laporan hasil kegiatannad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-lapkir katam 2015.pdfseandainya...

31
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENDAMPINGAN GUGUS TUGAS KATAM TERPADU PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN : NAZARIAH, SP. M.Si BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015

Upload: vudang

Post on 11-Apr-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

LAPORAN HASIL KEGIATAN

PENDAMPINGAN GUGUS TUGAS KATAM TERPADU

PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN : NAZARIAH, SP. M.Si

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2015

Page 2: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

i

LEMBARAN PENGESAHAN

1. Judul RPTP : Pendampingan Gugus Tugas Katam Terpadu

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh

3. Alamat Unit Kerja : Jl. P. Nyak Makam N0. 27 Lampineung, Banda Aceh

4. Sumber Dana : DIPA Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP Aceh Tahun 2014

5. Status Kegiatan (L/B) : Lanjutan

6. Penanggung Jawab a. Nama : Nazariah, SP. M.Si

b. Pangkat/Golongan c. Jabatan Fungsional

: :

Pembina Tk I, IV/b Penyuluh Pertanian Madya

7 Lokasi : Provinsi Aceh

8. Agroekosistem : Lahan Sawah

9. Jangka Waktu : 1 (satu) tahun

10. Tahun Dimulai : 2015

11. Biaya : Rp. 83.300.000,- (Delapan puluh tiga juta tiga ratus ribu rupiah)

Koordinator Program, Penanggung Jawab Kegiatan, Dr. Rachman Jaya, S.Pi. M.Si

Nazariah. SP, MSi.

NIP. 19740305 200003 1 001 NIP. 19710818 199803 2 002 Mengetahui : Kepala Balai Besar

Menyetujui Kepala Balai

Dr. Ir. Abdul Basit MS NIP. 19610929 198603 1 003

Ir. Basri A. Bakar, M.Si. NIP. 19600811 198503 1 001

Page 3: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilllah, berkat Rahmat Allah laporan kegiatan Pendampingan Gugus Tugas

Katam dapat diselesaikan pada waktunya. Seandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan

laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, kami memohon maaf dan menerima saran

serta masukan yang bersifat membangun dan memperbaiki pola kegiatan yang

dilaksanakan agar lebih baik dimasa mendatang.

Terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada Kepala BPTP Aceh yang

telah memberikan kepercayaan, ungkapan terima kasih juga kami haturkan kepada semua

pihak yang telah turut membantu pelaksanaan kegiatan ini.

Akhirnya kepada Allah jualah kita mohon hidayahnya, semoga laporan sederhana ini

berguna bagi yang membutuhkannya.

Banda Aceh, Desember 2015 Pelaksana Kegiatan, Nazariah, SP. M.Si NIP. 19710818 199803 2 002

Page 4: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

iii

RINGKASAN

1. Judul RPTP : PENDAMPINGAN GUGUS TUGAS KATAM TERPADU

2. UNIT KERJA : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH

3. LOKASI : KABUPATEN BIREUEN

4. AGROEKOSISTEM : LAHAN SAWAH

5. STATUS : LANJUTAN

6. TUJUAN : a. Mendukung proses penyusunan Sistem Informasi

Kalender Tanam Terpadu

b. Melaksanakan verifikasi dan sosialisasi Sistem

Informasi Kalender Tanam Terpadu

c. Melaksanakan desiminasi Kalender Tanam ke

kabupaten dan/atau kecamatan (BPP)

7. KELUARAN : a. Tersusunnya Sistem Informasi Kalender Tanam

Terpadu,

b. Terlaksana verifikasi dan sosialisasi Sistem

Informasi Kalender Tanam Terpadu,

c. Terlaksana desiminasi Kalender Tanam ke

kabupaten dan/atau kecamatan (BPP

8. HASIL : Tersebarluaskannya informasi teknologi kalender

tanam (KATAM) terpadu kepada pengguna dalam

upaya meningkatkan produktivitas tanaman padi

sebagai strategi mengantisipasi perubahan iklim.

1.

9. PERKIRAAN

MANFAAT DAN

DAMPAK

: a. Tersebarluaskannya informasi kalender tanam

(KATAM) terpadu kepada pengguna di seluruh

kabupaten/kota

b. Meningkatnya pengetahuan pengguna dalam

mengakses langsung informasi kalender tanam

terpadu sesuai kebutuhan

c. Meningkatnya tingkat adopsi dalam rangka

peningkatan produksi

Page 5: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

iv

d. Meminimalkan penanaman diluar jadwal/kalender

tanam pada setiap musim tanam

e. Sebagai pemandu atau pedoman awal tanam,

alternatif pola tanam, luas areal tanam potensial,

dan rekomendasi teknologi adaptif pada level

kecamatan/Kabupaten

f. Pengumpulan data katam sampai level kecamatan

lebih mudah.

g. Mendapatkan data akurasi katam terpadu

10. Prosedur : a. Melaksanakan sosialisasi,

b. Melaksanakan gelar teknologi validasi dalam

rangka penajaman dan akurasi Katam Terpadu di

Kabupaten Bireuen

c. Melaksanakan temu lapang pada lokasi dimana

gelar teknologi validasi dilaksanakan

d. Pengumpulan data base dari Provinsi dan seluruh

Kabupaten/Kota

e. Tabulasi data, pengiriman data dan Update data

ke Tim Katam Pusat

11. Jangka Waktu : 1 (satu) tahun

12. Biaya tahun 2015 : Rp. 83.300.000,- (Delapan puluh tiga juta tiga ratus

ribu rupiah)

Page 6: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

v

SUMMARY 1. Title : MENTORING TASK FORCE INTEGRATED KATAM

2. Implementation unit : ASSESSMENT INSTITUTE FOR AGRICULTURE

TECHNOLOGY (AIAT) ACEH

3. Location : ACEH PROVINCE

4. Agroecosytem : Lowland

5. Status : NEW

6. Objective : a. Support the process of preparation of Integrated

Information Systems Planting Calendar

b. Conduct verification and dissemination of

Integrated Information Systems Planting Calendar

c. Planting Calendar carry out dissemination to the

district and / or sub-district (BPP)

7. Output : a. Support the process of preparation of Integrated

Information Systems Planting Calendar

b. Conduct verification and dissemination of

Integrated Information Systems Planting Calendar

c. Planting Calendar carry out dissemination to the

district and / or sub-district (BPP).

8. Outcome : 2. Dissemination of information technologies planting

calendar (katam) integrated to users in an effort to

increase the productivity of rice plants as a strategy to

address climate change.

3.

9. Expected Benefits

And Impact

: a. Information dissemination planting calendar

(katam) integrated to users in all districts / cities

b. Increased knowledge of the user in accessing the

information directly integrated crop calendars as

needed

c. The increasing rate of adoption in order to

increase production

d. Minimizing planting beyond schedule / calendar

planted in each planting season

e. As a guide or guidelines early planting, alternative

cropping patterns, planting area of potential, and

Page 7: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

vi

adaptive technology advice at the level of districts

/ District

f. Katam data collection until the district level more

easily.

g. Getting the data accuracy integrated katam

10. Procedure a. To socialize,

b. Implement technology degree validation in the

framework of the Integrated Katam refinement and

accuracy in Bireuen

c. Implement an open-field at the location where the

degree of validation technology implemented

d. Collecting data base of the entire province and

regency / city

e. Tabulation of data, data transmission and data to

the Update Center Katam Team

11. Duration 1 year

12. Budget IDR. 83.300.000

Page 8: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

vii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Hasil pengamatan tinggi tanaman dan jumlah anakan tanaman ........ 17

padi validasi Kalender Tanam Terpadu di Desa Mon Jambe Ke- camatan Jeumpa Kabupaten Bireuen 2015.

Page 9: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Penampilan persemaian umur 12 hari setelah semai ……………………. 13 Gambar 2. Proses penanaman hari pertama dan profil tanaman …………………… 13

satu batang per lubang tanam

Gambar 3. Profil padi hari pertama penanaman ………………………………………….. 14 Gambar 4. Profil tanaman padi umur 14 hari setelah penanaman ………………… 14 Gambar 5. Profil tanaman padi umur 22 hari setelah penanaman ……………….. 15 Gambar 6. Profil tanaman padi umur 60 hari setelah penanaman ……………….. 15 Gambar 7. Profil tanaman padi umur 68 hari setelah penanaman ……………….. 16 Gambar 8. Profil tanaman padi umur 120 hari setelah penanaman/panen ……. 16 Gambar 9. Proses penghitungan hasil ubinan ……………………………………………… 17

Page 10: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

ix

DAFTAR ISI

Halaman LEMBARAN PENGESAHAN .......................................................... i LEMBAR PENGESAHAN.......................................................... ..... i ABSRAK………………………………………………………………………. ii KATA PENGANTAR ..................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................ iv RINGKASAN ............................................................................... iv I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2. Dasar Pertimbangan……………………………………………………………. ... 2 1.3. Tujuan ..................................................................................... 3 1.3. Keluaran yang diharapkan ........................................................ 3 1.4. Perkiraan Manfaat dan Dampak............................................. ..... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 5 III. PROSEDUR ........................................................................... 8 3.1. Pendekatan .............................................................................. 8 3.2. Ruang Lingkup Kegiatan ........................................................... 8 3.3. Waktu dan Tempat................................................................ .... 8 3.4. Bahan dan Alat…………………………………………………………………… .... 9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 10

4.1. Sosialisasi………………......................................... .................. 10 4.2. Validasi Katam Terpadu ....................................................... 11

4.3. Perkembangan Tanaman…………………….. ............................. 12 4.4. Produktivitas……………………………………………………. ............... 17 4.5. Temu Lapang…………………………………………………………………….. 18 V. KESIMPULAN……………………………………………………… ...... 20

5.1. Kesimpulan………………………………………………………………………. 20 5.2. Saran……………………………………………………………………………….. 20

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

1

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 45/2011 tentang Tata Hubungan

Kerja Antara Kelembagaan Teknis, Penelitian dan Pengembangan, dan Penyuluhan

Pertanian dalam Mendukung Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), pada

dasarnya terkait dengan: a) pengembangan dan penerapan kalender tanam (katam),

baik dalam penyusunan, maupun sosialisasi dan validasi/verifikasi lapang, dan b)

mendukung upaya adaptasi sekaligus mitigasi perubahan iklim dalam

pengamanan/penyelamatan atau pengurangan risiko, pemantapan pertumbuhan

produksi, dan mengurangi dampak sosial-ekonomi.

Untuk mengimplementasikan Permentan No. 45/2011, Badan Litbang Pertanian

telah mengembangkan Sistem Kalender tanam (KATAM) terpadu yang menjadi rujukan

bagi pengambil kebijakan dalam penyusunan rencana pengelolaan pertanian tanaman

pangan di tingkat kecamatan. Informasi tersebut meliputi estimasi awal waktu tanam

ke depan berdasarkan prediksi iklim, yang dilengkapi dengan informasi rawan bencana

banjir, kekeringan, dan organisme pengganggu tanaman (OPT), serta rekomendasi

teknologi berupa varietas, benih, dan pemupukan berimbang. Sistem Informasi

Kalender tanam (KATAM) terpadu dapat diakses melalui litbang.deptan.go.id,

deptan.go.id, epetani.deptan.go.id, cybex.deptan.go.id, balitklimat.

litbang.deptan.go.id. Untuk lebih mengefektifkan penerapan Permentan No.45/2011,

Badan Litbang Pertanian telah menerbitkan SK No 77.1/Kpts/OT.160/I/3/2012 tentang

Tim Penyusunan Kalender Tanam (Katam) Terpadu tahun 2012 dan SK No.

178.1/Kpts/OT.160/I/7/2012 tentang Pembentukan Gugus Tugas Katam dan

Perubahan IKlim di BPTP.

Dalam dua dekade terakhir, isu perubahan iklim terus menguat dan menjadi

entri point penting dalam menyusun perencanaan pengembangan pertanian,

khususnya tanaman pangan. Perubahan iklim yang ditandai oleh perubahan pola dan

distribusi curah hujan, peningkatan suhu udara, dan peningkatan muka air laut

berdampak langsung terhadap pertanian di wilayah tertentu. Tanaman pangan

merupakan subsektor yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Di sisi lain,

Page 12: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

2

kedaulatan pangan sejak era Otonomi Daerah seakan telah beralih ke Pemerintah

Provinsi/Kabupaten. Kegagalan panen di suatu sentra produksi dapat menyebabkan

keguncangan di daerah lain, terlebih pada daerah yang bukan sentra pertanian.

Kalender Tanam yang sudah dihasilkan oleh Kementerian Pertanian merupakan

teknologi yang memuat berbagai informasi tanam pada skala kecamatan. Secara

administratif, setiap kecamatan memiliki beberapa desa dengan luas, posisi desa dari

jaringan irigasi maupun drainase, letak desa dari pasar pertanian yang menyediakan

saprodi, dan letak desa dari pusat kegiatan ekonomi dan penyediaan tenaga kerja.

Semua faktor tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan oleh petani untuk

menetapkan waktu tanam padi, sehingga waktu tanam akan bervariasi dalam satu

kecamatan.

1.2. Dasar Pertimbangan

Upaya peningkatan produksi memerlukan strategi yang cermat berdasarkan

prakiraan iklim yang akurat, antara lain melalui percepatan tanam di beberapa lokasi,

terutama di wilayah yang masih tinggi curah hujannya. Untuk memandu upaya ini

diperlukan alat Bantu antisipatif, berupa Kalender Tanam yang telah dikembangkan

sejak 2007 oleh Badan Litbang Pertanian, kemudian disempurnakan menjadi Kalender

tanam (KATAM) terpadu yang memuat rekomendasi teknologi dan kebutuhan sarana

produksi. Dengan adanya Kalender tanam (KATAM) terpadu untuk setiap kabupaten,

petani diharapkan dapat menentukan waktu tanam terbaik dan sekaligus menetapkan

varietas yang sesuai dan pemupukan yang rasional.

Kegiatan pendampingan kalender tanam (KATAM) terpadu di Propinsi Aceh

baru dilaksanakan pada tahun 2012. Sejauh ini sosialisasi yang dilaksanakan masih

sangat terbatas sehingga Dinas/Instansi terkait dan pengguna lainnya belum

memahami pentingnya kalender tanam (KATAM) terpadu untuk meningkatkan produksi

tanaman terutama padi terkait dengan anomali iklim yang terjadi. Informasi yang

tercantum dalam KATAM sampai ke level kecamatan memerlukan kerjasama semua

pihak. Minimnya informasi yang mereka dapatkan menyebabkan pihak terkait di

Kabupaten/kota belum memahami pentingnya keakuratan dan ketepatan waktu data

Page 13: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

3

yang diminta untuk updating data kalender tanam pada kecamatan masing-masing,

sehingga dinas/instansi terkait di daerah terkesan data tersebut tidak begitu penting

sehingga mereka keberatan untuk memberikannya. Oleh karena itu, pemasyarakatan

kalender tanam (KATAM) terpadu melalui sosialisasi dan uji efektivitas untuk

mendukung keakuratan data katam penting dilakukan. Hal ini berguna sebagai

jembatan untuk memudahkan menghimpun data katam selanjutnya. Apabila

dinas/instansi terkait di daerah sudah memahami pentingnya data level kecamatan,

maka rekomendasi teknologi katam untuk Aceh diharapkan dapat lebih akurat.

1.3. Tujuan

a. Mendukung proses penyusunan Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu

b. Melaksanakan validasi dan sosialisasi Sistem Informasi Kalender Tanam

Terpadu

c. Melaksanakan desiminasi Kalender Tanam ke kabupaten dan/atau

kecamatan (BPP)

1.4. Keluaran

a. Tersusunnya Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu,

b. Terlaksana validasi dan sosialisasi Sistem Informasi Kalender Tanam

Terpadu,

c. Terlaksana desiminasi Kalender Tanam ke kabupaten dan/atau kecamatan

(BPP)

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak

a. Tersebarluaskannya informasi kalender tanam (KATAM) terpadu kepada

pengguna di seluruh kabupaten/kota

b. Meningkatnya pengetahuan pengguna dalam mengakses langsung

informasi kalender tanam terpadu sesuai kebutuhan

c. Meningkatnya tingkat adopsi dalam rangka peningkatan produksi

Page 14: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

4

d. Meminimalkan penanaman diluar jadwal/kalender tanam pada setiap

musim tanam

e. Sebagai pemandu atau pedoman awal tanam, alternatif pola tanam, luas

areal tanam potensial, dan rekomendasi teknologi adaptif pada level

kecamatan/Kabupaten

f. Pengumpulan data katam sampai level kecamatan lebih mudah.

g. Mendapatkan data akurasi katam terpadu

Page 15: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

Penyediaan pangan terutama beras dalam jumlah yang cukup dan harga

terjangkau tetap menjadi prioritas utama pembangunan nasional. Selain merupakan

makanan pokok lebih dari 95% rakyat Indonesia, padi juga telah menyediakan

lapangan pekerjaan bagi sekitar 20 juta rumah tangga petani di pedesaan, sehingga

dari sisi ketahanan pangan nasional fungsinya menjadi amat penting dan strategis (BB.

Padi, 2009)

Salah satu indikator pentingkinerja pemerintah adalah terpenuhinya kebutuhan

pangan secara cukup dan berkualitas berdasarkan prinsip-prinsip kemandirian pangan.

Target surplus 10 juta ton beras sampai 2014, akhirnya dijadikan agenda penting

Kementerian Pertanian yang harus didukung oleh seluruh Provinsi di Indonesia

termasuk Aceh. Pencapaian surplus ini dapat ditempuh melalui dua jalur yaitu

menurunkan konsumsi beras dan meningkatkan produksi beras. Penurunan konsumsi

beras dapat dicapai melalui diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal dan budaya

lokal. Penurunan ini menjadi bermakna karena diharapkan mampu berkontribusi dalam

menurunkan angka kerawanan pangan dunia yang mencapai 1,02 miliar orang atau

15,8 persen dari jumlah total penduduk dunia (Renstra Kementan, 2009).

Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam mempertahankan

swasembada beras. Diantara tingginya pertumbuhan populasi penduduk, konversi

lahan sawah subur ke tanaman lainnya yang lebih bernilai jual tinggi, pembangunan

kawasan perumahan, perkantoran dan kawasan industri, meningkatnya kompetisi

antar-usahatani, keterbatasan sumber daya air, terjadinya banjir dan kekeringan akibat

perubahan iklim (climate change) karena pemanasan golbal (global warming),

(Suyamto dan Zaini, 2010 ).

Keragaman (variabilitas) dan perubahan iklim merupakan proses alami yang

terjadi secara dinamis dan terus-menerus. Hal ini dicirikan oleh ketidak menentuan

pola curah hujan dan musim, serta peningkatan frekuensi kejadian anomali

(penyimpangan) iklim. Pada sektor pertanian, dampak perubahan iklim sudah semakin

terasa,terutama pada sub-sektor tanaman pangan, seperti ancaman banjir dan

Page 16: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

6

kekeringan, serangan hama penyakittanaman, penurunan rendemen dan kualitas

produksi. Oleh sebab itu, diperlukan strategi dan upaya. Antisipasi dampak perubahan

iklim agar tidak berpengaruh terhadap produksi pangan nasional, termasuk pencapaian

target swasembada pangan berkelanjutan.

Upaya yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan atau adaptasi kegiatan,

teknologi, dan pengembangan pertanian yang toleran terhadap perubahan iklim,

antara lain melalui penyesuaian waktu dan pola tanam, penggunaan varietas yang

adaptif, tahan terhadap organisme penganggu tanaman (OPT), dan pengelolaan air

secara efisien. Agar para pemangku kebijakan, penyuluh, petani, dan pengguna

inovasi lainnya dapat melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim

Perubahan iklim memberikan dampak terhadap kehidupan di Bumi.Pada

pertanian, perubahan iklim menyebabkan pergeseran musim tanam. Petani dihadapkan

pada perubahan iklim yang ekstrim, baik kering (El nino) maupun basah (La nina).

Pada beberapa kasus perubahan iklim mendorong berkembangnya hama dan penyakit

yang menyebabkan gagal panen. perubahan pola curah hujan menjadi perhatian

dalam mengatur kalender dan pola tanam untuk menjaga kesinambungan produksi

pertanian.

Kalender tanam dibuat dengan tujuan untuk dijadikan acuan bagi petani dalam

bercocok tanam tanaman semusim.Kalender tanam dibuat dengan menggabungkan

peta prakiraan iklim, ketersediaan air dan penggolongan tanam.Kalender tanam

kemudian dicocokkan dengan pola tanam yang dilakukan petani di lapangan sehingga

memiliki ketepatan yang tinggi (Subagyono, 2007).Peta kalender tanam adalah peta

yang menggambarkan potensi pola dan waktu tanam untuk tanaman pangan terutama

padi, berdasarkan potensi dan dinamika sumberdaya iklim dan air.

Upaya yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan atau adaptasi kegiatan,

teknologi, dan pengembangan pertanian yang toleran terhadap perubahan iklim,

antara lain melalui penyesuaian waktu dan pola tanam, penggunaan varietas yang

adaptif, tahan terhadap organisme penganggu tanaman (OPT), dan pengelolaan air

secara efisien. Agar para pemangku kebijakan, penyuluh, petani, dan pengguna

inovasi lainnya dapat melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim, Badan Penelitian

Page 17: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

7

dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

(Balitklimat), Balai Penelitian Tanah (Balittanah), dan Balai Penelitian Pertanian Lahan

Rawa (Balittra) yang didukung oleh seluruh BPTP, telah menyusun Peta dan Tabel

Kalender tanam (KATAM) terpadu untuk sentra padi di Indonesia. Kalender Tanam

tersebut merupakan pedoman bagi Dinas Pertanian, penyuluh, dan petani dalam

menetapkan pola dan waktu tanam yang tepat, sesuai dengan kondisi iklim di setiap

kecamatan dan kabupaten, yang kini telah dipadukan dengan rekomedasi penggunaan

varietas, pemupukan, dan kebutuhan sarana produksi hingga tingkat kecamatan.

Sosialisasi penggunaan Kalender tanam (KATAM) terpadu ini diyakini dapat menekan

dampak perubahan iklim, termasuk anomali iklim, terhadap produksi padi nasiona

Sebagai suatu inovasi yang dinamis, pada tahap awal penyusunan Kalender tanam

(KATAM) terpadu lebih difokuskan pada agroekosistem lahan sawah irigasi, dan saat

ini sedang dipersiapkan Kalender tanam (KATAM) terpadu untuk agroekosistem lahan

rawa (BBSDLP 2011).

Page 18: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

8

III. PROSEDUR

3.1. Pendekatan

Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendekatan lapang, baik sosialisasi maupun

gelar teknologi uji efektivitas dalam rangka penajaman dan akurasi Katam Terpadu uji

di Propinsi Aceh serta temu lapang.

3.2. Ruang Lingkup

Lingkup kegiatan ini meliputi :

a. Melaksanakan sosialisasi pada daerah sentra produksi padi

b. Melaksanakan gelar teknologi dalam rangka validasi teknologi Kalender

Tanam (KATAM) terpadu di Desa Mon Jambe Kecamatan Jeumpa

Kabupaten Bireuen

c. Melaksanakan temu lapang di Kabupaten Bireuen pada lokasi gelar

teknologi validasi Katam Terpadu dilaksanakan

d. Pengumpulan data base dari Provinsi dan seluruh Kabupaten/Kota

e. Tabulasi data, pengiriman data dan Update data ke Tim Katam Pusat

f. Monitoring dan Evaluasi

g. Pelaporan

3.3. Waktu dan Tempat

Kegiatan ini dilaksanakan pada Januari sampai dengan Desember 2015.

Kegiatan sosialisasi dilaksanakan pada event-event tertentu yang signifikan dengan

kondisi dan materi dimana sosialisasi dapat dilaksanakan. Sedangkan validasi dalam

rangka penajaman dan akurasi katam terpadu serta temu lapang dilaksanakan di Desa

Mon Jambe Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen.

Page 19: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

9

3.4. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini berupa alat tulis kantor, bahan untuk

budidaya tanaman berupa saprodi serta bahan dan alat pendukung lainnya.

Page 20: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sosialisasi Sosilaisasi Kalender Tanam (KATAM) terpadu tidak dilaksanakan secara khusus.

Hal ini disebabkan tidak tersedianya biaya (dana) perjalanan untuk melakukan

sosialisasi kepada Dinas/Instansi terkait serta stakeholder lainnya di 23 kabupaten/kota

di Aceh. Sosialisasi dilakukan hanya dengan memanfaatkan momen kegiatan yang

dilaksanakan oleh BPTP Aceh sendiri maupun Dinas/Instansi terkait. Beberapa

kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan dalam rangka memperkenalkan KATAM kepada

pengguna adalah :

a. Pada Temu Teknis Tingkat Kabupaten; Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

Penyuluhan Kabupaten di Kabupaten Pidie 2015. Yang dilaksanakan oleh Badan

Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pidie, diikuti oleh Koordinator BPP

se Kabupaten Pidie.

b. Bimbingan teknis mahasiswa dan alumni : UPSUS peningkatan produks pajale di

Prov. Aceh 2015. Diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala,

diikuti oleh peserta 114.

c. Pelatihan pengamat curah hujan pos kerjasama, penyelenggara Badan Meteorologi,

Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indrapuri. Peserta 30 orang pengamat curah

hujan dari 23 Kabupaten/kota

d. Diklat teknis agribisnis padi diikuti oleh 30 PPL yang berasal dari 23 kabupaten/kota

diikuti 30 orang peserta. Diselenggarakan oleh Balai Pendidikan dan Pelatihan

Pertanian Saree.

e. Diklat dasar THL-TB penyuluh pertanian 30 orang berasal dari 23 kabupaten/kota.

Diselenggarakan oleh Balai Pelatihan dan Pendidikan Pertanian (BLPP) saree.

Page 21: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

11

4.2. Validasi Teknologi Katam Terpadu

4.2.1. Gambaran Umum Lokasi Gelar teknologi yang merupakan validasi Katam terpadu sekaligus sebagai

upaya mensosialisasi Kalender Tanam Terpadu dilaksanakan di Desa Mon Jambe

Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen. Kecamatan Jeumpa adalah salah satu

kecamatan sentra produksi padi untuk Kabupaten Bireuen dengan total luas sawah

mencapai 1.375 ha, terdiri dari sawah irigasi teknis 1.277 ha dan sawah tadah hujan

98 ha. Validasi teknologi katam terpadu dilaksanakan di Desa Mon Jambe yang

memiliki luas sawah irigasi 40 ha, dengan total penduduk 847 jiwa yang terdiri dari

195 kk. Desa. Memiliki beberapa kelompok tani yang bergabung dalam Gabungan

Kelompok Tani (Gapoktan) Bungong Awe.

Desa Mon Jambe mempunyai kelembagaan ekonomi perdesaan yang

mendukung pelaksanaan usahatani yang baik, diantaranya; Koperasi diluar KUD 1

unit, kios saprodi 1 unit dan lumbung padi desa 1 unit.

Dalam berusahatani padi sawah, desa Meunasah Pulo didukung oleh alat mesin

pertanian (Alsintan) berupa; Hand Sprayer sebanyak 11 unit, 8 unit milik petani dan 3

unit milik Dinas Pertanian setempat, disamping juga memiliki 2 unit traktor milik

petani.

4.2.2. Teknologi Eksisting

Budidaya tanaman padi sudah dilakukan oleh masyarakat sejak turun menurun.

Umumnya petani di Desa Mon Jambe sudah melakukan beberapa komponen dasar dan

pilihan dari teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah, seperti;

pengolahan tanah sempurna, penggunaan bibit muda dan penggunaan varietas unggul

baru. Varietas umum yang digunakan petani adalah Ciherang, dengan system tanam

tegel, penanaman system legowo belum memasyarakat sama sekali terutama legowo

2: 1. Petani setempat masih beranggapan bahwa penanaman legowo 2:1 hanya

membuang tanah sehingga produksi menurun.

Page 22: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

12

4.2.3. Gelar Teknologi

Gelar teknologi yang merupakan validasi Katam terpadu sekaligus sebagai

upaya mensosialisasi Kalender Tanam Terpadu dilaksanakan di Desa Mon Jambe

Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen. Beberapa teknologi yang diterapkan adalah :

a. Jadwal Tanam

Jadwal tanam yang dilaksanakan adalah pada Musim Kering (MK) 2015, yang

jatuhnya pada Juni II - III. Oleh karena itu penanaman dilaksanakan pada tanggal 16

Juni 2015.

b. Varietas

Sesuai dengan varietas yang direkomendasikan oleh katam, maka benih yang

digunakan adalah Inpari 30.

c. Pola Tanam

Menggunakan pola tanam 2 : 1, jumlah bibit 1 batang per lubang tanam.

d. Pemupukan

Pemupukan dilaksanakan berdasarkan rekomendasi teknologi KATAM

kecamatan bersangkutan, yaitu; menggunakan pupuk organik 2000kg/ha, NPK

Phonska 125 kg/ha dan Urea 200 kg/ha. Disamping pemakaian rekomendasi

pemupukan seperti yang disebutkan diatas, juga akan dilakukan perlakuan-perlakuan

lain sesuai dengan kondisi tanaman di lapangan.

4.3. Perkembangan Tanaman

a. Persemaian

Varietas padi yang digunakan pada validasi informasi kalender tanam (KATAM)

terpadu adalah Inpari 30. Varietas eksisting yang umumnya terseda dan diusahakan

oleh masyarakat Kabupaten Bireuen adalah Vaietas Ciherang. Sedangkan Inpari 30

merupakan varietas padi unggul yang belum pernah mereka ketahui. Minimnya

informasi dan ketersediaan varietas padi lainnya menyebabkan tingkat ketergantungan

petani terhadap Varietas Ciherang begitu tinggi. Oleh sebab itu, diharapkan dengan

Page 23: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

13

memperkenalkan Varietas Inpari dapat menjadi solusi atau alternatif pemilihan varietas

padi unggul dimasa mendatang.

Persemaian pada lokasi validasi tidak mengalami kendala yang berarti. Benih

yang disemai tumbuh dengan baik.

b. Penanaman

Penanaman dilakukan saat persemaian berumur 16 hari. Menggunakan pola

tanam legowo (jurong) 2:1. Jumlah tanaman 1 batang per lubang tanam.

Gambar 1. Penampilan persemaian umur 12 hari setelah semai

Gambar 2. Proses penanaman hari pertama dan profil tanaman satu batang per lubang tanam

Page 24: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

14

a. Pertumbuhan Tanaman

Intensifnya perawatan, tanaman padi mulai dari persemaian sampai panen

menunjukkan performance yang sangat baik tanpa ada masalah yang berarti.

Pengamatan dilakukan selama tujuh kali selama pertumbuhan, yaitu: hari ke 16

setelah tanam, hari ke 22, 28, 36, 42, 86, 100 dan 120 hari. Parameter yang diukur

adalah tinggi tanaman dan jumlah anakan.

Gambar 3. Profil padi hari pertama penanaman

Gambar 4. Profil tanaman padi umur 14 hari setelah penanaman

Page 25: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

15

Tanaman padi umur 14 hari setelah tanam rata-rata tinggi batang mencapai 14 cm

dengan jumlah anakan 4 batang per rumpun. Pengamatan hari ke 22 setelah

tanaman, tinggi tanaman 16 cm dengan anakan 13 batang, pada hari ke 28 setelah

tanam anakan per rumpun berjumlah 13 batang dengan tinggi tanaman rata-rata 31

cm.

Pengamatan pada hari ke 36 tinggi tanaman 37 cm dengan jumlah anakan 20

batang, demikian juga pengamatan pada hari ke 42 setelah tanam tinggi tanaman

mencapai 42 cm.

Gambar 5. Profil tanaman padi umur 22 hari setelah penanaman

Gambar 6. Profil tanaman padi umur 60 hari setelah penanaman

Page 26: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

16

Pengamatan-pengamatan selanjutnya, anakan per rumpun tanaman tidak

mengalami pertambahan lagi, rata-rata 20 batang per rumpun merupakan anakan

produktif. Pertambahan terjadi pada tinggi tanaman, yaitu; 86 cm pada hari ke 60

setelah tanam, 100 cm pada hari ke 68 setelah tanam dan 119 cm pada hari ke 120

setelah tanam yang merupakan saat panen.

Untuk lebih jelas hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 1.

Gambar 7. Profil tanaman padi umur 68 hari setelah penanaman

Gambar 8. Profil tanaman padi umur 120 hari setelah penanaman/panen

Page 27: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

17

Tabel 1. Hasil pengamatan tinggi tanaman dan jumlah anakan tanaman padi validasi Kalender Tanam Terpadu di Desa Mon Jambe Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen 2015.

HST Rataan Tinggi Rataan Jumlah

Tanaman (cm) anakan (btg)

16 14 4

22 16 13

28 31 16

36 37 20

42 42 20

60 86 20

68 100 20

120 119 20

4.4. Produktivitas

Penerapan rekomendasi teknologi Kalender Tanam (KATAM) terpadu telah

memberikan dampak yang signifikan terjadap produktivitas tanaman padi di Desa Mon

Jambe Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen. Produktivitas yang didapatkan

mencapai 7,2 ton/ha, sedangkan produktivitas eksisting sebelumnya dan petani

setempat yang tidak menerapkan tekologi yang didemontrasikan hanya 6 ton/ha.

Gambar 9. Proses penghitungan hasil ubinan

Page 28: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

18

Validasi teknologi Kalender Tanam Terpadu, telah memberikan beberapa

informasi kepada petani, antara lain; pengenalan varietas unggul baru (inpari 30),

penggunaan pupuk berdasarkan kebutuhan sesuai dengan rekomendasi, tanam jurong

2 : 1 dan tanam bibit muda. Kegiatan ini diharapkan berdampat pada peningkatan

adopsi teknologi, paling tidak pada beberapa komponen yang dianggap sesuai oleh

masyarakat.

4.5. Temu Lapang

Pelaksanaan temu lapang dilakukan dalam rangka menjaring informasi dan

umpan balik terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Temu lapang dilaksanakan pada

lokasi validasi dimana gelar teknologi, yaitu; di Desa Mon Jambe Kecamatan Jeumpa

Kabupaten Bireuen. Temu lapang diikuti oleh 40 orang peserta kalangan petani

maupun PPL, laki-laki dan perempuan.

Peserta laki-laki dan perempuan adalah satu kemajuan yang luar biasa, karena

selama ini umumnya setiap pertemuan yang dilaksanakan pesertanya lebih dominan

laki-laki. Akan tetapi, mengingat aktivitas usahatani padi keterlibatan perempuan

sangat tinggi maka keikusertaan perempuan dalam temu lapang yang dilaksanakan

memberikan nilai positif.

Materi yang dijadikan bahan diskusi pada acara temu lapang adalah kilas balik

kegiatan yang dilaksanakan dan teknologi kalender tanam terpadu. Kegiatan temu

lapang memberi gambaran umum tentang pentingnya penanaman berdasarkan

kalender tanam. Pada temu lapang didapatkan beberapa umpan balik. Beberapa

teknologi yang sudah diinformasikan dan didemontrasikan kepada masyarakat adalah:

jadwal tanam, varietas unggul baru, pola tanam, pemupukan dan pemberantasan

hama penyakit.

Berdasarkan hasil diskusi, validasi kalender tanam terpadu memberikan

gambaran kepada masyarakat bahwa prakiraan penanaman (aktivitas turun ke sawah)

berdasarkan kalender tanam adalah tepat. Hal ini didasarkan pada kondisi padi saat

persemaian tidak ada gangguan yang berarti, demikian juga pemupukan. Selama ini

petani cenderung memberikan pupuk yang berlebihan pada tanaman padi dengan

Page 29: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

19

asumsi makin banyak pupuk yang diberikan akan semakin banyak produksi yang

didapatkan. Sedangkan dengan mengikuti teknologi kalender tanam, kebutuhan pupuk

lebih sedikit dibandingkan dengan yang diperkirakan selama ini.

Validasi teknologi kalender tanam terpadu telah memberikan beberapa

informasi kepada petani, antara lain; pengenalan varietas unggul baru (inpari 30),

penggunaan pupuk berdasarkan kebutuhan sesuai dengan rekomendasi, tanam jurong

2 : 1 dan tanam bibit muda. Kegiatan ini diharapkan berdampat pada peningkatan

adopsi teknologi, paling tidak pada beberapa komponen yang dianggap sesuai oleh

masyarakat.

Page 30: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

20

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

a. Sosialisasi mempunyai peranan penting dalam memperkenalkan teknologi

Kalender Tanam Terpadu kepada pengguna. Sosialisasi tidak dilaksanakan

secara khusus terutama ke daerah-daerah sentra produksi tanaman padi,

jagung dan kedelai. Sosialisasi dilaksanakan hanya dengan memanfaatkan

momen kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas/Instansi lain jika diundang.

b. Validasi Kalender Tanam Terpadu pada tanaman padi menunjukkan

peningkatan produktivitas sebesar 1,2 ton/ha di Desa Mon Jambe Kecamatan

Jeumpa Kabupaten Bireuen.

c. Teknologi Kalender Tanam (KATAM) terpadu yang diterapan pada validasi

adalah; jadwal tanam, varietas, pola tanam dan pemupukan, disamping

penerapan teknlogi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) lainnya yang sesuai

dengan kondisi setempat.

d. Berdasarkan hasil validasi, didapatkan kondisi bahwa data Kalender Tanam

(KATAM) sesuai untuk prediksi musim tanam di lokasi yang bersangkutan.

5.2. Saran

a. Dalam upaya meningkatkan adopsi, teknologi kalender tanam terpadu perlu di

sosialisasikan secara intensif kepada pengguna mulai dari tingkat provinsi,

kebupaten sampai ke tingkat kecamatan.

b. Kalender Tanam (KATAM) terpadu tidak bisa berdiri dan bergerak sendiri,

diperlukan sinergisitas dengan kegiatan lain yang relevan baik dalam sosialisasi

maupun validasi.

Page 31: LAPORAN HASIL KEGIATANnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/03-LAPKIR KATAM 2015.pdfSeandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, ... pihak

21

DAFTAR PUSTAKA

Anonymaus, 2011. Aceh Dalam Angka. Kerjasama Pusat Statistik dengan Bappeda Provinsi ACEH

------------------,2013. Juknis Gusus Tugas Kalender tanam (KATAM) terpadu dan Perubahan Iklim, Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian.

------------------, 2013. Juknis Pengelolaan Stasiun Iklim, Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian.

BB. Padi. 2009. Peningkatan produksi Padi Melalui Pelaksanaan IP Padi 400. Pedum IP padi 400. Balai Besar penelitian Tanaman Padi. Badan penelitian dan Pengembangan Tanaman pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

BBSDLP. 2011. Penyusunan Kalender Tanam Lahan Sawah Irigasi Seluruh Wilayah

Indonesia. Kementan. 2009. Rancangan Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010 –

2014. Subagyono, K. 2007. Kalender Tanam Lahan Sawah. Sinar Tani. Edisi 7. 13 Februari

2007. Suyamto dan Zulkifli Zaini. 2010. Kapasitas Produksi Bahan Pangan pada Lahan sawah

Irigasi dan Tadah Hujan. Analisis Sumberdaya Lahan Menuju Ketahanan Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.