laporan kemajuan kontes kapal cepat tak berawak … kemajuan kkctbn 2019... · 2) membuat cetakan...
TRANSCRIPT
KATEGORI KAPAL KENDALI OTOMATIS (AUTONOMOUS SURFACE
VEHICLE / ASV)
LAPORAN KEMAJUAN
KONTES KAPAL CEPAT TAK BERAWAK NASIONAL
(KKCTBN) 2019
Nala Evo Mark IV
Oleh:
Ridwan Prasetyo
Shintya Rezky Rahmayanti
Mochamad Riza Pratama
Dosen Pembimbing:
Rudy Dikairono, S.T., M.T.
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2019
1
Halaman Pengesahan
2
Ringkasan
Luas total wilayah Indonesia adalah 7,81 juta km2 yang terdiri dari 2,01 juta km2
daratan, 3,25 juta km2 lautan, dan 2,55 juta km2 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
Penggunaan kapal-kapal yang berbasis Autonomous Surface Vehicle/ASV akan sangat
membantu penjaagan wilayah kedaulatan laut NKRI, sesuai pada perkembangan era
Revolusi Industri 4.0 yang diharapkan dapat sangat memudahkan pekerjaan manusia.
Dengan sistem kendali otomatis dan penerapan berbagai sensor, kedepannya kapal
autonomous dapat dimanfaatkan dalam upaya untuk mengintai, memantau, dan membantu
pertahanan di wilayah perairan Indonesia. Nala Evo Mark IV merupakan kapal kendali
otomatis (autonomous surfave vehicle) yang dirancang untuk usulan pada Kontes Kapal
Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2019, pada kategori kapal kendali otomatis atau
Autonomous Surface Vehicle (ASV). Metode yang digunakan dalam pembuatan Nala Evo
Mark IV yaitu menggunakan metode proses pengadaan kapal baru (ship acquisition
process), dimana ada tiga tahapan yaitu perencanaan, desain dan analisis, dan produksi. Nala
Evo Mark IV memiliki spesifikasi dengan lambung berjenis Multi-hull Catamaran , dengan
mennggunakan material fiberglass dan PVC sheet dengan volume displacement nya 0,011
m3, displacement 11 kg, LWL 97,39 cm, dengan draft 9 cm, lebar 47,7 cm dan koefisien
prismatic 0,718. Pada perencanaan elektronik, terbagi dalam 4 tahap yaitu pemodelan sistem
elektronik, persiapan komponen elektronik, perakitan komponen dan sistem elektronik, dan
uji coba.
Hasil yang dicapai hingga pada bulan Agustus dalam persiapan mengikuti
KKCTBN 2019 adalah sejauh 80%, mulai dari pengembangan desain dengan capaian
10%, penyusunan dan pembuatan laporan serta video 15%, produksi kapal 15% ,
pembangunan pemrograman kapal 15%, penyusunan komponen dan sistem elektronik 15%,
uji coba 10%.
3
Daftar Isi
Halaman Pengesahan ............................................................................................................. 1
Ringkasan .............................................................................................................................. 2
Daftar Isi ................................................................................................................................ 3
ABSTRAK ............................................................................................................................ 4
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 5
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 5
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 5
BAB II TARGET LUARAN ................................................................................................. 5
BAB III METODOLOGI ...................................................................................................... 5
3.1 Konsep Desain ............................................................................................................. 5
3.2 Gambar Desain ............................................................................................................ 8
3.3 Tahap Pengerjaan ......................................................................................................... 9
BAB IV HASIL YANG DICAPAI ..................................................................................... 12
BAB V RENCANA TAHAPAN SELANJUTNYA ........................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 14
LAMPIRAN ........................................................................................................................ 15
Lampiran 1. Dokumentasi Proses Pembuatan ................................................................. 15
4
KONTES KAPAL CEPAT TAK BERAWAK NASIONAL
Ridwan Prasetyo1,a
, Shintya Rezky Rahmayanti2,b
, Mochamad Riza Pratama3,c
1Teknik Mesin Industri,
2Informatika,
3Teknik Elektro Otomasi
ABSTRAK
Luas total wilayah Indonesia adalah 7,81 juta km2 yang terdiri dari 2,01 juta km2
daratan, 3,25 juta km2 lautan, dan 2,55 juta km2 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Indonesia
merupakan suatu Negara dengan luas perairan lebih besar dari pada luas daratan dan
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Lautan Indonesia merupakan wilayah
integral yang wajib dilindungi kedaulatannya. Penggunaan kapal-kapal yang berbasis
Autonomous Surface Vehicle/ASV akan sangat membantu penjaagan wilayah kedaulatan
laut NKRI, sesuai pada perkembangan era Revolusi Industri 4.0 yang diharapkan dapat
sangat memudahkan pekerjaan manusia. Dengan sistem kendali otomatis dan penerapan
berbagai sensor, kedepannya kapal autonomous dapat dimanfaatkan dalam upaya untuk
mengintai, memantau, dan membantu pertahanan di wilayah perairan Indonesia.
Kata Kunci: Kedaulatan Laut Indonesia, Autonomous Surface Vehicle, Revolusi Industri 4.0
5
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nala Evo Mark IV merupakan kapal kendali otomatis (autonomous surfave
vehicle) yang dirancang untuk usulan pada Kontes Kapal Cepat Tak Berawak
Nasional (KKCTBN) 2019, pada kategori kapal kendali otomatis atau Autonomous
Surface Vehicle (ASV). Nala Evo Mark IV dibuat untuk menyelesaikan misi yang
terdapat pada KKCTBN 2019 mendatang.
Dalam segi desain, Nala Evo Mark IV didesain dengan lambung jenis multi-
hull dengan tipe catamaran atau kapal dengan lambung ganda. Nala Evo Mark IV
dilengkapi dengan sistem sensor dan propulsi yang dapat mendukung kapal
bergerak secara mandiri setelah diprogram dengan tujuan menyelesaikan misi yang
diberikan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam proses pembuatan kapal Nala Evo Mark IV adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana proses pembuatan kapal Nala Evo Mark IV?
2. Bagaimana penerapannya dalam menyelesaikan misi yang ada pada KKCTBN 2019?
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan kapal Nala Evo Mark IV adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan produk “Kapal Cepat Tanpa Awak” yang inovatif , kreatif dan dapat
diaplikasikan langsung pada masyarakat.
2. Mengikuti kompetisi Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2019 di
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, Jawa Timur.
3. Mengharumkan nama almamater pada khususnya dan nama bangsa Indonesia pada
umumnya.
BAB II TARGET LUARAN
Adapun luaran dari program yang kami lakukan adalah sebagai berikut :
• Desain Kapal Nala Evo Mark IV
• Prototipe Kapal Nala Evo Mark IV
Dengan adanya desain dan prototipe ini diharapkan dapat menjadi inovasi pada
bidang transportasi laut, terutama pada kapal-kapal pertahanan yang berbasis tanpa awak
atau autonomous yang utamanya untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan
meminimalisir resiko terjadinya korban dalam proses pemantauan wilayah yang dilakukan
pada daerah yang sulit dijangkau. Diharapkan luaran tersebut dapat berguna untuk
mendukung program Indonesia menuju Poros Maritim Dunia dan meningkatkan kulitas
pertahanan negara Indonesia khususnya pada wilayah perbatasan negara.
BAB III METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam pembuatan Nala Evo Mark IV yaitu menggunakan
metode proses pengadaan kapal baru (ship acquisition process).
3.1 Konsep Desain
Dalam proses ini terdapat tiga tahapan seperti tercantum pada gambar 3.1.
6
Gambar 3.1 Diagram alir proses pembuatan kapal
Pada gambar 3.1 merupakan diagram alur yang dilakukan dalam sistem
produksi kapal. Tahap pertama yaitu tahap perencanaan. Tahapan kedua adalah
desain dan analisis. Tahap terakhir yaitu produksi. Ketiga tahap tersebut akan
dijelaskan secara rinci pada sub bab berikutnya.
1. Perencanaan
Tahap perencanaan dijelaskan dalam gambar 3.2 sebagai berikut,
Gambar 3.2 Diagram alir tahap perencanaan
Tahap perencanaan dimulai dari pembentukan anggota tim berdasarkan
bidang keilmuan yang dikuasai yaitu bidang perkapalan, elektronika, dan
pemrograman. Setelah tim terbentuk, dilakukan Analisis misi berdasarkan buku
panduan KKCTBN 2019 agar kapal yang didesain sesuai dengan misi dan aturan
yang telah dikeluarkan. Selanjutnya adalah Analisis kondisi lingkungan yang
difokuskan untuk mengAnalisis lokasi lomba dan lintasan pada misi, hal ini
bertujuan agar tim mengenali kondisi lingkungan yang akan dijadikan lokasi
perlombaan dan sebagai data pendukung untuk desain kapal yang akan dibuat.
7
Tahap terakhir adalah melakukan penyusunan proposal dan laporan kemajuan
sebagai salah satu tahap evaluasi (evaluasi 1 dan 2) pada KKCTBN 2019
2. Desain dan Analisis
Tahap desain dan analisis ditunjukkan dengan flowchart (gambar 3.3)
berikut.
Gambar 3.3 Diagram alir tahap desain dan analisis
Dimulai dengan peneruan sistem yang akan digunakan pada kapal
berdasarkan data yang didapatkan dari tahap perencanaan. Setelah sistem yang akan
digunakan sudah ditentukan, dilakukan proses penentuan komponen apa saja yang
akan digunakan. Komponen yang telah dipilih dihitung beratnya agar dapat
disesuaikan dengan desain yang akan dibuat dan memenuhi kriteria perlombaan.
Proses terakhir tahap ini adalah penentuan desain kapal yang akan dilombakan.
3. Produksi
Tahap produksi ditunjukkan dengan flowchart (gambar 3.4) berikut.
Gambar 3.4 Diagram alir tahap produksi
8
Setelah desain dibuat, dilakukan aktivitas produksi yang diawali dengan
proses pengadaan komponen (alat dan bahan) mekanik maupun elektronik. Setelah
komponen yang akan digunakan tersedia, dilakukan tahap pembuatan kapal
sekaligus dalam waktu bersamaan dilakukan pembuatan program. Selanjutnya
dilakukan proses perakitan setiap komponen sehingga menjadi kesatuan kapal yang
utuh. Proses terakhir adalah melakukan tahap uji coba kapal yang telah dibuat,
dengan tujuan untuk mengetahui apakah kapal yang dibuat sudah sesuai dan
mencapai target dalam penyelesain misi yang disediakan.
3.2 Gambar Desain
1. Dimensi
Spesifikasi utama kapal Nala Evo Mark IV adalah sebagai berikut.
- Tipe : Multi-hull Catamaran
- Material : Fiberglass dan PVC sheet
- Displaced Volume : 0,011 𝑚3
- Displacement : 11 kg
- LWL : 97,39 cm
. - Draft (T) : 9 cm
- Beam (B) : 47,70 cm
- CP : 0,718
Tabel 3.1 Hasil Analisis Hambatan Dengan Metode Holtrop
No Item Value Units Holtrop
1 LWL 0,97 m 0,97 (low)
2 Beam 0,477 m 0,477 (high)
3 Draft 0,09 m 0,09 (low)
4 Displaced volume 0,011 m3 0,011
5 Wetted area 0,447 m2 0,447
6 Prismatic Coeff. (Cp) 0,718 0,718
7 Waterpl. Area Coeff. (Cwp) 0,799 0,799
8 1/2 angle of entrance 20,8 deg. 20,8
9 LCG from midships -0,072 m -0,072
10 Transom area 0 m2 0
11 Transom wl beam 0,228 m -
12 Transom draft 0 m -
13 Max sectional area 0,015 m2 -
14 Bulb transfer area 0 m2 0
15 Bulb height from keel 0 m 0
16 Draft at FP 0,09 m 0,09
17 Deadrise at 50% LWL 25,2 deg. 0
18 Hard chine or Round bilge Hard chine 0
19 Frontal Area 0 m2
20 Headwind 0 kn
21 Drag Coefficient 0
22 Air density 1,293 kg/m3
23 Appendage Area 0 m2
9
24 Nominal App. Length 0 m
25 Appendage factor 1
26 Correlation allow 0,0004 calculate
27 Kinematic viscosity 0,0000011 m2/s
28 Water Density 1025,9 kg/m3
3.3 Tahap Pengerjaan
A. Proses Produksi Kapal
1) Pemotongan styrofoam hard-grade dengan bentuk dasar balok dengan
dimensi Panjang 125 cm, lebar 75 cm, dan tinggi 50 cm
2) Membuat cetakan positif dengan menggunakan mesin CNC Milling sesuai
dengan desain kapal
3) Proses penghalusan permukaan cetakan hasil proses CNC Milling. Jika
masih terdapat bagian yang bentuknya kurang sempurna dapat dilakukan
proses pendempulan. Setelah cetakan halus siap digunakan untuk proses
produksi lambung kapal.
4) Pelapisan cetakan menggunakan mold release wax sebanyak 3 kali lapisan
dengan menunggu tiap lapisan kering pada cetakan positif atau male mold
5) Pelapisan cetakan menggunakan PVA sebanyak 3 kali lapisan dengan
menunggu tiap lapisan kering pada male mold
6) Pembuatan lay-up menggunakan resin pada cetakan (tidak menunggu
kering)
7) Pemasangan lapisan fiberglass tissue 1 lapis dengan menggunakan resin
bertujuan untuk mendapat permukaan lambung yang estetik sesuai dengan
desain
8) Pemasangan lapisan fiberglass mat 2 lapis dengan menggunakan resin
bertujuan memperkuat cetakan negatif atau female mold
9) Pelepasan hasil pencetakan yaitu female mold, kemudian dihaluskan bagian
dalamnya dan memperbaiki bagian yang kurang sempurna dengan dempul
10) Pelapisan cetakan menggunakan mold release wax sebanyak 3 kali lapisan
dengan menunggu tiap lapisan kering pada cetakan positif atau female mold
11) Pelapisan cetakan menggunakan PVA sebanyak 3 kali lapisan dengan
menunggu tiap lapisan kering pada female mold
12) Pembuatan lay-up menggunakan resin pada cetakan (tidak menunggu
kering)
13) Pemasangan lapisan fiberglass tissue 1 lapis dengan menggunakan resin
bertujuan untuk mendapat permukaan lambung yang estetik sesuai dengan
desain
14) Pemasangan lapisan fiberglass mat 2 lapis dengan menggunakan resin
bertujuan memperkuat lambung kapal
15) Memasang Port resin inlet dan Vacuum outlet sebagai jalur keluarnya udara
saat proses vacuum infusion
16) Penempelan vacuum sealeant tape pada keliling cetakan untuk mencegah
kebocoran saat proses vacuum infusion
17) Pemasangan Bagging Plastic pada permukaan cetakan negatif dengan
memperhatikan tegangan Bagging Plastic
18) Penghubungkan seluruh vacuum set agar dapat digunakan
19) Melakukan proses vacuum dengan menyalakan mesin vacuum pump.
10
20) Menunggu hingga tekanan dalam cetakan negatif berubah sebesar kurang
lebih minus satu atmosfer (-1 atm)
21) Memasukkan polyester resin yang telah dicampur dengan catalyst ke dalam
resin container yang akan dialirakan menuju cetakan lewat port resin inlet
22) Tunggu hingga polyester resin merata dan mengeras kurang lebih 8 jam.
B. Diagram Alir Perencanaan Elektronik
Gambar 3.5 Diagram alir perancangan sistem elektronik kapal
C. Diagram Sistem Elektronik Kapal
Gambar 3.6 Diagram alir sistem elektronik kapal
B. Elektronika (Komponen Elektronik)
Kapal yang didesain oleh Barunastra ITS Roboboat Team dapat
dikendalikan dengan 2 mode, baik secara manual maupun
autonomus/otomatis. Dalam mengendalikan kapal secara manual digunakan
remote yang terhubung secara nirkabel dengan receiver, data yang diterima
oleh receiver akan diteruskan menuju mikrokontroller yang kemudian akan
Pembelian
Komponen
11
diteruskan menuju aktuator kapal. Dalam mode autonomus kapal didukung
dengan mikrokontroller utama yaitu STM32F4, dimana mikrokontroller akan
bertindak sebagai pemroses data dari komponen elektronik yang berada di
dalam kapal, dimana input yang diterima akan diubah guna menghasilkan
output sesuai dengan misi yang diberikan. Penggunaan Kamera sebagai
sensor utama dalam pengambilan objek yang ada di sekitar. Data gambar
yang didapat oleh kamera akan dikirim menuju Laptop sebagai pengolah
citra. Data berupa objek akan diolah menggunakan pengolahan citra warna,
kemudian data akan dikirim menuju mikrokontroller untuk diteruskan menuju
actuator, dimana acktuator yang digunakan berupa servo dan motor. Adapula
router yang digunakan sebagai penghubung komunikasi antara kapal dengan
operator di darat guna monitoring kapal dalam mode autonomus serta
menganti beberapa parameter bagi kapal dalam kondisi manual. Dalam
penggunaan komponen elektronik secara autonomus dibutuhkan catu daya
sebagai sumber utama. Dalam hal ini digunakan baterai Lippo 2 sel dan 4 sel.
Untuk baterai Lippo 2 sel dengan tengangan DC sebesar 8,4 v akan mensuplai
mikrokontroller dan 2 servo. Untuk baterai lippo 4 sel dengan tegangan DC
sebesar 16,8 volt masing masing akan mensupport Laptop, dua motor, dan
router.
1. Komponen Elektronik Kapal
Komponen elektronik kapal yang digunakan terbagi menjadi tiga
kategori yaitu processor, sensor, dan aktuator. Di dalam kategori tersebut terdapat
beberapa komponen yang digunakan. Lebih detailnya adalah sebagai berikut:
a Processor
• Mikrokontroller
Kontroler utama pada kapal ini berupa mikrokontroller STM32F4.
Mikrokontroller ini menggunakan prosesor 32 bit ARM Cortex M4.
Frekuensi clock utama pada STM32F4 dapat mencapai 168 MHz. Beberapa
fitur STM32F4 yang dimanfaatkan untuk pengendali kapal ini yaitu PWM
(Pulse Width Modulation), UART (Universal Asynchronous Receiver
Transmitter) dan Input Capture. PWM digunakan sebagai sinyal pengontrol
posisi servo dan kecepatan motor brushless DC. Input Capture digunakan
sebagai penerima data dari remote. Mikrokontroller ini memiliki performa
yang cukup baik dengan dimensi dan berat yang sangat kecil.
• Laptop
Sebagai pemroses data berukuran besar yang tidak dapat diolah langsung oleh
STM32. Semua data yang diolah Laptop akan dilanjutkan menuju STM32
antara lain camera yang berperan dalam pengolahan citra. Laptop yang kami
gunakan adalah MSI G163 8SE.
b Sensor
Sensor utama pada kapal menggunakan kamera. Kamera yang digunakan
adalah kamera Logitech C930e dengan resolusi kamera 1920x1080. Kinerja
cahaya redup yang sangat baik sehingga dapat mendeteksi warna bola yang
nantinya menjadi objek dalam pemrosesan citra dalam memberikan respon
nantinya. Selain itu dengan Right Light™ 2 serta lensa kaca permium dengan
autofocus membuat pemilihan kamera menjadi salah satu opsi utama untuk
menjadi sensor dalam pengambilan objek.
12
c Aktuator
• DC brushless
Merupakan aktuator pendorong kapal yang memungkinkan kapal
bergerak maju atau mundur. Sistem pendorong utama kapal ini
menggunakan 2 buah T200 Thruster. Motor ini dapat memiliki kecepatan
3800 rpm/volt. T200 Thruster dikendalikan oleh Basic ESC (Electric
Speed Control) Bluerobotics. ESC mengendalikan motor sesuai masukan
sinyal PWM (Pulse-Width Modulation) yang didapat dari
mikrokontroler. Penggunaan motor brushless dikarenakan memiliki daya
tahan dan efisiensi yang lebih baik.
• Servo
Merupakan sebuah aktuator putar yang digunakan sebagai pembelok set
propeller untuk mengontrol arah laju kapal ke kiri ataupun ke kanan.
Kapal ini menggunakan propeller yang dikendalikan oleh masingmasing
1 servo sebagai kendali manuver. Servo yang digunakan SAVOX
SV1270TG. Servo nantinya akan terhubung dengan STM32 sebagai
pengontrol untuk memberikan intruksi pada servo itu sendiri apakah
rudder akan digerakkan ke arah kanan atau ke arah kiri. Dalam STM32
nantinya posisi servo sendiri akan diatur melalui PWM. Untuk daya pada
servo akan disupport dengan daya sebesar 5v yang terhubung langsung
dengan Mikrokontroller.
2. Distribusi Daya
Kapal Barunastra ITS memiliki sumber daya dari 5 baterai Lithium
Polymer (LiPo). Baterai 2 sel yang dapat menghasilkan tegangan sebesar 8.4
V mensuplai 2 servo kapal serta sistem mikrokontroller kapal. Untuk
mensuplai sistem mikrokontroller kapal harus diturunkan menjadi 5V dengan
rangkaian regulator tegangan. Untuk 3 buah baterai 4 sel yang dapat
menghasilkan tegangan sebesar 16.8 V untuk mensuplai 2 motor dan ESC serta
baterai 12.6 V untuk mensupplai router. Untuk pemilihan tipe baterai berupa
Lithium Polymer dikarenakan baterai Li-Po dapat memberikan daya yang lebih
besar, selain itu lebih aman dan ringan serta fleksibel dikarenakan bisa diatur
sesuai kebutuhan.
BAB IV HASIL YANG DICAPAI
Berikut adalah rincian Kegiatan yang telah dilakukan beserta prosentase capaian
dalam proses pembuatan prototipe Kapal Nala Evo Mark IV yang akan diikutkan pada
KKCTBN 2019.
No. Kegiatan Target
(%)
Hasil
capaian (%) Keterangan
1. Hasil
pengembangan
desain prototipe
kapal
10 10 Telah dilaksanakan General Arangement
sebelum pengusulan. Desain sudah dibuat
dengan menggunakan Maxsurf Pro dan
diuji coba secara digital menggunakan
software Maxsurf Advance. Detail dari
desain kapal telah dibuat sehingga dapat
langsung ke tahap pembelian alat dan
bahan.
13
2. Hasil penyusunan
dan pembuatan
laporan serta video
15 15 Pada KKCTBN 2019 ini ada laporan-
laporan yang harus dibuat antara lain,
Proposal Keikutsertaan, Laporan
Kemajuan, dan Video proses pembuatan.
3. Hasil produksi
kapal
20 15 Setelah melakukan analisa dan revisi pada
desain yang kami buat, selanjutnya tahap
produksi kapal dimana desain kapal diinput
ke mesin CNC dan dilakukan pencetakan
cetakan. Setelah selesai dengan tahap
pencetakan cetakan dilakukan pembuatan
lambung dan bangunan atas. Tahap
pengurangan tahanan dilakukan dengan
cara pendempulan dan pengamplasan serta
pemberian cat surface agar memudahkan
proses pengurangan tahanan. Pembuatan
dudukan untuk PCB dan motor serta
pemasangan sistem propulsi dilaksanakan
setelah tahap pengurangan tahanan.
4. Hasil
pembangunan
pemrograman
untuk sistem
autonomous
20 15 Selain pembuatan body kapal,hal yang
paling penting ialah program yang akan
dijalankan oleh kapal dimana pada kategori
autonomous ini, kapal diharuskan
menyelesaikan misi secara otomatis.
5. Hasil penyusunan
komponen dan
sistem elektronik
20 15 Untuk menghubungkan segala komponen
propulsi dan sensor pada kapal maka
diperlukan komponen elektronik sebagai
penghubung antara program dan juga segala
komponen yang ada pada prototipe
sehingga kapal dapat menyelesaikan misi
dengan baik.
6. Uji coba dan
pemantapan dalam
penyelesaian misi
15 10 Setelah proses produksi dan penyusunan
komponen serta pembangunan program,
kapal akan diuji coba untuk memastikan
bahwa kapal akan dapat menyelesaikan
misi dengan baik. Uji coba akan dilakukan
seminggu 3 kali hingga setiap hari saat
mendekati hari perlombaan.
TOTAL 100 80 Progress yang dicapai adalah 80%
BAB V RENCANA TAHAPAN SELANJUTNYA
Adapun rencana tahapan selanjutnya adalah sebagai berikut :
• Menyelesaikan tahap produksi kapal Nala Evo Mark IV
• Melanjutkan dan menyelesaikan penyusunan sistem elektronik dan pemrograman pada
kapal
• Melakukan uji coba kebocoran, sistem propulsi, dan penyesuai terhadap misi yang
diberikan
14
DAFTAR PUSTAKA
Arora, J. S. (2004). Introduction to Optimum Design. ACADEIC Press:
ELSEVIER.
Berget, K., Fathi, D., & Ringen, E. (2009). ShipX Speed and Powering Manual.
Trondheim: Marintek.
Brix, J. (1993). Manoeuvring Technical Manual. Hamburg: Seehafen Verlag
Choi, H. J. (2004). Flow Analysis Around a Ship and Hull Optimization with
a Minimum Wave Resistance, Ph.D. Thesis, School of Naval Architecture and
Ocean Engineering, Pusan National University.
Faltinsen, O. M. (2005). Hydrodynamics of high-speed marine vehicles.
Cambridge: Cambridge University Press.
Faltinsen, O. M., & Minsaas, K. J. (1976). Added Resistance in Waves - Paper
no. 8.
Faltinsen, O. M., Minsaas, K. J., Liapis, N., & Skjørdal, S. O. (1980).
Prediction of Resistance and Propulsion of a Ship in a Seaway.
Lackenby, H. (1962). The Resistance of Ships with Special Reference to Skin
Friction and Hull Surface Conditions. London: Trans. the Institution of Mechanical
Engineers.
Lee, Y. S. and Choi, Y. B. (2009). “Hull form optimization based on form
parameter design,” Journal of the Society of Naval Architects of Korea, Vol. 46,
No. 6, pp. 562-568.
Minsaas, K., & Steen, S. (2008). Ship Resistance. Trondheim: Department of
Marine Technology, NTNU.
15
LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumentasi Proses Pembuatan
Gambar 1. Tampak depan Nala Evo Mark IV
Gambar 2. Tampak samping Nala Evo Mark IV
Gambar 4.Tampak atas samping atas Nala Evo Mark IV
16
Gambar 5. Analisis Tahanan dan Bentuk Ombak
Gambar 6. Kurva Penyebaran Beban
Gambar 7. Kurva Perbandingan Kecepatan dan Hambatan Total
17
Gambar 8. Kurva Perbandingan Kecepatan dan Hambatan Viskositas
Gambar 9. Kurva Perbandingan Kecepatan dan Hambatan Gesek
Gambar 10. Pembuatan cetakan positif
18
Gambar 11. Pembuatan cetakan negatif
Gambar 12. Perencanaan desain superstructure (bangunan atas)
Gambar 13. Membuat body kapal
19
Gambar 14. Pemasangan komponen elektronik
Gambar 15. Pengecatan bola warna merah dan hijau untuk lintasan misi
Gambar 16. Pemasangan bola di kolam ITS untuk lintasan uji coba kapal