laporan individu kk intensif

48
LAPORAN INDIVIDU ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BAPAK S DI DUSUN GOKERTEN DESA SRIGADING SANDEN BANTUL DOSEN PENDAMPING : EVITA A. N., S.SiT Oleh: CAHYA YUSTISIA NIM.120112 i

Upload: cahya-yustisia

Post on 10-Dec-2015

286 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Individu KK intensif

LAPORAN INDIVIDU

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BAPAK S

DI DUSUN GOKERTEN DESA SRIGADING SANDEN BANTUL

DOSEN PENDAMPING : EVITA A. N., S.SiT

Oleh:

CAHYA YUSTISIA

NIM.120112

AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA

DESEMBER 2014

i

Page 2: Laporan Individu KK intensif

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Bp. S

Dosen Pendamping :

a. Nama : Evita A. N, S. SiT

b. NIDN :

c. Bidang Keahlian :

Identitas Mahasiswa :

a. Nama : Cahya Yustisia

b. NIM : 120112

Waktu Kegiatan : Kamis, 11 Desember 2014

Bentuk Kegiatan : Penyuluhan pada ibu tentang Gizi Seimbang pada

Balita

Yogyakarta,

Dosen Pendamping Pelaksana

Evita N. A, S. SiT Cahya Yustisia

NIDN NIM.120112

ii

Page 3: Laporan Individu KK intensif

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala

taufik dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan “Asuhan Kebidanan

Pada Keluarga di Dusun Gokerten” dapat terselesaikan dengan baik tepat pada

waktunya. Apapun yang saya sajikan semoga selalu bermanfaat bagi para

pembacanya.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan menyusun laporan ini tidak lepas

dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak yang diberikan kepada penulis.

Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Segenap dosen Akademi Kebidanan Yogyakarta khususnya ibu Evita A. N.,

S.SiT selaku pembimbing yang telah memimbing saya dalam melakukan

asuhan pada keluarga.

2. Masyarakat Dusun Gokerten yang telah bersedia bekerjasama memperlancar

pembuatan laporan ini.

3. Orang tua yang telah memberikan fasilitas kepada saya sehingga

mempermudah dalam pembuatan laporan ini.

4. Teman-teman yang turut membantu dalam penyempurnaan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari

sempurna. Hal ini karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis

miliki. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan. Semoga laporan ini dapat menanmbah pengetahuan pembaca.

Yogyakarta, 5 Januari 2014

Penulis

iii

Page 4: Laporan Individu KK intensif

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

D. Manfaat.........................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4

A. Keluarga........................................................................................................4

B. Gizi Seimbang...............................................................................................6

BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................14

A. Pengkajian...................................................................................................14

B. Prioritas Masalah.........................................................................................21

BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................23

BAB V PENUTUP.................................................................................................25

A. Kesimpulan.................................................................................................25

B. Saran............................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27

LAMPIRAN...........................................................................................................28

iv

Page 5: Laporan Individu KK intensif

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu

tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan

(Departemen Kesehatan RI, 2009).

Adanyatipekeluarga, antara lain sebagai berikut: keluarga inti,

keluarga besar, keluarga berantai, keluarga duda/janda, keluarga

berkomposisi, dan keluarga kabitas. Bentuk keluarga berdasarkan lokasi:

adat utrolokal, adat virilokal, adat uxurilokal, adat bilokal, adat neolokal,

adat avunkulokal, dan adat natalokal.

Ciri anak sehat dapat dilihat dari segi fisik dan tingkah lakunya.

Anak yang sehat akan merasa senang apabila diajak bermain, periang,

mempunyai tubuh yang proporsional, dan penuh dengan semangat. Ia

pintar bersosialisasi dengan yang lain. Kesehatan tubuh anak sangat erat

kaitannya dengan makanan yang dikonsumsi. Banyaknya zat-zat tidak baik

yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan sangat mempengaruhi

kesehatan.

Setiap ibu mendambakan seorang anak yang sehat, namun

beberapa dari mereka tidak mengetahui mengenai gizi-gizi yang harus

dipenuhi seorang anak agar dapat berkembang dengan baik. Mereka hanya

menyediakan makanan, yang seharusnya menjadi sumber gizi bagi tubuh,

dengan kurang berhati-hati. Beberapa faktor yang menyebabkan

banyaknya masalah yang timbul mengenai gizi buruk pada balita adalah

faktor ekonomi, lingkungan, dan ketidaktahuan orangtua. Keterbatasan

ekonomi sering dijadikan alasan untuk tidak memenuhi kubutuhan gizi

pada anak, sedangkan apabila kita cermati, pemenuhan gizi bagi anak

tidaklah mahal, terlebih lagi apabila dibandingkan dengan harga obat yang

harus dibeli ketika berobat di Rumah Sakit.

1

Page 6: Laporan Individu KK intensif

Lingkungan yang kurang baik juga dapat mempengaruhi gizi pada

anak, sebagai contohnya, seringnya anak jajan sembarangan di tepi jalan,

karena melihat teman-temannya yang juga sedang jajan sembarangan.

Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya

pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa

pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada

anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang

cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat yang

mengandung banyak gizi.

Dari hasil pengkajian keluarga Bp. S didapatkan anak balita yang

mempunyai masalah dengan gizinya. Jadi pada anak tersebut masalah gizi

seimbangnya kurang terpenuhi karena tidak mencakup dalam gizi

seimbang seperti makanan empat sehat lima sempurna.

Dengan demikian melalui study kasus dilapanagn mahasiswa

berusaha lebih memahami masalah-masalah kesehatan yang ada didalam

satu keluarga sehingga dapat memberikan asuhan yang komprehensif

melalui proses pemecahan masalah sesuai dengan penerapan konsep

manjemen keidanan.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan kebidanan pada keluarga Bp. S dengan masalah gizi

seimbang bagi anak balita.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Dapat memberikan asuhan kebidanan komunitas di tingkat keluarga

dengan masalah gizi seimbang bagi anak balita.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat memahami tentang pengumpulan data dan interpretasi data

untuk asuhan kebidanan di tingkat keluarga.

2

Page 7: Laporan Individu KK intensif

b. Dapat memahami tentang perumusan diagnosa atau masalah

kebidanan di tingkat keluarga serta prioritas masalah kesehatan.

c. Dapat memahami tentang perencanaan asuhan kebidanan di tingkat

keluarga.

d. Dapat memahami tentang pelaksanaan dan evaluasi asuhan kebidanan

di tingkat keluarga.

D. Manfaat

1. Bagi masyarakat

Makalah ini diharapkan dapat mengingatkan kepada masyarakat

khususnya keluarga yang mempunyai kesibukan dalam bekerja untuk

lebih memperhatikan putra putrinya di dalam keluarga.

2. Bagi mahasiswa

Makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai penambah wawasan dan

referensi khususnya yang berkaitan dengan masalah disfungsi sosialisasi

keluarga. selanjutnya.Selain itu, hasil penelitian ini dapat bermanfaat

bagi almamater sebagai bahan referensi kajian untuk penelitian

selanjutnya.

3. Bagi institusi

Hasil makalah ini diharapkan dapat dijadikan koleksi bacaan sehingga

dapat dijadikan refererensi atau acuan dalam meningkatkan dan

menambah wawasan pengetahuan yang berkaitan dengan disfungsi

sosialisasi dalam keluarga.

3

Page 8: Laporan Individu KK intensif

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keluarga

1. Pengertian

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri

dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal

di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling

ketergantungan (Departemen Kesehatan RI,2009).

Asuhan Kebidanan Keluarga adalah serangkaian kegiatan yang

merupakan implementasi dari ilmu kebidanan yang diberikan melalui

praktik kebidanan dengan sasaran keluarga dan ditujukan untuk

mengatasi masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan

pendekatan asuhan kebidanan.

2. Macam-macam jenis keluarga

Supaya kita mempunyai pengetahuan yang luas tentang seluk

beluk keluarga, maka kita perlu mengetahui jenis-jenis yang terdapat

dalam masyarakat, seperti yang telah di kemukakan oleh Horton and

Hunt (1968:215) beliau menjelaskan adanya tipe keluarga, antara lain

sebagai berikut :

a. Keluarga Inti (Nuclear  family atau Conjugal family atau Basik

family) adalah keluarga yang terdiri suami, isteri, dan anak-anak

mereka.

b. Keluarga Besar (Exentended family atau Consanguine family

atau joint family) adalah keluarga yang tidak hanya terdiri dari

suami, istri, dan anak-anak mereka, melainkan termasuk juga

orang-orang yang ada hubungan darah dengan mereka, misalnya

kakek, nenek, paman,  bibi, keponakan dan sebagainya.

4

Page 9: Laporan Individu KK intensif

c. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiiri

dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan

merupakan satu keluarga inti.

d. Keluarga Duda/janda (Single Family) dalah keluarga yang terjadi

karena perceraian atau kematian.

e. Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang

perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

f. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang terjadi

tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

3. Macam-macam bentuk keluarga

a. Bentuk keluarga berdasarkan lokasi

1) Adat utrolokal, yaitu adat yang memberi kebebasan kepada

sepasang suami istri untuk memilih tempat tinggal, baik itu di

sekitar kediaman kaum kerabat suami ataupun di sekitar

kediamanan kaum kerabat istri.

2) Adat virilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang

suami istri diharuskan menetap di sekitar pusat kediaman kaum

kerabat suami.

3) Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang

suami istri harus tinggal di sekitar kediaman kaum kerabat istri.

4) Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang

suami istri dapat tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat suami

pada masa tertentu, dan di sekitar pusat kediaman kaum kerabat

istri pada masa tertentu pula (bergantian).

5) Adat neolokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang

suami istri dapat menempati tempat yang baru, dalam arti kata

tidak berkelompok bersama kaum kerabat suami maupun istri.

6) Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan sepasang

suami istri untuk menetap di sekitar tempat kediaman saudara

laki-laki ibu (avunculus) dari pihak suami.

5

Page 10: Laporan Individu KK intensif

7) Adat natalokal, yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan

istri masing-masing hidup terpisah, dan masing-masing dari

mereka juga tinggal di sekitar pusat kaum kerabatnya sendiri.

b. Berdasarkan pola otoritas

1) Patriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh laki-

laki (laki-laki tertua, umumnya ayah)

2) Matriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh

perempuan (perempuan tertua, umumnya ibu)

3) Equalitarian, yakni suami dan istri berbagi otoritas secara

seimbang.

B. Gizi Seimbang

1. Pengertian

Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang

pesat. Pada masa ini otak balita ibu telah siap menghadapi berbagai

stimuli seperti belajar berjalan dan berbicara lebih lancar.

Balita adalah anak yang berumur 2 sampai 5 tahun, pada masa

ini ditandai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang

sangat pesat. Disertai dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi

yang jumlahnya lebih banyak dengan kwalitas tinggi. Akan tetapi,

balita termasuk kelompok lawan gizi, mereka mudah menderita

kelainan gizi karena kekurangan makanan yang dibutuhkan

(Sediaoetama 2000).

Gizi seimbang yaitu gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh

melalui makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif, sehat optimal,

tidak terganggu penyakit, dan tubuh tetap sehat. Gizi seimbang dapat

dipenuhi dengan pemberian makanan.

Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita

didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini,

bersifat irreversible (tidak dapat pulih).

6

Page 11: Laporan Individu KK intensif

Ada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan

yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai

umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan

mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.

Melaksanakan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada

bayi dan balita yang bertujuan sebagai berikut:

a. Memberikan nutrien yang cukup untuk kebutuhan, memelihara

kesehatan dan memulihkannya jika sakit, melaksanakan berbagai

jenis aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta

psikomotorik.

b. Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan

menentukan makanan yang diperlukan.

2. Tujuan Gizi Bagi Balita

a. Memberitahukan bahwa gizi sangat penting bagi kesehatan tubuh.

b. Memberikan pada ibu dan calon ibu untuk berhati-hati dalam

pemilihan makanan untuk sang buah hati.

c. Memberitahukan pada masyarakat bahwa gizi merupakan suatu

kebutuhan yang mendesak bagi tubuh sehingga perlu dipenuhi

agar tubuh menjadi sehat.

d. Menjelaskan berbagai faktor fisiologis yang mempengaruhi

keadaan gizi anak balita.

e. Menyebutkan kebutuhan berbagai zat gizi terhadap perkembangan

berbagai organ tubuh anak balita.

f. Menjelaskan faktor di masyarakat yang dapat mempengaruhi

keadaan gizi anak balita.

g. Menjelaskan pengaruh faktor sosioekonomi orangtua pada

keadaan gizi anak balita.

h. Menjelaskan pengaruh faktor pendidikan orangtua pada keadaan

gizi anak balita.

i. Menyebutkan masalah perkembangan tubuh pada anak balita

3. Adapun Prinsip Gizi Seimbang bagi balita :

7

Page 12: Laporan Individu KK intensif

a. Air

Bayi yang menyusu pada ibunya masukkan air rata-rata:

Trimesterttin Kebutuhan (ml/kg BB/hari)

I 175-200II 150-175III 130-140IV 120-140

b. Energi

Menurut FAO/WHO 1971

Umur Kebutuhan Energi (Kal/kg BB/hari)3 bulan 120

3-5 bulan 1156-8 bulan 1109-11 bulan 105

Diatas 1 tahun 112

1-3 tahun 1014-6 Tahun 91

c. Protein

Umur Kebutuhan Protein (g/kg BB/hari)

6-11 bulan 3,5-2,0

1-3 tahun 2,5-2,0

4-6 Tahun 3,0

d. Lemak

Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu

dalam jumlah banyak kecuali asam lemak essensial (asam lenoleat

dan arakidonat). Lemak yang mengandung asam lemak essensial bila

kurang dari 0,1 % akan mengakibatkan gangguan seperti kulit

bersisik, rambut mudah rontok dan hambatan pertumbuhan. Maka

dianjurkan sekurang-kurangnya 1% kalori yang berasal dari asam

lenoleat.

e. Karbohidrat

Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi

yang menyusu pada ibunya mendapat 40 % kalori dari laktosa. Pada

usia yang tua kalori dan hidrat arang bertambah jika bayi telah

8

Page 13: Laporan Individu KK intensif

diberikan makanan lain terutama yang mengandung banyak tepung

misalnya bubur susu dan nasi tim.

f. Vitamin dan mineral

Usia Ca Fe Vit A Vit B1 Vit B12

Vit B6

Vit C Vit D

6-11 bln

0,6 gr

8 gr 1200 mg 0,4 mg 0,5 mg 6 mg 25 mg 400 unit

1-3 th

0,5 gr

8 gr 1500 mg 0,5 mg 0,7 mg 8 mg 30 mg -

4-6 th

0,5 gr

10 gr

1800 mg 0,6 mg 0,9 mg 9 mg 40 mg -

4. Menu seimbang yaitu gizi yng harus terpenuhi untuk menjaga

keseimbangan gizi tubuh, antara lain:

a. Karbohidrat seperti nasi, roti, sereal, kentang, atau mie. Selain

sebagai menu utama, karbohidrat bisa diolah sebagai makanan

selingan atau bekal sekolah seperti puding roti atau donat kentang.

b. Buah dan sayur seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat, dan wortel.

Jenis sayuran beragam mengandung zat gizi berbeda. Berikan setiap

hari baik dalam bentuk segar atau diolah menjadi jus.

c. Susu dan produk olahan susu. Pastikan balita mendapatkan asupan

kalsium yang cukup dari konsumsi susunya.

d. Protein seperti ikan, susu, daging, telur, kacang-kacangan. Tunda

pemberiannya bila timbul alergi atau ganti dengan sumber protein

lainnya. Untuk vegetarian, gabungkan konsumsi susu dengan

minuman berkadar vitamin C tinggi untuk membantu penyerapan zat

besi.

e. Lemak dan gula seperti yang terdapat dalam minyak, santan, dan

mentega, roti, dan kue juga mengandung omega dan 6 yang penting

untuk perkembangan otak. Pastikan balita mendapatkan kadar lemak

esensial dan gula yang cukup bagi pertumbuhannya. Namun perlu

9

Page 14: Laporan Individu KK intensif

diperhatikan bahwa lemak dan gula tidak digunakan sebagai

pengganti jenis makanan lainya (seperti karbohidrat).

5. Cara Mengelola Makanan Bagi Balita

Pemberian makanan pada balita, sebagaimana halnya kelompok usia

lain yang lebih tua, harus memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi

kebutuhan kalori serta kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi 5

komponen dasar, yakni hidrat arang, protein, lemak, mineral dan vitamin

(termasuk air dalam jumlah yang cukup). Kesemua zat gizi ini memiliki

fungsi masing-masing, serta harus terdapat secara bersamaan pada suatu

waktu.

Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan

makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah

diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai

makanan keluarga.

Pemberntukan pola makanan perlu diterapkan sesuai pola makanan

keluarga. Peranan orang tua sangat dibutuhkan untuk membentuk

perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui,

mau dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam

keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orang tua dan

orang-orang disekelilingnya dalam keluarga.

Makanan selingan tidak kalah pentingnya dengan apa yang diberikan

pada jam diantara makanan pokoknya. Makanan selingan dapat

membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak

susah makan. Namun pemberian yang berlebihan pada makanan selingan

pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu makannya.

Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi

lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti

arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout

ayam sayuran, pizza dan lain-lain.

10

Page 15: Laporan Individu KK intensif

Fungsi makanan selingan adalah :

a. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam

bahan makanan selingan.

b. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan

utamanya (pagi, siang, dan malam).

c. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktifitas anak pada usia

balita.

6. Ciri-ciri gizi buruk :

a. Kurus, rambut kemerahan.

b. Perut kadang-kadang buncit.

c. Wajah konfase (cekung) untuk monkey fase (keriput).

d. Cengeng.

e. Kurang respons.

7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan

a. Kurangnya pengetahuan ibu dan keterampilan yang

mempengaruhi gizi di bidang memasak, konsumsi anak,

keragaman bahan makanan.

b. Anggapan terhadap jenis makanan tertentu yang bisa

mempengaruhi gizi, misalnya anggapan terhadap anak kecil yang

suka makan ikan bisa menyebabkan cacingan.

c. Pantangan terhadap makanan tertentu yang telah menjadi kebiasaan

yang mempengaruhi gizi, misal pantangan terhadap anak yang suka

makan daging yang biasanya yang terjadi di daerah pedesaan.

d. Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu

yang mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang

diperlukan.

e. Tingkat penghasilan keluarga yang mempengaruhi status gizi

kurang pada balita yang dihubungkan dengan jumlah anggota

keluarga.

f. Penyakit yang diderita pada anak yang menyebabkan

terganggunya status gizi balita.

11

Page 16: Laporan Individu KK intensif

8. Pengaruh Status Gizi Terhadap Balita

Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap

didalam tubuh. Kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh mengakibatkan

mudah tersrang penyakit, karena gizi memberi pengaruh yang besar

terhadap kekebalan tubuh.

Beberapa penyakit yang timbul akibat kurangnya gizi antar lain

diare, disentri, gondok, busung lapar. Defisiensi Kurang Kalori Protein

(KKP), Defisiensi Vit. A, Defisiensi Yodium, Anemia, Marasmus,

Kwashiorkor dan beberapa penyakit lainnya.

Gizi bukan hanya mempengaruhi kesehatan tubuh, tetapi dapat juga

mempengaruhi kecerdasan. Apabila gizi yang diperlukan oleh otak tidak

terpenuhi, otak akan mengalami pengaruh sehingga tidak dapat

berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi genetiknya.

9. Pengaruh S tatus Gizi Dapat Dilihat Dari Segi:

a. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih

memahami makanan dan memiliki makanan yang baik untuk anak

balita.

e. Sosial Budaya

Ada sebagian masyarakat yang mempunyai adat istiadat tertentu

terutama tentang pemberian makanan yang boleh dan tidak boleh.

Misalnya, tidak boleh makan telur jika ada luka, karena akan

menyebabkan terjadinya pembusukan pada luka dan lain sebagainya.

Seharusnya telur merupakan sumber gizi yang tnggi kadar protein

dan baik untuk penyembuhan luka.

11. Makanan yang harus dihindari

Beberapa makanan perlu diperhatikan extra untuk dihindari, diantaranya:

1. Makanan yang terlalu berminyak, junk food, dan makanan

berpengawet sebaiknya dihindari. Gunakan bahan makanan segar

untuk menu makan keluarga terutama untuk balita.

12

Page 17: Laporan Individu KK intensif

2. Penggunaan garam., bila memang diperlukan sebaiknya digunakan

dalam jumlah sedikit. Dan pilih garam beryodium yang baik untuk

kesehatan. Bila membeli makanan dalam kemasan, diperhatikan juga

kandungan garamnya.

3. Aneka jajanan dipinggir jalan yang tidak terjamin kebersihan dan

kandungan gizinya. Ibu bisa membuat sendiri jajanan untuk balita

hingga tidak tergiur untuk jajan.

4. Telur dan kerang. Karena seringkali menimbulkan alergi bahkan

kerancunan bila ibu tidak jeli memilih segar dan salah mengolahnya.

Biasakan mengolah telur sampai matang untuk menghindari bakteri

yang dapat mengganggu pencernaan.

5. Kacang-kacangan. Karena bisa jadi pencetus alergi. Jangan berikan

kacang bila si balita belum terampil mengunyah karena bisa tersedak.

12. Balita dengan kurangnya nutrisi

Gizi seimbang yaitu gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh

melalui makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif, sehat optimal,

tidak terganggu penyakit, dan tubuh tetap sehat. Gizi seimbang dapat

dipenuhi dengan pemberian makanan.

Balita adalah anak yang berumur 2 sampai 5tuhan, pada masa ini

ditandai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat

pesat. Disertai dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang

jumlahnya lebih banyak dengan kwalitas tinggi. Akan tetapi, balita

termasuk kelompok lawan gizi, mereka mudah menderita kelainan gizi

karena kekurangan makanan yang dibutuhkan (Sediaoetama, 2000).

13

Page 18: Laporan Individu KK intensif

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BAPAKDI DUSUN GOKERTEN DESA SRIGADING SANDEN BANTUL

A. Pengkajian

Tanggal Pengkajian : 24 November 2014

Nama Kepala Keluarga : Bp. S

RT/Dusun : RT 40/Dusun Gokerten

Surveyer :

No. Responden :

1. Pengkajian Keluarga

No. Nama JK Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Status dalam

perkawinan

Pendapatan

1. Bp. S L 41 Islam SMK Buruh Kawin

2. Ny. I P 33 Islam SMK IRT Kawin

3. Nn. R P 9 Islam SD Pelajar Belum Kawin

4. An. F L 2 Islam Belum

Sekolah

Belum Kawin

5 Ny. U Janda

2. Tipe Keluarga

Tipe keluarga Bp. S adalah keluarga besar yang terdiri dari Bp

S selaku kepala keluarga, kemudian ada Ny. I selaku ibu rumah

14

Page 19: Laporan Individu KK intensif

tangga, ada 2 orang anak yaitu Nn. R dan An. F. Selain itu ada lansia

bernama Ny. U.

3. Data Kesehatan Keluarga

Keluarga Bp. S tidak ada yang menderita suatu penyakit dan

tidak ada yang sampai dirawat inap di tempat pelayanan kesehatan

dalam kurun waktu 1 tahun ini.

4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

No. IndikatorHasil

Ya Tidak

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan √

2. Memberi bayi ASI eksklusif √

3. Menimbang bayi setiap bulan √

4. Menggunakan air bersih √

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun √

6. Menggunakan jamban sehat √

7. Memberantas jentik dirumah seminggu sekali √

8. Makan sayur dan buah setiap hari √

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari √

10. Tidak merokok dalam rumah √

11. Ibu hamil memeriksakan kehamilannya √

15

Page 20: Laporan Individu KK intensif

12. Bayi diimunisasi secara lengkap sesuai usianya √

13. Gosok gigi minimal 2x sehari setap habis makan pagi dan sebelum

tidur malam√

14. Mengelola sampah dan limbah cair rumah tangga √

15. Mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan √

Surveyer

( )

5. Pengkajian KB

a. Pasangan usia subur : Ya

b. Umur PUS

Perempuan : 41 tahun

Laki-laki : 33 tahun

c. Pernah mendengar KB : Pernah

Sumber informasi :

1) Tenaga kesehatan

2) Penyuluh KB

d. Tidak ikut KB sejak tahun 2010

e. Pengetahuan ibu tentang macam-macam KB sudah cukup, ibu

mengetahui tentang 4 macam KB.

f. Riwayat kontrasepsi yang digunakan :

No. Tahun Jenis

kontrasepsi

Alasan Keluhan Cara

mengatasi

Tempat Alasan

lepas

1. Suntik Menunda Tidak - PKM Ingin punya

16

Page 21: Laporan Individu KK intensif

kehamilan ada anak

2. Implan Menunda

kehamilan

Tidak

ada

- PKM Ingin punya

anak

3. 2014 Pil Mencegah

kehamilan

Tidak

ada

- PKM

4 2014 IUD

17

Page 22: Laporan Individu KK intensif

6. Pengkajian Gangguan Reproduksi

Ny I mengatakan tidak tahu cara melakukan SADARI (Periksa

Payudara sendiri).

Ny. I juga mengatakan tidak pernah melakukan pemeriksaan papsmear

dan IVA (Inspeksi Vagina dengan Asam Asetat).

7. Pengkajian Balita

a. Identitas Balita

Nama : An. F

Umur : 2 tahun

Tanggal lahir : 1 Desember 2012

b. Pemeriksaan bayi dan balita

1) Pemeriksaan/ kunjungan ke : Posyandu

2) Pemeriksaan dilakukan : secara rutin

3) Frekuensi pemeriksaan : sekali dalam sebulan

4) Menpunyai KMS : ya

5) KMS diisi oleh : kader

6) Menimbang balita : teratur

7) Status imunisasi : lengkap

8) Status gizi balita : kurang

9) Pemberian tablet vit. A : sudah

10) Jenis makanan yang dikonsumsi balita setiap hari : makanan

pokok + protein nabati/hewani + susu formula

11) Pengadaan makanan untuk balita : memasak sendiri

12) Pemberian makanan tambahan : tidak

13) Makanan pantangan untuk balita : tidak ada

14) Pertumbuhan dan perkembangan balita :

a) Tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita menurut ibu

normal

b) Ibu/keluarga tidak tahu cara menstimulasi tumbuh kembang

anak

18

Page 23: Laporan Individu KK intensif

c) Ibu hanya memperoleh informasi tentang stimulasi dan

deteksi tumbuh kembang anak dari buku KMS.

d) Observasi perkembangan balita (sesuai umur anak), anak

mampu :

Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan selama

paling sedikit 2 hitungan.

Meniru membuat garis lurus.

Menyatakan keinginan paling sedikit buang air kecil

dengan dua kata.

Menyatakan keinginan buang air kecil dan buang air

besar.

e) Hasil observasi perkembangan kemampuan balita : normal

(lebih atau sama dengan 3 karakteristik yang ada)

c. Status kesehatan balita

1) ISPA

a) Batuk pilek tidak disertai tanda-tanda nafas cepat, wheezing,

diare/muntah, sesak nafas, nafas ngorok, kejang

b) Tindakan yang dilakukan ibu/bapak/keluarga bila balita

pilek : memberi obat dari nakes secara tetatur

c) Pola pananggulangan batuk pilek : baik

d) Ibu/bapak pernah mendapatkan penyuluhan tentang

pencegahan ISPA : tidak

e) Pola pencegahan ISPA yang diketahui ibu/bapak : cukup

f) Sumber informasi ibu/bapak tentang ISPA : media eletronik

dan media cetak

2) Diare

a) Balita pernah menderita diare dalam 1 tahun terakhir :

pernah

b) Faktor resiko diare yang ada pada anak balita : baru

dikenalkan dengan susu formula, anak tidak mendapatkan

19

Page 24: Laporan Individu KK intensif

ASI sampai usia 1 tahun, dan menderita campak pada 4

minggu terakhir

c) Tindakan ibu/bapak bila anak menderita diare : membawa ke

petugas kesehatan

d) Ibu/bapak mengetahui tentang cairan yang harus diberikan

kepada anak yang menderita diare : tahu

e) Pengetahuan ibu/bapak tentang cairan yang harus diberikan

kepada anak yang menderita diare : cukup

f) Ibu/bapak pernah mendapatkan informasi tentang cara

mencegah diare : pernah

g) Pengetahuan ibu/bapak tentang cara mencegah diare : cukup

(3-5 hal)

3) Status kesehatan balita lainnya : tidak ada

20

Page 25: Laporan Individu KK intensif

8.

B. Prioritas Masalah

1. Kurangnya Pengetahuan Ibu tentang Gizi Seimbang pada Balita

No Krikteria Nilai Bobot Skor1 Sifat Masalah :Krisis 1 1 1

2Kemungkinan masalah dapat diubah :Dengan mudah 2 2 4

3Potensi masalah untuk dicegah :Tinggi

31

3

4Menonjolnya masalah :Masalah tidak perlu segara ditangani 1 1 1

Nilai: 9/5= 1,8

2. Kurangnya Kesadaran Bapak Untuk Tidak Merokok pada Balita

No Krikteria Nilai Bobot Skor

1Sifat Masalah : Ancaman Kesehatan

21

2

2Kemungkinan masalah dapat diubah :Hanya sebagian 1 2 2

3Potensi masalah untuk dicegah :Rendah

11

1

4Menonjolnya masalah : Masalah berat, harus ditangani 2 1 2

Nilai: 7/5= 1,4

3. Kurangnya Pengetahuan Ibu tentang Cara Menstimulasi Deteksi Tumbuh

Kembang Balita

No Krikteria Nilai Bobot Skor1 Sifat Masalah : Krisis 1 1 1

2Kemungkinan masalah dapat diubah : Hanya sebagian 1 2 2

3Potensi masalah untuk dicegah : Cukup

21

2

4Menonjolnya masalah :Masalah tidak perlu segara ditangani 1 1 1

Nilai: 6/5= 1,2

21

Page 26: Laporan Individu KK intensif

2. Prioritas

Kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi seimbang pada balita.

3. Perencanaan

a. Menjelaskan pengertian gizi pada balita.

b. Menjelaskan penyebab gizi kurang

c. Menjelaskan tanda dan gejala gizi kurang

d. Menjelaskan akibat dari gizi kurang

e. Menjelaskan fungsi makanan bagi balita.Menjelaskan sumber gizi bagi

balita.

f. Menjelaskan pencegahan gizi kurang.

g. Menjelaskan cara memotivasi makanan pada anak

h. Menjelaska menu seimbang untuk balita.

22

Page 27: Laporan Individu KK intensif

BAB IV

PEMBAHASAN

Keluarga Bapak Surianto merupakan keluarga inti yang terdiri dari ayah,

ibu, dan dua anak yang tinggal dalam satu rumah. Keluarga Bapak Surianto

merupakan pasangan usia subur yang mempunyai dua anak. Anak yang pertama

berusia 9 tahun sedangkan anak yang kedua brumur 2 tahun. Dari hasil pengkajian

yang telah dilakukan, keluarga Bapak Surianto tidak ada masalah pada riwayat

kesehatannya. Tetapi untuk pola hidup bersih dan sehat terdapat satu

permasalahan yang ditemukan yaitu bapak Surianto merokok di dalam rumah.

Keluarga Bapak Surianto didapatkan anak balita yang mengalami

permasalahan pada balitanya yaitu ibu belum mengerti tentang gizi seimbang pada

balita. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi seimbang pada balita menjadi

permasalahan bagi balitanya. Sehingga asupan gizi yang dikonsumsi anak tersebut

kandungannya sama. Jadi untuk pertumbuhannya agak sedikit terhambat.

Kemudian badan anak tersebut tidak bisa gemuk. Pada kasus tersebut yang harus

segera dilakukan agar gizi seimbang anak tersebut tercukupi, ibu mengubah menu

makanannya dan lebih bervariasi untuk menu makanannya. Agar anak tersebut

tertarik dengan makanan yang disajikan. Dan lebih banyak sayuran hijaunya serta

membuat makanan selingan. Kemudian, lebih menggunakan bahan yang alami

misal seperti ubi ungu atau kuning, kentang, dan lain-lain, selain itu pada saat

makan lebih baik dalam posisi duduk dan hanya konsentrasi pada makanan

tersebut.

Setelah dilakukan penyuluhan tentang gizi seimbang pada balita pada

keluarga Bapak Surianto, ibu sudah mengerti dan faham tentang gizi seimbang

pada balita. Dan ibu sudah mengetahui contoh menu gizi seimbang pada balita

serta ibu bersedia memenuhi gizi yang diperlukan anaknya tersebut. Kemudian,

ibu juga mau memberikan anaknya makanan yang bervariasi. Agar nutrisi

anaknya tetap terpenuhi, sehingga anaknya tetap tumbuh sesuai dengan usianya.

23

Page 28: Laporan Individu KK intensif

Dan ibu bersedia memvariasi menu makanannya serta membuat makanan

selingan.

24

Page 29: Laporan Individu KK intensif

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gizi seimbang yaitu gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh

melalui makanan sehari-hari, sehingga tubuh bisa aktif, sehat optimal,

tidak terganggu penyakit, dan tubuh tetap sehat. Gizi seimbang dapat

dipenuhi dengan pemberian makanan. Balita adalah anak yang berumur 2

sampai 5 tahun, pada masa ini ditandai dengan proses pertumbuhan dan

perkembangan. Perubahan tersebut membutuhkan zat-zat gizi yang

jumlahnya lebih banyak dengan kualitas tinggi.

Tujuan pemberian menu makanan seimbang pada balita yaitu: gizi

sangat penting bagi kesehatan tubuh, berhati-hati dalam pemilihan

makanan, gizi merupakan suatu kebutuhan yang mendesak bagi tubuh

sehingga perlu dipenuhi agar tubuh menjadi sehat, kebutuhan berbagai zat

gizi terhadap perkembangan berbagai organ tubuh anak balita, dan

masalah perkembangan tubuh pada anak balita.

Pemberian makanan pada balita sangat penting karena berpengaruh

terhadap perkembangan dan pertumbuhan. Sehingga pemenuhan gizi

seimbang pada balita harus tetap dipenuhi. Agar perkembangan dan

pertumbuhan balita sesuai dengan usianya.

B. Saran

1. Bagi masyarakat

Makalah ini diharapkan dapat mengingatkan kepada masyarakat

khususnya keluarga yang mempunyai kesibukan dalam bekerja untuk

lebih memperhatikan putra putrinya di dalam keluarga.

2. Bagi mahasiswa

25

Page 30: Laporan Individu KK intensif

Makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai penambah

wawasan dan referensi khususnya yang berkaitan dengan masalah

disfungsi sosialisasi keluarga. selanjutnya. Selain itu, hasil penelitian

ini dapat bermanfaat bagi almamater sebagai bahan referensi kajian

untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi institusi

Hasil makalah ini diharapkan dapat dijadikan koleksi bacaan

sehingga dapat dijadikan refererensi atau acuan dalam meningkatkan

dan menambah wawasan pengetahuan yang berkaitan dengan disfungsi

sosialisasi dalam keluarga.

26

Page 31: Laporan Individu KK intensif

DAFTAR PUSTAKA

Haryani S, 2011, Gizi untuk kesehatan Ibu dan Anak, Graha Ilmu, Yogyakarta

Haryono, 2011, Nutrisi Penting Bagi Balita, www.ibubalita.net, diakses pada

tanggal 29 April 2013 pukul 11.12

Santosa, sugeng, 2004, Kesehatan dan Gizi, Rieneka Cipta, Jakarta.

27

Page 32: Laporan Individu KK intensif

LAMPIRAN

28