laporan akhirkawasan.bappenas.go.id/.../pemantauanevaluasi/2015/laporan_2015_8.pdf · evaluasi...

46
EVALUASI KUALITAS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA MITRA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN KAWASAN KHUSUS TAHUN 2015 DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL LAPORAN AKHIR

Upload: vudat

Post on 07-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

EVALUASI KUALITAS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA MITRA DALAM

MENDUKUNG PEMBANGUNAN KAWASAN KHUSUS

TAHUN 2015

DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

LAPORAN AKHIR

Page 2: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

i

KATA PENGANTAR

Laporan Akhir Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementrian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasann (Strategis, Rawan Bencana, Perbatasan dan Daerah Tertinggal) disusun dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban atas pelaksanaan Program/Kegiatan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan, sesuai dengan Peraturan Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas No. 04/M.PPN/2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kegiatan dan Anggaran di Lingkungan Kantor Kementerian PPN/Bappenas.

Adanya Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementrian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan (Strategis, Rawan Bencana, Perbatasan dan Daerah Tertinggal) ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi konsistensi perencanaan, mengevaluasi kualitas belanja lembaga mitra, dan melihat kualitas hasil-hasil yang telah dicapai dalam penerapan proses perencanaan, koordinasi dan pelaksanaan program di lapangan khususnya dibeberapa lokasi sebagai studi kasus serta melihat permasalahan dan kendala apa saja yang dihadapi. Kemudian akan dirumuskan alternatif rekomendasi dan saran perbaikan untuk penyusunan rencana program pembangunan dan pengembangan kawasan pada tahun yang akan datang.

Laporan Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementrian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasann (Strategis, Rawan Bencana, Perbatasan dan Daerah Tertinggal) tahun 2014 ini masih belum sempurna, oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritiknya sebagai langkah penyempurnaan dalam pelaksanaan pemantauan perencanaan dan program/kegiatan pembangunan daerah tertinggal dan perbatasan pada tahun berikutnya.

Jakarta, Desember 2015

Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, Bappenas

Ir. R. Aryawan Soetiarso Poetro, MSi

Page 3: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

i ii iii iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan 1.3. Sasaran 1.4. Ruang Lingkup Kegiatan 1.5. Keluaran (Output) 1.6. Manfaat 1.7. Metodologi 1.8. Sistematika Penulisan

1 3 4 4 5 6 6 8

BAB II METODOLOGI 2.1. Konsep Evaluasi Kebijakan

2.2. Indikator Kinerja 2.3. Metode Pelaksanaan 2.4. Tahap Analisis dan Evaluasi 2.5. Jenis dan Sumber Data 2.6. Metode dan Lokasi FGD

9 10 11 12 14 14

BAB III EVALUASI KUALITAS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN MITRA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

3.1. Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan RKA K/L 2016 Kemendesa PDT dan Transmigrasi

3.2. Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan RKA K/L 2016 BNPP

3.3. Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan RKA K/L 2016 BNPB

3.4. Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan RKA K/L 2016 BP Sabang

3.5. Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan RKA K/L 2016 BP Batam

15 20 26 28 34

BAB IV PENUTUP: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1. Kesimpulan 4.2. Rekomendasi

38 39

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA Kemendesa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2016

Tabel 3.2 Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA BNPP Tahun 2016

Tabel 3.3 Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA BNPB Tahun 2016

Tabel 3.4 Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA BP Sabang Tahun 2016

Tabel 3.5 Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA BP Batam Tahun 2016

15 20 26 28 34

Page 5: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Metode Evaluasi Gambar 2.1 Kerangka Pikir Evaluasi

7 13

Page 6: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Evaluasi merupakan salah satu fungsi dalam mata rantai proses perencanaan pembangunan sesuai dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU-SPPN). Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui implementasi pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Perencanaan dan pembangunan kawasan merupakan upaya terencana untuk merubah dan meningkatkan kuantitas dan kualitas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang meliputi kawasan khusus (KAPET, KEK & KPBPB), perbatasan, kawasan rawan bencana dan daerah tertinggal.

Permasalahan yang dihadapi dalam proses perencanaan adalah (1) masih lemahnya koordinasi program/kegiatan antar sektor, antar daerah, antar pusat dan daerah dan masih tinggi ego sektoral; (2) belum terpadunya pemahaman para pemangku kepentingan terhadap pembangunan kawasan khusus, rawan bencana dan daerah tertinggal/perbatasan; (3) masih besarnya ketergantungan pendanaan pembangunan kawasan dari pusat; (4) masih terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan ekonomi, dan (5) kurang dipatuhinya rencana program/kegiatan prioritas nasional dalam implementasi oleh stakeholder terkait.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan program/kegiatan pembangunan yang lebih difokuskan pada upaya-upaya strategis untuk mendukung percepatan pembangunan di kawasan khusus (KAPET, KEK & KPBPB), perbatasan, kawasan rawan bencana dan daerah tertinggal. Kondisi tersebut pada umumnya terdapat pada daerah yang secara geografis berada di daerah terpencil seperti daerah perbatasan antar negara, pulau-pulau kecil, pedalaman, rawan bencana alam dan bencana social.

Sebagaimana amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU-SPPN), Kementerian PPN/Bappenas setiap tahunnya menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP), dan setiap

Page 7: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

2

Kementerian/Lembaga menyusun Rencana Kerja-K/L (Renja K/L) sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang mengacu kepada RKP yang telah ditetapkan. Adapun Rencana Kerja Aanggaran-KL (RKA K/L) merupakan dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Kementerian/Lembaga sebagai penjabaran dari RKP dan Renja K/L serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya. Untuk meningkatkan kesesuaian perencanaan dan penganggaran maka diperlukan suatu sinkronisasi antara RKP 2015, Renja K/L 2015, dan RKA K/L 2015.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2006 maka Kementerian PPN/Bappenas melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Renja K/L dan RKP untuk menilai keberhasilan pelaksanaan suatu program/kegiatan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam Renstra KL dan RPJMN. Kemudian untuk menjaga kesesuaian dengan penganggaran dilakukan penelaahan terhadap RKA K/L.

Berdasarkan hasil penelaahan RKA K/L mitra kerja, ditemukan adanya inkonsistensi antara dokumen perencanaan yang terdapat di RKP dan Renja K/L dengan RKA K/L. Penyusunan RKA-K/L masih banyak yang belum mengacu pada RKP dan Renja, hal ini tercermin dari indikator output yang berbeda antara RKA-K/L dengan RKP dan Renja, serta output/suboutput/komponen/sub komponen dll pada RKA-K/L yang belum mendukung pencapaian indikator output.

Kementerian/lembaga mitra, khususnya yang bersifat koordinatif, memiliki peran yang sangat besar dalam mendorong pembangunan di kawasan khusus (KAPET, KEK & KPBPB), perbatasan, kawasan rawan bencana dan daerah tertinggal. Hal ini diwujudkan melalui penyusunan kebijakan pembangunan yang bersifat operasional sebagai turunan dari kebijakan pembangunan nasional yang tertuang dalam RKP yang bersifat makro. Kebijakan yang bersifat operasional tersebut kemudian diwujudkan dalam RKA K/L mitra kerja dan rencana aksi pembangunan Kawasan yang menjadi instrument koordinasi terhadap seluruh stakeholder terkait lainnya.

Dalam rangka melihat kembali keberhasilan dan efektivitas penyusunan perencanaan dan perumusan serta implementasi program/ kegiatan pembangunan kawasan tahun sebelumnya, diperlukan adanya kegiatan evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/

Page 8: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

3

lembaga mitra agar dapat secara langsung dan tidak langsung mendukung percepatan pembangunan di kawasan khusus (KAPET, KEK & KPBPB), perbatasan, kawasan rawan bencana dan daerah tertinggal

Hasil dari evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/ lembaga mitra dalam mendukung pembangunan Kawasan ini akan menjadi umpan balik dalam penyusunan rencana pembangunan tahun berikutnya dan akan menghasilkan rekomendasi untuk meminimalisir permasalahan dan perbaikan program pembangunan kawasan pada masa yang akan datang.

1.2 Tujuan

Hasil dari evaluasi Kajian Pelaksanaan Kegiatan

Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung

Pembangunan Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal Tahun

2015 ini akan menjadi umpan balik dalam penyusunan

Rencana Kerja Pemerintah tahun berikutnya. Selain itu, bahan

ini menjadi alternatif rekomendasi untuk meminimalisir

permasalahan dan perbaikan program pembangunan kawasan

pada masa yang akan datang.

Adapun tujuan dari kegiatan evaluasi kebijakan ini

adalah:

1. Mengidentifikasi konsistensi perencanaan pembangunan

yang terdapat dalam RKP dengan RKA-K/L mitra;

2. Mengevaluasi kualitas belanja Kementerian/Lembaga

mitra dalam mendukung pembangunan kawasan;

3. Menilai kualitas hasil perencanaan dengan pelaksanaan

program/kegiatan pembangunan Kementerian/

Lembaga mitra dalam mendukung pembangunan

kawasan di lapangan;

4. Merumuskan alternatif rekomendasi dan saran

perbaikan untuk penyusunan rencana program

pembangunan dan pengembangan kawasan sebagai

bahan masukan dalam penyusunan perencanaan RKP

tahun berikutnya.

Page 9: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

4

1.3 Sasaran

Berdasarkan tujuan seperti disebut di atas, maka sasaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya rekomendasi hasil evaluasi kebijakan perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan kawasan terhadap pencapaian tujuan pembangunan nasional, sebagai bahan masukan untuk perbaikan dalam penyusunan RKP tahun berikutnya, Renja K/L dan RKA-KL tahun 2016.

1.4 Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan evaluasi ini mencakup:

1. Identifikasi dan inventarisasi hasil evaluasi kualitas kinerja

perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan

kementerian/ lembaga mitra dalam mendukung

pembangunan kawasan

2. Menentukan tingkat permasalahan dan kendala dalam

evaluasi kualitas kinerja perencanaan dan pelaksanaan

program/kegiatan kementerian/ lembaga mitra dalam

mendukung pembangunan kawasan

3. Mengadakan konsinyering yang membahas evaluasi

kualitas kinerja perencanaan dan pelaksanaan

program/kegiatan kementerian/ lembaga mitra dalam

mendukung pembangunan Kawasan khususnya pada

kegitan yang diidentifikasi memiliki multiplier effect besar

dalam mendukung pembangunan kawasan, dan juga untuk

mendiskusikan hasil analisis terhadap sinkronisasi

perencanaan pembangunan yang terdapat dalam RKP

dengan RKA-KL mitra kerja. Yang akan menjadi

Narasumber yang dalam rapat koordinasi adalah Kepala

Biro Perencanaan Kementerian/Lembaga Mitra Kerja serta

Direktur Sistem dan Pelaporan Evaluasi Kinerja

Pembangunan, Bappenas.

4. Dalam rangka mendapatkan masukan terhadap

penyempurnaan kegiatan, akan dilakukan kunjungan

insidentil oleh Kepala Sub Direktorat (Golongan IV)

disertai staf terkait (Golongan III) pada beberapa lokasi

antara lain:

Page 10: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

5

o Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Kendari dan

Kabupaten Konawe dalam rangka melakukan

koordinasi pelaksanaan Kawasan Strategis Nasional

(KSN). Instansi yang akan dituju adalah Bappeda

Provinsi Sulawesi Tenggara, BP KAPET, dan SKPD

yang terkait dengan pengembangan perikanan dan

potensi daerah lainnya.

o Provinsi Sumatera Barat, Kabupaten Mentawai,

dalam rangka melakukan evaluasi penanganan

rehabilitasi dan rekonstruktsi pasca bencana alam.

Instansi yang akan dituju adalah BPBD Provinsi dan

Kabupaten/Kota serta SKPD yang terkait dengan

penganganan Kawasan rawan bencana.

o Provinsi Maluku Barat Daya, Kalimantan Barat

dalam rangka melakukan evaluasi pembangunan

kawasan perbatasan dan daerah tertinggal. Instansi

yang akan dituju adalah Bappeda

Provinsi/Kabupaten dan SKPD yang terkait dengan

pembangunan daerah tertinggal, perbatasan.

1.5 Keluaran (Output)

Hasil keluaran yang diharapkan (output) kegiatan

evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan

kementerian/ lembaga mitra dalam mendukung pembangunan

kawasan adalah :

Teridentifikasinya fakta secara sistematis sebagai bahan

penyusunan laporan yang berguna bagi perbaikan penyusunan

rencana strategi dan kebijakan program/kegiatan

pembangunan nasional dimasa yang akan datang. Secara

lengkap output yang diharapkan dari hasil kegiatan evaluasi

ini adalah :

1. Teridentifikasikannya sinkronisasi RKP, Renja dan RKA

KL mitra dalam mendukung pembangunan kawasan;

Page 11: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

6

2. Terindetifikasinya permasalahan dan kendala yang

dihadapi dalam sinkronisasi RKP, Renja dan RKA KL

mitra dalam mendukung pembangunan kawasan;

3. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi dalam sinkronisasi

RKP, Renja dan RKA KL mitra dalam mendukung

pembangunan kawasan;

4. Meningkatnya pelaksanaan program yang sesuai dengan

RKP baik secara kualitas maupun kuantitas;

5. Meningkatkan kualitas dan kinerja perencanaan,

penganggaran dan pelaksanaan program/kegiatan

kementerian/ lembaga mitra dalam mendukung

pembangunan kawasan.

1.6 Manfaat

Sementara itu manfaat/benefit yang didapat dari hasil

evaluasi kebijakan penyusunan perencanaan dengan

pelaksanaan program pembangunan kawasan adalah :

1. Terlaksananya efisiensi dan efektivitas perencanaan

dan pelaksanaan program/kegiatan pembangunan/

pengembangan kawasan di lapangan oleh K/L mitra.

2. Terlaksananya sinkronisasi perencanaan pembangunan

yang terdapat dalam RKP dengan RKA-KL mitra

3. Meningkatnya kualitas kinerja perencanaan,

penganggaran dan pelaksanaan program/kegiatan

kementerian/ lembaga mitra dalam mendukung

pembangunan kawasan, sebagai dasar untuk

penyempurnaan dan penyusunan rencana pelaksanaan

program pembangunan kawasan khusus dan daerah

tertinggal tahun berikutnya;

1.7 Metodologi

Terkait dengan maksud dan tujuan dari kegiatan

evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan

kementerian/ lembaga mitra dalam mendukung pembangunan

Page 12: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

7

Kawasan, maka metode yang digunakan untuk melaksanakan

kegiatan evaluasi ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Pemilihan kriteria

Pemilihan kriteria bertujuan untuk menetapkan kriteria

yang akan digunakan untuk melakukan penilaian kinerja

pembangunan kawasan khusus dan daerah tertinggal.

Kriteria yang dipilih diharapkan sesuai dengan tujuan dari

evaluasi kebijakan perencanaan.

2. Penetapan Kriteria

Berdasarkan pilihan kriteria yang ada, ditetapkan setidak-

tidaknya satu kriteria yang dianggap tepat dan sesuai

dengan tujuan dari evaluasi kebijakan perencanaan ini.

Agar evaluasi tidak menjadi terlalu rumit, maka jumlah

kriteria yang akan digunakan adalah sebanyak-banyaknya

tiga (3) kriteria.

3. Penyusunan Indikator

Berdasarkan kriteria yang terpilih, maka ditetapkan

indikator untuk setiap kriteria. Jumlah indikator yang

dipilih untuk setiap kriteria minimal satu indikator dan

maksimal tiga (3) indikator.

4. Penetapan Parameter

Untuk setiap indikator yang terpilih ditentukan parameter

yang manjadi tolok ukur penilaian. Untuk mempermudah

penilaian maka hasil evaluasi akan dikelompokkan

kedalam empat kelompok (quartil) yaitu sangat baik, baik,

cukup dan kurang.

Gambar 1.1 Metode Evaluasi

Pemilihan Kriteria

Penetapan Kriteria

Penyusunan Indikator

Penetapan Parameter

Sangat Baik

Kurang

Cukup

Baik

Pemilihan Kriteria

Penetapan Kriteria

Penyusunan Indikator

Penetapan Parameter

Sangat Baik

Kurang

Cukup

Baik

Page 13: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

8

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan evaluasi ini terdiri dari 4

(empat) bab, yang meliputi:

Bab I Pendahuluan

Bab II Metodologi

Bab III Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan

Kegiatan Mitra dalam Mendukung

Pembangunan Kawasan Khusus dan Daerah

Tertinggal

Bab IV Penutup: Kesimpulan dan Rekomendasi

Page 14: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

9

BAB 2 METODOLOGI

2.1 Konsep Evaluasi Kebijakan

Evaluasi merupakan suatu usaha untuk mengukur dan

memberi nilai secara obyektif atas pencapaian hasil-hasil

pelaksanaan program yang telah direncanakan sebelumnya dan

dilakukan secara sistematis dan obyektif dengan menggunakan

metode evaluasi yang relevan. Kegiatan evaluasi dilakukan baik

sebelum suatu program/kegiatan dilaksanakan, pada saat

berlangsungnya maupun setelah program/kegiatan selesai

dilaksanakan (ex-post evaluation). Pada pelaksanaan evaluasi ini

adalah ex-post evaluation yang merupakan hasil pelaksanaan

program tahun 2011 dan 2012.

Sebagaimana diketahui bahwa sistem anggaran yang

digunakan saat ini dari tahap peralihan dari anggaran berbasis

pada input, proses dan output menjadi menggunakan sistem

penganggaran berbasis kinerja, dimana pendekatan penyusunan

anggaran didasarkan atas perencanaan kinerja, yang terdiri atas

program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dan indikator

kinerja yang ingin dicapai oleh suatu entitas anggaran.

Sementara itu program merupakan instrumen kebijakan

yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh

instansi pemerintah/lembaga atau masyarakat, yang

dikoordinasikan oleh instansi pemerintah untuk mencapai

sasaran, tujuan dan memperoleh alokasi anggaran untuk

pelaksanaannya. Disamping program juga akan dijelaskan

mengenai kerangka regulasi, anggaran masukan, keluaran, hasil,

manfaat dan dampak akibat dari hasil pelaksanaan suatu

kegiatan atau program pembangunan, disamping juga faktor

efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan dan sasaran yang

dicapai. Sedangkan kegiatan itu sendiri merupakan bagian dari

program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan

kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran perukur pada

suatu program dan terdiri atas sekumpulan tindakan

pengerahan sumber daya baik yang berupa personil,

(sumberdaya mausia), maupun yang berupa modal termasuk

Page 15: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

10

eralatan dan teknologi yang diperlukan, dan atau kombinasi dari

beberapa atau kesemua jenis sumberdaya tersebut sebagai

masukan untuk menghasilkan keluaran dalam bentuk

barang/jasa, dengan berpegang pada prinsip efektivitas dan

efisiensi.

2.2 Indikator Kinerja

Secara operasional, khususnya pada sector public, ada

beberapa indikator kinerja yang umum di gunakan. Indikator

kinerja tersebut adalah sebagai berikut :

a. Indikator masukan ( inputs ),yaitu indikator yang

menggambarkan segala sesuatu yang dibutuhkan,baik

berupa sumber dana, sumber daya alam, sumber daya

manusia, maupun yang berupa teknoligi dan informasi, agar

pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan

keluaran.

b. Indikator proses (process), yaitu indikator yang

menggambarkan upaya yang dilakukan di dalam mengolah

masukan menjadi keluaran. Indikator ini umumnya

dikaitkan dengan keterlibat stakeholders, termasuk

penerima manfaat (beneficiaries); serta dikaitkan dengan

mekanisme pelaksanaannya, termasuk koordinasi dan

hubungan kerja antar unit organisasi.

c. Indikator keluaran ( outputs ), yaitu indikator yang

diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan,baik

berupa fisik maupun berupa organisasi.

d. Indikator hasil ( outcomes ),yaitu indikator yang

menunjukan telah dicapainya maksud dan tujuan dri

kegiatan-kegiatan yang telah selesai dilaksanakan atau

indikator yang mencerminkan berfungsinya keluaran

kegiatan pada jangka menengah.

e. Indikator manfaat ( benefits ),yaitu indikator yang terkait

dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.

f. Indikator dampak (impacts),yaitu indkator yang

mwnunjukkan pengaruh,baik positif maupun negatif,yang

ditimbulkan pada setiap pelaksanaan kebijakan/program/

kegiatan dan asumsi yang telah ditetapkan.

Page 16: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

11

Persyaratan Indikator kinerja, Indikator yang baik harus

memenuhi berbagai syarat, persyaratan yang umum digunakan

adalah SMART (Speecific, Measurable, Attributabel, Relevant, dan

Timely), yaitu :

Specific ( spesifik dan jelas ). Indikator kinerja yang disusun

harus jelas agar tidak ada kemungkinan kesalahan

interpretasi.

Measureable ( dapat diukur secara objektif).Indikator kinerja

yang disusun harus menggambarkan sesuatu yang jelas

ukurannya. Kejelasan ukuran tersebut akan menunjukan

tempat dan cara untuk mendapatkan data pencapaian

indikator tersebut.

Attributabel (bermakna).indikator kinerja yang ditetapkan

harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan

keputusan.

Relevant (sesuai).indikatorkinerja harus sesuai dengan ruang

lingkup program/kegiatan dan dapat menggambarkan

hubungan sebab-akibat antar indikator.

Timely (tepat waktu) Indikator kinerja yang disusun harus

didukung oleh ketersediaan data yang dapat diperoleh pada

waktu yang tepat dan akurat,sehingga dapat digunkan

sebagai bahan pengambilan keputusan pada saat yang

dibutuhkan.

2.3 Metode Pelaksanaan

Berdasarkan latar belakang, maksud, dan tujuan evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan K/L mitra kerja Direktorat KKDT dalam mendukung pembangunan kawasan khusus Tahun 2015 yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka metode pelaksanaan penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif dilakukan dengan tiga metode pengumpulan data, yaitu: Desk study, Focus Group Discussions (FGD), dan kuesioner atau panduan wawancara.

Desk study dilakukan pada tahap awal untuk mempelajari data, informasi, dan dokumen terkait dengan evaluasi pelaksanaan pembangunan bidang Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal (KKDT). Desk study terdiri dari:

Review target dan alokasi Rencana Kerja Pemerintah

Page 17: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

12

Tahun 2016 khusus untuk Mitra Kerja Direktorat KKDT.

Review RKA K/L Tahun 2016 melalui laporan Midterm laporan hasil penelaahan yang telah dilakukan oleh Bappenas dengan Kemenkeu Tahun 2015.

Sementara Focus Group Discussion (FGD) dilakukan pada tahap awal maupun akhir dengan berbagai pihak (Instansi Pusat, Daerah, serta ahli dalam bidang pembangunan Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal). Tujuan FGD adalah untuk mengetahui hasil pelaksanaan pembangunan kawasan khusus dan daerah tertinggal pada Tahun 2015. Instrumen kuesioner ataupun panduan wawancara digunakan untuk mengidentifikasi kendala pelaksanaan pembangunan sektoral dan daerah di dalam pembangunan kawasan khusus dan daerah tertinggal, serta mendapatkan masukan rekomendasi bentuk affirmative dalam pembangunan kawasan khusus dan daerah tertinggal pada masa yang akan datang.

2.4 Tahap Analisis dan Evaluasi

Data dan informasi, baik bersumber dari desk study, Focus Group Discussions (FGD), dan kuesioner atau panduan wawancara dianalisa secara deskriptif untuk mendapatkan hasil evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan K/L mitra kerja Direktorat KKDT dalam mendukung pembangunan kawasan khusus Tahun 2015, yaitu meliputi: (1) Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi c.q Drektorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal dan Drektorat Pengembangan Daerah Tertentu; (2) Badan Nasional Pengelola Perbatasan; (3) Badan Nasional Penanggulangan Bencana; (4) BP Batam dan BP Sabang.

Dalam menganalisis evaluasi hasil pembangunan bidang pembangunan kawasan khusus dan daerah tertinggal, kerangka berpikir analisis yang digunakan adalah kerangka teoritikal ROCCIPI (Rules, Opportunity, Capacity, Communication, Interest, Procces dan Ideology) dengan perpaduan analisa SWOT (strengths, weaknesses, opportunities and threats). Kerangka berpikir ROCCIPI digunakan untuk sebuah pemecahan masalah, meliputi hal: (1) mengenali suatu permasalahan; (2) mencari penyebab perilaku bermasalah; (3) menyusun solusi; (4) pemantauan dalam pelaksanaan. Sementara SWOT

Page 18: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

13

Gambar 2.1

Kerangka Pikir Evaluasi

Sumber: Analisa Tim Evaluasi Kebijakan (2014)

3 Metode ROCCIPI acapkali digunakan sebagai metode dalam kerangka penyusunan peraturan-perundangan.

Namun, dalam konteks ini ROCCIPI digunakan sebagai alat bantu (guidance) untuk mengidentifikasi permasalahan

dalam bidang kawasan khusus dan daerah tertinggal. Metode ROCCIPI dikombinasikan dengan SWOT untuk

merumuskan pemecahan masalah.

dititikberatkan pada peluang (opportunities) and tantangan (threats), untuk melihat peluang dan tantangan atas solusi dan permasalahan yang ada. 3

Dengan kerangka berpikir analisa tersebut, beberapa hal yang hendak dituju antara lain yaitu: (1) Teridentifikasinya sinkronisasi substansi kebijakan perencanaan bidang kawasan khusus dan daerah tertinggal; (2) Hasil evaluasi kinerja pelaksanaan program bidang pembangunan kawasan khusus dan daerah tertinggal; serta (3) rekomendasi bentuk-bentuk affirmative action terhadap pembagunan kawasan khusus dan daerah tertinggal.

Secara ringkas, diagram dibawah ini menggambarkan tahapan kerangka fikir dalam melakukan evaluasi kualitas perencanaan mitra kerja Direktorat KKDT dalam mendukung suatu program pembangunan kawasan khusus dan daerah tertinggal:

Page 19: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

14

2.6 Metode dan Lokasi FGD

Proses pengumpulan data primer dimulai dengan melakukan proses pemilihan lokasi sampel yang akan dikunjungi untuk melakukan Focus Group Discussion (FGD), dan wawancara mendalam (in-depth interview). Lokasi sampel yang akan ditetapkan berdasarkan kriteria, sebagai berikut:

Merupakan daerah yang termasuk 122 Daerah tertinggal periode RPJMN 2015-2019.

Merupakan kawasan perbatasan, yaitu daerah yang berbatasan dengan negara lain.

Merupakan daerah rawan bencana, yaitu memiliki indeks risiko bencana tinggi berdasarkan data IRBI tahun 2013.

Merupakan bagian dari kawasan strategis ekonomi (KAPET atau KEK) maupun wilayah hinterlandnya.

Berdasarkan kategori tersebut, maka lokasi sampel yang akan dipilih sebagai lokasi penelitian terdiri dari 2 (dua) kabupaten dan 1 (satu) provinsi. Adapun lokasi Focus Group Discussion (FGD), terpilih adalah:

1) Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi D.I Jogjakarta,

2) Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, dan

3) Provinsi Maluku Utara.

2.5 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam pelaksanaan kajian evaluasi ini mencakup data primer dan data sekunder. Adapun jenis data yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut:

Data primer: yaitu data atau informasi yang diperoleh dari bahan Focus Group Discussions (FGD) di Pusat dan Daerah maupun in-depth interview dengan beberapa stakeholders terpilih. Data dan informasi didapatkan berupa informasi yang mendalam, hasil wawancara, maupun jawaban responden terhadap kuesioner (panduan wawancara).

Data sekunder: berasal dari berbagai dokumen atau literatur terkait pelaksanaan pembangunan kawasan khusus dan daerah tertinggal (KKDT) dari kajian terkait, serta kesesuaian antara RKP Tahun 2016 dengan RKA KL Mitra dalam mendukung pembangunan kawasan.

Page 20: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

15

BAB 3 EVALUASI RKP 2016 MITRA KERJA DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS

DAN DAERAH TERTINGGAL

3.1 Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan RKA K/L 2016 Kemendesa PDT dan Transmigrasi

Setelah adanya Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2015

tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi, di tahun 2015 ini Direktorat hanya bermitra dengan 2

(dua) Unit Kerja Eselon I (diluar Sekretaris Jenderal dan Inspektorat

Jenderal), yaitu : Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal

dan Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu, sehingga

pada evaluasi kualitas pelaksanaan dan perencanaan tahun ini hanya

difokuskan pada unit kerja tersebut. Berikut hasil review dari

kesesuaian antara RKP 2016 dengan Renja dan RKA Kemendesa, PDT

dan Transmigrasi Tahun 2016:

Tabel 3.1

Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA Kemendesa, PDT dan Transmigrasi

Tahun 2016

NO ASPEK

KESESUAIAN MUATAN

RENJA/ RKA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS

KESESUAIAN

EVALUASI SINKRONISASI RKP-RENJA

1 Sasaran Sasaran strategis Renja KL Dirjen PDT dan PDTu 2016 belum sepenuhnya sesuai dengan sasaran RKP 2016

Sasaran strategis KL dalam RKP 2016 masih terdapat ketidaksesuaian

Sebagian sasaran KL belum sesuai dengan RKP 2016

2 Program 1. Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal

2. Program Pengembangan Daerah Tertentu

1. Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal

2. Program Pengembangan Daerah Tertentu

Sesuai

3 Kegiatan Sudah sesuai dengan kegiatan dalam RKP 2016

Sudah sesuai dengan kegiatan dalam RKA K/L 2016

Sesuai

4 Indikator Masih terdapat ketidaksesuaian antara

Sebagian besar sudah mengakomodasi

Sesuai

Page 21: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

16

NO ASPEK

KESESUAIAN MUATAN

RENJA/ RKA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS

KESESUAIAN

Indikator dalam Renja perubahan indikator dalam proses trilateral meeting.

5 Target Terdapat penambahan dan ada pengurangan target di beberapa indikator output

Masih terdapat ketidaksesuaian (tidak sama dengan Dokumen Trilateral Meeting)

Adanya perubahan target yang dilakukan karena perubahan alokasi internal

6 Anggaran Anggaran per program dan kegiatan telah sesuai dengan RKP 2016 dan kesepakatan Trilateral meeting

Anggaran per program dan kegiatan telah sesuai dengan Renja KPDT

Sesuai, anggaran per program dan kegiatan telah sesuai antara Renja K/L dan RKP 2016

EVALUASI SINKRONISASI RKP-RKA KL

1 Sasaran Sasaran strategis Renja KL Dirjen PDT dan PDTu 2016 belum sepenuhnya sesuai dengan sasaran RKP 2016

Sasaran strategis KL dalam RKP 2016 masih terdapat ketidaksesuaian

Sebagian sasaran KL belum sesuai dengan RKP 2016

2 Program 1. Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal

2. Program Pengembangan Daerah Tertentu

1. Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal

2. Program Pengembangan Daerah Tertentu

Sesuai

3 Kegiatan Sudah sesuai dengan kegiatan dalam RKP 2016.

Sudah diakomodasi dalam RKA K/L 2016.

Sesuai

4 Indikator Pada indikator kegiatan sebagian besar telah sesuai, namun terdapat perubahan komponen indikator (IKK) yang disesuaikan dengan tusi masing-masing unit.

Sebagian besar sudah mengakomodasi perubahan indikator dalam proses trilateral meeting.

Ketidaksesuaian terjadi karena adanya perubahan internal kemendesa

5 Target Terdapat penambahan dan pengurangan target tidak sesuai dengan RKP 2016.

Masih terdapat ketidaksesuaian dengan dokumen RKAKL.

Ketidaksesuaian terjadi karena adanya perubahan internal kemendesa, tertama karena adanya pemotongan anggaran tiap UKE II

Page 22: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

17

Dari review tersebut terdapat beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam peningkatan kualitas perencanaan kedepan yang

harus dilakukan oleh K/L mitra Direktorat KKDT dan harus dipantau

perkembangan dari pelaksanaan kegiatan mitra tersebt oleh

Direktorat KKDT, diantaranya sebagai berikut:

1. Aspek Koordinasi. Setiap UKE-II di Ditjen PDTu dan PDT harus

dapat meningkatkan kualitas koordinasi sehingga anggaran yang

direncanakan dapat memberikan hasil yang nyata dan

berkontribusi dalam penyelesaian masalah yang dihadapi di daerah

tertinggal. Koordinasi dimulai dengan identifikasi kebutuhan

pembangunan dan masalah yang dihadapi secara spesifik oleh

setiap bidang dengan pemerintah daerah dan selanjutnya di

tindaklanjuti dengan koordinasi terbatas dengan K/L terkait di

pusat. Output dari koordinasi menghasilkan kesepakatan bersama

K/L terkait mengenai upaya pemenuhan kebutuhan dan solusi

dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi secara spesifik pada

setiap bidang di daerah tertinggal. Kesepakatan tersebut juga

menjadi dasar dalam penentuan bentuk dan lokasi pelaksanaan

kebijakan yang dilakukan oleh setiap UKE-II.

2. Output Kegiatan. Mengingat skala pelayanan Ditjen PDTu dan PDT

merupakan wilayah kabupaten, maka output kegiatan yang dipilih

merupakan kegiatan yang memiliki jangkauan pelayanan yang luas,

menghubungkan beberapa desa dan kecamatan, sesuai aspek

ketertinggalan dominan di daerah, dan berdampak signifikan

terhadap pencapaian sasaran pembangunan daerah tertinggal

dalam RKP 2016. Oleh karena itu, diharapkan dapat

mempertimbangkan kembali penentuan output kegiatan yang

memiliki jangkauan pelayanan terbatas dan kurang berdampak

signifikan terdapat pencapaian sasaran pembangunan daerah

tertinggal dalam RKP 2016, antara lain perpustakaan berskala

desa; Sarana Usaha Pedagang Kaki Lima (Gerobak dan Tenda), dll.

Dalam rangka persiapan penyusunan RKP 2017, setiap UKE II

diharapkan dapat memilih bentuk intervensi utama yang relevan

dilakukan pada beberapa kabupaten. Dengan demikian maka

variasi output kegiatan akan berkurang (seperti kegiatan

pengembangan sumber daya manusia di daerah tertinggal yang

memiliki 22 output), dan tidak ada output yang hanya memiliki

sedikit atau bahkan 1 (satu) lokasi saja.

Page 23: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

18

3. Lokasi kegiatan pada RKA KL Ditjend PDTu. Terdapat intervensi

kegiatan yang berlokasi di kabupaten non tertinggal. Sebagai

contoh, intervensi kegiatan Penanganan Daerah Rawan Bencana,

lebih banyak diberikan pada daerah non tertinggal (16

kabupaten/kota), dibandingkan daerah tertinggal (13 kabupaten).

Lokasi penanganan PDTu fokus di daerah tertinggal yang memiliki

karakteristik tertentu sesuai dengan prioritas penanganan yang

ditetapkan oleh K/L yang yang menjadi leading sector.

4. Lokasi kegiatan pada RKA KL Ditjend PDT. Ditjend PDT harus

menjadi pilot project konsep pengembangan daerah tertinggal yang

berbasis kewilayahan, dimana intervensi dari seluruh UKE II di

Ditjend PDT fokus untuk menangani daerah tertinggal secara

terintegrasi. Hal tersebut menjadi inisiasi pengembangan daerah

tertinggal yang berbasis kewilayahan pada tahun yang akan datang.

Penentuan lokasi intervensi diharapkan diprioritaskan

berdasarkan kondisi ketertinggalan secara nasional. Pada RKA KL

masih ditemukan lokasi intervensi yang tidak prioritas, yaitu

pembangunan PLTMH dan PLTS di Kabupaten Parigi Moutong,

Lombok Barat dan Sumbawa yang memiliki nilai rasio elektrifikasi

tinggi sebesar 83.62%; 93.60%; dan 96.78%, sedangkan rata-rata

nilai rasio elektrifikasi adalah sebesar 69.99%.

5. Desentralisasi fiskal. Sesuai amanat PP 78/2014 tentang

Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, diperlukan

penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD-PPDT) Provinsi dan

Kabupaten sebagai pedoman dalam penyusunan RKPD dan

evaluasi pelaksanaan PPDT di daerah. Untuk mendukung

penguatan dan pemberdayaan peran Gubernur selaku wakil

pemerintah pusat di daerah, maka mekanisme penyaluran bantuan

dalam Penyusunan RAD Provinsi dan Kabupaten diharapkan

melalui dana dekonsentrasi.

6. Perencanaan Pembangunan Daerah Tertinggal. Terdapat

beberapa output yang perlu dipertimbangkan kembali, antara lain:

a. Reformulasi Penetapan Kabupaten Daerah Tertinggal.

Berdasarkan PP 78/2014 tentang PPDT pasal 6, disebutkan

bahwa “Pemerintah menetapkan Daerah Tertinggal setiap 5

(lima) tahun sekali secara nasional berdasarkan kriteria,

indikator dan sub indikator ketertinggalan daerah”.

b. Penyusunan rancangan Perpres tentang RAN PPDT.

Page 24: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

19

Berdasarkan PP 78/2014 pasal 11 (2) menyebutkan bahwa

“Ketentuan mengenai RAN-PPDT diatur dengan Peraturan

Presiden”. Hal ini menunjukkan bahwa yang ditetapkan dalam

Perpres bukan RAN tahunan, tetapi Pepres mengenai

mekanisme dan substansi dalam penyusunan RAN.

c. Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) PPDT. RUU

PPDT merupakan RUU inisiatif DPR yang pernah diusulkan

kepada pemerintah pada tahun 2012. Namun mengingat sudah

terdapat berbagai peraturan perundangan yang telah memihak

terhadap pembangunan daerah tertinggal, maka disepakati

bahwa diperlukan pemihakan dalam PPDT tetapi cukup diatur

melalui peraturan di internal Pemerintah (PP 78/2014 tentang

PPDT), serta didukung komitmen seluruh pihak dalam

penyusunan perencanaan dan koordinasi di pusat dan daerah

untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dan pelayanan

dasar di daerah tertinggal.

d. Terdapat kesamaan output antara “Pelaksanaan Kebijakan

Penyusunan Perencanaan PPDT 122 kabupaten” senilai Rp

13.26 M dengan “Pelaksanaan Kebijakan Penyusunan RAD Kab.

Daerah Tertinggal” senilai Rp 23.08 M.

7. Pembinaan terhadap daerah tertinggal yang terentaskan.

Berdasarkan PP 78/ 2014, Pasal 30, “Daerah tertinggal yang telah

terentaskan dari status daerah tertinggal diberikan pembinaan

oleh Menteri paling lama selama 3 (tiga) tahun setelah

terentaskan”. Oleh karena itu Kemendes PDTT dapat melakukan

pembinaan terhadap daerah tertinggal tertentaskan berdasarkan

Kepmen PDT Nomor 141/2014 tentang 70 Daerah Terentaskan

maksimal s/d tahun 2017. Namun demikian, diperlukan perbedaan

treatment dalam melakukan pembinaan terhadap daerah tertinggal

yang terentaskan yaitu tidak berorientasi fisik, melainkan

berorientasi peningkatan kapasitas

8. Ruang Lingkup Sekjen. Terdapat beberapa output yang perlu

dipertimbangkan, antara lain:

a. Biro Hukum diharapkan melakukan reviu terhadap peraturan

perundang-undangan yang disharmoni dengan pembangunan

desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi

b. Alokasi publikasi pada Biro Humas senilai Rp 52 M diharapkan

tidak sekedar menginformasikan eksistensi Kemendesa, tetapi

Page 25: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

20

diarahkan untuk lebih komunikatif dan produktif dalam

menginformasikan potensi unggulan wilayah sehingga dapat

menarik investor untuk berinvestasi di desa, daerah tertinggal

dan transmigrasi

c. Mengingat adanya kesamaan output antara Biro Umum dengan

setiap Sesditjen, maka pengadaan alat pendukung perkantoran

yang dilakukan oleh masing-masing Sesditjen berdasarkan atas

asistensi Biro Umum

d. Biro Keuangan dan BMN diharapkan melakukan penghapusan

BMN dengan baik, agar tidak menghambat pengadaan barang

yang menunjang pekerjaan pegawai secara langsung

Biro Perencanaan diharapkan dapat melakukan pembagian

tugas dalam pelaksanaan rapat koordinasi dengan UKE II

lainnya agar berjalan efektif dan tidak mengulang rapat

koordinasi yang telah dilakukan. Selain itu, Biro Perencanaan

diharapkan dapat menyusun pusat database dan

mengkonsolidasikan database yang disusun oleh setiap UKE II.

3.2 Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan RKA K/L 2016 BNPP

Dalam penilaian kesesuaian yang dilakukan dengan

menyandingkan antara substansi – substansi yang terdapat dalam RKP

dan Renja yang dapat mencerminkan konsistensi antara perencanaan

dengan pelaksanaan dilapangan yang akan dilakukan oleh mitra kerja

Direktorat KKDT. Hasil dari sandingan kesesuaian Renja dan RKA

BNPP dengan RKP 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA BNPP

Tahun 2016

No ASPEK

KESESUAIAN MUATAN

RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS

KESESUAIAN

EVALUASI SINKRONISASI RKP-RENJA

1 Sasaran Sasaran strategis Renja KL mitra kerja Dit. KKDT dengan sasaran RKP 2016 Bidang Pembangunan Kawasan Perbatasan

Sasaran pembangunan daerah tertingggal pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:

Sesuai, seluruh sasaran pembangunan dalam Renja BNPP disesuaikan dengan

Page 26: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

21

No ASPEK

KESESUAIAN MUATAN

RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS

KESESUAIAN

(BNPP) sudah sejalan.

1. Berkembangnya Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan negara yang dapat mendorong pengembangan kawasan di sekitarnya. 2. Terwujudnya Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di kawasan perbatasan negara sebagai simpul utama tranportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya dan negara tetangga. 3. Terwujudnya Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di kawasan perbatasan negara sebagai pintu gerbang internasional. 4. Terwujudnya Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di kawasan perbatasan negara sebagai pos pemeriksaan lintas batas negara tetangga.

yang tertera dalam RKP 2016 buku I, sehingga kesesuai Renja K/L dengan RKP 2016 sebesar 100%

2 Program Program Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan

Program Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan

Sesuai. Renja KL 2016 telah mengacu RKP 2016

Page 27: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

22

No ASPEK

KESESUAIAN MUATAN

RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS

KESESUAIAN

3 Kegiatan Kegiatan telah sesuai sebagaimana pertemuan pada Trilateral Meeting 2015 antara Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Bappenas

Kegiatan telah sesuai sebagaimana pertemuan pada Trilateral Meeting 2015 antara Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Bappenas

Sesuai. Kegiatan yang tercantum pada Renja 2016 telah mengacu pada RKP 2016

4 Indikator Indikator dalam Renja K/L telah disesuaikan dengan RKP 2016

Sesuai. Indikator pada Renja telah mengakomodir indikator RKP 2016

Sesuai. Indikator pada Renja telah mengacu/mengakomodir indikator RKP 2016

5 Target Target yang tercantum pada RKP 2016 sebagian besar telah diakomodir pada Renja

Masih terdapat ketidaksesuaian (tidak sama dengan Dokumen Trilateral)

Sesuai, akan tetapi masih terdapat beberapa kegiatan yang targetnya mengalami pergeseran

6 Anggaran Terdapat pergeseran alokasi anggaran antar program dan kegiatan BNPP

Anggaran telah sesuai pagu indikatif dari Kementerian Keuangan,

Sesuai. Sebagian besar telah sama. Namun, terdapat pergeseran antar program/kegiatan

EVALUASI SINKRONISASI RKP-RKA KL

1 Sasaran Sasaran strategis RKA-KL mitra kerja Dit. KKDT (BNPP) dengan sasaran RKP dan Renja K/L 2016 Bidang Pembangunan Kawasan Perbatasan sudah sejalan.

Sasaran strategis RKP mitra kerja Dit. KKDT dengan sasaran RKA K/L 2016 Bidang Pembangunan Kawasan Perbatasan sudah sejalan.

Sesuai. Sasaran strategis dalam RKA KL mitra kerja (BNPP) telah sejalan dengan RKP 2016, maupun Renja KL.

2 Program Program Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan

Program Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan

Sesuai. RKA-KL 2016 telah mengacu RKP 2016

3 Kegiatan Sudah sesuai dengan kegiatan dalam RKP 2016.

Sudah diakomodasi dalam RKA K/L 2016.

Sesuai. Kegiatan yang tercantum pada RKA-KL 2016 telah mengacu pada RKP 2016

Page 28: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

23

No ASPEK

KESESUAIAN MUATAN

RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS

KESESUAIAN

4 Indikator Terdapat perubahan indikator (IKK) disesuaikan dengan tusi masing-masing unit.

Sebagian besar sudah mengakomodasi perubahan indikator dalam proses trilateral meeting.

Tidak Sesuai. Ketidaksesuaian disebabkan oleh:

1. Perbedaan input dalam Renja dan RKA-KL (sekitar 40%) 2. Kesesuaian indikator rata-rata 60%. 3. Perbedaan disebabkan perubahan kebijakan di Sekretariat BNPP, yaitu kegiatan Tugas Pembantuan di Keasdepan dalam rangka filling the gap pembangunan kawasan perbatasan yang tidak dilaksanakan K/L. Porsi anggaran transfer ke daerah melalui mekanisme Tugas Pembantuan dan Dekonsentrasi dengan kegiatan rutin di BNPP sekitar 40%:60%.

5 Target Terdapat penambahan dan pengurangan target tidak sesuai dengan RKP 2016.

Masih terdapat ketidaksesuaian dengan dokumen RKAKL.

Tidak Sesuai. Ketidaksesuaian disebabkan oleh:

Perbedaan disebabkan perubahan kebijakan di Sekretariat BNPP,

Page 29: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

24

No ASPEK

KESESUAIAN MUATAN

RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS

KESESUAIAN

yaitu kegiatan Tugas Pembantuan di Keasdepan dalam rangka filling the gap pembangunan kawasan perbatasan yang tidak dilaksanakan K/L.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dari hasil penelaahan RKA KL BNPP adalah sebagai

berikut :

1. Pada Kegiatan Program Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan

Perbatasan (4039), jumlah Pagu RKA BNPP disebutkan Rp. 13,5 Milyar, tetapi

Jumlah Pagu pada RKP disebutkan sebesar Rp. 14,5 Milyar;

2. Pada Komponen Kegiatan Perencanaan Kebutuhan Anggaran Pengelolaan

Batas Negara Wilayah Darat, jumlah Volume Kegiatan pada RKA BNPP

disebutkan 3 dokumen (4039.024), tetapi Jumlah Volume Kegiatan pada RKP

2016 disebutkan 2 dokumen;

3. Pada Kegiatan Pengelolaan Lintas Batas Negara (4041), jumlah Pagu RKA BNPP

disebutkan Rp. 16,3 Milyar, tetapi Jumlah Pagu pada RKP disebutkan Rp. 17,5

Milyar;

4. Pada Komponen Kegiatan Penetapan Kebijakan Program Pengelolaan Lintas

Batas Negara (4041.31), jumlah Volume Kegiatan pada RKA BNPP disebutkan 8

dokumen, tetapi Jumlah Volume Kegiatan pada RKP 2016 disebutkan 10

dokumen;

5. Pada Komponen Kegiatan Perencanaan Kebutuhan Anggaran Pengelolaan

Lintas Batas Negara (4041.032), jumlah Volume Kegiatan pada RKA BNPP

disebutkan 3 dokumen, tetapi Jumlah Volume Kegiatan pada RKP 2016

disebutkan 2 dokumen;

6. Pada Komponen Kegiatan Fasilitasi Pelaksanaan dan Koordinasi Pengelolaan

Lintas Batas Negara (4041.033), jumlah Volume Kegiatan pada RKA BNPP

disebutkan 8 dokumen, tetapi Jumlah Volume Kegiatan pada RKP 2016

disebutkan 31 dokumen;

Page 30: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

25

7. Pada Kegiatan Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan Darat (4042), jumlah

Pagu RKA BNPP disebutkan Rp. 12,8 Milyar, tetapi Jumlah Pagu pada RKP

disebutkan Rp. 13,8 Milyar;

8. Pada Kegiatan Penetapan Ruang Kawasan Perbatasan (4043), jumlah Pagu RKA

BNPP disebutkan Rp. 17,7 Milyar, tetapi Jumlah Pagu pada RKP disebutkan

Rp.14,7 Milyar;

9. Pada Komponen Kegiatan Penetapan kebijakan Program Penataan Ruang

Kawasan Perbatasan [Output Baru – Perubahan Kebijakan] (4043.021), jumlah

Volume Kegiatan pada RKA BNPP disebutkan 12 dokumen, tetapi Jumlah

Volume Kegiatan pada RKP 2016 disebutkan 25 dokumen;

10. Pada Komponen Kegiatan Fasilitasi Pelaksanaan dan Koordinasi Penataan

Ruang Kawasan Perbatasan Negara (4043.023), jumlah Volume Kegiatan pada

RKA BNPP disebutkan 4 laporan, tetapi Jumlah Volume Kegiatan pada RKP

2016 disebutkan 8 laporan;

11. Pada Kegiatan Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan Laut (4044), jumlah

Pagu RKA BNPP disebutkan Rp. 12,8 Milyar, tetapi Jumlah Pagu pada RKP

disebutkan Rp. 13,8 Milyar;

12. Pada Kegiatan Pengelolaan Infrastruktur Fisik Kawasan Perbatasan (4045),

jumlah Pagu RKA BNPP disebutkan Rp. 15,8 Milyar, tetapi Jumlah Pagu pada

RKP disebutkan Rp. 83,1 Milyar;

13. Pada Komponen Kegiatan Fasilitasi Pelaksanaan dan Koordinasi Pengelolaan

Infrastruktur Fisik Kawasan Perbatasan (4045.20), jumlah Volume Kegiatan

pada RKA BNPP disebutkan 3 laporan, tetapi Jumlah Volume Kegiatan pada

RKP 2016 disebutkan 23 laporan;

14. Pada Kegiatan Pengelolaan Infrastruktur Ekonomi dan Kesra Kawasan

Perbatasan (4046), jumlah Pagu RKA BNPP disebutkan Rp. 13,5 Milyar, tetapi

Jumlah Pagu pada RKP disebutkan Rp. 14,3 Milyar;

15. Pada Pengelolaan Infrastruktur Pemerintah Kawasan Perbatasan (4047),

jumlah Pagu RKA BNPP disebutkan Rp. 13,5 Milyar, tetapi Jumlah Pagu pada

RKP disebutkan Rp. 12,5 Milyar;

Page 31: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

26

3.3 Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan RKA K/L 2016 BNPB

Program penanggulangan dan mitigasi bencana adalah

program lintas sector, untuk itu perlunya peningkatan fungsi

koordinasi yang dilakukan oleh BNPB dan untuk menjaga konsistensi

dari dokumen perencanaan ini, maka perlu adanya komitmen bersama

untuk dapat menjalankan perencanaan ini dengan baik.

Dalam penilaian kesesuaian yang dilakukan dengan

menyandingkan antara substansi – substansi yang terdapat dalam RKP

dan Renja yang dapat mencerminkan konsistensi antara perencanaan

dengan pelaksanaan dilapangan yang akan dilakukan oleh mitra kerja

Direktorat KKDT. Hasil dari sandingan kesesuaian Renja dan RKA

BNPB dengan RKP 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA BNPB

Tahun 2016

NO ASPEK

KESESUAIAN MUATAN

RENJA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS KESESUAIAN

EVALUASI SINKRONISASI RKP-RENJA

1 Sasaran Sasaran strategis Renja KL mitra kerja Dit. KKDT dengan sasaran RKP 2016 Bidang Penanggulangan Bencana secara umum sudah sesuai.

Sasaran Renja KL telah terakomodir dalam sasaran RKP.

Sasaran yang terdapat dalam Renja KL merupakan penjabaran dari sasaran dalam RKP.

2 Program Sudah sesuai dengan program dalam RKP 2016

Sudah sesuai dengan kegiatan dalam Renja 2016

Sesuai

3 Kegiatan Sudah sesuai dengan kegiatan dalam RKP 2016

Sudah sesuai dengan kegiatan dalam Renja 2016

Sesuai

4 Indikator Sudah sesuai dengan Indikator dalam RKP 2016

Sudah mengakomodasi indikator dalam proses trilateral meeting.

Sesuai

Page 32: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

27

NO ASPEK

KESESUAIAN MUATAN

RENJA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS KESESUAIAN

5 Target Target sesuai dengan RKP 2016

Sesuai dengan Renja KL Sesuai

6 Anggaran Besaran anggaran sudah sesuai dengan RKP

Besaran anggaran sudah sesuai Renja KL

Sesuai

EVALUASI SINKRONISASI RKP-RKA KL

1 Sasaran Sasaran strategis dalam RKA KL mitra kerja Dit. KKDTsudah sejalan dengan Renja 2016 Bidang Penanggulangan Bencana sudah sejalan.

Sesuai

2 Program Sudah sesuai dengan Renja KL 2016.

Renja KL 2016 sudah diakomodasi dalam RKAKL 2016.

Sesuai

3 Kegiatan Sudah sesuai dengan kegiatan dalam Renja KL 2016.

Sudah diakomodasi dalam RKAKL 2016.

Sesuai

4 Indikator Indikator (IKK) RKA-KL tidak sesuai dengan Renja KL.

Sebagian besar sudah mengakomodasi perubahan indikator dalam proses trilateral meeting.

Ketidaksesuaian disebabkan oleh:

1. Ketidaksesuaian indikator RKAKL 2016 akibat sistem aplikasi RKAKL masih menggunakan indikator pada tahun 2015. Perlu tindak lanjut baik dari Bappenas (Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan dengan Direktorat Sistem Pembangunan- DJA, Kemkeu) untuk penyesuaian indikator. 2. Kesesuaian indikator rata-rata 85%.

5 Target Target dalam

RKA-KL tidak sesuai dengan

Masih terdapat ketidaksesuaian dengan dokumen RKAKL.

Ketidaksesuaian diakibatkan Adanya perubahan oleh KL akibat penyesuaian kembali berdasarkan perhitungan

Page 33: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

28

NO ASPEK

KESESUAIAN MUATAN

RENJA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS KESESUAIAN

Renja 2016.

Terdapat ketidaksesuaian satuan target dalam RKA-KL dengan Renja KL.

alokasi anggaran.

3.4 Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan RKA K/L 2016 BP Sabang

Sama halnya dengan mitra kerja Direktorat KKDT yang lain, dalam

penilaian kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan Renja dan RKA BP

Sabang juga dilakukan dengan menyandingkan antara substansi –

substansi yang terdapat dalam RKP dan Renja yang dapat

mencerminkan konsistensi antara perencanaan dengan pelaksanaan

dilapangan yang akan dilakukan oleh mitra kerja Direktorat KKDT.

Hasil dari sandingan kesesuaian Renja dan RKA BP Sabang dengan

RKP 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA BP Sabang

Tahun 2016

NO ASPEK

KESESUAIAN MUATAN

RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS

KESESUAIAN

EVALUASI SINKRONISASI RKP-RENJA

1 Sasaran 1. Terwujudnya Pelabuhan Sabang yang Mampu Mendukung Perdagangan Bebas Secara Teknis Mampu Melayani Kapal dengan Kapasitas 10.000-14.000 Teus yang Berlayar Melalui Samudra Hindia Dengan Unggulan Penyediaan Kebutuhan Air, Listrik, Logistik, dan Fasilitas Perbaikan Kapal. 2. Meningkatnya

1. Meningkatnya kapasitas bongkar muat pelabuhan bebas. 2. Terwujudnya KPBPB sebagai pusat kegiatan industri manufaktur, pariwisata dan perdagangan. 3. Terwujudnya iklim investasi yang kondusif di KPBPB

Sasaran dalam Renja BP Sabang 2016 telah mengakomodir 3 dari keseluruhan 6 sasaran sasaran yang terdapat dalam dokumen RKP 2016. Kesesuaian antara Renja BP Sabang 2016 dengan RKP 2016 sebesar 50%.

Page 34: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

29

NO ASPEK

KESESUAIAN MUATAN

RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS

KESESUAIAN

Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur Pelabuhan Sabang. 3. Meningkatnya Prasarana Transportasi Laut dan Infrastruktur Pendukungnya dalam Melayani Pelayaran Baik Dengan Kontainer Internasional Maupun Nasional. 4. Meningkatnya Prasarana Transportasi Laut Dengan Segala Infrastrukturnya agar dapat Melayani Pelayaran Kontainer Baik Internasional Maupun Nasional. 5. Meningkatnya Prasarana Transportasi Laut Dengan Segala Infrastrukturnya agar dapat Melayani Pelayaran Domestik di Deudap. 6. Meningkatnya Prasarana Transportasi Laut Dengan Segala Infrastrukturnya agar dapat Melayani Pelayaran Internasional di Gapang. 7. Terjadinya Percepatan Pembangunan Kawasan Industri dan Perdagangan Bebas di Balohan, Industri Perikanan di Lampuyang, dan Kawasan Oil Refenery dan Bunker di Lhok Pria Laot. 8. Terbangunnya Pelabuhan Sabang, Gapang dan Balohan Sebagai Port Of Entry Pariwisata Khususnya Wisata Bahari, Budaya, Keluarga, Mounteenering dan Ekowisata. 9. Menjadikan Sabang

baik oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun pemerintah kabupaten/kota. 4. Terwujudnya hubungan kelembagaan perusahaan dan tenaga kerja yang harmonis. 5. Terbangunnya sarana dan prasarana pendukung kegiatan kepelabuhanan di kawasan KPBPB. 6. Terwujudnya kapasitas kelembagaan BP yang mampu mengelola kawasan yang lebih berdaya saing.

Page 35: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

30

NO ASPEK

KESESUAIAN MUATAN

RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS

KESESUAIAN

Sebagai DTW Khususnya Wisata Bahari. 10. Tersedianya Sistem Penataan Ruang Laut, Pesisir dalam Rangka Pelaksanaan Pembangunan Pelabuhan dan Usaha Perikanan Rakyat di Kawasan Sabang. 11. Terciptanya Sistem Kelembagaan dan Ketatalaksanaan BPKS yang Bersih, Efesien, Efektif, Transparan, Profesional dan Akuntabel. 12. Terbangunnya Prasarana Transportasi Darat, Laut dan Udara, Juga Infrastruktur Lainnya Seperti Listrik, Gas, Air Bersih, Telekomunikasi, Drainase Pembuangan Air Limbah Serta Prasarana Penginapan Seperti Hotel dan Resort Untuk Menunjang Kegiatan Pariwisata Serta Perekonomian Kawasan Sabang.

2 Program Program Perencanaan, Pengelolaan, dan Penyelenggaraan Kawasan Sabang

Program Perencanaan, Pengelolaan, dan Penyelenggaraan Kawasan Sabang

Sudah sesuai antara rencana program yang tercantum dalam dokumen RKP 2016 dengan Renja BP Sabang 2016.

3 Kegiatan Terdapat 6 kegiatan dalam program perencanaan, pengelolaan, dan penyelenggaraan kawasan.

Terdapat 6 kegiatan dalam program pengelolaan dan penyelenggaraan kawasan.

Kedua dokumen perencanaan telah mengacu pada kesepakatan para pihak dalam pertemuan tiga pihak.

4 Indikator Telah mengakomodir Sudah mengakomodir Terdapat 3

Page 36: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

31

NO ASPEK

KESESUAIAN MUATAN

RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS

KESESUAIAN

perubahan indikator kinerja kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing unit kerja.

hasil pertemuan tiga pihak dengan mitra BP Sabang.

indikator yang tidak sesuai dari 16 indikator antara Renja BP Sabang 2016 dengan RKP 2016. Hal ini dikrenakan Renja BP Sabang melakukan penyesuaian nomenklatur indikator kinerja.

5 Target Disesuaikan dengan keluaran dari indikator sebagainama disepakati dalam pertemuan tiga pihak.

Disesuaikan dengan keluaran indikator sebagaimana disepakati dalam pertemuan tiga pihak.

Terdapat 6 target yang tidak sesuai dari 16 indikator antara Renja BP Sabang 2016 dengan RKP 2016. Hal ini dikrenakan Renja BP Sabang tidak mengikuti kesepakatan pertemuan tiga pihak.

6 Anggaran Sesuai Sesuai Sesuai.

EVALUASI SINKRONISASI RKP-RKA KL

1 Sasaran 1. Terwujudnya Pelabuhan Sabang yang Mampu Mendukung Perdagangan Bebas Secara Teknis Mampu Melayani Kapal dengan Kapasitas 10.000-14.000 Teus yang Berlayar Melalui Samudra Hindia Dengan Unggulan Penyediaan Kebutuhan Air, Listrik, Logistik, dan Fasilitas Perbaikan Kapal. 2. Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur Pelabuhan Sabang. 3. Meningkatnya Prasarana Transportasi Laut dan Infrastruktur Pendukungnya dalam

1. Meningkatnya kapasitas bongkar muat pelabuhan bebas. 2. Terwujudnya KPBPB sebagai pusat kegiatan industri manufaktur, pariwisata dan perdagangan. 3. Terwujudnya iklim investasi yang kondusif di KPBPB baik oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun pemerintah kabupaten/kota. 4. Terwujudnya

Sasaran dalam Renja BP Sabang 2016 telah mengakomodir 3 dari keseluruhan 6 sasaran sasaran yang terdapat dalam dokumen RKP 2016. Kesesuaian antara Renja BP Sabang 2016 dengan RKP 2016 sebesar 50%.

Page 37: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

32

NO ASPEK

KESESUAIAN MUATAN

RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS

KESESUAIAN

Melayani Pelayaran Baik Dengan Kontainer Internasional Maupun Nasional. 4. Meningkatnya Prasarana Transportasi Laut Dengan Segala Infrastrukturnya agar dapat Melayani Pelayaran Kontainer Baik Internasional Maupun Nasional. 5. Meningkatnya Prasarana Transportasi Laut Dengan Segala Infrastrukturnya agar dapat Melayani Pelayaran Domestik di Deudap. 6. Meningkatnya Prasarana Transportasi Laut Dengan Segala Infrastrukturnya agar dapat Melayani Pelayaran Internasional di Gapang. 7. Terjadinya Percepatan Pembangunan Kawasan Industri dan Perdagangan Bebas di Balohan, Industri Perikanan di Lampuyang, dan Kawasan Oil Refenery dan Bunker di Lhok Pria Laot. 8. Terbangunnya Pelabuhan Sabang, Gapang dan Balohan Sebagai Port Of Entry Pariwisata Khususnya Wisata Bahari, Budaya, Keluarga, Mounteenering dan Ekowisata. 9. Menjadikan Sabang Sebagai DTW Khususnya Wisata Bahari. 10. Tersedianya Sistem Penataan Ruang Laut, Pesisir dalam Rangka Pelaksanaan Pembangunan Pelabuhan

hubungan kelembagaan perusahaan dan tenaga kerja yang harmonis. 5. Terbangunnya sarana dan prasarana pendukung kegiatan kepelabuhanan di kawasan KPBPB. 6. Terwujudnya kapasitas kelembagaan BP yang mampu mengelola kawasan yang lebih berdaya saing.

Page 38: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

33

NO ASPEK

KESESUAIAN MUATAN

RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS

KESESUAIAN

dan Usaha Perikanan Rakyat di Kawasan Sabang. 11. Terciptanya Sistem Kelembagaan dan Ketatalaksanaan BPKS yang Bersih, Efesien, Efektif, Transparan, Profesional dan Akuntabel. 12. Terbangunnya Prasarana Transportasi Darat, Laut dan Udara, Juga Infrastruktur Lainnya Seperti Listrik, Gas, Air Bersih, Telekomunikasi, Drainase Pembuangan Air Limbah Serta Prasarana Penginapan Seperti Hotel dan Resort Untuk Menunjang Kegiatan Pariwisata Serta Perekonomian Kawasan Sabang.

2 Program Program Perencanaan, Pengelolaan, dan Penyelenggaraan Kawasan Sabang

Program Perencanaan, Pengelolaan, dan Penyelenggaraan Kawasan Sabang

Sudah sesuai antara rencana program yang tercantum dalam dokumen RKP 2016 dengan RKA Sabang 2016.

3 Kegiatan Terdapat 6 kegiatan dalam program perencanaan, pengelolaan, dan penyelenggaraan kawasan.

Terdapat 6 kegiatan dalam program pengelolaan dan penyelenggaraan kawasan.

Kedua dokumen perencanaan telah mengacu pada kesepakatan para pihak dalam pertemuan tiga pihak.

4 Indikator Telah mengakomodir perubahan indikator kinerja kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing unit kerja. Terdapat 3 indikator yang tidak sesuai dari 16 indikator antara Renja BP Sabang 2016 dengan RKP 2016.

Sudah mengakomodir hasil pertemuan tiga pihak dengan mitra BP Sabang.

Ketidaksesuaian dikrenakan RKA BP Sabang melakukan penyesuaian nomenklatur indikator kinerja.

Page 39: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

34

NO ASPEK

KESESUAIAN MUATAN

RENJA/RKA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS

KESESUAIAN

5 Target Disesuaikan dengan keluaran

dari indikator sebagainama disepakati dalam pertemuan tiga pihak. Hanya 5 target dari 16 target yang sesuai.

Disesuaikan dengan keluaran indikator sebagaimana disepakati dalam pertemuan tiga pihak.

Terdapat ketidaksesuaian antara RKA BP Sabang 2016 dengan RKP 2016. Hal ini dikrenakan RKA BP Sabang tidak mengikuti kesepakatan pertemuan tiga pihak.

3.5 Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan RKA K/L 2016 BP Batam

BP Batam merupakan otorita pengusahaan yang sudah settle dalam

menjalankan tugas dan fungsinya. Mengingat peran vital yang diemban

oleh BP Batam yaitu berhadapan langsung dengan Negara tetanga

menjadikan konsistensi dan eksistensi BP Batam harus baik. Dari

sandingan kesesuaian Renja dan RKA BP Batam dengan RKP 2016

masih ada beberapa yang perlu perbaikan dan konsisten, diantarnya

sebagai berikut:

Tabel 3.5

Evaluasi Kesesuaian RKP 2016 dengan Renja dan RKA BP Batam

Tahun 2016

NO ASPEK

KESESUAIAN MUATAN

RENJA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS

KESESUAIAN

EVALUASI SINKRONISASI RKP-RENJA

1 Sasaran 1. Terwujudnya kapasitas pelabuhan bongkar muat kontainer yang berstandar internasional. 2. Terwujudnya Bandar Udara yang mampu melayani lalu

1. Meningkatnya kapasitas bongkar muat pelabuhan bebas. 2. Terwujudnya KPBPB sebagai pusat kegiatan industri manufaktur, pariwisata dan perdagangan. 3. Terwujudnya iklim

Sasaran dalam Renja BP Batam 2016 telah mengakomodir 5 dari keseluruhan 6 sasaran sasaran yang terdapat dalam dokumen RKP 2016. Kesesuaian antara Renja BP Batam 2016

Page 40: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

35

NO ASPEK

KESESUAIAN MUATAN

RENJA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS

KESESUAIAN

lintas barang dan jasa yang berstandar internasional. 3. Terwujudnya iklim investasi yang kondusif. 4. Terwujudnya target peningkatan nilai investasi yang terukur. 5. Terwujudnya sistem pelayanan yang jelas dan terukur. 6. Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya yang handal dalam mendukung pengelolaan kawasan.

investasi yang kondusif di KPBPB baik oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun pemerintah kabupaten/kota. 4. Terwujudnya hubungan kelembagaan perusahaan dan tenaga kerja yang harmonis. 5. Terbangunnya sarana dan prasarana pendukung kegiatan kepelabuhanan di kawasan KPBPB. 6. Terwujudnya kapasitas kelembagaan BP yang mampu mengelola kawasan yang lebih berdaya saing.

dengan RKP 2016 sebesar 83%.

2 Program Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kawasan PBPB-Batam.

Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kawasan PBPB-Batam.

Sudah sesuai antara rencana program yang tercantum dalam dokumen RKP 2016 dengan Renja BP Batam 2016

3 Kegiatan Terdapat 12 kegiatan dalam program pengelolaan dan penyelenggaraan kawasan.

Terdapat 12 kegiatan dalam program pengelolaan dan penyelenggaraan kawasan.

Kedua dokumen perencanaan telah mengacu pada kesepakatan para pihak dalam pertemuan tiga pihak.

4 Indikator Telah mengakomodir perubahan indikator kinerja kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing unit kerja.

Sudah mengakomodir hasil pertemuan tiga pihak dengan mitra BP Batam.

Kedua dokumen perencanaan telah mengacu pada kesepakatan para pihak dalam pertemuan tiga pihak, namun terdapat perbedaan 4 indikator dari 45 indikatoryang tidak tercantum dalam Renja BP Batam.

Page 41: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

36

NO ASPEK

KESESUAIAN MUATAN

RENJA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS

KESESUAIAN

5 Target Disesuaikan dengan keluaran dari indikator sebagaimana disepakati dalam pertemuan tiga pihak.

Disesuaikan dengan keluaran indikator sebagaimana disepakati dalam pertemuan tiga pihak.

Kedua dokumen perencanaan telah mengacu pada kesepakatan para pihak dalam pertemuan tiga pihak, namun terdapat perbedaan 9 target dari 45 target yang tidak tercantum dalam Renja BP Batam.

6 Anggaran Sesuai Sesuai Sesuai

EVALUASI SINKRONISASI RKP-RKA KL

1 Sasaran 1. Terwujudnya kapasitas pelabuhan bongkar muat kontainer yang berstandar internasional. 2. Terwujudnya Bandar Udara yang mampu melayani lalu lintas barang dan jasa yang berstandar internasional. 3. Terwujudnya iklim investasi yang kondusif. 4. Terwujudnya target peningkatan nilai investasi yang terukur. 5. Terwujudnya sistem pelayanan yang jelas dan terukur. 6. Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya yang handal dalam mendukung pengelolaan kawasan.

1. Meningkatnya kapasitas bongkar muat pelabuhan bebas. 2. Terwujudnya KPBPB sebagai pusat kegiatan industri manufaktur, pariwisata dan perdagangan. 3. Terwujudnya iklim investasi yang kondusif di KPBPB baik oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun pemerintah kabupaten/kota. 4. Terwujudnya hubungan kelembagaan perusahaan dan tenaga kerja yang harmonis. 5. Terbangunnya sarana dan prasarana pendukung kegiatan kepelabuhanan di kawasan KPBPB. 6. Terwujudnya kapasitas kelembagaan BP yang mampu mengelola kawasan yang lebih berdaya saing.

Sasaran dalam RKA BP Batam 2016 telah mengakomodir 5 dari keseluruhan 6 sasaran sasaran yang terdapat dalam dokumen RKP 2016. Kesesuaian antara RKA BP Batam 2016 dengan RKP 2016 sebesar 83%.

2 Program Program Pengelolaan dan Program Pengelolaan dan Sudah sesuai antara

Page 42: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

37

NO ASPEK

KESESUAIAN MUATAN

RENJA KL 2016 RKP 2016 ANALISIS

KESESUAIAN

Penyelenggaraan Kawasan PBPB-Batam.

Penyelenggaraan Kawasan PBPB-Batam.

rencana program yang tercantum dalam dokumen RKP 2016 dengan RKA BP Batam 2016.

3 Kegiatan Terdapat 12 kegiatan dalam program pengelolaan dan penyelenggaraan kawasan.

Terdapat 12 kegiatan dalam program pengelolaan dan penyelenggaraan kawasan.

Kedua dokumen perencanaan telah mengacu pada kesepakatan para pihak dalam pertemuan tiga pihak.

4 Indikator Terdapat perbedaan 6 indikator dari 50 indikator dalam RKA BP Batam 2016 dengan RKP 2016.

Sudah mengakomodir hasil pertemuan tiga pihak dengan mitra BP Batam.

Terdapat perubahan indikator dalam RKA BP Batam sehingga tidak mengacu pada dokumen pertemuan tiga pihak.

5 Target Terdapat perbedaan 12 target dari 50 target dalam RKA BP Batam 2016 dengan RKP 2016.

Disesuaikan dengan keluaran indikator sebagaimana disepakati dalam pertemuan tiga pihak.

Terdapat penyesuaian target dalam RKA BP Batam sehingga tidak mengacu pada dokumen pertemuan tiga pihak.

Page 43: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

38

BAB 4 PENUTUP : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Kesimpulan Evaluasi ini dimaksudkan sebagai usaha untuk

mengukur dan memberi nilai secara obyektif atas pencapaian

hasil-hasil perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan

yang telah direncanakan sebelumnya dengan menggunakan

metode evaluasi setelah program/kegiatan selesai

dilaksanakan (ex-post evaluation), khususnya perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan kawasan khusus dan daerah

tertinggal.

Hasil analisis evaluasi tersebut dapat dikemukakan

bahwa sebagian besar rencana program/kegiatan dengan

Renja K/L secara umum dapat dikemukakan telah sesuai

dengan apa yang tercantum dalam RKP. Namun dalam analisa

pada tingkat RKA-KL mitra kerja terkait, sebagian besar RKA-

KL yang disusun sebagai pelaksanaan dalam

program/kegiatan tidak mengacu kepada program maupun

kegiatan prioritas nasional sebagaimana tercantum RKP pada

tahun 2016. hal ini mengakibatkan sasaran program/kegiatan

yang telah disusun sebagaimana tercantum dalam RKP

banyak yang tidak mencapai sasaran/target, sebagaimana

tercantum dalam RKP.

Adapun kesimpulan hasil analisis evaluasi adalah (a)

belum digunakannya RKP dan Renja K/L sebagai

pedoman/dasar dalam perencanaan penyusunan RKA-KL

khususnya mitra kerja, sehingga banyak ditemukan kegiatan

K/L yang tidak sesuai dengan RKP; (b) lemahnya koordinasi

program/kegiatan antar K/L dalam melaksanakan

program/kegiatan pengembangan wilayah; (c) belum adanya

system pelaporan secara berkala atas kemajuan pelaksanaan

program/kegiatan K/L mitra kerja (BNPB, BNPP, Kemendesa,

PDT & Transmigrasi, BP-Batam, dan BP-Sabang) kepada

Bappenas; (d) masih lemahnya koordinasi antar K/L dalam

implementasi pelaksanaan program/kegatan untuk

Page 44: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

39

percepatan pembangunan kawasan khusus dan daerah

tertinggal; (e) belum jelasnya persentase capaian kinerja yang

dihasilkan oleh K/L dalam mengatasi permasalahan

pembangunan khususnya pada kawasan khusus dan daerah

tertinggal, akibat tidak adanya peta kemajuan (progress map)

wilayah-wilayah yang menjadi sasaran program/kegiatan

sesuai dengan tupoksi masing-masing K/L mitra kerja;

Kesesuaian Renja dan RKA KL Kementerian terhadap

RKP merupakan dasar Rencana Kerja Pemerintah dalam

menentukan Arah Pembangunan Nasional. Dari kelima mitra

kerja Direktorat KKDT, telah lebih dari 50 persen sesuai,

namun demikian yang diperlukan untuk meningkatkan

kualitas perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan

bukan hanya ditangkan dalam sebuah dokumen administratif

semata. Diperlukan komitmen bersama dalam menjaga

kualitas perencanaan tetap baik.

Selain itu, manfaat program dan kegiatan juga perlu ditingkatkan, hal ini sejalan dengan prisip perbaikan secara berkelanjutan, dan agar perencanaan dan pelaksanaan dapat berjalan secara efekti dan efisien.

4.2 Rekomendasi Dari hasil evaluasi ini ada beberapa yang harus

ditindaklanjuti oleh Bappenas dalam upaya perbaikan kualitas

perencanaan dan pelaksanaan kegiatan KL, diantaranya:

1. Dalam sinkronisasi antara RKP dengan Renja K/L dan

RKA-KL diperlukan adanya komitmen dari masing-

masing K/L terkait mulai penyusunan perencanaan

program/kegiatan dan pelaksanaannya, sehingga RKP

digunakan betul sebagai acuan dalam penyusunan

Renja K/L dan penerapannya dalam RKA-KL serta

pelaksanaan program/kegiatan dilapangan. Disamping

itu, hendaknya Bappenas selaku penanggungjawab

RKP harus selalu mengawal dan memonitor

perkembangan pelaksanaan program/kegiatan dan

anggaran oleh K/L terkait untuk dapat mengetahui

Page 45: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

40

penerapan implementasinya.

2. Bappenas hendaknya diberikan peran untuk melakukan

pengendalian dan evaluasi atas pelaksanaan RKP yang

diterjemahkan dalan Renja dan RKA-KL oleh K/L, dan

kemungkinan untuk diberikan teguran atau

kemungkinan sanksi kepada K/L bila K/L tidak

melaksanakan program /kegiatan prioritas

sebagaimana tercantum dalam RKP.

3. Untuk peningkatan kinerja pelaksanaan

program/kegiatan sesuai dengan tupoksi Direktorat

(kajian, monitoring, evaluasi, dan koordinasi) serta

kegiatan khusus lainnya agar tujuan dan sasaran

menjadi target dapat tercapai, diperlukan adanya

kedisiplinan dalam penggunaan alokasi anggaran yang

sesuai dengan plafon mata anggaran kegiatan (MAK)

yang direncanakan.

Page 46: LAPORAN AKHIRkawasan.bappenas.go.id/.../PemantauanEvaluasi/2015/Laporan_2015_8.pdf · evaluasi kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kementerian/lembaga mitra dalam mendukung

Evaluasi Kualitas Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian/Lembaga Mitra dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Khusus Tahun 2015

DAFTAR PUSTAKA

Blair, N. Et al. 2007. Delivering Cross-border Spatial Planning. Proposal for The Island of

Ireland. TPR 78 (4).

Evams, P. 1995. Embedded Autonomy: States and Industrial Transformation. Princeton

University Press. Princeton.

Dunn, William N, 1994. ”Public Policy Analysis : An Introduction”. Prentice Hall, New

Jersey.

Goodal, K. & J. Robert. 2003. Repairing Managerial Knowledge Ability Over Distance.

Organization Studies vol 24 (1153-1175).

Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, 2011. “ Buku

Panduan Konsinyering Evaluasi Kinerja pembangunan daerah di 33 Provinsi th

2011”.Bappenas. Jakarta

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, 2009. “Peraturan

Menteri Nomor 04/M.PPN/2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kegiatan dan

Anggaran di Lingkungan Kementerian PPN/Bappenas, Bappenas, Jakarta.

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional 2015-2019

Peraturan Presiden Nomor 60 tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah 2016,

Tahun 2015.

Sugiyono, 2004. ”Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta, CV. Bandung