laporan kasus dinda

Upload: dinda-teresha

Post on 07-Jul-2018

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Laporan Kasus Dinda

    1/16

    REFLEKSI KASUS

    FIXED DRUG ERUPTION

    Disusun untuk melaksanakan tugas Kepanitraan Klinik Mua

    SMF Ilmu Pen!akit Kulit an Kelamin

    RSD" r S#e$ani %em$er

    Ole& '

    Dina A!u Teres&a

    (()*(((*(*+,

    Pem$im$ing '

    Dr" -enra Minart#. Sp"KK 

    SMF ILMU PEN/AKIT KULIT DAN KELAMIN RSD r SOE0ANDI

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNI1ERSITAS %EM0ER 

    )*(2

  • 8/18/2019 Laporan Kasus Dinda

    2/16

    0A0 I" PENDA-ULUAN

    Fixed Drug Eruption (FDE) merupakan salah satu erupsi kulit yang sering dijumpai. 1

     Fixed drug eruption  (FDE) merupakan salah satu bentuk erupsi kulit karena obat, FDE

    ditandai oleh makula hiperpigmentasi dan kadang-kadang bula diatasnya, yang dapat muncul

    kembali ditempat yang sama sebagai akibat dari paparan sistemik terhadap suatu obat. FDE

    adalah erupsi alergi obat yang selalu dicetuskan oleh obat atau bahan kimia. idak ada !aktor 

    etiologi lain yang dapat mengelisitasi."

    FDE dinamakan demikian karena timbul berkali-kali pada tempat yang sama. (1)  #ada

    kebanyakan penderita, terdapat enam lesi atau kurang, dan seringkali hanya satu lesi.(1)

    $entang %aktu dari saat ingesti agen penyebab hingga timbulnya gejala berkisar antara 1&

    menit-' jam, %aktu rata-rata adalah jam.(1) esi dapat timbul di mana saja(1) namun tempat

     predileksi yang sering adalah sekitar mulut dan mukosa genital.(1) Erosi dapat berkembang

     pada lesi (1) dan secara bertahap menghilang dalam beberapa hari, meninggalkan sisa

     pigmentasi cokelat post-in!lamasi.(1)

    *bat adalah bahan kimia yang digunakan untuk pemeriksaan, pencegahan dan

     pengobatan suatu penyakit atau gejala. +elain man!aatnya obat dapat menimbulkan reaksi

    yang tidak diharapkan yang disebut reaksi simpang obat. $eaksi simpang obat dapat

    mengenai banyak organ antara lain paru, ginjal, hati dan sumsum tulang tetapi reaksi kulit

    merupakan mani!estasi yang tersering."

  • 8/18/2019 Laporan Kasus Dinda

    3/16

    0A0 II

    TIN%AUAN PUSTAKA

    )"( De3inisi

     Exanthematous Drug Eruption  merupakan erupsi makulapapular atau morbili!ormis

    disebut juga erupsi eksantematosa yang dapat diinduksi dari semua obat.  Fixed drug 

    eruption  (FDE) merupakan salah satu bentuk erupsi kulit karena obat, FDE ditandai oleh

    makula hiperpigmentasi dan kadang-kadang bula diatasnya, yang dapat muncul kembali

    ditempat yang sama sebagai akibat dari paparan sistemik terhadap suatu obat. FDE adalah

    erupsi alergi obat yang selalu dicetuskan oleh obat atau bahan kimia. idak ada !aktor etiologi

    lain yang dapat mengelisitasi."

    )") Eti#l#gi

    anyak obat yang dilaporkan dapat menyebabkan FDE. ang paling sering dilaporkan

    adalah phenolpthalein, barbiturate, sul!onamide, tetrasiklin, antipiretik pyra/olone dan obat

    anti in!lamasi non steroid.",0

    enurut penelitian oung, 2ong 3 2oo ("&11), jenis-jenis obat yang paling sering

    menyebakan erupsi obat alergi adalah golongan antimikroba yaitu sekitar 0,1&4, lalu diikuti

    golongan anti kon5ulsan sekitar ",''4, dan golongan anti in!lamasi non steroid sekitar 

    "1,14.

    enurut penelitian +aha et al ("&1"), jenis-jenis obat yang paling sering menyebakan

    erupsi obat alergi adalah sul!onamid yaitu sekitar 164, lalu diikuti !lurokuinolon sekitar 

    11,4, analgesik sekitar 11,4, anti epilepsi sekitar 11,4, allopurinol sekitar 6,4, dan

    a/itromicin sekitar ,6&4. enurut penelitian 7andha, 8upta 3 9ashmi ("&11), jenis-jenis

    obat yang paling sering menyebakan erupsi obat alergi adalah golongan antimikroba yaitu

    sekitar 0',&4, lalu diikuti golongan anti in!lamasi non steroid sekitar "1,:&4. enurut

     penelitian +hah, Desai 3 Dikshit ("&11), jenis-jenis obat yang paling sering menyebakan

    erupsi obat alergi adalah golongan antimikroba yaitu kotrimoksa/ole sekitar 14 dan

    !lurokuinolon sekitar 14.

  • 8/18/2019 Laporan Kasus Dinda

    4/16

    )"4 Epiemi#l#gi

    #re5alensi erupsi obat dilaporkan berkisar dari "-4 untuk pasien ra%at inap dan untuk 

     pasien ra%at jalan diatas 14. FDE dapat terjadi sebanyak 1;-"1 4 dari semua erupsi obat

     pada kulit. Frekuensi yang sebenarnya mungkin lebih tinggi dari perkiraan saat ini."

    idak ada kematian telah dikaitkan dengan FDE. esi luas pada a%alnya mirip

    nekrolisis epidermal toksik, tetapi mereka memiliki perjalanan klinis jinak. 9iperpigmentasi

    yang terlokalisir adalah komplikasi umum, tapi rasa nyeri, in!eksi, dan hipopigmentasi, juga

    dapat terjadi."

    +ebuah studi besar dengan 0& pasien mengungkapkan rasio laki- perempuan untuk 

    FDE adalah 1?). $eaksi ini melibatkan lim!osit, @#A ( Antigen

     Presenting Cell ) dan sel angerhans yang mempresentasi antigen kepada lim!osit . im!osit

    yang tersensitisasi mengadakan reaksi dengan antigen. $eaksi ini disebut reaksi tipe lambat

    yaitu terjadi 1"-0' jam setelah pajanan terhadap antigen menyebabkan pelepasan serangkaian

    lim!okin.;

    )"6 Ge7ala Klinik 

    Ditandai dengan erupsi makulopapular atau morbili!ormis yang dapat diinduksi oleh

    hampir semua obat. +eringkali terdapat erupsi generalisata dan simetris terdiri atas eritema,

    selalu ada gejala pruritus.;  Badang-kadang ada demam, malese dan nyeri sendi.;  esi

     biasanya timbul dalam 1-" minggu setelah dimulainya terapi.;

  • 8/18/2019 Laporan Kasus Dinda

    5/16

    Gam$ar (" Gam$aran FDE Paa 0i$ir

    +umber< http

  • 8/18/2019 Laporan Kasus Dinda

    6/16

    +umber< http

  • 8/18/2019 Laporan Kasus Dinda

    7/16

    >n!iltrate lim!ositik dapat cukup menonjol untuk mengaburkan persimpangan

    dermoepidermal. +pongiosis, edema dermal, eosino!il, dan neutro!il mungkin

    ada sesekali. >nkontinensia pigmen dalam dermis papillary adalah !itur 

    karakteristik dan mungkin satu-satunya !itur yang terlihat pada yang lebih tua,

    lesi yang tidak in!lamasi. esi kronis atau tidak akti! juga dapat menunjukkan

    akantosis ringan, hiperkeratosis, dan sedikit sel in!lamasi.

    • =ji tempel obat merupakan prosedur yang tidak berbahaya. $eaksi ana!ilaksis

    sangat jarang terjadi, dan untuk mengantisipasinya dianjurkan mengamati

     penderita dalam %aktu setengah jam setelah penempelan. +ecara teoritis dapat

    terjadi sensitisasi akibat uji tempel, namun dalam prakteknya jarang

    ditemui. idak dianjurkan melakukan uji tempel selama erupsi masih akti! 

    maupun segera sesudahnya. erdasarkan pengalaman para peneliti, uji tempel

    sebaiknya dilakukan sekurang-kurangnya ; minggu setelah erupsi mereda.

    Bhusus untuk FDE, dapat digunakan cara uji tempel yang agak berbeda. *bat

    dengan konsentrasi 1&4 dalam 5aselin atau etanol 6&4 diaplikasikan secara

    terbuka pada bekas lesi dan punggung penderita. *bser5asi dilakukan dalam "0

     jam pertama dan dianggap positi! bila terdapat eritema yang jelas yang bertahan

    selama minimal ; jam. Balau cara ini tidak memungkinkan untuk dilaksanakan

    dianjurkan uji tempel tertutup biasa dengan pembacaan pertama setelah

     penempelan "0 jam. 9asil uji tempel yang negati! tidak menyingkirkan

    diagnosis erupsi obat dan hasil yang positi! dapat menyokong diagnosis dan

    menentukan penyebab meskipun peranannya masih kontro5ersi. etode uji

    tempel masih memerlukan banyakbperbaikan, diantaranya dengan menggiatkan

     penelitian tentang konsentrasi yang sesuai untuk setiap obat, 5ehikulum yang

    tepat dan menentukan metabolisme obat di kulit."

    • =ji pro5okasi oral bertujuan untuk mencetuskan tanda dan gejala klinis yang

    lebih ringan dengan pemberian obat dosis kecil biasanya dosis 1C1& dari obat

     penyebab sudah cukup untuk mempro5okasi reaksi dan pro5okasi

     biasanya sudah muncul dalam beberapa jam. Barena resiko yang mungkin

    ditimbulkannya maka uji ini harus dilakukan diba%ah penga%asan petugas

    medis yang terlatih."

  • 8/18/2019 Laporan Kasus Dinda

    8/16

    )"+ Diagn#sis 0aning"

    erikut beberapa diagnosis banding !ixed drug eruption<

    a) #itiriasis $osea

    #itiriasis $osea dimulai dengan sebuah lesi inisial berbentuk eritema dan skuama

    halus.' Bemudian disusul oleh lesi-lesi yang lebih kecil di badan, lengan dan paha

    atas yang tersusun sesuai dengan lipatan kulit dan biasanya menyembuh dalam

    %aktu -' minggu.' +ebagian penderita mengeluh gatal ringan.' #enyakit dimulai

    dengan lesi pertama (herald patch), umumnya di badan, solitar, berbentuk o5al dan

    anular, diameternya kira-kira cm.' empat predileksi pada badan, lengan atas

     bagian proksimal dan paha atas, sehingga seperti pakaian renang %anita aman

    dahulu.' Becuali bentuk yang la/im berupa eritroskuama, pitiriasis rosea dapat juga

     berbentuk urtika, 5esikel, dan papul, yang lebih sering terdapat pada anak-anak.'

    8ambar ;. #itiriasis $osea G ercak-bercak lentikuler, berbentuk 

    lonjong dengan skuama-skuama halus di atasnya  '

     b) Dermatitis Bontak @lergik 

    Dermatitis kontak alergik hanya mengenai orang yang keadaan kulitnya sangat

     peka (hipersensiti!).: #enyebab DB@ adalah bahan kimia sederhana.:  #enderita

    umumnya mengeluh gatal.: Belainan kulit bergantung pada keparahan dermatitis

    dan lokalisasinya.:  #ada yang akut dimulai dengan bercak eritematosa yang

     berbatas jelas kemdian diikuti edema, papulo5esikel, 5esikel atau bula.

    :

     bula dapat

  • 8/18/2019 Laporan Kasus Dinda

    9/16

     pecah menimbulkan erosi dan dan eksudasi (basah).:  #ada kronis terlihat kulit

    kering, berskuama, papul, likeni!ikasi dan mungkin !isur, batasnya tidak jelas.:

    8ambar 6. Dermatitis Bontak @lergik G terdapat eritema dan hiperpigmentasi

    akibat kait kutang dari nikel :

    9: Eritema multi3#rme

    Eritema multi!orme adalah penyakit in!lamasi akut pada kulit dan mukosa yang

    menyebabkan berbagai bentuk lesi akibat deposit imunokompleks. Etiologinya

     belum jelas, tetapi ada beberapa !aktor yang diduga berperan yaitu obat-obatan

    golongan sul!a, penisilin, analgesik, dan antipiretik. Belainan ini timbul cepat

    dengan gejala prodromal dalam 0' jam.",1&

    Gam$ar 5" Lesi Target Paa Eritema Multi3#rme

    +umber< http

  • 8/18/2019 Laporan Kasus Dinda

    10/16

    lebih dalam, biasanya berdarah, dan dapat terjadi pada semua mukosa mulut. esi

     pada bibir khas berbentuk lesi yang ditutupi krusta merah kehitaman.1&

    d)  Post-Inflammatory iperpigmentasi (#>9)

     Post-Inflammatory iperpigmentasi (#>9) adalah masalah yang sering dihadapi

    dan merupakan gejala sisa dari gangguan kulit serta berbagai inter5ensi terapeutik.

    ",11

    Gam$ar 6" Makula -iperpigmentasi PI- Aki$at Eksk#riasi Akne

    +umber< http

  • 8/18/2019 Laporan Kasus Dinda

    11/16

    )", Pen9ega&an

    =ntuk mencegah terjadinya kejadian berulang perlu diberikan edukasi kepada pasien

    mengenai obat yang mungkin dapat menimbulkan kejadian FDE berulang. Edukasi tidak 

    hanya mengenai obat generik namun penamaan obat paten dengan kandungan yang sama

     perlu diberitahukan kepada pasien. +elain itu, kandungan yang mirip dengan obat yang

    diduga penyebab FDE juga harus diberitahukan agar tidak terjadi reaksi silang pada pasien.;

    >denti!ikasi dari obat penyebab FDE dilakukan apabila hanya 1 obat yang digunakan

     biasanya kita mencurigai beberapa obat sebagai petunjuk yang kita gunakan adalah

    mengetahui kronologis pemberian obat-obatan tersebut. 9anya obat-obatan yang baru

    digunakan ('-"1 hari) yang dimasukkan dalam da!tar yang dicurigai."

    >denti!ikasi yang jelas dari obat penyebab dan catatan tertulis tentang obat-obat

     penyebab yang diberikan pada pasien oleh dokter merupakan langkah pencegahan yang

    sangat penting. #emberian obat spesi!ik (kortikosteroid, obat-obatan imunosupresi!Cterapi anti

    sitokin, immunoglobulin) seharusnya tidak diberikan sesuai standar pemberian obat sebelum

    terdapat bukti e!isiensi penggunaannya terhadap pasien, kadang-kadang penggunaan obat-

    obatan tersebut dapat berbahaya bagi pasien."

    )"(* Penatalaksanaan

    #engobatan FDE belum memuaskan, antara lain karena kesukaran dalam memastikan

     penyebabnya, apakah oleh obatnya sendiri atau metabolitnya." #engobatan dibagi dalam <

    a) #engobatan Bausal

    Dilaksanakan dengan menghindari obat penyebab (apabila obat penyebab telah

    dapat dipastikan). Dianjurkan pula untuk menghindari obat yang mempunyai

    struktur kimia mirip dengan obat penyebab (satu golongan)."

     b) #engobatan +istemik 

    • Bortikosteroid

    #emberian kortikosteroid sistemik sangat penting pada alergi obat sistemik,

    dosis standar untuk orang de%asa ialah x1& mg prednison sehari. 7amun

     pemberiannya masih tergolong kontro5ersial pada kejadian reaksi kutan serius.

    eberapa klinisi menggunakan #rednison dengan dosis 1-" mgCkgChari yang

    diberikan selama - hari.#emberian dengan jangka pendek agar mencegah

    terjadinya resiko e!ek penggunaan kortikosteroid jangka panjang yang jika

  • 8/18/2019 Laporan Kasus Dinda

    12/16

    diukur dengan tujuan yang diinginkan tidak sebanding dengan e!ek samping

     pemberian.",1"

    • @ntihistamin

    @ntihistamin bersi!at sedati! dapat juga diberikan jika terdapat gatal, kecuali

     pada urtikaria, e!eknya kurang jika dibandingkan dengan pemberian

    kortikosteroid. *ral antihistamin yang dapat diberikan ialah seperti

    diphenhydramine "-& mg, -0 kaliChari atau hydroxy/ine " mg, -0

    kaliChari.",1"

    c) #engobatan opikal

    #engobatan topikal yang diberikan bergantung pada kelainan kulit yang ditemukan.

    2ika kelainan kulit merupakan tipe kering seperti pada eritema dan urtikaria dapat

    diberikan bedak, seperti bedak salisilat "4 ditambah obat anti pruritus misalnya

    menthol 1C"-14 untuk mengurangi rasa gatal.

     7amun, jika kelainan kulit merupakan tipe basah seperti dermatitis, maka perlu

    digunakan kompres larutan asam salisilat 14. #ada bentuk purpura dan eritema

    nodosum tidak diberikan pengobatan topikal.

    #ada eksantema !ikstum, dapat diberi krim kortikosteroid lemah berupa

    hidrokortison 14 atau desonide krim &.&4. #ada eritroderma, yakni pada

    kelainan berupa eritema yang menyeluruh dan skuamasi dapat diberi salep lanolin

    1&4 yang dioleskan bagian per bagian.",1"

    )"(( Pr#gn#sis

    #rognosis umumnya baik. #ada dasarnya erupsi kulit karena obat akan menyembuh jika

    obat penyebabnya dapat diketahui dan disingkirkan. @pabila obat tersangka penyebab telah

    dapat dipastikan maka sebaiknya kepada penderita diberikan catatan, berupa kartu kecil yang

    memuat jenis obat tersebut serta golongannya. Bartu tersebut dapat ditunjukkan bilamana

    diperlukan (misalnya apabila penderita berobat), sehingga dapat dicegah pajanan ulang yang

    memungkinkan terulangnya FDE.",0

    0A0 III" REFLEKSI KASUS

    4"( Ientitas pasien 7ama #asien < n.

  • 8/18/2019 Laporan Kasus Dinda

    13/16

    =mur < " tahun

    2enis Belamin < aki-laki

    +tatus < Duda

    #ekerjaan < Hiras%asta

    @lamat < +erut, #anti 2ember

    +uku < adura@gama < >slam

    4") Anamnesis

    • Kelu&an utama

    uka pada bibir

    • Ri;a!at Pen!akit Sekarang

    #asien mengeluhkan luka pada bibir sejak 0 hari sebelum masuk rumah sakit. uka

     perih dan panas, namun tidak gatal. @%alnya bintik hitam lalu menyebar ke seluruh

     bibir dan bila di kelupas berdarah. #asien tidak bisa makan, namun bisa sedikit

    minum. #asien minum jamu 0 hari sebelum mengalami ini.• Ri;a!at Pen!akit Da&ulu

    $i%ayat penyakit serupa disangkal

    • Ri;a!at Pen!akit Keluarga

    $i%ayat penyakit keluarga disangkal

    • Ri;a!at Peng#$atan

    elum diobati

    • Ri;a!at Alergi

    #asien tidak alergi terhadap makanan ataupun obat-obatan

    4"4 Status generalis• Besadaran < compos mentis

    • Beadaan umum < cukup

    • Bepala C leher < dalam batas normal

    • 2antung < dalam batas normal

    • #aru < dalam batas normal

    • @bdomen < dalam batas normal

    • Extremitas < dalam batas normal

    • 8enitalia < dalam batas normal

    4"5 Status ermat#l#gi• $egio abium *ris terdapat krusta kehitaman dengan erosi pada seluruh bibir dan

    makula eritematosa dengan skuama tipis disekitar bibir.

  • 8/18/2019 Laporan Kasus Dinda

    14/16

    4"6 Diagn#sis $aning

    • Fixed Drug Eruption

    • Eritema ulti!orme

    • 9erpes +implex

    4"2 Diagn#sis ker7a

    • Fixed Drug Eruption

    4"8 Penatalaksanaan

    • Edukasi

    =ntuk mencegah terjadinya kejadian berulang.

    Edukasi tidak hanya mengenai obat generik namun penamaan obat paten dengan

    kandungan yang sama perlu diberitahukan kepada pasien.

    • Peng#$atan T#pikal

    #engobatan topikal pada kelainan kulit merupakan tipe kering seperti dapat

    diberikan bedak salisilat "4 ditambah obat anti pruritus menthol 1C"-14 untuk 

    mengurangi rasa gatal.

    Brim kortikosteroid lemah berupa hidrokortison 14 atau desonide krim &.&4.

    • Peng#$atan Sistemik 

    #emberian kortikosteroid sistemik, prednison x1& mg prednison sehari

  • 8/18/2019 Laporan Kasus Dinda

    15/16

    @ntihistamin diphenhydramine "-& mg, -0 kaliChari atau hydroxy/ine " mg, -0

    kaliChari.

    4"+ Pr#gn#sis

    Dubia ad bonam

    DAFTAR PUSTAKA

    1. 2ames HD, erger 8, Elston D.  Andre!"s Disease of #$in Clinical Dermatology

    %%th Edition. =+@< Else5ier, "&11

  • 8/18/2019 Laporan Kasus Dinda

    16/16

    . +tern. $. +. Exanthematous Drug Eruptions. he 7e% England 2ournal o! edicine.

    England< asachusetts edical +ociety, "&1".

    0. Haikato 9. Fixed Drug Eruption. Ihomepage on the >nternetJ. "&1" Icited "&1; Feb

    1:J. @5ailable !rom< httpn. @dhi Djuanda, ochtar 9am/ah, +iti

    @isah, editors. >lmu #enyakit Bulit dan Belamin. Edisi Be-;. 2akarta< adan #enerbit

    Fakultas Bedokteran =ni5ersitas >ndonesia, "&11. p.10-;.

    6. ee A9, Ahen A, Aho , Ahang A,Ahu A. Fixed-drug eruption< @ retrospecti5e

    study in a single re!erral center in northern ai%an. Dermatologica +inica "&1"K

    &