laporan kegiatan out class 2

17
MUSEUM DIRGANTARA LAPORAN KEGIATAN OUT CLASS KE KOREM 074 SURAKARTA DAN MELENGKAPI TUGAS INI DISUSUN UNTUK TUGAS AKHIR SEMESTER GASAL TAHUN. 2014/2015 DISUSUN OLEH : 1. ATIKA DWI R. 2. ARINI QORIBA R. 3. NUR HIDIAH W. 4. RHOMADHONI W.P SMA N MOJOGEDANG TAHUN AJARAN 2014 /2015

Upload: jariyah-nurjanah

Post on 09-Nov-2015

53 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

karya tulis ke sangiran

TRANSCRIPT

MUSEUM DIRGANTARA LAPORAN KEGIATAN OUT CLASSKE KOREM 074 SURAKARTA DAN

MELENGKAPI TUGAS INI DISUSUN UNTUK TUGAS AKHIRSEMESTER GASAL TAHUN. 2014/2015

DISUSUN OLEH : 1. ATIKA DWI R. 2. ARINI QORIBA R. 3. NUR HIDIAH W. 4. RHOMADHONI W.P

SMA N MOJOGEDANG TAHUN AJARAN 2014 /2015

PENGESAHAN

Tugas ini telah disetujuiPada hari / tanggal

Guru PembimbingMengetahuiKepala Sekolah Bp. Junaidi. S.pd Nip.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Adapun ditulisnya makalah ini untuk memenuhi tugas kegiatan out class ke korem 074 Surakarta dan Museum Dirgantara . Saya ucapkan terimakasih pada guru pembimbing yang telah mendukung saya dalam pembuatan makalah ini.Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan. Oleh sebab itu, saya mohon kritik dan saran bagi para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Penyusun

DAFTAR ISI I. HALAMAN JUDUL ........................ II. PENGESAHAN.......................................................................................... III. KATA PENGANTAR ....................... IV. DAFTAR ISI ............................ V. LAPORAN KEGIATAN a. Korem 074....................................................................................b. Museum Dirgantara........................................................................VI. Kesimpulan dan Saran ...................................................................................VII. Lampiran.........................................................................................................

KOREM 074 SURAKARTA

SEJARAH SINGKAT KOREM 074/WARASTRATAMAKelahiran Korem 074/Warastratama tidak dapat dipisahkan dengan sejarah berdirinya Kodam VII/Diponegoro, yang sekaligus merupakan perwujudan nilai-nilai dan semangat proklamasi 1945.Sebagai puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam rangkaian sejarah perjuangan nasional, antara lain : Pemberontakan PKI Madiun, DI/TII, PRRI/PERMESTA dan sebagai puncaknyaadalah pemberontakan G.30.S/PKI Tahun 1965.Wilayah Karesidenan Surakarta dipandang sebagai daerah yang amat berpotensi bagi Partai Komunis Indonesia, sehingga digunakan sebagai daerah basis kegiatan, baik dalam rangka menyusun kekuatan, gerakan maupun persembunyian yang strategis karena berdekatan dengan gunung Merbabu dan Merapi. Sehingga diperlukan penanganan secara khusus, untuk itu Pangdam VII/Diponegoro di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Suryo Sumpeno menyusun rencana operasi penumpasan G.30 S/PKI di Jawa Tengah yang diperkuat dengan pasukanR.P.K.A.D.OperasipenumpasanG.30.S/PKI bersamapasukan R.P.K.A.D kemudian diteruskan oleh satuan tempur Brigif 4 Dewaratna, di bawah pimpinan Kolonel Yasir Hadibroto, yang akhirnya mengemban tugas sebagai komandan Pekuper (pelaksana kuasa perang) daerah Eks Karesidenan Surakarta.Peristiwa nasional itulah yang melatarbelakangi berdirinya Korem 074/Warastratama sebagai bagian kesatuan di bawah Kodam VII/Diponegoro yang daerah komandonya meliputi wilayah Karesidenan Surakarta yang dahulunya menjadi satu dengan wilayah Korem 072/Pamungkas yang berkedudukan di Yogyakarta.

Hari jadi Korem 074/Warastratama.Untuk segera terciptanya pemulihan situasi keamanan di wilayah Surakarta, maka Panglima Angkatan Darat telah mengeluarkanSuratKeputusanNomor :Skep/1392/12/1965tanggal 4 Desember 1965, tentang keputusan pembentukan Korem 074/Warastratama.Berdasarkan Surat Keputusan Panglima Angkatan Darat tersebut Panglima Kodam VII/Diponegoro menunjuk Kolonel Yasir Hadibroto selaku Komandan Pekuper di wilayahEks Karesidenan Surakarta dan membentuk satuan Korem 074/Warastratama yang berdiri sendiri, terlepas dari satuan Korem 072/Pamungkas.Langkah selanjutnya Kolonel Yasir Hadibroto menyusun konsep organisasi Korem 074/Warastratama yang disesuaikan dengan TOP/DSPP yang ada.Berdasarkan Skep Panglima Kodam VII/Diponegoro Nomor Skep/30/3/1966 tanggal 16 April 1966, tentang telah disetujuinya terbentuknya Korem 074/Warastratama, maka selanjutnya pada tanggal 25 April 1966 telah diresmikan Korem 074/Warastratama, ditandai dengan pelantikan Komandan Korem 074/Warastratama yang pertama yaitu Letnan Kolonel Infanteri Amir Yudho Winarno Nrp. 11113 dan Kepala Staf Korem 074/Warastratama yaitu Letnan Kolonel Infanteri Ezy Suharto.Nrp 15441.Organisasi dan Reorganisasi:Organisasi Korem 074/Warastratama Surakarta adalah KoremgayabaruVideTap10-210tanggal 10 Juli 1962 denganDaf-nya Nomor Daf : 171/30/1963 tanggal 2 Februari 1963 dimana jumlah personelnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan korem-korem yang telah ada.Organisasi tersebut berdasarkan keputusan Pangdam VII/Diponegoro Nomor : Skep/5/I/1966 tanggal 29 Januari 1966 dengan keputusan :a.Sebutan:Korem Surakartab.Nomor Kode :074c.Dengan Kekuasaan : Daerah Eks KaresidenanSurakartad.Tempat Kedudukan :Di Surakarta.Adapun Korem 074/Warastratama menurut struktur organisasi membawahi 7 Kodim dan 120 Koramil sebagai berikut:a.a.Kodim 0723/ Klatenterdiri dari 24 Koramilb.Kodim 0724/Boyolaliterdiri dari 19 Koramilc.Kodim 0725/Sragenterdiri dari 20 Koramild.Kodim 0726/Sukoharjoterdiri dari 12 Koramile.Kodim 0727/Karanganyarterdiri dari 17 Koramilf.Kodim 0728/wonogiriterdiri dari 23 Koramilg.Kodim 0735/Surakartaterdiri dari5 Koramil

MUSEUM DIRGANTARA

Tonggak dasar dalam mendirikan museum di lingkungan TNI AU adalah dengan dikeluarnya Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Udara Nomor : 491 Tanggal 6 Agustus 1960 tentang Dokumentasi, Sejarah dan Museum Angkatan Udara Republik Indonesia, namun realisasi bentuk museum belum berwujud secara nyata sehingga para pemimpin TNI AU memandang perlu adanya usaha untuk memajukan keberadaan museum dengan cara melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan. Upaya ini ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Instruksi Menteri/Panglima Angkatan Udara No. 2 Tahun 1967 tanggal 30 Juli 1967 tentang Peningkatan Kegiatan Bidang Sejarah, Budaya dan Museum Angkatan Udara. Sejak saat itu mulai ada titik terang dalam meletakkan rencana kerja bagi perkembangannya.Pada tanggal 4 April 1969 diresmikan berdirinya Museum Pusat Angkatan Udara Republik Indonesia oleh Menteri Panglima Angkatan Udara Laksamana Udara Roesmin Nurjadin yang berlokasi di kawasan Markas Komando Wilayah Udara V (Makowilu) Jalan Tanah Abang Bukit Jakarta Pusat. Sebelumnya,bertepatan dengan Hari Bakti TNI AU tanggal 29 Juli 1968 di Lembaga Pendidikan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) Bagian Udara Yogyakarta yang saat ini bernama Akademi Angkatan Udara (AAU) telah diresmikan berdirinya Museum Pendidikan Karbol oleh Men/Pangau Laksdya Udara Roesmin Nurjadin. Upaya-upaya untuk mengintegrasikan kedua museum tersebut mulai dilakukan. Lokasi yang direncanakan adalah Yogyakarta, dengan dasar pertimbangan penentuan lokasi museum berada di Yogyakarta adalah sebagai berikut : Pada tahun 1945-1949 Yogyakarta memegang peranan penting sebagai tempat lahir dan pusat perjuangan TNI Angkatan Udara. Yogyakarta adalah tempat penggodokan Taruna-taruna Angkatan Udara(Karbol) sebagai calon perwira TNI AU. Perlu pemupukan semangat minat dirgantara, nilai-nilai 45 dan tradisi juang TNI AU yang mengacu pada semangat Maguwo.Atas dasar pertimbangan tersebut, Kepala Staf TNI Angkatan Udara mengeluarkan keputusan No. Kep/11/IV/1978 tanggal 17 April 1978 yang menetapkan bahwa Museum Pusat AURI yang semula berkedudukan di Jakarta dipindahkan ke Yogyakarta, diintegrasikan dengan Museum Pendidikan/Museum Karbol menjadi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala dengan memanfaatkan bekas gedungLink Traineryang berada di kawasan kesatrian AKABRI Bagian Udara. Operasi boyong perpindahan benda-benda koleksi museum dari Museum Pusat AURI di Jakarta ke Yogyakarta (AKABRI Bagian Udara) telah mulai sejak Nopember 1977. Penyempurnaan selanjutnya setelah pengintegrasian adalah keluarnya Keputusan Kasau Nomor : Skep/04/IV/1978 tanggal 17 April 1978, tentang pemberian nama Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Hal ini dilaksanakan bersamaan dengan peresmian Museum Sekbang Pertama 1945 yang berlokasi di dekatBase OpsLanud AdisutjiptoKoleksi-koleksi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala terus berkembang terutama alutsista udara berupa pesawat terbang, sehingga gedung museum di Kesatrian AKABRI Bagian Udara tidak dapat menampung. Pimpinan TNI AU memutuskan untuk memindahkan lagi, selanjutnya museum dipindahkan menempati gedung bekas pabrik gula di Wonocatur Lanud Adistujipto. Sebagai tanda dimulainya pembangunan/rehabilitasi gedung tersebut, maka pada tanggal 17 Desember 1982 Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi menandatangani sebuah prasasti. Hal ini diperkuat dengan Surat Perintah Kepala Staf TNI AU No. Sprin/05/IV/1984 tanggal 11 April 1984 tentang rehabilitasi gedung bekas pabrik gula tersebut untuk dipersiapkan sebagai gedung permanen Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, yang kemudian diresmikan pada tanggal 29 Juli 1984 oleh Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Sukardi, dengan luas area museum seluruhnya+8,2 Ha. Luas bangunan seluruhnya yang digunakan 8.765 M2. Tempat ini yang hingga sekarang dipergunakan sebagai museum dan telah dilakukan beberapa kali renovasi dalam rangka penyempurnaan sehingga menjadi tempat yang layak sebagai sebuah museum.Sesuai perkembangan organisasi yang tertuang dalam Pokok-pokok Organisasi dan Prosedur TNI AU yang dijabarkan dalam Keputusan Kepala Staf TNI AU Nomor : Kep/4/IV/2004 tanggal 1 Maret 2004 tentang Pokok-pokok Organisasi dan Prosedur Dinas Perawatan Personel Angkatan Udara, maka organisasi museum mengalami perubahan. Dengan berlakunya keputusan kasau tersebut, maka Monumen Perjuangan TNI AU dan Museum Amerta Dirgantara Mandala menjadi bagian dari Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Pesawat UF-1 AlbatrosMuseum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala yang berlokasi di Pangkalan Udara Adisutjipto, sejak tahun 2011 berada di bawah pembinaan Sub Dinas Sejarah (Subdisjarah), Dinas Penerangan Angkatan Udara (Dispenau), sesuai Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/21/III/2012 tanggal 30 Maret 2011 tentang Alih Kodal Museum Pusat Dirgantara dari Diswatpersau ke Dispenau dan Instruksi Kepala Staf Angkatan Udara Nomor Ins/2/IV/2012 tanggal 8 April 2012 tentang Pelaksanaan Pengalihan Pembinaan Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla) dari Diswatpersau ke Dispenau, serta Peraturan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor Perkasau/21/IV/2012 tanggal 8 April 2012 tentang Pengalihan Pembinaan Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla) dari Diswatpersau ke Dispenau, yang kemudian ditindak lanjuti dengan Peraturan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor Perkasau/167/XII/2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang Pokok-pokok Organisasi dan Prosedur Dispenau.

Letak MuseumMuseum terletak di ujung Kabupaten Bantul perbatasan dengan Kabupaten Sleman dan tepatnya berada dikomplek Pangkalan Udara TNI AU Adisutjipto Yogyakarta, tidak jauh dari jalan raya rute bus Yogyakarta Solo dengan cek point SD Angkasa. Jarak dari pusat kota kurang lebih 6 kilometer ke arah timur. Museum ini dapat dijangkau dengan sarana transportasi sebagai berikut : Kendaraan pribadi dapat langsung ke lokasi museum dengan pintu masuk tepat di sebelah SD Angkasa Lanud Adisutjipto di tepi jalan raya rute Yogya-Solo. Dari terminal bus Yogyakarta, dapat menggunakan bus jurusan Solo atau bus kota jalur 7 menuju museum dengancek pointSD Angkasa. Dari stasiun Tugu Yogyakarta, menggunakan bus kota ke terminal bus dan dilanjutkan menuju museum dengancek pointSD Angkasa seperti tersebut pada butir 2. Dari Bandara Adisutjipto menuju museum kurang lebih 3 km, dapat menggunakan taksi atau kendaraan umum/bus-colt menuju ke Yogya, dengan cek point SD Angkasa.Tata Pameran Koleksi Pesawat Tempur Taktis $-4 SkyhawkPameran museum merupakan suatu sistem penyajian koleksi atau suatu kegiatan teknis penataan koleksi pada suatu ruang pameran tetap maupun tidak tetap yang dapat diatur berdasarkan suatu sistem tertentu sehingga menjadi suatu kesatuan yang harmonis, komunikatif, informatif dan edukatif. Tujuan umum dari pameran ini adalah untuk memberikan informasi yang cukup tentang benda-benda koleksi kepada pengunjung. Tujuan utama dari tata pameran adalah bahwa pameran harus dapat berkomunikasi dengan publik pengunjungnya. Penyelenggaraan pameran harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan fisik, intelektual dan emosional dari publiknya.Mengingat bahwa tidak semua koleksi yang mendukung bukti sejarah dipamerkan pada satu ruang, maka koleksi tersebut dikelompokkan pada beberapa ruang. Peristiwa yang memiliki bukti berupa gambar, divisualisasikan dalam bentuk diorama yang bersifat imajiner. Berbagai jenis koleksi berusaha untuk dikumpulkan, dirawat dan dipamerkan mulai dari pesawat terbang, pakaian, dan tanda pangkat, foto-foto, alat komunikasi, senjata, dan beberapa visualisasi peristiwa melalui diorama serta koleksi-koleksi lainnya. Koleksi yang telah terkumpul digelar dan dipamerkan di dalam museum, masing-masing ruangan memiliki nama sebagai berikut :

Ruang Utama, memuat koleksi lambang TNI-AU beserta jajarannya, Para Pahlawan Nasional dari TNI- AU, foto Kepala Staf TNI AU dan para tokoh penerima Bintang Swa Bhuwana Paksa, serta tanda-tanda kehormatan militer. Ruang Kronologi, yang menggambarkan sejarah perjuangan dan perkembangan TNI-AU mulai dari Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945. Ruang Seragam TNI AU, di ruangan ini memuat Berbagai seragam yang pernah digunakan TNI AU sejak tahun 1945 hingga saat ini. Ruang Kotama dan Ruang Kasau, memuat koleksi dan benda-benda yang berkaitan denagan Kotama di ajaran TNI-AU, diantaranya; Korpaskhasau, Kodikau, AAU, Seskoau, Koharmatau, Koopsau, Kohanudnas dan perkembangan Sekolah Penerbang TNI Angkatan Udara serta barang-barang dan benda yang pernah dipakai oleh Para Mantan Kasau. Ruang Alutsista, memuat koleksi alat utama system senjata udara yang pernah digunakan oleh TNI-AU dari tahun 1945 hingga tahun 1970-an berupa pesawat, radar, peluru kendali dan roket. Ruang Diorama ,menampilkan perkembangan dan berbagai kegiatan TNI AU, serta SKSD Palapa . Ruang Minat Dirgantara, memuat tentang lambang-lambang skadron udara dan jenis pesawat pendukungnya, Pesawat Starlite serta koleksi buku-buku terbitan TNI-AU.

Pada halaman gedung dipajang pesawat Tupolev TU-16 B KS, UF 1 Albatros, PBY-5A Catalina dan peluru kendali SA-75, pesawat A-4 Skayhawk dan Pesawat OV-10 Bronco yang merupakan koleksi pesawat terbaru dipajang di depan gedung museum pada bulan Januari 2011.Dalam rangka melengkapi fasilitas museum sebagai sarana penunjang serta untuk lebih meningkatkan penanaman minat dirgantara pada generasi penerus, dibangun Mini Teater yang telah diresmikan oleh Kepala Staf Anagkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat S. IP pada tanggal 27 Januari 2011. Mini theater merupakan salah satu fasilitas teknologi informasi dan multi media untuk memberikan informasi kepada para pengunjung melalui pemutaran film tentang berbagai hal terkait kedirgantaraan. Mini Theater bertujuan untuk menampilkan tayangan sejarah secara lebih menghibur, mendidik, informatif, sehingga diharapkan dapat mendorong animo masyarakat mengunjungi museum.Museum yang di buka setiap hari mulai pukul 08.30 s/d 15.00 tersebut memiliki berbagai pasilitas penunjang lain seperti tempat parkir yang luas dan nyaman, sarana ibadah, toko souvenir, dan kantin.

KESIMPULAN DAN SARAN

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadipokok bahasan dalam makalah ini, tentu nya masih ba nyak kekurangan dan kelemahan nya, kerena terbatas nya pengetahuan dan kurang nya rujukan atau referensi yang ada hubungan nya dengan judul makalah ini.Penulis banyak berharap para pembaca yang budi man dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurna nya makalah ini dan dan penulisan makalah dikesempatan-kesempatan berikut nya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khusus nya juga para pembaca yang budi man pada umum nya.

LAMPIRAN

Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala

Pesawat Bomber TU 16 KS

Korem 074