laporan g

8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang dari sabang sampai merauke , wilayah Negara Republik Indonesia terbagi atas beberapa ruang yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara yang dibagi dalam wilayah daerah provinsi, wilayah daerah kabupaten, dan wilayah daerah kota, dari tahun ketahun ruang-ruang pada wilayah tersebut terus berkembang, baik karena pengaruh perkembangan ekonomi, urbanisasi, kondisi alam , dsb dan agar pemanfaatan setiap ruang pada wilayah – wilayah tersebut sesuai dan berkualitas, maka pemerintah mengeluarkan peraturan – peraturan yang mengatur perencanaan tata ruang wilayah yang ada di Negara Republik Indonesia. Perencanaan tata ruang tersebut tidak terlepas dari kegiatan pemetaan dan peta sebagai acuan dasar serta bahan analisis bagi penyusunan tata ruang wilayah tersebut. Peta merupakan suatu sarana informasi yang saat ini sangat dibutuhkan keberadaannya bagi setiap orang, dengan selembar peta bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan, misalkan penggunaan tanah, penyebaran vegetasi, tanah kosong dan sebagainya. Peta merupakan suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu (PP nomor 10 pasal 1, 2000), dimana

Upload: habibull

Post on 02-Jul-2015

72 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan g

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang dari sabang sampai merauke ,

wilayah Negara Republik Indonesia terbagi atas beberapa ruang yang meliputi ruang daratan,

ruang lautan, dan ruang udara yang dibagi dalam wilayah daerah provinsi, wilayah daerah

kabupaten, dan wilayah daerah kota, dari tahun ketahun ruang-ruang pada wilayah tersebut

terus berkembang, baik karena pengaruh perkembangan ekonomi, urbanisasi, kondisi alam ,

dsb dan agar pemanfaatan setiap ruang pada wilayah – wilayah tersebut sesuai dan

berkualitas, maka pemerintah mengeluarkan peraturan – peraturan yang mengatur

perencanaan tata ruang wilayah yang ada di Negara Republik Indonesia. Perencanaan tata

ruang tersebut tidak terlepas dari kegiatan pemetaan dan peta sebagai acuan dasar serta bahan

analisis bagi penyusunan tata ruang wilayah tersebut.

Peta merupakan suatu sarana informasi yang saat ini sangat dibutuhkan keberadaannya

bagi setiap orang, dengan selembar peta bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan,

misalkan penggunaan tanah, penyebaran vegetasi, tanah kosong dan sebagainya. Peta

merupakan suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di

atas maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan

skala tertentu (PP nomor 10 pasal 1, 2000), dimana unsur unsur alam dan buatan manusia

seperti bangunan, gedung-gedung, pemukiman, perkebunan dan pesawahan yang ada

dipermukaan bumi diwakilkan oleh simbol - simbol ataupun gambar yang ada di peta.

Kegiatan pemetaan sebuah wilayah yang ada dipermukaan bumi memiliki tujuan yang

beragam, diantaranya adalah pemetaan untuk perencanaan tata ruang yang telah disebutkan

diatas. Kualitas pemanfaatan ruang ditentukan antara lain oleh tata ruang yang digambarkan

dan disajikan dalam peta rencana tata ruang wilayah, oleh karena itu perlu adanya tingkat

ketelitian yang tinggi dalam proses pemetaan tersebut, dimana tingkat ketelitian tersebut telah

disusun dalam suatu sistem perpetaan dalam peraturan pemerintah Negara Republik

Indonesia nomor 10 tahun 2000 tentang tingkat ketelitian peta pada penataan ruang wilayah

ntuk menciptakan keterpaduan sistem jaringan dalam kegiatan proses pemetaan penataan

ruang wilayah.

Page 2: laporan g

Kabupaten Majalengka merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat.

Wilayah ini merupakan wilayah yang sedang direncanakan dalam perencanaan penataan

ruang penyusunan RT/RW volume 2010-2030 oleh Ditjen tata ruang. Sebelumnya,

Kabupaten Majalengka ini telah memiliki peta mengenai tata guna lahan yang dikeluarkan

oleh Bakosurtanal, seiring dengan kebutuhan akan keakuratan pemetaan informasi dan data

yang sesuai dengan keadaan terbaru untuk perencanaa tata ruang yang akan dilakukan, perlu

adanya pengkajian atau analisis mengenai peta tata guna lahan Kabupaten Majalengka yang

sudah ada untuk mendapatkan data terbaru dan agar data-data yang ada seperti; batas

administrasi, rencana jalan, batas wilayah, struktur ruang, pola ruang dan sebagainya dapat

disesuaikan untuk peta rencana tata ruang dengan mengacu pada peraturan pemerintah no. 10

mengenai tingkat ketelitian pemetaan berstandar nasional,

Informasi yang terdapat pada sebuah peta untuk perencanaan tata ruang mengenai

keakuratan pemetaan tata guna lahan untuk mengetahui adanya perubahan atau pergeseran

lahan sangat dibutuhkan sebagai bahan utama untuk menganalisis rencana penataan ruang

yang akan dilakukan. Oleh karena itu, data atau informasi mengenai kondisi dan keadaan

daerah yang akan dianalisis haruslah merupakan data terbaru yang sesuai dengan kondisi

terbaru dan memiliki ketelitian dan kebenaran yang akurat untuk memudahkan dalam proses

analisis. Untuk itu, pada prosesnya pemetaan penataan ruang wilayah tersebut dibutuhkan

ilmu pengetahuan dan pemanfaatan teknologi terkini yang dapat mendukung kegiatan

tersebut, seperti sistem informasi geografis dan software untuk mengolah citra digital dari

hasil teknologi penginderaan jauh.

Teknologi penginderaan jauh merupakaan alternatif yang dapat mendukung penyediaan

suatu informasi dengan sangat cepat, seperti satelit LANDSAT dapat memberikan data

informasi terbaru untuk Indonesia setiap 16 hari sekali, satelit SPOT setiap 26 hari sekali.

Sutanto( 1992) mendefinisikan Penginderaan jauh adalah teknologi dan seni dalam

memperoleh informasi mengenai objek atau fenomena di permukaan bumi tanpa kontak

langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji, melainkan melalui media perekam objek

atau fenomena yang memanfaatkan energi yang berasal dari gelombang elektromagnetik dan

mewujudkan hasil perekaman tersebut dalam bentuk citra. Penginderaan jauh juga

didefiniskan sebagai ilmu dan seni dalam mendapatkan informasi objek, luasan (area), atau

bahkan suatu fenomena alamiah melalui suatu analisis terhadap data yang diperoleh dari

perangkat (sensor dan platform) tanpa kontak (menyentuh) langsung (Prahasta, 2008).

Teknologi penginderaan jauh sampai saat ini telah berkembang sangat pesat, perkembangan

tersebut memungkinkan teknologi penginderaan jauh dapat diterapkan untuk meningkatkan

Page 3: laporan g

kualitas hidup masyarakat. Data – data yang didapatkan dari penginderaan jauh ini dapat

digunakan untuk mempelajari dan memantau kondisi tanah, perubahan tata guna lahan,

sumber daya alam dan aspek dinamis dari aktivitas manusia Adapun beberapa kelebihan yang

dimiliki oleh citra satelit adalah:

- Daerah cakupan yang cukup luas.

- Dapat dibuat dengan waktu relatif cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajah.

- Dapat mewujudkan penampakan obyek yang tidak terlihat sehingga memudahkan

pengenalan obyek.

- Obyek dapat digambarkan dalam wujud aslinya.

- Dapata dibuat sewaktu – waktu karena masa periodik yang singkat.

Dengan banyaknya kelebihan tersebut citra satelit penginderaan jauh dapat dijadikan

suatu alternatif untuk melihat perubahan tata guna lahan secara kontinu pemantauan

perubahan secara berkala.

Sistem informasi geografis (SIG) digunakan sebagai alat untuk melakukan analisis

karena dengan SIG visualisasi spasial dalam menentukan kesesuaian pemanfaatan ruang

dapat tergambar dengan jelas. Selain itu dengan model basis data yang dikaitkan dengan

kesesuaian pemanfaatan ruang, maka dapat dilakukan beberapa analisis untuk mendukung

keputusan dalam kebijakan penentuan pemanfaatan ruang wilayah. Menurut Aronoff(1989)

sistem informasi geografis adalah sebuah sistem berbasiskan komputer yang digunakan untuk

menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk

mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi

geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Sistem Informasi

Geografis (SIG) sebagai suatu himpunan terpadu dari hardware, software, data, dan liveware

(orang-orang yang bertanggung jawab dalam mendesain, mengimplementasikan, dan

menggunakan SIG) (Subayono, 2005). Dewasa ini, SIG telah memainkan peran besar dalam

melakukan analisis geografis fenomena – fenomena yang terjadi dipermukaan bumi. SIG

merupakan alat manajemen yang kuat yang digunakan untuk menangkap, pemodelan,

menganalisis dan menampilkan data spasial (Worboys, 1995) dan merupakan penggabungan

teknologi database dengan bantuan komputer kartografi (Bernherdson, 1992). Analisis

dicapai di seluruh lapisan data dalam suatu objek pemrograman berorientasi lingkungan

memungkinkan untuk membuat perbandingangan antara variabel spasial secara statistik dan

dataset sehingga menghasilkan ruang yang baru. Berdasarkan manfaatnya SIG sebagi sistem

penanganan data keruangan (Marble dalam Dulbahri, 1996) yang bermanfaat dalam

membantu pengambilan keputusan mengenai masalah – masalah geografis seperti bencana

Page 4: laporan g

alam, manajemen lingkungan, tata guna lahan, pertanian, peternakan, bidang militer,

kelautan dsb.

Dari penjelasan yang telah dipaparkan diatas, dengan menggunakan teknologi

penginderaan jauh yang dikolaborasikan dengan sistem informasi geografis memungkinkan

kita untuk menganalisis dan mendapatkan informasi yang akurat dan data terbaru mengenai

kabupaten majalengka dari perubahan tata guna lahan yang terjadi dengan membandingkan

peta rencana tata ruang Kabupaten Majalengka dari citra satelit yang telah diolah dengan

bantuan software penginderaan jauh (data terbaru), sehingga informasi mengenai perubahan

atau pergeseran yang terjadi pada peta dapat diketahui dan peta tersebut layak untuk

digunakan sebagai bahan analisis untuk membantu perencanaan tata ruang penyusunan

RT/RW di wilayah Kabupaten Majalengka.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalah yang ada adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana mendapatkan informasi atau data terbaru mengenai tata guna

lahan/tutupan lahan yang ada di Kabupaten Majalengka dari hasil citra digital dari

pemantauan teknologi penginderaan jauh yang memiliki ekstensi ers dan ecw dengan

menggunakan software ER Mapper.

2. Bagaimana mendapatkan informasi dari hasil olahan citra digital terbaru yang

dibandingkan dengan peta rencana tata ruang Kabupaten Majalengka yang sudah ada

dengan bantuan teknologi sistem informasi geografis yaitu dengan menggunakan

aplikasi ArcGIS.

3. Bagaimana menyajikan informasi berupa peta hasil proses analisis hasil olahan citra

digital dan sistem informasi geografis.

1.3 Batasan Masalah

Dari rumusan masalah yang ada, penelitian ini dibatasi pada dua jenis masalah, yaitu:

1. Analisis citra digital dari pemantauan teknologi penginderaan jauh untuk mendapatkan

informasi pada peta Kabupaten Majalengka mengenai:

1). Batas administrasi

2). Wilayah bencana alam

3). Rencana Jalan

4). Rencana terminal

Page 5: laporan g

2. Perbandingan informasi yang didapatkan dari pengolahan citra digital dengan peta

tata ruang yang dikeluarkan oleh bakosurtanal dengan bantuan teknologi sistem

informasi geografis berupa aplikasi ArcGIS untuk mengolah kembali data pada peta

tata ruang Kabupaten Majalengka mengenai:

1). Batas administrasi

2). Wilayah bencana alam

3). Rencana Jalan

4). Rencana terminal

1.4 Tujuan Penelitian