laporan kemajuan program kreativitas mahasiswa · permasalahan mitra, sebagai alat pengentasan...

14
i LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA “SPINNER PULLING OIL”ELABORASI PENERAPAN TEKNOLOGI PENGENTAS MINYAK OTOMATIS DALAM PENINGKATAN PRODUKTIFITAS ABON IKAN DI KOPERASI WANITA SRIKANDI, DESA BANTUREJO, KECAMATAN NGANTANG, KABUPATEN MALANG BIDANG KEGIATAN : PKM TEKNOLOGI Diusulkan oleh : Muhammad Agung Nugraha 115100607111002 Angkatan 2011 Helmi Fadhlurrahman Felayati115100600111013 Angkatan 2011 Alvian Budhi Irianto 115100600111014 Angkatan 2011 Halimatus Sa’Diyah 105100200111029 Angkatan 2010 Famelian Regeista 105100907111001 Angkatan 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014

Upload: others

Post on 03-Oct-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA · permasalahan mitra, sebagai alat pengentasan minyak dalam pembuatan produk makanan. Dalam hal ini, produk yang ³6SLQQHU3XOOLQJ2LO´

i

LAPORAN KEMAJUAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

“SPINNER PULLING OIL”ELABORASI PENERAPAN TEKNOLOGI

PENGENTAS MINYAK OTOMATIS DALAM PENINGKATAN

PRODUKTIFITAS ABON IKAN DI KOPERASI WANITA SRIKANDI,

DESA BANTUREJO, KECAMATAN NGANTANG, KABUPATEN

MALANG

BIDANG KEGIATAN :

PKM TEKNOLOGI

Diusulkan oleh :

Muhammad Agung Nugraha 115100607111002 Angkatan 2011

Helmi Fadhlurrahman Felayati115100600111013 Angkatan 2011

Alvian Budhi Irianto 115100600111014 Angkatan 2011

Halimatus Sa’Diyah 105100200111029 Angkatan 2010

Famelian Regeista 105100907111001 Angkatan 2010

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA · permasalahan mitra, sebagai alat pengentasan minyak dalam pembuatan produk makanan. Dalam hal ini, produk yang ³6SLQQHU3XOOLQJ2LO´

ii

Page 3: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA · permasalahan mitra, sebagai alat pengentasan minyak dalam pembuatan produk makanan. Dalam hal ini, produk yang ³6SLQQHU3XOOLQJ2LO´

iii

Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Teknologi (Pkm T), Judul : “Spinner

Pulling Oil”Elaborasi Penerapan Teknologi Pengentas Minyak Otomatis Dalam

Peningkatan Produktifitas Abon Ikan Di Koperasi Wanita Srikandi, Desa

Banturejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Oleh : Muhammad Agung

Nugraha 115100607111002, Alvian Budhi Irianto 115100600111014, Helmi

Fadhlurrahman Felayati 115100600111013, Halimatus Sa’Diyah

105100200111029, Famelian Regeista 105100907111001. Universitas Brawijaya,

Malang, 2014.

Ringkasan

Desa Banturejo adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Ngantang,

Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur yang memiliki komoditas pertanian,

peternakan dan perikanan melimpah, serta dekat dengan lokasi wisata, yaitu

Bendungan Selorejo. Komoditas perikanan merupakan unggulan dari desa

Banturejo dan terus dilakukan pengembangan. Selain ikan yang dihasilkan dari

waduk, saat ini banyak pula warga masyarakat yang melakukan usaha budidaya

ikan lele. Ikan lele banyak dijual langsung untuk konsumsi dan dijual di sekitar

Bendungan Selorejo. Keberadaan produk unggulan untuk oleh-oleh dapat

menjadi pelengkap bagi pengunjung untuk dijadikan oleh-oleh khas. Koperasi

Wanita (KOPWAN) Srikandi yang berada di desa Banturejo, Kecamatan

Ngantang, Kabupaten Malang menangkap peluang bisnis ini dengan mengolah

sumber ikan menjadi abon ikan. Abon ikan diperkenalkan dengan pertimbangan

bahwa produk olahan tersebut mempunyai peluang yang baik untuk dijadikan

oleh-oleh khas Bendungan Selorejo yang berpeluang tinggi. Pembuatan abon ikan

yang diproduksi oleh KOPWAN Srikandi masih menggunakan metode yang

konvensional dan sangat sederhana akibatnya masih banyak kandungan minyak di

dalam abon. Selain itu, Kapasitas produksi sebesar 10 kg abon ikan hanya mampu

memenuhi 25% dari permintaan konsumen. “Spinner Pulling Oil”merupakan

solusi kreatif yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan mitra, sebagai alat

pengentasan minyak dalam pembuatan produk makanan. Dalam hal ini, produk

yang dihasilkan“Spinner Pulling Oil” dapat diaplikasikan dalam elaborasi usaha

perikanan melalui produk abon dengan memanfaatkan spinner khususnya di

Koperasi Wanita Srikandi, Desa Banturejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten

Malang. Sehingga, diharapkan dengan adanya “Spinner Pulling Oil” ini dapat

mengeksplorasi sumberdaya perikanan yang ada di Desa Banturejo dan

diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Alat Spinner Pulling

Oil dapat mengatur putaran (rpm) alat secara otomatis dan optimal untuk

mengurangi minyak dalam abon. Untuk pengenalan alat dan pemasaran produk

abon secara luas, dilakukan publikasi menggunakan media cetak, elektronik

maupun secara online. Sehingga abon terjual dengan jumlah yang besar.

Page 4: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA · permasalahan mitra, sebagai alat pengentasan minyak dalam pembuatan produk makanan. Dalam hal ini, produk yang ³6SLQQHU3XOOLQJ2LO´

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………i

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….ii

RINGKASAN…………………………………………………………………….iii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iv

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……….………………………………………….3

BAB 3 METODE PELAKSANAAN……………………………………………..4

BAB 4 HASIL YANG DICAPAI…………………………………………………4

BAB 5 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA…………………………….......7

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...8

LAMPIRAN...........................................................................................................8

Page 5: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA · permasalahan mitra, sebagai alat pengentasan minyak dalam pembuatan produk makanan. Dalam hal ini, produk yang ³6SLQQHU3XOOLQJ2LO´

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Desa Banturejo adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Ngantang, Kabupaten

Malang, Provinsi Jawa Timur.Desa Banturejo memiliki komoditas pertanian, peternakan dan

perikanan yang melimpah, serta dekat dengan lokasi wisata, yaitu Bendungan Selorejo.

Komoditas perikanan merupakan unggulan dari desa Banturejo dan terus dilakukan

pengembangan. Selain ikan yang dihasilkan dari waduk, saat ini banyak pula warga

masyarakat yang melakukan usaha budidaya ikan lele. Ikan lele banyak dijual langsung untuk

konsumsi dan dijual di sekitar Bendungan Selorejo. Pemasaran ikan lele di desa Banturejo cukup mudah karena lokasi desa yang dekat

dengan lokasi wisata secara langsung menjadi pintu gerbang bagi pengunjung Bendungan

Selorejo. Meskipun ramai dengan pengunjung, namun belum ada oleh-oleh khas dari

Bendungan Selorejo. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan

makanan lain. Bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan mati menyebabkan pembusukan.

Untuk itu perlu adanya pengembangan produk olahan yang bisa dijadikan oleh-oleh

pengunjung tempat wisata ini.

Keberadaan produk unggulan untuk oleh-oleh dapat menjadi pelengkap bagi

pengunjung untuk dijadikan oleh-oleh khas. Koperasi Wanita (KOPWAN) Srikandi yang

berada di desa Banturejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang menangkap peluang

bisnis ini dengan mengolah sumber ikan menjadi abon ikan. Abon ikan diperkenalkan dengan

pertimbangan bahwa produk olahan tersebut mempunyai peluang yang baik untuk dijadikan

oleh-oleh khas Bendungan Selorejo yang berpeluang tinggi. Pembuatan abon ikan yang

diproduksi oleh KOPWAN Srikandi masih menggunakan metode yang konvensional dan

sangat sederhana. Kapasitas produksi per hari sebesar 10 kg abon ikan, yang hanya mampu

memenuhi 25% dari permintaan konsumen.

Masalah penting yang dihadapi oleh KOPWAN Srikandi adalah mutu dari abon yang

diproduksi. Saat ini abon ikan yang diproduksi masih memiliki kadar minyak yang tinggi

menyebabkan produk abon ikan buatan KOPWAN Srikandi menjadi cepat tengik dan tidak

tahan lama. Menurut Aminah (2010) terdapatnya sejumlah air dalam minyak dapat

mengakibatkan kerusakan minyak yang disebabkan proses hidrolisa mejadi asam lemak

bebas dan mengakibatkan ketengikan. Selain proses hidrolisa minyak bisa mengalami

proses oksidasi yang menyebabkan bau tengik pada minyak. Oksidasi dimulai dengan

terbentuknya peroksida dan hiperoksida. Tingkat selanjutnya ialah terurainya asam-asam

lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi aldehid, keton serta asam lemak

bebas (Haryani, 2008).Oleh karena itu perlu adanya teknologi yang dapat meningkatkan

kualitas dan waktu simpan dari abon ikan produksi KOPWAN Srikandi.

“Spinner Pulling Oil”merupakan solusi kreatif yang diterapkan untuk mengatasi

permasalahan mitra, sebagai alat pengentasan minyak dalam pembuatan produk makanan.

Dalam hal ini, produk yang “Spinner Pulling Oil” dapat diaplikasikan dalam elaborasi usaha

perikanan melalui produk abon dengan memanfaatkan spinner khususnya di Koperasi Wanita

Srikandi, Desa Banturejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Sehingga, diharapkan

dengan adanya “Spinner Pulling Oil” ini dapat mengeksplorasi sumberdaya perikanan yang

ada di Desa Banturejo dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Program Kreativitas Mahasiswa Bidang teknologi ini, berupaya dalam memecahkan

permasalahan dibawah ini :

1. Bagaimana rancangan pembuatan “Spinner Pulling Oil”yang sesuai dengan

standar mitra Koperasi Wanita Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang?

2. Bagaimana pembuatan “Spinner Pulling Oil”yang sesuai dengan standar mitra

Koperasi WanitaKecamatan Ngantang, Kabupaten Malang ?

Page 6: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA · permasalahan mitra, sebagai alat pengentasan minyak dalam pembuatan produk makanan. Dalam hal ini, produk yang ³6SLQQHU3XOOLQJ2LO´

2

3. Bagaimana sosialisasi dan monitoring “Spinner Pulling Oil” sehingga dapat

meningkatkan produktivitas abon lele di Koperasi Wanita Kecamatan Ngantang,

Kabupaten Malang?

1.3 Tujuan

1. Membuat rancangan pembuatan “Spinner Pulling Oil”yang sesuai dengan standar

mitra Koperasi Wanita Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.

2. Membuat “Spinner Pulling Oil”yang sesuai dengan standar mitra Koperasi

Wanita Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.

3. Mengetahui sosialisasi dan monitoring “Spinner Pulling Oil” sehingga dapat

meningkatkan produktivitas abon lele di Koperasi Wanita Kecamatan Ngantang,

Kabupaten Malang. 1.4 Luaran

Diharapkan dengan karya ini dihasilkan teknologi pengentas minyak yang efektif dan

efisien, sehingga dapat menjadi solusi permasalahan mitra untuk mengeksplorasi sumberdaya

sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis. Selain itu, target luaran yang diharapkan dari

program ini adalah :

a. Potensi Paten/HKI

“Spinner Pulling Oil” memiliki potensi untuk dipatenkan, karena alat ini sangat

berpotensi untuk dikembangkan di masyarakat khususnya pada mitra. Hasil search

data dari International Paten (WIPO) tahun 2013 terlihat bahwa belum adanya

peneliti yang meneliti tentang alat pengentas minyak secara otomatis.

Gambar 1. Hasil search data dari International Paten (WIPO) tahun 2013

b. Potensi Publikasi Artikel Ilmiah

Mengingat begitu besarnya manfaat dari “Spinner Pulling Oil” selain berpeluang

untuk bisa dipatenkan karena belum ada alat pengentas minyak secara otomatis di

Indonesia, penulis juga akan mempublikasikan secara ilmiah yang bertujuan untuk

perluasan informasi, sehingga tujuan utama agar masyarakat dapat mengenal dan

mengetahui “Spinner Pulling Oil” sehingga dapat meningkatkan nilai

keproduktifan masyarakat.

c. Monitoring dan Evaluasi“Spinner Pulling Oil” pada mitra

“Spinner Pulling Oil” diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan mitra,

khususnya. Sehingga diharapkan dengan adanya “Spinner Pulling Oil”

kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat mitra dapat lebih baik dan lebih

sejahtera.

1.5 Manfaat Program

a. Bagi Akademisi atau Mahasiswa

Menjadikan media aktualisasi dan pengembangan teknologi di bidang

teknologi dan rekayasa selain itu sebagai bentuk pengabdian insan akademis dalam

pembelajaran pemberdayaan masyarakat sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Page 7: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA · permasalahan mitra, sebagai alat pengentasan minyak dalam pembuatan produk makanan. Dalam hal ini, produk yang ³6SLQQHU3XOOLQJ2LO´

3

b. Bagi Masyarakat

Memberikan wacana baru tentang pengembangan teknologi dibidang teknologi

dan rekayasa alat untuk pengentas minyak, dan memberikan solusi yang efektif pada

masalah pengentas minyak .

c. Bagi Pemerintah

Sebagai salah satu solusi alternatif dalam pengaplikasian teknologi pengentas

minyak

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Kondisi Mitra

Desa Banturejo adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Ngantang, Kabupaten

Malang, Provinsi Jawa Timur. Desa ini berada di sekitar gerbang resmi memasuki kawasan

taman wisata BendunganSelorejo. Desa Banturejo membawahi 3 Dusun, dusun Sromo, dusun

Banu, dan dusun Ngramban. Dusun Sromo dipimpin oleh Muhammad Kholid, dusun Banu

oleh Subeni, sedangkan Ngramban dipimpin oleh Edi Sunarto. Mata pencaharian sebagian

besar penduduk adalah petani, pegawai, peternak sapi perah, buruh pabrik, dan pedagang.

Sebelah utara desa ini berbatasan dengan Bendungan Selorejo dan wilayah desa Mulyorejo,

sebelah selatan dengan desa Ngantru dan ggunung Kelud, serta sebelah barat dengan desa

Pandansari (Sumber : Wawancara Penulis).

Di desa ini terdapat Koperasi Wanita (KOPWAN) Srikandi yang berada di desa

Banturejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Selama ini KOPWAN Srikandi hanya

memproduksi Carang Mas yang sudah di jual di bendungan Selorejo. Produksi Carang Mas

belum bisa banyak dikembangkan karena bahan baku yang tersedia tidak selalu ada (Sumber :

Wawancara Penulis).

2.2 Potensi Sumberdaya perikanan Mitra

Wilayah ini memiliki kekayaan sumber perikanan yang melimpah. Saat ini masyarakat

juga banyak yang mengembangkan ternak lele. Budidaya lele yang dilakukan berkembang

pesat karena banyak wisatawan yang berkunjung ke desa Banturejo untuk melakukan wisata.

Dari sektor perikanan, Banturejo yang memiliki lokasi berdekatan langsung dengan

Bendungan Selorejo, dimana memiliki komoditas ikan air tawar antara lain: Wader, Nila,

Mujair dan udang, dimana pemanfaatannya sampai sejauh ini hanya dimanfaatkan untuk

hidangan makanan ciri khas wisata Selorejo, sehingga masih kurang banyak pemanfaatannya

(Sumber : Wawancara Penulis).

Dengan semakin melimpahnya jumlah produksi lele di desa Banturejo, maka

diperlukan alternatif pengembangan produk olahan. Pengembangan produk olahan dari lele

diharapkan juga menjadi produk unggulan yang bisa menjadi trade mark sehingga bisa

menjadi oleh-oleh dari desa ini(Sumber : Wawancara Penulis).

2.3 Komponen “Spinner Pulling Oil”

Bahan dasar atau bahan baku yang digunakan proses pembuatan “Spinner Pulling

Oil” adalah stainless steel. Baja tahan karat atau lebih dikenal dengan Stainless Steel adalah

senyawa besi yang mengandung sekitar 10% Kromium yang mencegah proses pengkaratan

logam. Kemampuan tahan karat diperoleh dari terbentuknya lapisan film oksida Kromium,

dimana lapisan oksida ini menghalangi proses oksidasi besi membuat baja ini tidak bisa

berkarat. Stainlees pun banyak macamnya ada 201 , 304 , 316 dan lain lain semakin tinggi

serinya maka stainlees ini akan semakin bagus dan tahan lama. Perawatan Stainlees pun

sangat mudah tidak seperti besi yang harus di cat atau di crhome Stainlees ini hanya perlu di

lap untuk mengembalikan kilapnya seperti baru. tetapi apabila terjadi penggoresan pada

Stainleesnya anda tidak perlu khawatir karena Stainless ini hanya perlu di poles untuk

menjadikan Stainless ini kembali kilap seperti semula (Zubek, 2006).

Page 8: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA · permasalahan mitra, sebagai alat pengentasan minyak dalam pembuatan produk makanan. Dalam hal ini, produk yang ³6SLQQHU3XOOLQJ2LO´

4

BAB III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Metode Pelaksanaan

Gambar 2. Metode Pelaksanaan Kegiatan

3.1.1 Persiapan

Waktu dan tempat Kegiatan ini akan dilaksanakan sesuai jadwal yang ada dan diperlukan waktu 4 bulan.

Produksi akan dilaksanakan di Laboratorium Mekatronik Alat dan Mesin Agroindustri

Jurusan Teknik Pertanian Universitas Brawijaya Malang.

Bahan dan alat Bahan utama yang digunakan dalam kegiatan ini Stainless Steel, Pipa Besi dan

Vorporasi SS.

BAB IV.HASIL YANG DICAPAI

4.1 Peninjauan Lokasi Mitra

Peninjauan lokasi mitra dilakukan sebelum memulai pembuatan alat “Spinner Pulling

Oil” bertujuan untuk mengetahui kapasitas produksi abon yang akan dibuat. Hal tersebut,

berfungsi untuk mengetahui dimensi “Spinner Pulling Oil”, kecepatan, dan pemilihan bahan

sesuai dengan kondisi mitra. Peninjauan lokasi dilakukan dengan terjun langsung dan

melakukan wawancara ataupun mengajukan kuisoner kepada beberapa masyarakat sesuai

kebutuhan dengan data sebelum pembuatan “Spinner Pulling Oil”.

4.2 Pembuatan Alat

Persiapan

Peninjauan Lokasi Mitra

Pembuatan Alat

Monitoring dan Evaluasi

Publikasi

Evaluasi

Page 9: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA · permasalahan mitra, sebagai alat pengentasan minyak dalam pembuatan produk makanan. Dalam hal ini, produk yang ³6SLQQHU3XOOLQJ2LO´

5

Gambar 3. Desain Alat

Gambar 4. merupakan cara kerja pembuatan alat.

Gambar 4. Cara kerja Pembuatan Alat

4.3 Monitoring dan Evaluasi

Proses Monitoring dan Evaluasi ada beberapa tahap diantaranya :

4.4Proses Monitoring Pembuatan Abon Gambar 5. Merupakan proses pembuatan Abon yang sesuai dengan standar

Persiapan Alat dan Bahan

Pembuatan Tabung Mesin Berbentuk Silinder

Pembuatan Keranjang Mesin Terbuat dari stainless steel

Kerangka Mesin

“Spinner Pulling Oil”

PerangkaianPengaturKecepat

andanWaktu

Page 10: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA · permasalahan mitra, sebagai alat pengentasan minyak dalam pembuatan produk makanan. Dalam hal ini, produk yang ³6SLQQHU3XOOLQJ2LO´

6

Gambar 5. Monitoring proses pembuatan abon ikan (proses pembuatan ikan)

Hasil analisa kandungan Abon Ikan Lele dengan Standar Industri Indonesia (SII) no 0368-80,

0368-85 untuk Abon Ikan dapat dilihat Tabel 1

Tabel 1 Hasil analisa kandungan Abon Ikan Lele

Parameter Abon Ikan Kopwan Srikandi SII

Abu 5,88 % Max 9 %

Protein 24,69 % 20 %

Air 5,98 % Max 10 %

Lemak 11,23 % Max 30 %

Aroma,Warna,Rasa Khas Ikan Lele Khas

Jamur Negatif Negatif

4.5 Proses Monitoring Pengemasan Abon Ikan

Proses pengemasan bertujuan untuk meningkatkan daya simpan produk. Bahan

pengemas yang umum digunakan adalah plastik polipropilen dengan ketebalan minimal 0,8

mm atau aluminium foil (Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, 2009). Pengemasan produk

carang mas dan abon ikan mujair biasanyamenggunakan mesin hand sealer, dengan tujuan

mengepres kemasan plastik menggunakan tangan (manual). Gambar 6 merupakan mesinhand

sealer:

4.6 Publikasi dan PATEN

Selain itu setelah melakukan pengarahan kepada mitra, perlu adanya publikasi baik

media cetak, elektronik maupun online meliputi JTV, Malang TV, Malang Post, Radio RRI

Malang, Radio RRI Nasional, halomalang.com, prasetya Online, seputarmalang.com,

Gambar6.MesinHand Sealer

Page 11: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA · permasalahan mitra, sebagai alat pengentasan minyak dalam pembuatan produk makanan. Dalam hal ini, produk yang ³6SLQQHU3XOOLQJ2LO´

7

mediamahasiswa.com, malang-post.com, rri.co.id, siwi-siwi dan selain itu kami telah

mengajukan publikasi jurnal ilmiah internasional di International Journal of Mechanical

Sciences.Hal tersebut, bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas,

sehingga diharapkan juga dapat mengatasi permasalahan masyarakat luas, tidak hanya pada

mitra. Selain itu, setelah melakukan publikasi dilakukan paten HKI yang bertujuan

melindungi karya dan karsa cipta.

Gambar 7. Pengajuan Paten International

Gambar 8. Pengajuan Jurnal Internasional

Gambar 9. Publikasi Media

BAB V. RENCANA TAHAP BERIKUTNYA

Rekapitulasi proses pengerjaan dari PKM – KC dapat dilihat pada tabel 2.

No Kegiatan Presentasi Ketercapaian PJ Kegiatan

1 Survey Lokasi 5 % 5 % Agung

2 Perijinan Lokasi 5 % 5 % Alvian

3 Desain alat dan pembuatan modul 15 % 15 % Helmi

Page 12: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA · permasalahan mitra, sebagai alat pengentasan minyak dalam pembuatan produk makanan. Dalam hal ini, produk yang ³6SLQQHU3XOOLQJ2LO´

8

Adapun pengerjaan kedepan sebagai berikut :

1. Proses Kerja sama di instansi pemerintah setempat (Dinas Perikanan

dan Kelautan Jawa Timur untuk Proses Pembibitan Lele Dumbo di

Desa Banturejo

2. Membantu mengembangkan pemasaran

3. Pembuatan Laporan akhir dan evaluasi secara kontinyu

DAFTAR PUSTAKA

Aminah, S., dan Isworo T.J. 2010. Praktek Penggorengan dan Mutu Minyak Goreng Sisa

pada Rumah Tangga Rt.05 Rw. III Kedungmundu Tembalang Semarang.

Laporan penelitian Internal UNIMUS Tahun 2010.

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian. 2009. Pedoman Pengelolaan Limbah

Industri Kelapa Sawit. Deptan. Jakarta. 81 hal.

Widayat, Suherman dan K. Haryani. 2006. Optimasi Proses Adsorpsi Minyak Goreng Bekas

DenganAdsorben Zeolit Alam: Studi Pengurangan Bilangan Asam. Jurnal

Teknik Gelagar. Volume 17.Universitas Diponegoro

Zubek, P. E., 2006. „A Technical Review of Precipitation Hardening Stainless Steel

Grades‟.

LAMPIRAN 1.

Lampiran 1. Anggaran Anggaran Biaya PKM-T

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Bahan habis pakai pembuatan Abon Rp. 7.320.000,-

2 Transportasi Rp. 850.000,-

3 Administrasi Rp. 1.500.000,-

4 Pembelian Sampel Abon 100 gr Rp. 150.000,-

5 PengujianLaboratorium Rp. 280.000,-

6 Publikasi Rp. 2.000.000,-

Jumlah Rp. 12.100.000,-

4 Pembuatan Alat 30 % 30 % Agung

5 Uji Coba Alat dan Analisa Abon 10 % 10 % Famel

6 Penerapan dan sosialisasi 15 % 15 % Seluruh

Anggota

7 Monitoring dan Evaluasi 15 % 10 % Seluruh

Anggota

8 Pembuatan Laporan 5 % Halimatus

Total 100% 90 %

Page 13: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA · permasalahan mitra, sebagai alat pengentasan minyak dalam pembuatan produk makanan. Dalam hal ini, produk yang ³6SLQQHU3XOOLQJ2LO´

9

LAMPIRAN 2.

Lampiran 2. Dana Kegiatan PKM T

Gambar 10. Nota Pembelian Satu Set Gambar 11. Nota Sewa Mobil

Pengatur RPM

Gambar 12. Nota Persiapan Sosialisasi Gambar 13. Nota Pembelian Sampel

dan Pelatihan Abon Ikan Lele

Gambar 14. Nota Uji Lab Gambar 15. Nota Publikasi Malang TV

Page 14: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA · permasalahan mitra, sebagai alat pengentasan minyak dalam pembuatan produk makanan. Dalam hal ini, produk yang ³6SLQQHU3XOOLQJ2LO´

10

Lampiran 3. Dokumentasi

Gambar 16. Diskusi Dengan Pembimbing dan Survei Lapang

Gambar 17. Perakitan Alat

Gambar 18. Sosialisasi Alat

Gambar 19. Evaluasi Program