laporan fisiologi.doc

27
BAB I DASAR TEORI 1.1 Dasar Teori Pemeriksaan Tanda Vital Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan dan tekanan darah. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting pada fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital, misalnya suhu tubuh, dapat menunjukkan keadaan metabolisme dalam tubuh. Semua tanda vital tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi. Perubahan tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalam kondisi aktivitas berat/dalam keadaan sakit dan perubahan tersebut merupakan adanya gangguan sistem tubuh. Pemeriksaan tanda vital digunakan untuk memantau perkembangan pasien. Prosedur pemeriksaan tanda vital yang dilakukan pada pasien meliputi pengukuran suhu, pemeriksaan denyut nadi, pemeriksaan pernapasan dan pengukuran tekanan darah. 1.2 Dasar Teori Pengukuran Tekanan Darah Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir didalam pembuluh darah dan beredar mencapai seluruh jaringan. Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke 1

Upload: aya-kinugasa

Post on 25-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan fisiologi.doc

BAB I

DASAR TEORI

1.1 Dasar Teori Pemeriksaan Tanda Vital

Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan

sistem tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan dan tekanan

darah. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting pada fungsi tubuh. Adanya

perubahan tanda vital, misalnya suhu tubuh, dapat menunjukkan keadaan metabolisme dalam

tubuh. Semua tanda vital tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi. Perubahan tanda

vital dapat terjadi bila tubuh dalam kondisi aktivitas berat/dalam keadaan sakit dan perubahan

tersebut merupakan adanya gangguan sistem tubuh.

Pemeriksaan tanda vital digunakan untuk memantau perkembangan pasien. Prosedur

pemeriksaan tanda vital yang dilakukan pada pasien meliputi pengukuran suhu, pemeriksaan

denyut nadi, pemeriksaan pernapasan dan pengukuran tekanan darah.

1.2 Dasar Teori Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir didalam

pembuluh darah dan beredar mencapai seluruh jaringan. Tekanan darah merujuk kepada

tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung

ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan

biasanya diukur seperti berikut 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke

atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80)

menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan

diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam

keadaan duduk atau berbaring (Frandson, 1992).

Tekanan darah dapat diukur secara langsung atau tidak langsung. Pada metode

langsung, kateter arteri dimasukkan langsung ke dalam arteri. Pengukuran tidak langsung

dilakukan dengan sphygmomanometer dan stetoskop (Dellman and Brown, 1989).

Lazimnya pengukuran dilakukan pada A. Brachialis pada lengan atau A. Femoralis

pada tungkai atas.Panjang manset disyaratkan selebar kira-kira 2-3 lingkar bagian tersebut.

Teknik pengukuran dengan manometer ada dua cara, yaitu:

1. Palpasi, hanya dapat menentukan systole

1

Page 2: Laporan fisiologi.doc

2. Auskultasi dengan bantuan alat stetoskop. Dengan cara ini dapat diukur tekanan

systole maupun diastole. Sedang pada tensimeter elektronik, selain dapat mengukur

systole dan diastole juga dapat mengukur kontraksi jantung atau denyut nadi.

Tekanan systole dihasilkan oleh dinding pembuluh darah setiap kali jantung

kontraksi, dan mempompanya kedalam pembuluh darah.Tekanan diastole adalah tekanan

paling rendah ketika jantung istirahat dan sedang terjadi pengisian darah.Satuan darah adalah

mmHg (millimeter air raksa). Seorang tidak dapat mengukur tekanan darahnya sendiri

kecuali menggunakan tensimeter elektronik

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa:

Kategori Sistole Diastole

Hipotensi < 90 mmHg < 60 mmHg

Optimal < 120 mmHg < 80 mmHg

Normal < 130 mmHg <85 mmHg

Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg

Stadium 1

(hipertensi ringan)140-159 mmHg 90-99 mmHg

Stadium 2

(hipertensi sedang)160-179 mmHg 100-109 mmHg

Stadium 3

(hipertensi berat)180-209 mmHg 110-119 mmHg

Stadium 4

(hipertensi sangat berat)≥ 210 mmHg ≥120 mmHg

1.3 Dasar Teori Pengukuran Denyut Nadi (Heart Rate)

Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang darah yang mengalir melalui

pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan jantung. ada banyak faktor yang dapat

mempengaruhi jumlah denyut jantung seseorang, yaitu aktivitas fisik atau tingkat kebugaran

seseorang, suhu udara disekitar, posisi tubuh (berbaring atau berdiri), tingkat emosi, ukuran

tubuh serta obat yang sedang dikonsumsi.

Pada umumnya ada 9 tempat untuk dapat merasakan denyut nadi yaitu temporalis,

karotid, apikal, brankialis, femoralis, radialis, poplitea, dorsalis pedis dan tibialis posterior,

namun yang paling sering dilakukan adalah:

1. Arteri radialis

2

Page 3: Laporan fisiologi.doc

Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas pergelangan tangan pada

sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin

2. Arteri Brankialis

Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku (fossa antekubital).

Digunakan untuk mengukur tekanan darah dan kasus cardiac arrest pada infant.

3. Arteri Karotid

Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri karotid berjalan diantara

trakea dan otot sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi, dan memantau

sirkulasi darah ke otak.

Banyak faktor yang mempengaruhi denyut jantung manusia, sehingga sangat bervareasi

tergantung dari aktifitas, usia, tingkat stress dll.

Denyut nadi pada saat tidur yaitu :

a. Bayi baru lahir 100 – 180 x/menit

b. Usia 1 minggu – 3 bulan 100 – 220 x/ menit

c. Usia 3 bulan – 2 tahun 80 – 150 x/menit

d. Usia 10 –21 tahun 60 – 90 x/menit

e. Usia lebih dari 21 tahun 69 – 100 x/menit

1.4 Dasar Teori Pengukuran Frekuensi Nafas

Pemeriksaan pernapasan merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai

proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Pemeriksaan ini bertujuan

untuk menilai frekuensi, irama kedalaman dan tipe atau pola pernapasan. Respirasi  normal

untuk orang dewasa di kisaran sisa 12-20 kali per menit

Pola Pernapasan

Tingkat respirasi atau respirasi rate adalah jumlah seseorang mengambil napas per

menit. Tingkat respirasi biasanya diukur ketika seseorang dalam posisi diam dan hanya

melibatkan menghitung jumlah napas selama satu menit dengan menghitung berapa kali dada

meningka       

Seseorang dikatakan bernapas bila menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan karbon

dioksida (CO2) melalui sistim pernapasan. Bernapas dapat dalam dan dapat pula dangkal.

Pernapasan yang dalam akan mempunyai volume udara yang besar, baik pada waktu tarik

napas/ inspirasi/ inhalasi atau pada waktu mengeluarkan napas/ ekspirasi/ekshalasi.

Sedangkan pada pernapasan dangkal maka volume udara akan mengecil.

3

Page 4: Laporan fisiologi.doc

Teknik pemeriksaan pernapasan :

Lihat 

Dengar

Rasakan

Frekuensi napas normal :  

1. Usia baru lahir sekitar 35 – 50 x/menit 

2. Anak-anak 15 – 30x/menit

3. Usia 2-12 tahun 18 – 26 x/menit

4. Dewasa 16 – 20 x/menit.

Tabel Pola Pernapasan

Pola pernapasan                                     Deskripsi

Dispnea Susah bernapas yang menunjukan adanya retraksi

Bradipnea Frekuensi pernapasan lambat yang abnormal, irama teratur

Takipnea Frekuensi pernapasan cepat yang abnormal

Hiperpnea Pernapasan cepat dan dangkal

Apnea Tidak ada pernapasan

Cheyne stokes Periode pernapasan cepat dalam yang bergantian dengan periode

apnea,umumnya pada bayi selama tidur nyenyak, depresi dan

kerusakan otak.

Kusmaul Napas dalam yang abnormal bisa cepat, normal, atau lambat

khususnya pada asidosis metabolik

Biot Napas tidak teratur menunjukan adanya kerusakan otak.

                                                                                 

1.5 Dasar Teori Pengukuran Suhu Tubuh

Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh

dan jumlah panas yang hilang kelingkungan luar. Suhu tubuh diukur dalam derajat. Pusat

pengaturan suhu tubuh diatur oleh Hipotalamus. Pusat ini menerima pesan dari lokasi

reseptor panas ke tubuh yang lain untuk menghasilkan atau mempertahankan kehilangan

panas tubuh. Permukaan tubuh berfluktuasi sesuai dengan respon terhadap faktorlingkungan

sehingga tidak tetap untuk pemantauan status kesehatan klien. Kondisi normal dari panas

tubuh berada antara 35,9 sampai 37,4 derajat celsius. Sampai saat ini suhu inti tubuh diukur

4

Page 5: Laporan fisiologi.doc

dengan menggunakan alat termometer dan tempat pengukuran suhu tubuh yaitu oral, rectal,

axilla, membrane tympany, esophagus, arteri pulmoner.

Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh :

1. Kecepatan metabolisme basal

Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda- beda. Hal ini memberi dampak

jumlah panas yang  diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan

pada uraian sebelumnya, sangat terkaitdengan laju metabolisme.

2. Rangsangan saraf simpatis

Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100%

lebih cepat. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang

menyebabkan peningkatan produksi ephineprin dan norephineprin yang

meningkatkan metabolisme.

3. Hormone pertumbuhan

Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan

kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga

meningkat.

4. Hormone tiroid

Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hampir semua reaksi kimia dalam

tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme

menjadi 50-100% diatas normal.

5. Hormon kelamin

Hormon kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-

15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan,

fluktuasi suhu lebih berfariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone

progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3-0,6°C di atas

suhu basal.

6. Demam ( peradangan )

Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar

120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.

7. Status gizi

Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20-30%. Hal

ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk

mengadakan metabolisme. Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung

5

Page 6: Laporan fisiologi.doc

tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup

baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan

jaringan yang lain.

8. Aktifitas

Aktifitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan

antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas)

dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3-40,0 °C.

9. Gangguan organ

Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat

menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat

pirogen yang dikeluarkan pada saat terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan

suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat

menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.

10. Lingkungan

Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh

dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga

sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia.

1.6 Dasar Teori Pengukuran Berat dan Tinggi Badan

Pengukuran fisik TB dan BB sangat diperlukan dalam memperoleh informasi

tambahan yang menegakkan diagnosis, terutama yang berkaitan dengan hormonal metabolik.

Pemeriksaan TB harus dilakukan dengan posisi berdiri. BB seringkali diperbandingkan

dengan BB ideal.

BB ideal wanita / pria

BB ideal maks wanita / pria: TB-110

BB ideal min wanita / pria: BB ideal maks – (BB ideal maks x 10%)

Indeks Masa Tubuh (IMT)

BB (kg)/TB2 (m2)

6

Page 7: Laporan fisiologi.doc

BAB II

HASIL PENGAMATAN

2.1 Pengukuran Sikap Tubuh

Orang ParameterBerbaring Duduk Berdiri

I II III rerata I II III rerata I II III rerata

(mmHg) (mmHg) (mmHg)

Ke-1 Tangan kanan 104

/81

109

/56

104

/67

105/

67

106

/64

107

/82

102

/83

105/

65

105

/77

109

/72

111

/74

108/

74

Tangan kiri 94/

58

97/

70

102

/58

97/62 111

/79

103

/71

100

/70

107/

73

110

/75

108

/75

104

/73

104/

74

Ke-2 Tangan kanan 111

/64

107

/60

104

/58

107/

60

110

/76

124

/71

112

/77

115/

74

110

/81

111

/76

114

/78

111/

78

Tangan kiri 111

/69

109

/67

108

/67

109/

67

111

/72

106

/77

105

/77

107/

73

112

/83

103

/83

106

/83

109/

83

2.2 Pengaruh Latihan

Orang Parameter Nadi (kali/menit)

Sistole (mmHg) Diastole (mmHg)

Ke-1 3 menit pertama 90 118 846 menit 136 132 769 menit 120 114 8411 menit 116 107 79

Ke-2 3 menit pertama 84 113 666 menit 78 112 639 menit 68 116 8611 menit 52 118 87

7

Page 8: Laporan fisiologi.doc

2.3 Pengaruh Stress: Cold Pressure Test

Orang Parameter Sistole (mmHg) Diastole (mmHg)Ke-1 Pra-stress 127 107

30 detik 110 79Interval 1 104 65Interval 2 120 80

60 detik 98 60Interval 1 92 56Interval 2 94 60Interval 3 98 69

2.4 Pengukuran Denyut Nadi

Orang CobaJenis

KelaminDenyut Nadi (pada tiga tempat arteri)

Radialis Branchi CarotisAulia Maghfira P 63 61 49Yunita Fatma P 50,7 71 68

2.5 Pengukuran Frekuensi Nafas

Orang Coba Jenis Kelamin Frekuensi NafasMeirsa Sawitri H P 14x/menitFadylla Nuansa P 12x/menitAulia Maghfira P 16x/menitYunita Fatma P 17x/menit

2.6 Pengukuran Suhu Tubuh

Orang Coba Lokasi Suhu TubuhFadylla Nuansa Citra B Mulut 36,9ºC

37ºCKetiak 36ºC

36,3ºC

2.7 Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan

Orang Coba Jenis Kelamin

Berat Badan dan Tinggi

Badan

BB Ideal (minimal dan

maksimal)

IMT (Indeks Massa

Tubuh)

Klasifikasi

Aulia M P 56,5/159 44,1/49 22,34 NormalYunita Fatma P 57/157,5 42,75/47,5 22,98 NormalFadinda Aisa P 49/154,5 40,05/44,5 20,53 Normal

8

Page 9: Laporan fisiologi.doc

Devica Dwi P 57/154 39,6/44 24,034 NormalSeptiana P 53/165 49,5/55 19,47 NormalMeirsa S H P 53/155 40,5/45 22,06 Normal

a. Pertanyaan dan Jawaban

2.9.1 Percobaan Pengukuran Tekanan Darah

1. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter konvensional

dengan digital?

Ada

2. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan pada lengan kanan dan kiri?

Ada

3. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter konvensional

dan digital?

Ada

4. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran A. Radialis, A. Karotis, dan A. Bracialis?

Ada

5. Apakah ada perbedaan tekanan darah yang diukur dengan perbedaan posisi? Jelaskan

mengapa?

Ada

Sebab posisi tubuh mempengaruhi tekanan darah karena berhubungan dengan efek

gravitasi. Pada kondisi berbaring, gaya gravitasi mempengaruhi seluruh tubuh secara sama

rata. Pada posisi tegak, selain akibat kontraksi jantung, pembuluh darah di bawah jantung

mendapat beban tambahan akibat perbedaan tinggi tingkat jantung dan pembuluh. Karena

peningkatan tekanan ini, darah mengumpul dalam pembuluh pengumpul venosa di

ekstremitas bawah sehingga isi sekuncup berkurang. Selain itu cairan berkumpul dalam

ruang interstisium akibat peningkatan tekanan hidrostatik dalam kapiler menyebabkan

edema. 

6. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah?

- Posisi tubuh

9

Page 10: Laporan fisiologi.doc

- Aktivitas fisik

- Temperature

- Usia

- Jenis kelamin

- Emosi

7. Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang kedokteran gigi jika pada penderita

tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu?

Jika tidak dilakukan pengukuran tanda vital terlebih dahulu, maka perubahan sistem dalam

tubuh tidak akan diketahui. Misal tekanan darah dapat menilai kemampuan sistem

kardiovaskuler. Jika pasien mengalami perubahan pada system kardiovaskulernya,

sedangkan dokter gigi tidak mengetahui hal tersebut, maka akan mengakibatkan dampak

yang tidak diinginkan pasca penanganan pasien. Misalnya pasien mengalami hipertensi

yang pada keadaan tekanan darah darah lebih tinggi. Saat tekanan darah sedang tinggi,

maka tekanan yang dihasilkan di pembuluh darah juga besar. Jika dilakukan cabut gigi,

maka bisa menyebabkan pendarahan atau darah susah sekali dihentikan.

2.9.2 Percobaan Pengukuran Denyut Nadi

1. Mengapa mahasiswa kedokteran gigi harus mengukur denyut nadi sebelum melakukan

tindakan operatif?

Sebab pengukuran denyut nadi merupakan salah satu pengukuran tanda vital yang

memang harus dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada sistem

kardiovaskuler, sehingga saat melakukan tindakan operatif seorang dokter gigi telah

mengetahui keadaan sistem kardiovaskuler pasien untuk menghindari akibat yang tidak

diinginkan, jika pasien mengalami kelainan pada sistem kardiovaskulernya. Misalnya pada

pasien yang memiliki deyut nadi tinggi dapat menyebabkan bekuan darah yang sudah

terbentuk terdorong sehingga terjadi perdarahan.

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi denyut nadi?

1. Jenis kelamin 

2. Usia 

3. Berat badan

4. Keadaan emosi atau psikis

10

Page 11: Laporan fisiologi.doc

5. Kebiasaan aktifitas sehari-hari

6. Sikap tubuh saat di ukur denyut nadi nya

7. Suhu/ temperatur udara di seklilingnya

8. Konsumsi obat saat di ukur

3. Apakah ada perbedaan pengukuran denyut nadi pada berbagai posisi tubuh? Jelaskan

mengapa?

Ada

1. Tonus otot ketika berbaring telentang lebih kecil dibandingkan dengan tonus pada

saat duduk atau berdiri. Ketika duduk atau berdiri tonus otot meningkat sehingga

oksigen yang dibutuhkan menjadi lebih besar dan curah  jantung (cardiac output)

menjadi lebih besar. Keadaan ini menyebabkan  peningkatan tekanan sistolik dan

tekanan diastolic serta denyut jantung. (Mohrman D and Jane H,2006)

2. Efek gravitasi dan baroreseptor. Pada perubahan posisi tubuh, tekanan darah bagian

atas tubuh akan menurun karena pengaruh gravitasi. Darah akan mengumpul pada

pembuluh kapasitans vena ekstermitas inferior sehingga pengisian atrium kanan

jantung  berkurang dengan sendirinya curah jantung juga berkurang. Penurunan curah

jnatung akibat pengumpulan darah pada anggota tubuh bagian bawah cenderung

mengurangi darah ke otak. Secara reflektoris, hal ini akan merangsang baroreseptor.

Baroreseptor  banyak terdapat pada arcus aorta dan sinus caroticus. Respon yang

ditimbulkan  baroreseptor berupa peningkatan tekanan pembuluh darah perifer,

peningkatan tekanan jaringan pada otot kaki dan abdomen, peningkatan frekuensi

respirasi, kenaikan frekuensi denyut jantung serta sekresi zat-zat vasoaktif. Kedua

efek ini (gravitasi dan baroreseptor) dapat meningkatkan tekanan darah sistolik dan

diastolic serta denyut nadi. (Mohrman D and Jane H,2006)

4. Mengapa saat bekerja denyut nadi meningkat?

Sebab pada saat melakukan aktivitas, tubuh akan memerlukan energi lebih yang

didapatkan dari ATP. Sedangkan ATP sendiri dibentuk melalui metabolisme dalam

tubuh. Metabolisme membutuhkan oksigen. Sehingga untuk pemenuhan kebutuhan

oksigen secara cukup dan cepat, aliran darah haruslah cepat, sebab melalui darah

11

Page 12: Laporan fisiologi.doc

itulah oksigen diedarkan ke seluruh sel agar sel dapat melakukan metabolisme. Ini

juga sesuai dengan salah satu akibat dari teori umpan balik positif bahwa pembuluh

darah yang mengaliri kulit akan melebar untuk membawa lebih banyak panas keluar

tubuh jika suhu tubuh meningkat, sehingga ini mengakibatkan tekanan darah

menurun. Jika tekanan darah menurun, reseptor di arteri karotis akan mendeteksinya

dan mengirimkan sinyal ke otak. Otak kemudian akan mengirimkan pesan ke jantung

untuk mempercepat denyutnya sehingga aliran darah yang dipompa lebih besar dan

mengakibatkan pingkatan tekanan darah.     

5. Bagaimana cara menentukan denyut nadi maksimal dan optimal?

Denyut nadi maksimal adalah maksimal denyut nadi yang dapat dilakukan pada saat

melakukan aktivitas maksimal. Untuk menentukan denyut nadi maksimal digunakan

rumus 220-umur, sedangkan untuk mengukur denyut nadi optimal digunakan rumus 80%

x DN maksimal.

2.9.3 Percobaan Pengukuran Suhu Tubuh

1. Mengapa pengukuran suhu tubuh di ketiak berbeda? Berapa perbedaannya? Jelaskan!

Pengukuran pada ketiak dilakukan selama ± 3 menit dan mendapatkan hasil 36ºC pada

percobaan pertama dan 36,3ºC pada percobaan kedua. Sedangkan pengukuran di mulut,

dilakukan selama ± 3 menit didapatkan hasil 37ºC pada percobaan pertama dan 36,9ºC.

Didapatkan pengukuran yang berbeda dimana pengukuran suhu di mulut lebih besar hasilnya

dibandingkan di ketiak dikarenakan di mulut berhubungan langsung dengan suhu yang

berada di dalam tubuh. Sedangkan bila di ketiak, tubuh masih bersinggungan dengan

lingkungan, sehingga hasilnya lebih rendah.

2. Kapan harus melakukan pengukuran suhu tubuh di rongga mulut atau pengukuran di

bagian tubuh yang lain?

a. Pengukuran rongga mulut yaitu:

- saat klien bernafas dengan hidung bukan dengan mulut

- saat klien tidak mengalami bedah oral, trauma oral, riwayat epilepsi, atau gemetar

akibat kedinginan

- tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis atau klien

konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif dan risiko terpapar cairan tubuh

12

Page 13: Laporan fisiologi.doc

b. Pengukuran ketiak yaitu :

- digunakan untuk bayi, anak kecil,anak yang sedang menangis atau klien konfusi, tidak

sadar atau tidak kooperatif.

2.9.4 Percobaan Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan

1. Apakah pengukuran TB dan BB diperlukan di bidang kedokteran gigi? Jelaskan untuk

apa?

Pengukuran fisik tinggi dan berat badan diperlukan untuk mengetahui Indeks Massa

Tubuh (IMT) yang digunakan untuk memprediksi kesehatan pasien. Selain itu, melalui

IMT dapat diketahui pula pengklasifikasian IMT pasien. Apakah pasien termasuk berat

badan normal, berat badan kurang, obesitas kelas 1, dan sebagainya. Indikator berat badan

dan tinggi badan (wasting status) adalah merupakan indikator yang terbaik digunakan

untuk menggambarkan status gizi saat ini. Lebih sensitif serta spesifik sebagai indikator

defisit massa tubuh yang dapat terjadi dalam waktu singkat atau dalam periode waktu yang

cukup lama sebagai akibat kekurangan makan atau terserang penyakit infeksi. Dalam

hubungannya dengan bidang kedokteran gigi, penyakit infeksi ini dapat berhubungan

dengan kesehatan gigi dan mulut. Selain itu, pengukuran tinggi badan dan berat badan

sangat diperlukan dalam memperoleh informasi tambahan yang menegakkan diagnosis,

terutama yang berkaitan dengan hormon metabolik. Salah satu contoh hormon metabolik

adalah hormon yang mengatur metabolisme kalsium yang juga berkaitan dengan gigi.

2. Apakah akibat jika seseorang termasuk kurus beresiko dan apa pula akibat bagi yang

terlalu gemuk? Jelaskan!

Ada beberapa masalah kesehatan yang dapat dialami oleh orang yang memiliki IMT

kurang dari normal, yaitu:

1. Osteoporosis

Osteoporosis adalah penipisan jaringan tulang atau hilangnya kepadatan tulang seiring

dengan waktu. Berat badan yang rendah menyebabkan tekanan yang diterima oleh tulang

juga kecil, padahal, tekanan pada tulang berfungsi meningkatkan kepadatan tulang.

2. Anemia

Kebanyakan orang yang terlalu kurus sering mengalami kelelahan sepanjang waktu.

Kekurangan energi dan fatigue atau kelemahan adalah merupakan gejala khas anemia.

Anemia adalah penyakit yang terjadi saat tubuh mengalami kekurangan sel darah merah.

Sel darah merah bertanggung jawab untuk transportasi oksigen menuju organ. Apabila sel

13

Page 14: Laporan fisiologi.doc

darah merah kurang, maka oksigen yang diangkut menuju organ tubuh juga tidak

memadai. Sehingga organ tubuh mengalami kekurangan oksigen, dan munculah gejala

anemia.

3. Rendahnya sistem imun

Sistem imun tubuh membutuhkan cukup sumber energi untuk dapat berfungsi dengan

baik. Dan energi tersebut didapatkan dari makanan yang masuk ke tubuh kita. Bagi

penderita anoreksia, karena energi yang masuk sedikit, maka sel-sel tubuh kurang

maksimal dalam menghasilkan sistem imun.Sehingga orang yang terlalu kurus gampang

terserang penyakit flu, bahkan dapat menjadi lebih parah, seperti kanker, yang dimulai

dengan aktivitas sel yang abnormal.

Kegemukan juga beresiko mengakibatkan beberapa gangguan kesehatan, seperti:

1. Problem persendian

Semakin gemuk seseorang, maka beban tulang akan semakin berat. Karena menyangga

beban di luar porsi, maka akan muncul gangguan sendi. Yang sering didengar adalah

penyakit rematik walaupun tidak semua gangguan sendi adalah rematik.

2. Masalah dengan kesehatan jantung

Pada orang gemuk, tentu metabolisme bergerak lebih dinamis dengan beban lebih,

karena semakin berat bebannya, otomatis jantung berdenyut lebih cepat, bekerja lebih

banyak dan pada gilirannya tentu saja akan terkompensasi oleh tubuh secara alamiah.

Dalam hal kompensasinya tak dapat lagi ditolerir oleh tubuh maka tak pelak lagi akan

menimbulkan gangguan jantung serius. Gangguan jantung ini dikenal dengan

dekompensasi kordis.Kasus ini ditemukan banyak pada orang gemuk yang tidak banyak

pergerakannya.

3. Hipertensi

Pada kegemukan, apalagi yang kurang bergerak, pembuluh darah sering mengalami

atherosclerosis atau pengapuran sehingga menyempit yang menyebabkan naiknya

tekanan darah.

4. Diabetes Melitus

Orang gemuk cenderung mengalami penurunan hormon insulin. Ini membuat gula

darah naik dan akan meracuni seluruh tubuh. Gangguan lain adalah terjadinya

perubahan pada pembuluh darah kecil, termasuk yang menuju ke penis. Salah satu

akibat dari perubahan inilah yang menjadi penyebab utama gangguan seksual retrogade

14

Page 15: Laporan fisiologi.doc

ejaculation (ejakulasi ke belakang), yaitu semprotan sperma menuju kandung kemih,

bukannya keluar secara normal. Tentu saja penderita kelainan ini tidak akan bisa

membuahi pasangannya. Untungnya kasus ini sehari-hari ditemukan tidak terlalu

banyak.

BAB III

PEMBAHASAN

2.1 Pengukuran Tekanan Darah

Setelah dilakukan percobaan pengukuran tekanan darah dengan perbedaan

posisi, menyebabkan perbedaan hasil tekanan darah. Dimana pada posisi tegak hasilnya

lebih tinggi dibandingkan dalam posisi duduk dan berbaring. Hal ini disebabkan karena

adanya efek gravitasi bumi. Pada kondisi berbaring, gaya gravitasi mempengaruhi seluruh

tubuh secara sama rata. Pada posisi tegak, selain akibat kontraksi jantung, pembuluh darah

di bawah jantung mendapat beban tambahan akibat perbedaan tinggi tingkat jantung dan

pembuluh, sehingga jantung memompa lebih cepat dan menyebabkan tekanan darah

meningkat.

Dengan pengaruh latihan, juga didapatkan hasil tekanan darah yang lebih tinggi

dibandingkan tidak melakukan latihan. Hal ini dikarenakan pada saat melakukan aktivitas,

tubuh akan memerlukan energi lebih yang didapatkan dari ATP. Sedangkan ATP sendiri

dibentuk melalui metabolisme dalam tubuh. Metabolisme membutuhkan oksigen.

Sehingga untuk pemenuhan kebutuhan oksigen secara cukup dan cepat, aliran darah

haruslah cepat, sebab melalui darah itulah oksigen diedarkan ke seluruh sel agar sel dapat

melakukan metabolisme.

Dalam pengaruh stress, dimana digunakan cold pressure test, didapatkan hasil awal

sebelum melakukan stress 127/107 dan setelah dilakukan test selama 30 detik didapatkan

hasil 110/79 dan setelah perendaman didapatkan tekanan darah kembali meningkat

menjadi 120/80 (kembali normal), begitu pula saat test dilakukan selama 60 detik

didapatkan hasil 92/56, namun setelah perendaman dan dilakukan istirahat didapatkan

tekanan darah kembali normal yaitu 98/69. Hal ini dikarenakan pembuluh darah yang

berfungsi mengalirkan darah, mengalami penyempitan akibat suhu dingin tersebut,

sehingga akan menurunkan tekanan darah.

15

Page 16: Laporan fisiologi.doc

3.2 Pengukuran Denyut Nadi

Percobaan yang telah dilakukan adalah mengukur denyut nadi pada A. radialis,

A. Brachialis dan A. Carotis pada posisi yang berbeda-beda. Dan hasilnya menunjukkan

ukuran denyut nadi yang berbeda pula. Hal ini disebabkan karena ketika seseorang

berbaring, maka jantung akan berdetak lebih lambat dibandingkan saat ia sedang duduk

atau berdiri. Pompa jantung lebih lambat disebabkan karena saat orang coba dalam

posisi berbaring efek gravitasi pada tubuh akan berkurang yang membuat lebih banyak

darah mengalir kembali ke jantung melalui pembuluh darah..

Jika darah yang kembali ke jantung lebih banyak, maka tubuh mampu memompa lebih

banyak darah setiap denyutnya. Hal ini berarti denyut jantung yang diperlukan per

menitnya untuk memenuhi kebutuhkan darah, oksigen dan nutrisi akan menjadi lebih

sedikit.

Namun detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri,akibat dari posisi

tubuh yang melawan gravitasi. Kondisi ini yang mungkin menyebabkan adanya

peningkatan detak jantung mendadak ketika seseorang bergerak dari posisi duduk atau

berbaring ke posisi berdiri.

3.3 Pengukuran Frekuensi Nafas

Setelah didapatkan hasil pengukuran pernafasan, table menunjukkan perbedaan

frekuensi pernapasan antara satu orang coba dengan orang coba lainnya. Meskipun hasilnya

tidak jauh berbeda. Hal ini bisa dipengaruhi oleh aktivitas, emosi atau kondisi tubuh orang

coba.

3.4 Pengukuran Suhu Tubuh

Hasil pengamatan yang kami dapatkan setelah melakukan percobaan, suhu tubuh

ketika diukur melalui mulut dan ketiak didapatkan hasil yang berbeda, dimana di mulut

hasilnya lebih tinggi dibandingkan di ketiak. Hal ini kemungkinan disebabkan di mulut

berhubungan langsung dengan suhu yang berada di dalam tubuh. Sedangkan bila di ketiak,

tubuh masih bersinggungan dengan lingkungan, sehingga hasilnya lebih rendah.

3.5 Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan

16

Page 17: Laporan fisiologi.doc

Pengukuran BB dan TB yang kami lakukan menunjukkan perbedaan hasil antara

orang coba satu dan lainnya. BB dan TB setiap orang tentulah bervariasi hal ini disebabkan

karena asupan nutrisi setiap individu berbeda. Selain itu faktor genetik juga dapat menjadi

salah satu pemicu BB dan TB setiap individu.

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah kita lakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Faktor yang menyebabkan perbedaan pada pengukuran tekanan darah adalah

gaya gravitasi, posisi tubuh, aktivitas fisik, temperature, jenis kelamin, usia

serta emosi.

2. Jenis kelamin, usia, berat badan, keadaan emosi atau psikis, kebiasaan aktifitas

sehari-hari, sikap tubuh saat di ukur denyut nadinya, suhu/ temperatur udara di

sekelilingnya, konsumsi obat saat di ukur mempengaruhi pengukuran denyut

nadi.

3. Frekuensi nafas pada tiap orang berbeda, atau bahkan mungkin sama.

Tergantung dari aktivitas saat itu, kondisi tubuh serta emosinya.

4. Hasil pada pengukuran suhu pada ketiak dan mulut berbeda. Hal ini

kemungkinan disebabkan di mulut berhubungan langsung dengan suhu yang

berada di dalam tubuh. Sedangkan bila di ketiak, tubuh masih bersinggungan

dengan lingkungan, sehingga hasilnya lebih rendah.

5. Berat badan serta tinggi dari masing-masing orang berbeda. Hal ini tergantung

dari asupan nutrisi serta faktor genetis dari orang tersebut.

17

Page 18: Laporan fisiologi.doc

Daftar Pustaka

1. C. Guyton. 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 7, bagian 1 & 2. Alih

bahasa: Ken Ariata Tengadi, dkk. Jakarta: EGC

2. Guyton & Hall.1997.Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC

3. Hidayat, Aziz A .2005.Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :

EGC

18