laporan cipari

4
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala dusun cipari, terdapat beberapa masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat dusun cipari. Masalah- masalah kesehatan tersebut diantaranya adalah chikungunya , filariasis, rheumatic, dan scabies. Chikungunya Chikungunya ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus , nyamuk ini berperan sebagai perantara atau vektor yaitu organisme yang membawa virus chikungunya di dalam tubuhnya tanpa terjangkiti. Tingginya angka kejadian penyakit chikungunya tersebut dikarenakan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan yang berpotensi sebagai tempat berkembangbiaknya vector chikungunya yaitu nyamuk. Belum ada vaksin yang dapat mencegah seseorang terinfeksi chikungunya, melainkan pencegahan yang dilakukan berfokus pada mengurangi habitat tempat nyamuk berkembang biak seperti: 1. Tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari: tangki air, tempayan, bak mandi, ember 2. Penampung air yang bukan untuk keperluan sehari-hari: vas bunga, tempat pembuangan air kulkas atau AC, kaleng-kaleng bekas, tempat minum hewan piaraan 3. Penampung air alami: lubang pohon, pelepah daun, tempurung kelapa Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka untuk kerangka pemecahan masalah penyakit tersebut dapat dilakukan beberapa hal yaitu sebagai berikut: 1. Mencegah gigitan nyamuk 2. Mencegah perkembangbiakan nyamuk Filariasis Filariasis juga ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk yang membawa cacing filaria didalam tubuhnya. Penyakit ini

Upload: dudi-nurmalik

Post on 10-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

te

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Cipari

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala dusun cipari, terdapat beberapa masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat dusun cipari. Masalah- masalah kesehatan tersebut diantaranya adalah chikungunya , filariasis, rheumatic, dan scabies.

Chikungunya

Chikungunya ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus,

nyamuk ini berperan sebagai perantara atau vektor yaitu organisme yang membawa virus

chikungunya di dalam tubuhnya tanpa terjangkiti. Tingginya angka kejadian penyakit

chikungunya tersebut dikarenakan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap

lingkungan yang berpotensi sebagai tempat berkembangbiaknya vector chikungunya

yaitu nyamuk. Belum ada vaksin yang dapat mencegah seseorang terinfeksi chikungunya,

melainkan pencegahan yang dilakukan berfokus pada mengurangi habitat tempat nyamuk

berkembang biak seperti:

1. Tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari: tangki air, tempayan, bak

mandi, ember

2. Penampung air yang bukan untuk keperluan sehari-hari: vas bunga, tempat

pembuangan air kulkas atau AC, kaleng-kaleng bekas, tempat minum hewan

piaraan

3. Penampung air alami: lubang pohon, pelepah daun, tempurung kelapa

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka untuk kerangka pemecahan masalah penyakit tersebut dapat dilakukan beberapa hal yaitu sebagai berikut:

1. Mencegah gigitan nyamuk2. Mencegah perkembangbiakan nyamuk

Filariasis

Filariasis juga ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk yang membawa cacing filaria didalam tubuhnya. Penyakit ini disebabkan oleh 3 spesies cacing filarial : Wuchereria Bancrofti, Brugia Malayi, Brugia Timori. cacing ini menyerupai benang dan hidup dalam tubuh manusia terutama dalam kelenjar getah bening dan darah. Cacing ini dapat hidup dalam kelenjar getah bening manusia selama 4 – 6 tahun dan dalam tubuh manusia cacing dewasa betina menghasilkan jutaan anak cacing (microfilaria) yang beredar dalam darah terutama malam hari. Tingginya angka kejadian penyakit filarisis tersebut dikarenakan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan yang berpotensi sebagai tempat berkembangbiaknya vector filariasis yaitu nyamuk. Selain itu angka kejadian filariasis disebabkan oleh kurangnya kepatuhan masyarakat terhapad program ELKAGA (Eliminasi Kaki Gajah) yang dicanangkan oleh pemerintah, dimana dalam program

Page 2: Laporan Cipari

tersebut masyarakat diberikan obat yaitu DEC, PCT, Dietil Carbamazine dan Albendazole sebagai pencegahan terjadinya penyakit filariasis.

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka untuk kerangka pemecahan masalah penyakit filariasis dapat dilakukan beberapa hal yaitu:

1. Mencegah gigitan nyamuk yang merupakan sarana penularan penyakit tersebut2. Mencegah perkembangbiakan nyamuk3. Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya kepatuhan terhadap program

ELKAGA.

Scabies

Penyakit Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes sabies varian hominis dan produknya. Penyakit ini sering juga disebut dengan nama lain kudis. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Pustu (puskesmas pembantu) setempat, diketahui bahwa penyakit scabies ini menunjukkan angka kejadian yang relative tinggi.

Tingginya angka kejadian scabies ini disebabkan oleh kurangnya kepedulian masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Sehingga untuk pemecahan masalahnya dilakukan penyuluhan mengenai pencegahan dan penanganan penyakit tersebut, baik dengan obat sintetis maupun dengan cara tradisional.

Rheumatic

Rematik adalah penyakit yang menimbulkan rasa sakit akibat otot atau persendian yang mengalami peradangan dan pembengkakan. Rematik terdiri atas berbagai jenis dan bisa menjangkiti persendian mana pun pada tubuh. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari masyarakat sekitar, menyebutkan bahwa penyakit rheumatic ini merupakan penyakit yang angka kejadiannya cukup tinggi.

Terjadinya penyakit rheumatic di masyarakat kebanyakan karena kurangnya pengetahuan akan penyebab dari penyakit rheumatic tersebut seperti jenis makanan yang dikonsumsi. Makanan yang dikonsumsi dapat menyebabkan terjadinya rheumatik tergantung kadar asam urat dari setiap orang. Jika kadar asam urat tinggi maka mengkonsumsi sayuran hijau, jeroan, susu, seafood, beberapa jenis ikan seperti tuna dan sarden, serta beberapa jenis makanan yang mengandung ragi dapat menyebabkan terjadinya penyakit rheumatic.

Berdasarkan banyaknya penderita penyakit rheumatic tersebut maka untuk pemecahan masalahnya dilakukan penyuluhan mengenai pencegahan dan pengobatan penyakit rheumatic.

Page 3: Laporan Cipari

SD

Dalam rangka mewujudkan generasi muda sehat dan berprestasi, maka salah satu sasaran program penyuluhan adalah siswa siswi tingkat SD. Agar terwujudnya generasi muda yang sehat dan berprestasi maka, harus adanya edukasi mengenai tentang pentinganya suatu kesehatan dimana pola hidup yang sangat berpengaruh pada kesehatan sehingga dilakukanlah mengenai pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain PHBS dilakukan juga penyuluhan mengenai cacingan karena penyakit cacingan merupakan penyakit yang sering dialami oleh anak-anak. Cacingan tersebut menyebabkan terganggunya tumbuh kembang anak-anak sehingga menjadi kurang produktif.

PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Dikarenakan kuranganya edukasi akan kebersihan dan kesehatan diri beserta lingkungan seperti jajan sembarangan, tidak mencuci tangan, dan banyaknya sampah yang masih berserakan, maka dilakukan penyuluhan mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).