laporan indikator mutu prioritas rumah sakit dan...
TRANSCRIPT
LAPORAN
INDIKATOR MUTU PRIORITAS RUMAH SAKIT
DAN DATA INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
TAHUN 2018
RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena dengan berkat dan
anugrahnya kami dari Panitia Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien dapat menyusun laporan,
analisa dan memberikan rekomendasi terhadap Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit yang sudah
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth untuk Tahun 2018 serta melaporkan hasil
monitoring Data Insiden Keselamatan Pasien Tahun 2018.
Peningkatan mutu ini diharapkan menghasilkan terjadinya perbaikan berkelanjutan sehingga
nantinya dapat menjadi budaya yang baik untuk seluruh staf rumah sakit, dorongan dan dukungan
dari Pemimpin Rumah Sakit kami harapkan dapat lebih besar lagi sehingga mutu rumah sakit dapat
lebih di rasakan manfaatnya bagi staf dan pasien.
Kami mengharapkan dengan adanya laporan Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit dan Data
Insiden Keselamatan Pasien Tahun 2018 ini, Pimpinan Rumah Sakit dapat memberikan
tindaklanjutnya sesuai dengan hasil analisa dan rekomendasi.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua unit/ instalasi kerja yang memberikan
kontribusinya dalam penyusunan laporan ini. Diharapkan adanya masukan umpan balik dan akan
berguna bagi proses kinerja Panitia Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan.
Ketua PMKP RS Santa Elisabeth Medan
Dr. Adrian M. Hutauruk M.Kes
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
A. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
B. LATAR BELAKANG ............................................................................................. 1
C. TUJUAN ................................................................................................................... 2
D. KEGIATAN ............................................................................................................. 2
D.1. ANALISA DAN REKOMENDASI INDIKATOR MUTU PRIORITAS
RUMAH SAKIT TAHUN 2018
I. INDIKATOR AREA KLINIS .................................................................. 3
1. Angka Kelengkapan Asesmen Awal Medis Dalam 24 jam Pada Saat
Pasien Rawat Inap ................................................................................ 3
2. Angka Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium Rawat Inap .................... 5
3. Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Thorax Foto untuk Pasien Rawat
Jalan ...................................................................................................... 7
4. Angka Keterlambatan Dimulainya Operasi ......................................... 9
5. Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Penderita DHF di Ruang Rawat
Inap ....................................................................................................... 11
6. Tidak Ada Kejadian Kesalahan Pemberian Obat ................................. 13
7. Angka Kelengkapan Asesmen Pre Anastesi Oleh Dokter Spesialis
Anasthesi .............................................................................................. 14
8. Angka Reaksi Transfusi Darah ............................................................ 16
9. Pengisian Rekam Medik 24 Jam Sejak Setelah Selesai Pelayanan
Rawat Inap ........................................................................................... 18
10. Angka Kejadian Infeksi Jarum Infus .................................................... 20
11. Angka Kecocokan Antara Diagnosis Pra Dan Pasca Operasi .............. 22
II. INDIKATOR AREA MANAJEMEN ...................................................... 23
1. Kekosongan Stock Obat Essensial ....................................................... 23
2. Ketepatan Waktu Pengiriman Laporan Bulanan Ke Kementerian
Kesehatan RI dan DinKes .................................................................... 25
iii
3. Kejadian Tertusuk Jarum Suntik .......................................................... 27
4. Pemanfaatan Alat MRI Dalam Proses Penegakan Diagnosa Pasien
Yang Dilaksanakan di Seksi Radiologi ................................................ 28
5. Tingkat Kepuasan Pelanggan ............................................................... 30
6. Tingkat Kepuasan Pegawai .................................................................. 31
7. Identifikasi Pasien Potensial Wabah Berdasarkan Alamat Tempat
Tinggal ................................................................................................. 33
8. Cost Recovery ...................................................................................... 35
9. Respon Time Untuk Penyelesaian Semua Order Kerusakan Ringan
Khusus Untuk Prasarana ...................................................................... 37
III. INDIKATOR MUTU SASARAN INTERNASIONAL
KESELAMATAN PASIEN ...................................................................... 39
1. Kepatuhan Identifikasi Pasien Secara Benar ........................................ 39
2. Kepatuhan Penerapan Komunikasi Dengan Metode Read Back Pada
Saat Pelaporan Pasien dan Penerimaan Pesan Secara Verbal
Melalui Telepon ................................................................................... 41
3. Kepatuhan Pemberian Label Obat High Alert oleh Farmasi ............... 43
4. Tidak Adanya Kejadian Operasi Salah Sisi, Salah Orang, Salah
Tindakan pada Operasi ......................................................................... 45
5. Kepatuhan Petugas Kesehatan Dalam Melakukan Kebersihan
Tangan Dengan Metode Enam Langkah dan Lima Momen ................ 47
6. Kepatuhan Identifikasi Pencegahan Pasien Jatuh Selama Perawatan
Rawat Inap di Rumah Sakit .................................................................. 49
IV. INTERNATIONAL LIBRARY MEASURE SET .................................. 51
1. Penggunaan Aspirin pada Pasien MCI Akut ........................................ 51
2. Pasien Stroke ischemic dan hemorrhagic yang telah dikaji untuk
mendapatkan pelayanan rehabilitasi .................................................... 53
3. Penggunaan Systemic Corticosteroids Pada Pasien Anak Rawat Inap
Penderita Asma .................................................................................... 55
4. Angka Kejadian Dekubitus gr II /Lebih Pada Pasien Berisiko
Dekubitus ............................................................................................. 57
iv
5. Memberikan ASI Ekslusif Selama Bayi Yang Baru Lahir Dirawat di Rumah
Sakit ...................................................................................................... 59
D.2. DATA INSDIEN KESELAMATAN PASIEN ........................................ 61
E. KESIMPULAN ................................................................................................... 61
1
LAPORAN INDIKATOR MUTU PRIORITAS RUMAH SAKIT
DAN DATA INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
PERIODE TAHUN 2018
RS SANTA ELISABETH MEDAN
A. PENDAHULUAN
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pelayanan
Rumah Sakit ikut bertanggung jawab dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat dengan
meningkatkan mutu pelayanan yang menjadi prioritas utama di pelayanan Rumah Sakit.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Kedokteran yang semakin pesat dimana
pelayanan spesialistik dan subspesialistik cenderung semakin berkembang, selain itu dengan
semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat maka sistem nilai dan
orientasi dalam masyarakat mulai berubah. Masyarakat mulai cenderung menuntut pelayanan yang
lebih baik, lebih ramah, dan lebih bermutu termasuk pelayanan kesehatan. Maka Rumah Sakit
secara bertahap perlu terus meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien agar dapat
memberi kepuasan terhadap pasien, keluarga maupun masyarakat.
Upaya – upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di RS St.
Elisabeth Medan, sebenarnya sudah dilaksanakan namun dalam pelaksanaannya masih ditemukan
kendala, sehingga dibutuhkan evaluasi program peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang
telah dilakukan.
B. LATAR BELAKANG
Panitia Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien menyelenggarakan fungsi
pengumpulan data capaian indikator, validasi data, analisa data, dan menyusun tindak lanjut
upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Kegiatan penyelenggaraan dilakukan
dengan pendampingan pada unit/ instalasi kerja, menyusun bahan usulan penetapan indikator,
melakukan monitoring dan evaluasi serta memberikan rekomendasi kepada Direktur Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan. Di dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
melibatkan seluruh instalasi/ unit di RS St. Elisabeth Medan dengan berbagai pelayanan
Spesialistik dan Subspesialistik yang diberikan dan tenaga yang bervariasi. Program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien bermanfaat jika dapat berpengaruh terhadap
keselamatan pasien, keluarga dan karyawan. Evaluasi program dilakukan agar dapat
diketahui adanya kendala – kendala dalam pelaksanaannya agar dapat diambil langkah –
langkah tindak lanjutnya dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan serta keselamatan
pasien.
2
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kendala – kendala yang terjadi dalam pelaksanaan program
2. Sebagai masukan untuk Direktur dalam menetapkan tindaklanjut dari hasil analisa
dan rekomendasi
D. KEGIATAN
1. Mengumpulkan data, mentabulasi, memvalidasi, menganalisa serta memberikan
rekomendasi Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit, yakni :
a. Indikator Area Klinis
b. Indikator Area Management
c. Indikator Keselamatan Pasien
d. Indikator International Library Measure
2. Melaporkan hasil Monitoring Data Insiden Keselamatan Pasien
3
D.1. ANALISA DAN REKOMENDASI INDIKATOR MUTU PRIORITAS RUMAH SAKIT
TAHUN 2018
I. INDIKATOR AREA KLINIS
IAK 1. Angka Kelengkapan Asesmen Awal Medis Dalam 24 jam Pada Saat Pasien
Rawat Inap
Data Rekapitulasi Angka Kelengkapan Assemen Awal Medis Bulan Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah pasien
pulang
1089 1059 1089 1127 1138 1109 1187 1213 1096 1225 1141 1222
Asesmen lengkap 795 795 845 900 897 890 527 579 582 751 713 571
Asesmen tidak
lengkap
294 264 244 227 241 219 660 634 514 474 428 651
Persentase Angka Kelengkapan Asesmen Awal Medis Dalam 24 jam Pada Saat Pasien Rawat
Inap :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Pengisian
Assesmen Awal
(%)
73 75 78 80 79 80 44 48 53 61 62 47
Standar
Pelayanan RS
(%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Grafik Angka Kelengkapan Asesmen Awal Medis Dalam 24 jam Pada Saat Pasien Rawat
Inap
Analisa :
Kelengkapan Asesmen awal medis dalam 24 jam pada saat pasien rawat inap, dilaksanakan dengan
tujuan tergambarnya tanggung jawab staf medis dan keperawatan dalam kelengkapan informasi
4
asesmen pasien dalam catatan asesmen awal medis pasien baru dalam 24 jam pada saat pasien rawat
inap. Asesmen awal medis yang lengkap adalah pengisian data pasien yang terdiri dari : keluhan
utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit dalam keluarga, riwayat
pekerjaan, riwayat sosial ekonomi, riwayat kejiwaan dan kebiasaan, riwayat perkawinan, obstetri,
imunisasi dan tumbuh kembang, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, ringkasan, daftar
masalah, pengkajian. Dinyatakan lengkap/ tidak lengkap oleh Ka.Sie.Instalasi Rekam Medik.
Indikator ini dipantau untuk Instalasi Rawat Inap, dengan target 100 %, assesmen awal medis diisi
lengkap. Setelah dianalisis berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa indikator mutu tersebut masih
jauh dari standar 100 %. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kesibukan para dokter spesialis yang tidak
hanya melayani di Rumah Sakit Santa Elisabeth tetapi juga melayani di beberapa rumah sakit yang
ada di sekitar Kota Medan. Sedangkan dokter spesialis tetapnya masih kurang.
Rekomendasi :
- Menambah dokter spesialis yang bekerja tetap atau hanya bekerja di Rumah Sakit Santa Elisabeth
dan indikator ini agar tetap dijadikan indikator mutu unit
5
IAK 2. Angka Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium Rawat Inap
Data Rekapitulasi Angka Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium Rawat Inap Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah
Keseluruhan Hasil
Kritis
18 35 51 81 87 54 61 33 32 33 29 10
Jumlah Hasil Kritis
yang terlapor
dalam 30 Menit
17 33 49 74 86 54 59 28 28 32 27 10
Persentase Angka Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium Rawat Inap :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Hasil Kritis
yang terlapor
dalam 30 Menit
(%)
95 95 96 91 99 100 96 85 88 97 93 100
Standar
Pelayanan RS
(%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Grafik Angka Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium Rawat Inap
Analisa:
Hasil kritis laboratorium adalah hasil pemeriksaan laboratorium yang secara signifikan di luar batas
normal, baik rendah atau tinggi dan dapat mengindikasikan kondisi yang berisiko tinggi terhadap
6
nyawa pasien yang memerlukan penanganan segera dan harus dilaporkan ke dokter yang merawat
atau perawat ruangan dalam waktu kurang dari 30 menit. Setelah dianalisis berdasarkan data diatas,
sejak tahun 2018 terlihat belum konsisten mencapai 100 %. Hal ini terjadi karena terbatasnya jumlah
staf yang berdinas, dimana staf yang melakukan pemeriksaan di laboratorium juga melaksanakan
pengambilan darah ke semua ruangan rawat inap dan IGD.
Rekomendasi :
- Agar membuat perencanaan ketenagaan dan perekrutan untuk tahun 2019 dan indikator ini tetap
dijadikan indikator mutu unit
7
IAK 3 . Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Thorax Foto untuk Pasien Rawat Jalan
Data Rekapitulasi Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Thorax Foto untuk Pasien Rawat
Jalan Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah Pasien 203 150 163 138 140 132 122 137 110 115 107 67
Waktu Tunggu <
120 Menit
203 150 163 138 138 132 109 126 101 115 105 66
Waktu Tunggu >
120 Menit
0 0 0 0 2 0 13 11 9 0 2 1
Persentase Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Thorax Foto untuk Pasien Rawat Jalan :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Waktu Tunggu
Hasil Thorax <
120 Menit (%)
100 100 100 100 99 100 97 85 88 90 90 94
Standar
Pelayanan RS
(%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Grafik Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Thorax Foto untuk Pasien Rawat Jalan
Analisa :
Thorax foto merupakan pemeriksaan radiologi konvensional dengan melaksanakan pemeriksaan foto
rontgen pada bagian dada pasien. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto adalah tenggang waktu
8
mulai pasien difoto sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi yang diukur dengan satuan
jam. Pelayanan thorax foto yang dipantau adalah khusus ditujukan bagi pasien rawat jalan dengan
waktu target ≤ 120 menit. Pelayanan rawat jalan jam 09.00 WIB – 12.30 WIB dan jam 16.00 WIB –
19.30 WIB.
Setelah dianalisis berdasarkan data di atas, terlihat sejak bulan tahun 2018 sudah baik mendekati
100%. Hal ini disebabkan karena dokter spesialis radiologi dapat melayani pada jam-jam tersebut.
Rekomendasi :
- Agar tetap mempertahankan mutu pelayanan dan tetap menjadikan indikator mutu unit untuk
tahun 2019
9
IAK 4 . Angka Keterlambatan Dimulainya Operasi
Data Rekapitulasi Angka Keterlambatan Dimulainya Operasi Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah Pasien
Operasi
228 221 249 247 228 232 215 289 227 184 177 147
Jumlah Pasien
Operasi Tepat
Waktu
154 158 152 169 155 149 149 188 164 131 133 106
Jumlah Pasien
Operasi Tidak
Tepat Waktu
74 63 97 78 73 83 66 101 63 53 44 41
Persentase Angka Keterlambatan Dimulainya Operasi :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah Pasien
Operasi Tidak
Tepat Waktu
(%)
32 29 39 32 32 36 31 35 28 29 25 28
Standar
Pelayanan RS
(%)
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Grafik Angka Keterlambatan Dimulainya Operasi
Analisa :
Keterlambatan dimulainya operasi elektif adalah penundaan waktu dimulainya operasi pada pasien
yang sudah terencana/ elektif > 30 menit. Setelah dianalisis berdasarkan data diatas, masih di atas
10
standar. Hal ini dapat terjadi disebabkan karena dokter operator yang melakukan tindakan masih
bertugas di rumah sakit lainnya dan jumlah ketenagaan perawat masih kurang
Rekomendasi :
- Melaksanakan perekrutan dokter khususnya dokter yang melakukan tindakan operasi untuk
dijadikan dokter tetap di rumah sakit
- Melaksanakan perekrutan perawat
- Agar tetap dijadikan indikator mutu unit untuk tahun 2019
11
IAK.5. Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Penderita DHF di Ruang Rawat Inap
Data Rekapitulasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Penderita DHF di Ruang
Rawat Inap Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah Pasien
Paulang
1089 1059 1089 1127 1138 1109 1187 1213 1096 1225 1141 1222
Jumlah Pasien
Penderita DHF
26 17 24 22 19 44 53 58 52 58 71 27
Pasien Penderita
DHF
Menggunakan
Antibiotik
19 10 14 14 13 27 39 37 37 45 50 19
Persentase Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Penderita DHF di Ruang Rawat Inap :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Pasien
Penderita DHF
Menggunakan
Antibiotik (%)
73 59 58 64 68 61 74 64 71 78 70 70
Standar
Pelayanan RS
(%)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Grafik Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Penderita DHF di Ruang Rawat Inap
12
Analisa :
Antibiotik adalah senyawa khas yang dihasilkan oleh organisme hidup, termasuk turunan senyawa
dan struktur analoginya yang dibuat secara sintetik dan dalam kadar rendah maupun menghambat
kehidupan mikroba lain
Evaluasi penggunaan antibiotik meliputi jenis antibiotik, ketepatan indikasi dan dosis, lama
pemberian obat pada pasien DHF serta interaksi obat yang terjadi dalam pengobatan.
Pada PPK DHF, jelas tergambar bahwa pada pasien DHF tidak diberikan antibiotik. Setelah dianalisis
dari data diatas, terlihat masih ada pada pasien DHF diberikan obat Antibiotik, karena pada pasien-
pasien tersebut juga mempunyai diagnose tambahan seperti ISPA serta Typoid Fever
Rekomendasi :
- Lakukan terus menerus monitoring pelaksanaan PPK dan Clinical Pathway DHF
- Agar tetap dijadikan indikator mutu unit
13
IAK.6. Tidak Ada Kejadian Kesalahan Pemberian Obat
Data Rekapitulasi Tidak Ada Kejadian Kesalahan Pemberian Obat Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah
Pemberian
Resep
57633 49340 52172 54408 52366 51117 57416 57086 48420 50582 47543 45125
Kejadian
Kesalahan
Pemberian
Obat
1 0 5 16 0 0 2 2 1 0 1 0
Grafik Tidak Ada Kejadian Kesalahan Pemberian Obat
Analisa :
Kesalahan pemberian obat meliputi salah dalam memberikan jenis obat, salah dalam memberikan
dosis, salah orang, dan salah jumlah. Setelah dianalisis berdasarkan data diatas terlihat, adanya
insiden keselamatan pasien (medication error) dan trendnya mengalami penurunan.
Rekomendasi :
- Melaksanakan Ronde Keselamatan Pasien
- Agar tetap dijadikan indikator mutu unit untuk tahun 2019
14
IAK.7. Angka Kelengkapan Asesmen Pre Anastesi Oleh Dokter Spesialis Anasthesi
Data Rekapitulasi Angka Kelengkapan Asesmen Pre Anastesi Oleh Dokter Spesialis
Anasthesi Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah Operasi 228 221 249 247 228 232 215 289 227 184 177 147
Jumlah Asessmen
Lengkap
228 221 249 247 228 232 215 289 227 184 177 147
Jumlah Tidak
Lengkap
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Persentase Angka Kelengkapan Asesmen Pre Anastesi Oleh Dokter Spesialis Anasthesi :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Kelengkapan
Asesmen Pre
Anasthesi Oleh
Dokter Spesialis
Anasthesi (%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Standar
Pelayanan RS
(%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Grafik Angka Kelengkapan Asesmen Pre Anastesi Oleh Dokter Spesialis Anasthesi
15
Analisa :
Asessmen pre anastesi adalah pengisian status asessmen pre anastesi oleh dokter spesialis anastesi.
Asessmen pre anastesi lengkap adalah pengisian data pasien yang terdiri dari riwayat penyakit,
riwayat alergi, kebiasaan, pengalaman anastesi sebelumnya, dan pengobatan yang sedang dijalani,
hasil-hasil pemeriksaan yang tersedia terkait dengan resiko penyulit dan rencana tindakan anestesia
yang akan dilakukan.
Setelah dianalisis, di lihat dari grafik diatas bahwa indikator kelengkapan asesmen anastesi sudah
sesuai standar.
Rekomendasi :
- Melaksanakan monitoring pengisian asesmen pre anestesi di rekam medis
- Agar tetap dijadikan indikator mutu unit untuk tahun 2019
16
IAK.8. Angka Reaksi Transfusi Darah
Data Rekapitulasi Angka Reaksi Transfusi Darah Bulan Tahun 2018:
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah Pasien 117 117 94 122 136 133 215 289 227 184 177 147
Reaksi Transfusi
Darah 0 0 0 0 0 0 215 289 227 184 177 147
Jumlah Tidak
Lengkap 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Persentase Angka Reaksi Transfusi Darah :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Reaksi
Transfusi Darah
(%)
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Standar
Pelayanan RS
(%)
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Grafik Angka Reaksi Transfusi Darah
17
Analisa :
Reaksi transfusi adalah kejadian tidak diharapkan (KTD) yang terjadi akibat transfusi darah, dalam
bentuk reaksi alergi, infeksi akibat transfusi, hemolisis akibat golongan darah tidak sesuai atau
gangguan sistem imun sebagai akibat pemberian transfusi darah. Indikator ini sudah sesuai dengan
standarnya.
Rekomendasi :
- Monitoring pelaksanaan transfusi darah dan lapor bila KTD ke Tim Keselamatan Pasien
Rumah Sakit Santa Elisabeth
- Agar tetap dijadikan indikator mutu unit untuk tahun 2019
18
IAK.9. Pengisian Rekam Medik 24 Jam Sejak Setelah Selesai Pelayanan Rawat Inap
Data Rekapitulasi Pengisian Rekam Medik 24 Jam Sejak Setelah Selesai Pelayanan
Rawat Inap Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah pasien 1089 1059 1089 1127 1138 1109 1187 1213 1096 1225 1141 1222
Pengisian rekam
medis 24 jam
825 913 956 980 1020 974 527 579 585 754 716 591
Pengisian rekam
medis yang tidak
lengkap
264 146 133 147 118 135 660 634 511 471 425 631
Persentase Pengisian Rekam Medik 24 Jam Sejak Setelah Selesai Pelayanan Rawat Inap :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Pengisian
Rekam Medis
24 Jam Setelah
Pasien Pulang
(%)
76 86 88 87 90 88 44 48 53 62 63 48
Standar
Pelayanan RS
(%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Grafik Pengisian Rekam Medik 24 Jam Sejak Setelah Selesai Pelayanan Rawat Inap
19
Analisa :
Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik yang telah diisi lengkap oleh dokter dalam waktu ≤
24 jam setelah selesai pelayanan rawat jalan atau setelah pasien rawat inap diputuskan untuk pulang,
yang meliputi identitas pasien, anamnesis, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, tindak lanjut dan
resume. Pada umumnya dokter spesialis belum mengisi resume medis. Hal ini disebabkan kesibukan
para dokter spesialis yang tidak hanya melayani d Rumah Sakit Santa Elisabeth, tetapi melayani juga
di beberapa rumah sakit yang ada di sekitar Kota Medan. Sehingga untuk indikator ini belum
mencapai nilai standar.
Rekomendasi :
- Agar Direksi Rumah Sakit St.Elisabeth melakukan komunikasi dengan para dokter agar mau
melengkapi rekam medik setalah melaksanakan pemeriksaan pasien sesuai dengan standar yang
ditetapkan
- Agar tetap dijadikan indikator mutu unit untuk tahun 2019
20
IAK.10. Angka Kejadian Infeksi Jarum Infus
Data Rekapitulasi Angka Kejadian Infeksi Jarum Infus Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah Pasien 1089 1059 1089 1127 1138 1109 1187 1213 1096 1225 1141 1222
Jumlah Terpasang
Jarum Infus (IV
Line)
4941 4301 4329 4691 4410 5058 5257 5427 4769 5356 5054 4814
Jumlah Infeksi
Jarum Infus
5 10 4 7 6 5 3 0 1 0 2 2
Persentase Angka Kejadian Infeksi Jarum Infus Rawat Inap :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Infeksi Jarum
Infus (%)
0.11 0.23 0.09 0.15 0.14 0.10 0.06 0.00 0.02 0.00 0.04 0.04
Standar
Pelayanan RS
(%)
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Grafik Angka Kejadian Infeksi Jarum Infus
21
Analisa :
Pelaporan indikator Angka kejadian jarum infus adalah untuk mengetahui hasil pengendalian infeksi
nosokomial terutama dari infeksi jarum infus di rumah sakit. Berdasarkan data diatas terlihat indikator
tersebut sudah sesuai standar.
Rekomendasi :
- Tetap mempertahankan mutu pelayanan
- Agar tetap dijadikan indikator mutu unit untuk tahun 2019
22
IAK.11. Angka Kecocokan Antara Diagnosis Pra Dan Pasca Operasi
Data Rekapitulasi Angka Kecocokan Antara Diagnosis Pra Dan Pasca Operasi
Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah Pasien
Operasi
228 221 249 247 228 232 215 289 227 184 177 147
Kecocokan Antara
Diagnosis Pra Dan
Pasca Operasi
228 221 249 247 228 232 215 289 227 184 177 147
Persentase Angka Kecocokan Antara Diagnosis Pra Dan Pasca Operasi :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Kecocokan
Antara
Diagnosis Pra
Dan Pasca
Operasi (%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Standar
Pelayanan RS
(%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Grafik Angka Kecocokan Antara Diagnosis Pra Dan Pasca Operasi
Analisa :
Berdasarkan data diatas terlihat indikator tersebut sudah sesuai standar.
Rekomendasi :
- Agar tetap dijadikan indikator mutu unit untuk tahun 2019
23
Indikator Area Manajemen
IAM.1. Kekosongan stock obat essensial
Data Rekapitulasi Kekosongan stock obat essensial Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah Obat
Esensial
265 265 265 265 265 265 265 265 265 265 265 265
Jumlah Yang
Kosong
6 4 5 5 0 0 1 0 0 0 0 1
Persentase Kekosongan stock obat essensial :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Kekosongan
Stock Obat
Esensial (%)
2.26 1.51 1.89 1.89 0.00 0.00 0.38 0.00 0.00 0.00 0.00 0.38
Standar
Pelayanan RS
(%)
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Grafik Kekosongan stock obat essensial
Analisa :
Obat esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan mencakup
upaya diagnosis, profilaksis, therapi dan rehabilitasi yang diupayakan tersedia pada unit pelayanan
24
kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. Setelah dianalisis bahwa indikator sudah mengarah
mencapai standar. Hal ini dapat terjadi karena terpenuhinya permintaaan rumah sakit ke pihak
distributor
Rekomendasi :
- Agar tetap dijadikan indikator mutu unit untuk tahun 2019
25
IAM.2. Ketepatan Waktu Pengiriman Laporan Bulanan Ke Kementerian Kesehatan
RI dan DinKes
Data Rekapitulasi Ketepatan Waktu Pengiriman Laporan Bulanan Ke Kementerian
Kesehatan RI dan DinKes :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah Laporan
Yang Dikirim
27 6 7 6 4 4 7 6 6 6 6 6
Ketepatan Waktu
Pengiriman
Laporan Bulanan
(dalam Hari)
4 4 6 6 4 4 5 5 6 6 6 6
Persentase Ketepatan Waktu Pengiriman Laporan Bulanan Ke Kementerian Kesehatan RI dan
DinKes :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Ketepatan
Waktu
Pengiriman (%)
15 67 86 100 100 100 71 83 100 100 100 100
Standar
Pelayanan RS
(%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Grafik Ketepatan Waktu Pengiriman Laporan Bulanan
26
Analisa :
Jumlah laporan bulanan yang dapat dikirim tepat waktu (setiap tanggal 10 bulan berikutnya) ke
Kementerian Kesehatan RI. Laporan yang dikirim setiap bulan ke Kementerian Kesehatan RI yaitu
Laporan Bulanan Kegiatan Pelayanan Pasien HIV / AIDS Rumah Sakit. Setelah dianalisis masih
belum sesuai dengan standar. Ini dikarenakan sudah ada diangkat Penanggung Jawab SIRS (Sistem
Informasi Rumah Sakit) RS Santa Elisabeth Medan
Rekomendasi :
- Agar indikator ini tidak lagi dijadikan indikator mutu di Rumah Sakit St. Elisabeth untuk tahun
2019
- Agar tetap mempertahankan mutu kerja/ pelayanan
27
IAM.3. Kejadian Tertusuk Jarum Suntik
Data Rekapitulasi Kejadian Tertusuk Jarum Suntik Tahun 2018 :
Keterangan
Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah
Tindakan
Menyuntik
29726 25245 24729 26733 25716 27774 29126 29657 28628 27803 27813 26720
Jumlah
Tertusuk
Jarum Suntik
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Grafik Kejadian Tertusuk Jarum Suntik
Analisa :
Insiden tertusuk jarum adalah kondisi cidera yang tidak diinginkan yang berisiko terjadi pada seluruh
staf yang ada di rumah sakit. Hasil analisis bahwa indikator tersebut sudah sesuai standar. Karena
pengetahuan staf tentang cara menyuntik sudah baik.
Rekomendasi :
- Mempertahankan mutu pelayanan
- Agar tetap dijadikan indikator mutu unit untuk tahun 2019
28
IAM.4. Pemanfaatan Alat MRI Dalam Proses Penegakan Diagnosa Pasien Yang
Dilaksanakan di Seksi Radiologi
Data Rekapitulasi Pemanfaatan Alat MRI Dalam Proses Penegakan Diagnosa Pasien
Yang Dilaksanakan di Seksi Radiologi Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Penggunaan
MRI
17 26 17 18 16 15 21 17 31 27 25 19
Jumlah
Pasien Yang
Tegak
Diagnosanya
Sesudah di
MRI
17 26 17 17 16 15 21 17 31 26 20 19
Persentase Pemanfaatan Alat MRI Dalam Proses Penegakan Diagnosa Pasien Yang
Dilaksanakan di Seksi Radiologi :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Manfaat Alat
MRI Dalam
Proses
Penegakan
Diagnosa
Pasien (%)
100 100 100 94 100 100 100 100 100 96 80 100
Standar
Pelayanan RS
(%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
29
Grafik Pemanfaatan Alat MRI Dalam Proses Penegakan Diagnosa Pasien Yang Dilaksanakan
di Seksi Radiologi
Analisa :
Pemanfaatan alat MRI adalah angka yang menunjukkan jumlah pemakaian alat MRI sesuai dengan
indikasi dan urgensi keperluan penggunaan alat MRI yang telah tercantum dalam Standar Prosedur
Operasional (SPO). Alat MRI yang digunakan memang benar-benar sesuai dengan indikasi
perawatan yang dibutuhkan untuk melihat gambaran yang lebih baik dari foto konvensional. Setelah
dianalisis maka didapati semakin membaik dan sudah mencapai standar 100 %. Hal ini dapat
terlaksana karena masih tetap terjaga komunikasi antara dokter pengirim dengan dokter spesialis
radiologi
Rekomendasi :
- Mempertahankan mutu pelayanan dan tetap melaksanakan monitoringnya.
- Agar tetap dijadikan indikator mutu unit untuk tahun 2019
30
IAM.5. Tingkat Kepuasan Pelanggan
Persentase Tingkat Kepuasan Pelanggan :
Keterangan Persentase
Perawat 82%
Gizi/Menu Makanan 79%
Kebersihan 84%
Fasilitas 81%
Dokter 82%
Standar 82%
Grafik Tingkat Kepuasan Pelanggan
Analisa :
Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap pelayanan Rumah Sakit
berdasarkan elemen – elemen tingkat kepuasan pelanggan yang ditetapkan. Pelanggan yang dimaksud
adalah pasien dewasa yang telah dirawat inap minimal tiga hari, tanpa diit khusus dan pulang hidup
setiap hari Senin dan Kamis.
Hasil analisis bahwa indikator ini belum mencapai standar.Pada umumnya pelanggan masih
menemukan kurang baiknya komunikasi perawat, dokter yang belum visit tepat waktu, fasilitas yang
kurang dibandingkan dengan beberapa rumah sakit tetangga, menu makanan yang belum dapat di
pilih sesuai dengan keinginan beberapa pasien.
Rekomendasi
- Agar tetap melakukan peningkatan mutu pelayanan sehingga akan berdampak terhadap
kepuasan pelanggan
- Agar tetap dijadikan indikator mutu unit untuk tahun 2019
31
IAM.6. Tingkat Kepuasan Pegawai
SkoreTingkat Kepuasan Pegawai :
Pekerjaan Perawat
/Bidan
Penunjang
Medis
Administrasi PRT Satpam Teknisi OB CS/
Tukang
Kebun
Non
Profesi
Tingkat
Kepuasan
Kerja Pegawai
29 29 28 29 28 27 30 27 31
Sangat
Rendah
9 9 9 9 9 9 9 9 9
Rendah 11 11 11 11 11 11 11 11 11
Tinggi 22 22 22 22 22 22 22 22 22
Sangat Tinggi 32 32 32 32 32 32 32 32 32
Tingkat
Kepuasan
Kerja Pegawai
29 29 28 29 28 27 30 27 31
Grafik Tingkat Kepuasan Pegawai
0
4
8
12
16
20
24
28
32
Tingkat Kepuasan Kerja Pegawai
Sangat Rendah
Rendah
Tinggi
Sangat Tinggi
Trend (Tingkat Kepuasan Kerja Pegawai)
32
Analisa :
Kepuasan kerja pegawai adalah terpenuhi atau tidaknya keinginan mereka terhadap pekerjaan.
Apabila dalam lingkungan kerja seorang karyawan tidak mendapatkan yang diharapkan diantarannya
peluang promosi yang adil, pendapatan yang baik, rekan kerja dan atasan yang menyenangkan serta
kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri maka dapat dipastikan kinerja karyawan akan buruk
(Timmreck, 2001). Hasil analisis pada grafik diatas terlihat banyak menyatakan tingkat kepuasannya
sangat tinggi. Karena pada umumnya pegawai merasa dengan pemberian remunerasi dapat
meningkatkan motivasi dalam bekerja.
Rekomendasi :
- Untuk meningkatkan motivasi, perlu diberikan penghargaan
- Melaksanakan kembali pemberian remunerasi
- Agar tetap dijadikan indikator mutu unit untuk tahun 2019
33
IAM.7. Identifikasi Pasien Potensial Wabah Berdasarkan Alamat Tempat Tinggal
Data Rekapitulasi Identifikasi Pasien Potensial Wabah Berdasarkan Alamat Tempat
Tinggal Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
MEDAN
TUNTUNGAN
16 10 11 12 10 14 23 13 19 26 22 24
MEDAN
SELAYANG
10 12 9 13 16 18 24 32 15 37 23 24
MEDAN JOHOR 10 5 9 5 10 3 10 15 25 14 12 13
MEDAN DENAI 9 7 2 2 3 7 12 10 23 20 14 26
MEDAN AMPLAS 11 3 3 8 11 13 9 3 3 12 1 8
MEDAN AREA /
MEDAN KOTA
5 4 4 4 4 0 5 5 4 5 5 6
MEDAN KOTA 3 5 5 1 2 3 2 5 4 6 2 7
TOTAL 64 46 43 45 56 58 85 83 93 120 79 108
Grafik Identifikasi Pasien Potensial Wabah Berdasarkan Alamat Tempat Tinggal
34
Analisa :
Diagnosa penyakit potensial wabah adalah penyakit yang mempunyai resiko menjadi pandemi dan
atau endemi terkait dengan demografi pasien atau tempat terjadinya kasus. Hasil analisis pada grafik
diatas, terlihat banyaknya pasien dari daerah Medan Sekitarnya, kemudian berikutnya yang terbanyak
datang dari daerah Medan Tuntungan dan Medan Selayang. Hal ini pada umumnya pasien JKN yang
sudah mendapat pelayanan kesehatan di fasilitas primer tapi masih belum sembuh sehingga
berdasarkan rayon dari fasilitas primernya maka dirujuklah ke RSE
Rekomendasi :
- Tetap memberikan pelaporan ke Dinas Kesehatan Kota Medan
35
IAM.8. Cost Recovery
Data Rekapitulasi Cost Recovery Tahun 2018 :
No Bulan Pendapatan
Operasional
Biaya Operasional
1 Januari 26,129,868,100.51 25,511,688,139.47
2 Februari 28,345,731,204.98 28,545,571,946.39
3 Maret 23,898,873,505.66 24,335,978,861.34
4 April 21,602,164,251.02 21,178,091,208.76
5 Mei 22,789,043,398.28 21,893,509,286.57
6 Juni 24,992,508,343.02 24,856,080,431.81
7 Juli 24,982,618,370.38 24,113,351,882.67
8 Agustus 31,797,510,007.00 25,250,583,602.00
9 September 20,468,009,710.00 22,601,973,917.00
10 Oktober 32,847,777,501.00 32,501,430,446.00
11 Nopember 20,696,951,921.00 21,325,494,293.00
12 Desember 34,082,320,347.00 40,488,184,193.00
TOTAL 312,633,376,659.85 312,601,938,208.01
Persentase Cost Recovery :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Cost Recovery
(%)
102 99 98 102 104 101 104 126 91 101 97 84
Standar
Pelayanan RS
(%)
40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
36
Grafik Cost Recovery
Analisa :
Cost recovery adalah bagian manajemen keuangan yang menghitung sejauh mana pendapatan
operasional dapat menutup biaya operasional dalam periode waktu tertentu. Hasil analisis pada grafik
diatas terlihat sejak bulan Januari 2018 s/d Desember 2018 sudah sesuai standar
Rekomendasi :
- Laksanakan terus monitoring pencapaian
- Lakukan promosi pelayanan yang ada di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan kepada perusahaan-
perusahaan yang ada di Kota Medan dan sekitarnya
- Agar tetap dijadikan indikator mutu unit untuk tahun 2019
37
IAM.9. Respon Time Untuk Penyelesaian Semua Order Kerusakan Ringan Khusus
Untuk Prasarana
Data Rekapitulasi Respon Time Untuk Penyelesaian Semua Order Kerusakan
Ringan Khusus Untuk Prasarana Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah
Perbaikan
Ringan
14 85 55 59 50 77 3 1 68 30 0 0
Yang Tidak
Tepat Waktu
(>60 Menit)
7 6 7 3 7 16 0 1 3 3 0 0
Persentase Respon Time Untuk Penyelesaian Semua Order Kerusakan Ringan Khusus Untuk
Prasarana :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Waktu Tunggu
Hasil Perbaikan
Prasarana
Ringan (%)
50 93 87 95 86 79 100 0 96 90 100 100
Standar
Pelayanan RS
(%)
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Grafik Respon Time Untuk Penyelesaian Semua Order Kerusakan Ringan Khusus Untuk
Prasarana
Analisa :
Respon time untuk penyelesaian semua order kerusakan ringan khusus untuk prasarana adalah
rentang waktu sejak order diterima sampai kerusakan dapat diatasi, yang harus dilaksanakan dalam
38
jangka waktu 60 menit. Kerusakan prasarana ringan adalah kerusakan yang menyangkut mechanical
dan electrical (ME) yang terdiri dari lampu mati, pesawat telephone rusak, saklar/stop kontak rusak,
dan MCB rusak. Hasil analisis bahwa dari indikator tersebut hasilnya sudah mencapai standar
Rekomendasi :
- Lakukan terus peningkatan mutu pelayanan
- Agar tetap dijadikan indikator mutu unit untuk tahun 2019
39
II. Indikator Mutu Sasaran Internasional Keselamatan Pasien
SKP .1. Kepatuhan Identifikasi Pasien Secara Benar
Data Rekapitulasi Kepatuhan Identifikasi Pasien Secara Benar Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah
Pasien
1089 1059 1089 1127 1138 1109 1187 1213 1096 1225 1141 1222
Pasien di
identifikasi
dengan
benar
1012 1022 1067 1118 1129 1107 1184 1208 1095 1225 1141 1222
Persentase Kepatuhan Identifikasi Pasien Secara Benar :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Pasien di
identifikasi
dengan benar
(%)
93 97 98 99 99 100 99 99 99 100 100 100
Standar
Pelayanan RS
(%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Grafik Kepatuhan Identifikasi Pasien Secara Benar
40
Analisa :
Pelaksanaan standar identifikasi pasien pada pemberian identitas pasien untuk pasien rawat inap
merupakan kegiatan untuk memastikan identitas pasien dengan menggunakan gelang identitas
sebagai berikut :
Identitas pada gelang minimal dua informasi yaitu nama, tanggal lahir dan nomor RM.
Warna gelang identitas yaitu Biru : untuk pasien laki-laki, Pink : untuk pasien perempuan.
Penanda Kuning : untuk pasien risiko jatuh, penanda Merah : untuk pasien alergi obat, penanda ungu
untuk pasien DNR.
Hasil analisis bahwa indikator tersebut sudah baik. Hal ini dapat terjadi karena pemahaman staf
tentang identifikasi pasien sudah baik.
Rekomendasi :
- Melaksanakan Ronde Keselamatan Pasien secara konsisten
- Agar tetap dijadikan indikator mutu untuk tahun 2019
41
SKP.2. Kepatuhan Penerapan Komunikasi Dengan Metode Read Back Pada Saat
Pelaporan Pasien dan Penerimaan Pesan Secara Verbal Melalui Telepon
Data Rekapitulasi Kepatuhan Penerapan Komunikasi Dengan Metode Read Back
Pada Saat Pelaporan Pasien dan Penerimaan Pesan Secara Verbal Melalui Telepon
Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah
seluruh
instruksi
verbal
360 447 496 427 433 352 420 490 436 602 668 532
Jumlah
seluruh
instruksi
verbal yang
telah diread
back
353 432 480 422 420 350 400 427 377 494 665 529
Persentase Kepatuhan Penerapan Komunikasi Dengan Metode Read Back Pada Saat
Pelaporan Pasien dan Penerimaan Pesan Secara Verbal Melalui Telepon :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah seluruh
instruksi verbal
yang telah
diread back
(%)
98 97 97 99 97 99 95 87 86 82 100 99
Standar
Pelayanan RS
(%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
42
Grafik Kepatuhan Penerapan Komunikasi Dengan Metode Read Back Pada Saat
Pelaporan Pasien dan Penerimaan Pesan Secara Verbal Melalui Telepon
Analisa :
Proses mengirim pesan yang dilakukan dua arah antara tenaga keperawatan dan dokter, antar tenaga
keperawatan serta antara tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya secara lisan atau via
telepon untuk melaporkan hasil pemeriksaan medis dengan dilakukan read back dengan tepat dan
benar untuk instruksi lisan yang diterima.
Prosedur Read back adalah kegiatan untuk memastikan setiap intruksi verbal agar dilakukan dengan
benar dan sesuai instruksi, melalui kegiatan membacakan kembali instruksi; dan mengkonfirmasi
bahwa apa yang sudah dituliskan dengan dibaca ulang dan/atau dengan ejaan huruf apabila instruksi
dokter tentang obat yang bersifat sound a like / ucapan mirip.
Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan stempel Read back pada catatan instruksi dan pemberi
instruksi harus segera menandatangi intruksi tersebut paling lambat dalam 1x 24 jam. Setelah
dianalsis : pada grafik diatas terlihat sejak indikator tersebut sudah baik. Hal ini dapat terjadi karena
pemahaman para staf mengenai komunikasi dengan metode Read Back pada saat pelaporan pasien
dan penerimaan pasien sudah berjalan dengan baik. Para kepala ruangan/ unit/ instalasi terus
mengingatkan semua stafnya agar menjalankan komunikasi dengan metode Read Back.
Rekomendasi :
- Melaksanakan Ronde Keselamatan Pasien secara konsisten
- Agar tetap dijadikan indikator mutu untuk tahun 2019
43
SKP .3. Kepatuhan Pemberian Label Obat High Alert oleh Farmasi
Angka Kepatuhan Pemberian Label Obat High Alert oleh Farmasi :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah Obat
High Alert
Yang
Diberikan
Label
105 108 112 104 120 136
Jumlah Obat
High Alert
Yang
Dipantau
121 121 121 160 160 160
Jumlah Obat
High Alert
Yang
Diberikan
Tidak Ada
Label
16 13 9 56 40 24
Persentase Kepatuhan Pemberian Label Obat High Alert oleh Farmasi :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah Obat
High Alert Yang
Diberikan Label
(%)
87 89 93 65 75 85
Standar
Pelayanan RS
(%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
44
Grafik Kepatuhan Pemberian Label Obat High Alert oleh Farmasi
Analisa :
Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh farmasi yang dimaksud adalah ketepatan pemberian
label obat high alert sesuai dengan standar yang ditetapkan rumah sakit dengan memperhatikan
prinsip keselamatan pasien.
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medication) adalah obat yang sering menyebabkan
terjadi kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang
tidak diinginkan (adverse event).
Yang termasuk obat high alert adalah sebagai berikut :
- Heparin injeksi
- Kontras radiologi
- Insulin injeksi
- Dextrose 40%
- KCL 7.64%
- NaCl 3%
- Natrium Bicarbonat
- Ca. Gluconas
Label harus diisi pada obat-obat diatas pada bagian obat yang tidak menutupi identitas obat. Apabila
obat diatas tidak diberikan label high alert sesuai standar maka harus dilaporkan sebagai KNC. Hasil
analisis : pada grafik diatas terlihat baik. Hal ini dapat terlaksana karena staf farmasi tetap melakukan
penlabelan obat high alert di ruangan yang menyediakan obat high alert (sesuai kebijakan
penyimpanan obat high alert)
Rekomendasi :
- Melaksanakan Ronde Keselamatan Pasien secara konsisten
- Agar tetap dijadikan indikator mutu untuk tahun 2019
45
SKP .4. Tidak Adanya Kejadian Operasi Salah Sisi, Salah Orang, Salah Tindakan pada
Operasi
Data Rekapitulasi Tidak Adanya Kejadian Operasi Salah Sisi, Salah Orang, Salah
Tindakan pada Operasi Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah
Operasi
228 221 249 247 228 232 215 289 227 184 177 147
Jumlah
Operasi
Yang Salah
Posisi Sisi,
Salah Orang,
Salah
Tindakan
pada Operasi
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Persentase Tidak Adanya Kejadian Operasi Salah Sisi, Salah Orang, Salah Tindakan pada
Operasi :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah Operasi
Yang Salah
Posisi Sisi,
Salah Orang,
Salah Tindakan
pada Operasi
(%)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Standar
Pelayanan RS
(%)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
46
Grafik Tidak Adanya Kejadian Operasi Salah Sisi, Salah Orang, Salah Tindakan
pada Operasi
Analisa :
Kejadian operasi salah sisi, salah orang, salah tindakan adalah kejadian dimana pasien dioperasi pada
sisi yang salah, orang yang salah dan salah tindakan operasi. Hasil analisis pada grafik diatas terlihat
indikator tersebut sudah baik. Tidak ada kejadian salah sisi operasi, salah orang dan salah tindakan
operasi. Hal ini dapat terjadi karena prosedur site marking dan surgical time out terlaksana.
Rekomendasi :
- Melaksanakan Ronde Keselamatan Pasien secara konsisten
- Agar tetap dijadikan indikator mutu untuk tahun 2019
47
SKP .5. Kepatuhan Petugas Kesehatan Dalam Melakukan Kebersihan Tangan Dengan
Metode Enam Langkah dan Lima Momen
Data Rekapitulasi Kepatuhan Petugas Kesehatan Dalam Melakukan Kebersihan
Tangan Dengan Metode Enam Langkah dan Lima Momen Bulan :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah
Petugas di
analisa
105 105 105 105 105 105 105 105 105 105 105 105
Jumlah
Petugas
yang patuh
cuci tangan
81 74 79 81 82 85 91 93 85 90 88 85
Persentase Kepatuhan Petugas Kesehatan Dalam Melakukan Kebersihan Tangan Dengan
Metode Enam Langkah dan Lima Momen :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah
Petugas yang
patuh cuci
(%)
77 70 75 77 78 81 87 89 81 85 84 81
Standar
Pelayanan RS
(%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
48
Grafik Kepatuhan Petugas Kesehatan Dalam Melakukan Kebersihan Tangan
Dengan Metode Enam Langkah dan Lima Momen Bulan
Analisa :
Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam melakukan prosedur cuci tangan dengan
menggunakan metode 6 langkah dan 5 momen. Lima momen yang dimaksud adalah :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melaksanakan tindakan aseptic
3. Setelah kontak dengan pasien
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
Setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitar pasien. Setelah dianalisis bahwa indikator tersebut
sudah terlaksana baik walaupun masih di bawah standar. Hal ini terjadi karena didapati belum
semuanya dokter melakukan kebersihan tangan.
Rekomendasi :
- Melaksanakan Ronde Keselamatan Pasien secara konsisten
- Agar tetap dijadikan indikator mutu untuk tahun 2019
49
SKP .6. Kepatuhan Identifikasi Pencegahan Pasien Jatuh Selama Perawatan Rawat
Inap di Rumah Sakit
Data Rekapitulasi Kepatuhan Identifikasi Pencegahan Pasien Jatuh Selama
Perawatan Rawat Inap di Rumah Sakit Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Kepatuhan
Petugas
untuk
Identifikasi
Pencegahan
Pasien Jatuh
568 518 516 715 675 679 726 653 561 638 590 576
Pasien Yang
Masuk
Kategori
645 555 538 724 684 681 729 658 562 638 590 576
Persentase Kepatuhan Identifikasi Pencegahan Pasien Jatuh Selama Perawatan Rawat Inap di
Rumah Sakit :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah
Petugas yang
patuh cuci
(%)
88 93 96 99 99 100 99.59 99.24 99.82 100.00 100.00 100.00
Standar
Pelayanan RS
(%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
50
Grafik Kepatuhan Identifikasi Pencegahan Pasien Jatuh Selama Perawatan Rawat
Inap di Rumah Sakit
Analisa :
Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami insiden secara cepat dan tiba-tiba berpindah posisi dari
tempat tidur ke lantai sampai setengah atau lebih bagian tubuh berada di lantai, sehingga
memungkinkan pasien mengalami cedera ringan sampai berat atau tidak menimbulkan cedera. Hasil
analisis adalah indikator tersebut telah terlaksana baik, walaupun belum mencapai standar. Karena
masih ada staf belum memberikan identifikasi pencegahan pasien jatuh kepada pasien yang mendapat
obat yang mempunyai efek sampan mengantuk.
Rekomendasi :
- Melaksanakan Ronde Keselamatan Pasien secara konsisten
- Agar tetap dijadikan indikator mutu untuk tahun 2019
51
III. International Library Measure Set
IMLS .1. Penggunaan Aspirin pada Pasien MCI Akut
Data Rekapitulasi Penggunaan Aspirin pada Pasien MCI Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah
Pasien
dengan MCI
Akut
6 13 11 12 5 5 10 12 9 14 10 6
Penggunaan
Aspirin pada
Pasien MCI
6 11 9 10 5 5 8 10 8 11 7 6
Persentase Penggunaan Aspirin pada Pasien MCI Bulan :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah Pasien
Yang
Mendapatkan
Aspirin
dengan MCI
Akut (%)
100 85 82 83 100 100 80 83 89 79 70 100
Standar
Pelayanan RS
(%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Grafik Penggunaan Aspirin pada Pasien MCI
52
Analisa :
Aspirin mempunyai efek menghambat siklooksigenase platelet secara ireversibel. Proses tersebut
mencegah formasi tomboksan A2. The Veteran Administration Cooperatif study, Canadian
Multicenter Trial dan The Montreal Heart Institute Study membuktikan aspirin menurunkan resiko
kematian dan infark miokard akut fatal dan non fatal sebesar 51-72% pada penderita angina tidak
stabil. Mera analisis oleh Antiplatelet Trialist Collaboration memperlihatkan penurunan resiko >25%
terhadap kematian dan infark kiokard akut. Hasil analisis pada grafik diatas sudah mencapai standar
dimana pasien dengan diagnosa MCI sudah mendapat obat Aspirin.
Rekomendasi :
- Lakukan monitoring serta evaluasi pelaksanaannya
- Agar dapat dijadikan indiaktor mutu RS untuk tahun 2019
53
IMLS.2. Pasien Stroke ischemic dan hemorrhagic yang telah dikaji untuk
mendapatkan pelayanan rehabilitasi
Data Rekapitulasi Pasien Stroke ischemic dan hemorrhagic yang telah dikaji untuk
mendapatkan pelayanan rehabilitasi Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah
Pasien
Diagnosa I64
Usia ≥ 18
36 29 26 23 32 25 78 47 49 47 55 48
Pasien Yang
Dilakukan
Rehabilitasi
Medis
29 20 18 18 19 12 63 35 38 37 47 39
Persentase Pasien Stroke ischemic dan hemorrhagic yang telah dikaji untuk mendapatkan
pelayanan rehabilitasi Bulan :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Pasien Yang
Dilakukan
Rehabilitasi
Medis (%)
81 69 69 78 59 48 81 74 78 79 85 81
Standar
Pelayanan RS
(%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
54
Grafik Pasien Stroke ischemic dan hemorrhagic yang telah dikaji untuk mendapatkan
pelayanan rehabilitasi
Analisa :
Stroke hemorrhagic adalah sebuah perdarahan non-traumatik intra serebral, perdarahan sub
arachnoid atau hemoragik infark.
Stroke ischemic adalah deficit neurologis terukur onset mendadak, dianggap sekunder berfokus
iskemia otak, dan bukan disebabkan perdarahan intra serebral (ICH) atau proses penyakit lain.
Gangguan cerebro vascular ini disebabkan oleh kekurangan aliran darah ke area otak, umumnya
sebagai akibat trombosis, emboli, atau berkurangnya tekanan darah. Setelah dianalisis bahwa
indikator tersebut sudah baik, walaupun belum mencapai standar. Hal ini terjadi karena adanya dokter
spesialis rehabilitasi medik tidak merekomendasikan untuk melaksanakan rehabilitasi medik
Rekomendasi :
- Agar dapat ditingkatkan mutu pelayanannya sesuai dengan PPK dan Clinical Pathway
- Agar dapat dijadikan indiaktor mutu RS untuk tahun 2019
55
IMLS.3. Penggunaan Systemic Corticosteroids Pada Pasien Anak Rawat Inap Penderita
Asma
Data Rekapitulasi Penggunaan Systemic Corticosteroids Pada Pasien Anak Rawat
Inap Penderita Asma Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah Pasien
Penderita Asma
0 0 0 0 3 2 0 0 0 1 1 2
Penggunaan
Systemic
Corticosteroids
Pada Pasien
Anak Rawat
Inap Penderita
Asma
0 0 0 0 2 2 0 0 0 1 1 2
Persentase Penggunaan Systemic Corticosteroids Pada Pasien Anak Rawat Inap Penderita
Asma :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Penggunaan
Systemic
Corticosteroids
Pada Pasien
Anak Rawat
Inap Penderita
Asma (%)
0 0 0 0 67 100 - - - 100 100 100
Standar (%) 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
56
Grafik Penggunaan Systemic Corticosteroids Pada Pasien Anak Rawat Inap
Penderita Asma
Analisa :
Asma adalah penyakit kronik yang paling umum pada anak-anak dan merupakan penyebab utama
angka kesakitan serta dapat meningkatkan pembiayaan kesehatan. Pada anak-anak, asma adalah
alasan paling sering untuk dirawat di rumah sakit. Perawatan yang tidak sesuai dalam penanganan
asma diketahui sebagai kontributor utama terhadap angka kesakitan dan kematian pada anak-anak
yang menderita asma. Hasil analisis masih ada pasien anak rawat inap penderita asma yang tidak
mendapat kortikosteroid
Rekomendasi :
- Agartetap meningkatan mutu pelayanan
- Agar dapat dijadikan indiaktor mutu RS untuk tahun 2019
57
IMLS.4. Angka Kejadian Dekubitus gr II /Lebih Pada Pasien Berisiko Dekubitus
Data Rekapitulasi Angka Kejadian Dekubitus gr II /Lebih Pada Pasien Berisiko
Dekubitus Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah Tirai
Bring Total
1205 1254 878 1229 969 1210 1186 1023 967 1113 852 954
Angka Kejadian
Dekubitus gr II
0 0 2 1 0 0 2 1 0 1 2 3
Persentase Angka Kejadian Dekubitus gr II /Lebih Pada Pasien Berisiko Dekubitus :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Angka Kejadian
Dekubitus gr II
(%)
0.00 0.00 0.02 0.01 0.00 0.00 0.02 0.01 0.00 0.01 0.02 0.03
Standar (%) 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Grafik Angka Kejadian Dekubitus gr II /Lebih Pada Pasien Berisiko Dekubitus
Analisis :
Dekubitus adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gangguan integritas kulit. Terjadi
akibat tekanan, gesekan dan atau kombinasi di daerah kulit dan jaringan di bawahnya.
Jumlah kejadian dekubitus adalah yang merupakan jumlah pasien yang teridentifikasi dekubitus
baru yang terjadi selama periode perawatan.
Klasifikasi dekubitus adalah sebagai berikut :
58
- Dekubitus gr-I : Eritema, kulit dalam kondisi utuh, kulit tidak berwarna, hangat, atau keras juga
dapat menjadi indikator (dalam hal ini tidak dianggap sebagai kejadian, karena masih reversible
dengan cepat jika dilaksanakan pencegahan yang baik)
- Dekubitus gr-II : Hilangnya sebagian ketebalan kulit meliputi epidermis dan dermis. Luka
superficial dan secara klinis terlihat seperti abrasi, lecet, atau lubang yang dangkal.
- Dekubitus gr-III : Hilangnya seluruh ketebalan kulit meliputi jaringan subkutan atau nekrotik
yang melebar kebawah tapi tidak melampaui fascia yang berada di bawahnya
- Dekubitus gr-IV : Hilangnya seluruh ketebalan kulit disertai nekrosis jaringan atau kerusakan
otot, tulang, atau struktur penyangga misalnya kerusakan jaringan epidermis, dermis,
subkutaneus, otot dan kapsul sendi
Pasien yang berisiko terjadi dekubitus adalah pasien baru setelah dilakukan pengkajian memiliki
satu atau lebih faktor risiko sebagai berikut :
- Usia lanjut lebih dari 75 tahun
- Ketidak mampuan bergerak pada bagian tertentu dari tubuh tanpa bantuan, seperti pada cedera
medulaspinalis atau cedera kepala atau mengalami penyakit neuromuskuler
- Malnutrisi atau status gizi
- Berbaring lama, mengalami penekanan disalah satu atau lebih area tubuh lebih dari 2 jam
ditempat tidur atau penggunaan kursi roda
- Mengalami kondisi kronik seperti DM, penyakit vaskuler
- Inkontinen urine dan feses, yang dapat menyebabkan iritasi kulit akibat kulitnya lembab.
Hasil analisis pada grafik diatas terlihat bahwa angka kejadian masih sesuai standar. Hal ini dapat
terjadi karena penanganan Dekubitus sesuai dengan SPO.
Rekomendasi :
- Agar tetap mempertahankan mutu pelayanan
- Agar dapat dijadikan indiaktor mutu RS untuk tahun 2019
59
IMLS.5. Memberikan ASI Ekslusif Selama Bayi Yang Baru Lahir Dirawat di Rumah
Sakit
Data Rekapitulasi Memberikan ASI Ekslusif Selama Bayi Yang Baru Lahir
Dirawat di Rumah Sakit Tahun 2018 :
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah Pasien 14 19 20 26 17 19 15 21 17 21 12 11
Pemberian ASI
Ekslusif
8 15 20 24 15 19 14 20 17 19 9 9
Persentase Memberikan ASI Ekslusif Selama Bayi Yang Baru Lahir Dirawat di Rumah Sakit
:
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Pemberian ASI
Ekslusif (%)
57 79 100 92 88 100 93 95 100 90 75 82
Standar (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Grafik Memberikan ASI Ekslusif Selama Bayi Yang Baru Lahir Dirawat di Rumah Sakit
Analisa :
Memberikan ASI ekslusif selama bayi yang baru lahir dirawat di rumah sakit yang dimaksud adalah
apabila bayi masih berada dirumah sakit maka bayi diharapkan harus benar-benar mengkonsumsi
60
hanya ASI tanpa adanya susu formula yang diberikan. KIE kepada ibu untuk selanjutnya memberikan
ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Hasil analisis : pada grafik diatas terlihat berfluktuasi. Ini
disebabkan karena beberapa ibu masih ada yang tergantung dari susu formula tidak memberikan asi.
Rekomendasi :
- Agar tetap melakukan komunikasi/ edukasi dengan memberitahukan manfaat asi bagi ibu-ibu.
- Agar dapat dijadikan indiaktor mutu RS untuk tahun 2019
61
D.2. DATA INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
NO BULAN
JENIS INSIDEN
TGL
KEJADIAN
LAPORAN
KE TIM SKP KETERANGAN
Sentinel KTD KNC KTC KPC Ada Tidak
ada
1. Januari - - - - - - - - -
2. Februari - - - - - - - - -
3. Maret - - - - - - - - -
4. April - + - - - 23 April
2018
+ - Pasien Jatuh di
kamar mandi
ruangan St.
Melania 5. Mei - - - - - - - - -
6. Juni - - - - - - - - -
7. Juli - - - - -
8. Agustus - - - - -
9. Septemb
er
- - - - -
10. Oktober - - - - -
11. Novemb
er
- - - - -
12. Desemb
er
- - - - -
E. KESIMPULAN
Demikianlah Laporan Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit Periode Tahun 2018 dan Data
Insiden Keselamatan Pasien Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, semoga dapat dipergunakan
sebaik-baiknya.
Terima Kasih.
Ketua PMKP RS Santa Elisabeth Medan
Dr. Adrian M. Hutauruk M.Kes