laporan fisiologi.doc
TRANSCRIPT
BAB I
DASAR TEORI
1.1 Dasar Teori Pemeriksaan Tanda Vital
Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan
sistem tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan dan tekanan
darah. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting pada fungsi tubuh. Adanya
perubahan tanda vital, misalnya suhu tubuh, dapat menunjukkan keadaan metabolisme dalam
tubuh. Semua tanda vital tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi. Perubahan tanda
vital dapat terjadi bila tubuh dalam kondisi aktivitas berat/dalam keadaan sakit dan perubahan
tersebut merupakan adanya gangguan sistem tubuh.
Pemeriksaan tanda vital digunakan untuk memantau perkembangan pasien. Prosedur
pemeriksaan tanda vital yang dilakukan pada pasien meliputi pengukuran suhu, pemeriksaan
denyut nadi, pemeriksaan pernapasan dan pengukuran tekanan darah.
1.2 Dasar Teori Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir didalam
pembuluh darah dan beredar mencapai seluruh jaringan. Tekanan darah merujuk kepada
tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung
ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan
biasanya diukur seperti berikut 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke
atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80)
menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan
diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam
keadaan duduk atau berbaring (Frandson, 1992).
Tekanan darah dapat diukur secara langsung atau tidak langsung. Pada metode
langsung, kateter arteri dimasukkan langsung ke dalam arteri. Pengukuran tidak langsung
dilakukan dengan sphygmomanometer dan stetoskop (Dellman and Brown, 1989).
Lazimnya pengukuran dilakukan pada A. Brachialis pada lengan atau A. Femoralis
pada tungkai atas.Panjang manset disyaratkan selebar kira-kira 2-3 lingkar bagian tersebut.
Teknik pengukuran dengan manometer ada dua cara, yaitu:
1. Palpasi, hanya dapat menentukan systole
1
2. Auskultasi dengan bantuan alat stetoskop. Dengan cara ini dapat diukur tekanan
systole maupun diastole. Sedang pada tensimeter elektronik, selain dapat mengukur
systole dan diastole juga dapat mengukur kontraksi jantung atau denyut nadi.
Tekanan systole dihasilkan oleh dinding pembuluh darah setiap kali jantung
kontraksi, dan mempompanya kedalam pembuluh darah.Tekanan diastole adalah tekanan
paling rendah ketika jantung istirahat dan sedang terjadi pengisian darah.Satuan darah adalah
mmHg (millimeter air raksa). Seorang tidak dapat mengukur tekanan darahnya sendiri
kecuali menggunakan tensimeter elektronik
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa:
Kategori Sistole Diastole
Hipotensi < 90 mmHg < 60 mmHg
Optimal < 120 mmHg < 80 mmHg
Normal < 130 mmHg <85 mmHg
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1
(hipertensi ringan)140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2
(hipertensi sedang)160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium 3
(hipertensi berat)180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium 4
(hipertensi sangat berat)≥ 210 mmHg ≥120 mmHg
1.3 Dasar Teori Pengukuran Denyut Nadi (Heart Rate)
Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang darah yang mengalir melalui
pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan jantung. ada banyak faktor yang dapat
mempengaruhi jumlah denyut jantung seseorang, yaitu aktivitas fisik atau tingkat kebugaran
seseorang, suhu udara disekitar, posisi tubuh (berbaring atau berdiri), tingkat emosi, ukuran
tubuh serta obat yang sedang dikonsumsi.
Pada umumnya ada 9 tempat untuk dapat merasakan denyut nadi yaitu temporalis,
karotid, apikal, brankialis, femoralis, radialis, poplitea, dorsalis pedis dan tibialis posterior,
namun yang paling sering dilakukan adalah:
1. Arteri radialis
2
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas pergelangan tangan pada
sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin
2. Arteri Brankialis
Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku (fossa antekubital).
Digunakan untuk mengukur tekanan darah dan kasus cardiac arrest pada infant.
3. Arteri Karotid
Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri karotid berjalan diantara
trakea dan otot sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi, dan memantau
sirkulasi darah ke otak.
Banyak faktor yang mempengaruhi denyut jantung manusia, sehingga sangat bervareasi
tergantung dari aktifitas, usia, tingkat stress dll.
Denyut nadi pada saat tidur yaitu :
a. Bayi baru lahir 100 – 180 x/menit
b. Usia 1 minggu – 3 bulan 100 – 220 x/ menit
c. Usia 3 bulan – 2 tahun 80 – 150 x/menit
d. Usia 10 –21 tahun 60 – 90 x/menit
e. Usia lebih dari 21 tahun 69 – 100 x/menit
1.4 Dasar Teori Pengukuran Frekuensi Nafas
Pemeriksaan pernapasan merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai
proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Pemeriksaan ini bertujuan
untuk menilai frekuensi, irama kedalaman dan tipe atau pola pernapasan. Respirasi normal
untuk orang dewasa di kisaran sisa 12-20 kali per menit
Pola Pernapasan
Tingkat respirasi atau respirasi rate adalah jumlah seseorang mengambil napas per
menit. Tingkat respirasi biasanya diukur ketika seseorang dalam posisi diam dan hanya
melibatkan menghitung jumlah napas selama satu menit dengan menghitung berapa kali dada
meningka
Seseorang dikatakan bernapas bila menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan karbon
dioksida (CO2) melalui sistim pernapasan. Bernapas dapat dalam dan dapat pula dangkal.
Pernapasan yang dalam akan mempunyai volume udara yang besar, baik pada waktu tarik
napas/ inspirasi/ inhalasi atau pada waktu mengeluarkan napas/ ekspirasi/ekshalasi.
Sedangkan pada pernapasan dangkal maka volume udara akan mengecil.
3
Teknik pemeriksaan pernapasan :
Lihat
Dengar
Rasakan
Frekuensi napas normal :
1. Usia baru lahir sekitar 35 – 50 x/menit
2. Anak-anak 15 – 30x/menit
3. Usia 2-12 tahun 18 – 26 x/menit
4. Dewasa 16 – 20 x/menit.
Tabel Pola Pernapasan
Pola pernapasan Deskripsi
Dispnea Susah bernapas yang menunjukan adanya retraksi
Bradipnea Frekuensi pernapasan lambat yang abnormal, irama teratur
Takipnea Frekuensi pernapasan cepat yang abnormal
Hiperpnea Pernapasan cepat dan dangkal
Apnea Tidak ada pernapasan
Cheyne stokes Periode pernapasan cepat dalam yang bergantian dengan periode
apnea,umumnya pada bayi selama tidur nyenyak, depresi dan
kerusakan otak.
Kusmaul Napas dalam yang abnormal bisa cepat, normal, atau lambat
khususnya pada asidosis metabolik
Biot Napas tidak teratur menunjukan adanya kerusakan otak.
1.5 Dasar Teori Pengukuran Suhu Tubuh
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh
dan jumlah panas yang hilang kelingkungan luar. Suhu tubuh diukur dalam derajat. Pusat
pengaturan suhu tubuh diatur oleh Hipotalamus. Pusat ini menerima pesan dari lokasi
reseptor panas ke tubuh yang lain untuk menghasilkan atau mempertahankan kehilangan
panas tubuh. Permukaan tubuh berfluktuasi sesuai dengan respon terhadap faktorlingkungan
sehingga tidak tetap untuk pemantauan status kesehatan klien. Kondisi normal dari panas
tubuh berada antara 35,9 sampai 37,4 derajat celsius. Sampai saat ini suhu inti tubuh diukur
4
dengan menggunakan alat termometer dan tempat pengukuran suhu tubuh yaitu oral, rectal,
axilla, membrane tympany, esophagus, arteri pulmoner.
Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh :
1. Kecepatan metabolisme basal
Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda- beda. Hal ini memberi dampak
jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan
pada uraian sebelumnya, sangat terkaitdengan laju metabolisme.
2. Rangsangan saraf simpatis
Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100%
lebih cepat. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang
menyebabkan peningkatan produksi ephineprin dan norephineprin yang
meningkatkan metabolisme.
3. Hormone pertumbuhan
Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan
kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga
meningkat.
4. Hormone tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hampir semua reaksi kimia dalam
tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme
menjadi 50-100% diatas normal.
5. Hormon kelamin
Hormon kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-
15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan,
fluktuasi suhu lebih berfariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone
progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3-0,6°C di atas
suhu basal.
6. Demam ( peradangan )
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar
120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.
7. Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20-30%. Hal
ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk
mengadakan metabolisme. Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung
5
tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup
baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan
jaringan yang lain.
8. Aktifitas
Aktifitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan
antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas)
dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3-40,0 °C.
9. Gangguan organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat
menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat
pirogen yang dikeluarkan pada saat terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan
suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat
menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
10. Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh
dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga
sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia.
1.6 Dasar Teori Pengukuran Berat dan Tinggi Badan
Pengukuran fisik TB dan BB sangat diperlukan dalam memperoleh informasi
tambahan yang menegakkan diagnosis, terutama yang berkaitan dengan hormonal metabolik.
Pemeriksaan TB harus dilakukan dengan posisi berdiri. BB seringkali diperbandingkan
dengan BB ideal.
BB ideal wanita / pria
BB ideal maks wanita / pria: TB-110
BB ideal min wanita / pria: BB ideal maks – (BB ideal maks x 10%)
Indeks Masa Tubuh (IMT)
BB (kg)/TB2 (m2)
6
BAB II
HASIL PENGAMATAN
2.1 Pengukuran Sikap Tubuh
Orang ParameterBerbaring Duduk Berdiri
I II III rerata I II III rerata I II III rerata
(mmHg) (mmHg) (mmHg)
Ke-1 Tangan kanan 104
/81
109
/56
104
/67
105/
67
106
/64
107
/82
102
/83
105/
65
105
/77
109
/72
111
/74
108/
74
Tangan kiri 94/
58
97/
70
102
/58
97/62 111
/79
103
/71
100
/70
107/
73
110
/75
108
/75
104
/73
104/
74
Ke-2 Tangan kanan 111
/64
107
/60
104
/58
107/
60
110
/76
124
/71
112
/77
115/
74
110
/81
111
/76
114
/78
111/
78
Tangan kiri 111
/69
109
/67
108
/67
109/
67
111
/72
106
/77
105
/77
107/
73
112
/83
103
/83
106
/83
109/
83
2.2 Pengaruh Latihan
Orang Parameter Nadi (kali/menit)
Sistole (mmHg) Diastole (mmHg)
Ke-1 3 menit pertama 90 118 846 menit 136 132 769 menit 120 114 8411 menit 116 107 79
Ke-2 3 menit pertama 84 113 666 menit 78 112 639 menit 68 116 8611 menit 52 118 87
7
2.3 Pengaruh Stress: Cold Pressure Test
Orang Parameter Sistole (mmHg) Diastole (mmHg)Ke-1 Pra-stress 127 107
30 detik 110 79Interval 1 104 65Interval 2 120 80
60 detik 98 60Interval 1 92 56Interval 2 94 60Interval 3 98 69
2.4 Pengukuran Denyut Nadi
Orang CobaJenis
KelaminDenyut Nadi (pada tiga tempat arteri)
Radialis Branchi CarotisAulia Maghfira P 63 61 49Yunita Fatma P 50,7 71 68
2.5 Pengukuran Frekuensi Nafas
Orang Coba Jenis Kelamin Frekuensi NafasMeirsa Sawitri H P 14x/menitFadylla Nuansa P 12x/menitAulia Maghfira P 16x/menitYunita Fatma P 17x/menit
2.6 Pengukuran Suhu Tubuh
Orang Coba Lokasi Suhu TubuhFadylla Nuansa Citra B Mulut 36,9ºC
37ºCKetiak 36ºC
36,3ºC
2.7 Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan
Orang Coba Jenis Kelamin
Berat Badan dan Tinggi
Badan
BB Ideal (minimal dan
maksimal)
IMT (Indeks Massa
Tubuh)
Klasifikasi
Aulia M P 56,5/159 44,1/49 22,34 NormalYunita Fatma P 57/157,5 42,75/47,5 22,98 NormalFadinda Aisa P 49/154,5 40,05/44,5 20,53 Normal
8
Devica Dwi P 57/154 39,6/44 24,034 NormalSeptiana P 53/165 49,5/55 19,47 NormalMeirsa S H P 53/155 40,5/45 22,06 Normal
a. Pertanyaan dan Jawaban
2.9.1 Percobaan Pengukuran Tekanan Darah
1. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter konvensional
dengan digital?
Ada
2. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan pada lengan kanan dan kiri?
Ada
3. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter konvensional
dan digital?
Ada
4. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran A. Radialis, A. Karotis, dan A. Bracialis?
Ada
5. Apakah ada perbedaan tekanan darah yang diukur dengan perbedaan posisi? Jelaskan
mengapa?
Ada
Sebab posisi tubuh mempengaruhi tekanan darah karena berhubungan dengan efek
gravitasi. Pada kondisi berbaring, gaya gravitasi mempengaruhi seluruh tubuh secara sama
rata. Pada posisi tegak, selain akibat kontraksi jantung, pembuluh darah di bawah jantung
mendapat beban tambahan akibat perbedaan tinggi tingkat jantung dan pembuluh. Karena
peningkatan tekanan ini, darah mengumpul dalam pembuluh pengumpul venosa di
ekstremitas bawah sehingga isi sekuncup berkurang. Selain itu cairan berkumpul dalam
ruang interstisium akibat peningkatan tekanan hidrostatik dalam kapiler menyebabkan
edema.
6. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah?
- Posisi tubuh
9
- Aktivitas fisik
- Temperature
- Usia
- Jenis kelamin
- Emosi
7. Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang kedokteran gigi jika pada penderita
tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu?
Jika tidak dilakukan pengukuran tanda vital terlebih dahulu, maka perubahan sistem dalam
tubuh tidak akan diketahui. Misal tekanan darah dapat menilai kemampuan sistem
kardiovaskuler. Jika pasien mengalami perubahan pada system kardiovaskulernya,
sedangkan dokter gigi tidak mengetahui hal tersebut, maka akan mengakibatkan dampak
yang tidak diinginkan pasca penanganan pasien. Misalnya pasien mengalami hipertensi
yang pada keadaan tekanan darah darah lebih tinggi. Saat tekanan darah sedang tinggi,
maka tekanan yang dihasilkan di pembuluh darah juga besar. Jika dilakukan cabut gigi,
maka bisa menyebabkan pendarahan atau darah susah sekali dihentikan.
2.9.2 Percobaan Pengukuran Denyut Nadi
1. Mengapa mahasiswa kedokteran gigi harus mengukur denyut nadi sebelum melakukan
tindakan operatif?
Sebab pengukuran denyut nadi merupakan salah satu pengukuran tanda vital yang
memang harus dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada sistem
kardiovaskuler, sehingga saat melakukan tindakan operatif seorang dokter gigi telah
mengetahui keadaan sistem kardiovaskuler pasien untuk menghindari akibat yang tidak
diinginkan, jika pasien mengalami kelainan pada sistem kardiovaskulernya. Misalnya pada
pasien yang memiliki deyut nadi tinggi dapat menyebabkan bekuan darah yang sudah
terbentuk terdorong sehingga terjadi perdarahan.
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi denyut nadi?
1. Jenis kelamin
2. Usia
3. Berat badan
4. Keadaan emosi atau psikis
10
5. Kebiasaan aktifitas sehari-hari
6. Sikap tubuh saat di ukur denyut nadi nya
7. Suhu/ temperatur udara di seklilingnya
8. Konsumsi obat saat di ukur
3. Apakah ada perbedaan pengukuran denyut nadi pada berbagai posisi tubuh? Jelaskan
mengapa?
Ada
1. Tonus otot ketika berbaring telentang lebih kecil dibandingkan dengan tonus pada
saat duduk atau berdiri. Ketika duduk atau berdiri tonus otot meningkat sehingga
oksigen yang dibutuhkan menjadi lebih besar dan curah jantung (cardiac output)
menjadi lebih besar. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan sistolik dan
tekanan diastolic serta denyut jantung. (Mohrman D and Jane H,2006)
2. Efek gravitasi dan baroreseptor. Pada perubahan posisi tubuh, tekanan darah bagian
atas tubuh akan menurun karena pengaruh gravitasi. Darah akan mengumpul pada
pembuluh kapasitans vena ekstermitas inferior sehingga pengisian atrium kanan
jantung berkurang dengan sendirinya curah jantung juga berkurang. Penurunan curah
jnatung akibat pengumpulan darah pada anggota tubuh bagian bawah cenderung
mengurangi darah ke otak. Secara reflektoris, hal ini akan merangsang baroreseptor.
Baroreseptor banyak terdapat pada arcus aorta dan sinus caroticus. Respon yang
ditimbulkan baroreseptor berupa peningkatan tekanan pembuluh darah perifer,
peningkatan tekanan jaringan pada otot kaki dan abdomen, peningkatan frekuensi
respirasi, kenaikan frekuensi denyut jantung serta sekresi zat-zat vasoaktif. Kedua
efek ini (gravitasi dan baroreseptor) dapat meningkatkan tekanan darah sistolik dan
diastolic serta denyut nadi. (Mohrman D and Jane H,2006)
4. Mengapa saat bekerja denyut nadi meningkat?
Sebab pada saat melakukan aktivitas, tubuh akan memerlukan energi lebih yang
didapatkan dari ATP. Sedangkan ATP sendiri dibentuk melalui metabolisme dalam
tubuh. Metabolisme membutuhkan oksigen. Sehingga untuk pemenuhan kebutuhan
oksigen secara cukup dan cepat, aliran darah haruslah cepat, sebab melalui darah
11
itulah oksigen diedarkan ke seluruh sel agar sel dapat melakukan metabolisme. Ini
juga sesuai dengan salah satu akibat dari teori umpan balik positif bahwa pembuluh
darah yang mengaliri kulit akan melebar untuk membawa lebih banyak panas keluar
tubuh jika suhu tubuh meningkat, sehingga ini mengakibatkan tekanan darah
menurun. Jika tekanan darah menurun, reseptor di arteri karotis akan mendeteksinya
dan mengirimkan sinyal ke otak. Otak kemudian akan mengirimkan pesan ke jantung
untuk mempercepat denyutnya sehingga aliran darah yang dipompa lebih besar dan
mengakibatkan pingkatan tekanan darah.
5. Bagaimana cara menentukan denyut nadi maksimal dan optimal?
Denyut nadi maksimal adalah maksimal denyut nadi yang dapat dilakukan pada saat
melakukan aktivitas maksimal. Untuk menentukan denyut nadi maksimal digunakan
rumus 220-umur, sedangkan untuk mengukur denyut nadi optimal digunakan rumus 80%
x DN maksimal.
2.9.3 Percobaan Pengukuran Suhu Tubuh
1. Mengapa pengukuran suhu tubuh di ketiak berbeda? Berapa perbedaannya? Jelaskan!
Pengukuran pada ketiak dilakukan selama ± 3 menit dan mendapatkan hasil 36ºC pada
percobaan pertama dan 36,3ºC pada percobaan kedua. Sedangkan pengukuran di mulut,
dilakukan selama ± 3 menit didapatkan hasil 37ºC pada percobaan pertama dan 36,9ºC.
Didapatkan pengukuran yang berbeda dimana pengukuran suhu di mulut lebih besar hasilnya
dibandingkan di ketiak dikarenakan di mulut berhubungan langsung dengan suhu yang
berada di dalam tubuh. Sedangkan bila di ketiak, tubuh masih bersinggungan dengan
lingkungan, sehingga hasilnya lebih rendah.
2. Kapan harus melakukan pengukuran suhu tubuh di rongga mulut atau pengukuran di
bagian tubuh yang lain?
a. Pengukuran rongga mulut yaitu:
- saat klien bernafas dengan hidung bukan dengan mulut
- saat klien tidak mengalami bedah oral, trauma oral, riwayat epilepsi, atau gemetar
akibat kedinginan
- tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis atau klien
konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif dan risiko terpapar cairan tubuh
12
b. Pengukuran ketiak yaitu :
- digunakan untuk bayi, anak kecil,anak yang sedang menangis atau klien konfusi, tidak
sadar atau tidak kooperatif.
2.9.4 Percobaan Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
1. Apakah pengukuran TB dan BB diperlukan di bidang kedokteran gigi? Jelaskan untuk
apa?
Pengukuran fisik tinggi dan berat badan diperlukan untuk mengetahui Indeks Massa
Tubuh (IMT) yang digunakan untuk memprediksi kesehatan pasien. Selain itu, melalui
IMT dapat diketahui pula pengklasifikasian IMT pasien. Apakah pasien termasuk berat
badan normal, berat badan kurang, obesitas kelas 1, dan sebagainya. Indikator berat badan
dan tinggi badan (wasting status) adalah merupakan indikator yang terbaik digunakan
untuk menggambarkan status gizi saat ini. Lebih sensitif serta spesifik sebagai indikator
defisit massa tubuh yang dapat terjadi dalam waktu singkat atau dalam periode waktu yang
cukup lama sebagai akibat kekurangan makan atau terserang penyakit infeksi. Dalam
hubungannya dengan bidang kedokteran gigi, penyakit infeksi ini dapat berhubungan
dengan kesehatan gigi dan mulut. Selain itu, pengukuran tinggi badan dan berat badan
sangat diperlukan dalam memperoleh informasi tambahan yang menegakkan diagnosis,
terutama yang berkaitan dengan hormon metabolik. Salah satu contoh hormon metabolik
adalah hormon yang mengatur metabolisme kalsium yang juga berkaitan dengan gigi.
2. Apakah akibat jika seseorang termasuk kurus beresiko dan apa pula akibat bagi yang
terlalu gemuk? Jelaskan!
Ada beberapa masalah kesehatan yang dapat dialami oleh orang yang memiliki IMT
kurang dari normal, yaitu:
1. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penipisan jaringan tulang atau hilangnya kepadatan tulang seiring
dengan waktu. Berat badan yang rendah menyebabkan tekanan yang diterima oleh tulang
juga kecil, padahal, tekanan pada tulang berfungsi meningkatkan kepadatan tulang.
2. Anemia
Kebanyakan orang yang terlalu kurus sering mengalami kelelahan sepanjang waktu.
Kekurangan energi dan fatigue atau kelemahan adalah merupakan gejala khas anemia.
Anemia adalah penyakit yang terjadi saat tubuh mengalami kekurangan sel darah merah.
Sel darah merah bertanggung jawab untuk transportasi oksigen menuju organ. Apabila sel
13
darah merah kurang, maka oksigen yang diangkut menuju organ tubuh juga tidak
memadai. Sehingga organ tubuh mengalami kekurangan oksigen, dan munculah gejala
anemia.
3. Rendahnya sistem imun
Sistem imun tubuh membutuhkan cukup sumber energi untuk dapat berfungsi dengan
baik. Dan energi tersebut didapatkan dari makanan yang masuk ke tubuh kita. Bagi
penderita anoreksia, karena energi yang masuk sedikit, maka sel-sel tubuh kurang
maksimal dalam menghasilkan sistem imun.Sehingga orang yang terlalu kurus gampang
terserang penyakit flu, bahkan dapat menjadi lebih parah, seperti kanker, yang dimulai
dengan aktivitas sel yang abnormal.
Kegemukan juga beresiko mengakibatkan beberapa gangguan kesehatan, seperti:
1. Problem persendian
Semakin gemuk seseorang, maka beban tulang akan semakin berat. Karena menyangga
beban di luar porsi, maka akan muncul gangguan sendi. Yang sering didengar adalah
penyakit rematik walaupun tidak semua gangguan sendi adalah rematik.
2. Masalah dengan kesehatan jantung
Pada orang gemuk, tentu metabolisme bergerak lebih dinamis dengan beban lebih,
karena semakin berat bebannya, otomatis jantung berdenyut lebih cepat, bekerja lebih
banyak dan pada gilirannya tentu saja akan terkompensasi oleh tubuh secara alamiah.
Dalam hal kompensasinya tak dapat lagi ditolerir oleh tubuh maka tak pelak lagi akan
menimbulkan gangguan jantung serius. Gangguan jantung ini dikenal dengan
dekompensasi kordis.Kasus ini ditemukan banyak pada orang gemuk yang tidak banyak
pergerakannya.
3. Hipertensi
Pada kegemukan, apalagi yang kurang bergerak, pembuluh darah sering mengalami
atherosclerosis atau pengapuran sehingga menyempit yang menyebabkan naiknya
tekanan darah.
4. Diabetes Melitus
Orang gemuk cenderung mengalami penurunan hormon insulin. Ini membuat gula
darah naik dan akan meracuni seluruh tubuh. Gangguan lain adalah terjadinya
perubahan pada pembuluh darah kecil, termasuk yang menuju ke penis. Salah satu
akibat dari perubahan inilah yang menjadi penyebab utama gangguan seksual retrogade
14
ejaculation (ejakulasi ke belakang), yaitu semprotan sperma menuju kandung kemih,
bukannya keluar secara normal. Tentu saja penderita kelainan ini tidak akan bisa
membuahi pasangannya. Untungnya kasus ini sehari-hari ditemukan tidak terlalu
banyak.
BAB III
PEMBAHASAN
2.1 Pengukuran Tekanan Darah
Setelah dilakukan percobaan pengukuran tekanan darah dengan perbedaan
posisi, menyebabkan perbedaan hasil tekanan darah. Dimana pada posisi tegak hasilnya
lebih tinggi dibandingkan dalam posisi duduk dan berbaring. Hal ini disebabkan karena
adanya efek gravitasi bumi. Pada kondisi berbaring, gaya gravitasi mempengaruhi seluruh
tubuh secara sama rata. Pada posisi tegak, selain akibat kontraksi jantung, pembuluh darah
di bawah jantung mendapat beban tambahan akibat perbedaan tinggi tingkat jantung dan
pembuluh, sehingga jantung memompa lebih cepat dan menyebabkan tekanan darah
meningkat.
Dengan pengaruh latihan, juga didapatkan hasil tekanan darah yang lebih tinggi
dibandingkan tidak melakukan latihan. Hal ini dikarenakan pada saat melakukan aktivitas,
tubuh akan memerlukan energi lebih yang didapatkan dari ATP. Sedangkan ATP sendiri
dibentuk melalui metabolisme dalam tubuh. Metabolisme membutuhkan oksigen.
Sehingga untuk pemenuhan kebutuhan oksigen secara cukup dan cepat, aliran darah
haruslah cepat, sebab melalui darah itulah oksigen diedarkan ke seluruh sel agar sel dapat
melakukan metabolisme.
Dalam pengaruh stress, dimana digunakan cold pressure test, didapatkan hasil awal
sebelum melakukan stress 127/107 dan setelah dilakukan test selama 30 detik didapatkan
hasil 110/79 dan setelah perendaman didapatkan tekanan darah kembali meningkat
menjadi 120/80 (kembali normal), begitu pula saat test dilakukan selama 60 detik
didapatkan hasil 92/56, namun setelah perendaman dan dilakukan istirahat didapatkan
tekanan darah kembali normal yaitu 98/69. Hal ini dikarenakan pembuluh darah yang
berfungsi mengalirkan darah, mengalami penyempitan akibat suhu dingin tersebut,
sehingga akan menurunkan tekanan darah.
15
3.2 Pengukuran Denyut Nadi
Percobaan yang telah dilakukan adalah mengukur denyut nadi pada A. radialis,
A. Brachialis dan A. Carotis pada posisi yang berbeda-beda. Dan hasilnya menunjukkan
ukuran denyut nadi yang berbeda pula. Hal ini disebabkan karena ketika seseorang
berbaring, maka jantung akan berdetak lebih lambat dibandingkan saat ia sedang duduk
atau berdiri. Pompa jantung lebih lambat disebabkan karena saat orang coba dalam
posisi berbaring efek gravitasi pada tubuh akan berkurang yang membuat lebih banyak
darah mengalir kembali ke jantung melalui pembuluh darah..
Jika darah yang kembali ke jantung lebih banyak, maka tubuh mampu memompa lebih
banyak darah setiap denyutnya. Hal ini berarti denyut jantung yang diperlukan per
menitnya untuk memenuhi kebutuhkan darah, oksigen dan nutrisi akan menjadi lebih
sedikit.
Namun detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri,akibat dari posisi
tubuh yang melawan gravitasi. Kondisi ini yang mungkin menyebabkan adanya
peningkatan detak jantung mendadak ketika seseorang bergerak dari posisi duduk atau
berbaring ke posisi berdiri.
3.3 Pengukuran Frekuensi Nafas
Setelah didapatkan hasil pengukuran pernafasan, table menunjukkan perbedaan
frekuensi pernapasan antara satu orang coba dengan orang coba lainnya. Meskipun hasilnya
tidak jauh berbeda. Hal ini bisa dipengaruhi oleh aktivitas, emosi atau kondisi tubuh orang
coba.
3.4 Pengukuran Suhu Tubuh
Hasil pengamatan yang kami dapatkan setelah melakukan percobaan, suhu tubuh
ketika diukur melalui mulut dan ketiak didapatkan hasil yang berbeda, dimana di mulut
hasilnya lebih tinggi dibandingkan di ketiak. Hal ini kemungkinan disebabkan di mulut
berhubungan langsung dengan suhu yang berada di dalam tubuh. Sedangkan bila di ketiak,
tubuh masih bersinggungan dengan lingkungan, sehingga hasilnya lebih rendah.
3.5 Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan
16
Pengukuran BB dan TB yang kami lakukan menunjukkan perbedaan hasil antara
orang coba satu dan lainnya. BB dan TB setiap orang tentulah bervariasi hal ini disebabkan
karena asupan nutrisi setiap individu berbeda. Selain itu faktor genetik juga dapat menjadi
salah satu pemicu BB dan TB setiap individu.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah kita lakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Faktor yang menyebabkan perbedaan pada pengukuran tekanan darah adalah
gaya gravitasi, posisi tubuh, aktivitas fisik, temperature, jenis kelamin, usia
serta emosi.
2. Jenis kelamin, usia, berat badan, keadaan emosi atau psikis, kebiasaan aktifitas
sehari-hari, sikap tubuh saat di ukur denyut nadinya, suhu/ temperatur udara di
sekelilingnya, konsumsi obat saat di ukur mempengaruhi pengukuran denyut
nadi.
3. Frekuensi nafas pada tiap orang berbeda, atau bahkan mungkin sama.
Tergantung dari aktivitas saat itu, kondisi tubuh serta emosinya.
4. Hasil pada pengukuran suhu pada ketiak dan mulut berbeda. Hal ini
kemungkinan disebabkan di mulut berhubungan langsung dengan suhu yang
berada di dalam tubuh. Sedangkan bila di ketiak, tubuh masih bersinggungan
dengan lingkungan, sehingga hasilnya lebih rendah.
5. Berat badan serta tinggi dari masing-masing orang berbeda. Hal ini tergantung
dari asupan nutrisi serta faktor genetis dari orang tersebut.
17
Daftar Pustaka
1. C. Guyton. 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 7, bagian 1 & 2. Alih
bahasa: Ken Ariata Tengadi, dkk. Jakarta: EGC
2. Guyton & Hall.1997.Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC
3. Hidayat, Aziz A .2005.Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :
EGC
18