laporan internsip f4

Upload: ari-andriyanto

Post on 08-Jan-2016

236 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

laporan penyuluhan internsip f4 modisco untuk gizi buruk

TRANSCRIPT

LAPORAN KEGIATANUPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKATPenyuluhan Aplikasi Pembuatan Formula Modisco di Desa Pangkah Wetan

Disusun oleh:

dr. Ari AndriyantoPembimbing:

dr. SetyoriniNIP. 19721004 200801 2 006

Puskesmas Ujung PangkahKabupaten Gresik Jawa TimurProgram Dokter Internship Periode Oktober 2014 Oktober 2015UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Penyuluhan Aplikasi Pembuatan Formula Modisco di Desa Pangkah Wetan1.1 Latar Belakang MasalahGizi adalah bagian terpenting pada proses kehidupan terutama pada masa kanak-kanak. Seorang anak membutuhkan gizi yang adekuat agar bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia anak pada umumnya. Jika kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi, maka terjadilah malnutrisi. Malnutrisi didefinisikan sebagai ketidakseimbangan seluler antara asupan nutrisi dan energi dan kebutuhan tubuh untuk tumbuh, berkembang, dan melakukan fungsi-fungsi spesifik lainnya (WHO, 2010).

Secara global, malnutrisi adalah faktor resiko terpenting untuk penyakit dan kematian, menyebabkan lebih dari separuh kematian anak di seluruh dunia; malnutrisi anak terkait dengan 54% kematian anak di negara-negara berkembang pada 2001. WHO memperkirakan, pada 2015 prevalensi malnutrisi akan berada pada angka 113.4 juta (17.6%) anak berusia di bawah 5 tahun. Mayoritas anak-anak ini, 112.8 juta orang, berada di negara-negara berkembang dengan 70%-nya berada di Asia, dan 26% di Afrika. Sebanyak 165 juta anak akan mengalami pertumbuhan terhambat akibat malnutrisi. Saat ini, lebih dari setengah populasi anak di Asia Selatan menderita malnutrisi. (WHO, 2010)

Di Indonesia, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional mencatat lebih dari 8 juta anak Indonesia mengalami kekurangan gizi. Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mendata, pada akhir 2012, Indonesia berada di peringkat nomor lima dunia untuk angka balita kekurangan gizi. Di Bojonegoro sendiri, pada tahun 2010 sebanyak 59 orang balita masuk kategori gizi buruk sangat kritis, menduduki peringkat kedua se-Jawa Timur setelah Pamekasan. Pada tahun 2013, jumlah tersebut menurun menjadi 44 kasus balita gizi buruk. Untuk itu, dibutuhkan suatu tindakan pencegahan dan penanggulangan kasus gizi buruk. Upaya tersebut antara lain penyuluhan dan pemberian makanan tambahan bagi balita.

Gizi buruk atau malnutrisi dapat diartikan sebagai asupan gizi yang buruk. Hal ini dapat disebabkan balita tidak mendapat ASI eksklusif, atau mendapat makanan selain ASI sebelum umur 6 bulan, balita disapih sebelum usia 2 tahun, tidak mendapatkan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada umur 6 bulan atau lebih, kurang asupan makanan, pemberian makanan yang tidak bergizi, menderita penyakit kronis seperti diare, campak, TB, batuk, dan pilek, serta kurangnya kebersihan diri dan lingkungan.

Malnutrisi ini sendiri dibedakan menjadi tiga jenis. Yang pertama, kekurangan karbohidrat, anak tampak sangat kurus, wajah seperti orang tua, cengeng, rewel, rambutnya tipis dan kusam, kulit keriput, perut cekung. Pada jenis kedua, kekurangan protein, wajah anak tampak bulat dan sembab, apatis, rambut tipis, berwarna seperti rambut jagung dan mudah dicabut, perut membesar, kedua kaki bengkak. Pada jenis ketiga, kombinasi kekurangan protein dan karbohidrat, tanda-tanda yang muncul adalah gabungan keduanya: anak sangat kurus, rambut jagung dan mudah rontok, perut buncit, kaki bengkak. Akibat dari gizi buruk ini, kecerdasan anak akan berkurang, berat dan tinggi badannya tertinggal dibanding anak normal seusianya, dan gampang terserang penyakit. Jika tidak segera ditangani tenaga kesehatan, gizi buruk dapat menyebabkan kematian anak.

Gizi buruk adalah penyakit yang sangat terikat dengan lingkungan. Penanggulangan penyakit ini perlu kerja sama berbagai pihak dan dengan menilik berbagai aspek. Program yang dilakukan adalah program jangka pendek dan program jangka panjang, berupa program promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Program promotif dapat berupa penyuluhan kepada ibu-ibu balita tentang resiko dan tanda-tanda gizi buruk serta pencegahannya.

Program preventif dapat berupa screening berkala tumbuh kembang anak serta Pemberian Makanan Tambahan. Pemberian Makanan Tambahan adalah program intervensi bagi balita yang bertuuan meningkatkan status gizi anak serta mencukupi kebutuhan gizi anak agar tercapai status gizi dan kondisi gizi yang baik sesuai usia. Makanan tambahan yang diberikan pada anak khususnya di negara berkembang harus difortifikasi dengan mikronutrien terutama zat besi, kalsium, dan zinc.

Program kuratif dan rehabilitatif dengan pemberian terapi dan nutrisi yang adekuat pada balita penderita gizi buruk sehingga balita dapat kembali sehat dan memiliki status gizi yang baik. Tujuan umum dari penanggulangan gizi buruk ialah untuk mengurangi prevalensi gizi buruk serta meningkatkan kualitas kesehatan balita penderita gizi buruk.

1.2 Maksud dan Tujuan

Memberikan informasi yang berguna serta cara mudah membuat formula modisco bagi anak dengan gizi buruk dalam kehidupan sehari-hari.1.3 Permasalahan Keluarga dan Masyarakat

Gizi buruk adalah penyakit yang sangat terikat dengan lingkungan. Penanggulangan penyakit ini perlu kerja sama berbagai pihak dan dengan menilik berbagai aspek. Program yang dilakukan adalah program jangka pendek dan program jangka panjang, berupa program promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Program promotif dapat berupa penyuluhan kepada ibu-ibu balita tentang resiko dan tanda-tanda gizi buruk serta pencegahannya, program preventif dapat berupa screening berkala, Program kuratif dan rehabilitatif dengan pemberian terapi dan nutrisi yang adekuat pada balita penderita gizi buruk sehingga balita dapat kembali sehat dan memiliki status gizi yang baik. Tujuan umum dari penanggulangan gizi buruk ialah untuk mengurangi prevalensi gizi buruk serta meningkatkan kualitas kesehatan balita penderita gizi buruk.1.4 Perencanaan Dan Pemilihan IntervensiNoPemilihan IntervensiTujuan

1Penyuluhan Aplikasi Pembuatan Formula Modisco di Desa Pangkah WetanMemberikan informasi yang berguna tentang gizi buruk serta cara mudah membuat formula modisco bagi anak dengan gizi buruk dalam kehidupan sehari-hari.

1.5 Kegiatan

NoKegiatan TempatTanggal KegiatanSasaran

1Penyuluhan Aplikasi Pembuatan Formula Modisco di Desa Pangkah WetanRumah Kader Pangkah Wetan07 September 2015Warga posyandu desa Pangkah Wetan

Alur kegiatan penyuluhan Aplikasi Pembuatan Formula Modisco di Desa Pangkah Wetan tercantum pada tabel dibawah ini :

1. Perkenalan

2. Penyampaian maksud dan tujuan kedatangan

3. Penyuluhan Aplikasi Pembuatan Formula Modisco di Desa Pangkah WetanMemberikan informasi yang berguna berupa pengertian gizi buruk, tanda-tanda anak dengan gizi buruk, serta cara mudah membuat formula modisco bagi anak dengan gizi buruk dalam kehidupan sehari-hari.

4. Penutup

LAPORAN PENYULUHAN

Nama Peserta: dr. Ari AndriyantoTanda tangan :

Nama Pendamping: dr. SetyoriniTanda tangan :

Nama Wahana: Puskesmas Ujung Pangkah

Tema Penyuluhan: Penyuluhan Aplikasi Pembuatan Formula Modisco di Desa Pangkah Wetan

Tujuan Penyuluhan: Memberikan informasi yang berguna tentang gizi buruk serta cara mudah membuat formula modisco bagi anak dengan gizi buruk dalam kehidupan sehari-hari.

Hari / Tanggal: Senin, 07 September 2014

Waktu: 09.30 WIB selesai

Tempat: Rumah Kader Desa Pangkah Wetan

Jumlah Peserta: 30

Komentar Atau Umpan Balik Dari Pendamping

1. Komunikasi

2. Kepribadian dan Profesionalisme

Peserta

Pendamping

(

)

(

)

Lampiran