laporan akhir getaran bebas

53
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segenap kenikmatan-Nya sehingga penulis masih bisa bertahan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Tidak kalah pentingnya penulis juga di berikan kemudahan dan kelapangan pikiran untuk kuliah di teknik mesin ini. Dengan menananamkan semangat dan tekad yang bulat penulis bersikukuh untuk menjadi seorang engineer yang bertanggung jawab dan berguna bagi khalayak ramai. Praktikum fenomena dasar ini merupakan kegiatan yang cukup penting untuk di lalui seorang calon engineer khususnya di bidang teknik mesin (mechanical engineer) agar pengetahuan dasarnya tentang fenomena dasar lebih kokoh lagi setelah menjalani praktikum ini. Pratikum fenomena dasar khususnya getaran bebas merupakan mata kuliah yang mendukung untuk menganalisis getaran yang terjadi pada mesin-mesin yang biasanya menimbulkan efek yang tidak dikehendaki, seperti ketidaknyamanan, ketidaktepatan dalam pengukuran atau rusaknya struktur mesin. Penulis mengharapkan kegiatan praktikum ini berjalan dengan lancar dan menghasilkan hasil praktikum yang optimal. Pengalaman kerja yang di dapat setelah kegiatan praktikum ini di harapkan bisa di aplikasikan ke dunia kerja nantinya khususnya untuk mechanical i

Upload: risno-andriano-siregar

Post on 29-Nov-2015

671 views

Category:

Documents


72 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Akhir Getaran Bebas

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan segenap kenikmatan-Nya sehingga penulis masih bisa bertahan

melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Tidak kalah

pentingnya penulis juga di berikan kemudahan dan kelapangan pikiran untuk

kuliah di teknik mesin ini. Dengan menananamkan semangat dan tekad yang bulat

penulis bersikukuh untuk menjadi seorang engineer yang bertanggung jawab dan

berguna bagi khalayak ramai.

Praktikum fenomena dasar ini merupakan kegiatan yang cukup penting

untuk di lalui seorang calon engineer khususnya di bidang teknik mesin

(mechanical engineer) agar pengetahuan dasarnya tentang fenomena dasar lebih

kokoh lagi setelah menjalani praktikum ini. Pratikum fenomena dasar khususnya

getaran bebas merupakan mata kuliah yang mendukung untuk menganalisis

getaran yang terjadi pada mesin-mesin yang biasanya menimbulkan efek yang

tidak dikehendaki, seperti ketidaknyamanan, ketidaktepatan dalam pengukuran

atau rusaknya struktur mesin. Penulis mengharapkan kegiatan praktikum ini

berjalan dengan lancar dan menghasilkan hasil praktikum yang optimal.

Pengalaman kerja yang di dapat setelah kegiatan praktikum ini di harapkan bisa di

aplikasikan ke dunia kerja nantinya khususnya untuk mechanical engineer yang

bergerak di bidang konstruksi dan konversi.

Pekanbaru, Oktober 2013

Penulis

i

Page 2: Laporan Akhir Getaran Bebas

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii

DAFTAR TABEL...................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................6

1.1 Latar Belakang..........................................................................................6

1.2 Tujuan........................................................................................................6

1.3 Manfaat......................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3

2.1 Teori Dasar................................................................................................3

2.2 Aplikasi...................................................................................................15

BAB III METODOLOGI.......................................................................................16

3.1 Peralatan..................................................................................................16

3.2 Prosedur Praktikum.................................................................................18

3.3 Asumsi-asumsi........................................................................................19

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN................................................................20

4.1 Data Praktikum........................................................................................20

4.2 Perhitungan..............................................................................................22

4.2.1 Perhitungan frekuensi pribadi getaran bebas tanpa redaman...........22

4.2.2 Perhitungan frekuensi pribadi getaran bebas dengan redaman........26

4.3 Pembahasan.............................................................................................30

BAB V KESIMPULAN.........................................................................................31

5.1 Kesimpulan..............................................................................................31

5.2 Saran........................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 3: Laporan Akhir Getaran Bebas

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Siklus Getaran.....................................................................................3

Gambar 2. 2 Sistem pegas-massa dan Diagram Benda Bebas.................................5

Gambar 2. 3 Getaran Paksa dengan Peredam..........................................................7

Gambar 2. 4 Rekaman Gerak Harmonik..................................................................7

Gambar 2. 5 Model Massa - Pegas Sederhana dengan Peredam c..........................9

Gambar 2. 6 Kombinasi Pegas: (a) Pegas Paralel (b) Pegas Seri..........................11

Gambar 3. 1 Pegas..................................................................................................16

Gambar 3. 2 Massa ................................................................................................16

Gambar 3.3 Pulpen ................................................................................................16

Gambar 3.4 Stopwatch ..........................................................................................17

Gambar 3.5 Kertas Pencatat ..................................................................................17

Gambar 3.6 Oli ......................................................................................................17

Gambar 3.7 Gunting Kertas ..................................................................................17

Gambar 3. 8 Alat Uji Getaran Bebas ....................................................................18

Gambar 3. 9 Adaptor .............................................................................................18

Gambar 4. 1 Grafik pengujian getaran tanpa redaman dengan 1 pegas.................20

Gambar 4. 2 Grafik pengujian getaran tanpa redaman dengan 2 pegas.................20

Gambar 4. 3 Grafik pengujian getaran tanpa redaman dengan 3 pegas.................21

Gambar 4. 4 Grafik pengujian getaran dengan redaman menggunakan 1 pegas...21

Gambar 4. 5 Grafik pengujian getaran dengan redaman menggunakan 2 pegas...22

Gambar 4. 6 Grafik pengujian getaran dengan redaman menggunakan 3 pegas...22

iii

Page 4: Laporan Akhir Getaran Bebas

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Data hasil perhitungan praktikum getaran tanpa redaman....................25

Tabel 4. 2 Data hasil perhitungan praktikum getaran dengan redaman.................29

iv

Page 5: Laporan Akhir Getaran Bebas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akhir-akhir ini perkembangan industri berkembang dengan sangat pesat.

Tetapi banyak juga akibat negatif yang di timbulkan, salah satunya adalah mesin

tersebut menjadi semakin rumit dan kompleks. Semakin rumit dan kompelksnya

mesin menuntut kita supaya dapat menggunakan mesin secara maksimal.

Tentunya tidak hanya menggunakannya saja, kita juga harus memelihara mesin

tersebut agar mesin tersebut juga awet dan unjuk kerjanya maksimal.

Pemeliharaan mesin dari berbagai masalah harus kita atasi, salah satunya adalah

masalah getaran mesin. Karena, getaran mesin dapat menjadi beban tambahan

pada struktur dan konstruksi pondasi mesin.

Mesin dan struktur rekayasa (engineering) mangalami getaran sampai

derajat tertentu dan dalam rancangannya memerlukan pertimbangan sifat

osilasinya. Sistem yang bergetar bebas akan bergetar pada satu atau lebih

frekuensi pribadinya yang merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh

distribusi massa dan kekakuannya. Getaran itu terjadi karena adanya eksitasi baik

yang berasal dari dalam maupun dari luar sistem akan tetapi efek getaran yang

ditimbulkannya sangat tergantung dari frekuensi eksitasi tersebut dan elemen-

elemen dari sistem getaran itu sendiri. Maka dari itu, saya membuat laporan ini

supaya lebih memahami tentang praktikum getaran bebas yang nantinya akan

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum getaran bebas ini yaitu:

1. Memahami fenomena getaran bebas

2. Dapat menghitung frekuensi pribadi getaran bebas tanpa redaman

3. Dapat menghitung frekuensi pribadi getaran bebas dengan redaman

4. Dapat menghitung koefisien damping getaran bebas.

1

Page 6: Laporan Akhir Getaran Bebas

2

1.3 Manfaat

Adapun manfaat yang didapat dari praktikum ini yaitu memahami

fenomena yang terjadi pada getaran bebas dan juga dapat mengaplikasikan

pengukuran getaran bebas pada kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia kerja

nantinya, serta mengidentifikasi kondisi mesin yang mengalami getaran bebas

pada kondisi nyata di lapangan.

Page 7: Laporan Akhir Getaran Bebas

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar

Getaran adalah gerakan translasi (bolak-balik) yang ada di sekitar titik

kesetimbangan dimana kuat lemahnya dipengaruhi besar kecilnya energi yang

diberikan. Satu getaran frekuensi adalah satu kali gerak translasi penuh.

Kesetimbangan di sini maksudnya adalah keadaan dimana suatu benda berada

pada posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Getaran

mempunyai amplitudo (jarak simpangan terjauh dengan titik tengah) yang sama.

Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar, jadi

kebanyakan mesin dan struktur rekayasa (engineering) mengalami getaran sampai

derajat tertentu dan rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat

osilasinya.

Gambar 2. 1 Siklus Getaran

Getaran dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Getaran Mekanik, yaitu getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan

peralatan kegiatan manusia.

2. Getaran Seismik, yaitu getaran tanah yang disebabkan peristiwa alam dan

kegiatan manusia.

3. Getaran Kejut, yaitu getaran yang berlangsung secara tiba-tiba dan sesaat.

Sistem yang berosilasi yang paling sederhana terdiri dari massa dan

pegas. Pegas yang menyangga massa dianggap mempunyai massa yang dapat

Page 8: Laporan Akhir Getaran Bebas

4

diabaikan dan mempunyai nilai kekauan, k (N/m). Sistem mempunyai satu derajat

kebebasan karena geraknya digambarkan oleh koordinat tunggal x. Periode natural

osilasi dibentuk dari ωnT=2π, atau T=2π√km

dan frekuensi natural sistem satu

derajat kebebasan ditentukan secara unik oleh penyimpangan statik Δ.

Getaran dapat di evaluasi melalui 3 aspek, yaitu:

1. Velocity adalah kecepatan, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah nilai

kecepatan getaran (frekuensi getaran) pada suatu mesin/alat tiap satuan

jarak (meter) per detiknya (m/s).

2. Acceleration adalah percepatan, yang dimaksud adalah percepatan benda,

mesin atau suatu alat melakukan suatu gerakan (getaran mekanis) tiap

satuan jarak (meter) per detik kuadrat (m/s2).

3. Displacement adalah pergeseran atau perpindahan letak yang dialami oleh

mesin atau alat yang diakibatkan oleh adanya getaran pada alat tersebut tiap

millimeter (mm).

Gaya pegas terjadi hanya jika terdapat defleksi relatif antara kedua

ujung-ujungnya. Menurut hukum Hooke’s besarnya gaya pegas sebanding dengan

defleksi relatif tersebut. Konstanta kesebandingannya disebut konstanta pegas (k)

dan dinyatakan dalam satuan gaya per satuan panjang. Untuk peredam viscous

besarnya gaya redaman sebanding dengan kecepatan dan faktor kesebandingan

disebut koefisien redaman.

Ada dua kelompok getaran yang umum yaitu :

1. Getaran Bebas.

Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang

ada dalam sistem itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya luas yang bekerja.

Sistem yang bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi

naturalnya, yang merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh distribusi

massa dan kekuatannya. Semua sistem yang memiliki massa dan elastisitas dapat

mengalami getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa rangsangan luar.

Page 9: Laporan Akhir Getaran Bebas

5

Gambar 2. 2 Sistem pegas-massa dan Diagram Benda Bebas

Hukum Newton kedua adalah dasar pertama untuk meneliti gerak sistem.

Seperti yang ditunjukkan gambar diatas, perubahan bentuk pegas pada posisi

kesetimbangan statik adalah Δ dan gaya pegas kΔ adaah sama dengan gaya

gravitasi w yang bekerja pada massa m.

kΔ = w = m.g

Dengan mengukur simpangan x dari kesetimbangan statik, maka gaya-gaya yang

bekerja pada m adalah k(Δ + x) dan w, dengan x dipilih positif dalam arah ke

bawah, semua besaran berupa gaya, kecepatan dan percepatan juga positif dalam

arah ke bawah. Bilamana hukum Newton kedua untuk gerak di terapkan pada

massa (m) sebagai berikut:

ΣF = 0

w - kΔ = 0

w = kΔ ..................... pers. (1)

ΣF = m.a

w – k (Δ + x) = m

w – kΔ – kx = m

w – w – kx = m

m + kx = 0 ................ pers. (2)

Page 10: Laporan Akhir Getaran Bebas

6

dimana :

x = A sin ωt + B cos ωt

X = Aω cos ωt – B w sin ωt

X = -Aω² sin ωt – B ω² cos ωt

Maka :

mX + kx = 0

m (-Aω² sin ωt – B ω² cos ωt) + kx = 0

m (-ω²) (A sin ωt + B cos ωt) + kx = 0

x

-mω² x + kx = 0

(-mω² + k ) x = 0

Getaran terjadi, jika x#0. Oleh karena itu (k-mω²) = 0 dan akibatnya

-mω² + k = 0

k = mω²

ω² = km

ω=√ km

⇒ ωn ¿√ km

(rad/det)

2. Getaran Paksa

Getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar,

jika rangsangan tersebut berosilasi maka sistem dipaksa untuk bergetar pada

frekuensi rangsangan. Jika frekuensi rangsangan sama dengan salah satu frekuensi

natural sistem, maka akan didapat keadaan resonansi dan osilasi besar yang

berbahaya mungkin terjadi. Kerusakan pada struktur besar seperti jembatan,

gedung ataupun sayap pesawat terbang, merupakan kejadian menakutkan yang

disebabkan oleh resonansi. Jadi perhitungan frekuensi natural merupakan hal yang

utama.

Page 11: Laporan Akhir Getaran Bebas

7

Gambar 2. 3 Getaran Paksa dengan Peredam

Prinsip D’Alembert

Sebuah alternatif pendekatan untuk mendapatkan persamaan adalah

penggunaan Prinsip D’Alembert yang menyatakan bahwa sebuah sistem dapat

dibuat dalam keadaan keseimbangan dinamis dengan menambahkan sebuah gaya

fiktif pada gaya-gaya luar yang biasanya dikenal sebagai gaya inersia.

Gerak Harmonik

Gambar 2. 4 Rekaman Gerak Harmonik

Gerak osilasi dapat berulang secara teratur atau dapat juga tidak teratur,

jika gerak itu berulang dalam selang waktu yang sama maka gerak itu disebut

gerak periodik. Waktu pengulangan tersebut disebut perioda osilasi dan

kebalikannya disebut frekuensi. Jika gerak dinyatakan dalam fungsi waktu x (t),

maka setiap gerak periodik harus memenuhi hubungan (t) = x (t + τ).

Page 12: Laporan Akhir Getaran Bebas

8

Bentuk gerak periodik yang paling sederhana adalah gerak harmonis,

kondisi ini dapat di peragakan dengan sebuah massa yang digantungkan pada

sebuah pegas ringan. Jika massa tersebut dipindahkan dari posisi diamnya dan

dilepaskan, maka massa tersebut akan berisolasi naik turun dengan persamaan:

x = Asin 2π tτ

Dengan A adalah amplitudo osilasi diukur dari posisi setimbang massa dan τ

adalah perioda. Gerak diulang pada t = τ. Gerak harmonis sering dinyatakan

sebagai proyeksi suatu titik yang bergerak melingkar dengan kecepatan tetap

kepada suatu garis lurus. Dengan kecepatan sudut garis op sebesar w, perpindahan

simpangan x dapat dituliskan sebagai:

x = Asin ωn t .... pers (1)

Besaran co biasanya diukur dalam radian perdetik dan disebut frekuensi

lingkaran, karena gerak berulang dalam 2π radian, maka didapat hubungan:

ω = 2 πτ

= 2πf

Dengan τ dan f adalah perioda dan frekuensi gerak harmonis, berturut-turut

biasanya diukur dalam detik dan siklus perdetik. Kecepatan dan percepatan gerak

harmonik dapat diperoleh secara mudah dengan diferensiasi pers (1) dengan

menggunakan notasi titik untuk turunan, maka didapat:

Dengan demikian, kecepatan dan percepatan juga harmonis dengan frekuensi

osilasi yang sama, tetapi mendahului simpangan berturut-turut dengan π/2 dan π

radian. Peninjauan dari persamaan di atas menunjukkan bahwa:

x = - ω²x

Sehingga dalam gerak harmonik, percepatan adalah sebanding dengan

simpangan dan arahnya menuju titik asal. Karena Hukum Newton kedua untuk

gerak menyatakan bahwa percepatan sebanding dengan gaya, maka gerak

Page 13: Laporan Akhir Getaran Bebas

9

harmonik dapat diharapkan pada sistem dengan pegas linier dengan gaya

bervariasi sebagai kx.

Getaran Bebas Teredam Karena Kekentalan

Bila peredaman diperhitungkan, berarti gaya peredam juga berlaku pada

massa selain gaya yang disebabkan oleh peregangan pegas. Bila bergerak dalam

fluida benda akan mendapatkan peredaman karena kekentalan fluida. Gaya akibat

kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta akibat kekentalan

(viskositas) c ini dinamakan koefisien peredam, dengan satuan N s/m (SI).

Gambar 2. 5 Model Massa - Pegas Sederhana dengan Peredam c

Dengan menjumlahkan semua gaya yang berlaku pada benda kita mendapatkan

persamaan:

Solusi persamaan ini tergantung pada besarnya redaman. Bila redaman cukup

kecil, sistem masih akan bergetar, namun pada akhirnya akan berhenti. Keadaan

ini disebut kurang redam, dan merupakan kasus yang paling mendapatkan

perhatian dalam analisis vibrasi. Bila peredaman diperbesar sehingga mencapai

titik saat sistem tidak lagi berosilasi, kita mencapai titik redaman kritis. Bila

peredaman ditambahkan melewati titik kritis ini sistem disebut dalam keadaan

lewat redam. Nilai koefisien redaman yang diperlukan untuk mencapai titik

redaman kritis pada model massa-pegas peredam adalah:

Page 14: Laporan Akhir Getaran Bebas

10

Untuk mengkarakterisasi jumlah peredaman dalam sistem digunakan nisbah yang

dinamakan nisbah redaman. Nisbah ini adalah perbandingan antara peredaman

sebenarnya terhadap jumlah peredaman yang diperlukan untuk mencapai titik

redaman kritis. Rumus untuk nisbah redaman ( ) adalah:

Sebagai contoh struktur logam akan memiliki nisbah redaman lebih kecil dari

0,05, sedangkan suspensi otomotif akan berada pada selang 0,2-0,3. Solusi sistem

kurang redam pada model massa-pegas-peredam adalah:

Nilai X (amplitudo awal) dan (ingsutan fase), ditentukan oleh panjang regangan

pegas. Dari solusi tersebut perlu diperhatikan dua hal:

a) Faktor eksponensial

Faktor eksponensial menentukan seberapa cepat sistem teredam: semakin

besar nisbah redaman, semakin cepat sistem teredam ke titik nol.

b) Fungsi kosinus

Fungsi kosinus melambangkan osilasi sistem, namun frekuensi osilasi

berbeda daripada kasus tidak teredam.

Frekuensi dalam hal ini disebut "frekuensi alamiah teredam" (fd) dan terhubung

dengan frekuensi alamiah takredam lewat rumus berikut:

Frekuensi alamiah teredam lebih kecil dari pada frekuensi alamiah tak teredam,

namun untuk banyak kasus praktis nisbah redaman relatif kecil dan karenanya

perbedaan tersebut dapat diabaikan. Karena itu deskripsi teredam dan tak teredam

kerap kali tidak disebutkan ketika menyatakan frekuensi alamiah.

Pengurangan Logaritmik

Suatu cara mudah untuk menentukan jumlah redaman yang ada dalam suatu

sistem adalah dengan mengukur laju peluruhan osilasi bebas.makin besar

redamannya, makin besar pula laju peluruhannya (kemundurannya). Di sini

diperkenalkan istilah pengurangan logaritmik (logarithmic decrement) yang

Page 15: Laporan Akhir Getaran Bebas

11

didefinisikan sebagai logaritma natural dari rasio dua amplitudo berurutan. Jadi

rumus pengurangan logaritmik adalah:

δ=lnx1

x2

x=x e(−ζ ωn ± i√1−ζ 2 ωn ) t

x=A e(−ζ ωn+i√1−ζ 2 ωn) t+B e

(−ζ ωn−i√1−ζ 2 ωn ) t

x=x e−ζ ωn t sin (√1−ζ 2ωnt +θ )

δ=lnx1

x2

δ=lnx e−ζ ωn t1 sin (√1−ζ 2ωnt 1+θ )

x e−ζ ωn ( t1+ td )sin (√1−ζ 2 ωn (t 1+t d )+θ )

δ=lne−ζ ωn t1

e−ζ ωn (t 1+t d)

δ=ln eζ ωn t d

δ=ζ ωn td

δ ≅ 2 πζ

Pegas dipasang Seri atau Paralel

Pemasangan konstanta pegas ekivalen dari suatu sistem dapat dilakukan

melalui dua cara yaitu paralel dan seri.

Gambar 2. 6 Kombinasi Pegas: (a) Pegas Paralel (b) Pegas Seri

Page 16: Laporan Akhir Getaran Bebas

12

Untuk dua pegas paralel, gaya P yang diperlukan untuk membuat perpindahan

pada satu sistem adalah sebesar perkalian antara perpindahan dengan jumlah

kedua konstanta pegas tersebut, sehingga besar kekakuan pegas total adalah :

Atau secara umum, dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dimana : n adalah jumah pegas yang dipasang paralel.

Sedangkan, untuk dua pegas terpasang seri, gaya P menghasilkan perpindahan

total y dari ujung bebas pada susunan pegas sebesar :

y= Pk 1

+ Pk2

Akibatnya, gaya yang diperlukan untuk satu unit perpindahan (konstanta pegas

ekivalen) diberikan oleh:

Dengan mensubtitusikan y , maka didapatkan nilai kebalikan dari konstanta pegas:

Secara umum, konstanta pegas ekivalen yang terpasang seri

Dimana: n adalah jumlah pegas terpasang seri.

Alat Pengukur Getaran

Dalam pengambilan data suatu getaran agar informasi mengenai data

getaran tersebut mempunyai arti, maka kita harus mengenal dengan baik alat yang

Page 17: Laporan Akhir Getaran Bebas

13

akan kita gunakan. Ada beberapa alat standard yang biasanya digunakan dalam suatu

pengukuran getaran antara lain:

a) Vibration Meter

Vibration meter biasanya bentuknya kecil dan ringan sehingga mudah

dibawa dan dioperasikan dengan battery serta dapat mengambil data getaran

pada suatu mesin dengan cepat. Pada umumnya terdiri dari sebuah probe,

kabel dan meter untuk menampilkan harga getaran. Alat ini juga dilengkapi

dengan switch selector untuk memilih parameter getaran yang akan

diukur.Vibration meter ini hanya membaca harga overall (besarnya level

getaran) tanpa memberikan informasi mengenai frekuensi dari getaran

tersebut. Pemakaian alat ini cukup mudah sehingga tidak diperlukan seorang

operator yang harus ahli dalam bidang getaran. Pada umumnya alat ini

digunakan untuk memonitor “trend getaran” dari suatu mesin. Jika trend

getaran suatu mesin menunjukkan kenaikan melebihi level getaran yang

diperbolehkan, maka akan dilakukan analisa lebih lanjut dengan menggunakan

alat yang lebih lengkap.

b) Vibration Analyzer

Alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur amplitude dan

frekuensi getaran yang akan dianalisa. Karena biasanya sebuah mesin mempunyai lebih

dari satu frekuensi getaran yang ditimbulkan, frekuensi getaran yang timbul

tersebut akan sesuai dengan kerusakan yang terjadi pada mesin tersebut. Alat ini

biasanya dilengkapi dengan meter untuk membaca amplitudo getaran yang

biasanya juga menyediakan beberapa pilihan skala. Alat ini juga memberikan

informasi mengenai datas pektrum dari getaran yang terjadi, yaitu data

amplitudo terhadap frekuensinya, data ini sangat berguna untuk analisa

kerusakan suatu mesin. Dalam pengoperasiannya vibration analyzer ini

membutuhkan seorang operator yang sedikit mengerti mengenai analisa

vibrasi.

c) Shock Pulse Meter

Shock pulse meter adalah alat yang khusus untuk memonitoring

kondisi antifriction bearing yang biasanya sulit dideteksi dengan metode

Page 18: Laporan Akhir Getaran Bebas

14

analisa getaran yang konvensional. Prinsip kerja dari shock pulse meter ini

adalah mengukur gelombang kejut akibat terjadi gaya impact pada suatu

benda, intensitas gelombang kejut itulah yang mengindikasikan besarnya

kerusakan dari bearing tersebut. Pada sistem SPM ini biasanya memakai

tranduser piezo-electric yang telah dibuat sedemikian rupa sehingga

mempunyai frekuensi resonansi sekitar 32 KHz. Dengan menggunakan probe

tersebut maka SPM ini dapat mengurangi pengaruh getaran terhadap

pengukuran besarnya impact yang terjadi.

Pemilihan titik ukur pada rumah bearing adalah sangat penting

karena gelombang kejut ditransmisikan dari bearing ke tranduser melalui

dinding dari rumah bearing, sehingga sinyal tersebut bisa berkurang karena

terjadi pelemahan pada saat perjalanan sinyal tersebut. Beberapa prinsip yang

secara umum bisa dipakai sebagi acuan dalam menentukan titik ukur adalah: 

Jejak sinyal antara bearing dengan probe harus sedekat mungkin

Probe harus ditempatkan sedekat mungkin terhadap daerah bebandari

bearing

Lintasan sinyal harus terdiri dari satu sistem mekanis antara bearing

dengan rumah bearing. Sebagai contoh, apabila pada rumah bearing

digunakan cover sebagai sistem mekanis kedua, maka titik ukur tidak

boleh diambil pada posisi ini.

d) Osciloskop

Osciloskop adalah salah satu peralatan yang berguna

untuk melengkapi data getaran yang akan dianalisa. Sebuah osciloskop dapat

memberikan sebuah informasi mengenai bentuk gelombang dari getaran suatu

mesin. Beberapa kerusakan mesin dapat di identifikasi dengan melihat bentuk

gelombang getaran yang dihasilkan sebagai contoh, kerusakan akibat

unbalance atau misalignment akan menghasilkan bentuk gelombang yang

spesifik, begitu juga apabila terjadi kelonggaran mekanis (mechanical

looseness), oil whirl atau kerusakan pada antifriction bearing dapat

menghasilkan gelombang dengan bentuk-bentuk tertentu.

Page 19: Laporan Akhir Getaran Bebas

15

Osiloskop juga dapat memberikan informasi tambahan yaitu: untuk

mengevaluasi data yang diperoleh dari tranduser non-contact (proximitor).

Data ini dapat memberikan informasi pada kita mengenai posisi dan getaran

shaft relatif terhadap rumah bearing, ini biasanya digunakan pada mesin-

mesin yang besar dan menggunakan sleeve bearing (bantalan luncur).

Disamping itu dengan menggunakan dual osciloscop (yang memberikan

fasilitas pembacaan vertikal maupun horizontal), dan minimal dua tranduser

non-contact pada posisi vertikaldan horizontal maka kita dapat menganalisa

kerusakan suatu mesin ditinjau dari bentuk “orbit”nya.

Pemilihan dari tipe instrumen-instrumen tersebut bergantung pada

kemampuan dari instrumen itu terhadap tujuan kita melakukan pengukuran dan

persyaratan personal yang menggunakannya.

2.2 Aplikasi

Aplikasi dari getaran pada bidang konstruksi, yaitu:

Alat pemecah beton

Pemanfaatan pada mesin pengebor aspal jalan dengan getaran terjadi

secara kontinyu

Dimanfaatkan pada instrumen musik

Untuk dipakai pada jembatan diperkirakan terjadi resonansi yang besar

Shock breaker pada kendaraan seperti mobil dan motor

Digunakan dalam pile driving, vibratory testing of materials

Digunakan untuk menaikan efisiensi dari proses permesinan seperti

casting dan forging.

Page 20: Laporan Akhir Getaran Bebas

16

BAB III

METODOLOGI

3.1 Peralatan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah :

1. Pegas

Pegas digunakan untuk memberi variasi nilai konstanta dari getaran

yang akan diamati nanti dan dengan nilai kekakuan k = 1769,99 N/m.

Gambar 3. 1 Pegas

2. Massa

Massa digunakan untuk memberi gaya yang akan menyebabkan

getaran nantinya. Massa yang digunakan sebesar 0,34 kg.

Gambar 3. 2 Massa

3. Pulpen

Page 21: Laporan Akhir Getaran Bebas

17

Pulpen digunakan sebagai alat pencatat grafik getaran yang akan

dicari.

4. Stopwatch

Stop Watch digunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan

getaran sampai getarannya hilang (diam).

Gambar 3. 4 Stopwatch

5. Kertas

Kertas digunakan sebagai media untuk mencatat grafik nantinya.

Gambar 3. 5 Kertas Pencatat

6. Oli

Oli digunakan sebagai peredam dalam praktikum ini.

Gambar 3. 6 Oli

Gambar 3. 3 Pulpen

Page 22: Laporan Akhir Getaran Bebas

18

7. Gunting Kertas

Gunting kertas digunakan untuk menggunting gulungan kertas.

Gambar 3. 7 Gunting Kertas

3.2 Prosedur Praktikum

Adapun prosedur pratikum pada getaran bebas satu derajat kebebasan

adalah:

1. Alat pengujian getaran bebas disiapkan dengan menyusun alat seperti

gambar, tanpa redaman.

Gambar 3. 8 Alat Uji Getaran Bebas

2. Beban yang digunakan sebesar 0,34 kg dan menggunakan pegas dengan

k = 1769,99 N/m

3. Pasang pegas

4. Pasang kertas pencatat pada alat pengujian getaran bebas

5. Pulpen pencatat dikontakkan pada kertas pencatat

6. Jalankan drum pembawa kertas dengan menghidupkan adaptor, dengan

menekan tombol power dengan tegangan 2V

Page 23: Laporan Akhir Getaran Bebas

19

Gambar 3. 9 Adaptor

untuk panjang waktu tertentu catat waktu yang diperlukan, sehingga

diperoleh kecepatan gerak lurus dari kertas pencatat grafik tersebut

7. Beri simpangan pada massa dengan cara menarik kebawah massa tersebut

8. Setelah diperoleh panjang secukupnya, hentikan drum pembawa kertas

9. Tambahkan pegas dari satu ke dua lalu ke tiga dengan massa yang sama

10. Catat hasil pengujian

11. Ulangi langkah 1 sampai dengan 9 diatas

12. Pasang peredam pada tempat yang telah di tentukan dengan cairan oli

13. Catat hasil pengujian

14. Analisis dan simpulkan hasil dari praktikum.

3.3 Asumsi-asumsi

Massa batang pada alat uji diabaikan

Massa pegas pada alat uji diabaikan

Gunakan yang terjadi pada batang tetap dan batang luncur alat uji

diabaikan

Kecepatan penggerak kertas dianggap konstan.

Page 24: Laporan Akhir Getaran Bebas

20

BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Praktikum

4.1.1 Pengujian Getaran Tanpa Redaman

Pengujian getaran tanpa redaman ini menggunakan massa sebesar 0,34 kg dan

hasil grafiknya adalah:

Menggunakan 1 pegas

Waktu (t) = 1,45 detik.

Gambar 4. 1 Grafik pengujian getaran tanpa redaman dengan 1 pegas

Menggunakan 2 pegas

Waktu (t) = 1,68 detik.

Page 25: Laporan Akhir Getaran Bebas

21

Gambar 4. 2 Grafik pengujian getaran tanpa redaman dengan 2 pegas

Menggunakan 3 pegas

Waktu (t) = 2,73 detik.

Gambar 4. 3 Grafik pengujian getaran tanpa redaman dengan 3 pegas

4.1.2 Pengujian Getaran dengan Redaman

Pengujian getaran dengan redaman ini menggunakan massa sebesar 0,34 kg

dan hasil grafiknya adalah:

Menggunakan 1 pegas

Waktu (t) = 1,102 detik.

Page 26: Laporan Akhir Getaran Bebas

22

Gambar 4. 4 Grafik pengujian getaran dengan redaman menggunakan 1 pegas

Menggunakan 2 pegas

Waktu (t) = 1,54 detik.

Gambar 4. 5 Grafik pengujian getaran dengan redaman menggunakan 2 pegas

Menggunakan 3 pegas

Waktu (t) = 1,39 detik.

Page 27: Laporan Akhir Getaran Bebas

23

Gambar 4. 6 Grafik pengujian getaran dengan redaman menggunakan 3 pegas

4.2 Perhitungan

4.2.1 Perhitungan frekuensi pribadi getaran bebas tanpa redaman

1. Menggunakan 1 pegas

Diketahui: k = 1769,99 N/m

t = 1,45 s𝛌 = 0,0925 m

m = 0,34 kg

Pencarian:

Frekuensi pribadi (Pengujian)

ωn ¿√ km

¿√ 1769,99 N /m0,34 kg

= 72,15 rad/s

ωn = 2πf

f = ωn2 π

f = 72,15 rad /s

2x 3,14

Page 28: Laporan Akhir Getaran Bebas

24

f = 11,49 Hz

Kecepatan

v = Aω

= A 2 πf

v=0,0925 m(2 π1

1,45 s )=0,401m / s

Frekuensi pribadi (Teoritis)

f = vλ

f = 0,401 m /s0,0925 m

f = 4,33 Hz.

2. Menggunakan 2 pegas

Diketahui: k = 1769,99 N/m

t = 1,68 s𝛌 = 0,094 m

m = 0,34 kg

Pencarian:

kev = k1 + k2

= 1769,99 N/m + 1769,99 N/m

= 3539,98 N/m

Frekuensi pribadi (Pengujian)

ωn ¿√ km

¿√ 3539,98 N /m0,34 kg

= 102,04 rad/s

ωn = 2πf

f = ωn2 π

f = 102,04 rad / s

2 x3,14

Page 29: Laporan Akhir Getaran Bebas

25

f = 16,24 Hz

Kecepatan

v = Aω

= A 2 πf

v=0,094 m(2 π1

1,68 s )=0,3516 m /s

Frekuensi pribadi (Teoritis)

f = vλ

f = 0,3516 m /s

0,094 m

f = 3,74 Hz

3. Menggunakan 3 pegas

Diketahui: k = 1769,99 N/m

t = 2,73 s𝛌 = 0,062 m

m = 0,34 kg

Pencarian:

kev = k1 + k2 + k3

= 1769,99 N/m + 1769,99 N/m + 1769,99 N/m

= 5309,97 N/m

Frekuensi pribadi (Pengujian)

ωn ¿√ km

¿√ 5309,97 N /m0,34 kg

= 124,97 rad/s

ωn = 2πf

f = ωn2 π

Page 30: Laporan Akhir Getaran Bebas

26

f = 124,97 rad /s

2 x3,14

f = 19,89 Hz

Kecepatan

v = Aω

= A 2 πf

v=0,062 m(2 π1

2,73 s )=0,143 m / s

Frekuensi pribadi (Teoritis)

f = vλ

f = 0,143 m /s0,062 m

f = 2,3 Hz

Tabel 4. 1 Data hasil perhitungan praktikum getaran tanpa redaman

Jumlah Pegas

Kekakuan(N/m)

Frek. Pribadi (teori)

Panjang Gelombang

(m)

Kecepatan (m/s)

Frek. Pribadi

(Pengujian)(Hz)

1 1769.99 11.49 0,0925 0,401 4,33

2 3539.98 16.25 0,094 0,3516 3,74

3 5309.97 19,89 0.065 0,143 2,3

4.2.2 Perhitungan frekuensi pribadi getaran bebas dengan redaman

1. Menggunakan 1 pegas

Diketahui: k = 1769,99 N/m

t = 1,102 s𝛌 = 0,102 m

m = 0,34 kg

X1 = 0,02 m

X2 = 0,017 m

Page 31: Laporan Akhir Getaran Bebas

27

Pencarian:

Frekuensi pribadi dengan redaman

ωn¿√ km

¿√ 1769,99 N /m0,34 kg

= 72,15 rad/s

ωn = 2πf

f = ωn2 π

= 72,15 rad /s

2x 3,14

= 11,48 Hz

Pengurangan logaritma

δ = ln x1x2

δ = ln 0,02 m

0,017 m=0,1625

Rasio redaman

ζ = δ

2 π

= 0,16252 x 3,14

= 0,0259

Koefisien redaman

c = ζccr = 2ζ√km

=2 x 0,0259 x √1769,99 N /m x 0,34kg

= 1,271 N s/m

Frekuensi Pribadi teredam (Pengujian)

ωD = ωn√1−¿¿ζ2

= 72,15 rad/s√1−¿¿(0,0259)2

= 72,13 rad/s

Page 32: Laporan Akhir Getaran Bebas

28

2. Menggunakan 2 pegas

Diketahui: k = 1769,99 N/m

t = 1,54 s𝛌 = 0,11 m

m = 0,34 kg

X1 = 0,015 m

X2 = 0,011 m

Pencarian:

kev = k1 + k2

= 1769,99 N/m + 1769,99 N/m

= 3539,98 N/m

Frekuensi pribadi dengan redaman

ωn¿√ km

¿√ 3539,98 N /m0,34 kg

= 102,04 rad/s

ωn = 2πf

f = ωn2 π

= 102,04 rad / s

2 x3,14

= 16,24 Hz

Pengurangan logaritma

δ = ln x1x2

δ = ln 0,015 m0,011m

=0,31

Rasio redaman

ζ = δ

2 π

= 0,31

2 x 3,14

Page 33: Laporan Akhir Getaran Bebas

29

= 0,0494

Koefisien redaman

c = ζccr = 2ζ√km

=2 x 0,0494 x √3539,98 N /m x 0,34kg

= 3,43 N s/m

Frekuensi Pribadi teredam (Pengujian)

ωD = ωn√1−¿¿ζ2

= 102,04 rad/s√1−¿¿(0,0494)2

= 101,92 rad/s

3. Menggunakan 3 pegas

Diketahui: k = 1769,99 N/m

t = 1,39 s𝛌 = 0,023 m

m = 0,34 kg

X1 = 0,011 m

X2 = 0,009 m

Pencarian:

kev = k1 + k2 + k3

= 1769,99 N/m + 1769,99 N/m + 1769,99 N/m

= 5309,97 N/m

Frekuensi pribadi dengan redaman

ωn¿√ km

¿√ 5309,97 N /m0,34 kg

= 124,97 rad/s

ωn = 2πf

f = ωn2 π

= 124,97 rad /s

2 x3,14

Page 34: Laporan Akhir Getaran Bebas

30

= 19,89 Hz

Pengurangan logaritma

δ = ln x1x2

δ = ln 0,011m0,009 m

=0,201

Rasio redaman

ζ = δ

2 π

= 0,201

2 x 3,14

= 0,032

Koefisien redaman

c = ζccr = 2ζ√km

=2 x 0,032 x √5309,97 N /m x 0,34kg

= 2,72 N s/m

Frekuensi Pribadi teredam (Pengujian)

ωD = ωn√1−¿¿ζ2

= 124,97 rad/s√1−¿¿(0,032)2

= 124,91 rad/s

Tabel 4. 2 Data hasil perhitungan praktikum getaran dengan redaman

Jumlah pegas

Kekakuan(N/m)

X1(m)

X2(m)

ZetaRedaman

(c)

Frek. Pengujian

(Hz)1 1769.99 0.02 0,017 0,0259 1,271 72,13

2 3539.98 0,015 0.011 0,0494 3,43 101,92

3 5309.97 0.011 0,009 0,032 2,72 124,91

4.3 Pembahasan

Pada pratikum pertama, yaitu saat percobaan tanpa redamam terdapat

perbedaan nilai frekuensi pribadi antara teoritis dengan hasil pengujian. Hal ini

Page 35: Laporan Akhir Getaran Bebas

31

disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun kemungkinan faktor itu disebabkan,

antara lain:

Faktor yang pertama berasal dari penguji itu sendiri, bisa jadi penguji

melakukan kesalahan dalam pengukuran dan pengujian yang menyebabkan

datanya berbeda.

Faktor kedua yaitu kurang kalibrasiya alat ukur yang kami gunakan. Alat

ukur ini sangat menentukan hasil yang didapat, sehingga terjadi perbedaan

antara teoritis dengan pengujian.

Dalam percobaan pertama ini juga diberikan perbedaan jumlah pegas dan

massa yang digunakan. Saat penggulung kertas bekerja, ada terjadi kesalahan

seperti: kertas penggulung tersangkut pada dinding grafik, kertas penggulung

tidak dapat berputar lagi karena melebihi kapasitas dan juga saat melakukan

peregangan pegas.

Dari hasil perhitungan yang dilakukan, terlihat bahwa nilai frekuensi

pribadi sangat berpengaruh dari jumlah pegas (konstantanya) dan juga massa

benda. Dari perhitungan terlihat bahwa frekuensi pribadi berbanding lurus dengan

jumlah pegasnya (konstanta) tetapi berbanding terbalik dengan massa bendanya.

Pada percobaan yang kedua, yaitu saat percobaan dengan redaman, nilai

Zeta (ζ ¿juga berpengaruh terhadap jumlah pegas (konstanta) dan massa benda.

Zeta (ζ ¿ berbanding lurus dengan jumlah pegas maupun massa bendanya. Dilihat

dari hasil pembacaan getaran yang digambarkan oleh gelombang, semakin banyak

pegas yang digunakan untuk menahan beban, maka jumlah gelombang yang

dihasilkan semakin banyak, namun lamda akan semakin kecil. Ini berlaku untuk

getaran yang menggunakan peredam ataupun yang tidak menggunakan peredam.

Jika lamda semakin kecil, maka simpangan (amplitudo akan semakin besar).

Semakin banyak gelombang yang dihasilkan, maka waktu yang dibutuhkan

semakin sedikit dan frekuensinya juga akan semakin kecil nilanya.

BAB V

KESIMPULAN

Page 36: Laporan Akhir Getaran Bebas

32

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan, yaitu :

1. Semua sistem yang memiliki massa dan elastisitas dapat mengalami

getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa rangsangan dari luar.

2. Getaran yang terjadi pada suatu sistem dapat diperkecil atau diatasi dengan

menambahkan sebuah redaman sehingga dapat mengurangi amplitudo

terhadap rentan waktu. Seperti halnya dalam suspensi sebuah kendaraan.

3. Nilai frekuensi pribadi berbanding lurus dengan kekakuan pegasnya.

Semakin besar harga kekakuan pegas maka semakin besar pula nilai

frekuensi pribadinya.

4. Nilai zeta (ζ ) berbanding lurus dengan kekakuan pegas maupun dengan

massa yang digunakan.

5. Dapat diketahui bahwa untuk getaran bebas dengan redaman nilai X1

(amplitudo 1) akan selalu lebih besar daripada nilai X2 (amplitudo 2)

sebagai akibat dari adanya peredam.

6. Nilai frekuensi pribadi berbanding terbalik dengan nilai massa yang

digunakan. Semakin berat massanya maka harga frekuensi pribadi akan

semakin kecil.

5.2 Saran

Adapun saran yang bisa disampaikan praktikan antara lain adalah:

1. Dalam pengujian getaran sebaiknya lebih diperhatikan lagi antara waktu

pelepasan massa yang ditarik dengan menjalankan kertas harus serentak

sehingga diperoleh hasil yang bagus.

2. Alat pengujian sebaiknya dirancang ulang kembali karena masih terdapat

kekurangan, seperti tepat penggulungan kertas yang terlalu kecil dan

gesekan antara alur pembawa massa dengan rumahnya agar dapat

diperkecil sehingga memaksimalkan percobaan.

Page 37: Laporan Akhir Getaran Bebas

33

3. Untuk mendapatkan grafik hasil pengujian yang baik, sebaiknya gunakan

kertas yang mempunyai tekstur yang kasar dan tidak berminyak pada saat

pengujian.Pastikan pena pencatat tidak macet.

4. Alat ukur getaran sebaiknya dikalibrasi, sehingga hasil pengukuran yang

didapat valid.

DAFTAR PUSTAKA

Page 38: Laporan Akhir Getaran Bebas

34

William T. Thomson.1998. “Theori Of Vibration With Application

Practice”. Hall Int: London

Chan, Yefri. “Getaran Bebas”. 29 September 2013.

http://yefrichan.wordpress.com/2010/10/13/getaran-bebas.html

Salam, Aswin. “Getaran dan Aplikasinya”. 29 September 2013.

http://aswinsalam.blogspot.com/2011/05/17/getaran-dan-aplikasinya.html

Wikipedia. “Getaran”. 29 September 2013.

http://id.wikipedia.org//wiki//getaran.html

Chan, Yefri. “Getaran Mekanik”. 30 September 2013.

http://yefrichan.files.wordpress.com//2010/05/diktat-getaran-mekanik1.pdf

Team Asisten LKM .2004. “Panduan Pratikum Fenomena dasar Mesin

Bid. Konstruksi Mesin Dan Perancangan”. Jurusan Teknik Mesin FT-

UNRI : Pekanbaru.