laporan keterangan pertanggungjawaban · pdf file•angka kemiskinan juga alhamdulilliah...

25
NOTA PENGANTAR LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN BUPATI SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2010 Disampaikan pada rapat Paripurna DPRD Kabupaten Sumedang, Maret 2011 Bismillahhirrahmannirrahim. Assalamu’alaikum Wr. Wb. Sampurasun. Yth. Saudara pimpinan dan para anggota DPRD Kabupaten Sumedang; Yth. Unsur Pimpinan Daerah Kabupaten Sumedang serta Ketua Pengadilan Negeri Sumedang; Para Ulama, Budayawan, dan Sesepuh Sumedang, Pimpinan organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan, LSM, insan pers serta warga masyarakat Sumedang yang saya cintai dan saya banggakan. Hadirin undangan yang berbahagia, Sebagai insan yang percaya bahwa segala sesuatu dapat terjadi hanya atas berkat kudrat, irodat dan kehendak-Nya, sepatutnya kita senantiasa memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga tanpa terasa pada hari ini kembali saya menyampaikan sambutan pengantar laporan pertanggungjawaban Kepala Daerah tahun 2010 di hadapan Rapat Paripurna DPRD. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah ke haribaan Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya serta umatnya, seraya bermunajat semoga kita semua termasuk ke dalam golongan pengikutnya yang senantiasa patuh dan taat melaksanakan risalahnya. Page 1

Upload: doanliem

Post on 18-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

NOTA PENGANTAR

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABANBUPATI SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2010

Disampaikan pada rapat Paripurna DPRD KabupatenSumedang, Maret 2011

Bismillahhirrahmannirrahim.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sampurasun.

Yth. Saudara pimpinan dan para anggota DPRD Kabupaten Sumedang;

Yth. Unsur Pimpinan Daerah Kabupaten Sumedang serta Ketua Pengadilan Negeri

Sumedang;

Para Ulama, Budayawan, dan Sesepuh Sumedang, Pimpinan organisasi sosial politik,

organisasi kemasyarakatan, LSM, insan pers serta warga masyarakat Sumedang yang

saya cintai dan saya banggakan.

Hadirin undangan yang berbahagia,

Sebagai insan yang percaya bahwa segala sesuatu dapat terjadi hanya atas

berkat kudrat, irodat dan kehendak-Nya, sepatutnya kita senantiasa memanjatkan puji

dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,

sehingga tanpa terasa pada hari ini kembali saya menyampaikan sambutan pengantar

laporan pertanggungjawaban Kepala Daerah tahun 2010 di hadapan Rapat Paripurna

DPRD.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurah ke haribaan Nabi Besar

Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya serta umatnya, seraya bermunajat

semoga kita semua termasuk ke dalam golongan pengikutnya yang senantiasa patuh

dan taat melaksanakan risalahnya.

Page 1

Page 2: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

Syukur alhamdulilliah dalam kebersamaan dan kebersahajaan, dibalut dengan

nilai filosofis Sumedang Puseur Budaya Sunda ”Insul Medal, Insun Madangan” , saat ini

kita telah melewati tahun 2010 yang merupakan tahun kedua dari RPJMD Kabupaten

Sumedang tahun 2009-2013. “nete taraje, nincak hambalan” , menuju gerbang

peningkatan kualitas pelayanan dan kesejahteran masyarakat.

Dalam skenario pembangunan jangka menengah daerah, tahun kedua ini

merupakan fase penumbuhan yaitu sebuah fase dimana berbagai benih-benih

pembangunan derah yang telah kita semai bersama pada tahun sebelumnya melalui

fase konsolidasi, dapat hidup dan bertumbuh dengan baik di bumi Sumedang yang

sama-sama kita cintai ini atau dengan perspektif budaya sunda kita memaknainya

sebagai “bali geusan ngajadi”.

Pada fase penumbuhan ini banyak hal yang sudah kita capai bersama, terutama

pada aspek ekonomi makro daerah untuk capaian tahun 2009 yang dihitung pada tahun

2010 oleh badan pusat statistik (BPS), antara lain sebagai berikut :

• Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sumedang atau jumlah

nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi, berdasarkan harga

berlaku mencapai Rp. 11,19 triliun atau meningkat 8,61 % dari tahun

sebelumnya sebesar Rp. 10,30 triliun;

• Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Sumedang juga menunjukan

trend positif, yaitu mencapai 4,76 % atau mengalami peningkatan sebesar 0,18

poin dari tahun sebelumnya sebesar 4,58 %. LPE Kabupaten Sumedang

tersebut berada diatas rata-rata LPE Provinsi Jawa Barat yang baru mencapai

4,29 %;

• Sementara laju inflasi PDRB mengalami pelambatan menjadi sebesar 3,68 %

atau menurun drastis sebesar 5.35 poin dari tahun sebelumnya yang mencapai

9,03 %;

• Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti,

dari 15,18 % pada tahun sebelumnya menjadi 13.69 % atau mengalami

penurunan sebesar 1,49 poin. Sedangkan untuk angka pengangguran

perkembangannya kurang menggembirakan karena mengalami peningkatan

sebesar 0.8 poin, yaitu dari 8,96 % tahun sebelumnya menjadi 9,76 %;

• Disisi yang lain, pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Sumedang

memperlihatkan pertumbuhan yang cukup baik yaitu sebesar 7,34 % dari Rp.

9,54 juta pada tahun sebelumnya menjadi Rp. 10,24 juta atau meningkat

sebesar Rp. 700 ribu. Capain pendapatan perkapita tersebut melampaui

Kabupaten tetangga kita seperti Kabupaten Garut, Majalengka, Indramayu dan

Subang yang pada umumnya berada di kisaran Rp. 7 juta s/d Rp 9 juta per

tahunnya;

Page 3: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

• Adapun untuk capain Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten

Sumedang berdasarkan standar perhitungan pemerintah pusat mencapai 72,14

atau meningkat 0,5 poin dari capaian tahun sebelumnya sebesar 71,68. Capaian

tersebut cukup membanggakan karena poosisi kita berada diatas rata-rata

capaian IPM Provinsi Jawa Barat sebesar 71,64.

Capaian positif sebagaimana digambarkan diatas tentu harus kita syukuri

bersama, sehingga dapat memberikan motivasi dan inspirasi. Namun demikian, kita

juga harus waspada atau “caringcing pageuh kancing, saringset pageuh iket” karena

pada saat yang bersamaan kita juga dihadapkan pada berbagai isu strategis yang

menjadi tantangan bagi Kabupaten Sumedang, diantaranya adalah : kondisi

infrastruktur daerah yang masih terbatas, terutam jalan, jembatan, irigasi dan sarana air

bersih; kualitas manajemen pemerintahan daerah dan desa yang belum optimal; daya

beli masyarakat yang perlu terus ditingkatkan; kemiskinan dan pengangguran yang

harus dientaskan; dampak sosial budaya, ekonomi dan lingkungan hidup dari

pembangunan waduk Jatigede, Tol Cisumdawu serta pengembangan kawasan

Jatinangor dalam koridor Bandung Metropolitan Area; tingginya intensitas bencana

alam, terutama longsor dan banjir; serta pergeseran nilai-nilai dalam tatanan kehidupan

masyarakat sebagai dampak dari akulturasi budaya yang semakin mendunia.

Disisi lain, bangsa dan negara kita tengah dihadapkan pula pada tantangan

nyata era dunia datar (The World Is Flat) dengan telah diratifikasi perjanjian kerjasama

bebas Asia Tenggara dan China (Asean-China Free Trade Agreement) serta

perdagangan bebas Asia dan India (Asean-India Free Trade Agreement).

Konsekuensinya antara lain adalah beragam produk China dan India mulai membanjiri

beranda rumah kita. Apabila daerah tidak antisipatif dalam menghadapi dampak era

perdagangan tersebut, tentu kita sulit untuk menjadi subjek pembangunan yang akan

mendapatkan nilai tambah serta memetik manfaat utama dari persaingan global,

melainkan sebaliknya kita akan menjadi objek dari pembangunan itu sendiri karena

banyak tergantung pada keunggulan produk bangsa lain.

Hadirin yang berbahagia,

Kita semuanya pasti berkehendak bahwa kekuatan kapitalisme global serta

berbagai isu strategis tersebut tidak memporakporandakan tatanan praktik

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Kabupaten

Sumedang. Sebaliknya tentu kita berharap bahwa tantangan tersebut dapat memicu

dan memacu produktvitas serta daya juang.daerah agar dapat menjadi “tuan di negeri

sendiri” serta memiliki eksistensi sosial, budaya dan ekonomi yang hakiki.

Page 3

Page 4: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

Dalam perspektif umum, langkah nyata pemerintah daerah untuk menjawab

berbagai tantangan tersebut, telah dirumuskan secara terpadu dalam sebuah Rencana

Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2010, dengan

mengambil tema “Akselerasi penanggulangan permasalahan sosial, budaya dan

ekonomi dengan ditopang semangat Sumedang Puseur Budaya Sunda”. RKPD

tersebut merupakan panduan konsepsional bagi segenap pemangku kepentingan di

daerah dalam proses pembangunan daerah selama kurun waktu satu tahun yang

berbasis pendekatan teknokratis, partisipatif dan politis top down dan bottom up

planning.

Syukur alhamdulillah, sepanjang tahun 2010 cukup banyak target kinerja

pembangunan daerah yang telah terbidik dengan baik. Dari 373 indikator target kinerja

pembangunan, sebanyak 282 indikator diantaranya atau sebesar 75,60 % telah terbidik

secara langsung, sengan rata-rata capaian akumulatif menembus angka 91,99 %.

Sebuah capaian yang signifikan apabila dihadapkan pada semakin terbatasnya alokasi

belanja langsung daerah atau diskresi daerah pada tahun anggaran 2010 dibandingkan

tahun-tahun sebelumnya, seiring dengan penurunan kualitas piskal daerah yang

menjadi fenomena umum dalam penyelenggaraan pembangunan nasional.

Hal tersebut juga menunjukkan bahwa upaya pencapaian berbagai target kinerja

pembangunan daerah di Kabupaten Sumedang, secara bertahap tapi pasti, bukan

hanya di akselerasi oleh pendanaan yang bersumber dari pemerintah semata tapi juga

oleh kearifan lokal melalui swadaya dan gotong royong masyarakat dengan sentuhan

spirit “ sareundeuk saigel, sabobot sapihanean”. Dengan demikian, kita dapat

menempatkan pendanaan dari pemerintah sebagai modal stimulatif pembangunan,

sementara modal utamanya bersumbar dari masyarakat. Pada gilirannya mudah-

mudahan semua agenda pembangunan daerah yang merupakan “tugas sejarah” bagi

kemanfaatan anak cucu kita kedepan, dapat kita tunaikan dengan baik atau “ rengse

pancen dipigawe, tuntas tugas dipilampah”.

Rapat paripurna DPRD yang kami hormati,

Dalam penyampaian kinerja pemerintah daerah, sesuai ketentuan pasal 16 PP

Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD)

kepada Pemerintah, LKPJ kepada DPRD dan Informasi LPPD kepada Masyarakat

penyusunannya mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang

telah kami tetapkan melalui Peraturan Bupati Sumedang Nomor 60 Tahun 2009,

dimana kehadiran RKPD tahun 2010 ini merupakan operasionalisasi dari Peraturan

Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumedang tahun 2009-2013.

Page 5: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

Pada pelaksanaan kinerja pemerintah daerah tahun kedua ini, sasaran kinerja

pemerintah daerah sepenuhnya berfokus untuk mewujudkan capaian visi dan misi yang

telah kita tetapkan dalam RPJMD Tahun 2009-2013. Visinya yakni :

“PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

SEBAGAI AKSELERASI PENCAPAIAN VISI SUMEDANG 2005-2025”.

Adapun Misinya meliputi :

1. Mewujudkan kualitas SDM aparatur dan masyarakat yang berakhlak mulia,

beretika, bermoral baik yang berlandaskan keimanan dan ketakwaan kepada

Tuhan YME;

2. Mewujudkan kualitas manajemen pemerintahan daerah yang semakin baik;

3. Mewujudkan ketahanan pangan dan perekonomian daerah yang tangguh yang

bertumpu pada potensi sumber daya daerah secara berkelanjutan;

4. Mewujudkan tata kelola lingkungan dan manajemen bencana yang semakin baik.

Sebagai penjabaran visi dan misi tersebut, kita telah bersepakat menggariskan 9

(sembilan) kebijakan dan 47 sasaran yang secara bertahap akan kami wujudkan hingga

berakhirnya kepemimpinan saya bersama Saudara Wakil Bupati Sumedang pada tahun

2013 mendatang. Kesembilan kebijakan utama pembangunan daerah tersebut.

meliputi :

1. Menciptakan sumber daya manusia Sumedang yang memiliki kompetensi,

unggul, berdaya saing dan beretika;

2. Memperbesar penciptaan peluang lapangan kerja serta menyiapkan tenaga kerja

terampil dan berjiwa wirausaha untuk kebutuhan lokal, dalam dan luar negeri;

3. Memberikan insentif dan disinsentif yang berbasis kompetensi kerja, serta

peningkatan fungsi dan peran kelembagaan pemerintah daerah, kecamatan,

kelurahan dan desa dalam penyelenggaraan pelayanan publik;

4. Menjaga dan meningkatkan ketersediaan pangan daerah melalui intensifikasi,

ekstensifikasi dan diversifikasi;

5. Meningkatkan produktivitas dan daya beli masyarakat, melalui penguatan

kelembagaan ekonomi rakyat;

6. Meningkatkan manajeman pengelolaan bencana melalui sistem tata kelola

penanganan bencana alam dan sosial;

7. Pelestarian lingkungan dan fungsi kawasan lindung;

8. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan penyediaan jaringan jalan dan jembatan,

irigasi, air bersih serta infrastruktur lainnya di daerah;

9. Meningkatkan ketersediaan energi listrik perdesaan.

Page 5

Page 6: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

Kesembilan kebijakan inilah yang kita jadikan acuan dalam menentukan prioiritas

pembangunan daerah pada RKPD Tahun 2010 serta Kebijakan Umum APBD Tahun

2010. Insya Allah dalam kesempatan terhormat kali ini, kami akan sampaikan garis-

garis besar capaian kinerjanya, dengan dokumen LKPJ selengkapnya akan

disampaikan kepada yang terhormat Pimpinan DPRD, selepas pengantar kami.

Rapat paripurna DPRD yang kami hormati,

Mengawali capaian kinerja pemerinthan daerah, kami akan memulainya dari

kapasitas keuangan daerah. Penyampaian keterangan tentang kondisi keuangan

pemerintah daerah, senantiasa kami utarakan terlebih dahulu pada setiap penyampaian

LKPJ dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini, selain telah menjadi konvensi tata kelola

penyampaian sambutan pengantar LKPJ di Kabupaten Sumedang, juga untuk memberi

kemudahan informasi bagi publik dalam memahami kondisi umum perencanaan dan

realisasi sumber-sumber keuangan daerah yang telah menopang manajemen

pemerintahan daerah pada tahun anggaran bersangkutan.

Selanjutnya berdasarkan struktur keuangan daerah, APBD Tahun 2010 meliputi :

1. Pendapatan Daerah, hingga akhir tahun anggaran realisasinya menembus Rp.

1,086 triliun lebih atau mencapai 100,19 % dari target sebesar 1,084 triliun.

Dilihat dari komponennya, realisasi PAD mencapai RP. 108,658 milyar lebih atau

mencapai 90,52 % dari target sebesar 120,039 milyar lebih. Tidak tercapainya

target PAD ini dikarenakan turunnya pendapatan pajak penerangan jalan umum

yang capaiannya hanya 92,63 % dari target yang ditetapkan. Kemudian retribusi

daerah hanya tercapai 79,22 % dari target yang ditetapkan serta lain-lain

Pendapatan Asli Daerah yang sah yang capaiannya sebesar 89,54 % dari target

yang ditetapkan. Namun demikian, tidak tercapainya target PAD tersebut dapat

ditutupi dengan terlampauinya target pendapatan dana perimbangan dan lain-

lain pendapatan daerah yang sah, yaitu mencapai 101,02 % atau mencapai Rp.

816.535 milyar dari target sebesar Rp. 308,302 milyar.

2. Belanja Daerah, realisasinya mencapai Rp. 1,120 triliun lebih atau 98,22 % dari

rencana sebesar Rp. 1,140 triliun lebih. Dilihat dari jenisnya, realisasi belanja

daerah terbagi ke dalam belanja tidak langsung yang mencapai Rp. 822 milyar

lebih atau 98 % dari rencana belanja sebesar Rp. 831 milyar lebih. Selanjutnya

untuk belanja langsung, realisasinya mencapai 297,484 milyar lebih atau 96,35

% dari rencana belanja langsung yang dialokasikan sebesar Rp. 308 milyar

lebih.

Page 7: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

3. Pembiayaan Daerah, dapat diinformasikan bahwa dari komponen

penerimaannya telah terealisasi 100 % dari target yaitu sebesar Rp. 63,787

milyar yang bersumber dari SILPA sebesar Rp 63,787 milyar. Selanjutnya untuk

pengeluarannya mencapai Rp. 7,704 milyar atau 99,98 % dari rencana

pengeluaran biaya sebesar Rp. 7,706 milyar.

Demikian gambaran kapasitas keuangan daerah, yang telah dipergunakan

untuk mendukung tugas-tugas operasional pembangunan daerah sepanjang tahun

2010 lalu. Apabila kita cermati, dari angka-angka realisasi pendapatan dan belanja

daerah, dalam faktanya hingga tahun 2010 lalu, kapasitas keuangan daerah masih

belum benar-benar mandiri dalam menyiapkan rancang bangun potensi daerah ke arah

ukuran kinerja publik yang kita harapkan semua. Hal ini, tidak terlepas dari masih

tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD terhadap dana perimbangan,

baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi, yakni sebesar sekira 75,19 %.

Dengan kontribusi sebesar itu, kami menyadari bahwa kemampuan eksplorasi

pendapatan daerah oleh seluruh perangkat daerah, harus kami dorong terus sehingga

makin kreatif, terutama pada potensi kekayaan yang dipisahkan, retribusi serta lain-lain

PAD yang sah.

Dalam perspektif ekonomi makro, pandangan dan analisis kami terhadap

kondisi kapasitas keuangan daerah seperti itu, mendorong kami untuk terus melakukan

inovasi guna meningkatkan korelasi, antara sektor keuangan dengan sektor riil agar

saling menopang dalam balutan hubungan “simbiosis mutualisma”. Upaya tersebut

kami lakukan secara serius antara lain untuk mengantisipasi paradoks perekonomian

sebagai berikut :

• Pertama, Paradoks Pertumbuhan. Yaitu ekonomi yang tumbuh tidak memberikan

ruang bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan.

Karenanya kami mendorong terus berbagai program ekonomi yang berbasis

kerakyatan, agar peningkatan pandapatan perkapita sebagai akibat dari

pertumbuhan ekonomi yang makin baik dapat diimbangi dengan distribusinya

yang berkeadilan, sehingga tidak terjadi kesenjangan pendapatan;

• Kedua, Paradoks Daya Saing. Yaitu ketersediaan sumber daya alam dan

manusia tidak meningkatkan daya saing daerah. Untuk mengantisipasi hal ini,

kami telah mengupayakan agar belanja daerah, khususnya belanja langsung

untuk urusan wajib dan pilihan dapat mengoptimalkan pendayagunaan sumber

daya alam dan sumber daya manusia secara cerdas dan bijak sebagai

komponen terpenting dari daya saing daerah;

• Ketiga, Paradoks Sektor Usaha. Yaitu disintermediasi pada sektor Usah Mikro,

Kecil dan Menengah (UMKM), dimana jumlah UMKM yang sangat besar dan

Page 7

Page 8: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

tersebar di berbagai pelosok daerah tidak memberikan kontribusi signifikan

terhadap nilai tambah ekonomi daerah (PDRB). Guna mengatasi fenomena ini,

kami terus mendorong pertumbuhan sektor riil yang notabene sebagian besar

pelakunya adalah UMKM untuk mendapatkan aksesibilitas terhadap peningkatan

manajeman usaha dan pendanaan.

Rapat paripurna DPRD yang berbahagia,

Selanjutnya kami akan menyampaikan ringkasan kinerja manajemen pemerintah

daerah, melalui pendekatan implementasi kebijakan serta beberapa sasaran taktis yang

telah kita capai bersama, sepanjang tahun anggaran 2010. Pencapaian sasaran

tersebut, dalam dokumen lengkap LKPJ kami tuangkan dalam capaian kenerja untuk

setiap urusan pemerintah daerah.

Pengungkapan kinerja dengan pendekatan sasaran pada setiap kebijakan , guna

memberi gambaran tentang keterkaitan terhadap proggres kinerja yang telah dicapai

pada tahun kedua pelaksanaan RPJMD secara lebih konkrit dalam ukuran kinerjanya.

Guna kepentingan itu, kami berusaha mengetengahkannya dengan

mempertimbangkan indikator-indikator kinerja yang relevan dengan ukuran yang

digunakan pada evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah. Sebagaimana hal

tersebut telah digariskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008, yang

pelaksanaannya bersandingan dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 3

Tahun 2007 yang melandasi penyampaian LKPJ ini.

Diawali dengan upaya mewujudkan kebijakan sumber daya manusia

Sumedang yang memiliki kompetensi, unggul, berdaya saing dan beretika.

Tingkat pencapaian kinerjanya merupakan sebuah akumulasi kinerja yang bersifat

agregat, yang diperoleh dari pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan

seluruh perangkat daerah bersama mitra kerja di bidang pendidikan, kesehatan,

pengamalan nilai-nilai keagamaan dan budaya daerah.

Di bidang pendidikan, peningkatan kinerja yang berhasil kita raih dapat

digambarkan dari tingkat pencapaian Angka Melek Huruf (AMH) yang telah mencapai

99,75 % atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 99,69 %. Untuk

angka rata-rata lama sekolah mencapai 9,56 tahun atau meningkat sebesar 0,28 poin

dari tahun sebelumnya sebesar 9,28 tahun. Peningkatan kinerja pendidikan ini,

ditunjang oleh kenaikan pada Angka Partisipasi Murni (APM) untuk SD/MI, yang telah

meningkat dari 96,87 pada tahun 2009 menjadi 96,90 pada akhir tahun 2010. Demikian

pula untuk Angka Partisipasi Kasar (APK), telah pula meningkat dari 109,53 menjadi

109,90. Sementara APK SMP/MTs, dari 96,30 ke 96,40, untuk APM-nya pada kurun

yang sama meningkat dari 80,82 menjadi 81,96.

Page 9: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

Selanjutnya untuk tingkat SMA/SMK/MAN, terjadi peningkatan cukup signifikan,

baik pada APM maupun APK-nya. Hal itu terlihat dari peningkatan APM, yang semula

tahun 2009 tercatat sebesar 41,38 menjadi 67,47 pada tahun 2010 serta APK-nya dari

55,29 menjadi 68,22.

Selanjutnya di bidang kesehatan, pemerintah daerah melalui serangkaian

program dan kegiatan terpilih yang langsung terkait dengan upaya pencegahan,

pemeliharaan, dan promotif, alhamdulillah sejumlah kemajuan dalam indikator

kesehatan masyarakat dapat kita raih. Hal ini ditandai dengan perkembangan angka

harapan hidup (AHH) pada tahun 2008 mencapai 67,21 tahun, tahun 2009 mencapai

67,31 tahun dan untuk tahun 2010 ditargetkan dapat meningkat ke kisaran 68 tahun

dengan angka riil ketercapaiannya masih menunggu hasil perhitungan BPS.

Perkembangan AHH tersebut sangat erat kaitannya dengan perkembangan angka

kematian bayi dan ibu pada proses persalinan dan neo natalnya. Dalam kaitan itu,

indikator kematian bayi yang diwakili oleh variabel jumlah kematian bayi telah

mengalami penurunan dari 273 bayi pada tahun sebelumnya menjadi 236 bayi pada

tahun 2010. Sedangkan indikator kematian ibu yang diwakili variabel jumlah kematian

ibu masih tetap sama dengan tahun 2009 yaitu 17 orang. Hal ini menandakan bahwa

dengan adanya pelayanan bebas biaya di Puskesmas serta Bidan sudah ada di setiap

Desa mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar dan

semakin baiknya sistem pencatatan dan pelaporan di Puskesmas (minimize under

reporting).

Untuk persentase kunjungan ibu hamil sekurangnya 4 (empat) kali, mengalami

peningkatan yaitu dari 79,04 % menjadi 100 % atau melebihi target 91 %. Hal ini

menunjukan bahwa sudah meningkatnya kesadaran ibu hamil dalam memeriksakan

kandungannya minimal 4 (empat) kali, sehingga dengan meningkatkan kesadaran

untuk melakukan pemeriksaan kandungannya tersebut berdampak terhadap penurunan

angka kemetian bayi.

Selanjutnya untuk pelayanan persalinan dengan tenaga kesehatan (linakes)

mengalami peningkatan dari 73,47 % menjadi 93 % atau melebihi target sebelumnya

sebesar 87,5 %. Hal ini dipengaruhi oleh disosialisasikannya PERDAKIBBLA dan

adanya bantuan biaya persalinan dari berbagai sumber. Adapun untuk kunjungan

neonatus 2 (dua) kali (KN2) mengalami peningkatan dibanding tahun debelumnya, dari

80,08 % menjadi 100 % atau melebihi target yang telah di tentukan yaitu sebesar 89 %.

Peningkatan ini pun tidak lepas dari meningkatnya kesadaran ibu setelah melahirkan

untuk memeriksakan kesehatan bayinya kepada bidan.

Sementara itu, untuk kondisi kesehatan pasca kelahiran bayi dapat pula kami

gambarkan dari perkembangan balita melalui status gizinya. Untuk status gizi balita

menunjukan kenaikan gizi baik yaitu dari 86,64 % pada tahun 2009 menjadi 89,35 %

pada tahun 2010. Hal ini juga diikuti dengan penurunan prosentase atas gizi buruk, dari Page 9

Page 10: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

0,90 % menjadi 0.88 % serta gizi kurang dari 11,34 % menjadi 8,85 %.

Selanjutnya, kondisi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat lainnya dapat

pula ditunjukan dari relatif terkendalinya beberapa jenis penyakit yang diderita

masyarakat karena makin intensifnya kegiatan surveillance Epidemiologi baik ditingkat

Kabupaten maupun ditingkat Puskesmas sesuai dengan prosedur. Antara lain kasus

penyakit TBC BTA (+), penyakit diare, penyakit pneumonia pada balita, penyakit DBD,

serta kasus-kasus kejadian luar biasa lainnya.

Dalam kaitan itu, telah terjadi peningkatan jumlah dan strata Desa SIAGA. Dari

279 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Sumedang seluruhnya telah menjadi desa

SIAGA, dengan rincian peningkatan strata pada tahun 2010 untuk Desa Siaga Pratama

mencapai 46 desa (16,49 %), Desa Siaga Madya sebanyak 169 desa (60,58 %), Desa

Siaga Utama sebanyak 64 desa (22,93%). Keberadaan desa SIAGA tersebut dalam

perkembangannya di lapangan telah pula mendorong makin meningkatnya jumlah

rumah tangga sehat, dari 32,9 % pada tahun 2009 menjadi 38,5 % pada tahun 2010.

Rapat Paripurna DPRD yang kami hormati,

Keberadaan SDM Sumedang yang unggul dan beretika, tidak dapat dilepaskan

dari semakin menguatnya nilai-nilai religiusitas masyarakat daerah, yang ditandai

dengan terus bertambahnya pengamalan nilai-nilai ajaran agama. Salah satu

diantaranya dapat dilihat dari perkembangan jumlah jemaah haji yang relatif stabil.

Pada tahun 2010 total jemaah haji mencapai 829 orang, sementara tahun sebelumnya

berjumlah 830 orang. Selain itu, terlihat pula dari adanya kondusifitas dan kerukunan

antar pemeluk agama di Kabupaten Sumedang.

Selain nilai-nilai religuitas, penguatan etika sosial dibangun pula oleh

perkembangan kehidupan kebudayaan daerah. Hal ini antara lain ditunjukan oleh mulai

tersosialisasikannya nilai-nilai Budaya Sunda di Kabupaten Sumedang sebagaimana

telah diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 113 Tahun 2009 tentang Sumedang Puseur

Budaya Sunda (SPBS). Baik nilai filosofis yakni “Insun Medal Insun Madangan”, nilai

manajerial “Rawayan Jati Sunda” maupun nilai operasional “Dasa Marga Raharja” saat

ini mulai dikenal luas di tengah-tengah warga masyarakat Sumedang.

Tanggung jawab berikutnya adalah bagaimana nilai-nilai luhur SPBS atau nilai-

nilai kasumedangan tersebut tidak sekedar diketahui saja, tetapi lebih jauhnya dapat

diamalkan secara konkrit dalam tatanan kehidupan sehari-hari, sehingga berdampak

terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kebijakan SPBS tersebut merupakan

kebijakan inovatif Kabupaten Sumedang untuk memfasilitasi pelestarian budaya Sunda

Page 11: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

di Kabupaten Sumedang guna memperkokoh kebudayaan Jawa Barat dan Nasional.

Adapun tujuannya sangat mulia yaitu untuk memperkokoh jatidiri aparatur pemerintah

daerah dan masyarakat, serta menguatkan daya saing daerah menuju terwujudnya

Kabupaten Sumedang Sejahtera, Agamis dan Demokratis pada tahun 2025 (Sumedang

SEHATI).

Pada kesempatan yang baik ini perlu kami sampaikan pula, bahwa berkat

kerjasama semua komponen daerah serta dukungan dari Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, salah satu penjabaran dari kebijakan SPBS dalam

wujud karya budaya yaitu pembangunan Pusat Pemerintahan Berbasis Budaya Sunda

untuk tahap pertama, telah kita wujudkan bersama.

Insya Allah peresmian penggunaannya akan kita lakukan bersamaan dengan

momentum hari jadi Sumedang yang ke-433 tahun 2011 ini. Karena itu pula dengan

segala kerendahan hati, kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada segenap komponen daerah, khususnya yang terhormat

DPRD Kabupaten Sumedang yang telah memberikan dorongan dan dukungan hingga

harapan kita semua untuk memiliki kantor pemerintahan daerah yang representatif dan

berbasis budaya Sunda dapat menjadi kenyataan.

Demikian kondisi kinerja pemerintah daerah dalam melaksanakan kebijakan

SDM di Kabupaten Sumedang. Untuk selanjutnya, kami laporkan pula kondisi kerja

yang diperoleh dalam melaksanakan “kebijakan perluasan penciptaan lapangan

kerja serta penyiapan tenaga kerja yang terampil dan berjiwa wirausaha”.

Untuk mewujudkan kebijakan seperti itu, upaya optimalisasi penyelenggaraan

urusan ketenagakerjaan merupakan salah satu fokus pembangunan yang saling

memperkokoh pembangunan sosio ekonomi daerah. Beberapa capaian kinerjanya,

dapat dikemukakan dari perkembangan jumlah angkatan kerja pada tahun 2010 yang

mencapai 565.822 orang, atau mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang

mencapai 561.012 orang. Dari jumlah angkatan kerja tersebut diatas, yang merupakan

pengangguran terbuka sebanyak 53.693 orang (9,48 %). Sedangkan pencari kerja yang

mendaftar ke pemerintah daerah sebanyak 12.031, terdiri dari pencari kerja laki-laki

sebanyak 6.709 orang (55,76 %) dan pencari kerja wanita sebanyak 5,322 orang

(44,24 %).

Untuk jumlah penempatan kerja pada tahun 2010 berjumlah 8.821 orang terdiri

dari sektor formal sebanyak 6.853 orang (77,69 %) dan sektor non formal sebanyak

1.968 orang (22,31 %). Dari jumlah penempatan tersebut diatas, pencari kerja wanita

yang ditempatkan sebanyak 5.292 orang (60 %), atau lebih besar dibandingkan dengan

pencari kerja laki-laki yang ditempatkan yaitu sebanyak 3.529 orang (40 %).

Sementara sisa pencari kerja yang belum ditempatkan untuk tahun 2010

sebanyak 3.210 orang (26,68 %). Penempatan tenaga kerja sektor formal tersebut

Page 11

Page 12: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

diatas dari jenis penempatan terdiri dari : Antar Kerja Antar Lokal/AKAL sebanyak 5.908

orang, Antar Kerja Antar Daerah/AKAD sebanyak 785 orang, Antar Kerja Antar Negara/

AKAN sebanyak 160 orang. Sedangkan untuk tenaga kerja tahun 2010 pada sektor

informal penempatan terdiri dari : padat karya produktif sebanyak 1.056 orang,

wirausaha baru sebanyak 760 orang, pembantu rumah tangga sebanyak 130 orang,

tenaga pendamping PKP 22 orang.

Guna terus memberikan dukungan kapasitas keahlian calon tenaga kerja

maupun peningkatan tenaga kerja yang ada agar makin sesuai dengan kebutuhan

pasar kerja, pemerintah daerah terus mengoptimalkan layanan pemberian

keterampilan, antara lain melalui UPT Balai Latihan Kerja, dengan fokusnya pada

sukses tiga pilar utama peningkatan kualitas tenaga kerja yaitu : standar kompetensi

kerja, pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi uji kompetensi, sehingga makin

berkemampuan menghasilkan output yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat

terutama para pencari kerja.

Untuk itu sepanjang tahun 2010, kami telah memberi kesempatan mengikuti

pelatihan untuk 245 orang, yang tersebar pada pelatihan berbasis kompetensi, berbasis

masyarakat, barbasis MTU, berbasis swadana hingga melakukan uji sertifikasinya.

Selain melakukan layanan pelatihan, hal yang tidak kalah pentingnya adalah

pemerintah daerah terus menjaga kesinambungan penciptaan iklim ketenagakerjaan

yang kondusif serta membangun hubungan industrial yang harmonis antara pekerja

dengan pengusaha. Hal itu dilakukan melalui peningkatan pengawasan, perlindungan

dan penegakan hukum, pembinaan kesehatan dan keselamatan kerja, peningkatan

kinerja LKS Tripartit serta penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Selain itu

dilakukan pula upaya perlindungan Tenaga Kerja guna mewujudkan rasa keadilan

pekerja melalui penerapan dan penegakkan hukum ketenagakerjaan yang bersifat

independen.

Catatan kinerja yang kami peroleh dari pemeliharaan iklim ketenagakerjaan itu,

dapat kami informasikan bahwa data perusahaan yang telah mentaati peraturan

perusahaan mengalami kenaikan sebesar 29 % dari 96 perusahaan menjadi 124

perusahaan, sedangkan LKS bipartit mengalami kenaikan 33,33 % yaitu dari 9 lembaga

menjadi 12 lembaga. Selanjutnya untuk kasus PHI/PHK yang masuk selama tahun

2010 sebanyak 15 kasus, dimana sebanyak 14 kasus telah dapat diselesaikan secara

musyawarah dan mufakat di tingkat mediasi, sedangkan 1 (satu) kasus mediator

mengeluarkan anjuran.

Demikian gambaran kinerja ketenagakerjaan daerah yang dapat kami

ungkapkan. Selanjutnya guna mengawal pelaksanaan kebijakan pemberian insentif

dan disinsentif yang berbasis kompetensi kinerja, serta peningkatan fungsi dan

Page 13: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

peran kelembagaan pemerintahan daerah di semua tingkatan dalam

penyelenggaraan pelayanan publik, dapat kami sampaikan secara capaian

kinerjanya secara umum melalui hal-hal sebagai berikut :

a. Upaya perbaikan insentif aparatur, kelembagaan dan ketatalaksanaan dalam

pelayanan publik merupakan satu kesatuan dari skenario reformasi birokrasi.

Walaupun roadmap reformasi birokrasi yang kita jalankan belum sepenuhnya

dituangkan secara utuh dalam sebuah regulasi daerah, namun kami sangat

menyadari bahwa ketiga hal demikian telah menjadi prasarat bagi terwujudnya

tata kelola pemerintahan yang lebih baik. Dalam pelaksanaannya reformasi

birokrasi pemda tidak akan terlepas dari dukungan politis dari segenap mitra

kami di lembaga DPRD, baik dalam kerangka persetujuan kebijakan maupun

kemitraan dalam pengawasan implementasi kebijakannya. Melihat

perkembangan kapasitas fungsi-fungsi yang telah dipersembahkan

kelembagaan DPRD untuk menopang percepatan kinerja pemerintah daerah,

kami sampaikan apresiasi yang tinggi. Sepanjang tahun 2010, dukungan fungsi

legislasi yang diberikan mitra kami di DPRD, telah mendorong bertambahnya

regulasi daerah sebanyak 9 buah, walaupun lebih sedikit capaiannya

dibandingkan tahun 2009 yang menghasilkan sebanyak 11 buah. Tentu saja

untuk hal tersebut, bukan dilihat dari perkembangan kuantitasnya, melainkan

proses legislasinya yang semakin berkualitas. Kita berharap pembahasan

perencanaan legislasi daerah, akan terus harmonis sejak proses eksplorasi

kebutuhan hukum daerah itu sendiri hingga kerangka teknis perundangannya

yang semakin relevan dengan kebutuhan hukum yang diharapkan oleh

masyarakat daerah di era demokrasi sekarang ini.

Sementara itu sebagai tindak lanjut operasionalisasinya, pada tahun 2010 telah

kami terbitkan peraturan bupati sebanyak 70 buah, yang secara komulatif menjadi

184 buah sejak tahun 2008. Sedangkan untuk ketetapan kepala daerah melalui

keputusan bupati telah kami terbitkan 358 buah pada tahun 2010 dan secara

komulatif mencapai 796 buah.

b. Kualitas pembangunan daerah pada akhirnya akan turut ditentukan oleh

pemahaman, konsistensi serta keseimbangan jumlah aparatur terhadap satuan

penduduk yang harus dilayani, termasuk kompetensi yang diperlukannya.

Hingga akhir tahun 2010, penyelenggaraan pemerintahan daerah ditopang oleh

14.285 orang PNS. Apabila diperbandingkan dengan jumlah penduduk

Sumedang yang saat ini mencapai 1.165.804 jiwa, maka rasionya mencapai 1 :

81,6. Demikian pula jika diperbandingkan dengan luas wilayah Sumedang yang

mencapai 1.522,20 km2 maka rasionya setiap PNSD melayani penduduk yang

ada di wilayah seluas 9,4 km2 . Dengan kedua rasio seperi itu, pemerintah

daerah sangat berkecukupan untuk semakin memberikan layanan terbaik untuk

masyarakat, dalam segala aspek kagiatan pembangunan. Persoalannya adalah

Page 13

Page 14: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

kami terus memperbaiki tingkat kompetensi yang harus semakin variatif dan

motivasi yang makin kompetitif dengan kondisi dinamika kebutuhan masyarakat

Sumedang. Selain tentunya disertai dengan penguatan dukungan fasilitas kerja

yang masih perlu terus diperbaiki, hingga pada akhirnya indeks kepuasan

layanan publik, akan terus meningkat di masa mendatang. Guna meningkatkan

kompetensi dan motivasi aparatur pemda, kami terus memberikan berbagai

kesempatan pendidikan di berbagai jenjang, baik pendidikan struktural,

fungsional hingga formal. Selain itu, sesuai kemampuan keuangan daerah,

perbaikan insentif aparatur masih terus dilakukan kajian dengan

menitikberatkan pada keseimbangan antara tingkat kinerja yang di capai

aparatur dengan kelayakan insentif daerahnya. Kedepan, kami merencanakan

untuk mulai menerapkan insentif berbasis kinerja sebagai penyempurnaan

sistem tunjangan daerah yang kita berlakukan.

c. Untuk mengawal efektivitas kelembagaan daerah serta menyikapi semakin

beragamnya dinamika kebutuhan publik, evaluasi kelembagaan pemerintah

daerah, termasuk akurasi ketatalaksanaannya pasca diberlakukannya

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah, akan kami terus lakukan. Disisi lain, untuk mengoptimalkan kinerja

Organisasi Perangkat Daerah, kami terus mendorong penerapan kontrak

kinerja sebagai panduan bagi setiap pejabat di lingkup pemerintahan

Kabupaten Sumedang untuk fokus dan terarah dalam menjalankan tugas pokok

dan fungsinya. Dalam kerangka itu, kami pun terus mengembangkan Standar

Operasional dan Prosedur (SOP) dalam layanan pemerintahan. Salah satu

yang cukup monumental adalah telah ditetapkannya Peraturan Bupati

Sumedang Tahun 69 Tahun 2010 tentang SOP Layanan Tamu Berbasis

Budaya Sunda di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumedang. SOP tersebut

diharapkan dapat menjadi pedoman bagi setiap aparatur pemerintah mulai dari

tingkat kabupaten, kecamatan hingga desa, untuk memberikan pelayanan

publik terbaik kepada masyarakat sesuai dengan keluhuran nilai-nilai budaya

Sunda. Sebagai bentuk keseriusan kami dalam peningkatan kualitas pelayanan,

pada tahun anggaran 2010 kami juga telah melakukan kajian terhadap rencana

penerapan pelayanan di bidang perencanaan umum berdasarkan standar ISO

9001 : 2008;

d. Salah satu agenda penting lainnya dalam penguatan kelembagaan pemerintah

daerah adalah terus melakukan upaya-upaya peningkatan tata kelola

pemerintahan yang makin baik (good governance). Untuk itu, pembinaan

aparatur pemerintahan daerah dilakukan secara terpadu antara mempersiapkan

seperangkat aturan kinerja, peningkatan insentif kinerja, pengawasan kinerja

serta penegakkan disiplin dan tindakan hukum lainnya. Dalam kerangka itu

berkat makin efektifnya pengawasan kinerja yang dilakukan oleh perangkat

fungsional pengawasan, alhamdulillah selama tahun 2010 terjadi penurunan

jumlah kasus, yakni dari 36 kasus pada tahun 2009 menjadi 5 kasus. Terhadap

Page 15: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

kasus tersebut, pemerintah daerah telah memberikan sanksi disiplin terhadap 5

PNS, yaitu sanksi sedang sebanyak 3 orang dan sanksi ringan sebanyak 2

orang. Penindakan sanksi ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang

mencapai 19 orang (meliputi 7 sanksi berat, 5 sanksi sedang, dan 7 sanksi

ringan). Tentu saja bagi kami penindakan disiplin ini bukan prestasi melainkan

sebuah upaya tindakan untuk memberi shock therapy agar tidak terulang atau

mendekati angka sekecil mungkin penyimpangan di aparatur pemerintah

daerah.

e. Dalam rangka mendayagunakan berbagai potensi daerah guna meningkatkan

kinerja pembangunan daerah, serta di sisi lain untuk mengantisipasi semakin

terbatasnya kapasitas piskal daerah, pada tahun 2010 kami mulai menggulirkan

Program Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif (P2SPP) atau

dalam nomenklatur lokal kami namakan program SAUYUNAN (Sasarengan

Urang Guyubkeun Pangwangunan). Secara umum skema program tersebut

mengikuti standar yang ditetapkan oleh Kementerian Dalam Negeri, tetapi

dalam tataran teknis operasional kami mensinergikannya dengan kearifan

budaya Sunda. SAUYUNAN merupakan program pionir yang memaduserasikan

pola pembangunan reguler dengan pola pembangunan berbasis pemberdayaan

seperti PNPM Mandiri Perdesaan. Melalui program SAUYUNAN, pada tahun

2010 kami telah mengakselerasi penyusunan RPJM Desa di 216 desa dari 272

desa yang ada di Kabupaten Sumedang. Dengan program SAUYUNAN pula,

partisipasi dan swadaya masyarakat untuk bersama-sama menbidik berbagai

target kinerja pembangunan daerah sebagaimana termuat dalam RPJMD mulai

di tumbuh kembangkan. Serta berangkat dari program SAUYUNAN inilah, pada

tahun 2011 Kabupaten Sumedang menjadi Kabupaten model pertama di tingkat

nasional yang menggulirkan Musyawarah Perencanaan Pembangunan

(Musrenbang) integrasi dalam kerangka “Satu Perencanaan untuk Semua” atau

“One Plan for All”. Selain mendapatkan perhatian khusus dari Bappenas dan

Kementerian Dalam Negeri, inovasi tersebut juga di apresiasi oleh para

peninjau dari Bank Dunia dan Perguruan Tinggi.

Demikian kiranya perkembangan kinerja guna mengimplementasikan kebijakan

pendayagunaan kelembagaan, ketatalaksanaan dan kapasitas aparatur pemerintah

daerah.

Selanjutnya kami akan melanjutkan penjelasan tentang kinerja pemerintah

daerah dalam upaya mewujudkan kebijakan peningkatan produktivitas dan daya beli

masyarakat melalui penguatan kelembagaan ekonomi rakyat, serta kebijakan

peningkatan ketersediaan pangan daerah.

Sejumlah tindakan dan sasaran pembangunan daerah yang kami telah wujudkan

antara lain dalam upaya peningkatan produktivitas kelembagaan ekonomi rakyat

Page 15

Page 16: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

melalui koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah (KUMKM), serta peningkatan

produksi dan stok pangan daerah.

Sebagaimana telah kita ketahui bersama, KUMKM merupakan elemen ekonomi

yang secara umum dapat bertahan menghadapi krisis global yang melanda dunia sejak

awal tahun 2009. Hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah koperasi aktif dari 437

koperasi pada tahun 2009 menjadi 446 koperasi pada tahun 2010. Ini artinya terjadi

kenaikan prosentase koperasi aktif, dari 79,3 % menjadi 80,8 % atau meningkat

sebesar 1,5 poin. Peningkatan tersebut, distribusinya terdapat pada Koperasi Konsumsi

sebanyak 1 buah, Koperasi produksi sebanyak 1 buah, Koperasi serba usaha sebanyak

3 buah, Baitul Maal Wat Tanwil sebanyak 5 buah.

Perkembangan lainnya yang menunjukan makin mantapnya kelembagaan

koperasi ini, diperlihatkan dengan terus meningkatnya permodalan koperasi mulai dari

koperasi konsumsi hingga koperasi sekunder, yang telah mencapai modal sebesar Rp.

367 milyar lebih atau meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 318 milyar lebih.

Kondisi ini merupakan wujud komitmen yang kuat jajaran pemerintahan daerah

terhadap kesinambungan soko guru perekonomian nasional kita, yang akan terus

menjadi salah satu sandaran dasar bagi perkembangan peronomian di Kabupaten

Sumedang.

Sementara itu penguatan kelembagaan perekonomian rakyat, ditempuh pula

melalui upaya peningkatan kemudahan akses pasar bagi dunia usaha. Dalam rangka

itu, pemerintah daerah akan terus melakukan berbagai fasilitas untuk para pelaku

usaha melalui keikutsertaan para pengusaha lokal pada berbagai event pameran

maupun perdagangan, baik di tingkat regional maupun nasional.

Demikian juga dalam hal perijinan usaha, setiap waktu kami terus melakukan

penyempurnaan tata kelola perijinan daerah yang semakin transparan, akuntabel,

partisipatif, efisien, efektif dan profesional. Dengan pendekatan itu, sepanjang tahun

2010 kami telah memproses dan menerbitkan perijinan usaha baru maupun

perpanjangan usaha sabanyak 4.843 buah keputusan atau mencapai 177,27 % dari

target yang ditetapkan sebelumnya.

Sementara itu, catatan akumulasi nilai penanaman modal yang menopang

perekonomian daerah, selama ini tercatat dari fasilitasi Penanaman Modal Dalam

Negeri sebesar Rp. 2,2 triliun lebih sedangkan dari fasilitasi Penanaman Modal Asing

sebesar Rp. 47 milyar lebih.

Selanjutnya dalam upaya meningkatkan fasilitas permodalan dan intermediasi

perbankan dalam menggerakan sektor ekonomi riil, pemerintah daerah terus

mendorong upaya intermediasi perbankan yaitu sebuah upaya sistematis untuk

Page 17: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

mendekatkan sektor keuangan kepada sektor riil, baik melalui pendayagunaan

perbankan daerah seperti PD. BPR Sumedang dan Bank Jabar Banten maupun

perbankan nasional lainnya. Sebagai salah satu bentuk inovasi daerah, pada tahun

2010 PD. BPR Sumedang yang merupakan BUMD Kabupaten Sumedang mulai

menggulirkan Program Usaha Sektor Riil Inovatif (PUSRI). Melalui program ini

pengembangan usaha sektor riil dipacu secara fokus dan berkelanjutan, dimana

pembinaan makro terhadap para pelaku UMKM dilakukan oleh Dinas Koperasi dan

UKM, sementara pembinaan teknis dan penyediaan akses pinjaman permodalannya

dilakukan langsung melalui pola executing oleh PD. BPR Sumedang.

Adapun terkait pengembangan ketersediaan pangan daerah berbasis komoditas

unggulan daerah, efektivitasnya tidak lepas dari pembangunan pertanian di kabupaten

Sumedang sepanjang tahun 2010. Berbagai capaian kinerja pertanian, antara lain

ditunjukan pada peningkatan produktivitas komoditas tanaman pangan, buah-buahan

dan ternak yang menjadi komoditas unggulan daerah. Hal ini ditandai oleh beberapa

indikator sebagai berikut :

1) Sentra komoditas padi pada tahun 2010 mengalami peningkatan dari tahun

2009 sebanyak 500 Ha 25 %;

2) Sentra komoditas jagung pada tahun 2010 mengalami peningkatan dari tahun

2009 dari luas 500 Ha menjadi 600 Ha atau meningkat 20 % pada tahun 2010;

3) Sentra komoditas kedelai pada tahun 2010 mengalami peningkatan dari tahun

2009 dari luas 200 Ha menjadi 250 Ha atau meningkat 25 % pada tahun 2010;

4) Sentra komoditas kacang tanah pada tahun 2010 mengalami peningkatan dari

tahun 2009 dari luas 300 Ha menjadi 400 Ha atau meningkat 33.33 %;

5) Sedangkan untuk sentra komoditas ubi jalar pada tahun 2010 mengalami

peningkatan dari tahun 2009 dari luas 150 Ha menjadi 200 Ha atau meningkat

33,33 % pada tahun 2010.

Selanjutnya perkembangan komoditas buah-buahan unggulan daerah sepanjang

tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009, dapat kami informasikan antara lain :

1) Sentra komoditas Jeruk Cikoneng pada tahun 2010 tidak mengalami

peningkatan dari tahun 2009. Hal ini karena tidak ada penambahan areal

tanam pada lokasi sentra, baik dari bantuan pemerintah maupun swadaya

masyarakat;

2) Sentra komoditas Sawo Sukatali pada tahun 2010 mengalami

peningkatan dari tahun 2009, dari luas 862 Ha menjadi 917, 9 Ha atau

meningkat 6,49 % pada tahun 2010;

3) Untuk sentra komoditas Salak pada tahun 2010 mengalami peningkatan

dari tahun 2009, dari luas 26,6 Ha menjadi 27,1 Ha atau meningkat 1,88

%;

4) Untuk sentra komoditas Pisang pada tahun 2010 mengalami peningkatan

dari tahun 2009, dari luas 1.808 Ha menjadi 1.828 Ha atau meningkat

1.11 % pada tahun 2010;Page 17

Page 18: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

5) Selanjutnya untuk sentra komoditas mangga pada tahun 2010 mengalami

peningkatan dari tahun 2009, dari luas 2.288 Ha menjadi 2379,5 Ha atau

meningkat 4,79 % pada tahun 2010.

Sementara itu untuk komoditas ternak, perkembangan yang berhasil kita raih

antara lain :

1) Adanya peningkatan produksi daging sebesar 10.776 ton atau naik 17,83

% dari tahun 2009;

2) Produksi telur 1.296 ton atau turun sebesar 28,16 % dari tahun 2009,

dikarenakan adanya penurunan populasi unggas di akhir 2009;

3) Produksi susu sebesar 14.106 ton atau naik sebesar 3,84 % dari tahun

2009.

Demikian kiranya perkembangan kinerja dalam rangka peningkatan produktivitas

dan daya beli masyatakat melalui penguatan kelembagaan ekonomi rakyat.

Selanjutnya kami akan mengutarakan kinerja dalam kerangka pelaksanaan

kebijakan manajemen pengelolaan bencana melalui sistem tata kelola

penanganan bencana alam dan sosial.

Kebijakan tersebut pada dasarnya berupaya untuk memperkuat kesiapan dini

dan mitigasi bencana, penanganan dan penanganan resiko yang timbul dari bencana

serta mempersiapkan masyarakat menghadapi bencana alam dan bencana sosial

lainnya.

Dalam kerangka itu, pemerintah daerah terus melakukan updating peta lokasi

rawan bencana alam, SOP penanggulangan bencana, penyediaan cadangan pangan

dan obat-obatan untuk keadaan darurat bencana, penyediaan sarana dan prasarana

tanggap darurat bencana serta sosialisasi berkesinambungan terhadap daerah rawan

bencana.

Disamping itu, pemerintah daerah terus melakukan peningkatan kapasitas

petugas penangan bencana melalui gladi penanggulangan bencana terhadap anggota

Taruna Siaga Bencana (TAGANA) yang saat ini beranggotakan 125 orang. Selain itu,

bersama perangkat kecamatan dan desa secara berkesinambungan, melakukan

pembinaan penanggulangan bencana bagi anggota linmas. Sedangkan untuk

meminimalisasi pasca bencana, pemerintah daerah berupaya melakukan relokasi

pemukiman untuk kawasan rawan bencana, yang saat ini masih menyisakan 234 KK.

Selain itu dilakukan pula berbagai upaya terapi psikis terhadap masyarakat yang

baru saja mengalami bencana, dengan memanfaatkan panti-panti rehabilitasi dan

Page 19: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (WKSBM) serta pendayagunaan

para Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK).

Selanjutnya untuk menghadapi bencana alam ke depan, kita bisa banyak belajar

dari pengalaman negeri Jepang ketika diguncang gempa bumi dan tsunami beberapa

waktu yang lalu serta disusul dengan ancaman radiasi nuklir. Dengan kekuatan dan

kearifan budaya, mereka mampu menghadapi kedahsyatan terjangan bencana dengan

ketenangan, solidaritas, kerja keras dan semangat pantang menyerah.

Rapat Paripurna DPRD yang kami hormati,

Agenda pembangunan daerah lainnya yang kami kelola sepanjang tahun

2010, terkait dengan operasionalisasi kebijakan pelestarian lingkungan dan fungsi

kawasan lindung di daerah. Berbagai upaya yang kami lakukan untuk pelestarian

lingkungan dan kawasan lindung, antara lain berupa pengendalian pencemaran dan

perusakan lingkungan hidup, perlindungan, konservasi, rehabilitasi hingga pemulihan

cadangan sumber daya alam serta pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH).

Dapat kami informasikan bahwa kesiagaan perangkat daerah terhadap

kerusakan lingkungan pada tahun 2010 relatif lebih baik dari tahun sebelumnya karena

kami telah memiliki alat pemantau limbah digital (telematry system), yang kami

manfaatkan secara optimal untuk mengendalikan pembuangan limbah dari kawasan

industri maupun pabrik-pabrik olahan makanan.

Sementara itu untuk perlindungan dan konservasi cadangan sumber daya alam,

salah satu fokus yang terus kami lakukan berkaitan dengan pendataan potensi dan

kualitas mata air, yang hingga saat tercatat sebanyak 764 mata air yang merupakan

hasil pendataan yang dilakukan tahun 2010.

Demikian pula perlindungan kualitas lahan untuk menjaga produktivitasnya yang

dapat bermanfaat untuk masyarakat, pemerintah daerah telah pula memberi perhatian

optimal untuk rehabilitasi lahan-lahan kritis. Dari total lahan kritis 10.283 hektar pada

tahun 2010 ditangani seluas 3.273,81 hektar sehingga sisa lahan kritis yang masih

harus kita ditangani tinggal seluas 7.009,19 hektar. Dalam kawasan hutan dilakukan

pula reboisasi seluas 1.441 hektar.

Implementasi kegiatan diatas dilakukan melalui beberapa program yang dikemas

dalam Gerakan Penanaman Satu Milyar Pohon “One Billion Indonesian Trees” (OBIT).

Adapun realisasi penanaman sebanyak 4.810.091 pohon yang terdiri dari penanaman

dalam kawasan hutan sebanyak 1.644.996 pohon dan diluar kawasan hutan sebanyak

3.165.095 pohon. Selain itu dilakukan pula penambahan bangunan sipil teknis sebagai

upaya untuk pengendalian erosi, sedimentasi dan aliran permukaan dan pembangunan Page 19

Page 20: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

sumur-sumur resapan baru, yang sepanjang tahun 2010 telah kami tuntaskan sebanyak

50 unit.

Selain berbagai upaya pembangunan dalam pemeliharaan kualitas lingkungan

yang kami kemukakan tersebut, kami lakukan pula melalui pengendalian ruang terbuka

hijau (RTH) dalam kota, yang dikonsentrasikan di taman-taman yang ada di wilayah ibu

kota yang mencakup kecamatan Sumedang Selatan dan Sumedang Utara maupun di

luar kawasan perkotaan.

Demikian paparan pelaksanaan kebijakan kinerja yang telah diraih dalam

penanganan lingkungan dan fungsi kawasan lindung. Selanjutnya, paparan kinerja

lainnya yang akan kami kemukakan berkaitan dengan kebijakan peningkatan kualitas

pengelolaan dan penyediaan jaringan jalan dan jembatan, irigasi, air bersih serta

infrastruktur lainnya di daerah.

Penggambaran kinerjanya, pertama-tama akan dimulai dengan perkembangan

kondisi jaringan irigasi yang telah kami tangani dengan berbagai intervensi kegiatan

pembangunan maupun rehabilitasi. Hingga akhir tahun 2010, kondisi jaringan irigasi

pada status rusak berat, telah mengalami penurunan dari seluas 299 hektar menjadi

277 hektar. Kemudian untuk jaringan irigasi rusak ringan berkurang dari 508 menjadi

495 hektar.

Penurunan luasan irigasi yang rusak tersebut, pada akhirnya menambah jumlah

jaringan irigasi pada status baik menjadi 239 hektar dari tahun sebelumnya yang

mencapai 228 hektar. Perbaikan kondisi jaringan irigasi ini , merupakan peluang yang

terus kita manfaatkan dalam pemantapan target komoditas pertanian unggul,

sebagaimana telah saya kemukakan pada paparan terdahulu.

Selanjutnya untuk kinerja peningkatan kondisi jalan dan jembatan, dapat kami

informasikan bahwa dari 796,056 km panjang jalan kabupaten, kondisi rusak berat telah

menurun dari 223,35 Km menjadi 178,310 Km, kondisi rusak ringan berkurang dari

131,137 Km menjadi 131,133 Km dan dalam kondisi baik meningkat dari 441,569 Km

menjadi 486,613 Km. Adapun untuk kondisi jembatan, untuk rusak berat mengalami

penurunan dari 16 buah menjadi 15 buah dan untuk kondisi rusak ringan juga

mengalami penurunan dari 28 buah menjadi 25 buah serta untuk kondisi baik telah

meningkat dari 101 buah menjadi 105 buah.

Peningkatan kondisi jalan dan jembatan ini, merupakan komitmen kami guna

memperkuat aktivitas perekonomian daerah yang makin ditopang oleh kelancaran jalur

distribusi dan mobilisasi pergerakan pengusaha, jasa dan barang yang diperlukan

masyarakat daerah, sehingga pada secara bertahap akan berkontribusi pada

pengurangan tingkat kesenjangan pembangunan antar kawasan, baik di tingkat

Page 21: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

kecamatan, perdesaan serta hubungan pusat-pusat pertumbuhan baru.

Kemudian untuk perkembangan cakupan layanan air bersih, rata-rata layanan air

bersih terhadap seluruh KK baru mencapai 25.632 Saluran Langganan (SL) yang

dilayani melalui PDAM atau meningkat sebanyak 122 Saluran Langganan dari tahun

sebelumnya. Sedangkan sisanya masih dilayani oleh air baku, baik saluran sumur yang

dibuat setiap keluarga maupun memanfaatkan air permukaan dari sungai secara

langsung.

Sementara itu, untuk penanganan sampah pada tahun 2010, Pemerintah daerah

baru mampu menangani sekitar 133 m3 dari volume sampah sebanyak 264,81 m3 yang

dihasilkan oleh seluruh rumah tangga. Sedangkan untuk penanganan air limbah,

konsentrasi pemerintah daerah pada tahun 2010 masih diprioritaskan pada upaya untuk

memantau kondisi kualitas air sungai Cimande dari tekanan pencemaran limbah

industri, melalui penggunaan alat secara digital.

Kondisi infrastruktur lainnya yang terus menjasi perhatian kita berkaitan dengan

perbaikan kondisi layanan untuk aktivitas transportasi daerah, antara lain perbaikan

traffic light dengan menggunakan digital timer dan pengeras suara yang

menginformasikan tentang tata kelola lalu lintas yang berbudaya. Traffic light tersebut di

konsentrasikan di kawasan-kawasan jalur lalu lintas padat seperti di kawasan rumah

sakit, taman kota, pusat keramaian kota serta jalur pertemuan jalan kabupaten, provinsi

dan jalan negara.

Demikian juga dengan perbaikan marka-marka jalan, zebra cross serta

penertiban lokasi-lokasi parkir liar dan terminal bayangan, baik melalui penindakan

yang bersifat persuasif maupun represif tindakan hukum melalui pemanfaatan aparat

satuan polisi pamong praja. Namun demikian berkaitan dengan kejadian kecelakaan

lalu lintas di jalan raya pada tahun 2010 terjadi sebanyak 591 kali dan dilihat dari jumlah

korbannya untuk tahun 2010 mencapai 842 orang.

Demikian pemaparan kondisi infrastruktur daerah yang telah berhasil kami

wujudkan sepanjang tahun 2010. Untuk selanjutnya pada bagian akhir paparan kinerja

ini, kami akan menggambarkan secara umum kondisi pelaksanaan kebijakan

peningkatan ketersediaan energi listrik dan listrik perdesaan.

Kondisi kinerja yan telah diwujudkan antara lain berkaitan dengan cakupan

elektrifikasi perdesaan tahun 2010 yaitu mencapai 96,2 % dari target sebanyak 500 KK.

Untuk mengatasi kebutuhan elektrifikasi bagi rumah tangga kurang mampu telah

dilaksanakan pemasangan listrik perdesaan (sambungan rumah) sebanyak 481 unit

untuk 481 KK atau mencapai 96,2 % dari target sebanyak 500 KK.

Page 21

Page 22: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

Dalam hal menyikapi dan mengantisipasi kebutuhan energi listrik bagi

masyarakat, pemerintah daerah telah mengembangkan pemanfaatan energi alternatif

yang potensial dan dapat dimanfaatkan seperti biogas dan Pembangkit Listrik Tenaga

Mikri Hydro (PLTMH). Untuk perkembangannya, pengguna energi mikro hydro saat ini

mencapai 700 KK atau sebesar 280 % dari target sebanyak 25 KK, sedangkan energi

biogas saat ini baru mencapai 72 KK.

Rapat Paripurna DPRD yang kami hormati,

Terkait dengan beberapa proyek strategis yang bersifat multiyears di Kabupaten

Sumedang, dapat kami laporkan progress-nya sebagai berikut :

1) Pembangunan Waduk Jatigede

Pembangunan fisik waduk Jatigede sampai dengan akhir bulan Desember 2010

mencapai sekiranya 34,5 % dari target 36,33 % atau mengalami deviasi sebesar

1,82 %. Hal ini menunjukkan dalam pelaksanaannya secara umum telah berjalan

lancar. Kebutuhan lahan untuk genangan Jatigede maupun fasilitas pendukungnya

seluas 4.946 Ha dengan rincian sebagai berikut : Lahan milik kehutanan seluas

1.361 Ha, yang sudah dibebaskan seluas 185 Ha; Lahan milik penduduk seluas

3.585 Ha, yang sudah dibebaskan seluas 3.426 Ha.

Penduduk yang terkena dampak langsung pembangunan waduk Jatigede tersebar

di 4 kecamatan, 17 desa, 66 RW dan 248 RT. Sesuai hasil validasi Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sumedang jumlahnya mencapai

8.485 KK, dengan rencana pemindahan penduduk melalui : Pola transmigrasi;

Pola Resetlement (pindah ke daerah penerima manfaat yaitu Kabupaten

Indramayu, Majalengka dan Kabupaten Cirebon); serta Pola sisipan perdesaan.

Dari jumlah tersebut yang sudah dipindahkan melalui transmigrasi mulai dari tahun

1994 sampai dengan tahun 2010 mencapai 1.572 KK, serta melalui relokasi ke

kabupaten terdekat (Garut dan Cianjur) sebanyak 138 KK. Namun demikian,

realisasi pemindahan penduduk tersebut belum berjalan sesuai dengan harapan

karena sebagian diantaranya telah kembali lagi. Untuk penanganan situs , dari 42

situs yang berada di daerah genangan, 15 situs telah dilakukan studi teknis oleh

Direktorat Kepurbakalaan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 5 situs diantaranya

sudah direlokasi.

Permasalahan sosial krusial saat ini yang perlu mendapatkan perhatian dari

semua pihak antara lain adalah : validasi data penduduk dan penuntasan proses

pemindahan penduduk; penyelesaian pembebasan lahan dan permasalahan

bangunan baru; penanganan situs/cagar budaya; penanganan kelembagaan

pemerintahan desa; pemindahan berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial

Page 23: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

masyarakat; penanganan masalah ekonomi terutama terkait dengan peralihan

mata pencaharian penduduk; penanganan masalah lingkungan hidup; serta

penanganan masalah sosial budaya lainnya.

2) Pembangunan Tol Cisumdawu

Panjang jalan Tol Cisumdawu diperkirakan 60,10 Km dengan kebutuhan lahan

seluas 834, 01 Ha. Untuk segmen I Cileunyi-Sumedang sepanjang 29,05 Km

(427,55 Ha), serta untuk segmen II Sumedang-Dawuan sepanjang 31,05 Km

(406 ,46 Ha). Sampai dengan tahun 2010, lahan yang sudah dibebaskan seluas

157,78 Ha dengan nilai ganti rugi sebesar Rp.179,308 milyar lebih yang

bersumber dari APBN dan APBD. Kalau tidak ada kendala berarti, proses

pembangunan konstruksi jalan Tol Cisumdawu tersebut mudah-mudahan dapat

dimulai pada tahun 2011 ini, diawali dari trase seksi II Rancakalong-Sumedang

sepanjang 17,5 Km (255,05 Ha)

3) Pembangunan Pusat Pemerintahan Berbasis Budaya Sunda

Pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten Sumedang berbasis budaya

Sunda secara keseluruhan diperkirakan membutuhkan pendanaan sebesar Rp.

443,27 milyar, terdiri dari : untuk kebutuhan pembebasan lahan seluas 32 Ha

sebesar Rp. 91,20 milyar; pembangunan infrastruktur sebesar Rp. 281,62 milyar;

serta pengadaan perlengkapan kantor sebesar Rp. 70,45 milyar. Realisasi

pembangunannya saat ini adalah sebagai berikut : untuk pengadaan lahan baru

mencapai 9,5 Ha dengan dukungan pendanaan sebesar Rp. 23,40 milyar;

pembangunan infrastruktur untuk alokasi Kantor Bupati dan Sekretariat Daerah

dengan dukungan pendanaan sebesar Rp. 42 Milyar. Adapun untuk pengadaan

perlengkapan kantor baru akan terealisasikan mulai tahun 2011 ini.

4) Pengembangan Kawasan Perkotaan Jatinangor

Pengembangan Kawasan Perkotaan Jatinangor (KPJ) merupakan salah satu

bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk meningkatkan kualitas

pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat di wilayah Jatinangor dan

sekitarnya yang notabebe merupakan kawasan cepat tumbuh serta bagian dari

pengembangan Bandung Metropolitan Area. Studi kelayakan serta penyusunan

naskah akademik KPJ telah dilaksanakan berturut-turut pada tahun 2009 dan

2010, saat ini rencana tahapannya akan memasuki penyusunan Rancangan

Peraturan Daerah. Namun demikian tindak lanjut pembahasannya menunggu

ditetapkannya terlebih dahulu Peraturan Daerah tentang Revisi RTRW Kabupaten

Sumedang yang saat ini masih berproses. Sebagaimana dimaklumi bahwa sesuai

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2009 tentang Pedoman Page 23

Page 24: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

Pengelolaan Kawasan Perkotaan, rencana pengembangan kawasan perkotaan

harus mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah.

Pada kesempatan yang baik ini dapat kami laporkan pula, bahwa setiap langkah

proaktif untuk menanggulangi berbagai dampak yang mungkin timbul khususnya dari

pembangunan waduk Jatigede dan jalan Tol Cisumdawu, serta untuk mendorong agar

warga masyarakat Sumedang berperan sebagai subjek pembangunan dan menjadi

pemetik manfaat utama dari terbangunnya megaproyek tersebut, selama tahun 2010

walaupun masih bersifat parsial kami telah berupaya mendorong berbagai kegiatan

antisipatif pada berbagi SKPD terkait. Adapun penanganan yang lebih komprehensif

Insya Allah akan kami lakukan mulai tahun 2011 ini, yaitu diawali dengan optimalisasi

koordinasi lintas sektor dan lintas jenjang pemerintah serta penyusunan perencanaan

penanggulangan dampak sosial, budaya dan ekonomi yang lebih sistematis dari

megaproyek tersebut.

Rapat Paripurna DPRD yang kami banggakan,

Demikian kiranya pokok-pokok LKPJ atas kinerja pemerintah dan pembangunan

daerah tahun 2010 dalam balutan tema “Akselerasi penanggulangan permasalahan

sosial, budaya dan ekonomi dengan ditopang semangat Sumedang Puseur Budaya

Sunda”. Kami menyadari bahwa belum semua harapan masyarakat maupun mitra

kerja kami di DPRD, maupun diwujudkan dalam pelaksanaan pemerintah daerah

melalui 9 kebijakan utama yang dijadikan landasan operasional bagi 4 misi

pembangunan daerah. Namun demikian, dari waktu ke waktu kami senantiasa akan

terus meningkatkan kemampuan teknokratis para perangkat daerah kami, serta

memaduserasikannya dengan aspirasi masyarakat dan pokok-pokok pikiran DPRD.

Kita semua perlu percaya bahwa keberhasilan penyelenggaraan pemerintah dan

pembangunan dalam perspektif budaya Sunda akan tergantung pada “rempug

jungkung sauyunan” - nya segenap komponen daerah yang ditopang oleh tiga pilar

utama atau “Tri tangtu dibuana”, yakni : Resi yang diperankan oleh para ulama,

budayawan dan cendekiawan dengan nilai filosifis “gurat cai”; Ratu yang diperankan

oleh pemerintah daerah (Pemerintah Daerah dan DPRD ) dengan nilai filosofis “gurat

batu”; serta Rama yang diperankan oleh tokoh dan warga masyarakat dengan nilai

filosofi “gurat taneuh”. Karena itu kami mengetuk pintu hati segenap komponen daerah,

mari kita bangun kemitraan dan kerjasama yang sinergis diantara ketiga pilar utama

daerah tersebut.

Untuk melukiskan kebanggaan dan rasa syukur, serta sekaligus pengharapan

kita ke depan terhadap “lemah cai” Sumedang, pada akhir sambutan ini, ijinkanlah saya

mengutip bagian dari rumpaka lagu Sunda Mekar sebagai berikut : “Sumedang tanahna

subur, gemah ripah ma’mur loh jinawi, gunung-gunungna, cur cor caina, maplak

pasawahannana, cukup sugih pangebonna, karaharjaan mencar mawur kajauhna,

Page 25: LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN · PDF file•Angka kemiskinan juga alhamdulilliah mengalami penurunan yang cukup berarti, ... tingginya ketergantungan kapasitas pendapatan APBD

nagri nanjung panjang punjung, murah sandang murah pangan” .

Terima kasih atas perhatiannya, semoga kita semua diberikan kekuatan untuk

mengemban amanah yang mulia ini, serta senantiasa ada dalam perlindungan Allah

SWT.

Billahi taufik wal hidayah. Wassalamu’alakium warakhmatullohi wabarokatuh.

BUPATI SUMEDANG

DR. H. DON MURDONO,SH. MSi

Page 25