materi bermain

24
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berbicara mengenai seorang anak, tidak luput dari pada membahas tentang perkembangan dan petumbuhan anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak menurut teori kovergensi pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh genetik dan millieu (bawaan dan lingkungan). Pada dasarnya anak (manusia) telah dianugrahi oleh allah potensi-potensi yang begitu banyak, dan ini harus dikembangkan melalui pendidikan dan lain sebagainya. Di Indonesia pendidikan untuk anak (0-6) masih boleh dikatakan kurang dalam artiyan belum pemileyer dikalangan orang tua. Mereka hanya tahu pendidikan dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Namun semenjak terbitnya undang-udang sisdiknas nomor 20 tahun 2003. Padangan orang tua tentang pendidikan sudah beransur berubah, karena di sisdiknas tersebut ada pasal yang membahas tentang pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini. Yang mana pendidikan anak usia dini ini adalah sebagai upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Salah satu lembaga pendidikan formal yang mendidik anak usia dini di indonesia ialah lembaga paud yang dibawah naungan atau

Upload: jumrotun-nimah

Post on 06-Nov-2015

51 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

MATERI BERMAIN PADA ANAK

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berbicara mengenai seorang anak, tidak luput dari pada membahas tentang perkembangan dan petumbuhan anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak menurut teori kovergensi pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh genetik dan millieu (bawaan dan lingkungan). Pada dasarnya anak (manusia) telah dianugrahi oleh allah potensi-potensi yang begitu banyak, dan ini harus dikembangkan melalui pendidikan dan lain sebagainya.Di Indonesia pendidikan untuk anak (0-6) masih boleh dikatakan kurang dalam artiyan belum pemileyer dikalangan orang tua. Mereka hanya tahu pendidikan dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Namun semenjak terbitnya undang-udang sisdiknas nomor 20 tahun 2003. Padangan orang tua tentang pendidikan sudah beransur berubah, karena di sisdiknas tersebut ada pasal yang membahas tentang pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini.Yang mana pendidikan anak usia dini ini adalah sebagai upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.Salah satu lembaga pendidikan formal yang mendidik anak usia dini di indonesia ialah lembaga paud yang dibawah naungan atau binaan kementerian pendidikan nasional. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Keguruan Tinggi Yang mana lembaga ini bertugas untuk membina anak-anak prasekolah dan untuk mempermudah anak-anak melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Dalam proses pembelajaran lembaga paud (guru paud) dituntut supaya profesional dalam artiyan kreatif, inovatif dan fleksibel dalam mendidik anak-anak prasekolah ini.Salah satu metode yang sering digunakan dalam mendidik anak-anak prasekolah ialah dengan bermain sambil belajar. Menurut Soemiarti Patmonodewo dalam bukunya pendidikan anak prasekolah bermain dalam tatanan sekolah dapat digambarkan sebagai suatu rentang rangkaian kesatuan yang berujung pada bermain bebas, bermain dengan bimbingan guru dan berakhir pada bermain dengan diarahkan.Dengan bermain anak dapat mengeksplorasi apa yang yang ada di dalam diri dan ingatannya. Juga dapat mengembangan pertumbuhan kognitif, afektik dan psikomotorik anak.

B. TUJUAN 1. Mengetahui apa yang di maksud dengan bermain.2. Mengetahui apa peran bermain dalam perkembangan anak.3. Mengetahui fungsi bermain bagi anak.4. Mengetahui factor factor yang mempengaruhi bermain.5. Mengetahui karakteristik bermain.6. Mengetahui bentuk bentuk bermain berdasarkan usia.7. Mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan bermain.

C. MANFAAT

1. Mengetahui peranan bermain dalam pertumbuhan anak.2. Mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan bermain.

BAB II KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadarinya .(Miller dan Keong, 1983). Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dengan keinginanya sendiri dan memperoleh kesenangan.(Foster, 1989). Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan ling, melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara .(Wong, 2000). Permainan anak-anak merupakan wadah dasar dan indikator pengembanganmental. Bermain memungkinkan anak-anak untuk memajukan perkembangannyaseperti sensori motor, intelegensi pada bayi, mulai dari operasional sampaioperasional konkrit pada anak pra sekolah juga mengembangkan kognitif, fisik, danperkembangan sosial ekonomi (George W Maxim, 1992, dalam Satya 2006).Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah Kegiatan yang tdk dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari krn bermain sama dengan berja pada org dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi dengan ling, menyesuaikan diri dengan ling, belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.

B. FUNGSI BERMAIN

1. Perkembangan sensorik motorik.Pada saat melakukan permainan, aktifitas motorik merrpakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot.

2. Perkembangan intelektual.Anak melakukan ekplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur dan membedakan objek. Pada saat bermain anak akan melatih diri dan memecahkan masalah.

3. Perkembangan sosial.Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan lingkungannya. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan sosial dan belajar memecahkan masalah dari hubungan tersebut. Anak belajar berinteraksi dengan teman, memahami bahasa lawan bicara, dan belajar tentang nilai sosial yang ada pada kelompok.

4. Perkembangan kreatifitas.Kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan mewujudkan ke dalam bentuk objek dan atau kegiatan yang dilakukannya.5. Perkembangan kesadaran diri.Anak akan mengembangkan kemampuannya dalam mengatur tingkah laku. Anak akan belajar mengenal kemampuannya dan membandingkan dengan orang lain dan menguji kemampuannya dengan mencoba peran baru dan mengetahui dampak tingkah laku terhadap orang lain.

6. Perkembangan moral Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungan, terutama dari orang tua dan guru. Anak akan mendapatkan kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai sehingga dapat diterima di lingkungan dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan yang ada dikelompoknya. Anak belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang akan dilakukan.

7. Terapi Pada saat dirawat di RSAnak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih dan nyeri, sehingga anakanak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya dalam bentuk permainan.

C. FUNGSI BERMAIN DI RUMAH SAKIT

Perawatan anak di rumah sakit merupakan pengalaman yang penuh denganstres, baik bagi anak maupun orang tua. Untuk itu anak memerlukan media yangdapat mengekspresikan perasaan tersebut dan mampu bekerja sama denganpetugas kesehatan selama dalam perawatan. Media yang paling efektif adalahmelalui kegiatan permainan.Wong, et al (2008) menyebutkan, bermain sangat penting bagi mental,emosional, dan kesejahteraan sosial anak. Seperti kebutuhan perkembanganmereka, kebutuhan bermain tidak berhenti pada saat anak-anak sakit atau dirumah sakit. Sebaliknya, bermain di rumah sakit memberikan manfaat utama yaitumeminimalkan munculnya masalah perkembangan anak.Beberapa manfaat bermain di rumah sakit adalah memberikan pengalihandan menyebabkan relaksasi. Hampir semua bentuk bermain dapat digunakanuntuk pengalihan dan relaksasi, tetapi aktivitas tersebut harus dipilih berdasarkanusia, minat, dan keterbatasan anak. Anak-anak tidak memerlukan petunjukkhusus, tetapi bahan mentah untuk digunakan, dan persetujuan serta pengawasan.Anak kecil menyukai berbagai mainan yang kecil dan berwarna-warni yang dapatmereka mainkan di tempat tidur dan menjadi bagian dari ruang bermain di rumahsakit (Wong, et al, 2008).Meskipun semua anak memperoleh manfaat fisik, sosial, emosional dankognitif dari aktivitas seni, kebutuhan tersebut akan semakin kuat pada saatmereka di hospitalisasi (Rollins, 1995 dalam Wong, et al, 2008).Anak akan lebih mudah mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka melalui seni, karenamanusia pertama kali berpikir memakai imajinasi kemudian diterjemahkan dalamkata-kata. Misalnya, gambar anak-anak sebelum pembedahan sering bermaknakekhawatiran yang tidak terungkapkan (Clatworthy, 1999 dalam Wong, et al,2008).

D. PENGARUH BERMAIN BAGI PERKEMBANGAN ANAK, ANTARA LAIN :

1. Bermain mempengaruhi perkembangan fisik anak.Anak bisa menjadi lebih aktif dan prima karena banyaknya aktifitas permainan, tp perlu diperhatikan juga bisa jadi kecapekan dan sakit dikarenakan aktifitas bermain yang melampaui batas kemampuan fisiknya.2. Bermain dapat digunakan sebagai terapi. Bagi anak dengan kondisi yang labil, bermain bisa sebagai jalan untuk terapi.3. Bermain dapat mempengaruhi pengetahuan anak. Dengan bermain pengatahuan akan bertambah. Yang perlu diperhatikan adalah pengaruh pengetahuan anak apakah bersifat baik untuk perkembangannya atau sebaliknya. Karena permainan modern bisa juga berpengaruh buruk pada perkembangan anak, contoh main PS untuk judi.4. Bermain mempengaruhi perkembangan kreativitas anak. Dengan bermain mungkin anak punya ide untuk buat sendiri mainannya. Syukur-syukur menciptakan permainan yang baru.5. Bermain dapat mengembangkan tingkah laku sosial anak. Akan menimbulkan sikap dan sifat kerjasama dengan teman6. Bermain dapat mempengaruhi nilai moral anak.Pengaruh permainan dapat membuat anak menjadi meghormati orang lain tapi bisa juga membuat anak menjadi suka mencuri dikarenakan dia ingin alat bermain tapi tidak mampu mengadakan.7. Bermain memberikan dorongan komunikasiAgar dapat bermain dengan baik bersama anak yang lain, anak harus belajar berkomunikasi dalam arti mereka dapat mengerti dan sebaliknya mereka harus belajar mengerti apa yang dikomunikasikan anak lain.

Peran bermain bagi perkembangan sosial anak

Di dalam kamus bahasa Indonesia peran ialah pemain sandiwara.sedangkan peran bermain ialah bagaimana metode bermain ini menjadi suatu sandiwara dalam mengembangkan sosial anak. Fenomena yang terjadi dikalangan masyarakat khususnya bagi anak-anak ( usia prasekolah 3 s/d 6 tahun). Banyak anak-anak yang sulit bahkan tidak mau belajar ketika dimasukan ke taman kanak-kanak, pendidikan anak usia dini dan raudhatul atpal. Maka timbulah suatu pertanyaan what happening. Pada hal anak usia tesebut merupakan masa-masa golden egs (masa keemasan), disinilah nanti kita bisa menumbuh kembangkan potensi-potensi yang ada pada anak. Ada dua penyebab kesulitan belajar anak, yaitu faktor internal dan eksternal. Penyebab kesulitan belajar (learning disabilities) anak adalah faktor internal, yaitu ada kemungkinan disfungsi neorologis ; sedangkan penyebab eksternal ialah antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan (reinforcement) yang tidak tepat.Menurut Soemiarti, bermain merupakan cara belajar yang terbaik bagi anak prasekolah. Bila kita mengunjungi taman kanak-kanak, pendidikan anak usia dini, kita akan disembut dengan anak-anak berserta guru-gurunya dengan bernyanyi dan lain-lain. Dan juga dapat kita dapati ada anak-anak yang lagi bermain kelompok, bahkan ada yang bermain sendiri tidak menhiraukan teman-temannya yang lain.Bermain dalam tatanan sekolah dapat digambarkan sebagai suatu rentang rangkaian kesatuan yang berujung pada bermain bebas, bermain dengan bimbingan dan berakhir pada bermain dengan diarahkan, dalam bermain bebas dapat didefenisikan sebagai suatu kegiatan bermain di mana anak mendapat kesempatan melakukan berbagai pilihan alat dan mereka dapat memilih begaiman menggunakan alat-alat tersebut, sedangkan kegiatan bermain dengan bimbingan, guru memilih alat permainan dan diharapkan anak-anak dapat memilih guna menemukan suatu konsep (pengertian) tertentu. Sedangkan dalam bermain diarahkan guru mengajarkan bagaimana cara menyelesaikan suatu tugas yang khusus. Menyanyikan suatu lagu, bersama bermain jari dan bermain dalam lingkaran.Para pendidik manyadari bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang sangat penting bagai anak-anak usia muda/dini. Bermain merupakan cara/jalan bagi aka untuk mengungkapkan hasil pemikiran, perasaan serta cara mereka menjelajahi dunia lingkungnnya. Bermain juga membantu anak dalam menjalin hubungan sosial antar anak. Hampir semua program kegiatan pendidikan prasekolah menyelenggarakan kegiatan bermain dalam porsi besar bagi anak didiknya. Untuk itu para guru sebaiknya merencanakan secara cermat kegiatan bermain tersebut dengan dukungan lingkungan sekolah.Bermain merupakan hal yang esensial bagi kesehatan anak-anak, meningkatkan afliasi dengan teman sebaya, mengurangi tekanan, meningkatkan perkembangan kognitif, meningkatkan daya jelajah, dan memberi tempat berteduh yang aman bagi perilaku yang secara potensial berbahaya. Permainan meningkatkan kemungkinan bahwa anak-anak akan berbicara dan beriteraksi dengan satu sama yang lain. Selama interaksi ini anak-anak mempraktikan peran-peran yang mereka akan laksanakan dalam kehidupan masa depanya. Peran bermain bagi anak, sangatlah penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain harus dilakukan atas inisiatif anak dan atas keputusan anak itu sendri. Bermain selayaknya dilakukan dengan rsa senang, sehingga semua kegiatan bermainyang menyenangkan akan menghasilkan proses belajar pada anak. Anak-anak belajar melalui permainan mereka. Pengalaman bermain yang menyenangkan dengan bahan, benda, anak lain, dan dukungan orang dewasa membantu anak-anak berkembang secara oftimal. Bermain dapat menjadi sumber belajar, karena memberi kesempatan untuk belajar berbagai hal yang tidak diperoleh anak di sekola maupun di rumah. Disamping itu, akan menimbulkan pengaruh yang sangat penting bagi penyesuaian pribadi dan sosial anak di sekolah maupun di rumah. Di samping itu, akan menimbulkan pengaruh yang sangat penting bagi penyesuaian pribadi dan sosial anak. Karena dengan bermain anak belajar untuk bermasyarakat, beriteraksi dengan teman lainnya, belajar dalam mebentuk hubungan sosial, belajar berkomunikasi dan acara mengahadapi serta memecahkan masalah yang muncul dalam hubungan tersebut. Dalam bermain anak juga belajar dalam mamahami standar moral, tentang nilai-nilai yang baik dan nilai yang kurang baik (buruk), sehingga terjalin bentuk komunikasi karena dari hubungan tersebut anak akan belajar bekerja sama murah hati, jujur, sportif, dan disanangi banyak orang atau teman.Bermain juga mengembangkan asfek kognitif. Dalam bermain gerak dan lagu, anak-anak belajar untuk menyadari dan menguasai tentang bilangan, huruf, kecepatan, berah, arah, keseimbangan, dan lain-lain. Dan dengan bermain bersama teman. Mereka belajar melatih konsep sosial, mengetahui aturan dan belajar tentang aspek-aspek yang ada dalam kebudayaan mereka. Jadi peran bermain bagi perkembangan sosial anak sangatlah berperan, dengan bermain anak bisa berinteraksi dengan teman-temannya. Menumbuhkan rasa pencaya diri dan dan bisa mengembangkan asfek kognitif, afektif dan psikomotoriknya.

E. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK

1. KesehatanAnak-anak yang sehat mempunyai banyak energi untuk bermain dibandingkan dengan anak-anak yang kurang sehat, sehingga anak-anak yang sehat menghabiskan banyak waktu untuk bermain yang membutuhkan banyak energi.2. IntelegensiAnak-anak yang cerdas lebih aktif dibandingkan dengan anak-anak yang kurang cerdas. Anak-anak yang cerdas lebih menyenangi permainan-permainan yang bersifat intelektual atau permainan yang banyak merangsang daya berpikir mereka, misalnya permainan drama, menonton film, atau membaca bacaan-bacaan yang bersifat intelektual.3. Jenis kelaminAnak perempuan lebih sedikit melakukan permainan yang menghabiskan banyak energi, misalnya memanjat, berlari-lari, atau kegiatan fisik yang lain. Perbedaan ini bukan berarti bahwa anak perempuan kurang sehat dibanding anak laki-laki, melainkan pandangan masyarakat bahwa anak perempuan sebaiknya menjadi anak yang lembut dan bertingkah laku yang halus.4. LingkunganAnak yang dibesarkan di lingkungan yang kurang menyediakan peralatan, waktu, dan ruang bermain bagi anak, akan menimbulkan aktivitas bermain anak berkurang.5. Status sosial ekonomiAnak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang status sosial ekonominya tinggi, lebih banyak tersedia alat-alat permainan yang lengkap dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan di keluarga yang status ekonominya rendah.

F. MACAM-MACAM PERMAINAN DAN MANFAATNYA BAGI PERKEMBANGAN ANAK

1. Permainan Aktif

a. Bermain bebas dan spontan Dalam permainan ini anak dapat melakukan segala hal yang diinginkannya, tidak ada aturan-aturan dalam permainan tersebut. Anak akan terus bermain dengan permainan tersebut selama permainan tersebut menimbulkan kesenangan dan anak akan berhenti apabila permainan tersebut sudah tidak menyenangkannya. Dalam permainan ini anak melakukan eksperimen atau menyelidiki, mencoba, dan mengenal hal-hal baru.

b. Bermain musik Bermain musik dapat mendorong anak untuk mengembangkan tingkah laku sosialnya, yaitu dengan bekerja sama dengan teman-teman sebayanya dalam memproduksi musik, menyanyi, atau memainkan alat musik.

c. Sandiwara Dalam permainan ini, anak memerankan suatu peranan, menirukan karakter yang dikagumi dalam kehidupan yang nyata, atau dalam mass media.

d. Mengumpulkan atau mengoleksi sesuatu Kegiatan ini sering menimbulkan rasa bangga, karena anak mempunyai koleksi lebih banyak daripada teman-temannya. Di samping itu, mengumpulkan benda-benda dapat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial anak. Anak terdorong untuk bersikap jujur, bekerja sama, dan bersaing.

e. Permainan olah raga Dalam permainan olah raga, anak banyak menggunakan energi fisiknya, sehingga sangat membantu perkembangan fisiknya. Di samping itu, kegiatan ini mendorong sosialisasi anak dengan belajar bergaul, bekerja sama, memainkan peran pemimpin, serta menilai diri dan kemampuannya secara realistik dan sportif.

2. Permainan Pasif

a. Mendengarkan radio Mendengarkan radio dapat mempengaruhi anak baik secara positif maupun negatif. Pengaruh positifnya adalah anak akan bertambah pengetahuannya, sedangkan pengaruh negatifnya yaitu apabila anak meniru hal-hal yang disiarkan di radio seperti kekerasan, kriminalitas, atau hal-hal negatif lainnya.

b. Menonton televisi Pengaruh televisi sama seperti mendengarkan radio, baik pengaruh positif maupun negatifnya.

c. Membaca Membaca merupakan kegiatan yang sehat. Membaca akan memperluas wawasan dan pengetahuan anak sehingga anak akan berkembang kreatifitas dan kecerdasannya.

G. KARAKTERISTIK BERMAIN

George W Maxim (dalam Satya, 2006) mengemukakan lima karakteristikyang dapat diidentifikasi dalam bermain yaitu :a. Motivasi interinsik, aktivitas bertujuan untuk kesenangan dan motivasi datangdari dalam diri anak.b. Penekanan pada proses bukan hasil.c. Perilaku nonliteral, anak-anak menggunakan kekuatan yang luar biasa untukberpura-pura selama bermain.d. Kebebasan.e. KesenanganSedangkan karakteristik bermain yang dikemukakan oleh Mary Mayesky antara lain:a. Bagian alami dalam kehidupan anak, orang dewasa tidak dapatmengemukakan bagaimana anak bermain.b. Langsung pada diri sendiri.c. Aktivitas kreatif bukan hasilnya.d. Aktivitas total.e. Sesuatu yang sensitif bagi anak.

Keuntungan Bermain :a. Membuang ekstra energyb. Mengoktimalkan pertumbuhan seluruh anggota tubuh, seperti tulang, otot dan organ organ.c. Aktifitas yang di lakukan dapat meningkatkan nafsu makan anak.d. Anak belajar mengontrol diri.e. Berkembangnya beraneka ketrampiilan yang akan bergunasepanjang hidupnya.f. Meningkatkan daya kreativitas.g. Mendapatkan kesempatan menemukan arti dari benda benda yang ada di sekitar anak.h. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.i. Kesempatan untuk belajar bergaul dengan anak lainnya.j. Belajar untuk menjadi pihak yang kalah ataupun yang menang di dalam bermain.k. Belajar untuk mengikuti aturan aturan.l. Dapat mengembangkan intelektualnya.Pada anak yang sehat, perkembangan intelektual anak di pengaruhi selain oleh stimulus, juga oleh gizi anak. Kekurangan gizi yang diderita sejak masa janin sampai masa balita, dapat mempengaruhi pertumbukan otak anak, yang akan berdampak pada kemampuan intelektualnya.

H. ALAT PERMAINAN EDUKATIF

Yang disebut dengan APE adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak , disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :a. Pengembangan aspek fisik.Yaitu kegiatan kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak.b. Pengembangan bahasaDengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.c. Penngaembanagan aspek kognitifYaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk, warna dan lain sebagainya.d. Pengenbangan aspek socialKhususnya dalam hubungannya dengan interaksi antara ibu dan anak, keluarga dan masyarakat.APE tidak harus yang bagus dan dibeli di took, tetapi buatan sendiri/ alat permaianan yang tradisionalpun dapat di golongkan APE asalkan memenuhi syarat sebagai berikut :1. Aman Permainan anak di bawah usia 2 tahun, tidak boleh terlalu kecil, catnya tidak boleh mengandung racun, tidak ada bagian bagian yang mudah pecah. Karena pada umur tersebut nak mengenal benda disekitarnya dengan memegang, mencekeram, memasukkan kedalam mulutnya.2. Ukuran dan berat APE harus sesuai dengan usia anak.Bila kurannya terlalu besar akan sukar di jangkau anak, sebaliknya bila terlalu kecil akan berbahaya karena dapat dengan mudah tertelan oleh anak. Sedangkan kalau APE terlalu berat, maka anak akan sulit memindah mindahkannya serta akan membahayakan jika APE tersebut jstuh dan mengenai anak.3. Disainnya harus jelas.APE harus mempunyai ukuran ukuran, susunan dan warna tertentu, serta jelas maksud dan tujuannya.4. APE harus mempunyai fungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak, seperti motorik, bahasa, kecerdasan dan sosialisasi.5. Harus dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tetapi jangan terlalu sulit sehingga membuat anak frustasi, atau terlalu mudah sehingga membuat anak cepat bosan.6. Walaupun sederhana harus tetap menarik baik warna maupun bentuknya, bila bersuara suaranya harus jelas.7. APE harus mudah diterima oleh semua kebudayaan karena bentuknya sangat umum.8. APE harus tidak mudah rusak, kalau ada bagian bagian yang rusak harus mudah diperbaiki, pemeliharaanya mudah, terbuat dari bahan yang mudah didapat, harganya terjangkau oleh masyarakat luas.

I. BENTUK-BENTUK PERMAIANAN BERDASARKAN KELOMPOK USIA

a. Umur 1 bulan (sense of pleasure play).Visual: Dapat melihat dengan jarak dekat . Audio: Berbicara dengan bayi.Taktil: Memeluk, menggendong.Kinetik : Naik kereta, jalan-jalan.

b. Umur 2-3 bulanVisual: Memberi objek terang, membawa bayi ke ruang yang berbeda.Audio: Bberbicara dengan bayi, memyanyi.Taktil: Membelai waktu mandi, menyisir rambut.

c. Umur 4-6 bulanVisual: Meletakkan bayi didepan kaca, membawa bayi nonton TV.Audio: Mmengajar bayi berbicara, memanggil namanya, memeras kertas.Kinetik: Bantu bayi tengkurap, mendirikan bayi pada paha orang tuanya.Taktil: Memberikan bayi bermain air.

d. Umur 7-9 bulanVisual: Memainkan kaca dan membiarkan main dengan kaca serta berbicara sendiri. Audio : Mmemanggil nama anak, mngulangi kata-kata yang diucapkan seperti mama, papa.Taktil: Membiarkan main pada air mengalir.Kinetik: Latih berdiri, merangkap, latih meloncat.

e. Umur 10-12 bulanVisual: Memperlihatkan gambar terang dalam buku. Audio: Membunyikan suara binatang tiruan, menunjukkan tubuh dan menyebutnya.Taktil : Membiarkan anak merasakan dingin dan hangat, membiarkan anak merasakan angin.Kinetik : Memberikan anak mainan besar yang dapat ditarik atau didorong, seperti sepeda atau kereta.

f. Umur 2-3 tahunParalel play dan sollatary playAnak bermain secara spontan, bebas, berhenti bila capek, koordinasi kurang (sering merusak mainan).Jenis mainan : boneka, alat masak, buku cerita dan buku bergambar.

g. Preschool 3-5 tahunAssociative play , dramatik play dan skill play, Sudah dapat bermain kelompokJenis mainan : roda tiga, balok besar dengan macam-macam ukuran.

h. Usia sekolah Cooperative play.Bermain menjadi lebuh terorganisir, ada aturannya dan ada pemimpnnya.Mempunyai kesadaran terhadap aturan main.Tingkat yang lebih tinggi adalah keterampilan berpikir Mulai dengan olah raga kompetitif .Contohnya tebak-tebakan, menggambar, koleksi, peran aktivitas seksual, permainan fisik dan kompetitif, membaca, bersepeda, bermain video game.

i. Masa remajaAnak lebih dekat dengan kelompok seperti : olahraga, musik, komputer, dan bermain drama.

J. PRINSIP BERMAIN DI RUMAH SAKIT

a. Tidak banyak mengeluarkan energi.b. Singkat dan sederhana.c. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang.d. Kelompok umur yang sama.e. Permainan tidak bertentangan dengan pengobatan.f. Semua alat permaianan dapat dicuci.g. Melibatkan orang tua.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA ANAK USIA SEKOLAH DENGAN GANGGUAN BERMAIN

A. PENGKAJIAN

1. Data Umum Kepala Keluarga (KK) , alamat dan telepon, pekerjaan KK, pendidikan KK, komposisi keluarga, tipe keluarga, suku bangsa, agama, status sosial ekonomi keluarga, aktivitas rekreasi keluarga. 2. RiwayatTahap perkembangan keluarga saat ini, tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat kesehatan keluarga sebelumnya. 3. Data lingkunganKarakteristik rumah, karakteristik tetangga dan komunitasnya, perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat, sistem pendukung keluarga.4. Struktur keluargaStruktur peran, nilai atau norma keluarga, pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga.5. Fungsi keluargaFungsi ekonomi, fungsi mendapatkan status social, fungsi pendidikan, fungsi sosialisasi , fungsi pemenuhan (perawatan atau pemeliharaan) kesehatan, fungsi religious, fungsi rekreasi, fungsi reproduksi, fungsi afeksi.6. Stres dan koping keluarga Stressor jangka pendek dan panjang Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor Strategi koping yang digunakan Strategi adaptasi disfungsional.7. Pemeriksaan kesehatan tiap individu anggota keluarga.8. Harapan keluarga

B. DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

Setelah pengkajian, perawat mengklasifikasikan data untuk merumuskan diagnosis keperawatan. Pada asuhan keperawatan keluarga, diagnosis keperawatan yang muncul dapat dua sifat, yaitu yang berhubungan dengan anak bertujuan agar anak dapat tumbuh dan berkermbang secara optimal sesuai usia anak dan yang berhubungan dengan keluarga dengan penyebab (etiologi) berpedoman pada lima tugas keluarga di bidang kesehatan yang bertujuan agar keluarga memahami dan memfasilitasi perkembangan anak. Masalah dalam diagnosis keperawatan merupakan kebutuhan dasar klien (manusia) yang tidak terpenuhi.

C. CONTOH RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

1. Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang dibebankan berhubungan dengan anak terlalu asik bermain.Tujuan : anak mau meningkatkan lama waktu belajarnya dan mengurangi waktu bermain Intervensia. Anjurkan keluarga untuk membuat kesepakatan tentang waktu bermain dan belajarb. Beri penjelasan pada anak tentang perlunya belajar dan sekolahc. Anjurkan anak untuk mengurangi waktu bermain.d. Anjurkan orang tua agar mau menemani atau membantu anak belajar.e. Anjurkan orang tua untuk memberikan hukuman jika anak tidak mau belajar dan memberikan pujian jika anak mau belajar.

2. Gangguan pemenuhan kebersihan diri berhubungan dengan terlalu banyak waktu yang digunakan untuk bermain Tujuan : anak mau melakukan aktivitas kebersihan diri sesuai aturan keluarga.Intervensi :a. Beri penjelasan pada anak tentang perlunya menjaga kebersihan diri.b. Beri penjelasan pada anak tentang bahayanya tidak menjaga kebersihan diri.c. Anjurkan anak untuk disiplin dalam menaati peraturan keluarga tentang .d. Beri pemahaman kepada keluarga tentang perlunya kedisiplinan dalam menjaga kebersihan diri.

3. Berontak/menantang terhadap peraturan keluarga berhubungan dengan larangan bermain dari orang tua.Tujuan : anak mau mematuhi perintah orang tuaIntervensi :a. Beri penjelasan pada anak tentang pentingnya mendengarkan perintah orang tua.b. Beri penjelasan pada anak tentang pentingnya mematuhi peraturan keluarga.c. Beri penjelasan pada anak tentang perlunya menaati peraturan tentang jam bermain anak.d. Anjurkan pada orang tua agar tidak memarahi anaknya jika berbuat salah tetapi.e. mengingatkan atau memberi hukuman yang edukatif.

4. Menarik diri dari lingkungan sosial (menyendiri) berhubungan dengan terlalu asik bermain video game.Tujuan : anak mau bersosialisasi dengan teman sebayanyaIntervensi :a. Beri penjelasan pada anak tentang perlunya bersosialisasi dengan teman sebayanyab. Anjurkan anak untuk bermain bersama temannyac. Anjurkan anak untuk mengurangi waktu bermain video game d. Anjurkan orang tua untuk memberikan dukungan pada anak agar anak mau bermain dengan teman-temannya.

D. EVALUASI Tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi, berdasarkan tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan kriteria hasil yang telah diterapkan sebelumnya. Saat evaluasi perawat hendaknya selalu memberi kesempatan keluarga untuk menilai keberhasilannya, kemudian diarahkan sesuai dengan tugas keluarga di bidang kesehatan.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bermain bagi anak sanga mempunyai arti dalam tumbuh kembangnya. Karena melalui bermain banyak keuntungan yang di peroleh, tidak saja terhadap pertumbuhan fisik anak, juga terhadap perkembangan mental dan social anak.Demikian pula dalam memiliih alat permainan sebagai alat stimulus tumbuh kembang anak, hendaknya dipilih alat alat bermain yang tiak hanya menyenangkan anak tetapi juga harus bermanfaakan dan menooptimalkan tumbuh kembangnya.B. SARAN

Agar kita dapat mengetahui mengenai peran bermain dalam perkembangan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Hassan dkk, (2005). Mendorong Kreativiti Kanak Kanak. Selangor:PTS Millennia SDN .BHD.

Adijanti marheni. Peranan Stimulasi dalam tumbuh kembang anak, Kumpulan Makalah Ceramah Berkala VIII, Lab. Ilmu Kesehatan Anak Fak. Kedokteran UNUD, 8 Desember 1990

Anggani Sudono (1995). Alat Permainan & Sumber Belajar TK, Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pendidikan Tinggi Akademis.

Doris Bergen, Rebeca Reid, Louis Torelli. (2001). Educating and Caring for VeryYoung Children, The Infant Toodler Curriculum. Theachers College Press

Soetjiningsih. Alat Permainan Edukatif, Kumpulan Makalah Ceramah Berkala ke-II Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD-ISWI ( Ikatan Sarjana Wanita ) Cabang Bali, 20 Oktober 1984

http://www.untukku .com/artikel-untukku/arti-bermain-bagi-anak-untukku.html http://deviarimariani.wordpress/2008/06/12/bermain-dan-kreativitas-anak-usia-dini