sehingga nama baik mereka kemudian dipulihkan. Sebagian lainnya yang terbukti melanggar kode etik telah diberikan sanksi sesuai kadar pelanggaran yang dilakukan. Gambar di atas menunjukkan bahwa dari 100% penyelenggara Pemilu yang pernah diperiksa DKPP di tahun 2017, 27,38% diantaranya diberikan sanksi berupa peringatan, sedangkan sisanya sebanyak 3,85% telah diberikan sanksi berupa pemberhentian sementara, pemberhentian tetap 10,14% dan pemberhentian dari jabatan ketua sebesar 1,62%

.

Page 103: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 89

4.2.4. Teradu Menurut Jenis KelaminDKPP telah mencatat perbandingan jumlah

penyelenggara Pemilu yang pernah diperiksa pada tahun 2017 berdasarkan jenis kelaminnya. Meskipun kategorisasi ini tidak cukup membantu untuk membuktikan besaran pengaruh faktor jenis kelamin terhadap potensi terjadinya tindakan pelanggaran kode etik, data ini tetap berguna sebagai informasi umum bagi siapa saja yang memiliki perhatian terhadap kajian kepemiluan.

Berikut adalah komposisi jumlah Teradu menurut jenis kelamin:

Tabel IV-6 Teradu Menurut Jenis KelaminTahun 2017

No Jenis Kelamin

AMAR PUTUSANTAP Jmlh %

R TT PS PT PDJ

1. Laki-Laki 239 115 14 46 7 5 426 86,4%

2. Perempuan 37 20 5 4 1 0 67 13,6%

Jumlah 276 135 19 50 8 5 493 100%

Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017Ket : R (Rehabilitasi); TT (Teguran Tertulis/Peringatan); PS (Pemberhentian Sementara); PT (Pemberhentian Tetap); PDJ (Pemberhentian Dari Jabatan Ketua) dan TAP (Ketetapan)

Terdapat perbandingan 86,4% : 13,6% menempatkan laki-laki sebagai pihak yang paling banyak mendapat aduan dari masyarakat pemilih, peserta Pemilu maupun sesama penyelenggara. Rasio ini tidak mengherankan mengingat penyelenggara Pemilu di Indonesia masih amat didominasi oleh laki-laki.

Untuk dapat melihat gambaran visual mengenai perbandingan teradu laki-laki dan perempuan dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Page 104: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201790

Grafik 4-4Teradu Menurut Jenis Kelamin Tahun 2017

4.2.5. Trends Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu Pelanggaran Pemilu dapat terjadi dalam beragam bentuk, mulai dari ketidakcermatan sampai pada keberpihakan penyelenggara Pemilu terhadap peserta Pemilu tertentu. Berkaitan dengan hal ini, anggota DKPP Nur Hidayat Sardini (2015:174-182) dalam bukunya berjudul “Mekanisme Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu” telah membuat kategorisasi pelanggaran yang disebutnya sebagai modus-modus pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu. Secara singkat, kategorisasi tersebut adalah sebagai berikut:

Page 105: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 91

Tabel IV-7Modus-modus pelanggaran Kode Etik

Penyelenggara Pemilu

No Kategorisasi Deskripsi1. Vote Manipulation Mengurangi, menambahkan,

atau memindahkan perolehan suara dari satu peserta Pemilu ke peserta Pemilu lainnya, perbuatan mana menguntungkan dan/atau merugikan peserta Pemilu satu dengan lainnya.

2. Bribery of Officials

Pemberian sejumlah uang atau barang atau perjanjian khusus kepada penyelenggara Pemilu dengan maksud memenuhi kepentingan pemberinya atau untuk menguntungkan dan/atau merugikan pihak lain dalam kepersertaan suatu Pemilu (candicacy).

3. Un-Equal Treatment

Perlakuan yang tidak sama atau berat sebelah kepada peserta Pemilu dan pemangku kepentingan lain.

4. Infringements of the right to vote

Pelanggaran terhadap hak memilih warga negara dalam Pemilu.

5. Vote and Duty Secrecy

Secara terbuka memberitahukan pilihan politiknya dan menanyakan pilihan politiknya dalam Pemilu kepada orang atau pemilih lain.

Page 106: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201792

6. Abuse of Power Memanfaatkan posisi jabatan dan pengaruh-pengaruhnya, baik atas dasar kekeluargaan, kekerabatan, otoritas tradisional atau pekerjaan, untuk mempengaruhi pemilih lain atau penyelenggara Pemilu demi mendapatkan keuntungan-keuntungan pribadi.

7. Conflict of Interest Benturan kepentingan.

8. Sloppy Work of Election Process

Ketidakcermatan atau ketidaktepatan atau ketidakteraturan atau kesalahan dalam proses Pemilu.

9. Intimidation and Violence

Melakukan tindakan kekerasan atau intimidasi secara fisik maupun mental.

10. Broken or Breaking of the Laws

Melakukan tindakan atau terlibat dalam pelanggaran hukum.

11. Absence of Effective Legal Remedies

Kesalahan yang dapat ditoleransi secara manusiawi sejauh tidak berakibat rusaknya integritas penyelenggaraan Pemilu, juga hancurnya independensi dan kredibilitas penyelenggara Pemilu.

Page 107: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 93

12. The Fraud of Voting Day

Kesalahan-kesalahan yang dilakukan penyelenggara Pemilu pada hari pemungutan dan penghitungan suara.

13. Destroying Neutrality, Impartiality, and Independent

Bertindak netral dan tidak memihak terhadap partai politik tertentu, calon, peserta pemilu, dan media massa tertentu

Merujuk pada kategorisasi modus pelanggaran yang dibuat oleh Nur Hidayat Sardini dengan sedikit tambahan, maka modus pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu yang pernah diperiksa oleh DKPP sepanjang tahun 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel IV-8Teradu Menurut Trends Pelanggaran

Kode Etik Penyelenggara Pemilu Tahun 2017

No Kategori Pelanggaran

AMAR PUTUSANTAP Jumlah %

R TT PS PT PDJ

1. Manipulasi Suara 0 5 0 3 0 0 8 1,6%

2. Penyuapan 2 2 0 2 1 0 7 1,4%

3. Perlakuan Tidak Adil 36 30 0 0 1 0 67 13,6%

4. Pelanggaran Hak Pilih 0 0 0 0 0 0 0 0,0%

5. Kerahasian Suara & Tugas 0 0 0 0 0 0 0 0,0%

6. Penyalahgunaan Kekuasaan 0 0 0 0 0 0 0 0,0%

7. Konflik Kepentingan 5 3 0 1 0 1 10 2,0%

8. Kelalaian Pada Proses Pemilu 96 53 13 31 2 4 199 40,4%

9. Intimidasi & Kekerasan 1 0 0 0 0 0 1 0,2%

Page 108: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201794

10. Pelanggaran Hukum 0 1 1 0 0 0 2 0,4%

11.Tidak Adanya Upaya Hukum Yang efektif

129 29 5 5 1 0 169 34,3%

12. Penipuan Saat Pemungutan Suara 0 0 0 0 0 0 0 0,0%

13.

Pelanggaran Netralitas, Ketidakberpihakan & kebebasan

7 12 0 6 3 0 28 5,7%

14. Konflik Internal Institusi 0 0 0 2 0 0 2 0,4%

15. Lain-lain 0 0 0 0 0 0 0 0,0%

Jumlah 276 135 19 50 8 5 493 100%

Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017Ket : R (Rehabilitasi); TT (Teguran Tertulis/Peringatan); PS (Pemberhentian Sementara); PT (Pemberhentian Tetap); PDJ (Pemberhentian Dari Jabatan Ketua) dan TAP (Ketetapan)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa modus pelanggaran terbanyak sepanjang tahun 2017 adalah Kelalaian Penyelenggara Pemilu pada proses tahapan Pemilu dilaksanakan. Angkanya mencapai 199 teradu. Termasuk dalam kategori ini adalah kelalaian pada proses administrasi atau tahapan yang seharusnya berjalan. Berikutnya adalah tidak adanya upaya hukum yang efektif. Jumlahnya mencapai 169 teradu. Termasuk didalamnya adalah karena tidak menindaklanjuti rekomendasi panwas atau karena tidak menindaklanjuti laporan peserta maupun masyarakat. Kemudian yang ketiga adalah perlakuan tidak adil oleh penyelenggara Pemilu sebanyak 67 teradu yang didalamnya meliputi sikap teradu yang tidak memperlakukan para pihak dengan sama. Modus pelanggaran berikutnya adalah pelanggaran netralitas, ketidakberpihakan & kebebasan yaitu sebanyak 28 teradu. Termasuk keberpihakan adalah menampakkan atau menyatakan simpati atau dukungan terhadap peserta Pemilu. Sedangkan yang dapat dikategorikan sebagai ketidakmandirian adalah keterlibatan penyelenggara Pemilu dalam partai politik dan semacamnya.

Page 109: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 95

Secara visual, gambaran modus pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu sepanjang tahun 2015 dapat dilihat pada gambar berikut:

Grafik 4-5Jumlah Teradu Menurut Jenis Pelanggaran Kode Etik

Penyelenggara Pemilu Tahun 2017

Page 110: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201796

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa jenis pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu yang paling sering dilakukan oleh jajaran KPU ataupun Bawaslu secara berturut-turut adalah:

1. Kelalaian Pada Proses Pemilu (40,4%);2. Tidak Adanya Upaya Hukum Yang Efektif (34,3%);3. Perlakuan Tidak Adil (13,6%); dan4. Pelanggaran Netralitas dan Ketidakberpihakan (5,7%);

4.2.6. Teradu Berdasarkan Jenis PemiluPada Tahun 2017 teradu terbanyak berdasarkan Jenis

Pemilu adalah perkara terkait Pilkada sebanyak 434 orang, Teradu perkara terkait Pileg sebesar 4 perkara (3%), serta Teradu yang tidak terkait dengan jenis Pilkada 2015 dan Pemilu Legislatif sebanyak 15 perkara (12%).

Tabel di bawah ini menggambarkan keadaan tersebut:

Tabel IV-9 Teradu Menurut Jenis Pemilu Tahun 2017

No Jenis PemiluAMAR PUTUSAN

TAP Jumlah %R TT PS PT PDJ

1. Pilpres 0 0 0 0 0 0 0 0,0%

2. Pileg 14 3 0 0 0 0 17 3,4%

3. Pilkada 234 125 18 46 7 4 434 88,0%

4. Non Pemilu 28 7 1 4 1 1 42 8,5%

Jumlah 276 135 19 50 8 5 493 100%

Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017Ket : R (Rehabilitasi); TT (Teguran Tertulis/Peringatan); PS (Pemberhentian Sementara); PT (Pemberhentian Tetap); PDJ (Pemberhentian Dari Jabatan Ketua) dan TAP (Ketetapan)

Page 111: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 97

Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah teradu terkait perkara Pilkada paling banyak dibanding terkait Pileg, Pilpres, dan Non Pemilu. Sebanyak 434 teradu (88,0%) yang diperiksa dan diputus DKPP adalah terkait perkara Pilkada, 8,5% Non Pemilu, dan 3,4% Pileg. Dari 434 teradu terkait pemilukada, 234 orang direhabilitasi, 125 orang diberi sanksi peringatan, 46 orang berhenti tetap dan 4 orang diberi ketetapan.

Selengkapnya periksa grafik di bawah ini:

Grafik 4-6Teradu Menurut Jenis Pemilu Tahun 2017

Dominannya perkara terkait Pilkada yang diperiksa DKPP disebabkan oleh adanya momentum Pilkada serentak di tahun 2017. Sebagaimana diketahui, salah satu tahapan krusial Pilkada yakni pada saat pemungutan suara dan penghitungan maupun rekapitulasi suara. Pada periode tersebut, banyak permasalahan yang timbul di lapangan. Merasa dirugikan atas

Page 112: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 201798

tindakan dan keputusan penyelenggara Pemilu, calon maupun tim kampanye ini berupaya mencari keadilan ke DKPP. Oleh karena penyelenggaraan Pilkada didominasi oleh kabupaten/kota maka banyak penyelenggara Pemilu yang bertugas di tingkat kabupaten/kota menjadi sasaran kemarahan pihak-pihak yang merasa dirugikan. Konsekuensi bagi DKPP adalah berupa jumlah perkara terkait Pilkada yang tinggi, bahkan mendominasi. Dilihat dari jumlah Teradunya, sampai dengan 1 Desember 2017 DKPP telah menerbitkan Putusan terhadap 434 orang Teradu yang berkenaan dengan penyelenggaraan Pilkada.

4.2.7. Teradu Menurut ProvinsiDari seluruh jumlah teradu yang telah pada pembahasan

sebelumnya, semuanya tersebar ke dalam 34 provinsi yang ada di Indonesia termasuk ditingkat pusat, Tabel berikut adalah rekapitulasi Putusan DKPP terhadap penyelenggara Pemilu sepanjang tahun 2017. Angka didasarkan atas jumlah Teradu yang pernah diperiksa dan diputus oleh DKPP.

Tabel IV-10Teradu Menurut Putusan dan Ketetapan Berdasarkan

Provinsi Tahun 2017

N0 ProvinsiAMAR PUTUSAN

TAP Jumlah %R TT PS PT PDJ

1.Aceh

63 27 5 4 2 1 102 20,7%

2. Sumatera Utara

4 8 0 2 1 0 15 3,0%

3. Sumatera Barat

0 0 0 0 0 0 0 0,0%

4.Riau

16 2 0 0 0 0 18 3,7%

5.Jambi

9 0 0 1 0 0 10 2,0%

6. Sumatera Selatan

0 2 0 0 0 0 2 0,4%

7.Bengkulu

4 0 0 0 0 0 4 0,8%

Page 113: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 99

8.Lampung

7 2 0 2 0 0 11 2,2%

9.Kepulauan Bangka Belitung

0 0 0 0 0 0 0 0,0%

10. Kepulauan Riau

0 0 0 0 0 0 0 0,0%

11.DKI Jakarta

3 2 0 0 0 0 5 1,0%

12.Jawa Barat

2 0 0 0 0 0 2 0,4%

13.Jawa Tengah

13 0 0 0 0 0 13 2,6%

14.Banten

0 0 0 0 0 0 0 0,0%

15.Jawa Timur

2 0 0 0 0 0 2 0,4%

16.Dl Yogyakarta

3 0 0 0 0 0 3 0,6%

17.Bali

0 0 0 0 0 0 0 0,0%

18. Nusa Tenggara Barat

3 0 0 0 0 0 3 0,6%

19. Nusa Tenggara Timur

20 10 0 0 0 0 30 6,1%

20. Kalimantan Barat

5 0 0 0 0 0 5 1,0%

21. Kalimantan Tengah

0 0 0 0 0 0 0 0,0%

22. Kalimantan Selatan

13 3 0 0 0 0 16 3,2%

23. Kalimantan Timur

0 0 0 0 0 0 0 0,0%

24. Kalimantan Utara

0 0 0 0 0 0 0 0,0%

25.Sulawesi Utara

5 1 0 1 0 3 10 2,0%

26. Sulawesi Tengah

0 3 0 0 0 0 3 0,6%

27. Sulawesi Selatan

0 0 0 0 0 0 0 0,0%

28. Sulawesi Tenggara

8 11 0 3 3 0 25 5,1%

29.Gorontalo

17 5 0 0 1 0 23 4,7%

30.Sulawesi Barat

5 5 1 1 0 1 13 2,6%

31.Maluku

13 10 0 1 0 0 24 4,9%

Page 114: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017100

32.Maluku Utara

1 3 0 4 1 0 9 1,8%

33.Papua

33 31 13 27 0 0 104 21,1%

34.Papua Barat

8 4 0 4 0 0 16 3,2%

35.Pusat

19 6 0 0 0 0 25 5,1%

Jumlah 276 135 19 50 8 5 493

Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017Ket : R (Rehabilitasi); TT (Teguran Tertulis/Peringatan); PS (Pemberhentian Sementara); PT (Pemberhentian Tetap); PDJ (Pemberhentian Dari Jabatan Ketua) dan TAP (Ketetapan)

Dari tabel di atas diketahui bahwa 5 Provinsi dengan penyelenggara Pemilu yang paling banyak diperiksa oleh DKPP adalah jajaran KPU dan Bawaslu yang berasal dari Aceh (102), Papua (104), Nusa Tenggara Timur (30), Sulawesi Tenggara (25), dan Maluku (23). Wilayah yang paling banyak menerima sanksi pemberhentian tetap dari DKPP berdasarkan tabel di atas secara berturut-turut adalah Papua (27 orang), Papua Barat (4 orang), Aceh (4 orang), Maluku Utara (4 orang) dan Sulawesi Tenggara (3 0rang). Sedangkan wilayah yang penyelenggara Pemilunya sempat dikenakan sanksi pemberhentian sementara ada 3 Provinsi yaitu Papua (13 orang), Aceh (5 orang) dan Sulawesi Barat (1 orang). Adapun wilayah yang paling banyak terkena sanksi peringatan/teguran karena terbukti melakukan pelanggaran kode etik ringan atau sedang adalah Papua (31 orang), Aceh (27 orang), Sulawesi Tenggara (11 orang), Maluku (10 orang) dan Nusa tenggara Timur (10 orang). Sementara itu, wilayah yang paling banyak menikmati rehabilitasi dari DKPP adalah Aceh (63 orang), Papua (33 orang), dan Nusa Tenggara Timur (20 orang). Disamping 4 amar putusan diatas DKPP juga memberikan putusan berupa pemberhentian dari jabatan sebagai ketua bagi 8 orang teradu dari Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan Maluku Utara. Selengkapnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Page 115: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 101

Grafik 4-7Teradu Menurut Putusan dan Ketetapan Berdasarkan

Provinsi Tahun 2017

4.2.8. Teradu Menurut Lembaga Penyelenggara PemiluMelihat peran dan kiprah penyelenggara Pemilu

baik jajaran KPU maupun Bawaslu yang amat penting dalam menyukseskan penyelenggaraan Pemilu, DKPP membuat perbandingan dan kategorisasi mengenai lembaga mana yang paling banyak menyumbang Teradu ke DKPP. Dengan kata lain, DKPP bermaksud menunjukkan kepada khalayak mengenai siapa yang paling banyak diperiksa terkait dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu, yakni apakah jajaran KPU ataukah jajaran Bawaslu.

Tabel di bawah ini menggambarkan keadaan tersebut, sebagai berikut:

Page 116: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017102

Tabel IV-11Jumlah Teradu Menurut Tingkatan Penyelenggara Pemilu Tahun

2017

NoLembaga Penyele-nggara

AMAR PUTUSANTAP Jmlh %

R TT PS PT PDJ

1. KPU RI 17 0 0 0 0 0 17 3,4%

2. KPU Provinsi 29 14 0 0 0 0 43 8,7%

3. KPU Kab/Kota 147 69 16 22 5 1 260 52,7%

4. PPK 4 5 0 16 0 2 27 5,5%

5. PPS 1 5 0 4 0 2 12 2,4%

6. KPPS 1 0 0 0 0 0 1 0,2%

7. Bawaslu RI 2 6 0 0 0 0 8 1,6%

8. Bawaslu Provinsi 19 9 0 1 1 0 30 6,1%

9. Panwas Kab/Kota 56 26 3 7 1 0 93 18,9%

10. Panwas cam 0 1 0 0 1 0 2 0,4%

11. PPL 0 0 0 0 0 0 0 0,0%

Jumlah 276 135 19 50 8 5 493 100%

Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017Ket : R (Rehabilitasi); TT (Teguran Tertulis/Peringatan); PS (Pemberhentian Sementara); PT (Pemberhentian Tetap); PDJ (Pemberhentian Dari Jabatan Ketua) dan TAP (Ketetapan)

Berdasarkan tabel di atas nampak jelas bahwa Penyelenggara Pemilu yang paling banyak diadukan pada tahun 2017 adalah jajaran KPU. Sejumlah 360 personil KPU

Page 117: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 103

pernah menjadi Teradu di DKPP, sedangkan jajaran Bawaslu hanya menyumbang sebanyak 133 personil.

Demikian halnya jika dilihat dari tingkatannya. Mayoritas penyelenggara Pemilu yang diadukan merupakan personil KPU dan Bawaslu di tingkat kabupaten/kota yakni sebanyak 253 orang (71,6%), terdiri dari 260 orang KPU kabupaten/kota (52,7%) dan 93 orang Panwas kabupaten/kota (18,9%) .

Grafik di bawah ini merinci komposisi jumlah dan sebarannya, sebagai berikut:

Grafik 4-8Teradu Menurut Lembaga Penyelenggara Tahun 2017

Page 118: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017104

Berdasarkan grafik di atas terlihat jelas bahwa proporsi jumlah Teradu berdasarkan lembaga dan tingkatannya 3 (tiga) tertinggi secara berturut-turut adalah KPU Kabupaten/Kota (52,7%), Panwas Kabupaten/Kota (18,9%), dan KPU Provinsi (8,7%).

4.3. Perbandingan Teradu Penyelenggara Pemilu

DKPP mencatat bahwa dari dua lembaga penyelenggara Pemilu yang ada yakni KPU dan Bawaslu, masing-masing jajaran pernah mengalami pemeriksaan kode etik oleh DKPP. Walaupun demikian, jumlah penyelenggara Pemilu dari jajaran KPU lebih banyak diperiksa oleh DKPP dibanding dari jajaran Bawaslu dengan angka 360 orang berbanding 133 orang.

Berikut perbandingan putusan dan ketetapan antara jajarn KPU dengan Jajaran Bawaslu sepanjang tahun 2015.

Tabel IV-12 Rekapitulasi Putusan Terhadap Penyelenggara Pemilu

Berdasarkan Lembaga Tahun 2017

NoLembaga Penyele-nggara

AMAR PUTUSANTAP Jum-

lah %R TT PS PT PDJ

1. Jajaran KPU

199 93 16 42 5 5 360 73,0%

2.Jajaran-Bawaslu

77 42 3 8 3 0 133 27,0%

Jumlah276 135 19 50 8 5 493 100%

Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017Ket : R (Rehabilitasi); TT (Teguran Tertulis/Peringatan); PS (Pemberhentian Sementara); PT (Pemberhentian Tetap); PDJ (Pemberhentian Dari Jabatan Ketua) dan TAP (Ketetapan)

Data di atas menunjukkan baik bahwa jajaran KPU tidak

Page 119: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 105

hanya unggul dari sisi jumlah Teradu, tetapi juga dalam seluruh kategori putusan DKPP baik berupa rehabilitasi (199:77), peringatan (93:42), pemberhentian sementara (16:3), maupun pemberhentian tetap (42:8), selain itu juga sanksi pemberhentian dari jabatan ketua (5:3).

Berikut adalah gambar proporsi jumlah penyelenggara Pemilu yang pernah diperiksa DKPP berdasarkan lembaganya, sebagai berikut:

Grafik 4-9Perbandingan Jumlah Teradu Berdasarkan Lembaga Tahun 2017

Selain sebagai pihak yang lebih banyak jumlah diperiksa DKPP dibanding Bawaslu, KPU juga menerima lebih banyak putusan rehabilitasi daripada Bawaslu dengan perbandingan angka persentase 73% berbanding 27%.

Page 120: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017106

4.4. Teradu Jajaran KPU Tabel di bawah ini menggambarkan Putusan-putusan dengan sanksi yang dijatuhkan kepada jajaran KPU di setiap jenjang, sebagai berikut:

Tabel IV-13 Rekapitulasi Putusan Terhadap Jajaran KPU Tahun 2017

NoLembaga Penyele-nggara

AMAR PUTUSANTAP Jum-

lah %R TT PS PT PDJ

1. KPU RI 17 0 0 0 0 0 17 4,7%

2. KPU Provinsi

29 14 0 0 0 0 43 11,9%

3. KPU Kab/Kota

147 69 16 22 5 1 260 72,2%

4. PPK 4 5 0 16 0 2 27 7,5%

5. PPS 1 5 0 4 0 2 12 3,3%

6. KPPS 1 0 0 0 0 0 1 0.3%

Jumlah 199 93 16 42 5 5 360 100%Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017Ket : R (Rehabilitasi); TT (Teguran Tertulis/Peringatan); PS (Pemberhentian Sementara); PT (Pemberhentian Tetap); PDJ (Pemberhentian Dari Jabatan Ketua) dan TAP

(Ketetapan)

Berdasarkan data di atas diperoleh informasi bahwa dari total 360 orang penyelenggara Pemilu yang berasal dari jajaran KPU, lebih dari separuhnya yaitu 199 orang dinyatakan tidak terbukti melakukan pelanggaran kode etik. Terhadap mereka, DKPP melakukan rehabilitasi atas nama baiknya.

Selebihnya, yakni sebanyak 161 orang terbukti dengan 93 orang dikenakan sanksi peringatan dan 16 orang mendapat pemberhentian sementara sedangkan 42 orang diberhentikan tetap karena terbukti melakukan pelanggaran berat. Selain itu DKPP mengeluarkan Ketetapan untuk 5 orang yang sudah tidak bisa lagi disidangkan oleh DKPP.

Page 121: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 107

Grafik 4-10 Rekapitulasi Putusan Terhadap Jajaran KPU Tahun 2017

Page 122: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017108

4.5. Teradu Jajaran BawasluBerikut ini adalah rekapitulasi putusan terhadap

penyelenggara Pemilu dari jajaran Bawaslu, mulai dari pusat sampai tingkat desa/kelurahan.

Tabel IV-14Rekapitulasi Putusan Terhadap Jajaran Bawaslu Tahun 2017

NoLembaga Penyel-enggara

AMAR PUTUSANTAP Jum-

lah %R TT PS PT PDJ

1. Bawaslu RI 2 6 0 0 0 0 8 6,0%

2. Bawaslu Provinsi

19 9 0 1 1 0 30 22,4%

3. Panwas Kab/Kota

56 26 3 7 1 0 93 69,4%

4. Panwas cam

0 1 0 0 1 0 2 1,5%

5. PPL 0 0 0 0 0 0 0 0%

Jumlah 77 42 3 8 3 0 133 100%

Sumber: DKPP RI per 5 Desember 2017Ket : R (Rehabilitasi); TT (Teguran Tertulis/Peringatan); PS (Pemberhentian Sementara); PT (Pemberhentian Tetap); PDJ (Pemberhentian Dari Jabatan Ketua) dan TAP (Ketetapan)

Sebanyak 133 orang dari jajaran Bawaslu telah diperiksa oleh DKPP terkait dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu. Dari jumlah tersebut 30 orang dari tingkat provinsi, 93 orang dari tingkat kabupaten/kota, dan 2 orang dari tingkat kecamatan/distrik. Sepanjang tahun 2017 DKPP pernah memeriksa dan memutus penyelenggara Pemilu dari jajaran Bawaslu di pusat atau Bawaslu RI.

Page 123: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 109

Grafik 4-11Rekapitulasi Putusan Terhadap Jajaran Bawaslu Tahun 2017

Page 124: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 125: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 126: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 127: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 128: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 129: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 115

BAB VPENCEGAHAN PELANGGARAN KODE ETIK

PENYELENGGARA PEMILU MELALUI KEGIATAN PUBLIKASI DAN SOSIALISASI

5.1. Urgensi Program Sosialisasi dan Publikasi dalam Rangka Mendukung Pencegahan Pelanggaran Kode Etik Bagi Penyelenggara Pemilu

5.1.1. Latar BelakangDKPP bertanggung jawab mewujudkan proses

penyelenggaraan pemilu dengan cara menegakkan kode etik penyelenggara pemilu sehingga terwujud pemilu yang berintegritas dan berkualitas. Salah satu penentu pemilu yang berintegritas adalah penyelenggara pemilu itu, yaitu KPU dan Bawaslu berikut jajarannya. Dengan berpegang pada kode etik, dan juga mematuhi peraturan perundangan dan peraturan lain yang berlaku, para penyelenggara pemilu ikut menciptakan pemilu yang bermartabat.

Dalam penyelenggaraan pemilu, DKPP berupaya menjamin penyelenggara pemilu bertindak profesional, adil, netral, nonpartisan, imparsial, transparan, akuntabel, melayani pemilih menggunakan hak pilihnya, tidak melibatkan diri dalam konflik kepentingan, menerapkan aksesibilitas dan menyelenggarakan administrasi pemilu yang akurat serta serta memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemilih.

Page 130: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017116

Tanggung jawab DKPP dalam menegakkan kode etik penyelenggara pemilu tidak hanya diwujudkan dalam upaya penanggulangan (kuratif) melalui pemberian sanksi kepada penyelenggara pemilu yang terbukti melanggar kode etik pasca proses rangkaian persidangan. Tapi yang lebih penting adalah upaya pencegahan (preventif) dengan mempublikasikan dan menyosialisasikan pentingnya menjunjung kode etik dan menyebarluaskan kepada masyarakat mengenai pentingnya pengawasan etika selama para penyelenggara pemilu menjalankan tugasnya.

Melalui publikasi dan sosialisasi, DKPP mempersiapkan lembaganya untuk menjaga kemandirian, integritas dan kredibilitas penyelenggara pemilu.Publikasi dan sosialisasi kode etik penyelenggara pemilu ditujukan selain pada stake holder penyelenggara pemilu yakni KPU dan Bawaslu provinsi berserta jajarannya tetapi juga kepada peserta pemilu, partai politik dan seluruh elemen masyarakat termasuk kandidat, perguruan tinggi serta media.

5.1.2. Maksud dan TujuanPublikasi dan sosialisasi kode etik penyelenggara

pemilu diselenggarakannya sebagai upaya untuk mencegah atau meminimalkan pelanggaran kode etik oleh para penyelenggara yang berpotensi menimbulkan cacat integritas baik dalam proses maupun hasil penyelenggaraan pemilu.

Selain itu publikasi dan sosialisasi kode etik DKPP dilakukan dengan maksud agar masyarakat mengetahui dan memahami latar belakang pembentukan lembaga, tujuan, kinerja,tugas dan fungsi, termasuk di dalamnya prosedur dan mekanisme kerja lembaga serta produk lembaga berupa putusan dan ketetapan DKPP RI. Di samping itu untuk sharing gagasan, pemikiran, pandangan, visi dan misi DKPP kepada publik karena fungsionalitas lembaga dapat menjadi sumber inspirasi untuk perbaikan kelembagaan itu sendiri dan sebagai sumbangsih DKPP RI dalam menjaga etika bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Melalui publikasi dan sosialisasi kode etik diharapkan

Page 131: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 117

bukan hanya para penyelenggara pemilu saja yang meningkat kesadarannya untuk tidak melanggar kode etik, tetapi seluruh elemen bangsa dapat secara bersama-sama menjaga proses penyelenggaraan pemilu tetap berkualitas sehingga kepercayaan publik terhadap proses serta hasil pemilu pun tetap terjaga.

5.2. Kegiatan-kegiatan Program Sosialisasi dan Publikasi5.2.1. Advertorial, Talkshow dan Webtorial DKPP

Salah satu sarana yang digunakan untuk penyebaran bahan-bahan publikasi dan sosialisasi Kode Etik DKPP adalah melalui kerja sama dengan media massa. Media massa adalah institusi pelopor perubahan yang memiliki peran signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Media massa berperan aktif dan efektif dalam menyebarluaskan informasi. Media massa merupakan salah satu bentuk sarana komunikasi yang dewasa ini dipandang paling efektif dalam menyosialiasikan dan menyebarkan berbagai informasi kepada masyarakat.

Terkait pelaksanaan Publikasi dan Sosialisasi Kode Etik DKPP selama tahun 2017, Sub Bagian Publikasi dan Sosialisasi Kode Etik DKPP melakukan tiga jenis kegiatan yang dilakukan bekerjasama dengan media massa baik cetak, elektronik maupun online berupa penulisan advertorial (pariwara), Talkshow dan webtorial. Ada kriteria yang ditetapkan dalam pemilihan media tersebut, misalnya untuk majalah harus bertiras lebih dari 100.000 eksemplar setiap terbit, memiliki format digital yang bisa dibaca via website, maupun piranti tablet Apple dan Android. Kriteria lain majalah tersebut dapat diperoleh di gerai majalah semua kota besar di Indonesia, hingga sejumlah kota di mancanegara, pembacanya mencapai lebih dari 200.000 orang dengan tingkat sarjana hingga doktoral. Sedangkan untuk televisi ditentukan kriteria televisi swasta nasional dengan segmentasi AB, ABC dan BC yang tayang 24 jam, televisi tersebut memiliki program berita dengan brand program atau acara talkshow yang cukup dikenal.

Selama tahun 2017 DKPP menerbitkan sebanyak enam kali advertorial di bulan November, dengan rincian

Page 132: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017118

empat kali di Majalah Sindo Weekly dan dua kali di majalah Gatra. Tema yang diangkat antara lain urgensi revisi peraturan kode etik dan pedoman beracara DKPP, sosialisasi peraturan DKPP, tim pemeriksa daerah, Filosofis Etika Penyelenggara Pemilu, Pemilu Bermartabat dan persiapan DKPP menghadapi Pilkada 2018 serta Pemilu 2019. Sementara untuk talkshow, DKPP menayangkan sebanyak tiga kali dengan rincian dua kali di Kompas TV yakni pada program “Bincang Kita” dan “Bingkai Inspirasi”. dan satu kali di TV Berita Satu pada program “ Lunch Talk”. Tema talkshow yang ditayangkan di Kompas TV adalah tentang tim pemeriksa daerah dan urgensi revisi kode etik dan pedoman beracara, sedangkan di Berita Satu TV temanya pemilu bermartabat

Media lain yang dimanfaatkan untuk memublikasikan dan menyosialisasikan kinerja DKPP melalui internet adalah webtorial atau iklan online. Di dalam webtorial ini konten berita yang disimpan di server bertahan sampai dengan waktu lama hingga lima tahun atau lebih. DKPP menempatkan webtorialnya di Gatra.com. Media ini dipilih karena memenuhi kriteria antara lain memiliki versi majalah cetak atau majalah digital, masuk dalam lima besar pemeringkatan versi alexa.com, memiliki link dengan Twitter lebih dari 15 ribu pengikut dan Facebook lebih dari 5000 follower. Melalui halaman khusus DKPP di Gatra.com masyarakat pengguna internet dapat mengupdate informasi lebih mudah melalui perangkat mobile mereka.

5.2.2. Website DKPP [www.dkpp.go.id]Pada era Teknologi Web 2.0 ini, portal resmi suatu

lembaga adalah media yang sangat penting. Media online (website) berfungsi sebagai Public Relation Online bagi lembaga yang dapat mempengaruhi image lembaga secara signifikan. Website menjadi salah satu ujung tombak bagi percepatan penyebaran informasi, dan sosialisasi bagi masyarakat. Batasan-batasan dan hambatan-hambatan geografis, iklim dan cuaca tidak lagi menjadi penghalang bagi tersebarnya informasi kepada masyarakat. Situs web DKPP merupakan pintu gerbang [gateway] informasi DKPP termasuk informasi

Page 133: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 119

mengenai profil DKPP, produk-produk hukum, perpustakaan, berita , dokumentasi dan informasi penting lainnya.

Dalam aktivitas DKPP, perkembangan teknologi yang begitu pesat terasa sekali pengaruhnya. Internet mempercepat perkembangan informasi, hal ini membuat DKPP harus sontak merespon tuntutan perubahan dan informasi “kekinian”. Karena itu pemanfaatan teknologi modern harus hadir, DKPP dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi. Penyampaian pesan tidak cukup hanya melalui media konvensional tetapi melalui media internet.

DKPP menjalin hubungan dengan stake holder dan masyarakat menggunakan internet. DKPP telah menerapkan perangkat ICT (Information and Communication Technologies). Konteks ICT dalam hal ini adalah website DKPP yang dibangun untuk berbagi informasi seluas-luasnya dan memberikan respon yang cepat terhadap perkembangan lembaga. Melalui website, pesan-pesan berbentuk berita, rilis, hasil verifikasi, jadwal sidang, putusan,maklumat, album foto, cuplikan sidang di You Tube, Twitter, FB, Instagram, dan bahkan buku-buku karya DKPP dapat dilihat dan diunduh oleh masyarakat.

Website DKPP adalah salah satu sarana kerja DKPP yang efektif dan interaktif untuk menyampaikan pesan langsung kepada stake holder dan masyarakat. Kelebihan penggunaan website DKPP antara lain; Pertama, dengan menggunakan internet tidak ada lagi hambatan geografis, jangkauan menjadi mendunia bukan saja menjangkau wilayah Indonesia tapi dapat diakses dari manca negara. Kedua, informasi dapat diakses dalam 24 jam tidak mengenal hari libur. Ketiga, memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah, meskipun saat ini belum ada tanya jawab online di website namun respon tersebut terjadi melalui telepon atau email yang masuk ke sekretariat DKPP. Keempat, respon cepat dengan tindaklanjut terhadap telepon atau email yang masuk terkait hasil verifikasi, jadwal sidang, putusan atau sekadar bertanya tentang prosedur pengaduan. Kelima, tersedia banyak informasi misalnya dari tautan dengan website lembaga lain. Keenam, berita, rilis atau informasi lainnya selalu diperbarui dan aktual. Ketujuh, materi

Page 134: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017120

di website bisa diperbarui kapan saja sekiranya ada kesalahan teknis saat menggunggah. Kedelapan, biaya yang dikeluarkan relatif murah sebanding dengan efektifitasnya. Dan kesembilan, memberikan kemudahan kepada media untuk menjadikan referensi berita yang pasti valid.

Berdasarkan sembilan kelebihan penggunaan website DKPP melalui internet, masih ada hal lain yang dapat dilakukan DKPP yakni, melakukan publikasi tentang lembaga, menggunggah informasi, mengekspose kinerja, dan menyosialisasikan buku-buku karya DKPP. Melalui website DKPP juga dapat melakukan salah satu aktivitas media relations dengan mengirimkan berita, rilis atau update data terbaru. Terakhir, website dapat dijadikan perpustakaan lembaga yang paling kekinian dan menyediakan informasi sepanjang lembaga masih eksis.

Website adalah wajah lembaga, kebanggaan lembaga. Ia merepresentasikan kinerja lembaga, PR online, perpustakaan, pusat data sekaligus legacy bagi generasi yang akan datang. Sebagai salah satu ujung tombak percepatan penyebaran informasi, publikasi dan sosialisasi kepada masyarakat sudah selayaknya website menjadi program andalan yang diprioritaskan serta harus selalu ditingkatkan kontennya.

5.2.3. Berita (News) Melalui website, DKPP menyampaikan semua

informasi lembaga dalam bentuk berita. Hal ini dimaksudkan agar informasi yang diunggah melalui website tersebut dapat dikutip kembali oleh media. Untuk itu berita yang disajikan sesuai standar jurnalistik yakni 5W + 1H. 5W=1H adalah singkatan dari “what, who, when, where, why, how,” yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana.” Semua unsur inilah yang harus terkandung dalam sebuah artikel biasa atau berita biasa.

Staf pada Sub Bagian Publikasi dan Sosialisasi telah dibekali dengan pengetahuan dasar-dasar jurnalistik melalui peningkatan kapasitas penulisan dan fotografi yang rutin

Page 135: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 121

dilakukan. Informasi yang disajikan dalam bentuk berita tersebut meliputi sidang-sidang DKPP baik di Jakarta, melalui video conference maupun sidang di daerah. Selain itu peliputan ketua dan anggota DKPP ketika menjadi narasumber baik di internal maupun atas undangan lembaga lain baik di Jakarta maupun di daerah. Kegiatan-kegiatan internal pun menjadi perhatian pemberitaan, hal ini tidak lain adalah untuk memberikan update informasi kepada masyarakat. DKPP juga akan mengeluarkan rilis berita terkait informasi update atau menyampaikan pandangan lembaga terkait hal-hal yang berhubungan dengan kerjasama tripartit bersama KPU dan Bawaslu. Tidak lupa setiap berita dishare melalui milis DKPP dan media sosial yang dimiliki DKPP seperti Facebook, Youtube, Twitter, dan Instagram DKPP.

Tabel di bawah ini menunjukkan jumlah berita yang diunggah pada setiap bulannya :

Tabel V-1Rekapitulasi Pemberitaan di Website DKPP

No Bulan Jumlah Berita1 Januari 26

2 Pebruari 24

3 Maret 36

4 April 45

5 Mei 34

6 Juni 11

7 Juli 16

8 Agustus 25

9 September 20

10 Oktober 32

11 November 14

Page 136: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017122

Grafik 5-1Rekapitulasi Pemberitaan di Website DKPP

5.2.4. Media Monitoring DKPPPemilu merupakan salah satu momentum ekspresi

partisipasi masyarakat. Berbagai aktivitas pemilu selalu mendapatkan perhatian penuh dari publik melalui media massa. Pemberitaan media massa mengenai DKPP tentang pilkada serentak di setiap tahapannya menjadi konsumsi

Page 137: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 123

publik dan berpotensi membentuk persepsi dan citra DKPP sebagai lembaga yang memiliki peran strategis dalam menjaga kemandirian, integritas dan kredibilitas penyelenggara pemilu.

Atas dasar hal tersebut DKPP memandang perlu dilakukannya riset media monitoring dan analisis pemberitaan tentang penegakan kode etik pada penyelenggaraan pilkada serentak periode Juni 2016 sampai dengan Maret 2017 oleh DKPP. Tujuannya yakni terhimpunnya pemberitaan tentang penyelenggaraan Pilkada Serentak 2017 di berbagai media massa nasional baik cetak maupun online dan media massa lokal di daerah.

Selain itu riset media ini perlu dilakukan untuk memantau pemberitaan media mengenai DKPP dan pemahaman serta persepsi publik mengenai kebijakan DKPP dalam pemberitaan media, mendiskripsikan isu-isu terkait dan citra kebijakan DKPP serta faktor penentu penerimaan publik terhadap DKPP, memetakan wacana dan potensi kecenderungan pemberitaan mengenai DKPP. Hasil riset ini akan digunakan sebagai bahan bagi rencana strategi tindak lanjut DKPP terutama kebijakan kehumasan.

Fokus dalam kegiatan Media Monitoring ini pertama, “News Monitoring” yakni kumpulan data harian dari seluruh berita dan perbincangan topik terkait. Kedua, “Mention Analysis” atau jumlah Kemunculan berita dan perbincangan topik terkait. Ketiga, “Media Share Analysis” yakni analisa pembagian media berita terkait topik. Keempat, “Top Issues Analysis” meliputi analisa terhadap isu-isu utama pada berita topik terkait, danditampilkan dalam bentuk tabel dan wordcloud. Kelima, “Trend Analysis” atau analisa trend harian untuk berita dan perbincangan topik terkait dan keenam, “Sentimen Analysis” berupa analisa sentimen terhadap berita dan perbincangan topik.

Riset media ini dilakukan menggunakan metode Content Analysis untuk pemberitaan media massa nasional baik cetak maupun online dan Daerah serta metode Discourse Analysis untuk melihat Isu dan trend pemberitaan mengenai Pemilu dengan semiotika sosial. Berdasarkan kategorisasi

Page 138: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017124

dengan tema berita utama yang dianalisis pada setiap proses tahapan, sampai putusan berdasarkan kasus di setiap daerah yang dapat dilihat dari laporan pengaduan, persiapan yang melibatkan KPU dan Bawaslu sebagai satu kesatuan fungsi penyelenggaraan pemilu.

Ada sepuluh media online dan sepuluh media cetak yang digunakan dalam riset ini. Media online terdiri atas Vivanews.com, Detik.com, Gatra.com, JPPN.com, Kompas.com, Merdeka.com, Metronews.com, Republikaonline.com dan Sindonews.com. Sedangkan media cetak terdiri atas Suara Merdeka, Republika, koran Sindo, Media Indonesia, Kompas, Koran Temp, Jawa Post, Rakyat Merdeka, Indopos, dan Pikiran Rakyat.

Riset media DKPP menghasilkan temuan penting yakni pemberitaan yang dominan sebelum dan sesudah Pilkada Serentak 2017, artinya peran DKPP telah diperhitungkan selama masa persiapan (tahapan) dan saat penyelenggaraan. Media juga sudah mulai memasukkan tema terkait penegakan etika dan keputusan DKPP dalam pemberitaan mereka. Kemudian media nasional dominan mengutip pernyataan ketua dan anggota DKPP, serta komisioner KPU yang merujuk pada putusan DKPP. Temuan lain adalah dominannya ketua DKPP sebagai narasumber pemberitaan. Status narasumber DKPP yang disetarakan dengan KPU dan Bawaslu. Status itu disetarakan dalam konteks keputusan mengenai pelanggaran kode etik yang menjadi acuan bagi pengambilan keputusan KPU.

Sementara itu dalam hal subtansi pemberitaan dan pernyataan mengenai keputusan temuannya adalah terkait kondisi yang sering diberitakan yakni peristiwa dan pernyataan mengenai keputusan DKPP yang diterima dan atau ditolak oleh penyelenggara atau peserta pilkada. Temuan lain berupa format berita yang dominan dalam bentuk straight news serta pernyataan dari DKPP yang digambarkan lebih bersifat edukatif dalam bentuk sosialisasi.

Seperti telah diuraikan pada paragraf di atas tetang salah satu tujuan dilakukannya riset media ini adalah rencana

Page 139: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 125

strategi tindak lanjut DKPP terutama kebijakan kehumasan, maka berdasarkan riset media ini ada sejumlah rekomendasi yang dihasilkan. Pertama, Pemberitaan DKPP selama Pilkada Serentak 2017 lebih banyak dimuat di media cetak dibandingkan dengan media online. Oleh karena itu diperlukan adanya edukasi kepada para pewarta baik cetak maupun online agar mereka memahami DKPP dan menjadikan DKPP sebagai agenda setting media. Sosialisasi dan edukasi perlu dilakukan terutama untuk pewarta di media berjaringan.

Kedua, media cetak lebih banyak memuat isu lokal terkait Pilkada Serentak 2017 dan DKPP yang cakupannya di provinsi, sedangkan di media online lebih banyak memuat isu lokal karena itu DKPP perlu melakukan media gathering pada pewarta online, terutama terkait isu-isu DKPP. Ketiga, perlu edukasi kepada pewarta agar ada keragaman jenis pemberitaan serta memberikan akses yang luas kepada media untuk melakukan wawancara mendalam. Keempat, DKPP perlu melakukan branding terkait kinerja DKPP dan kontribusi DKPP pada penegakan kode etik penyelenggara pemilu, serta putusan DKPP merehabilitasi penyelenggara yang tidak terbukti melakukan pelanggara kode etik penyelenggara pemilu.

Kelima, membangun eksistensi dan peran DKPP sebagai kesatuan penyelenggaraan pemilu dengan lebih intensif dengan demikian diharapkan memiliki peran yang sejajaran dengan KPU dan Bawaslu. Keenam, pemberitaan media online yang didominasi oleh pemberitaan pelanggaran etika, hal ini perlu menjadi perhatian karena bisa memnjadi akses poin untuk membangun reputasi DKPP. Ketujuh, pemberitaan DKPP perlu lebih diintensifkan melalui jejaring media cetak dan online, terutama untuk mendorong pemberitaan netral menjadi positif terkait peran DKPP. Komunikasi yang interaktif antara DKPP dn masyarakat bisa juga dilakukan melalui media sosial. Dan kedelapan agar narasumber pemberitaan yang berasal dari tokoh DKPP dapat dibuat lebih variatif, agar pewarta bisa memiliki akses yang lebih luas pada DKPP.

Page 140: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017126

5.2.5. Media Sosial DKPPMedia online adalah salah satu alternatif yang menarik

karena saat ini masyarakat telah menjadikan internet sebagai bagian dari aktivitas mereka. Dengan gawai masyarakat menggunakan internet dalam genggaman mereka. Besarnya jumlah pengguna gawai di Indonesia menunjukkan besarnya potensi media sosial sebagai media komunikasi dan penyebaran informasi. Media sosial telah terbukti menjadi media penyebaran informasi yang cukup efektif bagi banyak kalangan.

Melalui Sub Bagian Publikasi dan Sosialisasi DKPP dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola media sosial agar ekspose kinerja lembaga dapat tersampaikan dengan baik kepada stake holders dan masyarakat luas. Saat ini DKPP mengelola media sosial yang terdiri atas Facebook, Twitter, Youtube, dan Instagram. Penggunaan media sosial ini dalam rangka menjaga dan meningkatkan citra positif lembaga. DKPP dapat menggali aspirasi publik melalui media sosial ini karena sifat interaktifnya selain itu media sosial DKPP dapat juga digunakan sebagai dokumentasi online.

Twitter @DKPP_RI adalah salah satu media sosial yang telah cukup lama digunakan. Jumlah pengikut Twitter DKPP saat ini telah berjumlah 12.000 dengan 4.800 cuitan (data per 6 Desember 2017). Media sosial lainnya Youtube yang menggungah persidangan DKPP masih harus dimaksimalkan lagi. Sementara itu Facebook DKPP memiliki 4.993 teman artinya hampir mencapai batas maksimal pertemanan yakni 5000 orang, dengan demikian DKPP harus membuat halaman khusus. Instagram DKPP meski relatif masih baru, namun saat ini telah memosting lebih dari 200 buah foto, diikuti oleh 1.173. Minimnya jumlah personal yang bertugas menghalangi updatenya media sosial DKPP.

5.2.6. Maklumat Salah satu satu faktor pendukung Sub Bagian Publikasi

dan Sosialisasi dalam menyosialisasikan dan memublikasikan peran DKPP dalam penegakan kode etik penyelenggara pemilu

Page 141: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 127

adalah melalui unggahan putusan dan maklumat pasca sidang putusan melalui website dan pemasangan iklan maklumat di daerah tempat putusan tersebut dijatuhkan di media lokal/koran daerah. Maklumat merupakan pemberitahuan atau pengumuman. DKPP memasang maklumat terhadap setiap perkara-perkara yang sudah diputus oleh majelis melalui rapat pleno. Putusan itu dipublikasikan di media cetak. Pemasangan maklumat dilakukan di media cetak nasional atau media cetak daerah tergantung daerah di mana putusan itu dijatuhkan. Selain di media cetak, maklumat juga dipasang di media online. Isi maklumat sama dengan Putusan. Bedanya, bila Putusan berupa keseluruhan dari isi putusan sedangkan maklumat hanya amar putusannya saja. Hal ini dilakukan untuk efisiensi halaman karena jika memasang iklan pada media cetak ukurannya adalah milimeter per kolom.

Selain itu publikasi pasca putusan juga berfungsi untuk menyampaikan kepada masyarakat sehingga tidak ada keraguan terhadap integritas penyelenggara karena penyelenggara pemilu yang dinilai bermasalah itu sudah mendapat sanksi, penyelenggara pemilu yang diduga bermasalah perilakunya itu dinyatakan direhabilitasi sehingga tidak ada alasan untuk meragukan. Melalui Maklumat DKPP yang dipublikasikan oleh Humas DKPP RI melalui media massa, dalam hal ini media daerah tempat di mana Putusan itu dijatuhkan, hal ini sangat diperhatikan oleh masyarakat khususnya di daerah tersebut. Dengan dipublikasikannya Maklumat oleh Humas DKPP, setidaknya akan menimbulkan efek jera kepada penyelenggara pemilu untuk tidak mencoba “bermain” dengan melanggar kode etik penyelenggara pemilu karena DKPP akan tegas menjatuhkan sanksi, terutama jika isi Maklumat tadi berupa Pemberhentian Tetap atau “dipecat”. Sedangkan isi Maklumat, jika berupa Rehabilitasi, akan membersihkan nama penyelenggara pemilu yang sebelumnya telah dituduh melakukan pelanggaran kode etik. Itulah alasan pentingnya publikasi putusan dan maklumat DKPP.

Selama tahun 2017, DKPP telah memasang maklumat di media massa sebanyak 63 kali. Pemasangan maklumat

Page 142: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017128

dimulai dari bulan Januari sebanyak 13 kali, Februari 3 kali. Pada bulan Maret sebanyak 4 kali, bulan April 9 kali, bulan Mei 23 kali, bulan Juni 3 kali, bulan Agustus 3 kali, dan Oktober 5 kali. Dari jumlah tersebut dapat dianalisa pemasangan paling banyak terjadi pada bulan Mei kemudian disusul dengan bulan Januari. Bulan Mei adalah Satu bulan sebelum DKPP periode 2012-2017 berakhir masa tugasnya tentunya pimpinan periode ini ingin menuntaskan apa yang menjadi tugasnya dan tanggungjawab mereka dan tidak meninggalkan pekerjaan rumah untuk DKPP periode selanjutnya. Sedangkan bulan Januari adalah akumulasi dari sidang putusan pada akhir tahun 2016.

5.2.7. Sistem Informasi Peradilan Etika Penyelenggara Pemilu [SIPEPP]

Sistem Informasi Peradilan Etika Penyelenggara Pemilu (SIPEPP) merupakan sistem informasi peradilan etika penyelenggara pemilu secara terintegrasi meliputi sub sistem pengaduan dan/atau laporan dugaan pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu (KEPP) dan persidangan pelanggaran KEPP, serta didukung oleh sub sistem administrasi persuratan, kearsipan dan sistem informasi eksekutif [SIE].

Dalam perencanaan strategik sistem informasi DKPP, aplikasi SIPEPP terdiri dari Sub Sistem yaitu:

• Website DKPP [www.dkpp.go.id] , Pintu Gerbang [Gateway] Informasi DKPP

• e-Pengaduan: Sistem Informasi Pengaduan Dugaan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu;

• e-Persidangan: Sistem Informasi Persidangan Perkara Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu;

• e-PersuratanPerkara: Sistem Informasi Persuratan Perkara Kode Etik Penyelenggara Pemilu;

• e-Kearsipan:Sistem Informasi Kearsipan Perkara Kode Etik Penyelenggara Pemilu;

• Sistem Informasi Eksekutif [SIE]: Sistem informasi menyediakan informasi secara rinci terkait rekapitulasi pengaduan dan persidangan berdasarkan Jajaran penyelenggara pemilu, daerah penyelenggara pemilu,

Page 143: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 129

indeks pengaduan, dan sebaran pengaduan.

Pengembangan SIPEPP hingga akhir 2017 sudah dirampungkan, sedangkan untuk Implementasi sistem secara “live” dan terintegrasi, dilakukan secara bertahap. Sejak 2014 dimulai dari implementasi situs web DKPP (www.dkpp.go.id) yang merupakan pintu gerbang informasi publik, dan kemudian tahun 2017 dilanjutkan implementasi sistem pengaduan secara elektronik (e-pengaduan), serta dilanjutkan berkesinambungan pada tahun 2018 termasuk impelementasi sistem informasi persidangan, administrasi persuratan, kearsipan dan sistem informasi eksekutif [SIE].

5.2.7.1 Sistem Informasi Pengaduan Secara Elektronik [e-Pengaduan]e-Pengaduan merupakan sistem informasi pengaduan dugaan pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu [KEPP] meliputi sub sistem informasi penerimaan dan registrasi pengaduan, penelitian administrasi, verifikasi materiel, registrasi perkara dan sistem informasi pelimpahan berkas perkara.e-Pengaduan terdiri dari sub sistem informasi yaitu :

• Sistem informasi Penerimaan dan Registrasi Pengaduan [SIPRP], terdiri dari Registrasi Pengaduan;

• Sistem informasi Data Verifikasi Materiel Pengaduan [SiDasiMadu], terdiri dari Penugasan Pengkaji, Verifikasi Berkas Pengaduan;

• Sistem informasi Rapat Verifikasi Materiel [SIRVM], terdiri dari: jadwal rapat verifikasi, rapat verifikasi materiel;

• Sistem informasi registrasi perkara, terdiri dari: registrasi perkara, resume pengaduan, usulan Majelis Sidang;

• Sistem informasi Pelimpahan Berkas [SIPBerkas], sistem pelimpahan berkas perkara dari dari Bagian Pengaduan ke Bagian Persidangan.

Page 144: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017130

5.2.7.2. Rencana Implementasi e-Pengaduan 2017-2018Kesiapan implementasi e-Pengaduan meliputi aspek

infrastruktur server , sistem aplikasi, penggunaan sistem (User System), konversi data, IT Operation atau operasional teknologi informasi, serta kelengkapan standar operasional prosedur [SOP].

Rencana implementasi e-Pengaduan secara ”Live” dilakukan bertahap. Akhir tahun 2017, kesiapan implementasi meliputi perangkat keras :server dan perangkat (devices) lainnya , sistem aplikasi, operasional teknologi informasi dan SOP.

Saat ini , konversi data pengaduan sejak tahun 2012 hinga 2017 masih berlangsung (“on progress”), diharapkan minggu terakhir bulan desember 2017 sudah selesai untuk konversi data tersebut.

Sedangkan rencana awal januari 2018, sistem e-pengaduan sudah diimplementasi untuk laporan dugaan pelanggaran KEPP secara langsung ke DKPP dan juga pengaduan langsung melalui persuratan termasuk persuratan melalui pos, surat elektronik dan fax. Sehingga bagi pengadu dapat langsung dengan cepat, mudah dan akurat dalam monitoring pengaduan serta status pengaduan tersebut sidang, belum memenuhi syarat (BMS) dan ditolak.

DKPP tetap akan mengembangkan SIPEPP secara berkelanjutan, oleh karena itu pada Juni 2018, sistem pengaduan secara elektronik (e-pengaduan) secara on-line dapat dilakukan oleh pengadu dengan mudah, cepat dan dapat dilakukan di mana saja. Sehingga dengan adanya implementasi e-pengaduan secara menyeluruh dan terintegrasi, DKPP dapat memberikan layanan terbaik (service excellent) untuk pengaduan dugaan pelanggaran KEPP secara (1) langsung: ke DKPP, (2) langsung ke Bawaslu Kabupaten/kota , (3) tidak langsung melalui persuratan (pos, fax, e-mail), atau/ dan (3) pengaduan secara elektronik e-Pengaduan.

Page 145: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 131

5.2.7.3. Rencana Implementasi SIPEPP Tahun 2018Seperti hal nya sudah dijelaskan sebelumnya perihal

implementasi SIPEPP, maka • Januari 2018 :

o implementasi e-pengaduan secara langsung datang ke DKPP atau/dan pengaduan melalui persuratan (pos, fax, e-mail);

• Januari – Maret 2018: o Finalisasi seluruh SOP dilingkungan DKPP

meliputi Bagian Pengaduan, Bagian Persidangan dan Bagian Umum.;

• Juni 2018: o impelementasi e-pengaduan secara real-

time dan pengadu dapat mengadukan kapan saja dan tempat bebas termasuk dari mana saja pengadu dapat melakukan penggaduan dugaan pelanggaraan KEPP;

• Juni 2018 : o Implementasi terintegrasi sistem SIPEPP.

Sistem yang sudah diimplementasi sebelumnya akan diintegrasikan ke sistem SIPEPP secara menyeluruh dan terintegrasi meliputi situs web, e-pengaduan persidangan, e-persuratan, e-arsip dan Sistem informsi Eksekutif (SIE);

• Desember 2018: o Implementasi Situs Web dan SIPEPP berbasis

mobile application.• Januari 2019

o Implementasi SIPEPP secara menyeluruh dan berkesinambungan.

Dengan adanya implementasi SIPEPP secara menyeluruh dan terintegrasi dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

• Meningkatkan mutu kinerja DKPP secara optimal dalam memberikan layanan publik mengenai

Page 146: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017132

peradilan etika penyelenggara pemilu;• Memudahkan masyarakat dalam mendapatkan

informasi secara cepat dan akurat mengenai pengaduan dugaan pelanggaran KEPP dan persidangan pelanggaran KEPP;

• Efisiensi waktu bagi masyarakat dalam melakukan pengaduan dugaan pelanggaran KEPP dilakukan secara elektronik;

• Memudahkan dalam monitoring dan kontrol proses pengaduan, persidangan serta hasil putusan dan maklumat;

• Meningkatkan kepercayaan pengadu/masyarakat bahwa setiap proses dalam penerapan sistem ini sudah terdokumentasi dengan baik.

5.2.8. Penerbitan Newsletter BerkalaSelain website, sumber informasi kegiatan DKPP akan

dihidangkan dalam bentuk media cetak berupa newsletter. Diberi nama “Newsletter DKPP” ini terbit satu bulan sekali. Subbag Sosialisasi dan Masyarakatasi Biro Administrasi DKPP adalah pihak yang bertanggungjawab atas terbitnya Newsletter DKPP ini. Informasi yang terdapat dalam Newsletter DKPP bersifat khusus terkait kegiatan lembaga DKPP.

Tabel V-2Spesifikasi teknis Newsletter DKPP:

COVER & HALAMAN ISI

J e n i s Kertas

: Art Papper

Berat : 150 GramJ e n i s Cetakan

:4/4 Full Colour + laminating glossy

U k u r a n Kertas

: 21 cm X 29,5 cm

Finishing : Staples

Page 147: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 133

J u m l a h halaman/edisi

: 16 halaman

Oplah : 350 eksp

Volume : Terbit tiap bulan

Tabel V-3Rubrikasi dalam Newsletter DKPP

NO RUBRIKASI KETERANGAN

1. Sekapur Sirih

Rubrik tetap dapur redaksi yang merangkum tema dari newsletter tiap edisi

2. Warta DKPP

Berita DKPP terkait audiensi pihak luar atau jika ketua dan anggota DKPP menjadi narasumber di lembaga/instansi lain

3. Kupas Tuntas

Rubrik tetap berisi ulasan mendalam tentang tema utama dalam edisi terbit misalnya tentang TPD, sanksi DKPP, modus pelanggaran kode etik, bimbingan teknis, video conference dll

4. Ketok PaluRubrik tetap yang mengupas hasil sidang putusan

5. Kuliah EtikaRubrik tetap berisi tulisan buah pikiran ketua DKPP

6. Mereka Bicara

Rubrik tidak tetap yang mengakomodir tulisan stakeholders baik dari akademisi, pegiat pemilu atau pihak yang berminat dengan kepemiluan

Page 148: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017134

7. Parade FotoRubrik tetap berisi foto-foto terbaik dari setiap kegiatan DKPP tiap bulan

8. Resensi Buku

Rubrik tidak tetap berupa resensi buku baik yang ditulis oleh ketua dan anggota DKPP maupun buku-buku lain yang dianggap relevan

9. Proviciate

Rubrik tidak tetap berupa halaman khusus untk memberikan ucapan selamat kepada pimpinan, sekjen, kepala biro, atau tenaga ahli atas pelantikan/prestasi mereka

10. Kolom Anggota

Rubrik tetap berisi pemikiran anggota DKPP terkait DKPP atau hal lain yang relevan

11. DKPP Update

Rubrik tidak tetap berisi update terkait tupoksi DKPP misalnya info tentang SIPPEP

12. Sisi LainRubrik tidak tetap untuk mengakomodir hal-hal di luar tupoksi DKPP

13. Profil TPDRubrik tetap yang memuat profile Tim Pemeriksa Daerah (TPD) di 34 provinsi

14. Bung Palu

Rubrik tidak tetap berisi anekdot politik dengan isi menyesuaikan dengan tema bulan ybs

5.2.9. Penerbitan Jurnal Etika & PemiluJurnal “Etika & Pemilu” diterbitkan terbatas oleh DKPP

(DKPP) Republik Indonesia, dan oleh pihak-pihak yang secara sukarela memiliki kesamaan visi dan misi DKPP.

VISI: 1) Diseminasi kebijakan, program dan gagasan DKPP selaku

lembaga yang bertugas menangani pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu dan merupakan satu kesatuan fungsi

Page 149: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 135

penyelenggaraan pemilu (Pasal 1 ayat (22) UU 15/2011). 2) Expose hasil kajian dan penelitian terkait urgensi penegakan

kode etik bagi penyelenggara negara dan upaya menata kembali sistem kepemiluan di Indonesia menuju negara demokrasi modern.

3) MISI: Terbitnya Jurnal Ilmiah (Nasional + Internasional) tentang Etika dan Pemilu sebagai University of Industry Democracy.

5.3. Kegiatan Sosialisasi dan Peningkatan Kapasitas

5.3.1. Sosialisasi Kode Etik Penyelenggara PemiluAda dua agenda besar bagi Dewan Kehormatan

Penyelenggara Pemilu (DKPP). Pilkada 2018 misalnya akan dilaksanakan tanggal 27 Juni di 171 daerah di Indonesia. Setahun berikutnya, pada tanggal 17 April akan dilaksanakan Pemilu 2019. Sebagai lembaga penegak kode etik penyelenggara Pemilu, DKPP memiliki perhatian serius terhadap pelaksanaan dua agenda besar tersebut.

DKPP bertanggung jawab mewujudkan proses penyelenggaraan pemilu dengan cara menegakkan kode etik penyelenggara pemilu sehingga terwujud pemilu yang berintegritas. Kualitas pemilu ditentukan oleh beberapa aspek, salah satunya adalah penyelenggara yang profesional, adil, netral dan imparsial dalam membuat dan menerapkan aturan main, serta memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemilih. Aspek penentu lainnya meliputi pilihan rasional dan partisipasi aktif pemilih, penjaringan bakal calon oleh parpol secara demokratis dan transparan tanpa diikuti politik uang, independensi jajaran birokrasi, dan terpilihnya kandidat yang berkualitas.

DKPP berupaya menjamin penyelenggara pemilu bertindak nonpartisan, imparsial, transparan, akuntabel, melayani pemilih menggunakan hak pilihnya, tidak melibatkan diri dalam konflik kepentingan, dan profesional,

Page 150: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017136

serta menyelenggarakan administrasi pemilu yang akurat. Penyelenggaraan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 sangat rentan masalah, setiap tahapan punya potensi pelanggaran apalagi tahapan kedua Pemilihan tersebut berjalan hampir bersamaan. Agar tidak terjadi lagi banjir pengaduan dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu atau minimal mengurangi potensi jumlah pengaduan, DKPP melakukan sejumlah langkah antisipasi.

Antisipasi tersebut antara lain melakukan revisi Peraturan DKPP No. 2 tahun 2017 tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Penyelenggara Pemilu, Peraturan DKPP No. 3 tahun 2017 tentang Pedoman Beracara Kode Etik penyelenggara Pemilu, melakukan audiensi dengan Kapolri, Kemenkumham, menyusun SOTK untuk menyiapkan sekretariat yang mandiri, menyusun SOP (standard operasional procedure), menggelar bimtek staf sekretariat kab/kota, bahkan ketua dan anggota DKPP ikut terlibat dalam bimtek terpadu bersama KPU dan Bawaslu yang diselenggarakan di Provinsi Sulawesi tenggara, Kalimantan Selatan dan Jawa Tengah. Selain itu DKPP akan melakukan sosialisasi di Jawa Timur dan Sumatera Selatan pada bulan November.

Sosialisasi merupakan respon sigap DKPP terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum. Tanggung jawab DKPP dalam menegakkan kode etik penyelenggara pemilu tidak hanya diwujudkan dalam upaya penanggulangan (kuratif) melalui pemberian sanksi kepada penyelenggara pemilu yang dinilai terbukti melanggar kode etik pasca proses rangkaian persidangan. Yang lebih penting adalah upaya pencegahan (preventif) dengan menyosialisasikan pentingnya menjunjung kode etik dan menyebarluaskan kepada masyarakat mengenai pentingnya pengawasan etika selama para penyelenggara pemilu menjalankan tugasnya.

DKPP telah melakukan kegiatan “Sosialisasi Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Nomor 2 Tahun 2017 tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Penyelenggara Pemilihan Umum dan Peraturan DKPP Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Beracara kode Etik Penyelenggara Pemillihan

Page 151: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 137

Umum”, di dua provinsi yakni Provinsi Jawa Timur pada tanggal 8-10 November 2017 dan di Provinsi Sumareta Selatan pada tanggal 22-24 November 2017. Kegiatan sosialisasi adalah upaya pencegahan agar pelanggaran kode etik oleh para penyelenggara yang berpotensi menimbulkan cacat integritas dalam penyelenggaraan pemilu dapat diminimalkan. Dengan demikian pemilihan kepala daerah maupun pemilu nasional dapat terselenggara dengan berintegritas dan berkualitas.

Dalam kegiatan tersebut selain stake holder penyelenggara pemilu yakni KPU dan Bawaslu provinsi Jawa Timur dan Sumatera Selatan, DKPP juga mengundang KPU dan Panwas kab/kota, perguruan tinggi, akademisi/dosen dan mahasiswa di dua provinsi tersebut. Tri Dharma Perguruan Tinggi mengamanatkan peran akademisi dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Artinya, mahasiswa dan dosen juga memiliki tanggung jawab dalam berkontribusi positif membangun bangsa dan mengawal dinamika sosial yang terjadi di Indonesia, termasuk pemilu, dengan memanfaatkan kapasitas akademis dan pengetahuannya dalam bidang masing-masing.

Dengan demikian, kalangan akademisi tidak menutup mata dan dituntut untuk memegang peranan penting sebagai salah satu garda terdepan penjaga akuntabilitas pelaksanaan Pemilu. DKPP juga mengundang anggota TPD Provinsi Jawa Timur, pimpinan pemerintah daerah, tokoh masyarakat, pengurus parpol, ormas, LSM, dan media. Tujuannya agar mereka lebih aware terhadap pentingnya isu etika penyelenggara pemilu dan penegakannya.

Sosialisasi kepada LSM, Ormas, Parpol juga penting dilakukan karena para kandidat akan memakai segala cara untuk menang. Potensi konflik kepentingan penyelenggara juga sangat besar sebab penyelenggara pemilu di daerah berhubungan langsung dengan para pihak berkepentingan (stakeholders) seperti parpol, birokrasi pemda dan kelompok pemodal, sehingga dapat berpengaruh pada kemandirian dan integritas mereka.

Kondisi semakin rentan jika kandidat berasal dari kepala

Page 152: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017138

daerah incumbent berupaya mengintervensi independensi pejabat publik di daerah dengan kekuasaan yang dimilikinya, termasuk penyelenggara pemilu. Karena itu penting bagi LSM, Ormas dan Parpol peserta pemilu untuk mengerti dan paham soal kode etik dan pedoman perilaku penyelenggara serta pedoman beracara kode etik penyelenggara pemilu.

Melalui sosialisasi DKPP mencoba mengubah paradigma bahwa banyaknya pengaduan yang masuk dan perkara yang diputus bukan lagi menjadi tolak ukur prestasi kinerjanya. Tolak ukur keberhasilan adalah pengaduan berkurang karena para penyelenggara Pemilu sudah mengerti dan paham akan etika.

DKPP berharap Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 berlangsung jujur, adil, bermartabat dan demokratis. Para penyelenggara di daerah dapat menjaga integritas dan kehormatannya. Penyelenggara pemilu harus mampu menjaga setiap kandidat memperoleh perlakuan yang adil dari penyelenggara, tidak satupun suara rakyat hilang pada waktu proses pemungutan dan penghitungan suara. Penyelenggara dan masyarakat juga memberi pendidikan pemilih supaya pemilih kita dapat memilih secara rasional. Dengan demikian dapat dihasilkan kepala daerah yang berkualitas dan hasil Pilkada juga dapat diterima oleh masyarakat. Kepala daerah yang berkualitas akan berupaya memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5.3.2. Peningkatan Kapasitas Staf Panwas Kab/KotaUndang-undang No 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan

Umum telah disahkan dalam rapat paripurna DPR RI pada tanggal 21 Juli 2017 lalu. Hal tersebut berdampak bagi penyelenggaraan pemilu di Indonesia. Pokok-pokok perubahan dalam UU No 7 Tahun 2017 antara lain perubahan terkait penyelenggara pemilu, perubahan syarat anggota penyelenggara pemilu, perubahan kewenangan, penyelenggaraan pemilu, alokasi kursi dan dapil, sistem pemilu, peserta pemilu, perubahan syarat calon, kampanye dan dana kampanye, pemungutan dan penghitungan suara serta rekapitulasi.

Page 153: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 139

Terkait Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) ada beberapa perubahan mendasar antara lain Pasal 155 ayat (2) menyebutkan bahwa “DKPP dibentuk untuk memeriksa dan memutus aduan dan/atau laporan adanya dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh anggota KPU, anggota KPU Provinsi, anggota KPU Kabupaten/Kota, anggota Bawaslu, anggota Bawaslu Provinsi dan anggota Bawaslu Kabupaten/Kota”.

Kemudian Pasal 162 tentang pembentukan sekretariat DKPP untuk mendukung kelancaran dan wewenang DKPP, artinya sekretariat DKPP tidak lagi melekat pada Sekretariat Jenderal Bawaslu. Selanjutnya Pasal 164 tentang pembentukan Tim Pemeriksa Daerah (TPD) yang bersifat ad hoc. Perubahan-perubahan ini tentunya menjadi dasar bagi perubahan peraturan DKPP lama yang masih mengacu kepada ketentuan UU No. 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu untuk disesuaikan dengan UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

Peraturan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Penyelenggara Pemilu disusun untuk mengubah peraturan kode etik penyelenggara Pemilu yang telah ada sebelumnya. Sebelumnya, peraturan kode etik mengacu pada Peraturan Bersama Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum, Dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2012 Nomor 11 Tahun 2012 Nomor 1 Tahun 2012 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum. Kini, Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum Nomor 2 Tahun 2017 tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Penyelenggara Pemilu telah diundangkan tanggal 28 September 2017 dengan nomor Berita Negara 1338.

Ada beberapa hal terkait subtansi yang direvisi dalam peraturan kode etik dan pedoman perilaku DKPP yang baru ini. Revisi ini berdasarkan dinamika yang berkembang yakni munculnya persoalan baru terkait kode etik penyelenggara Pemilu, persoalan yang pada lima tahun lalu belum mengemuka yakni terkait pemberian honorarium dari parpol, paslon atau timses kepada penyelenggara yang diundang

Page 154: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017140

sebagai narasumber dalam acara internal mereka. Intensnya terpaan media sosial lima tahun belakangan ini mengangkat masalah tersebut ke ranah perdebatan, sebagai contoh adalah Pilkada DKI Jakarta.

Peraturan kode etik DKPP yang baru menegaskan tiga larangan baru. Pertama, penyelenggara tidak boleh menerima pemberian dalam bentuk apapun dari pihak yang berperkara di DKPP yang dapat menimbulkan keuntungan dari Putusan dan/atau Keputusan DKPP. Kedua, menolak untuk menerima pemberian uang, barang, dan/atau jasa, janji atau pemberian lainnya dalam kegiatan tertentu secara langsung maupun tidak langsung dari peserta Pemilu, calon anggota DPR, DPD, DPRD, tim kampanye, dan penyelenggara Pemilu. Ketiga, menolak untuk menerima pemberian uang, barang, dan/atau jasa atau pemberian lainnya secara langsung maupun tidak langsung dari perseorangan atau lembaga yang bukan penyelenggara pemilu, peserta pemilu dan tim kampanye yang bertentangan dengan kode etik dan pedoman perilaku.

Selain larangan hal baru yang diatur dalam peraturan kode etik dan pedoman perilaku DKPP yang baru ini adalah terkait sanksi. Ada tiga jenis sanksi yang dijatuhkan DKPP kepada penyelenggara Pemilu yang terbukti melanggar kode etik. Pertama adalah sanksi peringatan dengan varian peringatan dan peringatan keras. Kedua, sanksi berupa pemberhentian sementara dan ketiga sanksi pemberhentian tetap dengan varian pemberhentian tetap dari jabatan ketua serta pemberhentian tetap sebagai anggota.

Terkait dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), ketentuan Pasal 89 ayat (4) menyebutkan bahwa “ Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota bersifat tetap”. Permanennya kedudukan Bawaslu Kabupaten/kota berdasarkan Undang-undang No 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum ini berdampak kepada mekanisme penerimaan pengaduan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu. Jika sebelumnya mengatur penerimaan laporan/aduaan dugaan kode etik adalah melalui Bawaslu provinsi untuk seluruh penyelenggara mulai pusat hingga tingkat ad hoc, maka dalam undang-undang yang

Page 155: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 141

baru ini, penerimaan laporan/aduan dugaan pelanggaran kode etik untuk penyelenggara tingkat adhoc dilakukan di Bawaslu Kabupaten/Kota.

Selanjutnya ketentuan Pasal 102 Ayat (2) huruf a dan Pasal 103 huruf adengan tegas menyebutkan tugas dan wewenang Bawaslu kabupaten/kota yakni menyampaikan hasil pengawasan di wilayah kabupaten/kota kepada Bawaslu melalui Bawaslu Provinsi atas dugaan pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu dan/atau dugaan tindak pidana Pemilu di wilayah kabupaten/kota dan menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Pemilu.

Dengan demikian jika sebelumnya penerimaan pengaduan pelanggaran kode etik dilakukan di Bawaslu provinsi, maka kini penerimaan pengaduan pelanggaran kode etik dilakukan di Bawaslu Kabupaten/kota. Hal diatur dalam Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum.

Dengan direvisinya peraturan tentang kode etik, otomatis peraturan tentang pedoman beracara pun harus disesuaikan. Peraturan DKPP tentang Pedoman Beracara Kode etik disusun untuk menyesuaikan dengan politik hukum Pemilu yang tertuang dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Pembentuk Undang-Undang mempunyai tujuan mulia, yaitu melakukan penataan dalam pelaksanaan tugas DKPP dalam memeriksa dan memutus dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu. Peraturan lama, ruang lingkup dan tugas wewenang DKPP memeriksa dugaan pelanggaran kode etik dari tingkat pusat hingga tingkat TPS, KPPS. Kemudian untuk mempermudah tugas dan wewenangnya, DKPP membentuk Tim Pemeriksa Daerah.

Memperhatikan dan mempertimbangkan pengalaman DKPP dalam melaksanakan tugas lima tahun lalu, menjadi dasar bagi pembentuk Undang-Undang menata ulang pelaksanaan tugas dan wewenang DKPP dan hal tersebut

Page 156: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017142

tentunya berdampak kepada lembaga. DKPP harus menyesuaikan peraturan-peraturannya dengan No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu yang baru ini. Inilah yang menjadi alasan disusunnya peraturan DKPP tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilu.

Perubahan-Perubahan Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum Berdasarkan UU Pemilu Tahun 2017 adalah sebagai berikut:1. Peraturan tentang Pedoman beracara yang mengatur

definisi penyelenggara Pemilu, DKPP, KPU, Bawaslu perlu disesuaikan dengan UU Pemilu dengan menambahkan tentang uraian tugas, wewenang dan kewajiban;

2. UU Pemilu melakukan penataan ulang pelaksanaan tugas DKPP dalam memeriksa dan memutus dugaan kode etik penyelenggara Pemilu dengan mengadopsi peraturan DKPP terkait pembentukan TPD. Dengan pemahaman demikian, seluruh pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik menjadi kewenangan DKPP hanya saja dalam pelaksanaan pemeriksaan/persidangan dapat membentuk dan dibantu oleh Tim Pemeriksa Daerah.

3. Sehubungan dengan ketidaksinkronan Pasal 164 ayat (2) dengan Pasal 459 ayat (4), perlu ditempuh kebijakan terkait dengan Tim Pemeriksa Daerah:1. Jumlah TPD 4 orang terdiri dari unsur sekurang-

kurangnya satu orang DKPP, satu orang unsur KPU Provinsi, dua orang unsur masyarakat dalam hal Bawaslu Provinsi dan jajarannya sebagai pengadu dan/atau Teradu.

2. Jumlah TPD 4 orang terdiri dari unsur sekurang-kurangnya satu orang DKPP, satu orang unsur Bawaslu Provinsi, dua orang unsur masyarakat dalam hal KPU Provinsi dan jajarannya sebagai Pengadu dan/atau Teradu.Jumlah TPD 4 orang, terdiri dari unsur: sekurang-kurangnya 1 orang DKPP, 1 orang unsur KPU Provinsi, 1 Orang unsur Bawaslu Provinsi, dan 1 orang unsur Tokoh

Page 157: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 143

Masyarakat (TPD yang sudah di SK-an oleh DKPP bertugas bergantian).Pengaturan tentang kewajiban DKPP tidak hanya berlaku bagi DKPP akan tetapi juga berlaku bagai TPD (sebagaimana dalam Pasal 159 ayat (3))

4. Kewenangan baru DKPP untuk memeriksa dan memutus pengaduan Bawaslu dalam hal KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, atau Peserta Pemilu tidak menindaklanjuti putusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota. Usulan revisi DKPP dalam hal objek pengaduan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota terkait dengan tidak dilaksanakannya putusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota, DKPP memerintahkan kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota atau KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota memberikan sanksi kepada peserta Pemilu.

Evaluasi Peraturan DKPP Nomor 1 tahun 2013 tentang pedoman beracara Kode etik penyelenggara Pemilu sebagaimana telah diubah dengan peraturan nomor 1 tahun 2017

1. Pasal 5 ayat (1): Pengaduan dan/atau Laporan dugaan pelanggaraan Kode Etik disampaikan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia sebanyak 8 (delapan) rangkap. Pengaduan dan/atau laporan sebanyak 8 rangkap ini dianggap tidak efisien dan tidak ramah lingkungan, sehingga diubah menjadi Pengaduan dan/atau Laporan dugaan pelanggaraan Kode Etik disampaikan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia sebanyak 1 (satu) rangkap disertai softfile. Dalam hal laporan dan/atau pengaduan dinyatakan sidang, pengadu wajib menyerahkan dokumen pengaduan dan/atau laporan sebaanyak 8 (delapan) rangkap

2. Pasal 8 ayat (1): Pengaduan dan/atau Laporan diajukan dengan disertai paling sedikit 2 (dua) alat bukti.Dalam

Page 158: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017144

praktek pengaduan dan/atau laporan terdiri dari beberapa pokok pengaduan, namun pengadu hanya menyampaikan alat bukti terkait dengan satu pokok pengaduan saja.Ketentuan Pasal 8 ayat (1) perlu disempurnakan :Pengaduan dan/atau Laporan diajukan dengan disertai paling sedikit 2 (dua) alat bukti pada setiap pokok pengaduan

3. Peraturan DKPP belum mengatur batas waktu bagi pengadu untuk menyampaikan perbaikan atas hasil verifikasi materiil.Usulan rancangan kebijakan DKPP adalah Pasal 17 Peraturan DKPP Nomor 1 Tahun 2013 Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum ditambah satu ayat yang mengatur batasan waktu terhadap berkas pengaduan yang dinyatakan belum memenuhi syarat.

4. Peraturan DKPP hanya mengatur verifikasi formil dan materiil Gagasan Pemeriksaan Pendahuluan.Hasil verifikasi materiil antara lain menyatakan tidak memenuhi unsur atau teradu dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagai subjectum litis. Membandingkan model beracara di MK atau Peradilan umum, suatu perkara tidak dapat diterima setelah melalui proses persidangan. Usulan kebijakan DKPP adalah Peraturan DKPP terkait pengaturan verifikasi formil dan materiil tetap dipertahankan dengan prinsip cepat, sederhana, biaya murah, peraturan DKPP disempurnakan dengan menambah pengaturan pemeriksaan dismissal.

5. Peraturan DKPP belum mengatur mekanisme penyelidikan ketentuan Pasal 159 UU Pemilu mengatur DKPP bertugas melakukan penyelidikan dan verifikasi, serta pemeriksaan atas aduan dan/atau laporan dugaan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu. Penyelidikan dilaksanakan dalam verifikasi formil dengan metode wawaancara kepada pengadu untuk mendapatkan keterangan secara

Page 159: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 145

detail tentang 5W+1H. Penyelidikan dilaksanakan pada tahap verifikasi materiil dengan metode wawancara kepada pihak-pihak yang dipandang relevan tidak terbatas pada pengadu saja.

6. Terkait Formulir Pengaduan. Formulir pengaduan perlu disempurnakan agar memenuhi unsur 5W+1H untuk masing-masing Teradu.

7. Terkait Pelaksanaan putusan DKPP. Beberapa keputusan penyelenggara Pemilu tentang pemberhentian tetap sebagai tindaklanjut putusan DKPP dijadikan objek sengketa di PTUN. Karena tidak sesuai dengan prosedur tanpa didahului pemberhentian sementara. Peraturan DKPP perlu dilengkapi pengaturan Dalam hal DKPP memerikan sanksi pemberhentian tetap kepada penyelenggara pemilu perlu diatur mekanisme pemberhentian sementara oleh jajaran KPU dan Bawaslu sebelum diterbitkannya SK pemberhentian.

Berdasarkan pemikiran tersebut, DKPP merasa perlu untuk menyelenggarakan peningkatan kapasitas bagi staf penerimaan pengaduan di Bawaslu kabupaten/kota. Undang-undang memberi kesempatan selama satu tahun sebelum Panwas Kab/kota menjadi Bawaslu Kabupaten/ kota. Dalam rangka persiapan tersebut makan Peningkatan kapasitas dalam melaksanakan tugas menerima laporan harus ini dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan karena mereka adalah garda terdepan bagi penegakan kode etik.

Staf penerimaan pengaduan di Bawaslu kabupaten/kota harus memahami undang-undang pemilu yang baru, kode etik dan pedoman perilaku, pedoman beracara DKPP, SOP penerimaan pengaduan, hubungan dengan dengan DKPP, Bawaslu Provinsi dan anggota TPD. Melalui peningkatan kapasitas ini diharapkan staf Bawaslu kabupaten/kota dapat ditingkatkan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan teknis serta sikap dan perilaku mereka. Pemilu yang berintegritas hanya dapat terwujud melalui integritas proses, integritas penyelenggara dan integritas hasil. Ketiga hal tersebut akan

Page 160: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017146

menghasilkan pemilu yang legitimated. Oleh karena itu peningkatan kapasitas bagi staf penerimaan pengaduan di Bawaslu kabupaten/kota tidak bisa ditawar.

5.4. Monitoring dan Evaluasi Putusan DKPP di Pengadilan Tata Usaha Negara

5.4.1. Telaah Internal DKPP bukanlah lembaga peradilan meskipun lembaga

ini memiliki fungsi yang mirip dengan fungsi yang dilaksanakan badan peradilan, tetapi ia bukanlah bagian dari lembaga peradilan, sehingga putusannya tidak dapat dipersamakan dengan putusan pengadilan. DKPP berada dalam posisi yang sama dengan KPU dan Bawaslu sebagai satu kesatuan penyelenggara pemilu dan merupak organ tata usaha negara. Hal tersebut diperkuat lagi dalam pertimbangan putusan Mahkamah Konstitusi dalam memutus Sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Kota Tanggerang, dimana putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 115/PHPU.DXII/ 2013 dinyatakan bahwa DKPP adalah organ tata usaha negara yang bukan merupakan lembaga peradilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 UUD 1945 yang memiliki kekuasaan yang merdeka untuk menegakkan hukum dan keadilan, dan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 31/PUU-XI/2013. Putusan MK yang menyebut DKPP sebagai organ Tata usaha negara digunakan oleh Penggugat (Mantan penyelenggara pemilu yang diberhentikan dan/atau yang diperingatkan oleh DKPP) untuk menggugat Putusan dan Keputusan Penyelenggara pemilu sebagai tindaklanjut Putusan DKPP di Pengadilan Tata Usaha Negara.

Perkara di PTUN mengenai tindaklanjut Putusan DKPP yang dimenangkan hingga tingkat Kasasi, satu di antaranya mengenai Keputusan tentang Pemberhentian Para Penggugat sebagai penyelenggara Pemilu. Putusan ini dinilai bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di mana mengeluarkan Keputusan Pemberhentian Penyelenggara Pemilu sebagai tindaklanjut Putusan DKPP tanpa

Page 161: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 147

pemberhentian sementara. Penyelenggara Pemilu setingkat di atasnya tidak pernah mengeluarkan keputusan pemberhentian sementara hingga putusan defenitif pemberhentian tetap dikeluarkan. Beberapa di antara gugatan tersebut adalah terhadap KPU Prov. Sumut, KPU Provinsi Sulawesi Utara, KPU Prov. Kepulauan Riau, KPU Prov. Sumatera Barat, KPU Prov. Jawa Timur, KPU Prov. Banten, KPU Prov. Sulawesi Selatan, KPU Prov. Sulawesi Tenggara, KPU Prov. Bengkulu, Bawaslu RI, Bawaslu Prov. Sulawesi Selatan, KPU Prov Sumatera Selatan, KIP Aceh-KPU RI, KPU Prov. Gorontalo. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel V-4Perkara di PTUN mengenai tindaklanjut Putusan DKPP

No Tergugat Penggugat DKPP AmarKPU Prov. Sumut

Surfenov Sirait, S.SosS.L. Parlindungan Sinaga

61/DKPP-PKE-IV/2015

Terima98/G/2015/PTUN-MDN74/B/2016/PT.TUN-MDN

Menguatkan

417 K/TUN/2016Terima Kasasi KPU

9 PK/TUN/2017Tolak PK penggugat

DKPP Nas LabeneKPU Kabupaten Puncak

23/DKPP-PKE-I/2012

Tolak215/G/2012/PTUN-JKT.KPU Prov. Sumut Masnilam BR.

Hasibuan271/DKKP-PKE-III/2014

Tolak205/G/2014/PTUN-JKTKepulauan Riau

Sulaiman Zakaria,69/DKPP-PKE-V/2016

Tidak dapat diterima 153/G/2016/PTUN-

JKTKepulauan Riau Tolak 33/G/2016/PTUN-PbrKPU Prov. Sumatera Barat.

Robert Cenedy, SP49/DKPP-PKE-III/2014

Tolak12/G/2014/PTUN-PDG57/B/2015/PTTUN.MDN

Menguatkan

374 K/TUN/2015Menolak kasasi penggugat

Page 162: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017148

No Tergugat Penggugat DKPP AmarKPU Prov. Sumatera Barat

Andres, SEManrofen, SE

91/DKPP-PKE-III/2014

Tolak 13-G-2014-PTUN-PDG55/B/2015/PT.TUN.MDN

Tolak

451 K/TUN/2015Menolak kasasi penggugat

KPU Prov. Jawa Timur

Ir. Hery Sugiharto27/DKPP-PKE-I/2012

Tolak2/G/2013/PTUN.SBY 89/B/2013/PT.TUN.SBY.

Tolak

20 K/TUN/2014Menolak Kasasi Penggugat

KPU Prov. Banten-DKPP

Drs.Syafril Elain,RB,CsKPU Kota

83/DKPP-PKE-II/201384/DKPP-

Tidak dapat diterima379/PDT.G/2013/

PN.JKT.PSTKPU Prov. Sumut-DKPP

Khairil Anwar, S.H.

137/DKPP/PKE-II/2013 Tidak dapat

diterima03/PLW/2014/PTUN-JKT

03/G/2013/PTUN-JKT136/DKPP/PKE-II/2013

KPU Jaya Pura 202/G/2013/PTUN-JKT

dt. Alexander MauriPdt. Esmon WaliloYenius Yare,Joy Markus Bukorsyom

113/DKPP-PKE-II/2013, 114/DKPP-PKE-II/2013, 115/DKPP-PKE-II/2013

Tolak 202/PEN-MH/2013/PTUN-JKT202/PLW/2013/PTUN-JKTKPU Prov. Sulawesi Selatan,

KPU Kab Sidenreng Rappang Syamsul Alam

308/DKPP-PKE-III/2014

Terima108/G/2014/PTUN.Mks.89/B/2015/PT.TUN.MKS

Terima Banding KPU

KPU Prov. Sulawesi Tenggara

KPU Kab. KonaweHermansyah Pagala,Asran Lasahari, S.Pd,

305/DKPP-PKE-III/2014

Terima 37/G/2014/PTUN.KDI51/B/2015/PT.TUN.MKS

Menguatkan

551K/TUN/2015

Menolak Kasasi KPU

Page 163: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 149

No Tergugat Penggugat DKPP AmarKPU Prov. Sulawesi Tenggra05/G/2015/PTUN.Kdi KPU Kab. Konawe

Hermansyah Pagala,Asran Lasahari, S.Pd,

305/DKPP-PKE-III/2014

Terima

92/B/2015/PT.TUN.MKS

Menguatkan

13 K/TUN/2016Menolak kasasi KPU

KPU Sulawesi Selatan

ARMIN, S. Ag.,M.Ag(KPU Makasar)

309/DKPP-PKE-III/2014

Terima 107/G/2014/PTUN.Mks88/B/2015/PTTUN.Mks

Menguatkan

1 PK/TUN/2017Menolak Kasasi KPUTerima PK KPU

KPU Prov. Bengkulu M. Saleh 281/DKPP-PKE-III/2014

Tolak 30/G/2014/PTUN-BKL

Ketua KPU Rejang Lebong

Bawaslu RI Ramdansyah, 15/DKPP- Tolak23/G/2013/PTUN-JKTKPU Prov. Kepulauan Riau

70/DKPP-PKE-III/2014106/DKPP-PKE-III/2014121/DKPP-PKE-III/2014

Terima 10/G/2014/PTUN-TPI02/B/2015/PT.TUN.MDN

Menguatkan

268 K/TUN/2015Menerima Kasasi KPU

KPU Prov. Kepulauan Riau

Mulkan Siregar, SHKomisi Pemilihan Umum Kota Batam

106/DKPPPKE-III/2014121/DKPP-PKE-III/201470/DKPP-PKE-III/2014

Terima 11/G/2014/PTUN-TPI03/B/2015/PT.TUN-MDN

Menguatkan

288 K/TUN/2015Menolak kasasi KPU

Bawaslu Prov. Sulawesi Selatan,

DR. Amir Ilyas, SH.,MH

290/DKPP-PKE-III/2014

Terima05/G/2015/PTUN.Mks112/B/2015/PT.TUN.MKS

Menguatkan

181 K/TUN/2016Menerima kasasi KPU

DKPP Nikanor Rumaikewi, S.Ip

2/DKPP-PKE-II/2013

Dicabut64/G/2013/ PTUN-JKT

Page 164: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017150

No Tergugat Penggugat DKPP Amar

KPU Prov Sumatera Selatan KPUD Kab. Musi

BanyuasinRustam EffendyTARMIZISigit PurnomoMiftaqul Jannah

199/DKPPPKE-III/2014

50/G/2014/PTUN-PLG

200/DKPP-PKE-III/2014

Terima

51/B/2015/PT TUN-MDN

Menguatkan

401 K/TUN/2015Menolak kasasi KPU

KPU Prov Sumatera Utara

Fan Solidarman Dachi,Irene Mayriska LaowoManolododo DaliwuDeskarnial ZagotoKPU Kab. Nias Selatan

65/DKPP-PKE.III/201466/DKPP-PKE-III/2014

Terima43/G/2014/PTUN-MDN20/B/2015/PT.TUN-MDN

Menguatkan

361 K/TUN/2015Menolak kasasi KPU

KPU Prov. Sulut Jenae Maengkom, Derby Taroreh dan Marthen Tombeg

43/DKPP-PKE-II/2014

Tolak 30/G/2014/PTUN.MDOKPU Prov. Sumatera Utara

KPU Kab Batu BaraKhairul Anwar

136/DKPP-PKE/II/2013137/ DKPP-PKE/II/2013

Tolak

03 / G / 2013 / PTUN –JKT

Terima

24/G/2014/PTUN-MDN

Menguatkan

178/B/2014/PT.TUN–MDN

Menolak Kasasi KPU174 K/TUN/2015

KPU PRov. Kep. Riau KPU Kab. Karimun 44/DKPP-PKE-III/2014

Terima8/G/2014/PTUN-TPI.30/B/2015/PT.TUN-MDN356 K/TUN/2015

Bambang Hermanto

Menguatkan

Menolak kasasi KPU

KPU SUMUT

KPU Kota MedanRahmat Kartolo

67/DKPP-PKE-III/2014

Terima42/G/2014/PTUN-MDN24/B/2015/PT.TUN.MDN

Menguatkan

427 K/TUN/2015Menerima Kasasi KPU

KIP Aceh-KPU RI Nagur Ama dan M. D A U D H (Ex. KIP Simeulue)

133/DKPP-PKE-III/2014 Tolak 254/G/2014/PTUN-

JKT182/DKPP-PKE-III/2014

Page 165: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 151

No Tergugat Penggugat DKPP Amar

KPU Prov. Gorontalo dr. Thaib Saleh; Nurul Syamsu Panna; Asni Abubakar Jusuf; Abdullah Mansur; Drs. Jusrin Kadir (Ex. Ketua dan Anggota KPU Kota Gorontalo)

215/DKPP-PKE-III/2014216/DKPP-PKE-III/2014217/DKPP-PKE-III/2014

Tolak 53/G/2014/PTUN.Mdo.

KPU Sumatera Selatan

Drs. A. Rivai Avin; Iskandar Imran, Bac; Imam Mulyana, S. Kom; A. Majid, S.Kom.,(KPU Kab. Empat

263/DKPP-PKE-III/2014328/DKPP-PKE-III/2014

Terima

06/G/2015/PTUN-PLG

Menguatkan

135/B/2015/PT.TUN.MDN

Menolak kasasi KPU70 K/TUN/2016

Berdasarkan tabel diatas, jumlah putusan DKPP yang kemudian dijadikan objek gugatan berjumlah 30 (tiga puluh) tindaklanjut Putusan DKPP. Dari jumlah tersebut sebanyak 12 (dua belas) perkara gugatan ke PTUN ditolak pada Tingkat Pertama dan tidak dilanjutkan pada tingkat Banding. Sebanyak 12 (dua belas) perkara naik pada tingkat kasasi. Sebanyak 1 (satu) perkara ditarik penggugat. Sebanyak 1 (satu) perkara tingkat banding namun tidak lanjut pada tingkat Kasasi.

Selanjutnya, sebanyak 14 (empat belas) perkara naik pada tingkat kasasi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2 (dua) perkara kasasi yang diajukan KPU diterima. Sebanyak 8 (delapan) perkara kasasi KPU, ditolak. Sebanyak 1 (satu) perkara ditingkat kasasi yang diajukan Bawaslu diterima. Sebanyak 3 (tiga) perkara kasasi penggugat ditolak. Sementara itu, pada tingkat peninjauan kembali terdapat 2 (dua) perkara yang diajukan oleh KPU. Dari 2 (dua) perkara tersebut, 1 (satu) perkara diterima dan 1(satu) perkara ditolak oleh Mahkamah Agung.

Page 166: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017152

Tabel V-5Perkara Naik pada Tingkat Kasasi

KPU BAWASLU PENGGUGAT

Teri-ma

TolakTeri-ma

TolakTeri-ma

Tolak Cabut Total

PTUN 12 1 13

PT TUN 1 1

KASASI 2 8 1 3 14

PK 1 1 2Total 30

Grafik 5-2: Tolak

Page 167: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 153

Grafik 5-3: Terima

Page 168: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017154

Tabel V-6Jumlah Gugatan Berdasarkan Wilayah Tergugat

No Wilayah GugatanPutusan

DKPP1. KPU Prov. Sumatera Utara 6 7

2. KPU Prov. Kepulauan Riau 5 5

3. KPU Prov. Sumatera Barat 2 2

4. KPU Prov. Jawa Timur 1 1

5. KPU Prov. Banten 1 2

6. KPU Prov. Sulawesi Selatan 2 3

7. KPU Prov. Sulawesi Tenggara 2 1

8. KPU Prov. Bengkulu 1 1

9. Bawaslu RI, 1 1

10. Bawaslu Prov. Sulawesi Selatan 1 1

11. KPU Prov Sumatera Selatan 2 4

12. KIP Aceh-KPU RI 1 2

13. KPU Prov. Gorontalo 1 3

14. KPU Jayapura 1 4

15. KPU Prov. Sulawesi Utara 1 1

16. DKPP 2 2

Jumlah 30 40

Page 169: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 155

Grafik 5-4Gugatan Berdasarkan Wilayah Tergugat

Berdasarkan tabel dan gambar diatas, dapat dilihat bahwa gugatan terhadap Keputusan TUN sebagai tindaklanjut Putusan DKPP, sebanyak 13 (tiga belas) gugatan terhadap KPU/Bawaslu Provinsi. Kemudian sebanyak 2 (dua) gugatan terhadap KPU dan Bawaslu, dan terdapat 2 (dua) gugatan terhadap Putusan DKPP.

Dengan demikian gugatan di PTUN bukan hanya Tindaklanjut Putusan DKPP, melainkan Putusan DKPP juga menjadi objek perkara oleh Penyelenggara pemilu yang pernah diberhentikan DKPP. Namun gugatan tersebut ditolak karena PTUN menilai bukan kewenangan PTUN untuk menilai Putusan DKPP.

Putusan DKPP bukan hanya menjadi dasar gugatan terhadap Keputusan Tata Usaha Negara sebagai tindaklanjut Putusan DKPP, melainkan juga menjadi dasar gugatan pada perkara lain di Pengadilan Tata Usaha Negara, diantaranya:

Page 170: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017156

Tabel V-7Gugatan Terhadap Keputusan TUN sebagai Tindaklanjut

Putusan DKPP

No Penggugat Putusan DKPPKeterangan

KPU RI Cq. KIP Aceh(Putusan DKPP Sebagai dasar gugatan) 26/Pdt.G/2017/PN Bna

H. Said Syamsul Bahri; Drs. HM Nafis A. Manaf MM

2/DKPP-PKE-VI/2017( 9 / K p t s / K I P - A C E H /Tahun2017

Tolak

Presiden RI(Putusan DKPP Sebagai dasar gugatan) 65/G/2014/PTUN-JKT

William B. Noya9/DKPP-PKE-III/2014 Tolak

KPU Prov. Banten,(Putusan DKPP Sebagai dasar gugatan) 32/G/2013/PTUN-SRG

TB. Dedy Suwandi G Ir. Suratno Abu Bakar

83/DKPP-PKE-II/201384/DKPP-PKE-II/2013

Tolak

KPU Prov. Banten(Putusan DKPP Sebagai dasar gugatan) 30/G/2013/PTUN-SRG; 278/B/2013/PT.TUN.JKT

H. Abdul Syukur,Hilmi Fuad, dkk

83/DKPP-PKE-II/2013 84/DKPP-PKE-II/2013

Tolak

Menguatkan

KPU RI(Putusan DKPP Sebagai dasar gugatan) 10/G/2013/PT.TUN.JKT; 157 K/TUN/2013

Partai Demokrasi Bangsa25-26/DKPP-PKE-I/2012

TolakKasasi PDK ditolak

5.4.2. Kerjasama DKPP dengan Perguruan TinggiDKPP menjalin kerjasama dengan sejumlah perguruan

tinggi sebagai upaya perbaikan pelayanan persidangan serta meningkatkan kualitas putusan. Secara spesifik, DKPP melakukan kerja sama penelitian dengan fakultas hukum Perguruan Tinggi Universitas Usakti. Judul dari penelitian FH

Page 171: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 157

Usakti adalah “Analisis yuridis terhadap putusan DKPP: Kajian terhadap keputusan KPU/Bawaslu yang digugat ke PTUN”,

Penelitian Usakti tersebut menghasilkan kajian bahwa, keputusan KPU/Bawaslu yang merupakan tindak lanjut Putusan DKPP dapat dibatalkan oleh PTUN karena KPU dan Bawaslu merupakan organ Tata Usaha Negara, sehingga keputusan yang dikeluarkannya merupakan obyek sengketa Tata Usaha Negara. Di dalam prakteknya, PTUN lebih banyak membatalkan Keputusan KPU/Bawaslu yang dikeluarkan karena tidak memenuhi kaidah prosedural, meskipun benar telah terjadi pelanggaran etik.

Selain dengan Usakti, DKPP juga menjalin kerjasama dengan Universitas Diponegoro, Universitas Terbuka, Universitas Indonesia, Universitas Udayana, Universitas Tirtayasa dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kerjasama tersebut meliputi sejumlah riset pengembangan etika dan putusan DKPP guna mendapatkan rekomendasi perbaikan pelayanan persidangan DKPP dan kualitas Putusan DKPP.

Terbitnya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu menggantikan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 20O8 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang penyelenggara pemilihan Umum, dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; telah diantisipasi DKPP RI dengan merevisi sejumlah regulasi peraturan DKPP terkait prosedur pengaduan, persidangan dan penanganan pelanggaran kode etik.

Revisi atau perubahan regulasi tersebut antara lain DKPP mengatur perihal pemberhentian sementara penyelenggara pemilu dalam peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017 tentang Kode Etik Dan Pedoman Perilaku Penyelenggara Pemilihan Umum dan Peraturan DKPP nomor 3 Tahun 2017 Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum.

Dalam hal putusan DKPP menjatuhkan sanksi pemberhentian tetap, jajaran KPU dan/atau Bawaslu wajib

Page 172: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017158

memberhentikan sementara jajarannya sebelum surat keputusan pemberhentian tetap diterbitkan. Demikian juga halnya apabila Penyelenggara pemilu menemukan dugaan pelanggaran kode etik pada jajaran dibawahnya, pengaduan dan/atau laporan disampaikan kepada DKPP.

Implikasi berlakunya Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, telah membawa sejumlah perubahan mendasar terhadap DKPP. Antara lain mengenai kemandirian Sekretariat DKPP RI yang terpisah dengan Sekretariat jenderal Bawaslu RI. Hal lain yang diatur dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 2017, antara lain mengenai kewajiban Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan mengawasi pelaksanaan Putusan DKPP.

Pada tahun 2018 mendatang, DKPP RI tetap akan melakukan evaluasi terhadap berlakunya Undang-undang Nomor 7 tahun 2017 dan penerapannya dalam menegakkan kode etik penyelenggara pemilu baik di tingkat pusat maupun di daerah. Evaluasi tersebut juga akan melibatkan sejumlah kalangan antara lain kerjasama lanjutan dengan beberapa universitas di Indonesia. Evaluasi dimaksudkan untuk perbaikan pelayanan pengaduan dan pelayanan persidangan serta kualitas putusan DKPP.

Page 173: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 174: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 175: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 176: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 177: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 163

BAB VIANALISA, EVALUASI, DAN PROYEKSI

PELAKSANAAN PENEGAKAN KODE ETIK PENYELENGGARA PEMILU

MENGHADAPI PILKADA 2018 DAN PEMILU 2019

6.1. Analisa Kinerja Penegakan Kode Etik Penyelenggara Pemilu tahun 2017 Berdasarkan data kinerja pengaduan dan persidangan, diketahui bahwa sampai dengan 5 Desember 2017 seluruh pengaduan dan/atau laporan yang dinyatakan memenuhi syarat formil dan materiil telah diperiksa dan diputus oleh DKPP.

Data juga menunjukkan bahwa sebaran wilayah pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu paling banyak berasal dari Papua dan Aceh. Kondisi ini dimungkinkan terjadi karena 2 (dua) hal, yaitu karakteristik elite politik dan volume penyelenggaraan Pilkada. Dalam kasus Papua, meski volume penyelenggaraan Pilkada tahun 2016 hanya sebanyak 11 kabupaten/kota, namun jumlah pengaduan dugaan pelanggaran kode etik yang disampaikan ke DKPP mengungguli daerah-daerah lainnya. Catatan DKPP menunjukkan bahwa Pilkada di wilayah Papua berlangsung sangat dinamis dan seringkali bertensi tinggi. Hal ini didukung fakta bahwa dalam banyak kesempatan DKPP menerima lebih dari satu pengaduan terhadap penyelenggara Pemilu di satu wilayah. Artinya, penyelenggara Pemilu di satu kabupaten/kota bisa berkali-kali diadukan ke DKPP oleh orang yang berbeda.

Page 178: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017164

Kondisi kedua terjadi di Aceh. Volume penyelenggaraan Pilkada yang besar karena melibatkan banyak wilayah kabupaten/kota memiliki pengaruh terhadap besaran angka pengaduan dan/atau laporan yang masuk dan diperiksa oleh DKPP. DKPP sepanjang tahun 2017 juga mencatat bahwa modus pelanggaran yang paling dominan dilakukan para Teradu pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu adalah kelalaian dalam prosedur administrasi Pemilu, tidak menjalankan rekomendasi pengawas Pemilu, dan perlakuan tidak adil selama proses seleksi penyelenggara Pemilu, khususnya pada jajaran Badan Pengawas Pemilihan Umum. Sementara itu, dilihat dari varian sanksi yang dijatuhi DKPP terdapat fakta menarik yaitu bahwa jumlah Teradu yang terbukti melakukan pelanggaran dan dikenai sanksi pemberhentian dari jabatan Ketua jumlahnya meningkat dari 2 (dua) orang pada tahun 2016 menjadi 8 (delapan) orang pada tahun 2017.

6.2. Evaluasi Kinerja dan Kelembagaan DKPP Merujuk pada hasil analisa sebagaimana diuraikan di atas, DKPP telah menunjukkan kinerja optimal dalam penanganan pengaduan dan/atau laporan dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu. Seluruh pengaduan dan/atau laporan yang masuk di tahun 2017 telah ditangani secara proporsional.

Hasil analisa juga memberi petunjuk mengenai modus dan lokus pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu. Melalui informasi tersebut dapat disusun prakiraan mengenai wilayah-wilayah mana saja yang memiliki peluang besar bagi terjadinya pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu.

Berdasarkan data juga diketahui bahwa proses seleksi penyelenggara Pemilu masih menyimpan banyak masalah. Persoalan tidak hanya melekat pada institusi atasan, tetapi juga pada kinerja tim seleksi. Beberapa masalah yang berhasil diidentifikasi antara lain ketidaktaatan terhadap prosedur, keterlibatan konflik kepentingan, dan ketidakcakapan moral.

Page 179: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 165

Selain itu, varian sanksi berupa pemberhentian dari jabatan ketua menunjukkan adanya persoalan dalam aspek kepemimpinan kelembagaan penyelenggara Pemilu. Kapasitas personil yang ditujuk sebagai Ketua di jajaran Komisi Pemilihan Umum maupun Badan Pengawas Pemilihan Umum di beberapa tempat masih belum kompatibel dengan kebutuhan. Memeriksa pengalaman calon Ketua dalam hal kepemimpinan organisasi sebelum ia ditunjuk atau dipilih sebagai Ketua dapat dijadikan pertimbangan untuk mencegah terjadinya hal serupa pada ruang dan waktu yang lain. Kegagapan Ketua dalam memahami tugas dan fungsi jabatannya dapat berdampak negatif bagi kinerja organisasi dan berefek buruk bagi penyelenggaraan Pemilu.

Dalam hal kelembagaan, terdapat sejumlah kebijakan yang cukup mendapat perhatian baik dari publik maupun para stakeholders, antara lain: (a) ruang lingkup tugas dan wewenang DKPP; (b) sifat Putusan DKPP yang final dan mengikat (final and binding); (c) gugatan para pihak ke PTUN; (d) struktur organisasi dan status kesekretariatan DKPP; (e) tata laksana dan koordinasi kerja dengan KPU, Bawaslu, dan lembaga lain dalam hal penyelenggaraan sidang pemeriksaan perkara kode etik penyelenggara Pemilu di daerah; dan (f) kategorisasi pelanggaran yang belum terukur.1

Dalam UU Nomor 15 Tahun 2011 DKPP dapat menyasar para penyelenggara Pemilu yakni KPU dan Bawaslu mulai dari tingkat pusat sampai unit paling rendah yakni Tempat Pemungutan Suara (TPS). Hal ini sepintas nampak ideal karena dengannya seluruh pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu dapat dijangkau oleh DKPP. Namun, pada tataran implementasi, kekuatan daya jangkau ini justru mendatangkan masalah lain terkait efisiensi dan efektivitas. Ini karena sifat DKPP yang pasif mengharuskan seluruh laporan dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu yang dilakukan

1  Arif Budiman, Prospek Kelembagaan DKPP dalam Penegakkan Kode Etik Penyelenggara Pemilu Pasca Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, Jurnal Etika Pemilu Volume 3 Nomor 3, September 2017.

Page 180: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017166

oleh penyelenggara Pemilu di seluruh tingkatan harus diterima dan ditindaklanjuti. Kendala muncul manakala prosedur beracara kode etik tidak kompatibel dengan masa kerja penyelenggara Pemilu khususnya mulai dari tingkat kecamatan sampai TPS. Dalam banyak kesempatan, para penyelenggara Pemilu yang diadukan ke DKPP berakhir masa jabatannya sementara pemeriksaan di DKPP masih berjalan. Akibatnya, pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran dimaksud menjadi absurd alias sia-sia.

Selain itu, dalam sejumlah dengar pendapat melalui forum-forum formal maupun non-formal diketahui bahwa pelatuk pelanggaran tidak hanya terletak pada niatan jahat penyelenggara Pemilu tetapi juga dari peserta Pemilu. Oleh karena itu, sejumlah kalangan mengusulkan agar peserta Pemilu juga dapat dikenai sanksi kode etik.

Sifat Putusan DKPP yang final dan mengikat juga dianggap dilematis. Sebagian mendalilkan bahwa ketentuan tersebut mendukung upaya penyediaan kepastian hukum karena dapat menyelesaikan permasalahan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilu dengan cara yang cepat dan murah. Namun, sebagian yang lain menilai bahwa ketentuan tersebut rentan digunakan secara sewenang-wenang oleh para pengemban amanat yang tidak bertanggung jawab. Pada tahun 2013, sifat putusan DKPP pernah di-judicial review ke Mahkamah Konstitusi. Hasilnya, melalui Putusan Nomor 31/PUU-XI/2013 MK mengabulkan permohonan tersebut untuk sebagian, yaitu bahwa frasa “final dan mengikat” dalam Pasal 112 ayat (12) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum tetap sepanjang tidak dimaknai, “Putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (10) bersifat final dan mengikat bagi Presiden, KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, dan Bawaslu”.

Pasca Putusan MK a quo, sejumlah pihak yang merasa dirugikan oleh penyelenggara Pemilu yang menerbitkan surat keputusan sebagai tindak lanjut Putusan DKPP kemudian

Page 181: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 167

mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara. Sebagian besar gugatan tersebut ditolak, sementara sebagian lain yang lebih kecil jumlahnya diterima. Namun, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Hukum Universtitas Trisakti pada tahun anggaran 2017 diketahui bahwa sepanjang mengenai substansi pertimbangan kode etiknya, seluruh gugatan Penggugat ditolak kecuali yang terdapat di dalamnya ketidaktaatan terhadap prosedur beracara kode etik penyelenggara Pemilu.

Hal lain yang tak kalah penting terkait pelaksanaan tugas DKPP adalah mengenai struktur organisasi dan status kesekretariatan DKPP. Berdasarkan Perpres 80 Tahun 2012 jo. Peraturan Bawaslu No. 2 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan ditentukan bahwa sekretariat DKPP terdiri atas satu biro dan 3 bagian dengan masing-masingnya didukung oleh 3 subbagian.

Sejak mula melaksanakan tugas, DKPP telah menggunakan format pemeriksaan layaknya ‘peradilan’. Dalam pemeriksaan, Pengadu menyampaikan pokok pengaduan berikut alat bukti yang mendukung dalilnya. Terhadap pokok pengaduan tersebut, Teradu menyampaikan sanggahan/bantahan/jawaban atas pengaduan yang disampaikan, beserta alat bukti yang mendukungnya. Jika dipandang perlu, DKPP dapat meminta keterangan Pihak Terkait dan/atau Ahli untuk melengkapi informasi mengenai pokok pengaduan yang tengah diperiksa. Memertimbangkan prosedur pemeriksaan dimaksud maka dibutuhkan unit-unit tertentu yang terpisah antara yang bertugas menangani hal-hal yang bersifat yudisial dan hal-hal yang bersifat non-yudisial. Struktur organisasi kesekretariatan DKPP yang ada saat ini belum adaptif dengan kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Selain itu, status kesekretariatan yang melekat pada lembaga Badan Pengawas Pemilu juga turut mengganggu

Page 182: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017168

citra kemandirian DKPP dalam pelaksanaan tugasnya. Fakta ketidakmandirian tersebut acapkali dijadikan alasan oleh sejumlah kalangan untuk meragukan objektivitas DKPP dalam memeriksa dan memutus perkara kode etik penyelenggara Pemilu.

Meski di satu sisi mendatangkan masalah, status kesekretariatan DKPP yang melekat pada kesekretariatan Badan Pengawas Pemilihan Umum pada sisi yang lain memiliki aspek positif, khususnya dalam hal penyelenggaraan pemeriksaan di Daerah. DKPP dapat menggunakan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Bawaslu Provinsi tanpa harus melalui prosedur yang panjang dan berbelit-belit.

Tugas penting terakhir mengenai pelaksanaan tugas DKPP adalah mempersiapkan ketentuan yang menjelaskan tentang ukuran baku atau indikator yang dapat dijadikan rujukan atau pedoman dalam menilai apakah suatu pelanggaran tergolong berat, sedang, ataukah ringan. Ketentuan mengenai hal ini penting untuk menjaga konsistensi Putusan dan proporsionalitas sanksi yang dijatuhkan kepada para penyelenggara Pemilu yang terbukti melakukan pelanggaran.

6.3. Proyeksi Penegakkan Kode Etik Penyelenggara Pemilu Menjelang Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu Nasional 2019

Sebagai satu kesatuan fungsi penyelenggaraan pemilihan umum untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden dan untuk memilih anggota DPRD secara langsung, DKPP secara kelembagaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan turut bertanggungjawab melaksanakan dan menegakkan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam UU No. 17 Tahun 2017 Tentang Pemilu.

Dalam melaksanakan ketentuan yang terdapat dalam UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, DKPP telah menetapkan 2 (dua) Peraturan DKPP antara lain:

1. Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Penyelenggara Pemilihan Umum, dan

2. Peraturan DKPP Nomor 3 Tahun 2017 Tentang

Page 183: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 169

Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum.

Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017 tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Penyelenggara Pemilihan Umum dibentuk sesuai dengan amanat Pasal 157 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum. Secara umum ketentuan yang terdapat dalam Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017 tidak terlalu jauh berbeda dengan Peraturan Bersama KPU, Bawaslu dan DKPP Nomor 13, 11, 1 Tahun 2012 Tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Aspek-aspek yang berbeda terkait dengan penggunaan istilah seperti: pertama, penggunaan istilah “asas penyelenggaraan Pemilu” yang terdapat pada peraturan bersama dengan “prinsip penyelenggaraan Pemilu” yang terdapat dalam Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017. Perbedaan tersebut disesuaikan dengan istilah yang digunakan dalam UU Nomor 7 Tahun 2017.

Di samping perbedaan istilah juga terjadi perubahan nama dan struktur peraturan. Dari sisi penamaan peraturan tidak lagi menggunakan “peraturan bersama” tetapi menggunakan Peraturan DKPP. Hal tersebut mengacu kepada Pasal 157 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilu. Meskipun demikian dalam proses penyusunannya tetap meilibatkan KPU dan Bawaslu sebagaimana diperintahkan dalam Pasal 157 dalam ayat (1). Judul Peraturan tidak hanya Kode Etik Penyelenggara Pemilu tetapi lebih dipertegas dengan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Penyelenggara Pemilihan Umum. Hal tersebut berdampak pada struktur peraturan yang memilah dalam bab berbeda antara Kode Etik dan Pedoman Perilaku yang lebih bersifat direktif terhadap hal-hal yang patut dan tidak patut dilakukan oleh penyelenggara Pemilu.

Selain mengadaptasi ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam UU Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum, Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku juga mengatur yang secara substansi mengacu pada asas–asas Pemilu. Ketentuan-ketentuan dimaksud mengadaptasi tradisi yang berkembang dalam praktik penegakan kode etik yang dipandang sebagai bagian

Page 184: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017170

penting dari penegakan integritas penyelenggara Pemilu. Di antara adaptasi praktek yang dipertegas dalam Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017 adalah: pertama, ketentuan batas-batas penerimaan honor yang dimungkinkan bagi penyelenggara pemilihan umum sebagaimana dalam Pasal 8 huruf h dan huruf i; dan kedua, varian jenis-jenis sanksi seperti dalam Pasal 22.

DKPP juga menerbitkan Peraturan DKPP Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum. Hal tersebut mengatur tentang prosedur dan mekanisme berperkara di DKPP. Kebaruan yang terdapat dalam Peraturan tersebut terkait dengan penataan penanganan pelanggaran kode etik. Pelanggaran Kode Etik, khususnya yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilu ad hoc baik penylenggara Pemilu luar negeri (PPLN, KPPSLN, PANWASLU LN) maupun penyelenggara Pemilu ad hoc baik penylenggara Pemilu dalam negeri (anggota PPK, anggota Panwascam, anggota PPS, anggota Panwas kelurahan/Desa, anggota KPPS dan Pengawas TPS) ditangani oleh atasan masing-masing penyelenggara Pemilu. Jika hasil pemeriksaan penyelenggara Pemilu atasan berkesimpulan pemberhentian tetap, maka atasan memberhentikan sementara. Selanjutnya penyelenggara Pemilu atasan mengajukan laporan dan pengaduan ke DKPP untuk pemberhentian tetap. Berbeda dengan Peraturan DKPP Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Pedoman Beracara Kode Etik Pemilihan Umum yang menempatkan DKPP sebagai satu-satunya lembaga yang menangani seluruh pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu. Kebaruan dalam penanganan pelanggaran kode etik yang terdapat dalam Peraturan DKPP Nomor 3 Tahun 2017 didasarkan pada UU Nomor 17 Tahun 2017 yang memberi wewenang pemeriksaan dan klarifikasi laporan dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilu ad hoc dilakukan oleh atasan.

Selain dua peraturan di atas, DKPP juga telah menerbitkan dua peraturan yaitu; Pertama, tentang Tim Pemeriksa Daerah (TPD). Sebelumnya TPD tidak dikenal dalam UU No. 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu. Keberadaan TPD berkembang dalam praktek pemeriksaan

Page 185: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 171

dugaan pelanggaran kode etik di daerah. TPD dibentuk melalui Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Tim Pemeriksa Daerah. Konsep tersebut kemudian diadopsi dan dimasukkan dalam materi UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Mengadaptasi ketentuan yang terdapat dalam UU tersebut, DKPP sedang dalam proses finalisasi Peraturan tentang TPD.

Kedua, sebagai wujud komitmen lembaga penegak kode etik dan kode perilaku penyelenggara Pemilu, DKPP juga sedang menyusun Peraturan DKPP Tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu. Peraturan tersebut ditujukan untuk meneggakkan etika dan prilaku anggota DKPP, Tim Pemeriksa Daerah dan sekretariat DKPP. Martabat dan kehormatan anggota DKPP, anggota TPD dan seluruh jajaran Sekretariat DKPP merupakan suatu keniscayaan yang wajib dijaga dan ditegakkan guna menjaga kehormatan dan kepercayaan lembaga sebagai satu kesatuan sistem penyelenggaraan Pemilu. Terlebih kiprah yang telah diperankan oleh DKPP sebagai lembaga penegak kode etik dan kode perilaku penyelenggara Pemilu, telah menjadi salah satu tujuan pencari keadilan yang merasa hak-haknya dilanggar oleh penyelenggara Pemilu.

Page 186: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 187: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 188: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 189: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 190: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 191: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 177

BAB VIIKEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG, DAN

ANCAMAN/HAMBATAN

Tiga momentum bersejarah mewarnai DKPP pada tahun 2017. Pertama, tahun 2017 telah mengokohkan Pilkada serentak sebagai instrumen demokrasi yang sukses, seiring dengan penyelenggaraan Pilkada Serentak Tahap II pada 15 Februari 2017. Kedua, tahun 2017 menjadi penanda pergantian keanggotaan DKPP periode 2012 – 2017 ke keanggotaan DKPP periode 2017 – 2022 pada 12 Juni 2017. Ketiga, pada tahun 2017 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu disahkan dalam Sidang Paripurna DPR pada tanggal 20 Juni 2017, dan pada tanggal 16 Agustus 2017 ditandatangani Presiden RI Joko Widodo (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 No. 182).

Pertama: Pilkada Serentak 2017 diikuti oleh sebanyak 101 daerah yang terdiri atas 7 Provinsi, 18 Kota, dan 76 Kabupaten. Pilkada serentak tahap ketiga ini diapresiasi publik karena tergolong sukses dengan partisipasi pemilih mencapai 74,5 persen. Jajak Harian Umum Kompas pada 22 – 24 Februari 2017 menyatakan bahwa kualitas penyelenggara lebih baik dari Pilkada sebelumnya, padahal Pilkada Serentak Tahap Pertama Tahun 2015 juga sudah tergolong sukses dan mendapatkan apresiasi dunia internasional dalam berbagai pemberitaan. Secara khusus Bali Democracy Forum (DBF) di Nusa Dua Bali pada Desember 2015 mengawali forum dengan menggelar Press Breafing, bahwa “Pemilihan kepala daerah serentak yang dilaksanakan di Indonesia menjadi panutan demokrasi dunia dan Indonesia pun menjadi role model demokrasi pemilu. Masyarakat Indonesia dan dunia internasional jelas mengakui, sukses Pilkada 2015 dan 2017 tidak dapat dipisahkan dari peran dan tanggungjawab penyelenggara; KPU, Bawaslu, juga

Page 192: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017178

DKPP selaku penjaga marwah etika bagi KPU, Bawaslu dan jajarannya. Meski demikian, patut menjadi pelajaran penting, bahwa sukses pilkada ini bukan tidak dihantui banyak masalah. Sekurang-kurangnya, DKPP dalam buku “Memory Jabatan DKPP Periode 2012 - 2017” mengidentifikasi 8 (delapan) permasalahan dalam Pilkada 2017, yaitu; 1) problem regulasi, 2) persoalan administrasi (Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada tahapan persiapan, dan Pendaftaran dan Penetapan Pasangan Calon pada tahapan penyelenggaraan). 3). kesimpangsiuran anggaran, 4) politik uang (money politic), 5) Masalah Kelembagaan Penyenggara Pemilu, 6) Dualisme Kepengurusan Partai, 7) Masalah Keberpihakan, dan 8) Rendahnya Partisipasi Pemilih.

Kedua: Pada 12 Juni 2017 di Istana Negara, Presiden RI, Ir. Joko Widodo melantik Pimpinan Baru DKPP Periode 2017 – 2022 melalui Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 2017, dengan komposisi yaitu; Ketua, Dr. Hardjono, S.H., M.CL. dan Anggota; Ida Budhiati, S.H. M.H., Prof. Dr. Muhammad, S.IP., M.Si., Dr. Alfitra Salam, APU., Prof. Dr. Teguh Prasetyo, S.H., M.Si., Hasyim Asy’ari, S.H. M.Si., Ph.D. (ex officio KPU), dan Dr. Ratna Dewi Pettalolo, S.H., M.H. (ex officio Bawaslu). Estafet kepemimpinan berlangsung tanpa jeda karena tugas dan tanggungjawab selaku penjaga marwah penyelenggara Pemilu melalui suatu peradilan di bidang kode etik berlanjut seperti peradilan pada umumnya.

Ketiga: Masih di Tahun 2017 yang merupakan tahun persiapan Pilkada Gelombang III, 27 Juni 2018 dan Pemilu Serentak 2019, UU Nomor 15 Tahun 2011 diubah menjadi UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. UU Pemilu baru ini mengamanatkan beberapa perubahan pasal terkait tugas dan fungsi DKPP. Terhadap perubahan substantif ini, DKPP telah merumuskan perubahan 2 (dua) Peraturan DKPP terkait kode etik dan pedoman beracara. DKPP juga tengah merancang perubahan peraturan tentang TPD dan peraturan tentang kode perilaku DKPP. Selain itu, UU Nomor 7 Tahun 2017 juga mengamanatkan perubahan struktur kesekretariatan DKPP, dari yang awalnya melekat pada Sekretariat Jenderal Bawaslu menjadi dipimpin oleh seorang sekretaris. Terhadap perubahan struktural ini, DKPP sedang menyusun Naskah Akademik dan SOTK untuk kelembagaan baru DKPP berdasarkan UU Nomor

Page 193: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 179

7 Tahun 2017.Terhadap tiga momentum dan proyeksi DKPP

menghadapi Pilkada 2017 dan Pemilu 2019, DKPP merasa penting untuk melakukan suatu analisis untuk mengukur kinerjanya. Metode umum yang dipakai adalah “Analisis SWOT”, yang memuat; kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan hambatan (threats).

Analisis SWOT dipilih secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangkan panjang. Analisa SWOT menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang perlu diingat bahwa analisa SWOT semata-mata sebagai suatu analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa “ajaib” yang mampu memberikan jalan keluar sebuah permasalahan yang sedang dihadapi.

7.1. Kekuatan (strength)UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu

mengkonstruksi DKPP sebagai lembaga peradilan. Suatu peradilan untuk memeriksa dan memutus perkara-perkara pelanggaran kode etik yang diduga dilakukan penyelenggara Pemilu. Putusan DKPP yang bersifat Final dan Mengikat (final and binding), ditambah Putusan MK Nomor 31/PUU-XI/2013 yang menguatkan dengan menyatakan bahwa, “Sifat final dan mengikat dari putusan DKPP haruslah dimaknai final dan mengikat bagi Presiden, KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, maupun Bawaslu dalam melaksanakan putusan DKPP”, menempatkan DKPP sebagai lembaga yang dinilai efektif.

Hal yang tidak dapat dipungkiri, karena kuatnya kewenangan DKPP serta putusan-putusannya yang final dan mengikat, seringkali menyimbolkan DKPP sebagai momok tersendiri bagi penyelenggara Pemilu. Efek positifnya, para penyelenggara Pemilu berpikir ulang apabila ada keinginan untuk melanggar terhadap kode etik.

Sejak dibentuk pada 12 Juni 2012, DKPP telah banyak

Page 194: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017180

menangani pengaduan dugaan pelanggaran kode etik bagi penyelenggara pemilu. Tercatat sampai pada medio 10 Desember 2017, DKPP menerima 2.660 pengaduan dan/atau laporan terkait dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu. Dari jumlah pengaduan dan atau laporan yang masuk, sebanyak 908 perkara dinyatakan naik sidang. Sedangkan jumlah perkara yang diputus sebanyak 900 perkara dengan jumlah teradu/terlapor sebanyak 3.586 orang. Amar putusannya pun bervariasi sesuai dengan tingkat kesalahan. Sanksi pemberhentian tetap sebagai penyelenggara pemilu sebanyak 450 orang, pemberhentian tetap dari jabatan ketua sebanyak 15 orang, pemberhentian sementara sebanyak 45 orang, peringatan sebanyak 917 orang, dan rehabilitasi nama baik karena tidak terbukti melanggar kode etik sebanyak 1.978 orang.

Faktor lain yang menjadi kekuatan DKPP adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Seperti ungkapan umum, banyak lembaga/organisasi dengan kewenangan besar, tapi tidak sedikit di antara lembaga-lembaga tersebut menjadi sekedar “macan kertas”, itu karena SDM atau nahkoda yang menggerakkannya minim kapasitas, kurang kapabilitas dan tidak kredibel. Tidak demikian dengan DKPP, ketua DKPP dan keenam anggotanya adalah figur-figur kuat dengan berbagai latarbelakang kepakaran.

Data pengaduan di atas menunjukkan para pencari keadilan (justice seekers) percaya kepada DKPP untuk menyelesaikan perkara-perkara pelanggaran kode etik oleh Penyelenggara Pemilu yang diadukannya. Dengan mekanisme penyelesaian dugaan pelanggaran kode etik yang relatif cepat dan tanpa biaya, mendorong para pencari keadilan itu menggantungkan harapannya kepada DKPP.

Hal lain yang juga menjadi kekuatan DKPP adalah performa sekretariat. Hampir 80% jajaran staf pada Sekretariat Biro Administrasi DKPP diisi tenaga-tenaga muda. Mereka adalah para staf dengan produktivitas tinggi. Tiga tenaga ahli DKPP berlatarbelakang akademis derajat doktor (S3), dua bergelar master (S2). Rata-rata di antara mereka adalah pegawai terlatih dan memiliki keterampilan yang dapat

Page 195: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 181

diandalkan dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan.Jaringan yang luas (networking) yang dimiliki DKPP

dalam urusan Pemilu, juga menambah kekuatan tersendiri bagi DKPP. Kekuatan jaringan ini terbukti memudahkan DKPP menjalin koordinasi dan sinergi dengan para pemangku kepentingan Pemilu, baik para pemangku kepentingan dalam (internal stakeholders) di lingkup penyelenggara Pemilu seperti KPU dan Bawaslu, maupun pemangku kepentingan luar (external stakeholders) seperti kepolisian dan kejaksaan dalam menyelenggarakan persidangan jarak jauh (video conference). Hal lain dalam jaringan ini adalah keberadaan Tim Pemeriksa Daerah (TPD), yang memudahkan penyelesaian perkara kode etik penyelenggara Pemilu yang ditangani oleh DKPP.

Publikasi DKPP juga berjalan baik. Produk Humas dalam bentuk rilis berita, dirancang untuk publikasi sebelum sidang, usainya sidang, sidang pembacaan putusan, dan publikasi maklumat. Demikian halnya dengan web DKPP (www.dkpp.go.id), akun twitter dan facebook, serta Newsletter. Begitu pula Jurnal “Etika & Pemilu” yang berhasil mempublikasikan dan mengenalkan DKPP kepada khalayak ramai. Rilis berita juga dibagikan kepada ratusan pemilik akun di grup surel penulis berita/jurnalis media cetak dan elektronika skala nasional dan lokal, menjadikan penyebarluasan informasi kegiatan DKPP dapat ditangkap secara lebih cepat dan menjadikan bahan penulisan berita daerah-daerah sesuai locus peristiwa.

7.2. Kelemahan (weakness)Meskipun Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011

telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 2017, sampai sekarang Sekretariat Biro Administrasi DKPP melekat pada Sekretariat Jenderal Bawaslu. Konsekuensi melekat tersebut mengharuskan perencanaan, pengelolaan, dan laporan program kegiatan DKPP sedikit banyak dipengaruhi oleh sistem tata kelola administrasi yang digariskan Sekretariat Jenderal Bawaslu. Secara umum Sekretaris Jenderal Bawaslu mampu menjalankan dan cukup membantu dalam pelaksanaan fungsi-fungsi fasilitasi dan administrasi DKPP dengan baik. Walaupun demikian, nuansa-nuansa permasalahan dalam pola relasionalitas antara Sekretariat Biro Administrasi DKPP

Page 196: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017182

dan Sekretariat Jenderal Bawaslu bukannya tidak terjadi. Hal ini merupakan kelemahan tersendiri bagi DKPP, mengingat sebagai lembaga DKPP memiliki kebutuhan penganggaran, mekanisme kerja, dan pandangan-pandangan yang berbeda—sesuai tugas dan wewenang DKPP.

7.3. Peluang (opportunities)Peluang adalah keadaan-keadaan eksternal yang

mendorong keadaan internal organisasi DKPP. DKPP patut bersyukur terhadap penilaian-penilaian positif dari pihak luar termasuk para pemangku kepentingan terhadap DKPP. Mereka mengapresiasi kiprah DKPP dalam menjaga dan menegakkan kemandirian, integritas, dan kredibilitas penyelenggara Pemilu. Putusan DKPP yang tak ragu mengenakan sanksi kepada sejumlah penyelenggara Pemilu, dinilai sebagai bentuk ketegasan DKPP. Bahkan sebagian di antara mereka menginginkan agar DKPP diperluas hingga ke daerah-daerah.

Terhadap penilaian-penilaian positif seperti itu, DKPP menegaskan komitmennya untuk terus bekerja sesuai mandatnya. Terkait keinginan untuk melebarkan sayap hingga ke daerah-daerah. DKPP menjawab segala kemungkinan pengembangan hingga ke daerah sejauh ada ketentuannya. Namun memanfaatkan potensi yang ada seperti yang selama ini, jauh lebih baik daripada mengurusi hal-hal yang tidak ditentukan oleh ketentuan tersebut.

Meski terdapat nada-nada kritis mengenai putusan DKPP, namun apresiasi dengan nuansa positif jauh lebih banyak. Apabila ditarik lebih jauh, apresiasi semacam itu menjadi daya dorong tersendiri buat DKPP untuk mengembangkan kualitas kinerja yang lebih baik lagi. Kepercayaan publik, amat mahal harganya. Kepercayaan publik memberi daya dorong tersendiri bagi jajaran DKPP, sekaligus juga merupakan peluang untuk mengembangkan kinerja DKPP ke depan.

DKPP berada di tengah-tengah masyarakat yang tengah menginginkan perubahan. Suatu perubahan dari penyelenggara negara untuk makin meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat. Kepercayaan itu menjadi modal bagi DKPP untuk tumbuh dan berkembang. Hal ini menjadi modal untuk menjaga bahkan meningkatkan kualitas

Page 197: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 183

kinerja. Lebih dari itu, kepercayaan publik kepada DKPP sekaligus merupakan modal untuk meningkatkan kemandirian, integritas, dan kredibilitas kepada jajaran KPU dan Bawaslu se-Tanah Air. Pengawalan yang efektif terhadap kinerja kepada kedua lembaga penyelenggara Pemilu, dengan sendirinya mengundang penilaian kredibilitas publik kepada DKPP.

Peluang lain yang dapat dikembangkan oleh DKPP adalah tumbuhnya keinginan masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan integritas Pemilu. Banyaknya perkara dugaan pelanggaran kode etik yang disampaikan kepada DKPP merupakan pertanda tidak relanya masyarakat pada umumnya apabila Pemilu tidak diselenggarakan sesuai asas Luber dan Jurdil. Sebagian besar pengaduan disampaikan oleh penyelenggara Pemilu dalam Pemilukada Serentak 2017, juga dapat dipahami sebagai keinginan peserta Pemilu agar penyelenggara Pemilu tetap dalam koridor pencapaian kualitas dan integritas Pemilu yang dijalankan oleh jajaran KPU dan diawasi oleh jajaran Bawaslu tersebut. Dengan demikian, hal semacam itu merupakan dukungan publik kepada DKPP, yang terbukti menjadi tumpuan penjagaan dan penegakan kode etik penyelenggara Pemilu, agar taat dan memedomani kode etik penyelenggara Pemilu. Ketaatan pada kode etik penyelenggara Pemilu, sama artinya dengan kesempatan bagi DKPP untuk menjaga dan mengembangkan kualitas kinerjanya.

Dalam menghadapi peluang-peluang sebagaimana gambaran di atas, maka faktor-faktor kunci yang menentukan keberhasilan DKPP adalah (1) Positioning DKPP, yang telah memperoleh tempat terhormat dalam pandangan khalayak menjadi modal sosial efektivitas tugas dan wewenang DKPP selanjutnya; (2) Institutional and personal branding DKPP, menjadi modal sosial bagi upaya-upaya meningkatnya kemandirian, integritas, dan kredibilitas penyelenggara Pemilu; dan (3) Reputational and Influence DKPP, yakni reputasi dan pengaruh yang melekat pada Ketua dan anggota serta kelembagaan DKPP, mendorong peningkatan komitmen penyelenggara Pemilu, organisasi masyarakat sipil, media massa, dan para pemangku kepentingan, untuk mendorong tingkat ketaatan penyelenggara Pemilu terhadap kode etik penyelenggara Pemilu.

Page 198: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017184

7.4. Ancaman/hambatan (threats)Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan luar yang

mampu menghambat pergerakan organisasi. Di bagian lain, ancaman hal-hal yang dapat mendatangkan kerugian-kerugian bagi DKPP dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Dalam konsep “Analisis SWOT”, sumber-sumber ancaman dapat berasal dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal DKPP.

Faktor lingkungan internal. Pertama, kondisi kerja yang tidak memadai merongrong produktivitas kerja. Seluruh pekerjaan di DKPP mengandalkan pada kecepatan dan ketepatan tugas-tugas pengaduan, persidangan, dan putusan. Selain pekerjaan DKPP dibatasi waktu, juga mengandalkan komitmen di antara para pelaku organisasi DKPP. Pelaksanaan tugas dan wewenang DKPP lekat dengan kerja-kerja intelektual. Sarana dan prasarana yang tidak memadai, berpotensi terjadinya frustasi di antara para pelakunya, hingga akhirnya memerosotkan produktivitas.

Kedua, merosotnya integritas para pelaku di tubuh DKPP, dengan sendirinya merusak reputasi dan kredibilitas kelembagaan DKPP. Hilangnya reputasi, juga merupakan hancurnya kewibawaan DKPP. Apabila terjadi demikian, harapan publik makin hilang. Kekuatan DKPP yang selama ini lekat dengan reputasi, kredibilitas, dan kewibawaan DKPP, merupakan dorongan hilangnya kepercayaan publik kepada DKPP.

Ketiga, pola yang tak seimbang di antara komponen-komponen organisasi, mendorong tidak sehatnya kinerja DKPP. Komponen organisasi meliputi struktur, sumber daya manusia, prosedur dan mekanisme kerja, dan pembagian tugas. Dampak utama ketika terjadinya ketidakseimbangan di dalam organisasi adalah inefektivitas organisasi. Struktur yang timpang berakibat pada pincangnya pengendalian terhadap sumber daya manusia. Hal itu mengakibatkan iklim kerja tidak kondusif.

Faktor lingkungan eksternal. Faktor eksternal merupakan kekuatan yang bersumber dari luar organisasi yang mempengaruhi di dalam organisasi. Sekurangnya terdapat 3 (tiga) ancaman terkait penegakkan kode etik penyelenggara

Page 199: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 185

Pemilu yaitu (1) proses transisi Pilkada Serentak dan Pemilu Nasional, (2) Interval waktu pengesahan regulasi kepemiluan dengan pelaksanaan tahapan, dan (3) pelaksanaan rekrutmen penyelenggara Pemilu yang sporadis.

Pelaksanaan tahapan Pilkada Serentak tahun 2018 yang berhimpitan dengan tahapan Pemilu Nasional tahun 2019 akan mendatangkan kerumitan tersendiri terkait dengan manajemen penyelenggaraan Pemilu. Pada saat yang sama penyelenggara Pemilu melaksanakan dua pekerjaan tahapan yang berbeda. Penyelenggara Pemilu menyelenggarakan tahapan akhir Pilkada 2018 sekaligus pada saat yang sama melaksanakan tahapan awal Pemilu Nasional 2019. Kondisi ini bertambah pelik manakala terjadi perubahan ketentuan mengenai proses rekapitulasi perolehan suara yang semula dari TPS melalui PPS terlebih dahulu sebelum ke PPK, kini rekapitulasi perolehan suara dari TPS langsung dibawa ke PPK. Kekhawatiran semakin bertambah ketika pada saat yang sama jumlah anggota PPK justru dikurangi dari semula berjumlah 5 (lima) orang menjadi hanya berjumlah 3 (tiga) orang. Dalam situasi dan kondisi yang demikian, kecermatan dan ketelitian menjadi rentan.

Hal lain yang tak kalah besar kontribusinya terhadap peluang terjadinya pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu adalah sempitnya jarak waktu antara pengesahan regulasi Pemilu dengan pelaksanaan tahapan Pemilu. Jeda waktu 2 (dua) bulan yakni Agustus sampai Oktober 2017 tidak memadai untuk melakukan upaya peningkatan kapasitas pengetahuan dan keterampilan para penyelenggara Pemilu. Kondisi ini dapat berakibat pada besarnya potensi tindak pelanggaran yang disebabkan bukan oleh kesengajaan, melainkan oleh minimnya pengetahuan dan keterampilan penyelenggaraan Pemilu.

Faktor lain yang dapat menjadi ancaman dalam penegakkan kode etik penyelenggara Pemilu adalah pelaksanaan rekrutmen penyelenggara Pemilu yang tidak terencana secara sistematis. Dalam banyak kesempatan, rekrutmen penyelenggara Pemilu justru dilakukan di tengah tahapan krusial. Hal ini dapat menimbulkan kekacauan dalam konsentrasi dan gangguan dalam pelaksanaan tahapan. Akibatnya, peluang terjadinya pelanggaran akan semakin besar.

Page 200: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 201: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 202: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i
Page 203: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017 189

BAB VIIIKESIMPULAN DAN SARAN

8.1. KesimpulanDKPP telah berupaya menjalankan tugasnya secara

optimal dalam hal penegakkan kode etik penyelenggara Pemilu sesuai dengan amanat undang-undang. Seluruh pengaduan yang masuk di tahun 2017 telah diperiksa secara proporsional sesuai ketentuan Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilu.

Beberapa catatan penting sepanjang tahun 2017 adalah mengenai modus dan lokus pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu, proses seleksi penyelenggara Pemilu, dan kapasitas kepemimpinan lembaga penyelenggara Pemilu, baik jajaran KPU maupun Bawaslu.

DKPP juga telah berupaya bersikap tanggap terhadap tuntutan perubahan lingkungan baik yang berasal dari internal maupun eksternal organisasi. Hal tersebut dijalankan dengan strategi adaptasi dan inisiasi. Beberapa ketentuan yang tidak sejalan dengan regulasi di atasnya telah dilakukan penyesuaian, diantaranya peraturan tentang kode etik penyelenggara Pemilu dan pedoman beracara kode etik penyelenggara Pemilu serta Tim Pemeriksa Daerah. Sementara itu, hal-hal penting yang belum ada ketentuannya telah dirumuskan dalam rancangan peraturan baru yaitu peraturan tentang kode perilaku Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu.

8.2. RekomendasiMenghadapi Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu Nasional

2019, DKPP sesuai kapasitasnya mengajukan rekomendasi sebagai berikut:1. Penyelenggara Pemilu agar meningkatkan kapasitas

pengetahuan dan keterampilannya, termasuk dalam

Page 204: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i

Laporan Kinerja DKPP 2017190

memahami ketentuan norma kode etik penyelenggara Pemilu;

2. Penyelenggara Pemilu dan Tim Seleksi calon penyelenggara Pemilu agar menaati seluruh ketentuan hukum dan etika yang mengatur tentang mekanisme dan prosedur perekrutan penyelenggara Pemilu.

3. Pimpinan lembaga penyelenggara Pemilu supaya dijabat oleh personil yang memiliki pengalaman yang memadai dalam hal kepemimpinan organisasi dan keterampilan teknis kepemiluan;

4. Masyarakat yang peduli dengan kualitas demokrasi elektoral di Indonesia supaya memberikan perhatian yang lebih serius kepada wilayah-wilayah yang banyak menggelar Pilkada pada tahun 2018 dan memiliki karakteristik masyarakat yang ultra-antusias terhadap pertarungan politik dan persaingan kekuasaan.

Page 205: LAPORAN KINERJA 2017daftar isi kerangka hukum dkpp_____x tugas dan wewenang dkpp_____x profil ketua dan anggota dkpp _____x sambutan ketua dkpp_____x bab i