studi model kelembagaan pengentasan kemiskinan melalui

6
LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN ANGGARAN 2009 STUDI MODEL KELEMBAGAAN PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI INDUSTRI PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT LOKAL DI JAWA TIMUR Dr. Khusnul Ashar, SE. MA Bahtiar Fitanto, SE. MT Supartono, SE. SU Dibiayai Oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, melalui DIPA Universitas Brawijaya Nomor : 0174.0/023-04.2/XV/2009, tanggal 31 Desember 2008 dan berdasarkan SK Rektor Nomor : 147/SK/2009 UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOPEMBER 2009 EKONOMI

Upload: truongque

Post on 29-Jan-2017

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Model Kelembagaan Pengentasan Kemiskinan Melalui

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN ANGGARAN 2009

STUDI MODEL KELEMBAGAAN PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI INDUSTRI

PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT LOKAL DI JAWA TIMUR

Dr. Khusnul Ashar, SE. MA

Bahtiar Fitanto, SE. MT Supartono, SE. SU

Dibiayai Oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, melalui DIPA Universitas Brawijaya Nomor : 0174.0/023-04.2/XV/2009, tanggal 31

Desember 2008 dan berdasarkan SK Rektor Nomor : 147/SK/2009

UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOPEMBER 2009

EKONOMI

Page 2: Studi Model Kelembagaan Pengentasan Kemiskinan Melalui
Page 3: Studi Model Kelembagaan Pengentasan Kemiskinan Melalui

RINGKASAN

Propinsi Jawa Timur dewasa ini menunjukkan angka kemiskinan yang sangat memprihatinkan, lebih tinggi daripada angka kemiskinan nasional.

Salah satu model pengentasan kemiskinan yang terbukti efektif di banyak negara sedang berkembang adalah model kelembagaan yang mengintegrasikan masyarakat miskin dalam industri pariwisata (Ashley, 2000; Cattarinich, 2001).

Tujuan umum dari studi ini adalah terbentuknya suatu kelembagaan yang tepat, dan mampu membuka peluang yang luas bagi rumah tangga miskin di kawasan wisata untuk menjadi bagian dari industri pariwisata.Tujuan khusus pada tahun I dari penelitian ini adalah : Mendiskripsikan struktur ekonomi pariwisata di daerah penelitian; Menggambarkan bentuk dan intensitas hubungan antara industri pariwisata dengan ekonomi lokal; Mengidentifikasi besarnya kapasitas sumberdaya ekonomi kaum miskin di daerah penelitian khususnya berkenaan dengan tingkat pendidikan, ketrampilan, dan akesibilitas sumber permodalan; Mengidentifikasi Modal sosial dan potensi Kelembagaan Lokal. Unit analisis kaji tindak ini terdiri atas tiga pelaku dalam industri pariwisata yaitu, uaitu unit usaha pariwisata, wisatawan, dan rumah tangga kurang mampu.

Hasil penelitian menunjukkan pentingnya peranan sektor pariwisata dalam perekonomian daerah yang nampak pada besarnya kontribusi sektor ini terhadap PDRB kota Batu. Karakteristik obyek wisata yang ada berbasis pada keindahan alam khususnya agrowisata yang dikombinasikan dengan wisata buatan untuk meningkatkan fungsi-fungsi hiburan bagi seluruh segmen wisatawan ( tua, muda dan anak-anak ). Keberadaan Jatim Park, Songgoriti, Hotel, Restoran dan Pasar Wisata merupakan unit-unit usaha yang memberi kontribusi nyata bagi Pendapatan Asli Daerah dan ekonomi lokal.

Hubungan antara industri pariwisata dengan ekonomi lokal sangat erat. Sarana produksi tenaga kerja, sayur-buah lokal menjadi input utama dari unit-unit industri pariwisata yang ada. Sektor perdagangan khususnya di pasar-pasar wisata merupakan sektor ekonomi yang menjadi mediator antara rumah tangga miskin produsen handy-crafts, kripik, tanaman hias, sayur dan buah dengan wisatawan.

Wisatawan di Batu sebagain besar (90% lebih) berasal dari luar Batu, paling banyak berasal dari kota lain di Jawa Timur. Pada umumnya tidak menginap, 60 % mengunjungi Batu lebih dari 3 kali pertahun, oleh-oleh yang mereka beli di Batu utamanya adalah buah, aneka kripik, sayur dan tanaman hias.

Kapasitas SDM rumah tangga kurang mampu dilihat dari pendidikannya relatif memadai, sebagain besar (72,5%) berusia produktif dibawah 40 tahun. Namun demikian, untuk jabatan pimpinan di usaha pariwisata modern masih lebih banyak (sekitar 70%) diisi oleh tenaga kerja dari luar Batu.

Pada umumnya usaha kecil masih memerlukan tambahan modal, namun mereka enggan memenuhinya melalui lembaga keuangan formal seperti Bank, Koperasi. Mereka juga tidak terlalu mengandalkan bantuan modal dari saudara atau teman.

Peranan lembaga lokal formal seperti Koperasi dan Bank relatif kecil. Modal sosial yang dipupuk dan menjadi andalan keluarga kurang mampu di daerah penelitian adalah melalui kelembagaan Arisan dan Perkumpulan sosial-keagamaan.

Berdasarkan hasil penelitian pada tahun I, kegiatan kaji tindak pada tahun ke II berupa pengenalan kelembagaan yang disebut Arisan Plus yaitu sistem arisan yang anggotanya bisa memperoleh tambahan modal melalui undian (sebagaimana sistem arisan tradisional), juga menjadi lembaga pelatihan pengembangan kewirausahaan dan bisnis yang sesuai dengan bidang usaha, dan terbuka bagi anggota keluarga rumah tangga miskin.

Page 4: Studi Model Kelembagaan Pengentasan Kemiskinan Melalui

SUMMARY

East Java Province is one of the Indonesia region which high in poverty rate, even higher than national average. One of the effective model to alleviate poverty implemented in developing countries is the model that able to integrate the poor into the tourism sector (Ashley, 2000; Cattarinich, 2001). General aim of this study is to build a proper institution which able to enlarge an opportunities to the poor to become an integral part of the tourism sector. Specific aim of this first year study are: to describe the tourism economic structure in research area of Batu; to describe the relationship intensity between tourism industry and the local economy; to identify the capacity of economic resources of the poor households in term of education level, skills, and capital accessibility; and to identify the social capital and the existence and the nature of local institutions. Analysis unit of this study are : the tourism business unit, the tourists; and the poor household. This study found that : The tourism sector has significance role in the economic structure of Batu. The relationship between tourism industry and local economy is high. Man power, local fruits and vegetable are the main production input for the tourism businesses. Education level of the poor household members is not so low. However, for high level positions in modern tourists industry was mostly filled by people from other area. The role of formal economic institutions such as banks and cooperative business unit in study are not significant for the poor. In order to gain additional capital, the poor mostly rely on the traditional capital accumulation revolving system ( Arisan). Beside Arisan, social capital of the poor is also accumulated trough social and religious gathering.

Page 5: Studi Model Kelembagaan Pengentasan Kemiskinan Melalui

DAFTAR PUSTAKA.

Ashley, Caroline (2000), The Impact of Tourism on Rural Livelihoods: Namibia’s Experience, ODI Working Paper no. 128. London, ODI.

Baswir, Revrisond. -. Community Currency System in Indonesia: Problems and Opportunities.http://www.appropriate-economics.org/asia/indonesia/ CCS_in_Indonesia (28 April 2005)

Badan Pusat Statistik, ( 2004), Statistik Indonesia, Jakarta : Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, ( 2004), Jawa Timur Dalam Angka, Surabaya:

Badan Pusat Statistik. Bourdieu, P, 1996, “The forms of capital. In J. Richardson (Ed). Handbook of Theory and

Research for Socioloty of Education “, pp241 -580), New York: Greenwood Press. Cattarinich, Xavier (2001), Pro-poor Tourism Initiatives in Developing Countries : Analysis of secondary case studies, PPT Working Papner o. 8, Department of Sociology, University of Alberta, Canada Chandra. Tri. 2000. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Struktural : Perspektif Focal point

Rakyat Miskin Kota. Makalah ini disajikan Dalam Lokakarya Penangulangan Kemiskinan Kota, Jakarta, 23-28 Januari 2000

Chaniago, Andrianof A., 2001, “Gagalnya Pembangunan; Kajian Ekonomi Politik Terhadap Akar Krisis Indonesia,” Jakarta: LP3ES,

Cohen, D, & Fields, G, 1999, “Social Capital and Capital Gains in Silicon Valley”, California: Management Review, 41 (2).

Coleman, J.S, 1988, Social Capital in The Creation of Human Capital”, The American Journal of Socioloty: 94 (Supplement): S95 – S120.

___________ 1990, “Foundations of Social Theory “ Cambridge, Mass : Harvard Univeristy Press.

Cox, Eva, 1995, “A Trully Civil Society”, Sydney: ABC Books. Damanik, Janianton (2005), Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pariwisata, Yogyakarta,

Kepel Press DeMeulenaere, Stephen. 2000. Sejarah Singkat Sistem Mata Uang Masyarakat. (Ferry Yuniver.

Terj.). http:// members.tripod.com/asiaccs/indonesia.html - 9k. (21 April 2005) DeMeulenaere, Stephen. 2000. Term of Reference Diskusi Berseri Community Currency System

(CCS) Sebagai Alternatif Sistem Perekonomian Masyarakat. http://www.appropriate-economics.org/ asia/indonesia/diskusibeseri.html (21 April 2005)

DeMeulenaere, Stephen. 2003. ”Arisan+: An Indonesian Revolving Savings Credit Association Based on the Traditional Arisan System”. Fernando, Nimal A., 2004, “Microfinance Outreach to the Poorest: A Realistic Objective”, ADB

Finance for the Poor, Volume 5 No. 1 (March), 11 – 18. Francois, P, 2002, “Social Capital and Economic Development”, London : Routledge. Fukuyama, Francis, 1998, “The End of History and The Last Man (Introduction Reproduced

2005)”, Penguin. ________________ 1995, “Trust: The Social Virtues and The Creation of Prosperity”, NY:

Free Press. ________________ 2001, “Social capital, civil society, and development”, Third World

Quarterly, 22 (1) : 7 – 20. _________________ 2002, “Social Capital and Development: The Coming Agenda”, SAIS

Review XXII (1) : 23 – 37. _________________ 1999, “Social Capital and Civil Society”, Institute of Public Policy,

George Mason University. Greco Jr., Thomas H. 2001. Money : Understanding and Creating Alternatives to Legal Tender.

London : Chelsea Publishing Company

Page 6: Studi Model Kelembagaan Pengentasan Kemiskinan Melalui

Hastuti, dan Nina Toyamah, 2005, “Dampak Sosial-Ekonomi Program Kredit Mikro SAADP”,

Lembaga Penelitian (Research Institution) SMERU, No. 13 (Januari-Maret): 11-15. Ismawan, Bambang & Setyo Budiantoro. 2005. Mapping Microfinance in Indonesia. http://www.ekonomirakyat.org/edisi_22/artikel_5.htm (20 Mei 2005) Jackson. Leonard. A. (2006). Ameliorating The Negative Impact of Tourism: a Caribbean

Prespective. Journal International of Contemporary Hospitality Management. 18(7): 574-582

Kusworo, H.A. (2000). Dampak Ekonomi dan Sosial Budayah Pengembangan Pariwisata Alam. Lokakarya Pengembangan Eco-Tourism di Taman Nasional, Bogor. 1-2 November 2000

Manenta, Mara. (2000). Tourism Consumption and Interregional Economic Impact in Italy. Journal International of Contemporary Hospitality Management. 12(7): 417-423

Mulyaningrum. (2005). Eksternalitas Ekonomi Dalam Pembangunan Wisata Alam Berkelanjutan (Studi Kasus Pada Kawasan Wisata Alam Baturaden-Purwokerto, Kabupaten Banyumas Propemsi Jawa Tengah. Jurnal Penelitian UNIB. 11(1):9-20

Oka A. Yoeti, (1997), Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata: Jakarta. Pradnya paramita Purwadi, Budi. 2006. Pengukuran Dampak Pariwisata Terhadap Perekonomian

http://www.labora.ac.id/buka=jurbisutama&id=3. Desember, 28, 2006 Pribadi, K.N. 1993. Dampak Ekonomi Pengembangan Pariwisata Indonesia. Jurnal

Perencanaan Wilayah dan Kota. 7(1): 32-40 Rahmada, Wientor. 2003. Pariwisata, Penggerak Ekonomi Rakyat: Pikiran Rakyat. Bandung Shuib, A. Wan, S.W.M., Abdullah. M., Zahid, E. 1986, The Local Economic Impact of The

Development of Taman Negara Malaysia. Didalam B. Stecker. 1986. Ecotourism: Potential for Conservation and Sustainable Use of Topical Forest. Eschom: Deutsche Gesellschaft furTechnische Zusammenarbeit (GTZ) GmbH

Siregar, M.A. 2004. Pengembangan Pariwisata dalam Kontribusinya untuk Penanggulangan Kemiskinan: Warta Pariwisata. VII(4):1-3

Sudiarditha, I.K,. Suman, A, dan Kusnadi. 2001. Analisis Pengembangan Sektor Industri Pariwisata Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Dan Pendapatan Rumah Tangga Petani. Jurnal Wacana. 3(2) :125-133

Sumedi dan Supadi. 2004. Kemiskinan Di Indonesia : Suatu Fenomena Ekonomi: Bogor. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian (P3SEP).

Spillane, J.J. 2001. Ekonomi Pariwisata: Jakarta. Penerbit Kanisius. Tjokrowinoto, dan Muljarto. 2004, Pengurangan Kemiskinan Melalui Pariwisata : Perspektif

Kebijakan Publik. Makalah dalam Pertemuan Nasional Koordinasi Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pariwisata: Jakarta. Kementrian Koordinasi Kesejahteraan Rakyat

Gorringe, Timothy, 1999, “Fair Shares: Ethics and the Global Economy”, London: British Library.