laporan hasil kegiatan peenndd a ammp pii ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-lap...

49
i LAPORAN HASIL KEGIATAN PENDAMPINGAN KAWASAN PENGEMBANGAN GP-PTT TANAMAN PANGAN (PADI, JAGUNG, KEDELAI) DI PROVINSI ACEH BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN PROVINSI ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTRIAN PERTANIAN 2015 Nama Peneliti Utama : Ir. Chairunas, MS.

Upload: doanlien

Post on 15-May-2018

225 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

i

LAPORAN HASIL KEGIATAN

PPEENNDDAAMMPPIINNGGAANN KKAAWWAASSAANN PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN GGPP--PPTTTT

TTAANNAAMMAANN PPAANNGGAANN ((PPAADDII,, JJAAGGUUNNGG,, KKEEDDEELLAAII))

DDII PPRROOVVIINNSSII AACCEEHH

BBAALLAAII PPEENNGGKKAAJJIIAANN TTEEKKNNOOLLOOGGII PPEERRTTAANNIIAANN PPRROOVVIINNSSII AACCEEHH

BBAALLAAII BBEESSAARR PPEENNGGKKAAJJIIAANN DDAANN PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN TTEEKKNNOOLLOOGGII PPEERRTTAANNIIAANN

BBAADDAANN PPEENNEELLIITTIIAANN DDAANN PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN PPEERRTTAANNIIAANN

KKEEMMEENNTTRRIIAANN PPEERRTTAANNIIAANN

22001155

Nama Peneliti Utama : Ir. Chairunas, MS.

Page 2: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

i

LLEEMMBBAARRAANN PPEENNGGEESSAAHHAANN

1. Judul RDHP : Pendampingan Kawasan Pengembangan GP-PTT Tanaman Pangan (Padi, Jagung, Kedelai) di Provinsi Aceh

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh 3. Alamat Unit Kerja Jl. P. Nyak Makam no 27 Banda Aceh 4. Sumber Dana : APBN 2015 5. Status Penelitian : Baru 6. Penanggung Jawab :

a. Nama b. Pangkat/Golongan c. Jabatan

: : :

Ir. Chairunas, MS Pembina/IVa Peneliti Madya

7. Lokasi : 1. Kabupaten Aceh Barat 2. Kabupaten Aceh Timur 3. Kabupaten Aceh Tenggara 4. Kabupaten Pidie Jaya

8. Agroekosistem : Lahan sawah / lahan kering 9. Tahun mulai : 2015

10. Tahun selesai : 2015 11. Output tahunan : Terjadinya peningkatan produktivitas padi, jagung

dan kedelai masing-masing sebesar 10-15 % di lokasi kawasan pendampingan.

12. Output akhir : Meningkatnya pendapatan petani tanaman pangan dan tercapainya target untuk swasembada pangan nasional.

13. Biaya : Rp. 746.200.000,- (Tujuh ratus empat puluh enam juta dua ratus ribu rupiah)

Koordinator Program

Dr. Rahman Jaya, M.Si NIP. 1970305 200003 1 001

Mengetahui : Kepala Balai Besar

Menyetujui Kepala Balai

Dr. Ir. Abdul Basit MS NIP. 19610929 198603 1 003

Ir. Basri A. Bakar, M.Si.

NIP. 19600811 198503 1 001

Penanggung Jawab

Ir. Chairunas, M.S. NIP. 19551010 198203 1 001

Page 3: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas terlaksananya

penyusunan Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pendampingan Kawasan Pengembangan

GP-PTT Tanaman Pangan (padi, jagung, kedelai) di Provinsi Aceh.

Terlaksananya kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan dan peran aktif

seluruh Dinas/Instansi yang terkait, petani kooperator dan penyuluh/peneliti yang ada

di BPTP Aceh. Namun demikian kami menyadari dalam pelaksanaan kegiatan ini

masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan

ini mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan yang dilanjutkan dengan

penyusunan laporan tengah tahun ini, kami ucapkan terimakasih dan semoga laporan

ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Banda Aceh, Desember 2015 Penanggung Jawab, Ir. Chairunas, MS NIP. 19551010 198203 1 001

Page 4: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

iii

RINGKASAN

1 Judul : Pendampingan Kawasan Pengembangan GP-PTT Tanaman Pangan (padi, jagung, kedelai) di Provinsi Aceh

2 Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh

3 Lokasi : 1. Kabupaten Aceh Barat, 2. Kabupaten Aceh Timur , 3. Kabupaten Aceh Tenggara dan 4. Kabupaten Pidie Jaya ogor, Jakarta yahndonesia

4 Agroekosistem : Lahan Sawah / lahan kering Agroekosistem

5 Status (L/B) : Baruu

6 Tujuan : Melaksanakan pendampingan kawasan pengembangan PTT padi, jagung dan kedelai dalam bentuk pelatihan dan demplot di empat lokasi/kabupaten dalam Provinsi Aceh, yaitu Kabupaten Pidie Jaya untuk tanaman kedelai, Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Aceh Barat untuk tanaman padi dan Kabupaten Aceh Tenggara untuk tanaman jagung.

Meningkatkan produktivitas padi, jagung dan kedelai masing-masing sebesar 10-15 % pada lokasi pendampingan

Sebagai bahan KTI yang dipublikasikan di tingkat nasional.

7 Keluaran : Terlaksananya pendampingan kawasan pengembangan PTT padi, jagung dan kedelai dalam bentuk pelatihan dan demplot di empat lokasi/kabupaten dalam Provinsi Aceh, yaitu Kabupaten Pidie Jaya untuk tanaman kedelai, Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Aceh Barat untuk tanaman padi dan Kabupaten Aceh Tenggara untuk tanaman jagung.

Meningkatnya produktivitas padi, jagung dan kedelai masing-masing sebesar 10-15 % pada lokasi pendampingan

Karya tulis ilmiah (KTI) yang dipublikasikan di tingkat nasional.

8 Hasil : Meningkatnya kemampuan petani dalam

menerapkan teknologi budidaya tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) dan upaya meningkatkan produktivitas melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai dengan prinsip partisipatif, terpadu, sinergis dan dinamis.

Pendampingan GP-PTT tanaman pangan telah dapat meningkatnya produktivitas padi, jagung

Page 5: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

iv

dan kedelai masing-masing 0.97 t/ha (15.25%), 1.22 t/ha (15.06%) dan 0.34 t/ha (21.25%) dibandingkan dengan teknologi petani.

9 Prakiraan Manfaat : - Dengan adanya pendampingan kawasan padi

petani dapat mengadopsi teknologi padi sesuai rekomendasi di kawasan tersebut.

- Tersebarnya teknologi hasil rekayasa badan litbang ke petani dan pengguna.

10 Prakiraan Dampak : Terjadinya peningkatan produktivitas kedelai >15-20

% per hektar pada lokasi kawasan pendampingan.

11 Metodologi : 9 tahapan: persiapan, pembentukan kelompok, sosialisasi, penguatan kelembagaan, perencanaan, pelatihan, pelaksanaan, pembiayaan, dan monitoring evaluasi. dgkajian akan difokuskan di 7 provinsi erpi yang dibahas.

12 Jangka Waktu : 1 (satu) Tahun

13 Biaya : Rp. 746.200.000,- (Tujuh ratus empat puluh enam

juta dua ratus ribu rupiah)

Page 6: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

v

SUMMARY

1 Title :

2 Implementation Unit : Assessment Institute for Agricultural Technology Aceh Province

3 Location : 1. Aceh Barat Distric

2. Aceh Timur Distric ,

3. Aceh Tenggara Districo and

4. Pidie Jaya Distric, go yahndonesia

4 Agro ecosystem : wetland / upland

5 Status : New

6 Objectives

: Implement technology assistance ACM rice, corn and soybeans in the form of training and demonstration plots at four locations / districts in Aceh Province, namely Pidie Jaya district to plant soybeans, Aceh Timur and Aceh Barat for rice and Aceh Tenggara District to plant corn.

Increase the productivity of rice, corn and soybean respectively by 10-15% at the location assistance

As scientific papers material published at the national level.

7 Output

: Implementation of technology assistance ACM rice, corn and soybeans in the form of training and demonstration plots at four locations / districts in Aceh Province, namely Pidie Jaya district to plant soybeans, Aceh Timur and Aceh Barat for rice and Aceh Tenggara District to plant corn.

Increased productivity of rice, corn and soybean respectively by 10-15% at the location assistance

Scientific paper, published at the national level.

8 Outcomel : Increased ability of farmers in applying the

technology cultivation of food crops (rice, corn, soybeans) and efforts to improve productivity through the approach of Integrated Crop Management (ICM) Soy with the principles of participatory, site-specific, integrated, synergistic or harmonious and

Page 7: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

vi

dynamic.

9 Expected Benefits : - With the assistance of regional rice paddy farmers can adopt technology as recommended in the region.

- The spread of technology R & D body engineered to farmers and users.

10 Expected impact : An increase in the productivity of soybean> 15-

20% per hectare in area location assistance. 11 Procedure

: 9 stages: preparation, group formation,

socialization, institutional strengthening, planning, training, implementation, financing, and monitoring and evaluation. dgkajian akan

difokuskan di 7 provinsi erpi yang dibahas.

12 Duration : 1 year

13 Budget : Rp 746.200.000,-

Page 8: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

vii

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN PENGESAHAN i

KATA PENGANTAR ii

RINGKASAN iii

SUMMARY iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL. vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Pertimbangan 1.3. Tujuan 1.4. Keluaran yang Diharapkan 1.5. Hasil yang Diharapkan 1.6. Perkiraan Manfaat dan Dampak

1 1 3 4 4 5 5

II. TINJAUAN PUSTAKA.

2.1. Kerangka Teoritis 2.2. Prinsip PTT 2.3. Strategi PTT

6 6 6 7

III. PROSEDUR. 3.1. Ruang Lingkup Kegiatan. 3.2. Pendekatan 3.3. Bahan dan Peralatan 3.4. Komponen Teknologi PTT 3.5. Teknik Desiminasi

9 9 9

11 11 12

IV. HASIL YANG DICAPAI

4.1. Koordinasi dengan Instansi Terkait

4.2. Pelatihan Petani dan Penyuluh

4.3. Penanaman Sistem Jarwo 2 : 1

4.4. Hasil Penerapan Teknologi Ditingkat Petani

14

14

16

20

23

V. KENDALA DAN SOLUSI/UPAYA PEMECAHANNYA 29

VI. KESIMPULAN 29

Page 9: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

viii

DAFTAR PUSTAKA 30

LAMPIRAN 32

Page 10: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

ix

No DAFTAR TABEL

Halaman

1 Informasi Lokasi Pendampingan GP-PTT Kawasan Padi / Jagung / Kedelai

16

2 Narasumber dalam Pelatihan Usahatani Padi di Kawasan yang Didampingi

17

3a Tingkat Penerapan Teknologi Padi Spesifik Lokasi pada Kawasan yang Didampingi

24

3b Tingkat Penerapan Teknologi Jagung Spesifik Lokasi pada Kawasan yang Didampingi

25

3c Tingkat Penerapan Teknologi Padi Spesifik Lokasi pada Kawasan yang Didampingi

26

4 Jumlah Poktan yang Sudah Mendapat Sosialisasi Rekomendasi KATAM Tahun 2016

27

5 Demplot 27

6 Display Varietas Padi 28

7 Peran BPTP Dalam Penyebaran Informasi Teknologi Pertanian

28

8 Frekuensi Kunjungan Peneliti/Penyuluh BPTP ke Lapangan Dalam Rangka Pengawalan Teknologi

28

9 Luas Penerapan Tanam Jajar Legowo (Jarwo) dan Produktivitas Padi

29

Page 11: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

x

No DAFTAR GAMBAR Halaman

1 Koordinasi dengan Dinas Pertanian Peternakan Kabupaten Aceh Barat

14

2 Koordinasi dengan Dinas Pertanian Peternakan Kabupaten Aceh Barat

14

3 Koordinasi dengan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Kabupaten Aceh Tenggara

15

4 Koordinasi dengan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Kabupaten Pidie Jaya

15

5 Pelatihan Petani Padi Sawah di Samatiga Kabupaten Aceh Barat

16

6 Pelatihan Petani Padi Sawah di Simpang Ulim Kabupaten Aceh Timur

18

7

Petani Padi Sawah Menarik Caplak di Simpang Ulim Kabupaten Aceh Timur

19

8

Pelatihan Petani Jagung di Lawe Sigalagala Kabupaten Aceh Tenggara

19

9

Penanaman Padi Sawah Sistem Jarwo 2 : 1 di Kabupaten Aceh Barat

20

10

Penanaman Padi Sawah Sistem Jarwo 2 : 1 di Kabupaten Aceh Timur

22

Page 12: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

xi

No DAFTAR LAMPIRAN Halaman

1 Analisis Resiko

2 Dokumentasi Kegiatan Pendampingan GP-PTT Padi di Kabupaten Aceh Barat

32

3 Dokumentasi Kegiatan Pendampingan GP-PTT Padi di Kabupaten Aceh Timur

32

4 Dokumentasi Kegiatan Pendampingan GP-PTT Padi di Kabupaten Aceh Tenggara

36

5 Dokumentasi Kegiatan Pendampingan GP-PTT Padi di Kabupaten Pidie Jaya

37

Page 13: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Komoditi tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai pemenuh

kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam negeri yang setiap tahunnya cenderung

meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya

industri pangan dan pakan. Sehingga dari sisi Ketahanan Pangan Nasional fungsinya

menjadi amat penting dan strategis. Komoditi padi, jagung dan kedelai berperan

untuk memenuhi kebutuhan pokok karbohidrat, protein masyarakat.

Pada Tahun 2013 produksi padi nasional 71,28 juta ton dengan luas panen

13,84 juta hektar dan produktivitas 51,52 ku/ha, jagung 18,51 juta ton dengan luas

panen 3,82 juta hektar dan produktivitas 48,44 ku/ha dan produksi kedelai nasional

0,78 juta ton dengan luas panen 0,55 juta hektar dan produktivitas 14,16 ku/ha.

Provinsi Aceh pada tahun yang sama (2013) produksi padi sebesar 1,96 juta ton

dengan luas panen 0,42 juta hektar dan produktivitas 46,68 ku/ha, jagung 0,18 juta

ton dengan luas panen 0,04 juta hektar dan produktivitas 40,33 ku/ha dan produksi

kedelai sebesar 0,045 juta ton dengan luas panen 0,03 juta hektar dan produktivitas

14,72 ku/ha. (Statistik Indonesia.

Program Badan Litbang Pertanian 5 tahun mendatang secara nasional adalah

peningkatan upaya penelitian dan pengembangan bidang pertanian yang mampu

menciptakan benih unggul dan hasil penelitian lainnya menuju kualitas dan

produktivitas hasil pertanian nasional yang tinggi. Program ini nantinya mempunyai

tiga keluaran yaitu: (1) meningkatnya ketersediaan benih dan bibit sumber tanaman;

(2) meningkatnya ketersediaan paket teknologi budidaya tanaman, ternak,

pengelolaan lahan dan pupuk; dan (3) meningkatnya ketersediaan teknologi,

mekanisasi dan pascapanen.

Guna merealisasikan tiga keluaran tersebut, sebelas rencana aksi telah

disiapkan dalam pencapaiannya, diantaranya: (1) Pendampingan SL-PTT mendukung

P2BN melalui penyediaan benih sumber dan teknologi pupuk organik, 10 varietas

sangat genjah, benih sumber (padi) kelas BS; (2) Pendampingan dan penyediaan

benih sumber hortikultura mendukung pengembangan kawasan hortikultura,

tersedianya varietas unggul baru buah dan varietas unggul baru tanaman hias

Page 14: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

2

(Badan Litbang, 2009).

Berdasarkan hasil penerapan SL-PTT tahun 2013 dan 2014, maka pada tahun

2015 fokus kegiatan tersebut akan dilanjutkan dan diperluas menjadi seluas

4.625.000 hektar untuk padi non hibrida, padi hibrida, padi gogo dan jagung hibrida.

Pelaksanaan pada tahun 2015 akan mendapat fasilitasi/dukungan penyediaan benih

padi non hibrida, padi hibrida, padi gogo, melalui Bantuan Langsung Benih Unggul

(BLBU) dengan sistim subsidi.

Melalui penerapan PTT petani akan mampu mengelola sumberdaya yang

tersedia (varietas, tanah, air dan sarana produksi) secara terpadu dalam melakukan

budidaya di lahan usahataninya berdasarkan kondisi spesifik lokasi sehingga petani

menjadi lebih terampil serta mampu mengembangkan usahataninya dalam rangka

peningkatan produksi padi. Namun demikian wilayah di luar PTT akan tetap

dilakukan pembinaan peningkatan produksi sehingga produksi dan produktivitas

tahun 2013 dapat meningkat (Dirjen Tanaman Pangan, 2012).

Pada prinsipnya PTT adalah pendekatan dalam budidaya yang mengutamakan

pengelolaan tanaman, lahan, air, dan organisme pengganggu tanaman (OPT) secara

terpadu. SL-PTT adalah kombinasi teknologi pilihan yang penerapannya disesuaikan

dengan kondisi dan potensi setempat. Pada dasarnya PTT bukanlah suatu paket

teknologi, akan tetapi lebih merupakan metodologi atau strategi bahkan filosofi bagi

peningkatan produksi melalui cara mengelola tanaman, tanah air, dan unsur hara

serta organisme pengganggu tanaman secara holistik dan berkelanjutan (Dirjen

Tanaman Pangan, 2012).

Provinsi Aceh merupakan sentra produksi tanaman pangan (padi, jagung,

kedelai) dalam pemenuhan kebutuhan pangan, pakan dan industri nasional yang

setiap tahunnya terus meningkat. Sekitar 1,4 % kebutuhan beras nasional dipenuhi

dari Provinsi Aceh, dengan rerata produktivitas 4,6 ton/ha (Dirjen Tanaman Pangan,

2013). Produktivitas padi Provinsi Aceh mengalami peningkatan dari 4,65 ton per

hektar pada 2011, menurun jadi 4,61 ton per hektar pada 2012, sedangkan target

peningkatan pada tahun 2013 4,72 ton per hektar (Distan Tanaman Pangan Aceh,

2013).

Padi sebagai salah satu komoditi pangan yang mempunyai potensi produksi

dan pekembangan yang cukup tinggi di Provinsi Aceh. Ketersediaan lahan sawah

potensial ada seluas 408.486 ha tersebar pada 21 kabupaten/kota. Dari data tersebut

Page 15: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

3

menunjukkan bahwa setiap musim tanam Aceh membutuhkan benih padi 12,25 juta

ton dengan perhitungan kebutuhan benih 30 kg/ha. (Dinas Pertanian Tanaman

Pangan dan Hortikultura Prov. Aceh, 2012).

BPTP Aceh merupakan salah satu lembaga pelayanan teknis dibawah BBP2TP

yang turut berperan dalam menghasilkan inovasi teknologi sekaligus berfungsi

sebagai penyebar informasi teknologi hasil pengkajian kepada pengguna melalui

kegiatan desiminasi. Salah satu kegiatan diseminasi yang akan dilaksanakan dalam

upaya meningkatkan adopsi teknologi yaitu kegiatan SL-PTT.

Pendampingan PTT yang dilakukan oleh BPTP Aceh bertujuan agar teknologi

Badan Litbang Pertanian dapat diterapkan secara optimal dalam PTT, sehingga

pelaksanaan PTT lebih berkualitas dalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran

peningkatan produksi padi.

Diharapkan dengan penerapan PTT padi di Provinsi Aceh mampu

meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil usahatani, meningkatkan efisiensi biaya

usahatani dengan penggunaan teknologi yang tepat untuk masing-masing lokasi,

serta terjaganya kesehatan lingkungan tumbuh pertanaman dan lingkungan

kehidupan secara keseluruhan.

1.2. Dasar Pertimbangan

Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Aceh sesuai dengan

kerangka pelaksana SL-PTT padi sesuai dengan petunjuk pelaksanaan meliputi; (1)

Memberikan informasi PTT dalam bentuk bahan cetakan kepada petugas lapang, (2)

Pembuatan demplot PTT, (3) Sosialisasi varietas VUB, (4) Menjadi narasumber pada

saat pelatihan ditingkat kabupaten dan BPP, dan (5) Menjadi narasumber dan

supervisi teknologi pada saat pertemuan petugas lapangan dan petani.

Salah satu faktor penghambat dalam adopsi teknologi oleh petani adalah belum

adanya keyakinan petani terhadap manfaat teknologi itu sendiri sebelum melihatnya

secara langsung. Dalam penerapan teknologi sesuai dengan yang dianjurkan, petani

mengalami hambatan psikologis berupa kekuatiran apakah hasil produksi akan sesuai

seperti yang diharapkan, padahal biaya input sudah lebih tinggi. Untuk mengatasi

hambatan psikologis tersebut, penerapan teknologi di lahan pertanian dilaksanakan

sebagai gelar teknologi (demonstrian plot/ farm), dan menjadi contoh bagi petani

agar secara langsung dapat dilihat manfaat dari penerapan teknologi sesuai anjuran.

Page 16: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

4

Dalam berusahatani padi, dan kedelai petani umumnya menggunakan benih

bermutu rendah dan varietasnya konvensional, tanam bibit umur tua (>25 hari

setelah sebar) dan >5 bibit per lubang sehingga benih yang digunakan jumlahnya

banyak (> 40 kg/ha), tanam tidak serentak, menggunakan pupuk tidak berimbang

dengan N tinggi (> 400 kg urea/ha) dan tidak menggunakan bahan organik,mengairi

terus-menerus (menggenang) terutama di lokasi mudah diairi, mengendalikan OPT

kurang sempurna sehingga serangannya tetap tinggi, serta cara panen kurang

sempurna sehingga kehilangan hasilnya tinggi. Hal ini berdampak pada produktivitas

tanaman kurang optimal, biaya produksi tinggi (kurang efisien), masalah OPT

menjadi lebih komplek, kesuburan tanah turun.

Sebagai kewajiban dan tugas dari Badan Litbang Pertanian dalam rangka

melaksanakan program SL-PTT, maka BPTP Aceh secara intensif melakukan

pengawalan dan pendampingan oleh para peneliti/penyuluh terkait inovasi teknologi

peningkatan produksi tanaman pangan (padi, jagung, kedelai).

1.3. Tujuan

Melaksanakan pendampingan teknologi PTT padi, jagung dan kedelai dalam

bentuk pelatihan dan demplot di empat lokasi/kabupaten dalam Provinsi Aceh,

yaitu Kabupaten Bireuen untuk tanaman kedelai, Kabupaten Aceh Timur dan

Kabupaten Aceh Barat untuk tanaman padi dan Kabupaten Aceh Tenggara untuk

tanaman jagung.

Meningkatkan produktivitas padi, jagung dan kedelai masing-masing sebesar 10-

15 % pada lokasi pendampingan

Sebagai bahan KTI yang dipublikasikan di tingkat nasional.

1.4. Keluaran yang diharapkan

Terlaksananya pendampingan teknologi PTT padi, jagung dan kedelai dalam

bentuk pelatihan dan demplot di empat lokasi/kabupaten dalam Provinsi Aceh,

yaitu Kabupaten Bireuen untuk tanaman kedelai, Kabupaten Aceh Timur dan

Kabupaten Aceh Barat untuk tanaman padi dan Kabupaten Aceh Tenggara untuk

tanaman jagung.

Meningkatnya produktivitas padi, jagung dan kedelai masing-masing sebesar 10-

15 % pada lokasi pendampingan

Karya tulis ilmiah (KTI) yang dipublikasikan di tingkat nasional.

Page 17: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

5

1.5. Hasil yang diharapkan

Meningkatnya kemampuan petani dalam menerapkan teknologi dan upaya

untuk meningkatkan produktivitas melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman

Terpadu (PTT) padi, jagung dan kedelai dengan prinsip partisipatif, spesifik lokasi,

terpadu, sinergis atau serasi dan dinamis.

1.6. Perkiraan Manfaat dan Dampak

Perkiraan manfaat dari kegiatan ini adalah dengan meningkatnya

produktivitas padi, jagung dan kedelai akan meningkatkan kesejahteraan petani dan

mengurangi impor kedelai.. sedangkan dampak nya adalah meningkatnya minat

petani untuk bertanam padi, jagung dan kedelai pada lahan lahan sawah tadah hujan

dan lahan kering setelah panen padi sawah.

Page 18: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis

Padi, jagung dan kedelai merupakan salah komoditi pangan utama

masyarakat Indonesia. Kebutuhan akan pangan (padi, jagung dan kedelai) terus

meningkat dari tahun ke tahun baik sebagai bahan pangan, pakan ternak maupun

sebagai bahan baku industri skala besar (pabrikan) hingga skala kecil (rumah

tangga). Padi merupakan salah satu komoditas penting di dunia, sebab sekitar 90%

dihasilkan dan dikonsumsi sebagai makanan pokok bagi penduduk di negara-negara

Asia dengan nilai perdagangan beras global mencapai US$ 6,88 billion. (BPS RI,

2012.) Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok bagi sekitar

95% penduduk dengan konsumsi beras 108-137 kg per kapita. Oleh karena itu

peningkatan produksi padi di Indonesia harus tetap dilakukan lebih tinggi dari laju

pertumbuhan penduduk yang mencapai rata-rata 1,3% per tahun. (BPS RI, 2012).

Rata-rata kebutuhan kedelai setiap tahunnya ± 2.300.000 ton. Untuk

memenuhi kebutuhan kedelai tersebut, produksi dalam negeri saat ini (ATAP Tahun

2010, BPS) baru mampu memenuhi ± 907.031 ton ( ± 41,22 %) dari kebutuhan

sedangkan ARAM III Tahun 2011 baru mencapai 870.068 atau 37,85 % dari total

kebutuhan, sedangkan kekurangannya berasal dari impor. Besarnya impor tersebut,

menyebabkan kehilangan devisa negara yang cukup besar dan sangat rentan

terhadap Ketahanan Pangan Nasional.

2.2. Prinsip PTT

Penerapan PTT didasarkan pada 4 prinsip utama, yaitu:

Partisipatif: artinya PTT membutuhkan partisipasi berbagai pihak, baik fasilitator

atau petugas (Penyuluh, POPT, PBT, Widyaiswara, Peneliti) maupun petani.

Petugas mendorong partisipasi aktif petani pelaksana dalam memilih dan

menentukan teknologi yang akan diterapkan pada lahan usahataninya serta

mendorong agar petani dapat menguji teknologi rekomendasi tersebut sesuai

dengan kondisi setempat dan kemampuan petani melalui proses pembelajaran,

Integrasi atau Terpadu: artinya PTT merupakan suatu keterpaduan

pengelolaan sumberdaya lahan, air, tanaman, organisme pengganggu tanaman

(OPT) dan iklim secara bijak untuk menjamin keberlanjutan proses produksi,

Page 19: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

7

Dinamis atau Spesifik Lokasi: artinya PTT memperhatikan kesesuaian teknologi

yang dikembangkan dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial ekonomi

petani. Komponen teknologi di dalam PTT bukan “paket teknologi” yang bersifat

tetap, kaku atau “fixed” melainkan komponen teknologi yang dikembangkan

bersifat fleksibel dan petani diberikan ruang dan kesempatan untuk memilih,

menentukan, menetapkan, mencoba, menguji, mengevaluasi dan memperbaiki

teknologi sesuai dengan permasalahan usahatani, kebutuhan teknologi dan

karakteristik sumberdaya (lahan, air, iklim, OPT, sosial ekonomi, dan sosial

budaya) setempat (spesifik lokasi) sehingga bersifat dinamis.

Interaksi atau Sinergisme: artinya PTT memanfaatkan teknologi pertanian

terbaik yang dihasilkan, dimaksudkan mendapatkan efek sinergisme dari

interaksi akibat penerapan berbagai komponen teknologi PTT, baik tergolong ke

dalam teknologi dasar maupun tergolong ke dalam teknologi pilihan (alternatif).

2.3. Strategi PTT

Peningkatan Produktivitas

Upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui: (a) penggunaan

varietas unggul/bibit unggul bermutu, (b) pemupukan secara berimbang, (c)

pengelolaan pengairan, (d) aplikasi teknologi budidaya seperti, penyiapan

lahan, pengaturan jarak tanam, pemberian mulsa, (e) pemeliharaan dan

sanitasi, (f) optimalisasi penggunaan alat dan mesin pertanian, dan (g)

perbaikan budidaya, panen dan pasca panen disertai pengawalan, sosialisasi,

pemantauan, pendampingan dan koordinasi.

Perluasan Areal

Perluasan areal dilaksanakan melalui: (a) pemberdayaan atau optimalisasi

lahan kering/lahan terlantar pada daerah- daerah transmigrasi/

Perhutani/Inhutani/PTPN, (b) Investasi pihak Swasta, dan (c) Kemitraan.

Pengamanan Produksi

Pengamanan produksi dilakukan dalam rangka mengamankan produksi dari

(a) serangan hama dan penyakit, (b) dampak perubahan iklim seperti banjir

dan kekeringan, (c) pengamanan kualitas produksi akibat residu pestisida.

Pengamanan produksi terhadap serangan hama dilakukan melalui

pengendalian secara secara kultur teknis, fisik dan mekanis serta secara

Page 20: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

8

kimiawi, sedangkan upaya pengamanan produksi akibat dampak perubahan

iklim adalah dengan antisipasi dampak perubahan iklim dan upaya-upaya lain

yang dapat mengurangi dampak perubahan iklim tersebut.

Penyempurnaan Manajemen

Strategi ini dilakukan melalui antara lain : a). Kebijakan pasar, distribusi dan

harga hasil produksi; b). Kebijakan peluang usaha yang kondusif dan

pertanggungan resiko petani; c). Kerjasama Pusat, Diperta Provinsi dan

Kabupaten/Kota, Perguruan Tinggi, Petani dan Pengusaha/Sawasta; d).

Perbaikan sistem perencanaan, data dan informasi.

Page 21: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

9

III. PROSEDUR

3.1. Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan pendampingan GP-PTT padi-jagung-kedelai oleh BPTP Aceh

merupakan program stategis kementerian pertanian. Dalam pelaksanaannya BPTP

Aceh bekerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman Kabupaten, Badan Pelaksana

Penyuluhan Kabupaten Pidie dan penyuluh pertanian lapang (PPL). Model GP- PTT

padi-jagung-kedelai di suatu wilayah dapat berbeda dengan di wilayah lain,

bergantung pada masalah yang akan diatasi.

Langkah pertama dalam mengembangkan suatu model GP-PTT padi-jagung-

kedelai spesifik lokasi adalah : (1) mengidentifikasi masalah di suatu tempat, (2)

mengidentifikasi ketersediaan sumber daya dan lingkungan fisik maupun biologi, (3)

mengidentifikasi teknologi-teknologi yang tersedia untuk suatu ekosistem, dan (4)

mempelajari keterkaitan dan sistem di antara teknologi lain yang tersedia dengan

sosial budaya petani (Kartaatmadja dan Fagi, 2000). Dari hasil identifikasi

permasalahan yang telah dilakukan dapat disimpulkan masalah-masalah utama yang

ditemukan di desa contoh. Dari sini dapat diidentifikasi teknologi-teknologi yang

tersedia serta teknologi yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Cakupan kegiatan,

meliputi: (a) koordinasi BPTP Aceh dengan pemerintah daerah/kabupaten, (b)

membantu kegiatan Kajian Kebutuhan dan Peluang (KKP) untuk menggali potensi

dan permasalahan di lokasi pendampingan GP-PTT, (c) apresiasi teknologi PTT, (d)

bimbingan penerapan teknologi PTT, (e) display varietas, f) melatih tenaga inti

pelaksana, serta g) monev pendampingan GP-PTT.

3.2. Pendekatan

Agar komponen teknologi yang dipilih sesuai dengan kebutuhan setempat,

maka proses pemilihan atau perakitan teknologi didasarkaan pada hasil analisis

potensi, kendala dan peluang atau dikenal dengan Participatory Rural Appraisal

(PRA). Dari hasil PRA teridentifikasi masalah yang dihadapi dalam upaya peningkatan

produksi. Untuk memecahkan masalah yang ada dipilih teknologi yang akan

diintroduksikan, baik dari komponen teknologi dasar maupun pilihan. Komponen

teknologi pilihan dapat menjadi komponen teknologi dasar jika hasil PRA

memprioritaskan penerapan komponen teknologi tersebut untuk pemecahan masalah

Page 22: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

10

utama di wilayah setempat (Suryana A, dkk, 2008). PRA dilaksanakan di salah satu

desa dalam kabupaten sasaran oleh tim peneliti dari berbagai disiplin ilmu yang telah

mendapatkan pelatihan PRA sebelumnya dan dilaksanakan bersama-sama dengan

petani dan PPL di tingkat kecamatan. Dalam kegiatan ini fokus identifikasi dilakukan

terhadap:

Karakterisasi lokasi, mencakup validasi peta desa, peta topografi dan hidrologi,

peta usaha industri rumah tangga, peta sumberdaya, kalender musim, rangking

matriks, sejarah desa, penggunaan tenaga kerja berdasarkan gender, dan arus

sumberdaya.

Identifikasi dan analisa permasalahan

Persepsi petani mengenai permasalahan dan akar permasalahan

Peluang mengatasi permasalahan

Bentuk dukungan yang akan dilakukan BPTP Aceh adalah sebagai berikut:

- Penyediaan benih sumber tanaman padio-jagung-kedelai yaitu varietas unggul

yang adaptif seperti varietas Inpari 16, Inpari 15 untuk padi sawah, varietas

Bima 19, Bima 20 dan Pioner 23 untuk jagung hibrida, varietas Anjasmoro,

Kipas Merah untuk kedelai. Komponen teknologi yang digunakan didasarkan

kepada hasil assessment dengan petani pada waktu pelaksanaan PRA. Dalam

pelaksanaan pengkajian dilakukan monitoring/pengamatan terhadap serangan

organisme pengganggu tanaman (OPT).

- Penyediaan informasi, juklak, juknis, dan prototipe GP-PTT padi-jagung-

kedelai bagi pemandu lapangan.

Teknologi & tool spesifik lokasi PTT diterapkan pada seluruh lokasi pendampingan

GP-PTT padi-jagung-kedelai diharapkan dapat mengikutinya melalui kegiatan

diseminasi yang dilaksanakan oleh BPTP Aceh.

Kegiatan monitoring dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai

dengan panen oleh petugas Pusat, Provinsi dan Kabupaten, yang meliputi

perkembangan pelaksanaan GP-PTT, hasil yang telah dicapai, pemecahan

permasalahan dan lain-lain. Evaluasi juga dilaksanakan oleh petugas Pusat,

Provinsi dan Kabupaten, setelah seluruh rangkaian kegiatan dalam PTT selesai

dilaksanakan. Evaluasi meliputi: 1) Komponen kegiatan pelaksanaan PTT, 2)

Tingkat pencapaian sasaran areal dan hasil, 3) Kenaikan produktivitas di lokasi LL

dan 4) Penerapan komponen teknologi PTT dan lain-lain.

Page 23: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

11

3.3. Bahan dan Peralatan

Bahan yang digunakan adalah :

- Benih padi varietas Inpari 15, Cigeulis, dan Ciherang

- Bemih jagung varietas Bima 19, Bima 20, dan Pioner 23

- Benih kedelai varietas Anjasmoro, Kipas Merah

- Pupuk NPK, Urea, SP36, KCl, pupuk organic

- PPC (Pupuk Pelengkap Cair)

- Herbisida

- Insektisida

- Fungisida, dll

Peralatan :

- Hand traktor

- Caplak tanam legowo 2 : 1 padi sawah

- Sprayer Solo

- Cangkul , parang, sabir bergerigi

- Landak untuk buang rumput

- Alat tugal benih jadung dan kedelai

3.4. Komponen Teknologi PTT

Komponen teknologi pendukung teknologi PTT kedelai yang diterapkan

adalah sebagai berikut:

Varietas unggul,

Benih berkualitas, daya kecambah >85%

Penyiapan lahan, olah tanah konservasi.

Saluran irigasi dan drainase drainase,.

Populasi tanaman optimal

Penananam

Pemupukan: menggunakan pupuk tunggal (urea,SP-36, KCl), pupuk majemuk

NPK, kompos, dan PPC

Penyiangan, untuk tanaman padi menggunakan landak dilakukan pada umur

15-20 hst dan umur 35-40 hst, untuk jagung dan kedelai menggunakan

cangkul dan herbisida

Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu

Panen dan pasca panen :

Page 24: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

12

1. untuk tanaman padi panen dilakukan setelah gabah masak (matang

fisiologis), tanaman padi dipotong 30-40 cm diatas permukaan tanah

menggunakan sabit bergerigi, dikeringkan, kemudian dirontok

menggunakan threser, dibersihkan, gabah yang sudah bersih

dimasukan kedalam karung.

2. Untuk tanaman jagung, setelah tongkol masak (biji keras, ada lapisan

hitang di berisan biji pada tongkol) dapat dipanen, dipisahkan

kelobotnya, dikeringkan, dipipil, ditimbang. Kalau biji disimpan lama

perlu dikeringkan sampai kadar air biji 10%

3. Untuk tanaman kedelai, pemanenan dilakukan setelah polong masak

(warna polong kuning, coklat tua, daun sebagian besar sudah rontok,

bila biji ditekan sudah keras) dengan cara batang kedelai di dipotong

menggunakan sabit bergerigi di pangkal batang, dikeringkan,

kemudian dipisahkan polong dengan bijinya menggunakan treshar.

3.5. Teknik Diseminasi

Metode Pelaksanaan Kegiatan

Penyampaian materi penyuluhan dalam bentuk lisan dan tulisan

Materi yang disampaikan adalah :

Padi sawah

- Penggunaan bibit muda (umur <17 hss)

- Tanam padi sistem legowo 2:1 menggunakan caplak

- Pemupukan sesuai kebutuhan (pemupukan berimbang)

- Pengendalian hama terpadu

- Panen dan pasca panen sesuai katam

Jagung

- Penggunaan varietas unggul baru

- Pemupukan sesuai kebutuhan (pemupukan berimbang)

- Pengendalian hama terpadu

- Panen dan pasca panen

Kedelai

- Penggunaan benih bermutu

- Pemupukan sesuai kebutuhan (pemupukan berimbang)

- Pengendalian hama terpadu

Page 25: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

13

- Panen dan pasca panen

Komponen teknologi yang diterapkan :

Padi sawah

- VUB (Inpari 15, Inpari 16)

- Tanam benih muda (umur <17 hss)

- Tanam sistem legowo 2 : 1 menggunakan caplak

- Pemupukan berimbang

- Pemberian kompos (bahan organik)

- PHT

Jagung

- VUB jagung hibrida Bima 19, Bima 20, Pioner 23

- Pemupukan berimbang (Urea=450 kg/ha + SP36=150 kg/ha +

KCl=100 kg/ha

- Pengendalian gulma dan pembumbunan

Kedelai

- VUB kedelai varietas Anjasmoro, Kipas Merah

- Pemupukan berimbang (urea=60kg/ha + Sp36=100 kg/ha +

KCl=100 kg/ha diberikan secara tugal

- PHT

- Pengendalian gulma (siang 2 kali)

Page 26: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

14

IV . HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Koordinasi dengan Instansi Terkait

Kegiatan dilakukan meliputi: koordinasi BPTP Aceh dengan pemerintah

daerah/kabupaten yaitu dinas pertanian, badan penyuluhan dan balai penyuluhan

pertanian, dengan membantu kegiatan Kajian Kebutuhan dan Peluang (KKP) untuk

menggali potensi dan

permasalahan di lokasi

pendampingan, apresiasi

teknologi PTT, melakukan

bimbingan penerapan PTT,

mendampingi pelaksanaan

demplot PTT, melatih tenaga

inti pelaksana, serta

melakukan monitoring

pendampingan GP-PTT.

Penyebaran materi GP-PTT

melalui bimbingan di

lapangan kepada penyuluh di

lokasi-lokasi demoplot

melalui pertemuan kelompok

berturut-turut untuk lokasi

GP-PTT padi/jagung/kedelai.

Identifikasi lokasi

pendampingan GP-PTT padi,

jagung dan kedelai (Tabel

1.) yang meliputi : (1)

mengidentifikasi masalah di

suatu tempat, (2) mengidentifikasi ketersediaan sumber daya dan lingkungan fisik

maupun biologi, (3) mengidentifikasi teknologi-teknologi yang tersedia untuk suatu

ekosistem, dan (4) mempelajari keterkaitan dan sistem di antara teknologi lain yang

tersedia dengan sosial budaya petani. Dari hasil identifikasi permasalahan yang telah

dilakukan dapat disimpulkan masalah-masalah utama yang ditemukan di desa contoh.

Gambar 1. Koordinasi dengan Dinas Pertanian Kab.

Aceh Barat

Gambar 2. Koordinasi dengan BP4K Kabupaten

Aceh Timur

Page 27: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

15

Dari sini dapat diidentifikasi

teknologi-teknologi yang

tersedia serta teknologi

yang perlu dikembangkan

lebih lanjut dalam

Demonstrasi Plot.

Masalah utama

yang dihadapi petani padi

sawah adalah produktivitas

rata-rata masih dibawah

potensi hasil dan hasil pengkajian yaitu 5.5 ton/ha sedangkan hasil pengkajian telah

mencapai 7-8 ton/ha. Rendahnya produktivitas padi tersebut disebabkan oleh dua

factor utama yaitu : jumlah

populasi masih rendah, bibit

umur tua (20-25 hari setelah

tanam), pemupukan belum

berimbang. Untuk

meningkatkan produktivitas

padi perlu dilakukan

penerapan teknologi jajar

legowo (jarwo 2 : 1),

menggunakan benih muda

(<17 hari setelah semai).

Pada tanaman jagung masalah utama sama dengan padi yaitu produktivitas masih

dibawah potensi hasil dan hasil penelitian, hasl ini disebabkan petani masih belum

melakukan pemupukan berimbang dan populasi masih kurang. Sedangkan pada

tanaman kedelai masalah utama adalah benih bermutu sulit diperoleh petani tepat

waktu dan tepat jumlah, hama penyakit, pertumbuhan gulma, pemupukan belum

berimbang, dan populasi tanaman rendah. Kendala tersebut manyebabkan

produktivitas kedelai di tingkat petani rendah (1.1 – 1.5 ton/ha), sedangkan hasil

penelitian dapat mencapai 2 - 2.5 ton/ha

Gambar 3. Koordinasi dengan BP4K Kabupaten

Aceh Tenggara

Gambar 4. Koordinasi dengan BP4K Kabupaten

Pidie Jaya

Page 28: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

16

Tabel 1. Informasi Lokasi Pendampingan GP-PTT Kawasan Padi/Jagung/Kedelai di Provinsi Aceh Tahun 2015

Luas Kawasan: 170 ha (Padi)

Kabupaten

Kecamatan

Desa Jumlah poktan

terlibat per desa

(poktan)

Jumlah anggota per Poktan

(orang/ poktan)

1. Aceh Barat 1 Samatiga 1 Suak Timah 2 poktan 116 orang

2. Aceh Timur 1 Simpang Ulim 1 Peulalu 2 poktan 154 orang

Luas Kawasan: 250 ha (Jagung)

Kabupaten

Kecamatan

Desa

Jumlah poktan

terlibat per desa

(poktan)

Jumlah anggota

per Poktan

(orang/ poktan) 1. Aceh Tenggara

1

Lawe Sigala

1

Lawe

Kesumpat 2 poktan 125 orang

Luas Kawasan: 66 ha (Kedelai)

Kabupaten

Kecamatan

Desa

Jumlah poktan

terlibat per desa

(poktan)

Jumlah anggota

per Poktan

(orang/ poktan) 1. Pidie Jaya 1 Bandar Baru 1 Musa 2 poktan 58 orang

4.2. Pelatihan Petani dan Penyuluh

Kabupaten Aceh Barat

Pelatihan petani dan penyuluh kegiatan Pendampingan Program

Strategis Kementerian

Pertanian Pengelolaan

Tanaman Terpadu

(PTT) Tanaman

Pangan (padi) Tahun

2015, di Kabupaten

Barat dilakukan di BPP

Samatiga Kabupaten

Aceh Barat. Hari

pertama melakukan

Gambar 5. Pelatihan Petani Padi Sawah di Sama

Tiga Kab. Aceh Barat

Page 29: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

17

persiapan untuk ruangan pelatihan dan tempat pembelian akomodasi makan

dan minum peserta didampingi penyuluh. Kemudian melakukan cek ulang

ke Badan Penyuluhan dan Dinas Pertanian Aceh Barat untuk kesiapan

narasumber. Hari kedua dilakukan persiapan terhadap akomodasi dan

pemasangan spanduk dan persiapan pembagian bahan materi pelatihan,

toolkit pelatihan dan baju pelatihan. Berikut di bawah ini dokumentasi saat

pendaftaran dan pembagian bahan materi pelatihan, tool kit dan baju

pelatihan.

Pelatihan kegiatan Pendampingan Program Strategis Kementerian

Pertanian Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Tanaman Pangan, adapun

materi pelatihan : (1) Teknis Pengelolaan Tanaman Terpadu pada Budidaya

Padi oleh Ir. Chairunas, M.S., (2) Pengenalan PUTS (perangkat uji tanah

sawah) oleh Irhas, A. Md.

Sambutan dari Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan yang

diwakili oleh Kabid. Produksi Bpk. Taufik, S.P. menyambut baik pelatihan

yang diadakan oleh BPTP Aceh dan hal baru yang menjadi harapan petani

kooperator adalah penerapan teknologi Legowo 2:1 yang akan diterapkan

oleh petani kooperator. BPTP Aceh juga menyediakan alat caplak untuk

membantu petani dalam menerapkan teknologi legowo 2:1 tersebut.

Perkiraan peningkatan produksi jika menerapkan teknologi dengan benar

yaitu sekitar 10%-15% dari produksi sebelumnya.

Tabel 2. Narasumber dalam Pelatihan Usahatani Padi di Kabupaten Aceh

Barat

No

Narasumber

(nama)

Jumlah Materi teknologi/Topik latihan Tingkat

Pelatihan Jumlah Peserta

(orang) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

P

L

1

PL2

PL3

Lainnya

1. Ulul Izmi, S.P. √ √ √ 50

2. Chairunnisa,

S.P., M.Si.

√ √ √ √ 50

3 Ir. Chairunas, M.S

√ √ √ 50

4 Didi Darmadi,

SP., M.Si

√ √ √

√ 50

Page 30: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

18

Materi teknologi / Topik latihan: Tingkat pelatihan: 1. Benih/varietas PL1: Tingkat pusat

2. Penyiapan lahan PL2: Tingkat propinsi

3. Tanam bibit muda dan 1-3 bibit PL3: Tingkat kabupaten, 4. Pemupukan sesuai kebutuhan kecamatan, desa

5. Pemeliharaan tanaman/Penyiangan 6. Menerapkan PHT dalam pengendalian OPT

7. Pengairan yang efisien/intermiten 8. Panen dan pascapanen yang seuai

9. Katam

10. Teknik budidaya secara umum 11. Diseminasi

12. Kebijakan, kelembagaan, pemasaran, dll

Aceh Timur

Acara diikuti oleh

anggota kelompok tani,

anggota koramil dan

babinsa 2 (dua) orang,

serta penyuluh lingkup

BPP simpang ulim. Materi

tentang tanam metoda

legowo 2:1 dan

penggunaan caplak

disampaikan oleh Ir.

Chairunas, M.S. dan Didi Darmadi, S.P., M.Si. Berikut ini dokumentasi

pelatihan PTT padi sawah di BPP simpang Ulim. Materi tentang Pengelolaan

Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT). Teknologi PTT terdiri dari

beberapa komponen yaitu ; Varietas unggul produksi tinggi, Bibit umur

muda, Pemupukan berimbang, Penggunaan bahan organic, Tanam legowo,

Pengendalian hama terpadu, Pengelolaan air, Penanganan pasca panen,

Pendampingan oleh penyuluh pertanian, Peneliti, POPT (Pengamat

Organisme Penganggu Tanaman).

Gambar 6. Pelatihan Petani Padi sawah di

Simpang Ulim Kab. Aceh Timur

Page 31: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

19

Selanjutnya materi dilanjutkan tentang cara melakukan pencaplakan.

Alat caplak yang ditarik harus mengikuti alur yang telah dibuat diawal. Jarak

tanam pada alat caplak

dapat disesuaikan dengan

kondisi kesuburan tanah.

Semakin subur tanah

jarak tanam dapat

diperjarang seperti 25 cm

(antar tanaman) x 15 cm

(di dalam baris) x 50 cm

(antar baris) dan

seterusnya. Berikut ini

cara melakukan pencaplakan sistem tanam legowo 2:1 pada Budidaya PTT

(Pengelolaan Tanaman Terpadu)

Aceh Tenggara

Pelatihan petani

dan penyuluh kegiatan

Pendampingan Program

Strategis Kementerian

Pertanian Pengelolaan

Tanaman Terpadu (PTT)

Tanaman Pangan

(jagung) Tahun 2015, di

Kabupaten Tenggara

dilakukan di BPP Lawe

Sagala Kabupaten Aceh Tengara. Hari pertama melakukan persiapan untuk

ruangan pelatihan dan tempat pembelian akomodasi makan dan minum

peserta didampingi penyuluh. Kemudian melakukan cek ulang ke Badan

Penyuluhan dan Dinas Pertanian Aceh Tenggara untuk kesiapan nara

Gambar 7. Petani Padi Sawah Menarik Caplak

di Simp. Ulim Kab. Aceh Timur

Gambar 8. Pelatihan Petani Jagung di Lawe

Sigalagala Kab. Aceh Tenggara

Page 32: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

20

sumber. Hari kedua dilakukan persiapan terhadap akomodasi dan

pemasangan spanduk dan persiapan pembagi-an bahan materi pelatihan,

toolkit pelatihan dan baju pelatihan. Berikut di bawah ini dokumentasi saat

pendaftaran dan pembagian bahan materi pelatihan, tool kit dan baju

pelatihan.

Pelatihan kegiatan Pendampingan Program Strategis Kementerian

Pertanian Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Tanaman Pangan, adapun

materi pelatihan :

- Teknis Pengelolaan Tanaman Terpadu pada Budidaya Jagung oleh Ir.

Chairunas, M.S.

- Penangkaran benih Hibrida oleh Ramlan, S.P.

- Pengendalian hama dan penyakit jagung oleh Didi Darmadi, S.P., M.Si. dan

Taufik, S.P. (Koordinator PPH Dinas Pertanian).

Sambutan dari Kepala Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

yang diwakilkan oleh Bpk. Taufik, S.P. menyambut baik pelatihan yang

diadakan oleh BPTP Aceh dan hal baru yang menjadi harapan petani adalah

penangkaran benih. Ke depan diharapkan petani di Aceh Tenggara mampu

memproduksi benih untuk mereka sendiri dan dijual ke petani lainnya.

4.3. Penanaman Sistem Jarwo 2 : 1

Kabupaten Aceh Barat

Menurut petani

kooperator di lokasi

kegiatan (Desa Suak

Timah, Kecamatan

Samatiga, Kabupaten

Aceh Barat) tanam padi

system legowo 2 : 1

menggunakan benih

muda dan menggunakan Tabel 9. Tanam Padi Sistem Jarwo 2 : 1 di

Kabupaten Aceh Barat

Page 33: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

21

caplak, baru pertama kali dilakukan petani padi di Kabupaten Aceh Barat.

Sebelum Pelaksanaan tanam padi system legowo 2:1 dan benih muda telah

dilakukan pelatihan yang bertujuan untuk menjelaskan keuntungan yang

diperoleh dari system legowo dan penanaman benih muda (15 hari setelah

semai). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam tiga tahun terakhir pada

beberapa daerah sentra produksi padi di seluruh Indonesia, keuntungan

atau keunggulan yang diperoleh dengan system tanam legowo 2:1 dan

benih muda dibandingkan dengan tanam jajar biasa yang telah umum

dilakukan patani delama ini adalah :

1. Jumlah benih yang dibutuhkan lebih sedikit (20 kg/ha)

2. Populasi tanaman lebih banyak >30% disbanding system jajar biasa

3. Pemeliharaan (pengendalian gulma, PHT), pemupukan, pada tanaman padi

lebih mudah dilakukan, karena ada jarak tanam yang lebar untuk bergerak

di dalam petak sawah

4. Masa stagnasi lebih pendek, sehingga pertumbuhan tanaman dan

pembentukan anakan lebih cepat

5. Tanaman tumbuh lebih baik karena system legowo 2:1 membuat semua

tanaman menjadi tanaman pinggir.

Tanam padi system legowo telah mulai dilaksanakan pada tanggal 7

Mei 2015 di Desa Suak Timah, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat

diikuti lebih 25 orang petani dibawah bimbingan peneliti dan penyuluh BPTP

dan BPP Samatiga. Syarat utama pada tanam padi menggunakan caplak

adalah :

Air di dalam petak sawah dapat dikeluarkan sampai pada kondisi macak-

macak

Permukaan tanah/lumpur di dalam petak sawah harus rata sehingga garis

bekas caplak terlihat dengan jelas

Benih ditanam 1-2 batang per rumpun

Page 34: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

22

Kabupaten Aceh Timur

Tanam padi sawah

dengan system Legowo

2 : 1 menggunakan

benih muda (15 hari

setelah semai) varietas

Inpari 15 menggunakan

caplak sehingga jarak

tanam antara barisan

(50 cm dan 25 cm) dan

jarak didalam barisan

(12.5 cm) sehingga populasi tanaman tepat yaitu 213.000 rumpun,

meningkat 33,31% dibanding pola tanam tegel (25 x 25) cm yang hanya

160.000 rumpun/ha.

Menurut petani kooperator di lokasi kegiatan (Desa Peulalu,

Kecamatan Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur) tanam padi system

legowo 2 : 1 menggunakan benih muda dan menggunakan caplak, baru

pertama kali dilakukan petani padi di Kabupaten Aceh Timur. Sebelum

Pelaksanaan tanam padi system legowo 2:1 dan benih muda telah

dilakukan pelatihan yang bertujuan untuk menjelaskan keuntungan yang

diperoleh dari system legowo dan penanaman benih muda (15 hari setelah

semai). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam tiga tahun terakhir pada

beberapa daerah sentra produksi padi di seluruh Indonesia, keuntungan

atau keunggulan yang diperoleh dengan system tanam legowo 2:1 dan

benih muda dibandingkan dengan tanam jajar biasa yang telah umum

dilakukan patani delama ini adalah :

6. Jumlah benih yang dibutuhkan lebih sedikit (20 kg/ha)

7. Populasi tanaman lebih banyak >30% disbanding system jajar biasa

Tabel 10. Tanam Padi Sistem Jarwo 2 : 1 di

Kabupaten Aceh Timur

Page 35: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

23

8. Pemeliharaan (pengendalian gulma, PHT), pemupukan, pada tanaman padi

lebih mudah dilakukan, karena ada jarak tanam yang lebar untuk bergerak

di dalam petak sawah

9. Masa stagnasi lebih pendek, sehingga pertumbuhan tanaman dan

pembentukan anakan lebih cepat

10. Tanaman tumbuh lebih baik karena system legowo 2:1 membuat semua

tanaman menjadi tanaman pinggir.

Tanam padi system legowo telah mulai dilaksanakan pada tanggal 17

Oktober 2015 di Desa Peulalu, Kecamatan Simpang Ulim, Kabupaten Aceh

Timur diikuti lebih 22 orang petani dibawah bimbingan peneliti dan

penyuluh BPTP dan BPP Simpang Ulim. Syarat utama pada tanam padi

menggunakan caplak adalah :

Air di dalam petak sawah dapat dikeluarkan sampai pada kondisi macak-

macak

Permukaan tanah/lumpur di dalam petak sawah harus rata sehingga garis

bekas caplak terlihat dengan jelas

Benih ditanam 1-2 batang per rumpun

4.4. Hasil Penerapan Teknologi Ditingkat Petani

Hasil penerapan teknologi pada tanaman padi sawah di tingkat petani dapat

dilihat pada Tabel 3a. Pada lokasi pendampingan teknologi komponen dasar seperti

; penggunaan varietas unggul, benih bermutu dan berlabel, pengaturan populasi

tanaman dengan Jajar legowo 2 : 1 dan 4 : 1 telah diterapkan petani 100 persen,

sedangkan pemgunaan pupuk sesuai status hara tanah dan pupuk organic masih 50

persen. Pada umumnya petani menggunakan pupuk kimia (NPK dan urea).

Sedangkan teknologi pilihan seperti ; Pengolahan lahan yang baik, Penggunaan bibit

muda (< 21 hari), Tanam bibit 1 – 3 batang per rumpun, dan Panen tepat waktu

dan segera dirontok dan dikeringkan sudah diterapkan petani 100 persen. Pengairan

secara efektif dan pengendalian gulma menggunakan alat masih 60 dan 50 persen.

Page 36: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

24

Tabel 3a. Tingkat Penerapan Teknologi Padi Spesifik Lokasi pada Kawasan yang didampingi

No Komponen Teknologi

Jumlah

poktan yang didampingi

(4 poktan)

Jumlah poktan

yang menerapkan teknologi (4

poktan)*)

Persentasi yang menerapkan

teknologi (%)

Komponen Dasar

1 Varietas unggul baru √ √ 100

2 Benih bermutu dan berlabel √ √ 100

3 Pemberian bahan organik √ √ 50

4 Pengaturan populasi tanaman Jajar legowo (2:1, 4:1, lainnya)

√ (2:1)

√ (2:1)

100

5 Pemupukan berdasarkan kebutuhan

tanaman dan status hara tanah

50

6 Pengendalian OPT dengan pendekatan

PHT

√ √ 100

Komponen Pilihan

7 Pengolahan lahan yang baik √ √ 100

8 Penggunaan bibit muda (< 21 hari) √ √ 100

9 Tanam bibit 1 – 3 batang per rumpun √ (2 bibit) √ 100

10 Pengairan secara efektif dan efisien

(intermitten) √ √

60

11 Penyiangan mekanis (bisa dgn bantuan alat gasrok, landak, dll)

√ √ 50

12 Panen tepat waktu dan segera dirontok

dan dikeringkan √ √

100

Keterangan:

*) Poktan dianggap menerapkan jika lebih dari 50 % anggotanya sudah menerapkan

teknologi

Hasil penerapan teknologi jagung di tingkat petani dapat dilihat pada

Tabel 3b. Pada lokasi pendampingan teknologi komponen dasar seperti ;

penggunaan varietas unggul, benih bermutu dan berlabel, pembuatan saluran

drainase, pengaturan populasi tanaman dan PHT telah diterapkan petani 100

persen, untuk komponen pilihan seperti ; penyiapan lahan, pengendalian gulma,

dan panen tepat waktu sudah diterapkan petani sesuai anjuran (100 %),

sedangkan pembumbunan 70%, pemupukan organic dan sesuai status hara tanah

baru 50%.

Page 37: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

25

Tabel 3b. Penerapan Teknologi Jagung Spesifik Lokasi pada Kawasan yang

didampingi

No Komponen Teknologi

Jumlah

poktan yang didampingi (2

poktan)

Jumlah poktan

yang menerapkan teknologi (2

poktan)**)

Persentasi

yang mene-

rapkan (%)

Komponen Dasar

1 Varietas unggul baru √ √ 100

2 Benih bermutu dan berlabel √ √ 100

3 Pembuatan saluran drainase* √

100

4 Pengaturan populasi tanaman (66.000-

75.000 tanaman/ha)

100

5 Pengendalian OPT dengan pendekatan

PHT

√ √ 100

Komponen Pilihan

6 Persiapan lahan √ √ 100

7 Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah

√ √ 50

8 Pemberian bahan organik √ √

50

9 Pembumbunan √ √

70

10 Pengendalian gulma secara mekanik atau herbisida kontak

√(herbisida) √ 100

11 Panen tepat waktu dan pengeringan √ √ 100

*) di Lahan kering pada MH atau saluran drainase di lahan sawah pada MK **) Poktan dianggap menerapkan jika lebih dari 50 % anggotanya sudah menerapkan

teknologi

Hasil penerapan teknologi kedelai di tingkat petani dapat dilihat pada

Tabel 3c. Pada lokasi pendampingan teknologi komponen dasar seperti ;

penggunaan varietas unggul, benih bermutu dan berlabel sudah diterapakan

seratus persen sesuai anjuran, sedangkan pembuatan saluran drainase 60%,

pengaturan populasi tanan sesuai anjuran 70% serta pengendalian OPT 80%,

untuk komponen pilihan seperti ; penyiapan lahan dan panen tepat waktu sudah

diterapkan petani sesuai anjuran (100 %), sedangkan pemberian bahan organic

40% dan pemupukan sesuai status hara tanah baru 50%.

Page 38: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

26

Tabel 3c. Tingkat Penerapan Teknologi Kedelai Spesifik Lokasi pada Kawasan yang didampingi

No Komponen Teknologi

Jumlah

poktan yang didampingi

(2 poktan)

Jumlah poktan

yang menerapkan teknologi (2

poktan)**)

Persentasi

yang mene-

rapkan (%)

Komponen Dasar

1 Varietas unggul baru √ √ 100

2 Benih bermutu dan berlabel √ √ 100

3 Pembuatan saluran drainase √

60

4 Pengaturan populasi tanaman

(350.000-500.000 tanaman/ha)

70

5 Pengendalian OPT secara terpadu √

80

Komponen Pilihan

6 Penyiapan lahan √ √ 100

7 Pemupukan sesuai kebutuhan √ √ 50

8 Pemberian bahan organik √ √ 40

9 Amelioran pada lahan kering masam

- - -

10 Pengairan pada periode kritis √ √ 60

11 Panen dan pascapanen √ √ 80

*) di Lahan kering pada MH atau saluran drainase di lahan sawah pada MK **) Poktan dianggap menerapkan jika lebih dari 50 % anggotanya sudah menerapkan

teknologi

Page 39: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

27

Tabel 4. Jumlah poktan yang sudah mendapat sosialisasi rekomendasi KATAM tahun 2015

No Kawasan/ Kabupaten

(ha)

Jumlah Total Poktan yang didampingi

(1 poktan/2,0 - 5 ha)

Jumlah Poktan yg sudah mendapatkan sosialisasi

KATAM (12 poktan)

Jenis paket teknologi Katam*)

(no)

1 Aceh Barat 2 2 1, 9, 10

2 Aceh Timur 2 2 1, 9,10

3 Aceh Tenggara 4 4 1, 9, 10

4 Pidie Jaya 4 4 1, 9, 10

*) Diisi menurut nomor jenis/materi teknologi seperti pada Tabel 2.

Tabel 5. Demplot

No. Poktan pelaksana

Demplot

Paket teknologi yang diterapkan1)

(nomor)

Produktivitas di dalam

Demplot

Produktivitas di luar

Demplot (petani sekitar demplot)

Varietas (ku/ha) Varietas (ku/ha)

1 Asoe Nanggroe 1,2,3,5,6,8,10 Inpari 16 65 Ciherang 55

(Padi, Aceh Barat) Cigeulis 60

2 Semangat Jaya 1,2,3,5,6,8,10 Inpari 16 - Ciherang -

(Padi, Aceh Timur)

Ciherang - (

3 Dos Roha 1,2,3,5,6,8,10 Pioner P29 80 Pioner 78

(Jagung, Aceh Tenggara)

Bima 20 78

4 Ban Bedoh 1,2,3,5,6,8,10 Anjasmoro 21 Anjasmoro 17

(Kedelai, Pidie Jaya)

1) Sebutkan nomor teknologi pada Tabel 3 (tingkat penerapan teknologi)

Page 40: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

28

Tabel 6. Display varietas Padi

No. Kelompok tani/ petani

kooperator

Nama Varietas Unggul (VUB)

Produktivitas VUB (ku/ha)

Produktivitas varietas lokal / yang biasa

ditanam petani

(ku/ha)

1. Asoe Nanggroe Inpari 16 65

Cigeulis 60

Ciherang 60 55

Tabel 7. Peran BPTP dalam penyebaran informasi teknologi pertanian

No.

Judul Publikasi Jml eksemplar yang dicetak

Jenis publikasi dan jumlah yang didistribusi *)

Penerima **)

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5

1 Petunjuk Teknis

PTT Jagung 150 √

√ √

2 Petunjuk Teknis

PTT Kedelai 150 √

√ √

3 Petunuk Teknis Padi

150

Keterangan :

*)Jenis: 1. Buku **)Penerima: 1. Bakorluh/Dinas

2.Buklet

2.Bapeluh/Dinas

3.Leaflet

3.BPP

4.Brosure

4.Gapoktan

5.CD

5.Poktan

6.Poster

7.Buku saku

8. Lain2

Tabel 8. Frekuensi kunjungan peneliti/penyuluh BPTP ke lapang dalam rangka

pengawalan teknologi

No. Nama peneliti/ penyuluh

BPTP

Rencana/musim

(orang-kali/musim)

Realisasi/musim

(orang-kali/musim) % Realisasi

1 Ir. Chairunas, M.S. 4 kali/musim 3 kali/musim 75

2 Ir. M. Nasir Ali 6 kali/musim 6 kali/musim 100

3 Ir. T. Iskandar, M.Si. 4 kali/musim 4 kali/musim 100

4 Mehran, S.P. 3 kali/musim 3 kali/musim 100

5 Didi Darmadi, S.P., M.Si. 4 kali/musim 3 kali/musim 75

Page 41: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

29

Tabel 9. Luas penerapan tanam jajar legowo (Jarwo) dan produktivitas padi

Lokasi Kawasan yang didampingi

Total Luas yang didampingi (ha)

Luas tanam Jarwo (ha)

Produktivitas (ku/ha gkp)

Jarwo Tegel Lainnya...

Kabupaten Aceh Barat

10 10 65 55 50

Kabupaten Aceh Timur

10 10 65 55 50

V. KENDALA DAN SOLUSI/UPAYA PEMECAHANNYA

Serangan hama dan penyakit. Penyakit Blast, Hawar daun Bakteri (HDB).

Hama yang menyerang walang sangit

Pengendalian dengan insektisida dan fungisida, akan tetapi karena cuaca

kadang kering dan tiba-tiba hujan, sehingga perlakuan pengendalian kurang

efektif

VI. KESIMPULAN

Meningkatnya kemampuan petani dalam menerapkan teknologi budidaya

tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) dan upaya meningkatkan

produktivitas melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

Kedelai dengan prinsip partisipatif, terpadu, sinergis dan dinamis.

Pendampingan GP-PTT tanaman pangan telah dapat meningkatnya

produktivitas padi, jagung dan kedelai masing-masing 0.97 t/ha (15.25%),

1.22 t/ha (15.06%) dan 0.34 t/ha (21.25%) dibandingkan dengan teknologi

petani.

Untuk mengatasi serangan penyakit Blast disarankan untuk menanam

varietas yang tahan Blast seperti Inpari 16, pada varietas Cigeulis di lapang

termasuk kategori peka terhadap blast, begitu juga dengan Ciherang akan

tetapi Ciherang agak lebih tahan dibandingkan varietas Cigeulis.

Page 42: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

30

DAFTAR PUSTAKA Adisarwanto.T, 2005. Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta. Arsyad. AM; D.Pasaribu; N. Sunarlin; Budiharjo, 1991. Teknologi Budidaya Kedelai di

Lahan Kering P:114-229.n, dalam Prosidding Seminar dan Work Shop Penelitian Serta Usaha Tanaman Poangan dalam Produksi Kedelai. Bogor 22-23 Januari 1991.

Badan Litbang Pertanian, 2009a. Petunjuk pelaksanaan sinergi Balit-BPTP (Bahan

Raker Solo, belum dipublikasi). Badan Litbang Pertanian,2009b .Pedoman umum PTT kedelai. Badan Litbang Pertanian, 2010. Rencana Strategis Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian 2010-2014. Badan Pusat Statistik. 2010. Aceh Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Propinsi

Nanggroe Aceh Darussalam. Banda Aceh, hal. 127-165 Chairunas, 2008. Developing Technology for Soybean in Tsunami-Affected in the

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Proceeding International Worshop on Post Tsunami Soil Management. Bogor, Indonesia, 1-2 Juli 2008. Page 163-167.

Departemen Pertanian,2005. Permentan Nomor 3 tahun 2005 tentang pedoman

penyiapan dan penerapan teknologi pertanian, 17 Januari 2005. Ditjen Tanaman Pangan, 2010. Pedoman pelaksaan SLPTT padi, jagung, kedelai dan

kacang tanah tahun 2010.Kementerian Pertanian Han. B. Darman, MA., dan Nazariah 2002 Rekomendasi Paket Teknologi Kedelai pada

Lahan Kering di Kecamatan Meurah Mulia dan Tanah Luas di Aceh Utara serta Kecamatan Peureulak di Aceh Timur dalam Rekomendasi Hasil Paket Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP) Banda Aceh . 156 hal.

Jamal, E. 2009. Telaahan penggunaan pendakatan sekolah lapang dalam pengelolaan

tanaman terpadu (PTT) padi: Kasus di Kabupaten Blitar dan Kediri, Jawa Timur. Analisis Kebijakan Pertanain 7(4): 337-349 PSE-KP

Kementerian Pertanian, 2010. Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2010-2014. Mubyarto,1989. Pengantar Ekonomi Pertanian.LP3ES. Jakarta. Muji Rahayu, Lalu Wirajaswadi dan Awaluddin Hip, 1997. Peningkatan Produktivitas

Kedelai Melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (Ptt) Di Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu.

Page 43: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

31

www.ntb.litbang.deptan.go.id/2007/TPH/peningkatanproduktivitas.doc

Najiyati,S. dan Danarti, 1999. Palawija budidaya dan Analisa Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Oldeman L.R; Darwis, SN; Irsal Las, 1979. An Agroclimatic map of Sumatera. Contr.

Res. Agric. No.52. Bogor. Puslitbangtan 2009. Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT, Kerjasama Balai

Besar Pengkajian Teknologi Pertanian, BPTP Jawa barat dan BPTP Jawa Timur.

Saleh, N; T. Adisarwanto; A.Kasno dan Sudaryono, 2000. Teknologi Kunci dalam

Pengembangan Kedelai di Indonesia dalam Makarim AK, dkk. Tonggak Kemajuan Teknologi Produksi Pangan. Simposium Penelitian Tanaman Pangan IV. Bigir, 22 – 24 Nopember 1999.

Suryana. A. 2008. Penganekaragaman pangan dan gizi: Faktor pendukung

peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Majalah Pangan. Media Komunikasi dan Informasi No 52/XVII/Oktober-Desember 2008, Jakarta.

Siaran Pers. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. 12 Februari 2008.

Ketersediaan Teknologi Dalam Mendukung Peningkatan Produksi Kedelai Menuju Swasembada. Jakarta

Page 44: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

32

Lampiran

1. Analisis Resiko No Resiko Penyebab Dampak

1.

2.

3.

4.

Banjir

Kekeringan

Serangan hama

lalat bibit

Tanaman

kerdil,pertumbuha

n lambat, mudah

terserang hama

dan penyakit

Curah hujan tinggi

Kekeringan

Kekeringan,

kelembaban tanah

rendah

Kekurangan hara

terutama N

Tanaman mati, kerdil

Tanaman kerdil, hasil rendah

Tanaman tumbuh tidak normal,

kerdil, hasil sangat rendah

Hasil rendah, pendapatan petani

rendah, petani miskin

2. Dokumentasi Kegiatan Pendampingan GP-PTT Padi di Kabupaten Aceh Barat

Gambar 1. Lokasi Pendampingan Pengembangan GP-PTT Padi Sawah di Desa Suak Timah Kec. Samatiga Kab. Aceh Barat

Page 45: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

33

Gambar 2. Pengambilan Sampel Tanah di lokasi kegiatan

Gambar 3. Persemaian jarang (luas persemaian 4-5 % x luas tanam

Gambar 4. Pelatihan petani dan Penyuluh di BPP Samatiga Kab. Aceh Barat

Page 46: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

34

Gambar 5. Petani sedang cabut benih yang berumur 17 hari setelah semai

Gambar 6. Tanam padi system Legowo 2 : 1 (20 cm x 10 cm x 40 cm) menggunakan caplak roda

Page 47: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

35

Gambar 7. Keragaan tanaman padi system Legowo 2 : 1 (20 cm x 10 cm x 40 cm) umur 21 hari setelah tanam

Gambar 8. Temu lapang dan pengambilan ubinan

Page 48: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

36

3. Dokumentasi Kegiatan Pendampingan GP-PTT Jagung di Kabupaten Aceh Tenggara

Gambar 9. Pelatihan petani dan Penyuluh di BPP Lawe Sigalagala Kabupaten Aceh Tenggara

Gambar 10. Keragaan tanaman jagung Bima 19 danPioner 29 pada umur 60 hari setelah tanam

Page 49: LAPORAN HASIL KEGIATAN PEENNDD A AMMP PII ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/14-Lap GP-PTT-2015...masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

37

4. Dokumentasi Kegiatan Pendampingan GP-PTT Kedelai di Kabupaten Pidie Jaya

Gambar 11. Keragaan tanaman varietas Anjasmoro dan Kipas Merah umur 21 hari setelah tanam di Desa Tengoh Musa Kec. Bandar Baru Kab. Pidie Jaya