laporan keterangan pertanggungjawaban … · disampaikan pada rapat paripurna dprd jawa barat hari...
TRANSCRIPT
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
1
NOTA PENGANTAR LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN
GUBERNUR JAWA BARAT
AKHIR TAHUN ANGGARAN 2010
-------------------------------------------------------------
Disampaikan pada Rapat Paripurna DPRD Jawa Barat
Hari : Jum’at
Tanggal : 25 Maret 2011
-------------------------------------------------------------------------
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yth. Saudara Pimpinan DPRD, Para Pimpinan Fraksi-Fraksi serta
Para Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat;
Yth. Para Anggota Forum Pimpinan Daerah Provinsi Jawa Barat;
Yth. Saudara Pimpinan Organisasi Sosial Politik, Ormas, Tokoh
Masyarakat dan Keagamaan serta Insan Pers;
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
2
Hadirin dan Undangan yang Berbahagia,
Pertama-tama saya mengajak undangan sekalian untuk
memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa yang sampai hari ini masih memberikan nikmat sehat, sehingga
kita dapat hadir bersama pada acara penyampaian Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Jawa Barat Akhir
Tahun Anggaran 2010.
Shalawat serta salam, kita sampaikan kepada Rasulullah
SAW, beserta keluarga dan seluruh sahabatnya, yang selalu menjadi
suri teladan dan sumber inspirasi bagi segenap umatnya hingga
akhir jaman.
Setelah berakhirnya pelaksanaan Tahun Anggaran 2010, saya
beserta Saudara Wakil Gubernur kembali berkewajiban untuk
menyampaikan LKPJ Akhir Tahun Anggaran 2010 kehadapan
Pimpinan dan para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
melalui rapat paripurna, guna melaporkan penyelenggaraan
pemerintahan dan hasil kinerja pembangunan yang telah dicapai
selama satu tahun anggaran, sebagaimana diamanatkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat.
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
3
Sebelum dibacakan Nota Pengantar Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran
2010, perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pimpinan dan seluruh anggota DPRD yang telah
menjalankan fungsinya secara optimal dalam mengawasi
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan pada Tahun
Anggaran 2010.
Selain itu, kami menyampaikan apresiasi kepada seluruh
Bupati dan Walikota serta dukungan dari seluruh pemangku
kepentingan pembangunan, yang telah bekerja sama dan
memberikan kontribusi positif dalam rangka pelaksanaan
pembangunan Jawa Barat secara keseluruhan. Ucapan terima kasih
dan apresiasi yang tinggi disampaikan pula kepada Pemerintah yang
telah memberikan dukungan dalam pelaksanaan berbagai kegiatan
pembangunan sektoral di Jawa Barat.
Secara khusus, kami mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada seluruh masyarakat Jawa Barat, yang sampai
saat ini mampu memelihara suasana kondusif untuk berlangsungnya
berbagai proses pembangunan di Jawa Barat.
Rapat Paripurna DPRD yang kami hormati,
Sebagaimana kita maklumi bahwa kinerja penyelenggaraan
pemerintahan yang kami sampaikan setiap akhir tahun anggaran,
pada dasarnya merupakan satu kesatuan dari tahapan dan
implementasi pencapaian agenda pembangunan yang tertuang
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
4
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Tahun 2008-2013.
Dokumen LKPJ merupakan catatan kinerja secara utuh atas
penyelenggaraan kebijakan pembangunan daerah, dalam
pencapaian Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Selanjutnya perkenankan saya menyampaikan Nota
Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat dalam empat bagian materi
pemaparan. Bagian pertama, tentang Arah Kebijakan Umum
Pemerintahan Daerah. Bagian kedua, gambaran pengelolaan
Keuangan Daerah Tahun 2010. Bagian ketiga, mengenai capaian
kinerja berbasis misi dan urusan pembangunan Tahun 2010, serta
bagian keempat, sekilas tentang pelaksanaan kegiatan
pemerintahan berdasarkan Tugas Pembantuan dan
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan yang bersumber dari
dana APBN serta ditangani beberapa OPD Provinsi Jawa Barat.
Hadirin yang Kami Hormati,
Mengawali penyampaian bagian pertama dari Nota Pengantar
LKPJ tentang arah kebijakan umum Pemerintahan Daerah, dapat
saya sampaikan bahwa kerangka perencanaan kinerja
pembangunan daerah, tidak terlepas dari Visi "Tercapainya
Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan
Sejahtera" dan Misi Pembangunan yang tercantum dalam RPJMD
Tahun 2008-2013.
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
5
Pertama, mewujudkan Sumberdaya Manusia Jawa Barat yang
Produktif dan Berdaya Saing; Kedua, Meningkatkan Pembangunan
Ekonomi Regional Berbasis Potensi Lokal; Ketiga, Meningkatkan
Ketersediaan dan Kualitas Infrastruktur Wilayah; Keempat,
Meningkatkan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan untuk
Pembangunan yang Berkelanjutan; serta Misi Kelima, Meningkatkan
Efektifitas Pemerintahan Daerah dan Kualitas Demokrasi.
Dalam rangka pencapaian tahun ketiga pelaksanaan Visi dan
Misi tersebut, telah ditetapkan arah kebijakan umum pembangunan
daerah untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat,
peningkatan pelayananan umum dan peningkatan daya saing
daerah, yang merupakan pencapaian arah kebijakan pembangunan
Tahun 2010 yang dimplementasikan melalui sepuluh Common
Goals, yaitu Peningkatan Kualitas Pendidikan, Peningkatan Kualitas
Kesehatan, Peningkatan Daya Beli Masyarakat, Kemandirian Pangan,
Peningkatan Kinerja Aparatur, Pengembangan Infrastruktur Wilayah,
Pengembangan Energi dan Kecukupan Air Baku, Penanganan
Bencana dan Pengendalian Lingkungan Hidup, Pembangunan
Perdesaan serta Pengembangan Budaya Lokal dan Destinasi Wisata.
Arah kebijakan belanja daerah yang tercantum dalam
Kebijakan Umum APBD Tahun 2010, dilakukan melalui pola
pembelanjaan yang proporsional, efisien dan efektif serta
berorientasi pada pembangunan yang pro growth, pro poor, pro job,
dan pro environment.
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
6
Selain fokus terhadap pembangunan infrastruktur, telah
disepakati pula kebijakan alokasi anggaran 20% untuk pendidikan
dan peningkatan alokasi belanja kesehatan.
Hadirin yang Kami Muliakan,
Selanjutnya, pada bagian kedua dari pemaparan ini akan
disampaikan gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun
Anggaran 2010.
Alokasi APBD Tahun 2010 setelah perubahan adalah sebesar
Rp. 10,23 Trilyun lebih dengan struktur APBD sebagai berikut:
1. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2010 secara
keseluruhan mencapai 115,80% dari target yang telah
ditetapkan, dengan rincian capaian kinerja pendapatan
berdasarkan jenis penerimaan sebagai berikut:
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat direalisasikan sebesar
115,99% dari target yang ditetapkan dengan rincian
Penerimaan Pajak Daerah sebesar 114,80%, Penerimaan dari
Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan sebesar
100,31%, dan Lain-Lain PAD yang Sah sebesar 146,46%;
b. Dana Perimbangan dapat direalisasikan sebesar 115,71%
yang berasal dari penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak dan Bagi
Hasil Bukan Pajak sebesar 133,86%, Dana Alokasi Umum
sebesar 100%, serta Dana Alokasi Khusus sebesar 100%;
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
7
c. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah telah terealisasi,
yaitu sebesar 100,02% dari target yang ditetapkan, dengan
rincian penerimaan dari Pendapatan Hibah sebesar 100%,
serta Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus sebesar
90,17%. Adapun untuk bantuan keuangan dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah lainnya sebesar 101,10% dan Lain-lain
Penerimaan sebesar 110,04%.
2. Belanja Daerah dalam Tahun Anggaran 2010 dialokasikan
sebesar Rp. 10,16 Trilyun lebih dengan realisasi sebesar
Rp. 9,02 Trilyun lebih atau 88,76%. Hal tersebut menunjukkan
bahwa tingkat penyerapan dalam batas proporsi yang baik,
karena realisasi belanja dipengaruhi oleh berbagai hal, baik
faktor internal maupun faktor eksternal. Disamping itu, terdapat
efisiensi penggunaan anggaran dari yang direncanakan, karena
adanya efisiensi hasil pelelangan dengan menggunakan LPSE
(e-procuirement).
Dilihat dari komponennya, realisasi belanja daerah terbagi ke
dalam Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Untuk Belanja
Tidak Langsung alokasi anggarannya sebesar Rp. 7,06 Trilyun
dengan realisasi sebesar Rp. 6,26 Trilyun lebih atau 88,67%.
Selanjutnya untuk Belanja Langsung dengan alokasi sebesar
Rp. 3,09 Trilyun dengan realisasi sebesar Rp. 2,75 Trilyun lebih atau
88,96%.
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
8
Untuk pembiayaan Daerah dalam Tahun Anggaran 2010,
dianggarkan sebesar Rp. 1,74 Trilyun lebih dengan realisasi sebesar
Rp. 1,71 Trilyun lebih atau 98,27% terdiri dari:
1. Penerimaan pembiayaan Daerah yang berasal dari Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Daerah tahun sebelumnya dengan alokasi
sebesar Rp. 1,82 Trilyun lebih, terealisasi sebesar Rp. 1,78
Trilyun lebih atau 98,34%.
2. Pengeluaran pembiayaan Daerah dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 70,25 Milyar lebih, terealisasikan sebesar Rp. 70,17
Milyar lebih atau 99,87%, yang tediri dari:
a. Penyertaan Modal Kepada PT. Jasa Sarana sebesar Rp. 54,75
Milyar dan PT. Tirta Gemah Ripah sebesar Rp. 6,12 Milyar;
b. Pembayaran Pokok Utang kepada Asian Development Bank
(ADB) dan utang kepada pihak ketiga sebesar Rp. 723,57
Juta lebih;
c. Kas BLUD sebesar Rp. 8,57 Milyar lebih.
Demikian gambaran kinerja keuangan Daerah, yang telah
dipergunakan untuk mendukung tugas-tugas operasional dan
intervensi aktivitas pembangunan Daerah, baik yang bersifat
penyediaan infrastruktur ekonomi maupun insentif pendanaan untuk
mendorong aktivitas pembangunan Daerah.
Rapat Paripurna DPRD yang kami hormati,
Selanjutnya akan saya sampaikan bagian ketiga mengenai
capaian kinerja berbasis misi dan urusan pembangunan Tahun
2010.
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
9
Kedudukan Pemerintah Provinsi, memiliki dua fungsi, yakni
sebagai daerah otonom dan sebagai daerah kerja Gubernur selaku
wakil pemerintah pusat.
Pemerintah provinsi sebagai daerah otonom berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, memiliki tanggung
jawab dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat
lintas kabupaten/kota. Sedangkan dalam kedudukan selaku wakil
pemerintah pusat di daerah, sejalan dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2010, pemerintah provinsi berkewajiban mengawal
serta mensinergikan pembangunan daerah di seluruh
kabupaten/kota agar sejalan dengan kebijakan pembangunan
nasional dan provinsi.
Dengan demikian, kinerja pemerintahan provinsi akan saling
terkait dengan keanekaragaman sasaran pembangunan daerah
kabupaten/kota dan terus diupayakan sinergitasnya pada sasaran
integral, yaitu IPM, sebagai indikator utama pembangunan, sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008. Capaian IPM
merupakan capaian kolektif kinerja lintas pemerintahan, yaitu pusat-
provinsi-kabupaten/kota serta dukungan masyarakat dan dunia
usaha.
Berdasarkan angka sangat sementara yang diperoleh dari
BPS Provinsi Jawa Barat, pada Tahun 2010 Angka IPM mencapai
72,08 poin meningkat sebesar 0,44 poin dibandingkan Tahun 2009
sebesar 71,64 poin.
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
10
Pencapaian indikator komposit pada Indeks Pendidikan
mencapai angka 81,67 poin atau meningkat sebesar 0,53 poin dari
Tahun 2009 sebesar 81,14 poin. Sementara itu Indeks Kesehatan
mencapai angka 72,00 poin atau meningkat sebesar 0,33 poin dari
Tahun 2009 sebesar 71,67 poin, sedangkan Indeks Daya Beli
mencapai angka 62,57 poin atau meningkat sebesar 0,47 poin dari
Tahun 2009 sebesar 62,10 poin.
Hal tersebut akan melandasi pemaparan kinerja pemerintah
daerah, diawali dari kinerja pencapaian kondisi sumber daya
manusia Jawa Barat, yang merupakan Misi Pertama pembangunan
daerah, yaitu Mewujudkan Sumberdaya Manusia Jawa Barat
yang Produktif dan Berdaya Saing.
Urusan yang terkait dengan Misi Pertama adalah pendidikan,
perpustakaan, kesehatan, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak, sosial, kepemudaan dan olahraga,
ketenagakerjaan, kebudayaan, serta agama. Hasil pembangunan
pada masing-masing urusan tersebut, digambarkan dengan
indikator yaitu kondisi rata-rata lama sekolah, angka melek huruf,
serta angka kematian bayi dan angka kematian ibu.
Pada Tahun 2010, sasaran pembangunan Misi Pertama
diharapkan dapat berjalan efektif untuk percepatan pencapaian
enam indikator kinerja misi pertama. Sasaran pembangunan
tersebut difokuskan pada pelaksanaan program pembangunan yang
langsung terkait dengan peningkatan rata-rata lama sekolah,
penuntasan buta aksara, penuntasan wajib belajar pendidikan dasar
9 tahun dan rintisan atau inisiasi wajib belajar 12 tahun bagi anak
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
11
usia sekolah, peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan,
peningkatan pelayanan sosial dan penanggulangan korban bencana,
peningkatan kesetaraan gender, peningkatan kualitas dan
perlindungan tenaga kerja, peningkatan kualitas kehidupan
beragama serta pelestarian dan pengembangan nilai-nilai budaya
dan kearifan lokal.
Dalam pencapaian indikator kinerja pembangunan tersebut,
dapat saya sampaikan bahwa telah dilaksanakan upaya-upaya yang
terkoordinasi melalui pelaksanaan program pendidikan non formal
antara lain penyelenggaraan program paket B sebanyak 37.587
orang (12.500 orang dari APBD Provinsi Jawa Barat, 7.876 orang
dari APBN dan 17.211 orang dari inisiatif masyarakat), paket C
sebanyak 51.561 orang (6.990 orang dari APBD Provinsi Jawa Barat,
1.500 orang dari APBN dan 43.071 orang dari inisiatif masyarakat).
Sedangkan upaya lainnya dilakukan melalui penyelenggaraan
taman bacaan masyarakat dan keaksaraan usaha mandiri bagi
5.460 orang yang dibiayai oleh APBD Provinsi dan APBN sebanyak
23.220 orang.
Melalui upaya-upaya tersebut pada tahun 2010 Angka Melek
Huruf (AMH) penduduk Jawa Barat usia 15 tahun ke atas
mengalami peningkatan sebesar 0,02 %, dari 95,98% pada Tahun
2009 menjadi 96,00% pada Tahun 2010.
Kondisi capaian kinerja pendidikan lainnya yang perlu
disampaikan, berkaitan dengan upaya pemerintah daerah untuk
mempercepat keberhasilan program Wajar Dikdas 9 tahun dan
rintisan program Wajar Dikmen 12 tahun, yaitu melalui pemberian
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
12
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Provinsi, bagi seluruh jenjang
pendidikan dasar dan menengah, bantuan pembangunan Ruang
Kelas Baru (RKB) maupun rehabilitasi ruang kelas untuk pendidikan
menengah. Selain itu, diberikan pula dukungan bagi pengembangan
pusat sumber belajar berbasis teknologi informasi dan komunikasi
serta peningkatan laboratorium bahasa untuk Sekolah Menengah
Atas/Sekolah Menengah Kejuruan.
Melalui kebijakan tersebut, telah memberi dampak positif
bagi peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah di Jawa Barat. Berdasarkan data
dari Pusat Statistik Pendidikan, Badan Penelitian dan
Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Tahun
2009/2010, capaian APK SD/MI sebesar 117,18% meningkat dari
tahun sebelumnya sebesar 116,20%. Selanjutnya untuk APK
SMP/MTs mencapai 93,97% atau meningkat dari tahun sebelumnya
sebesar 88,90%. Sedangkan pada jenjang SMA/SMK/MA APK
sebesar 57,50% meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 51,83%.
Kenaikan APK pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dipengaruhi oleh intervensi APBD Provinsi Jawa Barat melalui
kegiatan peningkatan aksesibilitas melalui pembangunan Ruang
Kelas Baru (RKB), dan meningkatkan keterjangkauan pelayanan
pendidikan melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Provinsi,
beasiswa bagi masyarakat tidak mampu, penyediaan buku pelajaran
gratis untuk semua siswa, bantuan dana untuk penyelenggaraan
SMP Terbuka dan penyelenggaraan pendidikan kesetaraan (Paket
A,B,C).
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
13
Kinerja pembangunan SDM Jawa Barat lainnya yang sangat
terkait kesehatan masyarakat, yaitu berkenaan dengan kualitas
kesehatan masyarakat. Keberhasilan kinerja kesehatan dapat
ditunjukkan dengan diterimanya penghargaan Ksatria Bhakti Husada
dari Kementerian Kesehatan RI tanggal 11 November 2010 dalam
rangka Hari Kesehatan Nasional di Jakarta.
Berdasarkan data dari BPS Provinsi Jawa Barat yang telah
melaksanakan survey kepada masyarakat, Angka Kematian Bayi
(AKB) Tahun 2008 sebesar 38,51 per 1.000 Kelahiran Hidup, dan
Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun 2007 sebesar 321,15 per 100.000
Kelahiran Hidup. Sedangkan untuk Tahun 2009 dan Tahun 2010
BPS Provinsi Jawa Barat belum menerbitkan AKB dan AKI.
Sementara itu berdasarkan laporan bulanan program
Kesehatan Ibu dan Anak dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan
data terbatas hanya dari Puskesmas, diperoleh Ratio Kematian
Bayi pada Tahun 2010 sebesar 5,48 per 1.000 Kelahiran Hidup,
mengalami penurunan dibandingkan dengan ratio pada Tahun 2009
sebesar 6,76 per 1.000 Kelahiran Hidup. Sedangkan Ratio Kematian
Ibu pada Tahun 2010 adalah sebesar 89,52 per 100.000 Kelahiran
Hidup, mengalami penurunan dibandingkan dengan Ratio pada
Tahun 2009 sebesar 97,88 per 100.000 Kelahiran Hidup.
Perkembangan pembangunan kesehatan tersebut sebagai
pencerminan dari berbagai upaya terintegrasi antara pendanaan
melalui APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota, seperti
halnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan melalui
penempatan dokter, dan bidan pengganti berdasar kontrak, yang
ditempatkan di desa sulit dijangkau sementara bidan resmi
mengikuti program beasiswa pendidikan D1 ke jenjang D3;
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
14
pemberian tablet besi (Fe) bagi ibu hamil; pelayanan gizi pada
balita; pencegahan, pemberantasan dan pengendalian penyakit
menular dan tidak menular; serta stimulan dana bantuan provinsi ke
kabupaten/kota di bidang kesehatan.
Selanjutnya sejumlah kebijakan untuk layanan kesehatan
antara lain Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, pencegahan dan
penanggulangan gizi buruk, pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin di Jawa Barat, rintisan pengembangan puskesmas mampu
PONED.
Dalam rangka mendorong terciptanya sumberdaya manusia
yang produktif dan berdaya saing, dilakukan pula upaya
peningkatan kualitas kompetensi kerja dan perlindungan terhadap
tenaga kerja. Hal ini ditunjukkan dengan keberhasilan yang diraih
dalam rangka peningkatan kualitas dan perlindungan tenaga kerja
dengan diperolehnya penghargaan Gubernur sebagai Pembina
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Provinsi Terbaik dari
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, sepanjang Tahun
2010.
Dalam rangka memberikan perlindungan terhadap Tenaga
Kerja Indonesia, telah dibentuk Balai Pelayanan TKI Terpadu, yang
ditandai dengan penandatanganan MoU antara Pemerintah Provinsi
Jawa Barat dengan Badan Nasional Penempatan Perlindungan TKI
dan Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia.
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
15
Persentase penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan
merupakan satu alat untuk mengukur tingkat ketimpangan ekonomi
antardaerah. Berdasarkan hasil perhitungan BPS Provinsi Jawa Barat
Tahun 2010, tingkat penduduk miskin mencapai 11,27% terhadap
total penduduk Jawa Barat, menurun sebesar 0,69% bila
dibandingkan dengan Tahun 2009 sebesar 11,96%.
Sementara itu, berkaitan dengan agenda perlindungan
gender sebagai upaya memperbaiki aksesibilitas dan keadilan peran
penduduk Jawa Barat dalam berbagai sendi kehidupan, sejumlah
aktivitas utama telah kita lakukan diantaranya: Kegiatan
Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat Sejahtera,
Kegiatan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga, Kegiatan
Pencegahan, Penanganan, Perlindungan Korban Trafficking,
Kegiatan Pemberdayaan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Perempuan dan Anak, Kegiatan Model Kota/Desa/Kelurahan Layak
Anak, dan Kegiatan Bimbingan Usaha Ekonomi Produktif bagi
Wanita Rawan Sosial Ekonomi.
Kinerja pembangunan lainnya yang perlu disampaikan adalah
perkembangan keolahragaan. Sepanjang Tahun 2010 prestasi olah
raga Jawa Barat yang mengemuka antara lain cabang olah raga
bulutangkis dan dayung dan berhasil mempersembahkan medali
emas pada Asian Games yang lalu. Prestasi tersebut merupakan
hasil pembinaan dan pengembangan keolahragaan daerah, yang
dilakukan pemerintah daerah bersama masyarakat olah raga.
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
16
Beberapa program peningkatan keolahragaan daerah yang
menopang capaian prestasi, antara lain Pengerahan Sarjana
Pendamping Penggerak Pembangunan Olahraga, pembinaan Tim
Inti Jabar untuk POPWILNAS serta pengiriman Tim Atlet Jabar ke
POPWILNAS 2010 di Palembang dan Kontingen Jawa Barat berhasil
menjadi Juara Umum serta terpilih sebagai Tuan Rumah Pekan
Olahraga Nasional (PON) ke XIX Tahun 2016.
Bagian lain dari peningkatan kualitas SDM Jawa Barat, dapat
ditunjukkan dari kualitas kerukunan hidup beragama dan
implementasi nilai nilai budaya dan kearifan lokal.
Pada kerukunan hidup beragama, sepanjang Tahun 2010
secara umum, friksi SARA di Jawa Barat masih dapat dikendalikan.
Kalaupun ada friksi keyakinan terhadap salah satu penganut paham
agama di beberapa wilayah, kita terus melakukan upaya
penyelesaian secara baik, dengan mengutamakan dialog dan solusi
konstitusional.
Dalam kerangka fasilitasi peningkatan pemahaman dan
pengamalan ajaran agama yang makin sehat dan dinamis,
pemerintah daerah terus memberi dukungan pada berbagai
kegiatan keagamaan termasuk pelaksanaan MTQ Tingkat Nasional
di Bengkulu, Jawa Barat berhasil meraih predikat terbaik sebagai
juara umum dengan 17 kategori perlombaan.
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
17
Rapat Paripurna DPRD yang kami hormati,
Selanjutnya saya sampaikan capaian kinerja untuk
perekonomian regional sebagai implementasi pencapaian Misi
Kedua, yaitu Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Regional
Berbasis Potensi Lokal.
Urusan yang terkait dengan Misi Kedua yaitu koperasi dan
usaha mikro, kecil dan menengah; ketenagakerjaan; ketahanan
pangan; penanaman modal; pertanian; pariwisata; perdagangan;
industri; energi dan sumber daya mineral; kelautan dan perikanan;
serta kehutanan. Dengan indikator yang digunakan adalah laju
pertumbuhan ekonomi, daya beli masyarakat, laju pertumbuhan
investasi, serta angka partisipasi angkatan kerja.
Secara umum keberhasilan pembangunan perekonomian
Jawa Barat pada Tahun 2010, ditunjukan dengan adanya
peningkatan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) mencapai 6,09%
atau meningkat 1,8% dibandingkan dengan capaian LPE Tahun
2009 sebesar 4,29%. Angka tersebut telah melebihi asumsi LPE
yang ditetapkan pada Kebijakan Umum APBD Perubahan Tahun
2010 sebesar 5,5 – 6,0%. Kenaikan LPE tersebut sejalan dengan
meningkatnya nilai PDRB atas dasar harga konstan Tahun 2000
sebesar Rp 321,87 Trilyun. Peningkatan tersebut didominasi oleh
pertumbuhan sektor tersier terutama sektor perdagangan, hotel dan
restoran sebesar 11,56%, dengan struktur perekonomiannya
didominasi oleh sektor sekunder terutama sektor industri
pengolahan sebesar 37,73%.
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
18
Berdasarkan perhitungan BPS Provinsi Jawa Barat, Laju
inflasi pada Tahun 2010 mencapai sebesar 6,46%, laju inflasi
tersebut sesuai dengan kisaran asumsi menurut APBD Tahun 2010
yaitu sebesar 6-7%. Sementara laju inflasi nasional Tahun 2010
mencapai angka 6,96%.
Keberhasilan di bidang penanaman modal/investasi,
ditunjukan dengan pencapaian laju pertumbuhan investasi tahun
2010 atas harga berlaku yang mencapai 17,38% dengan nilai
investasi Rp 136,63 Trilyun, atau melebihi target yang ditetapkan,
sebesar 12,43% dan mendapat penghargaan Regional Champion
dari Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Republik
Indonesia (satu provinsi dari 7 provinsi unggulan dengan iklim
investasi terbaik).
Dari aspek pembentukan modal, menunjukkan adanya
peningkatan realisasi Penanaman Modal Asing sebesar Rp. 1,9
Trilyun, yaitu dari Rp. 26,04 Trilyun pada Tahun 2009 menjadi Rp.
27,94 Trilyun pada Tahun 2010. Demikian pula realisasi Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN), mengalami peningkatan sebesar Rp.
14,49 Trilyun, yaitu dari Rp. 4,17 Trilyun pada Tahun 2009 menjadi
Rp. 18,66 Trilyun pada Tahun 2010.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi regional yang didukung
oleh peningkatan nilai investasi, cukup berpengaruh terhadap
kenaikan angka partisipasi angkatan kerja pada Tahun 2010, yaitu
sebesar 62,38%. Dalam rangka perluasan lapangan kerja tersebut,
Program Janji Gubernur tentang penyediaan 1 juta lapangan kerja
yang diagendakan pada periode Tahun 2008-2013, sampai dengan
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
19
tahun 2010 telah terealisasi sebanyak 1.063.302 kesempatan kerja.
Berdasarkan hasil perhitungan BPS Provinsi Jawa Barat jumlah
pengangguran mengalami penurunan sebesar 0,63%, yaitu dari
10,96% pada Tahun 2009 menjadi 10,33% pada Tahun 2010.
Peningkatan kinerja pembangunan ekonomi lainnya,
difokuskan pada peningkatan ketahanan pangan, melalui upaya
peningkatan produksi dan produktivitas bahan pangan pokok,
pengendalian stok/cadangan pangan pokok daerah, pengendalian
distribusi dan harga pangan, peningkatan keanekaragaman
konsumsi serta penanganan keamanan pangan.
Dalam upaya pengendalian stok/cadangan bahan pangan
pokok daerah dan penanganan daerah rawan pangan, telah
dilakukan berbagai upaya penanganan, antara lain Program Desa
Mandiri Pangan di 78 Desa, Pembinaan Usaha Ekonomi Produktif,
serta Kegiatan Fasilitasi Keluarga Sadar Gizi dan Lingkungan Bebas
Rawan Pangan.
Pembangunan di sektor pertanian selama Tahun 2010 telah
menunjukan keberhasilan, yang ditandai dengan peningkatan
produksi beberapa komoditas pokok dibandingkan Tahun 2009.
Produksi padi sebagai bahan pangan masyarakat, Tahun
2010 mengalami peningkatan sebesar 3,67%, yaitu dari 11,32 juta
ton lebih gabah kering giling Tahun 2009 menjadi 11,74 juta ton
lebih gabah kering giling pada Tahun 2010. Demikian pula dengan
palawija, Tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 0,79%, yaitu
dari 3,50 juta ton lebih pada Tahun 2009 menjadi 3,53 juta ton
lebih pada Tahun 2010.
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
20
Untuk produksi protein hewani tahun 2010 menunjukkan
peningkatan, masing-masing mencapai 524.054 ton daging, 173.309
ton telur, 260.201 ton susu, dan 901.783 ton ikan, dibandingkan
pencapaian tahun 2009 produksi daging 498.786 ton atau
meningkat 5,07%, telur 167.633 ton atau meningkat 3,39%, susu
256.440 ton atau meningkat 1,47%, dan ikan 642.935 ton atau
meningkat 40,26%.
Dibidang pembangunan KUMKM selama Tahun 2010, telah
dilaksanakan beberapa kegiatan, meliputi peningkatan peran
koperasi, peran Dekopinwil/Dekopinda, peran Kadinda, peran tokoh
koperasi serta peran KUMKM berprestasi. Disamping itu telah pula
dilakukan peningkatan kapasitas SDM KUMKM sebanyak 1.980
orang, peningkatan akses pembiayaan KUMKM, peningkatan
teknologi bagi KUMKM serta pengembangan produk KUMKM
khususnya menyangkup merk dan pelabelan halal.
Dalam bidang kehutanan, telah dilakukan upaya peningkatan
pendapatan masyarakat desa sekitar hutan melalui peningkatan
pelaksanaan pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM),
intensifikasi tumpangsari dan pemanfaatan lahan bawah tegakan
(PLBTH). Adapun hasil hutan bukan kayu (HHBK) yaitu padi ladang,
umbi-umbian, rumput gajah, lebah madu, dan jamur kayu.
Di bidang perindustrian, pada Tahun 2010 telah tercatat
jumlah unit usaha industri di Jawa Barat baik Industri Kecil dan
Menengah serta Industri Besar sebanyak 202.887 buah. Adapun
dalam rangka mendorong tumbuh kembangnya sektor perindustrian
selama Tahun 2010 telah dilakukan upaya-upaya penumbuhan dan
pengembangan terhadap: industri kreatif, kelompok industri logam
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
21
mesin, tekstil dan telematika, serta industri pengolahan makanan
dan minuman. Seluruh upaya pengembangan tersebut ditekankan
kepada aspek manajemen produksi dan daya saing produk, serta
pembinaan terhadap Hak Kekayaan Intelektual.
Di bidang perdagangan, telah dilakukan upaya perlindungan
terhadap keberadaan pasar tradisional melalui Program GEMPITA
(Gerakan Pengembangan dan Perlindungan Pasar Tradisional),
dengan sasaran kegiatan meliputi upaya renovasi beberapa pasar
tradisional di kabupaten/kota pembinaan manajemen terhadap
pelaku dan pengelola pasar tradisional.
Di bidang Pariwisata Tahun 2010 telah dilakukan beberapa
agenda kegiatan tahunan pariwisata Jawa Barat, seperti:
penyelenggaraan West Java Adventure Road 2010, Kite Festival dan
pemilihan Mojang-Jajaka. Selain itu, dilakukan pula beberapa
kegiatan pengembangan objek wisata baru, antara lain:
pengembangan Pantai Cimaja Sukabumi, penataan Curug Malela
dan Goa Pawon. Untuk promosi pariwisata Jawa Barat di Luar
Negeri telah dilakukan beberapa kegiatan di Negara Malaysia,
Singapura dan China. Sedangkan dalam rangka upaya citra
pariwisata serta peningkatan informasi budaya Jawa Barat, terus
dilakukan melalui fungsi dan peran Anjungan Jawa Barat di Taman
Mini Indonesia Indah (TMII). Adapun untuk pengembangan SDM
Pariwisata telah dilakukan pembinaan terhadap pengelola hotel dan
restoran serta pramuwisata.
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
22
Mengenai produk legislasi Tahun 2010 yang terkait dengan
misi kedua, antara lain: Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2010
tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pengendalian
Produksi dan Peredaran Garam; serta Peraturan Daerah Nomor 30
Tahun 2010 Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 14
Tahun 2006 tentang PD. BPR/PD. PK; Peraturan Daerah Nomor 31
Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 2
Tahun 1999 tentang PD. Agribisnis dan Pertambangan DT.I Provinsi
Jawa Barat; Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2010 tentang
Perubahan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1999 tentang
Perusahaan Daerah Jasa dan Kepariwisataan DT.I Provinsi Jawa
Barat, Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010 tentang
Pemberdayaan dan Pengembangan Koperasi dan UMKM.
Dari berbagai kegiatan pembangunan sektor perekonomian
pada Tahun 2010, sejumlah penghargaan telah kita terima, antara
lain:
Di bidang Kelautan dan Perikanan, sebagai Juara umum
Penghargaan Adi Bhakti Mina Bahari Tingkat Nasional dari
Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta mendapat penghargaan
di bidang Perikanan Budidaya, untuk Kelompok Pembudidaya Ikan
Pandawa dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Di bidang Agribisnis juga telah mendapat penghargaan bagi
aparat, petugas, kelompok tani dan kelompok masyarakat atas
keberhasilan dalam pengembangan agribisnis tanaman pangan,
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
23
peternakan dan perkebunan, disamping itu juga diperoleh
penghargaan kepada pelaku usaha pengolahan hasil pertanian
dalam mendukung agribisnis peternakan, serta penghargaan kepada
eksportir hasil pertanian dalam mendukung agribisnis peternakan.
Selanjutnya pada bidang Ketahanan Pangan mendapat
Penghargaan atas keberhasilan dalam Peningkatan Produksi Beras
Nasional dalam mendukung ketahanan pangan,
penghargaan kepada aparat dan kelompok masyarakat atas
prakarsa dan keberhasilan dalam pembangunan ketahanan pangan,
serta penghargaan kepada produsen/penangkar benih atas
keberhasilan dalam mendukung ketahanan pangan.
Demikian pula penghargaan di bidang Perindustrian,
Perdagangan dan KUMKM, Pemerintah Provinsi Jawa Barat
mendapat penghargaan Upakarti dalam upaya Program
Pengembangan IKM Jawa Barat, untuk empat perusahaan (jasa
pengabdian, jasa kepeloporan, jasa kepedulian, dan IKM Modern).
Disamping itu telah diperoleh pula penghargaan dalam hal desain
terbaik untuk lima perusahaan (alat musik, kerajinan, fashion dan
accessories, serta furniture), penghargaan bagi UKM dalam rangka
“Pangan Award” untuk kategori diversifikasi produk, kreasi kemasan
menarik, inovasi produk dan bahan baku, serta penghargaan
PRIMANIYARTA dalam upaya Program Pengembangan dan
Peningkatan Ekspor Jawa Barat, untuk eksportir berkinerja,
pembangunan merk global dan ekonomi kreatif.
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
24
Rapat Paripurna DPRD yang kami hormati,
Perkembangan kondisi Infrastruktur Wilayah, sebagai
Misi Ketiga, yaitu Meningkatkan Ketersediaan dan Kualitas
Infrastruktur Wilayah. Urusan yang terkait dengan Misi Ketiga
adalah pekerjaan umum, perhubungan, perumahan, energi dan
sumber daya mineral, serta lingkungan hidup. Indikator yang
digunakan yaitu tingkat kemantapan jalan, intensitas tanam padi
yang ditopang kondisi jaringan irigasi, rasio elektrifikasi, cakupan
pelayanan air bersih, air limbah dan persampahan (perkotaan).
Pelaksanaan pembangunan infrastruktur wilayah Tahun 2010
telah mendapat prioritas pendanaan untuk peningkatan kemantapan
jalan dari 89,51% Tahun 2009 menjadi 92,08% Tahun 2010,
terhadap total jaringan jalan provinsi sepanjang 2.199,18 km.
Dalam melaksanakan urusan wajib Pemerintah Provinsi telah
mendapatkan penghargaan Peringkat II pada bidang Pekerjaan
Umum Sub Bidang Bina Marga tingkat nasional sebagaimana
tercantum dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Tahun 2010
Nomor 566/KPTS/M/2010 tentang Penerimaan Penghargaan
Pekerjaan Umum Tahun 2010.
Dalam rangka mewujudkan pembangunan Jalan Tol di Jawa
Barat, pada Tahun 2010 telah ditandatangani Nota Kesepahaman
(MoU) antara Kementerian Pekerjaan Umum dengan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat tentang pendanaan pengadaan lahan yang
melibatkan peran BUMD, yang meliputi Jalan Tol Dalam Kota
Bandung (Bandung Intra Urban Toll Road) dan tol SOROJA
(Soreang-Pasirkoja), serta jalan tol CISUMDAWU menghubungkan
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
25
Cileunyi-Sumedang-Dawuan untuk memudahkan akses menuju
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
Selanjutnya dapat disampaikan mengenai perkembangan
rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB)
Kertajati. Sampai Tahun 2010 telah dibebaskan lahan seluas 459,7
ha dan pada Tahun 2011 diharapkan telah dapat dimulai proses
persiapan pembangunan melalui mekanisme Public Private
Partnership.
Sementara itu untuk pengelolaan jaringan irigasi dalam
rangka peningkatan intensitas tanam padi, telah terjadi perbaikan
kondisi jaringan irigasi dari kondisi baik 60,76% pada Tahun 2009
menjadi 61,72% pada Tahun 2010 serta penurunan kerusakan
jaringan irigasi, yaitu untuk yang kondisi rusak ringan dari 25,56%
pada Tahun 2009 menjadi 24,82% pada Tahun 2010 dan kondisi
rusak berat dari 13,69% menjadi 13,46% pada Tahun 2010.
Dengan terjadinya perbaikan kondisi jaringan irigasi tersebut
berdampak terhadap peningkatan intensitas tanam padi dari 194%
pada Tahun 2009 menjadi 196% pada Tahun 2010.
Dapat kami sampaikan pula untuk perkembangan
pembangunan Waduk Jatigede sebagai sumber air baku untuk
wilayah Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten
Majalengka, pada Tahun 2010, pembangunan konstruksi waduk
sudah mencapai 37% dan sampai saat ini masih dilakukan proses
pembebasan lahan untuk menampung relokasi penduduk.
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
26
Selanjutnya dapat disampaikan bahwa Program Jabar Caang
2010 telah terealisasi desa berlistrik sebesar 100%, dan tercapainya
target rasio elektrifikasi rumah tangga sebesar 69,89%, melebihi
target midterm RPJMD sebesar 67-69%. Upaya ini dilakukan melalui
perluasan jaringan listrik PLN dan pengembangan energi alternatif.
Di bidang perumahan dan permukiman, capaian prosentase
cakupan pelayanan persampahan meningkat dari 54% menjadi
sebesar 56%. Capaian kinerja cakupan pelayanan persampahan
ditentukan oleh kapasitas lembaga pengelola persampahan di
tingkat kabupaten/kota, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Adapun kewenangan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu pengelolaan sampah lintas
kabupaten/kota, dalam hal ini penyediaan Tempat Pemrosesan dan
Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS) Regional. Sampai Tahun 2010,
TPPAS Regional yang telah berfungsi yaitu TPA Sarimukti dan untuk
kedepannya akan dibangun dua TPPAS Regional yaitu TPPAS
Legoknangka di Kabupaten Bandung dan TPPAS Nambo di
Kabupaten Bogor.
Sementara itu, pelayanan penyediaan air minum di Jawa
Barat Tahun 2010 telah memperlihatkan peningkatan kinerja
cakupan pelayanan Air Minum perkotaan dari 30% pada Tahun
2009 menjadi 35,05% pada Tahun 2010, serta cakupan pelayanan
Air Minum perdesaan sebesar 18% pada Tahun 2009 menjadi
22,78% pada Tahun 2010. Sedangkan cakupan pelayanan
pengelolaan limbah cair domestik di Jawa Barat Tahun 2010 masih
dapat dipertahankan sebesar 52 % yang meliputi system on site
(pribadi) dan off site (di luar rumah/kolektif).
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
27
Terkait dengan produk legislasi untuk misi ketiga yang
ditetapkan pada Tahun 2010, antara lain: Peraturan Daerah Nomor
14 Tahun 2010 Tentang Program/Kegiatan Pembangunan
Infrastruktur dan Bangunan Gedung yang didanai melalui
Pembiayaan Pembangunan Tahun Jamak; dan Peraturan Daerah
Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pembangunan dan Pengembangan
Bandar Udara Internasional Jawa Barat dan Kertajati Aerocity.
Rapat Paripurna DPRD yang kami hormati,
Selanjutnya saya akan sampaikan kinerja pembangunan yang
terkait dengan aspek lingkungan yang merupakan kinerja Misi
Keempat, yaitu Peningkatan Daya Dukung dan Daya Tampung
Lingkungan Untuk Pembangunan yang Berkelanjutan,
Urusan yang terkait dengan Misi Keempat yaitu kependudukan dan catatan sipil, keluarga berencana dan keluarga
sejahtera, penataan ruang, lingkungan hidup, energi dan
sumberdaya mineral, kehutanan, serta transmigrasi. Indikator yang
digunakan adalah laju pertumbuhan penduduk, tingkat status mutu
sungai utama dan waduk besar, jumlah hari dengan kualitas udara
perkotaan kategori baik; capaian luas kawasan lindung, dan jumlah
penerapan energi alternatif.
Sementara itu untuk mewujudkan keseimbangan lingkungan
dan keberlanjutan pembangunan, dilaksanakan pengendalian
pertumbuhan dan persebaran jumlah penduduk, mengurangi tingkat
pencemaran dan kerusakan lingkungan, peningkatan fungsi
kawasan lindung Jawa Barat, penataan ruang yang berkelanjutan,
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
28
serta peningkatan ketersediaan energi alternatif yang ramah
lingkungan.
Berdasarkan hasil sensus penduduk Tahun 2010, jumlah
penduduk Jawa Barat mencapai 43.021.826 jiwa menurut data yang
dikeluarkan BPS Provinsi Jawa Barat dengan Laju Pertumbuhan
Penduduk dalam kurun waktu 10 tahun (Tahun 2000-2010)
mencapai 1,89% dengan kepadatan penduduk Jawa Barat sebesar
1.159 orang per km2.
Dalam rangka mengurangi tingkat kerusakan lingkungan,
telah dilakukan beberapa upaya pengelolaan Daerah Aliran Sungai
(DAS) melalui penyusunan rencana pengelolaan DAS terpadu,
perbaikan fungsi waduk serta rehabilitasi hutan dan lahan kritis.
Perlu disampaikan bahwa kondisi kualitas air pada 7 DAS
utama di Jawa Barat, yaitu Citarum, Cimanuk, Cisadane, Kali Bekasi,
Ciliwung, Citanduy, dan Cilamaya berstatus mutu D atau cemar
berat. Provinsi Jawa Barat telah melakukan inisiatif melalui
peningkatan kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan
pembangunan dalam upaya mengintegrasikan dan mensinergikan
berbagai kegiatan, baik yang bersumber dari APBD Provinsi, APBN,
APBD Kabupaten/Kota, Bantuan Luar Negeri maupun masyarakat.
Kegiatan-kegiatan tersebut, dilaksanakan dalam upaya mengurangi
pencemaran air oleh industri dan sampah domestik, rehabilitasi dan
konservasi keanekaragaman hayati, serta pemberdayaan
masyarakat pada DAS prioritas.
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
29
Selain permasalahan air, polusi atau pencemaran udara
merupakan potensi permasalahan lingkungan di Jawa Barat. Salah
satu sumber polusi udara terbesar adalah kendaraan bermotor.
Untuk mengurangi pencemaran udara telah dilakukan pengujian
emisi kendaraan bermotor yang hasilnya masih cukup baik.
Berdasarkan pemantauan kualitas udara yang dilakukan di lima
kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang,
Kota Cirebon, Kota Sukabumi, dan Kota Banjar menunjukkan jumlah
hari dengan kualitas udara perkotaan dengan kategori baik pada
Tahun 2010 mencapai 51 hari baik per tahun.
Dalam rangka peningkatan fungsi kawasan lindung Jawa
Barat, telah dilakukan beberapa upaya melalui peningkatan luasan
dan fungsi kawasan lindung, pemantapan fungsi tata air kawasan
lindung, serta rehabilitasi lahan kritis. Peningkatan luasan dan fungsi
kawasan lindung, antara lain telah dilakukan melalui perluasan dan
peningkatan pengelolaan Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H.
Juanda, serta pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan di Daerah
Tangkapan Air (DTA) Waduk Jatigede, pemantapan kawasan hutan
dilakukan melalui fasilitasi pengukuhan kawasan hutan, sedangkan
upaya yang dilakukan dalam penanganan lahan kritis dilaksanakan
melalui Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis (GRLK) seluas 16.000 Ha
dan kegiatan rehabilitasi hutan mangrove dengan pola insentif
seluas 200 Ha.
Sampai Tahun 2010, sisa lahan kritis di lahan milik
masyarakat yang belum tertangani sekitar 117.201 Ha dari total
402.528 Ha, atau telah tertangani sebesar 71%. Didalam
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
30
penanganan lahan kritis ini juga partisipasi masyarakat dan dunia
usaha terus didorong, hasilnya menunjukan bahwa partisipasi
masyarakat dan dunia usaha terus meningkat secara signifikan. Hal
tersebut ditunjukan dengan gerakan penanaman 1 milyar pohon
yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia di kawasan
waduk Jatiluhur pada tanggal 28 November 2010. Dalam gerakan
tersebut, mulai 1 Februari 2010 sampai dengan 31 Januari 2011,
masyarakat dan dunia usaha di Provinsi Jawa Barat berpartisipasi
dengan menanam sekitar 45 juta pohon, diluar yang
direncanakan/diprogramkan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah kabupaten/kota.
Perlu disampaikan pula, capaian kawasan lindung sampai
dengan Tahun 2010 adalah sebesar 35,2 %. Kondisi ini telah
melebihi target yang telah ditetapkan dalam RPJMD yaitu sebesar
34-35% pada Tahun 2013.
Selanjutnya, dalam konteks pengendalian pencemaran dan
perusakan lingkungan, telah dilakukan dengan mengurangi beban
emisi kendaraan bermotor dan industri, pengawasan pemanfaatan
Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) serta pembuangan limbah B3,
disamping itu bagi industri telah diterapkan sistem manajemen
lingkungan, ekolabel, produksi bersih dan teknologi berwawasan
lingkungan.
Sebagai upaya perwujudan penyelenggaraan penataan ruang
yang berkelanjutan, telah ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029, yang bertujuan
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
31
untuk mewujudkan Tata Ruang Wilayah yang efisien, berkelanjutan,
dan berdaya saing menuju Provinsi Jawa Barat Termaju di
Indonesia.
Beberapa ketentuan lain yang terkait dengan upaya penataan
ruang/lingkungan di Jawa Barat yang diterbitkan pada Tahun 2010
adalah: Peraturan Daerah Nomor 28 Tahun 2010 tentang
Pengembangan Wilayah Jawa Barat bagian Selatan Tahun 2010-
2029; dan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan Sampah di Jawa Barat.
Untuk sektor energi dan sumberdaya mineral, telah dilakukan
pengembangan energi alternatif melalui pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di 3 (tiga) kabupaten, dan
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di 3 (tiga)
kabupaten sebanyak 868 unit, serta pengembangan energi baru
terbarukan lainnya yaitu biogas dan biokerosin dalam skema
pengembangan Desa Mandiri Energi.
Selain itu, dalam pengembangan energi panas bumi, secara
terus menerus berusaha mendorong peningkatan kapasitas
pembangkit energi panas bumi menjadi 1.073 MW atau terbesar di
Indonesia. Kemudian telah diselesaikan 3 (tiga) Izin Usaha
Pertambangan di Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Tangkuban
Perahu, WKP Tampomas dan WKP Cisolok-Cisukarame,
yang diharapkan semakin memperkokoh rencana Jawa Barat
sebagai Pusat Keunggulan (center of excellence) panas bumi di
Indonesia.
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
32
Rapat Paripurna DPRD yang kami hormati,
Selanjutnya kami sampaikan capaian kinerja terkait dengan
Misi Kelima, yaitu Meningkatkan Efektivitas Pemerintahan
Daerah dan Kualitas Demokrasi, meliputi urusan perencanaan
pembangunan; komunikasi dan informatika; pertanahan; otonomi
daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,
perangkat daerah, kepegawaian dan persandian; statistik;
kearsipan; pemberdayaan masyarakat desa; serta kesatuan bangsa
dan politik dalam negeri. Indikator yang digunakan adalah skala
kepuasan masyarakat, skala komunikasi, jumlah angka kriminalitas,
jumlah kasus korupsi, dan tingkat partisipasi pemilih.
Dalam penyelenggaraan misi tersebut, dapat digambarkan
dengan capaian keberhasilan kinerja bidang pemerintahan yang
meliputi peningkatan kinerja aparatur, pembentukan regulasi
daerah, perbaikan tata kelola pemerintahan daerah, peningkatan
komunikasi organisasi dan pemberdayaan pemerintahan desa.
Pada Tahun 2010 sebanyak 34 Rancangan Peraturan Daerah
sudah mendapatkan persetujuan bersama dengan DPRD untuk
ditetapkan menjadi Perda. Dari sejumlah raperda tersebut telah
ditetapkan sebanyak 31 Peraturan Daerah pada Tahun 2010,
sedangkan 1 Rancangan Peraturan Daerah ditetapkan sebagai
Peraturan Daerah pada tahun 2011 dan 2 Rancangan Peraturan
Daerah lagi sedang dievaluasi oleh Kementerian Dalam Negeri.
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
33
Disamping produk legislasi berupa peraturan daerah, pada
Tahun 2010 telah ditetapkan sebanyak 85 Peraturan Gubernur dan
1.817 Keputusan Gubernur.
Dari 31 Peraturan Daerah yang telah ditetapkan pada tahun
2010 adalah terkait dengan ketentuan untuk Misi Pertama sebanyak
1 Perda, untuk Misi Kedua sebanyak 10 Perda, untuk Misi Ketiga
sebanyak 2 Perda, untuk Misi Keempat sebanyak 3 Perda, serta
untuk Misi Kelima sebanyak 15 Perda.
Adapun untuk Peraturan Daerah yang terkait dengan
ketentuan Misi Kelima dan bersifat monumental diantaranya:
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang penyelenggaraan
penanggulangan bencana, Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010
tentang penyelenggaraan pelayanan publik, Peraturan Daerah
Nomor 7 Tahun 2010 tentang penyelenggaraan pelayanan perijinan
terpadu, dan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2010 Tentang
Penyelenggaraan Kesehatan, serta Peraturan Daerah Nomor 24 dan
25 Tahun 2010 tentang Perubahan RPJPD 2005-2025 dan RPJMD
2008-2013, serta Peraturan Daerah Nomor 26 Tahun 2010 tentang
Hari Jadi Provinsi Jawa Barat.
Untuk berbagai keberhasilan penyusunan Peraturan Daerah
di atas saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada pihak
legislatif, semoga Peraturan Daerah yang telah ditetapkan dapat
meningkatkan kualitas layanan Pemerintahan Daerah dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat.
Dalam rangka fasilitasi Daerah Otonom Baru (DOB) di Jawa
Barat Tahun 2010, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah memproses
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
34
pembentukan 3 (tiga) Calon DOB. Adapun dari ketiga Calon DOB
tersebut, untuk Kabupaten Pangandaran dan Kabupaten Sukabumi
Utara telah sampai kepada tahap penyampaian kelengkapan
administrasi ke Kementerian Dalam Negeri, sedangkan untuk
Kabupaten Garut Selatan hingga akhir Tahun 2010 baru sampai
pada tahap pengusulan pembahasan oleh DPRD Provinsi Jawa
Barat.
Dalam rangka perwujudan pemerintahan yang bersih secara
bertahap, saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya
kepada Pimpinan dan para anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, yang
telah mendorong jajaran pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk
membentuk Tim Tindaklanjut LHP BPK dan telah melakukan upaya
tindaklanjut hingga mencapai 100%. Sehingga pada pertemuan
Inspektorat seluruh Indonesia, Jawa Barat mendapat penilaian
sebagai provinsi yang pertama kali membentuk tim tersebut.
Menyikapi kebutuhan akuntabilitas pelaksanaan
pemerintahan serta untuk merespon harapan masyarakat terhadap
sosok birokrasi yang bermutu dan akuntabel, maka telah ditetapkan
Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD-PK) Provinsi
Jawa Barat Tahun 2010-2013 melalui Peraturan Gubernur Nomor 76
Tahun 2010 dengan pilihan ruang lingkup, yaitu:
Peningkatan Pelayanan Publik, Harmonisasi Peraturan perundang-
undangan dalam rangka mendukung program pemberantasan
korupsi, serta penyelamatan barang milik daerah baik yang dikelola
oleh OPD maupun BUMD. Berkaitan hal tersebut, Pemerintah
Provinsi Jawa Barat mendapat penghargaan dari Komisi
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
35
Pemberantasan Korupsi (KPK) RI sebagai satu provinsi terbaik
dalam hal integritas pelayanan publik.
Dalam upaya peningkatan kinerja dan profesionalitas
aparatur dalam pengelolaan barang daerah, telah dibangun dan
dimplementasikan sistem informasi manajemen pengelolaan barang
daerah berbasis web yaitu Aplikasi Teknologi Informasi Siklus
Barang Daerah, yang dapat diakses oleh semua OPD di Provinsi
Jawa Barat.
Sementara itu, untuk Tahun 2010, melalui Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi Jawa Barat telah
memfasilitasi lelang sebanyak 1.562 paket, dengan aplikasi Sistem
Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dengan efisiensi anggaran
yang diperoleh sebesar 13,60% dari pagu yang disediakan.
LPSE Jawa Barat telah terpilih oleh Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sebagai LPSE terbaik se-
Indonesia Tahun 2010.
Dalam rangka peningkatan layanan internal manajemen
pemerintahan daerah dalam hal skala komunikasi organisasi, kami
terus memperbaiki jaringan komunikasi data Pemerintah, didukung
oleh penyediaan aplikasi penunjang paperless office lintas OPD,
pelaksanaan komunikasi melalui video conference baik internal OPD
maupun dengan jejaring seluruh BKPP dan penerapan Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) serta tersedianya
akses internet bergerak melalui Mobile Community Access Point dan
Hot Spot di area publik.
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
36
Dalam rangka Jabar Cyber Province, pada Tahun 2010 telah
dilaksanakan satu contoh simpul Cyber, yaitu melalui deklarasi
Baros Information Technology Center Cimahi yang memfasilitasi
berbagai inisiatif berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Selanjutnya, telah terkendalinya kondisi ketentraman
masyarakat dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah yang
berlangsung di Kabupaten Indramayu, Kabupaten Sukabumi,
Kabupaten Bandung, Kabupaten Karawang, dan Kota Depok. Angka
partisipasi pemilih di Kabupaten Sukabumi mencapai 63,20%,
Kabupaten Bandung mencapai 64,99%, Kabupaten Indramayu
64,38%, Kabupaten Karawang 39,22% dan Kota Depok 54,28%.
Berkenaan dengan penyelenggaraan pemerintahan telah
dilaksanakan Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Provinsi
Seluruh Indonesia (APPSI), yang menghasilkan rumusan penegasan
terhadap: pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010
tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta
Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di
Wilayah Provinsi; pengembangan potensi ekonomi daerah;
pengembangan sektor usaha kecil dan menengah; serta
peningkatan investasi di daerah.
Terkait dengan peningkatan efektivitas kinerja pemerintahan
desa, khususnya dalam upaya peningkatan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan dilaksanakan melalui Program Desa Mandiri.
Program tersebut dititikberatkan pada sasaran perbaikan
infrastruktur desa dan pengembangan usaha ekonomi produktif.
Untuk Tahun 2010 Program Desa Mandiri telah diimplementasikan
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
37
sebagai perintis, pada 100 Desa terpilih di Jawa Barat dan akan
dikembangkan serta dioptimalkan pada tahun mendatang.
Rapat Paripurna DPRD yang kami hormati,
Berikut ini saya sampaikan bagian keempat sebagai bagian
akhir paparan Nota Pengantar LKPJ. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan, dalam Tahun 2010 telah dilaksanakan berbagai
kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang bersumber dari
berbagai Kementerian. Dana Tugas Pembantuan, untuk Tahun
Anggaran 2010 telah dialokasi dana sebesar Rp. 337,79 Milyar lebih
yang dialokasikan pada sembilan organisasi perangkat daerah,
dengan realisasi keuangan mencapai 92,41% dengan realisasi fisik
sebesar 96,66%.
Secara khusus, saya laporkan mulai Tahun 2010, telah
diupayakan secara institusional untuk dapat meningkatkan
sinergitas program Corporate Social Responsibility (CSR), Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang dilaksanakan oleh
Mitra Dunia Usaha dengan program Pembangunan Jawa Barat.
Upaya sinergitas CSR dan PKBL dilaksanakan melalui tema CSR,
yaitu : Jabar Maju Bersama ”Mitra”. Adapun fokus bidang CSR dan
PKBL terpilih adalah CSR untuk misi kemanusiaan dan lingkungan
(CSR for Humanity and Environment).
Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010
38
Rapat Paripurna DPRD yang kami hormati,
Demikian, kiranya nota pengantar ini, dapat menjadi intisari
gambaran kinerja pemerintahan Provinsi Jawa Barat dalam berbagai
aspek pembangunan daerah, termasuk respon terhadap Program
Prioritas Nasional Tahun 2010, sebagai bahan untuk pembahasan
bersama mengenai LKPJ Akhir Tahun Anggaran 2010.
Sebelum saya akhiri penyampaian nota pengantar ini, secara
khusus, saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan
kepada seluruh pimpinan dan staf OPD yang telah mendapat
penghargaan atau anugerah dari Pemerintah.
Sekian dan terima kasih atas segala perhatiannya.
Billahi Taufik Wal Hidayah.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
GUBERNUR JAWA BARAT,
AHMAD HERYAWAN