laporan bermain

12
LAPORAN TERAPI BERMAIN ANAK DI POLIKLINIK ANAK RSD. Dr. SOEBANDI Di Susun Oleh: ABDUL AZIZ A. RESANGGA FITRA S. KUKUH MARGA U. MUCHALIS IRMAWATI KRISNA D. ANNISA HIDAYATI P. N.

Upload: resangga

Post on 21-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan bermain

LAPORANTERAPI BERMAIN ANAK

DI POLIKLINIK ANAK RSD. Dr. SOEBANDI

Di Susun Oleh:

ABDUL AZIZ A.

RESANGGA FITRA S.

KUKUH MARGA U.

MUCHALIS

IRMAWATI KRISNA D.

ANNISA HIDAYATI P. N.

PROGRAM STUDI NERS S1 KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER2013

Page 2: laporan bermain

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

A. Latar Belakang

Anak dan bermain merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Aktivitas

bermain selalu dilakukan anak dan aktivitas anak selalu bermain sehingga bermain

dan anak sangat erat kaitannya.

Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh

kesenangan. bermain tidak saja sebagai cerminan keampuan fisik dan intelektual,

tapi juga emosional dan sosial, karena bermain sangatkah penting sebagai fungsi

menstimulus perkembangan sensorik anak, media sosialisasi anak, media kesadaran

diri, perkembangan normal, dan sebagi alat komunikasi dan sekaligus terapi.

Namun selama anak berada di rumah sakit, ada banyak sumber stressor yang dapat

mempengaruhi kondisi psiklogi anak, seperti kecemasan. Stressor ini ternyata

sangat mempengaruhi berlangsungnya tumbuh kembang anak. Untuk

menghilangkan kecemasan, salah satunya adalah dengan melaksanakan terapi

bermain.

Anak –anak yang sedang sakit mengalami kecemasan dan ketidaknyamanan

sehingga perlu mendapatkan fasilitas kegiatan yang menyenagkan. Kegiatan ini

dapat dilakukan di ruang tempat bermain, dengan alat dan bahan yang disesuaikan

dengan usia anak. Kerjasama dengan orang tua harus dilakukan, dengan maksud

untuk meningkatkan hubungan antar perawat, klien, dan orang tua.

B. Definisi

Bermain adalah aktivitas sehari-hari bagi anak, dengan bermain anak mendapatkan

banyak manfaat yang diperlukan bagi stimulasi pertumbuhan serta perkembangan

anak. Bermain merupakan kegiatan yang dikakukan secara sukarela untuk

memperoleh kesenangan dan sebagai cerminan fisik , intelektual, dan sosial

(Rohmah, 2009).

7. Sebagai alat komunikasi

Bermain dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi, merupakan alat

komunikasi terutama anak yang belum menyatakan perasaannya secara verbal.

Misalnya, melukis, menggambar, dan bermain peran.

8. Terapi

Dapat memberi kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan tidak

enak misalnya marah, benci, kesal atau takut.

Page 3: laporan bermain

D. Tujuan terapi bermain di rumah sakit

1. Melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal.

2. Mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi.

3. Mengembangkan kreatifitas melalui pengalaman permainan yang tepat.

4. Beradaptasi dengan efektif terhadap stres karena sakit.

E. Topik

Topik khusus kelompok bermain ini yaitu permainan untuk menstimulasi

perkembangan intelektual / kongnitif dan motorik halus.

1. Jenis permainan

Mewarnai gambar

2. Sasaran

Anak yang kontrol ke Poli Anak dan Tumbuh Kembang RSD dr. Soebandi

Jember yang memenuhi kriteria:

a. Kesadaran kompos mentis

b. Tanda tanda vital stabil

c. Tidak bertentangan dengan jenis penyakit dipandang dari sudut penularan

d. Usia perkembangan sama: Toddler (1-3 tahun)

e. Tidak ada kontra indikasi dari aspek medis

3. Jumlah anak : 5 anak

4. Hari dan tanggal pelaksanaan : Jum’at, 8 November 2013

5. Waktu bermain : 30 menit (pukul 09.30-10.00 WIB)

6. Alat yang diperlukan : gambar mewarnai, crayon

7. Tempat : ruang bermain Poli Anak

RSD dr. Soebandi Jember

F. Pengorganisasian

Leader : Abdul Aziz A.

Co Leader : Irmawati K. D

Fasilitator : Kukuh Marga U., Muchalis

Observer : Resangga Fitra S., Annisa Hidayati P. N

G. Strategi

Strategi pelaksanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Leader membuka secara terapi dan memperkenalkan diri.

2. Leader menjelaskan tujuan, teknik permainan dan aturan permainan.

3. Co Leader membantu melakukan peragaan teknik bermain dengan alat yang

dimaksud.

Page 4: laporan bermain

4. Fasilitator membagikan alat permainan.

5. Co Leader dan fasilitator membantu anak bermain.

6. Observer mengamati dan mencatat respon anak selama bermain.

7. Leader memberi informasi waktu bermain selesai.

8. Fasilitator membereskan alat permainan dan mengembalikan ke tempat semula.

9. Observer menyerahkan hasil observasinya kepada leader.

10. Leader memberikan umpan balik positif atas pelaksanaan dan hasil permainan,

gambar yang sudah diwarnai dikembalikan kepada anak oleh fasilitator.

11. Leader menyampaikan terima kasih.

12. Leader menutup acara terapi.

H. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi struktur

a. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi bermain sudah disusun.

b. Program sudah direncanakan sebelumnya.

c. Semua anak yang memenuhi kriteria dapat mengikuti terapi bermain.

2. Evaluasi proses

a. Peserta antusias mengikuti terapi bermain.

b. Tidak ada peserta yang bosan atau drop out.

c. Keluarga dapat bekerja sama dengan baik.

3. Evaluasi hasil

a. Anak merasa senang dan terhibur.

b. Gambar dapat diwarnai dengan baik.

c. Anak dapat membentuk gambar dengan malam.

Evaluasi

1. Struktur

a. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi bermain sudah disusun dan

sudah dijalankan dengan baik oleh masing – masing petugas.

b. Program sudah direncanakan sebelumnya, pada pelaksanaannya erdapat

beberapa hambatan tetapi tidak mempengaruhi jalannya proses terapi

bermain secara keseluruhan.

c. Jumlah peserta yang memenuhi kriteria untuk terapi bermain dengan

metode skill play (mewarnai) ada lima orang, diantaranya:

1) An. Natalia ( 3 tahun )

a) Pre terapi bermain

Saat diberikan tawaran untuk mengikuti kegiatan terapi bermain,

ibu bersedia dan anak langsung mau diajak menuju tempat terapi

Page 5: laporan bermain

bermain dilaksanakan, mau menyebutkan namanya meskipun

sedikit malu-malu, namun peserta kooperatif dan mengikuti

arahan yang diberikan.

b) Saat terapi bermain

Peserta kurang mampu memegang alat mewarnai dengan baik,

menyebutkan karakter gambar pada media yang akan diwarnai

(Apel), mengetahui banyak warna, namun selama pelaksanaan

terapi bermain, anak selalu minta di temanin oleh ibunya.

c) Post terapi bermain

Setelah selesai mewarnai, peserta mau berdoa dan bersalaman

dengan petugas dan mengucapkan terima kasih saat diberi

reward meskipun sedikit malu-malu.

2) An. Radit ( 2 tahun )

a) Pre terapi bermain

Saat diberikan tawaran untuk mengikuti kegiatan terapi bermain,

ibu bersedia dan anak langsung mau diajak menuju tempat terapi

bermain dilaksanakan. Namun peserta belum mau menyebutkan

namanya. Peserta kooperatif mengikuti arahan dari petugas,

peserta langsung duduk di kursi dan mulai menggambar dengan

antusias.

b) Saat terapi bermain

Pesertakurang mampu memegang alat mewarnai dengan baik.

Namun peserta tetap diam saat ditanya mengenai karakter

gambar yang akan diwarnai. Peserta tidak mau lepas dari ibunya

dan ingin ibunya selalu menemaninya.

c) Post terapi bermain

Setelah selesai mewarnai, peserta tetap tidak mau menyebutkan

namanya. Namun peserta terlihat senang dan akrab dengan salah

satu petugas terapi bermain. Peserta mengucapkan terimakasih

saat diberi reward dan terlihat senang.

3) An. Gista ( 2,5 tahun )

a) Pre terapi bermain

Saat diberikan tawaran untuk mengikuti kegiatan terapi bermain,

ibu bersedia dan namun pada mulanya anak tidak begitu

bersemangat untuk ikut berpartisipasi. Setelah diberi pengarahan

akhirnya anak antusias untuk ikut terapi bermain meskipun anak

Page 6: laporan bermain

selalu di gendong oleh ibunya dan tidak mau lepas dari ibunya.

Selain itu anak juga tidak berdoa dan kurang mampu mengikuti

instruksi petugas.

b) Saat terapi bermain

Peserta kurang mampu memegang alat mewarnai dengan baik,

tidak bisa menyebutkan karakter gambar pada media yang akan

diwarnai, tidak mengetahui banyak warna, peserta selalu

merengek jika ditinggal ibunya.

c) Post terapi bermain

Setelah selesai mewarnai, peserta mau berdoa dan bersalaman

dengan petugas dan mengucapkan terima kasih saat diberi

reward.

4) An. Nadira ( 2,5 tahun)

a) Pre terapi bermain

Saat diberikan tawaran untuk mengikuti kegiatan terapi bermain,

ibu bersedia dan anak langsung mau diajak menuju tempat terapi

bermain dilaksanakan, mau menyebutkan namanya, peserta

kooperatif dan sedikit malu-malu mengikuti arahan yang

diberikan, mau diajak berdoa, pengetahuan berdoa masih

kurang.

b) Saat terapi bermain

Peserta kurang mampu memegang alat mewarnai dengan baik,

namun mampu menyebutkan karakter gambar pada media yang

akan diwarnai (Strawberry), kurang mengetahui warna-warna

dan menangis jika tidak ditemanin oleh ibunya.

c) Post terapi bermain

Setelah selesai mewarnai, peserta mau berdoa dan bersalaman

dengan petugas dan mengucapkan terima kasih saat diberi

reward.

5) An. Andi ( 3 tahun)

a) Pre terapi bermain

Saat diberikan tawaran untuk mengikuti kegiatan terapi bermain,

ibu bersedia dan anak langsung mau diajak menuju tempat terapi

bermain dilaksanakan, mau menyebutkan namanya, peserta

kooperatif dan pengetahuan berdoa sudah baik.\

Page 7: laporan bermain

b) Saat terapi bermain

Peserta mampu memegang alat mewarnai dengan baik, mampu

menyebutkan karakter gambar pada media yang akan diwarnai

(Strawberry), mengetahui warna-warna dengan baik dan tidak

mencari-cari ibunya.

c) Post terapi bermain

Setelah selesai mewarnai, peserta berdoa dan bersalaman dengan

petugas dan mengucapkan terima kasih saat diberi reward.

2. Evaluasi proses

a. Secara keseluruhan peserta antusias dalam mengikuti terapi bermain.

(Leader mengatur jalannya kegiatan terapi bermain)

(Observer mengamati kegiatan peserta)

Page 8: laporan bermain

(Fasilitator menyiapkan segala keperluan terapi bermain)

b. Dari kelima peserta, empat peserta kurang mampu menyelesaikan tugasnya

dengan baik.

c. Secara keseluruhan orang tua peserta mendukung kegiatan peserta dan mau

bekerja sama yang baik dengan petugas.

Mengetahui,

Pembimbing Ruangan

Hj. Sri Suhartiningsih, AMK.S.Psi