lapkas plasenta previa.docx

22
PLASENTA PREVIA DISUSUN OLEH: RISTE ROMA APRELLA SIAHAAN 09000020 Pembimbing: dr.Martuani Hutabarat, SpOG dr.Rahmanita Sinaga FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

Upload: daniel-suarez-parapat

Post on 29-Dec-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPKAS PLASENTA PREVIA.docx

PLASENTA PREVIA

DISUSUN OLEH:

RISTE ROMA APRELLA SIAHAAN

09000020

Pembimbing:

dr.Martuani Hutabarat, SpOG

dr.Rahmanita Sinaga

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

2013

PENDAHULUAN

Page 2: LAPKAS PLASENTA PREVIA.docx

Plasenta previa merupakan salah satu risiko dalam kehamilan. Plasenta previa adalah

plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi

sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Umur tua, paritas tinggi dan endometrium yang

cacat merupakan faktor-faktor yang dapat mempertinggi risiko terjadinya plasenta previa.

Apabila plasenta previa ini tidak ditangani dengan baik, maka akan menyebabkan perdarahan

yang dapat membahayakan jiwa ibu maupun janin.

Menurut WHO pada tahun 2006, perdarahan (25%) merupakan penyebab utama

kematian ibu di seluruh dunia, disusul infeksi (15%), eklamsia (12%), unsafe abortion (13%),

obstruksi (8%) dan penyebab lainnya (27%). Perdarahan antepartum terjadi pada kira-kira 3%

dari semua persalinan, yang terbagi antara plasenta previa, solusio plasenta dan perdarahan

yang belum jelas sumbernya. Plasenta previa terjadi pada kira-kira 1 diantara 200 persalinan.

Menurut survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009 Angka Kematian

Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup.

Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi dan pada usia di

atas 30 tahun. Juga lebih sering terjadi pada kehamilan ganda daripada kehamilan tunggal.

Uterus bercacat ikut mempertinggi angka kejadiannya. Pada beberapa Rumah Sakit Umum

Pemerintah dilaporkan insidensinya lebih rendah yaitu kurang dari 1% mungkin disebabkan

berkurangnya perempuan hamil paritas tinggi. Dengan meluasnya penggunaan ultrasonograi

dalam obstetrik yang memungkinkan deteksi lebih dini, insiden plasenta previa bisa lebih

tinggi.

Pada perempuan perokok dijumpai insidensi plasenta previa lebih tinggi 2 kali lipat.

Hipoksemia akibat karbon mono-oksida hasil pembakaran rokok menyebabkan plasenta

menjadi hipertrofi sebagai upaya kompensasi. Plasenta yang terlalu besar seperti pada

kehamilan ganda dan eritroblastosis fetalis bisa menyebabkan pertumbuhan plasenta melebar

ke segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.

PLASENTA PREVIA

Page 3: LAPKAS PLASENTA PREVIA.docx

Definisi

Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa

sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.(1)

Plasenta previa didefinisikan sebagai plasenta yang berimplantasi di bawah tulang servikal,

terjadi sekitar 0,3-0,5% dari kehamilan.(2)

Klasifikasi

1. Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri

internum.

2. Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum.

3. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri

internum.

4. Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim

demikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium

uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta letak normal.(1)

Insiden

Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi dan pada usia di atas 30

tahun. Juga lebih sering terjadi pada kehamilan ganda daripada kehamilan tunggal. Uterus

bercacat ikut mempertinggi angka kejadiannya. Pada beberapa Rumah Sakit Umum

Pemerintah dilaporkan insidensinya lebih rendah yaitu kurang dari 1% mungkin disebabkan

berkurangnya perempuan hamil paritas tinggi. Dengan meluasnya penggunaan ultrasonograi

dalam obstetrik yang memungkinkan deteksi lebih dini, insiden plasenta previa bisa lebih

tinggi.(1)

Etiologi

Penyebab blatokista berimplantasi pada segmen bawah rahim belumlah diketahui dengan

pasti. Mungkin secara kebetulan saja blatokista menimpa desidua di daerah segmen bawah

rahim tanpa latar belakang lain yang mungkin. Teori lain mengemukakan sebagai salah satu

penyebabnya adalah vaskularisasi desidua yang tidak memadai, mungkin sebagai akibat dari

proses radang atau atrofi. Paritas tinggi, usia lanjut, cacat rahim misalnya bekas bedah sesar,

kerokan, miomektomi, dan sebagainya berperan dalam proses peradangan dan kejadian atrofi

di endometrium yang semuanya dapat dipandang sebagai faktor resiko bagi terjadinya

plasenta previa. Cacat bekas bedah sesar berperan menaikkan insiden dua sampai tiga kali.

Pada perempuan perokok dijumpai insidensi plasenta previa lebih tinggi 2 kali lipat.

Page 4: LAPKAS PLASENTA PREVIA.docx

Hipoksemia akibat karbon mono-oksida hasil pembakaran rokok menyebabkan plasenta

menjadi hipertrofi sebagai upaya kompensasi. Plasenta yang terlalu besar seperti pada

kehamilan ganda dan eritroblastosis fetalis bisa menyebabkan pertumbuhan plasenta melebar

ke segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.(1)

Gambaran Klinik

Ciri yang menonjol pada plasenta previa adalah pendarahan uterus keluar melalui vagina

tanpa rasa nyeri. Pendarahan biasanya baru terjadi pada akhir trimester kedua keatas.

Pendarahan pertama berlangsung tidak banyak dan berhenti sendiri. Pendarahan kembali

terjadi tanpa sesuatu sebab yang jelas setelah beberapa waktu kemudian, jadi berulang. Pada

setiap pengulangan terjadi perdarahan yang lebih banyak bahkan seperti mengalir. Pada

plasenta letak rendah perdarahan baru terjadi pada waktu mulai persalinan, perdarahan bisa

sedikit sampai banyak mirip pada solusio plasenta. Perdarahan diperhebat berhubung segmen

bawah rahim tidak mampu berkntraksi sekuat segmen atas rahim. Dengan demikian,

perdarahan bisa berlangsung sampai pascapersalinan. Perdarahan bisa juga bertambah

disebabkan serviks dan segmen bawah rahim pada plasenta previa lebih rapuh dan mudah

mengalami robekan. Robekan lebih mudah terjadi padaupaya pengeluaran plasenta dengan

tangan misalnya pada retensio plasenta sebagai komplikasi plasenta akreta.(1)

Berhubung plasenta terletak pada bagian bawah, maka pada palpasi abdomen sering

ditemui bagian terbawah janin masih tinggi di atas simfisis dengan letak janin tidak dalam

letak memanjang. Palpasi abdomen tidak membuat ibu hamil merasa nyeri dan perut tidak

tegang.(1)

Faktor Resiko Plasenta Previa

Usia ibu lanjut

Multiparitas

Riwayat sesar

Merokok(3)

Dalam penelitian Ipek Gurol Urganci dilaporkan bahwa resiko dari plasenta previa tinggi

pada wanita dengan bedah uterus berulang termasuk secti ceasarea.(4)

Patofisiologi

Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trimester ketiga dan mungkin juga lebih

awal. Oleh karena telah mulai terbentuknya segmen bawah rahim, tapak plasenta akan

mengalami pelepasan. Sebagaimana diketahui tapak plasenta terbentuk dari jaringan maternal

yaitu bagian desidua basalis yang bertumbuh menjadi bagian dari uri. Dengan melebarnya

Page 5: LAPKAS PLASENTA PREVIA.docx

istmus uteri menjadi segmen bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi di situ sedikit

banyak akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua sebagai tapak plasenta.

Demikian pula pada waktu serviks mendatar (effacement) dan membuka (dilatation) ada

bagian tapak plasenta yang terlepas. Pada tempat laserasi itu akan terjadi perdarahan yang

berasal dari sirkulasi maternal yaitu dari ruangan intervillus dari plasenta. Oleh karena

fenomena pembentukan segmen bawah rahim itu perdarahan pada plasenta previa betapa

punpasti akan terjadi (unavoidable bleeding). Perdarahan ditempat itu relatif dipermudah dan

diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim dan serviks tidak mampu berkontraksi dengan

kuat karena elemen otot yang dimilikinya sangat minimal dengan akibat pembuluh darah

pada tempat itu tidak akan tertutup dengan sempurna. Perdarahan akan berhenti karena terjadi

pembekuan kecuali jika ada laserasi mengenai sinus yang besar dari plasenta pada mana

perdarahan akan berlangsung lebih banyak dan lebih lama. Oleh karena pembentukan segmen

bawah rahim itu akan berlangsung progresif dan bertahap maka laserasi baru akan mengulang

kejadian perdarahan. Demikianlah perdarahan akan berulang tanpa sesuatu sebab lain

(causeslees). Darah yang keluar berwarna merah segar tanpa rasa nyeri (painless). Pada

plasenta yang menutupi selurtuh ostium uteri internum perdarahan terjadi lebih awal dalam

kehamilan oleh karena segmen bawah rahim terbentuk lebih dahulu pada bagian terbawah

yaitu pada ostium uteri internum. Sebaliknya, pada plasenta previa parsialis atau letak rendah,

perdarahan baru terjadi pada waktu mendekati atau mulai persalinan. Perdarahan pertama

biasanya sedikit tetapi cenderung lebih banyak pada perdarahan berikutnya. Untuk berjaga-

jaga mencegah syok hal tersebut perlu dipertimbangkan. Perdarahan pertama sudah bisa

terjadi pada kehamilan dibawah 30 minggu tetapi lebih separuh kejadiannya pada umur

kehamilan 34 minggu keatas. Berhubung tempat perdarahan terletak dekat dengan ostium

uteri internum, maka perdarahan lebih mudah mengalir ke luar rahim dan tidak membentuk

hematoma retroplasenta yang mampu merusak jaringan lebih luas dan melepaskan

tromboplastin ke dalam sirkulasi maternal. Dengan demikian, sangat jarang terjadi

koagulopati pada plasenta previa.(1)

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dinding segmen bawah rahim yang tipis mudah

diinvasi oleh pertumbuhan vili dari trofoblast, akibatnya plasenta melekat lebih kuat pada

dinding uterus. Lebih sering terjadi plasenta akreta dan plasenta inkreta, bahkan plasenta

perkreta yang pertumbuhan vilinya bisa sampai menembus ke buli-buli dan ke rektum

bersama plasenta previa. Plasenta akreta dan inkreta lebih sering terjadi pada uterus yang

sebelumnya pernah bedah sesar. Segmen bawah rahim dan serviks yang rapuh mudah robek

oleh sebab kurangnya elemen otot yang terdapat disana. Kedua kondisi ini berpotensi

Page 6: LAPKAS PLASENTA PREVIA.docx

meningkatkan kejadian perdarahan pascapersalinan pada plasenta previa, misalnya dalam

kala tiga karena plasenta sukar melepas dengan sempurna (retentio placentae) atau setelah uri

lepas karena segmen bawah rahim tidak mampu berkontraksi dengan baik.(1)

Diagnosis Banding

Plasenta Previa Pelepasan Plasenta

Prematur

Persalinan

Prematur

Pendarahan vagina Merah segar Merah gelap Darah dapat

tercampur dengan

mukosa

Tekanan darah Normal nI Normal

Nyeri uterus Tidak ada Tetap Intermiten

Tonus uterus Normal Normal

Bunyi jantung janin Normal Tidak ada, gawat

janin

Normal

Te koagulasi Normal Abnormal Normal

nI = Meningkat, normal atau menurun

= Maningkat(5)

Diagnosis Plasenta Previa

Gejala klinik plasenta previa dijabarkan sebagai berikut.

1. Pendarahan

a. Perdarahan terjadi akibat terbentuknya segmen bawah rahim yang menimbulkan

pergeseran dan lepasnya plasenta dari implantasi.

b. Bagian plasenta di depan osteum uteri memungkinkan terjadinya pendarahan.

c. Perdarahan dapat berulang, tergantung dari luas plasenta yang lepas dan lingkar

lumen osteum uteri.

d. Perdarahan tidak dirasakan sakit.

e. Perdarahan yang terjadi akibat plasenta previa totalis lebih banyak daripada akibat

plasenta previa lainnya.

f. Tergantung jumlah dan cepatnya perdarahan yang hilang dari sirkulasi umum

maternal, akan dapat menimbulkan:

Gejala perdarahan tergantung jumlah dan cepatnya kehilangan darah dari sirkulasi

umum:

Page 7: LAPKAS PLASENTA PREVIA.docx

- Terjadi perubahan hemodinamik sirkulasi.

- Terjadi gawat janin.

Gejala klinik yang terjadi sesuai dengan jumlah dan cepatnya kehilangan darah

maternal dapat disesuaikan dengan kelas hilangnya darah.

- Perdarahan tidak menimbulkan tekanan intra uteri bertambah sehingga masih

dapat dilakukan pemeriksaan palpasi.(6)

2. Tertutupnya segmen bawah rahim oleh plasenta

a. Tertutupnya bagian bawah uterus oleh plasenta sehingga mengalami masuknya bagian

terendah janin sehingga masih “mengambang” diatas pintu atas panggul.

b. Dapat menimbulkan kelainan letak janin:

Letak sungsang

Letak lintang

Kepala belum masuk PAP atau miring(6)

Dengan mengetahui patofisiologi yang menimbulkan gejala klinik, maka

diagnosisnya dapat berdasarkan:

1. Anamnesis perdarahan

Perdarahan yang terjadi tanpa rasa sakit.

Dapat sedikit demi sedikit atau dalam jumlah banyak.

Dapat berulang-ulang, sebelum persalinan berlangsung.

Cepatnya dan jumlah darahnya yang hilang dapat menimbulkan gejala klinik pada ibu dan

janin. (5)

Pemeriksaan dalam

Menegakkan diagnosis pasti jenis plasenta previa.

- Melakukan pemeriksaan dengan spekulumsehingga keluarnya darah dari osteum uteri

dapat dilihat dengan jelas.

- Melakukan perabaan fornises, akan terdapat bantalan antara bagian terendah janin

dengan dinding segmen bawah rahim, yang menunjukkan adanya plasenta previa.

- Melakukan pemeriksaan pada kanalis servikalis untuk menegakkan diagnosis pasti

jenis plasenta previa, sesuai pembukaan yang ada saat itu(6)

Melakukan pemecahan ketuban pada pasien plasenta previa, marginaliss atau parsialis,

sehingga bagian terendah janin dapat bertindak sebagai tamponade. Indikasi pemecahan

ketuban, yaitu:

Page 8: LAPKAS PLASENTA PREVIA.docx

- Plasenta previa marginalis/parsialis:

Janin telah meninggal, pemecahan ketuban untuk menghentikan perdarahan yang

banyak untuk menghentikan perdarahan yang banyak untuk menyelamatkan jiwa

ibu.

Kehamilan aterm janin hidup, untuk induksi persalinan.

- Pada plasenta previa marginalis/parsialis untuk persiapan tindakan operatif

selanjutnya agar perdarahan segera berhenti.(6)

Ultrasonografi

Ultrasonografi merupakan modalitas pilihan untuk mendiagnosis plasenta previa. Laporan

negatif palsu diagnosis plasenta previa dengan ultrasonograi pada kehamilan awal jarang

ditemui. Pada kehamilan lanjut, mungkin sulit mendiagnosis plasenta previa karena bagian

terbawah janin dapat menghalangi visualisasi optimal plasenta dan hubungannya dengan

ostium serviks interna. Keadaan ini biasanya dapat diatasi, kecuali sudah terjadi penurunan

bagian terbawah janin ke dalam panggul, dengan menempatkan pasien pada posisi

Trendelenburg dan melakukan traksi ringan bagian terbawah janin ke arah atas.

Jika ultrasonografi atau modalitas diagnosis plasenta previa lainnya tidak tersedia, mungkin

diperlukan pemeriksaan vagina. Pada kasus ini, siapkan pemeriksaan dengan persiapan

ganda, yaitu menyiapkan ruang operasi untuk seksio sesarea karena penetrasi atau pelepasan

plasenta ringan sekalipun dapat menyebabkan pendarahan.(7)

Transvaginal sonography sekarang ini ditetapkan sebagai metode yang paling disukai untuk

mengetahui lokasi dari plasenta.(8)

Tatalaksana Penanganan Plasenta Previa (9)

PLASENTA PREVIA

PLASENTA PREVIA TOTALIS PARSIALIS MARGINALISHAMIL PREMATUR

KONSERVATIF

HAMIL ATERM

KONSERVATIF GAGAL: Pendarahan Fetal distres

SEKSIO SESAREAPrimer bila: Pendarahan banyak Fetal distress Plasenta previa

primigravida Kelainan letak

HAMIL ATERM HAMIL PREMATURE

AMNIOTOMI

KONSERVATIF: Observasi Bed rest Obat-obatan:

Vitamin Tokolitik

KONSERVATIF GAGAL: Perdarahan Fetal distress

HIS DAPAT MULAITERJADI PENYULIT: Perdarahan uterus. Fetal distres. Febris. Prolapsus tali pusat.

PERSALINAN PERVAGINAM:Spontan B.Outlet operatif.

Page 9: LAPKAS PLASENTA PREVIA.docx

Komplikasi

1. Perdarahan dan mengakibatkan syok

2. Prematuritas janin

3. Peningkatan mortalitas janin

4. Perdarahan pascapartum karena perdarahan pasa tempat perlekatan plasenta. Pada tempat

tersebut, kontraksi serat otot uterus kurang efektif

5. Sindrom Sheehan dan deek pembekuan dapat terjadi, namun lebih sering terjadi pada

abrupsio plasenta.(10)

Prognosis

A. Untuk ibu. Dengan penatalaksanaan yang tepat, prognosis ibu pada plasenta previa adalah

memuaskan. Dengan ultrasonografi dan terapi konservati, kematian ibu di Amerika

Serikat turun dari >1% menjadi <0,2%.(7)

B. Untuk bayi. Angka kematian perinatal dengan plasenta previa di banyak rumah sakit di

Amerika Serikat sebelum terapi konservatif kira-kira 15% atau lebih dari 10 kali dari

kematian pada kehamilan cukup bulan normal. Angka ini sudah menurun dan

kemungkinan dapat dikurangi hingga <10% dengan penatalaksanaan terbaru.(7)

LAPORAN KASUS OBSTETRI

SEKSIO SESAREAPrimer bila: Pendarahan banyak Fetal distress Plasenta previa

primigravida Kelainan letak

KOMPLIKASI PENANGANAN PLASENTA PREVIA: Trias komplikasi ibu. Trias komplikasi janin

- Prematuritas.- Infeksi.- Asfiksia berat sampai IUFD.

Page 10: LAPKAS PLASENTA PREVIA.docx

Nama : Ny. Junita Tampubolon

Umur : 25 tahun

Alamat : Uluan/Porsea

Pekerjaan : Petani

Agama : Kristen Protestan

Anamnesis

Keluhan Utama : Pendarahan Pervaginam

Telaah : Hal ini dialami OS sejak tadi malam. Perdarahan terjadi didahului

dengan perut terasa mulas. Perdarahan baru pertama kali terjadi.

Perdarahan terjadi secara tiba-tiba tanpa didahului trauma di bagian

perut atau bekerja keras, warna darah berwarna merah segar.

GPA : G1 P0 A0

HPHT : ? Februari 2013

TTP : ? November 2013

Usia Kehamilan : 38 minggu

ANC : 4 x selama kehamilan di Bidan

Riwayat Penyakit Terdahulu

- Hipertensi : Tidak ada

- Peny. Jantung : Tidak ada

- DM : Tidak ada

- Asma Bronkial : Tidak ada

Riwayat Pemakaian Obat : Tidak ada

Pemeriksaan Fisik

Page 11: LAPKAS PLASENTA PREVIA.docx

Sensorium : Compos Mentis

Vital Sign :

- TD : 130/90 mmHg

- HR: 64 x/menit

- RR : 24 x/menit

Status Generalisata

- Anemis : Tidak ada

- Sianosis : Tidak ada

- Dispnoe : Tidak ada

- Ikterik : Tidak ada

- Oedem : Tidak ada

- Kel. Tiroid: Tidak membesar

- Kel. Getah B : Tidak membesar

Status Obstetrik

Thoraks

- Payudara membesar : Normal, tidak membesar

- Bentuk : Simetrik

- ASI : Tidak ada

Abdomen

- Bentuk : Simetris membesar

- Striae Gravidarum : Positif

- Luka operasi : Tidak ada

- TFU : 36 cm

- Bagian teregang : Kiri

- Bagian terbawah janin : Bokong

- Bagian terbawah tidak memasuki panggul (floating)

- Tafsiran berat badan janin: 3565 gram

Diagnosa

Page 12: LAPKAS PLASENTA PREVIA.docx

Pendarahan Pervaginam ec. Plasenta Previa + PG + KDR (38 – 40 minggu) + Letak Lintang

+ Anak Hidup + Inpartu

Rencana Penanganan

Sectio Ceasarea cito

Penatalaksanaan

- Tirah baring (Awasi vital sign, His, DJJ)

- IVFD RL 20 gtt/menit

- O2 2ltr/I tindakan preventif

- Inj. Cefotaxime 1gr/12jam (Antibiotik/skin test)

Pemeriksaan :

- Golongan Darah

- Darah rutin

- Masa Perdarahan

- Masa pembekuan

- KGD

- Urine Rutin

Laporan SC

Anestesi Spinal

- Cuci tangan secara Fuhrbringer

- Anastesi/narkosa mulai

- Desinfeksi kulit perut

- Skin scratches (goresan kulit melintang)

Membuka dinding perut lapis demi lapis

- Insisi kulit perut dan subkutis

a. Insisi memanjang pada linea alba

b. 1-2jari diatas simfisis sampai 1-2jari dibawah pusat

c. Insisi Pfanenstiel’s transversa pada pelvic line

- Sayatan kecil pada facis m.rectus abdominis (lamina anterior) dan dengan bantuan pinset

anatomis lalu fascia digunting kebawah atas

- M. rectus abdominalis dikuakkan secara tumpul ke lateral sehingga peritoneum bebas

Page 13: LAPKAS PLASENTA PREVIA.docx

- Peritoneum parietalis dijepit dengan pinset anatomis, diangkat, lalu digunting keatas dan

bawah, pinggir – pinggir diklem (peritoneal klem)

- Buik spreader dan blass haak dipasang

Membuka Uterus

- Low cervical

o Blass peritoneum diangkat dengan pingset, diguntung kanan kiri, dipisahkan, diklem

o Insisi SBR melintang (transversal) ± 10cm berbentuk konkaf sampai

subendometrium. Endometrium ditembus secara tumpul dengan jari.

- Corporal

o Insisi pada korpus uteri memanjang (longitudinal) ±10 cm sampai subendometrium,

lalu endometrium ditembus dengan jari secara tumpul

Mengeluarkan janin, plasenta dan selaput ketuban

- Janin dikait keluar menurut presentasinya seperti menolong kelahiran biasa

- Plasenta dan selaput ketuban dilahirkan secara manual

- Eksplorasi pada kavum uteri dan ostium uteri internum

- Pinggir luka – luka uterus diklem untuk presentasi

- Uterotonika intramural dan dipaha

Menutup luka uterus

- Luka uterus dijahit

o Interrupted sutures (geknoopt) pada miosubendometrium dengan catgut

o Continuous sutures pada seromuskular (over-hecting) dengan catgut

o Pada low cervical peritonealisasi yaitu continuous suture yang merupakan tumpang

tindih peritoneal flap.

Menutup luka dinding perut

- Luka dinding perut dijahit lapis demi lapis, sebagai berikut :

o Peritoneum parietalis secara continuous suture (doorlopen) dengan catgut

o Otot dijahit secara interrupted sutures (geknoopt) agak longgar

o Fascia (m.rectus abdominis) dijahit secara 8 atay x-figure suture dengan catgut.

o Kalau perlu subcutis geknoopt

o Kutis (kulit) : Donathi dengan benang zijde menurut skin scratches lalu agrave

sebanyak kebutuhan. Bila agrave tidak ada, kulit dijahit dengan benang (zijde)

Operasi Selesai

Page 14: LAPKAS PLASENTA PREVIA.docx

Follow Up

06 November 2013 08 November 2013 09 November 2013

S Nyeri luka operasi (+)

Pusing, mual, muntah (-)

Nyeri luka operasi (+)

Pusing, mual, muntah (-)

Nyeri luka operasi (+)

Pusing, mual, muntah (-)

O Sens : CM

Tanda Vital

- TD: 120/80mmHg

- HR: 68x/menit

- RR: 24x/menit

Status lokalisata

- Payudara bengkak

(-)

- ASI (-)

- TFU 2 jari

dibawah pusat

- Kontraksi rahim

kuat

- Lokia rubra (+)

Sens : CM

Tanda Vital

- TD: 120/70mmHg

- HR: 78x/menit

- RR: 22x/menit

Status lokalisata

- Payudara bengkak

(-)

- ASI (+)

- TFU 3 jari

dibawah pusat

- Kontraksi rahim

kuat

- Lokia rubra (+)

Sens : CM

Tanda Vital

- TD: 110/70mmHg

- HR: 68x/meniit

- RR: 20x/menit

Status lokalisata

- Payudara bengkak

(-)

- ASI (+)

- TFU 3 jari

dibawah pusat

- Kontraksi rahim

kuat

- Lokia rubra (+)

A Pendarahan Pervaginam

ec. Plasenta Previa + PG

+ KDR (38 – 40 minggu)

+ Letak Lintang + Anak

Hidup + Inpartu + NH1

Pendarahan Pervaginam

ec. Plasenta Previa + PG +

KDR (38 – 40 minggu) +

Letak Lintang + Anak

Hidup + Inpartu + NH2

Pendarahan Pervaginam

ec. Plasenta Previa + PG

+ KDR (38 – 40 minggu)

+ Letak Lintang + Anak

Hidup + Inpartu +NH3

P R/ IVFD RL 20 gtt/I

Inj.Cefotaxime1gr/12jam

Inj. Ketorolac 1amp/8jam

Inj.Ranitidine1amp/12jam

R/ Cefadroxil 2x 500mg

As. Mefenamat 3x 500mg

B. Complex 2x1

R/ Cefadroxil 2x 500mg

As. Mefenamat 3x 500mg

B. Complex 2x1

Page 15: LAPKAS PLASENTA PREVIA.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan, Jakarta; P.T Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;

2008. Hal 495-502.

2. Harper LM, M.D, Anthony O. Effect of Placenta Previa on Fetal Growth; America;

American Journal of Obstetrics and Gynecology; 2010.

3. Leveno KJ, Cunningham FG, Gant NF, dkk. Obstetri Williams, Jakarta; Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2009. Hal 427.

4. Urganci IG, Cromwell DA, Edozien LC. Risk od Placenta in Second Birth After First

Birth Cesarean Section: A Population-BasED Study and Meta-Analysis; London; BioMed

Central Pregnancy and Childbirth; 2011. Page 11:95.

5. Taber B. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi; Jakarta; Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 1994. Hal 340.

6. Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Pengantar Kuliah Obstetri, Jakarta;

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007. Hal 484-45.

7. Benson RC, Pernoll ML. Buku Saku Obstetri & Ginekologi Edisi 9. Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2009. Hal 330.

8. Armson A, Farine D, Lindsay LK. Diagnosis and Management of Placenta Previa. Sogc

Clinical Practice Guideline; 2007 March. Page 261.

9. Manuaba IBG. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB,

Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001. Hal 439.

10. Morgan G, Hamilton C. Obstetri & Ginekologi Panduan Praktik, Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2009. Hal 379.