laporan fisika tanah - awrnti98.files.wordpress.com · laporan fisika tanah diajukan guna...

47
LAPORAN FISIKA TANAH Oleh ; Kelompok C/4 PROGRAM STUDI ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2018

Upload: others

Post on 26-Nov-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

LAPORAN FISIKA TANAH

Oleh ;

Kelompok C/4

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2018

Page 2: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

LAPORAN FISIKA TANAH

diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan mata kuliah Fisika Tanah

Oleh ;

Kelompok C/4

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2018

Ekky Permatasari (171510301004)

Seruni Vebian H. (171510301005)

Aulia Wiranti (171510301034)

Andre Ardiyah M. (171510301068)

Achmad Malkan M. (171510301054)

Page 3: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sifat fisik tanah merupakan kemampuan suatu jenis tanah untuk menyerap

dan menyimpan unsur hara yang terdapat didalam tanah itu sendiri dan terdapat

pula udara didalamnya. Tanah adalah media yang sangat penting untuk

pertumbuhan vegetasi. Tanah menyediakan tempat tumbuh untuk tanaman dan

menyediakan nutrisi agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Jenis tanah yang

berbeda akan memiliki perbedaan karakteristik dalam hal sifat fisik, kimia, dan

biologi. Sifat-sifat tanah dapat menentukan jenis nutrisi atau zat makanan dalam

tanah, banyak airyang dapat disimpan dalam tanah, dan sistem perakaran yang

menunjukkan sirkulasi air dalam tanah.

Ciri-ciri morfologi tanah merupakan petunjuk dari proses-proses yang

pernah dialami suatu jenis tanahselama pelapukan, pembentukan, dan

perkembangannya. Perbedaan faktor-faktor pembentuk tanah, akan meninggalkan

ciri dan sifat tanah yang berbeda pada profil tanah. Struktur tanah adalah butiran-

butiran tanah dan agregat-agregat tanah secara alamimenjadi bentuk tertentu yang

dibatasi oleh sesuatu yang disebut agregat. Struktur tanah merupakan sifat fisik

tanah yang menggambarkan susunan ruang partikel-partikel yang bergabung

menjadi satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil pedogenesis. Struktur

tanah saling berhubungan dengan cara dimana partikel pasir, debu, dan liat relative

disusun satu sama lain. Aktifitas akar tanaman dan organisme tanah merupakan

salah satu faktor pembentuk agregat tanah.

Beberapa sifat fisik tanah adalah kadar lengas tanah, pF, tekstur tanah,

konduktivitas hidraulik, stabilitas agregat, konsistensi tanah, kepadatan tanah,

pengukuran infiltrasi, suhu tanah, dan penetapan pori total tanah. Sifat fisik diatas

sangat terkait dengan tanah karena apa bila salah satu ada yang tidak tercukupi atau

tidak sesuai itu akan mempengaruhi tanamn yang tumbuh diatas tanah tersebut. hal

itu juga akan berdampak pada hasil produksi dan perkembang biakan tanaman.

Tanah terdiri dari butiran-butiran yang berbeda baik dalam ukuran maupun

bentuk. Besarnya partikel tanah relative sangat kecil yang biasanya distilahkan

Page 4: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

2

dengan tekstur. Tekstur menunjukkan sifat halus dan kasarnya butiran-butiran

tanah. Tekstur terdapat tiga kandungan didalmnya yaitu pasir, debu, dan liat yang

terdapat didalam tanah.

Penentuan kelas tekstur tanah harus dilakukan dengan teliti didalam ruang

laboratorium. Dalam melakukan penetapan tekstur tanah terdapat beberapa cara

atau metode yang dapat digunakan yaitu lapang, hydrometer, dan pipet. Metode

yang digunakan pada praktikum kali ini untuk menentukan tekstur tanah adalah

dengan metode pipet dengan pipet tekstur apparatus.

Sifat-sifat fisik tanah banyak bersangkutan dengan kesesuaian tanah untuk

berbagai penggunaan. Sifat fisik tanah ditentukan oleh permukaan buiran tanah,

sifat-sifat kimia dari butiran itu sendiri serta bahan-bahan organic yang terkandung

didalamnya. Butiran-butiran yang menyusun tanah itu berbeda-beda. Perbedaan

itulah yang mempengaruhi tekstur tanah.

1.2 Tujuan

1. Untuk memahami dan Mengetahui Tatacara pengambilan sampel atau

pengambilan contoh tanah.

2. Untuk Memahami dan mengetahui penetapan kadar lengas tanah,

3. Untuk Memahami dan mengetahui Energi potensial air (pF),

4. Untuk Memahami dan Mengetahui pengukuran tekstur tanah,

5. Untuk Memahami dan mengetahui pengukuran konduktivitas hidroulik,

6. Untuk Memahami dan Mengetahui Tingkat Stabilitas pada tanah

7. Untuk Memahami dan Mengetahui Penetapan angka-angka attenberg atau

konsistensi tanah

8. Untuk Memahami dan Mengerahui tingkat kepadatan tanah pada suatu wilayah

9. Untuk Mengetahui dan Memahami Pengukuran infiltrasi

10. Untuk Mengetahui dan Memahami Proses pengukuran suhu tanah pada suatu

petak lahan

11. Untuk Mengetahui dan Memahami penetapan pori total tanah

Page 5: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengambilan Sampel Tanah

Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan yang paling utama dan

terpenting di dalam program uji tanah. Analisis fisika dari contoh tanah yang

diambil diperlukan untuk mengukur sifat fisik tanah, menetapkan tekstur tanah dan

dapat digunakan sebagai petunjuk struktur tanah secara efisien, rasional dan

menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang

diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan

cara benar. Oleh karena itu pengambilan sampel tanah merupakan tahapan

terpenting di dalam program uji tanah. Sampel tanah dapat diambil setiap saat, tidak

perlu menunggu saat sebelum tanam namun tidak boleh dilakukan beberapa hari

setelah pemupukan. Keadaan tanah saat pengambilan sampel tanah pada lahan

kering sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu

keadaan tanah kira-kira cukup untuk pengolahan tanah). Pengambilan sampel tanah

pada kondisi kapasitas lapang memudahkan tanah untuk diambil. Pengambilan

contoh tanah pada tanah yang disawahkan dilakukan pada saat tanaman padi baru

dipanen, sehingga pengeringan masih belum berlanjut dan tanah masih dalam

keadaan basah sehingga tanah masih belum dapat membentuk struktur dan masih

dalam keadaan seperti pasta (Rahayu dkk., 2014).

Sifat-sifat tanah banyak dan bervariasi menurut tempat dan waktu, yang

dapat disebabkan oleh hasil akhir dari proses yang terjadi secara internal atau alami

dan pengaruh dari luar, misalnya intervensi manusia. Proses yang sifatnya internal

berkaitan dengan faktor-faktor geologi, hidrologi, dan biologi yang dapat

mempengaruhi pembentukan tanah. Variabilitas sifat-sifat fisik tanah akibat dari

proses alami dapat diregionalisasi dengan asumsi bahwa tempat yang berdekatan

cenderung mirip atau mempunyai nilai yang tidak berbeda jauh, yang kemudian

didelineasi menjadi satu poligon. Namun demikian, tingkat kemiripan tersebut

sangat tergantung pada skala pengamatan, misalnya negara, km, atau hanya

beberapa mm saja. Pengaruh luar terhadap sifat-sifat fisik tanah seperti pengolahan

tanah dan jenis penggunaan lahan dapat diuraikan menurut ruang dan waktu.

Page 6: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

4

Pengolahan tanah, drainase, penutupan tajuk tanaman, dan bahan pembenah tanah

dapat secara nyata mempengaruhi variasi hasil pengukuran baik menurut ruang

maupun waktu. Sebagai contoh, pengolahan tanah adalah mencampur tanah, yang

berarti cenderung mengurangi variasi berat isi tanah menurut ruang, namun,

pengaruhnya berubah menurut waktu akibat proses pemadatan (Wicaksosno dkk.,

2015).

Pengambilan contoh tanah juga berperan penting karena merupakan salah

satu bagian yang sangat di butuhkan dalam penelitian tanah khususnya dalam

kegiatan survei dan pemetaan tanah. Contoh tanah yang diambil menjadi sample

atau mewakili (representiative) satuan-satuan tanah. Contoh tanah merupakan

refleksi dari satu titik pengamatan yang diwakili hanya dengan beberapa kilogram

tanah. Selanjutnya tanah yang hanya beberapa kilogram dari contoh tersebut

dianggap mewakili wilayah yang luas hingga puluhan hektar. Pengambilan contoh

dilakukan setelah profil tanah dibuat dan telah dibersihkan dari lapisan paling atas

ke arah bawah, namun horizon-horizon yang terlalu tipis atau terlalu heterogen,

Horizon peralihan, tidak perlu diambil contohnya. Contoh tanah meliputi

pengambilan contoh tanah utuh digunakan untuk penetapan berat isi (bulk density),

permeabilitas dan pF, pengambilan contoh tanah terusik digunakan untuk

penetapan sifat fisik tanah (kadar air, tekstur, kerapatan partikel, konsistensi,

kapilaritas) dan sifat-sifat kimia misalnya pH, bahan organik dan kadar unsur hara

dan pengambilan contoh tanah agregat untuk penetapan struktur, dan stabilitas

agregat (Evarnaz dkk., 2014).

2.2. Penetapan Kadar Lengas Tanah

Ruang pori – pori tanah terbentuk dari partikel tanah dipengaruhi oleh

tekanan. Sedangkan konsistensi tanah tergantung pada stabilitas ukuran ruang tanh.

Sirkulasi yang berlangsung didalam tanah dipengaruhi oleh kerapatan porositas.

Pertukaran oksigen dan karbondioksida didalam tanah dipengaruhi oleh faktor air

dan udara didalam satuan volume tanah .Pori – pori tanah yang mengandung air

disebut juga dengan kadar lengas tanah. Kebutuhan air pada setiap tanaman

berbeda-beda tergantung dari jenis tanaman. Kadar lengas tanah sangat penting

Page 7: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

5

dalam pertanian karena pengaturan lengas tanah dapat diatur untuk serapan unsur

hara dan pernafasan akar- akar tanaman. Ukuran butiran tanah sangat berpengaruh

terhadap sifat tanah. Kapasitas simpan air tanah dipengaruhi oleh kedalaman efektif

tanah, distribusi ukuran partikel dan distribusi ruang pori mikro tanah (Zangiabadi

et al., 2014).

Kadar lengas tanah artinya kandungan uap air yang terdapat dalam pori-pori

tanah, yang mampu diikat oleh partikel-partikel tanah dan tersimpan dalam tanah.

Pada percobaan lengas tanah yang digunakan adalah tanah kering. Berat tanah

sebelum dioven lebih besar dari pada setelah dioven. Perbedaan berat itu terjadi

karena saat dioven air yang terkandung dalam tanah menguap, sehingga

mengurangi berat tanah. Lengas tanah adalah air yang mengisi sebagian atau

seluruh ruang pori tanah dan terabsorbsi pada permukaan zara tanah. Lengas

berperan sangat penting dalam proses genesa tanah, kelangsungan hidup tanaman

dan jasad renik tanah serta siklus hara. Setiap reaksi kimia dan fisika yang terjadi

di dalam tanah hampir selalu melibatkan air sebagai media pelarut garam-garam

mineral, senyawa asam dan basa serta ion-ion dan gugus organik maupun

anorganik. Lengas dapat tetap berada dalam pori tanah karena memiliki ketegangan

potensial. Dalam keadaan tidak jenuh, lengas tanah berupa selaput tipis yang

menyelimuti zara tanah. Semakin tipis selaput lengas tersebut, maka gaya ikat tanah

yang bekerja semakin kuat (Bana et al,2013).

Faktor yang dapat mempengaruhi besarnya kadar lengas dalam tanah adalah

sebagai berikut temperature, iklim, topografi, kandungan bahan organik dan

anorganik. Kandungan bahan organik dalam tanah ditentukan oleh posisi tanah

tersebut. Manfaat untuk mengetahui kandungan kadar lengas pada setiap lapisan

tanh berpengaruh terhadap bidang pertanian, yitu sebagai informasi untuk

mengetahui kebutuhan tenh terhadap air, Karena air bersifat sebagai pelarut yang

dapat melarutkan zat-zat kimia yang berada dalam tanah (Azadi dan Younesi,

2013).

Page 8: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

6

2.3. Energi Potensial Air (pF)

pF merupakan nilai logaritma (10 log) dari tegangan air tanah dalam cm

tinggi kolom air. pF atau potensial kapiler dihitung untuk menggambarkan energi

penahan air dalam tanah. Nilai pF dapat menentukan kejenuhan tanah. Kondisi

tanah pada pF 0 yaitu jenuh, pada pF 2,5 kondisi kapasitas lapang, dan pF 4,2 pada

kondisi titik layu permanen. Retensi air dipengaruhi oleh kadar air yang dikandung

dalam tanah (Rinaldi dkk., 2017).

Tanaman hanya dapat mengambil air tersedia pada tanah. Air tersedia yang

dapat digunakan oleh tanaman merupakan selisih kadar air antara kondisi kapasitas

lapang dengan titik lagu permanen. Kadar air pada kondisi kapasitas lapang yang

baik untuk tanaman yaitu kadar air yang tinggi dan rendah pada kondisi titik layu

permanen. Jumlah air yang dapat ditampung yaitu sebesar jumlah total pori tanah

(Jatnika dkk., 2017).

Retensi air dapat diukur dengan menjenuhkan sampel tanah kemudian

menekannya pada berbagai tekanan. Tekanan dibutuhkan untuk mengeluarkan air

yang ditampung di dalam pori dan kapiler tanah. Tekanan yang dibutuhkan

berbeda-beda karena ukuran pori dan kapiler pun berbeda-beda. Tekanan yang

digunakan pada umumnya yaitu 0,01 atm (pF 1,0); 0,1 atm (pF 2,0); 0,33 (pF 2,54);

dan 15 atm (pF 4,2). Pengukuran retensi tanah bertujuan untuk mengatur air irigasi.

(Sudirman dkk., 2006).

2.4. Tekstur Tanah

Tanah merupakan bahan padatan (mineral atau organik) yang berada di

permukaan bumi, dan terus menerus mengalami perubahan yang di pengaruhi oleh

beberapa faktor seperti bahan induk, iklim, aktivitas mikroorganisme, waktu serta

topografi wilayah. Tanah merupakan komponen bahan padatan yang memiliki 3

sifat di dalamnya yaitu sifat biologi, fisik, serta kimia (Harahap E., dkk. 2014).

Tanah memiliki susunan mulai dari bahan padatan , bahan mineral, bahan organik,

dan udara, dimana komposisi tersebut akan mempengaruhi sifat serta kualitas tanah

itu sendiri. Sifat tanah yang mempengaruhi bagus tidaknya tanah yang ada yaitu

Page 9: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

7

sifat fisik, sifat fisik lebih mengarah kepada warna tanah, struktur tanah serta tekstur

tanah.

Tekstur merupakan perbandingan relatif antara fraksi (pasir, debu, dan

clay). Tekstur sangat berpengaruh terhadap keadaan tanah sendiri, karena dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tingkat kesuburan

tanah, infiltrasi tanah, daerah solum perakaran tanaman, menahan air, serta

permeabilitas tanah di pengaruhi oleh tekstur. Tekstur dibagi menjadi 3 yaitu pasir

merupakan komponen yang terbesar dalam tekstur berukuran kurang lebih 2

mikromili, debu merupakan komponen yang ada didalm tekstur berukuran 0,2

mikromili serta clay merupakan komponen tekstur yang berbentuk lempengan

bermuatan negatif dan memiliki ukuran 0,002 mikromili ( Tufaila M., dkk. 2014).

Tanah memiliki perbandingan pasir, debu dan clay yang dikelompokkan

atas berbagai kelas tekstur. kelas tekstur atau segitiga tekstur sendiri lebih mengarah

pada penentuan tekstur tanah serta jenis tanah itu sendiri. Keberadaan kelas tekstur

atau segitiga tekstur untuk mempermudah dalam menentukan menganalisis jenis

tanah mulai dari tanah tersebut di dominasi pasir akan banyak mempunyai pori

makro, dan tanah yang di dominasi debu akan banyak memiliki pori meso serta

tanah yang di dominasi clay akan mempunya banyak pori mikro. Komposisi tanah

dapat di tentukan oleh segitiga tekstur yang dapat mempermudah dalam mengetahui

jenis tanah serta tanaman yang cocok untuk di tanam pada jenis tanah tersebut

(Pardosi S. C. P., dkk. 2017).

2.5. Konduktivitas Hidraulik (KS)

Konduktivitas hidrolik disebut juga dengan permeabilitas tanatermasuk sifat

fisik tanah yang menggambarkan kemampuan tanah dalam meloloskan air.

Permeabilitas air lebih menerangkan tentang sifat hidrologis tanah, konduktivits

hidrolik juga dipengaruhi beberapa faktor yaitu tergantung tekstur dan struktur

tanah itu sendiri serta kandungan bahan organik dan kandungan air dalam tanah

mempengaruhi nilai K. konduktivitas hidrolik tanah juga dipengaruhi oleh sifat

fisik dalam tanah termasuk berat jenis partikel tanah dan porositas tanah

(Handayani T. dan Dwiria W., 2016). Konduktivitas hidrolik tanah pergerakan

Page 10: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

8

yaitu pergerakan air jenuh dan pergerakan air tak jenuh. Pergerakan air

mempengaruhi air yang dibutuhkan oleh tanaman itu sendiri.

Pergerakan air tak jenuh lebih mengarah kepada kapasitas lapang,

pergerakan air tanah terjadi pada kondisi dimana pori tanah tidak jenuh. Faktor

faktor yang mempengaruhi aliran air tak jenuh yaitu perbedaan tegangan atau

hisapan lengas air. Menurut Martinus H. P. dkk. (2003) bahwa perbedaan tegangan

di sebabkan oleh perbedaan kandungan lengas, kandungan air yang lebih tinggi

menyebabkan perbedaan tegangan lebih besar sehingga aliran air lebih cepat.

Pergerakan air jenuh di pengaruhi beberapa faktor yang mempengaruhi

aliran air tak jenuh. Pengujian konduktivitas hidrolik jenuh untuk mengetahui

kemampuan meloloskan air dalam tanah. Nilai konduktivitas air jenuh sangat

menentukan pemenuhan kebutuhan air untuk pertumbuhan tanaman, dimana jika

semakin besar nilai konduktivitas maka semakin cepat air merembes dan

meloloskan diri. Pori tanah juga berpngaruh tehadadap kerapatan tanah serta cepat

lambatnya konduktivitas air, menurut Ariandi L. M. dkk. (2018), faktor lain yang

mempengaruhi nilai K dalam meloloskan air adalah elektrolit yang terdapat dalam

tanah. Pergerakan air menentukan keadaan air untuk tanaman itu sendiri keadaan

air yang cukup dapat membuat tanaman berkembang dengan optimal serta

Ketersedian air untuk tanaman akan meninggkatkan produksi tanaman.

2.6. Stabilitas Agregat

Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi sangat baik bagi

pertumbuhan tanaman. Bahan organik tanah sangat penting dalam mempertahankan

stabilitas struktur tanah, membantu infiltrasi udara dan air, mempromosikan air

retensi, dan mengurangi erosi. Menurut Utomo dkk. (2015), bahan organik

berpengaruh terhadap sifat fisik tanah yaitu dapat meningkatkan stabilitas agregat

tanah, sehingga dapat menciptakan struktur tanah yang mantap dan ideal bagi

pertumbuhan tanaman. Peningkatan stabilitas agregat bisa dilakukan dengan

pengaplikasian pupuk organik, baik dari kompos, kotoran ternak, atau pupuk hijau.

Pupuk yang paling sering diaplikasikan pada lahan pertanaman yaitu pupuk

kandang. Pupuk kandang dapat berfungsi sebagai energi bagi mikroorganisme,

Page 11: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

9

penyedia sumber hara, penambah kemampuan tanah menahan air dalam tanah dan

untuk memperbaiki struktur tanah. Semakin bagus struktur tanah maka kandungan

bahan organik tanah, KTK tanah dan dan kandunagn liat dalam dalam tanah, ruang

pori total dan air tersedia juga semakin bagus, sehingga stabilitas agregat tanah

tersebut semakin bagus (Mustoyo dkk., 2013).

Kerusakan agregat tanah dapat mengakibatkan tanah mudah padat, total

ruang pori yang rendah, permeabilitas yang lambat, dan daya pegang air yang

rendah. Rendahnya kemantapan agregat dapat menyebabkan daya simpan air yang

rendah sehingga kandungan air mudah hilang sehingga air tidak bertahan lama.

Agregat yang stabil dan baik dapat menciptakan lingkungan fisik yang baik bagi

tanaman sehingga perkembangan akar tanaman dapat berkembang dengan baik.

Tanah dengan agregat kurang stabil bila terkena gangguan maka agregat tanah

tersebut akan mudah hancur, butir-butir halus akan menghambat pori-pori tanah

sehingga bobot isi tanah meningkat, aerasi buruk dan permeabilitas menjadi lambat.

Salah satu cara untuk mempermudah stabiltas agregat yaitu dengan memanfaatkan

sisa tanaman yang telah di panen, dan tidak membakar tanaman sisa tanaman

tersebut. Menunjukkan bahwa sisa tanaman dapat meningkatkan agregat tanah

sehingga bahan organik yang dihasilkan oleh sisa tanaman dapat menjadi pupuk

hijau yang dapat meningkatkan bahan organik tanah (Junedi dan Nyimas, 2015).

2.7. Penetapan Angka-Angka Atterberg

Konsistensi tanah merupakan ketahanan tanah dari tekanan atau gaya-gaya

dari luar seperti adhesi dan kohesi. Konsistensi tanah memiliki hubungan yang

berbanding lurus dengan kejenuhan tanah. Konsistensi dipengaruhi oleh sifat fisika

lainnya yaitu kelengasan tanah dan tekstur tanah. Konsistensi merupakan indikator

dalam penentuan pengolahan tanah. Uji konsistensi dapat dilakukan baik di lapang

maupun di laboratorium. Uji konsistensi di lapang dilakukan dengan cara

mengamati kondisi kelengasan dan menentukannya ke dalam konsistensi basah,

lembab, atau kering. Uji konsistensi di laboratorium dapat dilakukan dengan

penetapan angka-angka Atterberg. Angka Atterberg merupakan indikator dari

persentase berat lengas tanah dalam berbagai kondisi konsistensi. Angka Atterberg

Page 12: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

10

terbagi menjadi empat batas konsistensi berdasarkan perubahan kondisi

konsistensi, yaitu batas cair (BC), batas lekat (BL), batas gulung (BG), dan batas

berubah warna (BBW). Pengaplikasian angka-angka Atterberg dalam bidang

pertanian membuat setiap jenis tanah, pengolahan lahan, dan penggunaannya

memiliki perbedaan karakteristik. Harkat dan tekstur dapat diketahui dari evaluasi

angka-angka Atterberg pada tabel 2.1. berikut (Sutanto, 2005).

Harkat

Plastisitas

(BC-BG)

(%)

Kisaran

(BL-BG)

(%)

Kisaran

(BCC-BBW)

(%)

Tekstur

Sangat rendah 0 - 5 1 - 3 < 20 Ringan

Rendah 6 - 10 4 - 8 21 - 30

Sedang 11 - 17 9 - 15 31 - 45

Tinggi 18 - 30 16 - 25 46 - 60 Berat

Sangat tinggi 31 - 43 36 - 40 61 - 100

Luar biasa tinggi > 43 > 40 > 100 Sangat berat

Tabel 2.1. Evaluasi Angka-Angka Atterberg

Pengolahan tanah pada suatu lahan akan menghasilkan suatu lapisan yang

biasa disebut dengan lapisan tapak bajak. Lapisan tapak bajak akan memberikan

karakter tersendiri untuk konsistensi tanah. Tanah yang memiliki lapisan tapak

bajak akan memiliki konsistensi yang lebih mantap dibandingkan dengan tanah

kering dan tanah sawah tanpa pengolahan (Rahayu dkk., 2014).

Konsistensi akan memiliki nilai yang tinggi apabila tanah memiliki kadar

lempung yang tinggi. Nilai batas-batas konsistensi akan semakin meningkat,

terutama nilai batas cair (BC) dan batas plastis. Tanah dengan kandungan lempung

yang tinggi lebih plastis dibandingkan tanah dengan tekstur pasiran. Indeks

plastisitas akan tinggi pada tanah lempung daripada tanah pasir (Iqbal dkk., 2014).

2.8. Kepadatan Tanah

Kepadatan tanah adalah penyusutan partikel-partikel padatan di dalam tanah

karena adanya gaya tekan pada permukaan tanah sehingga ruang pori tanah menjadi

berkurang. Pemadatan tanah merupakan hal yang tidak diinginkan dalam pertanian

karena dapat mengurangi aerasi tanah, mengurangi ketersediaan air bagi tanaman

dan menghambat pertumbuhan akar dan perkecambahan tanaman. Pemadatan

tanah cenderung menurunkan ketersediaan air dan unsur hara yang dibutuhkan akar

Page 13: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

11

tanaman dalam tanah. Tanah yang padat akan mengurangi kapasitas memegang air,

mengurangi kandungan udara, memberikan hambatan fisik yang besar pada

penerobosan akar sehingga mengendalikan kapasitas kemampuannya memanen air,

udara, dan hara, kadar air tanah dapat mempengaruhi angka pemadatan (Yudistira,

2015).

Tingkat kepadatan tanah akan berkorelasi negatif dengan pertumbuhan

tanaman. Tanah yang terpadatkan akan menggangu penetrasi akar tanaman

sehingga pertumbuhan tanaman akan terhambat. Tanah yang terlalu padat

pertukaran udara menjadi lambat, kandungan oksigen dalam tanah cukup rendah

dan permeabilitas terhambat sehingga air akan tergenang dan menghambat

tanaman. Kepadatan tanah yang tinggi juga akan mengakibatkan ruang pori makro

menurun atau porositas tanah semakin kecil sehingga penetrasi akar juga akan

terhambat (Firdaus, 2013).

Faktor utama yang mempengaruhi kepadatan tanah yaitu kadar air tanah.

Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah

dengan berat tanah kering tersebut. Kadar air yang ditingkatkan secara bertahap

pada proses pemadatan yang sama maka volume bahan padat dalam tanah juga

meningkat secara bertahap.Tanah yang memiliki tingkat kadar air yang tinggi

merupakan tanah yang memiliki kepadatan tanah yang tinggi pula. Tanah dengan

kepadatan yang tinggi memiliki kemampuan dalam menyerap dan menyimpan air

serta banyak mengandung bahan organik sehingga berat jenis tanah juga meningkat

(Baderan, 2017). Ketika kadar air rendah, dengan adanya tegangan terik kapiler

pada pori tanah dapat mencegah kecenderungan partikel tanah bergerak bebas

untuk menjadi lebih padat.

2.9. Pengukuran Infiltrasi

Infiltrasi merupakan suatu proses yang berkaitan dengan kadar air, dimana

air masuk ke dalam tanah dan menjadi ground water. Ketersediaan air tanah

(ground water) akan meningkat seiring dengan banyaknya jumlah air yang masuk

pada permukaan tanah. Kemampuan tanah dalam menyerap jumlah air yang masuk

ke dalam tanah hingga titik maksimum disebut dengan kapasitas infiltrasi. Jumlah

Page 14: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

12

air yang masuk dan dihitung dalam satuan waktu merupakan laju infiltrasi. Infiltrasi

pada setiap jenis tanah memiliki perbedaan nilai yang dipengaruhi oleh jenis

tanaman yang dibudidayakan, keadaan permukaan tanah, intensitas hujan, dan sifat-

sifat tanah. Sifat fisika tanah yang mempengaruhi antara lain tekstur, struktur, dan

kadar air tanah (Banuwa, 2013).

Menurut Irawan dan Yuwono (2016), sifat fisika tanah seperti kadar air

tanah, tekstur, bulk density, dan porositas tanah akan mempengaruhi infiltrasi suatu

tanah. Tekstur tanah berhubungan erat dengan ukuran pori tanah. Kapasitas

infiltrasi akan tinggi jika tanah memiliki jumlah pori yang banyak dan berukuran

besar. Kerapatan isi atau bulk desnsity tanah memiliki hubungan yang berbanding

terbalik dengan infiltrasi, semakin tinggi nilai dari bulk density, maka infiltrasi yang

terjadi akan semakin rendah. Porositas merupakan persentase jumlah total pori

dibandingkan dengan volume batuan. Porositas berbanding lurus dengan infiltrasi,

dimana jika suatu tanah memiliki porositas yang tinggi maka infiltrasinya pun akan

tinggi. Porositas yang tinggi menunjukkan bahwa tanah memiliki ruang pori yang

cukup untuk menampung serapan air yang masuk ke dalam tanah.

Vegetasi yang tumbuh pada suatu luasan tanah juga mempengaruhi laju

respirasi. Kerapatan antar vegetasi akan mempengaruhi jatuhnya air hujan ke

permukaan tanah. Keadaan permukaan tanah yang dipenuhi oleh seresah akan

membuat laju respirasi berjalan dengan rendah. Air yang masuk ke dalam

permukaan tanah melalui pori akan terhalangi oleh seresah. Laju infiltrasi akan

menurun seiring berjalannya waktu. Pengolahan lahan akan membuat tanah

memiliki sifat yang lebih gembur, sehingga pengolahan lahan dapat mempengaruhi

laju infiltrasi air (Ayu dkk., 2013).

2.10. Suhu Tanah

Suhu merupakan suatu derajat ukuran panas atau dingginya benda dengan

pengukuran berdasarkan skala yang telah ditentukan dengan menggunakan

termometer. Satuan suhu yang biasa digunakan adalah derajat celcius (0C) (Diza

vandra. K., dkk.2017). Suhu tanah berpengaruh terhadap penyerapan air. Makin

rendah suhu, makin sedikit air yang di serap oleh akar, karena itulah penurunan

Page 15: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

13

suhu tanah mendadak dapat menyebabkan kelayuan tanaman. Suhu tanah adalah

salah satu faktor terpenting yang dapat mendukung aktivitas mikrobiologi dan

proses penyerapan unsur hara oleh tanaman. Suhu tanah sangat bergantung pada

besarnya radiasi surya yang di berikan oleh matahari. Jumlah panas yang sampai ke

permukaan bumi disebabkan oleh konduksi bumi atau hasil proses kimia dan

biologi yang tak berarti pada suhu tanah (Nasrudin.,dkk.2015). Suhu tanah setiap

saat dipengaruhi oleh rasio energi yang diserap dan yang dilepaskan. Hubungan

perubahan konstan ini digambarkan dalam perhitungan berdasarkan musim,

bulanan, dan suhu tanah harian (Barus Marwansyah dkk., 2013).

Suhu tanah yang rendah dapat mempengaruhi penyerapan air dari

pertumbuhan tumbuhan. Jika suhu tanah rendah, kecil kemungkinan terjadi

transpirasi, dan dapat mengakibatkan tumbuhan mengalami dehidrasi atau

kekurangan air. Pengaruh dari suhu tanah pada proses penyerapan bisa dilihat dari

hasil perubahan viskositas air, kemampuan menyerap dari membran sel, dan

aktivitas fisiologi dari sel-sel akar itu sendiri. Suhu tanah juga akan dipengaruhi

oleh jumlah serapan radiasi matahari oleh permukaan bumi. Pada siang hari suhu

permukaan tanah akan lebih tinggi dibandingkan suhu pada lapisan tanah yang lebih

dalam. Hal ini juga disebabkan karena permukaan tanah yang akan menyerap

radiasi matahari secara langsung pada siang hari tersebut, baru kemudian panas

dirambatkan ke lapisan tanah yang lebih dalam secara konduksi (Taufik

Muhammad dkk., 2013).

2.11. Penetapan Pori Total Tanah

Degradasi tanah berdampak pada penurunan kualitas tanah dan diikuti oleh

penurunan produktivitas lahan pertanian. Kondisi ini dapat terjadi dan dipercepat

apabila pengelolaan lahan yang dilakukan tidak sepenuhnya tepat sehingga dapat

memicu timbulnya erosi yang berlebihan. rendahnya kualitas tanah dicirikan

dengan sedikitnya kandungan bahan organik tanah, tingginya berat isi tanah,

rendahnya porositas serta lambatnya laju infiltrasi. Upaya untuk meningkatkan

kualitas tanah harus berawal dari peningkatan kandungan bahan organik tanah dan

peningkatan pupuk yang berpengaruh nyata. Peningkatan kandungan bahan organik

Page 16: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

14

tanah dan peningkatan pupuk akan memicu aktivitas organisme tanah yang mampu

memperbaiki porositas tanah. Pemberian vermikompos dan pupuk kandang dapat

membantu aerasi tanah sehingga akan memperlancar gerakan udara dan air didalam

tanah dan ini akan sangat mempengaruhi perakaran tanaman (Surya dkk, 2017).

Pemadatan tanah yaitu penyususn partkel-partikel padatan didalam tanah

sehingga ruang pori tanah semakin sempit. Pemadatan tanah adalah saalah satu hala

yang dihindari dalam pertanian karena dapat menimbulkan pengurangan aerasi

tanah, mengurangi ketersediaan air pada tanaman, dan menghambat pertumbuhan

perakaran tanaman. akar dapat tinggi dan memecah tanaman dikarenakan vegertasi

yang berbeda-beda dalam satu lahan kemudian membentuk rongga-rongga yang

banyak didalam tanah. Tingginya total ruang pori juga disebabkan oleh pemberian

pupuk organik dan soil fauna yang ada di dalam tanah (Rahmayuni dan Heni, 2017).

Page 17: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

15

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum fisika tanah dilaksanakan setiap hari Senin mulai dari tanggal 24

September 2018 - 29 Oktober 2018 yang bertempat di Laboratorium Konservasi

Tanah (Laboratorium Fisika Tanah) dan Fakultas Teknik Universitas Jember.

3.2. Alat dan Bahan

No. Acara Alat Bahan

1.

Pengambilan Contoh

Tanah

- Ring Sample yang

dilengkapi dengan

sepasang tutup plastic

- Sekop

- Pisau

- Plastic kantong

- Sample Tanah

2.

Penetapan Kadar

Lengas Tanah

- Botol timbang atau

alumunium foil

- Oven

- Timbangan Analisis

- Eksikator

- Gravimetri

- Sample Tanah

Kering Angin

3.

Energi Potensial Air

(pF)

- Ring Sampel

- Sand box

- Oven

- Suntik

- Wadah

- Botol semprot

- Timbangan analitik

- Kertas

- Sampel tanah utuh

- Air

4. Tekstur Tanah - Termometer - Tanah dilokasi

praktikum

5.

Konduktivitas Hidraulik

(KS)

- Permeameter Haube

Ganda

- Bak perendam

sampel

- Kain penahan tanah,

(10x10 cm)

- Timbangan

ketelitian 0.01 g

- Stopwatch

- Beker glass 600 ml.

- Sample tanah dalam

ring sample

Page 18: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

16

6.

Stabilitas Agregat - Timbangan analitik

- Ayakan basah

- Ayakan kering

- Tanah agregat

7.

Penetapan Angka-

Angka Attenberg

- Casagandre

- Colet

- Botol semprot

- Kertas grafik semilog

- Timbangan Analitik

- Oven

- Wadah

- Papan kayu (talenan)

- Sampel tanah terusik

kering angin

8.

Kepadatan Tanah - Hand Penetrometer - Hamparan tanah

baik sawah

- Perkebunan

- Tegalan

9.

Pengukuran Infiltrasi - Double ring

infiltrometer

- Balok kayu

- Palu

- Plastik packing

- Penggaris

- Air

10. Suhu Tanah - Termometer - Tanah Lapang

11.

Penetapan Pori Total

Tanah

BJV:

- Ring sample

- Timbangan analitis

- Oven

- Eksikator

BJP:

- Piknometer kering

dan bersih

- Timbangan analitis

- Hotplate

3.3. Metode Acara Praktikum

No. Acara Metode

1. Pengambilan Contoh Tanah Pengambilan Tanah Utuh

2. Penetapan Kadar Lengas Tanah Gavimetri

3. Energi Potensial Air (pF) Sand box.

4. Tekstur Tanah Termometer

5. Konduktivitas Hidraulik (KS) Permeameter Haube Ganda

6. Stabilitas Agregat Ayakan Kering, Ayakan Basah

7. Penetapan Angka-Angka Attenberg Atterberg, Casagrande, Puchner,

dan Mohr.

Page 19: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

17

8. Kepadatan Tanah Hand Penetrometer

9. Pengukuran Infiltrasi Double Ring Infiltrometer.

10. Suhu Tanah Termometer

11. Penetapan Pori Total Tanah BJV & BJP

Page 20: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

18

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Pengambilan Sampel Tanah

Tabel 4.1.1. Pengambilan Sampel Tanah

No. Sampel Tanah Keterangan

1. Utuh

Sampling tanah dilakukan

dengan metode ring.

2. Terusik

Sampling tanah dilakukan

dengan mengali tanah

kemudian mengambil tanah

yang sudah terusik.

Page 21: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

19

3. Agregat

Sampling tanah dilakukan

dengan mengali tanah

kemudian mengambil tanah

yang membentuk gumpalan

4.1.2. Penetapan Kadar Lengas Tanah

Tabel 4.1.2. Penetapan Kadar Lengas Tanah

Sampel a(g) b(g) c(g) % KL

C1-Teknik 0,71 6,02 5,57 9,25 %

C2-Wirowongso 0,98 5,98 5,77 4,38 %

C3-Sucopangepok 1,17 5,84 5,64 4,47 %

C4-Sucopangepok 0,79 5,78 5,52 5,5 %

Perhitungan:

% KL = ( 𝑏−𝑐)

( 𝑐−𝑎) x 100%

= (5,78−5,52)

( 5,52−0,79) x 100%

= 0,26

4,73 x 100%

= 0,055 x 100%

= 5,5 %

Page 22: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

20

4.1.3. Energi Potensial Air (pF)

Tabel 4.1.3 Hasil Pengukuran pF

Sampel

Kassa

+

Karet

(g)

WA

(g)

WB

(g)

WE

(g)

WF

(g)

θpF 0

(%)

θpF 1

(%)

C1 – Teknik 1,42 258,73 246,53 215,45 96,55 44 31,6

C2 – Wirowongso 1,92 271,60 256,91 209,86 96,61 62,91 47,94

C3 –

Sucopangepok 1,66 279,58 273,71 232,63 96,21 45,9 40,5

C4 –

Sucopangepok 1,66 285,98 277,76 237,84 96,16 48,93 40,57

4.1.4. Tekstur Tanah

Tabel 4.1.4. Tekstur Tanah

Sampel A B C Be

rat

Debu

%p

asir

%d

ebu

%lem

pung

tek

stur Ber

at ca

wa

n

Ca

wan +

pasi

r

Ber

at A

Ber

at ca

wa

n

Ca

wan +

pip

et

Pip

et 2

Be

rat B

Ber

a ca

wa

n

Ca

wan +

pip

et 1

Pip

i 1

Ber

at C

1. Tekni

k

5,4869

8,7117

3,2748

4,3714

4,7713

0,0399

1,995

4,7913

5,1718

0,3805

19,025

17,03

14,493

%

76,540

%

8,966 %

Silt loa

m

2. Wiro

wong

so

5,3326

10,6882

5,3556

5,1491

5,1761

0,027

1,350

5,4018

5,4743

0,0725

3,625

2,275

59,64

%

25,33

%

15,03 %

Sandy

loa

m

3. Suco

pange

po

4,7

688

7,03

13

2,2

625

5,1

366

5,1

954

0,0

588

2,9

4

4,4

758

5,0

153

0,1

395

6,9

75

4,0

35

24,

492

%

43,

681

%

31,82

7 %

Cla

y

loa

m

4. Suco

pange

pok

5,2

969

8,43

25

3,1

356

4,8

242

4,8

938

0,0

696

3,4

8

4,7

321

4,8

551

0,1

239

6,1

95

2,7

15

33,

60 %

29,

10 %

37,30

%

Cla

y loa

m

4.1.5. Konduktivitas Hidraulik (KS)

Tabel 4.1.5. Konduktivitas Hidraulik (KS)

2. Sampel V T ∆𝐻 l F Ks

1./Teknik 8,62 1020 15 5 19,625 0,00014

Page 23: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

21

2./Wirowongso 12,96 2040 19 5 19,625 0,0000852

3./Sucopangepok 6,79 840 21 5 19,625 0,000098071

4./Teknik 22,93 1140 19 5 19,625 0,000270

4.1.6. Stabilitas Agregat

Tabel 4.1.6 Stabilitas Agregat

Sampel DMR

(Kering)

DMR

(Basah)

Indeks

Stabilitas

Kelas Indeks

Stabilitas

Teknik 4,084 0,689 29,455 Tidak Stabil

Wirowongso 3,705 0,181 28,377 Tidak Stabil

Sucopangepok 2,593 0,0996 40,104 Kurang Stabil

Sucopangepok 3,4 0,2655 31,90 Tidak Stabil

4.1.7. Penetapan Angka-Angka Attenberg

Tabel 4.1.7.1. Batas Cair (BC)

Sampel/

Ulangan Ketukan Log Ketukan %KL Log BC Regresi BC

1 17 1,230448921 38,434 2,505327903

37,39879125 2 25 1,397940009 38,408 2,525300432

3 33 1,51851394 36,470 2,517403948

4 40 1,602059991 34,737 2,506369566

Tabel 4.1.7.2. Persamaan Regresi

No. Log Ketukan

(X)

%Kadar

Lengas

(Y)

XY X2

1. 1,230448921 38,434% 47,29107383 1,514004547

2. 1,397940009 38,408% 53,69207987 1,954236269

3. 1,51851394 36,470% 55,38020339 2,305884586

4. 1,602059991 34,737% 55,65075791 2,566596215

Page 24: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

22

Ʃ 5,748962861 148,049% 212,014115 8,340721617

Tabel 4.1.7.3. Batas Lekat Tanah (BL)

Sampel KL1 KL2 KL3

C4-Sucopangepok 32,124% 32,802% 32,463%

Tabel 4.1.7.4. Batas Gulung (BG)

Sampel KL1 KL2 KL3 BG

C4-Sucopangepok 27,059% 31,372% 23,437% 27,289%

Tabel 4.1.7.5. BBW

Sampel KL1 KL2 BBW

C4-Sucopangepok 10,667% 7,317% 8,992%

Tabel 4.1.7.6. Konsistensi

Sampel BC (%) BL (%) BG (%) BBW (%)

C1 – Teknik 45,94535086 56,519 30,380 27,083

C2 – Wirowongso 33,86818645 33,155 29,359 7,500

C3 – Sucopangepok 36,44370304 32,299 27,856 27,319

C4 – Sucopangepok 37,39879125 32,463 27,289 8,992

Sampel JO (%) IP (%) S (%) PAM (%)

C1 – Teknik 26,1395 15,565350806 10,57414914 18,86235086

C2 – Wirowongso 3,796 4,50918645 -0,7318645 26,36818645

C3 – Sucopangepok 4,443 8,58770304 -4,14470304 9,12470304

C4 – Sucopangepok 5,174 10,10979125 -4,93579125 28,40679125

Page 25: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

23

Gambar 4.1. Grafik Batas Cair (BC)

4.1.8. Kepadatan Tanah

Tabel 4.1.8. Kepadatan Tanah

Kelompok Lokasi Kepadatan

C1 Fakultas Teknik 2,5 kg/cm2

C2 Wirowongso 3,5 kg/cm2

C3 dan C4 Sucopangepok 3,5 kg/cm2

4.1.9. Pengukuran Infiltrasi

Tabel 4.1.9.1. Pengukuran Infiltrasi di Teknik

No. t

(menit)

Kedalaman

(cm)

Infiltrasi

Komulatif

(I)

Laju

Infiltrasi

(i)

Log I

(y)

Log I

(y)

1. 0 10 5,8 1,6 0,7634279936 0,2041199827

2. 5 4,2 4,2 4,2 0,6232492904 0,6232492904

3. 10 0 0 0 Math Error Math Error

38.434 38.408

36.470

34.737

34.500

35.000

35.500

36.000

36.500

37.000

37.500

38.000

38.500

39.000

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

%K

L

Ketukan

GRAFIK BATAS CAIR (BC)

%KL

Page 26: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

24

Gambar 4.1.9.1. Grafik Regresi Pengukuran Infiltrasi di Teknik

Tabel 4.1.9.2. Pengukuran Infiltrasi di Wirowongso

No. t

(menit)

Kedalaman

(cm)

Infiltrasi

Komulatif

(I)

Laju

Infiltrasi

(i)

Log I

(y)

Log I

(y)

1. 0 10 6,5 5,5 0,8129133566 0,7403626895

2. 5 3,5 1 0,3 0 -0,5228787453

3. 10 2,5 0,7 -0,7 -0,1549019600 Math Error

4. 15 1,8 1,4 1 0,1461280357 0

5. 20 0,4 0,4 0,4 -0,3979400087 -0,3979400087

6. 25 0 0 0 Math Error Math Error

Gambar 4.1.9.2. Grafik Regresi Pengukuran Infiltrasi di Wirowongso

y = 0.4333x + 0.3702R² = 0.1631

0

0.0000002

0.0000004

0.0000006

0.0000008

0 0.2 0.4 0.6 0.8

Log

infl

asi K

om

ula

tif

(I)

Log Laju Inflasi (i)

Teknik

Teknik

Linear (Teknik)

Linear (Teknik)

y = 0.7927x + 0.0915R² = 0.7315

-6E-07

-4E-07

-2E-07

0

0.0000002

0.0000004

0.0000006

0.0000008

0.000001

-1 -0.5 0 0.5 1

Log

Infi

ltra

si K

om

ula

tif

(I)

Log Laju Infiltrasi (i)

Wirowongso

Wirowongso

Linear(Wirowongso)

Page 27: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

25

Tabel 4.1.9.3. Pengukuran Infiltrasi di Sucopangepok

No. t

(menit)

Kedalaman

(cm)

Infiltrasi

Komulatif

(I)

Laju

Infiltrasi

(i)

Log I

(y)

Log I

(y)

1. 0 10 4 3 0,6020599913 0,4771212547

2. 5 6 1 0,5 0 -0,3010299957

3. 10 5 0,5 0 -0,3010299957 Math Error

4. 15 4,5 0,5 0 -0,3010299957 Math Error

5. 20 4 0,5 0 -0,3010299957 Math Error

6. 25 3,5 0,5 0,1 -0,3010299957 -1

7. 30 3 0,4 0,1 -0,3979400087 -1

8. 35 2,6 0,3 -0,2 -0,5228787453 Math Error

9. 40 2,3 0,5 0,2 -0,3010299957 -0,6989700043

10. 45 1,8 0,3 -0,3 -0,522878745 Math Error

11. 50 1,5 0,6 -0,3 -0,221848749 Math Error

12. 55 0,9 0,9 0,9 -0,04575749 0,04575749

13. 60 0 0 0 Math Error Math Error

Gambar 4.1.9.3. Grafik Regresi Pengukuran Infiltrasi di Sucopangepok

4.1.10. Suhu Tanah

1. Teknik: 59°F

5

9𝑥(59 − 32) =

5

9𝑥27 = 15℃

2. Wirowongso: 62°F

y = 0.2964x - 0.1425R² = 0.1933

-6E-07

-4E-07

-2E-07

0

0.0000002

0.0000004

0.0000006

0.0000008

-1.5 -1 -0.5 0 0.5 1

Log

Infi

ltra

si K

om

ula

tif

(I)

Log Laju Infiltrasi (i)

Sucopangepok

Sucopangepok

Linear(Sucopangepok)

Page 28: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

26

5

9𝑥(62 − 32) =

5

9𝑥30 = 16,67℃

3. Sucopangepok: 60°F

5

9𝑥(60 − 32) =

5

9𝑥28 = 15,57℃

4.1.11. Penetapan Pori Total Tanah

Tabel 4.1.11.1. BJV

Sample a (g) b (g) c (g) Vol Ring

(a) (cm3)

BV

(g/cm3)

Teknik 96,59 266,27 215,45 98,125 1,21

Wirowongso 100,12 234,74 213,37 98,125 1,154

Sucopangepok

1

100,14 257,08 232,63 98,125 1,35

Sucopangepok

2

100,88 271,07 241,56 98,125 1,44

Tabel 4.1.11.2. BJP

Sample a (g) b (g) c (g) d (g) e (g) BJP

(g/cm3)

Teknik 19,05 24,33 47,31 44,41 23,84 2,53

Wirowongso 18,34 28,39 51,16 45,16 27,95 2,556

Sucopangepok

1

17,75 27,77 48,61 42,94 27,32 2,45

Sucopangepok

2

24,84 34,85 56,60 50,71 34,30 2,65

Tabel 4.1.11.3. Ruang Pori Total Tanah

Sample Porositas Total

Teknik 52 %

Wirowongso 54,8 %

Sucopangepok 1 45 %

Sucopangepok 2 45,7 %

Page 29: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

27

4.2. Pembahasan

4.2.1. Pengambilan Sampel Tanah

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dengan materi

pengambilan sampel tanah yang dilakukan pada hari sabtu, 22 september 2018

bertempat di desa sucopangepok kecamatan jenggawah, kabupaten jember dengan

posisi lahan yaitu 08 ̊ 03’22,5” S dan 113 ̊ 44’04,0” T. Kondisi lapang pada saat

pengambilan sampel tanah dalam keadaan cuaca yang terik. Lokasi wilayah tempat

pengambilan sampel memiliki kemiringan sekitar 0-3% atau disebut datar dengan

kondisi lahan yang memiliki tekstur lapang. Lokasi pengambilan sampel tanah

memiliki vegetasi tanaman yang berupa tanaman sengon. Dengan tanah pada

daerah tersebut tidak terlalu berbatu dan datar.

Pengambilan sampel tanah merupakan salah satu metode untuk meneliti

kondisi suatu lahan dengan cara mengamati karakteristik tanahnya. Pengambilan

sampel yang dilakukan terbagi atas 3 jenis sampel tanah yaitu tanah utuh, tanah

terusik dan tanah agregat. Pada proses pengambilan tanah utuh menggunakan alat

berupa ring sampel sebagai tempat/ wadah untuk tanah utuh. Pengambilan sampel

tanah utuh bertujuan untuk menganalisa sifat fisik yang dimiliki oleh tanah yang

meliputi berat isi, struktur dan permeabilitas tanah tersebut.

Menurut Maharani (2015), Salah satu sifat fisik tanah yang dapat digunakan

sebagai parameter adalah permeabilitas tanah pada kondisi jenuh, hal ini bertujuan

untuk memprediksi tanah dan zat-zat yang laut dalam air tanah. Secara tidak

langsung permeabilitas mempelajri tentang model transportasi zat terlarut. Pada

proses pengambilan sampel tanah terusik dan tanah agregat menggunakan alat yaitu

cangkul untuk mengambil tanah agregat yaitu contoh agregat seperti bongkahan -

bongkahan yang utuh, sedangkan untuk tanah terusik didapatkan dari sisa

pengambilan sampel tanah agregat yang telah tercampur. Pengambilan sampel

tanah merupakan tahapan terpenting di dalam proses pengujian tanah.

4.2.2. Penetapan Kadar Lengas Tanah

Hasil pengamatan kadar lengas tanah yang diuji dengan cara di oven dengan

suhu 105◦C selama 24 jam menghasilkan persentase kadar lengas yang berbeda-

Page 30: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

28

beda. Metode pengujian kadar lengas tanah yang digunakan ini adalah metode

gravimetri. Metode gravimetri memiliki prinsip kerja dengan mencari selisih berat

lengas tanah antara sebelum dikeringkan dengan oven dan setelah kering oven.

Perhitungan kadar lengas tanah pada lokasi yang berbeda-beda dengan

mendapatkan hasil yang berbeda pula. Kelompok C1 dengan lokasi yang terletak di

depan fakultas teknik universitas jember, berdasarkan perhitungan yang diperoleh

dari data dapat diperoleh perhitungan kadar lengas tanah pada lokasi teknik sebesar

9,25 %. Kelompok C2 diperoleh hasil perhitungan kadar lengas tanah pada lokasi

wirowongso sebesar 4,38 %. Kelompok C3 dengan lokasi yang terletak di

sucopangepok memperoleh hasil perhitungan kadar lengas tanah sebesar 4,47%.

Kelompok C4 dengan lokasi yang sama yaitu di sucopangepok, hasil perhitungan

kadar lengas tanah pada daerah sucopangepok yaitu 5,5 %. Perhitungan kadar

lengas tertinggi yaitu pada kelompok C1 di depan fakultas teknik universitas jember

dan kadar lengas terendah yaitu di wirowongso. Perbedaan kadar lengas antara

lokasi depan fakultas teknik dengan wirowongso karena ada faktor yang

mempengaruhi besarnya kadar lengas dalam tanah, yaitu adanya faktor iklim,

topografi, kandungan bahan organik dan anorganik yang berbeda pada setiap titik

lokasi pengamatan. Bahan organik yang tinggi pada tanah dapat berpengaruh pada

kadar lengas tanah yang semakin tinggi pula, begitu sebaliknya jika bahan

organiknya rendah maka kadar lengasnya juga semakin rendah (Azadi dan

Younesi, 2013).

Kadar lengas tanah adalah sejumlah air yang ditahan pada ruang antara

partikel pada tanah yang ditunjukkan oleh kelembaban pada permukaan tanah yang

digunakan sebagai indikator kekeringan. Kadar lengas tanah dapat menentukan

proses penyerapan hara dan pernapasan akar-akar tanaman di atasnya. Tanah dapat

dikatakan baik apabila tanah tersebut memiliki kandungan air yang cukup serta

mengandung bahan-bahan organik di dalamnya. Tanah pertanian yang baik

memiliki kadar lengas yang sesuai dengan kebutuhan tanaman yang dibudidayakan.

Apabila kadar lengas rendah maka dapat diatasi dengan menambahkan jumlah air

secara intensif dan teratur, menambah bahan organic, ataupun menggunakan mulsa

untuk mengurangi penguapan. Sedangakan apabila kadar lengas makin tinggi maka

Page 31: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

29

dapat diatasi dengan membuat saluran drainase. Pengaruh struktur dan tekstur tanah

terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara langsung. Struktur tanah berpengaruh

terhadap gerakan air, gerakan udara, suhu udara, suhu tanah.

Kandungan air didalam tanah dapat menentukan tingkat kelembaban suatu

lapisan tanah. Air tanah yang terdapat didalam pori tanah berfungsi sebagai sumber

pertumbuhan bagi tanaman. Selain itu perbedaan struktur dan tekstur pada tanah

dapat diketahui melalui kadar lengas pada tanah. Faktor iklim dapat mempengaruhi

setiap lapisan tanah, seperti curah hujan dan suhu yng berubah-ubah. (Hanafiah,

2004). Kandungan air pada tanah dapat dilihat secara fisik, seperti warna pada tanah

dan tekstur tanah. Semakin pucat warna tanah maka semakin sedikit kandungan air

pada tanah tersebut. Tekstur tanah adalah ukuran dari butiran butiran tanah. Tekstur

tanah berpengaruh terhadap kemampuan mengikat air. Semakin halus tekstur tanah

maka semakin besar kemampuan mengikat airnya (Achmad dan Putra, 2016).

Menurut Prijono dan Laksmana (2016), kedalaman profil tanah

mempengaruhi kadar lengas pada tanah. Lapisan tanah yang berada di bagian

bawah cenderung memiliki tingkat kadar lengas yang lebih rendah dibandingkan

dengan lapisan di atasnya. Namun pada pengamatan kadar lengas di atas,

menimbulkan perbedaan yang menghasilkan data bahwa pada lokasi wirowongso

memiliki kadar lengas yang paling kecil diantara lokasi lainnya, lokasi di teknik

memiliki kandungan air yang tertinggi dibandingkan dengan yang lainnya.

4.2.3. Energi Potensial Air (pF)

Pengukuran pF yang digunakan yaitu pF 0 dan pF 1 dengan menggunakan

sand box. Pengukuran pF dilakukan untuk mengetahui air tersedia bagi tanaman.

Hasil pengukuran pF 0 menunjukkan bahwa nilai pF 0 tertinggi dihasilkan oleh

tanah dengan tekstur sandy loam dari Wirowongso. Hasil tersebut tidak sesuai

dengan penjelasan oleh Habayahan dkk. (2017), bahwa kadar air yang dimiliki

tanah dengan tekstur liat berpasir lebih rendah dibandingkan dengan tanah dengan

tekstur liat di semua kondisi pF. Kadar air yang dimiliki tanah liat berpasir lebih

rendah karena pori yang menyusun tanah tersebut adalah pori makro. Air yang

masuk ke dalam tanah tersebut tidak dapat ditahan oleh partikel tanah dan menjadi

Page 32: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

30

air gravitasi. Air gravitasi adalah air yang masuk ke dalam tanah dan diloloskan

karena tidak dapat terikat partikel tanah serta tertarik oleh gaya gravitasi.

Kondisi tanah pada saat memiliki air gravitasi yaitu dalam kondisi jenuh.

Jumlah air tersedia tidak hanya dipengaruhi oleh tekstur tanah, tetapi dapat

disebabkan oleh jumlah pori aerasi dan drainase. Jumlah pori aerasi memiliki

hubungan yang berbanding terbalik dengan air tersedia untuk tanaman. Tingginya

nilai pertukaran air dengan udara pada pori aerasi, maka tanaman tersebut akan

memiliki nilai evaporasi yang tinggi pula.air tersedia untuk tanaman akan bernilai

lebih rendah karena evaporasi yang terjadi lebih tinggi (Sutono dan Nurida, 2012).

4.2.4. Tekstur Tanah

Berdasarkan tabel hasil pengamatan pada tekstur tanah di dapatkan hasil

pada sampel tanah teknik yaitu pasir sebesar 14,493 % debu sebesar 76,540 % clay

sebesar 8,966 % . Sampel tanah wirowongso yaitu pasir sebesar 59,64 % debu

sebesar 25,33 % clay sebesar 15.03 % . Sampel tanah sucopangepok yaitu pasir

sebesar 24,492 % debu sebesar 43,681 % clay sebesar 29,10 %. Sampel tanah

sucopangepok (pengambilan berbeda) pasir sebesar 33,60 % debu sebesar 29,10 %

dan clay sebesar 37,30 %. Dapat di lihat dari hasil masing masing sampel tanah

yang tempat pengambilan berbeda beda di dapatkan pada sampel tanah teknik

bertekstur silt loam (geluh berdebu), sampel tanah wirowongso bertekstur sandy

loam (geluh berpasir), sampel tanah sucopangepok bertekstur clay loam (geluh

berliat), sampel tanah sucopangepok bertekstur clay loam (geluh berliat).

Hasil pengamatan serta perhitungan tekstur pada tanah teknik yang

bertekstur silt loam (geluh berdebu) presentasi fraksi debu lebih besar dari

presentasi clay yang menyebabkan tanah yang berada diteknik memiliki sifat licin

dan halus serta pelapukan yang terjadi pada tanah yang berada di teknik. Memiliki

permukaan yang halus serta mengandung cukup bahan organik serta daya ikat pada

air cukup kuat. Sampel tanah yang ada pada daerah wirowongso bertekstur sandy

loam (geluh berpasir), dimana fraksi pasir lebih dominan dari fraksi liat dan debu

yang mengakibatkan tanah yang ada di wirowongso memiliki permukaan yang

lebih kasar karena fraksi pasir lebih dominan, berpori makro daya ikat air lemah,

Page 33: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

31

tingkat infiltrasi, drainase serta aerasi lebih baik. Sampel tanah yang ada pada

daerah sucopangepok bertekstur clay loam (geluh berliat) fraksi liat lebih dominan

dari fraksi debu dan pasir, hal ini terjadi akibat perombakan bahan organik serta

ketersedian bahan organik lebih banyak. Memiliki daya ikat air yang kuat,

permukaan yang halus tetapi peredaran udara dan aerasi sangat tidak baik, karena

pori tanah yang berukuran kecil hal ini sesuai dengan pendapat Sitinjak N (2017)

adanya liat salah satu koloid tanah mempengaruhi sifat kimia tanah seperti status

hara pada tanah.

Tanah pada daerah sucopangepok bertekstur clay loam (geluh berliat),

memiliki fraksi liat lebih dominan dan fraksi debu maupun pasir. Luas permukaan

nya halus dan subur serta daya ikat air yang kuat di karenakan tanah yang terdapat

banyak clay mengandung banyak bahan organik, namun keadaan infiltrasi, drainase

serta aerasi pada tanah yang mengandung banyak clay tidak begitu baik karena

tanah yang claynya mendominasi memiliki pori pori tanah yang kecil (mikro pori).

Menurut Marwan (2015), tanah yang di domonasi oleh fraksi lempung tanah yang

memiliki partikel partikel tanah yang lebih kecil sehingga membentuk pori drainase

yang lambat yang kurang atau sulit di lalui air. Tanah yang memiliki tingkat

kesuburan yang tinggi terdapat pada daerah sucopangepok , dikarenakan tanah pada

daerah sucopangepok kandungan clay didalamnya jauh lebih tinggi sebesar 30,37

% dari tanah pada daerah wirowongso dan teknik.

4.2.5. Konduktivitas Hidraulik (KS)

Konduktivitas merupakan kemampuan suatu benda untuk menghantarkan

partikel partikel yang melewatinya, sedangkan hidrolik berkaitan dengan air.

Konduktivitas hidrolik merupakan suatu kemampuan dimana tanah dapat

meloloskan air, kondisi tersebut berkaitan dengan sifat fisik tanah yaitu tekstur

tanah itu sendiri,kemampuan tersebut berlaku pada dua kondisi, pada kondisi semua

pori tanah terisi penuh dengan air disebut kondisi tanah jenuh, sedangkan jika

semua pori hanya sebagian yang terisi air maka dikatakan kondisi tanah tidak jenuh.

Konduktivitas hidrolik sangat dipengaruhi oleh sifat fisik tanah seperti tekstur

Page 34: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

32

tanah, karena konduktivitas hidrolik lebih mengacu pada pori pori tanah untuk

masuknya air.

Konduktivitas hidrolik sangat penting dalam bidang pertanian itu

sendiri,karena untuk mengetahui mudah tidaknya tanah untuk menghasilkan aliran

permukaan atau tergenang air. Kondisi ini akan menentukan cara pengolahan tanah

itu sendiri, tanah yang baik adalah tanah yang bila di beri air tanah tidak tergenang

dan pada saat musim kemarau tidak kekeringan. Konduktivitas hidrolik tidak selalu

tetap tergantung pada berbagai proses yaitu biologi, kimia, dan fisika, serta faktor

lain yaitu masuk dan mengalirnya air dalam tanah.

Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan di temukan hasil

kondontivitas hidrolik berbeda pada masing masing daerah. konduktivitas hidrolik

pada daerah teknik di dapatkan 0,00014 (cm/detik), pada daerah wirowongso

didapatkan 0,0000852 (cm/detik), pada daerah sucopangepok didapatkan

0,000098071 (cm/detik), dan pada daerah sucopangepok (tempat pengambilan

berbeda) di dapatkan 0,000270 (cm/detik). Tanah yang meloloskan air paling cepat

terjadi pada daerah wirowongso dengan nilai yang di dapatkan 0,00014 (cm/detik),

karena pada daerah wirowongso didominasi oleh fraksi pasir serta pori pori tanah

yang besar (makro) akan mebuat tanah meloloskan air lebih cepat, dalam hal ini di

sebut dengan kondisi air tak jenuh menurut Gunanto D. (2014), menyatakan bahwa

tanah akan meloloskan air tegantung pada pori tanah itu sendiri dan aliran air dalam

tanah akan terbagi merata.

Berdasakan hasil pengamatan dari data hasil di temukan bahwa nilai

konduktivitas hidrolik yang paling lambat terjadi pada daerah sucopangepok

dengan nilai sebesar 0,000098071 (cm/detik), karena tanah pada daerah

sucopangepok bertekstur clay loam atau geluh berlempung memiliki luas

permukaan yang halus, bermuatan listrik karena di dominasi clay, serta memiliki

pori mikro yang menyebabkan aliran air pada tanah sangat lambat. Pergerakan air

tidak jenuh untuk mengetahui gerakan air di lahan kering, ataupun bagian atas

lapisan atas lahan basah, sedangkan pergerakan air jenuh lebih mengarah dalam

penentuan drainase, irigasi, dan aerasi tanah.

Page 35: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

33

4.2.6. Stabilitas Agregat

Berdasarkan hasil indeks agregat, pada 4 titik sampel lokasi memiliki nilai

indeks stabilitas yang berbeda yaitu tanah Teknik 29,455; Wirowongso 28,377;

Sucopangepok1 40,104; dan Sucopangepok2 31,90. Perbedaan nilai indeks

stabilitas di setiap daerah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Variasi penyusun

tanah dapat mempengaruhi kemantapan agregat seperti kandungan liat. Kandungan

liat menentukan dalam pembentukan agregat. Apabila kandungan liat lebih dari

30% maka akan berpengaruh terhadap agregat. Perbedaan nilai indeks stabilitas

juga dapat dipengaruhi oleh kandungan bahan organik di dalam tanah. Menurut

Junedi dan Fathia (2015), pembentukan agregat tanah erat kaitannya dengan

penambahan bahan organik tanah sebab tingkat agregasi tanah sangat dipengaruhi

oleh pemberian bahan organik.

Kemantapan Agregat merupakan indikator yang digunakan untuk

mengetahui tanah tersebut baik ataupun buruk bagi tanaman dikarenakan susunan

agregat tanah atau fragmen tanah memiliki pengaruh utama terhadap aerasi,

ketersediaan air dan kekuatan tanah (Pujawan dkk, 2016). Kemantapan agregat

dapat mempengaruhi ketahanan tanah dalam meyuplai air hujan. Semakin tinggi

daya ikat tiap partikel tanah maka semakin sulit tanah tersebut hancur atau rusak

yang berasal dari aliran air hujan atau pukulan air hujan. Maka dari itu, kemantapan

agregat terhadap air dapat dipakai sebagai petunjuk ketahanan tanah terhadap erosi.

Berdasarkan hasil nilai agregat dan indeks stabilitas tanah, kelompok tiga

memiliki nilai tertinggi dengan kelas indeks kurang stabil. Sedangkan pada

kelompok satu, dua, dan empat memiliki nilai agregat dengan kelas indeks tidak

stabil. Tingkat kestabilan agregat tanah sangat berpengaruh pada kemampuan pori

tanah yang mudah terdispersi. Tanah yang tingkat agregat kurang stabil maka tanah

tersebut mudah hancur. Hal tersebut dapat menyebabkan butiran halus yang berasal

dari hancuran agregat akan menghambat pori sehingga bobot isi tanah meningkat,

aerasi buruk serta permeabilitas menjadi lambat. Semakin rendah indek stabilitas

agregat tanah maka kepekaan tanah terhadap erosi juga semakin rendah.

Page 36: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

34

4.2.7. Penetapan Angka-Angka Attenberg

Tekstur tanah berpengaruh terhadap konsistensi. Tanah dengan tekstur liat

akan memiliki nilai konsistensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai

konsistensi tanah berpasir. Menurut Hanafiah (2014), faktor yang mempengaruhi

konsistensi antara lain tekstur, sifat dan jumlah koloid organik maupun anorganik,

serta struktur tanah. Tanah dengan kandungan liat lebih tinggi dimiliki oleh tanah

di Sucopangepok, tetapi hasil pengukuran infiltrasi tanah menunjukkan jika

konsistensi terbesar dimiliki oleh tanah di Teknik dengan harkat sedang. Tingginya

konsistensi tanah di Teknik dipengaruhi oleh kadar lengas tanah yang tinggi yaitu

sebesar 9,25%. Kadar lengas yang tinggi membuat hasil kandungan lengas tanah

pada berbagai batas konsistensi tetap tinggi.

Indeks plastisitas tertinggi yaitu sebesar 15,565350806% di tanah Teknik.

Indeks plastisitas dipengaruhi oleh nilai batas cair (BC). Semakin tinggi nilai BC

yang dihasilkan, maka semakin tinggi pula nilai indeks plastisitasnya (IP) (Iqbal

dkk., 2014). Hasil batas cair (BC) tanah di teknik merupakan hasil yang tinggi

dibandingkan dengan tanah di Wirowongso dan Sucopangepok.

Konsistensi tanah di Teknik dipengaruhi oleh ukuran fraksi penyusun, yaitu

silt loam. Tanah dengan teksut tersebut memiliki tekstur yang halus. Menurut

Budianto dan Sartohadi (2016), tanah dengan fraksi yang lebih halus akan memiliki

konsistensi yang lebih tinggi. Ukuran fraksi tanah di Sucopangepok lebih kecil jika

dibandingkan dengan tanah Teknik, namun besarnya kadar lengas yang dimiliki

tanah di Teknik membuat nilai konsistensinya pun lebih tinggi dari tanah di

Sucopangepok dengan tekstur clay loam. Tanah di Wirowongso memiliki

konsistensi yang paling rendah karena tanah tersebut memiliki tekstur sandy loam,

yaitu tanah dengan fraksi pasir yang lebih dominan. Kadar lengas yang dimiliki

tanah di Wirowongso merupakan kadar lengas paling kecil yaitu sebesar 4,38%.

Fraksi pasir didominasi pori mikro dan kemampuan memegang air yang rendah,

sehingga konsistensi yang dimiliki juga rendah.

Page 37: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

35

4.2.8. Kepadatan Tanah

Berdasarkan hasil praktikum kepadatan tanah yang dilakukan di empat titik

lokasi, yaitu lokasi depan fakultas teknik, lokasi kedua yaitu wirowongso dan lokasi

ketiga dan keempat yaitu di sucopangepok. Berdasarkan praktikum yang dilakukan

menggunakan alat hand penetrometer yaitu prinsipnya dengan menekan tanah

dengan alat penetrometer kemudian membaca skala yang tertera, ulangi

pengukuran berkali-kali sehingga memperoleh hasil yang optimal. Lokasi di depan

fakultas teknik universitas jember, mendapatkan hasil penetapan dari kepadatan

tanah yaitu 2,5 kg/cm2, lokasi kedua di wirowongso dengan hasil penetapan

kepadatan tanah yaitu 3,5 kg/cm2, lokasi ketiga dan keempat di sucopangepok

dengan hasil penetapan kepadatan tanah yaitu 3,5 kg/cm2.

Faktor yang mempengaruhi kepadatan tanah yaitu kadar air tanah, kadar air

tanah disebabkan karena adanya rongga tanah yang tertutup oleh air. Hal tersebut

disebabkan karena adanya pengurangan volume pori. Pengurangan volume pori

menyebabkan bertambahnya berat volume kering akibat beban statis yang bekerja

dalam periode setiap waktunya selain kadar air, jenis tanah, suhu, dan kelembaban

juga mempengaruhi kepadatan dalam tanah (Yudistira, 2015).

Penetapan kepadatan tanah terendah yaitu pada titik lokasi di depan fakultas

teknik universitas jember dengan kepadatan 2,5 kg/cm2, sedangkan ketiga lokasi

lainnya hasil kepadatannya sama yaitu 3,5 kg/cm2. Hal tersebut disebabkan karena

adanya perbedaan tekstrur setiap daerah. Keadaan tekstur tanah turut menentukan

tata air dalam tanah, berupa kecepatan infiltrasi, penetrasi dan kemampuan pengikat

air oleh tanah serta menahan dan meresapkan air. Sehingga tekstur tanah dapat

menjadi petunjuk besarnya kapasitas air yang tersedia dalam tanah (Tufaila dkk.,

2014).

Tanah di depan fakultas teknik memiliki kandungan kadar air sebesar 9,25

%, sedangkan di Desa Wirowongso kandungan kadar airnya sebesar 4,38 %, di

Desa Sucopangepok terdapat di dua titik yaitu titik pertama kandungan kadar airnya

sebesar 4,47 %, titik kedua sebesar 5,5 %. Hasil perhitungan kepadatan tanah di

Desa Wirowongso dan Sucopangepok sama yaitu 3,5 kg/ cm2 sedangkan di fakultas

teknik 2,5 kg/cm2. Jika kandungan kadar air tinggi maka kepadatan tanah kecil,

Page 38: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

36

karena pori-pori tanah akan terisinair penuh dan tidak dapat dikeluaran dengan cara

memadatkan dan sebaliknya apabila kadar air rendah maka tanah akan keras dan

sukar dipadatkan. Hasil data dari kandungan kadar air yang paling tinggi yaitu

lokasi di depan fakultas teknik sebesar 9,25 % sehingga kepadatan tanahnya kecil,

hanya 2,5 kg/cm2. Kandungan kadar air terendah yaitu di Desa Wirowongso sebesar

4,38% dengan kepadatan tanah sebesar 3,5 kg/cm2. Kepadatan tanah setiap daerah

berbeda karena disebabkan oleh tekstur tanah yang berbeda sehingga setiap daerah

memiliki tingkat mengikat air yang berbeda pula. Tanah yang banyak mengandung

clay, kandungan air juga semakin tinggi sehingga kepadatan tanah juga semakin

tinggi.

4.2.9. Pengukuran Infiltrasi

Infiltrasi adalah proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan.

Praktikum infiltrasi dilaksanakan pada tiga tempat, yaitu di Teknik, Wirowongso,

dan Sucopangepok. Data hasil pengukuran infiltrasi menunjukan bahwa infiltrasi

tercepat terjadi di Teknik selama 10 menit, tercepat kedua di Wirowongso selama

25 menit, dan terakhir di Sucopangepok selama 60 menit. Tinggi awal air di dalam

double ring infiltrometer yaitu 10 cm. Ketinggian atau kedalaman air diukur selama

5 menit sekali menggunakan penggaris. Laju infiltrasi didapatkan dari hasil

menselisihkan infiltrasi komulatif pertama dengan infiltrasi komulatif kedua dan

selanjutnya.

Laju infiltrasi dipengaruhi oleh sifat fisika lainnya, salah satunya adalah

tekstur tanah. Semakin tinggi kadar liat yang dimiliki oleh suatu tanah, maka

semakin rendah tanah tersebut memiliki kemampuan menginfiltrasi air. Menurut

Putra dkk. (2013), tanah yang memiliki tekstur halus, yaitu tanah yang mengandung

debu dan liat, memiliki banyak pori mikro. Ukuran pori yang lebih kecil jika

dibandingkan dengan tanah dengan tekstur kasar atau berpasir akan membuat laju

infiltrasi yang terjadi lebih rendah. Tanah dengan penyusun berupa pori makro akan

memiliki laju infiltrasi yang tinggi. Laju infiltrasi tercepat seharusnya dimiliki oleh

sampel di Wirowongso yang memiliki tekstur tanah silt loam.

Page 39: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

37

Laju infiltrasi yang tinggi pada sampel di Teknik dipengaruhi oleh faktor

fisika lain, yaitu kepadatan tanah. Kepadatan tanah yang dimiliki oleh tanah di

Teknik yaitu sebesar 2,5 kg/cm2, sedangkan kepadatan tanah di Wirowongso dan

Sucopangepok sebesar 3,5 kg/cm2. Infiltrasi dan kepadatan tanah memiliki

hubungan yang berbanding terbalik. Laju infiltrasi akan semakin rendah jika

kepadatan yang dimiliki oleh tanah semakin tinggi. Tanah yang memiliki kepadatan

yang tinggi akan sulit meloloskan air (Tolaka, 2013).

Sifat fisika lain yang mempengaruhi infiltrasi adalah keadaan permukaan

tanah. Keadaan permukaan tanah di Teknik dan Wirowongso yaitu penuh dengan

seresah dari vegetasi yang tumbuh pada lahan tersebut. Permukaan tanah di

Sucopangepok lebih sedikit memiliki seresah yang menutupinya. Air akan lebih

sulit masuk pada permukaan tanah yang memiliki banyak seresah. Seresah akan

menghalangi proses masuknya air ke dalam tanah melalui pori (Uloma et al., 2014).

4.2.10. Suhu Tanah

Suhu tanah merupakan faktor terpenting yang mampu mendukung aktivitas

perkembangan mikrobiologi dan proses penyerapan unsur hara oleh tanaman. Suhu

tanah sangat bergantung pada besarnya radiasi surya yang diberikan oleh matahari

ke bumi. Jumlah panas yang sampai ke permukaan bumi diakibatkan oleh konduksi

bumi karena hasil proses kimia dan biologi terhadap suhu tanah. Pembentukan

struktur tanah oleh bahan induk berlangsung pada proses pelapukan, dekomposisi,

dan atau mineralisasi lebih lanjut, disertai dengan proses sintesis senyawa baru.

Mineral baru hasil sintesis adalah mineral lempung aluminosilikat, mineral

lempung seskuioksida, terutama Al dan Fe, dan mineral silika. Sintesis mineral baru

dikenal dengan istilah neomineralisasi atau neoformasi.

Humifikasi merupakan sintesis senyawa organik baru yang berupa

senyawa-senyawa humik, yaitu senyawa fulvat, humat, dan humin. Mineral

lempung juga dinamakan mineral sekunder karena tidak terdapat dalam bahan

litosfer semula. Demikian pula senyawa hmik disebut bahan prganik sekunder

karena tidak terdapat dalam bahan biosfer semula. Suhu tanah tersebut selalu

dipengaruhi oleh rasio energi yang diserap dan yang dilepaskan. Hubungan

Page 40: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

38

perubahan konstan ini digambarkan dalam perhitungan berdasrakan musim,

bulanan, dan suhu tanah harian (Pardosi dkk, 2013).

Hasil pengukuran suhu tanah pada 3 lokasi berbeda antara lain di

Sucopangepok , Wirowongso dan Fakultas Teknik Universitas Jember. Dimana

ketiga lokasi tersebut menunjukkan hasil yang berbeda dikarenakan oleh jenis tanah

dan vegetasi yang ada pada lokasi tersebut.

4.2.11. Penetapan Pori Total Tanah

Porositas tanah tertinggi terdapat pada sample tanah Wirowongso dengan

porositas tanah sebesar 54,8 % dan porositas terendah terdapat pada sample tanah

Sucopangepok 1 dengan porositas sebesar 45 %. Pengambilan titik sample yang

berbeda-beda tempat ini lah yang menyebabkan perbedaan nilai dari setiap

porositas tanah. Namun bukan hanya itu saja yang menyebabkan tinggi rendahnya

suatu porositas tanah, Surya dkk. (2017), menjelaskan bahwa kandungan organic

yang banyak mikroorganisme yang sesuai dalam tanah akan menambah zat

makanan tanaman terhadap kerusakan erosi, perbaikan struktur tanah, daya

pengikat air, dan porositas tanah. Semakin berat isi tanah meningkat maka porositas

juga akan meningkat, namun apabila berat isi tanah menurun maka porositas juga

ikut menurun.

Page 41: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

39

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Pengambilan sampel yang dilakukan di Sucopangepok terbagi atas 3 jenis

sampel tanah yaitu tanah utuh, tanah terusik dan tanah agregat. Pada proses

pengambilan tanah utuh menggunakan alat berupa ring sampel sebagai tempat/

wadah untuk tanah utuh.

2. Perhitungan kadar lengas tertinggi yaitu pada kelompok C1 di depan Fakultas

Teknik Universitas Jember dan kadar lengas terendah yaitu di Wirowongso.

Perbedaan kadar lengas antara lokasi depan fakultas teknik dengan

Wirowongso karena ada faktor yang mempengaruhi besarnya kadar lengas

dalam tanah, yaitu adanya faktor iklim, topografi, kandungan bahan organik

dan anorganik yang berbeda pada setiap titik lokasi pengamatan.

3. Pengukuran pF yang digunakan yaitu pF 0 dan pF 1 dengan menggunakan sand

box. Pengukuran pF dilakukan untuk mengetahui air tersedia bagi tanaman.

Hasil pengukuran pF 0 menunjukkan bahwa nilai pF 0 tertinggi dihasilkan oleh

tanah dengan tekstur sandy loam dari Wirowongso.

4. Tanah yang memiliki tingkat kesuburan yang tinggi terdapat pada daerah

Sucopangepok, dikarenakan tanah pada daerah Sucopangepok kandungan clay

didalamnya jauh lebih tinggi sebesar 30,37 % dari tanah pada daerah

Wirowongso dan Teknik.

5. Berdasakan hasil pengamatan dari data hasil di temukan bahwa nilai

konduktivitas hidrolik yang paling lambat terjadi pada daerah sucopangepok

dengan nilai sebesar 0,000098071 (cm/detik), karena tanah pada daerah

sucopangepok bertekstur clay loam atau geluh berlempung memiliki luas

permukaan yang halus, bermuatan listrik karena di dominasi clay, serta

memiliki pori mikro yang menyebabkan aliran air pada tanah sangat lambat.

6. Berdasarkan hasil nilai agregat dan indeks stabilitas tanah, kelompok tiga

memiliki nilai tertinggi dengan kelas indeks kurang stabil. Sedangkan pada

kelompok satu, dua, dan empat memiliki nilai agregat dengan kelas indeks

tidak stabil.

Page 42: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

40

7. Hasil pengukuran infiltrasi tanah menunjukkan jika konsistensi terbesar

dimiliki oleh tanah di Teknik dengan harkat sedang. Tingginya konsistensi

tanah di Teknik dipengaruhi oleh kadar lengas tanah yang tinggi yaitu sebesar

9,25%. Indeks plastisitas tertinggi yaitu sebesar 15,565350806% di tanah

Teknik. Kadar lengas yang dimiliki tanah di Wirowongso merupakan kadar

lengas paling kecil yaitu sebesar 4,38%. Fraksi pasir didominasi pori mikro dan

kemampuan memegang air yang rendah, sehingga konsistensi yang dimiliki

juga rendah.

8. Hasil data dari kandungan kadar air yang paling tinggi yaitu lokasi di depan

fakultas teknik sebesar 9,25 % sehingga kepadatan tanahnya kecil, hanya 2,5

kg/cm2. Kandungan kadar air terendah yaitu di Desa Wirowongso sebesar

4,38% dengan kepadatan tanah sebesar 3,5 kg/cm2.

9. Laju infiltrasi yang tinggi pada sampel di Teknik dipengaruhi oleh faktor fisika

lain, yaitu kepadatan tanah. Kepadatan tanah yang dimiliki oleh tanah di

Teknik yaitu sebesar 2,5 kg/cm2, sedangkan kepadatan tanah di Wirowongso

dan Sucopangepok sebesar 3,5 kg/cm2. Infiltrasi dan kepadatan tanah memiliki

hubungan yang berbanding terbalik.

10. Hasil pengukuran suhu tanah pada 3 lokasi berbeda antara lain di

Sucopangepok, Wirowongso dan Fakultas Teknik Universitas Jember. Dimana

ketiga lokasi tersebut menunjukkan hasil yang berbeda dikarenakan oleh jenis

tanah dan vegetasi yang ada pada lokasi tersebut.

11. Porositas tanah tertinggi terdapat pada sampel tanah Wirowongso dengan

porositas tanah sebesar 54,8 % dan porositas terendah terdapat pada sample

tanah Sucopangepok 1 dengan porositas sebesar 45 %. Pengambilan titik

sample yang berbeda-beda tempat dan kandugan bahan organik didalamnya

yang menyebabkan perbedaan nilai dari setiap porositas tanah.

5.2 Saran

1. Untuk Laboratorium Kesubuuran Tanah agar mempersiapkan segala alat-alat

yang akan digunakan praktikum dengan baik agar saat berjalannnya praktikum

tidak terjadi permasalahan pada alat-alat tersebut.

Page 43: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

41

2. Untuk Asisten Laboratorium Kesuburan Tanah agar lebih teliti lagi saat

memeriksa lembar acc atau flowchart agar tidak terjadi kesalah pahaman antara

Asisten Laboratorium Kesuburan Tanah dan Praktikan.

3. Untuk Praktikan agar lebih jujur saat melakukan pre test atau post test dan lebih

kondusif lagi saat berjalannya praktikum.

Page 44: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, S.R. dan Putra, R.C. 2016. Pengelolaan Lengas Tanah Dan Laju

Pertumbuhan Tanaman Karet Belum Menghasilkan Pada Musim Kemarau

Dan Penghujan. Penelitian Perkaretan, 35(1): 1-10.

Ariandi S. L. M., Sirajuddin H. A., dan Guyup M. D. P. 2018. Analisis komposisi

serbuk gergaji terhadap konduktivitas hidrolik mortari irigasi tetes bawah

permukaan tanah. Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem. Vol 6(1) :

39-52.

Ayu, I. W., S. Prijono, dan Soemarno. 2013. Assessment of Infiltration Rate Under

Different Drylands Types in Unter-Iwes Subdistrict Sumbawa Besar,

Indonesia. Natural Sciences Research, 3(10): 71-76.

Azadi, M. S. and Younesi, E. 2013. The Effect of Storage on Germition

Characteristic and Enzyme Activity of Sorghum Seeds, Strees. Physiology

& Biochemistry, 9(4): 289-299.

Baderan,D.W.K. 2017. Serapan Karbon Hutan Mangrove Gorontalo.Yogyakarta.

Bana, sahindomi., S. prijono., Arifin., Soemarno. 2013. The Effect of Soil

Management on the Avaibility of Soil Moiusture and Maize Production in

Dryland. International Journal of Agriculture and Forestry. 3(3): 1-9.

Banuwa, I. S. 2013. Erosi. Jakarta: Kencana.

Barus Marwansyah, R. Rogomulyo, Sri Trisnowarti. 2013. Pengaruh tekanan pupuk

kandang terhadap perrumbuhan dan hasil wijen (Sesamum indicum L.) di

lahan pasir pantai. Vol 2(4) : 45-54.

Deepublish (Grup penerbitan CV Budi Utama).

Diza Vandra K., Zulhelmi, Mohd. Syaryadhi. 2017. Monitoring suhu dan

kelembapan menggunakan mikontroler ATmega328 pada proses

dekomposisi pupuk kompos. Vol 2(3) : 91-98.

Gunarto D. 2014. Susutan Muka air pada Lahan Gambut Non Pasang Surut Akibat

Penambahan Saluran SUB Tersier. Teknik sipil dan Perencanaan, 2(16) :

117-24.

Hanafiah, K. A. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Page 45: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

Handayani T., dan Dwiria Wahyuni. 2016. Pengaruh Sifat Fisik Tanah Terhadap

Konduktivitas Hidrolik Jenuh Pada Lahan Pertnian Produktif di Desa

Arang Limbung Kalimantan Barat. Prima Fisika, 4(1) : 28-35.

Harahap E., Nur Aziza, dan Ahmad A. NST. 2014. Menetukan Tekstur Tanah

dengan Metode Perasaan di Lahan Politani. Nasional Ecopedon, 2(2) : 13-

15.

Iqbal, M., S. A. Nugroho, dan F. Fatnanta. 2014. Pengaruh Kadar Lempung dan

Kadar Air Pada Sisi Basah Terhadap Nilai CBR Pada Tanah Lempung

Kepasiran (Sandy Clay). Jom FTEKNIK, 1(2): 1-12.

Irawan, T. dan S. B. Yuwono. 2016. Infiltrasi Pada Berbagai Tegakan Hutan di

Arboretum Universitas Lampung. Sylva Lestari, 4(3): 21-34.

Jatnika, D., D. P. T. Baskoro, dan S. D. Tarigan. 2017. Pemanfaatan Water

Absorbent Untuk Meningkatkan Retensi Air dan Pertumbuhan Tanaman

Jagung (Zea Mays L.). Tanah dan Lahan, 1(1): 23-29.

Junedi,H.,N.Myrna Elsa Fathia.2015.Peningkatan Kemantapan Agregat Tanah

Pada Ultisol Melalui Aplikasi Ara Sungsang (Asystasia gangetica (L.) T.

Anders.). Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal. 1-7.

LN,Firdaus.,S.Wulandari dan G.Dwi Mulyeni.2013.Pertumbuhan Akar Tanaman

Karet Pada Tanah Bekas Tambang Bauksit Dengan Aplikasi Bahan

Organik. Biogenesis,10(1):53-64.

Martinus H. P., Arie M., Suyono., dan Wustamidin. 2003. Dasar Dasar Ilmu Tanah.

Fakultas pertanian. Jember.

Marwan., Yusran., dan Husain Umar. 2015. Sifat Fisik Tanah di bawah Tegakan

Eboni (Diospyros celebica Bakh.) di desa kasimbar barat kecamatan

kasimbar kabupaten parigi moutung. Kehutanan, 3(2) : 111-117.

Mustoyo.,B,Hasiholan Simanjuk dan Suprihati.2013.Pengaruh Dosis Pupuk

Kandang Terhadap Stabilitas Agregat Tanah Pada Sistem Pertanian

Organik. Agric. 25(1):51-57.

Nasrudin dan Hamidah hanum.,2015. Kajian pemulsaan dalam mempengaruhi suhu

tanah , sifat tanah dan pertumbuhan tanaman nilam ( pogos temon cablin

benth). Vol 1(2) : 69-78.

Pardosi A., Jamilah., K S Lubis. 2013. Kandungan Bahan Organik Dan Beberapa

Sifat Fisik Tanah Sawah Pada Pola Tanam Padi-Padi dan Padi Semangka.

Jurnal Online Agroteknologi. 1(3): 429-439.

Page 46: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

Pardosi S. C. P., Sumono., dan Achwii P. M. 2017. Kajian Sifat Fisika dan Kimia

Tanah Pada Lahan Karet dengan beberapa Jenis Vegetasi yang tumbuh di

kebun PTP, Nusantara III Gunung Para. Rekayasa Pangan. Vol 5(2) : 423-

430.

Prijono, S dan Laksmana, M.T.S. 2016. Studi Laju Transpirasi Peltophorum

dassyrachis dan Gliricidia sepium Pada Sistem Budidaya Tanaman Pagar

Serta Pengaruhnya Terhadap Konduktivitas Hidrolik Tidak Jenuh. PAL,

7(1): 2087-3522.

Pujawan,M.,Afandi.,H.Novpriansyah dan K.E.S,Manik.2016.Kemantapan Agregat

Tanah Pada Lahan Produksi Rendah Dan Tinggi Di PT Great Giant

Pineapple. Agrotek Tropika.4(1):111-115.

Putra, A. E., Sumono, N. Ichwan, dan E. Susanto. 2013. Kajian Laju Infiltrasi Tanah

Pada Berbagai Penggunaan Lahan di Desa Tongkoh Kecamatan Dolat

Rayat Kabupaten Karo. Rekayasa Pangan dan Pertanian, 1(2): 38-44.

Rahayu, A., S. R. Utami, dan M. L. Rayes. 2014. Karakteristik dan Klasifikasi

Tanah Pada Lahan Kering dan Lahan yang Disawahkan di Kecamatan

Perak Kabupaten Jombang. Tanah dan Sumberdaya Lahan, 1(2): 79-87.

Rahmayuni, E., Heni, R. 2017. Kajian Beberapa Sifat Fisika Tanah Pada Tiga

Penggunaan Lahan Di Bukit Batabuh. Jurnal Agrosains dan Teknologi.

2(1).

Rinaldi, A., R. A. Fajar, dan L. E. Widodo. 2017. Karakterisasi Derajat Kejenuhan

Tanah Berdasarkan Pendekatan Logaritma Potensial Kapiler (pF).

Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni, 1(1): 1-11.

Sitinjak N., Purba M., dan Razali. 2017. Identifikasi Status Hara Tanah, Tekstur

Tanah dan Produksi Lahan Sawah Terasering pada Fluvaquent, Eutropept,

dan Hapludult. Agroteknologi. Vol 5(3) : 513-520.

Sudirman, S. Sutono, dan I. Juarsah. 2006. Sifat Fisik Tanah dan Metode

Analisisnya. Bogor: Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian.

Surya, A. J., Yulia, N., Widianto. 2017. Kajian Porositas Tanah Pada Pemberian

Beberapa Jenis Bahan Organik Di Perkebunan Kopi Robusta. Jurnal

Tanah dan Sumberdaya Lahan. 4(1): 463-471.

Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta:

Kanisius.

Sutono, S. dan N. L. Nurida. 2012. Kemampuan Biochar Memegang Air Pada

Tanah Bertekstur Pasir. Buana Sains, 12(1): 45-52.

Page 47: LAPORAN FISIKA TANAH - awrnti98.files.wordpress.com · LAPORAN FISIKA TANAH diajukan guna melengkapi tugas praktikum dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

Taufik Muhammad , Sarawa, Asmar Hasan, Kiki Amelia., 2013. Analisis Pengaruh

Suhu Dan Kelembapan Terhadap Perkembangan Penyakit Tobacco

Mosaic Virus Pada Tanaman Cabai. Vol 3(2) : 94-100.

Tolaka, W., Wardah, dan Rahmawati. 2013. Sifat Fisik Tanah Pada Hutan Primer,

Agroforestri dan Kebun Kakao di Subdas Wera Saluopa Desa Leboni

Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso. Warta Rimba, 1(1): 1-8.

Tufaila M., Hasbunallah Syah., Jufri Karim, dan Lies Indriyani. 2014. Karakteristik

Morfologi dan Klasifikasi Tanah Luapan Banjir Berulang di Kabupaten

Konawe Selatan. Agriplus. Vol 24(3) : 196-204.

Tufaila,M.,H.Syaf.,J.Karim dan L.Indriyani.2014.Karakteristik Morfologi Dan

Klasifikasi Tanah Luapan Banjir Berulang Di Kabupaten Konawe

Selatan.Agriplus.24(3): 195-204.

Uloma, A. R., A. C. Samuel, dan I. K. Kingsley. 2014. Estimation of Kostiakov’s

Infiltration Model Parameters of Some Sandy Loam Soils of Ikwuano –

Umuahia, Nigeria. Geosciences, 1(1):34-38.

Utomo,B.S.,Y.Nuraini dan Widianto.2015.Kajian Kemantapan Agregat Tanah

Pada Pemberian Beberapa Jenis Bahan Organik Di Perkebunan Kopi

Robusta. Tanah dan Sumberdaya Lahan. 2(1):11-117.

Yudistira,Y.,S.Permana dan I.Farida. 2015. Analisis Kepadatan Tanah Pada

Tumbuhan Di Saluran Irigasi Dengan Metode Pengujian Proctor Dan Sand

Cone. Konstruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut.13(1):1-18.

Zangiabadi,M.,M.Gorji.,M.Shorata.,S.Khavari Khorasani and S.Saadat. 2014.

Effect of Soil Pore Size Distribution on Plant Avaiable Water and Least

Limiting Water Range as Soil Physical Quality Indicators, 32(13): 321-

343.