laporan asam-basa ramon
TRANSCRIPT
LAPORAN praktikumkimiaderajat keasaman (ph)
Nama : RAYMOND E.NNim : 41090014PRODI PENDIDIKAN DOKTERUNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANAYOGYAKARTA
Bab i PendahuluanA. Latar BelakangDalam kehidupan sehari-hari kita begitu banyak zat-zat atau larutan yang mengandung sifat asam atau basa. Misalnya, larutan jeruk yang biasa kita konsumsi adalah bersifat asam, juga pada obat-obatan, misalnya obat sakit maag, yang bersifat basa yang mengandung cukup basa untuk menetralkan Keasaman pada Lambung.Pada praktikum ini, kita akan menemukan gejala-gejala asam basa pada larutan tertentu, dan mengerti mengenai langkah-langkah dalam melakukan pengerjaan terhadap larutan yang bersifat asam ataupun basa, serta kita akan memahami mengenai pengukuran asam-basa sampai melakukan identifikasi sifat asam-basa pada suatu zat atau larutan. Dalam memahami cara pengidentifikasian larutan pada praktikum ini, kita harus mengetahui apa saja pengukuran suatu derajat keasaman yang akan kita gunakan untuk mengetahui sifat-sifat zat asam atau basa.Secara umum, ada 4 pengukuran untuk dapat mengidentifikasi dan mengetahui sifat-sifat zat yang mengandung asam atau basa, Yaitu dengan ;a. Kertas LakmusTerdiri dari, lakmus merah dan lakmus biru.
b. Kertas pHBerupa gulungan dan stick.
c. Zat indikator Terdiri dari, Phenolptalein, Bromotimol, metil red, dan metil jingga.
d. pH meterterdiri dari dua macam, pH meter portable dan pH meter permanen.
B. Tujuan:
Untuk mengenal karakteristik dan Cara penggunaan berbagai media dan alat penetuan pH
Untuk mengetahui nilai pH berbagai cairan tubuh
Bab iiDasar teori Istilah pH berasal dari bahasa prancis yaitu, Pouvoir hydrogene yang menunjukan derajat keasaman suatu substansi yang ditentukan oleh banyaknya konsentrasi ion H+ yang terkandung dalam bahan tersebut. Sebaliknya derajat kebasaan (pOH) suatu substansi ditentukan oleh banyaknya konsentrasi ion OH- pada komponen tersebut. Prinsip penetapan nilai pH dan pOH didasarkan atas log konsentrasi ion H+ (H3O+) dan (OH-) Molekul air Murni (H2O) pada suhu kamar atau 273 K (25 C) akan terionisasi sempurna menurut persamaan berikut : H2O + H2O ? H3O+ + OH- hydronium hydroksida1 x 10-7 M 1 x 10-7 MPada suhu tersebut maka jumlah ion H3O+ dan OH- adalah setara yaitu 1 x 10-7 M. Dengan demikian Konstanta air (KW) adalahKw = ( H3O ) x (OH) = 1 x 10-7 x 1 x 10-7 = 1 x 10-14 Sehingga pH atau pOH air pada kondisi tersebut adalah sama yaitu log 10-7 = 7 atau netral. Dengan demikian nilaI maksimal pH dan pOH merupakan penjumlahan keduanya atau sama dengan kw yaitu 14, atau dengan kata lain pOH adalah 14 - pH atau pH = 14 pOH. Pada umumnya pOH jarang digunakan, yang sering dipakai adalah pHSuatu substansi dinyatakan bersifat, Asam, Jika pH < 7,0 Basa, jika pH > 7,0 Netral, jika pH = 7,0pH suatu komponen yang dapat diukur dengan kertas, indikator, kertas pH dan pH meter.1. Kertas LakmusKertas Lakmus terdiri dari 2 macam yaitu lakmus Merah dan lakmus biru. Sifat kertas lakmus adalah hanya dapat mengetahui larutan tersebut bersifat asam atau basa atau Netral, tetapi tidak dapat menentukan berapa nilai pH zat tersebut.Kertas Lakmus Merah Akan berubah warna menjadi biru pada larutan basa Tetap berwarna merah pada larutan asam atau netralKertas Lakmus Biru Akan berubah warna menjadi merah pada larutan asam Tetap berwarna biru pada larutan basa atau netral Dengan demikian untuk menentukan pH suatu larutan kertas lakmus merah harus dipakai bersamaan dengan kertas lakmus biru dan hanya bersifat kualitatif. Kelebihan dari kertas lakmus dapat digunakan pada cairan yang sangat sedikit, bahkan cukup ditempelkan pada sampel yang akan diukur karena bersifat absorben.2. Indikator Indikator adalah zat yang dapat menyebabkan perubahan warna atau membentuk flouresensi atau kekeruhan pada kisaran pH tertentu. Indikator dapat berupa asam, basa, atau zat organik.Beberapa indikator yang sering digunakan adalah :Larutan Indikator Asam-BasaIndikatorlarutan asamlarutan basalarutan Netral
PhenolPtaleintidak berwarnaMerahtidak berwarna
BromotimolKuningBiruBiru
Metil merahMerahKuningKuning
Metil jinggaMerahKuningKuning
3. Kertas pH Kertas pH dapat berupa stik/strip atau gulungan, penggunaan dengan dicelup dan membutuhkan sampel yang sedikit. Keakuratan kertas pH lebih baik dibandingkan dari kertas lakmus, karena selain dapat menentukan asam atau basa suatu zat, juga dapat menentukan kisaran pH-nya misal : pH 4,0 5,0 ; 7,0 7,4 dengan membandingkan warna kertas pH dengan variasi gradasi warna pada standard yang ada pada kotak atau wadahnya.4. pH Meter pH meter merupakan alat yang paling baik dalam pengukuran pH dibandingkan dengan kertas lakmus dan kertas pH karena dapat menentukan derajat keasaman suatu zat sesuai nilainya dengan angka pasti misalnya pH 4,8, pH 8,4 dll. pH meter dapat dibedakan menjadi 2 golongan : a. pH meter portable atau pocket yang dapat dibawa ke lapangan atau keluar laboratorium, dengan menggunakan baterai.
b. pH meter Permanent yang hanya dapat digunakan di ruang tertentu dengan sumber energy listrik. Biasanya dilengkapi dengan heater atau magnetic stirrer untuk memanaskan. Prinsip kerja dari pH meter terletak pada elektrodanya yang dapat terbuat dari logam atau yang dilapisi dengan kaca. Kelemahan dari pH meter adalah sampel yang akan diukur harus berbentuk cairan, dan jumlah sampel relatif lebih banyak karena elektroda harus terendam.
Bab IIIMetodologi
A. Alat dan BahanAlat Kertas Lakmus merah Kertas lakmus biru Kertas pH (Gulungan) Stick universal indikator pH meter (portable) indikator (Methyl Merah) Indikator (PhenolPtalein)Bahan Aquades Larutan A Larutan B Larutan C Larutan D Urine Saliva Plasma
B. Cara KerjaKertas LakmusMengambil larutan yang akan digunakan sebagai bahan
Mengambil beberapa tetes sebagai sampel,
Mengambil kertas lakmus merah dan biru, dan dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan sampel
Mencelupkan kertas lakmus merah dan biru pada sampel
Melihat perubahan warna yang terjadi, Jika Lakmus merah = biru bersifat basa dan lakmus biru = merah bersifat asam, dan jika tidak ada perubahan, maka larutan bersifat netral.
Mencatat hasil yang didapatkan pada laporan sementara
IndikatorPhenolptaleinMengambil masing-masing 2 mili larutan yang akan di identifikasi
Menaruhnya pada tabung reaksi yang telah disediakan
Memberikan 1 tetes phenolptalein
Menggojok dan mengamati kemungkinan perubahan warna yang terjadi
Memberikan kembali 1 tetes phenolptalein
Menggojok dan mengamati perubahan warna, jika tidak berwarna kemungkinan asam/netral dan jika larutan berwarna merah memilki sifat asam.
Mencatat hasil yang didapat pada laporan sementara
Metil redMengambil masing-masing 2 mili larutan yang akan di identifikasi
Menaruh larutan yang akan di identifikasi pada tabung reaksi yang telah disediakan
Memberikan 1 tetes phenolptalein
Menggojok dan mengamati kemungkinan perubahan warna yang terjadi
Memberikan kembali 1 tetes phenolptalein
Menggojok dan mengamati perubahan warna,jika berwarna merah adalah asam dan jika larutan berwarna kuning maka larutan bersifat basa/netral.
Mencatat hasil yang didapat pada laporan sementara.
Kertas pH : kertas pH gulungan dan stick universal indikatorMengambil larutan yang akan digunakan sebagai bahan
Mengambil beberapa tetes sebagai sampel,
Membagi kertas pH yang disediakan sesuai dengan jumlah larutan yang akan diukur
Mencelupkan kertas pH pada wadah yang berisi sampel
Mengamati perubahan warna yang terjadi,
Mencocokan warna pada tabel indikator yang terdapat pada kotak bungkusan kertas pH,Tujuan: mengetahui sifat asam-basa larutan dengan melihat kisaran angka dengan pencocokan warna.
Mencatat hasil pengamatan pada laporan sementara.
pH meterMengambil 5 mili larutan yang ingin di ukur
Menaruh pada gelas ukur yang telah disediakan
Melakukan pengukuran dengan mencelupkan pH meter pada larutan
Melihat hasil yang tertera pada layar portable, Angka yang tertera > 7 maka bersifat Basa, angka yang tertera < 7 maka larutan bersifat Asam, dan jika Angka yang tertera berkisaran = 7 maka larutan akan bersifat netral
Mencatat hasil yang didapat pada laporan sementaraCatatan :Setiap pergantian larutan untuk, pH meter harus dicuci dengan larutan netral Co : Aquades, hal ini dimaksudkan agar larutan sebelumnya tidak tercampur pada larutan berikutny
Bab IVHasil dan pembahasanA. HASILKertas LakmusNozat kertas lakmus birukertas lakmus merahsifat
1Larutan Atidak berwarnatidak berwarnaNetral
2Larutan BMerahMerahAsam
3Larutan CMerahMerahAsam
4Larutan DBiruBiruBasa
5Larutan EBiruBiruBasa
6UrineTidak berwarnatidak berwarnaNetral
7Salivatidak berwarnatidak berwarnaNetral
8Plasma DarahBiruBiruBasa
ZAT Indikator (METHYL RED)NoZatPerubahan WarnaSifat
1Larutan AKuningBasa/netral
2Larutan BMerahAsam
3Larutan CMerahAsam
4Larutan DKuningBasa/netral
5Larutan EKuningBasa/netral
6UrineKuningBasa/netral
7Saliva KuningBasa/netral
8Plasma DarahKuningBasa/netral
ZAT Indikator (Phenolptalein)NoZatPerubahan WarnaSifat
1Larutan ATidak berwarnaAsam/netral
2Larutan BTidak berwarnaAsam/netral
3Larutan CTidak berwarnaAsam/netral
4Larutan DMerahBasa
5Larutan EMerahBasa
6UrineTidak berwarnaAsam/netral
7SalivaTidak berwarnaAsam/netral
8Plasma DarahTidak berwarnaAsam/netral
Kertas pHNoZatpHSifat
1Larutan A7Netral
2Larutan B6Asam
3Larutan C7Asam
4Larutan D8Basa
5Larutan E14Basa
6Urine7Netral
7Saliva7Netral
8Plasma Darah8Netral
Stick Universal indikatorNoZatpHSifat
1Larutan A7Netral
2Larutan B5Asam
3Larutan C1Asam
4Larutan D9Basa
5Larutan E13Basa
6Urine7Netral
7Saliva7Netral
8Plasma Darah7Netral
pH MeterNoZatpHSifat
1Larutan A7,87Basa
2Larutan B5,16Asam
3Larutan C1,85Asam Kuat
4Larutan D9,51Basa
5Larutan E13,14Basa Kuat
6Urine7,11Netral
7Saliva8,06Basa
8Plasma Darah7,47Netral
B. PembahasanPada praktikum kali ini kita mengukur derajat keasaman suatu zat atau larutan dengan berbagai cara pengukuran, telah kita ketahui pengukuran-pengukuran derajat keasaman (pH) suatu benda yaitu dengan, penggunaan kertas lakmus, indikator, kertas pH, dan pH meter, yang kesemuanya dapat menjelaskan bagaimana sifat atau tingkatan derajat asamnya yang dapat dilihat dari perubahan warna dan hasil ukur yang berupa angka yang dapat menjelaskan secara detail sifat asam atau basa.Kertas lakmus, adalah alat pengukuran pH yang hanya menjelaskan sifat derajat keasaman = dengan perubahan warna yang didapat, merah = asam dan Biru = Basa, kertas lakmus terdapat dua macam, yaitu Kertas lakmus merah dan Kertas lakmus biru, pengukuran pada praktikum dilakukan dengan hanya mengambil beberapa bagian sobekan kecil saja pada kertas lakmus merah maupun biru, dan ditempelkan pada preparat yang akan di ukur, tujuan pengukuran dengan menggunakan kertas lakmus merah dan biru secara bersamaan untuk mengukur pH suatu zat, adalah agar didapat pengukuran yang tepat dan mutlak mengenai sifat-sifat zat/larutan yang akan diidentifikasi. Pada praktikum dengan penggunaan kertas lakmus pada delapan bahan percobaan yaitu larutan A,B,C,D,E serta pada cairan tubuh, yaitu plasma darah, urine dan saliva didapat pengukuran bahwa larutan A, ketika ditempeli kertas lakmus merah maupun biru tidak dilihat adanya perubahan warna sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa Larutan A adalah bersifat Netral, pada larutan B dan C didapat perubahan warna, ketika ditempeli pada lakmus biru terjadi perubahan warna ke warna Merah, ini dikarenakan sifat asam yang kuat sehingga terjadi perubahan warna pada lakmus biru menjadi merah, sifat kedua larutan ini adalah Asam, sedangkan pada Larutan D dan E terjadi sebaliknya, terjadi perubahan warna yang terlihat jelas, kertas lakmus Merah menjadi biru, sehingga dapat kita simpulkan sifat kedua larutan tersebut adalah basa, dan pada cairan tubuh, hanya plasma darah yang menunjukan perubahan warna ketika diberikan kertas lakmus warna merah, terjadi perubahan kebiru sehingga plasma bersifat basa, sedangkan cairan tubuh lainnya, urine dan saliva tidak menunjukan perubahan warna pada kertas lakmus merah ataupun biru, sehingga keduanya bersifat netral.Indikator, adalah suatu larutan yang berfungsi sebagai indikator (penunjuk) sifat larutan yang akan di identifikasi, indikator untuk melihat sifat asam-basa suatu larutan memiliki banyak jenis, yaitu, phenolptalein, bromotimol, methyl red, dan methyl jingga, namun pada praktikum ini, kita hanya menggunakan phenolptalein dan methyl red sebagai indikator kita dalam mengidentifikasi sifat asam-basa suatu larutan, phenolptalein jika diteteskan pada suatu larutan akan didapat perubahan warna yaitu Asam/netral = tidak terjadi perubahan warna, sendangkan basa = Merah, pada Methyl red berbeda Asam = merah dan Basa/netral = Kuning, bahan percobaan yang digunakan tetap yaitu larutan A, B, C, D, dan E, sedangkan pada cairan tubuh digunakan plasma darah, urine, dan saliva. Pada percobaan larutan A ketika pemberian dua tetes phenolptalein didapat tidak berwarna dan pada metil red, pemberian dua tetes, didapatkan perubahan warna menjadi warna kuning, dari perubahan warna tersebut kita dapat kan bahwa Larutan A bersifat Netral, pada larutan B dan C terjadi perubahan warna ketika pemberian dua tetes phenolptalein, tidak terjadi perubahan warna dan pada metil red terjadi perubahan warna menjadi Merah, dari percobaan penetesan dengan phenolptalein kita hanya baru dapat menyimpulkan bahwa larutan tersebut asam/netral namun kemudian dibantu dengan penggunaan indikator metil red yang menunjukan warna merah yang bersifat asam sehingga larutan B dan C bersifat Asam, pada larutan D dan E pengukuran dengan metil red dan phenolptalein didapat perubahan warna, yaitu pada phenolPtalein kedua larutan tersebut berwarna merah dan pada metil red larutan tersebut berwarna kuning, walaupun terjadi perbedaan warna kedua-duanya menunjukan sifat yang sama yaitu basa. Sedangkan pada percobaan dengan menggunakan cairan-cairan tubuh tersebut didapat semuanya tidak mengalami reaksi perubahan warna, sehingga semua nya bersifat Netral.Kertas pH, adalah kertas yang berfungsi dalam mengidentifikasi sifat asam-basa secara tepat dengan melihat hasil pengukuran pH dengan kisaran angka yang telah ditentukan, kertas pH terdiri dari dua macam, ada yang stick atau gulungan, pada percobaan, kita menggunakan keduanya, pada pH meter Gulungan, kita ambil beberapa bagian kecil kertas, dan diberikan pada macam-macam preparat yang telah disiapkan, pada larutan A didapat kecocokan dengan tabel pH sehingga menunjukan angka 7 bersifat netral, pada larutan B didapat angka 6 sehingga didapat sifat larutan B adalah asam, pada larutan C didapat angka hasil pengukuran adalah 7, larutan C masih bersifat netral, pada larutan D angka pengukuran yang didapat 8 bersifat netral, pada larutan E angka pengukuran yang didapat bernilai 14 sehingga larutan E bersifat Basa kuat, pada cairan-cairan tubuh yang digunakan sebagai bahan percobaan praktikum kali ini, didapatkan hasil Urine adalah 7 bersifat Netral, dan saliva bernilai 7 juga memiliki sifat Netral, namun, pada plasma darah terjadi perbedaan yaitu pengukuran pH bernilai 8, sehingga plama darah Memiliki Sifat Basa. Penggunaan stick universal indikator (kertas pH berbentuk Stick) terjadi perubahan tingkat derajat keasaman, pada larutan A pengukuran bernilai 7, sifat yang dimiliki adalah Netral, pada larutan B didapat hasil pengukuran adalah 5, sifat yang dimiliki adalah asam, pada Larutan C bernilai 1, sifat yang dimiliki larutan C tentu adalah Asam yaitu Asam kuat, pada larutan D pengukuran yang didapat adalah 9, sifat yang dapat kita simpulkan larutan D bersifat Basa, dan pada pengukuran Larutan E, didapatkan angka dari hasil perhitungan adalah 13, maka dapat kita ketahui, larutan E bersifat Basa Kuat, Pada Cairan-cairan tubuh hasil yang didapat pada pengamatan dan pengukuran didapatkan, pH Urine = 7, pH saliva =7 dan pH plasma darah = 7, kesemuanya dari cairan tubuh tersebut, bersifat Netral, sesuai dengan fungsi yang dijalankan, terkait dengan proses keseimbangan asam-basa pada tubuh (Homeostasis).pH meter adalah alat pengukuran yang lebih pasti dan tepat dalam mengidentifikasi sifat asam-basa pada suatu larutan, dengan melihat hasil pengukuran angka yang didapat. pH meter dibagi menjadi dua macam, yaitu, pH meter portable, lebih fleksibel, mudah dibawa kemana-mana dan menggunakan baterai, dan pH meter permanent, hanya dapat digunakan pada ruang tertentu karena menggunakan listrik. Keunggulan dari pH meter ini kita dapat mengetahui sifat sekaligus tingkat keasaman atau kebasaan suatu zat atau larutan, namu pH meter juga memiliki kelemahan yaitu bahan (larutan atau zat) yang ingin kita identifikasi harus relatif banyak. Pada praktikum pengukuran pH ini, kita hanya menggunakan pH meter portable, sebelum dilakukan pengukuran ada baiknya kita standarisasi terlebih dahulu dengan larutan bersifat asam, basa, dan netral ini bertujuan agar kita dapat mengetahui terlebih dahulu benar atau tidaknya pengukuran tersebut, kemudian dilakukan penyucian dengan larutan yang pH 7 (Netral) biasa kita menggunakan aquades, penyucian ini juga harus dilakukan setiap pergantian mengukur bahan percobaan. Pada percobaan larutan A pada pH meter menunjukan angka 7,87 maka kita dapat mengetahui sifatnya adalah basa lemah, pada larutan B menunjukan 5,16 dari angka ini didapat sifatnya yaitu Asam lemah, pada larutan C ditunjukan angka 1,85 maka bersifat asan kuat, pada pengukuran larutan D angka menunjukan 9,51 dengan demikian bersifat basa lemah, dan larutan E memiliki nilai pengukuran 13,14 perhitungan ini menunjukan sifatnya sebagai basa kuat. Pada cairan tubuh urine menunjukan angka 7,11 dan pada plasma darah adalah 7,47 nilai ini berarti kedua cairan tubuh tersebut masih dalam keadaan Netral, dan pada saliva angka pengukuran menunjukan angka 8,06 dengan demikian sifat dari Saliva adalah Basa.Pengukuran-pengukuran pH diatas, memberi gambaran secara jelas, bahwa asam-basa adalah fenomena yang sering kita temukan hampir dalam kegiatan kehidupan sehari-hari. Zat-zat dan larutan yang sering kita jumpai bahkan cairan dalam tubuh kita.Tubuh manusia, sekitar 70% merupakan cairan, yang memiliki ciri khas, fungsi dan sifat yang berbeda satu dengan yang lain, seperti plasma yang lebih bersifat netral, karena berhubungan keseimbangan tubuh (Homeostasis), cairan Getah Lambung (Hcl) yang memiliki sifat asam yang berguna sebagai pemecah makanan dan mengaktifkan berbagai enzim pencernaan, urine yang bersifat agak asam karena terdiri dari hasil pembuangan yaitu ureum dan kritein, menjaga keseimbangan asam-basa tubuh, saliva kelenjar pada rongga mulut yang bersifat basa.
Bab VKesimpulan
Derajat keasaman adalah tingkatan dan sifat asam yang dimiliki oleh suatu zat atau larutan, sedangkan Derajat kebasaan adalah tingkatan sifat basa pada suatu zat atau Larutan.
Suatu larutan akan bersifat asam, jika ion H+ yang terkandung didalamnya relatif lebih dominan (Banyak).
Suatu larutan akan bersifat basa, tergantung banyak atau tidaknya konsentrasi ion OH- yang terkandung.
Dalam pengukuran Angka pH, didapatkan kesimpulan Bahwa :a. Larutan bersifat Asam jika pH < 7b. Larutan bersifat Basa jika pH > 7c. Larutan bersifat Netral jika pH = 7
Alat yang digunakan untuk pengukuran pH, antara lain :1. Kertas lakmus terdiri dari dua macam yaitu, Lakmus Merah dan Lakmus Biru2. Kertas pHBerupa Stick atau gulungan3. Indikator Phenolptalein Bromotimol Metil red Metil jingga4. pH meter Terdiri dari 2 macam yaitu, pH meter portable dan pH meter permanen
Cairan-cairan tubuh manusia, memiliki ciri dan sifat yang berbeda, sesuai dengan fungsi yang dijalankan, sifat-sifat atau keadaan meliputi asam, basa, dan netral terdapat pula pada cairan tubuh yang kesemuanya mempunyai tujuan yang sama yaitu Berhubungan dengan keseimbangan tubuh (Homeostasis). Aplikasi dalam bidang Kedokteran Mengetahui sifat asam-basa pada cairan tubuh manusia
Memahami fungsi dan karakteristik fungsi cairan tubuh melalui sifat asam-basa
Dalam penatalaksanaan penyakit, seperti obat-obatan, terdapat obat yang mengandung asam-basa, yang pembuatannya harus memperhatikan dan harus sesuai dengan sifat asam-basa yang dimiliki cairan tubuh.
Daftar Pustaka
Masterton. Slowinski. Staniski. 1985. Chemical principles. Six edition. New york : CBS College publishing.
P. Ananta, S. Agung purbianto. 1989. Kimia 1, 2, 3. Klaten : PT Intan Pariwara
Petrucci, Ralph H dan Suminar. 1987. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
Robert k Murray, David A Bender. Etc. Harpers Illustrated Biochemistry. 28 th edition. Mc Graw Hill Lange.2009
William J marshall, Stephen K Bangert. Chlinical Cehemistry. 6th edition. Mosby Elsevier.2008