laporan hidrogen dan oksigen fix
DESCRIPTION
LAPORAN KIMIA ANORGANIK IITRANSCRIPT
Hidrogen dan Oksigen
I. Judul Percobaan :
Hidrogen dan Oksigen
II. Hari / Tanggal Percobaan :
Senin / 27 Oktober 2014; 09.00 WIB
III. Selesai Percobaan :
Senin / 27 Oktober 2014; 11.00 WIB
IV. Tujuan Percobaan :
Percobaan Hidrogen:
1. Mengetahui cara pembuatan gas hidrogen
2. Mengetahui sifat-sifat gas hidrogen dan senyawanya
3. Mengidentifikasi gas hidrogen dan senyawanya.
Percobaan Oksigen:
4. Mengetahui cara pembuatan gas oksigen di laboratorium
5. Mengetahui adanya gas oksigen dalam suatu senyawa
V. Tinjauan Pustaka :
Hidrogen
Hidrogen adalah unsur teringan yang terdapat dalam tabel
periodik dan merupakan unsur yang paling banyak terdapat di jagat raya
dengan presentase kadar hidrogen di jagat raya adalah 75% berat atau 93%
mol. Hidrogen terdapat di bumi sampai diruang angkasa sebagai penyusun
bintang. Hidrogen dalam bentuk unsurnya berupa gas diatomik (H2), gas H2
merupakan gas yang paling ringan, tidak berwarna, dan tidak berbau, dan
gas ini bersifat mudah terbakar dengan adanya oksigen. Gas hidrogen di
alam terdapat dalam dua bentuk molekular yaitu orthohidrogen dan
parahidrogen, kedua bentuk molekular ini berbeda dalam hal spin relatif
elektron dan inti atomnya. Pada ortohidrogen spin dua protonnya adalah
parallel sehingga membentuk keadaan olekular yang disebut sebagai “triplet
1Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
dengan bilangan kuantum spin 1 (1/2+1/2), pada parahidrogen maka spin
protonya antiparalel sehingga membentuk keadaan “singlet” dan bilangan
kuantum spinnya 0 (1/2-1/2). Pada keadaan STP (Standard Temperature
Pressure) gas hydrogen tersusun dari 25% bentuk para dan 75% bentuk
ortho. Bentuk orto tidak dapat dimurnikan, disebabkan perbedaan kedua
bentuk hydrogen tersebut maka sifat fisika keduanya juga berbeda.
Hidrogen memiliki nomor atom 1 dan nomor massa 1,008. Dengan
nomor atom ini maka hidrogen memiliki konfigurasi electron 1s1 dan
jumlah electron dalam kulit atomnya 1. Hidrogen diletakkan dibagian atas
bersama dengan golongan 1A, tapi perlu diingat bahwa hidrogen bukan
merupakan anggota golongan 1A dan hidrogen bukan anggota golongan
manapun di dalam tabel periodik. Hidrogen diletakkan dalam periode 1
bersama dengan helium, dan blok tempat hidrogen berada pada sistem
periodik adalah pada blok s.
Hidrogen dapat membentuk senyawa dengan kebanyakan unsur
dan dapat dijumpai dalam air dan senyawa-senyawa organik. Isotop
hidrogen yang paling banyak dijumpai di alam adalah protium, yang inti
atomnya hanya mempunyai proton tunggal dan tanpa neutron. Senyawa
ionik hidrogen dapat bermuatan positif (kation) ataupun negatif (anion).
Hidrogen sangat penting dalam reaksi asam basa yang mana banyak reaksi
ini melibatkan pertukaran proton antar molekul terlarut. Oleh karena
hidrogen merupakan satu-satunya atom netral yang persamaan
Schrödingernya dapat diselesaikan secara analitik, kajian pada energetika
dan ikatan atom hidrogen memainkan peran yang sangat penting dalam
perkembangan mekanika kuantum.
Gas hidrogen adalah gas yang mudah terbakar. Gas hydrogen
bersifat eksplosif jika membentuk campuran dengan udara dengan
perbandingan volume 4%-75% dan dengan klorin dengan perbandingan
volume 5%-95%. Disebabkan gas hydrogen sangat ringan maka api yang
2Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
disebabkan pembakaran gas hidrogen cenderung bergerak ke atas dengan
cepat sehingga mengakibatan kerusakan yang sangat sedikit jika
dibandingkan dengan api yang berasal dari pembakaran hidrokarbon.
Reaksi spontanitas ini biasanya di picu oleh adanya kilatan api, panas, atau
cahaya matahari. Entalpi pembakaran gas hydrogen adalah -256 kJ/mol
dengan reaksi:
2 H2(g) + O2(g) → 2H2O(l) + 572 kJ
Hidrogen sangat reaktif dan bereaksi dengan setiap unsur yang
bersifat oksidator dan bersifat lebih elektronegatif dibandingkan hidrogen
seperti golongan halide. Hidrogen dapat bereaksi secara spontan dengan
klorin dan florin pada temperature kamar membentuk hydrogen halide.
Hidrogen juga dapat membentuk senyawa dengan unsur yang kurang
bersifat elektronegatif misalnya logam dengan membentuk hidrida.
Kelarutan hidrogen dalam pelarut organik sangat kecil jika
dibandingkan dengan kelarutannya dalam air. Hidrogen dapat terserap
dalam metal seperti baja. Penyerapan hidrogen oleh baja ini menyebabkan
baja bersifat mudah patah sehingga menyebabkan kerusakan dalam
pembuatan peralatan. Dengan sifat ini maka ilmuwan dapat menyimpan ga
hidrogen dalam logam platinum.
Pada suhu normal hydrogen terdapat dalam bentuk diatomiknya
akan tetapi pada suhu yang sangat tinggi hidrogen terdisosiasi menjadi
atom-ataomnya. Atom hydrogen sangat reaktif dan dapat bereaksi dengan
oksida logam seperti perak, tembaga, timbal, bismuth, dan raksa untuk
menghasilkan logam bebasnya.
Atom hidrogen juga dapat bereaksi dengan senyawa organik untuk
membentuk kompleks seperti dengan C2H4 membentuk C2H6 dan C4H10.
Pada tekanan yang sangat tinggi hydrogen bisa memiliki sifat seperti logam.
Sifat Fisika dan Kimia Hidrogen
Sifat Fisika
3Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
Titik lebur : -259,140C
Titik didih : -252,87 oC
Warna : tidak berwarna
Bau : tidak berbau
Densitas : 0,08988 g/cm3 pada 293 K
Kapasitas panas : 14,304 J/gK
Sifat Kimia
Panas Fusi : 0,117 kJ/mol H2
Energi ionisasi : 1312 kJ/mol
Afinitas elektron : 72,7711 kJ/mol
Panas atomisasI : 218 kJ/mol
Panas penguapan : 0,904 kJ/mol H2
Jumlah kulit : 1
Biloks minimum : -1
Elektronegatifitas : 2,18 (skala Pauli)
Konfigurasi elektron : 1s1
Biloks maksimum : 1
Volume polarisasi : 0,7 Å3
Struktur : hcp (hexagonal close packed) (padatan H2)
Jari-jari atom : 25 pm
Konduktifitas termal : 0,1805 W/mK
Berat atom : 1,0079
Potensial ionisasi : 13,5984 eV
Memproduksi Hidrogen Skala Laboratorium
Dalam skala laboratorium hidrogen biasanya dibuat dari hasil
samping reaksi tertentu misalnya mereaksikan logam dengan asam seperti
mereaksikan antara besi dengan asam sulfat.
Fe(s) + H2SO4(aq) → FeSO4(aq) + H2(g)
4Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
Sejumlah kecil hidrogen dapat juga diperoleh dengan mereaksikan
kalsium hidrida dengan air. Reaksi ini sangat efisien dimana 50% gas
hydrogen yang dihasilkan diperoleh dari air.
CaH2(s) + 2 H2O(l) → Ca(OH)2(aq) + 2 H2(g)
Elektrolisis air juga sering dipakai untuk menghasilkan hidrogen
dalam skala laboratorium, arus dengan voltase rendah dialirkan dalam air
kemudian gas oksigen akan terbentuk di anoda dan gas hIdrogen akan
terbentuk di katoda.
2 H2O(l) → 2 H2(g) + O2(g)
Memproduksi Hidrogen Skala Industri
Dalam skala industri hidrogen dapat dibuat dari hidrokarbon, dari
produksi secara biologi melalui bantuan alga dan bakteri, melalui
elektrolisis, ataupun termolisis. Produksi hidrogen dari hidrokarbon masih
menjadi primadona disebabkan dengan metode ini bisa dihasilkan hidrogen
dalam jumlah yang melimpah sehingga metode yang lain perlu
dikembangkan lagi akar meningkatkan nilai ekonomi hidrogen.
a. Pembuatan hidrogen dari hidrokarbon
Hidrogen dapat dibuat dari gas alam dengan tingkat efisiensi sekitar
80% tergantung dari jenis hidrokarbon yang dipakai. Pembuatan hydrogen
dari hidrokarbon menghasilkan gas CO2, sehingga CO2 ini dalam prosesnya
dapat dipisahkan. Produksi komersial hidrogen menggunakan proses
“steam reforming” menggunakan methanol atau gas alam dan
menghasilkan apa yang disebut sebagai syngas yaitu campuran gas H2 dan
CO.
CH4 + H2O → 3H2 + CO + 191,7 kJ/mol
Panas yang dibutuhkan oleh reaksi diperoleh dari pembakaran
beberapa bagian methane. Penambahan hasil hydrogen dapat diperoleh
5Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
dengan menambahkan uap air kedalam gas hasil reaksi yang dialirkan
dalam reaktor bersuhu 130oC.
CO + H2O → CO2 + H2 – 40,4 kJ/mol
Reaksi yang terjadi adalah pengabilan oksigen dari molekul air ke
CO untuk menjadi CO2. Reaksi ini menghasilkan panas yang dapat dipakai
untuk menjaga suhu reaktor.
b. Pembuatan hidrogen dari air melalui elektrolisis
Hidrogen dapat dibuat dari proses elektrolisis air dengan
menggunakan suplai energi yang dapat diperbaharuhi misalnya angin,
hydropower, atau turbin. Dengan cara elektrolisis maka produksi yang
dijalankan tidak akan menghasilkan polusi. Proses elektrolisis menjadi
salah satu proses yang memiliki nilai ekonomi yang urah dibandingkan
dengan menggunakan bahan baku hidrokarbon. Salah satu teknik
elektrolisis yang mendapatkan perhatian cukup tinggi adalah “elektrolisis
dengan menggunakan tekanan tinggi” dalam teknik ini elektrolisis
dijalankan untuk menghasilkan gas hidrogen dan oksigen dengan tekanan
sekitar 120-200 Bar. Teknik lain adalah dengan menggunakan “elektrolisis
temperatur tinggi” dengan teknik ini konsumsi energi untuk proses
elektrolisis sangat rendah sehingga bisa meningkatkan efisiensi hingga
50%. Proses elektrolisis dengan menggunakan metode ini biasanya
digabungkan dengan instalasi reactor nuklir disebabkan karena bila
menggunakan sumber panas yang lain maka tidak akan bisa menutup
biaya peralatan yang tergolong cukup mahal
c. Pembuatan hidrogen melalui proses biologi
Beberapa macam alga dapat menghasilkan gas hydrogen sebagai
akibat proses metabolismenya. Produksi secara biologi ini dapat dilakukan
dalam bioreaktor yang mensuplay kebutuhan alga seperti hidrokarbon dan
dari hasil reaksi menghasilkan H2 dan CO2 Dengan menggunakan metode
6Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
tertentu CO2 dapat dipisahkan sehingga kita hanya mendapatkan gas H2
saja.
d. Dekomposisi air dengan gelombang radio
Dengan menggunakan gelombang radio maka dapat menghasilkan
hidrogen dari air laut dengan dasar proses dekomposisi. Jika air ini
diekspos dengan sinar terpolarisasi dengan frekuensi 13,56 MHz pada
suhu kamar maka air laut dengan konsentrasi NaCl antara 1-30% dapat
terdekomposisi menjadi hidrogen dan oksigen.
e. Termokimia
Terdapat lebih dari 352 proses termokimia yang dapat dipakai
untuk proses splitting atau termolisis dengan cara ini kita tidak
membutuhkan arus listrik akan tetapi hanya sumber panas. Beberapa
proses termokimia ini adalah CeO2/Ce2O3, Fe3O4/FeO, S-I, Ce-Cl, Fe,Cl dan
lainnya. Reaski yang terjadi pada proses ini adalah: 2H2O → 2H2 + O2 dan
semua bahan yang dipergunakan dapat didaur ulang kembali menuju
proses yang baru
Senyawa Hidrogen
1. Hidrida
Istilah hidrida dipakai untuk menyatakan bahwa bilangan oksidasi
hidrogen yang bereaksi dengan unsur yang lain adalah -1 dan dinotasikan
sebagai H-. Beberapa contoh senyawa hidrida adalah LiH, NaH, LiAlH4,
BeH2 dan lainnya. Ikatan dalam senyawa hidrida dapat bersifat kovalen
hingga sangat bersifat ionik dan hidrida ini bisa menjadi bagian molekul,
oligomer, polimer, padatan ion, layer dalam absorbsi kimia, atau bahkan
menjadi bagian dari suatu logam. Hidrida bereaksi sebagai basa lewis dan
bersifat sebagai reduktor dan bisa juga bisa bereaksi dengan radikal
hidrogen dan proton. Berbagai macam unsur dapat membentuk hidrida
dan sekarang menjadi subyek penelitian yang penting untuk menemukan
7Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
logam yang dapat menyimpan hydrogen untuk pembangkit listrik atau
baterai. Hidrida juga memerankan peranan yang penting dalam sintesis
senyawa organik disebabkan bersifat sebagai reduktor.
2. Hidrokarbon
Dalam bidang organik senyawa hidrokarbon didefinisikan sebagai
senyawa yang pada dasarnya terdiri dari hidrogen dan karbon, akan tetapi
pengertian ini semakin meluas disebabkan beberapa hidrokarbon juga
mengandung unsur lain seperti fosfor, nitrogen, belerang dan bahkan
logam (organometalik). Golongan hidrokarbon sangat luas diantaranya
alkana, alkena, alkuna, alkohol, ester, asam karboksilat, aldehid, keton,
amida, senyawa aromatik dan berbabagai macam makromolekul seperti
golongan proten, dan karbohidrat.
Umumnya hidrokarbon merupakan sumber energi utama yang ada
di bumi akan tetapi dengan pertimbangan kondisi bumi saat ini maka
penggunaan energi ini mulai sedikit-demi sedikit dialihkan ke sumber
energi yang ramah lingkungan. Hidrokarbon juga merupakan sumber atau
bahan dasar untuk membuat berbagai macam senyawa organik yang lain
misalnya, industri petrokimia menjadi dasar untuk pembuatan senyawa
kimia yang lain.
3. Hidrogen Halida
Hidrogen halida adalah senyawa kimia yang dihasilkan dari reaksi
antara hidrogen dengan unsur halide yaitu golongan 7 misalnya HF, HCl,
HBr, dan HI. Senyawa HAt jarang ditemukan di alam dan bersifat tidak
stabil. Senyawa hydrogen halide (HX) bersifat asam disebabkan
kecenderungan mereka melepaskan H+ dalam larutan. Kecuali HF maka
hydrogen halide yang lain adalah asam kuat. Dalam larutan sesama
molekul halide dapat membentuk ikatan hydrogen dimana ikatan ini
menyebabkan beberapa senyawa memiliki titik didih yang lebih tinggi dari
8Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
yang diperkirakan. Kecenderungan hidrogen bereaksi dengan halide ini
disebakan mereka memiliki perbedaan kelektronegatifitas yang cukup
besar. Berikut perbandingan ukuran atom dan momen dipole beberapa
hidrogen halida.
Gambar: Perbandingan ukuran atom dan momen dipol beberapa
hidrogen halida
4. Air (H2O)
Molekul air memiliki dua atom hidrogen dan satu atom oksigen
yang terikat secara kovalen. Oksigen mengikat hidrogen dengan kuat
disebabkan oksigen memiliki elektronegatifitas yang tinggi sehingga
dihasilkan kutub positif dan negatif dalam molekul air sehingga hal ini
menyumbangkan bahwa molekul air memiliki momen dipole. Sesama
molekul air dapat membentuk ikatan hidrogen sehingga meningkatkan titik
didih air. Air dapat didiskripsikan sebagai molekul yang memiliki kepolaran
sehingga dapat terdeprotonasi dengan reaksi:
2 H2O (l) → H3O+ (aq) + OH (aq)
Konstanta disosiasi ini atau Kw adalah 10-14 pada 25 oC.
Oksigen
9Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
Dioksigen (O2) adalah gas tak berwarna dan tak berbau (bp-
183.0oC) menempati 21% karena atom oksigen juga komponen utama air
dan batuan, oksigen adalah unsur yang paling melimpah di kerak bumi.
Walaupun unsur ini melimpah, oksigen dibuktikan sebagai unsur baru di
abad ke-18. Karena kini sejumlah besar oksigen digunakan untuk produksi
baja, oksigen dipisahkan dalam jumlah besar dari udara yang dicairkan.
Isotop oksigen 16O (kelimpahan 99.762%), 17O (0.038%), dan 18O
(0.200%). 17O memiliki spin I = 5/2 dan isotop ini adalah nuklida yang
penting dalam pengukuran NMR. 18O digunakan sebagai perunut dalam
studi mekanisme reaksi. Isotop ini juga bermanfaat untuk penandaan garis
absorpsi spektrum IR atau Raman dengan cara efek isotop.
Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel
periodik yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Oksigen
merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan terutama dalam
proses pernapasan. Oksigen merupakan unsur golongan kalkogen dan
dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya
(utamanya menjadi oksida). Semua kelompok molekul struktural yang
terdapat pada organisme hidup, seperti protein, karbohidrat, dan lemak,
mengandung oksigen.
Ion superoksida, O2-, dan ion peroksida, O2
2-, adalah anion-anion
dioksigen. Keduanya dapat diisolasi sebagai garam logam alkali. Ada
keadaan oksidasi lain, O2+, yang disebut kation dioksigen (1+), dan dapat
diisolasi sebagai garam dengan anion yang cocok.
Struktur Oksigen
Pada temperatur dan tekanan standar, oksigen berupa gas tak
berwarna dan tak berasa dengan rumus kimia O2, dimana dua atom oksigen
secara kimiawi berikatan dengan konfigurasi elektron triplet spin. Ikatan ini
memiliki orde ikatan dua dan sering dijelaskan secara sederhana sebagai
10Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
ikatan ganda ataupun sebagai kombinasi satu ikatan dua elektron dengan
dua ikatan tiga elektron.
Oksigen triplet merupakan keadaan dasar molekul O2. Konfigurasi
elektron molekul ini memiliki dua elektron tak berpasangan yang
menduduki dua orbital molekul yang berdegenerasi. Kedua orbital ini
dikelompokkan sebagai antiikat (melemahkan orde ikatan dari tiga menjadi
dua), sehingga ikatan oksigen diatomik adalah lebih lemah daripada ikatan
rangkap tiga nitrogen.
Dalam bentuk triplet yang normal, molekul O2 bersifat
paramagnetik, karena spin momen magnetik memiliki elektron tak
berpasangan pada molekul tersebut, sehingga terjadi energi pertukaran
negatif antara molekul O2 yang bersebelahan. Oksigen cair akan tertarik
kepada magnet, sedemikiannya pada percobaan laboratorium, jembatan
oksigen cair akan terbentuk di antara dua kutub magnet kuat.
Secara alami, oksigen singlet umumnya dihasilkan dari air selama
fotosintesis. Ia juga dihasilkan di troposfer melalui fotolisis ozon oleh sinar
berpanjang gelombang pendek, dan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai
sumber oksigen aktif. Karotenoid pada organisme yang berfotosintesis
(kemungkinan juga ada pada hewan) memainkan peran yang penting dalam
menyerap oksigen singlet dan mengubahnya menjadi berkeadaan dasar tak
tereksitasi sebelum ia menyebabkan kerusakan pada jaringan.
Oksigen memiliki dua bentuk alotropi, yaitu sebagai molekul
diatomik (O2 = Oksigen) dan molekul trioksida (O3 = Ozon). Alotrop oksigen
elementer yang umumnya ditemukan di bumi adalah dioksigen O2 yang
memiliki panjang ikat 121 pm dan energi ikat 498 kJ·mol-1. Alotrop oksigen
ini digunakan oleh makhluk hidup dalam respirasi sel dan merupakan
komponen utama atmosfer bumi.
Trioksigen (O3), dikenal sebagai ozon, merupakan alotrop oksigen
yang sangat reaktif dan dapat merusak jaringan paru-paru. Ozon diproduksi
11Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
di atmosfer bumi ketika O2 bergabung dengan oksigen atomik yang
dihasilkan dari pemisahan O2 oleh radiasi ultraviolet (UV). Oleh karena ozon
menyerap gelombang UV dengan sangat kuat, lapisan ozon yang berada di
atmosfer berfungsi sebagai perisai radiasi yang melindungi planet. Namun,
dekat permukaan bumi, ozon merupakan polutan udara yang dibentuk dari
produk sampingan pembakaran otomobil.
Sifat Fisik
Warna oksigen cair adalah biru seperti warna biru langit. Fenomena
ini tidak berkaitan; warna biru langit disebabkan oleh penyebaran Rayleigh.
Oksigen lebih larut dalam air daripada nitrogen. Air mengandung sekitar
satu molekul O2 untuk setiap dua molekul N2, bandingkan dengan rasio
atmosferik yang sekitar 1:4. Kelarutan oksigen dalam air bergantung pada
suhu. Pada suhu 0 °C, konsentrasi oksigen dalam air adalah 14,6 mg·L−1,
manakala pada suhu 20 °C oksigen yang larut adalah sekitar 7,6 mg·L−1 .
Pada suhu 25 °C dan 1 atm udara, air tawar mengandung 6,04 mililiter (mL)
oksigen perliter, manakala dalam air laut mengandung sekitar 4,95 mL per
liter. Pada suhu 5 °C, kelarutannya bertambah menjadi 9,0 mL (50% lebih
banyak daripada 25 °C) per liter untuk air murni dan 7,2 mL (45% lebih) per
liter untuk air laut.
Oksigen mengembun pada 90,20 K (−182,95 °C, −297,31 °F), dan
membeku pada 54.36 K (−218,79 °C, −361,82 °F). Baik oksigen cair dan
oksigen padat berwarna biru langit. Hal ini dikarenakan oleh penyerapan
warna merah. Oksigen cair dengan kadar kemurnian yang tinggi biasanya
didapatkan dengan distilasi bertingkatudara cair; Oksigen cair juga dapat
dihasilkan dari pengembunan udara, menggunakan nitrogen cair dengan
pendingin. Oksigen merupakan zat yang sangat reaktif dan harus dipisahkan
dari bahan-bahan yang mudah terbakar.
12Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
Pembuatan Oksigen
Oksigen dapat dibuat dalam skala besar di industri dan dapat juga
dalam skala kecil di laboratorium. Dalam skala besar di industri, pembuatan
oksigen diperoleh dari destilasi bertingkat udara cair.Prosesnya, mula-mula
udara disaring untuk menghilangkan debu lalu dimasukkan ke dalam
kompresor. Pada kompresi ini suhu udara akan naik, kemudian didinginkan
dalam pendingin. Udara dingin mengembang melalui celah, dan hasilnya
adalah udara yang suhunya lebih dingin, cukup untuk menyebabkannya
mencair. Udara cair disaring untuk memisahkan CO2 (s) dan air yang telah
membeku. Kemudian udara cair itu memasuki bagian puncak kolom di mana
nitrogen, komponen yang paling mudah menguap, keluar sebagai gas. Pada
pertengahan kolom, gas argon keluar dan selanjutnya oksigen cair.
Komponen lain yang paling sulit menguap akan terkumpul di dasar.
Berturut-turut titik didih normal nitrogen, argon, dan oksigen adalah -
195,8, -185,7, dan -183,0°C.
Dalam membuat gas oksigen dalam skala kecil di laboratorium
dapat dilakukan dengan cara antara lain:
a. Memanaskan serbuk kalium klorat KClO3 dengan katalisator
mangan oksida (batu kawi), MnO2 sebagai katalis Reaksinya :
2KClO3 (s) + MnO2 (s) → 2KCl (s) + O2 (g)
b. Menguraikan hidrogen peroksida H2O2 dengan MnO2 sebagai katalis
H2O2 (l) + MnO2 → H2O (l) + O2 (g)
c. Elektrolisis air yang diberi asam sulfat H2SO4
2H2O (l) → 2H2 (g) + O2 (g)
d. Memanaskan barium peroksida BaO2
BaO2 (s) → 2BaO (s) + O2 (g)
Senyawa Oksigen
Oksigen dengan konfigurasi elektron [He] 2s2 2p4 adalah unsur yang
sangat elektronegatif (skala Paulling = 3,5), nomor dua terbesar setelah
13Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
fluor (skala Paulling = 4,1). Oleh karena itu, semua unsur bereaksi dengan
oksigen membentuk senyawa oksida, kecuali gas mulia. Selain itu, juga
membentuk senyawa peroksida dan superoksida. Ini dimungkinkan karena
oksigen dapat mempunyai beberapa bilangan oksidasi dalam senyawanya.
Keadaan oksidasi oksigen adalah -2 untuk hampir semua senyawa oksigen
yang diketahui. Keadaan oksidasi -1 ditemukan pada beberapa senyawa
seperti peroksida. Senyawa oksigen dengan keadaan oksidasi lainnya sangat
jarang ditemukan, yakni -1/2 (superoksida), -1/3 (ozonida), 0 (asam
hipofluorit), +1/2 (dioksigenil), +1 (dioksigen difluorida), dan +2 (oksigen
difluorida).
a. Senyawa oksida
Oksida adalah senyawa biner suatu unsur dengan oksigen. Sebagian
besar oksida diperoleh langsung dengan mereaksikan unsurnya langsung
dengan oksigen. Oksida-oksida dasar yang sederhana jika bereaksi dengan
air akan menghasilkan hidroksida logam. Sebagai contoh, lithium oksida
bereaksi dengan air menghasilkan larutan lithium hidroksida yang tidak
berwarna. Oksida dapat diklasifikasikan ke dalam lima golongan,
yaitu oksida nonlogam (oksida asam), oksida logam (oksida basa), oksida
amfoter, oksida netral, dan oksida campuran:
1. Oksida asam, adalah suatu oksida yang dengan air akan
membentuk asam, biasanya merupakan oksida non-logam.
Misalnya: SO3, CO2, dan lain-lain.
2. Oksida basa, adalah suatu oksida yang dengan air akan
membentuk basa, biasanya merupakan oksida logam. Misalnya
barium oksida bereaksi dengan air menghasilkan basa menurut
persamaan reaksi : BaO(s ) + H2O(l) → Ba(OH)2(aq)
3. Oksida amfoter, adalah suatu oksida yang dapat bereaksi
dengan asam maupun basa. Contoh jika bereaksi dengan :
Bereaksi dengan asam :
14Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
ZnO(s) + 2H3O+ (aq)→ Zn2+ (aq)+ 3H2O (l)
Bereaksi dengan basa :
ZnO(s) + 2OH- (aq)+ H2O (l)→ [Zn(OH)4]2-(aq)
4. Oksida netral, adalah suatu oksida yang tidak bereaksi dengan
asam maupun basa. Misalanya : H2O, N2O, NO, CO
5. Oksida campuran, merupakan campuran dari oksida sederhana.
Misalanya: Pb3O4merupakan campuran dari dua bagian PbO dan
satu bagian PbO2.
b. Senyawa Peroksida
Peroksida adalah senyawa oksida yang memiliki bilangan oksidasi -
1. Misalnya, H2O2, Na2O2, BaO2. Senyawa peroksida yang banyak digunakan
adalah hidrogen peroksida, H2O2.
Hidrogen peroksida, H2O2, merupakan cairan biru pucat dengan titik
beku -0,46oC. Cairannya lebih kental daripada air (1,47 g/cm3) karena
kuatnya ikatan hidrogen. Senyawa murninya tidak stabil. Peruraian
H2O2 merupakan reaksi eksoterm yang dikatalisis oleh cahaya dan berbagai
bahan (seperti besi dan tembaga), menurut persamaan reaksi :
2H2O2(l) → 2H2O(l) + O2(g) ∆G = -119,2 kJ mol-1
Hidrogen peroksida berfungsi dalam berbagai reaksi oksidasi reduksi.
Sebagai pengoksidasi : H2O2 + 2I- + 2H+ → 2H2O + I2
Sebagai pereduksi : 5H2O2 + 2MnO4– + 6H+ → 2Mn2+ + 8H2O + 5O2
Hidrogen peroksida juga dapat digunakan untuk pemutih pulp
kertas, tekstil, kulit, lemak dan minyak, dan rambut. Dalam industri,
digunakan sebagai pereaksi kimia organik, polimer, obat-obatan dan
produksi makanan. Hidrogen peroksida encer digunakan dalam rumah
tangga untuk antiseptik ringan dan pemutih kain.
c. Senyawa Superoksida
15Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
Senyawa oksida yang memeiliki bilangan oksida -1/2.
Misalnya, RbO2, CsO2, K2O2. Salah satu contoh penggunaan senyawa
superoksida, misalnya pada Kalium superoksida. Dalam sistem tertutup pada
kapal selam, kalium superoksida digunakan untuk menghilangkan gas
karbon dioksida hasil pernafasan para kru kapal selam.
d. Ozon
Ozon adalah salah satu bentuk alotropi dari oksigen. Ozon murni
adalah gas berwarna biru muda dan berbau tajam. Ozon cair berwarna biru
tua, sedangkan ozon padat berwarna ungu tua. Ozon cair mendidih pada -
1800C. Ozon bersifat tidak stabil, baik dalam bentuk gas, cair atau padat.
Ozon cair mudah meledak. Ozon dipercayai sebagai bahan beracun dan
bahan cemar biasa. Ozon mempunyai bau yang tajam, menusuk hidung.
Ozon juga terbentuk pada kadar rendah dalam udara akibat arus listrik
seperti kilat, dan oleh tenaga tinggi seperti radiasi eletromagnetik. UV
dikaitkan dengan pembentukan kanker kulit dan kerusakan genetik.
Peningkatan tingkat uv juga mempunyai dampak kurang baik terhadap
sistem imunisasi hewan, organisme akuatik dalam rantai makanan,
tumbuhan dan tanaman. Penyerapan sinar UV berbahaya oleh ozon
stratosfer amat penting untuk se bumi.
Ozon terdiri dari tiga molekul oksigen dan amat berbahaya pada
kesehatan manusia. Secara alamiah, ozon dihasilkan melalui percampuran
cahaya ultraviolet dengan atmosfer bumi dan membentuk suatu lapisan
ozon pada ketinggian 50 kilometer.
Ozon tertumpu di bawah stratosfer di antara 15 dan 30 km di atas
permukaan bumi yang dikenal sebagai 'lapisan ozon'. Ozon dihasilkan
dengan pelbagai persenyawaan kimia, tetapi mekanisme utama penghasilan
dan perpindahan dalam atmosfer adalah penyerapan tenaga sinar
ultraviolet (UV) dari matahari.
16Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
Ozon (O3) dihasilkan apabila O2 menyerap sinar ultraviolet pada
jarak gelombang 242 nanometer dan disingkirkan dengan fotosintesis dari
sinar bagi jarak gelombang yang besar dari 290 nm. O3 juga merupakan
penyerap utama sinar UV antara 200 dan 330 nm. Penggabungan proses-
proses ini efektif dalam meneruskan kekonstanan bilangan ozon dalam
lapisan dan penyerapan 90% sinar UV.
VI. ALAT DAN BAHAN :
a. Alat
1. Cawan porselin 1
buah
2. Pembakar Bunsen atau spiritus 1 buah
3. Gelas ukur 100 mL 1
buah
4. Tabung reaksi 5 buah
5. Statif dan klem 1
buah
6. Penjepit kayu 1 buah
7. Sendok porselin 1
buah
8. Pipet tetes 9 buah
9. Penutup karet 1 buah
10. Tabung reaksi berpipa samping 1 buah
11. Selang plastik 1 buah
12. Spatula 1 buah
13. Wadah air 1 buah
b. Bahan
17Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
1. Logam kalsium 3
potong
2. Serbuk Magnesium
sesendok
3. Serbuk seng 0,02 gram
4. Larutan H2O2 3% 2
tetes
5. Larutan H2O2 4,5% 8
mL
6. Larutan KI 0,1 M 2
mL
7. Kapas kaca 3 lembar
8. Larutan amilum 1
tetes
9. Indikator PP 2 tetes
10. Larutan HCl 4 M 3
mL
11. Kristal Kalium klorat ± 0,5 cm
dari dasar tabung
12. Kertas lakmus 2 lembar
13. Kayu 3 buah
14. Serbuk batu kawi ½
sendok kecil
15. Tisu secukupnya
16. Korek api 1 buah
VII. CARA KERJA :
a. Langkah Percobaan
Hidrogen
18Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
1. Pertama, memasukkan beberapa potong kalsium ke dalam cawan
porselin. Kemudian menambahkan aquades ke dalam cawan
tersebut. Lalu mengamati yang terjadi dan memeriksa larutan
tersebut dengan kertas lakmus.
2. Pertama, memasukkan sedikit aquades ke dalam cawan porselin.
Kemudian menambahkan sesendok kecil serbuk Mg. Lalu
memanaskan di atas nyala bunsen kecil. Setelah itu memeriksa
larutan yang dihasilkan dengan indikator PP dan mencatat
pengamatan yang terjadi.
3. Pertama, memasukkan secara berturut-turut ke dalam tabung reaksi
kapas kaca yang sedikit basah, kapas kaca kering, serbuk seng, dan
kapas kering. Lalu menutup tabung reaksi dengan karet penutup atau
penyumbat. Kemudian memanaskan secara mendatar pada bagian
yang berisi seng di atas nyala bunsen, dan sesekali pada kapas kaca
basah. Setelah itu menguji gas yang keluar dengan nyala api.
4. Pertama, memasukkan beberapa logam atau serbuk seng ke dalam
tabung reaksi berpipa samping dan memasang selang yang
dihubungkan dengan penampung gelas ukur yang diletakkan terbalik
dalam air. Lalu menambahkankarutan HCl 4M secukupnya dan
menutup dengan karet penutup. Setelah itu, mengukur volume gas
hidrogen yang diperoleh. Kemudian gas yang terkumpul diuji dengan
nyala api.
5. Pertama, memasukkan 1 mL KI dan sedikit larutan amilum ke dalam
tabung reaksi. Kemudian menambahkan beberapa tetes larutan
hidrogen peroksida 3%. Lalu mengamati yang terjadi.
Oksigen
6. Pertama, memasukkan Kalium klorat ke dalam tabung reaksi setinggi
± 0,5 cm dari dasar tabung dan menambahkan sedikit serbuk batu
kawi. Kemudian memanaskan dengan nyala kecil dan mengumpulkan
19Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
gas oksigen yang diperoleh dan memindahkan ke dalam air,
membiarkan ± 10 menit, setelah gas terkumpul uji dengan sebilah
kayu berpijar.
7. Pertama, memasukkan ± 0,5 gram permanganat ke dalam tabung
reaksi berpipa samping yang sudah dirangkai dengan selang serta
dihubungkan dengan wadah. Kemudian menambahkan dengan hati-
hati hidrogen peroksida 4,5% dan menutup tabung dengan karet
penutup, dibiarkan selama sekitar 10 menit agar gas terkumpul. Lalu
menguji gas yang terkumpul dengan sebilah kayu berpijar.
Membandingkan volume gas oksigen yang didapat antara percobaan
6 dan 7.
b. Alur Kerja
Hidrogen
1. Tujuan: Mengetahui cara pembuatan gas
hidrogen
2. Tujuan: Mengetahui cara pembuatan gas Hidrogen dan
mengetahui sifat senyawanya
20Kimia Anorganik II
Beberapa potong Kalsium
dimasukkan dalam cawan porselin
disiram dengan air suling
diamati apa yang terjadiTimbul gelembung gas, larutan berwarna putih keruh
diperiksa dengan kertas lakmus
Kertas lakmus merah menjadi biru
Sesendok kecil serbuk Mg
dimasukkan dalam cawan porselin yang
berisi sedikit air
Larutan tidak berwarna dengan endapan putih
keabu-abuan
dipanaskan di atas nyala bunsen kecil
Timbul gelembung gas, larutan berwarna putih keruh
diperiksa larutannya dengan indikator PP
Larutan berwarna merah muda
Hidrogen dan Oksigen
3. Tujuan: Mengidentifikasi adanya gas
Hidrogen
21Kimia Anorganik II
0,02 gram serbuk Seng
dimasukkan dalam tabung reaksi yang sudah diisi berturut-turut
kapas kaca basah dan kapas kaca kering
ditutup dengan kapas kering
dititup tabung reaksi dengan karet penutup
dipanaskan di atas nyala Bunsen dan sesekali pada kapas kaca basahKapas kaca basah menjadi kering, terbentuk gas
diuji dengan nyala api gas yang keluar
Nyala api semakin besar
Hidrogen dan Oksigen
4. Tujuan: Mengidentifikasi adanya gas Hidrogen dan senyawanya
5. Tujuan: Mengetahui sifat senyawanya
22Kimia Anorganik II
1 mL KI + sedikit larutan Amilum
dimasukkan dalam tabung reaksi
ditambah beberapa tetes larutan Hidrogen peroksida 3%
diamati perubahannyaTimbul gelembung gas, larutan berwarna ungu
dimasukkan dalam tabung reaksi yang berpipa samping
dipasang selang yang dihubungkan dengan penampung gelas ukur
yang diletakkan terbalik dalam air
ditambahkan larutan HCl 4 M secukupnya
ditutup dengan karet penutup
diuji dengan nyala api
Beberapa logam Seng
Terbentuk gas dan larutan berwarna abu-abu
Nyala api semakin besar, timbul letupan, dan volume gas H2
Hidrogen dan Oksigen
Oksigen
6. Tujuan: Mengetahui cara pembuatan gas Oksigen dengan
pemanasan di laboratorium
7. Tujuan: Mengetahui cara pembuatan gas Oksigen (tanpa
pemanasan) dan mengetahui adanya gas Oksigen
23Kimia Anorganik II
Kalium klorat (KClO3)
dimasukkan dalam tabung reaksi setinggi 0,5 cm dari dasar tabung
ditambah sedikit serbuk batu kawi (MnO2)
ditutup dengan karet penutup (sumbat)
dihubungkan tabung dengan gelas ukur yang diletakkan terbalik
dipanaskan dengan nyala api
dibiarkan 10 menit
diuji gas yang terkumpul dengan sebilah kayu berpijar
Nyala api semakin besar, volume gas O2, dan timbul
gelembung gas
0,5 gram Permanganat
dimasukkan dalam tabung reaksi berpipa samping yang sudah
dirangkai dengan selang serta dihubungkan dengan wadah
ditetesi H2O2 4,5% dengan hati-hati
Timbul gelembung gas, larutan menjadi ungu kehitaman
ditutup tabung dengan karet penutup
dibiarkan 10 menit
diuji dengan sebilah kayu berpijar gas yang keluarNyala api semakin besar dan volume O2
Hidrogen dan Oksigen
24Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
No.Prosedur Percobaan
Hasil PengamatanDugaan/Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
1. Mengetahui cara pembuatan gas Hidrogen
Kalsium: serbuk putih
Air suling: tidak berwarna
Potongan Kalsium setelah disiram air suling: timbul gelembung gas, larutan berwarna putih keruh dan terdapat endapan putih
Diperiksa dengan kertas lakmus biru: lakmus tetap biru; dengan kertas lakmus merah: lakmus berubah menjadi biru
Reaksi:
Ca(s) + 2H2O(l) → Ca(OH)2(aq) + H2(g)
Kalsium disiram dengan air suling timbul gelembung gas H2
Larutan bersifat basa
Adanya gelembung pada larutan menunjukkan adanya gas H2
Larutan besifat basa yang ditunjukkan oleh perubahan lakmus merah menjadi biru
Pembuatan gas H2 dapat dilakukan dengan mereaksikan golongan IIA dengan air
25Kimia Anorganik II
Beberapa potong Kalsium
Timbul gelembung gas, larutan berwarna putih keruh
Kertas lakmus merah menjadi biru
dimasukkan ke dalam cawan porselin
disiram dengan air suling
diamati apa yang terjadi
diperiksa dengan kertas lakmus
VIII. HASIL PENGAMATAN
Hidrogen dan Oksigen
2. Mengetahui cara pembuatan gas Hidrogen dan mengetahui sifat senyawa Serbuk Mg:
putih keabu-abuan
Air suling: tidak berwarna
PP: tidak berwarna
Serbuk Mg setelah ditambah dengan air suling: larutan keruh (+) dan terdapat endapan putih keabu-abuan
Setelah dipanaskan dia tas nyala bunsen: timbul gelembung gas dan larutan keruh (+)
Setelah diperiksa dengan indikator PP: larutan berwarna merah muda
Reaksi:
Mg(s) + 2H2O(l)
→ MG(OH)2(aq)
+ H2(g)
Setelah ditetesi PP= larutan berwarna merah muda, bersifat basa
Adanya gelembung menunjukkan adanya gas H2
Larutan bersifat basa
Pembuatan gas H2 dapat dilakukan dengan mereaksikan gol IIA dengan air
26Kimia Anorganik II
diperiksa lerutannya dengan indikator PP
Sesendok kecil serbuk Mg
Larutan tidak berwarna sebuah cawan porselin yang berisi
sedikit air suling
Timbul gelembung gas, larutan berwarna putih keruh
dimasukkan ke dalam sebuah cawan porselin yang berisi sedikit air suling
dipanaskan di atas nyala bunsen kecil
Larutan berwarna merah muda
Hidrogen dan Oksigen
3. Mengidentifikasi adanya gas Hidrogen
Serbuk seng = abu-abu
Setelah tabung reaksi yang berisis kapas kaca basah, kapas kaca kering, serbuk seng, ditutup dengan kapas kering, dipanaskan: kapas kaca basah menjadi kering
Ketika diuji dengan nyala api gas yang keluar= nyala api semakin besar
Reaksi :
Zn(s) + 2H2O(l)
→ Zn(OH)2(aq) +
H2(g)
Terbentuknya gas H2 dan ketika diuji nyala api gas, nyala api semakin besar
Logam seng dapat memecah atau memisahkan molekul dari H2O sehingga dapat menghasilkan gas H2
Kapas kaca berfungsi sebagai katalis pada pelepasan gas hidrogen
27Kimia Anorganik II
dimasukkan dalam tabung reaksi yang sudah diisi berturut-tururt kapas kaca basah dan kaaps kaca kering
ditutup dengan kapas kering
ditutup tabung reaksi dengan karet penutup
dipanaskan di atas nyala bunsen dan sesekali pada kapas kaca basah
0,2 gram serbuk seng
Hasil
Kapas kaca basah menjadi kering, terbentuk gas
Nyala api semakin besar
diuji dengan nyala api gas yang keluar
Hidrogen dan Oksigen
4. Mengindentifikasi adanya gas Hidrogen dan senyawanya Zn = serbuk
abu-abu Larutan HCl
4M = tidak berwarna
Logam Zn ditambahkan HCl = terbentuk gas, timbul letupan, dan larutan keruh, terdapat endapan Zn
Saat diuji dengan nyala api = api semakin besar
Volume gas H2 yang diperoleh = 10 mL
Reaksi :
Zn(s) + 2HCl(aq)
→ZnCl2(aq) +
H2(g)
Terbentuk gas H2 dan ketika diuji nyala api = nyala api semakin besar
Pada percobaan
dihasilkan gas H2
yang dibuktikan
dengan nyala api
semakin besar
28Kimia Anorganik II
diamasukkan dalam tabung reaksi berpipa samping
dipasang selang yang dihubungkan dengan penampung gelas ukur yang diletakkan terbalik dalam air
ditambahkan HCl 4M secukupnya
ditutup sengan karet penutup
Beberapa logam Zn
Nyala api semakin besar, timbul letupan
Terbentuk gelembung gas, larutan berwana ungu
diuji dengan nyala api
Hidrogen dan Oksigen
5. Mengetahui sifat-sifat senyawanya
KI = tidak berwarna
Larutan amilum= tidak berwarna
Larutan hidrogen peroksida = tidak berwarna
1 l KI + sedikit larutan amilum = larutna tidak berwarna
Setelah ditambah 2 tetes H2O2= larutan berwarna ungu kehitaman, timbul gelembung gas sedikit
Reaksi : 2KI(aq) +
H2O2(aq) → 2 KOH(aq) + I2(aq) + H2(g)
Timbul gelembung gas, larutan berwarna ungu
Adanya Iod dalam percobaan ditunjukkan dengan adanya warna ungu pada larutan
Gelembung menunjukkan adanya gas H2
Reaksi antara KI dengan H2O2 menghasilkan gas H2 dan terjadi oksidasi 1- →I2
29Kimia Anorganik II
dimasukkan dalam tabung reaksi
ditambah beberapa tetes larutan Hidrogen peroksida 3%
diamati
I ml KI + sedikit larutan amilum
Timbul gelembung gas, larutan berwarna ungu
Hidrogen dan Oksigen
6. Mengetahui cara pembuatan gas oksigen dengan pemanasan di Laboratorium
KclO3= serbuk putih
Batu kawi (MnO4) = serbuk hitam
Kc=ClO3
ditambah dengan MnO2 = serbuk putih dan serbuk hitam bercampur
Setelah dipanaskan = timbul gelembung,warna menjadi hitam
Volume O2 yang dihasilkan lebih dari 100 ml
Ketika diuji gas nyala api semakin besar
Reaksi
2KClO3(s) +
MnO2(katalis)→
2KCl(aq) +3O2 +
MnO2(s)
Timbul gelembung gas O2
Nyala api semakin besar
Pembuatan gas
oksigend apat
dipercepat denan
adanya katalis dan
pemanasan
Gas oksigen dapat
membuat nyala api
semakin besar
30Kimia Anorganik II
dimasukkan dalam tabung reaksi setinggi ±0,5 cm dari dasar tabung
ditambahkan sedikit serbuk batu akwi (MnO2)
ditutup dengan karet penutup (sumbat)
dihubungkan tabung dengan gelas ukur yang diletakkan terbalik
dipanaskandi atas nyala api
dibiarkan 10 menit
diuji gas yang terkumpul dengan sebilah kayu berpijar
Kalium Klorat (KclO3)
Nyala api semakin besar dan volume O2 , timbul
gelembung
Hidrogen dan Oksigen
7. Mengetahui cara pembuatan gas oksigen (tanpa pemanasan) dan mengetahui adanya gas oksigen
Permanganat = serbuk hitam
Larutan H2O2 4,5% = tidak berwarna
Permanganat ditetesi H2O2 4,5%= timbul gelembung gas dan larutan berwarna ungu kehitaman
Volume O2 yang dihasilkan = 25 ml
Ketika diuji nyala api = nyala api semakin besar
H2O2 4,5% yang ditambahkan = 8 ml
Reaksi:
2MnO2(s) +
5H2O2(aq)
6H+ → Mn2+
(aq)
+2H2O(l) +
5O2(g)
Timbul gelembung gas O2
Ketika diuji nyala api semakin besar
Pembuatan gas oksigen akan berjalan lambat tanpa adanya katalis dan pemanasan
Gas oksigen dapat membuat nyala api membesar
31Kimia Anorganik II
dimasukkan ke dalam tabung reaksi berpipa yag sudah dirangkai dengan selang serta dihubungkan dengan wadah
ditetesi H2O2 4,5% dengan hati-hati
ditutup dengan karet penutup tabungnya
dibiarkan 10 menit
diuji dengan sebilah kayu berpijar dari gas yang terkumpul
±0,5 gram Permanganat
Timbul gelembung gas dan larutan menjadi ungu
kehitaman
Nyala api semakin besar dan didapat volume O2
Hidrogen dan Oksigen
IX. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui cara pembuatan gas Hidrogen
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara
pembuatan, sifat, dan cara identifikasi gas hidrogen. Prosedur
pertama adalah memasukkan beberapa potong kalsium yang berupa
serbuk putih kedalam cawan porselin. Kemudian ditambahkan
dengan air suling dan diaduk dengan spatula. Setelah potongan
kalsium ditambahkan air, timbul gelembung gas, larutan berwarna
putih keruh, dan terdapat endapan putih. Pada reaksi tersebut terjadi
reaksi disproporsionasi karena Kalsium merupakan pereduksi yang
lebih kuat daripada Hidrogen. Kalsium memiliki potensial oksidasi
+2,87 sedangkan Hidrogen memiliki potensial oksidasi 0. Potensial
oksidasi yang lebih besar menyebabkan Kalsium dapat mereduksi
Hidrogen untuk berikatan dengan OH- membentuk C(OH)2 dan
terbentuk gas H2. Pembuatan gas H2 dapat dilakukan dengan
mereaksikan golongan IIA dengan air. Persamaan berikut
menunjukkan terbentuknya gas H2:
Ca(s) + 2H2O(l) Ca(OH)2(aq) + H2(g)
Kemudian campuran tersebut diuji dengan kertas lakmus.
Kertas lakmus biru tetap menjadi biru dan lakmus merah menjadi
biru. Ini menunjukkan bahwa larutan Ca(OH)2 bersifat basa.
2. Mengetahui cara pembuatan gas Hidrogen dan mengetahui sifat
senyawanya
Pada percobaan ini, satu sendok spatula serbuk Mg
(Magnesium) yang berwarna putih keabu-abuan dimasukkan dalam
cawan porselin yang berisi sedikit air suling. Setelah dicampurkan,
larutan menjadi keruh (+) dan terdapat endapan putih keabu-abuan.
Magnesium merupakan logam alkali tanah (golongan IIA) yang sukar
larut dalam air. Campuran tersebut kemudian dipanaskan diatas nyala
bunsen kecil terdapat gelembung-gelembung gas dan larutan menjadi
32Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
keruh (+). Fungsi pemanasan ini untuk menambahkan kelarutan
logam magnesium dibuktikan dengan larutan menjadi keruh (+).
Reaksi yang terjadi pada percobaan ini sama dengan percobaan
sebelumnya yaitu terjadi reaksi disproporsionasi. Magnesium yang
memiliki potensial oksidasi lebih besar daripada potensial oksidasi
Hidogen. Potensial oksidasi pada Magnesium sebesar +2,73 dan
potensial oksidasi pada Hidrogen sebesar 0. Potensial yang lebih besar
menyebabkan Magnesium dapat mereduksi Hidrogen untuk berikatan
dengan OH- membentuk Mg(OH)2 dan terbentuk gas H2. Persamaan
dari reaksi tersebut adalah :
Mg(s) + 2H2O(l) Mg(OH)2(aq) + H2(g)
Kemudian larutan diuji dengan ditetesi indikator Phenolptalein (PP).
larutan yang mulanya larutan keruh (+) menjadi berwarna merah
muda. Hal ini menunjukkan bahwa larutan Mg(OH)2 bersifat basa.
3. Mengidentifikasi adanya gas Hidrogen
Percobaan ini dengan memasukkan 0.02 gram serbuk seng
yang berwarna abu-abu dimasukkan dalam tabung reaksi yang sudah
terisi kapas kaca basah dan kapas kaca kering. Kemudian ditutup
dengan kapas kaca kering. Seperti gambar dibawah ini :
Serbuk seng yang dimasukkan dalam kapas kaca yang berlapis-lapis
bertujuan agar menghindari reaksi antara serbuk Seng dengan air
karena Zn sangat reaktif. Kapas kaca berfungsi sebagai katalis pada
pelepasan Hidrogen. Fungsi kapas kaca basah adalah untuk
menguapkan air karena Zn sangat reaktif sedangkan kapas kaca
kering berfungsi untuk menahan uap air yang terbentuk dalam tabung
33Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
reaksi agar dapat bereaksi sempurna dengan Zn. Lalu selang
dimasukkan dalam tabung yang berisi serbuk seng dan kapas dan
dihubungkan dalam gelas ukur terbalik 10mL yang berisi air dalam
bak. Fungsi selang yang dihubungkan dengan gelas ukur terbalik yang
berisi air bertujuan untuk mengetahui volume gas Hidrogen yang
terbentuk. Kemudian tabung tersebut dipanaskan hanya pada bagian
serbuk Seng dan sesekali pada kapas kaca basahnya. Pemanasan
tersebut menyebabkan reaksi antara serbuk Zn dengan air yang
menguap membentuk hidroksida dan gas H2. Proses penguapan air ini
harus dilakukan untuk mengurangi kereaktifan reaksi antara Zn dan
air. Gas H2 terbentuk karena logam Seng dapat memecah atau
memisahkan molekul dari H2O. Pembentukan gas H2 dibuktikan
dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
Zn(s) + 2H2O(l) Zn(OH)2(aq) + H2(g)
Kemudian dari pemanasan tersebut, diuji nyala api untuk
membuktikan gas yang dihasilkan yaitu gas H2. Gas yang sudah
terkumpul pada diuji nyala dengan kayu dihasilkan nyali api semakin
besar. Hal ini menunjukkan bahwa gas Hidrogen bersifat mudah
terbakar dapat dibuktikan dari persamaan sebagai berikut :
H2(g) + O2(g) 2H2O(l)
Saat gas Hidrogen bereaksi dengan Oksigen dalam berbagai
perbandingan, gas Hidrogen akan menyala bahkan dapat meledak jika
disulut nyala api.
4. Mengidentifikasi adanya gas Hidrogen dan senyawanya
Percobaan ini dengan memasukkan serbuk Zn yang berwarna
abu-abu kedalam tabung reaksi berpipa samping. Lalu dipasang
selang dan dihubungkan dengan penampung gelas ukur yang
diletakkan terbalik dalam air. Kemudian ditambahkan HCl yang tidak
berwarna dan ditutup dengan karet menyebabkan adanya gas,
letupan dan larutan menjadi keruh dengan persamaan berikut :
34Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
Zn(s) + 2HCl(aq) ZnCl2(aq) + H2(g)
Gas yang terbentuk dialirkan ke dalam gelas ukur yang berisi
air. Gas akan mendorong air dalam gelas ukur, sehingga gas akan
memenuhi gelas ukur tesebut. Pembentukan gas H2 kemudian diuji
nyala api. Gas yang terdapat dari reaksi tersebut diuji nyala dengan
kayu dihasilkan nyali api semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa
gas Hidrogen bersifat mudah terbakar dapat dibuktikan dari
persamaan sebagai berikut :
H2(g) + O2(g) 2H2O(l)
5. Mengetahui sifat senyawanya
Percobaan ini dengan memasukkan 1mL KI yang tidak
berwarna dengan 3 tetes larutan Amilum tidak berwarna kedalam
tabung reaksi. Amilum sendiri berfungsi sebagai indikator untuk
menunjukkan adanya Iod. Campuran tersebut tetap menjadi larutan
tidak berwarna. Kemudian ditambahkan 2 tetes Hidrogen Peroksida
3% tidak berwarna, larutan yang mulanya tidak berwarna menjadi
ungu kehitaman dan timbul gelembung gas sedikit. Hal ini
menunjukkan adanya Iod dengan warna ungu pada larutan.
Gelembung yang timbul menunjukkan adanya gas H2. Reaksi KI
dengan H2O2 menghasilkan gas H2 dan terjadi oksidasi I- menjadi I2.
Reaksi yang berlangsung dapat dituliskan sebagai berikut :
2KI(aq) + H2O2(aq) → 2KOH(aq) + I2(aq) + H2(g)
6. Mengetahui cara pembuatan gas Oksigen dengan pemanasan di
Laboratorium
Percobaan ini dengan memasukkan Kalium Klorat (KClO3) yang
berupa serbuk putih kedalam tabung reaksi. Kemudian menambahkan
serbuk batu kawi (MnO2) yang berwarna hitam dan menghubungkan
tabung dengan selang dengan gelas ukur yang diletakkan terbalik yng
kemudian ditutup dengan karet (sumbat). Campuran KClO3 dengan
35Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
MnO2 berupa serbuk putih dan hitam. MnO2 merupskan katalis untuk
mempercepat terjadinya reaksi saat pemanasan. Lalu campuran
dipanaskan di atas nyala api terbentuk gelembung dan warna yang
semula serbuk putih dan hitam menjadi serbuk hitam. Dengan adanya
katalis MnO2 (batu kawi) dan pemanasan mempercepat terjadinya
reaksi yaitu terbentuknya gas Oksigen. Gelas ukur 100mL yang
semula terisi air penuh menjadi habis tidak sampai 10 menit. Ini
menunjukkan bahwa volume O2 yang dihasilkan lebih dari 100mL
dengan reaksi sebagai berikut :
2KClO3(s) + MnO2(s) → KCl(aq) + MnCl2(aq) + 3O2(g)
Kemudian gas yang terbentuk diuji coba dengan nyala api. Gas
yang terdapat dari reaksi tersebut diuji nyala dengan kayu dihasilkan
nyali api semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa terbentuk gas
Oksigen yang mudah terbakar.
7. Mengetahui cara pembuatan gas Oksigen tanpa pemanasan dan
mengetahui adanya gas Oksigen
Percobaan ini dengan memasukkan 0,5gram Permanganat
berupa serbuk hitam kedalam tabung reaksi berpipa yang sudah
dirangkai dengan selang serta dihubungkan dengan gelas ukur
terbalik yang berisi air. Kemudian ditambahkan 8mL H2O2 4,5% tidak
berwarna yang menyebabkan timbul gelembung gas dan larutan
berwarna ungu menjadi kehitaman dengan reaksi sebagai berikut :
2MnO2(s) + 5H2O2(aq) + 6H+ Mn2+(aq) + 2H2O(l) + 5O2(g)
Gas yang terbentuk adalah gas Oksigen sesuai dengan reaksi
diatas. Setelah terjadi reaksi tersebut, gelas ukur yang semulanya
penuh dengan air, air berkurang sebanyak 25mL. Volume tersebut
adalah volume O2 yang kemudian duji dengan nyala api. Gas O2 yang
terdapat dari reaksi tersebut diuji nyala dengan kayu dihasilkan nyali
api semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa terbentuk gas Oksigen
yang mudah terbakar. Berbeda dengan percobaan 6 yang
36Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
menggunakan pemanasan, percobaan ini tidak menggunkan
pemanasan. Volume O2 yang dihasilkan lebih banyak dengan
pemanasan daripada dengan tidak adanya pemanasan. Ini disebabkan
karena pembuatan gas Oksigen akan berjalan lambat tanpa adanya
katalis dan pemanasan.
X. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Gas hidrogen dapat dibuat secara laboratorium dengan mereaksikan logam dengan air dingin, logam dengan air melalui pemanasan, logam uap air, dan logam dengan asam. Seperti berikut:
Mereaksikan logam Ca dengan air
Mereaksikan logam Mg dengan air melalui pemanasan.
Mereaksikan logam Zn dengan uap air
Mereaksikan logam Zn dengan HCl
Mereaksikan KI dengan H2O2
Hal ini sesuai dengan tingkat kereaktifan logam yang digunakan. Dan
reaksi ini akan membentuk gas hidrogen dan larutan basa.
2. Gas hidrogen dapat menimbulkan letupan dan menyebabkan nyala api
semakin besar dengan uji coba nyala api
3. Gas oksigen dapat dibuat dengan cara mereaksikan kalium klorat dengan
batu kawi pada pemanasan. Batu kawi (MnO2) bertindak sebagai katalis.
4. Gas oksigen dapat dibuat dengan cara mereaksikan permanganat dengan
hidrogen peroksida
5. Pengujian gas oksigen dapat dilakukan dengan uji nyala api, nyala api
akan membesar jika gas hidrogren atau gas oksigen terbentuk.
XI. Daftar Pustaka
37Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
Anonim. 2004. Hidrogen. [Serial online]. http://www. belajarkimia.com/.
[ 01 November 2014].
House, James. E and House, Kthleen A. 2010. Descriptive Inorganic
Chemistry Second Edition. California: Elsevier.
Lee, J.D. 1991. Concise Inorganic Chemistry Fourth Edition. London:
Chapman and Hall.
Saito, Taro. 2009. Oksigen dan Oksida. [Serial online]. http://chem-is-
try.org/. [ 01 November 2014].
Sugiyarto, Kristian H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA UNY.
Sugiyarto, Kristian H dan Suyanti, Retno D. 2010. Kimia Anorganik
Logam. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sutrisno. 2008. Oksigen. [Serial online].
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/oksigen/. [ 01
November 2014].
Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitaif Makro
dan Semimikro Edisi Lima Bagian I. Jakarta: PT Kalman
Media Pusaka.
Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitaif Makro
dan Semimikro Edisi Lima Bagian II. Jakarta: PT Kalman
Media Pusaka.
Tim Penyusun. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II Unsur-
Unsur Golongan Utama. Surabaya: FMIPA Kimia.
LAMPIRAN FOTO
38Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
No. Gambar Keterangan1. Mengetahui cara pembuatan gas Hidrogen
Kalsium berupa serbuk berwarna putih
Serbuk Ca ditambah air suling = timbul
gelembung gas, larutan berwarna putih keruh
Larutan kalsium diperiksa dengan kertas lakmus merah dan biru
Kertas lakmus biru tetap biru dan lakmus merah berubah manjadi biru menunjukkan larutan
bersifat basa
39Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
2. Mengetahui cara pembuatan gas Hidrogen dan mengetahui sifat senyawanya
Serbuk Mg berupa serbuk berwarna putih
keabu-abuan
Air suling ditambahkan Mg = larutan keruh + dan
terdapat endapan putih keabu-abuan
40Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
Larutan Mg dipindah ke cawan porselen
kemudian dipanaskan di atas nyala bunsen kecil= timbul gelembung gas
dan larutan keruh
Larutan kemudian diperiksa dengan
indikator PP= larutan berwarna merah muda
3. Mengidentifikasi adanya gas hidrogen
Serbuk seng berwarna abu-abu ditimbang
seberat 0,0255 gram
41Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
Disusun : kapas kaca basah, kapas kaca kering:
seng: kapas kering
Dilakukan uji nyala = nyala api semakin besar
4. Mengidentifikasi adanya gas Hidrogen dan
42Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
senyawanya
Logam Zn berupa serbuk bewarna abu-abu
Diuji nyala , api semakin membesar
5. Mengetahui sifat senyawa Hidrogen
Larutan KI dan amilum tidak berwarna
43Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
Larutan ditambah H2O2 = larutan berwarna ungu
kehitaman timbul sedikit gelembung gas
6. Mengetahui cara pembuatan gas Oksigen dengan pemanasan di Laboratorium
KClO3 berupa serbuk putih
44Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
\
MnO2 berupa serbuk hitam ditimbang seberat
0,5011 gram
KClO3 ditambah MnO2 = serbuk putih dan serbuk
hitam bercampur
\
Dihubungkan tabung dengan gelas ukur
terbalik
45Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
Dipanaskan dengan nyala api
Didapatkan volume
Diakukan uji nyala, nyala api semakin besar
7. Mengetahui cara pembuatan gas Oksigen (tanpa pemanasan) dan mengetahui adanya gas oksigen
Permanganat berupa serbuk berwarna hitam
46Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
Permanganat ditetesi H2O2 = timbul
gelembung gas dan larutan berwarna ungu
kehitamanDidapatkan volume gas
Dilakukan uji nyala = nyaal api semakin besar
47Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
LAMPIRAN
JAWABAN PERTANYAAN
Jawaban Pertanyaan
HIDROGEN
1. Jelaskan apa itu gas letup dan apa kegunaannya?
Jawab: Gas letup ini timbul dikarenakan adanya reaksi antara gas H2
dengan api, yang pada dasarnya gas H2 ini memang sangat reaktif
terhadap api karena bereaksi dengan dengan O2. Dan pada skala
laboratorium letupan ini digunakan untuk mengidentifikasi adanya
gas H2
2. Tulislah semua reaksi yang terjadi pada percobaan Hidrogen di atas
Jawab:
Percobaan 1 : Ca(s) + 2H2O Ca(OH)2(aq) + H2(g)
Percobaan 2 : Mg(s) + 2H2O Mg(OH)2(aq) + H2(g)
Percobaan 3 : Zn(s) + 2H2O Zn(OH)2 + H2(g)
Percobaan 4 : Zn(s) + 2HCl(l) ZnCl2 + H2(g)
Percobaan 5 : 2KI + 3H2O2 2KOH + I2(aq) + 3H2(g)
3. Mengapa hidrogen peroksida harus digunakan dalam larutan encer?
Jawab:Hidrogen peroksida adalah cairan yang hampir tak berwarna.
Bersifat sangat eksplosif dan berbahaya dalam konsentrasi tinggi.
Biasanya hidrogen peroksida digunakan sebagai larutan encer,
tetapi larutan dalam air 90% digunakan.
OKSIGEN
1. Hitunglah volume gas oksigen bila KClO3 yang tersedia 1 gram!
Jawab:
Mol KClO3: 1/122,5 = 0,008 mol
48Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
2KClO3 + MnO2 2KCl + 3O2 + MnO2
m: 0,008 - - - -
r: 0,008 0,004 0,008 0,012 0,004
s : - 0,004 0,008 0,012 0,004
V O2 = 0,012 x 22,4
= 0,2688 L = 268,8 mL
2. Tulislah rumus struktur Lewis yang menunjukkan sebuah molekul O2
dengan dua elektron valensi yang tidak berpasangan!
Jawab:
3. Terangkan kejadian pada percobaan 1 dan 2!
Jawab:
Percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan
gas oksigen dengan pemanasan. Yang pertama dilakukan adalah
kalium klorat dimasukkan ke dalam tabung reaksi setinggi ±0,5 cm
dari dasar tabung. Kemudian ditambahkan sedikit serbuk batu kawi
49Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
MnO2 lalu ditutup dengan karet penutup sehingga serbuk putih dari
KClO3 dan serbuk hitam MnO2 bercampur. Setelah itu
dihubungkan tabung dengan gelas ukur yang dialetakkan terbalik
dalam wadah berisi air melalui selang. Kemudian tabung
diapanskan di atas nyala api dan dibiarkan selama 10 menit. Hasil
pemanasan ini adalah timbulnya gelembung gas dan warna larutan
menjadi hitam. Dilakukan uji nyala pada gas yang terkumpul
dengan sebilah kayu yang membara, hasilnya nyaal api pada ujung
kayu semakin besar dan didapatkan volume gas O2 sebanyak 100
ml. Reaksi yang terjadi adalah sebagai beriku :2KClO3 + MnO2
2KCl + 3O2 + MnO2.
Pada percobaan kedua bertujuan untuk menegtahui cara
pembuatan gas oksigen tanpa pemanasan dan mengetahui adanya
oksigen. Langkah pertama adalah memasukkan 0,5 gram
permanganat ke dalam tabung reaksi berpipa yang sudah dirangkai
dengan selang serta dihubungkan dengan wadah. Allau ditetesi
dengan H2O2 4,5 % dengan hati-hati. Penambahan H2O2 4,5 %
menyebabkan timbul gelembung gas dan larutan berwarna ungu
kehitaman. Kemudian tabung ditutup dengan karet penutup
dibiarkan selama 10 menit kemudian diuji nyala dengan kayu
berpijar dan didapatkan nyala api semakin besar serta volume yang
didapat sebanyak 8 ml.
4. Tulislah persamaan reaksi pada percobaan 1 dan 2!
Jawab:
- Persamaan reaksi percobaan I: 2KClO3 + MnO2 2KCl + 3O2 + MnO2
- Persamaan reaksi percobaan II:2MnO4- + 5H2O2 + 6H+ 2Mn2+ +
8H2O+ 5O2
50Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
51Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
52Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
53Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
54Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
55Kimia Anorganik II
Hidrogen dan Oksigen
56Kimia Anorganik II