laporan akhir penelitian internal filesalah satu faktor penyebab belum optimalnya karyawan non dosen...
TRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN INTERNAL
Lia Amalia, Prof, Dr, MM 0016115301
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
OKTOBER 2017
MODEL MOTIVASI KERJA DAN KOMITMENORGANISASIONAL SEBAGAI KONSEKUENSI DARI
KETERLIBATAN KERJA KARYAWAN NON DOSEN PTS DIDKI JAKARTA
ii
iii
RINGKASAN
Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh keterlibatan kerjaterhadap motivasi kerja, pengaruh keterlibatan kerja terhadap komitmen organisasionaldan pengaruh motivasi kerja terhadap komitmen organisasional pada karyawan non PTSdi DKI Jakarta..Subjek penelitian adalah karyawan PTS yang statusnya non dosendengan jumlah sampel sebanyak 161 orang.
Untuk mencapai tujuan tersebut, tahap pertama, pengumpulan data primerdengan metode convinience sampling, tahap keduaakan dilakukan klasifikasi berdasarkanlatar belakang pendidikan karyawan non dosen di PTS DKI Jakarta, tahapketiga,pengujian dan penetapan model dengan menggunakan analisis SEM (StructuralEquation Model)
Luaran hasil penelitian akan dipublikasikan pada jurnal terakreditasi nasionalVentura serta dilakukan diseminasi nasional dalam forum hasil riset FMI yangdiselenggarakan setiap tahunnya.
Keywords : Motivasi Kerja, Keterlibatan Kerja dan Komitmen Organisasional
iv
PRAKATA
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan Hidayah-Nya atas terselesaikannya Laporan
Akhir Penelitian Internal pada LPPM Universitas Esa Unggul. Selain itu juga
peneliti mengucapkan rasa terima kasih dengan tulus hati dan tak ternilai yang
terhormat kepada:
Rektor Universitas Esa Unggul, Dr. Arief Kusuma AP, Ir., MBA, yang
telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan di bidang manajen. Ilmu pengetahuan ini akan mampu untuk
mengembangkan kelembangaan di program studi manajemen pada khususnya dan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada umumnya.
Dekan Fakultas Ekonomi, Dr. Muhammad Fachruddin Arrozi Adhikara,
SE, M.Si, Akuntan yang telah memberikan fasilitas kepada para peneliti selama
melaksanakan penelitian di prodi manajemen, serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis
atas segala sarana dan prasarana untuk menunjang selesainya penelitian tersebut.
Ketua LPPM, Dr. Hasyim.,SE, MM, M.Ed untuk dukungan moril dan
material selama proses penelitian. Mudah-mudahan tidak bosan bila ada gangguan
sejawat-sejawat dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis prodi manajemen.
Koordinator Kopertis Wilayah III, yang telah membantu proses perijinan
penelitian sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan.
Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah membantu
peneliti dengan hati ikhlas sehinggan Hibah Penelitian Internal dapat terselesaikan
dengan baik.
Penulis berharap dari keterbatasan yang ada dalam penelitian ini akan
menjadi bahan rujukan dan memiliki implikasi pada penelitian berikutnya,
sehingga bermanfaat bagi ilmu pengetahuan. Amiin.
v
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN PENGESAHAN ………………………………………… iiRINGKASAN……………………………………………………………. iiiPRAKATA…………………………………………………………………ivDAFTAR ISI ……………………………………………………………... .vBAB 1. PENDAHULUAN ………………………………….................. .1BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ………..……….………….................. .4BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELTIAN ……..……….……. 13BAB 4 .METODE PENELITIAN ……………………………………..... 14BAB 5: HASIL YANG DICAPAI……………………………………… 17BAB 6.: KESIMPULAN…………………………………………………. 19DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..... 21
6
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada industri jasa seperti pegawai pada sebuah instansi pendidikan, para
pegawai yang memiliki motivasi kerja, komitmen organisasional dan keterlibatan
kerja yang tinggi dipertimbangkan sebagai aset penting bagi kesuksesan
organisasi. Instansi pendidikan diharapkan dapat memberikan pelayanan yang
optimal bagi mahasiswanya.
Pegawai yang memiliki motivasi kerja, komitmen organisasional dan
keterlibatan kerja yang tepat diharapkan para pegawai akan terdorong untuk
berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena meyakini
bahwa dengan keberhasilan organisasi mencapai tugas dan sasarannya, maka akan
menguntungkan para pegawainya.
Tingkat motivasi kerja, komitmen organisasional dan keterlibatan kerja
dapat diukur dengan melihat jumlah pergantian pegawai selama periode tertentu.
Pegawai dengan keterlibatan kerja yang tinggi biasanya akan lebih fokus
menghadapi pekerjaan mereka, dengan begitu akan timbul motivasi kerja dan
komitmen yang kuat. Pembinaan keterlibatan kerja merupakan tujuan organisasi
yang penting karena karyawan merupakan penentu efektivitas organisasi.
Organisasi-organisasi yang ada saat ini semakin menghadapi tantangan
yang dituntut untuk bisa meningkatkan kinerja pegawaisehingga mampu bersaing
dengan pesaingnya. Dalam kaitannya dengan sumber daya manusia, motivasi
kerja, komitmen organisasional dan keterlibatan kerja merupakan hal-hal yang
sangat penting karena akan mempengaruhi sukses atau tidaknya suatu
organisasi.
Pegawai yang memiliki motivasi kerja, komitmen organisasional dan
keterlibatan kerja yang tepat diharapkan para pegawai akan terdorong untuk
berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena meyakini
7
bahwa dengan keberhasilan organisasi mencapai tugas dan sasarannya, maka akan
menguntungkan para pegawainya.
1.1. Obyek penelitian :
Salah satu faktor penyebab belum optimalnya karyawan non dosen di PTS
DKI Jakarta adalah faktor sumber daya manusia. Obyek yang digagas dalam
penelitian ini adalah :
a. Belum optimalnya keterlibatan kerja karyawan pada pekerjaan mereka
yang mengarah kepada tujuan
b. Masih rendahnya motivasi kerja karyawani yang merupakan salah satu
faktor pendorong pegawai dalam aktivitas tertentu
c. Masih rendahnya komitmen organisasional pegawai
d. Masih rendahnya keterlibatan seorang pegawai pada suatu pekerjaan
yang terus menerus meningkat dan mengarah pada tujuan.
1.2. Temuan yang ditargetkan
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross
sectional untuk melihat pengaruh antara keterlibatan kerja karyawan non
dosen terhadap motivasi kerja, dan komitmen organisasional di PTS yang ada
di DKI Jakarta. Umumnya penelitian dengan desain riset ini dapat
dikembangkan pada penelitian kausal, sehingga dapat terlihat pengaruh
antar variabel tersebut. Untuk mencapai tujuan penelitian diatas maka penelitian
meliputi tahapan sebagai berikut; pertama konstruksi profil karyawan non dosen di
PTS yang ada di DKI Jakarta ,kedua, konstruksi system penilaian pengaruh
motivasi kerja,komitmen organisasional, sebagai konsekuensi keterlibatan
karyawan non dosen di PTS DKI Jakarta, ketiga, konstruksi model motivasi kerja,
komitmen organisasional, karyawan terhaadap Keterlibatan karyawan non dosen di
PTS DKI Jakarta
8
1.3. Kontribusi mendasar pada bidang ilmu
Penelitian ini memberikan kontribusi penting pada bidang ilmu ekonomi
berkaitan dengan motivasi kerja, komitmen organisasional, sebagai konsekunsi
keterlibatan kayawan non dosen di PTS DKI Jakarta.
1.4. Luaran Penelitian
Hasil penelitian yang akan dibentuk adalah mengembangkan Penelitian ini
terdiri dari dua variabel independen dan satu variabel dependen. Dua variabel
bebas tersebut masing-masing adalah motivasi kerja sebagai variabel bebas
pertama, komitmen organisasional sebagai variabel bebas kedua .
Sedangkan varibel terikat adalah keterlibatan kerja karyawan sebagai variabel
terikat.Untuk mempermudah pengukuran atas varibel-variabel tersebut, maka
dilakukan pendefinisian khusus sebagai berikut :
- Konstruksi profil karyawan non dosen di DKI Jakarta.
- Konstruksi system penilaian karyawan pengaruh motivasi kerja, komitmen
organisasional karyawan non dosen di PTS terhadap keterlibatan kerja
karyawan non dosen yang ada di DKI Jakarta.
- Kontruksi model pengaruh motivasi kerja, komitmen organisasional,
sebagai konsekuensi keterlibatan kerja karyawan non dosen di DKI Jakarta.
- Diseminasi hasil penelitian di Seminar Nasional Bisnis yang
diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi Manajemen atau Perguruan Tinggi
Negeri dan Swasta di Indonesia.
- Publikasi hasil penelitian dalam jurnal Nasional terakreditasi Equitas .di
STIE-Indonesia Surabaya
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Keterlibatan Kerja
Keterlibatan kerja menurut Kanungo (1979) dalam Simanjuntak
(2014) adalah sikap utama yang mengacu pada identifikasi psikologis oleh
seorang karyawan terhadap pekerjaannya, di mana karyawan merasa bahwa
pekerjaan merupakan perwakilan dari kehidupan mereka dan banyak dari
kepentingan serta tujuan hidup berhubungan dengan pekerjaan mereka. Dan
karena itu karyawan yang memiliki keterlibatan kerja yang tinggi, melihat
keberhasilan mereka di tempat kerja sebagai indikasi kesuksesan dalam hidup
secara keseluruhan. Sebaliknya karyawan yang memiliki keterlibatan kerja
yang rendah, merasa bahwa hidup mereka dipisahkan dari pekerjaan dan hal-
hal lainnya yang jauh lebih penting dari pekerjaan mereka.
Kemudian Menurut Noe, Hollenbeck, Gerhart dan Wright (2011)
keterlibatan kerja adalah sejauh mana orang mengidentifikasi diri mereka
dengan pekerjaan mereka. Orang- orang dengan tingkat keterlibatan kerja
yang tinggi menganggap pekerjaan mereka merupakan bagian penting dari
kehidupan mereka.
Melakukan pekerjaan dengan baik di tempat kerjanya akan
memberikan kontribusi terhadap harga diri mereka. Untuk karyawan yang
tidak puas dengan keterlibatan kerja yang rendah, maka kinerja yang baik
atau buruk tidak memengaruhi konsep diri seseorang. Sedangkan
Elankumaran (2004) berpendapat bahwa perilaku manusia itu memainkan
peran penting dalam memaksimalkan efektivitas dalam organisasi, terlepas
dari perkembangan teknologi, secara khusus segala upaya untuk
memaksimalkan
Efektivitas organisasi memerlukan tingkat keterlibatan pekerjaan yang
lebih tinggi di antara anggota organisasi. Artinya keterlibatan kerja itu
penting untuk memotivasi organisasi manapun. Sementara itu Gore (2001)
4
10
dalam Liau dan Lee (2009) berpendapat bahwa keterlibatan kerja di era
ekonomi modern ini khususnya juga berkontribusi terhadap keseluruhan
ketersediaan sumber daya manusia. Lodahl dan Kejner (1985) dalam Cohen
(2003) mendefinisikan keterlibatan kerja sebagai internalisasi nilai-nilai
tentang kebaikan pekerjaan atau pentingnya pekerjaan bagi keberhargaan
seseorang. Keterlibatan kerja sebagai tingkat sampai sejauh mana performansi
kerja seseorang mempengaruhi harga dirinya dan tingkat sampai sejauh mana
seseorang secara psikologis mengidentifikasikan diri terhadap pekerjaannya
atau pentingnya pekerjaan dalam gambaran diri totalnya. Individu yang
memiliki keterlibatan yang tinggi lebih mengidentifikasikan dirinya pada
pekerjaannya dan menganggap pekerjaan sebagai hal yang sangat penting
dalam kehidupannya.
Diefendorff, Brown, Kamin, dan Lord (2002) berpendapat bahwa
keterlibatan kerja adalah faktor kunci penting yang dapat mempengaruhi
individu dan hasil kerja dalam organisasi. Seseorang dengan tingkat
keterlibatan pekerjaan yang tinggi akan menempatkan pekerjaan dalam
kehidupan pribadinya, mereka dengan keterlibatan kerja yang tinggi akan
berpikir bahwa hidup, makan, dan aktivitas lainya didapat mealalui pekerjaan
mereka dalam organisasi. Sementara itu seseorang yang keterlibatan dengan
pekerjaan renda akan tidak akan menempatkan pekerjaan dalam kehidupanya,
mereka lebih berpikir bahwa hidup didasari atas keluarga, hobi yang mereka
tekuni dan kehidupan pribadi mereka.
Keterlibatan kerja dapat mempengaruhi tekanan kerja pada staf dan
karyawan, kepuasan kerja, komitmen organisasi, kepuasan hidup, niat
berpindah kerja karyawan, dan permasalahan dalam keluarga. Diefendorff,
Brown, Kamin, dan Lord (2002) telah membuktikan hasil yang menunjukkan
bahwa keterlibatan kerja memiliki hubungan positif yang signifikan secara
statistik dengan kepuasan pekerjaan, komitmen organisasi, dan kedua bentuk
permasalahan dalam keluarga.
Keterlibatan kerja juga diamati memiliki efek langsung yang tidak
signifikan terhadap tekanan kerja staf dan keryawan, kepuasan hidup, dan niat
11
berpindah karyawan.Sedangkan Robbins (2003) berpendapat keterlibatan
kerja merupakan tingkat dimana seseorang mengaitkan dirinya
kepekerjaannya, secara aktif berpartisipasi di dalamnya dan menganggap
kinerjanya penting bagi nilai dirinya. Keterlibatan karyawan merupakan
proses partisipatif yang menggunakan seluruh kapasitas pekerja dan
dirancang untuk mendorong meningkatkan komitmen demi keberhasilan
perusahaan. Keterlibatan karyawan membuat mereka merasa dihargai, merasa
memiliki, merasa lebih bertanggung jawab, merasa lebih bangga, dan akan
meningkatkan kinerjanya.
Woodward dan Buchholz (1987) dalam Akinbobola (2011)
menjelaskan ketika karyawan mempunyai keterlibatan kerja yang rendah
maka dia akan menjadi seseorang yang hadir secara fisik tapi mental absen.
Ketika seorang karyawan sepenuhnya terlibat dalam karyanya, energi dan
fokus yang ditujukan langsung pada keterlibatannya. Karyawan dengan
tingkat keterlibatan kerja yang tinggi dengan kuat aktif mengaitkan dirinya ke
jenis pekerjaan yang dilakukannya dan benar-benar antusias dalam
pengerjaannya. Sedangkan Hafer dan Martin (2006) dalam Akinbobola
(2011) berpendapat karyawan yang aktif berpartisipasi dalam pekerjaannya
menunjukkan kemauan dan keinginan karyawan untuk ikut terlibat langsung
dalam pekerjaan. Karyawan menjadi aset organisasi dan tidak akan mungkin
berpikir meninggalkan organisasi ketika mempunyai keterlibatan kerja yang
tinggi sedangkan keterlibatan kerja yang rendah menambah perasaan
karyawan dari keterasingan dalam organisasi atau perasaan adanya pemisahan
antara apa yang dilihat karyawan sebagai kehidupan dan pekerjaan yang
mereka lakukan.
Saleh dan Hosek (1976) dalam Yekty (2006) juga berpendapat bahwa
keterlibatan kerja dapat menunjukkan integrasi karyawan terhadap
perusahaan, karena semakin menyatu dengan pekerjaannya karyawan akan
lebih melibatkan diri dan menghabiskan waktu lebih banyak dalam
pekerjaannya. Ini dapat terlihat dari karyawan jarang datang terlambat,
bersedia untuk kerja lembur, melakukan inovasi terhadap perusahaannya,
12
berperilaku positif dalam pekerjaannya, kreatif, semangat dalam setiap
program dan kegiatan perusahaan dan bangga menjadi bagian dari
perusahaaan.
Sementara itu Kanungo dalam Yekty (2006) mengartikan bahwa
keterlibatan kerja adalah identifikasi psikologis seseorang terhadap tugasnya
atau pekerjaanya secara umum, yang terganyung pada kepentingan kebutuhan
secara intrintik maupun ekstrintik dengan persepsi bahwa pekerjaan memiliki
potensi untuk memuaskan kebutuhanya. Dari adanya definisi keterlibatan
kerja diatas yang sudah disebutkan, maka dapat disimpulkan bahwa
keterlibatan kerja itu merupakan perasaan seorang pekerja dimana ia dapat
melihat tingkat seberaa jauh dirinya ikut berpartisipasi pada pekerjaanya.
Adapun faktor-faktor keterlibatan kerja menurut Lodahl dan Kejner
(1985) dalam Simanjuntak (2014) dapat dilihat dari bagaimana seorang
karyawan ikut berpartisifasi dengan seluruh kemampuanya dalam membuat
peningkatan kesuksesan pada sebuah perusahaan. Faktor- faktor keterlibatan
kerja itu antara lain adalah harapan yang besar terhadap pekerjaannya,
keterlibatan emosional yang tinggi terhadap pekerjaan, rasa tanggung jawab
yang besar pada pekerjaanya, kesiapan menghadapi tugas, kebanggaan
terhadap pekerjaan serta memiliki ambisi untuk mobilitas ke atas mobilitas.
Sementara itu Brown (1996) dalam Rahmi (2013) menerangkan bahwa
faktor-faktor keterlibatan kerja seperti faktor personal, etika kerja dan
motivasi internal dan faktor situasional, seperti kepuasan gaji, kondisi
pekerjaan, umpan balik, dan partisipasi.
Telah ditemukan karakteristik seorang karyawan yang mempunyai
keterlibatan kerja. Seperti dikutip dari Kanungo (1979) dalam Ansel dan
wijiono (2012) dimana disebutkan bahwa karakteristik keterlibatan kerja itu
yang pertama adalah seorang itu ikut aktif berpartisipasi dalam pekerjaan
sehingga menunjukan ia terlibat dan perhatian terhadap pekerjaanya.
Kemudian yang kedua adalah seseorang itu mengutamakan pekerjaanya,
seseorang yang mengutamakan pekerjaanya sebagai pusat yang menarik
dalam kehidupanya dan pantas untuk diutamakan. Dan yang ketiga adalah
13
pekerjaan penting bagi harga diri, hal ini dapat dilihat dari sikap seseorang
dalam pikiran mengenai pekerjaanya, diamana ia menganggap bahwa
pekerjaan itu penting bagi harga dirinya.
2.2. Komitmen Organisasional
Mathis dan Jackson (2006) dalam Sopiah (2008) memberikan definisi,
komitmen organisasional adalah derajat yang mana karyawan percaya dan
menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan
meninggalkan organisasi.
Mowday(1982) dalam Sopiah (2008) menyebut komitmen kerja
sebagai istilah lain dari komitmen organisasional. Menurutnya, komitmen
organisasional adalah dimensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk
menilai kecenderungan karyawan untuk bertahan sebagai anggota organisasi.
Komitmen organisasional karyawandikatakansebagai sebuah tingkat
untuk identifikasi dan bergabung di dalam perusahaan atau keengganan untuk
meninggalkan perusahaan tersebut (Greenberg dan Baron, 2000).
2.3. Motivasi Kerja
Perkembangan teori motivasi didasarkan kajian yang lebih kritis dan
mendalam atas teori-teori pendahulunya dan dianggap lebih relevan dengan
situasi dan kondisi saat ini. Isi teori motivasi membantu kita memahami
keterlibatan dinamis tempat organisasi beroperasi dengan menggambarkan
manajer dan karyawan saling terlibat dalam organisasi setiap hari.
Teori motivasi dikelompokkan dua aspek, yaitu teori
motivasi kepuasan dan motivasi proses (Sutrisno, 2009). Aspek pertama
yaitu teori kepuasan, teori ini mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor
kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan
berprilaku dengan cara tertentu.
Teori ini mencoba menjawab pertanyaan kebutuhan apa yang
memuaskan dan mendorong semangat bekerja seseorang. Kebutuhan dan
pendorong itu adalah keinginan memenuhi kepuasan material maupun
nonmaterial yang diperolehnya dari hasil pekerjaanya. Jika kebutuhan dan
kepuasannya semakin terpenuhi, semangat bekerjanyapun akan semakin baik
14
pula.
2.4. Penelitian sebelumnya
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan terhadap penelitian ini
dijelaskan sebagai berikut :
Hasil Studi dari Mohsan, Nawas, Khan, Shaukat dan Aslam (2011)
yang diterbitkan oleh Jurnal International Journal of Business and Social
Science. dikemukakan bahwa factor pengaruh variabel keterlibatan kerja,
motivasi kerja dan komitmen organisasional terdapat hasil pengaruhpositif
dan signifikan diantara motivasi kerja karyawn, komitmen organisasional
dan keterlibatan kerja.
Hasil studi dari Putri (2014) di Balai Pendidikan dan Pelatihan Sosial
(variabel motivasi kerja dan komitmen kerja karyawan), berkesimpulan
adanya pengaruh antara motivasi kerja dengan komitmen kerja karyawan.
Artinya semakin tinggi motivasi kerja karyawan maka komitmen kerja
karyawan juga semakin baik.
Hasil studi Nathania, Pali dan Suprapto (2013) di Rumah Sakit Kristen
Mojowarno (variabel kepuasan kerja, keterlibatan kerja dan motivasi kerja)
berkesimpulan adanya pengaruh kepuasan kerja dan keterlibatan kerja
terhadap motivasi kerja.
Hasil studi Wijaya (2013) pada karyawan PT. Sekar Laut (variabel
keterlibatan kerja, kinerja dan komitmen organisasional) dalam penelitiannya
berkesimpulan adanya pengaruh keterlibatan kerja terhadap komitmen
organisasional.
15
Tabel 2: Ringkasan hasil Penelitian sebelumnya yang relevan dengan pokok
masalah
Topik Periset Temuan/Hasil Penelitian
Pengaruh variableketerlibatan kerja,motivasi kerja,dankomitmenorganisasional(International Journal ofBusinessand SocialScience)
Mohsan,Nawas,Khan,Shaukatdan Aslam(2011)
Hasil penelitian ini menemukan bahwa : terdapatpengaruh yang signifikan antara motivasi kerja,komitmen organisasional terhadap keterbatan kerja
Pengaruh MotivasiKerja, TerhadapKomitmen KerjaKaryawan di BalaiPendidikan danPelatihan Sosial
Putri(2014)
Hasil penelitian ini, berkesimpulan adanya
pengaruh antara motivasi kerja dengan komitmen
kerja karyawan. Artinya semakin tinggi motivasi
kerja karyawan maka komitmen kerja karyawan
juga semakin baik.
Pengaruh kepuasan
kerja dan keterlibatan
kerja terhadap
motivasi kerja di
Rumah Sakit Kristen
Mojowarno.
Nathania,Pali danSuprapto(2013)
Hasil penelitian ,terdapat pengaruh kepuasan
kerja dan keterlibatan kerja terhadap motivasi kerja
karaywan di Rumah Sakit Kriten Mojowarno.
Pengaruh keterlibatan
kerja terhadap
komitmen
organisasional pada
karyawan PT. Sekar
Laut
Wijaya(2013)
Hasil penelitian: adanya pengaruh keterlibatan
kerja terhadap komitmen organisasional.
Sumber : Penelitian publikasi
16
2.6. Roadmap PenelitianCakupan penelitian ini menjelaskan peta penelitian yang akan
menghasilkan penelitian terintegrasi dari rencana awal tahun 2015-2016 untukmenghasilkan model. Peta penelitian ditunjukkan pada gambar 2.1.
2012 2013 2015-2016 2016-2017
FundamentalFundamental
Gambar 2.1.
Roadmap Penelitia
Z. A. Kadir danNurhaedah
(2012)
Faktor-faktor yangMempengaruhiTingkat KepuasanKerja KaryawanPada PT.Indofood SuksesMakmur KotaMakassar
Sumber data :primer
Analisis regresi
Peggi BintangNauli (2013)
Analisis PengaaruhKepemimpinan,Lingkungan Kerja,dan Lokasi KerjaterhadapKompensasi, danKepuasan Kerja diPT. MatahariDepartment Store, Tbk (Thesis S-22013, FakultasPascasarjanaUniversitas EsaUnggul)
Lia Amalia
Pengkajian ModelRegressi Berganda
Program Utama:
PengaruhKepemimpinan,Lingkungan Kerja,dan Lokasi KerjaterhadapKompensasi, danKepuasan KerjaKaryawan diUniversitasEsaunggul
Model Simulasi
Pembentukan ModelModel SEM
Program Utama:
Motivasi Kerja danKomitmenOrganisasional sebagaikonsekuensi dariKeterlibatan Kerjakaryawan non dosen diPTS DKI Jakarta
17
Gambar 2.2.
Diagram Fishbone
Pengambilan data
Analisis Regresi Linier Berganda
Penentuan Populasi dan Sampel
Perumusan Hipotesis
Penetuan Model Penelitian
Telaah Pustaka
Rumusan Masalah
Identifikasi Masalah
Pencarian Informasi
LUARAN DAN INDIKATORPENCAPAIAN
- Konstruksi profil karyawan non dosen diPTS DKI Jakarta
- Konstruksi system motivasi kerja dankomitmen organisasioanal sebagaikonsekuensi keterlibatan karyawan nondosen di PTS DKI Jakarta
- Kontruksi model motivasi kerja dankomitmen organisasional sebagaikonsekuensi keterlibatan kerja karyawannon dosen di PTS DKI Jakarta
- Diseminasi hasil penelitian di SeminarNasional
- Publikasi hasil penelitian dalam jurnalNasional
MODEL MOTIVASIKERJA DANKOMITMENORGANISASIONALSEBAGAIKONSEKUENSIKETERLIBATANKERJA KARYAWANNON DOSEN DI PTSDKI JAKARTA
FENOMENA YANGTERJADI
Motivasi kerja dankomitmen organisasionalsebagai konsekuensiketerlibatan kerjakaryawan non dosen diPTS DKI Jakarta
Elemen Ekuitas MerekDalam KeputusanPembelian
TELAHDILAKSANAKAN
TINJAUAN TEORITIS
STUDI PENDAHULUAN
Motivasi kerja dankomitmenoganisasional sebagaikonsekuensiketerlibatan kerjakaryawan non dosen diPTS DKI Jakarta
METODEPENELITIAN DANANALISIS DATA
Penentuan Variabel
18
BAB 3
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1. Tujuan Penelitian
- Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model motivasikerja dan
komitmen organisasioanal sebagai konsekuensi keterlibatan karyawan non
dosen di PTS DKI Jakarta. Model dan profil yang akan terbentuk adalah,
pertama,konstruksi profil karyawan non dosen di PTS DKI Jakarta,
kedua,Konstruksi system motivasi kerja dan komitmen organisasional sebagai
komitmen keterlibatankaryawan non dosen di PTS DKI Jakarta, ketiga, Kontruksi
model motivasi kerja karyawan dan komitmen organisasional sebagai
konsekuensi keterlibatan kerja karyawan non dosen di PTS DKI Jakarta.
3.2. Manfaat Penelitian
Memberi masukan bagi PTS di DKI Jakarta tentang faktor-faktor motivasi
kerja dan komitmen organisasional sebagai konsekuensi keterlibatan kerja
karyawan non dosen di PTS DKI Jakarta. Dapat memanfaatkan hasil penelitian
dalam rangka perencanaan dan peningkatan keterlibatan kerja karyawan non
dosen untuk mencapai visi, misi, dan pelaksanaan strategi perusahaan serta
untuk mendukung upaya pengembangan karyawan non dosen di PTS yang
kompetitif, efektif, dan efisiendidukung olehsumber daya manusia yang
berkualitas.
19
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini data, dianalisis secara deskriptif dengan
rancangan cross sectional.Guna mencapai tujuan penelitian diatas, metode
analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi:
Analisis deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran secara
jelas mengenai karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi.
Analisis kuantitatif dengan menggunakan Analsis data penelitian
digunakan metode statistika.
Penelitian deskriptif ini digambarkan dalam bentuk tabel, grafik
atau kurva dan investigasinya bertujuan untuk membuktikan
hubungan kausal dengan regresi sehingga dapat dibuktikan pengaruh antara
variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat yang terpaut dengan
masalah yang diteliti.
4.2. Data
Data yang dipergunakan dalam analisis di atas terdiri atas:
- Data sekunder data yang diperoleh dari Data BPS dan Data yang
diperoleh dari PTS yang ada di DKI Jakarta.
- Data primer yang diperoleh dari pelaksanaan survei, baik yang dilakukan
sendiri maupun memanfaatkan hasil survei yang telah dilakukan oleh satuan
kerja lain.
4.3.Analisis data
Metode analisa pada penelitian ini menggunakan metode Structural Equation
Modeling (SEM). Proses pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik Maximum Likelihood Estimation (MLE), yang mana pengambilan sampel
yang efektif untuk sampel berkisar 100-420 sampel (Ferdinand, 2002). Metode
pengukuran datanya menggunakan skala likert dengan interval skala satu sampai
20
sepuluh. Aspek yang diteliti adalah, motivasi kerja dan komitmen organisasional
sebagai konsekuensiketerlibatan kerja
4.4. Model Penelitian
Model penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
gambaran strategis langkah-langkah yang bakal dijalankan sesuai dengan
sekuen objektif ilmiah. Dimulai dari pengumpulan data empiris yang
diperoleh dari sumber-sumber relevan, kemudian diadakan analisis grafis
untuk mengetahuimotivasi kerja dan komitmen organisasional sebagai
konsekuensi keterlibatan kerja karyawan non dosen Perguruan Tinggi Swasta
di DKI Jakarta. Sampai tahap ini yang jelas terlihat hanyalah motivasi kerja,
komitmen organisasional dan keterlibatan kerja .
Gambar 4.1. Model Penelitian
Untuk melihat beberapa data yang dapat diukur secara
statistik dan dianalisis secara tepat sehingga dapat memberi informasi
yang berguna bagi banyak pihak, khususnya bagi PTS. Terdapat
X1
Motivasi Kerja
Y1
KeterlibatanKerja
X2
Komitmen
organisasional
21
determinan yang merupakan variabel bebas atau variabel independent, yaitu
Motivasi Kerja (X1), Komitmen organisasional (X2),Keterlibatan Kerja
(Y1) dan sebagai faktor yang diteliti dan merupakan variabel terikat atau
variabel dependent
22
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian berfokus pada pengaruh motivasi kerja, komitmen organisasi,
dan keterlibatan kerja hasilnya menunjukan bahwa dari tiga hipotesis yang
diajukan diperoleh dua data mendukung hipotesis dan satu data tidak mendukung
hipotesis atau tidak semua hipotesis diterima, sebagaimana pengujian SEM dapat
terlihat pada gambar 2 berikut ini:
Gambar 5.1Path Diagram T-Value
Berdasarkan Gambar Path Diagram T-Value diatas yang mana merupakan
hipotesis dalam penelitian ini, tersaji dalam persamaan struktural berikut:
Semakin besar Motivasi Kerja Karyawan terhadap pekerjaanya maka
semakin tinggi Keterlibatan Kerja Karyawan non dosen di PTS DKI Jakarta.
23
Tabel 1Pengujian Hipotesis Model Penelitian
Sumber :Data hasil Olahan
Hipotesis Pernyataan Hipotesis Nilai T-Value
Keterangan
H1
Semakin besar motivasikerjaKaryawan terhadappekerjaanya maka semakin besarketerlibatan kerja karyawan nondosen di PTS DKI Jakarta
2,84Data mendukung
hipotesis
H2
Semakin kecil komitmenorganisasional karyawanterhadap pekerjaanya makasemakin kecil keterlibatan kerjakaryawannon dosen di PTS DKIJakarta
-0.36Data tidak
mendukung hipotesis
H3
Semakin besar motivasi kerjakaryawan terhadap perusahaanmaka semakin besar keterlibatankerja karyawan non dosenterhadap PTS di DKI Jakarta.
10.96Data mendukung
hipotesis
24
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Motivasi Kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Keterlibatan
Kerja karyawan non dosen PTS DKI Jakarta. Semakin besar Motivasi Kerja
karyawan terhadap pekerjaanya maka semakin tinggiKeterlibatan Kerja
Karyawan. Saat perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawannya
untuk turut membantu yang bersifat pekerjaan di PTS DKI Jakarta maka
secara psikologis karyawan akan merasa turut terlibat langsung membantu
kemajuan PTS, disaat itulah pencapaian terbesar yang dirasa oleh karyawan
menjadikan keterlibatan yang besar secara psikologis karyawan terhadap
perusahaannya.
2. Komitmen Organisasional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Keterlibatan Kerja karyawan PTS di DKI Jakarta. Seharusnya Semakin baik
Komitmen Organisasional karyawan pada organisasi yang dibentuk didalam
organisasi, maka akan semakin meningkatkan Keterlibatan Kerja
karyawannya, sebaliknya dengan membuat karyawan merasakan apa yang
dibutuhkan terpenuhi serta peraturan kerja yang tidak mengganggu
karyawan ikut serta dalam ketrampilan maka karyawan yang juga
dibutuhkan PTS dapat disesuaikan, hal itu membuat nilai komitmen
organisasional karyawan semakin besar terhadap perusahaan. Secara
psikologis karyawan itu memiliki perasaan untuk dapat turut membantu
pembangunan atau kemajuan pada perusahaan tempatnya bekerja.
3. Keterlibatan Kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi
kerja karyawan tetap non dosen PTS DKI Jakarta. Semakin besar
keterlibatan kerja karyawan terhadap perusahaan maka semakin besar
motivasi kerja terhadap karyawan non Dosen PTS di DKI Jakarta. Secara
psikologis karyawan itu memiliki perasaan untuk dapat turut membantu
pembangunan atau kemajuan pada perusahaan tempatnya bekerja.
25
Peranan yang diberikan kepada karyawan penting bagi perusahaan dalam
memenuhi keinginan dari karyawannya untuk memajukan perusahaan
senantiasa ditingkatkan agar saat karyawan merasa dibutuhkan oleh
perusahaan mereka mendapatkan motivasi kerja dalam dirinya.
6.2. Saran1. Berdasarkan hal diatas dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat
diberikan kepada karyawan non dosen PTSdi DKI Jakarta demi
terciptanya kemajuan pada semua progam pendidikan tinggi dan
kemajuan PTS di DKI Jakarta, peneliti berharap agar kiranya sebagai
karyawan dapat memberikan komitmen organisaional yang baik dan
bekerjasama agar mendapati komitmen organisasional yang tinggi bagi
karyawan non dosen PTS DKI Jakarta.
2. Bagi PTS di DKI Jakarta harus lebih besar memberikan kesempatan
kepada karyawan non dosen untuk dapat memberikan ide dan gagasan
serta menciptakan kreatifitas baru yang mampu membantu keberhasilan
bagiPTS di DKI Jakarta.
26
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, I Komang, Ni Wayan Mujiati, I Wayan Mudiartha Utama. 2012.Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Blau, G.J. (1889). Using Job Involpment and organizational commitmentinteractively to predict turnover. Journal of management, 15,115-127.
Brown, S. P. (1996). A Meta-Analysis and Review of Organizational Research onJob Involvement. Psychological Buletin, 120 (2), 235-255.
Chen, Z. X. & Francesco, A. M. 2003. The relationship between the threecomponents of commitment and employee performance in China. Journalof Vocational Behaviour, 62: 490-510.
Faslah, Rony. 2010. “Hubungan Antara Keterlibatan Kerja dengan TurnoverIntention Pada Karyawan”. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan. VolVIII, No. 2.
Hair., Anderson., Tatham., dan Black. (2008). Multivariate. Data Analysis FifthEdition USA.Prentice Hall International Inc
Handoko, T. H. (2001). Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, EdisiKedua.Yogyakarta :BPFE.
Hasyim dan Rina Anindita. 2009. “Prinsip-Prinsip Dasar Metode Riset BidangPemasaran”.Edisi Pertama. Jakarta; UIEU-University Press.
Hisyam, Achmad. (2009). Aplikasi Metode Structural Equation Modeling DenganLISREL 8.54. (Edisi Kedua). Jakarta: Olah Data Konsultan Statistika DanPengolahan Data.
Khan, K. & Nemati, A. R. 2011. Impact of Job Involvement on EmployeeSatisfaction: A Study Based on Medical Doctors Working at RiphahInternational University Teaching Hospitals in Pakistan. African Journal.
Lambert, E. (2008). The impact of job involvement on correctional staff.Professional Issues in Criminal Justice, 3(1), 57–76.
Luthans, F. 2006. Perilaku Organisasi 10th. Edisi Indonesia. Yogyakarta :Penerbit ANDI.
Makvana, S. M. (2008). A Study of Job Involvement and Work SatisfactionPrevailing Among Employees of Engineering and PharmaceuticalOrganizations. Journal of Institute of Productivity and Management. 2 (2),9- 12.
Mathis Robert L. dan John H. Jackson. 2009. Human Resource Management.Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat.
Putri, H. A. 2010. Pengaruh Keterlibatan Kerja Terhadap Kepuasan KerjaKaryawan Pada PT. Garuda Indonesia Airways Medan. Skripsi.Universitas Sumatera Utara Medan
Raziq, Abdul.“Impact of Working Environment on Job Satisfaction”.2014,Prague, Czech Republic
Robbins dan Judge. 2003. Perilaku organisasi. Jakarta: PT. Index GroupGramedia.
Simanjuntak, Naomei;. “Analisis Pengaruh Keterlibatan Kerja dan KepuasanKerja Terhadap Turn Over IntentionKaryawan (Studi Pada PT NjojaMeneer Semarang). Skripsi. Semarang :Universitas Diponegoro.(2013).
27
Sumarto. 2009. Meningkatkan Komitmen dan Kepuasan untuk Menyurutkan NiatKeluar. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 11(2), pp: 116-125.
Toly, A. A. 2001. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Turnover Intentionpada Staff Kantor Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.3, No. 2.
http://cpratanto.blogspot.co.id/2015/01/keterlibatan-kerja-job-involvement.html
67