laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma

15
A. TUJUAN : 1. Mengidentifikasi masalah fisik 2. Mengidentifikasi masalah psikologis 3. Mengidentifikasi masalah sosial 4. Mengidentifikasi masalah pribadi 5. Mengidentifikasi masalah religius 6. Mengidentifikasi masalah kebutuhan 7. Mengidentifikasi masalah tugas perkembangan B. DATA PENGAMATAN (Hasil Observasi dan Wawancara Peserta Didik) Nama : D Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 18 Tahun Kelas : XI-IPA 6 NO . JENIS PERKEMBANGAN HASIL OBSERVASI 1 FISIK a. Siswa mengalami gangguan penglihatan b. Siswa memiliki tubuh kurus dan tinggi c. Siswa memiliki rambut hitam, kulit cokelat dan warna mata cokelat.

Upload: siti-khoirunika

Post on 20-Jun-2015

11.814 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma

A. TUJUAN : 1. Mengidentifikasi masalah fisik

2. Mengidentifikasi masalah psikologis

3. Mengidentifikasi masalah sosial

4. Mengidentifikasi masalah pribadi

5. Mengidentifikasi masalah religius

6. Mengidentifikasi masalah kebutuhan

7. Mengidentifikasi masalah tugas perkembangan

B. DATA PENGAMATAN

(Hasil Observasi dan Wawancara Peserta Didik)

Nama : D

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 18 Tahun

Kelas : XI-IPA 6

NO

.JENIS PERKEMBANGAN HASIL OBSERVASI

1 FISIK

a. Siswa mengalami gangguan penglihatan

b. Siswa memiliki tubuh kurus dan tinggi

c. Siswa memiliki rambut hitam, kulit cokelat

dan warna mata cokelat.

d. Siswa tidak memiliki penyakit akut atau

menular

e. Siswa memiliki bakat pelari

f. Siswa cukup rapi dalam berpakaian

g. Siswa tergolong cerdas

2 PSIKOLOGIS a. Siswa memiliki sifat pendiam

b. Siswa cukup dalam sopan santun

Page 2: Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma

c. Siswa cukup cerdas dalam menguasai materi

pembelajaran

d. Siswa tidak pernah mencatat materi

pembelajaran

e. Siswa kadang-kadang membolos sekolah

f. Siswa kadang-kadang mengikuti

ekstrakulikuler yang disediakan oleh sekolah

g. Siswa kadang-kadang mematuhi peraturan

sekolah

h. Siswa hanya menyukai pelajaran tertentu

i. Siswa selalu bermalas-malasan dalam

mengerjakan tugas sekolah,

j. Siswa lebih suka memendam emosinya

3 SOSIAL

a. Siswa kurang dalam berinteraksi dengan

teman sekelas

b. Siswa suka memilih-milih teman

c. Siswa kadang-kadang ikut serta dalam diskusi

kelas

d. Siswa cukup baik dalam berkomunikasi

dengan orang tua

e. Siswa cukup patuh terhadap aturan yang

diberikan orang tua dan guru

4 PRIBADI

a. Siswa kurang dalam berinteraksi dengan

teman sekelas

b. Siswa memiliki sifat mudah bosan dan malas

c. Siswa cukup pintar dalam pembelajaran di

sekolah

5 RELIGIUS a. Siswa kurang rajin dalam beribadah

6 KEBUTUHAN

a. Siswa memiliki kebutuhan finansial yang

cukup

b. Siswa kurang baik dalam kebutuhan sosial

7 TUGAS PERKEMBANGAN a. Siswa mampu menghormati orang lain

b. Siswa memiliki hobi mengobati/merawat

orangsakit (holistik) dang bermain game.

7.1 LINGKUNGAN

PENDUKUNG

Page 3: Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma

7.2 LINGKUNGAN

PENGHAMBAT

a. Orang tua kurang mendukung bakat siswa

b. Siswa kurang memiliki rasa percaya diri

c. Siswa sering merasa gugup

C. PEMBAHASAN

Remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa. Remaja

dibagi menjadi 3 kategori, yaitu remaja mula/awal, remaja madya, dan remaja akhir

(dewasa). Selain itu definisi remaja menurut WHO secara lebih konseptual, sebagai berikut

(Sarwono, 2001). Remaja adalah suatu masa dimana:

1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual

sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak

menjadi dewasa

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap siswa berinisial “D”

diatas, siswa tergolong remaja madya. Dan telah didapat hasil bahwa di usia remaja ini

banyak berbagai masalah yang harus dihadapi.

C. 1 Mengidentifikasi Masalah Fisik

Masa remaja merupakan salah satu diantara dua masa rentangan kehidupan

individu, dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Bagian-bagian tubuh

tertentu pada tahun-ketahun permulaan kehidupan secara proporsional terlalu kecil,

namun pada masa remaja proporsionalnya menjadi terlalu besar, karena terlebih dahulu

mencapai kematangan daripada bagian-bagian yang lain.

Page 4: Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma

Berdasarkan teori tersebut, dalam perkembangan masalah fisiknya, siswa

berinisial ‘D’ tersebut mengalami masalah penglihatan. Hal ini disebabkan karena siswa

sering bermain game. Hal ini sudah menjadi hobinya sejak kecil, sehingga sulit jika

lingkungan sekitarnya memberi nasehat atau masukan. Bahkan orang tuanya pun tidak

pernah membatasi.

Selain itu berdasarkan ciri-ciri bentuk fisiknya, siswa memiliki tubuh kurus,

tinggi, rambut hitam, kulit cokelat, dan warna mata cokelat. Dalam perkembangan

fisiknya, siswa tidak memiliki penyakit menular atau akut. Hal ini dikarenakan keluarga

siswa memperhatikan asupan gizi makanan dengan baik.

Siwa juga memiliki bakat pelari dan pernah memperoleh medali tingkat

kecamatan dan kabupaten saat SMP dan SMA. Walaupun tidak berhasil saat ditingkat

provinsi karena cidera.

Begitu pula disekolah, siswa selalu rapi dalam berpakaian. Hal ini dapat dilihat

ketika saya mengunjungi rumahnya. Barang-barang perabotnya tersusun rapi, bahkan

halamannya pun asri karena banyak pohon yang mengelilingi juga disapu bersih sehingga

tidak terlihat jika sampah daun berserakan. Juga, dilihat dari catatan prestasi siswa yang

saya minta dari guru BK SMA tersebut, siswa tergolong cerdas. Siswa selalu menempati

rangking15 besar dalam satu kelasnya dan menempati 50-70 besar rangking paralel dari

430 siswa.

Dari hasil observasi dan wawancara terhadap siswa berinisial ‘D’ tersebut,

perkembangan masalah fisik yang dialami oleh siswa tersebut meliputi lima faktor, yaitu

kecacatan tubuh, ciri fisik umum, bakat, lingkungan positif serta syaraf motorik yang

baik.

C. 2 . Mengidentifikasi Masalah Psikologi

Perkembangan psikologis atau intelektual pada remaja berkembang dimulai dari

umur sekitar 12 tahun sampai 21 tahun bagi perempuan dan umur sekitar 13 tahun

sampai dengan 22 tahun bagi laki-laki. Secara mental remaja telah dapat berpikir logis

tentang berbagai gagasan yang abstrak. Sebagaimana dunia terbentuk ini tidak lagi dilihat

sebagai satu-satunya alternatif yang mungkin terjadi, misalnya norma masyarakat, norma

keluarga, bahkan norma sekolah. Kebanyakan remaja lebih mementingkan norma yang

berlaku diantara teman sebanyanya , adapun norma yang lain tidak lagi dipandang

sebagai aturan yang dapat mengatur kehidupannya.

Page 5: Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma

Salah satu permasalahan psikologis remaja adalah emosi yang masih labil.

Mereka belum bisa mengontrol emosi dengan baik. Dalam satu waktu mereka akan

kelihatan sangat senang sekali tetapi mereka tiba-tiba langsung bisa menjadi sedih atau

marah. Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka daripada pikiran yang

realistis. Saat melakukan sesuatu mereka hanya menuruti ego dalam diri tanpa

memikirkan resiko yang akan terjadi.

Berdasarkan teori tersebut dapat dilihat perkembangan masalah psikologis yang

dialami siswa berinisial ‘D’ tersebut hampir semuanya serupa.

Siswa memiliki sifat pendiam. Dengan sifat ini banyak teman sekelasnya yang

tidak menyukainya, sehingga siswa tidak memiliki banyak teman. Siswa juga tidak

menyukai keramaian dan suka menyendiri dalam mengerjakan tugas. Hal ini terlihat

bahwa siswa memiliki sifat keindividualan yang tinggi, begitu pula susah beradaptasi.

Selain itu, siswa cukup dalam sopan santun disekolah, hal ini terlihat dari

caranya berpakaian rapi, mengikuti peraturan sekolah dengan cukup baik dan mengikuti

ekstrakulikuler yang disediakan oleh sekolah walaupun tidak rutin berangkat, namun

siswa tersebut tetap mengikutinya. Di sekolah, siswa tergolong cerdas. Dengan

kecerdasannya tersebut, siswa selalu menyepelekan belajarnya, bahkan tidak pernah

mencatat materi pembelajaran kalau tidak ada kata ‘wajib’ yang dikatakan oleh guru.

Siswa juga suka memilih-milih mata pelajaran yang disukainya, seperti biologi,

matematika, dan bahasa inggris. Siswa paling membenci dengan pelajaran fisika dan

sejarah. Itu disebabkan karena membutuhkan pemahaman yang ekstra juga guru yang

mengajarnya tidak begitu memperhatikan kelemahan siswa.

Siswa juga lebih suka memendam emosinya apabila sedang bermasalah dengan

orang lain. Hal ini dilakukan demi kebaikannya sendiri, juga siswa tidak suka menambah-

nambah masalah. Akibat dari penanganan masalah yang hanya diketahui dirinya, siswa

sering melakukan tindakan membolos sekolah. Kadang siswa berangkat seminggu 3-4

kali. Tergantung dengan guru yang mengajar dihari itu.

Tindakan ini dilakukan siswa tanpa sepengetahuan orangtuanya, dan untuk

membuat bahagia teman sebayanya. Siswa melakukan kegiatan membolos ini dirumah

temannya sambil bermain game, dan kadang-kadang di warnet bermain game online dari

pagi sampai sore. Itu berkaitan juga dengan hobinya bermain game.

Page 6: Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma

C. 3 Mengidentifikasi Masalah Sosial

Gejolak emosi remaja dan masalah remaja lain pada umumnya disebakan antara

lain oleh adanya konflik peran sosial. Konflik peran yang dapat menimbulkan gejolak

emosi dan kesulitan-kesulitan lain pada masa remaja dapat dikurangi dengan memberi

latihan-latihan agar anak dapat mandiri sedini mungkin. Dengan kemandiriannya anak

dapat memilih jalannya sendiri dan ia akan berkembang lebih mantap. Oleh karena ia

tahu dengan tepat saat-saat yang berbahaya di mana ia harus kembali berkonsultasi

dengan orang tuanya atau dengan orang dewasa lain yang lebih tahu dari dirinya sendiri.

Berdasarkan teori tersebut dapat dilihat perkembangan masalah sosial yang

dihadapi oleh siswa berinisial ‘D’ tersebut diantaranya adalah kurang dalam berinteraksi

dengan teman sekelas. Akibat sifatnya yang tidak mau diajak komunikasi menyebabkan

siswa lain menjauhinya bahkan membencinya. Hal ini juga seperti yang saya lakukan saat

mewawancarainya. Sebegitu susahnya dia memberitahukan atau menjawab pertanyaan

yang saya lontarkan. Namun, saya bisa mengatasinya setelah member motivasi, walaupun

masih banyak pertanyaan yang tidak mau dijawab.

Siswa ini suka memilih-milih teman, untuk beradaptasi dan menerima teman

barunya membutuhkan waktu yang sangat lama. Bahkan teman dekatnya pun masih

teman SD dan SMP-nya. Entah kenapa, kepercayaan dirinya untuk terbuka kepada orang

lain sebegitu susahnya. Padahal orang tuanya sangat memperhatikan, bahkan selalu

mendukung dirinya dalam proses belajar.

Di rumah, siswa ini juga baik dalam berkomunikasi dengan orang tuanya, namun

untuk masalah pribadi yang dia lakukan dengan teman sebayanya dia jarang

mengkomunikasikannya. juga, siswa cukup patuh terhadap aturan yang diberikan orang

tua dan guru.

Dalam diskusi kelas, siswa cukup aktif, dan baik dalam menuntaskan masalah.

Namun dalam proses pengerjaannya siswa lebih suka individu. Padahal tugas tersebut

kelompok. Ketika terdapat teman sekelasnya yang tidak bias, dia membantunya dan

setelahnya dia diam lagi dan tidak berbicara apa-apa. Dengan sikap ini membuat banyak

temannya merasa tidak nyaman. Namun, dia menyikapinya dengan acuh tak acuh.

C. 4 Mengidentifikasi Masalah Pribadi

Page 7: Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma

Kehidupan pribadi sukar untuk di rumuskan karena sangat kompleks dan unik.

Pada hakikatnya manusia merupakan pribadi yang utuh dan memiliki sifat-sifat sebagai

makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam kedudukannya sebagai makhluk individu

seseorang menyadari bahwa dalam kehidupannya memiliki kebutuhan penting bagi diri

pribadi, baik fisik maupun nonfisik. Dalam pertumbuhan fisiknya, manusia memerlukan

kekuatan dan daya tahan tubuh serta perlindungan keamanan fisiknya.

Perkembangan pribadi menyangkut perkembangan pribadi berbagai aspek, yang

akan di tujukan dalam perilaku. Perilaku seseorang yang menggambarkan perpaduan

berbagai aspek itu terbentuk didalam lingkungan.

Berdasarkan teori tersebut dapat dilihat perkembangan masalah pribadi yang

terjadi pada siswa ini kurang dalam berinteraksi dengan teman sekelas, memiliki sifat

mudah bosan dan malas belajar, namun cukup pintar dalam pembelajaran di sekolah. Hal

ini sudah dijelaskan seperti yang terjadi pada masalah psikologi dan sosialnya.

C. 5 Mengidentifikasi Masalah Religius

Religi yaitu kepercayaan terhadap kekuasaan suatu zat yang mengatur alam

semesta ini adalah sebagian dari moral, sebab dalam moral sebenarnya diatur segala

perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan suatu perbuatan yang dinilai tidak baik

sehingga perlu dihindari. Agama, oleh karena mengatur juga tingkah laku baik-buruk,

secara psikologik termasuk dalam moral. Hal lain yang termasuk dalam moral adalah

sopan-santun, tata krama, dan norma-norma masyarakat lain.

Nilai-nilai religius yang dimiliki oleh remaja khususnya remaja lepas SMP atau

remaja madya ini dinilai sangat kurang bahkan memprihatinkan. Berdasarkan teori

tersebut dapat dilihat perkembangan masalah religius yang dialami oleh siswa ini sangat

memprihatikan. Sampai umur ke 18 tahun ini siswa masih suka bolong-bolong dalam

menunaikan ibadahnya. Dia hanya menunaikan sholat 2 atau 3 dari 5 waktu. Bahkan dia

pun tidak bisa membaca Al-Qur’an. Seharusnya diusianya membaca Al-Qur’an itu sudah

lancar seperti anak SD.

Hal ini disebabkan karena tidak ada bimbingan atau pengetahuan religius dari

keluarganya. Dengan kesibukan pekerjaan orang tuanya, mereka hanya mendidiknya apa

yang wajib dilakukan semestinya bagi umat Islam. Oleh sebab itu, siswa ini tidak

sebegitu tahu tentang Agama Islam yang sebenarnya. Dan ini juga didukung dengan

Page 8: Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma

lingkungan perkotaan yang globalisasi. Agama memang sering dikesampingkan, diatas

pendidikan atau kerja, yang intinya kehidupan didunia yang mereka anggap lebih kekal.

C. 6 Mengidentifikasi Masalah Kebutuhan

Dalam masalah kebutuhan, siswa ini memiliki kebutuhan finansial yang cukup.

Dengan kecukupan ini siswa tidak pernah boros dalam membelanjakan uang jajannya.

Saat di sekolah siswa ini sering membawa bekalnya. Hal ini sudah menjadi kebiasaannya

sejak kecil juga orang tuanya yang selalu memberikan asupan gizi yang baik.

Adapun dengan kebutuhan sosialnya, siswa kurang tercapai dalam tugas

perkembangan, seperti interaksi atau komunikasi dengan teman sekelasnya. Hal ini sudah

dijelaskan dalam masalah sosialnya.

C. 7 Mengidentifikasi Masalah Tugas Perkembangan

C.7.1 Lingkungan Pendukung

Dalam memenuhi tugas perkembangannya terhadap lingkungan keluarga yang

baik, menyebabkan siswa berinisial ‘D’ ini dapat menghormati pendapat yang dimiliki

atau dikemukakan oleh orang lain. Siswa ini juga memiliki hobi/minat untuk merawat atau

mengobati orang lain yang sedang sakit. Hal ini terkait dengan pelajaran yang disukai

salah satunya yaitu biologi.

Selain itu, siswa memiliki hubungan baik dan perhatian yang tinggi terhadap orang

tuanya. Ketika dia akan berangakat sekolah, atau sekedar pergi bermain dia selalu

meminta ijin kepada kedua orang tuanya. Walaupun kadang apa yang diucapkan tidak

sesuai dengan tindakannya. Untuk memperdalam kemampuan yang dimiliki dibidang

kesehatan, peserta didik ini mengikuti ekstrakurikuler berupa NHT (holistik). Sehingga

tugas perkembangan serta minat dan bakatnya dapat terarahkan dengan baik.

C.7.2 Lingkungan Penghambat

Rasa kurang percaya diri yang dimiliki peserta didik dapat menjadi penghambat

bagi tugas perkembangannya. Karena ia bisa saja merasa takut apabila bertemu dengan

orang yang belum lama dikenal termasuk teman sekelasnya. Juga perasaan kurang percaya

dirinya ini dapat membuat ia takut atau bahkan malu untuk melakukan sesuatu. Walaupun

dalam diskusi dia selalu aktif. Selain rasa kurang percaya diri, siswa ini memiliki sifat

gugup. Sifat gugup ini merupakan salah satu faktor penghambat yang ada pada dirinya.

Page 9: Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma

bisa dibilang, dia kurang bisa mengutarakan apa yang menjadi keinginan dan masalah

yang dimilikinya.

Dilihat dari sudut pandang psikologis yang telah dijelaskan, peserta didik memiliki

kebiasaan yang lumayan tidak pantas untuk ditiru yaitu kurang dapat mematuhi peraturan

atau tata tertib yang berlaku. Salah satunya seperti kebiasaan membolos yang sudah

ditegur oleh guru Bk sebanyak 2 kali ini. Dan sifat sifat peserta didik yang seperti ini yang

dapat menjadi faktor penghambat tugas perkembangan.

Yang sekarang menjadi masalah terbesar yang dialami oleh siswa ini yaitu saat apa

yang menjadi minat dan bakatnya tidak disetujui oleh orang tuanya. Orang tuanya

menganggap kegiatan ekstrakulikuler / organisasi hanya menyibukkan pada hal-hal yang

bersifat hura-hura dan tidak bisa menjadikan prestasi akademik naik. Oleh sebab itu, siswa

jarang mengikuti ekstrakulikuler di sekolah. Ini membuat tugas perkembangan siswa

sedikit terganggu.

D. KESIMPULAN

1. Remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa. Remaja

dibagi menjadi 3 kategori, yaitu remaja mula/awal, remaja madya, dan remaja akhir

(dewasa).

2. Mengidentifikasi Masalah Fisik, meliputi siswa memiliki kecacatan tubuh, ciri fisik

umum, bakat, lingkungan positif serta syaraf motorik yang baik.

3. Mengidentifikasi Masalah Psikologi, meliputi siswa memiliki emosional yang masih

labil, belum mampu membuat keputusan yang tepat, masih suka pilih-pilih dan

memiliki keindividualan yang tinggi.

4. Mengidentifikasi Masalah sosial, meliputi siswa kurang berinteraksi dengan teman

sekelas, sedangkan dengan orang tuanya siswa mampu berinteraksi/berkomunikasi

dengan baik.

5. Mengidentifikasi Masalah pribadi, meliputi siswa kurang berkomunikasi.

6. Mengidentifikasi Masalah religius, meliputi siswa kurang rajin dalam beribadah

7. Mengidentifikasi Masalah kebutuhan, meliputi siswa cukup dalam kebutuhan

finansialnya, namun kebutuhan sosialnya kurang.

8. Mengidentifikasi Masalah tugas perkembangan, terdiri dari :

- Lingkungan pendukung, meliputi siswa dapat melakukan tugas perkembangan

dengan baik.

Page 10: Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma

- Lingkungan penghambat, meliputi masalah psikologis yang tidak baik, dan

lingkungan keluarga yang tidak mendukung bakat dan minatnya.

E. DAFTAR PUSTAKA

Chasiyah, Chadidjah, Legowo, Edy.2009. Perkembangan Peserta Didik. Surakarta :

Yuma Pustaka