laporan akhir tahun ke-1 penelitian terapan …

94
LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI PENGEMBANGAN MODEL SISTEM INFORMASI KESEHATAN PASIEN (SIMKES) BERBASIS ANDROID UNTUK DISCHARGE PLANNING DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT Tahun Ke-1 dari rencana 3 tahun Tim Pengusul: Dr. A.Aziz Alimul Hidayat, S.Kep, Ns, M.Kes. NIDN. 0008127401 Musrifatul Uliyah, SST. M.Kes NIDN. 0711087202 Dr. dr. Sukadiono, MM. NIDN. 0718126802 Dibiayai oleh Kopertis Wilayah VII Jawa Timur, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi sesuai dengan surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian Nomor 009/II.3.SP/L/IV/2018 tanggal 24 April 2018 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA NOPEMBER 2018 KODE : 371/ILMU KEPERAWATAN

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

1

LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1

PENELITIAN TERAPAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM INFORMASI KESEHATAN PASIEN

(SIMKES) BERBASIS ANDROID UNTUK DISCHARGE PLANNING DALAM

PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT

Tahun Ke-1 dari rencana 3 tahun

Tim Pengusul:

Dr. A.Aziz Alimul Hidayat, S.Kep, Ns, M.Kes. NIDN. 0008127401

Musrifatul Uliyah, SST. M.Kes NIDN. 0711087202

Dr. dr. Sukadiono, MM. NIDN. 0718126802

Dibiayai oleh Kopertis Wilayah VII Jawa Timur, Kementerian Riset dan Pendidikan

Tinggi sesuai dengan surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian Nomor

009/II.3.SP/L/IV/2018 tanggal 24 April 2018

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

NOPEMBER 2018

KODE : 371/ILMU KEPERAWATAN

Page 2: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

2

Page 3: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

3

RINGKASAN

Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks yang dapat dialami oleh

setiap manusia, dan juga bangsa. Salah satu permasalahan yang memiliki dampak pada

pembangunan manusia adalah ketidaktahuan tentang gejala penyakit dan keterlambatan

akses pertolongan dalam pelayanan kesehatan, sebagai akibat sistem informasi kesehatan

pasien yang belum efektif. Untuk itu solusinya adalah dengan cara pemanfaatan sistem

informasi kesehatan pasien berbasis android untuk discharge planning dalam pelayanan

keperawatan yang mudah diakses, secara tepat, cepat dan efisien.

Penelitian tahun pertama bertujuan untuk menganalisis kebutuhan sistem informasi

discharge planning dan membuat rancangan model desain sistem informasi discharge

planning sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. Metode penelitian yang digunakan pada

tahap pertama dengan menggunakan metode kualitatif. Dalam penyusunan model sistem

informasi kesehatan menggunakan metode FAST (framework for the Application of System

Technique), meliputi tahap sebagai berikut: studi pendahuluan, analisis masalah, analisis

keputusan, perancangan, membangun sistem baru dan penerapan atau implementasi.

Pengembangan sistem dalam penelitian ini menggunakan metode prototipe dimulai dari

analisis kebutuhan dan desain sistem. Pengambilan data analisis kebutuhan sistem

dilakukan wawancara dengan kerangka PIECES (performance, information, economic,

control, efficiency dan service)), setelah mendapatkan analisis kebutuhan sistem

selanjutnya pembuatan desain sistem dengan menggunakan diagram konteks, data flow

diagram (DFD) dan entity relationship data (ERD). Kriteria sampel dalam penelitian ini

adalah dokumen discharge planning. Penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Subyek penelitian adalah pasien di rawat dan pasca perawatan di rumah sakit

Muhammadiyah Surabaya, Siti Khotijah, Muhammadiyah Gresik, RS Haji Surabaya dan

RS Soewandi Surabaya.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan sistem, evaluasi discharge planning

merupakan paling tinggi menimbulkan error. Sedangkan hasil studi kelayakan berdasarkan

kerangka PIECES (Performance, Information, Economic, Control, Efficiency, dan Service)

dengan adanya sistem informasi discharge planning ini dapat membantu perawat dalam

melakukan discharge planing dan meningkatkan waktu proses pelayanan asuhan

keperawatan sehingga sistem ini layak untuk dikembangkan. Berdasarkan desain sistem,

desain input dan desain output, desain sistem informasi manajemen discharge planing ini

ini memenuhi kriteria sehingga siap untuk diimplentasikan ke dalam sistem.

Kata kunci : sistem informasi, kesehatan, keperawatan, discharge planning

Page 4: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

4

PRAKATA

Segala Puji bagi Allah Tuhan seluruh alam atas hidayah dan kesempatan yang telah

diberikan oleh tim peneliti, sehingga dapat terselesaikan laporan kemajuan penelitian

terapan unggulan perguruan tinggi.

Dengan terselesaikannya laporan kemajuan tahun kesatu dalam penelitian unggulan

perguruan tinggi yang berjudul “Pengembangan model sistem informasi kesehatan pasien

berbasis android untuk discharge planning dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit”

diharapkan dapat memberikan arah dan rencana untuk tindaklanjut pada pengembangan

penelitian lainnya sesuai dengan roadmap penelitian unggulan institusi.

Atas terselesaikan laporan ini kami tim peneliti mengucapakan kepada berbagai pihak

yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan penelitian

ini, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :

1. Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi atas fasilitas khususnya

pembiyaan/pendanaan dalam hibah penelitian ini.

2. Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset

dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi atas program

hibah penelitian ini;

3. Kepala lembaga layanan pendidikan tinggi (LLDIKTI) wilayah VII Jawa Timur atas

fasilitas khususnya pembiyaan/pendanaan dalam hibah penelitian ini.

4. Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya, ketua LPPM Universitas

Muhammadiyah Surabaya

5. Tim Peneliti, sejawat atas partisipasi dam kerjasama dalam penelitian ini

Sehingga penelitian ini berjalan sesuai dengan waktu yang direncanakan, dengan

kelemahan dalam penelitian ini kami berharap berbagai masukan, kritik dan saran demi

perbaikan penelitian lanjutan.

Surabaya, 15 Nopember 2018

Tim Peneliti

Page 5: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

5

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan Laporan.......................................................................... 1

Ringkasan.......................................................................................................... 3

Prakata............................................................................................................... 5

Daftar Isi........................................................................................................... 6

Daftar tabel........................................................................................................ 7

Daftar gambar.................................................................................................... 8

Daftar lampiran................................................................................................. 9

Bab 1. Pendahuluan........................................................................................... 10

Bab 2. Renstra dan Road Map Penelitian Perguruan Tinggi............................ 14

Bab 3. Tinjauan Pustaka.................................................................................... 15

Bab 4. Metode Penelitian.................................................................................. 20

Bab 5. Hasil dan Luaran yang dicapai.............................................................. 26

Bab 6. Rencana Tahap Berikutnya................................................................... 32

Bab 7. Kesimpulan dan Saran........................................................................... 33

Daftar Pustaka................................................................................................... 35

Lampiran........................................................................................................... 36

Page 6: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

6

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rancangan target pencapaian 12

Tabel 4.1 Luaran dan indikator capaian penelitian 24

Tabel 5.1 Permasalahan sistem informasi discharge planning di

rumah sakit muhammadiyah

24

Tabel 5.2 Analisis kebutuhan non fungsional berdasarkan PIECES 25

Page 7: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

7

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Roadmap penelitian unggulan pertgutuan tinggi 14

Gambar 2.2 Roadmap penelitian 2018-2020 19

Gambar 3.1 Road map penelitian sistem informasi discharge planning 25

Gambar 5.1 Discharge planning rumah sakit muhammadiyah Surabaya 27

Gambar 5.2 Garmbar ERD sistem informasi discharge planning 29

Gambar 5.3 Gambar diagram kontexs sistem informasi discharge

planing

29

Gambar 5.4 Interface login sistem informasi discharge planning 30

Gambar 5.5 Interface input data pasien pada sistem informasi

discharge planning

31

Page 8: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

8

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Publikasi di Jurnal Internasional bereputasi (submited) 37

Lampiran 2 Buku 40

Lampiran 3 Haki 41

Page 9: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

9

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks yang dapat dialami oleh

setiap manusia, masalah tersebut selalu berkaitan dengan masalah-masalah lain. Salah satu

masalah kesehatan yang umumnya dialami oleh setiap orang adalah ketidaktahuan tentang

gejala penyakit dan keterlambatan dalam meminta pertolongan dalam pelayanan kesehatan,

hal ini disebabkan karena pengetahuan dan perilaku kurang. Kondisi tersebut dapat dialami

pasien pasca di rawat di rumah sakit, karena tidak efektinnya pelaksanaan discharge

planning (perencanaan pulang). Persoalannya adalah masih banyaknya pelaksanaan

discharge planning di rumah sakit dengan kategori cukup (83,24%) (Widaningsih, 2015).

Salah satu dampak pelaksanaan discharge planning yang tidak efektif adalah

menyebabkan tingkat kepatuhan untuk kontrol ke rumah sakit yang rendah. Hal tersebut

sebagaimana dalam penelitian Suryadi (2013) yang menyatakan bahwa 70,6% pasien yang

tidak patuh disebabkan karena peran perawat sebagai educator dalam discharge planning

yang tidak baik. Permasalahan tidak efektifnya discharge planning sangat berkaitan dengan

informasi dan komunikasi dengan pasien termasuk sistem informasi di rumah sakit juga

belum berjalan secara maksimal.

Selain itu terdapat model discharge planning yang memiliki pengaruh terhadap

pengetahuan dan kemampuan perawat dalam pelaksanaan discharge planning yang

berdampak pada efektifnya pelaksanaan discharge planning. Dalam penelitian Hariyati

(2008) menyatakan ada pengaruh model penerapan discharge planning dengan media

teknologi informasi terhadap peningkatan pengatahuan perawat tentang discharge planning

(p=0,000), dan ada pengaruh model penerapan discharge planning dengan media teknologi

informasi terhadap peningkatan praktek perawat tentang discharge planning.

Dengan demikian penggunaan media teknologi informasi adalah sangat efektif

untuk pelaksanaan discharge planning bagi perawat, namun dari penelitian tersebut belum

dikembangkan penggunaan sistem informasi dari perspektif pasien, untuk itu dalam

penelitian ini akan dikembangkan model sistem informasi kesehatan pasien untuk

Page 10: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

10

discharge planning yang berbasis android yang dapat dimanfaatkan oleh pasien pada saat

di rumah sakit maupun pasca dirawat di rumah sakit. Dalam pengembangan model sistem

informasi tersebut kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan atau berbagai informasi selama

di rumah sakit dapat diketahui dan dipahami serta mudah diakses.

1.2 Tujuan Khusus

Tahun Ke-1

1. Mengidentifikasi data dasar kebutuhan informasi kesehatan pasien yang digunakan

dalam discharge planning untuk pelayanan keperawatan

2. Menyusun algoritma rancangan sistem informasi kesehatan berbasis android dalam

discharge planning untuk pelayanan keperawatan

Tahun ke-2

Mengembangkan model sistem informasi kesehatan pasien berbasis android yang

digunakan dalam discharge planning untuk pelayanan keperawatan

Tahun Ke-3

Menguji pelaksanaan sistem informasi kesehatan berbasis android dengan menentukan

tingkat akurasi dan efektifitas untuk discharge planning dalam pelayanan keperawatan

pasca perawatan di rumah sakit.

1.3 Urgensi (keutamaan penelitian)

Urgensi dalam penelitian ini adalah selain menemukan model sistem informasi kesehatan

pasien berbasis android yang mudah diakses, secara tepat cepat dan efesien, juga dapat

mengurangi dampak kekambuhan dan keterlambatan dalam penanganan masalah kesehatan

pasca dirawat di rumah sakait, sehingga biaya akan menjadi efisien. Hal tersebut sejalan

Page 11: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

11

sebagaimana rencana strategi penelitian unggulan perguruan tinggi pada tema unggulan

yang kedua, yaitu Pengembangan lingkungan permukiman yang bersih, sehat, hijau dan

berwawasan teknologi berbasis kemandirian masyarakat. Untuk mewujudkan tersebut

penelitian dalam bidang kesehatan adalah memberikan solusi pada kesehatan secara mandiri,

keluarga dan lingkungan, sehingga nantinya akan terwujud kemandirian masyarakat. Makna

lingkungan permukiman tidak sebatas pada lingkungan fisik, namun juga pada aspek sumber

daya manusianya. Sehingga penelitian ini dapat mendorong percepatan capaian rencana

strategi untuk menghasilkan inovasi. Selain itu dapat mensinergikan dengan kebijakan

pembangunan kesehatan nasional khususnya dalam sistem informasi kesehatan nasional.

1.4 Rencana target capaian tahunan

Tabel 1.1. Rencana target capaian tahunan

No Jenis Luaran Indikator Capaian

Kategori Subkategori Wajib Tambah

an

TS TS+1 TS

+2

1 Artikel ilmiah di

muat di jurnal

Internasional

bereputasi

V Submitte

d

accepted

Nasional

terakreditasi

2 Artikel ilmiah

dimuat di

proceeding

Internasional

terindeks

Nasional

3 Invited speaker

dalam temu ilmiah

internasional V terdaftar Sudah

dilaksana

kan

Nasional

4 Visiting lecturer Internasional

5 Hak Kekayaan

Intelektual

Paten

Paten sederhana

Hak cipta V terdaftar granted

Merek dagang

Rahasia dagang

Desain Produk

Indutsri

Indikasi

geografis

Perlindungan

Varietas

Tanaman

Page 12: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

12

Perlindungan

topografi sirkuit

terpadu

6 Teknologi tepat

guna

7 Model,

purwarupa/desain/k

arya seni/rekayasa

sosial

V draf terapan

8 Bahan Ajar V draf Sudah

terbit

9 Tingkat Kesiapan

Teknologi

5 6

Page 13: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

13

BAB 2. RENSTRA DAN ROAD MAP PENELITIAN PERGURUAN TINGGI

Dalam renstra penelitian Universitas Muhammadiyah Surabaya, memiliki oreientasi pada

pengembangan penelitian dalam peningkatan kemandirian dan kesejahteraan sosial

masyarakat dengan prinsip moralitas. Sehingga fokus penelitian unggulan dituangkan

dalam 3 peta jalan (road-map) penelitian unggulan, yaitu: 1) Pengembangan kawasan ekonomi

masyarakat berbasis industri inovatif dan kreatif, 2) Pengembangan lingkungan permukiman

yang bersih, sehat, hijau dan berwawasan teknologi berbasis kemandirian masyarakat, dan 3)

Pengembangan komunitas yang terdidik, sadar hukum, humanis dan multikultural.

Relevansi RIP Universitas Muhammadiyah Surabaya dengan usulan penelitian ini

adalah memiliki kesamaan dalam tujuan akhir dari penelitian yaitu masyarakat yang hidup

dengan lingkungan sehat dengan aksesibitas yang mudah dengan terpenuhi sistem informasi

kesehatan yang ada. Sehingga usulan penelitian ini sesuai dengan penelitian unggulan dalam

pengembangan lingkungan permukinan yang bersih, sehat, hijau dan berwawasan teknologi

berbasis kemandirian masyarakat. Hal tersebut tanpak pada target road map tahun 2017-2018,

yaitu pemantapan sistem informasi dengan integrasi teknologi, sosial ekonomi, hukum dan

lingkungan sebagaimana dalam gambar 1.

Gambar 3.1 Road map penelitian unggulan Universitas Muhammadiyah Surabaya dalam

lingkungan permukinan yang bersih, sehat, hijau dan berwawasan teknologi berbasis

kemandirian masyarakat

Page 14: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

14

BAB 3. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Peran Teknologi dalam Sistem Informasi Kesehatan

Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu bagian penting dalam sistem kesehatan

nasional, karena perkembangan sistem informasi kesehatan sangat ditentukan kemajuan

dan teknologi informasi dan komunikasi suatu bangsa. Sistem informasi saat ini dapat

digunakan dalam berbagai hal termasuk dalam penyusunan kebijakan, pedoman, arahan

penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta pembangunan berwawasan kesehatan.

Pengembangan sistem informasi kesehatan di Indonesia diatur dalam kepmenkes nomor

004/Menkes/SK/I?2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan

kepmenkes nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan

pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Kegiatan sistem

informasi kesehatan di Indonesia yang dilakukan adalah cara pengumpulan data,

pengolahan data dan analisis data serta penyajian informasi.

Dalam model sistem informasi kesehatan nasional terdapat 7 komponen yang saling

berhubungan, diantaranya sumber data manual, sumber data komputerisasi, sistem

informasi dinas kesehatan, sistem informasi pemangku kepentingan, bank data kesehatan

nasional, pengguna data oleh kementerian kesehatan dan pengguna data. Dari komponen

tersebut yang terkait dengan penelitian ini adalah pada aspek pengguna data khususnya

pasien. Kebutuhan pasien terhadap informasi kesehatan sangat bervariasi sehingga perlu

dikembangkan sesai dengan kebutuhan atau keinginan pasien.

Dalam hal ini teknologi informasi memiliki peran penting dalam sistem informasi

kesehatan, diantaranya penyediaan data yang dibutuhkan oleh pengguna secara cepat selain

itu juga memudahkan dalam pengoperasian, adanya sistem dokumentasi dan pelaporan

yang cepat dan akurat, mendukung koordinasi dan dapat digunakan sistem manajemen

untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di masyarakat.

Page 15: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

15

3.2 Penggunaan Android dalam Sistem Informasi Kesehatan

Android merupalan sistem operasi berbasis linux yang dapat dirancang untuk perangkat

bergerak (layar sentuh). Android memiliki sifat open source code yang memudahkan para

pengembang untuk menciptakan dan memodifikasi aplikasi atau fitur yang belum ada

dalam sistem android sesuai dengan kebutuhan pengguna. Sistem android memiliki cara

kerja, diantaranya android bekerja dengan metodologi tidak mematikan aplikasi yang

sedang berjalan. Android dirancang untuk meninggalkan fungsi menutup atau mematikan

fungsi aplikasi. Sistem android juga memiliki keunggulan menjaga agar pengguna aplikasi

lain yang sedang berjalan dibackground (true multitasking) yang memungkinkan untuk

melanjutkan pekerjaan yang dilakukan. Selanjutnya ketika tidak ada memori RAM yang

terisi android akan mulai menutup aplikasi yang dianggap memiliki prioritas rendah dengan

mendeteksi aplikasi yang telah digunakan.

Dalam perkembangannya sistem android memiliki keuunggulan, diantaranya Near

Field Comunication (NFC), adanya dukungan kamera depan, ponsel internet, tampilan

yang lebih rapi, manajemen aplikasi, input teks yang levih cepat, copy paste. NFC salah

satu kelebihan dari sistem android yang dapat digunakan untuk transaksi nirkabel,

selanjutnya pada manajemen aplikasi pengguna dapat melihat berapa besar memori yang

diserap oleh masing-masing aplikasi yang sedang berjalan (Hidayat, 2010).

Selain itu sistem android memiliki berbagai fitur yang tersedia, diantaranya

framework aplikasi, yaitu pengguna dapat menggunakan dan memindahkan dari komponen

yang tersedia, Dalvik virtual machine yang dioptimalkan untuk perangkat mobile, grafik

adanya grafik 2D dan grafik 3D yang didasarkan ada library open GL, kemudian ada Sqlite

yang digunakan penyimpanan data, ada fasilitas pendukung media seperti audio, video

dalam berbagai format gambar, adanya komunikasi data, seperti GSM, blutooth, EDGE3

G dan Wifi, adanya kamera, global positioning System (GPS) compas dan accelerato meter,

dan adanya lingkungan pengembangan aplikasi android termasuk emulator, peralatan

debugging dan plugin untuk clipse IDE (Hermawan, 2010).

Dengan kelebihan android memiliki berbagai fitur yang sesuai dengan kebutuhan

dan dapat dengan mudah digunakan dan tidak mematikan aplikasi lain, maka sistem

informasi kesehatan pasien dapat dengan mudah diterapkan. Karena prinsip dari sistem

Page 16: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

16

informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih muda berguna dan lebih

berarti bagi yang menerimanya, sehingga aksesibilitas data tersaji tepat waktu, akurat, dan

sesuai kebutuhan data pengguna.

3.3 Model perencanaan pulang (discharge planning) menggunakan Teknologi

Informasi

Discharge planning (perencanaan pulang) merupakan bagian dari sistem perawatan

berkelanjutan, yang dibutuhkan klien untuk membantu perawatan berkelanjutan pada klien

serta dapat membantu keluarga dalam menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik,

pada saat tepat dan sumber yang tepat (Doenges & Moorhouse: 94-95). Discharge planning

memiliki tujuan membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan yang

optimal. Rencana pulang yang dimulai pada saat pasien masuk rumah sakit hingga pasien

pulang. Discharge planning memiliki tujuan menurunkan angka kekambuhan dan kembali

ke rumah sakit dan mengurangi kunjungan ke rumah sakit serta memahami kebutuhan

setelah perawat di rumah sakit.

Discharge planning dilakukan melalui berbagai tahap, diantaranya pengkajian

mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang klien, meliputi data kesehatan,

data pribadi, pemberi perawatan, lingkungan, keuangan dan pelayanan Pelayanan yang

dapat mendukung pasien. Selanjutnya diagnosis, perencanaaan, hasil yang diharapkan.

menurut Luverne & Barbara (1988) perencanaan pemulangan pasien membutuhkan

identifikasi kebutuhan spesifik klien, diantaranya kebutuhan terhadap obat yang harus

dilanjutkan setelah pulang, lingkungan sebaiknya aman dengan fasilitas pelayanan yang

dibutuhkan, pengobatan, pendidikan kesehatan, dan mengetahui sistem bantuan pemberi

layanan kesehatan, diet, dan terakhir dari kegiatan discharge planning adalah implementasi

dan evaluasi pasien.

Kegagalan discharge planning pada pasien adalah saat pasien sudah kembali ke

rumah, hal ini dikarenakan program perencanaan pulang sering sulit diketahui dan diakses

oleh pasien. Sehingga pasien membutuhkan sistem informasi yang mudah, cepat dan

akurat. Melalui sistem informasi kesehatan pasien, maka pasien akan mudah untuk

mendapatkan informasi perencanaan pulang melalui android, sekaligus petugas kesehatan

Page 17: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

17

atau pelayanan kesehatan dapat memantau perkembangan pasien, sehingga tujuan

discharge planning dapat tercapai sebagaimana konsep discharge planning dalam

pelayanan keperawatan.

3.4 Studi Pendahuluan

Beberapa studi pendahuluan yang sudah dilakukan oleh peneliti lain antara lain:

1. Hariyati, R. T. S., Afifah, E., & Handiyani, H. (2008). Evaluasi model perencanaan

pulang yang berbasis teknologi informasi. Makara Kesehatan, 12(2), 53-58.

2. Supono, A. R. (2006). Penerapan Teknologi Informasi Pada Dunia Kedokteran:

Peluang dan Hambatan Penerapan Pengobatan Jarak Jauh Berbasis Internet di Negara

Berkembang. Bandung: Informatika.

3. Pratiwi Saud, N., Kapalawi, I., & Noor, N. B. (2013). Analisis kebutuhan

pengembangan system informasi rawat jalan RS Wahidin Sudiro Husodo Tahun 2013

4. Limbong, J. (2010). Pengembangan Sistem Informasi Rawat Inap Pelayanan Penyakit

Dalam Guna Mendukung Keputusan Manajemen pelayanan di RSUD dr H Soemarno

Sosroadmojo Bulungan Kalimantan Timur. Universitas Diponegoro

5. Widyantoro, W. (2005). Hubungan penggunaan sistem informasi keperawatan dengan

kelengkapan dokumentasi keperawatan di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Selatan.

Tesis. Program Pascasarjana FIK UI.

6. Hariana, E., Sanjaya, G. Y., Rahmanti, A. R., Murtiningsih, B., & Nugroho, E. (2013).

Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di DIY. SESINDO

2013.

7. Riana, A. (2006). Evaluasi kinerja sistem informasi manajemen ditinjau dari aspek

persepsi pengguna dalam mendukung proses manajemen di rumah sakit PKU

Muhammadiyah Yogyakarta. program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

8. Iqonul, H. (2015). Hubungan Peran Educator Perawat Dalam Pelaksanaan Discharge

Planning Dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Untuk Kontrol Di Poli Interna RSUD dr.

h. Moh. Anwar Sumenep. Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Page 18: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

18

Kemudian beberapa pengalaman dan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti

adalah sebagai berikut :

1. Model analisis diagnosis keperawatan berbasis sistem pakar untuk peningkatan asuhan

keperawatan tahun 2016.

2. Persepsi mahassiwa terhadap pelayanan keperawatan berbasis sistem informasi

kesehatan tahun 2015

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, perlu dikembangkan penelitian pengembangan

model sistem informasi kesehatan pasien berbasis android untuk mendukung discharge

planning dalam pelayanan keperawatan. Sebagaimana dalam road map penelitian yang

akan dikembangkan

Gambar 3.2 Roadmap penelitian 2018-2020

Keterangan :

: Penelitian telah dilakukan

: Penelitian akan dilakukan

2019

Uji coba

Rancangan

Model

SIMKES

berbasis

Android

Pengembanga

n SIM

Keperawata

berbasis

Komputer

2018

Analisis

Kebutuhan

Informasi

Kesehatan

Pasien

Model

SIMKES

berbasis

Android

untuk

Discharge

Planning

Model

Sistem

Informasi

Kesehatan

Pasien

Evaluasi

Model

Perencanaan

Pulang pasien

berbasi IT

2020

Uji coba

SIMKES

sebagai

Discharge

Planning

Peningkatan mutu

pelayanan

keperawatan

melalui SIM

berbasis komputer

Page 19: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

19

BAB 4. METODE PENELITIAN

4.1 Tahap pertama (Tahun ke-1)

4.1.1 Rancangan Penelitian

Metode penelitian tahap pertama menggunakan penelitian kualitatif, dengan melakukan

identifikasi data dasar kebutuhan informasi kesehatan pasien yang digunakan dalam

discharge planning untuk pengembangan sistem informasi kesehatan pasien. Dalam

pengembangan sistem dengan menggunakan metode FAST (framework for the application

of system technique), meliputi tahap sebagai berikut: studi pendahuluan, analisis masalah,

analisis keputusan, perancangan, membangun sistem baru dan penerapan atau

implementasi. Untuk tahun pertama dilakukan sampai dengan tahap membangun sistem

baru/kontruksi.

Dalam melakukan pengembangan sistem, penulis menggunakan metode FAST

(Framework for the Application of Systems Techniques) dengan pendekatan prototyping.

Adapun fase-fase tersebut adalah sebagai berikut :

1. Scope Definition (Definisi Lingkup) Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi

yang akan diteliti tingkat feasibility dan ruang lingkup proyek yaitu dengan

menggunakan kerangka PIECES (Performance, Information, Economics, Control,

Efficiency, Service). Hal ini dilakukan untuk menemukan inti dari masalah-masalah

yang ada (problems), kesempatan untuk meningkatkan kinerja organisasi

(opportunity), dan kebutuhankebutuhan baru yang dibebankan oleh pihak manajemen

atau pemerintah (directives).

2. Problem Analysis (Analisis Permasalahan) Pada tahap ini akan diteliti masalah-

masalah yang muncul pada sistem yang ada sebelumnya. Dalam hal ini yang dihasilkan

dari tahapan preliminary investigation adalah kunci utamanya. Hasil dari tahapan ini

adalah peningkatan performa sistem yang akan memberikan keuntungan dari segi

bisnis perusahaan. Hasil lain dari tahapan ini adalah sebuah laporan yang menerangkan

tentang problems, causes, effects, dan solution benefits.

Page 20: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

20

3. Requirements Analysis (Analisis Kebutuhan) Pada tahap ini akan dilakukan

pengurutan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan bisnis yang ada. Tujuan dari tahapan

ini adalah mengidentifikasi data, proses dan antarmuka yang diinginkan pengguna dari

sistem yang baru.

4. Logical Design (Desain Logis) Tujuan dari tahapan ini adalah mentransformasikan

kebutuhan-kebutuhan bisnis dari fase requirements analysis kepada sistem model yang

akan dibangun nantinya. Dengan kata lain pada fase ini akan menjawab pertanyaan-

pertanyaan seputar penggunaan teknologi (data, process, interface) yang menjamin

usability, reliability, completeness, performance, dan quality yang akan dibangun di

dalam sistem.

5. Decision Analysis (Analisis Keputusan) Pada tahap ini akan akan dipertimbangkan

beberapa kandidat dari perangkat lunak dan keras yang nantinya akan dipilih dan

dipakai dalam implementasi sistem sebagai solusi atas problems dan requirements

yang sudah didefinisikan pada tahapan-tahapan sebelumnya.

6. Physical Design (Desain Logis) Tujuan dari tahapan ini adalah mentransformasikan

kebutuhan bisnis yang direpresentasikan sebagai logical design menjadi physical

design yang nantinya akan dijadikan sebagai acuan dalam membuat sistem yang akan

dikembangkan. Jika di dalam logical design tergantung kepada berbagai solusi teknis,

maka physical design merepresentasikan solusi teknis yang lebih spesifik.

7. Construction and Testing. Setelah membuat physical design, maka akan dimulai untuk

mengkonstruksi dan melakukan tahap uji coba terhadap sistem yang memenuhi

kebutuhan-kebutuhan bisnis dan spesifikasi desain. Basis data, program aplikasi, dan

antarmuka akan mulai dibangun pada tahap ini. Setelah dilakukan uji coba terhadap

keseluruhan sistem, maka sistem siap untuk diimplementasikan.

8. Installation and Delivery Pada tahap ini akan dioperasikan sistem yang telah dibangun.

Tahapan ini akan dimulai dengan men-deploy software hingga memberikan pelatihan

kepada user mengenai penggunaan sistem yang telah dibangun.

Page 21: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

21

4.1.2 Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RS di kota Surabaya, dengan waktu penelitian April-September

2018.

4.1.3 Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah orang-orang yang berkaitan dengan sistem informasi

kesehatan pasien, diantaranya pasien, perawat, dokter, ahli gizi, bidan di rumah sakit yang

terpilih secara simple random sampling.

4.1.4 Instrumen dan cara pengumpulan data

Instrumen penelitian yang digunakan dalam pada penelitian sistem informasi kesehatan

pasien, yatu 1) pedoman wawancara mendalam untuk memperoleh data yang berhubungan

dengan sistem informasi, 2) Chek list untuk observasi pengolahan sistem informasi,

identifikasi kebutuhan informasi, pengukuran kualitas sistem informasi yang dihasilkan

sebelum dan sesudah rancangan sistem informasi baru.

4.1.5 Cara Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah dengan analisis isi untuk menganalisis data kualitatif

yang berasal dari wawancara mendalam dan analisis deskriptif untuk menganalisis

gambaran kebutuhan informasi kesehatan pasien dengan menggunakan distrribusi

frekuensi dalam bentuk persentase, dan juga menggunakan nilai mean dan standar deviasi.

4.2 Tahap kedua dan tiga (Tahun ke-2 dan 3)

4.2.1 Rancangan Penelitian

Page 22: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

22

Metode penelitian tahap kedua menggunakan penelitian kuantitif, jenis eksperimen yaitu

melakukan pengujian terhadap kelompok eksperimen (menggunakan sistem informasi

kesehatan pasien) dengan kelompok kontrol.

4.2.2 Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RS di kota Surabaya, dengan waktu penelitian April-September

2019.

4.2.3 Populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang dirawat di rumah sakit di wilayah

kota Surabaya yang terdaftar mulai tanggal 1 April—30 Juni 2019. Sebagian pasien yang

terpilih menjadi sampel yang memenuhi kriteria inklusi, diantaranya bersedia diteliti, usia

17-60 tahun, dapat membaca dan menulis. Teknik pengambulan sampel proportional

random sampling.

4.2.4 Instrumen dan cara pengumpulan data

Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian sistem informasi kesehatan pasien,

adalah kuesioner terstuktur dan observasi yang telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas.

4.2.5 Cara Analisis Data

Analisis data yang dilakukan tahap kedua adalah dengan analisis inferensial untuk

menganalisis perbedaan antara kelompok yang menggunakan sistem informasi kesehatan

pasien dengan kelompok control menggunakan uji t dengan nilai p < 0,05.

Page 23: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

23

Tabel 4.1 Luaran dan indikator capaian Penelitian

Tahap Penelitian Luaran Indikator Capaian

Tahap pertama

(Tahun ke-1)

Rancangan model sistem

informasi kesehatan pasien

berbasis android

1. Basis data kebutuhan sistem

informasi kesehatan pasien

2. Algoritma sistem informasi

kesehatan pasien

3. Kualitas sistem informasi

(relevansi, keakuratan dan

ketepatan informasi dan

kelengkapan data)

Publikasi Jurnal

Internasional

Tahap kedua

(tahun ke-2/3)

Model sistem informasi

kesehatan pasien untuk

discharge planning dalam

pelayanan keperawatan

1. Rumusan model sistem

informasi kesehatan pasien

berbasis android

2. Pengujian sistem informasi

kesehatan pasien untuk

discharge planning

Software aplikasi sistem

informasi kesehatan pasien

(Haki)

Publikasi Jurnal

Internasional

Publikasi buku referensi

sistem informasi kesehatan

pasien

Page 24: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

24

Tahun ke-1

Analisis kebutuhan

informasi kesehatan

pasien

Tahun ke-2

Uji coba rancangan

model SIMKES

berbasis android

Tahun Ke-3

Uji coba SIMKES

sebagai discharge

planning

Model SIMKES

berbasis android

untuk discharge

planning dalam

pelayanan

keperawatan di

Rumah Sakit

Subyek:

Pasien rawat inap

RS

Luaran :

Draf rancangan

model SIMKES

berbasis android,

dan publikasi

internasional

Subyek:

Pasien rawat inap

RS

Luaran :

Rancangan model

SIMKES berbasis

android, dan

publikasi

internasional

Subyek:

Pasien pasca rawat

inap RS

Luaran:

Model SIMKES

berbasis android

untuk discharge

planning, dan

publikasi

internasional

Gambar 4.1 Roadmap penelitian pengembangan model sistem informasi kesehatan

pasien berbasis android untuk discharge planning dalam pelayanan keperawatan

Page 25: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

25

BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

Hasil penelitian yang dijelaskan pada bab ini meliputi gambaran sistem informasi discharge

planning pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya, masalah sistem informasi

disharge planning pasien, identifikasi kebutuhan dan hasil rancangan sistem informasi

discharge planning yang baru.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran sistem informasi untuk discharge planning di Rumah Sakit

Muhammadiyah

Sistem informasi discharge planning di rumah sakit muhammadiyah Surabaya, saat ini

masih menggunakan manual. Berdasarkan hasil observasi pada perawat, pasien dan

pimpinan rumah sakit kegiatan yang dilakukan saat ini khususnya dalam dischrage planing

bahwa proses pelaksanaan discharge planning belum melakukan proses sebagaimana

tahapan pelaksanaan discharge planning, diantaranya seleksi pasien, pengkajian,

perencanaan, sumber komunitas, implementasi dan evaluasi. Selain tahapan proses belum

dilakukan, format atau laporan juga dilakukan secara manual. Pada umumnya pelaksanaan

discharge planning dilakukan langsung tahap implementasi dengan menggunakan catatan

discharge planning seperti pada gambar 5.1

Page 26: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

26

Gambar 5.1

Discharge Planning pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya

5.1.2 Masalah Sistem Informasi Discharge Planning di Rumah Sakit

Muhammadiyah

Sistem informasi discharge planning di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya, yang saat

ini berjalan, memiliki berbagai kelemahan, diantaranya: evaluasi tidak dilakukan secara

rutin dan terstruktur, karena data tidak lengkap, dan proses pengumpulan, pengolahan dan

pelaporan masih secara manual.

Tabel 5.1 Permasalahan pada sistem informasi Discharge Planning di rumah Sakit

muhammadiyah

No Masalah Penyebab masalah

1 Kelengkapan Pengumpulan data tidak lengkap

2 Kesesuaian Laporan atau informasi yang dihasilkan tidak sesuai

dengan yang dibutuhkan oleh kepala ruangan atau

pimpinan rumah sakit, pasien dan perawat

Page 27: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

27

3 Keakuratan Proses pengolahan data dan evalauasi pelaksanaan

dischrage planning

4 Ketepatan awaktu Proses pengumpulan data, pengolahan data, pelaporan

data.

Berdasarkan analisa masalah, maka kendala sistem diantaranya masalah kelengkapan,

kesesuaian, keakuratan dan ketepatan waktu.

5.1.3 Identifikasi Kebutuhan Sistem Informasi Dischrage Planning

Analisis kebutuhan terdiri atas kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional.

Kebutuhan fungsional yang harus ada dalam sistem yang akan dibuat ini adalah sebagai

berikut:

1. Sistem harus dapat memberikan informasi tentang laporan discharge planning pasien;

2. Adanya integrasi data discharge planning pasien untuk semua laporan dan data

disimpan dalam basis data sehingga pemanggilan dan pemrosesan data menjadi lebih

mudah.

3. Pengembangan sistem informasi yang menyediakan fasilitas informasi kesesuaian

data pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari discharge planning

sehingga memudahkan pasien dan perawat dalam melakukan follow up tindakan

keperawatan.

Selanjutnya dilakukan analisis kebutuhan non fungsional yang dikategorikan berdasarkan

PIECES framework (sebagaimana tabel 5.1)

Tabel 5.2 Analisis kebutuhan non fungsional berdasarkan PIECES

Kebutuhan Non fungsional Penjelasan

Performance Sistem diharapkan dapat mempersingkat waktu dalam

penyelesaian setiap pengolahan pencatatan data laporan

discharge planning pasien (mulai dari seleksi,

pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi)

Information Adanya integrasi data untuk semua laporan discharge

pasien dan data disimpan dalam basis data sehingga

pemanggilan dan pemrosesan data discharge planning

pasien menjadi lebih mudah

Page 28: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

28

Economic Sistem yang baru diharapkan dapat mengurangi biaya

operasional seperti pemakaian kertas dalam pencetakan

laporan

Control Sistem diharapkan memiliki hak akses oleh setiap

penggunanya dalam hal ini pasien, perawat, kepala

ruangan dan pimpinan rumah sakit, sehingga tidak setiap

orang berhak untuk mengelola semua data dan

mempergunakannya secara leluasa

Eficiency Sistem diharapkan dapat membuat laporan secara

terotomatisasi

Service Sistem diharapkan memberikan tampilan yang lebih

mudah dipahami oleh orang awam sekalipun sehingga

memudahkan penggunanya untuk menggunakan sistem

ini

5.1.4 Pengembangan Sistem Informasi Discharge Planning

Rancangan pengembangan sistem baru digunakan dengan metode metode framework for

the application of systems techniques (FAST), dengan langkah sebagai berikut: studi

pendahuluan untuk mengetahui permasalahan dan peluang, analisis masalah (sebagaimana

tabel 5.1), analisis kebutuhan, analisis keputusan, tahap rancangan (rancangan model basis

data, diagram kontexs), rancangan input dan output, rancangan dialog antar muka, dan

tahap selanjutnya tahap membangun sistem baru (pemograman, sarana hardware,

pengujian) dan tahap terakhir adalah tahap penerapan sistem dan uji coba sistem.

5.1.5 Hasil Pengembangan Sistem Informasi Discharge Planning

1. Pemodelan data

Gambar 5.2

Gambar pemodelan Entity relationship data (ERD) Sistem Baru

Page 29: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

29

2. Pemodelan Proses

Gambar 5.3

Gambar diagrman kontexs sistem baru

Gambar 5.4

Gambar interface login sistem informasi discharge planning pasien

rumah sakit muhammadiyah Surabaya

Username

Password

Sign in Forget password

Page 30: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

30

No register

Nama Pasien

Usia

Jenis Kelamin

Tgl masuk rumah sakit

Diagnosis medis

Diagnosis keperawatan

Tgl keluar rumah sakit

Gambar 5.5

Gambar interface login input data pasien di sistem informasi discharge planning

pasien rumah sakit muhammadiyah Surabaya

5.2 Luaran Penelitian

Luaran penelitian yang dicapai sebagaimana rencana target pencapaian dari penelitian ini,

diantaranya :

1. Publikasi internasional bereputasi (terindex scopus): submited

2. Hak Kekayaan Intelektual : proses pendaftaran

3. Buku ajar: draf buku

simpan edit hapus kembali

Page 31: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

31

BAB 6. RENCANA TAHAP BERIKUTNYA

Rencana tahap berikutnya (tahun ke-2) adalah melanjutkan penelitian dengan menyempurnakan

produk sistem pakar dengan uji coba terhadap efektifitaas dan efesinsi serta mutu asuhan

keperawatan. Pada tahun kedua juga dikembangkan untuk semua pasien di ruangan di rumah sakit

muhammadiyah sekaligus penerapan uji coba software.

Page 32: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

32

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1. Sistem informasi kesehatan yang berhubungan dengan perencanaan pulang di

rumah sakit muhammadiyah yang saat ini terdapat berbagai masalah, diantaranya

a. input data (khusus data pasien tentang seleksi yang akan diberikan dicharge

planning masih tidak lengkap), data pengkajian kebutuhan discharge planning

yang meliputi kesehatan fisik, status fungsional, kebutuhan pendidikan

kesehatan, dan kebutuhan konseling tidak ada. Data perencanaan discharge

planing yang meliputi 6 komponen antara lain medication, enviroment,

treatment, health teaching, ocupatient refferal, dan diet juga sebagian masih

belum ada. Identifikasi sumber komunitas belum lengkap.

b. Proses data (pengelolaan data masih dilakukan secara manual dan belum

menggunakan sistem informasi berbasis elektronik)

c. output (laporan/informasi berupa laporan pelaksanaan discharge planing dan

evaluasi secara manual dan belum spesifik).

2. Informasi untuk mendukung evaluasi pelayanan yang dibutuhkan oleh pihak

manajemen yaitu :

a. Laporan evaluasi pelaksanaan discharge planning pasien;

b. Laporan jumlah pasien yang mendapatkan discharge planning dan berhasil

c. Laporan kunjungan pasien yang rawat jalan

3. Basis data sistem informasi discharge planning untuk mendukung evaluasi

pelayanan yang dikembangkan adalah direktur, kepala bidang perawatan, kepala

ruangan, perawat primer/supervisior, perawat pelaksana, dokter, penyakit,

diagnosis keperawatan, pemeriksaan/pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi

Page 33: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

33

7.2 Saran

1. Sistem informasi discharge planning pasien yang dikembangkan hanya berfokus

pada intervensi discharge planing berbasis METHOD, maka perlu dikembangkan

agar jenis intervensi lebih luas.

2. Pengguna (user) sistem yang berbeda-beda (perawat, kepala ruangan, kepala bidang

perawatan, direktur) maka sistem informasi discharge planning ini perlu

dikembangkan menjadi multi user.

3. Apabila sistem informasi discharge planning yang dikembangkan ini akan

diaplikasikan, maka perlu disediakan fasilitas/sarana yang mendukung di Rumah

Sakit.

Page 34: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

34

DAFTAR PUSTAKA

Damawiyah, S., & Chasani, S. (2015). Pengaruh Penerapan Discharge Planning dengan

Pendekatan Family Centered Nursing Terhadap Motivasi dan Kesiapan Keluarga

dalam Merawat Pasien Stroke Pasca Akut di RS. Islam Surabaya. Diponegoro

University.

Hariyati, R. T. S., Afifah, E., & Handiyani, H. (2008). Evaluasi model perencanaan pulang

yang berbasis teknologi informasi. Makara Kesehatan, 12(2), 53-58.

Hariana, E., Sanjaya, G. Y., Rahmanti, A. R., Murtiningsih, B., & Nugroho, E. (2013).

Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di DIY. SESINDO

2013.

Iqonul, H. (2015). Hubungan Peran Educator Perawat Dalam Pelaksanaan Discharge

Planning Dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Untuk Kontrol Di Poli Interna RSUD dr.

h. Moh. Anwar Sumenep. Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Limbong, J. (2010). Pengembangan Sistem Informasi Rawat Inap Pelayanan Penyakit

Dalam Guna Mendukung Keputusan Manajemen pelayanan di RSUD dr H Soemarno

Sosroadmojo Bulungan Kalimantan Timur. Universitas Diponegoro

Pratiwi Saud, N., Kapalawi, I., & Noor, N. B. (2013). Analisis kebutuhan pengembangan

system informasi rawat jalan rumah sakit Wahidin Sudirohusodo tahun 2013.

Riana, A. (2006). Evaluasi kinerja sistem informasi manajemen ditinjau dari aspek

persepsi pengguna dalam mendukung proses manajemen di rumah sakit PKU

Muhammadiyah Yogyakarta. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Rofi’i, M., Hariyati, R. T. S., & Pujasari, H. (2012). Perjanjian dan konsensus dalam

pelaksanaan perencanaan pulang pada perawat rumah sakit. Jurnal Keperawatan

Indonesia, 15(3), 207-214.

Rahayu, C. D. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengeruhi Kualitas Discharge

Planning Terhadap Tingkat Kemandirian Pasien Dengan Gangguan Cardiovarcular

Pasca Hositalisasi [Analysis of Factors Influencing Discharge Planning Quality.

Rofi’i, M., Hariyati, R. T. S., & Pujasari, H. (2013). Faktor Personil Dalam Pelaksanaan

Discharge Planning Pada Perawat Rumah Sakit Di Semarang. Jurnal Manajemen

Keperawatan, 1(2).

Supono, A. R. (2006). Penerapan Teknologi Informasi Pada Dunia Kedokteran: Peluang

dan Hambatan Penerapan Pengobatan Jarak Jauh Berbasis Internet di Negara

Berkembang. Bandung: Informatika.

Suryadi, R. F. (2013). Hubungan peran educator perawat dalam discharge planning dengan

tingkat kepatuhan pasien rawat inap untuk control di rumah sakit paru kabupaten

Jember.

Page 35: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

35

Widaningsih, N. (2015). Studi Komparasi Pelaksanaan Discharge Planning oleh Perawat

di Bangsal Multazam dan Marwah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

STIKES'Aisyiyah Yogyakarta.

Widyantoro, W. (2005). Hubungan penggunaan sistem informasi keperawatan dengan

kelengkapan dokumentasi keperawatan di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Selatan.

Tesis. Program Pascasarjana FIK UI.

Yuliani, E., Nurhaeni, N., & Waluyanti, F. T. (2016). Perencanaan Pulang Efektif

Meningkatkan Kemampuan Ibu Merawat Anak dengan Pneumonia Di Rumah. Jurnal

Keperawatan Indonesia, 19(2), 123-128.

Page 36: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

36

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Publikasi internasional bereputasi (terindex scopus): submited

2. Hak Kekayaan Intelektual: Proses pendaftaran

3. Buku ajar: Draf

Page 37: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

37

Discharge Planning Information System Model (DPIS Model) in

Nursing Services in Hospitals

Abdul Aziz Alimul Hidayat1, Musrifatul Uliyah2, Sukadiono3

1,2, University of Muhammadiyah Surabaya, 60113, Indonesia

Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, (031) 3813096

Email: [email protected]

ABSTRACT

The problem of post-treatment in hospitals in Indonesia is 83.24% implementing enough discharge planning

categories, which can cause low levels of adherence to control to hospitals. This can be caused by a dischrge

planing information system not yet implemented. The aim to analyze the needs of the information system

discharge planning and drafting model of discharge planning information system design. method used in

compiling the model is the FAST method ( framework for the Application of System Technique ). Data

retrieval of system needs analysis is conducted interviews with PIECES framework (performance,

information, economic, control, efficiency and service). Subjects were patients in care and post-care at

Surabaya hospital, Indonesia. The results showed that the discharge planning evaluation stage was the highest

cause of error. Whereas the results of the feasibility study based on the PIECES framework, it can for

developing information systems. With their discharge planning information system can help nurses in

discharge planing and improve processing time nursing care services so that the system is feasible to develop. Based on system design, input design and output design, this discharge planing management information

system design meets the criteria so that it is ready to be implemented into the system.

keyword: information systems, health, nursing, discharge planning

I. INTRODUCTION

Health problems are very complex problems that can be experienced by every human being, the

problem is always related to other problems. One health problem that is commonly experienced by everyone is ignorance of the symptoms of the disease and delays in asking for help in health

services, this is due to lack of knowledge and behavior. This condition can be experienced by

patients after being hospitalized, because it is ineffective in implementing discharge planning. The

issue is that there are still many implementation of discharge planning in hospitals in Indonesia with sufficient categories (83.24%) [1].

One of the effects of implementing ineffective discharge planning is that it causes low levels

of adherence to control to hospitals. This is according to research Suryadi stated that 70.6% of

patients who do not comply because the role of the nurse as an educator in the discharge planning was not good [2]. The problem of ineffective discharge planning also very related to information

and communication with patients including information systems at the hospital also not running

optimally.

Page 38: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

38

Efforts to overcome these problems can be done in various ways, including Hariyati's research

stating that the model of applying discharge planning with information technology media can increase nurses' knowledge of discharge planning. (p = 0,000), and the model of applying discharge

planning with information technology media can also improve the practice of nurses about discharge planning [3].

Thus the use of information technology media is very effective for the implementation of

discharge planning for nurses, but of these studies have not developed the use of information

systems from the perspective of the patient, for in this study will be developed model of health

information systems of patients for discharge planning that is based on Android that can be used

by patients at the hospital and after being hospitalized. The purpose of this study was to analyze the

needs of information systems for discharge planning in hospitals in Surabaya, Indonesia and drafting a discharge planning information system design model in accordance with hospitals, in

Indonesia.

II. METHODS

The method used in the compilation of health information system models using the FAST method

(framework for the Application of System Technique ), includes the following stages: preliminary

studies, problem analysis, decision analysis, design, building new systems and implementation or

implementation. Data retrieval system needs analysis conducted interviews with the PIECES

framework (performance, information, economic, control, efficiency and service), after obtaining a

system needs analysis then making a system design using context diagrams, data flow diagrams

(DFD) and entity relationship data (ERD ) .

The sample criteria in this study are discharge planning documents. This study analyzed

descriptively qualitative. The subjects of the study were nurses, heads of rooms, and patients treated

and post-treatment in hospitals in Surabaya, Indonesia .

Research Instruments Research Instruments Measuring instruments in this study were interview guidelines with PIECES

framework , data collection sheet ). The materials used include discharge planning data at hospitals

in Surabaya , Indonesia.

III. RESULTS AND DISCUSSION

A. Overview of information systems for scharge planning at hospitals, in Surabaya,

Indonesia

The information system on hospital discharge planning, in Surabaya, Indonesia, is still using

manual. Based on the results of observations on nurses, patients and hospital leaders, the activities

carried out at this time, especially in the dischrage planing, that the discharge planning process has

not carried out the process as the stages of discharge planning, including patient selection,

assessment, planning, community resources, implementation and evaluation. In addition to the

Page 39: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

39

process steps have not been carried out, the format or report is also done manually. In general,

discharge planning is carried out directly in the implementation phase using discharge planning

records , without selecting patients.

B. Discharge Planning Information System Problems at Hospitals , in Surabaya, Indonesia

The discharge planning information system in hospitals in Surabaya, Indonesia which

currently runs, has various weaknesses, including: evaluation is not carried out routinely and

structured, because the data is incomplete, and the process of collecting, processing and reporting

is still manual, so it requires time page. More information about the Discharge planning information

system, can be presented in table 1.

Table 1 . Problems with the Discharge Planning information system at the Hospital in Surabaya,

Indonesia

No. Problem The cause of the problem

1 Completeness Incomplete data collection

2 Suitability The report or information produced is not in accordance with what

is needed by the head of the room or the head of the hospital, patient

and nurse

3 Accuracy Data processing and evaluation implementation of dischrage

planning

4 Timeliness The process of data collection, data processing, data reporting.

Based on problem analysis, the system constraints include problems of completeness, suitability,

accuracy and timeliness.

C. Identification of Dischrage Planning Information System Needs

The results of the identification of the information system for the disharge planning consists

of functional needs and non-functional needs. Functional needs that must be present in this system

are as follows: 1) the system must be able to provide information about patient discharge planning,

2) the patient's discharge planning data integration for all reports and data stored in the database so

that calls and data processing becomes easier, 3) Development of information systems that provide

data suitability information facilities for assessment, planning, implementation and evaluation of

discharge planning so as to facilitate patients and nurses in following up on nursing actions.

Furthermore, non-functional needs analysis categorized according to PIECES framework can

be presented in table 2.

Page 40: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

40

Table 2 . Non-functional needs analysis based on PIECES

Non functional needs Explanation

Performance The system is expected to shorten the time to complete the processing

of patient's discharge planning report data processing (starting from

selection, assessment, planning, implementation and evaluation)

Information There is data integration for all patient discharge reports and data is

stored in the database so that the calling and processing of patient

discharge planning data becomes easier

Economic The new system is expected to reduce operational costs such as the use

of paper in report printing

Control The system is expected to have access rights by each user in this case

the patient, nurse, head of the room and the head of the hospital, so that

not everyone has the right to manage all data and use it freely

Efficiency The system is expected to be able to create reports automatically

Service The system is expected to provide a display that is more easily

understood by ordinary people, making it easier for users to use this

system

D. Results of Development of Discharge Planning Information System

The results of the development of the information system for dishwashing planning can be

described through data modeling, and process modeling. Data modeling through a flat entity

relationship (ERD) is presented in Figure 1, while process modeling can be described through the

context diagram presented in Figure 2.

Figure 1

Page 41: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

41

Figure of New System Entity relationship data (ERD) modeling

Figure 2

The new kontexs diagrm image system

Figure 3

Picture of the login interface for the discharge planning information system

According to Slevin, process implementation of discharge planning is done through five stages:

patient selection, assessment, planning, implementation and evaluation [4]. The patient's selection

phase, is a stage to identify patients who need discharge planning, all patients need services, but

Page 42: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

42

giving priority to discharge planning for patients who have a higher risk of having special services.

Slevin [4] describe the characteristics of patients who require discharge planning and referrals to

health care is that patients who lack knowledge of the plan of treatment, isolation so unlucky,

diagnosis is just a chronic illness, major surgery, extension convalescing from major surgery or

illness, mental instability or emotion. management of complex home care, financial difficulties,

inability to use referral sources, as well as sick patients at the terminal stage.

Whereas according to Cawthorn [5], the priority of clients who need discharge planning is over

70 years of age, multiple diagnoses and high risk of death, limited physical mobility, limited ability

to care for themselves, decreased cognition status, risk of injury, homelessness and poverty,

suffering from chronic diseases, anticipating long-term care in stroke, patients with new diabetes

mellitus, pulmonary TB, substance/drug abuse disorders, history of frequent use of emergency

facilities such as asthma, allergies. Discharge planning is also indicated for patients in special care

such as nursing homes or rehabilitation centers. In addition, it is also necessary to consider the

socio-economic conditions and the environment of the patient such as the ability of family members

to care for and environmental facilities that are suitable for the patient's condition [6]

The second stage is the stage of discharge planning that focuses on 4 areas, namely physical

and psychosocial assessment, functional status, health education needs and counseling. Zwicker

and Picariello [6] suggests that the principle-p rinsip in the study were 1) assessment was done on

admission and continued throughout the treatment, 2) Assessment focuses on adult patients at high

risk of not achieving the results of discharge, and 3) The assessment includes k poor living

conditions Health physical, a motion Entang ktif r, r en pliers passive motion, a lat necessary

auxiliary, s tatus functional (ability in daily activities and independence functions), health education

needs, counseling needs, and access to services after returning home.

In assessing the health education needs of patients, nurses must consider various things,

according to Rankin Rankin [7], namely: information needed by patients and families, behaviors

that need evaluation, skills needed by patients to demonstrate healthy behavior and environmental

factors that can be changed to show that behavior desired. The study in the discharge planning

process must be carried out comprehensively and consider the criteria for patients who need discharge planning both for the patients themselves and families who will continue treatment after

discharge from the hospital. In order for the goal of continuity of care to be achieved, patients and

families must be able to adapt to health conditions and the family burden can be minimized [4].

Hoeman [8] mentioned criteria patients who are ready to study the needs health education, it was

shown in 3 categories as follows: a) Physically, the patient is able to participate in the assessment

process as vital signs have been controlled, anxiety decreased, b) The purpose of the assessment

process can be understood by the patient and in accordance with the needs of the patient and family,

c) Assessment must also consider the emotional status of the patient and family so that they can

actively participate in expressing their needs.

In the planning phase, this stage requires collaboration with other health teams, discussions

with family and the provision of health education according to the assessment. An

interprofessional approach can improve patient satisfaction and the quality of health education [9].

The approach used in discharge planning is focused on 6 important areas of the provision of health

education known as " METHOD" and adjusted to the policies of each hospital [10] M: Medication

. Patients are expected to know about: the name of the drug, the dose to be taken, the time of

administration, the purpose of drug use, drug effects, symptoms that may deviate from the effects

of the drug and other specific things that need to be reported. E: Environment . Patients will be

Page 43: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

43

guaranteed about: adequate instruction regarding important skills needed at home, investigation and

correction of various hazards in the home environment, adequate emotional support, investigation

of sources of economic support, investigation of transportation to be used by the client . Q:

Treatment . Patients and families can: know the goals of care that will be continued at home, and

be able to demonstrate how to care properly. H: Health Teaching . Patients will be able to: describe

how the disease or its conditions are related to bodily functions, describe the important meanings

to maintain health status, or achieve a higher level of health. O: Outpatient Referral . The patient

can: know the time and place for health control, know where and who can be contacted to help with

treatment and treatment. D: Diet . Patients are expected to be able to: describe the purpose of

dieting, plan the types of menus that fit their diet.

Implementation and evaluation, this stage according to Zwicker and Picariello Zwicker and

Picariello [6], explains that in the implementation of discharge planning there are some things that

need to be considered, namely a) Discharge planning should focus for a need for patients and

families, b) assessment to serve as guidelines strategy implementation, c) assessment will determine

the need for health education is needed after discharge from hospital, d) the data assessment can

predict the outcome of patients after discharge from the hospital, e) discharge planning begins at

admission aims to shorten maintenance day . Besides that, it is strategic to ensure continuity of

patient care Zwicker and Picariello [6], there are four, including Communication, Coordination,

Collaboration and Continual Reassesment. Communication , is carried out in a multidisciplinary

manner involving the patient and family when the patient is first admitted to the hospital, during

the treatment period and when the patient is going home. Communication can be done in writing

and the documentation is an assessment of patient care needs in the form of a summary of the patient

in the hospital. Verbal communication is carried out regarding health status carried out on patients,

families, other professionals and health services for referrals after returning from the hospital. Coordination , in the process of discharge planning must coordinate with a multidisciplinary team

and with referral service units after the patient returns home sick. Communication must be clear

and can assure that the patient and family understands everything The thing that was communicated,

Collaboration, was carried out by nurses with all teams involved in patient care, besides that there

was collaboration between nurses and families by providing information about the patient's past

medical history, biopsychosocial needs and things that could potentially hinder the process of

continuity of care, and Continual Reasssesment, process discharge planning is dynamic, so the

status patient's health will always be change according to the assessment carried out continuously

and accurate. Focus on the implementation stage this is giving health education as well

documentation.

In the evaluation phase the discharge planning implementation of the nurse asks again the

health education that has been given. Evaluation can be done by asking the patient and family

members to explain about the education that has been taught including: diseases, physical signs and

symptoms that must be reported, asking patients to demonstrate every treatment that will be

continued at home, asking patients to pay attention to the condition of the house, identifying

dangerous dangers for patients. Ibrahim, Buick, Majoor and McNeil [11] explained that in

evaluating the effectiveness of discharge planning, there are two indicators of assessment that needs

to be considered is the criteria for processes and outcomes that can be measured as an increase in

functional status, day hospitalization or repeated visits (readmission) due uncontrolled risk factors. In evaluating the effectiveness of the discharge planning process it is necessary to follow-up after

the patient returns from the hospital which can be done by telephone or contact with family and

health services that participate in providing care to patients

Page 44: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

44

IV. CONCLUSION

Health information systems since the early planning return to the hospital, in Indonesia that

currently there are a variety of problems, including 1) input of data (data only patients on the

selection that will be given charged planning is still not complete), the data needs assessment

discharge planning that includes physical health, functional status, health education needs, and no

counseling needs. Discharge planing planning data which includes 6 components including

medication, enviroment, treatment, health teaching, ocupatient referrals, and some diets are still

missing. Identification of community resources is incomplete. 2) Data processing ( data

management is still done manually and not using an electronic-based information system), 3) output

(report/information in the form of reports on the implementation of discharge planing and

evaluation manually and not specific).

Information to support the evaluation of services needed by management, namely 1) Evaluation report on the implementation of patient discharge planning; 2) Report on the number of

patients receiving discharge planning and success, 3) Reports of outpatient patient visits. Database

of discharge planning information systems to support service evaluations developed are directors,

heads of care, heads of rooms, primary/supervisior nurses, nurses implementing, doctors, diseases,

nursing diagnoses, examinations/assessments, planning, implementation and evaluation

ACKNOWLEDGEMENTS

We gratefully acknowledge the support of the Ministry of Technology Research and Higher

Education of the Republic of Indonesia for funding this research in 2018.

Reeferences

[1] N. Widaningsih, R. Ruhyana, Studi Komparasi Pelaksanaan Discharge Planning oleh

Perawat di Bangsal Multazam dan Marwah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta,

STIKES'Aisyiyah Yogyakarta, 2012.

[2] R.F. Suryadi, Hubungan peran educator perawat dalam discharge planning dengan

tingkat kepatuhan pasien rawat inap untuk kontrol di Rumah Sakit Paru Kabupaten

Jember, (2013).

[3] R.T.S. Hariyati, E. Afifah, H. Handiyani, Evaluasi model perencanaan pulang yang

berbasis teknologi informasi, Makara kesehatan 12(2) (2008) 53-58.

[4] A.P. Slevin, A model for discharge planning in nursing education, Journal of

community health nursing 3(1) (1986) 35-42.

[5] L. Cawthorn, Discharge planning under the umbrella of advanced nursing practice

case manager, Nursing Leadership 18(4) (2005).

[6] D. Zwicker, G. Picariello, Discharge planning for the older adult, Geriatric nursing

protocols for best practice (2003) 292-316.

[7] S.H. Rankin, Patient education: principles & practice, Lippincott Williams &

Wilkins2001.

[8] S.P. Hoeman, Rehabilitation Nursing: Process and Application—Second Edition,

Journal of Infusion Nursing 19(2) (1996) 108.

[9] S. Knier, J.F. Stichler, L. Ferber, K. Catterall, Patients' perceptions of the quality of

discharge teaching and readiness for discharge, Rehabil Nurs 40(1) (2015) 30-9.

Page 45: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

45

[10] R. Huey, Kiernan, L., Loomis, J., Madonna, M., Owen, D., Quaife, M., & Rosson,

T, Nursing,11(5), 70-75. (1981).

[11] J. Ibrahim, M. Buick, J. Majoor, J. McNeil, Performance indicators for effective

discharge, Melbourne: Acute Health Division, Victorian Government Department

of Human Services (2000).

Page 46: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

46

2. Registration Oral presentation in the 2 nd Global Public Health Conference 2019

(GlobeHEAL

Page 47: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

47

3. Draf Buku

E-DISCHARGE PLANNING

Sistem Informasi perawatan berbasis Android

A. Aziz Alimul Hidayat

Musrifatul Uliyah

Page 48: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

48

E-Disharge Planning; Sistem Informasi perawatan berbasis Android

A.Aziz Alimul Hidayat

Musrifatul Uliyah

Editor: Untung Sujianto

Tata Letak : Lukman

Desain Sampul: Lukman

Hak Cipta © 2018, Penerbit UMSurabaya Publishing

Jl. Sutorejo No. 59

Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur

Telp: (031) 3811966

Faks: (031) 3813096

Website : http://www.um-surabaya.ac.id

E-mail :

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam

bentuk apapun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan

menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit.

UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau

memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda

paling banyak Rp. 5.000.000.000, 00 (lima milyar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada

umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaram Hak Cipta atau terkait sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling

banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Hidayat, A.Aziz Alimul

Uliyah, Musrifatul

E-Discharge Planning: Sistem Informasi Perawatan berbasis Android/A.Aziz Alimul

Hidayat/Musrifatul Uliyah

-Surabaya: umsurabaya Publishing, 2018

1 jil., 87 hlm., 15 x 23 cm

ISBN

1. Keperawatan 2. Manajemen

I. Judul II. A.Aziz Alimul Hidayat/MusrifatulUliyah

Page 49: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

49

PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan seluruh alam atas rahmat dan hidayah-NYA penulis

akhirnya dapat menyelesaikan sebuah buku referensi hasil penelitian dengan judul “ E-

Discharge Planning; Sistem Informasi Perawatan berbasis Android”. Buku ini ditulis untuk

memenuhi kebutuhan dan tuntutan perkembangan ilmu keperawatan.

Buku ini diperuntukan untuk praktisi keperawatan yang ingin mempelajari dan

menggunakan discharge planning dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit.

Buku ini berisi enam bab, diantaranya bab pertama, menerangkan permasalahan

discharge planning, dan alternatif solusi untuk mengatasi masalah disharge planning. Bab

kedua menerangkan konsep discharge planning dengan pendekatan sistem informasi

elektronik. Bab ketiga menerangkan tentang metode penelitian. Bab keempat

menerangkan aplikasi sistem informasi discharge planning. Bab kelima menerangkan hasil

penelitian dan pembahasan, dan bab keenam menerangkan simpulan dan saran.

Atas selesainya buku ini, penulis mengucapkan terima kasih khususnya kepada

seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan buku ini. Akhirnya penulis sekali lagi mohon

maaf, apabila ada kesamaan dalam penulisan dengan penulis terdahulu dan berterima kasih

atas saran demi kesempurnaan buku ini.

Surabaya, 17 September 2018

Penulis,

A.Aziz Alimul Hidayat

Page 50: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

50

DAFTAR ISI

Halaman

Pengantar 3

Daftar Isi 4

Daftar tabel 5

Daftar gambar 6

Bab 1. Pendahuluan 7

Bab 2. Tinjauan konsep disharge planning 8

2.1 Komsep discharge planning 8

2.2 Model discharge planning menggunakan teknologi informasi 8

2.3 Peran Teknologi Informasi dan sistem Informasi kesehatan 15

2.4 Penggunaan android dalam sistem informasi kesehatan 16

Bab 3 Metodelogi Penelitian 18

3.1 Rancangan penelitian 18

3.2 Subyek dan obyek penelitian 19

3.3 Instrumen penelitian 19

3.4 Teknik pengumpulan data 19

3.5 Analisis data 19

Bab 4 Aplikasi sistem informasi discharge planning 20

Bab 5 Hasil dan Pembahasan 25

5.1 Hasil penelitian 25

5.2 Pembahasan 30

Bab 6 Simpulan dan Saran 32

6.1 Simpulan 32

6.2 Saran 32

Daftar Pustaka

Page 51: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

51

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Permasalahan pada sistem informasi discharge planning

pada rumah sakit, di Surabaya, Indonesia

25

Tabel 5.2 Analisis kebutuhan non fungsional berdasarkan PIECES 26

Page 52: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

52

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Tampilan interface login pada sistem informasi discharge

planning rumah sakit

20

Gambar 4.2 Tampilan interface input data pasien pada sistem

informasi discharge planning rumah sakit

21

Gambar 4.3 Tampilan interface pengkajian pasien pada sistem

informasi discharge planning rumah sakit

21

Gambar 4.4 Tampilan interface perencanaan pasien pada sistem

informasi discharge planning rumah sakit

22

Gambar 4.5 Tampilan interface pelaksanaan pasien pada sistem

informasi discharge planning rumah sakit

23

Gambar 4.6 Tampilan interface evaluasi pasien pada sistem informasi

discharge planning rumah sakit

24

Gambar 5.1 Gambar pemodelan ERD sistem baru 27

Gambar 5.2 Gambar diagram kontexs sistem baru 27

Page 53: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

53

BAB 1

PENDAHULUAN

Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks yang dapat dialami oleh

setiap manusia, masalah tersebut selalu berkaitan dengan masalah-masalah lain. Salah satu

masalah kesehatan yang umumnya dialami oleh setiap orang adalah ketidaktahuan tentang

gejala penyakit dan keterlambatan dalam meminta pertolongan dalam pelayanan kesehatan,

hal ini disebabkan karena pengetahuan dan perilaku kurang. Kondisi tersebut dapat dialami

pasien pasca di rawat di rumah sakit, karena tidak efektinnya pelaksanaan discharge

planning (perencanaan pulang). Persoalannya adalah masih banyaknya pelaksanaan

discharge planning di rumah sakit dengan kategori cukup (83,24%) (Widaningsih, 2015).

Salah satu dampak pelaksanaan discharge planning yang tidak efektif adalah

menyebabkan tingkat kepatuhan untuk kontrol ke rumah sakit yang rendah. Hal tersebut

sebagaimana dalam penelitian Suryadi (2013) yang menyatakan bahwa 70,6% pasien yang

tidak patuh disebabkan karena peran perawat sebagai educator dalam discharge planning

yang tidak baik. Permasalahan tidak efektifnya discharge planning sangat berkaitan dengan

informasi dan komunikasi dengan pasien termasuk sistem informasi di rumah sakit juga

belum berjalan secara maksimal.

Selain itu terdapat model discharge planning yang memiliki pengaruh terhadap

pengetahuan dan kemampuan perawat dalam pelaksanaan discharge planning yang

berdampak pada efektifnya pelaksanaan discharge planning. Dalam penelitian Hariyati

(2008) menyatakan ada pengaruh model penerapan discharge planning dengan media

teknologi informasi terhadap peningkatan pengatahuan perawat tentang discharge planning

(p=0,000), dan ada pengaruh model penerapan discharge planning dengan media teknologi

informasi terhadap peningkatan praktek perawat tentang discharge planning.

Dengan demikian penggunaan media teknologi informasi adalah sangat efektif untuk

pelaksanaan discharge planning bagi perawat, namun dari penelitian tersebut belum

dikembangkan penggunaan sistem informasi dari perspektif pasien, untuk itu dalam

penelitian ini akan dikembangkan model sistem informasi kesehatan pasien untuk

discharge planning yang berbasis android yang dapat dimanfaatkan oleh pasien pada saat

di rumah sakit maupun pasca dirawat di rumah sakit. Dalam pengembangan model sistem

informasi tersebut kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan atau berbagai informasi selama

di rumah sakit dapat diketahui dan dipahami serta mudah diakses.

Page 54: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

54

BAB 2

TINJAUAN KONSEP DISCHARGE PLANNING

2.1 Konsep Perencanaan Pulang (Discharge Planning)

1. Pengetian

Perencanaan pulang (discharge planning) merupakan suatu proses yang dinamis dan

sistematis dari penilaian, perisiapan serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan

kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah

pulang. Perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis, agar tim kesehatan

mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien melakukan keperawatan

mandiri di rumah.

2. Tujuan

Tujuan perencanaan pulang (discharge planning) adalah :

1) Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis dan sosial

2) Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga

3) Meningkatkan keperawatan yang berklanjutan pada pasien

4) Membantu rujukan pasien pada system pelayanan yang lain

5) Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan serta sikap

dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien.

6) Melaksanakan rentang keperawatan antara rumah sakit dan masyarakat

Rorden dan Nursalam (2011) mengungkapkan bahwa perencanaan pulang bertujuan untuk

:

(1) Membantu pasien dan keluarga untuk dapat memahami permasalahan, pencegahan

yang harus ditempuh sehingga dapat mengurangi angka kambuh dan penerimaan

kembali di rumah sakit;

(2) Terjadi pertukaran informasi antara pasien sebagai penerima pelayanan dengan

keperawatan dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.

3. Manfaat

Perencanaan pulang mempunyai manfaat antara lain sebagai berikut (Nursalam, 2015).

Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mendapat pengajaran selama di rumah sakit

sehingga bisa dimanfaatkan di rumah

Page 55: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

55

1) Tindak lanjut yang sitematis yang digunakan untuk menjamin kontinuitas keperawatan

pasien.

2) Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada penyembuhan pasien dan

mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan keperawatan baru.

3) Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan keperawatan rumah.

4. Prinsip-Prinsip

1) Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan kebutuhan

dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.

2) Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah yang

mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga keungkinan masalah yang

timbul di rumah dapat segera diantisipasi.

3) Perencanaan pulang dilaksanakan secar kolaboratif. Perencanaan pulang merupakan

pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.

4) Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada.

Tindakan atau rencana yang kan dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan

pengetahuan dari tenaga yang tersedia atau fasilitas yang tersedia di masyarakat.

5) Perencanaan pulang dilakukan pada setiap system pelayanan kesehatan. Setiap pasien

masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.

5. Jenis-Jenis Discharge Planing

Chesca 1982 dalam Nursalam (2015) mengklasifikasikan jenis pemualngan pasien sebagai

berikut.

1) Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang ini dilakukan

apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat komplikasi. Pasien untuk sementara

dirawat dirumah namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau

puskesmas terdekat

2) Absolute Discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini merupakan akhir dari

hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila paien perlu dirawat kembali

maka prosedur keperawatan dapat dilakukan kembali

3) Judicial Discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan pulang walaupun

kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi pasien harus dipantau

dengan melakukan kerja sama dengan keperawatan puskesmas terdekat

6. Pemberi pelayanan Discharge Planning

Beberapa tindakan keperawatan yang dapat diberikan pada pasien sebelum pasien

diperbolehkan pulang antara lain sebagai berikut :

1) Pendidikan Kesehatan, diharapakan bisa mengurangi angka kambuh atau komplikasi

dan meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga tentang keperawatan

(1) Kontrol (waktu dan tempat)

(2) obat

(3) Diet/nutrisi yang harus dikonsumsi

(4) aktivitas dan istrahat,

2) Program pulang bertahap bertujuan untuk melatih pasien untuk kembali ke

lingkungan keluarga dan masyarakat antara lain apa yang harus dilakukan pasien di

rumah sakit dan apa yang harus dilakukan oleh keluarga.

Page 56: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

56

3) Rujukan integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung antara

keperawatan komunitas atau praktik mandiri keperawatan dengan rumah sakit,

sehingga dapat mengetahui perkembangan pasien di rumah.

Dalam proses discharge planning, adapun pemberi pelayanan Discharge Planning

(1) Tugas Keperawatan Primer

a. Membuat rencana discharge planning

b. Membuat leaflet

c. Memberikan konseling

d. Memberikan pendidikan kesehatan

e. Menyediakan format discharge planning

f. Mendokumentasikan discharge planning

(2) Tugas Keperawatan Associate

Melaksanakan agenda discharge planning (pada saat keperawatan dan

diakhiri ners).

Menurut C. Mabire, Bula, Morin, and Goulet (2015) Ada 7 komponen yag

dinilai dalam ners spesialis, pelaksanaan discharge planning yaitu pengkajian

awal yang komperensif, informasi dan edukasi, partisipasi, koordinasi,

pegkajian pra pulang, follow up.

7. Faktor-Faktor yang perlu dikaji dalam perencanaan pulang pasien

Beberapa faktor yang perlu dikaji dalam perencanaan pulang adalah sebagai berikut :

a. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit, terapi, dan keperawatan yang

diperlukan

b. Kebutuhan psikologis dan hubungan interpersonal didalan keluarga

c. Keinginan keluarga dan pasien menerima bantuan dan kemampuan mereka memberi

asuhan

d. Bantuan yang diperlukan pasien

e. Pemenuhan kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari, seperti makan, minum, eliminasi,

istrahat dan tidur, berpakaian, kebersihan diri, keamanan dari bahaya, komunikasi,

keagamaan, rekreasi, serta sekolah.

f. Sumber dan asisten pendukung yang ada dimasyarakat

g. Sumber finansial dan pekerjaan

h. Fasilitas yang ada di rumah dan harapan pasien setelah dirawat

i. Kebutuhan keperawatan dan supervise di rumah

8. Hal-hal yang harus diektahui pasien sebelum pulang

a. Instruksi tentang penyakit yang diderita, pengobatan yang harus dijalankan, serta

masalah-masalah atau komplikasi yang dapat terjadi

b. Informasi tertulis tentang keperawatan yang harus dilakukan di rumah

c. Pengaturan diet khusus dan bertahap yang harus dijalankan

d. Jelaskan masalah yang mungkin timbul dan cara mengantisipasi

e. Pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada keluarga maupun pasien sendiri dapat

digunakan metode ceramah, demonstarasi, dan lain-lain

f. Informasi tentang nomor telepon layanan keperawatan, medis, dan kunjungan

rumah apabila pasien memerlukan.

Page 57: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

57

9. Mekanisme Discharge Planning

Proses pelaksanaan discharge planning dilakukan melalui 5 tahap yaitu seleksi pasien,

pengkajian, perencanaan, sumber komunitas, implementasi dan evaluasi (Slevin, 1986).

1) Seleksi pasien

Tahap ini meliputi identifikasi pasien yang membutuhkan discharge planning, semua

pasien membutuhkan pelayanan, tetapi pemberian discharge planning lebih

diprioritaskan bagi pasien yang mempunyai risiko lebih tinggi memiliki kebutuhan

akan pelayanan khusus. Slevin (1986) mendeskripsikan karakteristik pasien yang

membutuhkan discharge planning dan rujukan ke pelayanan kesehatan adalah pasien

yang kurang pengetahuan tentang rencana pengobatan, isolasi social, diagnose baru

penyakit kronik, operasi besar, perpanjangan masa penyembuhan dari operasi besar

atau penyakit, ketidakstabilan mental atau emosi. penatalaksanaan perawatan dirumah

yang kompleks, kesulitan financial, ketidakmampuan menggunakan sumber-sumber

rujukan, serta pasien yang sakit pada tahap terminal. Sedangkan menurut Cawthorn

(2005), prioritas klien yang membutuhkan discharge planning adalah : usia di atas 70

tahun, multiple diagnosis dan risiko kematian yang tinggi, keterbatasan mobilitas fisik,

keterbatasan kemampuan merawat diri, penurunan status kognisi, risiko terjadinya

cidera, tuna wisma dan fakir miskin, menderita penyakit kronis, antisipasi perawatan

jangka panjang pada penyakit stroke, pasien DM baru,TBC paru, gangguan

penyalahgunaan zat/obat, riwayat sering menggunakan fasilitas emergensi seperti

asma, alergi. Discharge planning juga diindikasikan pada pasien yang berada pada

perawatan khusus seperti nursing home atau pusat rehabilitasi. Selain itu juga perlu

dipertimbangkan kondisi sosial ekonomi serta lingkungan pasien seperti kemampuan

anggota keluarga untuk merawat serta fasilitas lingkungan yang sesuai dengan kondisi

pasien (Zwicker & Picariello, 2003)

2) Pengkajian

Pengkajian discharge planning berfokus pada 4 area, yaitu pengkajian fisik dan

psikososial, status fungsional, kebutuhan penkes dan konseling. Zwicker and Picariello

(2003) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip dalam pengkajian adalah :

(1) Pengkajian dilakukan pada saat pasien masuk dan berlanjut selama perawatan.

(2) Pengkajian berfokus pada pasien dewasa yang berisiko tinggi tidak tercapainya

hasil discharge.

(3) Pengkajian meliputi :

a. Kesehatan fisik

- Rentang gerak ktif

- Renatng gerak pasif

- Alat bantu yang diperlukan

b. Status fungsional(kemampuan dalam aktivitas sehari-hari dan fungsi

kemandirian).

c. Kebutuhan pendidikan kesehatan

- Pengobatan dan dampaknya

- Perawatan setelah pulang

d. Kebutuhan konseling

- Akses ke pelayanan stelah pulang

Dalam mengkaji kebutuhan pendidikan kesehatan pasien, perawat harus

mempertimbangkan hal-hal Rankin (2001), yaitu: informasi yang dibutuhkan oleh pasien

Page 58: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

58

dan keluarga, perilaku yang perlu evaluasi, ketrampilan yang dibutuhkan pasien untuk

menunjukkanperilaku sehat serta faktor-faktor lingkungan pasien yang dapat dirubah untuk

menunjukkan perilaku yangdiinginkan. Pengkajian dalam proses discharge planning ini

harus dilakukan secara komprehensif dan mempertimbangkan kriteria pasien yang

membutuhkan discharge planning baik pada pasien sendiri maupun keluarga yang akan

melanjutkan perawatan setelah pulang dari rumah sakit. Agar sasaran kontinuitas

perawatan tercapai, pasien dan keluarga harus dapat beradaptasi dengan kondisi kesehatan

serta beban keluarga dapat diminimalkan (Slevin, 1986). Susan dalam Hoeman (1996)

menyebutkan kriteria pasien yang siap untuk dikaji kebutuhan penkes-nya ditunjukkan

dalam 3 kategori sebagai berikut :

(1) Secara fisik, pasien mampu berpartisipasi dalam proses pengkajian seperti tanda

vital yang sudah terkontrol, kecemasan menurun.

(2) Tujuan dalam proses pengkajian dapat dimengerti oleh pasien serta sesuai dengan

kebutuhan pasien dan keluarga.

(3) Pengkajian juga harus mempertimbangkan status emosional pasien dan keluarga

sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dalam mengungkapkan kebutuhannya.

3) Perencanaan

Dalam perencanaan diperlukan adanya kolaborasi dengan team kesehatan lainnya, diskusi

dengan keluarga dan pemberian penkes sesuai pengkajian. Pendekatan interprofesional

dapat meningkatkan kepuasan asien dan kualita pendidikan kesehatan (Knier, Stichler,

Ferber, & Catterall, 2015). Pendekatan yang digunakan pada discharge planning

difokuskan pada 6 area penting dari pemberian penkes yang dikenal dengan istilah

”METHOD” dan disesuaikan dengan kebijakan masing-masing rumah sakit (Huey, 1981)

M : Medication

Pasien diharapkan mengetahui tentang: nama obat, dosis yang harus di komsumsi, waktu

pemberiannya, tujuan penggunaan obat, efek obat, gejala yang mungkin menyimpang dari

efek obat dan hal-hal spesifik lain yang perlu dilaporkan.

E : Environment

Pasien akan dijamin tentang: instruksi yang adekuat mengenai ketrampilan-ketrampilan

penting yang diperlukan di rumah, investigasi dan koreksi berbagai bahaya di lingkungan

rumah, support emosional yang adekuat, investigasi sumber-sumber dukungan ekonomi,

investigasi transportasi yang akan digunakan klien

T : Treatment Pasien dan keluarga dapat: mengetahui tujuan perawatan yang akan dilanjutkan di rumah,

serta mampu mendemonstrasikan cara perawatan secara benar.

H : Health Teaching Pasien akan dapat: mendeskripsikan bagaimana penyakitnya atau kondisinya yang terkait

dengan fungsi tubuh, mendeskripsikan makna-makna penting untuk memelihara derajat

kesehatan, atau mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi.

O : Outpatient Referral Pasien dapat: mengetahui waktu dan tempat untuk kontrol kesehatan, mengetahui dimana

dan siapa yang dapat dihubungi untuk membantu perawatan dan pengobatannya.

Page 59: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

59

D : Diet Pasien diharapkan mampu: mendeskripsikan tujuan pemberian diet, merencanakan jenis-

jenis menu yang sesuai dengan dietnya.

4) Sumber komunitas

Mengidentifikasi sumber daya pasien terkait dengan kontinuitas perawatan pasien

setelah pulang dari rumah sakit, seperti keluarga yang akan merawat, finansial

keluarga, personal care, professional care.

5) Implementasi dan Evaluasi

Zwicker and Picariello (2003), menjelaskan bahwa dalam implementasi discharge

planning ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu :

a. Prinsip umum dalam implementasi discharge planning adalah :

(1) Discharge planning harus berfokus pada kebutuhan pasien dan keluarga.

(2) Hasil pengkajian dijadikan sebagai pedoman strategi pelaksanaan

(3) Hasil pengkajian akan menentukan kebutuhan pendidikan kesehatan yang

dibutuhkan setelah pasien pulang dari rumah sakit.

(4) Data pengkajian dapat memprediksikan outcome pasien setelah pulang dari

rumah sakit.

(5) Discharge planning dimulai saat pasien masuk bertujuan untuk

memperpendek hari perawatan.

b. Stategi untuk memastikan

kontinuitas perawatan pasien menurut Zwicker and Picariello (2003), Stategi

untuk memastikan kontinuitas perawatan pasien dikenal dengan 4 C yaitu

Communication, Coordination, Collaboration dan Continual Reassesment.

(1) Communication

Komunikasi dilakukan secara multidisiplin melibatkan pasien dan keluarga

saat pertama pasien masuk rumah sakit, selama masa perawatan dan saat

pasien akan pulang. Komunikasi dapat dilakukan secara tertulis dan hasil

dokumentasi merupakan pengkajian kebutuhan perawatan pasien berupa

ringkasan pasien dirumah sakit. Komunikasi verbal dilakukan mengenai

status kesehatan dilakukan pada pasien, keluarga, profesional lain dan

pelayanan kesehatan untuk rujukan setelah pulang dari rumah sakit.

(2) Coordination

Dalam proses discharge planning harus melakukan koordinasi dengan team

multidisiplin serta dengan unit pelayanan rujukan setelah pasien pulang dari

rumah sakit. Komunikasi harus jelas dan bisa meyakinkan bahwa pasien dan

keluarga memahami semua hal yang dikomunikasikan.

(3) Collaboration

Kolaborasi dilakukan oleh perawat dengan seluruh team yang terlibat dalam

perawatan pasien, disamping itu adanya kolaborasi antara perawat dengan

keluarga dengan memberikan informasi tentang riwayat kesehatan masa lalu

pasien, kebutuhan biopsikososial serta hal – hal yang berpotensi

menghambat proses kontinuitas perawatan.

(4) Continual Reasssesment

Proses discharge planning bersifat dinamis, sehingga status kesehatan

pasien akan selalu berubah sesuai pengkajian yang dilakukan secara

Page 60: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

60

kontinyu dan akurat. Fokus pada tahap implementasi ini adalah memberikan

penkes serta pendokumentasian. Dalam pemberian penkes bukan hanya

sekedar

Pemberian informasi tetapi merupakan suatu proses yang mempengaruhi perilaku individu,

karena kesuksesan suatu pendidikan bisa diperlihatkan dengan adanya perubahan perilaku.

Terbentuknya pola perilaku baru dan berkembangnya kemampuan seseorang dapat terjadi

melalui tahapan yang diawali dari pembentukan pengetahuan, sikap dan dimilikinya suatu

ketrampilan baru. Kendala perawat dalam melakukan discharge planning yang

terindetifikasi paling sering adalah keterbatasan waktu dan faktor pasien. Bloom dalam

Notoatmodjo (1977) mengemukakan bahwa aspek perubahan perilaku yang berkembang

dalam proses pendidikan meliputi tiga ranah yaitu :

1) Ranah kognitif (pengetahuan), menunjukkan pemikiran yang rasional, berupa dasar

fakta atau konsep.

2) Ranah afektif (sikap), menunjukkan perasaan dan reaksi pasien terhadap penyakitnya.

3) Ranah psikomotor (ketrampilan), menunjukkan kemampuan dalam

mendemonstrasikan suatu tindakan, keahlian dan lain-lain.

Pada tahap evaluasi pelaksanaan discharge planning perawat menanyakan kembali

pendidikan kesehatan yang telah diberikan. Evaluasi dapat dilakukan dengan meminta

pasien dan anggota keluarga menjelaskan tentang edukasi yang telah diajarkan meliputi :

penyakit, tanda fisik dan gejala yang harus dilaporkan, meminta pasien untuk

mendemontrasikan setiap pengobatan yang akan dilanjutkan dirumah, minta pasien untuk

memperhatikan keadaan rumah, mengidentifikasi tintangan yang dpat membahayakan bagi

pasien. Ibrahim, Buick, Majoor, and McNeil (2000) menjelaskan bahwa dalam

mengevalusi keefektifan suatu discharge planning, terdapat 2 indikator penilaian yang

perlu dipertimbangkan yaitu kriteria proses dan kriteria hasil yang dapat diukur seperti

adanya peningkatan status fungsional, hari rawat atau kunjungan berulang (readmission)

akibat faktor risiko yang tidak terkontrol. Dalam mengevaluasi keefektifan proses

discharge planning perlu dilakukan follow-up setelah pasien pulang dari rumah sakit yang

dapat dilakukan melalui telepon atau kontak dengan keluarga serta pelayanan kesehatan

yang ikut memberikan perawatan pada pasien (Spath 2003; Devi 2017). Karena proses

follow-up merupakan kunci untuk menjamin kontinuitas perawatan pasien. Tujuan follow-

up adalah :

1) Mengevalusi dampak intervensi yang telah diberikan selama perawatan pasien dan

mengidentifikasi kebutuhan perawatan yang baru.

2) Mengkaji efektifitas dan efisiensi proses discharge planning

2.2 Model perencanaan pulang (discharge planning) menggunakan Teknologi

Informasi

Discharge planning (perencanaan pulang) merupakan bagian dari sistem perawatan

berkelanjutan, yang dibutuhkan klien untuk membantu perawatan berkelanjutan pada klien

serta dapat membantu keluarga dalam menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik,

pada saat tepat dan sumber yang tepat (Doenges & Moorhouse: 94-95). Discharge planning

Page 61: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

61

memiliki tujuan membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan yang

optimal. Rencana pulang yang dimulai pada saat pasien masuk rumah sakit hingga pasien

pulang. Discharge planning memiliki tujuan menurunkan angka kekambuhan dan kembali

ke rumah sakit dan mengurangi kunjungan ke rumah sakit serta memahami kebutuhan

setelah perawat di rumah sakit.

Discharge planning dilakukan melalui berbagai tahap, diantaranya pengkajian mencakup

pengumpulan dan pengorganisasian data tentang klien, meliputi data kesehatan, data

pribadi, pemberi perawatan, lingkungan, keuangan dan pelayanan Pelayanan yang dapat

mendukung pasien. Selanjutnya diagnosis, perencanaaan, hasil yang diharapkan. menurut

Luverne & Barbara (1988) perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi

kebutuhan spesifik klien, diantaranya kebutuhan terhadap obat yang harus dilanjutkan

setelah pulang, lingkungan sebaiknya aman dengan fasilitas pelayanan yang dibutuhkan,

pengobatan, pendidikan kesehatan, dan mengetahui sistem bantuan pemberi layanan

kesehatan, diet, dan terakhir dari kegiatan discharge planning adalah implementasi dan

evaluasi pasien.

Kegagalan discharge planning pada pasien adalah saat pasien sudah kembali ke rumah, hal

ini dikarenakan program perencanaan pulang sering sulit diketahui dan diakses oleh pasien.

Sehingga pasien membutuhkan sistem informasi yang mudah, cepat dan akurat. Melalui

sistem informasi kesehatan pasien, maka pasien akan mudah untuk mendapatkan informasi

perencanaan pulang melalui android, sekaligus petugas kesehatan atau pelayanan kesehatan

dapat memantau perkembangan pasien, sehingga tujuan discharge planning dapat tercapai

sebagaimana konsep discharge planning dalam pelayanan keperawatan.

2.3 Peran Teknologi dalam Sistem Informasi Kesehatan

Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu bagian penting dalam sistem kesehatan

nasional, karena perkembangan sistem informasi kesehatan sangat ditentukan kemajuan

dan teknologi informasi dan komunikasi suatu bangsa. Sistem informasi saat ini dapat

digunakan dalam berbagai hal termasuk dalam penyusunan kebijakan, pedoman, arahan

penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta pembangunan berwawasan kesehatan.

Pengembangan sistem informasi kesehatan di Indonesia diatur dalam kepmenkes nomor

004/Menkes/SK/I?2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan

kepmenkes nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan

pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Kegiatan sistem

informasi kesehatan di Indonesia yang dilakukan adalah cara pengumpulan data,

pengolahan data dan analisis data serta penyajian informasi.

Dalam model sistem informasi kesehatan nasional terdapat 7 komponen yang saling

berhubungan, diantaranya sumber data manual, sumber data komputerisasi, sistem

Page 62: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

62

informasi dinas kesehatan, sistem informasi pemangku kepentingan, bank data kesehatan

nasional, pengguna data oleh kementerian kesehatan dan pengguna data. Dari komponen

tersebut yang terkait dengan penelitian ini adalah pada aspek pengguna data khususnya

pasien. Kebutuhan pasien terhadap informasi kesehatan sangat bervariasi sehingga perlu

dikembangkan sesai dengan kebutuhan atau keinginan pasien.

Dalam hal ini teknologi informasi memiliki peran penting dalam sistem informasi

kesehatan, diantaranya penyediaan data yang dibutuhkan oleh pengguna secara cepat selain

itu juga memudahkan dalam pengoperasian, adanya sistem dokumentasi dan pelaporan

yang cepat dan akurat, mendukung koordinasi dan dapat digunakan sistem manajemen

untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di masyarakat.

2.4 Penggunaan Android dalam Sistem Informasi Kesehatan

Android merupalan sistem operasi berbasis linux yang dapat dirancang untuk perangkat

bergerak (layar sentuh). Android memiliki sifat open source code yang memudahkan para

pengembang untuk menciptakan dan memodifikasi aplikasi atau fitur yang belum ada

dalam sistem android sesuai dengan kebutuhan pengguna. Sistem android memiliki cara

kerja, diantaranya android bekerja dengan metodologi tidak mematikan aplikasi yang

sedang berjalan. Android dirancang untuk meninggalkan fungsi menutup atau mematikan

fungsi aplikasi. Sistem android juga memiliki keunggulan menjaga agar pengguna aplikasi

lain yang sedang berjalan dibackground (true multitasking) yang memungkinkan untuk

melanjutkan pekerjaan yang dilakukan. Selanjutnya ketika tidak ada memori RAM yang

terisi android akan mulai menutup aplikasi yang dianggap memiliki prioritas rendah dengan

mendeteksi aplikasi yang telah digunakan.

Dalam perkembangannya sistem android memiliki keuunggulan, diantaranya Near Field

Comunication (NFC), adanya dukungan kamera depan, ponsel internet, tampilan yang lebih

rapi, manajemen aplikasi, input teks yang levih cepat, copy paste. NFC salah satu kelebihan

dari sistem android yang dapat digunakan untuk transaksi nirkabel, selanjutnya pada

manajemen aplikasi pengguna dapat melihat berapa besar memori yang diserap oleh

masing-masing aplikasi yang sedang berjalan (Hidayat, 2010).

Selain itu sistem android memiliki berbagai fitur yang tersedia, diantaranya framework

aplikasi, yaitu pengguna dapat menggunakan dan memindahkan dari komponen yang

tersedia, Dalvik virtual machine yang dioptimalkan untuk perangkat mobile, grafik adanya

grafik 2D dan grafik 3D yang didasarkan ada library open GL, kemudian ada Sqlite yang

digunakan penyimpanan data, ada fasilitas pendukung media seperti audio, video dalam

berbagai format gambar, adanya komunikasi data, seperti GSM, blutooth, EDGE3 G dan

Wifi, adanya kamera, global positioning System (GPS) compas dan accelerato meter, dan

adanya lingkungan pengembangan aplikasi android termasuk emulator, peralatan

debugging dan plugin untuk clipse IDE (Hermawan, 2010).

Page 63: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

63

Dengan kelebihan android memiliki berbagai fitur yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat

dengan mudah digunakan dan tidak mematikan aplikasi lain, maka sistem informasi

kesehatan pasien dapat dengan mudah diterapkan. Karena prinsip dari sistem informasi

adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih muda berguna dan lebih berarti bagi

yang menerimanya, sehingga aksesibilitas data tersaji tepat waktu, akurat, dan sesuai

kebutuhan data pengguna.

Page 64: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

64

BAB 3

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Metode penelitian tahap pertama menggunakan penelitian kualitatif, dengan melakukan

identifikasi data dasar kebutuhan informasi kesehatan pasien yang digunakan dalam

discharge planning untuk pengembangan sistem informasi kesehatan pasien. Dalam

pengembangan sistem dengan menggunakan metode FAST (framework for the application

of system technique), meliputi tahap sebagai berikut: studi pendahuluan, analisis masalah,

analisis keputusan, perancangan, membangun sistem baru dan penerapan atau

implementasi. Untuk tahun pertama dilakukan sampai dengan tahap membangun sistem

baru/kontruksi.

Dalam melakukan pengembangan sistem, penulis menggunakan metode FAST

(Framework for the Application of Systems Techniques) dengan pendekatan prototyping.

Adapun fase-fase tersebut adalah sebagai berikut :

9. Scope Definition (Definisi Lingkup) Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi

yang akan diteliti tingkat feasibility dan ruang lingkup proyek yaitu dengan

menggunakan kerangka PIECES (Performance, Information, Economics, Control,

Efficiency, Service). Hal ini dilakukan untuk menemukan inti dari masalah-masalah

yang ada (problems), kesempatan untuk meningkatkan kinerja organisasi

(opportunity), dan kebutuhankebutuhan baru yang dibebankan oleh pihak manajemen

atau pemerintah (directives).

10. Problem Analysis (Analisis Permasalahan) Pada tahap ini akan diteliti masalah-

masalah yang muncul pada sistem yang ada sebelumnya. Dalam hal ini yang dihasilkan

dari tahapan preliminary investigation adalah kunci utamanya. Hasil dari tahapan ini

adalah peningkatan performa sistem yang akan memberikan keuntungan dari segi

bisnis perusahaan. Hasil lain dari tahapan ini adalah sebuah laporan yang menerangkan

tentang problems, causes, effects, dan solution benefits.

11. Requirements Analysis (Analisis Kebutuhan) Pada tahap ini akan dilakukan

pengurutan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan bisnis yang ada. Tujuan dari tahapan

ini adalah mengidentifikasi data, proses dan antarmuka yang diinginkan pengguna dari

sistem yang baru.

12. Logical Design (Desain Logis) Tujuan dari tahapan ini adalah mentransformasikan

kebutuhan-kebutuhan bisnis dari fase requirements analysis kepada sistem model yang

akan dibangun nantinya. Dengan kata lain pada fase ini akan menjawab pertanyaan-

pertanyaan seputar penggunaan teknologi (data, process, interface) yang menjamin

usability, reliability, completeness, performance, dan quality yang akan dibangun di

dalam sistem.

Page 65: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

65

13. Decision Analysis (Analisis Keputusan) Pada tahap ini akan akan dipertimbangkan

beberapa kandidat dari perangkat lunak dan keras yang nantinya akan dipilih dan

dipakai dalam implementasi sistem sebagai solusi atas problems dan requirements

yang sudah didefinisikan pada tahapan-tahapan sebelumnya.

14. Physical Design (Desain Logis) Tujuan dari tahapan ini adalah mentransformasikan

kebutuhan bisnis yang direpresentasikan sebagai logical design menjadi physical

design yang nantinya akan dijadikan sebagai acuan dalam membuat sistem yang akan

dikembangkan. Jika di dalam logical design tergantung kepada berbagai solusi teknis,

maka physical design merepresentasikan solusi teknis yang lebih spesifik.

15. Construction and Testing. Setelah membuat physical design, maka akan dimulai untuk

mengkonstruksi dan melakukan tahap uji coba terhadap sistem yang memenuhi

kebutuhan-kebutuhan bisnis dan spesifikasi desain. Basis data, program aplikasi, dan

antarmuka akan mulai dibangun pada tahap ini. Setelah dilakukan uji coba terhadap

keseluruhan sistem, maka sistem siap untuk diimplementasikan.

16. Installation and Delivery Pada tahap ini akan dioperasikan sistem yang telah dibangun.

Tahapan ini akan dimulai dengan men-deploy software hingga memberikan pelatihan

kepada user mengenai penggunaan sistem yang telah dibangun.

4.1.2 Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RS di kota Surabaya, dengan waktu penelitian April-September

2018.

4.1.3 Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah orang-orang yang berkaitan dengan sistem informasi

kesehatan pasien, diantaranya pasien, perawat, dokter, ahli gizi, bidan di rumah sakit yang

terpilih secara simple random sampling.

4.1.4 Instrumen dan cara pengumpulan data

Instrumen penelitian yang digunakan dalam pada penelitian sistem informasi kesehatan

pasien, yatu 1) pedoman wawancara mendalam untuk memperoleh data yang berhubungan

dengan sistem informasi, 2) Chek list untuk observasi pengolahan sistem informasi,

identifikasi kebutuhan informasi, pengukuran kualitas sistem informasi yang dihasilkan

sebelum dan sesudah rancangan sistem informasi baru.

4.1.5 Cara Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah dengan analisis isi untuk menganalisis data kualitatif

yang berasal dari wawancara mendalam dan analisis deskriptif untuk menganalisis

Page 66: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

66

gambaran kebutuhan informasi kesehatan pasien dengan menggunakan distrribusi

frekuensi dalam bentuk persentase, dan juga menggunakan nilai mean dan standar deviasi.

Page 67: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

67

BAB 4

APLIKASI SISTEM INFORMASI DISCHARGE PLANING

Aplikasi sistem informasi discharge planning, dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Registrasi user untuk mendapatkan username dan password agar dapat login ke

sistem informasi discharge planning

Gambar 4.1

Tampilan interface input login sistem informasi discharge planning di rumah sakit

2. Lakukan input data pasien rawat inap, untuk menseleksi prioritas dilakukan discharge

planning

Page 68: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

68

Gambar 4.2

Tampilan interface input data pasien rawat inap dalam sistem informasi discgarge planning

3. Lakukan input hasil pengkajian tentang kebutuhan discharge planning melalui sistem

informasi, dimenu pengkajian

Page 69: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

69

Gambar 4.2

Tampilan interface input data pasien rawat inap dalam sistem informasi discgarge planning

4. Lakukan input perencanaan tentang discharge planing di menu perencanaan discharge

planning

Page 70: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

70

Gambar 4.2

Tampilan interface input data pasien rawat inap dalam sistem informasi discgarge planning

5. Lakukan input evaluasi tentang discharge planning di menu evaluasi discharge

planning

Page 71: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

71

Gambar 4.2

Tampilan interface input data pasien rawat inap dalam sistem informasi discgarge

planning

6. Perawat, kepala ruangan atau pasien dapat membuka laporan dalam menu laporan atau

informasi perkembangan discharge planning.

Page 72: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

72

Gambar 4.2

Tampilan interface input data pasien rawat inap dalam sistem informasi discgarge planning

Page 73: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

73

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5. 1 Hasil Penelitian

1. Gambaran sistem informasi untuk discharge planning pada Rumah Sakit, di

Surabaya, Indonesia

Sistem informasi discharge planning pada rumah sakit, di Surabaya, Indonesia, saat ini

masih menggunakan manual. Berdasarkan hasil observasi pada perawat, pasien dan

pimpinan rumah sakit kegiatan yang dilakukan saat ini khususnya dalam dischrage planing

bahwa proses pelaksanaan discharge planning belum melakukan proses sebagaimana

tahapan pelaksanaan discharge planning, diantaranya seleksi pasien, pengkajian,

perencanaan, sumber komunitas, implementasi dan evaluasi. Selain tahapan proses belum

dilakukan, format atau laporan juga dilakukan secara manual. Pada umumnya pelaksanaan

discharge planning dilakukan langsung tahap implementasi dengan menggunakan catatan

discharge planning, tanpa melakukan seleksi pasien.

9. Masalah Sistem Informasi Discharge Planning pada Rumah Sakit, di Surabaya,

Indonesia

Sistem informasi discharge planning pada Rumah Sakit di Surabaya, Indonesia yang

saat ini berjalan, memiliki berbagai kelemahan, diantaranya: evaluasi tidak dilakukan

secara rutin dan terstruktur, karena data tidak lengkap, dan proses pengumpulan,

pengolahan dan pelaporan masih secara manual, sehingga membutuhkan waktu yang

laman. Selengkapnya permasalahan sistem informasi Discharge planning, dapat tersaji

dalam tabel 1.

Tabel 1. Permasalahan pada sistem informasi Discharge Planning pada Rumah Sakit di

Surabaya, Indonesia

No Masalah Penyebab masalah

1 Kelengkapan Pengumpulan data tidak lengkap

Page 74: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

74

2 Kesesuaian Laporan atau informasi yang dihasilkan tidak

sesuai dengan yang dibutuhkan oleh kepala

ruangan atau pimpinan rumah sakit, pasien dan

perawat

3 Keakuratan Proses pengolahan data dan evalauasi

pelaksanaan dischrage planning

4 Ketepatan awaktu Proses pengumpulan data, pengolahan data,

pelaporan data.

Berdasarkan analisa masalah, maka kendala sistem diantaranya masalah kelengkapan,

kesesuaian, keakuratan dan ketepatan waktu.

10. Identifikasi Kebutuhan Sistem Informasi Dischrage Planning

Hasil identifikasi kebutuhn sistem informasi disharge planning, terdiri atas kebutuhan

fungsional dan kebutuhan non fungsional. Kebutuhan fungsional yang harus ada dalam

sistem yang akan dibuat ini adalah sebagai berikut 1) sistem harus dapat memberikan

informasi tentang laporan discharge planning pasien, 2) adanya integrasi data discharge

planning pasien untuk semua laporan dan data disimpan dalam basis data sehingga

pemanggilan dan pemrosesan data menjadi lebih mudah, 3) Pengembangan sistem

informasi yang menyediakan fasilitas informasi kesesuaian data pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi dari discharge planning sehingga memudahkan pasien dan

perawat dalam melakukan follow up tindakan keperawatan.

Selanjutnya analisis kebutuhan non fungsional yang dikategorikan berdasarkan

PIECES framework dapat tersaji dalam tabel 2.

Tabel 2. Analisis kebutuhan non fungsional berdasarkan PIECES

Kebutuhan Non

fungsional

Penjelasan

Performance Sistem diharapkan dapat mempersingkat waktu

dalam penyelesaian setiap pengolahan pencatatan

data laporan discharge planning pasien (mulai dari

seleksi, pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi)

Information Adanya integrasi data untuk semua laporan

discharge pasien dan data disimpan dalam basis

Page 75: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

75

data sehingga pemanggilan dan pemrosesan data

discharge planning pasien menjadi lebih mudah

Economic Sistem yang baru diharapkan dapat mengurangi

biaya operasional seperti pemakaian kertas dalam

pencetakan laporan

Control Sistem diharapkan memiliki hak akses oleh setiap

penggunanya dalam hal ini pasien, perawat, kepala

ruangan dan pimpinan rumah sakit, sehingga tidak

setiap orang berhak untuk mengelola semua data

dan mempergunakannya secara leluasa

Eficiency Sistem diharapkan dapat membuat laporan secara

terotomatisasi

Service Sistem diharapkan memberikan tampilan yang

lebih mudah dipahami oleh orang awam sekalipun

sehingga memudahkan penggunanya untuk

menggunakan sistem ini

11. Hasil Pengembangan Sistem Informasi Discharge Planning

Hasil pengembangan sistem informasi disharge planning dapat digambarkan melalui

pemodelan data, dan pemodelan proses. Pemodelan data melalui entity relationship datar

(ERD) yang tersaji dalam gambar 1, sedangkan pemodelan proses dapat digambarkan

melalui diagram kontexs yang tersaji dalam gambar 2.

Gambar 1

Gambar pemodelan Entity relationship data (ERD) Sistem Baru

Page 76: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

76

Gambar 2

Gambar diagrman kontexs sistem baru

5.2 Pembahasan

Menurut Slevin, proses pelaksanaan discharge planning dilakukan melalui 5 tahap yaitu

seleksi pasien, pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Slevin, 1986). Tahap

seleksi pasien, merupakan tahap untuk melakukan identifikasi pasien yang membutuhkan

discharge planning, semua pasien membutuhkan pelayanan, tetapi pemberian discharge

planning lebih diprioritaskan bagi pasien yang mempunyai risiko lebih tinggi memiliki

kebutuhan akan pelayanan khusus. Slevin (1986) mendeskripsikan karakteristik pasien

yang membutuhkan discharge planning dan rujukan ke pelayanan kesehatan adalah pasien

yang kurang pengetahuan tentang rencana pengobatan, isolasi sosial, diagnosis baru

penyakit kronik, operasi besar, perpanjangan masa penyembuhan dari operasi besar atau

penyakit, ketidakstabilan mental atau emosi. penatalaksanaan perawatan dirumah yang

kompleks, kesulitan financial, ketidakmampuan menggunakan sumber-sumber rujukan,

serta pasien yang sakit pada tahap terminal.

Sedangkan menurut Cawthorn (2005), prioritas klien yang membutuhkan discharge

planning adalah usia di atas 70 tahun, multiple diagnosis dan risiko kematian yang tinggi,

keterbatasan mobilitas fisik, keterbatasan kemampuan merawat diri, penurunan status

kognisi, risiko terjadinya cidera, tuna wisma dan fakir miskin, menderita penyakit kronis,

Page 77: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

77

antisipasi perawatan jangka panjang pada penyakit stroke, pasien diabetes melitus baru,TB

paru, gangguan penyalahgunaan zat/obat, riwayat sering menggunakan fasilitas emergensi

seperti asma, alergi. Discharge planning juga diindikasikan pada pasien yang berada pada

perawatan khusus seperti nursing home atau pusat rehabilitasi. Selain itu juga perlu

dipertimbangkan kondisi sosial ekonomi serta lingkungan pasien seperti kemampuan

anggota keluarga untuk merawat serta fasilitas lingkungan yang sesuai dengan kondisi

pasien (Zwicker & Picariello, 2003)

Tahap kedua adalah tahap pengkajian discharge planning yang berfokus pada 4 area,

yaitu pengkajian fisik dan psikososial, status fungsional, kebutuhan pendidikan kesehatan

dan konseling. Zwicker and Picariello (2003) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip dalam

pengkajian adalah 1) Pengkajian dilakukan pada saat pasien masuk dan berlanjut selama

perawatan, 2) Pengkajian berfokus pada pasien dewasa yang berisiko tinggi tidak

tercapainya hasil discharge, dan 3) Pengkajian meliputi kesehatan fisik, rentang gerak

aktif, rentang gerak pasif, alat bantu yang diperlukan, status fungsional (kemampuan dalam

aktivitas sehari-hari dan fungsi kemandirian), kebutuhan pendidikan kesehatan, kebutuhan

konseling, dan akses ke pelayanan stelah pulang.

Dalam mengkaji kebutuhan pendidikan kesehatan pasien, perawat harus

mempertimbangkan berbagai hal, Menurut Rankin (2001), yaitu: informasi yang

dibutuhkan oleh pasien dan keluarga, perilaku yang perlu evaluasi, ketrampilan yang

dibutuhkan pasien untuk menunjukkanperilaku sehat serta faktor-faktor lingkungan pasien

yang dapat dirubah untuk menunjukkan perilaku yang diinginkan. Pengkajian dalam proses

discharge planning ini harus dilakukan secara komprehensif dan mempertimbangkan

kriteria pasien yang membutuhkan discharge planning baik pada pasien sendiri maupun

keluarga yang akan melanjutkan perawatan setelah pulang dari rumah sakit. Agar sasaran

kontinuitas perawatan tercapai, pasien dan keluarga harus dapat beradaptasi dengan kondisi

kesehatan serta beban keluarga dapat diminimalkan (Slevin, 1986). Hoeman (1996)

menyebutkan kriteria pasien yang siap untuk dikaji kebutuhan penkes-nya ditunjukkan

dalam 3 kategori sebagai berikut a) Secara fisik, pasien mampu berpartisipasi dalam proses

pengkajian seperti tanda vital yang sudah terkontrol, kecemasan menurun, b) Tujuan dalam

proses pengkajian dapat dimengerti oleh pasien serta sesuai dengan kebutuhan pasien dan

keluarga, c) Pengkajian juga harus mempertimbangkan status emosional pasien dan

keluarga sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dalam mengungkapkan kebutuhannya.

Tahap perencanaan, tahap ini diperlukan adanya kolaborasi dengan team kesehatan

lainnya, diskusi dengan keluarga dan pemberian penkes sesuai pengkajian. Pendekatan

interprofesional dapat meningkatkan kepuasan asien dan kualita pendidikan kesehatan

(Knier et al., 2015). Pendekatan yang digunakan pada discharge planning difokuskan pada

6 area penting dari pemberian pendidikan kesehatan yang dikenal dengan istilah

”METHOD” dan disesuaikan dengan kebijakan masing-masing rumah sakit (Huey, 1981)

M : Medication. Pasien diharapkan mengetahui tentang: nama obat, dosis yang harus di

komsumsi, waktu pemberiannya, tujuan penggunaan obat, efek obat, gejala yang mungkin

menyimpang dari efek obat dan hal-hal spesifik lain yang perlu dilaporkan. E :

Environment. Pasien akan dijamin tentang: instruksi yang adekuat mengenai ketrampilan-

Page 78: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

78

ketrampilan penting yang diperlukan di rumah, investigasi dan koreksi berbagai bahaya di

lingkungan rumah, support emosional yang adekuat, investigasi sumber-sumber dukungan

ekonomi, investigasi transportasi yang akan digunakan klien. T : Treatment. Pasien dan

keluarga dapat: mengetahui tujuan perawatan yang akan dilanjutkan di rumah, serta mampu

mendemonstrasikan cara perawatan secara benar. H : Health Teaching. Pasien akan dapat:

mendeskripsikan bagaimana penyakitnya atau kondisinya yang terkait dengan fungsi

tubuh, mendeskripsikan makna-makna penting untuk memelihara derajat kesehatan, atau

mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi. O : Outpatient Referral. Pasien dapat:

mengetahui waktu dan tempat untuk kontrol kesehatan, mengetahui dimana dan siapa yang

dapat dihubungi untuk membantu perawatan dan pengobatannya. D : Diet. Pasien

diharapkan mampu: mendeskripsikan tujuan pemberian diet, merencanakan jenis-jenis

menu yang sesuai dengan dietnya.

Tahap implementasi dan evaluasi, tahap ini menurut Zwicker and Picariello (2003),

menjelaskan bahwa dalam implementasi discharge planning ada beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan, yaitu a) Discharge planning harus berfokus pada kebutuhan pasien dan

keluarga, b) hasil pengkajian dijadikan sebagai pedoman strategi pelaksanaan, c) hasil

pengkajian akan menentukan kebutuhan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan setelah

pasien pulang dari rumah sakit, d) data pengkajian dapat memprediksikan outcome pasien

setelah pulang dari rumah sakit, e) discharge planning dimulai saat pasien masuk bertujuan

untuk memperpendek hari perawatan. Selain itu stategi untuk memastikan kontinuitas

perawatan pasien, yang menurut Zwicker and Picariello (2003), ada empat, diantaranya

Communication, Coordination, Collaboration dan Continual Reassesment.

Communication, dilakukan secara multidisiplin melibatkan pasien dan keluarga saat

pertama pasien masuk rumah sakit, selama masa perawatan dan saat pasien akan pulang.

Komunikasi dapat dilakukan secara tertulis dan hasil dokumentasi merupakan pengkajian

kebutuhan perawatan pasien berupa ringkasan pasien dirumah sakit. Komunikasi verbal

dilakukan mengenai status kesehatan dilakukan pada pasien, keluarga, profesional lain dan

pelayanan kesehatan untuk rujukan setelah pulang dari rumah sakit. Coordination, dalam

proses discharge planning harus melakukan koordinasi dengan team multidisiplin serta

dengan unit pelayanan rujukan setelah pasien pulang dari rumah sakit. Komunikasi harus

jelas dan bisa meyakinkan bahwa pasien dan keluarga memahami semua hal yang

dikomunikasikan, Collaboration, dilakukan oleh perawat dengan seluruh team yang terlibat

dalam perawatan pasien, disamping itu adanya kolaborasi antara perawat dengan keluarga

dengan memberikan informasi tentang riwayat kesehatan masa lalu pasien, kebutuhan

biopsikososial serta hal – hal yang berpotensi menghambat proses kontinuitas perawatan,

dan Continual Reasssesment, proses discharge planning bersifat dinamis, sehingga status

kesehatan pasien akan selalu berubah sesuai pengkajian yang dilakukan secara kontinyu

dan akurat. Fokus pada tahap implementasi ini adalah memberikan pendidikan kesehatan

serta pendokumentasian.

Pada tahap evaluasi pelaksanaan discharge planning perawat menanyakan kembali

pendidikan kesehatan yang telah diberikan. Evaluasi dapat dilakukan dengan meminta

pasien dan anggota keluarga menjelaskan tentang edukasi yang telah diajarkan meliputi :

penyakit, tanda fisik dan gejala yang harus dilaporkan, meminta pasien untuk

Page 79: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

79

mendemontrasikan setiap pengobatan yang akan dilanjutkan dirumah, minta pasien untuk

memperhatikan keadaan rumah, mengidentifikasi tintangan yang dpat membahayakan bagi

pasien. Ibrahim et al. (2000) menjelaskan bahwa dalam mengevalusi keefektifan suatu

discharge planning, terdapat 2 indikator penilaian yang perlu dipertimbangkan yaitu

kriteria proses dan kriteria hasil yang dapat diukur seperti adanya peningkatan status

fungsional, hari rawat atau kunjungan berulang (readmission) akibat faktor risiko yang

tidak terkontrol. Dalam mengevaluasi keefektifan proses discharge planning perlu

dilakukan follow-up setelah pasien pulang dari rumah sakit yang dapat dilakukan melalui

telepon atau kontak dengan keluarga serta pelayanan kesehatan yang ikut memberikan

perawatan pada pasien .

Page 80: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

80

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

2. Sistem informasi kesehatan yang berhubungan dengan perencanaan pulang di

rumah sakit muhammadiyah yang saat ini terdapat berbagai masalah, diantaranya

a. input data (khusus data pasien tentang seleksi yang akan diberikan dicharge

planning masih tidak lengkap), data pengkajian kebutuhan discharge planning

yang meliputi kesehatan fisik, status fungsional, kebutuhan pendidikan

kesehatan, dan kebutuhan konseling tidak ada. Data perencanaan discharge

planing yang meliputi 6 komponen antara lain medication, enviroment,

treatment, health teaching, ocupatient refferal, dan diet juga sebagian masih

belum ada. Identifikasi sumber komunitas belum lengkap.

b. Proses data (pengelolaan data masih dilakukan secara manual dan belum

menggunakan sistem informasi berbasis elektronik)

c. output (laporan/informasi berupa laporan pelaksanaan discharge planing dan

evaluasi secara manual dan belum spesifik).

2. Informasi untuk mendukung evaluasi pelayanan yang dibutuhkan oleh pihak

manajemen yaitu :

d. Laporan evaluasi pelaksanaan discharge planning pasien;

e. Laporan jumlah pasien yang mendapatkan discharge planning dan berhasil

f. Laporan kunjungan pasien yang rawat jalan

4. Basis data sistem informasi discharge planning untuk mendukung evaluasi

pelayanan yang dikembangkan adalah direktur, kepala bidang perawatan, kepala

ruangan, perawat primer/supervisior, perawat pelaksana, dokter, penyakit,

diagnosis keperawatan, pemeriksaan/pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi

Page 81: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

81

6.2 Saran

1. Sistem informasi discharge planning pasien yang dikembangkan hanya berfokus

pada intervensi discharge planing berbasis METHOD, maka perlu dikembangkan

agar jenis intervensi lebih luas.

2. Pengguna (user) sistem yang berbeda-beda (perawat, kepala ruangan, kepala bidang

perawatan, direktur) maka sistem informasi discharge planning ini perlu

dikembangkan menjadi multi user.

3. Apabila sistem informasi discharge planning yang dikembangkan ini akan

diaplikasikan, maka perlu disediakan fasilitas/sarana yang mendukung di Rumah

Sakit.

Page 82: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

82

DAFTAR PUSTAKA

Cawthorn, L. (2005). Discharge planning under the umbrella of advanced nursing

practice case manager. Nursing Leadership, 18(4).

Hoeman, S. P. (1996). Rehabilitation Nursing: Process and Application—Second

Edition. Journal of Infusion Nursing, 19(2), 108.

Huey, R., Kiernan, L., Loomis, J., Madonna, M., Owen, D., Quaife, M., & Rosson, T.

(1981). Nursing,11(5), 70-75.

Ibrahim, J., Buick, M., Majoor, J., & McNeil, J. (2000). Performance indicators for

effective discharge. Melbourne: Acute Health Division, Victorian Government

Department of Human Services.

Knier, S., Stichler, J. F., Ferber, L., & Catterall, K. (2015). Patients' perceptions of the

quality of discharge teaching and readiness for discharge. Rehabil Nurs, 40(1), 30-

39. doi:10.1002/rnj.164

Mabire, C., Bula, C., Morin, D., & Goulet, C. (2015). Nursing discharge planning for

older medical inpatients in Switzerland: A cross-sectional study. Geriatr Nurs, 36(6),

451-457. doi:10.1016/j.gerinurse.2015.07.002

Mabire, C., Dwyer, A., Garnier, A., & Pellet, J. (2017). Meta‐analysis of the

effectiveness of nursing discharge planning interventions for older inpatients

discharged home. Journal of advanced nursing.

Notoatmodjo, S. (1977). In Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2015). In Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Keperawatan

Profesional (5 ed.). Jakarta: Salemba Medika.

Pellett, C. (2016). Discharge planning: best practice in transitions of care. British journal

of community nursing, 21(11).

Rankin, S. H. (2001). Patient education: principles & practice: Lippincott Williams &

Wilkins.

Slevin, A. P. (1986). A model for discharge planning in nursing education. Journal of

community health nursing, 3(1), 35-42.

Zwicker, D., & Picariello, G. (2003). Discharge planning for the older adult. Geriatric

nursing protocols for best practice, 292-316.

Page 83: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

83

4. Rancangan Sistem Informasi Discharge Planning

Rancangan sistem informasi dapat dilihat di laman

http://eduners.com/dcp/web/site/login

Page 84: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

84

5. Aktivitas Penelitian

Gambar 3 Pengambilan data tahap 1

Gambar 3 Pengambilan data tahap 2

Page 85: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

85

Gambar 3 Uji Validitas data

Page 86: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

http://www.iaeme.com/IJCIET/index.asp 941 [email protected]

xInternational Journal of Civil Engineering and Technology (IJCIET)

Volume 9, Issue 10, October 2018, pp. 941–948, Article ID: IJCIET_09_10_095

Available online at http://www.iaeme.com/ijciet/issues.asp?JType=IJCIET&VType=9&IType=10

ISSN Print: 0976-6308 and ISSN Online: 0976-6316

© IAEME Publication Scopus Indexed

INFORMATION SYSTEM MODEL OF

DISCHARGE PLANNING BASED ON ANDROID

IN HOSPITAL

Abdul Aziz Alimul Hidayat and Musrifatul Uliyah

University of Muhammadiyah Surabaya, 60113, Indonesia

Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, (031) 3813096

Sukadiono and Taufiqurrahman

Departement of Information Technology, Muhammadiyah University

ABSTRACT

Problems of post-treatment from hospitals in Indonesia are the lack of adherence

to control, this is due to the implementation of low discharge planning. The purpose

of the study analyzed the need of Information System Model of Discharge Planning -

based Electronic, and designed Information System Model of Discharge Planning -

based Electronic. The method used the FAST method (framework for the Application

of System Technique). The data collecting and system need analysis were done by

interviewing the PIECES framework (performance, information, economic, control,

efficiency and service). The subjects were patients treated and post-treatment in

hospitals in Surabaya of Indonesia. The results showed that the Discharge Planning -

based Electronic was very important and feasible to be developed as a nurse and

patient information system that could improve the time process of nursing care

services. Based on system design, input design and output design, the information

system model of discharge planning design got the criteria, therefore it could be

implemented in the health information system at the hospital.

Keyword: Information System, Health, Nursing, Discharge Planning

Cite this Article: Abdul Aziz Alimul Hidayat, Musrifatul Uliyah, Sukadiono and

Taufiqurrahman, Information System Model of Discharge Planning based on Android in

Hospital, International Journal of Civil Engineering and Technology, 9(10), 2018, pp.

941–948.

http://www.iaeme.com/IJCIET/issues.asp?JType=IJCIET&VType=9&IType=10

Page 87: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

Information System Model of Discharge Planning based on Android in Hospital

http://www.iaeme.com/IJCIET/index.asp 942 [email protected]

1. INTRODUCTION

Health problems are very complex problems that can be experienced by every human being,

the problem is always related to other problems. One health problem that is commonly

experienced by everyone is ignorance of the symptoms of the disease and delays in asking for

help in health services, this is due to lack of knowledge and behavior. This condition can be

experienced by post-hospitalized patients, because of the ineffectiveness of discharge

planning. The problem is that there are still many implementations of discharge planning in

hospitals in Indonesia with sufficient categories (83.24%)[1].

One of the effects of implementing ineffective discharge planning is that it causes low

levels of adherence to control to hospitals. This, according to Suryadi's study stated that

70.6% of patients who were disobedient were caused by the role of nurses as educators in

discharged discharge planning [2]. The problem of ineffectiveness in discharge planning is

also very much related to information and communication with patients including

information systems in hospitals as well as not running optimally.

The efforts to overcome these problems can be done in various ways, including Hariyati's

study stating that the model of applying discharge planning with information technology

media could increase nurses' knowledge of discharge planning (p = 0,000), and the model of

applying discharge planning with information technology media could also improve nurse

practice about discharge planning [3].

Thus the use of information technology media is very effective for the implementation of

discharge planning for nurses, but from the study that the use of information systems has not

been developed from the patient's perspective. For this reason, this study would develop a

patient health information system model for the discharge planning based - Android that

could be utilized by patients at the hospital and after being hospitalized. The purpose

analyzed the needs of a discharge planning information system in hospitals in Surabaya,

Indonesia and to design a discharge planning information system design model that is

suitable for hospitals in Indonesia.

2. METHODS

The method used in preparing the health information system model used the FAST method

(Framework for the Application of System Technique), with the following steps: preliminary

study, problem analysis, decision analysis, design, building a new system and

implementation. The data retrieval of system needs analysis conducted the interviews with

the PIECES framework (performance, information, economic, control, efficiency and

service), after obtaining a system needs analysis then making a system design using context

diagrams, data flow diagrams (DFD) and entity relationship data (ERD )

The sample criteria in this study were discharge planning documents. This study was

analyzed descriptive qualitative design. The subjects were nurses, heads of rooms, and

patients treated and post-treatment in hospitals in Surabaya of Indonesia.

2.1. Research Instruments

Research Instruments/Measuring instruments were interview guidelines with the PIECES

framework and data collection sheets. The materials used included discharge planning data at

hospitals in Surabaya of Indonesia.

Page 88: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

Abdul Aziz Alimul Hidayat, Musrifatul Uliyah, Sukadiono and Taufiqurrahman

http://www.iaeme.com/IJCIET/index.asp 943 [email protected]

3. RESULTS AND DISCUSSION

3.1. Description of information systems for discharge planning at hospitals in

Surabaya of Indonesia

The discharge planning information system in hospitals in Surabaya of Indonesia that was

currently still using manual (conventional). Based on observations on nurses, patients and

hospital leaders, the activities carried out at this time, especially in the dischrage planing that

had not carried out the process as the stages of discharge planning including patient selection,

assessment, planning, community resources, implementation and evaluation. In addition to

the process steps that had not been carried out, the format or report was also done manually

(conventional). In general, discharge planning was carried out directly in the implementation

phase by using discharge planning records without selecting patients.

3.2. Problems with Discharge Planning Information Systems at Hospitals in

Surabaya of Indonesia

The discharge planning information system at hospitals in Surabaya of Indonesia which

currently run that have various weaknesses, including: the evaluation was not carried out

routinely and structured because the incomplete data, the collecting process, the tabulation

and the report that were still manual therefore it required a long time. More information about

the Discharge planning information system could be presented in table 1.

Table 1 Problems with the Discharge Planning information system at Hospitals in Surabaya of

Indonesia

No Problem The Problem Cause

1 Completeness Incomplete data collection

2 Suitableness The report or information produced is not in accordance with what is

needed by the head of the room or the head of the hospital, patient and nurse

3 Accurateness Data processing and evaluation implementation of dischrage planning

4 Timeliness The process of data collection, data processing, data reporting.

Based on problem analysis, the system constraints include problems of completeness,

suitableness, accurateness and timeliness.

4. NEED IDENTIFICATION OF THE DISCHARGE PLANNING

INFORMATION SYSTEM

Need identification result of the disharge planning information system consisted of functional

needs and non-functional needs. The functional needs that must exist in the system that

would be made are as follows 1) the system must be able to provide information about the

patient's discharge planning report, 2) the existence of patient discharge planning data

integration for all reports and data stored in the database so that the calling and processing of

data becomes easier, 3) Development of information systems that provided data suitability

information facilities for assessment, planning, implementation and evaluation of discharge

planning to facilitate patients and nurses in following up on nursing actions.

Furthermore, non-functional needs analysis categorized based on PIECES framework

could be presented in table 2.

Page 89: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

Information System Model of Discharge Planning based on Android in Hospital

http://www.iaeme.com/IJCIET/index.asp 944 [email protected]

Table 2 Analysis of non-functional needs based on PIECES

Non functional requirements Explanation

Performance The system was expected to shorten the time to complete the processing of patient's discharge planning report data processing (starting from selection,

assessment, planning, implementation and evaluation)

Information There was data integration for all patient discharge reports and data was

stored in the database so that the calling and processing of patient discharge planning data became easier

Economic The new system was expected to reduce operational costs such as the use of

paper in report printing

Control The system was expected to have access rights by each user in this case the

patient, nurse, head of the room and the head of the hospital, so that not everyone had the right to manage all data and used it freely

Eficiency The system was expected to be able to create reports automatically

Service The system was expected to provide a display that was more easily

understood by ordinary people, making it easier for users to use this system

5. DEVELOPMENT RESULTS OF DISCHARGE PLANNING

INFORMATION SYSTEM

Development results of discharge planning information system could be described through

data modeling, and process modeling. The data modeling through a flat entity relationship

(ERD) was presented in Picture 1, while process modeling could be described through the

context diagram presented in Picture 2.

-

Figure 1 Picture of Modeling for Entity Relationship Data (ERD) New System

Page 90: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

Abdul Aziz Alimul Hidayat, Musrifatul Uliyah, Sukadiono and Taufiqurrahman

http://www.iaeme.com/IJCIET/index.asp 945 [email protected]

Figure 2 Picture of a new system context diagram

Figure 3 Picture of login interface for the discharge planning information system

According to Slevin, the discharge planning process was carried out through 5 stages:

patient selection, assessment, planning, implementation and evaluation [4]. Patient selection

phase, was a stage to identify patients who needed discharge planning, all patients needed

services, but giving priority to discharge planning for patients who had a higher risk of

having special services. Slevin [4] described the characteristics of patients who required

discharge planning and referral to health services were patients who lacked knowledge about

treatment plans, social isolation, new diagnosis of chronic disease, major surgery, and

extension of the healing period of major surgery or disease, mental or emotional instability.

management of complex home care, financial difficulties, inability to use referral sources, as

well as sick patients at the terminal stage.

Whereas according to Cawthorn [5], the priority of clients who needed discharge

planning was over 70 years of age, multiple diagnoses and high risk of death, limited physical

mobility, limited ability to care for themselves, decreased cognition status, risk of injury,

Page 91: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

Information System Model of Discharge Planning based on Android in Hospital

http://www.iaeme.com/IJCIET/index.asp 946 [email protected]

homelessness and poverty , suffering from chronic diseases, anticipating long-term care in

stroke, patients with new diabetes mellitus, pulmonary TB, substance / drug abuse disorders,

history of frequent use of emergency facilities such as asthma, allergies. Discharge planning

was also indicated for patients in special care such as nursing homes or rehabilitation centers.

In addition, it was also necessary to consider the socio-economic conditions and the

environment of the patient such as the ability of family members to care for and

environmental facilities that were appropriate to the patient's condition [6]

The second stage was the discharge planning assessment phase which focused on 4 areas,

namely physical and psychosocial assessment, functional status, health education needs and

counseling. Zwicker and Picariello [6] suggested that the principles in the assessment were 1)

Assessment was carried out when the patient entered and continued during treatment, 2)

Assessment focused on adult patients who were at high risk of not achieving discharge

results, and 3) Assessment included physical health, range of active motion, range of passive

motion, necessary assistive devices, functional status (ability in daily activities and function

of independence), health education needs, counseling needs, and access to service after

returning home.

In assessing the health education needs of patients, nurses must consider various things,

according to Rankin [7], namely: information needed by patients and families, behaviors that

needed evaluation, skills needed by patients to demonstrate healthy behavior and

environmental factors that could be changed to show the desired behavior. The study in the

discharge planning process must be carried out comprehensively and considered the criteria

for patients who needed discharge planning both for the patients themselves and families who

would continue treatment after discharge from the hospital. In order for the goal of continuity

of care to be achieved, patients and families must be able to adapt to health conditions and the

family burden could be minimized [4]. Hoeman [8] mentions the criteria for patients who

were ready to be assessed for their health needs were shown in the following 3 categories: a)

Physically, patients were able to participate in the assessment process such as vital signs that

had been controlled, anxiety decreases, b) The purpose of the assessment process was

understandable by the patient and according to the needs of the patient and family, c)

Assessment must also consider the emotional status of the patient and family so that they

could actively participate in expressing their needs.

In the planning phase, this stage required the collaboration with other health teams,

discussions with family and the provision of penkes according to the assessment. An

interprofessional approach could improve patient satisfaction and the quality of health

education [9]. The approach used in discharge planning that was focused on 6 important areas

of health education provision known as "METHOD" and adjusted to the policies of each

hospital [10] M: Medication. Patients were expected to know about: the name of the drug, the

dose to be consumed, the time of administration, the purpose of the drug, the effects of the

drug, symptoms that might deviate from the effects of the drug and other specific things that

needed to be reported. E: Environment. Patients would be guaranteed about: adequate

instruction regarding important skills needed at home, investigation and correction of various

hazards in the home environment, adequate emotional support, investigation of sources of

economic support, investigation of transportation to be used by the client. T: Treatment.

Patients and families could: know the goals of care that would be continued at home, and be

able to demonstrate how to care properly. H: Health Teaching. Patients would be able to:

describe how the disease or its conditions were related to bodily functions, describe the

important meanings to maintain health status, or achieve a higher level of health. O:

Outpatient Referral. The patient could: know the time and place for health control, know

Page 92: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

Abdul Aziz Alimul Hidayat, Musrifatul Uliyah, Sukadiono and Taufiqurrahman

http://www.iaeme.com/IJCIET/index.asp 947 [email protected]

where and who could be contacted to help with treatment and treatment. D: Diet. Patients

were expected to be able to: describe the purpose of dieting, plan the types of menus that fit

their diet.

The implementation and evaluation phases according to Zwicker and Picariello [6],

explained that in implementing discharge planning there were several things that need to be

considered, namely a) Discharge planning must focus on the needs of patients and families,

b) the results of the assessment serve as guidelines for implementation strategies , c) the

assessment results would determine the health education needs needed after the patient

returns from the hospital, d) assessment data could predict the patient's outcome after

discharge from the hospital, e) discharge planning began when the patient entered the goal to

shorten treatment days. Besides that, a strategy to ensure continuity of patient care, according

to Zwicker and Picariello [6], there were four, including Communication, Coordination,

Collaboration and Continual Reassessment. Communication, was carried out in a

multidisciplinary manner involving the patient and family when the patient was first admitted

to the hospital, during the treatment period and when the patient was going home.

Communication could be done in writing and the documentation is an assessment of patient

care needs in the form of a summary of the patient in the hospital. Verbal communication was

carried out regarding health status carried out on patients, families, other professionals and

health services for referrals after returning from the hospital. Coordination, in the discharge

planning process must coordinate with a multidisciplinary team and with the referral service

unit after the patient returns from the hospital. Communication must be clear and able to

ensure that patients and families understand everything that was communicated,

Collaboration, carried out by nurses with all teams involved in patient care, besides

collaboration between nurses and families by providing information about the patient's past

medical history, biopsychosocial needs and things that had the potential to hinder the process

of continuity of care, and Continual Reassessment, the discharge planning process was

dynamic, so that the patient's health status would change according to the assessment carried

out continuously and accurately. The focus on this implementation phase was to provide

health education and documentation.

In the evaluation phase the discharge planning implementation of the nurse asks again the

health education that had been given. Evaluation could be done by asking the patient and

family members to explain about the education that had been taught including: diseases,

physical signs and symptoms that must be reported, asking patients to demonstrate every

treatment that would be continued at home, asking patients to pay attention to the condition

of the house, identifying dangerous dangers for patients. Ibrahim, Buick [11] explained that

in evaluating the effectiveness of a discharge planning, there were 2 assessment indicators

that needed to be considered, namely the process criteria and measurable results criteria such

as an increase in functional status, day of care or repeat visits due uncontrolled risk factors. In

evaluating the effectiveness of the discharge planning process it was necessary to follow-up

after the patient returns from the hospital which could be done by telephone or contact with

family and health services that participated in providing care to patients.

6. CONCLUSION

Health information systems related to going home planning in hospitals in Indonesia which

currently had a variety of problems, including 1) data input (specifically patient data about

selection to be given a planning fee was still incomplete), needs assessment data of discharge

planning that included health physical, functional status, health education needs, and

counseling needs were not available. The planning data of Discharge planing which included

Page 93: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …

Information System Model of Discharge Planning based on Android in Hospital

http://www.iaeme.com/IJCIET/index.asp 948 [email protected]

6 components including medication, enviroment, treatment, health teaching, ocupatient

referrals, and some diets were still missing. Identification of community resources was

incomplete. 2) Data processing (data management was still done manually and not using an

electronic-based information system), 3) output (report / information in the form of reports on

the implementation of discharge planing and evaluation manually and not specific).

Information to support evaluation of services needed by management, namely 1)

evaluation report on patient discharge planning implementation; 2) Report on the number of

patients receiving discharge planning and success, 3) Reports of outpatient patient visits.

Database of discharge planning information systems to support service evaluations developed

were directors, heads of care, heads of rooms, primary / supervisior nurses, nurses

implementing, doctors, diseases, nursing diagnoses, examinations / assessments, planning,

implementation and evaluation

ACKNOWLEDGEMENTS

We gratefully acknowledge the support of the Ministry of Technology Research and Higher

Education of the Republic of Indonesia for funding this research in 2018.

REFERENCES

[1] Widaningsih N, Ruhyana R. Studi Komparasi Pelaksanaan Discharge Planning oleh

Perawat di Bangsal Multazam dan Marwah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta:

STIKES'Aisyiyah Yogyakarta; 2012.

[2] Suryadi RF. Hubungan peran educator perawat dalam discharge planning dengan tingkat

kepatuhan pasien rawat inap untuk kontrol di Rumah Sakit Paru Kabupaten Jember. 2013.

[3] Hariyati RTS, Afifah E, Handiyani H. Evaluasi model perencanaan pulang yang berbasis

teknologi informasi. Makara kesehatan. 2008;12(2):53-8.

[4] Slevin AP. A model for discharge planning in nursing education. Journal of community

health nursing. 1986;3(1):35-42.

[5] Cawthorn L. Discharge planning under the umbrella of advanced nursing practice case

manager. Nursing Leadership. 2005;18(4).

[6] Zwicker D, Picariello G. Discharge planning for the older adult. Geriatric nursing

protocols for best practice. 2003:292-316.

[7] Rankin SH. Patient education: principles & practice: Lippincott Williams & Wilkins;

2001.

[8] Hoeman SP. Rehabilitation Nursing: Process and Application—Second Edition. Journal

of Infusion Nursing. 1996;19(2):108.

[9] Knier S, Stichler JF, Ferber L, Catterall K. Patients' perceptions of the quality of

discharge teaching and readiness for discharge. Rehabil Nurs. 2015;40(1):30-9.

[10] Huey R, Kiernan, L., Loomis, J., Madonna, M., Owen, D., Quaife, M., & Rosson, T.

Nursing, 11(5), 70-75. 1981.

[11] Ibrahim J, Buick M, Majoor J, McNeil J. Performance indicators for effective discharge.

Melbourne: Acute Health Division, Victorian Government Department of Human

Services. 2000.

Page 94: LAPORAN AKHIR TAHUN KE-1 PENELITIAN TERAPAN …