laporan ekstraksi lipid (kacang)

19
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian, para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan dalam satu kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat kimia yang dimaksud ialah: (1) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya, eter, aseton, kloroform, benzena yang sering juga disebut “pelarut lemak”; (2) ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya; (3) mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup. Berdasarkan pada sifat fisika tadi, lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan cara ekstraksi menggunakan alkohol panas, eter atau pelarut lemak yang lain. Suatu senyawa dapat larut dalam pelarut tertentu apabila mempunyai polaritas yang sama. Senyawa non polar akan larut dalam pelarut non polar, dan lemak merupakan senyawa non polar sehingga senyawa ini mudah larut dalam pelarut non polar, seperti kloroform,

Upload: sukron-alfi-er

Post on 01-Dec-2015

263 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

laporan resmi biokimia modul 4

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Ekstraksi Lipid (Kacang)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan,

hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah

lipid. Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab

senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau

mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian,

para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang

mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan dalam satu kelompok yang

disebut lipid. Adapun sifat kimia yang dimaksud ialah: (1) tidak larut dalam air,

tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya, eter, aseton,

kloroform, benzena yang sering juga disebut “pelarut lemak”; (2) ada hubungan

dengan asam-asam lemak atau esternya; (3) mempunyai kemungkinan digunakan

oleh makhluk hidup. Berdasarkan pada sifat fisika tadi, lipid dapat diperoleh dari

hewan atau tumbuhan dengan cara ekstraksi menggunakan alkohol panas, eter

atau pelarut lemak yang lain.

Suatu senyawa dapat larut dalam pelarut tertentu apabila mempunyai

polaritas yang sama. Senyawa non polar akan larut dalam pelarut non polar, dan

lemak merupakan senyawa non polar sehingga senyawa ini mudah larut dalam

pelarut non polar, seperti kloroform, karbon disulfida, karbon tetraklorida, dan

sebagainya. Kelarutan dari lemak perlu diketahui untuk menentukan dasar

pemilihan pelarut dalam pengambilan lemak dengan ekstraksi lemak dari bahan

yang diduga mengandung lemak. Penentuan kolesterol dari berbagai bahan

makanan menjadi sangat penting mengingat (1) perhatian terhadap kesehatan

yang menyangkut artegonik  plasma dan diet seseorang dan yang ke(2) adalah

berkaitan dengan label pada makanan. Oleh karena itu penentuan kadar lipid pada

suatu makanan menjadi penting, sehingga dilakukkannya praktikum ekstraksi dan

pemisahan lipid kompleks ini.

1.2. Tujuan

1.2.1. Mengisolasi lemak/minyak dari bahan alam dengan metode

ekstrraksi minyak menggunakan alat soxlet.

Page 2: Laporan Ekstraksi Lipid (Kacang)

1.3. Manfaat

Dapat mengatahui cara pemisahan lipid dari bahan alam dengan metode

ekstraksi menggunakan alat soxlet dengan benar dan aman.

Page 3: Laporan Ekstraksi Lipid (Kacang)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lipid

Lipid (dari kata yunani Lipos. Lemak) merupakan penyusun tumbuhan atau

hewan yang dicerikan oleh sifat kelarutannya. Terutama lipid tidak bisa larut

dalam air, tetapi larut dalam larutan non polar seperti eter (Hart, 2003).

Lipid adalah zat yang termasuk senyawa heterogen yang terdapat dalam

jaringan tanaman dan hewan, mempunyai sifat tidak larut dalam air dan larut

dalam pelarut organik seperti ether, kloroform dan benzena. Salah satu kelompok

yang berperan penting dalam nutrisi adalah lemak dan minyak. Lemak tersimpan

dalam tubuh hewan, sedangkan minyak tersimpan dalam jaringan tanaman

sebagai cadangan energi. Lipid merupakan salah satu komponen esensial yang

mampu meningkatkan aktivitas degradasi desaturase (Panji et al., 2002).

Lemak merupakan sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas

unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol,

vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K),

monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya

getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi

minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair,

yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa (Poedjiadi, 1994).

Kolesterol adalah salah satu jenis lipid (steroid) yang mengambil perhatian

yang sangat banyak dikarenakan dampak buruk yang diakibatkannya terhadap

kesehatan, yakni dapat mengakibatkan obesitas, terganggunya sistem metabolisme

hingga dapat menyebabkan stroke dan serangan jantung (Rahmat, 2010).

Penentuan kolesterol dari berbagai bahan makanan menjadi sangat penting

mengingat (1) perhatian terhadap kesehatan yang menyangkut artegonik  plasma

dan diet seseorang dan yang ke(2) adalah berkaitan dengan label pada makanan

(Hurst, 1982).

2.2. Ekstraksi dengan Soxhlet

Dalam analisis lemak, sulit untuk melakukan ekstraksi lemak secara murni.

Hal itu disebabkan pada waktu ekstraksi lemak dengan pelarut lemak, seperti

Page 4: Laporan Ekstraksi Lipid (Kacang)

phospholipid, sterol, asam lemak bebas, pigmen karotenoid, dan klorofil. Oleh

karena itu, hasil analisis lemak ditetapkan sebagai lemak kasar. Terdapat dua

metode dalam penentukan kadar lemak suatu sampel, yaitu metode ekstraksi

kering (menggunakan soxhlet) dan metode ekstraksi basah. Selain itu, metode

yang digunakan dalam analisis kadar lemak dapat menggunakan metode weibull.

Prinsip kerja dari metode weubull adalah ekstraksi lemak dengan pelarut nonpolar

setelah sampel dihidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang

terikat (Harper et.al, 1979).

Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang

umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan

dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul

antibumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa,

extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter,

condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out (Darmasih, 1997).

Ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena

pada cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak.

Dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil

ekstrak yang lebih tinggi. Makin polar pelarut, bahan terekstrak yang dihasilkan

tidak berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi (Whitaker 1915).

2.3. Destilasi

Destilasi merupakan suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen zat

cair berdasarkan pada titik didih. Secara sederhana destilasi dilakukan dengan

memanaskan/menguapkan zat cair lalu uap tersebut didinginkan kembali agar

menjadi cairan dengan bantuan kondensor. Dalam proses destilasi, suatu metode

pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan

menguap (volatilitas) bahan. Dalam destilasi, campuran zat dididihkan sehingga

menguap dan uap ini kemudian didinginkan kembali kedalam bentuk cairan, zat

yang memiliki titik didih rendah akan menguap lebih dulu (Anwar, 1994).

Destilasi dilaksanakan dalam praktek menurut salah satu atau lebih/dua

metode utama. Metode pertama didasarkan atas pembuatan uap dengan

mendidihkan campuran zat cair yang akan dipisahkan dan mengembunkan

(kondensasi) uap tanpa ada zat cair yang kembali kedalam bejana didih. Jadi tidak

Page 5: Laporan Ekstraksi Lipid (Kacang)

ada refluks. Metode kedua didasarkan atas pengembalian sebagian dari kondensat

ke bejana didih dalam suatu kondisi tertentu, sehingga zat cair yang dikembalikan

ini mengalami kontak akrab dengan uap yang mengalir keatas menuju kondensor

(Harjadi, 1990).

2.4 Soxhlet

2.4.1 Pengertian Soxhlet

Soxhlet merupakan alat yang terdiri dari pengaduk atau granul anti-

bumping, still pot (wadah penyuling) bypass sidearm, thimble selulosa, extraction

liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser

(pendingin), cooling water in, dan cooling water out. Soxhlet biasa digunakan

dalam pengekstrasian emak pada suatu bahan makanan. Metode soxhlet ini dipilih

karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan sari

yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang

digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju

ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut

yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi

senyawa yang tahan panas (Harper 1979).

Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang dan kemudian dibungkus

dengan kertas saring atau ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel),

di atas sample ditutup dengan kapas. Kertas saring ini berfungsi untuk menjaga

tidak tercampurnya bahan dengan pelarut lemak secara langsung. Pelarut dan

bahan tidak dibiarkan tercampur secara langsung agar bahan-bahan lain seperti

fosfolipid, sterol,asam lemak bebas,pigmen karotenoid, klorofil dan lain-lain tidak

ikut terekstrak sebagai lemak. Hal ini dilakukan agar hasil akhir dari penentuan

kadar lemak ini lebih akurat. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih.

Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan

didinginkan, labu diisi dengan pelarut anhydrous (Lucas,1949).

Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Alat

ekstraksi soxhlet disambungkan dengan labu lemak yang telah diisi pelarut lemak

dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin

disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi

Page 6: Laporan Ekstraksi Lipid (Kacang)

lemak mulai dipanaskan. Penentuan kadar lemak pada bahan tersebut dilakukan

selama beberapa jam tergantung dari jumlah emak yang terkandung dalam bahan.

Semakin banyak kadungan lemak yang terdapat pada bahan, semakin lama proses

ekstraksi lemak dilakukan (Darmasih,1997).

Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa

pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondenser

mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke

thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul

dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat

sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai

refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses

ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan

dikeringkan (Darmasih,1997).

2. 4. 2     Prinsip Soxhlet

Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang

umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan

dengan adanya pendingin balik. Penetapan kadar lemak dengan metode soxhlet ini

dilakukan dengan cara mengeluarkan lemak dari bahan dengan pelarut anhydrous.

Pelarut anhydrous merupakan pelarut yang benar-benar bebas air. Hal tersebut

bertujuan supaya bahan-bahan yang larut air tidak terekstrak dan terhitung sebagai

lemak serta keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Pelarut yang biasa

digunakan adalah pelarut hexana (Darmasih,1997).

Soxhlet terdiri dari:

1. pengaduk / granul anti-bumping

2. still pot (wadah penyuling)

3. Bypass sidearm

4. thimble selulosa

5. extraction liquid

6. Syphon arm inlet

7. Syphon arm outlet

Page 7: Laporan Ekstraksi Lipid (Kacang)

8. Expansion adapter

9. Condenser (pendingin)

10. Cooling water in

11. Cooling water out

Bahan yang akan diekstraksi ialah jagung, dedak, tepung ikan, pelet.

Penentuan kadar lemak dengan pelarut organik, selain lemak juga terikut

Fosfolipida, Sterol, Asam lemak bebas, Karotenoid, dan Pigmen yang lain .

Karena itu hasil ekstraksinya disebut Lemak kasar .

2.5 N-heksana

Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia

C6H14 (isomer utama n-heksana memiliki rumus CH3(CH2)4CH3). Awalan heks-

merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran -ana

berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan

atom-atom karbon tersebut. Seluruh isomer heksana amat tidak reaktif, dan sering

digunakan sebagai pelarut organik yang inert.

Dalam keadaan standar senyawa ini merupakan cairan tak berwarna yang

tidak larut dalam air. Heksana diproduksi oleh kilang-kilang minyak mentah.

Komposisi dari fraksi yang mengandung heksana amat bergantung kepada sumber

minyak, maupun keadaan kilang. Produk industri biasanya memiliki 50%-berat

isomer rantai lurus, dan merupakan fraksi yang mendidih pada 65–70 °C

(Lehninger,1996).

Page 8: Laporan Ekstraksi Lipid (Kacang)

III. MATERI DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat

Hari, Tanggal : Kamis, 25 April 2013

Pukul : 13.30 – 15.30 WIB

Tempat : Laboratorium Terpadu Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

o Soxhlet

o Statif

o Penumbuk

o Thermometer

o Kompor listrik

o Neraca

o Labu ukur

3.2.2. Bahan

o n-heksana

o Kacang tanah

o Air bersih

o Kertas saring

o Kapas

3.3. Cara Kerja

n-heksana 250ml dimasukkan ke labu bawah bulat

Masukkan batu didih ke dalam labu bawah bulat

1,5 gram kacang ditumbuk lalu dibungkus dengan kertas saring membentuk silinder

Page 9: Laporan Ekstraksi Lipid (Kacang)

Masukkan sampel ke alat soxhlet

Alirkan air pendingin soxhlet

Panaskan sampai mendidih lakukan ekstraksi sampai 7 sirkulasi

Pisahkan lemak dari pelarut dengan cara destilasi

Page 10: Laporan Ekstraksi Lipid (Kacang)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil yang kami dapat dalam praktikum kali ditimbang kedalam timbangan

dan hasil yang diperoleh sebagai berikut:

Berat total : 133,5 gr

Berat tabung : 112,7 gr

Berat batu didih : 0,5 gr

Berat bersih : berat total – (berat tabung + berat batu didih)

: 133,5 - (112,7+0,5)

: 133,5 – 113,2

: 20,3 gr

4.2. Pembahasan

Dalam praktikum ini, kami menggunakan alat ektraktor soxhlet yang

berfungsi untuk mengekstraksi lemak dari bahan organik. Tahap yang harus

dilakukan untuk mendapatkan lemak yang terkandung dalam kacang harus

melewati 7 (tujuh) sirkulasi namun kami hanya melakukan sampai 5 sirkulasi

karena lamanya proses ekstraksi dan terdapat kesalahan teknis yaitu listrik mati.

Hal tersebut menyebabkan kompor listrik yang kami gunakan mati juga dan

proses ekstraksi berhenti lalu dilanjut pada malam setelah listriknya hidup.

Setelah itu kami melakukan tahapan yang selanjutnya yaitu tahan destilasi yang

bertujuan untuk memisahkan ektrak lipid pada kerang dengan senyawa pelarut n-

heksana dengan cara menaikkan suhu sehingga senyawa n-heksana teruapkan

dan hasil yang lemak yang kita peroleh masih tercampur dengan n-heksana

dikarenakan kesalahan teknis yang sudah disebutkan diatas tadi.

Pada hasil yang didapatkan adalah didapatkan minyak yang masiih terdapat

n-heksananya sebanyak 20,3 gram, hal ini terjadi karena pada proses destilasi

kandungan minyak yang diambil masih tercampur dengan pelarut / terdestilasi

kurang sempurna dan hasilnya berwarna bening kekuningan yang menandakan

bahwa minyaknya sudah terekstraksi dalam pealarut n-heksana.

Page 11: Laporan Ekstraksi Lipid (Kacang)
Page 12: Laporan Ekstraksi Lipid (Kacang)

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berat bersih yang kami peroleh dari hasil praktikum lipid kami adalah

seebesar 20,3 gram.

5.2. Saran

Supaya lebih sabar dalam melakukan praktikum, tidak menganggu praktikan

lain, lebih berhati-hati dan teliti dalam mengerjakan laporan.

Page 13: Laporan Ekstraksi Lipid (Kacang)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar,C,.1994. Penuntun Praktikum Kimia Organik. FMIPA. Universitas Gajah

Mada. Yoyakarta.

Darmasih, 1997. Prinsip Soxhlet. peternakan.litbang.deptan.go.id/user/ptek97-

24.pdf. [28 Maret 2010]

Harjadi, 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia. Jakarta

Harper, H.A, 1980. Review of Physiological Chemistry, diterjemahkan oleh

Martin Muliawan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Harper, V. W Rodwell, P. A Mayes, 1979. Biokimia. Jakarta: Penerbit EGC.

Hart, Harold.2003. Kimia Organik Suatau Kulaih Singkat. Erlangga: Jakarta.

Hurst, W Jeffry et all. 1982. High Perfomance Liquid     Chromatography

Analysis of Cholesterol in Milk, Hershey Food and            Technical Center,

J Dairy Sel 66: 2192 – 2194.

Lehninger, 1996, Principles uf Biochemistry, Worth Publisher, Inc.

Lucas, Howard J, David Pressman. 1949. Principles and Practice In Organic

Chemistry. New York: John Wiley and Sons, Inc.

Poedjiadi, A. 1994. Lipid. UI Press. Jakarta

Rahmat, Mifta N., 2010, Kolesterol, http://duniainikecil.wordpress.com

Tri-Panji, Suharyanto et all, 2002, Produksi dan             Stabilisasi Desaturase dari

Absidia corymbifera, Menara Perkebunan, 70(2),         58-71

Whitaker, M.C, 1915. The Journal of Industrial and Engineering Chemistry.

Easton: Eschenbach Printing Company.

Page 14: Laporan Ekstraksi Lipid (Kacang)

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM BIOKIMIA

UJI LEMAK/MINYAK

Oleh :

SUKRON ALFI R.

26020112120006

Asisten :

IRMA KUSUMA DEWI

K2D009047

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013