laporan kasus anemia hemolitik
DESCRIPTION
Just for reference. Please do not copy the content.TRANSCRIPT
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. ES
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 28 Mei 1988
Umur : 26 tahun
Kebangsaan : Indonesia
Status Kawin : Belum menikah
Agama : Kristen
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Pegawai swasta (Pemilik sebuah toko)
Alamat : Tiga Raksa
Tanggal Masuk RS : 12 Juni 2014, pkl 14:30
Tanggal Pemeriksaan : 23 Juni 2014, pkl 15:00
ANAMNESIS
Didapatkan keterangan secara autoanamnesis.
KELUHAN UTAMAPusing sejak 2 bulan sebelum masuk Rumah Sakit
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGPasien mengeluh pusing sejak 2 bulan SMRS. Pusing dirasakan hilang timbul, muncul secara tiba-
tiba dan membaik dengan sendirinya. Pusing dirasakan tidak spesifik pada daerah dahi, nyut-
nyutan, tidak berputar. Pasien juga merasakan mual hingga muntah beberapa kali isi air dan
makanan. Nafsu makan pasien menurun karena setiap makan semakin bertambah mual. Berat
badan turun 2 kg dalam 2 bulan (44 kg menjadi 42 kg). Adanya nyeri perut disangkal. Demam
disangkal. Selain itu, pasien sering kali merasa lemas dan mudah lelah. Pasien cepat lelah
terutama ketika sedang beraktivitas seperti berjalan jauh. Rasa lemas tidak membaik dengan
istirahat. Kadang-kadang, pasien merasa sesak napas. Pasien pernah ke dokter namun tidak ada
perbaikan. Pasien tidak memperhatikan apakah wajahnya bertambah pucat. BAK pasien diakui
warna kuning jernih, tidak ada darah. BAB pasien juga diakui tidak ada darah, bentuk seperti biasa.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULUPasien beberapa kali merasakan keluhan serupa sebelumnya
Riwayat kurang darah tidak tahu
Riwayat maag (+)
Riwayat hipertensi, diabetes, asma disangkal
1
Riwayat alergi disangkal
Riwayat dirawat di RS maupun operasi disangkal
RIWAYAT PENGOBATANPasien pernah mengkonsumsi obat pusing dan mual dari dokter di klinik namun lupa nama obatnya
RIWAYAT KEBIASAANRiwayat konsumsi rokok disangkal
Riwayat konsumsi alkohol disangkal
Riwayat konsumsi obat-obatan terlarang disangkal
Pasien mengaku selalu tidur cukup setiap hari di malam hari
Pasien jarang berolahraga
RIWAYAT SOSIAL EKONOMIBiaya berobat: BPJS
Kesan ekonomi: menengah
RIWAYAT DIET/POLA MAKANPasien merasa pola makan normal seperti biasa, 2 kali sehari, menu nasi, sayur, ikan, daging
Pasien jarang minum susu
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGATidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami hal serupa
2
PEMERIKSAAN FISIK.
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum Sakit Sedang
Kesadaran Compos Mentis
Tanda-tanda Vital
Denyut Nadi 72 x/menit
Frekuensi Napas 20 x/menit
Tekanan Darah 100/70 mmHg
Suhu 36. 6 oC
Berat Badan 42 kgBMI = 17.48
Tinggi Badan 144 cm
Kulit Warna sawo matang, bekas luka (-)
Kepala Normosefali
Mata Sklera ikterik -/-. Konjungtiva pucat +/+. Strabismus -/-.
THT Telinga: Aurikula serta lubang telinga tampak normal, sekret -/-.Hidung: deviasi septum (-), infundibulum normal, sekret -/-Tenggorokan: Tonsil T1/T1; arkus faring tidak hiperemis; deviasi uvula (-)
Leher Bentuk normalPembesaran tiroid (-)Limfadenopati (-)
Toraks Paru-paru Inspeksi: bentuk dalam batas normal, pergerakan paru simetris
Palpasi: tactile fremitus +/+Perkusi: kedua lapang paru resonanAuskultasi: Inspirasi > Ekspirasi, Vesikular +/+, Rhonchi -/-, Wheezing -/-
Jantung S1S2 Regular. S3 (-), S4 (-), Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen Inspeksi: bentuk datar, bekas luka atau trauma (-), kontur usus (-)Auskultasi: bising usus (+) normalPerkusi: timpanikPalpasi: nyeri tekan (+) pada regio epigastrik
Palpasi KhususPalpasi hepar: hepatomegali (+) 2 jari bawah arcus costae, tepi lunakPalpasi spleen: tidak teraba
Ekstremitas Akral hangat Pengisian kapiler <2 detikNadi (+) cukup, regular
Sianosis −¿− ¿−¿−¿¿ ¿ Edema:−¿− ¿
−¿−¿¿ ¿
3
RESUME
Pasien Nn. ES, perempuan, 26 tahun; datang dengan keluhan pusing sejak 2 bulan SMRS, seperti
nyut-nyutan pada daerah dahi, hilang timbul. Mual (+) hingga muntah beberapa kali, tidak ada
darah. Nafsu makan menurun. Berat badan agak turun. Pasien juga sering merasa lemas dan
mudah lelah, terutama ketika sedang beraktivitas seperti jalan jauh, tidak membaik dengan
istirahat. Pasien juga ada sesak. Pasien riwayat anemia. Dari pemeriksaan fisik, ditemukan adanya
konjunctiva pucat +/+; nyeri tekan epigastrik, hepatomegali 2 jari bawah arcus costae.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJAAnemia et causa suspek hemolitik
DIAGNOSIS BANDINGAnemia et causa penyakit kronik
Anemia et causa perdarahan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang yang Perlu Dilakukan:- Cek laboratorium: Hemoglobin, hematokrit, eritrosit, leukosit, platelet, MCV/MCH/MCHC,
diff-count, elektrolit, SGOT/SGPT, ureum-creatinine, bilirubin total/direct/indirect, reticulocyte, GDS
- SADT
- USG abdomen
- X-ray toraks
Hasil Pemeriksaan Laboratorium tgl 13.06.14
Jenis Pemeriksaan Hasil Unit Referensi Nilai Normal
HEMATOLOGI
Complete Blood Count
Hemoglobin 3.08 g/dL 11.70 – 15.50
Hematokrit 10.00 % 35.00 – 47.00
Eritrosit (RBC) 1.52 x106 / µL 3.80 – 5.20
Leukosit (WBC) 4.76 /µL 3,600 – 11,000
4
Platelet 172.20 x103 / µL 150 – 440
Reticulocyte
Percentage 9.96 % 0.5 – 1.5
Absolute Count 124500 / µL 25000 – 75000
MCV 65.79 fL 80 – 100
MCH 20.26 pg 26 – 34
MCHC 30.80 g/dL 32 – 36
Differential Count
Basofil 1 % 0 – 1
Eosinofil 0 % 1 – 3
Neutrofil Batang 3 % 2 – 6
Neutrofil Segmen 73 % 50 – 70
Limfosit 17 % 25 – 40
Monosit 6 % 2 – 8
ESR 140 mm/jam 0 – 20
BIOCHEMISTRY
Random Blood Glucose 88 mg/dL 33 – 111
Elektrolit
Sodium (Na+) 132 mmol/L 137 – 145
Potasium (K+) 4.6 mmol/L 3.6 – 5.0
Klorida (Cl-) 105 mmol/L 98 – 107
SGOT 28 U/L 5 – 34
SGPT 13 U/L 0 – 55
Bilirubin
Total Bilirubin 0.77 mg/dL 0.2 – 1.2
Direct Bilirubin 0.3 mg/dL 0 – 0.3
Indirect Bilirubin 0.47 mg/dL 0 – 0.7
Albumin 2.36 g/dL 3.5 – 5.0
Ureum 49 mg/dL <50
Creatinine 1.32 mg/dL 0.6 – 1.1
GFR 51.7 mL/mnt/1.73 m2
Hasil Pemeriksaan Apusan Darah Tepi 13.06.14Morfologi Darah
Eritrosit Normokromik mikrositik, anisopoikilositosis (polikromasi), dijumpai eritrosit berinti (5/100 leukosit), tidak ada tanda-tanda hemolitik
Leukosit Kesan jumlah normal. Kesan morfologi dijumpai granulasi toksik di sitoplasma
5
PMN, tidak dijumpai sel blast dan sel muda lainnyaTrombosit Kesan jumlah normal, distribusi merata. Tidak dijumpai giant thrombocyteKesan Anemia normokromik mikrositik suspek anemia defisiensi Fe dengan dijumpai
tanda-tanda reaksi inflamasi. DDx: Anemia ec penyakit kronisSaran Periksa serum iron, TIBC; Coombs’ Test
Hasil USG Abdomen 14.06.14Tak tampak kelainan pada organ-organ intraabdominal
Kesan:Tidak tampak kelainan pada USG abdomen dan pelvis saat ini
6
Hasil X-Ray Toraks
Kesan:Tidak tampak proses spesifik aktif pada pulmo
Cor, sinus, dan diafragma dalam batas normal
REASSESSMENTRencana DiagnostikCek lipid profile
Cek LDH (diharapkan ↑ karena merupakan by-product dari sel lisis)
Cek haptoglobin (diharapkan ↓ karena merupakan free-Hb yang dikeluarkan dari sel lisis)
Urinalisis (untuk melihat sumber perdarahan, gangguan fungsi renal)
Feses Lengkap (untuk melihat sumber perdarahan)
Coombs’ Test (Direct Antiglobulin Test)
Hasil Pemeriksaan Laboratorium tgl 17.06.14
Jenis Pemeriksaan Hasil Unit Referensi Nilai NormalHEMATOLOGIComplete Blood Count
Hemoglobin 4.80 g/dL 11.70 – 15.50Hematokrit 12.10 % 35.00 – 47.00Eritrosit (RBC) 1.11 x106 / µL 3.80 – 5.20Leukosit (WBC) 9.40 /µL 3,600 – 11,000Platelet 253 x103 / µL 150 – 440
7
MCV 109 fL 80 – 100 MCH 41.4 pg 26 – 34 MCHC 38.0 g/dL 32 – 36
BIOCHEMISTRYTotal Cholesterol 180 mg/dL <200HDL 18.9 mg/dL >60LDL 74 mg/dL <100Trygliceride 474 mg/dL 50 – 150
Jenis Pemeriksaan Hasil Unit Referensi Nilai NormalURINALISISMakroskopik
Warna KuningAppearance Agak keruh Bening/JernihSpecific Gravity 1.015 1.000 – 1.030pH 6.50 4.50 – 8.00Leukosit Esterase Negatif sel/µL NegatifNitrit Negatif NegatifProtein 100 (+2) mg/dL NegatifGlukosa Negatif mg/dL NegatifKeton Negatif mg/dL NegatifUrobilinogen 0.20 mg/dL 0.10 – 1.00Bilirubin Negatif NegatifDarah Samar 25 (+1) sel/µL Negatif
MikroskopikEritrosit 4 sel/µL 0 – 3Leukosit 5 sel/µL 0 – 10Epitel +1 +1Casts NegatifKristal NegatifLain-lain Negatif
FESES LENGKAPMakroskopik
Warna HijauKonsistensi LembekMucous Positif NegatifOccult Blood Negatif Negatif
MikroskopikEritrosit 1 – 2 /HPF 0 – 1 Leukosit 10 – 15 /HPF 1 – 5 Amoeba Tidak ditemukan
8
Hasil Coombs’ TestGol. darah B Rhesus PositifEritrosit Terdapat sensitisasi in vivo oleh immune antibodi IgG dan faktor
komplemen C3dEluate: positif spesifikasi nonspesifik
Serum Ditemukan adanya antibody reakti pada suhu 20oC s/d titer I:8 dan Liss Coombs’, spesifikasi nonspesifik
Auto-control Positif
Crossmatch Incompatible major dan minor
DIAGNOSIS AKHIR
Anemia hemolitik autoimun
TATALAKSANA
Non-FarmakologiIstirahat
FarmakologiTransfusi PRC 500 ml (2Unit) /8 jam
Methyprednisolone 250 mg IV OD
Sangobion 1 tab PO OD (Fe gluconate 250 mg (elemental Fe 30 mg), manganese sulfate 0.2 mg, copper
sulfate 0.2 mg, vit C 50 mg, folic acid 1 mg, vit B12 7.5 mcg, sorbitol 25 mg)
Cavit D3 1 tab PO OD (Ca hydrogen phosphate 500 mg, cholecalciferol 133 IU)
Captopril 6.25 mg PO BID
Omeprazole 40 mg PO BID
Fenofibrat 200 mg PO OD
PROGNOSIS
Ad VitamDubia
Ad FunctionamDubia ad bonam
Ad SanationamDubia
9
FOLLOW UP
17.06.14S: lemas ↓, pusing masih kadang-kadang
O: KU/Kes Sakit Sedang / CM; BP 100/60, HR 80, RR 20, T 36.8
Mata cp +/+ si -/-
Cor S1S2 reguler murmur (-) gallop (-)
Pulmo vesicular +/+ Rh -/- Wh -/-
Abdomen datar, BU (+) N, supel, NTE (+), hepatomegali (+) 2j BAC
Ekst akral hangat, nadi (+)
A: Anemia hemolitik autoimun (AIHA)
P: taper-off dosis methylprednisolone menjadi 125 mg IV OD
cek CBC ulang, cek urinalisis ulang
23.06.14S: lemas (-), pusing (-)
O: KU/Kes Sakit Sedang / CM; BP 110/60, HR 76, RR 20, T 36.6
Mata cp +/+ si -/-
Cor S1S2 reguler murmur (-) gallop (-)
Pulmo vesicular +/+ Rh -/- Wh -/-
Abdomen datar, BU (+) N, supel, NTE (+), hepatomegali (-)
Ekst akral hangat, nadi (+)
Jenis Pemeriksaan Hasil Unit Referensi Nilai NormalHEMATOLOGIComplete Blood Count
Hemoglobin 8.36 g/dL 11.70 – 15.50Hematokrit 23.14 % 35.00 – 47.00Eritrosit (RBC) 2.38 x106 / µL 3.80 – 5.20Leukosit (WBC) 5.71 /µL 3,600 – 11,000Platelet 245.10 x103 / µL 150 – 440MCV 97.24 fL 80 – 100 MCH 35.11 pg 26 – 34 MCHC 36.11 g/dL 32 – 36
URINALISISMakroskopik
Warna KuningAppearance Agak keruh Bening/JernihSpecific Gravity 1.015 1.000 – 1.030pH 6.50 4.50 – 8.00
10
Leukosit Esterase Negatif sel/µL NegatifNitrit Negatif NegatifProtein 100 (+2) mg/dL NegatifGlukosa Negatif mg/dL NegatifKeton Negatif mg/dL NegatifUrobilinogen 0.20 mg/dL 0.10 – 1.00Bilirubin Negatif NegatifDarah Samar 25 (+1) sel/µL Negatif
MikroskopikEritrosit 4 sel/µL 0 – 3Leukosit 13 sel/µL 0 – 10Epitel +1 +1Casts NegatifKristal NegatifLain-lain Bacteria (+1)
A: AIHA
P: Boleh pulang, kontrol 1 bulan kemudian
11
ANALISIS KASUS
Pada pasien dengan identitas Nn. ES, perempuan, 26 tahun; didapatkan data-data sebagai berikut:
Anamnesis:- Sakit kepala (pusing) sejak 2 bulan SMRS, seperti nyut-nyutan pada daerah dahi
- Sering merasa lemas dan mudah lelah, terutama ketika sedang beraktivitas seperti jalan
jauh, tidak membaik dengan istirahat.
- Mual (+) hingga muntah beberapa kali, tidak ada darah
- Nafsu makan menurun, berat badan agak turun
Pada pemeriksaan fisik:- Konjunctiva pucat +/+
- Hepatomegali 2 jari bawah arcus costae
- Nyeri tekan epigastrik
Hasil laboratorium:- Anemia gravis murni (tidak ada penurunan kadar sel darah lainnya selain eritrosit (Hb: 3.08;
RBC 1.52x106)
- MCV dan MCH yang rendah mikrositik hipokromik
- GDS dalam batas normal
- Pada SADT, tampak:
o anisopoikilositosis (polikromasi) MCV & MCH tidak dapat menjadi patokan lagi
o eritrosit berinti (retikulosit) sehingga diperlukan pengecekan retikulosit
- Hasil retikulosit: meningkat (9.96 %, absolute count 124500) produksi bone marrow baik
Test Pernicious Anemia
Folate-deficiency Anemia
Iron-Deficiency Anemia
Sidero-blastic Anemia
Aplastic Anemia
Hemolytic Anemia
Anemia of Chronic Disease
Hemo-globin
↓ ↓ ↓ ↓ ↓/N ↓ ↓
Hematocrit
↓ ↓ ↓ ↓ ↓/N ↓ ↓
Reticulo-cyte
↓ ↓ ↓/N ↓↑ ↓ ↑ N
MCV ↑ ↑ ↓ ↓ ↑/N ↑/N ↓/N
12
Oleh karena retikulosit yang meningkat, kemungkinan anemia pada pasien ini antara lain
perdarahan, hemolisis, defek metabolic, hemoglobinopati (sickle cell, thalassemia), seperti yang
tertera pada diagram.
Sumber perdarahan dapat berasal dari internal dan eksternal. Perdarahan eksternal sudah dapat
disingkirkan. Perdarahan internal dapat dicari dari urinalisis, feses lengkap.
Pada Nn. ES, terdapat sedikit peningkatan eritrosit pada urinalisis dan negatif pada feses. Dalam
hal ini berarti perdarahan yang terjadi tidak signifikan. Kemungkinan anemia perdarahan pada Nn.
ES dapat disingkirkan, kemungkinan yang lain ialah hemolitik.
Onset AIHA sering kali cepat dan dramatis. Kadar hemoglobin dapat turun drastic hingga 4g/dL,
penghancuran eritrosit yang masif menyebabkan jaundice dan splenomegaly. Ini merupakan trias
AIHA. Disarankan Nn. ES memeriksa LDH, haptoglobin, dan bilirubin, serta yang paling penting
ialah Coombs’ test untuk menegakkan diagnosis AIHA.
13
Dari hasil pemeriksaan Coombs’ Test pada Nn. ES, didapatkan hasil sebagai berikut:Golongan darah B Rhesus PositifEritrosit Terdapat sensitisasi in vivo oleh immune antibodi IgG dan faktor komplemen C3d
Eluate: positif spesifikasi nonspesifikSerum Ditemukan adanya antibody reakti pada suhu 20oC s/d titer I:8 dan Liss Coombs’,
spesifikasi nonspesifikAuto-control PositifCrossmatch Incompatible major dan minor
Dari hasil pemeriksaan Coombs’ Test, dapat disimpulkan bahwa Nn. ES mengalami AIH tipe warm.
Etiologi dari Warm-AIHA sering kali idiopatik, leukemia limfositik kronik, non-hodgkin lymphoma,
SLE, obat-obatan. AIHA merupakan penyakit autoimun, dimana sering kali berkaitan dengan
penyakit autoimun lainnya, kemungkinan nephrotic syndrome yang terjadi pada Nn. ES berkaitan
dengan riwayat penyakit sekarang.
Tatalaksana AIHA warm-type pada Nn. ES:
- Transfusi PRC,oleh karena Hb Nn. ES = 3, target Hb=7, dibutuhkan 4 Unit PRC, 4 jam/unit
- Kortikosteroid, dipilih methylprednisolone dengan dosis awal 250 mg IV OD
- Sangobion 1 tab PO OD, berisi: Fe gluconate 250 mg (elemental Fe 30 mg), manganese
sulfate 0.2 mg, copper sulfate 0.2 mg, vit C 50 mg, folic acid 1 mg, vit B 12 7.5 mcg, sorbitol
25 mg; untuk suplemen
- Cavit D3 1 tab PO OD (isi: Ca hydrogen phosphate 500 mg, cholecalciferol 133 IU), terbukti
bahwa vitamin D dapat membantu mensupres imun (autoimun)
- Captopril 6.25 mg PO BID; terbukti dapat mengurangi proteinuria
- Omeprazole 40 mg PO BID; untuk mengurangi mual
- Fenofibrat 200 mg PO OD; untuk menormalkan kadar lipid
14
TINJAUAN PUSTAKA
ANEMIA HEMOLITIK
Definisi: kadar hemoglobin kurang dari nilai normal akibat kerusakan sel eritrosit yang lebih cepat dari kemampuan sumsum tulang untuk menggantikannya.
Anemia hemolitik (HA) dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal. Berdasarkan immunoglobulin pada kejadian hemolisis, HA dibagi menjadi 2, yakni imun dan non-imun. Berdasarkan etiologinya, dapat diklasifikasikan menjadi herediter dan didapat (acquired). Dan berdasarkan ketahanan hidupnya dalam sirkulasi darah resipien, HA dapat dikelompokkan menjadi HA intrakorpuskular dan ekstrakorpuskular.
HA imun terjadi karena keterlibatan antibody yang biasanya IgG atau IgM spesifik untuk antigen eritrosit pasien (disebut autoantibody). Sedangkan HA non-imun terjadi tanpa keterlibatan immunoglobulin, akan tetapi oleh karena faktor defek molecular, abnormalitas struktur membrane, faktor lingkungan yang bukan autoantibody seperti hipersplenisme, kerusakan mekanik eritrosit karena mikroangiopati, atau infeksi yang mengakibatkan kerusakan eritrosit tanpa mengikutsertakan mekanisme imunologi seperti malaria, klostridium.
Terdapat klasifikasi dari AIHA, yakni yang warm-type dan cold-type, warm-type merupakan bentuk yang lebih umum. Pada warm-type, antibody yang meningkat ialah IgG, sedangkan pada cold-type, antibody yang meningkat ialah IgM. Selain itu, terdapat bentuk AIHA yang lain yaitu Paroxysmal Cold Hemoglobinuria (PCH) dan Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria (PNH). Pada PCH, terjadi hemoglobinuria ketika terpapar suhu udara yang dingin (30oC). antibodi Donath-Landsteiner menegakkan diagnosis PCH. Pada PNH, terjadi hemolisis intravascular, pansitopenia, dan venous thrombosis.
Klasifikasi HA imun
Klasifikasi HA ImunAIHA Tipe hangat
Tipe dingin
15
Paroxysmal Cold Hemoglobinuria
IdiopatikSekunder (viral, syphilis)
AIHA Atipik AIHA tes antigobulin negatif AIHA kombinasi tipe hangat dan dingin
AIHA diinduksi obat
AIHA diinduksi aloantibodi
Reaksi Hemolitik TransfusiPenyakit Hemolitik pada Bayi Baru LahirAnemia Hemolitik Autoimun (AIHA)
Merupakan suatu kelainan dimana terdapat antibody terhadap sel eritrosit sehingga umurnya memendek.
Patofisiologi
Berikut merupakan fitur dari anemia hemolitik:
16
AIHA (autoimmune hemolytic anemia) merupakan salah satu tipe acquired hemolytic anemia yang cukup umum terjadi. Penyebab dari reaksi autoimun ini masih belum jelas, namun sering kali berkaitan dengan reaksi autoimun lainnya seperti SLE.
AIHA Warm-typeMerupakan 70% kasus dariseluruh kasus AIHA, dimana autoantibody bekerja optimal pada suhu 37oC. 50% pasien kasus ini disertai penyakit lain.Gejala klinis biasanya tersamar, anemia timbul perlahan-lahan, ikterik, dan demam. Pada beberapa kasus dijumpai perjalanan penakit mendadak, disertai nyeri abdomen, hemoglobinuria, 40%ikterik, 50-60% splenomegali, 30% hepatomegali, 25% limfadenopati. Hanya 25% pasien yang tidak disertai pembesaran organ dan limfadenopati.Laboratorium. Hemoglobin sering kali dijumpai dibawah 7 g/dl. Pemeriksaan Coombs direk biasanya positif. Autoantibody tipe hangat berasal dari kelas IgG dan bereaksi dengan semua sel eritrosit normal.Prognosis. Hanya sebagian kecil pasien yang mengalami penyembuhan komplit dan sebagian besar memiliki perjalanan penyakit yang kronis terkendali. Survival rate 10 tahun sekitar 70%. Mortalitas selama 5-10 tahun sekitar 15-25%. Terapi:
- Kortikosteroid 1-1.5 mg/kgBB/hari.- Splenektomi bila steroid tidak adekuat, maka perlu dilakukan splenektomi untuk
menghilangkan tempat utama penghancuran sel darah merah. Hemolisis masih bisa terus berlangsung, namun dibutuhkan jumlah sel eritrosit yang jauh lebih besar. Remisi komplit pasca-splenektomi sekitar 50-75%.
- Imunosupresan: azathioprine 50-200 mg/hari, cyclophosphamide 50-150 mg/hari- Danazol 600-800 mg/hari- Transfusi. Pada kondisi yang mengancam jiwa (Hb <3)
REFERENSI
1. Longo DL, Fauci AS. Harrison’s Principles of internal Medicine. 17th edition. United States: The McGraw-Hill; 2010. Chapter 58, Anemia and Polycythemia; p.355-62.
17
2. Longo DL, Fauci AS. Harrison’s Principles of internal Medicine. 17th edition. United States: The McGraw-Hill; 2010. Chapter 101, Hemolytic Anemias and Anemia Due to Acute Blood Loss; p.652-62.
18