laporan akuntabilitas kinerjadisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/lakip_bab3.pdf ·...

18
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 14 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (Renstra) dan Penetapan Kinerja (PK), juga tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri sebagai fungsi tindakan dari berbagai piranti perencanaan yang sudah dibuat tersebut, hingga kemudian sampailah pada saat pertanggung jawaban pelaksanaan pembangunan yang mengerahkan seluruh sumber daya manajemen pendukungnya. Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Pertanggung jawaban pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program, dan sasaran, yang prosesnya adalah sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat. 3.1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2013 Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap Indikator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah Kinerja (peformanca gap). Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan Kinerja dimasa yang akan datang (performance improvement). Dalam memberikan penilaian tingkat capaian Kinerja setiap sasaran, menggunakan skala pengukuran 4 (empat) kategori sebagai berikut : Tabel 3.1 Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2013 NO PERSENTASE CAPAIAN KATEGORI CAPAIAN 1 Lebih dari 100 % Sangat Baik 2 75 % sampai 100 % Baik 3 55 % sampai 75 % Cukup 4 Kurang dari 55 % Kurang 3.2. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA Pengukuran kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tahun 2013 menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran disajikan sebagai berikut :

Upload: trinhnhi

Post on 06-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 14

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi

perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (Renstra) dan Penetapan

Kinerja (PK), juga tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri sebagai fungsi

tindakan dari berbagai piranti perencanaan yang sudah dibuat tersebut, hingga kemudian

sampailah pada saat pertanggung jawaban pelaksanaan pembangunan yang mengerahkan

seluruh sumber daya manajemen pendukungnya.

Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur, terdapat

standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Pertanggung jawaban

pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program, dan sasaran, yang prosesnya adalah

sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai

piranti perencanaan yang telah dibuat.

3.1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2013

Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap

Indikator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui

selisih atau celah Kinerja (peformanca gap). Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut

dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan Kinerja dimasa

yang akan datang (performance improvement).

Dalam memberikan penilaian tingkat capaian Kinerja setiap sasaran, menggunakan skala

pengukuran 4 (empat) kategori sebagai berikut :

Tabel 3.1 Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2013

NO PERSENTASE CAPAIAN KATEGORI CAPAIAN

1 Lebih dari 100 % Sangat Baik

2 75 % sampai 100 % Baik

3 55 % sampai 75 % Cukup

4 Kurang dari 55 % Kurang

3.2. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Pengukuran kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tahun 2013 menggunakan

metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan

pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi

setiap tujuan dan sasaran disajikan sebagai berikut :

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 15

3.2.1. Tujuan meningkatkan produksi ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal

Tujuan meningkatkan produksi ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal

dijabarkan kedalam 1 sasaran strategis dengan 2 indikator. Capaian sasaran strategis dan

indikatornya tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

Sasaran meningkatnya populasi ternak dan produksi hasil peternakan diukur melalui 2

indikator, yaitu (1) jumlah populasi ternak dan (2) jumlah produksi hasil peternakan. Indikator

kinerja, target, dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut :

TUJUAN 1 SASARAN 1

meningkatkan produksi ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal

Meningkatnya populasi ternak dan produksi hasil peternakan.

Tabel 3.2 Capaian kinerja sasaran meningkatnya populasi ternak dan produksi hasil peternakan.

NO INDIKATOR

KINERJA TARGET REALISASI*) (%) PERTUMBUHAN

(1) (2) (3) (4) (5)

1

Jumlah populasi ternak (ekor) :

99,04 9,08

sapi potong 5.058.853 3.831.537 75,74 -22,49

sapi perah 323.814 227.991 70,41 -26,32

Kerbau 32.677 28.169 86,20 -15,54

Kuda 11.439 10.996 96,13 -5,17

Kambing 2.951.463 2.935.021 99,44 2,55

Domba 971.415 1.136.869 117,03 7,82

Babi 34.466 42.370 122,93 20,33

Ayam buras 30.196.154 33.006.612 109,31 6,69

Ayam ras petelur 38.923.409 41.623.938 106,94 6,73

Ayam ras pedaging 61.455.607 52.100.003 84,78 3,29

Itik 4.001.671 4.173.819 104,30 7,83

Entok 854.896 985.574 115,29 23,36

2 Jumlah produksi hasil ternak (ton)

94,78 -7,71

Daging 364.914 352.004 96,46 0,66

Telur 305.042 347.611 113,96 17,62

susu 574.639 424.857 73,93 -25,99

Rata – Rata Persentase Capaian Sasaran 98,19

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 16

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1 pada Tabel 3.2, dapat disimpulkan bahwa

pencapaian kinerja produksi ternak tergolong Baik (rata-rata 98,19%). Perkembangan capaian

populasi ternak dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 seperti yang terlihat pada tabel 3.3

menunjukkan peningkatan, kecuali komoditas sapi potong, sapi perah dan kerbau. Jumlah

populasi sapi potong, sapi perah dan kerbau tahun 2012 adalah hasil registrasi tahunan oleh

Dinas Peternakan Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, sedangkan jumlah sapi potong, sapi perah

dan kerbau tahun 2013 adalah Hasil Sensus Ternak Nasional Tahun 2013 yang dilaksanakan

BPS setiap 10 tahun sekali. Penurunan jumlah populasi sapi potong, sapi perah dan kerbau

hasil Sensus Ternak Nasional tahun 2013 terjadi tidak hanya di provinsi Jawa Timur tetapi

terjadi pada hampir seluruh provinsi di Indonesia. Hal ini masih menjadi kajian Dinas

Peternakan dan Kementrian Pertanian tentang penyebab penurunan populasi sapi potong, sapi

perah dan kerbau. Untuk itu Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur akan terus berupaya

melakukan evaluasi terhadap kebijakan pengembangan peternakan yang telah dilakukan dan

melakukan langkah-langkah konkrit pengembangan peternakan ke depan dalam menyikapi

hasil ST Nasional Tahun 2013 agar dapat meningkatkan populasi ternak.

Pencapaian sasaran meningkatnya populasi ternak dan produksi hasil peternakan

dilaksanakan dengan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, Program Peningkatan

Produksi Hasil Peternakan, Program Pengembangan Agribisnis, dan Program Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit Ternak. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan guna meningkatkan

populasi dan produksi baik dari segi fungsi perbibitan, budidaya, pakan maupun kesehatan

hewan, antara lain : (1) Kegiatan Pengembangan kawasan peternakan dan perbibitan; (2)

Peningkatan populasi ternak (integrasi ternak dan komoditas pertanian lainya); (3)

Pengembangan budidaya ternak; (4) Peningkatan populasi sapi Madura; (5) Pengumpulan dan

pengolahan data peternakan; (6) Pengembangan kawasan peternakan dan perbibitan; (7)

Pemberdayaan Laboratorium dan pengembangan alsin peternakan; (8) Pengembangan

kawasan sentra perbibitan ternak di perdesaan; (9) Fasilitasi pengembangan kawasan

agropolitan; serta peran serta UPTD Perbibitan dan Hijauan Makanan Ternak yang menyebar

di beberapa wilayah Jawa Timur.

Tabel 3.3 Perkembangan populasi ternak dan produksi hasil peternakan tahun 2009-2013

N0 Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013*)

Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian

1 Jumlah populasi ternak (ekor) :

sapi potong 3.558.948 3.745.453 4.727.298 4.943.176 3.831.537

sapi perah 221.743 231.408 296.350 309.448 227.991

Kerbau 49.698 49.638 32.675 33.353 28.169

Kuda 9.293 9.250 11.439 11.595 10.996

Kambing 2.779.542 2.822.912 2.830.915 2.862.083 2.935.021

Domba 740.269 750.961 942.915 1.054.380 1.136.869

Babi 15.584 15.367 34.465 35.211 42.370

Ayam buras 23.596.465 24.006.814 29.310.251 30.936.698 33.006.612

Ayam ras petelur

21.369.783 21.959.505 37.047.861 38.998.304 41.623.938

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 17

Ayam ras pedaging

55.634.580 56.993.631 50.268.093 50.439.219 52.100.003

Itik 3.632.813 3.688.275 3.884.269 3.870.842 4.173.819

Entok 772.951 783.524 829.815 798.956 985.574

2 Jumlah produksi hasil ternak (ton) :

Daging 316.713 339.055 345.371 349.694 352.004

Telur 251.412 257.529 285.567 295.537 347.611

Susu 516.443 528.099 566.062 574.086 424.857

Perkembangan capaian populasi ternak dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013

menunjukkan peningkatan, kecuali komoditas sapi potong, sapi perah, dan kerbau yang

mengalami penurunan populasi berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2013. Hal ini berpengaruh

pula terhadap capaian produksi hasil ternak tahun 2013. Dinas Peternakan Provinsi Jawa

Timur akan terus berupaya meningkatkan produksi peternakan agar dapat memenuhi

kebutuhan konsumsi protein hewani baik di tingkat regional maupun nasional.

3.2.2. Tujuan meningkatkan unit usaha produk hewan yang memenuhi syarat kesmavet

dan kesrawan.

Tujuan meningkatkan unit usaha produk hewan yang memenuhi syarat kesmavet dan

kesrawan dijabarkan kedalam 1 sasaran strategis dengan 1 indikator. Capaian Sasaran

Strategis dan Indikatornya tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

Sasaran meningkatnya unit usaha produk hewan yang memenuhi standar hygiene

sanitasi, diukur melalui 1 indikator, yaitu penambahan jumlah unit usaha produk hewan yang

memperoleh sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner. Indikator kinerja, target dan realisasi dari

sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.4 sebagai berikut :

Tabel 3.4 Capaian kinerja sasaran meningkatnya unit usaha produk hewan yang memenuhi standar hygiene sanitasi.

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Penambahan jumlah unit usaha produk hewan yang memperoleh sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner

30 26 86,67

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 2.1 pada Tabel 3.4, dapat disimpulkan bahwa

pencapaian kinerja kesehatan masyarakat veteriner tergolong Baik (rata-rata 86,67%).

Pencapaian sasaran meningkatnya unit usaha produk hewan yang memenuhi standar hygiene

sanitasi dilaksanakan dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak,

melalui kegiatan : (1) Pengawasan peredaran produk pangan asal hewan dan (2) Pengawasan

TUJUAN 2 SASARAN 1

meningkatkan unit usaha produk hewan yang memenuhi syarat kesmavet dan kesrawan

Meningkatnya unit usaha produk hewan yang memenuhi standar hygiene sanitasi.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 18

dan pengendalian kesejahteraan hewan; dan (3) Pengawasan peredaran produk hewan

nonpangan.

Tabel 3.5 Perkembangan penambahan jumlah unit usaha produk hewan yang memperoleh sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner tahun 2009-2013

N0 Indikator Kinerja

2009 2010 2011 2012 2013

Capaian

Capaian Capaian Capaian Capaian

1

Penambahan jumlah

unit usaha produk

hewan yang

memperoleh sertifikasi

Nomor Kontrol

Veteriner (unit)

36 15 91 43 26

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 mengamanatkan bahwa unit usaha produk

hewan harus bersertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) guna menjamin terpenuhinya

standar produk hewan yang aman, sehat, utuh dan halal. Perkembangan capaian jumlah unit

usaha yang memperoleh NKV dari tahun 2009 hingga tahun 2013 menunjukkan peningkatan.

Agar jumlah unit usaha yang ber-NKV semakin meningkat Dinas Peternakan Provinsi JAwa

Timur sebagai penerbit/ auditor NKV memberikan pembinaan terhadap unit-unit usaha produk

hewan dan pengawasan terhadap produk hewan yang beredar.

3.2.3.Tujuan meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan.

Tujuan meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan dijabarkan

kedalam 5 sasaran strategis dengan 5 indikator. Capaian Sasaran Strategis dan Indikatornya

tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

Sasaran mempertahankan status bebas penyakit Rabies diukur melalui satu indikator,

yaitu jumlah kasus kejadian penyakit Rabies. Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran

ini disajikan dalam Tabel 3.6 sebagai berikut :

Tabel 3.6 Capaian kinerja sasaran mempertahankan status bebas penyakit Rabies.

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%)

(1) (2) (3) (4) (5)

1

Jumlah kasus penyakit Rabies. 0

0 100

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 3.1 pada Tabel 3.6, dapat disimpulkan bahwa

pencapaian kinerja kesehatan hewan dalam hal pencegahan penyebaran penyakit Rabies

TUJUAN 3 SASARAN 1

Tujuan meningkatkan status kesehatan hewan

Mempertahankan status bebas penyakit Rabies.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 19

dapat dikatakan berhasil dengan baik. Hasil pengukuran terhadap Indikator Kinerja Sasaran

menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Timur tetap berhasil mempertahankan status bebas

penyakit hewan menular Rabies. Pencapaian sasaran mempertahankan status bebas penyakit

Rabies dilaksanakan dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak,

melalui kegiatan : (1) Pengamatan penyakit hewan menular; (2) Pengendalian dan

penanggulangan penyakit hewan menular; serta Pemberdayaan Laboratorium Kesehatan

Hewan Type B yang ada di Malang dan Tuban. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur akan

terus berupaya mempertahankan status bebas penyakit hewan menular Rabies.

Tabel 3.7 Perkembangan mempertahankan status bebas penyakit Rabies tahun 2009-2013

N0 Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013

Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian

1

Jumlah kasus

penyakit Rabies.

0 0 0 0 0

Perkembangan capaian kasus kejadian penyakit Rabies dari tahun 2009 sampai

dengan tahun 2012 tetap menunjukkan angka nol. Artinya, selama tahun 2009 hingga tahun

2012 Jawa Timur bebas dari penyakit Rabies.

Sasaran mempertahankan status bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) diukur melalui

satu indikator, yaitu jumlah kasus kejadian PMK.Indikator kinerja, target dan realisasi dari

sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.8 sebagai berikut

Tabel 3.8 Capaian kinerja sasaran mempertahankan status bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%)

(1) (2) (3) (4) (5)

1

Jumlah kasus PMK. 0

0 100

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 3.2 pada Tabel 3.8, dapat disimpulkan bahwa

pencapaian kinerja kesehatan hewan dalam hal pencegahan penyebaran penyakit mulut dan

kuku (PMK) dapat dikatakan berhasil dengan baik. Hasil pengukuran terhadap Indikator Kinerja

Sasaran menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Timur tetap berhasil mempertahankan status

bebas PMK. Pencapaian sasaran mempertahankan status bebas Penyakit Mulut dan Kuku

(PMK) dilaksanakan dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak,

melalui kegiatan : (1) Pengamatan penyakit hewan menular; (2) Pengendalian dan

penanggulangan penyakit hewan menular; serta Pemberdayaan Laboratorium Kesehatan

Hewan Type B yang ada di Malang dan Tuban.Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur akan

terus berupaya mempertahankan status bebas PMK.

TUJUAN 3 SASARAN 2

Tujuan meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan

Mempertahankan status bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 20

Tabel 3.9 Perkembangan mempertahankan status bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tahun 2009-2013

N0 Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013

Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian

1

Jumlah kasus

PMK

0 0 0 0 0

Perkembangan capaian kasus penyakit mulut dan kuku dari tahun 2009 sampai

dengan tahun 2013 tetap menunjukkan angka nol. Artinya, selama tahun 2009 hingga tahun

2013 Jawa Timur bebas dari penyakit mulut dan kuku.

Sasaran mempertahankan status bebas penyakit Anthrax diukur melalui satu indikator,

yaitu jumlah kasus kejadian penyakit Anthrax. Indikator kinerja, target dan realisasi dari

sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.10 sebagai berikut :

Tabel 3.10 Capaian kinerja sasaran mempertahankan status bebas penyakit Anthrax.

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%)

(1) (2) (3) (4) (5)

1

Jumlah kasus kejadian penyakit Anthrax.

0

0 100

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 3.3 pada Tabel 3.10, dapat disimpulkan bahwa

pencapaian kinerja kesehatan hewan dalam hal pencegahan penyebaran penyakit Anthrax

dapat dikatakan berhasil dengan baik. Hasil pengukuran terhadap Indikator Kinerja Sasaran

menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Timur tetap berhasil mempertahankan status bebas

Anthrax. Pencapaian sasaran mempertahankan status bebas penyakit Anthrax dilaksanakan

dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, melalui kegiatan : (1)

Pengamatan penyakit hewan menular; (2) Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan

menular; serta Pemberdayaan Laboratorium Kesehatan Hewan Type B yang ada di Malang

dan Tuban. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur akan terus berupaya mempertahankan

status bebas Anthrax.

Tabel 3.11 Perkembangan mempertahankan status bebas penyakit Anthrax tahun 2009-2013

N0 Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013

Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian

1

Jumlah kasus

kejadian penyakit

Anthrax.

0 0 0 0 0

TUJUAN 3 SASARAN 3

Tujuan meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan

Mempertahankan status bebas penyakit Anthrax.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 21

Perkembangan capaian kasus penyakit Anthrax dari tahun 2009 sampai dengan tahun

2013 tetap menunjukkan angka nol. Artinya, selama tahun 2009 hingga tahun 2013 Jawa Timur

bebas dari penyakit Anthrax.

Sasaran menurunnya kejadian penyakit Brucellosis pada sapi perahdiukur melalui satu

indikator, yaitu persentase kejadian penyakit Brucellosis pada sapi perah.Indikator kinerja,

target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.12 sebagai berikut :

Tabel 3.12 Capaian kinerja sasaran menurunnya kejadian penyakit Brucellosis pada Sapi Perah.

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%)

(1) (2) (3) (4) (5)

1

Persentase kasus penyakit Brucellosis pada sapi perah (%)

<0,1 0,029 344,83

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 3.4 pada Tabel 3.12, dapat disimpulkan bahwa

pencapaian kinerja sasaran kesehatan hewan dalam hal pengendalian penyakit Brucellosis

pada sapi perah di tahun 2013 tergolong Sangat Baik (344,83%). Hasil pengukuran Indikator

Kinerja Sasaran menunjukkan bahwa target yang ditetapkan dapat dicapai dengan sangat baik,

yaitu dari target persentase kasus dibawah 0,1% realisasinya mencapai 0,029%, sehingga

tercapai 344,83 persen dari yang ditargetkan. Pencapaian sasaran menurunnya kejadian

penyakit Brucellosis pada Sapi Perah dilaksanakan dengan Program Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit Ternak, melalui kegiatan : (1) Pengamatan penyakit hewan menular;

(2) Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular; serta Pemberdayaan

Laboratorium Kesehatan Hewan Type B yang ada di Malang dan Tuban. Meski capaian Kinerja

menunjukkan hasil yang baik, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur terus berupaya

mengendalikan penyakit Brucellosis pada sapi perah agar dapat mendukung pencapaian target

produksi susu.

Tabel 3.13 Perkembangan kasus penyakit Brucellosis pada Sapi Perah tahun 2009-2013

N0 Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013

Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian

1

Persentase kasus

penyakit Brucellosis

pada sapi perah

(%)

0,062 0,054 0,037 0,030 0,029

Perkembangan capaian Persentase kasus penyakit Brucellosis pada sapi perah dari

tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan penurunan yang diharapkan. Artinya,

pengendalian penyakit brucellosis berjalan secara efektif.

TUJUAN 3 SASARAN 4

Tujuan meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan

Menurunnya kejadian penyakit Brucellosis pada Sapi Perah.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 22

Sasaran menurunnya kejadian penyakit Aviant Influenza pada unggas diukur melalui

satu indikator, yaitu persentase kejadian penyakit Avian Influenza pada unggas. Indikator

kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.14 sebagai berikut :

Tabel 3.14 Capaian kinerja sasaran menurunnya kejadian penyakit Aviant Influenza pada unggas.

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%)

(1) (2) (3) (4) (5)

1

Persentase kasus penyakit Avian Influenza pada unggas (%)

<0,01 0,008 125

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 3.5 pada Tabel 3.14, dapat disimpulkan bahwa

pencapaian kinerja sasaran kesehatan hewan dalam hal pengendalian penyakit Aviant

Influenza pada unggas di tahun 2013 tergolong Sangat Baik (125%). Hasil pengukuran

Indikator Kinerja Sasaran menunjukkan bahwa target yang ditetapkan dapat dicapai dengan

baik, yaitu dari target persentase kasus dibawah 0,01% realisasinya mencapai 0,008%,

sehingga tercapai 125% dari yang ditargetkan. Pencapaian sasaran menurunnya kejadian

penyakit Avian Influenza pada unggas dilaksanakan dengan Program Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit Ternak, melalui kegiatan : (1) Pengamatan penyakit hewan menular;

(2) Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular; serta Pemberdayaan

Laboratorium Kesehatan Hewan Type B yang ada di Malang dan Tuban. Meski capaian Kinerja

menunjukkan hasil yang baik, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur terus berupaya

mengendalikan penyakit penyakit Avian Influenza pada unggas agar dapat mendukung

pencapaian target populasi ternak unggas dan produksi daging.

Tabel 3.15 Perkembangan kejadian penyakit Avian Influenza pada unggas tahun 2009-2013

N0 Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013

Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian

1

Persentase

kejadian penyakit

Aviant Influenza

pada unggas (%)

0,10 0,070 0,048 0,009 0,008

Perkembangan capaian persentase kasus penyakit Avian Influenza pada unggas dari

tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan penurunan yang diharapkan. Artinya,

pengendalian penyakit Avian influenza berjalan secara efektif.

TUJUAN 3 SASARAN 5

Tujuan meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan

Menurunnya kejadian penyakit Aviant Influenza pada unggas.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 23

3.2.4. Tujuan meningkatkan nilai tambah hasil peternakan melalui penanganan pasca

panen.

Tujuan meningkatkan nilai tambah hasil peternakan melalui penanganan pasca panen

dijabarkan kedalam 1 sasaran strategis dengan 1 indikator. Capaian Sasaran Strategis dan

Indikatornya tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

Sasaran meningkatnya pengolahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak.

diukur melalui 1 indikator, yaitu volume produk olahan hasil peternakan di tingkat kelompok

peternak. Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.16

sebagai berikut :

Tabel 3.16 Capaian kinerja sasaran meningkatnya pengolahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak.

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Volume produk olahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak

daging ayam

22 21 95,45

daging itik

16 13 81,25

daging sapi

83 83 100

telur ayam buras

67 68 101,49

telur itik

58 54 93,10

Rata – Rata Persentase Capaian Sasaran

94,26

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 4.1 pada Tabel 3.16, dapat disimpulkan bahwa

pencapaian kinerja penanganan pasca panen tergolong Baik (rata-rata 94,26%). Pencapaian

sasaran meningkatnya pengolahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak dilaksanakan

dengan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani dan Program Peningkatan Pemasaran

Hasil Produksi Peternakan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain : (1) Pengembangan

kemitraan, peningkatan gizi masyarakat dan peningkatan kualitas hasil peternakan; (2)

Peningkatan prestasi kelompok tani ternak, sumber daya manusia dan gemarampai. Kegiatan-

kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan usaha peternakan di tingkat kelompok

peternak agar berdaya saing dan mempunyai nilai tambah yang dapat meningkatkan

pendapatan peternak.

TUJUAN 4 SASARAN 1

meningkatkan nilai tambah hasil peternakan melalui penanganan pasca panen

meningkatnya pengolahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 24

Tabel 3.17 Perkembangan volume produk olahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak tahun 2009-2013

N0 Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013

Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian

1

volume produk

olahan hasil

peternakan di tingkat

kelompok peternak

daging ayam 18 17,5 19 20,5 21

daging itik 12 13 16 15 13

daging sapi 71 80 79 81 83

telur ayam buras 27 34,2 42,8 51,4 68

telur itik 54 69 67 61 54

Perkembangan capaian volume produk olahan hasil peternakan di tingkat kelompok

peternak dari tahun 2009 hingga tahun 2013 menunjukkan peningkatan, kecuali olahan daging

itik. Usaha yang dilakukan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dalam peningkatan volume

produk olahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak antara lain dengan melakukan

pelatihan teknis teknologi pengolahan hasil peternakan; penyuluhan peningkatan produksi

peternakan dan pemasaran atau informasi pasar; pembinaan sumber daya manusia dan

kelembagaan dalam rangka peningkatan kualitas mutu produk peternakan; promosi dan

eksploitasi hasil produksi kelompok bidang peternakan; dan gelar lomba olahan produk

peternakan.

3.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN

3.3.1. Pengelolaan Keuangan di Dinas Peternakan

Sejak diterapkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah keduakalinya dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun

2008 dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 33

Tahun 2004, dijelaskan bahwa hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur

dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Untuk mendukung pelaksanaan desentralisasi dan otonomi tersebut, sesuai Pasal 156

ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Kepala Daerah sebagai pemegang kekuasaan

pengelolaan keuangan daerah diberikan wewenang untuk mengelola keuangan daerah dan

mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Berdasarkan ketentuan tersebut, untuk menunjang penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, diperlukan adanya sumber daya dan dana

yang cukup serta memadai diantaranya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) yang dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 25

Agar pengelolaan keuangan daerah dapat diselenggarakan secara legal dan akuntabel,

maka perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD harus mengacu dan memperhatikan Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004

tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, dan untuk mensinkronkan dengan

ketentuan yang lebih tinggi dengan karakter dan kebutuhan daerah secara teknis pengelolaan

keuangan daerah harus dituangkan dalam Pereturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2

Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah

Tahun 2007 Nomor 1 Seri E), pengelolaan keuangan daerah yang diatur dalam peraturan

daerah ini meliputi kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, asas umum dan struktur APBD,

penyusunan rancangan APBD, pelaksanaan APBD, perubahan APBD, pengelolaan kas,

penatausahaan keuangan daerah, akuntansi keuangan daerah, pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD, kerugian daerah, pengelolaan keuangan BUMD, pembinaan dan

pengawasan pengelolaan keuangan daerah serta sistem informasi keuangan daerah.

Wewenang pengelolaan keuangan di SKPD Dinas Peternakan dilaksanakan oleh

Kepala Dinas selaku Pengguna Anggaran. Selanjutnya Pengguna Anggaran melimpahkan

sebagian kewenangannya kepada Kuasa Pengguna Anggaran yang dijabat oleh Sekretaris,

Kepala Bidang dan Kepala UPTD.

3.3.2. Pelaksanaan APBD

Berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Dinas Peternakan Provinsi

Jawa Timur Nomor 914/284.P/213.2/2013 tanggal 2 Oktober 2013, pelaksanaan APBD dapat

dirinci sebagai berikut :

a. Pendapatan Asli Daerah

Target PAD tahun 2013 sebesar Rp. 4.485.000.000,00 dapat direalisasikan sebesar

Rp.10.278.352.940,96, sehingga capaian kinerja yang diperoleh di tahun 2013 mencapai

229,17%.Target, realisasi dan capaian PAD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tahun 2013

dapat dilihat pada Tabel 3.18 .

Tabel 3.18 Perolehan PAD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013

NO URAIAN TARGET PAD 2013 REALISASI BERTAMBAH / BERKURANG

%

1 2 3 4 5 6

I RETRIBUSI DAERAH

4.485.000.000,00

6.420.793.213,00 1.935.793.213,00

1

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 3.740.000.000,00 5.536.453.443,00 1.796.453.443,00

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 26

Perolehan PAD Dinas Peternakan dari tahun 2009 hingga tahun 2013 terus

menunjukkan peningkatan dan melebihi target yang ditetapkan. Perkembangan capaian PAD

Dinas peternakan tahun 2009-2013 dapat dilihat pada Tabel 3.19

Tabel 3.19 Perkembangan PAD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2013

2

Retribusi Tempat Penginapan/

Pesanggrahan/Villa

5.400.000,00 10.867.500,00 5.467.500,00

3 Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah

739.600.000,00 873.472.270,00 133.872.270,00

II LAIN-LAIN

PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH

0,00 3.857.559.727,96 3.857.559.727,96

1 Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan/penyelesaian Pekerjaan

0,00 341.188.586,00 341.188.586,00

2 Hasil Eksekusi Jaminan atas Pelaksanaan Pekerjaan

0,00 3.513.869.921,32 3.513.869.921,32

3 Pendapatan Sewa Gedung dan Bangunan

0,00 320.000,00 320.000,00

4 Lain-lain Penerimaan Daerah

0,00 0,33 0,33

5 Hasil Pengelolaan Dana Bergulir

0,00 2.181.220,31 2.181.220,31

JUMLAH 4.485.000.000,00 10.278.352.940,96 5.793.352.940,96 229,17

Target dan Realisasi PAD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun

2009-2013

NO. TAHUN PAD (Rp) REALISASI (Rp) (%)

1 2 3 4 5

1 2009 1.300.000.000,00 1.470.944.901,33 113,15

2 2010 2.270.000.000,00 5.738.723.216.31 252.81

3 2011 3.795.000.000,00 6.763.953.406,16 178,23

4 2012 4.200.000.000,00 7.418.433.081,00 176,63

5 2013 4.485.000.000,00 10.278.352.940,96 229,17

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 27

b. Belanja Daerah

Belanja Daerah dianggarkan sebesar Rp. 215.122.302.000,00 dapat direalisasikan

sebesar Rp. 201.409.249.068,33 dengan capaian kinerja sebesar 93,63%, dapat dijabarkan

sebagai berikut :

1) Belanja Tidak Langsung (BTL) : dianggarkan sebesar Rp. 17.394.802.000,00 dan

direalisasikan sebesar Rp. 16.672.802.117,00 atau mencapai 95,85% dari yang

dianggarkan.

2) Belanja Langsung (BL) : dianggarkan sebesar Rp. 197.727.500.000,00 dan

direalisasikan sebesar Rp. 184.736.446.951,33 atau mencapai 93,43% dari yang

dianggarkan.

Rekapitulasi serapan belanja APBD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran

2013 berdasarkan Program dan kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3.20 sebagai berikut :

Tabel 3.20 Realisasi Belanja APBD Dinas Petenakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013

Kode Program/ kegiatan

Uraian Anggaran setelah PAPBD (Rp)

Realisasi (Rp) %

1 2 3 4 5

2.01.0300.01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

4.134.000.000,00 3.898.276.186,00 94,30

2.01.0300.01.099 Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran.

4.134.000.000,00 3.898.276.186,00 94,30

2.01.0300.02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

5.050.000.000,00 4.724.410.822,00 93,55

2.01.0300.02.099 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

5.050.000.000,00 4.724.410.822,00 93,55

2.01.0300.03 Program Peningkatan Disiplin Aparatur

360.000.000,00 349.320.500,00 97,03

2.01.0300.03.099 Peningkatan Disiplin Aparatur

360.000.000,00 349.320.500,00 97,03

2.01.0300.05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

250.000.000,00 179.771.300,00 71,91

2.01.0300.05.099 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.

250.000.000,00 179.771.300,00 71,91

2.01.0300.06 Program Peningkatan Pembangunan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

306.000.000,00 293.814.100,00 96,02

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 28

2.01.0300.06.099 Peningkatan Pembangunan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

306.000.000,00 293.814.100,00 96,02

2.01.0300.07 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah

300.000.000,00 295.048.700,00 98,35

2.01.0300.07.098 Penyusunan Database SKPD sebagai Penunjang Pusat Data Provinsi Jawa Timur.

300.000.000,00 295.048.700,00 98,35

2.01.0300.15 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

127.177.500.000,00 121.520.853.013,33 95,55

2.01.0300.15.017 Peningkatan prestasi kelompok tani ternak, Sumber daya Manusia dan Gemarampai.

2.550.000.000,00 2.292.754.293,00 89,91

2.01.0300.15.018 Pengembangan kawasan peternakan dan perbibitan.

3.350.000.000,00 3.192.142.476,00 95,29

2.01.0300.15.019 Pengembangan kemitraan, peningkatan gizi masyarakat dan peningkatan kualitas hasil peternakan

26.650.000.000,00 25.588.494.116,00 96,02

2.01.0300.15.020 Peningkatan populasi ternak (Integrasi ternak dan komoditas pertanian lainnya).

3.400.000.000,00 3.311.430.506,00 97,40

2.01.0300.15.028 Pengembangan budidaya ternak

3.500.000.000,00 3.171.289.963,33 90,61

2.01.0300.15.058 Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau

9.727.500.000,00 9.036.886.950,00 92,90

2.01.0300.15.079 Peningkatan Populasi Sapi di Madura

3.000.000.000,00 2.508.861.050,00 83,63

2.01.0300.15.086 Jalinkesra Penanganan Rumah Tangga Sangat Miskin

75.000.000.000,00 72.418.993.659,00 96,56

2.01.0300.21 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

23.221.500.000,00 21.485.844.640,00 92,53

2.01.0300.21.006 Pengumpulan, pengolahan data peternakan.

1.200.000.000,00 969.510.465,00 80,79

2.01.0300.21.009 Pengawasan obat hewan dan residu.

850.000.000,00 800.587.483,00 94,19

2.01.0300.21.010 Pemberdayaan Lab Keswan Type B Malang.

1.170.000.000,00 1.151.812.410,00 98,45

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 29

2.01.0300.21.011 Pemberdaya an Lab Keswan Type B Tuban

1.270.000.000,00 1.179.603.065,00 92,88

2.01.0300.21.012 Pengamatan Penyakit Hewan Menular

1.300.000.000,00 1.165.153.036,00 89,63

2.01.0300.21.013 Pengendalian dan penanggulangan penyakit Hewan Menular

9.450.000.000,00 8.777.995.748,00 92,89

2.01.0300.21.018 Pemberdayaan Rumah Sakit Hewan

500.000.000,00 486.970.340,00 97,39

2.01.0300.21.019 Pengawasan peredaran produk pangan asal hewan

2.025.000.000,00 1.811.623.946,00 89,46

2.01.0300.21.020 Pengawasan peredaran produk hewan nonpangan

1.000.000.000,00 921.988.654,00 92,20

2.01.0300.21.021 Pengawasan dan pengendalian kesejahteraan hewan

4.456.500.000,00 4.220.599.493,00 94,71

2.01.0300.22 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

25.053.500.000,00 21.930.241.767,00 87,53

2.01.0300.22.010 Optimalisasi Inseminasi Buatan (IB)

2.750.000.000,00 2.526.380.225,00 91,87

2.01.0300.22.011 Pemberdayaan laboratorium dan pengembangan alsin peternakan

3.500.000.000,00 3.388.613.500,00 96,82

2.01.0300.22.012 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Batu

2.054.000.000,00 2.015.216.257,00 98,11

2.01.0300.22.013 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Kediri

2.350.000.000,00 2.341.267.005,00 99,63

2.01.0300.22.014 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Jember

1.900.000.000,00 1.781.444.664,00 93,76

2.01.0300.22.015 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Tuban

2.671.900.000,00 2.616.140.282,00 97,91

2.01.0300.22.016 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Magetan

2.360.000.000,00 2.330.868.250,00 98,77

2.01.0300.22.017 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Malang

1.300.000.000,00 1.290.650.204,00 99,28

2.01.0300.22.027 Pemberdayaan UPT Pembibitan dan Kesehatan Hewan Madura

1.767.600.000,00 1.637.153.080,00 92,62

2.01.0300.22.028 Sarana dan Peralatan Optimalisasi UPT-D dan Laboratorium Kesehatan Hewan Type B (DAK)

4.000.000.000,00 1.669.526.000,00 41,74

2.01.0300.22.029 Pendampingan Kegiatan (DAK)

400.000.000,00 332.982.300,00 83,25

2.01.0300.23 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan

6.900.000.000,00 6.351.016.857,00 92,04

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 30

2.01.0300.23.014 Sinkronisasi program perencanaan dan evaluasi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan

2.200.000.000,00 1.883.071.551,00 85,59

2.01.0300.23.015 Promosi pemasaran hasil gerdu taskin dan koordinasi asosiasi peternakan

4.700.000.000,00 4.467.945.306,00 95,06

2.01.0300.25 Program Pengembangan Agribisnis

4.975.000.000,00 3.707.849.066,00 74,53

2.01.0300.25.018 Pengembangan Kawasan Sentra Perbibitan Ternak di perdesaan

2.500.000.000,00 1.596.523.286,00 63,86

2.01.0300.25.019 Fasilitasi pengembangan kawasan agropolitan

2.475.000.000,00 2.111.325.780,00 85,31

3.3.3 PelaksanaanAPBN

Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun 2013 yang dikelola Dinas

Peternakan Provinsi Jawa Timur sebesar Rp. 122.662.273.000,00 dan realisasi keuangan

sampai dengan tanggal 31 Desember tahun 2013 sebesar Rp. 105.877.408.614,00 atau sama

dengan 86,32%. Penjabaran pngelolaan belanja APBN sebagaimana Tabel 3.21 berikut.

Tabel 3.21 Target, Realisasi dan Capaian Belanja APBN Tahun 2013

TUGAS PEMBANTUAN

Instansi Pemberi

Dasar Hukum Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH)

DIPA Nomor : 018.06.059111/2013 Tanggal 5 Desember 2012.

79.553.460.000,00 71.497.595.680,00 89,87

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP)

DIPA Nomor : 018.07.059023/2013 Tanggal 5 Desember 2012

4.657.265.000,00 3.980.442.500,00 85,47

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP)

DIPA Nomor : 018.08.059024/2012 tanggal 5 Desember 2012

4.835.000.000,00 4.761.659.800,00 98,48

DANA DEKONSENTRASI

Instansi Pemberi

Dasar Hukum Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH)

DIPA Nomor : 018.06.059111/2013 Tanggal 5 Desember 2012.

31.520.973.000,00 23.999.782.784,00 76,14

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 31

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPH)

DIPA Nomor : 018.07.059023/2013 Tanggal 5 Desember 2012

1.495.575.000,00 1.129.732.750,00 75,54

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP)

DIPA Nomor : 018.08.059024/2013 Tanggal 5Desember 2012

600.000.000,00 508.195.100,00 84,70